BAB III GAMBARAN UMUM MUSEUM DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Deskripsi Museum Radya Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GAMBARAN UMUM MUSEUM DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Deskripsi Museum Radya Pustaka"

Transkripsi

1 BAB III GAMBARAN UMUM MUSEUM DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Museum 1. Sejarah dan Deskripsi Museum Radya Pustaka Museum Radya Pustaka pada awal berdiri bernama Paheman Radya Pustaka ini didirikan pada hari Selasa Kliwon tanggal 28 Oktober 1890 Maseehi atau 14 Mulud Tahun Ehe, Windi Sangara, Wuku Mandhasia, Mangsa Kalima, atau 14 Rabi ul Awal 1308 H. Kata Paheman bearti lembaga, Radya bearti bangsa atau negara, Pustaka bearti budaya (tulisan), dengan demikian Paheman Radya Pustaka mempunyai arti Lembaga Perpustakaan Negara. Museum Radya Pustaka didirikan oleh KRA. Sosrodiningrat IV yang menjabat sebagai Pepatih Dalem pada masa pemerintah Pakubuwono IX dan Pakubuwono X. KRA. Sosrodiningrat IV yang dikenal dengan sebutan Kanjeng Ngedraprastha di kota Solo ini merupakan seseorang yang besar minatnya terhadap ilmu kebudayaan Jawa. Dalam rangka memperingati jasa beliau, pada hari Jumat Pon, 8 Rejab Alip 1859 Tahun Alip, Windu Sansaya atau pada tanggal 21 Desember 1928 M, atau 8 Rajab 1347 H secara resmi patung KRA. Sosrodiningrat IV telah ditempatkan ditengah-tengah Museum Radya Pustaka. commit Patung to user tersebut merupakan hasil karya Ng.

2 Wigjosuwarno, seorang seniman pahat di Keraton Surakarta Hadiningrat. Sejak didirikan, Paheman Radya Pustaka bertempat di salah satu ruangan Dalem Kepatihan atau kediaman KRA. Sosrodiningrat IV. Namun pada hari Rabu Kliwon, 22 Suro Alip 1843 Windu Kuntara, Wuku Sinta, Mangsa Kapitu atau tanggal 1 Januari 1913 M, atau 22 Muharam 1331 H museum dipindahkan ke Loji Kadipala yang merupakan kediaman seorang warga Belanda yang bernama Johanes Busselaar yang kemudian dibeli oleh Susuhunan Paku Buwana X pada hari Jum at Kliwon, tanggal 13 juli 1877 M atau 2 Rejeb 1806 Tahun Je, Windu Adi, Wuku Sungsang, Mangsa Kaso, atau 2 Rajab 1294 H seharga golden. Sampai sekarang Museum Radya Pustaka masih kokoh berdiri. Masa awal didirikan Lembaga Paheman Radya Pustaka yang merupakan suatu lembaga pengetahuan sastra dan budaya, terutama budaya Jawa dan pengembangan ilmu Jawa di Indonesia. Pada awal berdirinya, Paheman ini di bawah naungan dan kekuasaan Keraton Surakarta Hadiningrat di masa pemerintahan Kanjeng Sinuhun Paku Buwana X. Sedangkan pengelolaannya dibawah pimpinan KRA. Sasradiningrat, yang merupakan Patih Dalem Paku Buwana X sendiri. Sejak tahun 1951, Paheman Radya Pustaka berubah nama menjadi Yayasan Paheman Radya Pustaka, yang saat itu diketuai

3 oleh GPH. Hadiwidjaja. Beliau adalah Kurator terakhir Radya Pustaka dan lebih memfungsikan Paheman ini sebagai museum serta kepustakaannya. Pada tahun 2007, pengelolaan Museum Radya Pustaka dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Kemudian pada tanggal 24 November 2008, Walikota menerbitkan surat keputusan di bentuknya Komite Museum Radya Pustaka sehingga pengelolaan Museum Radya Pustaka dilaksanakan oleh Komite Museum Radya Pustaka dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota. 2. Visi dan Misi Museum Radya Pustaka a. Visi : Museum Radya Pustaka menjadi sarana pendidikan, wisata, dan melestarikan benda cagar budaya. b. Misi : 1) Terwujudnya Museum menjadi tempat tujuan wisata asing, domistik, pelajar. 2) Terpeliharanya benda cagar budaya yang berada di Museum Radya Pustaka. 3) Terpeliharanya naskah-naskah kuno yang berada di ruang perpustakaan di Museum Radya Pustaka. 4) Tercatatnya benda-benda cagar budaya yang masih asli dan yang sudah replika. 5) Terjaganya kebersihan di dalam dan di luar komplek Museum Radya Pustaka.

