BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia semakin berkembang pesat. Dari mulai perusahaan dagang, manufaktur, maupun perusahaan dibidang jasa. Perkembangan dunia saat ini dalam hal bisnis mengakibatkan persaingan yang semakin ketat. Perkembangan dalam bidang teknologi dimanfaatkan sebagai alat dalam menunjang proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Teknologi dipakai untuk mendapatkan informasi-informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Masingmasing perusahaan saling beradu strategi dalam usaha menarik konsumen. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dan manufaktur atau industri tetapi juga dibidang usaha pelayanan jasa. Salah satu bentuk usaha pelayanan jasa adalah jasa kesehatan, terutama jasa rumah sakit. Sebuah rumah sakit, seperti yang didefinisikan oleh WHO Technical Report Series No.122/1957 (dalam Indra Bastian, 2008 : 26) adalah Rumah sakit adalah bagian integral dari satu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di rumah, rumah sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat penelitian bio-medik Persaingan dalam usaha pelayanan jasa terlihat dari semakin banyaknya rumah sakit yang didirikan baik pemerintah maupun swasta di Indonesia. Menurut 1

2 2 M. Emil Azhari dalam artikelnya yang bertajuk Potret Bisnis Rumah Sakit Indonesia, menyebutkan bahwa pada tahun 2008, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai rumah sakit (Depkes, 2009), atau bertambah sebanyak 86 rumah sakit dari posisi tahun Dari total rumah sakit ini, 657 diantaranya adalah milik swasta dengan rata-rata pertumbuhan jumlah rumah sakit per tahun sekitar 1,14%. Sisanya merupakan rumah sakit yang dibangun oleh pemerintah. Akibat dari perkembangan rumah sakit yang semakin pesat memimbulkan persaingan yang semakin ketat pula sehingga menuntut adanya peningkatan pelayanan kepada para pasiennya. Begitu pula dengan Kota Bandung, semakin menjamurnya rumah sakit baik pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Bandung membuat pihak manajemen rumah sakit tersebut harus memikirkan strategi yang baik agar dapat menjadi rumah sakit yang terbaik. Rumah sakit baik pemerintah maupun swasta di dalam menyelenggarakan kegiatannya, menurut Pasal 57 ayat (2) UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan harus tetap memperhatikan fungsi sosial. Fungsi sosial dimaksudkan penyelenggaraan kegiatan setiap sarana kesehatan harus memperhatikan kebutuhan pelayanan kesehatan golongan masyarakat yang kurang mampu dan tidak semata-mata mencari keuntungan secara komersial, tetapi lebih menitikberatkan kepada kemanusiaan. Rumah sakit merupakan suatu perusahaan jasa khususnya yang bergerak dalam bidang sosial yang memberikan jasa yang berupa jasa pengobatan, perawatan, dan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (Agus Widarsono dan Rini Rividyasari : 2009).

3 3 Fungsi sosial rumah sakit menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yaitu rumah sakit berkewajiban melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu atau miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan. Namun pada kenyataannya, fungsi sosial dari rumah sakit itu sendiri ternyata belum terakomodasi sepenuhnya. Terutama pelayanan kesehatan yang optimal terhadap pasien dari keluarga tidak mampu. Rumah sakit telah menyediakan pelayanan kelas tiga untuk golongan yang kurang mampu, namun pada kenyataannya kelas tersebut jarang sekali kosong dan hampir selalu penuh. Bahkan tidak jarang pasien yang kurang mampu ini menunggu lama di ruang gawat darurat menunggu ada pasien yang keluar dari kelas tiga. Terkadang pada rumah sakit swasta, pasien yang memiliki Kartu Jamkesmas bahkan dirujuk ke rumah sakit lain yang ada kelas tiganya dan memiliki kerja sama dengan pihak Depkes. Hal ini disebabkan rumah sakit swasta yang dituntut menjadi revenue center (pusat penghasilan) yang harus membawa keuntungan bagi pemilik dan pengelolanya. Rumah sakit saat ini sudah bergeser dari lembaga sosial menjadi sebuah lembaga usaha yang kegiatan ekonominya yang memikirkan masalah keuntungan. Rumah sakit harus dikelola sebagai organisasi yang bertujuan mencari laba atau profit. Salah satu sumber pendapatan rumah sakit adalah jasa rawat inap. Dimana pendapatan itu didapat dari tarif yang harus dibayar oleh pemakai jasa rawat inap. Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting

4 4 karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit. Kondisi ini menuntut pihak manajemen rumah sakit mampu memikirkan strategi rumah sakit ke depannya agar mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya. Rumah sakit memerlukan manajer-manajer yang handal dalam mengambil keputusankeputusan strategik yang berorientasi untuk menjadikan rumah sakitnya yang terdepan. Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung adalah salah satu rumah sakit swasta yang terletak di Jl. KH. Ahmad Dahlan No.53 Kota Bandung. Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung merupakan salah satu rumah sakit yang menjadi rujukan pasien yang berada di tengah Kota Bandung. Hal ini terlihat dari jumlah pasien rawat inap pada tahun 2009 yang mencapai pasien rawat inap. Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung merupakan salah satu rumah sakit milik swasta yang juga mengemban fungsi sosial sebagai rumah sakit, namun tetap juga suatu organisasi yang bertujuan mencari laba atau profitabilitas. Laba tersebut berasal dari pendapatan-pendapatan dari berbagai jenis layanan jasa yang ditawarkan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan. Pendapatan rumah sakit dapat berasal dari rawat inap, rawat jalan yang meliputi poli umum, poli gigi, dan spesialisasi, serta penunjang yang meliputi laboraturium, instalasi farmasi, radiologi, dan lain-lain. Pendapatan dari rawat inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung merupakan pendapatan kedua terbesar setelah pendapatan dari layanan penunjang. Berikut struktur pendapatan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung selama tahun 2007 dan 2008 :

5 5 Tabel 1.1. Pendapatan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun (Dalam Rupiah) Jenis Pendapatan Tahun 2007 Tahun 2008 Rawat jalan , ,00 Rawat Inap , ,00 Penunjang , ,19 Lain-lain , ,05 Jumlah , ,04 Sumber : Bussines Plan Rumah Sakit Muhammadiyah Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas, pendapatan dari unit rawat inap memberikan kontribusi sebesar 35,82% dari total seluruh pendapatan pada tahun 2007 dan sebesar 32,53% dari total seluruh pendapatan pada tahun Ke depannya Rumah Sakit Muhammdiyah Bandung pun memproyeksikan pendapatan dari layanan rawat inap akan terus meningkat dari tahun seperti tabel di bawah ini : Tabel 1.2. Proyeksi Pendapatan Rumah Sakit Muhammadiyah Tahun (Dalam Rupiah) Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Pendapatan Operasional Pendapatan Rawat Jalan , , , ,00 Pendapatan Rawat Inap , , , ,00 Pendapatan Penunjang Medis , , , ,00 Pendapatan Non Operasional , , , ,00 Total Pendapatan , , , ,00 Sumber : Bussines Plan Rumah Sakit Muhammadiyah Tahun 2010 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung memproyeksi pendapatan dari unit layanan rawat inap akan terus meningkat dalam setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan Rumah Sakit

6 6 Muhammadiyah Bandung senantiasa meningkatkan pelayanan kepada para pasiennya sehingga tetap menjadi pilihan bagi pasien, serta meningkatkan sarana dan prasarana alat-alat medis sehingga menjadi rujukan bagi rumah sakit lainnya. Dan pendapatan dari rawat inap tersebut sangat dipengaruhi oleh penetapan tarif rawat inap yang berlaku dalam sebuah rumah sakit. Salah satu strategi manajemen untuk mewujudkan hal di atas adalah dengan menentukan bagaimana agar tarif rawat inap pada sebuah rumah sakit dapat terjangkau oleh semua kalangan sesuai dengan pelayanan yang dinikmati oleh pasien. Dalam hal ini tarif inap memegang peranan yang sangat penting. Dan biaya pokoknya memegang peranan yang penting dalam penentuan tarif rawat inap sebuah rumah sakit. Rumah sakit dituntut mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Pengelolaan sumber-sumber daya tersebut dapat diukur berdasarkan biaya produksi atau biaya pokok jasa yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu layanan kepada konsumennya. Penetapan biaya pokok jasa secara akurat, maka pendapatan yang diterima pun akan akurat dan rumah sakit dapat menelusuri keuntungan yang didapatkannya secara akurat pula serta membantu untuk evaluasi atas kegiatan rumah sakit tersebut. Dalam menentukan biaya pokok layanan tarif inap, sebuah rumah sakit biasanya menghitung unit cost dari layanan yang akan dihitung dengan cara menghitung biaya langsung yang berhubungan dengan produk atau jasa. Menurut Mulyadi (2005 : 14), biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung di rumah sakit antara lain biaya gaji perawat, biaya bahan habis pakai medis, biaya

