ABSTRAK. Crop) Jenis MB ( Leguminoseae Cover Crop) Dengan Sistem Menyusui di. Salah satu Teknis perbanyakan bibit Mucuna Bracteata ada dengan sistim

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Crop) Jenis MB ( Leguminoseae Cover Crop) Dengan Sistem Menyusui di. Salah satu Teknis perbanyakan bibit Mucuna Bracteata ada dengan sistim"

Transkripsi

1

2

3

4

5 4 ABSTRAK AMRAN, Efektivitas Perbanykan Bibit LCC ( Leguminoseae Cover Crop) Jenis MB ( Leguminoseae Cover Crop) Dengan Sistem Menyusui di bawah bimbingan Rusli Anwar, SP, M.Si. Salah satu Teknis perbanyakan bibit Mucuna Bracteata ada dengan sistim menyusui, keberhasilan dalam menentukan Ruas ke berapa dari Bibit Mucuna yang dapat di gunakan sebagai bahan. Perbanyakan dengan sistim penyusuan merupakan Teknologi yang perlu di kembangkan sebagai salah satu alternatif cara perbanyakan Tanaman LCC jenis Mucuna Bracteata dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ruas keberapa yang paling baik untuk digunakan sebagai perbanyakan MB dengan cara menyusui. Tempat penelitian di persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan pertama perbanyakan bibit MB dengan sistem menyusui dengan panjang sulur tiga ruas dan perlakuan kedua perbanyankan bibit MB dengan sistem menyusui dengan panjang sulur empat ruas. Diketahui bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas) dengan perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur empat ruas) dimana perlakuan T1 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih baik.

6 5 RIWAYAT HIDUP AMRAN. Lahir pada tanggal 29 Mei 1984 di Tanjung Aru. Kabupaten Paser Propinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Endok B. dan Tupe L. Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 001 Kerang dan lulus pada Tahun 1998, kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negerti 2 Tanjung Aru dan lulus pada Tahun 2001 dan di tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMK PGRI 2 Tanah Grogot dan lulus pada Tahun Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2006 di Politenik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Pengelolaan Hutan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Pada tanggal 4 Maret sampai 4 Mei 2009 mengikuti program Praktek Kerja Lapang di PT. Pradiksi Guna Tama dan PT. Sena Bangun Aneka Pertiwi di Kecamatan Batu Engau Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.

7 6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, atas Rahmat dan karunianya. Dialah Maha Pencipta, Maha Memelihara dan Maha Memberi Rezeki, dialah semua mengatur alam jasad raya ini baik itu di langit maupun di bumi. Hanya kepada Allahlah tempat kita menyandarkan diri dan hanya Dialah yang maha mengetaui dan maha pemberi. Dengan izin Allah SWT karya ilmiah ini bisa diselesaikan dengan berjudul : EFEKTIVITAS PERBANYAKAN BIBIT LCC/( Leguminoseae Cover Crop) JENIS MB (Mucuna Bracteata) DENGAN SISTEM MENYUSUI. Karya ilmiah ini disusun berdasakan hasil penelitian guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaiakan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Adapun dari penulis laporan ini mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materi. 2. Ir. Budi Winarni, MSi selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dan dosen penguji. 3. Bapak Rusli Anwar, SP, M.Si selaku dosen pembimbing. 4. Rekan rekan mahasiswa yang membantu di dalam penyusunan Karya Ilmiah. Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Penulis berharap Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta informasi bagi para pembaca. Penulis Kampus Sei Keledang Agustus 2009

8 7 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... v vi vii I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. Tinjauan Umum LCC... 3 B. Kegunaan Tanaman LCC... 6 C. Perbanyakan MB Dengan Cara Menyusui... 7 III. METODE PENELITIAN... 8 A. Tempat dan Waktu... 8 B. Alat dan Bahan... 8 C. Rancangan Penelitian... 9 D. Prosedur Penelitian... 9 E. Pengambilan dan Pengolahan Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil B. Pembahasan V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 8 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data panjang sulur bibit MB minggu ke II XVI Data jumlah ruas bibit MB pada minggu ke II XVI Data jumlah daun bibit MB pada minggu ke II XVI Tanaman Poto- poto hasil penelitian