4 6) Terwujudnya keamanan di dalam komplek Museum Radya Pustaka. 7) Terpenuhinya Sumber Daya Manusia yang professional dalam mengelola Museum Radya Pustaka. 3. Lokasi Museum Radya Pustaka Museum Radya Pustaka terletak di pusat kota Solo, tepatnya di Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 275, Surakarta, Jawa Tengah.

5 4. Layout Museum Radya Pustaka 2. Halaman Depan 1. Patung Ranggawarsita U 20. Gerbang samping timur 3. Ruang Wayang R. Wayang Topeng 4. Ruang Tosan Aji 7. Ruang Perunggu 6. Koridor 5. Ruang Keramik 8. Perpustakaan 19. Halaman samping timur 9. Rajamala 10. Memorial 11. Ruang Etnhografika 18. Pintu samping 12.Miniatur 13. Ruang Arca 14. Ruang Arca Barat 15. Ruang Arca Timur Toilet Tempat tinggal jupel 16. Kantor 17. Gudang Gambar 3.1 Layout Museum Radya Pustaka Sumber : Dokumen commit Komite to Museum user Radya Pustaka

6 5. Struktur Organisasi Komite Museum Radya Pustaka Ketua Komite Sekretaris Komite 1. Pemandu / Guide 2. Perpustakaan 3. Administrasi 4. Petugas Tiket 5. Juru Pelihara Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Komite Museum Radya Pustaka Sumber : Dokumen Komite Museum Radya Pustaka a. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Struktur organisasi pada Museum Radya Pustaka berbentuk garis, sehingga komunikasi atau laporan-laporan jalannya bertahap sesuai dengan jenjang kepemimpinannya. Tugas dan tanggung jawab dalam stuktur organisasi perusahaan di jelaskan sebagai berikut : 1) Pemandu / Guide Memberi penjelasan kepada pengunjung diminta/tidak diminta baik dalam bahasa Inggris/Indonesia/ dan lain-lain. 2) Perpustakaan Memberikan pelayanan kepada pengunjung perpustakaan dalam hal membaca/mengcopy koleksi perpustakaan.

7 3) Administrasi Mengerjakan administrasi keuangan baik rutin maupun bantuan dari berbagai sumber keuangan. 4) Petugas Tiket Melayani penjualan tiket kepada pengunjung yang membeli tiket untuk masuk museum, mencatat tiket, menerima uang pembayaran, menyetorkan uang tiket ke petugas keuangan setiap harinya. 5) Juru Pelihara 6. Ketenagakerjaan Mengerjakan, menjaga dan memelihara gedung beserta isinya dan melakukan pencatatan harian setiap ada maupun tidak ada kejadian di buku pelaporan. a. Tenaga Kerja No Tugas Jumlah 1 Pemandu / Guide 3 2 Perpustakaan 2 3 Administrasi 1 4 Petugas Tiket 1 5 Juru Pelihara 2 Gambar 3.3 Jumlah Staf Komite Museum Radya Pustaka

8 b. Kesejahteraan Karyawan Usaha-usaha yang dilakukan oleh Museum Radya Pustaka dalam memenuhi kesejahteraan perusahaan antara lain : 1) Pemberian gaji bulanan. 2) Pakaian kerja. 3) Cuti, setiap karyawan mempunyai masa cuti 12 hari dalam setahun. c. Sistem Kerja Semua karyawan Museum Radya Pustaka mempunyai jam kerja yang sama berdasarkan jam buka dan tutup museum yaitu : Hari Jam Kerja Selasa WIB Rabu WIB Kamis WIB Jumat WIB Sabtu WIB Minggu WIB Tabel 3.4 Tabel Jam Kerja Museum Radya Pustaka Pada hari senin libur, dikarenakan Museum Radya Pustaka merupakan anggota dari Asosiasi Museum Indonesia. Jenis Tiket Harga Wisatawan Domestik Rp ,- Wisatawan Asing Rp ,- Kamera Rp ,- Tabel 3.5 Tiket Masuk Museum Radya Pustaka

