BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman di era globalisasi ini usaha di bidang bisnis jasa kesehatan khususnya rumah sakit mengalami persaingan yang ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya rumah sakit baru yang muncul di wilayah Semarang disertai dengan sistem pelayanan yang prima dan alat kesehatan yang canggih. Bukan hanya rumah sakit baru, tetapi rumah sakit yang telah lama berdiri sekarang ini telah bertransformasi mengikuti perkembang zaman menjadi rumah sakit yang bertaraf internasional. Sehingga rumah sakit memerlukan strategi dalam usaha menarik konsumen agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Untuk meningkatkan pelayanan, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi, informasi, dan bidang transportasi yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan. Rumah Sakit menurut UU No. 4 Tahun 2009 yaitu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Perusahaan ini berorientasi non profit atau disebut juga perusahaan nirlaba, dimana kegiatan usaha yang dilaksanakan memiliki tujuan utamanya bukan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya, tetapi digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat 1

2 2 dengan tujuan kemanusiaan. Rumah Sakit diklasifikasikan menjadi dua yaitu; rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Rumah sakit pemerintah tidak mementingkan laba yang diperoleh untuk memenuhi beban yang dikeluarkan selama rumah sakit beroperasional karena modal yang digunakan untuk operasional rumah sakit didapatkan dari pemerintah. Sedangkan rumah sakit swasta dalam memenuhi kegiatan operasionalnya memerlukan dana yang didapatkan dari pendapatan rumah sakit, seperti: tarif pelayanan rawat jalan, tarif pelayanan rawat inap, tarif pelayanan radiologi, tarif obat, tarif pelayanan kamar operasi, tarif pelayanan laboratorium dan tarif pelayanan medical check up. Dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan, rumah sakit swasta harus dapat bersaingan dengan rumah sakit pemerintah agar dapat menarik minat masyarakat. Masyarakat yang sedang sakit ketika memerlukan tindakan medis untuk rawat inap atau opname yang dipikirkan pertama kali adalah tarif kamar rawat inap. Karena pasien yang sakit membutuhkan tempat yang nyaman, bersih, dan rapi agar mempercepat proses penyembuhan. Dilain pihak untuk mendapatkan kenyamanan maka ada harga (cost) yang tinggi yang harus dikeluarkan pasien untuk mendapatkan kenyamanan tersebut. Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang terletak di jalan Wonodri No.22 Kota Semarang, yang menawarkan berbagai jenis pelayanan, yaitu: pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan radiologi, pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium,

3 3 pelayanan operasi, pelayanan penunjang khusus dan pelayanan medical check up. Untuk pelayanan rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang mempunyai tipe-tipe kamar yang ditawarkan, yaitu: VVIP, VIP A, VIP B, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Visi Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang adalah mewujudkan rumah sakit terkemuka berkualitas global dengan pelayan prima yang dijiwai nilainilai Islam, didukung oleh pendidikan dan aplikasi tekhnologi mutakhir. Untuk mencapai visi, rumah sakit dapat memanfaatkan teknologi dan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi, informasi, dan bidang transportasi yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan rumah sakit agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Pemanfaatan berbagai teknologi dan tenagatenaga ahli membuat biaya operasional yang di keluarkan rumah sakit menjadi besar, sehingga akan berdampak pada tarif rawat inap yang tinggi. (Zinia Th.A.Sumilat: 2013) Tingginya biaya operasional yang di keluarkan oleh Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang akan berdampak pada tarif rawat inap yang tinggi. Untuk mengendalikan biaya operasional yang tinggi, maka pihak rumah sakit memerlukan sistem akuntansi biaya yang tepat, khususnya metode perhitungan harga pokok produk dalam rangka menentukan tarif rawat inap. Tarif rawat inap merupakan salah satu pendapatan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang dalam menjalankan usahanya, yang didapatkan dari pemberian jasa pelayanan kesehatan kepada pasien rawat inap. Penentuan tarif