10 9 I. PENDAHULUAN Leguminosa Cover Crop (LCC) jenis Mucuna bracteata (MB) adalah kacangan penutup tanah yang sangat populer. Sebagian besar perusahaan perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit di Indonsia telah menggunakan kacangan-kacangan penutup tanah ini secara luas untuk menjaga tingkat kesuburan dan kelembaban tanah (Kartasapoetra, 1989) Manfaat LCC begitu penting di perkebunan untuk mengurangi gangguan gulma, menambah bahan organik (BO), memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah, melidungi permukaan tanah dari erosi, mengurangi pencucian unsur hara, mempercepat pelapukan sisa Land Clering (LC) dan sebagai pupuk hijau (Purwanto, 2007). Upaya menanam LCC pada gawangan atau jalur perkebunan kelapa sawit salah satunya adalah menggunakan kacang-kacangan jenis MB yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan gulma. Dengan adanya tanaman LCC ini sangat berguna dalam meningkatkan daya dukung lahan untuk menunjang usaha pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Tanaman LCC jenis MB mempunyai kelebihan yang sangat populer, yaitu memiliki pertumbuhan yang cepat walaupun pada tanah yang kurang subur, daun tidak berguguran pada musim tertentu, hidup bertahun-tahun, tahan terhadap lahan rawa, tidak sebagai inang atau tempat wabah penyakit dan mudah dimusnahkan (Rismunandar, 1983).

11 10 Tanaman LCC jenis MB dapat diperbanyakan dengan cara ditanam secara langsung di lahan, disemai di dalam polybag, distek dan dengan sistem menyusui/merunduk (Purwanto, 2007). Keberhasilan pengembangan tanaman LCC jenis MB sangat di tentukan oleh pembibitan awal yang salah satunya melalui cara menyusui atau merunduk. Selama ini perusahaan perkebunan melakukan perbanyakan mengunakan sistem menyusui dengan berbagai jumlah ruas. Namun belum di ketahui dengan pasti ruas ke berapa dan berapa panjang ruas yang paling efektif di pergunakan untuk di susukan atau di rundukan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini ialah memberikan informasi kepada pembaca tentang perbanyakan MB dengan cara menyusui dengan menggunakan jumlah ruas yang berbeda.

12 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum LCC Tanaman LCC adalah tanaman kacang-kacangan (polong-polongan) dengan sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat unsur nitrogen (N) dari udara bebas. Berdasarkan sifat pertumbuhannya, tanaman LCC sebagai tanaman rehabilitasi lahan (penutup tanah) memiliki beberapa faktor pendukung yaitu cepat tumbuh sehingga banyak mengasilkan bahan organik dan pupuk hijau. Dapat mengikat unsur N sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah dan tidak mengganggu pertumbuhan dan produktivitas tanaman utama. 1. Jenis tanaman LCC a. Pueraria javanica (PJ) adalah termasuk jenis kacangan menjalar/ merambat dengan batang keras dan berbulu. b. Calopogonium mucunoides (CM) memiliki batang dan daun agak kecil di bandingkan dengan jenis kacangan lain dan tidak berbulu. c. Centrocema pubescens (CP) kacangan ini dapat tumbuh sampai ketinggian 300 m dpl, agak tahan terhadap naungan dan lahan keringan, bentuk daun elips dan berukuran kecil dan berwarna warna hijau. permukaan daun agak licin. d. Mucuna cochinensis (MC) adalah termasuk jenis kacangan menjalar/memanjat, batang agak halus dan lemah.

13 12 e. Mucuna bracteata (MB) adalah jenis tanaman kacangan yang berfungsi untuk mengikat unsur nitrogen dari udara sehingga menyuburkan dan melembabkan tanah. Jenis kacangan ini banyak dipakai oleh di perkebunan kelapa sawit dan karet. f. Calopogunium caerulem (CC) adalah kacangan yang tahan terhadap naungan sehingga dapat bertahan sampai tanaman utama berproduksi, agak tahan terhadap persaingan gulma, cukup tahan terhadap hama dan kekeringan. 2. Sistematika tanaman MB Jenis tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mucuna bracteata (MB) berasal dari India. Kacangan ini termasuk tanaman jenis baru masuk ke Indonesia digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan. MB dapat mengikat N dari udara bebas sehingga dapat dimanfaatkan bagi tanaman. Unsur N umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk NO 3 dan NH 4. Sistematika tanaman Mucuna bracteata: Kingdom Divisi Subdivisi Klas Ordo Famili Genus Species : Plantae : Spermathophyta : Angiospermae : Dikotiledoneae : Leguminoceales : Leguminoceace : Mucuna : Mucuna bracteata

