Dasar agronomy " penanaman"

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dasar agronomy " penanaman""

Transkripsi

1 Dasar agronomy " penanaman" Kegiatan penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman. Dalam penanaman ada dua macam cara, yaitu langsung ditanam pada media tanam dan melalui pesemaian terlebih dahulu. Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan pada tahap ini bukan saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Seringkali terjadi para petani melakukan penanaman akan tetapi hanya dengan asal tanam saja tanpa memperhatikan langkah-langkahnya secara baik, sehingga produksi yang dihasilkan rendah. Oleh karena itu dalam proses penanaman harus benar-benar diperhatikan langkah-langkahnya agar tanaman dapat tumbuh sebagai mana mestinya. Tanaman yang ditanam dengan cara yang benar akan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Dalam penanaman yang paling penting adalah waktu tanam dan persiapan tanah, selain itu bibit juga sangat mempengaruhi produksi dari tanaman tersebut. Bibit yang unggul akan dapat menghasilkan varietas tanaman yang baik. Unggul disini dimaksudkan memiliki banyak sifat-sifat agronomi yang unggul dibandingkan varietas lain, selain itu juga tahan terhadap penyakit. Dalam hal varietas unggul perlu diperhatikan cara-cara mempertahankan kemurnian varietas, dengan isolasi waktu dan isolasi tempat untuk varietasvarietas yang menyerbuk silang, atau dengan isolasi fisik. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka akan bisa menghasilkan produksi yang baik. B. Tujuan 1. Dapat mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman, baik dari golongan tanaman semusim maupun tahunan. 2. Dapat mempelajari cara menanam tanaman dengan bahan tanam yang berbeda-beda. 3. Dapat mengamati pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba terhadap masingmasing tanaman. TINJAUAN PUSTAKA Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan yang terjadi pada tahap ini tidak saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Sehingga cara menanam perlu dipelajari dengan baik, agar kegagalan dapat dihindari. Karena kesalahan dalam bercocok tanam hanya akan membuang biaya, tenaga dan waktu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan supaya tanaman dapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik, dalam arti tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang optimal. Faktor-faktor tersebut antara lain : Tanah. Menurut ahli tanah, tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman (AAK, 1984). Kondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya. Tanah memiliki beberapa fungsi antara lain :