4 4 rawat inap sangat esensial karena harus mampu mendapatkan pendapatan untuk membiayai segala aktivitas usaha dan mengembangkan rumah sakit dengan memiliki alat kesahatan yang berteknologi canggih sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dengan tarif yang sesuai dengan kondisi masyarakat yang menjadi target pemasaran. Hasbullah (1998) berpendapat bahwa Tarif yang terlalu tinggi tidak diminati masyarakat dan menyebabkan revenue (pendapatan) rumah sakit tidak mencukupi untuk dapat mempertahankan pelayanan dengan standar mutu tertentu. Tarif terlalu murah tidak akan memadai meskipun tingkat pemanfaatan rumah sakit tersebut tinggi, karena pemulihan biaya rumah sakit tidak dapat dilakukan. Dari pernyataan Hasbullah (1998) peneliti menyimpulkan bahwa rumah sakit harus dapat menentukan tarif rawat inap yang sesuai dengan biaya operasional yang telah dikeluarkan agar rumah sakit dapat mempertahankan dan mengembangkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar mutu yang ingin dicapai. Pra survey yang telah dilakukan oleh peneliti memberikan hasil bahwa sejak berdirinya Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang pada tanggal 27 Agustus 1975 hingga sekarang, penentuan tarif rawat inap menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional. Dimana sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya bahan baku, dan BOP ke unit cost dengan menggunakan jam kerja langsung. Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis tipe kamar rawat inap.

5 5 Tabel 1.1 Perbandingan Tarif Ruang Perawatan Rawat Inap dan Fasilitas Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Ruang Perawatan Harga Fasilitas VVIP Rp kamar berisi 1 tempat tidur pasien, luas ruangan 8 x 8 M dengan fasilitas; TV 40 inc, Kulkas 2 pintu, AC 2 buah, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen central, Suction central, Almari pakaian, Sofa bed, Sofa tamu 1 set, Meja kerja, Meja makan, Kitchen set, Perlengkapan sholat dan Al- Quran, Paket buah dan air mineral, Makanan untuk penunggu pasien 1 porsi, dan Paket mandi. VIP A Rp kamar berisi 1 tempat tidur pasien dengan fasilitas: TV 32 inc, Kulkas, AC, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen central, Suction central, Almari pakaian, sofa bed, Perlengkapan sholat, dan Al-Quran. VIP B Rp kamar berisi 1 tempat tidur pasien dengan fasilitas: TV 32 inc, Kulkas, AC, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen Central, Suction Central, Almari Pakaian, Sofa bed, Perlengkapan sholat, dan Al-Quran. Kelas I Rp kamar berisi 1-2 tempat tidur pasien dengan fasilitas: TV, Kulkas, AC, Bed set cabinet, Over bed table, Oxygen Central, Almari Pakaian, Al- Quran, dan Kamar Mandi di dalam. Kelas II Rp kamar berisi 3-4 tempat tidur pasien dengan fasilitas: AC, Oxygen Central, Almari Pakaian, Al-Quran dan Kamar Mandi di dalam. Kelas III Rp kamar 7-8 tempat tidur pasien dengan fasilitas: AC, Oxygen Central, Almari Pakaian, Al-Quran dan Kamar Mandi di dalam. Sumber Data: RS Roemani Muhammadiyah Semarang Sistem akuntansi biaya tradisional mempunyai kelemahan salah satunya adalah memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost atau overcost terhadap produk (Hansen & Mowen, 2004). Penentuan tarif rawat inap menggunakan sistem

6 6 akuntansi biaya tradisional dirasa kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era tekhnologi yang modern seperti saat ini. Perusahaan dapat menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC) untuk menganalisis aktivitas yang terjadi selama pemberian jasa pelayanan kesehatan rawat inap. Penerapan Activity-Based Costing merupakan inovasi yang salah satunya adalah untuk mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah kepada produk/jasa yang akan dihasilkan, dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai tambah. Activity-Based Costing adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan Activity-Based Costing adalah jumlah cost driver (pemicu biaya). Cost driver yang digunakan dalam metode Activity-Based Costing lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional. Pihak manajemen Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang memerlukan informasi yang berhubungan dengan biaya yang telah terjadi untuk menghasilkan suatu tarif rawat inap. Diperlukan analisis biaya dalam perencanaan untuk menjawab berapa biaya satuan kegiatan pada unit pelayanan rawat inap serta tindakan medis dan pelayanan penunjang agar dapat dihitung total pembiayaan yang diperlukan, agar penetapkan harga tidak ditetapkan berdasarkan spekulasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengevaluasi perhitungan tarif rawat inap berdasarkan aktivitas yang dilaksanakan.