14 13 3. Sifat botani tanaman Kacangan MB merupakan kelompok leguminoceae perenial atau tahunan, tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, merambat kearah ajir atau ketanaman lainnya. Daunnya beranak daun tiga helai, berbentuk bulat telur, asimetris, belah ketupat berujungnya tumpul dan bagian bawah daun membulat. Tulang daun menjari, permukaan daun halus, tidak berbulu. Warna daun lebih gelap. Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penutup tanah, pencegah erosi dan sebagi sumber bahan organik karena produksi biomasannya tinggi. Kacangan ini tahan terhadap kekeringan, naungan sehingga jika ditanam diantara karet dan kelapa sawit tetap tumbuh dengan baik. 4. Syarat tunbuh MB Kacangan MB ini dapat tumbuh pada ketinggian antara m dpl. Dapat tumbuh pada musim penghujan atau musim kemarau pada berbagi jenis tanah baik tekstur tanah berpasir, liat, liat berpasir, lempung, lempung berpasir dengan ph yang asam atau basa (Purwanto, 2007). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan MB adalah : a. Syarat iklim MB dapat tumbuh dengan baik pada daerah 25 0 LU-30 0 LS, ketinggian tempat m dpl, intensitas cahaya 30-50%, temperatur antara C, kelembaban 80% dan curah hujan mm pertahun.

15 14 b. Syarat tanah MB dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, dengan kondisi subur, gembur, kaya akan bahan organik dengan drainase baik. Keasaman tanah (ph) yang dikendaki antara 4-6. B. Kegunaan Tanaman LCC Adapun manfaat tanaman LCC diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menahan pukulan air hujan dan menahan laju air limpasan 2. Menambah unsur N, menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah) 3. Melindungi permukaan tanah dari erosi, mengurangi pencucian unsur hara 4. Mempercepat pelapukan sisa land clering (LC) dan menekan pertumbuhan gulma. MB memenuhi syarat sebagai tanaman penutup tanah, karena tanaman ini mampu menghasilkan bahan organik yang tinggi dan sangat bermafaat jika ditanam di daerah yang sering mengalami kekeringan dan pada naungan. BO yang dihasilkan MB sebanyak 8,9 ton jika ditanam pada daerah yang ternaungi dan di daerah terbuka sebanyak 19,6 ton. Jumlah ini sama dengan 263 kg dan 531 kg (NPKMg dengan 75-85% N). Tanaman ini juga mampu mendaur ulang hara lain seperti fosfor (P), Kalium (K), magnesium (Mg) dan Sulfur (S). C. Perbanyakan MB Dengan Cara Menyusui Kemampuan bagian-bagian tanaman membentuk akar, batang dan tunastunas baru memungkinkan banyak jenis tanaman dapat dikembangkan secara vegetatif. Pada umumnya tanaman MB diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan

16 15 menggunakan stek dan menyusui. Sedangkan secara generatif yaitu dengan menggunakan biji (Rismunandar, 1983). Sistem menyusui untuk bibit diambil dari tanaman MB yang sudah berumur empat sampai enam bulan, telah kuat pertumbuhannya ditandai dengan batangnya sudah tua dan menjalar panjang serta bebas dari serangan hama dan penyakit (tidak terdapat bercak-bercak terkena terserangan hama dan penyakit). Pada umumnya perbanyakan vegetatif, menggunakan cadangan makanan dalam dirinya untuk membentuk akar, batang dan daun (Sarpian, 2002). Bahan yang terkandung di dalam tubuh tumbuhan dengan mnggunakan sistem menyusui memungkinkan terbentuknya batang dan tunas. Meskipun demikian pembentukan akar merupakan faktor yang menjamin kelangsungan hidup atau keberhasilan sistem menyusui.