2 Sebagai tempat tegaknya tanaman. Sebagai media tumbuh yang menyediakan unsur hara, air dan udara. Sebagai tempat tumbuhnya akar, umbi, polong yang bersifat sebagai cadangan makanan pada beberapa tanaman. Karena peranan tanah yang sangat penting, maka kondisi tanah harus benar-benar dijaga dengan cara pengolahan tanah yang baik. Dimana tujuan dari pengolahan tanah itu sendiri antara lain, adalah : Mermperbaiki suhu, peredaran air dan udara dalam tanah. Meningkatkan sifat fisik tanah. Mempermudah penggunaan obat-obatan dan pupuk dalam tanah. Jenis tanaman yang diusahakan. Setiap jenis tanaman memiliki cara penanaman yang berbeda-beda. Ada jenis tanaman yang bijinya dapat ditanam langsung. Ada tanaman yang perlu disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang. Jenis tanaman juga berpengaruh pada pengolahan tanah. Ada yang menghendaki pengolahan tanah yang sempurna dan ada yang hanya memerlukan pengolahan tanah sebagian. Bahan tanam yang digunakan. Bahan tanam menentukan cara menanam dan pertumbuhan tanaman, misalnya tebu dengan stek pucuk dapat ditanam dengan direbahkan, tetapi bibit yang berupa rayungan harus ditanam tegak. Untuk bibit yang berbentuk tanaman muda ada yang setelah ditanam memerlukan perlindungan terlebih dahulu sebelum tanaman cukup kuat untuk menerima cahaya matahari secara langsung. Musim dan waktu tanam. Tanaman harus ditanam di musim yang tepat. Tanaman yang tidak ditanam pada musim yang tepat pertumbuhannya akan lambat, atau mudah terserang serangan hama/ penyakit sehingga produksinya akan berkurang. Tiap tanaman memiliki waktu tanam yang berbeda, ada tanaman yang baik ditanam pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan, atau akhir musim kemarau. Selain hal-hal diatas faktor yang tersangkut pada penanaman antara lain energi penyinaran dalam bentuk panas dan cahaya dan udara yang memberikan karbondioksida dan oksigen. Tanah dan energi penyinaran bervariasi di permukaan bumi. Walaupun komposisi udara di atas bumi hampir seragam di atas tanah, presentasi udara di dalam tanah bervariasi sangat besar. Areal-areal tertentu dari daerah tropik dan beriklim sedang mampu untuk menyokong pertunbuhan yang subur. Dalam tempat-tempat yang favorable ini, tanaman menjadi serasi pada keadaan lingkungan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Faktor-faktor apapun dari sekeliling tanaman itu yang menjadi kurang optimum, akan membatasi pertumbuhan tanaman. Pada penanaman, benih dapat disebar langsung di tempat tanam permanen atau mula-mula dalam wadah atau tempat dimana tanaman muda dapat dipindahkan (transplanting) sekali atau dua kali sebelum penanaman permanen. Penyemaian atau pembibitan ditujukan untuk mananam bibit atau semai untuk memberikan pengaturan lingkungan yang lebih tepat, selama tahap perkecambahan yang gawat dan awal pertumbuhan bibit. Dalam penanaman padi sawah, untuk menghemat waktu selama pengerjaan tanah yang makan waktu lama, benih telah ditebar dulu di pesemaian khusus. Tanaman yang sukar dipindahkan atau yang harga satuan tanaman tidak memadai kerepotan dan biaya pemindahan ditanam dengan sebaran langsung. Banyak tanaman sayuran selalu ditanam langsung seperti buncis, kacang panjang panjang, jagung manis, lobak, wortel dan ketimun. Jarak tanam yang tepat sangat penting dalam sebar langsung, untuk menghindari kebutuhan

3 penjarangan atau penyulaman yang ekstensif. Hal ini sukar dilaksanakan untuk benih-benih kecil atau benih yang tidak bundar (lettuce) hingga ada usaha-usaha untuk melakukan pelengketan (pelleting). Kedalaman tanam tergantung pada tipe perkecambahan, kandungan air dan oksigen pada tanah. Pada umumnya, bibit dengan keping biji yang muncul ke atas tanah, biasanya memerlukan penanaman lebih dangkal daripada bibit yang keping bijinya tertinggal dalam tanah. ALAT DAN BAHAN Alat : Tugal. Pancong Tali rafia. Gembor. Cangkul Bahan : 4. Benih jagung dan kangkung. 5. Pupuk urea, SP36 dan KCl. 6. Furadan petak tanah. PROSEDUR KERJA 1. Lahan diolah dengan baik, dibuat 3 petakan sehingga siap untuk ditanami. 2. Benih jagung dan kangkung dipersiapkan. 3. Pupuk dipersiapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. 4. Lubang dibuat dengan tugal dengan ketentuan: a. Monokultur Jagung Jarak tanam 25 x 50 cm, lubang dibuat 6 baris yang terdiri dari 11 lubang tiap baris, tiap lubang diisi 2 butir biji jagung. b. Monokultur Kangkung Jarak tanam 20 x 20 cm, lubang dibuat 14 baris yang terdiri dari 14 lubang tiap baris, tiap lubang diisi 3 butir biji kangkung. c. Tumpang Sari Jagung dan Kangkung Jarak tanam untuk jagung 40 x 50 cm dan untuk kangkung 20 x 20 cm, jagung dan kangkung ditanam secara selang- seling, jagung dibuat 7 baris dengan tiap baris terdiri dari 4 lubang, tiap lubang diisi sesuai pada monokultur, diantara jagung baru dibuat lubang untuk kangkung. 5. Pupuk dasar diberikan pada saat tanam diletakkan 5 cm dari tanaman yaitu pupuk SP 36, Urea dan Kcl. 6. Pengamatan dilakukan mulai 7 hari setelah tanam, kemudian setelah 14 hari setelah tanam dipupuk dengan Urea. 7. Sampel tanaman yang akan diamati ditentukan. 8. Komponen tinggi tanaman dan jumlah daun pertumbuhannya diamati. HASIL PENGAMATAN