7 7 Penentuan tarif jasa rawat inap di rumah sakit tidak seperti perusahaan manuktur yang menetapkan harga produknya berdasarkan motivasi mencari laba sebanyak-banyaknya untuk mengembangkan usahanya, karena rumah sakit mempunyai motivasi memperoleh laba untuk mengembangkan rumah sakit dan motivasi sosial. Sehingga rumah sakit dalam memperoleh laba juga perlu mempertimbangkan perhitungan biaya operasional yang telah dikeluarkan dengan pembebanan harga yang dikenakan pada penerimaan jasa. Dalam menentukan harga pokok, Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional yang penentuan harga pokoknya tidak lagi mencerminkan aktivitas yang spesifik karena banyak kategori biaya yang bersifat tidak langsung. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak dapat memberikan informasi biaya yang akurat, sehingga untuk dapat mengalokasikan biaya-biaya maka perlu untuk menerapkan sistem penentuan harga Berdasarkan beberapa masalah yang terdapat di RS Roemani Muhammadiyah Semarang, membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mengevaluasi penentuan tarif rawat inap pada rumah sakit tersebut menjadi penelitian dengan judul PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

8 PERUMUSAN MASALAH Biaya operasional untuk melaksanakan jasa pelayanan kesehatan rawat inap sagat tinggi, sehingga rumah sakit harus tepat dalam menentukan tarif rawat inap agar dapat membiayai operasional perusahaan, memperoleh keuntungan untuk mengembangkan usaha, dan sesuai dengan kondisi keuangan masyarakat. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dapat dirumuskan masalah masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh RS Roemani Muhammadiyah Semarang? 2. Bagaimana perhitungan tarif rawat inap menggunakan metode Activity- Based Costing System? 3. Bagaimana hasil dari perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh pihak RS Roemani Muhammadiyah Semarang dibandingkan dengan tarif rawat inap yang dihitung menggunakan metode Activity-Based Costing System? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sistem perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh RS Roemani Muhammadiyah Semarang. 2. Untuk mengetahui sistem perhitungan tarif rawat inap menggunakan metode Activity-Based Costing System.

9 9 3. Untuk mengevaluasi sistem perhitungan tarif rawat inap yang selama ini digunakan oleh pihak RS Roemani Muhammadiyah Semarang dibandingkan dengan tarif rawat inap yang dihitung menggunakan metode Activity-Based Costing System KEGUNAAN PENELITIAN 1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan ilmu akuntansi biaya di bidang bisnis kesehatan untuk kajian analisis biaya. 2. Aspek Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi rumah sakit mengenai penentuan tarif rawat inap dihitung menggunakan metode Activity Based Costing System.

10 10

11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian pada skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari informan dan perilaku yang dapat diamati secara bertahap. Proses dilakukan dari awal tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, analisis data, dan penyajian hasil penelitian. Dengan digunakan metode kualitatif ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Penelitian ini dilakukan pada usaha di bidang jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat, studi kasus pada RS Roemani Muhammadiyah Semarang. RS Roemani Muhammadiyah Semarang dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat membutuhkan tenaga ahli dibidang kesehatan dan alat-alat kesehatan yang canggih, sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan evaluasi penentuan tarif yang diberikan kepada masyarakat, apakah telah sesuai dengan segala aktivitas yang dikeluarkan pihak rumah sakit dengan pendapatan yang diterima dari jasa pelayanan. Metode penelitian yang digunakan adalah:

12 1. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 2. Dimensi waktu yang digunakan adalah melibatkan urutan waktu 3. Risetnya hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus) 4. Historis, penelitian melakukan analisa berdasarkan data-data yang ada di rumah sakit tersebut 5. Unit analisisnya merupakan RS Roemani Muhammadiyah Semarang SETTING PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di RS Roemani Muhammadiyah Semarang yang merupakan perusahaan dibidang jasa kesehatan. Dibangun diatas tanah wakaf seluas m 2 RS Roemani Muhammadiyah Semarang terletak di JL. Wonodri 22 Semarang. Rumah sakit sebagai badan usaha yang bergerak di sektor publik, sehingga rumah sakit memberikan pelayanan 24 jam kepada masyarakat berupa pelayanan IGD, Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi Bedah Sentral, Laboratorium, Radiologi, dan Ambulance. Tipe RS Roemani Muhammadiyah Semarang adalah C, yang memiliki 230 bed pasien yang terdiri dari bed VVIP, bed VIP A, bed VIP B, bed Kelas I, bed Kelas II, dan bed Kelas III. Untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat maka dibutuhkan evaluasi apakah tarif rawat inap yang selama ini digunakan sudah tepat. Dengan penentuan tarif rawat inap yang sesuai maka akan mengembangkan usaha dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

13 3.3. PEMILIHAN INFORMAN Informan dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan RS Roemani Muhammadiyah Semarang. Teknik pengambilan informasi yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan mengambil informan yang memenuhi kriteria. Kriteria yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah: 1. Karyawan RS Roemani Muhammadiyah Semarang laki-laki dan perempuan yang terkait dengan penentuan tarif rawat inap. 2. Karyawan RS Roemani Muhammadiyah Semarang laki-laki dan perempuan yang terkait dengan pencatatan biaya. 3. Karyawan yang bersedia diwawancarai. Tabel 3.1 Nama-nama Informan No Nama Keterangan 1. Ny. Subidah Kepala Bagian Keuangan 2. Ny. Riris Kepala Bagian Akuntansi 3. Tn. Saifudin Kepala Bagian Gudang Logistik 4. Nn. Winda Karyawan bagian sekertariat 5. Tn Agung Kepala Bagian Keuangan 6. Tn. Muflihuen Karyawan bagian Gudang Farmasi 7. Tn. Farid Perawat 8. Ny. Rina Perawat 9. Ny. Indah Perawat Sumber : data diolah

14 3.4. METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, arsip/data sekunder, FGD (Focus Group Discussion) dan alat-alat penunjang. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan cara: Wawancara Mendalam Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam (in-depth interview), yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi secara kompleks. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.dalam pengumpul data secara wawancara ini, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian. Langkah-langkah dalam wawancara menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal dalam Sugiyono (2012) terdiri dari 7 tahap, yaitu:

15 1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilaksanakan. 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. 3. Mengawali atau membuka alur wawancara. 4. Melangsungkan alur wawancara. 5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan. 7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Agar hasil wawancra terekam dengan baik sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan wawancara dengan informan, maka peneliti memerlukan alat-alat yang digunakan dalam wawancara, seperti: buku catatan, laptop, tape recorder dan camera. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data Observasi Observasi merupakan suatu kegiatan pengambilan data dengan cara melakukan pengamatan dan tanpa mengajukan pertanyaan kepada

16 responden (Sekaran, 2006). Teknik ini dilakukan untuk mengetahui metode yang digunakan pihak RS Roemani Muhammadiyah Semarang dalam menentukan tarif rawat inap dan Dalam observasi ini, peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam observasi peneliti mengamati apa yang dikerjakan informan dan mendengarkan apa yang mereka ucapkan. Tujuan observasi dilakukan karena: 1. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. 2. Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. 3. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. 4. Teknik ini dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada proses wawancara. 5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasisituasi yang rumit Arsip/ Data Sekunder

17 Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen-dokumen akuntansi dan operasi yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan oleh bagian akuntansi. Serta menggunakan buku, jurnal, majalah atau buletin yang memuat data indeks atau referensi yang bermanfaat bagi penelitian ini KREDIBILITAS DATA PENELITIAN Menurut Sugiyono (2012) uji kredibilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap data yang diteliti. Untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengancara: Triangulasi (Triangulation) Menurut Sugiyono (2012) triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Ada tiga macam triangulasi yaitu: 1. Tringulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

18 dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian ini data diperoleh dengan wawancara, kemudian dicek menggunakan observasi, arsip dan data sekunder. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda. 2. Tringulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data. 3. Tringulasi Sumber