17 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi Persemain Polikteknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu pelaksanaan penelitian selama 4 bulan, terhitung mulai tanggal 26 Januari sampai 26 April B. Alat dan Bahan 1. Alat yang di gunakan dalam penelitian ini : a. Alat tulis menulis b. Cangkul c. Gunting stek d. Ember plastik e. Staples f. Parang/arit 2. Bahan yang pakai dalam penelitian ini : a. Bibit MB yang telah berumur 4 bulan. b. Pupuk urea c. Plastik label d. Tanah top soil e. Air bersih f. Polybag ukuran 11x20 cm

18 17 C. Rancangan Penelitian Adapun rancangan penelitian yang digunakan terdiri dari 2 perlakuan yaitu: T1 : sistem menyusui dengan menggunakan ruas ke 3 sebanyak 20 ulangan. T2 : sistem menyusui dengan menggunakan ruas ke 4 sebanyak 20 ulangan. Pengambilan data pertama dilakukan pada saat bibit MB berumur 2 minggu setelah disusukan kemudian pengambilan data selanjutnya dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai bibit berumur 2 bulan. D. Prosedur Penelitian 1. Penyiapan tempat Tempat yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pencahayaan yang optimal, dekat dengan sumber air, jauh dari gangguan hama dan penyakit serta mudah di awasi. 2. Pengisian polybag, sebelumnya lahan di bersihkan dari gulma. Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag dalam penelitian ini adalah top soil yang dibersihkan dari sisa-sisa perakaran, daun dan ranting. 3. Penyiapan bibit Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jenis MB yang telah siap di susukan dengan panjang sulur 3-4 sulur terhitung dari pucuk. 4. Penyusuan/ perundukan bibit MB Sistem menyusui dilakukan dengan cara melipat bagian sulur dan ditanamkan kedalam polybag sesuai dengan perlakuaan yaitu T1 dan T2.

19 18 5. Pemeliharaan a. Penyiraman Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari. penyiraman disesuaikan dengan keadaan tanah, jika tanah basah/lembab penyiraman dihentikan. b. Penyiangan Penyiangan gulma dilakukan secara manual di luar dan di dalam polybag dengan interval dua minggu sekali. c. Pemberian pupuk Pemberian pupuk Urea dengan dosis 1 gram/1liter air besih, yang dilakukan dua minggu sekali. d. Konsolidasi bibit Konsolidasi bibit dilakukan dengan mendirikan polybag yang rebah/miring. e. Pengendalian hama dan penyakit Pengedalian hama pada bibit MB yang terkena bercak-bercak atau kekuning-kuningan dilakukan dengan cara manual yaitu di potong bagian tanaman yang terserang, jika serangannya berat maka bibit yang terserang penyakit disingkirkan dan dimusnahkan.

20 19 E. Pengambilan dan Pengelolahan Data 1. Pengambilan data a Panjang Sulur (cm) Perhitungan panjang sulur yang tumbuh pada bibit MB dihitung dengan cara menghitung jumlah panjang sulur pada setiap tanaman. Perhitungan jumlah panjang sulurnya dilakukan dua minggu sekali. b Jumlah Ruas (ruas) Perhitungan jumlah ruas dilakukan dengan cara menghitung jumlah ruas yang tumbuh pada tiap-tiap bibit MB. Penghitungan jumlah dilakukan setiap dua minggu sekali. c Jumlah Daun (lembar) Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung semua daun yang tumbuh pada setiap bibit MB. Perhitungan jumlah dilakuakan setiap dua minggu sekali. 2. Pengolahan Data Penelitian ini mengunakan rataan hitungan sederhana dengan rumus yang digunakan (Sudjana, 1975) adalah : x =? n x x = Rata-rata hitung n = Banyaknya data x = Variasi yang diteliti? = Jumlah

21 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil perhitungan rata-rata terhadap semua parameter yang diamati pada bibit MB yang ditanam. Hasil pengukurn dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. 1. Panjang Sulur (cm) Tabel 1. Rata-rata panjang sulur bibit MB ( cm) Perlakuan Minggu Setelah Tanam (cm) T T ,5 2 Rata-Rata Panjang Sulur Bibit MB Panjang Sulur Waktu Pengambilan Data (Minggu) T1 T2