4 Monokultur jagung 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst TT JD TT JD TT JD TT JD , , Jumlah Rata-rata 29,4 4,7 49,6 6,8 89,1 9, ,1 Monokultur kangkung 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst TT JD TT JD TT JD TT JD ,5 6 30,5 7 55, ,5 5 24,5 6 37,1 8 60, ,3 8 39, , , ,3 4 22, , ,5 6 28, , , ,5 6 31, , , Jumlah 85, , , ,4 104 Rata-rata 8,58 4,9 24,93 7,2 38,81 8,5 63,94 10,4 Tumpang Sari Jagung dan Kangkung 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst TT JD TT JD TT JD TT JD 1 (J) 25,5 5 49,5 7 87, (J) , (J) (J) , (J) (K) , (K) 9,5 5 25, , (K) , (K) 5,5 4 17,5 6 39,5 7 63,5 9

5 10 (K) jagung 22,1 4,2 46,3 6,4 88,5 7,8 140,5 9,4 kangkung 7,6 4,4 24,6 7,2 39,1 8, PEMBAHASAN Untuk menentukan suatu sistem pertanaman yang akan digunakan, baik itu pola tanam tunggal atau pola tanam tumpang sari, perlu dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Faktorfaktor yang perlu diperhatikan untuk penentuan tersebut di antaranya : Tanaman yang toleran terhadap naungan dapat ditanam dengan tanaman-tanaman yang tinggi atau tanaman-tanaman yang diajir. Setelah salah satu tanaman campuran berakhir, tipe tanaman lain harus dipilih untuk melanjutkan pola tanam berikutnya. Dalam menanam, yang perlu diperhatikan juga adalah pemupukan. Pemberian pupuk tergantung pada jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Pemberian secara broadcast, menunjuk pada penebaran terserak dari bahan secara merata pada permukaan tanah, biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamkan. Pemberian pupuk yang lebih efektif yaitu cara topdressing, yaitu penempatan pupuk langsung di atas tanaman tumbuh. Bila tanaman peka terhadap kerusakan atau kebakaran pupuk, pupuk dapat ditempatkan sepanjang sisi tanaman sebagai side dressing. Cara ini sering dilaksanakan bersama penyiangan, jadi tercampur dengan tanah. Pupuk dapat juga ditempatkan dalam jaluran tak terputus di antara barisan (band placement) atau dapat dijatuhkan di belakang bajak di dasar aluran, yang disebutplow sole placement. (Sri Setyati Harjadi, 1979). 1. Jagung (baby corn) Baby corn sebenarnya adalah nama lain dari tongkol jagung yang dipetik pada waktu masih muda. Tanaman baby corn adalah tanaman jagung sehingga struktur dan fungsi yang ada pada baby corn sama dengan tanaman jagung. Sifat pertumbuhan baby corn adalah apikal dominan yang berarti titik dominasi pertumbuhan adapada pucuk batang. Sifat ini dapat menyebaabkan tongkol yang paling atas berkembang lebih besar daripada yaang bawah dan terjadi konpetisi antar tongkol. Sifat apikal dominan juga menghambat pemunculan tongkol baru yang akan tumbuh. Akibatnya untuk setiap tanaman jagung bisa dipetik 3 5 tongkol baby corn tergantung daerah penanaman ( Penebar Swadaya, 1992 ) Sebelum pelaksanaan penanaman baby corn, persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan lahan dan benih. Untuk lahan sendiri, tanaman ini tidak membutuhkan lahan dengan persyaratan tanah yang tajam karena tanaman ini dapat ditanam hampir semua jenis tanah namun tanah yang subur, gembur dan kaya humus merupakan syarat baby corn dapat tumbuh dengan dengan baik. Agar tanah dapat berfungsi secara maksimal, maka tanah perlu diolah. Adapun tujuan pengolahan tanah adalah : Memperbaiki tekstur tanah. Memberikan tambahan humus atau kesuburan tanah dengan pemberian pupuk kandang. Membuat tanah sedemikian sehingga ssirkulasi udara dalam tanah menjadi lebih baik. Mendorong aktivitas mikroba tanah dan membebaskan hara tanaman dalam tanah supaya hara tanaman tersebut dapat diambil oleh akar jagung. Memberantas atau mencegah pertumbuhan rumput. Mematikan hama dalam tanah. Persiapan lain yang tak kalah penting yaitu persiapan benih. Benih yang memiliki kualitas