9 7. Benda Cagar Budaya Benda cagar budaya yang berada di Museum Radya Pustaka berasal dari warisan turun-temurun Keraton Surakarta maupun dari hasil hibah masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. B. Laporan Hasil Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. (Pasal UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) 2. Pelaksanaan Magang Kerja a. Nama Perusahaan : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata b. Alamat : Jalan Brigjen Slamet Riyadi No. 275, Surakarta c. Tanggal pelaksanaan : 28 Januari Februari Kegiatan Selama Proses Magang Kerja Selama magang, penulis ditempatkan di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dimana kegiatan penulis diantaranya mengikuti apel pagi commit Disbudpar, to user membuat undangan rapat PHRI,

10 menyusun dokumen PHRI, mengikuti rapat bulanan PHRI, dan membatu tugas staf Disbudpar. Selama pelaksanaan magang, penulis belajar tentang dunia kerja, antara lain kedisiplinan kerja dan etika bekerja.

11 C. Pembahasan Museum Radya Pustaka merupakan salah satu objek pariwisata di Surakarta. Dengan manajemen dibawah Komite Museum Radya Pustaka. Strategi pemasaran merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan visi dan misi suatu organisasi. Untuk mengetahui sejauh mana strategi pemasaran yang dilakukan oleh Museum Radya Pustaka berdasarkan analisis SWOT, dapat dilihat dalam pembahasan sebagai berikut : 1. Analisis Faktor Internal Hal Kekuatan Utama Kinerja Kekuatan Sampingan Netral Kelemahan Sampingan Kelemahan Utama Kepentingan Tinggi Sedang Rendah Pemasaran 1. Reputasi v v 2. Pangsa pasar v v 3. Mutu benda cagar budaya v v 4. Mutu pelayanan v v 5. Kegiatan penentuan harga v v 6. Kegiatan promosi v v 7. Kegiatan wiraniaga v v 8. Kegiatan inovasi v v 9. Kecakupan wilayah v v Keuangan 10. Biaya dan adanya modal v v 11. Alur uang tunai v v 12. Stabilitas keuangan v v Produksi (layanan) 13. Fasilitas v v 14. Skala ekonomis v v 15. Kapasitas v v 16. Pekerja yang terampil v v 17. Tepat waktu v v 18. Kemampuan teknis v v Organisasi 19. Kepemimpinan yang handal v v 20. Karyawan yang setia v v 21. Wawasan entrepreneur v v 22. Fleksibel/Responsif v v Tabel 3.6 Analisis Faktor Internal Museum Radya Pustaka Sumber : Wawancara dengan Komite Museum Radya Pustaka (Juni, 2013)

12 2. Analisis Faktor Eksternal a. Peluang pemasaran adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba. Peluang Tinggi Rendah 1) Museum Radya Pustaka 3) Bertambahnya koleksi D a y a T a r i k Tinggi Rendah berada di tengah kota Surakarta dan di kawasan Taman Budaya Sriwedari. 2) Museum Radya Pustaka memiliki halaman yang luas. benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. 4) Penambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka. Tabel 3.7 Analisis Faktor Eksternal Peluang Museum Radya Pustaka Sumber : Observasi penulis pada Museum Radya Pustaka (Juni, 2013) Keterangan : 1) Museum Radya Pustaka berada di tengah kota Surakarta dan di kawasan Taman Budaya Sriwedari. Dengan lokasi strategis yang berada di tengah kota membuat Museum Radya Pustaka dapat dengan mudah dijangkau oleh alat transportasi seperti mobil dan sepeda motor, dan juga dapat mudah ditemui karena berada di kawasan Taman Budaya Sriwedari hanya dengan berjalan kaki.

13 2) Museum Radya Pustaka memiliki halaman yang luas. Halaman yang luas pada Museum Radya Pustaka dapat dimanfaatkan untuk menyelenggaran event-event tertentu yang berhubungan dengan pendidikan dan budaya, sehingga dapat menarik masuk wisatawan untuk datang ke Museum Radya Pustaka. 3) Bertambahnya koleksi benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. Dengan bertambahnya koleksi benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka sama dengan menambah ilmu pengetahuan dan info sekitar budaya Jawa bagi wisatawan. 4) Penambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka. Dengan menambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka dapat mempengaruhi wisatawan untuk mendatangi Museum Radya Pustaka.