19 Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.data dari beberapa sumber tersebut, tidak dapat diratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari beberapa sumber data tersebut. Data yang telah di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member chek) dengan ketiga sumber data tersebut TEKNIK ANALISIS Analisis data dilakukan untuk mencari pemahaman mendalam dan menginterpretasi terhadap makna dibalik perkataan dan tingkah laku subyek penelitian berupa data penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui wawancara, observasi, dan arsip/data sekunder.analisis data dilakukan dengan teknik tahapan coding data. Teknik coding ini ada tiga, yaitu: 1. Pengkodean Terbuka (Open Coding) Pengodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama proses pengodean terbuka, data dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat,

20 dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, dan pertanyaanpertanyaan diajukan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam data. Pengodean terbuka dilakukan dengan cara menulis catatan kode; kategori-kategori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan wawancara, catatan lapangan, maupun dokumen lain, diambil dari halaman dan tulisan sebagai catatan kode. 2. Pengkodean Berporos (Axial Coding) Pengodean berporos adalah kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa hubungan diantara elemen-elemen data yang terkodekan. Pengodean berporos harus menguji elemen seperti keadaan kalimat, interaksi diantara subyek, strategi, taktik dan konsekuensi. Penggunaan model ini memungkinkan peneliti berpikir secara sistematis tentang data dan menghubungkannya dalam cara-cara yang sangat kompleks. 3. Pengkodean Selektif (Selective Coding) Pengkodean selektif adalah suatu proses untuk menyeleksi kategorikategori guna menemukan kategori inti atau sentral, secara sistematis dapat dipakai secara konsepsional untuk merangkai dan mengitegrasikan kategori-kategori lain dalam suatu jaringan.

21

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada organisasi yang berorientasi profit atau yang bertujuan mencari laba, penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba. Organisasi seperti itu akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat pesat dalam dunia bisnis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masingmasing perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan beradu strategi dalam usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global seperti saat ini persaingan pada setiap perusahaan yang ada sudah menjadi suatu keharusan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan duna usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah dapat menjaga kelangsungan hidupnya secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk dapat semakin berkembang dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masingmasing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memasuki kawasan perdagangan bebas Asia. Maka dari itu masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan harus bisa bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia semakin berkembang pesat. Dari mulai perusahaan dagang, manufaktur, maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan oprasional suatu badan usaha dan apapun strategi yang dilakukan,pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh perusahaan akan bertahan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dalam jumlah besar tergantung pada industriindustri yang ada khususnya sektor jasa seperti perusahaan transportasi, pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat pesat dalam dunia bisnis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masingmasing perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tenaga medis dan tehnologi kesehatan yang diciptakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern, dimana perkembangan dunia usaha berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan saling bersaing dan beradu strategi dalam menarik konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) 0 PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Disusun Dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bidang usaha yang berorientasi non-profit yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU Selvia Puspa Sari dan Dewi Anggraini ABSTRAK Penerapan Activity Based Costing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai macam ilmu kesehatan semakin komplek dan ilmu berkembang dengan banyak spesifikasi. Hal ini membuat persaingan tenaga-tenaga bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum RSUD Bekasi 1. Sejarah berdirinya RSUD Bekasi RSUD Bekasi didirikan pada tahun 1939, pada waktu itu masih berupa poliklinik dengan sarana yang sangat minim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan berbagai macam teknologi semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat. Untuk itu perusahaan berusaha supaya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Activity Based Costing atau sistem biaya berbasis kegiatan menggunakan aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan, seperti rawat inap,

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Perusahaan adalah suatu organisasi melaksanakan fungsinya dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yaitu laba yang maksimum. Sistem akuntansi biaya menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat di era globalisasi, maka sudah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap

Lebih terperinci

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pandangan ekonomi, Rumah Sakit adalah organisasi penyedia pelayanan jasa, dan pasien adalah konsumen atau pemakai pelayanan jasa kesehatan. Dalam perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan berbagai macam teknologi dewasa ini semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan dunia

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan. Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Nuzulul Qurnain Universitas Madura Abstrak Activity Based Costing System (ABCS)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak Analisis Tarif Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Biaya Berbasis Aktivitas di RSNU Banyuwangi Ahmad Ansyori Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Abstrak Activity Based Costing merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang (Yarsi Sumbar) bertempat di Jl. Gajah Mada Gunung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. No. 8 Bedali Lawang Kab. Malang. Peneliti memilih melakukan penelitian di RS

BAB III METODE PENELITIAN. No. 8 Bedali Lawang Kab. Malang. Peneliti memilih melakukan penelitian di RS BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Lawang Medika Jl. Dr. Sucipto No. 8 Bedali Lawang Kab. Malang. Peneliti memilih melakukan penelitian di RS Lawang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sedang dan akan menghadapi era globalisasi di bidang kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity) dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tingginya kemajuan teknologi informasi serta semakin meningkatnya persaingan bisnis global yang ditandai dengan berlakunya perjanjian kerjasama perdagangan

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL Ayu Khusnul Khotimah 21213543 Dosen Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di industri gula PG. Krebet Baru Jl. Raya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di industri gula PG. Krebet Baru Jl. Raya BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri gula PG. Krebet Baru Jl. Raya Bululawang no. 10 Malang. Peneliti memilih melakukan penelitian di PG. Krebet

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, merangsang munculnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang usaha yang sama misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, setiap perusahaan jasa berusaha untuk mengoptimalkan kinerjanya dengan cara memberikan dan meningkatkan pelayanan agar tetap dapat menarik konsumen. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akuntabilitas dan transparansi laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode analisis yang peneliti pakai pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh pemecahan terhadap segala permasalahan. Sedangkan penelitian itu sendiri merupakan rangkaian kegiatan ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari

Lebih terperinci

Bab III. Metode Penelitian

Bab III. Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian pada produk kertas fotokopi yang dilakukan di PT Cakrawala Mega Indah yang melakukan perluasan merek atau brand extension menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang semakin pesat. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi dalam usaha menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah serangkaian hukum, aturan dan tata cara tertentu yang diatur dan ditentukan berdasarkan kaidah ilmiah dalam menyelenggarakan suatu penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi pada era globalisasi menyebabkan dunia bisnis mengalami perubahan kompleks sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang harus menghadapi dari

Lebih terperinci

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Izza merupakan rumah sakit swasta yang berada dibawah naungan PT. Sapta Kurnia Abadi berdasarkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu contoh dari organisasi atau perusahaan berorientasi non-profit atau disebut juga perusahaan nirlaba. Perusahaan yang berorientasi non-profit

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menentukan pendekatan penelitian yang dilakukan harus disesuaikan dengan jenis fenomena atau fakta yang terjadi di lapangan. Ada perbedaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality Show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan desain studi kasus terhadap implementasi pathway appendicitis akut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Islam AL UMMAH menyediakan jasa rawat inap bagi pasien yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati perkembangan kesehatan pasien

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan. Hotel adalah bangunan berkamar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) 1 Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) Application of Activity Based Costing (ABC) As Determination of Hospitalization

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia yang kita miliki perlu secara terus menerus ditingkatkan agar mampu berperan dalam persaingan global. Oleh karena itu peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana pertanyaan Bagaimana menjadi permasalahan utama untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang begitu pesat dari tahun ke tahun, menyebabkan begitu banyaknya perusahaan yang berkembang dan hidup dalam lingkungan yang berubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Menurut

Lebih terperinci

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB. 3 METODE PENELITIAN BAB. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi semakin mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya di bidang ekonomi dan sektor bisnis. Dengan adanya arus globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menarik konsumen untuk memakai produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin kompleksnya perusahaan manufaktur serta didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga pokok produk menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dimana penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah (naturalistik). penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan organisasi baik swasta maupun pemerintahan menciptakan data, dan data tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan karena merupakan salah satu informasi. Informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK Nama : Shelly Apriani Restia NPM : 26210511 Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu tipe penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualiatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnmya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu jenis perusahaan di Indonesia adalah perusahaan industri (manufaktur). Perusahaan Industri manufaktur adalah perusahaan yang mengelola bahan baku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern dan globalisasi mempengaruhi perkembangan dunia usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Schulz R. And Jonshon A.C tahun 1976 Pengertian Rumah sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam bahasa latin yang berarti tamu.

Lebih terperinci