7 7 bahan habis pakai non medis seperti untuk administrasi pasien, dan biaya gizi atau konsumsi. Setelah itu, menelusuri biaya tidak langsung dan menghitung alokasi biaya tidak langsung untuk suatu layanan. Menurut Mulyadi (2005 : 15), biaya tidak langsung merupakan biaya yang terjadinya tidak disebabkan sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung di rumah sakit antara lain biaya linen atau laundry, biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan fasilitas meliputi televisi, kulkas, AC, tempat tidur, dan lain-lain, serta biaya kebersihan. Terakhir menghitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung kesetiap jasa pelayanan dibagi dengan jumlah hari perawatan pasien. Dalam menentukan alokasi biaya tidak langsung terkadang rumah sakit masih menggunakan akuntansi biaya tradisional. Biaya tidak langsung merupakan salah satu biaya yang memerlukan akuntansi yang lebih rumit dibandingkan dengan elemen biaya langsung, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (prime cost). Menurut Usry (2004 : ), sistem biaya tradisional memiliki karakteristik khusus yaitu penggunaan ukuran yang berkaitan dengan volume atau ukuran tingkat unit secara eksklusif sebagai dasar untuk mengalokasikan overhead ke output. Untuk alasan tersebutlah maka sistem biaya tradisional disebut juga sistem berdasarkan unit (Unit Cost System). Biaya produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya tradisional memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam hal pembebanan biaya tidak langsung sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi di sini mengakibatkan undercost atau overcost terhadap produk atau jasa.

8 8 Pada sistem biaya tradisional, dalam mengalokasikan biaya tidak langsung ke unit produksi ditempuh cara sebagai berikut pertama dilakukan alokasi biaya keseluruh unit yang ada, setelah itu biaya unit organisasi dialokasikan lagi kesetiap unit produksi. Unsur-unsur biaya tidak langsung dialokasikan secara proporsional dengan menggunakan suatu indikator atau faktor pembanding yang sesuai seperti unit produksi, sedangkan unsur-unsur biaya langsung dialokasikan secara langsung. Hal tersebut menyebabkan keputusan yang diambil oleh pihak manajemen rumah sakit menjadi tidak tepat dalam hal penentuan biaya pokok rawat inap rumah sakit dan juga akan mempengaruhi tarif rawat inap yang diberlakukan oleh rumah sakit tersebut dan pada akhirnya mempengaruhi pula pendapatan rawat inap rumah sakit tersebut. Biaya pokok tersebut tidak menggambarkan penyerapan sumber daya yang tidak secara tepat terserap oleh pelayanan tersebut. Rumah sakit biasanya memakai sistem biaya tradisional yang seringkali mengakibatkan distorsi biaya karena kurang akuratnya dasar biaya tidak langsung yang dibebankan dalam menentukan jumlah biaya sehingga pasien membayar biaya yang terkadang sebenarnya tidak dinikmati oleh pasien tersebut. Hal ini akan berakibat pembuatan keputusan jangka panjang menjadi kurang akurat. Berdasarkan wawancara dengan salah seorang Tim Penyusun Tarif Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, dalam menentukan tarif layanan rawat inapnya Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung pun masih menggunakan sistem biaya tradisional terlihat dari penentukan biaya pokok layanan tarif inap dengan menghitung unit cost dari layanan yang akan dihitung dengan cara menghitung

