Hal; Keterangan Pihak Terkait terhadap Perkara Nomor 13/PHP,GUB- XV/2017 yang dimohonkan oleh Pasangan Calon Gubernur dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hal; Keterangan Pihak Terkait terhadap Perkara Nomor 13/PHP,GUB- XV/2017 yang dimohonkan oleh Pasangan Calon Gubernur dan"

Transkripsi

1 Counsellors & Attorneys at Law 015/ZP/III/2017 Jakarta, 20 Maret 2017 Hal; Keterangan Pihak Terkait terhadap Perkara Nomor 13/PHP,GUB- XV/2017 yang dimohonkan oleh Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 Nomor Unit 1 (Satu). Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi c.q. Panel Hakim Perkara Nomor 13/PHP.GUB-. Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6 Jakarta Pusat oiiimmmuri NO. Hail Dengan hormat, Bahwa kami yang bertanda tangan di bawah ini : Jutn 1. Nama : Drs. H. Muh. Ali Baal Masdar, M.Si. Warga Negara : Indonesia Alamat : Jin. Pores Majene, Kelurahan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar. 2. Nama : Hj. Enny Anggraeny Anwar Warga Negara : Indonesia Alamat : Jin. Jenderal Sudirman - Simboro, Kab. Mamuju. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 Nomor Urut 3 (Tiga) berdasarkan keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Barat Nomor : 24/Kpts/KPU-Prov-033/2016 Tentang Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 tertanggal 24 Oktober 2016 (Bukti PT - 3) jo. Berita Acara Hasil Penelitian Persyaratan Administrasi Dokumen Persyaratan Calon Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 (Bukti 1 9ANDARIA 6, LI. 23 Unit B Jl. Sultan Iskandar Muda, Kebavoran Lama Jakarta Selatan Telp : (62-21) , Fax : [62-21] Website : mall@2oelva-partners,com

2 PT - 4) dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Barat Nomor 29/Kpts/KPU-Prov-033/2016 tentang Penetapan Nomor Urut dan Daftar Pasangan Galon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 tertanggal 25 Oktober 2016 (Bukti PT - 5) jo. Berita Acara Nomor 92/BA/X/2016 Tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Galon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 (Bukti PT - 6), yang telah memilih domisili hukumnya pada kantor kuasa hukumnya tersebut di bawah ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 015/SK/ZP/I1I/2017 dan No. 022/SK/ZP/in/2017 masing-masing tertanggal 14 Maret 2017, dalam hal ini memberikan kuasa kepada : 1. R.A. Made Damayanti Zoelva, S.H. 11. Ahmad, S.H., M.H. 2. Didi Supriyanto, S.H., M. Hum 12. Titin Fatimah, S.H. 3. Heru Widodo, S.H.,M.Hum. 13. Budiman Mubar, S.H., M.H. 4. R. Ahmad Waluya M, S.H. 14. Muhammad Hatta, S.H. 5. Abdullah, SH. 15. Muh. Amin Sangga, S.H., M.H. 6. Zainab Musyarrafah, S.H. 16. Rudi Sinaba, S.H., M.H. 7. Andi Ryza Fardiansyah, S.H. 17. Samuel, S.H. 8. Idham Hayat, S.H. 18. Hidayat Pratama Putra, S.H. 9. Erni Rasjdd, S.H. 19. Dhimas Pradana, S.H. 10. M. Imam Nasef, S.H. M.H. 20. Zul Fahmi, S.H. Kesemuanya adalah Advokat pada Kantor Hukum ZOELVA & PARTNERS yang beralamat di Gandaria 8 Office Tower, Lt. 23 Unit 8, Jl. Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12240, Telp , Faks , baik sendiri-sendiri maupun bersamasama yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK TERKAIT. Dalam hal ini memberikan keterangan PIHAK TERKAIT dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat yang terdaftar di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi di bawah registrasi perkara Nomor 13/PHP.GUB-XV/2017 yang dimohonkan oleh Pasangan Galon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Nomor Urut 1 (Satu), sebagai berikut: 2

3 DALAM EKSBPSI A. EKSEPSI KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI (KOMPETENSI ABSOLUT) Bahwa menurut Pihak Terkait, Mahkamah Konstitusi tidak berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara perselisihan penetapan suara tahap akhir hasil pemilihan Calon Gubemur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 berdasarkan permohonan yang diajukan oleh Pemohon dengan alasan-alasan sebagai berikut: 1) Bahwa merujuk kepada ketentuan Pasal 157 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubemur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang ("UU 10/2016"), Perkara perselisihan penetapan perolehan suara tahap akhir hasil Pemilihan diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Konstitusi sampai dibentuknya badan peradilan khusus. 2) Demikian pula sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pedoman Beracara Daiam Perkara Perselisihan Hasil Pemilhan Gubemur, Bupati dan Walikota ("PMK 1/2016") yang menyatakan bahwa objek dalam perkara perselisihan hasil pemilihan adalah "keputusan termohon tentang penetapan perolehan suara hasil pemilihan" yang mempengamhi pemohon. 3) Bahwa ketentuan-ketentuan tersebut di atas telah dengan jelas dan tegas mengatur batasan kewenangan Mahkamah Konstitusi, dimana Mahkamah Konstitusi dalam perkara perselisihan hasil pemilihan kepala daerah secara spesifik mengadili perselisihan terkait penetapan perolehan suara hasil pemilihan, bukan pelanggaran-pelanggaran tentang proses penyelenggaraan pemilihan yang merupakan domain 3

4 lembaga lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berbeda. 4) Bahwa setelah kami membaca seluruh uraian permohonan a quo yang diajukan oleh Pemohon, tampak jelas bahwa apa yang dipersoalkan oleh Pemohon adalah pelanggaran-pelanggaran administratif terkait proses pelaksanaan pemilihan Gubemur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat tahun 2017 yakni dugaan NIK Ganda yang diasumsikan Pemohon sebagai bentuk penggelembungan suara, penggunaan surat keterangan (SuKet) yang dianggap oleh pemohon sebagai modus penggelembungan pemilih tidak sah dan distribusi administrasi C-6. Dimana dugaan pelanggaran tersebut senyatanya merupakan domain kewenangan dari lembaga lain, dalam hal ini Bawaslu yang memiliki mekanisme dan forum penyelesaiannya sendiri. 5) Berdasarkan Pasal 75 Ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum salah satu kewenangan dari Bawaslu Provinsi adalah menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu. Oleh karena itu, seandainya dugaan-dugaan Pemohon tersebut memang benar teijadi (quod non}, seharusnya Pemohon melaporkannya di Bawaslu Provinsi Sulawesi Barat. Sehingga permohonan a quo tidak tampak sebagai permohonan yang diajukan oleh Pemohon hanya pada saat mengetahui bahwa pihaknya adalah pihak yang kalah dalam perhitungan suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubemur Provinsi Sulawesi Beirat tahun Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, menurut Pihak Terkait objek Permohonan a quo bukanlah objek permohonan yang menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi.

5 B. EKSEPSI OBSCUUR LIBEL Menurut Pihak Terkait, dalil-dalil yang diuraikan oleh Pemohon dalam posita serta petitum Permohonan a quo merupakan dalil-dalil yang senyatanya tidak jelas dan mengalami pertentangan satu dengan yang lainnya, dengan uraian sebagai berikut : 1) Jumlah Pelanggaran Yang Didalilkan Oleh Pemohon Tidak Jelas Bahwa pada posita halaman 6 poin 4, Pemohon mendalilkan dugaan kecurangan-kecurangan yang teijadi dalam Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 terjadi dengan "lima" pola/bentuk pelanggaran. Namun dalam uraian selanjutnya sampai keseluruhan uraian dalil dalam posita, Pemohon temyata hanya mendalilkan terjadinya 3 (tiga) bentuk pelanggaran yaitu dugaan ^ penggelembungan pemilih dengan modus NIK ganda, dugaan penggelembungan pemilih dengan modus penggunaan Surat Keterangan yang tidak sah dan masalah pendistribusian form undangan pemilihan. Sedangkan 2 (dua) bentuk pelanggaran lainnya tidak disebutkan seperti apa serta sama sekali tidak diuraikan dalam posita Pemohon, sehingga permohonan a quo senyatanya hanya merupakan dalil dan asumsiasumsi yang tidak jelas serta bertentangan antara satu dengan yang lainnya. > 2) Locus Kabupaten Yang Dipermasalahkan Pemohon Tidak Jelas Bahwa Pemohon dalam permohonannya di halaman 6 poin 4 angka (1) dan (2) menyatakan bahwa locus teijadinya dugaan pelanggaran NIK ganda dan penggunaan Surat Keterangan yang tidak sah terjadi di j Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamuiu dan Kabupaten I Mamuju Utara. Hal tersebut bertentangan dengan seluruh uraian posita dan petitum pemohon yang menyebutkan locus terjadinya dugaan pelanggaran in casu adalah di Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Maiene dan Kabupaten Mamuju Utara.

6 Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel halaman 8 sampai 122 posita yang secara berurutan dalam posita dipaparkan sebagai berikut: a. Kabupaten Mamuju Utara (tabel halaman 8 sampai halaman 13); b. Kabupaten Polewali Mandar (tabel halaman 13 sampai halaman 78); c. Kabupaten Maiene (tabel halaman 78 sampai halaman 122); Tabel-tabel deskripsi dugaan NIK ganda tersebut locusnya jeias berbeda serta bertentangan dengan uraian Pemohon sebelumnya yang menyebutkan salah satu locus terjadi pelanggaran adalah di Kabupaten Mamuju, sedangkan dalam uraian, yang pemohon uraikan adalah locus pelanggaran yang berada di Kabupaten Majene. Bahwa begitupun dengan sub judul poin IV.2 pada halaman 123 posita Permohonan, dimana Pemohon menyatakan "Terdapat Penggelembungan Pemilih Tidak Sah Yang Merugikan Perolehan Suara Pemohon Dengan Modus Penggunaan Surat Keterangan Pemilih (SuKetl Tidak Sah Yang Terjadi Pada Tiga Kabupaten Yakni Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamuiu dan Kabupaten Mamuiu Utara". Namun dalam uraiannya pada halaman 123 sampai dengan halaman 125 posita, Pemohon hanya menguraikan dua locus yaitu Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamuju Utara. Adapun perihal renvoi yang diajukan oleh Pemohon dalam Surat tertanggal 17 Maret 2017 perihal : Perbaikan Kesalahan PenuUsan (Renvoi) ("Surat Renvoi") dan Surat tertanggal 17 Maret 2017 perihal : Tambahan Perbaikan Kesalahan Penulisan (Renvoi) dan Perbaikan Redaksional Pada Petitum ("Tambahan Surat Renvoi**), faktanya bukanlah merupakan perbaikan redaksional semata melainkan telah masuk pada ranah perubahan substansi sehingga menciptakan dalil baru yang tidak ada dalam permohonan sebelumnya (permohonan hasil perbaikan). Penggantian frasa "Kabupaten Mamuju" menjadi "Kabupaten Majene"" serta pencabutan frasa "Kabupaten Mamuju" dalam Posita dan

7 Petitum yang menjadi inti dari Surat Renvoi dan Tambahan Surat Renvoi a quo membuktikan bahwa Permohonan a quo telah mengalami salah penunjukan locus dugaan pelanggaran sebagaimana yang didalilkan oleh Pemohon. Bahwa seandainya salah satu dari kedua kabupaten tersebut tidak berada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat, maka penggantiannya dapat dianggap sebagai koreksi atas salah pengetikan yang oleh karenanya perubahan yang teijadi masih dapat dianggap sebagai perbaikan pada tataran redaksionai (renvoi). Namun, faktanya "Kabupaten Majene" dan "Kabupaten Mamuju" adalah dua kabupaten yang berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Oleh karena itu, mengganti frasa "kabupaten Mamuju" dengan frasa "Kabupaten Majene" tidak dapat ditafsirkan sebagai koreksi atas pengetikan, namun perbaikan atas kesalahan penunjukan locus yang senyatanya merupakan aspek perbaikan pada ranah substansi sebuah permohonan. Oleh karena itu, renvoi yang diajukan oleh Pemohon melalui Surat Renvoi dan Tambahan Surat Renvoi a quo tidak beralasan untuk diterima dan sudah sepatutnya untuk ditolak atau setidak-tidaknya tidak dipertimbangkan oleh Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Hal tersebut merupakan uraian-uraian yang membuktikan bahwa permohonan a quo senyatanya merupakan permohonan yang locus permasalahnnya tidak jelas sehingga sudah sepatutnya untuk dinyatakan sebagai permohonan yang obscuur. 3) Klaim Jumlah NIK Ganda Yang Didalilkan Pemohon Dalam Posita Tidak Berkesesuaian Dengan Jumlah NIK Pada Tabel Di Halaman 8 Sampai Halamah 122 Permohonan Bahwa pada halaman 122 posita, Pemohon mendalilkan bahwa jumlah suara tidak sah di tiga kabupaten berdasarkan temuan NIK ganda adalah :

8 * 1. Kabupaten Majene k 2. Kabupaten Mamuju Utara \? 3. Kabupaten Polewali Mandar 1370 Suara 154 Suara 2158 Suara ZoELVA & Partners, dengan total keseluruhan sebanyak 3682 suara (tiga ribu delapan ratus enam puluh dua). Namun setelah kami melakukan perhitungan ulang terhadap tabel tersebut, jumlah NIK ganda dalam tabel yang dipaparkan oleh Pemohon pada halaman 8 sampai halaman 122 Permohonan a quo adalah sebagai berikut: KabuDaten Mamulu Utara Kec. Bambalamotu 6 Suara Kec. Baras 1 Suara Kec. Bulutaba 4 Suara Kec. Dapurang 4 Suara Kec. Duripoku 7 Suara Kec. Lariang 8 Suara Kec. Pasangkayu 20 Suara Kec. Pedongga 2 Suara Kec. Saijo 6 Suara Kec. Sarudu 8 Suara Kec. Tikke Raya Total 15 Suara 81 Suara Kabupaten Polewali Mandar Kec. AUu Kec. Anreapi Kec. Balanipa Kec. Binuang Kec. Bulo Kec. Campalagian 1 suara 1 suara 11 suara 26 suara 19 suara 91 suara

9 Kec. Limboro Kec. Luyo Kec. Mapili Kec. Matakali Kec. Matangnga Kec. Polewali Kec. Tapango Kec. Tinabung Kec. Tutar Kec. Wonomulyo Total 22 suara 49 suara 122 suara 40 suara 9 suara 213 suara 116 suara 79 suara 34 suara 177 suara 1010 suara Kabupaten Maiene Kec. Banggae Kec. Banggae Timur Kec. Malunda Kec. Pamboang Kec. Sendana Kec. Tamerodo Sendana Kec. Tubo Sendana Kec. Ulumanda Total : 153 suara : 314 suara : 61 suara : 48 suara : 59 suara : 16 suara : 17 suara : 17 suara : 685 suara Sehingga total keseluruhan berdasarkan tabel yang dibuat Pemohon adalah hanya sebanyak 1776 suara (seribu tujuh ratus tujuh puluh enam). Oleh karena itu, dugaan Pemohon tentang jumlah NIK ganda dalam permohonan a quo merupakan dugaan yang tidak jelas karena tidak sesuai dengan jumlah NIK ganda dalam tabel yang dibuat sendiri oleh Pemohon. Sehingga Permohonan a quo adalah merupakan permohonan yang tidak jelas {obscuur) karena dalil-dalil positanya saling bertolak belakang antara satu dengan yang lainnya.

10 4) Posita Dan Petitum Permohonan Saling Bertentangan Serta Adanva Petitum Yang Tidak Memiliki Uraian Dalam Posita Bahwa dalam Posita permohonan a quo halaman 123 alinea pertama, Pemohon menyatakan : "Bahwa terkait keberadaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Ganda dimaksud, jelas terbukti Komisi Pemilihan Umum Prouinsi Sulawesi Barat (Termohon) tidak melaksanakan rekomendasi Bawaslu Prouinsi dan melakukan pelanggaran yang bersifat sistemik, terstruktur dan massif, oleh karenanya demi kepastian dan objektivitas Pemilihan Calon Gubemur dan Wakil Gubemur Sulawesi Barat beralasan hukum untuk memohon kepada Mahkamah untuk memerintahkan Pemunautan Suara Ulang oada 3 ftiaa) Kabupaten dimaksud". Hal tersebut bertentangan dengan Petitum angka 7 dimana Pemohon meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk memerintahkan Termohon melakukan Pemungutan Suara Ulang pada 4 lempati kabupaten yaitu Polewali Mandar, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamuju Utara. Bahwa Petitum demikian pula angka 7 a quo juga merupakan petitum yang tidak memiliki uraian posita. Hal tersebut dikarenakan dalam petitum angka 7 a quo, salah satu Kabupaten yang diminta oleh Pemohon untuk dilakukan Perhitungan Suara Ulang adalah Kabupaten Mamuju, akan tetap dalam posita tidak ada satupun uraian Pemohon tentang dugaan pelanggaran apa yang terjadi di Kabupaten Mamuju. Oleh karenanya, Permohonan a quo juga merupakan permohonan yang tidak jelas [obscuur) karena terdapat pertentangan antara petitum dengan positanya dan juga ada posita yang tidak memiliki uraian dalam petitum. 10

11 5) Petitum Permohonan Saling Bertentangan Antara Petitum Yang Satu Dengan Yang Lainnva Bahwa petitum Permohonan a quo juga terdapat saling pertentangan antara petitum yang satu dengan petitum yang lainnya. Dimana pada Petitum angka 4 dan angka 7, Pemohon meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk memerintahkan Termohon melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU), namun pada petitum angka 5 dan angka 6 Pemohon meminta Mahkamah Konstitusi untuk menetapkan perolehan suara berdasarkan perhitungan Pemohon dan menetapkan Pemohon sebagal Calon Gubemur dan Wakil Gubemur Terpilih dalam Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun Bahwa Pemungutan Suara Ulang (PSU) dan penetapan perhitungan suara versi pemohon serta penetapan pemohon sebagai Calon Gubemur dan Wakil Gubernur terpilih adalah dua hal yang bertentangan. Dimana Pemungutan Suara Ulang (PSU) tidak mungkin dilakukan setelah penetapan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih dan begitupun i ] sebaliknya bahwa penetapan Calon Gubernur dan Wakil Gubemur terpilih menandakan bahwa proses pemilihan sudah selesai dan tidak mungkin lagi dilakukan pemungutan suara ulang setelahnya. Oleh karena itu, petitum permohonan a quo adalah petitum yang mengandung kontradiksi antara satu dengan yang lainnya sehingga Permohonan pemohon senyatanya mempakan permohonan yang tidak jelas [obscuur). DALAM POKOK PERKARA Bahwa Pihak Terkait menolak selumh dalil dalam pokok permohonan Pemohon, kecuali yang diakui secara tegas, dengan uraian sebagai berikut:

12 A. TANGGAPAN TERHADAP DALIL TENTANG DUGAAN NIK GANDA 1. Pihak Terkait menolak permohonan Permohon yang mempersoalkan ribuan NIK ganda sebagai perselisihan yang menjadi objek perselisihan di MK. NIK ganda bukanlah persoalan yang terkait iangsung dengan penyelenggara pemilihan kepala daerah tetapi persoalan administrasi kependudukan yang tidak secara Iangsung berkaitan dengan pemilihan. Jika pun persoalan NIK ganda berkaitan dengan pemilihan kepala daerah, hanya terkait dengan pemilih ganda atau pemilih yang memilih lebih dari satu kali (quod non), yang kenyataannya dalam pelaksanaan Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017, tidak ada satu pun permasalahan yang berkaitan dengan pemilih ganda. Tidak ada satu pun keberatan dari pasangan calon dan para saks mandat di tingkat TPS, PPS dan PPK yang terkait pemilih ganda, atau menggunakan hak pilih lebih dari satu kali. 2. Masalah NIK tidak merupakan masalah yang secara Iangsung memengaruhi hasil pemilu. Yurispruden Putusan Mahkamah Nomor 60/PHPU.D/2008 tanggal 21 Januari 2009, Mahkamah Konstitusi menyatakan sebagai berikut: ^Mahkamah berpendapat keberatan pemohon tentang adanya berbagai pelanggaran NIK sebagaimana disebutkan di atas tidak tepat dan tidak berdasar hukum, karena persyaratan pemilih untuk melakukan pemilihan pada masing-masing TPS tidak berdasarkan NIK seseorang. Mahkamah berpendapat bahwa NIK bukanlah merupakan syarat hukum pemilih dalam menentukan sah atau tidak sahnva seseorang sebagai pemilih dalam pemilukada dan tidak harus selalu sama dengan iumlah pemilih uang terdaftar karena dalam adminitrasi kependudukan di seluruh Indonesia belum semuanua tertata dan masih ada sebaaian penduduk belum memiliki NIK." 3. Kalau benar ada NIK ganda sebagaimana dipersoalkan Pemohon, hal tersebut tidak berkaitan dengan hasil pemilihan yang mengakibatkan kekalahan Pemohon. Dugaan Pemohon bahwa karena persoalan NIK 12

13 ganda yang mengakibatkan kalahnya Pemohon dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubemur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 adalah merupakan dalil yang sangat mengada-ada. Tidak ada satu pun yang dapat memastikan apakah pemilik NIK ganda datang ke TPS untuk memilih pasangan tertentu, atau apakah mereka benar-benar datang ke TPS untuk memilih. Jadi permohonan Permohon adalah ilusi dan bayangan pemohon sendiri yang tidak berdasar. 4. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan jo. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Pasal 1 Angka (12) ("XJU Administrasi Kependudukan") dinyatakan : "Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekatpada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia." dan pada Pasal 1 Angka 6 UU Administrasi Kependudukan dinyatakan: "Penyelenggara adalah Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan Administrasi Kependudukan." Dimana dari ketentuan tersebut di atas, kita dapat melihat bahwa persoalan Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan persoalan pada ranah penyelenggaraan pendaftaran administrasi kependudukan. Hal tersebut merupakan kewenangan dari Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai penyelenggara administrasi kependudukan. 5. Bahwa demikian pula Pemohon pada halaman 7 Poin IV. 1 alinea ke 5 permohonannya mendalilkan bahwa : "pasca DPT final disahkan yaitu pada tanggal 16 Desember 2026, temyata pemohon masih menemukan banyak NIK ganda yang 13

14 tersebar secara massif se kabupaten Sulawesi Barat terutama pada 3 (tiga) kabupaten Yaitu Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Polewali Mandar". Dalil ini senyatanya merupakan dalil yang mengada-ada serta tidak berkesesuaian dengan fakta yang terjadi di lapangan. Bahwa seandainya [quod non) pemohon betul-betul menemukan hal tersebut sebagaimana yang didalilkannya, tentu saja Pemohon seharusnya melaporkan kejadian ini di Panwas Kabupaten atau Bawaslu Provinsi untuk ditindaklanjuti sebagai pelanggaran yang hamis diproses sebelum pemungutan suara dilaksanakan. 6. Bahwa adapun tabel NIK Ganda yang dipaparkan oleh Pemohon dalam posita halaman 8 sampai dengan halaman 122 Permohonan adalah tabel data yang diolah sendiri oleh Pemohon dan bukan merupakan data resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah masing-masing Kabupaten/Kota tentang NIK Ganda. Oleh karenanya dalil Pemohon tersebut merupakan dalil subjektif yang tidak berkesesuaian dengan fakta yang terjadi. 7, Bsihwa ketentuan Pasal 58 dan 59 UU No. 10/2016 jo PKPU No. 4/2015 sebagaimana telah diubah dengan PKPU No. 8/2016, penetapan DPT melalui proses validasi yang panjang sampai pada tahap disetujui oleh masing masing pasangan calon dan menjadi Daftar Pemilih Tetap. Kegiatan-kegiatan dimaksud meliputi proses penyediaan data pemilih, pemutakhiran data pemilih melalui mekanisme pencocokan dan penelitian, rekapitulasi data pemilih dan seterusnya. Dalam setiap kegiatan a quo seluruh stakeholder dalam pemilihan selalu dilibatkan baik dari Tim Pasangan Calon, Bawaslu Provinsi, maupun instansi pemerintahan yang terkait. Para stakeholder dimaksud juga diberikan ruang untuk mengajukan keberatan apabila tidak puas atau menemukan kejanggalan dalam prosesnya. 14

15 8. Bahwa pada faktanya penyusunaii dan penetapan DPT dalam Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Sulawesi Barat E F Tahun 2017 telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 58 dan 59 1: UU No. 10/2016 jo PKPU No. 4/2015 sebagaimana telah diubah dengan PKPU No. 8/2016 dibuktikan dengan tidak adanya keberatan dari Tim Pasangan Calon terhadap DPT final yang di tetapkan oleh Termohon. 9. Adapun dalil Pemohon pada halaman 7 Poin IV.1 Alinea Ke - 2 yang menyatakan bahwa Surat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Barat Nomor 460/K.Bawaslu-Prov-SR/PM.00.01/Xl/2016 tanggal 30 November 2016 dan Surat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Barat Nomor 471/K.Bawaslu-Prov- SR/PM.OO.Ol/XII/2016 tanggal 08 Desember 2016 adalah bukti adanya NIK Ganda merupakan dalil yang menyesatkan. Karena faktanya surat tersebut keluar sebelum tanggal penetapan DPT Tingkat Provinsi yang ditetapkan pada tanggal 16 Desember 2016 (Bukti PT - 12). Surat tersebut sesungguhnya mempakan surat rekomendasi perbaikan daftar pemilih yang merupakan proses pemuthakiran data pemilih sebelum ditetapkan menjadi DPT. 10. Faktanya, setelah DPT ditetapkan pada tanggal 16 Desember 2017 (vide Bukti PT - 12) tidak ada persoalan atau keberatan dari Pemohon terkait dugaan NIK Ganda hingga keselumhan tahapan pemilihan Gubemur dan Wakil Gubemur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 selesai dilaksanakan. Pemohon Menvetuiui Selumh Hasil Perhitungan Suara Tingkat Kecamatan Pada Kabupaten Polewali Mandar. Kabupaten Maiene dan Kabupaten Mamuiu Utara 11. Bahwa faktanya, berdasarkan seluruh Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara di tingkat kecamatan pada Kabupaten Polewali Mandar, 15

16 Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju Utara (Bukti PT - 31 sampai Bukti PT - 66) Saksi Pemohon menyetujui dan menandatangani hasil perhitungan seluruh form Model DA-l.KWK. Begitupun dengan seluruh Form C-l.KWK pada setiap TPS yang didalilkan bermasalah oleh Pemohon dalam permohonan a quo, dimana terbukti disetujui dan ditandatangani oleh Saksi Pemohon tanpa ada satupun keberatan atau keterangan mengenai persoalan NIK Ganda seperti yang didalilkan oleh Pemohon. Hal tersebut membuktikan bahwa fakta lapangan penyelenggaraan Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat tidak ada permasalahan dan semua tahapan telah dilaksanakan oleh Termohon sesuai dengan ketentuan tentang penyelenggaraan Pemilihan Umum yang berlaku. 12. Adapun pada saat rekapitulasi perhitungan suara di tingkat Kabupaten, walaupun Saksi Pemohon dianggap walk out dan tidak menandatangani Berita Acara Rekapitulasi Perhitungan Suara Tingkat Kabupaten di Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju Utara, namun pihak Pemohon sama sekali tidak menyampaikan kebertannya terkait adanya dugaan NIK Ganda tersebut. Tidak ada satupun catatan kejadian khusus terkait keberatan pemohon yang menyebutkan adanya dugaan penggelembungan suara dengan modus NIK Ganda (vide Bukti PT - 31 sampai Bukti PT - 66). Sehingga dugaan penggelembungan suara dengan modus NIK ganda yang didalilkan oleh Pemohon merupakan sebuah hal yang sangat membingungkan semua pihak dan senyatanya merupakan dalil yang menyesatkan, karena dugaan penggelembungan suara dengan modus NIK ganda ini tidak pernah ada sepanjang pelaksanaan tahapan proses pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 dan hanya muncul pada permohonan a quo. 16

17 B. TAHGGAPAN TERHADAP DALIL TENTANG DUGAAN PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN YANG TIDAK SAH 13. Bahwa Pemohon secara sengaja tidak mengungkapkan jumlah total seluruh Surat Keterangan yang dikeluarkan di seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, padahal jumlah total surat keterangan yang dikeluarkan untuk seluruh kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat adalah sebanyak (enam belas ribu delapan ratus tiga). Sedangkan dalam Permohonan a quo, jumlah Surat Keterangan yang dipersoalkan Pemohon hanya sejumlah (seribu tiga ratus Sembilan puluh lima) yang berasal dari dua kabupaten yaitu Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamuju Utara. Adapun Penerbitan Surat Keterangan sebagai pengganti KTP-el adalah dibenarkan menurut hukum termasuk untuk kepentingan Pemilukada sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Ayat (1) huruf a Peraturan KPU RI Nomor 14 Tahun Tidak ada yang bisa memastikan penerima Surat Keterangan tersebut menguntungkan pasangan calon yang mana dalam Pemilukada. Faktanya di banyak kabupaten yang kemenangan mutlak diraih oleh Pemohon juga merupakan daerah yang banyak mengeluarkan Surat Keterangan. 14. Bahwa berdasarkan uraian dalam permohonan a quo, indikator Surat Keterangan dinyatakan tidak sah menurut Pemohon adalah surat keterangan tersebut diterbitkan setelah Penetapan DPT tanggal 16 Desember 2016 hingga 1 hari sebelum pencoblosan. Dalil tersebut sesungguhnya merupakan dalil yang didasarkan pada ketidakpahaman Pemohon perihal penerbitan Surat Keterangan (Suket) sebagai salah satu bentuk pelayanan publik dibidang administrasi kependudukan. 15. Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri RI melalui Surat Nomor : /2051/DUKCAPIL tertanggal 20 Februari 2017 perihal Penerbitan Surat Keterangan 17

18 Sebagai Pengganti KTP-el Maupun Surat Keterangan Terdata Dalam Database Kependudukan (Bukti FT - 20) yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia menyatakan : "Dalam rangka kepentingan pelayanan publik, antara lain untuk kepentingan Pemilukada, Pilkades, Perbankan, Imigrasi, Kepolisian, Asuransi, BPJS, Pemikahan, dan kebutuhan lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah, maka Surat Keterangan Pengganti KTP-el maupun Surat Keterangan Telah Terdata Dalam Database Kependudukan dapat terns diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota sampai tersedianya blanko KTP-el di Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri. Denaan demikian tanaaal 8 Februari ataupun tanaaal 15 Februari 2015 bukan merupakan batas akhir penerbitan Surat Keterangan Pengganti KTP-el maupun Surat Keterangan Telah Terdata Dalam Database Kependudukan," Bahwa berdasarkan hal tersebut maka, Surat Keterangan (SuKet) bukanlah merupakan wilayah kewenangan Termohon, melainkan wilayah kewenangan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota yang penerbitannya dalam rangka pelayanan publik yang tetap sah walaupun diterbitkan 1 (satu) hari sebelum pemungutan suara. 16. Bahwa Penggunaan Surat Keterangan hanyalah salah satu syarat administratif bagi pemilih menggunakan hak pilihnya. Selama sebuah Surat Keterangan tersebut diterbitkan oleh Instansi yang berwenang dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota, maka Surat Keterangan tersebut merupakan Surat Keterangan yang sah. Surat Keterangan yang tidak sah seharusya tidak didefinisikan sebagai Surat Keterangan yang diterbitkan setelah penetapan DPT. Karena jangka waktu penetapan DPT pun tidak serta merta bisa ditafsirkan sebagai batas akhir penerbitan Surat Keterangan dimaksud. Oleh karena itu, indikator Surat Keterangan dinyatakan sebagai tidak sah haruslah apabila Surat Keterangan tersebut tidak diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

19 17. Pemohon juga dalam dalil permohonannya lidak dapat membuktikan korelasi antara penerbitan Surat Keterangan dengan jumlah suara Pihak Terkait. Karena pemilih yang menggunakan Surat Keterangan (Suket) tidak dapat dipastikan 100% memilih Pihak Terkait sehingga harus dianggap sebagai penggelembungan suara. Faktanya, Surat Keterangan tersebut justru lebih banyak diterbitkan di kabupaten - kabupaten yang dimenangkan oleh Pemohon yaitu : Kabupaten Jumlah Suara Paslon Suara Paslon Suara Paslon Suket Mamuju Tengah Majene Mamuju Mamasa (sumber : https: / / pilkada2017.kpu.go.id/hasil/11 / sulawesi baratl Dimana Surat Keterangan tersebut juga ada yang diterbitkan sampai 1 hari sebelum perhitungan suara (Bukti PT - 22). Namun anehnya, Pemohon tidak mempermasalahkan hal tersebut. Oleh karenanya, dalil Pemohon dalam permohonan a quo yang menyatakan bahwa terjadi dugaan penggelembungan suara dengan modus penggunaan Surat Keterangan Yang Tidak Sah adalah dalil yang menyesatkan sehingga sudah sepatutnya untuk ditolak atau setidak-tidaknya tidak dipertimbangkan oleh Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. C. TANGGAPAN TERHADAP DALIL TENTANG DISTRIBUSI C Bahwa dalam posita Poin 1V.3 Permohonan, Pemohon mendalilkan bahwa telah terjadi pengurangan suara Pemohon secara massif dengan modus Termohon tidak mendistribusikan atau membagikan C.6-KWK di Kabupaten Polewali Mandar. Dalil ini sesungguhnya merupakan dalil yang mengada-ada, hal tersebut karena berdasarkan Form Model DB.8-KWK berupa rekapitulasi pengembalian formulir C.6-KWK yang 19

20 tidak terdistribusi di Kabupaten Polewali Mandar (Bukti PT - 23), alasan C.6-KWK tersebut ditarik kembali adalah pemilih meninggal dunia, pindah alamat, tidak dikenal, tidak dapat ditemui dan Iain-Iain. Pemohon pun tidak dapat membuktikan atau menjelaskan dengan pasti dalam permohonannya bahwa keseluruhan C.6-KWK yang tidak didistribusikan tersebut merupakan C.6-KWK yang apabila didistribusikan pasti memilih Pemohon atau ada korelasi dengan jumlah suara Pemohon, karena diantara C.6-KWK yang tidak terdistribusikan tersebut ada yang disebabkan pemilih meninggal dunia dan pindah alamat. 19. Begitupula dengan dalil Pemohon pada posita halaman 125 permohonan yang menyebutkan bahwa jumlah C-6.KWK yang tidak terdistribusi di Kabupaten Polewali Mandar sebanyak (tujuh ribu lima ratus delapan puluh delapan). Dalil ini senyatanya merupakan dalil yang mengada-ada karena berdasarkan form model DB.8-KWK Kabupaten Polewali Mandar (vide Bukti PT - 23), jumlah total form C.6- KWK yang tidak terdistribusi adalah sebanyak (dua ribu empat ratus enam puluh dua). 20. Hal tersebut kemudian menegaskan bahwa klaim Pemohon pada posita permohonan tentang dugaan adanya pengurangan suara Pemohon secara massif dengan modus tidak memberikan form undangan kepada pemilih di Kabupaten Polewali Mandar adalah dalil yang terbantahkan dan tidak terbukti serta tidak sesuai dengan fakta yang terjadi sehingga sudah sepatutnya untuk ditolak atau setidak-tidaknya tidak dipertimbangkan oleh Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. 20

21 I ' I ZoELVA &Partners D. TANGGAPAN TERHADAP DALIL TENTANG JUMLAH SUARA YANG f I TIDAK SAH YANG MERUGIKAN PEMOHON DAN TANGGAPAN TERHADAP PERHITUNGAN SUARA YANG BENAR MENURUT PEMOHON 21. Bahwa oleh karena dalil Pemohon sebelumnya mengenai dugaan penggelembungan suara dengan modus NIK Ganda dan penggunaan Surat Keterangan Yang Tidak Sah sesungguhnya merupakan dalil yang tidak berdasar, maka dari itu Pada Poin V Posita Permohonan, dalil pemohon yang menyatakan bahwa jumlah suara yang tidak sah yang merugikan pemohon adalah sebanyak 5077 (lima ribu tujuh puluh tujuh) suara juga senyatanya merupakan perhitungan yang mengadaada sehingga sudah sepatutnya untuk ditolak oleh Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. 22. Demikian pula dengan dalil Pemohon pada poin VI permohonan yang menyebutkan bahwa berdasarkan perhitungan C.l-KWK Pemohon mendapatkan , merupakan perhitungan yang sama sekali tidak berdasar. Hal tersebut dikarenakan sepanjang Permohonan a quo, Pemohon tidak pemah menjelaskan atau memaparkan dimana letak perbedaan perhitungan C.l-KWK versi Termohon dengan perhitungan C.l-KWK versi Pemohon. Oleh karena itu, perhitungan C.l-KWK versi Termohon yang ditetapkan dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Barat Nomor 05/KPTS/KPU-Prov-033/2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Basil Perhitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Gubemur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat Tahun 2017 (Bukti PT - 8) merupakan perhitungan yang sah karena didasarkan pada form C.l-KWK yang juga disetujui oleh Pemohon dengan ditandatanganinya form C.l-KWK tersebut oleh Saksi Pemohon. 23. Perlu kita ketahui bahwa fakta proses penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubemur Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 sudah tidak menyisakan permasalahan apapun. Setiap tahapan dan 21

22 rekomendasi bawaslu termasuk rekomendasi untuk melakukan pemungutan suara ulang telah dilaksanakan oleh Termohon. 24. Bahwa justru sebaliknya yang terbukti melakukan pelanggaran yang sangat merugikan pihak terkait justru dilakukan oleh Pemohon sebagaimana tebukti dalam Perkara Nomor 6/Pid.Sus/2017/PN.Mam dan Nomor 7/Pid.Sus/2017/PN.Mam dimana adanya Aparatur Sipil Negara yang didakwa ikut terlibat mengakampanyekan Pemohon serta dalam perkara Nomor 46/Pid.Sus/2017/PN.Pol, perkara Nomor 45/Pid.Sus/2017/PN.Pol dan perkara Nomor 54/Pid.Sus/2017/PN.Pol perkara-perkara tindak pidana money politic justru terbukti secara hukum pihak Pemohon yang melakukan money politic. PETITUM Berdasarkan uraian sebagaimana tersebut di atas, maka dengan ini Pihak Terkait memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk memutus perkara ini dengan amar putusan sebagai berikut: DALAM EKSEPSI - Mengabulkan eksepsi Pihak Terkait untuk seluruhnya. - Menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima. DALAM POKOK PERKARA - Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya. - Menyatakan benar dan tetap berlaku Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Barat Nomor 05/KPTS/KPU-ProV"033/2017 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara dan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubemur Sulawesi Barat Tahun Atau apabila Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya {ex aequo et bono). 22

23 ";?^ormat Kami, KUASAWKUM PIHAK TERKAIT ZOELVA& Partners /I Didi Supriyanto, S.H., M. Hum V Heru Widodo, S.H.,M.Hum. R. Ahmad Waluya M, S.H. ^^fainah Musyarrafah, S.H. Abdullah, SH. Idham Hayat, S.H. y ^ judiman Mubar, S.H., M.H. n/, Muhammad Hatta, S.H. Titin Fatimah' S.H. Andi Kyza Fardiansyah, S.H. 4- ^ Ahmad, S.H., M.H. te Emi Rasyid/^.H. Nasef, S.H. M.H.

24 A& Partners Zul Fahr^i, S.H. Rupi Sinab^ S.H., M.H. >V imas Pradana, S.H. idayat Pratama Putra, S.H.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik I. PEMOHON H. Djan Faridz Kuasa Hukum R.A. Made Damayanti Zoelva, S.H., Abdullah, S.H., Erni Rasyid,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PHPU.D-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PHPU.D-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PHPU.D-VI/2008 PERIHAL PERMOHONAN KEBERATAN TERHADAP PENETAPAN PENGHITUNGAN SUARA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 128/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 128/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Nomor 128/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEMI KEADILAN DAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 14/PHPU.D-X/2012 Tentang Permohonan Keberatan dan Pembatalan Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilukada Kabupaten Sorong Tahun 2012 I. PIHAK-PIHAK

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XIV/2016 Konstitusinalitas KPU Sebagai Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Pada Rezim Pemilihan Kepala Daerah Bukan Pemilihan Umum I. PEMOHON 1. Muhammad Syukur

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 139/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar I. PARA PIHAK A. Pemohon: Hj. ST. MUHYINA MUIN, SP. MM

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 9/PHPU.D-X/2012 Tentang Permohonan Keberatan Terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi Tahun 2012 I. PIHAK-PIHAK - PEMOHON 1. Dr. H. Sa duddin,

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA 148/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Jayawijaya I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 6 /PHPU.D-VIII/2010 Tentang Sengketa Perselisihan Hasil Suara Pemilukada Kabupaten Sumbawa Barat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 6 /PHPU.D-VIII/2010 Tentang Sengketa Perselisihan Hasil Suara Pemilukada Kabupaten Sumbawa Barat RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 6 /PHPU.D-VIII/2010 Tentang Sengketa Perselisihan Hasil Suara Pemilukada Kabupaten Sumbawa Barat I. PEMOHON 1..H. Andy Azisi Amin, S.E., M.Sc. 2. Ir. Dirmawan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PUTUSAN Nomor 48/PUU-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Sunjaya Purwadi,S.MSi. dan H. Tasiya Soemadi (Pasangan Calon Nomor Urut 2)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Sunjaya Purwadi,S.MSi. dan H. Tasiya Soemadi (Pasangan Calon Nomor Urut 2) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 165/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Cirebon I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Sunjaya Purwadi,S.MSi.

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PHPU.D-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PHPU.D-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 35/PHPU.D-VI/2008 PERIHAL PERMOHONAN KEBERATAN TERHADAP PENETAPAN PENGHITUNGAN SUARA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi REGISTRASI

Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi REGISTRASI n s V Jakarta, 28 Februari 2017 Hal: Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten MALUKU TENGAH Nomor: 08/ KPPS.KP/ 028.433639/ 11/ 2017. tentang Penetapan Rekapitulasi Hasll Penghitungan

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 307/DKPP-PKE-III/2014

P U T U S A N No. 307/DKPP-PKE-III/2014 P U T U S A N No. 307/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 468/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

2018, No Pengadilan Tinggi diberi kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak pidana pemilu; c. bahwa dengan berlakunya ke

2018, No Pengadilan Tinggi diberi kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak pidana pemilu; c. bahwa dengan berlakunya ke No.452, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Penyelesaian Tindak Pidana Pemilihan dan Pemilihan Umum. Pencabutan. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD) LAMPIRAN VIII PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon drg. Hj. Anita Bugiswaty Noerdin, M.Kes. dan Drs. H. Abd. Chair A. Mahmud, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 8)

I. PARA PIHAK A. Pemohon drg. Hj. Anita Bugiswaty Noerdin, M.Kes. dan Drs. H. Abd. Chair A. Mahmud, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 8) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 188/PHPU.DXI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Donggala I. PARA PIHAK A. Pemohon drg. Hj. Anita Bugiswaty

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 93/PUU-XIV/2016 Kepengurusan Partai Politik Yang Berselisih Harus Didaftarkan dan Ditetapkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Meskipun Kepengurusan Tersebut Telah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 11/PUU-XV/2017 Pembatasan Waktu Pengajuan Sengketa Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 11/PUU-XV/2017 Pembatasan Waktu Pengajuan Sengketa Pemilukada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 11/PUU-XV/2017 Pembatasan Waktu Pengajuan Sengketa Pemilukada I. PEMOHON 1. Heru Widodo, S.H., M.Hum. (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Andi Syafrani, S.H.,

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR 33/PHP.KOT-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

PUTUSAN NOMOR 33/PHP.KOT-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PUTUSAN NOMOR 33/PHP.KOT-XIV/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Hi. Hamdan Datunsolang dan Hi. Farid Lauma, S.E.. (Pasangan Calon Nomor Urut 4)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Hi. Hamdan Datunsolang dan Hi. Farid Lauma, S.E.. (Pasangan Calon Nomor Urut 4) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Hi. Hamdan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab-0.39047/05 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015 SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab-0.39047/05 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara 7 /PHPU.D-XII/2014 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Padang Putaran Kedua Tahun 2013/2014

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara 7 /PHPU.D-XII/2014 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Padang Putaran Kedua Tahun 2013/2014 RINGKASAN PERMOHONAN Perkara 7 /PHPU.D-XII/2014 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Padang Putaran Kedua Tahun 2013/2014 I. PARA PIHAK A. Pemohon H. Desri Ayunda, SE. MBA dan Prof.

Lebih terperinci

P U T U S A N 111/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N 111/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N 111/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan No.256/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen I. PARA PEMOHON 1. M. Fadjroel Rachman, Pemohon I 2. Saut Mangatas Sinaga, Pemohon II

Lebih terperinci

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman : P U T U S A N. Nomor 100/DKPP-PKE-VI/2017

SALINAN PUTUSAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU Diunduh dari laman :  P U T U S A N. Nomor 100/DKPP-PKE-VI/2017 P U T U S A N Nomor 100/DKPP-PKE-VI/2017 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir Pengaduan Nomor 162/VI-P/L- DKPP/2017,

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Ami Taher. dan Drs.H. Suhaimi Surah, M.Si, MBA. (Bakal Pasangan Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Ami Taher. dan Drs.H. Suhaimi Surah, M.Si, MBA. (Bakal Pasangan Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 126/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Kerinci I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Ami Taher. dan

Lebih terperinci

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah: RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XIV/2016 Pengunduran Diri dari PNS Jika Menjadi Calon Kepala Daerah dan Tenggang Waktu yang Ditentukan Oleh UU 8/2015 untuk Mengajukan Keberatan Hasil Penghitungan

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 391/I-P/L-DKPP/2014

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu I. PEMOHON Ramdansyah, S.S,, S.Sos, S.H, M.KM. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Pasal 28

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PHPU.D-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PHPU.D-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Abdullah Vanath, S.Sos.MMP dan Drs. Marthin Jonas Maspaitella, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Abdullah Vanath, S.Sos.MMP dan Drs. Marthin Jonas Maspaitella, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3) RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 4/PHPU.DXII/2014 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Maluku I. PARA PIHAK A. Pemohon Abdullah Vanath, S.Sos.MMP

Lebih terperinci

Nomer Perkara : PROVINSI: DAERAH PEMILIHAN: * P A P U A * N A B I R E *

Nomer Perkara : PROVINSI: DAERAH PEMILIHAN: * P A P U A * N A B I R E * S E P A R A T O R * Nomer Perkara : * 2 1 P H P B U P X I V 2 0 1 6 * PROVINSI: * P A P U A * DAERAH PEMILIHAN: N A B I R E * KANTDR ADVOKAT 5 KDNSULIAN HUKUM JAN SULWAN SARAGIH. SH S REKAN REGISTRASi

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada I. PEMOHON 1. Imran, SH. (Pemohon I); 2. H. Muklisin, S.Pd. (Pemohon II); Secara bersama-sama disebut

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta I. PEMOHON Antonius Iwan Dwi Laksono. Kuasa Hukum Muhammad Sholeh, SH., dkk advokat pada Kantor Hukum Sholeh

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai I. PEMOHON Drs. H. Choirul Anam dan Tohadi, S.H., M.Si. KUASA HUKUM Andi Najmi Fuadi, S.H., M.H, dkk, adalah advokat

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 192/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. No. 192/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 192/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan Nomor 439/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon H.M. Sukiman Azmy dan H. M. Syamsul Luthfi, S.E., M. Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3)

I. PARA PIHAK A. Pemohon H.M. Sukiman Azmy dan H. M. Syamsul Luthfi, S.E., M. Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Timur I. PARA PIHAK A. Pemohon H.M. Sukiman Azmy

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada I. PEMOHON Dani Muhammad Nursalam bin Abdul Hakim Side Kuasa Hukum: Effendi Saman,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 51/PUU-XIII/2015 Pembentukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, Pengusungan Pasangan Calon oleh Partai Politik, Sanksi Pidana Penyalahgunaan Jabatan dalam Penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI, SE. MM. Dan Drs. RISJON KUJIMAN SUNGE, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 1)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI, SE. MM. Dan Drs. RISJON KUJIMAN SUNGE, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 1) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 154/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Utara I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/ SKLN-V/2007

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/ SKLN-V/2007 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/ SKLN-V/2007 I. PEMOHON - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku Utara a. M. Rahmi Husen Jabatan selaku Ketua KPU Provinsi Maluku Utara b. Ir. Nurbaya Hi.

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor: 07/PTS/KIP-SU/II/2017 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS

PUTUSAN. Nomor: 07/PTS/KIP-SU/II/2017 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS PUTUSAN Nomor: 07/PTS/KIP-SU/II/2017 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS [1.1] Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara yang menerima, memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan dalam

Lebih terperinci

Hal : Keterangan Pihak Terkait Terhadap Perkara Nomor 24/ PHP.BUP- XV/ 2017 yang. Kabupaten Aceh Utara. NomorTelepon/Hp :

Hal : Keterangan Pihak Terkait Terhadap Perkara Nomor 24/ PHP.BUP- XV/ 2017 yang. Kabupaten Aceh Utara. NomorTelepon/Hp : LAW OFFICE PASE & REKAN ADVDKAT - KQNSULTAN HUKUM A S Jakarta, 20 Maret 2017 Hal : Keterangan Pihak Terkait Terhadap Perkara Nomor 24/ PHP.BUP- XV/ 2017 yang dimohonkan oleh Pasangan Calon Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Kabupaten Kudus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Kabupaten Kudus RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Kabupaten Kudus I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Muhammad Tamzil, MT dan Asyrofi (Pasangan Calon

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Makassar I. PARA PIHAK A. Pemohon: H. Irman Yasin Limpo dan H.

Lebih terperinci

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015. RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XIII/2015 Kualifikasi Selisih Perolehan Suara Peserta Pemilihan Kepala Daerah Yang Dapat Mengajukan Permohonan Pembatalan Penetapan Hasil Penghitungan Perolehan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017 Kelembagaan Penyelenggara Pemilu di Aceh I. PEMOHON 1. Hendra Fauzi (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Robby Syahputra (selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci

KOP SURAT KPU KABUPATEN/KOTA

KOP SURAT KPU KABUPATEN/KOTA KOP SURAT KPU KABUPATEN/KOTA Nomor Sifat Lampiran Perihal : : : 1 (Satu) Berkas : Laporan Pelaksanaan Tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 (Kab/Kota) Februari

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUUXII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Moch Syaiful, S.H. KUASA HUKUM Muhammad Sholeh,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang I. PEMOHON 1. Antonius Ratumakin, sebagai Pemohon I; 2. Budi Permono, sebagai Pemohon II; 3. Lili Hayanto, sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional Terdakwa dan/atau Mantan Narapidana Untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Drs. H. Rusli Habibie,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Bali I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Anak Agung Gede Ngurah

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XV/2017 Penetapan Tersangka oleh KPK Tidak Mengurangi Hak-hak Tersangka

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XV/2017 Penetapan Tersangka oleh KPK Tidak Mengurangi Hak-hak Tersangka RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XV/2017 Penetapan Tersangka oleh KPK Tidak Mengurangi Hak-hak Tersangka I. PEMOHON Setya Novanto Kuasa Hukum: DR. Fredrich Yunadi, S.H., LL.M, Yudha Pandu, S.H.,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015. RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XIII/2015 Kualifikasi Selisih Perolehan Suara Peserta Pemilihan Kepala Daerah Yang Dapat Mengajukan Permohonan Pembatalan Penetapan Hasil Penghitungan

Lebih terperinci

KETETAPAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN Nomor 63/PHPU.D-IX/2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa membaca surat dari Komisi Pemilihan Umum Kota Pekanbaru Nomor

Lebih terperinci

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004 P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

P U T U S A N No /DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N No /DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 125.137/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan Nomor 248/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM OVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM OVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 24/PP.02.3-Kpt/33/Prov/IX/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pidana Bagi Penyedia Jasa dan Pemakai Pada Tindak Pidana Prostitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pidana Bagi Penyedia Jasa dan Pemakai Pada Tindak Pidana Prostitusi RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pidana Bagi Penyedia Jasa dan Pemakai Pada Tindak Pidana Prostitusi I. PEMOHON Robby Abbas. Kuasa Hukum: Heru Widodo, SH., M.Hum., Petrus

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan I. PEMOHON Barisan Advokat Bersatu (BARADATU) yang didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945 I. PEMOHON Perkumpulan Hisbut Tahrir Indonesia, organisasi

Lebih terperinci

NOMOR: 26/PHP-KOT-XV/2017

NOMOR: 26/PHP-KOT-XV/2017 Ii"8gal:..^.tJMm Eol^ KETERANGAN PIHAK TERKAIT PERKARA NOMOR: 26/PHP-KOT-XV/2017 Jakarta, 21 Maret 2017 i ADVOKAT / KONSULTAN HUKIUM SAFARULLAH & REKAN - B. 00.11032 Jl. Bxinga Xax^uzis No. 36 B ICexulari

Lebih terperinci

PUTUSAN No. 26/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN No. 26/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN No. 26/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan Nomor 80/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 211, 212/PHPU.D-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 211, 212/PHPU.D-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 211, 212/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 002/XI/KI-SB/PS-A/2016

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT. PUTUSAN Nomor : 002/XI/KI-SB/PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PUTUSAN Nomor : 002/XI/KI-SB/PS-A/2016 1. IDENTITAS [1.1] Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat yang menerima, memeriksa dan menjatuhkan putusan dalam Sengketa

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Alfridel Jinu, SH dan Ude Arnold Pisy (Pasangan Bakal Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Alfridel Jinu, SH dan Ude Arnold Pisy (Pasangan Bakal Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 121/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Gunung Mas I. PARA PIHAK A. Pemohon Alfridel Jinu, SH dan

Lebih terperinci

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014. RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUUXII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Moch Syaiful, S.H. KUASA HUKUM Muhammad

Lebih terperinci

KOP SURAT KPU PROVINSI

KOP SURAT KPU PROVINSI KOP SURAT KPU PROVINSI Nomor Sifat Lampiran Perihal : : : 1 (Satu) Berkas : Laporan Pelaksanaan Tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2017 (Provinsi),.. Februari 2017 Yth. Ketua KPU Republik

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XV/2017 Mekanisme Pengangkatan Wakil Kepala Daerah yang Berhenti Karena Naiknya Wakil Kepala Daerah Menggantikan Kepala Daerah I. PEMOHON Dr. Ahars Sulaiman, S.H.,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PHP.KOT-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PHP.KOT-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 30/PHP.KOT-XV/2017 PERIHAL PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN WALIKOTA SALATIGA ACARA MENDENGARKAN JAWABAN TERMOHON,

Lebih terperinci

2016, No Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubern

2016, No Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubern BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1586, 2016 BAWASLU. Pemilihan. Gubernur. Wagub. Bupati.Wabup. Walikota. Wawali. Data dan Daftar Pemilih. Pemutakhiran. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 176/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Mimika

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 176/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Mimika RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 176/PHPU.DXI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Mimika I. PARA PIHAK A. Pemohon Drs. Yoseph Yopi Kilangin

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR : 26a/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 173/DKPP-PKE-III/2014

P U T U S A N No. 173/DKPP-PKE-III/2014 P U T U S A N No. 173/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 388/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR : 57/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 175/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Mimika

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 175/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Mimika RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 175/PHPU.DXI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Mimika I. PARA PIHAK A. Pemohon Agustinus Anggaibak dan La

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017 Keterangan Saksi Yang Diberikan di Bawah Sumpah dan Tidak Hadir Dalam Persidangan Disamakan Nilainya dengan Keterangan Saksi Di Bawah Sumpah Yang Diucapkan

Lebih terperinci

2017, No sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam pelaksanaan pengawasan tahapan pemutakhiran data dan daftar pemilih, seh

2017, No sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam pelaksanaan pengawasan tahapan pemutakhiran data dan daftar pemilih, seh No.1424, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Pemutakhiran Data dan Penyusunan Daftar Pemilih. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

- 1 - PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 - 1 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 19/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TANGGAL : 08 Agustus 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH DAN

Lebih terperinci

ADVOCATES AND COUNSEUORS AT LAW Gedung Arva Lantai 3, Jl. Gondangdia Lama No. 40, JaK^rta 10350

ADVOCATES AND COUNSEUORS AT LAW Gedung Arva Lantai 3, Jl. Gondangdia Lama No. 40, JaK^rta 10350 KAMA5AN law FIRM ADVOCATES AND COUNSEUORS AT LAW Gedung Arva Lantai 3, Jl. Gondangdia Lama No. 40, JaK^rta 10350 A S L Tel. +6221-3917230 Fax. +6221-3917081 E-mail : kamasanlawfirm@yahoo.com Jakarta, 8

Lebih terperinci

PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KOTA TANJUNGBALAI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 166/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH KOTA

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 58/DKPP-PKE-III/2014

P U T U S A N No. 58/DKPP-PKE-III/2014 P U T U S A N No. 58/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan Nomor 117/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

KETETAPAN. Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

KETETAPAN. Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Membaca : a. Surat Permohonan Keberatan atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional Terdakwa dan/atau Mantan Narapidana Untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Drs. H. Rusli

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIII/2015 Pembentukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, Pengusungan Pasangan Calon oleh Partai Politik, Sanksi Pidana Penyalahgunaan Jabatan dalam Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.

Kata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH. Kata Pengantar Buku ini merupakan e-book kedua yang saya hasilkan. Sebagaimana e-book yang pertama, buku ini juga merupakan hasil dari kegundahan ketika mempelajari pasal pasal yang ada, khususnya terkait

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu I. PEMOHON Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI), dalam hal ini diwakili

Lebih terperinci