22 21 Perlakuan T1 memperoleh hasil yang lebih cepat dibanding dengan perlakuan T2. Sistem menyusui sulur LCC. Jenis Mucuna Bracteata dengan panjang 3 ruas ratarata panjang sulurnya adalah cm dan jumlah rata-rata untuk perlakuan T2 adalah 2.25 Cm. 2. Jumlah Ruas (ruas) Tabel 2. Rata-rata jumlah ruas bibit MB ( ruas) Perlakuan Minggu setelah tanam (ruas) T T Rata-Rata Jumlah Ruas Bibit MB Jumlah Ruas Waktu Pengambilan Data (Minggu) T1 T2

23 22 Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa perlakuan T1 menujukn jumlah rata-rata 3 ruas adalah 3.75 dan jumlah ruas rata-rata untuk perlakuan T2 4 adalah Jumlah Daun (helai) Tabel 3. Rata-rata jumlah daun bibit MB ( T dan T cm) Perlakuan Minggu setelah tanam (helai) T T Rata-Rata Jumlah Daun Bibit MB Jumlah Daun T1 T2 Waktu Pengambilan Data (Minggu) Pada Tabel. 3 diketahui bahwa perlakuan T1 menujikan jumlah daun rata-rata adalah dan jumlah daun rata-rata untuk perlakuan T2 adalah 3.5.

24 23 B. Pembahasan Dari hasil penelitian perbanyakan bibit MB secara vegetatif menggunakan sistem menyusui dengan parameter yang diamati panjang sulur, jumlah daun, dan jumlah ruas. Diketahui terdapat perbedaan yang jelas pada perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas) dengan perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur empat ruas) dimana perlakuan T1 diduga memiliki hasil yang lebih baik. Selain hal tersebut di atas perlakuan T1 menunjukkan pertumbuhan yang cepat dan baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada perlakuan T2, dengan demikian perlakuan T1 lebih baik. Perbanyakan bibit MB dengan cara menyusui diduga lebih baik menggunakan perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas). Pada umumnya perbanyakan vegetatif menggunakan cadangan makanan dalam dirinya untuk membentuk akar, batang dan daun (Sarpian, 2002). Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa MB dapat diperbanyak dengan perbanyakan vegetatif menggunakan sistem menyusui. Ditambahkan oleh Rismunandar (1983), kemampuan bagian-bagian tanaman membentuk akar, batang dan tunas-tunas baru memungkinkan banyak jenis tanaman dapat dikembangkan secara vegetatif pada umumnya tanaman MB diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan menggunakan stek dan menyusui. Sedangkan secara generatif yaitu dengan megunakan biji.

25 24 Bahan yang terkandung di dalam tubuh tumbuhan dengan mnggunakan sistem menyusui memungkinkan terbentuknya batang dan tunas. Meskipun demikian pembentukan akar merupakan faktor yang menjamin kelangsungan hidup atau keberhasilan sistem menyusui. Dengan demikian berdasarkan penelitian ini diduga perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur tiga ruas) dapat memberiakan hasil yang lebih baik dari masing-masing paramerer yang diamati dibanding pada perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan panjang sulur empat ruas). Untuk perlakuan panjang sulur 3 ruas sudah jelas lebih cepat perumbuhanya di bandingkan pertumbuhan untuk perlakuan panjang sulur 4 ruas. Karena tanaman untuk panjang sulur 3 ruas diambil dari tanaman induk itu sendiri, tetapi tanaman yang lebih awal. Sedangkan untuk perlakuan panjang sulur 4 ruas di ambil dari tanaman induk itu juga, tetapi tanamannya sudah terpakai dan lebih muda.

26 25 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil/dapat di simpulkan bahwa: 1. Bibit Mucuna Bracteata dapat diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan sistem menyusui. 2. Pembibitan Mucuna Bracteata dengan perlakuan T1 (menyusui dengan menggunakan Ruas ke 3) memberikan hasil yang lebih baik dari jika di bandingkan dengan perlakuan T2 (menyusui dengan menggunakan Ruas ke 4 dengan parameter pertumbuhan adalah panjang sulur, jumlah daun dan jumlah ruas. B. Saran 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di dalam perbanyakan bibit Mucuna Bracteata dengan sistem menyusui menggunakan Ruas ke Mengingat besarnya manfaat Mucuna Bracteata sebagai tanaman penutup tanah pada tanaman perkebunan maka penelitian mengenai Mucuna Bracteata perlu mendapat perhatian yang serius.