6 genetik yang baik maka tingkat produksinya juga baik. Memilih benih yang baik adalah langkah awal penanaman guna mencapai produksi yang tinggi. Benih yang baik berasal dari suatu jenis tanaman yang dihasilkan oleh varietas yang mempunyai syarat-syarat berikut : Daya adaptabilitas tinggi terhadap kondisi tertentu. Kemurniannya baik. Daya hasil baik. Mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Tahan terhadap hama dan penyakit serta Memenuhi kualitas yang dikehendaki. Secara fisik benih yang baik mempunyai penampilan sebagai berikut : Berdaya kecanbah tinggi. Warna dan berat biji seperti yang dikehendaki. Tingkat keseragaman tinggi. Bebas dari penyakit benih bawaan. Bebas dari rerumputan, kerusakan biji dan Bebas dari campuran dengan varietas lain. Setelah benih dan lahan siap, mulailah masuk ketahap penanaman. Penanaman pun tidak asal menanam, harus dilakukan pada waktu yang tepat agar baby corn tidak mengecewakan hasilnya. Adapun waktu penanaman baby corn yang tepat sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Pada dasarnya tanaman ini tidak membutuhkan banyak air, namun meskipun demikian pada saat pertumbuhan dan pembentukan tongkol, air harus benar-benar diperhatikan. Bersamaan dengan penanaman benih, dilakukan juga pemupukan dasar yaitu urea, SP 36, dan furadan pada satu lubang tanam bersamaan dengan benih baby corn. Tanaman baby corn sangat membutuhkan sinar matahari. Untuk itu, sebaiknya lahan penanamannya berada di tempat terbuka dan setiap hari mendapat sinar matahari dalam jangka waktu yang panjang. Tanah yang disukai baby corn adalah yang gembur, kaya humus dan mempunyai tingkat kemiringan tidak lebih dari 8 %. Karena daya adaptasinya terhadap lingkungan tinggi, maka baby corn dapat berproduksi tinggi pada tanah yang kurang subur asalkan mendapat pemeliharaan yang teliti. Selain itu, tanaman baby corn juga membutuhkan curah hujan yang tidak terlalu tinggi, tapi mencukupi kebutuhan terutama saat pertumbuhan dan pembentukan tongkol. Kisaran curah hujan ideal bagi baby corn adalah mm setiap bulan dengan distribusi yang merata. PH tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung di Indonesia adalah antara 5,5-7,5. Pengapuran sangat dianjurkan pada tanah-tanah yang ph nya rendah kurang dari 5,5. Pada pengamatan yang dilakukan diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada 2 minggu setelah tanam adalah 29,4 cm dan 4,7 helai, 3 minggu setelah tanam diperolah 49,6 cm dan 6,8 helai, 4 minggu setelah tanam 39,1 cm dan 8,2 helai, 5 minggu setelah tanam 147 cm dan 11,1 helai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanaman jagung tumbuh dengan baik. 2. Kangkung Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air, dan berlubanglubang. Batang tanaman kangkung tumbuh merambat atau menjalar dan percabangannya banyak. Selama fase pertumbuhan, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji. Pada kangkung darat biji berfungsi sebagai alat perbaanyakan tanaman secara generatif. Kangkung darat pada umumya diperbanyak dengan bijinya. Pada bedengan dibuat lubang tanam

7 kecil dengan tugal yang jarak antar lubangnya 20 cm dan jarak baris antar lubang 20 cm untuk monokultursedangkanuntuk tumpang sari berjarak 40 x 50 cm dengan jarak tanam yang begitu berarti tidak ada persaingan antara tanaman. Panjang bedengan tergantung pada keadaan dan keinginan kita. Dalam tiap-tiap lubang itu ditanam 2-3 biji, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Kangkung darat sebaiknya ditanam pada musim penghujan. Ini disebabkan oleh kebutuhan airnya yang tinggi, apalagi jika kangkung ini ditanam di lahan kering. Tanah yang hendak ditanami kangkung darat diolah terlebih terlebih dahulu. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, kemudian ditambahkan pupuk kandang. Kangkung darat pada umumya diperbanyak dengan bijinya. Pada bedengan dibuat lubang tanam kecil dengan tugal yang jarak antar lubangnya 20 cm dan jarak baris antar lubang 20 cm. Panjang bedengan tergantung pada keadaan dan keinginan kita. Dalam tiap-tiap lubang itu ditanam 2-3 biji, kemudian ditutup dengan tanah tipistipis. Tanaman kangkung ini dapat tumbuh dengan baik apabila dilakukan parawatan dengan benar dan jarak tanam juga sangat menentukan baik tidaknya hasil yang akan di peroleh. Dari hasil pengamatan didapatkan rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada 2 minggu setelah tanam adalah 8,58 cm dan 4,9 helai, 3 minggu setelah tanam diperolah 24,93 cm dan 7,2 helai, 4 minggu setelah tanam 38,81 cm dan 8,5 helai, 5 minggu setelah tanam 63,94 cm dan 10,4 helai. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanaman kangkung tumbuh dengan baik. Sedangkan pada pengamatan yang dilakukan pada tanaman tumpangsari jagung dan kangkung diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada 2 minggu setelah tanam untuk tanaman jagung adalah 22,1 cm dan 4,2 helai, 3 minggu setelah tanam diperolah 46,3 cm dan 6,4 helai, 4 minggu setelah tanam 88,5 cm dan 7,8 helai, 5 minggu setelah tanam 140,5 cm dan 9,4 helai. Pada tanaman kangkung diketahui rata-rata tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun pada 2 minggu setelah tanam adalah 7,6 cm dan 4,4 helai, 3 minggu setelah tanam diperolah 24,6 cm dan 7,2 helai, 4 minggu setelah tanam 39,1 cm dan 8,2 helai, 5 minggu setelah tanam 64 cm dan 9 helai. Jika dibandingkan dengan tanaman monokultur, maka pertumbuhannya akan lebih baik tanaman yang monokultur. Hal ini disebabkan unsur hara pada tanaman yang ditanam secara monokultur akan lebih tercukupi dibandingkan dengan tumpangsari. Walaupun kenyataannya seperti itu, akan tetapi metode tumpangsari juga menguntungkan. Menurut Rahmat Sutarya dkk (1995) keuntungan yang didapat dari pola tanam tumpang sari antara lain sebagai berikut : Mengurangi resiko kegagalan panen, karena jika salah satu tanaman tidak memberikan hasil, masih ada kemungkinan tanaman kedua atau ketiga yang akan memberikan keuntungan. Pemanfaatan tanah yang lebih baik pada satuan waktu yang sama. Keuntungan dari penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja. Pola tanam ini mungkin dapat mempertahankan populasi serangga hama dan infeksi virus pada tingkat yang rendah tetapi hal ini belum jelas dibuktikan dalam percobaan. Pola tanam yang rapat akan mencegah erosi tanah dan menekan pertumbuhan rerumputan. Dengan pola tanaman campuran dari beberapa jenis tanaman yang berbeda, maka penggunaan cahaya matahari, air dan unsur hara menjadi maksimum. Pengaruh naungan dari tanaman-tanaman yang tinggi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan beberapa jenis tanaman. Adapun penambahan beberapa pupuk berguna untuk mempercepat perkembangan bibit atau benih. Penggunaan pestisida berguna agar benih tidak termakan oleh serangga atau hewan lain.

8 KESIMPULAN 1. Penanaman merupakan pekerjaan menempatkan benih atau bibit pada tanah yang sudah disiapkan dengan tujuan agar tumbuh dan berkembang dengan harapan memberi hasil yang optimum. 2. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penanam yaitu tanah, pola tanam, jarak tanam, saat menanam, cara menanam, dalamnya tanam, jenis tanaman yang diusahakan, bahan tanam, musim atau iklim. 3. Pada sistem penanaman yang lebih menguntungkan adalah pada tumpang sari karena kemungkinan gagal yang lebih sedikit, selain itu juga hasilnya tidak hanya satu macam tanaman saja. DAFTAR PUSTAKA Harjadi, S. S Pengantar Agronomi. PT Gramedia: Jakarta. Karnomo,W.H, dkk Diktat Pengantar Produksi Tanaman Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman : Purwokerto. Nazaruddin Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya; Jakarta. Rukmana, Rahmat.Ir Bertanam Kangkung. Penerbit Kanisius : Jakarta. Tim Penebar Swadaya Sweet Corn Baby Corn. Penebar Swadaya : Jakarta.

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PENANAMAN Tujuan pembelajaran : Setelah

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PERBANDINGAN HASIL BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG SECARA HIDROPONIK DAN KONVENSIONAL (Kevin Marta Wijaya 10712020) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida TUGAS KULIAH TEKNLGI PRDUKSI BENIH Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida leh : Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PRGRAM STUDI AGREKTEKNLGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;

Lebih terperinci

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

PENGATURAN POPULASI TANAMAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGATURAN POPULASI TANAMAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGATURAN POPULASI

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN

TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN Isi Materi Teknik Tk ikpenanaman Teknik Pemeliharaan Tanaman Evaluasi Hasil Penanaman Faktor Keberhasilan Penanaman Kesesuaian Tempat Tumbuh/Jenis Kesesuaian

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan BAB III TEKNIK PELAKSANAAN Penelitian ini berlokasi di Badan Pusat Informasi Jagung (BPIJ) Provinsi Gorontalo yang berlokasi di Desa Moutong Kecamatan Tilongkabila Kabupaten

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase. 1. Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi ekspor. Selain memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun III. METODE PELAKSAAA 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun percobaan Rambatan, Tanah Datar pada ketinggian 525 m dari permukaan laut. Percobaan dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) termasuk dalam famili leguminosae, sub famili Papilionidae dan genus Glycine, merupakan tanaman semusim yang berupa semak rendah,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman II.TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Agronomis Wortel atau Carrot (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi tananaman yang lebih baik dibandingkan sekedar mengambil dari hutan. Seiring berjalannya waktu teknik budidaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Warisno (2010) tanaman jagung termasuk dalam famili graminae, dengan sistematika (taksonomi) sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013 PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro dan Laboratorium Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

3. PENANAMAN TANAMAN JAGUNG

3. PENANAMAN TANAMAN JAGUNG 3. PENANAMAN TANAMAN JAGUNG 1. DEFINISI Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh pertanaman yang baik sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Juni 2015-September 2015. Yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Lebih terperinci