9 9 biaya langsung seperti biaya gaji perawat, biaya gizi, dan biaya bahan habis pakai. Setelah itu, menelusuri dan menghitung alokasi biaya tidak langsung untuk unit rawat inap. Biaya tidak langsung antara lain biaya linen (laundry), biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan fasilitas meliputi televisi, kulkas, AC, tempat tidur, dan lain-lain, biaya pemeliharaan alat medis dan non medis, biaya diklat, biaya kebersihan, biaya listrik, air, telepon, biaya reduksi, dan lain sebagainya.. Terakhir menghitung unit cost dengan cara mengalokasikan total biaya langsung dan biaya tidak langsung kesetiap jasa pelayanan dibagi dengan jumlah hari perawatan pasien sebagai dasar unit perhitungan tarif. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memperhatikan aktivitas-aktivitas yang menyebabkan terjadinya pengeluaran biaya. Berikut digambarkan struktur biaya ruangan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung : Tabel 1.3. Struktur Biaya Ruangan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2009 Kelas Perawatan Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Total Biaya Perawatan Intensif (ICU) Rp ,27 Rp ,73 Rp ,00 Perawatan V VIP Rp ,33 Rp ,59 Rp ,93 Perawatan VIP A (+) Rp ,80 Rp ,36 Rp ,17 Perawatan VIP A Rp ,43 Rp ,68 Rp ,11 Perawatan VIP B Rp ,67 Rp ,33 Rp ,99 Perawatan I A Rp ,74 Rp ,54 Rp ,29 Perawatan I B Rp ,90 Rp ,89 Rp ,79 Perawatan I C Rp ,14 Rp ,62 Rp ,76 Perawatan I D Rp ,37 Rp ,63 Rp ,00 Perawatan Kelas II A Rp ,53 Rp ,81 Rp ,34 Perawatan Kelas II B Rp ,61 Rp ,39 Rp ,00 Perawatan kelas III Rp ,69 Rp ,14 Rp ,82 Perawatan Perinatologi Rp ,69 Rp ,14 Rp ,82 Sumber : Laporan Alokasi Biaya Ruangan Tahun 2009 (Diolah Kembali)

10 10 Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa biaya tidak langsung memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penentuan tarif rawat inap. Oleh karena itu, diperlukan pembebanan biaya tidak langsung yang lebih akurat agar biaya tersebut dapat mencerminkan fasilitas yang dinikmati oleh pasien tersebut. Tarif inap yang berlaku di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung adalah penggunaaan fasilitas ruang rawat inap di rumah sakit sesuai dengan kelas perawatan. Biaya tersebut di luar biaya Visite atau kunjungan oleh dokter sub spesialis, tarif tindakan medis, pemeriksaan penunjang medis misalnya Laboratorium, sewa alat, dan obat-obatan. Berikut ini terdapat tabel tarif jasa layanan inap pada pada Rumah Muhammadiyah Bandung Tahun 2010 : Tabel 1.4. Tarif Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2010 (Dalam Rupiah) TIPE KAMAR TARIF RAWAT INAP Perawatan Intensif (ICU) ,00 Perawatan V VIP ,00 Perawatan VIP A (+) ,00 Perawatan VIP A ,00 Perawatan VIP B ,00 Perawatan I A ,00 Perawatan I B ,00 Perawatan I C ,00 Perawatan I D ,00 Perawatan Kelas II A ,00 Perawatan Kelas II B ,00 Perawatan kelas III ,00 Perawatan Perinatologi ,00 Sumber :Buku Tarif Rumah Sakit Muhammadiyah Tahun 2010 Tarif rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung sangatlah beragam dikarenakan sarana dan fasilitas yang diberikan pada setiap kelasnya. Semakin

11 11 tinggi kelas kamar maka akan semakin mahal pula tarif yang dikenakan. Dalam sebuah rumah sakit biasanya terdiri dari beberapa kelas kamar yang mengakibatkan banyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit sehingga menuntut ketepatan pembebanan biaya dalam penentuan biaya pokok inap tersebut. Biaya-biaya yang menentukan tarif inap antara lain biaya langsung dan biaya tidak langsung yang telah disinggung sebelumnya. Biaya-biaya tersebut akan sangat menentukan biaya pokok setiap ruangan rawat inap dan juga akan berpengaruh terhadap tarif rawat inap rumah sakit pada akhirnya. Sampai saat ini rumah sakit masih mengalami kesulitan di dalam menghitung unit cost untuk setiap kamar, khususnya dalam pembebanan biaya tidak langsung yang biasanya hanya didasarkan pada jumlah hari rawat untuk pembebanannya. Tarif yang dipungut untuk setiap kamar didasarkan pada data historis tahun sebelumnya dan berdasarkan analisis perhitungan oleh tim penyusun tarif. Adanya beragam macam fasilitas rawat inap pada rumah sakit, semakin menuntut pembebanan biaya yang sesungguhnya agar tidak terjadi overcosting atau undercosting.. Oleh karena itu Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dirasa penting untuk melakukan penghitungan tarif dengan menggunakan sistem ABC karena sistem ABC dinilai mampu mengukur secara cermat biaya-biaya yang dikeluarkan dari setiap aktivitas untuk menghasilkan tarif yang tepat untuk setiap jasa rawat inapnya. Activity-Based Costing System memiliki keyakinan bahwa setiap biaya itu ada penyebabnya dan penyebabnya tersebut dapat dikelola sehingga jangka panjangnya rumah sakit dapat menghilangkan aktivitas-aktivitas yang sekiranya tidak memberikan nilai tambah. Metode ABC dinilai dapat mengukur secara

12 12 cermat biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas. Hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver atau pemicu biaya yang digunakan dalam pembebanan biaya tidak langsung sehingga dalam metode ABC dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya dan ketepatan pembebanan biaya lebih akurat. Menurut Mulyadi (2003 : 51), sistem ABC tidak hanya dapat dipakai di perusahaan manufaktur, tetapi baik perusahaan jasa ataupun dagang pun dapat memakai sistem ABC ini. Ayse Necef Yereli (2009 : 574) dalam penelitiannya yang bertajuk Activity- Based Costing dan Aplikasinya dalam Turki University Hospital, mengemukakan sistem biaya tradisional tidak efisien sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam lingkungan yang kompetitif saat ini. Para manajer di rumah sakit harus mengadopsi perhitungan akuntansi biaya yang dapat memberikan keuntungan antara lain meningkatkan efektivitas biaya tanpa mengorbankan kualitas layanan, memiliki arus informasi yang membantu manajer memaksimalkan sumber daya mereka, dan membuat pilihan baru untuk meningkatkan kualitas pengembangan layanan. Activity-based costing dikembangkan diakhir 1980-an di Amerika Serikat sebagai alternatif metode untuk mencapai ketiga hal tersebut. Activity-Based Costing System ini berfokus pada proses penentuan product costing (biaya produk), yaitu dengan cara menentukan aktivitas-aktivitas yang di serap produk tersebut selama proses produksi. Activity-Based Costing System menghasilkan informasi yang dapat membatasi distorsi yang disebabkan oleh pengalokasian sistem akuntansi biaya tradisional. Perbedaan utama penghitungan

13 13 harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan. Dalam sistem penentuan biaya pokok produk dengan metode ABC menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan cost driver berdasarkan unit. Dalam metode ABC, menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya. Sistem ABC ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memiliki tingkat diversifikasi atau keanekaragaman produk atau jasa yang ditawarkan. Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang memiliki tingkat diversifikasi atau keanekaragaman jasa yang ditawarkan tinggi, seperti mulai unit rawat inap, rawat jalan seperti poli umum dan khusus, dan penunjang seperti CT Scan, laboraturium, dan lain-lain. Penelitian tentang penerapan ABC System sudah sering dilakukan, berikut ini akan digambarkan persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu: Tabel 1.5. Tabel Penelitian Terdahulu yang Relevan dengan Penelitian Ini No Nama Peneliti Judul Persamaan Perbedaan 1. Ayse Necef Activity-Based Persamaan penelitian ini Perbedaan penelitian Yereli, MS, Costing dan Aplikasi dengan penelitian yang PHD nya dalam Turki akan dilakukan adalah (Aorn Journal University Hospital mencoba meneliti Vol. 89 No. 3 : 2009) penerapan Activity- Based-Costing di sebuah rumah sakit. Dalam menghitung unit cost ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang dilakukan Ayse hanya meneliti untuk satu jasa tindakan yaitu untuk operasi kandung kemih,

14 14 2. Jennifer Ellis- Newman (ProQuest Education Journals : 2003) 3. I Ketut Sujana (Buletin Studi Ekonomi Volume 11 Nomor 3 : 2006) Activity-Based Costing di Layanan Jasa Perpustakaan Aplikasi Activity Based Costing (ABC) dalam Analisis Value Chain dan Keunggulan Kompetitif dengan menggunakan Activity-Based-Costing akan terdapat persamaan langkah-langkah kerja. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah mencoba meneliti penerapan Activity- Based-Costing di sebuah perusahaan jasa, karena biasanya Activity-Based- Costing diterapkan di perusahaan manufaktur. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah menganalisis aktivitas dan untuk menganalisis aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, menambah nilai tambah produk atau jasa yang akan dihasilkan. sedangkan penelitian yang akan dilakukan difokuskan untuk meneliti penerapan Activity-Based-Costing untuk menentukan tarif rawat inap rumah sakit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang dilakukan Jennifer di sebuah perpustakaan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan di sebuah rumah sakit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian I Ketut Sujana menggunakan Analisis value chain yang merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk suatu produk. Analisis value chain digunakan untuk memahami aktivitas aktivitas dan dapat memberikan informasi posisi perusahaan pada value chain yang membentuk nilai suatu produk atau jasa.

15 15 Perhitungan biaya rawat inap sangatlah penting karena berkaitan dengan masalah biaya pokok rawat inap, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap tarif yang akan dikenakan terhadap seorang pasien dan pada akhirnya berpengaruh terhadap pendapatan rawat inap rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, biaya pokok rawat inap haruslah dihitung secara akurat. Menurut Deasty (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan ABC System sebagai Alternatif Sistem Penentuan Biaya Rawat Inap pada Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta, unit cost dengan metode ABC System dihitung dengan cara mengklasifikasi biaya operasional rumah sakit, menentukan cost driver untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang dapat dilacak ke jasa yang dihasilkan, menetukan cost driver yang digunakan sebagai pengukur aktivitas, kemudian membuat desain ABC pada rumah sakit. Perhitungan biaya pokok rawat inap memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah rumah sakit. Selain mempengaruhi penetapan tarif rawat inap, juga akan mempengaruhi pendapatan rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, dalam penetapan tarif rawat inap rumah sakit diperlukan ketelitian dalam perincian biaya dan ketepatan pembebanan biaya yang lebih akurat. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul : Analisis Perbandingan Penetapan Tarif Inap Rumah Sakit dengan Metode Tradisional dan Metode ABC Serta Implikasinya Terhadap Pendapatan Rawat Inap Rumah Sakit (Studi Kasus Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung).

16 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, penulis mengambil rumusan masalah : 1. Bagaimana penetapan tarif jasa rawat inap rumah sakit dengan menggunakan metode Activity Based Costing System? 2. Apakah terdapat perbedaan antara penetapan tarif jasa rawat inap rumah sakit dengan metode tradisional dan metode Activity Based Costing System secara signifikan? 3. Bagaimana pengaruh penetapan tarif rawat inap rumah sakit dengan menggunakan metode Traditional Costing System terhadap pendapatan rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung? 4. Bagaimana pengaruh penetapan tarif rawat inap rumah sakit dengan menggunakan metode Activity Based Costing System terhadap pendapatan rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, yaitu : 1. Untuk mengetahui penetapan tarif rawat inap rumah sakit dengan menggunakan metode Activity Based Costing System. 2. Untuk mengetahui perbedaan antara penetapan tarif jasa rawat inap rumah sakit dengan metode tradisional dan metode Activity Based Costing System.

17 17 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penetapan tarif rawat inap rumah sakit menggunakan metode Traditional Costing System terhadap pendapatan rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penetapan tarif rawat inap rumah sakit menggunakan metode Activity Based Costing System terhadap pendapatan rawat inap Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Manfaat penelitian Manfaat penelitian dari Analisis Perbandingan Penetapan Tarif Jasa Rumah Sakit Dengan Metode Tradisional Dan Metode ABC Serta Implikasinya Terhadap Pendapatan Rawat Inap Rumah Sakit adalah : 1. Bagi Rumah Sakit Memberikan informasi tambahan tentang kemungkinan penerapan Activity Based Costing System dalam menghitung biaya pokok rawat inap rumah sakit dan penetapan tarif rawat inap rumah sakit serta bagaimana pengaruhnya terhadap pendapatan rawat inap rumah sakit. 2. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi tambahan terhadap penelitian selanjutnya dan juga penelitian diharapkan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang diperoleh mengenai Activity Based Costing System dalam teori dengan kasus- kasus yang sejenis yang ada dalam praktek yang secara nyata dapat menambah kepustakaan penerapan Activity Based Costing System.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan berbagai macam teknologi dewasa ini semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat pesat dalam dunia bisnis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masingmasing perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masingmasing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan beradu strategi dalam usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK Nama : Shelly Apriani Restia NPM : 26210511 Pembimbing : Desi Pujiati, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk mendukung kesehatan bagi masyarakat maka banyak didirikan lembaga atau organisasi yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan bisnis diakibatkan oleh era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) 0 PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Disusun Dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai macam ilmu kesehatan semakin komplek dan ilmu berkembang dengan banyak spesifikasi. Hal ini membuat persaingan tenaga-tenaga bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Activity Based Costing atau sistem biaya berbasis kegiatan menggunakan aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan, seperti rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat pesat dalam dunia bisnis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Masingmasing perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih di era modern mempengaruhi perkembangan duna usaha sehingga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para pelaku

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri) Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bidang usaha yang berorientasi non-profit yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) 19 Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ) Riadi Budiman Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya kemampuan perekonomian global dewasa ini mendorong pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor lini, demikian pula halnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global seperti saat ini persaingan pada setiap perusahaan yang ada sudah menjadi suatu keharusan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang ditunjang dengan kemajuan teknologi serta perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, mengakibatkan persaingan bisnis semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah dapat menjaga kelangsungan hidupnya secara terus menerus. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk dapat semakin berkembang dan meningkatkan

Lebih terperinci

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) ANALISIS PERHITUNGAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN UNIT COST SYSTEM DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya) Oleh: ALVIRA DEWI MUTIARAWATI (123403267)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memasuki kawasan perdagangan bebas Asia. Maka dari itu masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan harus bisa bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat di era globalisasi, maka sudah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada organisasi yang berorientasi profit atau yang bertujuan mencari laba, penjualan adalah sumber utama yang menghasilkan laba. Organisasi seperti itu akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari wawancara mendalam dengan informan, observasi di lapangan dan data-data sekunder menghasilkan analisa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap

Lebih terperinci

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan. Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan Nuzulul Qurnain Universitas Madura Abstrak Activity Based Costing System (ABCS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang semakin pesat. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi dalam usaha menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai biaya. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang

Lebih terperinci

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak Analisis Tarif Rawat Inap Dengan Menggunakan Metode Biaya Berbasis Aktivitas di RSNU Banyuwangi Ahmad Ansyori Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang Abstrak Activity Based Costing merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan oprasional suatu badan usaha dan apapun strategi yang dilakukan,pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh perusahaan akan bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi semakin mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya di bidang ekonomi dan sektor bisnis. Dengan adanya arus globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah dari penelitian yang akan dilakukan. Rangkaian penjelasan latar belakang masalah merupakan dasar dari rumusan permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern, dimana perkembangan dunia usaha berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan saling bersaing dan beradu strategi dalam menarik konsumen.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Klaten) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Islam AL UMMAH menyediakan jasa rawat inap bagi pasien yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati perkembangan kesehatan pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap No Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah(Rp) 1 Unit-level activity cost a. Biaya gaji perawat Jumlah hari rawat inap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sedang dan akan menghadapi era globalisasi di bidang kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity) dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju menyebabkan persaingan global menjadi meningkat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju menyebabkan persaingan global menjadi meningkat. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sekarang ini dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju menyebabkan persaingan global menjadi meningkat. Hal ini dapat mengakibatkan pergolakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya usaha saat ini, mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Persaingan bisnis saat ini tidak hanya pada usaha atau sector manufaktur tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi pupuk CIRP dengan bahan baku phosphate yang berasal dari luar negeri yaitu Australia dan Mesir.

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Guna Kemas Indah adalah perusahaan yang memproduksi cup dari bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang dipesan dari kota-kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan berbagai macam teknologi semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat. Untuk itu perusahaan berusaha supaya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin kompleksnya perusahaan manufaktur serta didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga pokok produk menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan otonomi daerah saat ini menuntut rumah sakit untuk melakukan perubahan radikal. Perubahan secara radikal dari manajemen biaya tradisional ke sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting. Salah satu bidang yang mengalami kemajuan pesat adalah bidang industri. Pada

Lebih terperinci

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pandangan ekonomi, Rumah Sakit adalah organisasi penyedia pelayanan jasa, dan pasien adalah konsumen atau pemakai pelayanan jasa kesehatan. Dalam perkembangannya,

Lebih terperinci

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR Luh Ria Rakhmadianty1, Made Ary Meitriana1, Wayan Cipta2 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto yang merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Mojokerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, merangsang munculnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak di bidang usaha yang sama misalnya

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU Veronika Hotmauli Sugiarto Salmon Sihombing Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri) Angga Dwi Pamungkas S. Jurusan Akuntansi Fakultas Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap orang demi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD DAFTAR ISI DAFTAR ISI I Pendahuluan... II Falsafah Pada Sistem

Lebih terperinci

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi BAB1I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi untuk dapat bersaing dengan organisasi (perusahaan) lain dalam negeri maupun luar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Izza merupakan rumah sakit swasta yang berada dibawah naungan PT. Sapta Kurnia Abadi berdasarkan dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG SKRIPSI Disusun dan diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL Ayu Khusnul Khotimah 21213543 Dosen Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum,

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP) ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP) Suatu metode penentuan harga pokok (product costing) dengan mengukur secara cermat konsumsi/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi persaingan global terutama terkait dengan sistem perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus bertahan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu & Kaplanoglu: 2008),

BAB I PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu & Kaplanoglu: 2008), 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam menciptakan keunggulan bersaing, perusahaan harus menyediakan layanan dan produk yang berkualitas tinggi serta harga yang lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan keuntungan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk meningkatkan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling

Lebih terperinci

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) 1 Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo) Application of Activity Based Costing (ABC) As Determination of Hospitalization

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 4 Nomor 01 Maret 2013 Artikel Penelitian METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012 THE APPLICATION OF ACTIVITY

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU Selvia Puspa Sari dan Dewi Anggraini ABSTRAK Penerapan Activity Based Costing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Biaya Produksi PT. Sorin Maharasa adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri berbahan baku daging. Perusahaan tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas telah membawa perubahan bagi dunia usaha khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam negeri yaitu semakin ketatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Dimana perusahaan tidak hanya menghadapi persaingan lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, setiap jenis perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi customer. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis sekarang memiliki tiga karakteristik utama: (1) konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah berubah menjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5 DAFTAR lsi Halaman Halaman Depan... i Halaman Judul.... ii Halaman Pengesahan Skripsi.... iii Halaman Berita Acara Ujian Skripsi.... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata-1 pada Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini, bisnis perhotelan mengalami perkembangan signifikan dari tahun ke tahun. Menjamurnya bisnis bidang ini, menuntut pelaku bisnis perhotelan senantiasa

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA Bagian III 129 BAB IX RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA 9.1 Konsep Biaya dan Aplikasinya di Rumah Sakit Dalam model Circular Flow, firma atau lembaga usaha merupakan salahsatu dari empat faktor pembentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam praktik bisnis, konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan selera kebutuhan mereka, di mana produk tersebut memiliki kualitas tinggi serta harga yang terjangkau.

Lebih terperinci

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL Heri Wahyudi 1 *, Susanto Halim 2 & Fahmi Sulaiman 3* 1 Program Studi Akuntansi, Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Depkes RI (2008) dalam Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008

Lebih terperinci

Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost

Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost Pendahuluan Pemahaman Biaya Unit Cost Biaya dan kaitannya dengan subsidi Tarif berdasarkan Unit Cost Manajemen mengelola konsumsi sumber daya dalam proses pembuatan produk Perancangan sistem akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan bersaing tidak hanya pada perusahaan domestik saja, tetapi juga pada perusahaan internasional. Oleh karena

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SEWA KAMAR KELAS II AR RAHMAN DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (STUDI KASUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL)

ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SEWA KAMAR KELAS II AR RAHMAN DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (STUDI KASUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL) 1 ANALISIS PERHITUNGAN UNIT COST SEWA KAMAR KELAS II AR RAHMAN DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING (STUDI KASUS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL) CALCULATION ANALYSIS OF UNIT COST FOR ROOMS CLASS II AR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dampak dari globalisasi sudah semakin terlihat pada berbagai aspek kehidupan perusahaan, baik pada negara yang sudah maju maupun pada negara yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini dimana perindustrian semakin maju dan didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat sangat dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menarik konsumen untuk memakai produk-produk

Lebih terperinci