27 26 DAFTAR PUSTAKA Anwar R, Diktat Budidya Kelapa sawit. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda Kartasapoetra, Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Untuk Merehabilitasinya. Benua Aksasa. Jakarta. Nugroho, Rumus-Rumus Statistik Serta Penerapannya. Agromedia. Jakarta. Purwanto, Peninkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisus. Yokyakrta Pahan 1, Budidaya Kelapa Sawit Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Risza, Upaya Peninkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisus. Yokyakarta. Rismunnandar, Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Erlangga. Surabaya. Sarpian, Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisus. Yokyakarta. Sudharto, Tanaman Penutup Tanah dan Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit. PPKS. Medan.

28 LAMPIRAN 27

29 28 Lampiran 1. Data panjang sulur bibit MB pada minggu II-XVI (cm) Minggu ke Perlakuan Ulangan Jumlah? T T T T T T T T T T T T T T T T Lampiran 2. data Jumlah ruas bibit MB pada minggu II-XVI (ruas) Minggu ke Perlakuan Ulangan jumlah? T T T T T T T T T T T T T T T T

30 29 Lampiran 3. Data jumlah daun bibit MB pada minggu II- XVI (helai) Minggu ke Perlakuan Ulangan jumlah? T T T T T T T T T T T T T T T T

31 30 Lampiran 4. Poto-poto proses penelitian Gambar 1. Mucuna Bracteata umur 4 bulan Gambar 2. Bibit Mucuna Bracteata hasil penelitian

RIWAYAT HIDUP. RATNA, Lahir pada tanggal 18 Febuari 1987 di Loa Janan. Merupakan

RIWAYAT HIDUP. RATNA, Lahir pada tanggal 18 Febuari 1987 di Loa Janan. Merupakan 4 RIWAYAT HIDUP RATNA, Lahir pada tanggal 18 Febuari 1987 di Loa Janan. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara, dari pasangan Asransyah dan Masdiana. Pada tahun 1994 memulai pendidikan di SDN 026 Loa

Lebih terperinci

PENANAMAN KACANGAN. Oleh : Sri Hartono Area Controller 4. Pundu Learning Centre

PENANAMAN KACANGAN. Oleh : Sri Hartono Area Controller 4. Pundu Learning Centre PENANAMAN KACANGAN Oleh : Sri Hartono Area Controller 4 Pundu Learning Centre Struktur Penulisan SOP Penanaman Kacangan Pundu Learning Centre SOP Penanaman Kacangan Strukturisasi SOP Penanaman Kacangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Biologi Mucuna bracteata 2.1.1. Botani Mucuna bracteata adalah jenis kacangan penutup tanah yang berasal dari dataran tinggi Kerala,India Selatan. Walaupun kacangan ini termasuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mucuna bracteta 2.1.1 Botani Mucuna bracteata adalah jenis kacangan penutup tanah yang berasal dari dataran tinggi Kerala India Selatan, dapat juga dijumpai di beberapa dataran

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Mucuna bracteata adalah salah satu tanaman Leguminosae Cover Crop

PENDAHULUAN. Mucuna bracteata adalah salah satu tanaman Leguminosae Cover Crop PENDAHULUAN Latar Belakang Mucuna bracteata adalah salah satu tanaman Leguminosae Cover Crop (LCC), tanaman merambat ini ditemukan pertama di areal hutan Tri Pura, India Utara dan sudah meluas sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover Crop) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh 1 APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR GREEN PANTAS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea sp) Oleh YUHAYATI NIM. 070 500 092 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA

PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA Sylvia Madusari, Toto Suryanto, April Kurniawan Abstrak Penggunaan bambu sebagai wadah media

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata Legum yang berasal dari india ini termasuk tanaman jenis baru yang masuk ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan. Karena Mucuna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Penutup Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Penutup Tanah TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi. Selain itu, tanaman penutup tanah juga digunakan

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/AGR-KBN/12 Status Dokumen Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 6 FRM/JKO-WKM/15-00 07 Mei 2012 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ; divisi : Spermatophyta ; subdivisi : Angiospermae ; kelas : Monocotyledoneae ; ordo : Graminales ;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. 3 TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara, dan telah ditanam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan karena M. bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan karena M. bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mucuna bracteata Legum yang berasal dari india ini termasuk tanaman jenis baru yang masuk ke Indonesia, untuk digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP. SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di. Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh

RIWAYAT HIDUP. SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di. Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh 4 RIWAYAT HIDUP SURYA MARJUANSYAH, lahir pada tanggal 7 Desember 1986 di Sesayap, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Asyikin Nur dan Asmara. Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mucuna bracteata. area perkebunan karena M. bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mucuna bracteata. area perkebunan karena M. bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mucuna bracteata 1. Botani tanaman Legum yang berasal dari India ini termasuk tanaman jenis baru yang masuk ke Indonesia. Tanaman ini digunakan sebagai tanaman penutup tanah di

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY Aang Kuvaini Abstrak Kualitas media tanam akan memberikan pengaruh terhadap kualitas pertumbuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Bibit Tanaman Karet (Havea brasiliensis) (dibawah bimbingan Yuanita, SP). Samarinda dari tanggal 20 Desember 2007 sampai 20 Pebuari 2008.

ABSTRAK. Bibit Tanaman Karet (Havea brasiliensis) (dibawah bimbingan Yuanita, SP). Samarinda dari tanggal 20 Desember 2007 sampai 20 Pebuari 2008. ABSTRAK MOH.RILFAN, Pemberian Pupuk Kandang Ayam Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Karet (Havea brasiliensis) (dibawah bimbingan Yuanita, SP). Penelitian ini dilaksanakan di persemaian Politeknik Pertanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penanaman tanaman kacangan penutup tanah (Legume Cover Crop/LCC)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penanaman tanaman kacangan penutup tanah (Legume Cover Crop/LCC) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanaman tanaman kacangan penutup tanah (Legume Cover Crop/LCC) di perkebunan besar merupakan teknis baku. Penanaman LCC di perkebunan diantaranya bermanfaat untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BIOCHARCOAL DAN Rhizobium TERHADAP NODULASI Mucuna bracteata ASAL BIJI DAN STEK

EFEKTIVITAS BIOCHARCOAL DAN Rhizobium TERHADAP NODULASI Mucuna bracteata ASAL BIJI DAN STEK 1 EFEKTIVITAS BIOCHARCOAL DAN Rhizobium TERHADAP NODULASI Mucuna bracteata ASAL BIJI DAN STEK Mardiana Wahyuni dan Meisri Rosinta Saragih Program Studi Budidaya Perkebunan, STIPAP Medan. Jalan Willem Iskandar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asal dan Penyebaran Tanaman Murbei Usaha persuteraan alam merupakan suatu kegiatan agroindustri yang memiliki rangkaian kegiatan yang panjang. Kegiatan tersebut meliputi penanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar) IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar) Produksi hijauan segar merupakan banyaknya hasil hijauan yang diperoleh setelah pemanenan terdiri dari rumput

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ke tahun mengalami perubahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 4 TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai termasuk kedalam famili Solanaceae dengan sistem perakaran cukup menyebar. Sifat tanaman cabai keriting adalah tahan terhadap serangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah dalam taksonomi adalah: Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh

APLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh 1 APLIKASI PUPUK KOTORAN AYAM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN LADA (Piper ningrum L) Oleh SABIR NIM. 070500114 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Desember 2011 sampai dengan April

Lebih terperinci

Dasar agronomy " penanaman"

Dasar agronomy  penanaman Dasar agronomy " penanaman" Kegiatan penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman. Dalam penanaman ada dua macam cara, yaitu langsung ditanam pada media tanam dan melalui pesemaian terlebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di areal kebun percobaan kampus STIPAP Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan Selama 6 bulan yaitu mulai dari bulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sharma (1993), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta Angiospermae : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang Tanaman bawang sabrang TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi bawang sabrang menurut Gerald (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Spermatophyta

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

APLIKASI KOTORAN AYAM DENGAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L) Oleh :

APLIKASI KOTORAN AYAM DENGAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L) Oleh : 2 APLIKASI KOTORAN AYAM DENGAN KOMPOSISI MEDIA TUMBUH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L) Oleh : Kardiansyah Nim. 070500108 Karya Ilmia Sebagai Salah Satu Syar Untuk Memeperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan lahan-lahan yang subur lebih banyak digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan yang lebih berorientasi pada penyediaan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci