BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai."

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang pelaksanaan program Posbindu PTM pada penderita hipertensi di Puskesmas Padang Bulan tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan, dengan pertimbangan merupakan salah satu puskesmas di kota Medan yang telah menjalankan posbindu PTM sebagai upaya penanggulangan masalah penyakit tidak menular, salah satunya ialah hipertensi Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai. 3.3 Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu teknik pemilihan informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Kriteria tersebut antara lain adalah: 1. Informan terdiri dari laki-laki dan perempuan 2. Usia peserta yang datang ke posbindu 3. Lamanya menderita penyakit hipertensi 4. Sering ataupun rutin datang ke posbindu 3.4 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer diperoleh melalui:

2 1. Wawancara mendalam (in-depth interview) kepada informan dengan berpedoman pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan. Wawancara kepada petugas dapat dilakukan pada saat posbindu dan jika masih merasa kurang lengkap, wawancara dapat dilanjutkan di puskesmas. Sedangkan wawancara terhadap kader dan peserta juga dapat dilakukan pada saat posbindu, namun jika masih merasa kurang lengkap, wawancara dapat dilanjutkan di rumah kader dan peserta. 2. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tidak berstruktur yaitu observasi yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi. Pada pengamatan ini peneliti hanya mengembangkan suatu pengamatannya terhadap suatu objek yang berkaitan dengan fokus penelitian (Noor, 2013). Observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati antara lain: a) Pelaksanaan posbindu sesuai atau tidaknya dengan jadwal posbindu b) Jumlah petugas dalam pelaksanaan posbindu c) Keramahtamahan petugas posbindu terhadap peserta yang datang ke posbindu d) Berapa banyak peserta yang datang ke posbindu e) Media yang dipakai konselor dalam konseling pelaksanaan posbindu f) Sarana dan prasarana yang disediakan dalam pelaksanaan posbindu Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Profil Puskesmas Puskesmas Padang Bulan 2015, serta catatan laporan puskesmas mengenai program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. 3.5 Triangulasi Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumberdata. Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan carayang berbeda dalam

3 metode kualitatif yang dilakukan dengan: (1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat danpandangan orang lain, (5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Bungin, 2011). 3.6 Teknik Analisis Data Untuk menganalisis penatalaksanaan hipertensi dengan posbindu di Puskesmas Padang Bulan, dilakukan analisis secara kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan oleh informan dengan menggunakan teknik analisis domain (domain analysis), yaitu menjelaskan secara utuh tentang objek penelitian berdasarkan jawaban dan keterangan yang diperoleh dari informan (Bungin, 2010), selanjutnya disajikan dan dibahas berdasarkan teori yang terkait dan dilakukan pengambilan kesimpulan.

4 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis Puskesmas Padang Bulan Kota Medan Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Batas wilayahnya yaitu : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Medan Petisah 2. Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Selayang 3. Sebelah Timur :Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang 4. Sebelah Barat : Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor Puskesmas Padang Bulan mencakup enam kelurahan, yaitu : Titi Rantai, Padang Bulan, Merdeka, Babura, Petisah Hulu, dan Darat dengan jumlah penduduk yang dicakup oleh Puskesmas Padang Bulan sebanyak jiwa yang terdiri dari 63 lingkungan dan kepala keluarga. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2016 No Kelurahan Jumlah Jumlah Jumlah Penduduk Lingkungan KK 1. Titi Rantai Padang Bulan Merdeka Babura Petisah Hulu Darat Jumlah Sumber : Kecamatan Medan Baru, 2016 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan paling banyak di Kelurahan Titi Rantai dan distribusi penduduk paling sedikit yaitu di Kelurahan Darat.

5 Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2016 No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Titi Rantai Padang Bulan Merdeka Babura Petisah Hulu Darat Jumlah Sumber : Kecamatan Medan Baru, 2016 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki yaitu jiwa dari total jumlah penduduk. Tabel 4.3 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016 No. Tenaga Kesehatan Jumlah 1. RS Pemerintah 1 2. RS Swasta 4 3. RS Khusus 1 4. Balai Pengobatan Rumah Bersalin 2 6. Laboratorium 4 7. Apotik Optik 7 9. Praktek Dokter Umum Swasta Praktek Dokter Spesialis Swasta Praktek Dokter Gigi Swasta Praktek Bidan Swasta Toko Obat Berizin BATRA - Shin She 2 - Akupuntur 1 - Batra Dukun Patah 18 - Tukang Pijat Tukang Gigi 2 Sumber : Puskesmas Padang Bulan, 2016

6 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sarana kesehatan di Kecamatan Medan Baru adalah Prakter Dokter Spesialis Swasta, yaitu ada sebanyak 63 tempat. Tabel 4.4 Data Tenaga Kesehatan di WilayahKerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2016 Tenaga Kesehatan Jumlah Dokter Spesialis 1 Dokter Umum 7 Dokter Gigi 5 Apoteker 1 Asisten Apoteker (D3) 1 Asisten Apoteker (SMK) 1 Sarjana Non Medis 4 DIV Kebidanan 1 DIII Kebidanan 7 Bidan 4 Keperawatan (Ners) 1 Sarjana Keperawatan 2 D3 Keperawatan 5 Perawat 2 Petugas Sanitasi Kesling 1 DIV Fisioterapi 2 DIII Analis 1 Analis 1 Nutrisionis Karakteristik Puskesmas Padang Bulan Kota Medan Visi Puskesmas Padang Bulan Kota Medan yaitu Mewujudkan Masyarakat Kecamatan Medan Baru yang Sehat Mandiri dan Berkeadilan. Adapun misi untuk mewujudkan visi dari Puskesmas Padang Bulan Kota Medan tersebut ialah : 1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Medan Baru 2) Meningkatkan kualitas SDM kesehatan yang profesional dan berkomitmen tinggi

7 3) Meningkatkan tata kelola Puskesmas yang baik melalui perbaikan sistem informasi dan manajemen Puskesmas yang profesional, akuntabel, efektif dan efisien 4) Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berintegrasi lintas program dan lintas sektoral 5) Meningkatkan peran serta masyarakat demi tercapainya kemandirian masyarakat dalam hidup sehat 4.2 Posbindu PTM Puskesmas Padang bulan Puskesmas Padang Bulan pertama kali menjalankan program posbindu pada tahun 2014 di 4 (empat) wilayah kerja puskesmas yakni Kel. Padang Bulan, Kel. Darat, Kel. Petisah Hulu, dan Kel. Titi Rantai. Ada 2 (dua) kelurahan yang tidak memiliki posbindu dikarenakan sulitnya bekerjasama dengan lintas sektoral kelurahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan kepala puskesmas Padang Bulan tentang terbentuknya posbindu sebagai berikut : Posbindu di puskesmas ini sudah berjalan dua tahun, terbentuknya tahun Posbindu dilaksanakan di 4 kelurahan, yaitu Kel. Padang Bulan, Kel. Darat, Kel. Petisah Hulu, dan Kel. Titi Rantai. Ada 2 kelurahan yang belum punya posbindu. Kemudian peneliti lebih lanjut bertanya kepada kepala puskesmas Padang Bulan, mengapa dua kelurahan tersebut tidak di adakan posbindu juga? Beliau pun menjawab sebagai berikut : Kemarin itu pihak kelurahan Merdeka dan Babura masih sulit untuk diajak berkoordinasi, demikian juga mengenai tempat yang masih belum pasti, juga ada keluhan dari petugas posbindu kami dimana kader yang diberikan mereka semuanya laki-laki sehingga agak sulit untuk berkoodinasi. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, lebih baik kamu langsung wawancara dengan petugas posbindu, Kak Ade.

8 Ketika peneliti menanyakan hal tersebut kepada Kak Ana selaku petugas posbindu, beliau memberikan jawaban sebagai berikut : Sewaktu pertama kali posbindu diadakan, memang ada kesulitan mengadakannya dikedua kelurahan tersebut. Dari mulai pihak lurahnya yang sulit diajak koordinasi, masalah tempat dan juga kader yang mereka berikan. Namun setelah adanya advokasi dari kami pihak puskesmas (saya dan dokter petugas posbindu), maka hasilnya tepat dibulan April 2017 sudah mulai diberlakukan posbindu di dua kelurahan tersebut. Kemudian peneliti menanyakan lebih lanjut tentang bagaimana dengan kader di dua kelurahan tersebut? beliau menjawab sebagai berikut : Kader yang awalnya laki-laki sudah diganti dengan kader yang perempuan, dikarenakan kader laki;laki tersebut tidak ikut pelatihan. Kader tiap posbindu ada dua orang dan sudah mendapat pelatihan, sehingga mereka bisa membantu petugas puskesmas saat pengadaan posbindu. Pelaksanaan posbindu yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan berdasarkan hasil kesepakatan bersama sesuai jadwal satu kali dalam sebulan dimasing- masing kelurahan. Proses posbindu dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut sistem 5 meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke puskesmas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan petugas posbindu tentang pelaksanaan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut : Pelaksanaan posbindu yah sesuai dengan buku panduan posbindu yaitu system 5 meja, mulai dari meja registrasi, wawancara, pengukuran, pemeriksaan, serta konseling. Cuman terkadang dibeberapa tempat yah dikondisikanlah, kadang cuman pakai dua meja besar saja biar gak ribet juga.

9 Pernyataan petugas posbindu ini juga dengan pernyataan salah seorang kader yang menjawab sebagai berikut : Pelaksanaan posbindu mengikuti sistem 5 meja, cuman terkadang karena kondisi yah dipakai dua atau tiga meja besar saja, yang penting tidak menghambat kegiatan posbindu. 4.3 Karakteristik Informan Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu teknik pemilihan informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan tujuan peneliti. Kriteria tersebut antara lain adalah: 5. Informan terdiri dari laki-laki dan perempuan 6. Usia peserta yang datang ke posbindu 7. Lamanya menderita penyakit hipertensi 8. Sering ataupun rutin datang ke posbindu Informan yang terdiri dari, informan kepala puskesmas, informan petugas puskesmas terkait (dokter dan petugas posbindu), informan kader posbindu, informan dari masyarakat (penderita hipertensi peserta posbindu). Adapun karateristik informan tersebut adalah sebagai berikut: Matriks 4.5 Identitas Informan Penelitian No Informan Jenis Kelamin Umur Pendidikan Terakhir Jabatan Informan 1 Perempuan 52 S2 Kepala Puskesmas Informan 2 Perempuan 34 S1 Dokter Informan 3 Perempuan 34 DIII Petugas Posbindu Informan 4 Perempuan 34 SMA Kader Informan 5 Perempuan 40 SMA Kader Informan 6 Perempuan 38 SMA Penderita Hipertensi

10 Informan 7 Perempuan 54 S1 Penderita Hipertensi Informan 8 Laki-laki 56 SMA Penderita Hipertensi Informan 9 Laki-laki 35 SMA Penderita Hipertensi Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh informan, yaitu terdiri dari satu Kepala Puskesmas Padang Bulan yang berusia 52 tahun dengan pendidikan S2, satu Dokter Puskesmas Padang Bulan yang berusia 34 tahun dengan pendidikan S1, satu informan petugas posbindu Puskesmas Padang Bulan yang berusia 34 tahun dengan pendidikan D3 kebidanan, dua kader yang berusia 34 tahun dan 40 tahun dengan pendidikan SMA dan 4 informan masyarakat penderita hipertensi yang datang ke posbindu dengan pendidikan SMA dan pendidikan S Deskripsi Informan : 1. Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas Padang Bulan ialah Ibu dr. Rehulina Ginting, M.Kes. Pada program posbindu, kepala puskesmas termasuk pada tim pemantau. Setiap sebulan sekali kapus wajib memantau perkembangan posbindu di 6 (enam) kelurahan yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan, termasuk melihat laporan posbindu dan kendala menghambat program posbindu. Kemudian hal-hal tersebut akan dibahas pada saat evaluasi serta dicari solusinya. 2. Dokter Dokter pada kegiatan posbindu ialah dr. Titin Sriwahyuni. Pada program posbindu, dr. Titin termasuk dokter yang memeriksa peserta posbindu sekaligus sebagai konselor. Segala keluhan peserta bisa disampaikan kepada dokter yang menangani pemeriksaan posbindu. 3. Petugas Posbindu Petugas posbindu ialah Ade Kartika Sari Gea, AmKeb. Pada program posbindu, petugas posbindu termasuk tim penggerak, dimana petugas posbindu yang melatih kader,

11 memantau kinerja kader serta memeriksa laporan posbindu dari kader yang kemudian diberikan kepada tim pemantau untuk dievalusi. 4 & 5. Kader Kader posbindu ialah Kak Fitri dan Kak Ana. Kader berfungsi sebagai penggerak posbindu, dimana kader yang melakukan pemeriksaan umum pada peserta, seperti : penimbangan, pengukuran tensi, pemakaian body fat, dan lingkar perut, lengan serta pinggang. Kader juga mencatat laporan kegiatan posbindu yang kemudian diberikan kepada petugas posbindu. 6 s/d 9 Penderita Hipertensi Penderita hipertensi yang dimaksud ialah peserta yang rutin dan yang hanya kadangkadang datang ke posbindu. 4.4 Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.6 Informan Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan Pernyataan 1 Pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan ini sudah cukup baik karena rutin dilakukan sesuai dengan jadwal posbindu. Namun pesertanya masih sedikit dibandingkan masyarakat yang datang ke puskesmas dengan keluhan penyakit hipertensi. Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan pelaksanaan posbindu sudah cukup baik, namun peserta posbindu masih sedikit dibandingkan masyarakat yang datang ke puskesmas dengan keluhan hipertensi.

12 4.4.2 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Posbindu, dan Kader) tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.7 Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan Informan Pernyataan 2 Dalam melaksanakan posbindu kita satu tim pasti melakukan yang terbaik, sehari sebelum jadwal posbindu, peserta sudah dingatkan terlebih dahulu oleh kader agar dapat hadir mengikuti posbindu. Tetapi peserta tetap saja sedikit, peserta banyak yang datang jika ada pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan tambahan jika ada sponsor. 3 Wahh, kalau pelaksanaan posbindu kita siapkan semaksimal mungkin, tapi itu tadi saat kakak sudah mempersiapkan semua ehhh pesertanya yang sedikit yahhh mau gimana lagi disms sehari sebelum sudah, ya kalau sudah jamnya kita mulai ajalah pelaksanaannya dengan jumlah peserta yang ada. 4 Yaa kalau pelaksanaan posbindu selalu rutinnya tiap bulan, mau perserta banyak atau sedikit tetap berjalan. 5 Pelaksanaan posbindu selalu dilakukan tepat waktu, sesuai dengan jadwal. Cuman kalau banyak sponsor dan reagen untuk cek gula darah tersedia...ya banyaklah peserta yang datang. Dari matriks di atas dapat kita lihat, tiga informan menyatakan pelaksanaan posbindu sudah cukup baik dan tim telah melakukan semaksimal mungkin, satu informan menyatakan pelaksanaan posbindu rutin dilakukan namun peserta posbindu masih sedikit.

13 4.4.3 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.8 Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan Informan Pernyataan 6 Saya sering juga datang ke posbindu nih...apalagi kalau banyak sponsornya..kayak cek kepadatan tulang kemaren itu. Jadi kan enak gak itu-itu aja yang di cek pas posbindu. 7 Saya selalu datangnya tiap ada posbindu. Lumayan cek gratis, bisa tanya-tanya sama dokternya tentang penyakit saya ini. Apalagi rumah saya pun ngak jauh dari tempat posbindunya. 8 Saya rutin ke posbindu, ketepatan jadwalnya itu pas sama waktu luang saya. Apalagi saya udah lama kenak hipertensi, jadi takutlah saya, makanya saya rajin kontrol sama konseling ke dokternya. 9 Kalau ada cek body fat, gula darah dan kolestrol yaa saya baru datang ke posbindu itu. Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan pelaksanaan posbindu selalu tepat waktu dan jika banyak sponsor maka peserta juga banyak yang datang, dua informan menyatakan rutin datang ke posbindu untuk melakukan pemeriksaan gratis, satu informan menyatakan jika ada pemeriksaan body fat, baru ia mau datang ke posbindu Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang ketersediaan tenaga pelaksana program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.9 Informan Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu Pernyataan 1 Tenaga pelaksana posbindu di puskesmas ini sudah sangat bagus ya, tapi ibu lihat dari laporan yang ada, tingkat kehadiran peserta posbindu yang hipertensi masih sangat sedikit.

14 Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan tenaga pelaksana posbindu di puskesmas ini sudah bagus hanya peserta yang sedikit Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang ketersediaan tenaga pelaksana program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.10 Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu Informan Pernyataan 2 Saya sebagai dokter yang ditugaskan untuk posbindu pasti akan memberikan pelayanan terbaik, apalagi yang saya hadapi paisen dengan pemahaman yang berbeda-beda, jadi harus sabar dan selalu saya ingatkan juga untuk pantangan-pantangan makanan ataupun minuman yang harus dikurangi bahkan yang dihindari, selalu saya ingatkan dan saya ajak terus agar rutin minum obat dan kontrol ikut posbindu, yang pasti dalam melaksanakan tugas saya akan melakukan yang terbaik demi kebaikan bersama. 3 Kalau tenaga pelaksana posbindu, kakak dibantu dengan kader yang sudah mengikuti pelatihan (refresing kader) tentang posbindu ini. 4 Tenaga pelaksana posbindu selalu lengkap yah...ada dokter, petugas puskesmas dan kami para kader yang membantu pelaksanaan posbindu. 5 Yaa tenaga pelaksana lengkaplah...dokter selalu standby, petugas puskesmas, dan kami kader yang sudah terlatih. Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan sebagai dokter, sudah memberikan pelayanan yang terbaik, satu informan menyatakan petugas posbindu dibatu oleh kader yang sudah dilatih, dua informan menyatakan tenaga kesehatan lengkap, dokter selalu tersedia dan dibantu oleh petugas serta kader.

15 4.4.6 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang ketersediaan tenaga pelaksana program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.11 Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu Informan Pernyataan 6 Petugasnya semua ramah-ramah kok, mau ngingatin jadwal...apa yg ditanya juga selalu dijawab dengan baik. Apalagi saya sering tanyatanya keluhan saya kalau lagi kumat darang tinggi ini. 7 Dokternya ramah...sabar kali kalau menjelaskan pantangan makanan buat darah tinggi ini, saya kan uda tua..jadi kadang kurang jelas jadi sering tanya-tanya. 8 Petugasnya banyak, jadi gak kelamaan nunggu giliran. Dokternya juga ramah, enak ditanya-tanya. 9 Petugasnya semua bagus. Dokternya juga pintar menjelaskan kalau ditanya-tanya sederhana jawabannya, jadi mudah pahamlah. Dari matriks di atas dapat kita lihat, empat informan menyatakan petugasnya banyak, dokternya selalu ada dan ramah terhadap pasien Pernyataan Informan tentang pendanaan program posbindu Matriks 4.12 Pernyataan informan (Kepala Puskesmas) tentang pendanaan dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 1 Kalau biaya untuk posbindu ini sudah tertera di BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas Padang Bulan. Jadi memang sudah ada jatahnya untuk program ini. Berdasarkan matriks diatas, dapat dilihat bahwa informan menyatakan bahwa pendanaan dalam pelaksanaan posbindu melalui dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).

16 4.4.8 Pernyataan Informan tentang pendanaan program posbindu Matriks 4.13 Pernyataan informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang pendanaan dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 2 Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). 3 Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sesuai dengan nominal yang tertulis pada RUK (Rencana Usulan Kerja). 4 Pendanaan seperti yang dijelaskan dari pihak puskesmas itu dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), tetapi untuk mempercantik ruangan biasanya dari kreatifitas para kader. 5 Yaa dana dari orang puskesmasnya lah, ada itu namanya BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Berdasarkan matriks diatas, dapat dilihat bahwa empat informan menyatakan bahwa pendanaan dalam pelaksanaan posbindu melalui dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang ketersediaan sarana dan prasarana Matriks 4.14 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 1 Sarana dan prasarana sudah cukup lengkaplah dalam pelaksanaan posbindu. Kadang juga ditambah dengan sponsor dari luar. Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan fasilitas posbindu sudah cukup lengkap dan terkadang ditambah dengan sponsor.

17 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang ketersediaan sarana dan prasarana Matriks 4.15 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 2 Semua sarana dan prasarananya sudah lengkap disediakan pihak puskesmas, jadi peserta hanya datang sesuai jadwal posbindu. 3 Segala kebutuhan dalam kegiatan dipenuhi pihak puskesmas, namun sering kali terjadi kurang/ tidak tersedianya reagen. 4 Sudah lengkap lah...malah kadang ada sponsor, jadi ada fasilitas tambahan yang bikin masyarakat tertarik datang ke posbindu. 5 Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat yang lain, sama sponsor juga. Dari matriks di atas dapat kita lihat, dua informan menyatakan fasilitas posbindu sudah cukup lengkap, satu informan menyatakan fasilitas sangat lengkap dan terkadang ditambah dengan sponsor, dan satu informan menyatakan lengkap namun terkadang kurang reagen Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang ketersediaan sarana dan prasarana Matriks 4.16 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 6 Yaa bagus lah itu dibuat orang puskesmas ini, buktinya saya masih terlayani dengan baik lah. 7 Alat-alatnya cukup lengkaplah, tempat posbindunya juga strategis mudah dijangkau masyarakat. 8 Sarana dan prasarana uda baguslah, cuman maunya selalu ada sponsor, jadi kan ada cek tambahan. 9 Sarana prasarana udah bagus, tapi seringlah ada sponsor juga, biar tambah banyak fasilitas tambahannya.

18 Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan fasilitas posbindu sudah cukup lengkap, tiga informan menyatakan sarana prasarana udah bagus dan maunya ditambah dengan sponsor Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu Matriks 4.17 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 1 Seperti yang ibu sudah bilang tadi, karena reagen kurang atau gak ada, jadi ngak dibuatlah cek gula darah, malas lah orang datang ke posbindu. Cara mengatasinya yah cari sponsor, biar tambah cek yang lain. Juga kesadaran masyarakat lah akan pentingnya pemeriksaan kesehatan. Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan hambatan pelaksanaan posbindu adalah ketersediaan reagen yang tidak selalu ada, sehingga untuk mengatasinya diperlukan kerjasama dengan sponsor tertentu Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu Matriks 4.18 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 2 Hambatan paling karena reagen kurang/ tidak ada dan juga lagi tidak ada sponsor serta permintaan penyediaan obat, sehingga peserta pun sedikit yang datang. Cara mengatasinya yaa dipakailah alat body fat yang sharusnya untuk kontrol tiga bulan sekali, dan untuk obat tetap tidak ada, hanya saja kami berusaha memberikan tentang apa itu posbindu dan tujuan program ini. 3 Untuk masalah tempat dan jadwal sih sebenarnya tidak ada masalah, hanya masyarakat itu suka kalau ada sponsor tambahan, jadi nambah fasilitas untuk cek lainnya. Maka dari itu kami selalu mengusahakan cari sponsor. Kesadaran masyarakat akan pentingnya posbindu juga perlu, karena selama ini pasien lebih banyak yang datang dari usia 30an

19 ke atas, padahal posbindu ini untuk usia diatas 15 tahun. Untuk itu pihak puskesmas melaksanakan lokmin linsek tentang pentingnya posbindu. 4 Terkadang masyarakat ini selalu meminta cek kesehatan keseluruhan juga adanya permintaan obat, padahal posbindu ini hanya pemeriksaan dan kontrol dan tidak ada obat. Mengatasinya yaa kami berikan lah penjelasan mengenai posbindu ini kepada peserta tersebut. 5 Kebanyakan peserta sering bertanya tentang penyediaan obat dan minta sponsor buat tambahan fasilitas. Maka dari itu kami selalu berupaya bekerjasama dengan sponsor saat melaksanaan posbindu, yaa meskipun terkadang juga tidak selalu ada sponsor. Kalau untuk obat memang tidak ada, jadi hanya kami beri penjelasan saja ke pesertanya. Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan hambatan pelaksanaan posbindu adalah ketersediaan reagen yang tidak selalu ada, sehingga untuk mengatasinya dipakailah alat body fat, satu informan menyatakan masyarakat lebih suka datang jika ada fasilitas tambahan sehingga pihak puskesmas bekerjasama dengan sponsor, dua informan menyatakan terkadang masyarakat meminta penyediaan obat namun hal tersebut memang tidak ada sehingga mereka diberi edukasi dan juga penambahan fasilitas lainnya Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu Matriks 4.19 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 6 Maunya dikasih lah sesekali obat, jadi kami gak cuma cek-cek aja. 7 Program posbindu ini berguna kali sih buat kami penderita hipertensi, cuman maunya siap konseling itu adalah dikasih brosur atau leaflet yang bisa kami baca..bawa pulang. 8 Dulu saya pernah minta obat siap periksa, tapi pas uda dijelaskan sama dokternya...ya gak pernah lagi saya minta. Cuman kalau ada pembagian obat sesekali ya lumayan juga.

20 9 Kadang gak ada alat buat cek gula darah sama kolestrolnya, itu yang bikin malas datang. Maunya kalau itu gak ada, adalah alat cek lain tambahannya. Dari matriks di atas dapat kita lihat, dua informan menyatakan jika ada pembagian obat lebih bagus supaya tidak hanya pemeriksaan, satu informan menyatakan program posbindu ini bagus sekali tetapi sebaiknya ada pembagian brosur juga, satu informan menyatakan terkadang tidak tersedia alat cek gula darah dan kolestrol sehingga maunya ada penambahan alat cek lainnya Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang pemantauan dan evaluasi program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.20 Pernyataan informan tentang pemantauan dan evaluasi dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 1 Pemantauan dilaksanakan per tiga bulan oleh ketua UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan hasilnya akan dievaluasi pada saat rapat internal lintas program. Dari matriks di atas, dapat kita lihat informan menyatakan bahwa pemantauan dilakukan per tiga bulan oleh ketua UKM dan evaluasi dilaksanakan saat rapat lintas internal Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang pemantauan dan evaluasi program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas Padang Bulan Matriks 4.21 Pernyataan informan tentang pemantauan dan evaluasi dalam pelaksanaan posbindu Informan Pernyataan 2 Pemantau yah ketua UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan evaluasi pas rapat lintas program. Pematauan dilaksanakan per tiga bulan.

21 3 Yang mantau ketua UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan evaluasi pada saat rapat seluruh pegawai. Yang penting laporan sudah saya buat lengkap, kemudian saya kasih ke ketua UKM untuk di periksa kembali dan sebagai bahan evaluasi nantinya. 4 Kalau kami kader yang mantau yah ketua program posbindu, laporan lengkap kami kasih ke kakak itu. Tiap tiga bulan sekali, tim monitoring dari puskesmas memantau langsung ke lokasi posbindu. Seandainya ada kinerja kami yang kurang..dibahas saat refresing kader. 5 Yaa laporan selalu lengkap kami kasih ke ketua posbindu, trus ntah berapa bulan sekali.. lupa saya, ada tim pemantau puskesmas yang datang langsung ke posbindu. Evaluasi sama kader saat refresing kader. Dari matriks di atas, dapat kita lihat tiga informan menyatakan bahwa pemantauan dilakukan per tiga bulan oleh ketua UKM dan evaluasi dilaksanakan saat rapat lintas program, satu informan menyatakan laporan selalu lengkap dan diberikan ke ketua posbindu yang kemudian diberikan ke tim pemantauan Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang rutinitas pemeriksaan dan pengobatan hipertensi Matriks 4.22 Pernyataan informan tentang rutinitas pemeriksaan dan pengobatan hipertensi Informan Pernyataan 6 Saya seringnya datang periksa ke posbindu ini, di rumah juga kontrol karena kebetulan ada alat tensi sama ada juga adekku yang perawat. Jadi kalau lagi pening kali tensilah aku, trus minum obat. Kalau olahraga sih saya gak pernah karena malas, cuman saya jaga makan jaa kayak pantangan dari dokter yaa dikurangi dan saya uda gak makan daging lagi. 7 Periksa yaa rutin lahh, posbindu selalu datang, kadang-kadang cek ke puskesmas langsung sekalian minta resep obat kalau sudah habis stok. Makanan semuanya saya makani, cuman pantangan dokter yah saya kurangi jugalah.

22 8 Seringlah periksa ke posbindu ataupun puskesmas buat minta obat. Karena takut juga, saya uda tua jadi harus lebih hati-hati jaga makan kayak kata dokter di posbindu. Obat pun tiap hari saya minum. 9 Dulu aku jarang kali ke posbindu, pas tau dari dokter kalau hipertensi itu bisa komplikasi terus pas usia lanjut harus minum obat tiap hari, jadi takutlah, jadi rutinlah sekarang ke posbindu. Apalagi uda mau 4 tahun saya kenak hipertensi padahal saya masih muda, jadi saya rutin lah kontrol. Kalau lagi kumat yaa saya minum obat yang biasa, kalau masih ngak baik juga baru saya ke puskesmas atau klinik dekat rumah. Saya pun sekarang udah rutin olahraga fitness gitu biar makin sehat, makan pun uda saya jaga kali, gak terlalu banyak pake garam lagi. Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan bahwa ia rutin datang ke posbindu serta menjaga pola makannya. Dua informan menyatakan bahwa ia sering ke posbindu dan cek ke puskesmas saat persediaan obatnya habis serta juga menjaga pola makannya. Satu informan menyatakan bahwa ia menjadi rutin datang ke posbindu setelah konseling, ia juga menjaga pola makannya dan menerapkan diet garam serta rutin berolahraga.

23 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian bab tersebut. Penelitan ini akan menjelaskan tentang pelaksanaan program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Kota Medan. Penelitian ini untuk melihat sejauh mana pelaksanaan program posbindu terhadap penderita hipertensi yang telah dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Kota Medan. Saat ini kepala Puskesmas Padang Bulan Kota Medan adalah dr. Rehulina Ginting, M.Kes, dokter posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah dr. Titin Wahyuni, serta petugas penanggung jawab posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah Ade Kartika Sari, AMKeb. 5.1 Masukan (Input) Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) dikategorikan sebagai masukan (input) dalam pelaksanaan posbindu Tenaga Kesehatan Pelaksanaan posbindu dilakukan oleh kader yang telah ada yang dibina oleh tenaga kesehatan, yang bersedia menyelenggarakan posbindu, telah dilatih secara khusus, dan difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko peyakit tidak menular di masing-masing kelompok atau organisasinya. Adapun kriteria kader posbindu antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan posbindu (KEMENKES RI, 2013). Puskesmas Padang Bulan memiliki tenaga kesehatan khusus yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan program posbindu di wilayah kerja puskesmas. Penanggung jawab terdiri dari tiga orang yaitu, seorang dokter, seorang bidan dan kader yang menjalankan program

24 posbindu. Saat ini kader posbindu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdapat masingmasing 3 (tiga) kader per posbindu. Tenaga pelaksana meliputi kader dalam pelaksanaan posbindu idealnya adalah berjumlah 5 orang yang memiliki tugas dan bagian masing-masing yaitu sebagai kader koordinator, kader penggerak, kader pemantau, kader konselor/edukator, dan kader pencatat (KEMENKES, 2013). Oleh karena itu tenaga pelaksana Posbindu yang meliputi tenaga kesehatan dan kader di posbindu wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan masih belum mencukupi. Hal ini tentunya mempengaruhi pelaksanaan kegiatan program yaitu hasil yang tidak maksimal. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada kepala puskesmas Padang Bulan terkait tenaga kesehatan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut : Tenaga pelaksana posbindu di puskesmas ini sudah sangat bagus ya, tapi ibu lihat dari laporan yang ada, tingkat kehadiran peserta posbindu yang hipertensi masih sangat sedikit. (Matriks 4.9; Informan 1) Pernyataan ini juga dikuatkan dengan pernyataan petugas posbindu dan kader yang menangani pemeriksaan posbindu, yaitu sebagai berikut : Kalau tenaga pelaksana posbindu, kakak dibantu dengan kader yang sudah mengikuti pelatihan (refresing kader) tentang posbindu ini. (Matriks 4.10; Informan 3) Tenaga pelaksana posbindu selalu lengkap yah...ada dokter, petugas puskesmas dan kami para kader yang membantu pelaksanaan. (Matriks 4.10; Informan 4) Pernyataan ini juga diperkuat dengan pernyataan peserta posbindu, yaitu sebagai berikut : Petugasnya banyak, jadi gak kelamaan nunggu giliran. Dokternya juga ramah, enak ditanya-tanya.

25 Petugasnya semua bagus. Dokternya juga pintar menjelaskan kalau ditanya-tanya sederhana jawabannya, jadi mudah pahamlah. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan program posbindu pelatihan terhadap tenaga kesehatan sudah dilakukan. Pelatihan dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pelaksanaan program posbindu di Dinas Kesehatan Kota Medan. Posbindu yang diselenggarakan di Dinas Kesehatan Kota Medan merupakan posbindu percontohan dimana memiliki tenaga kesehatan yang cukup serta sarana dan prasarana yang lengkap. Pelatihan dilakukan dengan menjadikan petugas puskesmas sebagai tenaga pelaksana untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan posbindu yang dibina oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Medan di Posbindu PTM Dinas Kesehatan Kota Medan. Menurut KEMENKES RI (2013), salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi pelaksana program dapat dilakukan melalui pelatihan. Pelatihan digunakan sebagai metode untuk meningkatkan kualitas aparatur yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku aparatur kesehatan ke arah yang positif. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelaksana posbindu di Puskesmas Padang bulan didapatkan informasi pelatihan untuk kader hanya berupa arahan mengenai teknis pelaksanaan program. Pelatihan yang formal belum dilakukan terhadap kader. Sehingga kinerja kader dalam pelaksanaan posbindu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan masih kurang. Hal ini dijelaskan melalui pernyataan petugas posbindu terkait pelatihan yang sudah dilakukan, yaitu sebagai berikut : Pelatihan terkait program posbindu itu udah pernah dilaksanakan khusus buat petugas sebanyak tiga kali, tetapi kalau untuk kader baru sekali. Pelatihan yang diberi ke kader itu masih tentang teknis pelaksanaan program posbindu, untuk konseling sendiri belum dilakukan karena masih depercaya kepada dokter.

26 Kemudian peneliti bertanya kembali kepada petugas posbindu, kenapa tidak memakai tenaga promkes yang ada di puskesmas untuk bagian konselor dan mengapa juga tidak melatih kader untuk menjadi konselor? Petugas itu pun menjawab sebagai berikut : Iya memang harusnya lebih cocoknya kalau tenaga promkes yang jadi konselor, cuman untuk tenaga promkes yang ada di puskesmas masih kurang. Hanya ada satu yang sudah menjadi konselor HIV dan itupun pasiennya selalu banyak tiap hari, jadi Ibu kapus mintanya yah konselor langsung dokternya saja. Untuk pelatihan kader menjadi konselor uda direncanakan dan masuk ke RUK tahun ini, jadi nanti di akhir bulan September setelah rapat lintas program, bakal dibuat pelatihan khusus konselor posbindu. Setelah itu peneliti pun kembali bertanya kepada kepala puskesmas terkait kurangnya tenaga promkes di Puskesmas Padang Bulan, dan beliau menjawab sebagai berikut : Tenaga promkes sebenarnya sudah cukupnya, ada empat orang promkes di puskesmas ini. Cuman yang tiga masih baru dan masih perlu pelatihan-pelatihan lagi, karena untuk kerjaan dia di puskes saja masih perlu bimbingan, jadi untuk jadi konselor posbindu memang belum saya kasih. Selanjutnya peneliti bertanya lagi kepada kepala puskesmas, Kenapa tidak memakai tenaga promkes yang sudah jadi konselor seperti yang dibilang salah satu petugas posbindu? beliau menjawab sebagai berikut : Kalau yang itu kan dia konselor HIV, pasiennya tiap hari banyak dan dua kali seminggu itu harus mobile klinik, penjaringan pemeriksaan HIV di tempat-tempat oukup, SPA, dll. Jadi ngak saya kasih lah ikut posbindu juga, lagian dia pun uda banyak program dipegangnya. Kemudian peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas terkait tenaga kesehatan yang kurang dan pelatihan konselor untuk kader, beliau menjawab sebagai berikut :

27 Memang kalau mengikuti panduan teknis buku posbindu yah jelas kuranglah tenaga kesehatannya, cuman kan ngak menjadi masalah kalau program posbindunya ngak terhambat. Tapi memang setelah selesai akreditasi ini hal itu uda termasuk evaluasi kami, jadi memang akan ditambah tenaga kesehatan posbindunya, udah banyak juga masuk pegawai baru, jadi tinggal dilatih saja. Kalau untuk pelatihan konselor kepada kader, nanti akhir bulan Sembilan diadakan, jadwal itu uda masuk rencana kerja puskesmas di tahun 2017 ini. Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut informan 1 (Kepala Puskesmas) menyatakan tenaga kesehatan posbindu akan ditambah dan akan diberikan pelatihan sekaligus juga pelatihan konselor untuk kader, informan 2 (petugas posbindu) menyatakan tenaga kesehatan sudah cukup lengkap dan dibantu oleh kader, pelatihan konselor untuk kader juga akan dilaksanakan di nakhir bulan September. Kader sebagai tenaga pelaksana seharusnya mendapatkan pelatihan khusus agar kader dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan maksimal. Menurut KEMENKES RI (2013), pelatihan terhadap kader bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang PTM (Penyakit Tidak Menular), faktor risiko, dampak, dan pengendalian PTM (Penyakit Tidak Menular), memberikan pengetahuan tentang posbindu, memberikan kemampu dan ketrampilan dalam memantau faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular) Pendanaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber biaya operasional dalam pelaksanaan program posbindu berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Biaya operasional tersebut berupa dana transportasi untuk petugas dan kader. Namun biaya untuk untuk mendukung pencegahan PTM (Penyakit Tidak Menular), seperti untuk mengadakan obat-obatan dan peralatan/ fasilitas tambahan untuk pengadaan posbindu belum tersedia.

28 Hal ini dapat dilihat dari pernyataan kepala puskesmas terkait pendanaan program posbindu, yaitu sebagai berikut : Kalau biaya untuk posbindu ini sudah tertera di BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas Padang Bulan. Jadi memang sudah ada jatahnya untuk program ini. (Matriks 4.12; Informan 1) Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dokter, petugas posbindu dan kader, yaitu sebagai berikut : Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). (Matriks 4.13; Informan 2) Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sesuai dengan nominal yang tertulis pada RUK (Rencana Usulan Kerja). (Matriks 4.13; Informan 3) Pendanaan seperti yang dijelaskan dari pihak puskesmas itu dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), tetapi untuk mempercantik ruangan biasanya dari kreatifitas para kader. (Matriks 4.13; Informan 4) Yaa dana dari orang puskesmasnya lah, ada itu namanya BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). (Matriks 4.13; Informan 5) Kemudian peneliti bertanya kepada kepala puskesmas, Apakah cukup pendanaan posbindu hanya dari BOK saja? beliau menjawab sebangai berikut : Cukuplah dicukup-cukupkan. Kan uda disesuaikan sama pengeluaran di RUK puskesmas Pernyataan ini bertentangan dengan pernyataan dokter posbindu terkait pendanaan, dokter tersebut menjawab sebagai berikut : Banyak sebernarnya pasien yang minta obat, kalau ada kian dana tambahan lebih bagus disalurkan kesitu. Kan bagus juga, biar makin rame yang datang ke posbindu.

29 Pernyataan ini juga diperkuat dengan pernyataan petugas puskesmas, yaitu sebagai berikut : Dana posbindu pas-pasan, harusnya kalau ada dana tambahan bagus buat persediaan obat, karena banyak yang minta obat Selanjutnya peneliti kembali bertanya, Bukankah ada kerjasama pihak puskesmas dengan sponsor-sponsor tertentu untuk menjadi daya tarik masyarakat, menurut pendapat kakak gimana? petugas itu pun menjawab sebagai berikut : Iya kadang-kadang memang ada sponsor, cuman kan ngak setiap saat. Ketepatan ada sponsor yaa ada lah produk menarik mereka yang dibagikan ke peserta, ada juga yang di jual tapi dengan harga lebih murah, jadi banyak peserta datang. Kemudian peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas terkait sponsor kegiatan, beliau menjawab sebagai berikut : Sponsor sering ada saat kegiatan posbindu, misalnya sponsor produk susu rendah lemak, susu penguat tulang, obat anemia, dll. Kadang malah pihak mereka sendiri yang ngehubungi kita untuk ikut pas posbindu, dan itu sangat membantu dalam hal penyediaan alat pemeriksaan tambahan. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendanaan posbindu berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Wawancara dengan kepala puskesmas dan petugas pelaksana posbindu di Puskesmas Padang bulan didapatkan informasi bahwa untuk menambah fasilitas tambahan pengadaan posbindu, pihak puskesmas berkerjasama dengan pihak swasta berupa sponsor untuk penyediaan fasilitas kesehatan, misalnya: alat mengukur kepadatan tulang, pemeriksaan anemia dan golongan darah, dll. Menurut KEMENKES RI (2013), dalam mendukung terselenggaranya posbindu, diperlukan pembiayaan yang memadai baik dana mandiri dari perusahaan, kelompok masyarakat/lembaga atau dukungan dari pihak lain. Dana dapat dipergunakan untuk

30 mendukung kegiatan posbindu seperti; biaya operasional posbindu, pengganti biaya perjalanan kader, biaya penyediaan bahan habis pakai, biaya pembelian bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), biaya penyelenggaraan pertemuan, dan bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan. Adanya keterbatasan sumber dana dapat menghambat pelaksanaan suatu program, semakin besar dana yang dikeluarkan untuk memperbaiki sebuah program maka hasilnya pun akan semakin efektif. Apabila dana yang tersedia kurang, maka program akan berjalan lambat dan tidak ada kemajuan Sarana, Prasarana dan Peralatan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sarana dan prasarana yang ada dalam pelaksanaan posbindu belum mencukupi sehingga kegiatannya belum dapat berjalan dengan baik. Sarana dan prasarana posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah sarana standar minimal yaitu pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut dan tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh yang hanya disediakan per tiga bulan. Untuk alat cek kolestrol dan gula darah, hanya disediakan saat tersedia reagen dari Dinas Kesehatan. Hal tersebut juga menjadi salah satu penyebab peserta hipertensi sedikit yang datang ke posbindu. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan kepala puskesmas terkait sarana dan prasarana dalam pelaksanaan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut : Sarana dan prasarana sudah cukup lengkaplah dalam pelaksanaan posbindu. Kadang juga ditambah dengan sponsor dari luar. Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dokter posbindu namun muncul kekurangan sarana dan prasarana pelaksanaan posbindu, yaitu sebagai berikut : Segala kebutuhan dalam kegiatan dipenuhi pihak puskesmas, namun sering kali terjadi kurang/ tidak tersedianya reagen.

31 Pernyataan tersebut juga semakin dikuatkan dengan pernyataan kader, yaitu sebagai berikut : Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat yang lain, sama sponsor juga. Terkait dengan kekurangan reagen, peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas tentang bagaimana cara mengatasinya, beliau pun menjawab sebagai berikut : Masalah kurang reagen yah memang dari sananya yang ngak ngasih (dari pihak Dinkes), yah paling kita laporkan kekurangan reagen ke Dinkes. Tapi hal ini bisa diatasi dengan adanya beberapa sponsor. Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu kader, yaitu sebagai berikut Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat yang lain, sama sponsor juga. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana posbindu di Puskesmas Padang Bulan sudah cukup lengkap namun sering kekurangan reagen, tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan adanya sponsor yang bekerjasama saat pelaksanaan posbindu. Menurut KEMENKES RI (2013), peralatan dalam pelaksanaan posbindu bernama posbindu kit yang terdiri dari sarana standar minimal seperti pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh dan media bantu edukasi dan sarana standar lengkap seperti alat ukur kadar gula darah, alat ukur kadar kolesterol total dan trigliserida, alat ukur kadar pernafasan alkohol, tes amfetamin urin kit, dan IVA kit. Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim (IVA) dibutuhkan ruangan khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Kegiatan program posbindu seharusnya didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan maksimal. Tujuan program

32 posbindu tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup. Oleh karena itu sudah seharusnya Puskesmas Padang Bulan melakukan pelaporan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melengkapi sarana dan prasarana kegiatan posbindu. 5.2 Proses Proses merupakan semua aktivitas interaksi dari seluruh karyawan dan tenaga profesi dengan pelanggan, baik pelanggan internal (sesama petugas atau karyawan) maupun pelanggam eksternal (pasien, pemasok barang, masyarakat yang datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk maksud tertentu). Untuk melihat baik atau tidaknya dari proses yang dilakukan Puskesmas atau Rumah Sakit dapat diukur dari : 1) Relevan atau tidaknya proses yang diterima oleh pelanggan, 2) Efektif atau tidaknya proses yang diterima oleh pelanggan, dan 3) Mutu yang dilakukan. Variabel proses merupakan pendekatan langsung terhadap mutu pelayanan kesehatan. Jika petugas atau profesi semakin patuh terhadap standar pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan yang diberikan akan semakin bermutu pula (Bustami, 2011) Pelaksanaan Posbindu sesuai dengan SPO (Standart Prosedur Operasional) Berdasarkan hasil wawancara terhadap seluruh informan diketahui bahwa pelaksanaan posbindu telah berjalan sesuai dengan agenda atau jadwal yang ditetapkan yaitu rutin setiap akhir bulan. Waktu pelaksanaan posbindu yaitu pukul WIB sampai dengan WIB. Pelaksanaan kegiatan posbindu telah dijalankan sejak tahun Kader memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan posbindu dari hari sebelum posbindu, pada hari buka posbindu dan setelah hari buka posbindu. Berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaksanaan posbindu di 4 (empat) kelurahan menyatakan bahwa untuk persiapan alat-alat yang akan digunakan untuk kegiatan posbindu seperti meja, kursi, dan timbangan badan dipersiapkan oleh kader pada hari buka pelaksanaan posbindu dan pemberian informasi kepada warga untuk datang ke posbindu juga dilakukan

Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak. Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi

Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak. Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Lampiran Pedoman wawancara Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak I. Identitas Informan Nama : Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Umur : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DALAM PENCAPAIAN TARGET UCI DI PUSKESMAS BEROHOL, KECAMATAN BAJENIS, KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2015 A. Pedoman Wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di dunia merupakan tanggung jawab bersama dalam menanggulanginya demi terwujudnya masyarakat sehat. Hal ini mendorong setiap negara untuk lebih serius

Lebih terperinci

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di KERANGKA ACUAN POSBINDU PTM PENDAHULUAN A.Latar Belakang Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk menggali informasi dari informan adalah : 1. Bisakah ibu menceritakan bagaimana ibu

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : Tanggal : PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

POA (Plant Of Action) Diare. No. Kegiatan Sasaran Biaya Waktu 1. Pendataan Orang Tua APBD Setiap Hari. Orang Tua Kader Petugas.

POA (Plant Of Action) Diare. No. Kegiatan Sasaran Biaya Waktu 1. Pendataan Orang Tua APBD Setiap Hari. Orang Tua Kader Petugas. Lampiran 1 POA (Plant Of Action) Diare No. Kegiatan Sasaran Biaya Waktu 1. Pendataan Orang Tua APBD Setiap Hari Balita 2. Penyuluhan -Dalam Gedung -Luar Gedung Orang Tua Kader Petugas APBD 1 kali seminggu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1)

LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1) LAMPIRAN 1 80 LAMPIRAN 2 81 LAMPIRAN 3 82 LAMPIRAN 4 83 LAMPIRAN 5 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (1) 1. Sejak kapan Anda menjabat sebagai Kepala Puskesmas/Penanggungjawab Program Posbindu? 2. Bagaimana pengalaman

Lebih terperinci

Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN

Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN Oleh : drg. Prasukma Yogawarti Kepala Puskesmas Pucangsewu Dinas Kesehatan Kota Surabaya Disampaikan pada Dialog Kebijakan Farmasi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) A. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005, (WHO), dan 80 % kematian

Lebih terperinci

: : ... Umur :... Pendidikan :... Masa Kerja :... Unit Tugas di Rumah Sakit :... Jabatan :... Tanggal/Waktu Wawancara :...

: : ... Umur :... Pendidikan :... Masa Kerja :... Unit Tugas di Rumah Sakit :... Jabatan :... Tanggal/Waktu Wawancara :... Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam ANALISIS KESIAPAN RUMAH SAKIT UMUM Dr. FL. TOBING SIBOLGA DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2014 Karateristik Informan Nomor Informan Nama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien Data singkat informan Nama : Jenis Kelamin : Tanggal

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017

PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017 PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017 1. Kepala Puskesmas Data Responden Nama Umur Jenis Kelamin Jabatan

Lebih terperinci

Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin :

Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin : Lampiran 1. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN I. Identitas

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR JAKARTA PUSAT

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR JAKARTA PUSAT KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN GAMBIR JAKARTA PUSAT Ext/B Data Responden Petunjuk pengisian : Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban berbentuk pilihan

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar

Lebih terperinci

KONSULTASI & RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

KONSULTASI & RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA KONSULTASI & RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA TUJUAN Mahasiswa mampu menjelaskan: perbedaan rujukan medis dan rujukan kesehatan perbedaan konsultasi dan rujukan pembagian wewenang dan tanggungjawab

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PTM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalbar Dr. Andy Jap, M.Kes

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PTM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalbar Dr. Andy Jap, M.Kes IMPLEMENTASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PTM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalbar Dr. Andy Jap, M.Kes KalBar dengan kondisi masyarakat dan budaya yang ada, memiliki faktor resiko

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511)

PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511) PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DINAS KESEHATAN KOTA PUSKESMAS PEKAUMAN Jl. KS. Tubun No. 1 Banjarmasin Telp (0511) 3272105 HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN HAMBATAN PELAKSANAAN KEGIATAN UKM KEGIATAN PHN No

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Riwayat Puskesmas 3.1.1. Sejarah Puskesmas Puskesmas Kecamatan Jagakarsa berdiri pada tahun 1986 yang beralamat di Jalan Moh Kahfi I No. 27A, sebelum berdiri sendiri

Lebih terperinci

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga LEMBAR FAKTA 1 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Apa itu Pendekatan Keluarga? Pendekatan Keluarga Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS SISTEM RUJUKAN KIA DI PUSKESMAS PERUMNAS BT.VI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2015 I. Dokter puskesmas Nama : dr. Ernawaty Tarigan Umur : 38 Tahun Pendidikan : Sarjana

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN 2014 No Informan : I. Identitas Informan (Kepala Puskesmas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP) DR.dr.H.RACHMAT LATIEF, SPpD-KPTI.,M.Kes., FINASIM Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian maternal adalah kematian yang terjadi disaat hamil, bersalin, atau dalam 42 hari paska persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI O U T L I N E PENDAHULUAN SITUASI TERKINI STROKE

Lebih terperinci

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Wara Barat Nomor : / SK / PKM - WB / I Tanggal : Januari 2015 PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018

PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018 PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018 Tema : Pemberdayaan Potensi Desa untuk mewujudkan masyarakat desa yang aman, mandiri, terintegrasi dan negarawan berdasarkan Iman Ilmu Amal BIDANG GARAPAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 125 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.3 Implementasi Program Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Pelayanan Antenatal Care dan Nifas di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Setiap kebijakan yang dibuat pasti

Lebih terperinci

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DALAM 30 TAHUN TERAKHIR... TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN PERILAKU MANUSIA TAHUN 1990: SEJAK 2010: PENYAKIT MENULAR Penyebab terbesar kesakitan dan kematian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta 90 PEDOMAN WAWANCARA Calon Peserta Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota Medan Tahun 2016 I. Identitas Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan

Lebih terperinci

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat

Lebih terperinci

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 OLEH : PEMEGANG PROGRAM DIARE PUSKESMAS RAMPAL CELAKET KOTA MALANG JANUARI 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara PANDUAN WAWANCARA ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014 Petugas SIMPUS (I 1) Data Responden

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, No.16, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Kesehatan. Di Fasilitas Kawasan Terpencil. Sangat Terpencil. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN di Puskesmas Padang Pasir meliputi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Untuk menganalisis pengaruh ketersediaan sarana posyandu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS TOMUAN KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012 Keterangan / Petunjuk Pengisian Pertanyaan dijawab

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik.

LAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik. LAMPIRAN Transkip 1 : Informant bernama Vimala (2011-58-008) status mahasiswa aktif UEU fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Broadcasting. 1. Apakah yang kamu ketahui tentang opini publik? Opini publik bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346

BAB IV HASIL PENELITIAN. 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Puskesmas Bulu Lor terletak di jalan Banowati Selatan II RT 14 / RW 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan gizi pada anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita merupakan periode perkembangan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang 68 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras Rumah Sakit Sumber Waras didirikan oleh panitia pembangunan lembaga kesehatan Sing Ming Hui yang bernaung dibawah perhimpunan sosial Tjandra

Lebih terperinci

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR) POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR) Pengertian Regulasi Referensi Peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan factor resiko PTM yang dilakukan secara terpadu, rutin dan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRSEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRSEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010 53 54 GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRSEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010 A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Alamat : 4. Pekerjaan

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang No.78, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Kesehatan Kerja. Pos. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2015 TENTANG POS UPAYA KESEHATAN KERJA TERINTEGRASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Transkrip wawancara dengan ibu Subi dengan jabatan Ketua Ibu dan Anak. 1. Konsep Pemasaran Social Marketing. Yogyakarta kepada target sasaran?

Transkrip wawancara dengan ibu Subi dengan jabatan Ketua Ibu dan Anak. 1. Konsep Pemasaran Social Marketing. Yogyakarta kepada target sasaran? Internal Nama : Subi Jabatan : Ketua Ibu dan Anak Transkrip wawancara dengan ibu Subi dengan jabatan Ketua Ibu dan Anak tanggal 06 september 2015 Internal 1. Konsep Pemasaran Social Marketing a. Pesan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPALA PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG (INFORMAN 1)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPALA PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG (INFORMAN 1) 1. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KEPALA PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG (INFORMAN 1) Petunjuk Umum Wawancara: 1. Ucapkan terima kasih atas kesediaan diwawancarai. 2. Lakukan perkenalan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN PERIZINAN SARANA PELAYANAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016) PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016) Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI 1 DASAR HUKUM STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya? Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena dengan tubuh yang sehat atau fungsi tubuh manusia berjalan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN Elvine Ivana Kabuhung 1, Slamet Pudji Basuki 2.

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN Elvine Ivana Kabuhung 1, Slamet Pudji Basuki 2. Evaluasi pelaksanaan pelayanan 10T pada ibu hamil 38 EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN 10T PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012 Elvine Ivana Kabuhung 1, Slamet Pudji Basuki 2.

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG NO TENAGA KESEHATAN TOTAL PNS 1. Dokter umum 183 NON PNS 59 2. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan 11 12 15 9 12 6 4. Dokter

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI 2014 I. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas 2.1.1 Pengertian Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi informan dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Muh Syaifuddin yang berjudul Penggunaan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN KOMPREHENSIF HIV-IMS BERKESINAMBUNGAN (LKB) DI PUSKESMAS BESTARI MEDAN TAHUN 2016

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN KOMPREHENSIF HIV-IMS BERKESINAMBUNGAN (LKB) DI PUSKESMAS BESTARI MEDAN TAHUN 2016 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN KOMPREHENSIF HIV-IMS BERKESINAMBUNGAN (LKB) DI PUSKESMAS BESTARI MEDAN TAHUN 2016 I. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

Jenis layanan. Sk, pedoman/kak, SOP survei ikm, register, bukti umpan balik/ survei pengguna, evaluasi kemudahan mendapatkan pelayanan.

Jenis layanan. Sk, pedoman/kak, SOP survei ikm, register, bukti umpan balik/ survei pengguna, evaluasi kemudahan mendapatkan pelayanan. kelompok ADMEN BAB 1 dokumen diperlukan unit Jenis layanan survei IKM SK jenis layanan, Pedoman/ KAK,/SOP ttg informasi layanan dalam dan luar gedung, brosur/leaflet dll, proses penyusunan jadwal kegiatan

Lebih terperinci

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW) ANALISIS MANAJEMEN PELAKSANAAN IMUNISASI OLEH PUSKESMAS KAITANNYA DENGAN PENCAPAIAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GUBERNUR SULAWESI TENGGARA SAMBUTAN GUBERNUR PADA ACARA RAPAT KERJA KESEHATAN PROPINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016 YTH. WAKIL GUBERNUR SULAWESI TENGGARA YTH. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014 77 KUESIONER PENELITIAN SETELAH UJI VALIDITAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014. Responden :... (Diisi peneliti) Petunjuk pengisian

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 64 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada 5 (lima) kesimpulan penelitian. Kesimpulan tersebut disajikan sebagai berikut : 1. Peran pendampingan bidan dalam upaya

Lebih terperinci

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA PADA PUS DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK NARASUMBER

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK NARASUMBER LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA UNTUK NARASUMBER Kajian Yuridis Peran Bidan Dalam Pelayanan Untuk Mewujudkan Hak atas Reproduksi di Pusat Masyarakat Wilayah Kota Semarang. Identitas Narasumber : Pegawai Dinas

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI DINAS KESEHATAN 1. Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi yang penyebab awalnya

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) I. Jadwal Wawancara 1. Tanggal / Hari : 25 april 2009 2. Waktu Mulai dan Selesai : II. Identitas Informan 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Jabatan

Lebih terperinci

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA

YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA YANDU LANSIA dr. Kartika Ratna Pertiwi JURDIK BIOLOGI FMIPA UNY YOGYAKARTA Pendahuluan Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya

Lebih terperinci

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PROSES PERAWATAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014 Kepada Yth : Bapak/Ibu

Lebih terperinci

LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERIEW) ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN

LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERIEW) ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERIEW) ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT PTPN IV KEBUN LARAS KABUPATEN SIMALUNGUN Panduan untuk Direktur Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak merupakan kelompok yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan

Lebih terperinci

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun. Status kepegawaian : Pendidikan : Lama kerja : B. Pertanyaan 134 PEDOMAN WAWANCARA DETERMINAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016 A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER) Nama : Umur : Tahun Status kepegawaian : PNS Non PNS

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui

Lebih terperinci

2. Pertanyaan mengenai dana Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Dengan Sistem Jaminan Kesehatan Daerah dan Sistem Pelayanan Kedokteran Keluarga

2. Pertanyaan mengenai dana Program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Dengan Sistem Jaminan Kesehatan Daerah dan Sistem Pelayanan Kedokteran Keluarga Lampiran 1. Daftar Pedoman Wawancara Daftar Pertanyaan Mendalam Kepada Pembuat Kebijakan Mengenai Manajemen Pelaksanaan Program Pembiayaan dan Jaminan Pembiayaan Kesehatan Dengan Sistem Jaminan Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR BUKU PEDOMAN PENYELENGGARAAN UKM PUSKESMS

DAFTAR BUKU PEDOMAN PENYELENGGARAAN UKM PUSKESMS DAFTAR BUKU PEDOMAN PENYELENGGARAAN UKM PUSKESMS N PROGRAM NAMA PJ PROGRAM BUKU PEDOMAN YANG DIMILIKI o 1. PROMKES FITRI INDRIANI M.AMKEP 1. PEDOMAN PENGELOLAAN PROMKES. DEPKES RI 2008 2. KEPMENKES NO

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Peneltitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan proses pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk

Lebih terperinci