14 b. Ancaman adalah tantangan akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan yang akan mengurangi penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensive. Kemungkinan Terjadi Tinggi Rendah K e s e r i u s a n Tinggi Rendah 1) Pencurian benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka. 2) Rusaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. 3) Tidak semua masyarakat berminat untuk datang ke Museum Radya Pustaka. 4) Keterikatan Museum pada UU RI No 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Tabel 3.8 Analisis Faktor Eksternal Peluang Museum Radya Pustaka Sumber : Observasi penulis pada Museum Radya Pustaka (Juni, 2013) Keterangan : 1) Pencurian benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka. Banyaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka yang tidai ternilai harganya, membuat resiko pencurian semakin tinggi. Hal ini pernah terjadi pada Museum Radya Pustaka pada tahun 2007, dimana sekitar 5 arca dicuri dengan cara ditukar dengan arca palsu yang bentuknya sama.

15 2) Rusaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. Hampir semua benda cagar budaya koleksi Museum Radya Pustaka sudah tua usianya, sehinga kemungkinan benda cagar budaya akan rusak termakan waktu. 3) Tidak semua masyarakat berminat untuk datang ke Museum Radya Pustaka. Museum Radya Pustaka yang berusia 122 tahun menjadikan Museum Radya Pustaka sebagai museum tertua di Indonesia, membuat pandangan masyarakat terhadap Museum Radya Pustaka memiliki kesan kuno, sehingga tidak semua masyarakat pada masa kini, yang terbiasa hidup di masa modern, tidak berminat untuk mendatangi museum. 4) Keterikan Museum pada UU RI No 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Museum adalah tempat dimana benda cagar budaya disimpan, dirawat, dan dipamerkan yang kesemuanya diatur dalam UU RI No. 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. 3. Analisis SWOT pada Museum Radya Pustaka a. Matrik SWOT Penyusunan strategi pemasaran pada Museum Radya Pustaka menggunakan matrik SWOT sebagai alat untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini menggambarkan

16 secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan serta kelemahan yang dihadapi oleh Museum Radya Pustaka guna mencapai tujuan yang diharapkan. Pada analisis SWOT berikut ini diteliti berdasarkan analisa peneliti yang didukung dengan pernyataan langsung. Faktor Internal Faktor Eksternal OPPORTUNIES (O) 1) Lokasi yang strategis Museum Radya Pustaka di tengah kota Surakarta dan di kawasan Taman Budaya Sriwedari. 2) Museum Radya Pustaka memiliki STRENGTHS (S) 1) Reputasi baik 2) Mutu benda cagar budaya terjaga 3) Mutu Pelayanan baik 4) Harga tiket masuk yang terjangkau 5) Kegiatan inovasi 6) Kegiatan wiraniaga 7) Keuangan yang teratur 8) Kemampuan teknis karyawan yang terampil dan disiplin 9) Kepemimpinan yang handal 10) Karyawan yang setia STRATEGI SO 1) Membuat event-event budaya. (O1 : S1, S2, S3, S5, S6, S7) 2) Membuat event-event budaya di halaman museum. (O2, O3 : S5, S6, S7) 3) Menambah fasilitas WEAKNESS (W) 1) Efektifitas Promosi masih kurang memadai 2) Pangsa pasar belum luas 3) Kecakupan wilayah terbatas 4) Fasilitas belum memadai 5) Jumlah karyawan 6) Kapasitas bangunan kurang luas 7) Skala/target ekonomis masih kurang 8) Wawasan entrepreneur karyawan STRATEGI WO 1) Mempromosikan museum untuk wisatawan lokal. (O1 : W1, W7) 2) Melakukan revitalisasi bangunan. (O2 : W4, W6) 3) Bekerjasama dengan wilayah di luar Solo.

17 halaman yang luas. 3) Dukungan pemerintah. 4) Penambahan fasilitas pendukung pada Museum Radya Pustaka. TREATHS (T) 1) Pencurian benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka. 2) Rusaknya benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka. 3) Tidak semua masyarakat berminat untuk datang ke Museum Radya Pustaka. 4) Museum terikat dengan UU RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. pendukung seperti mushola, kantin, komputer untuk mengakses serbaserbi museum yang diperuntukkan untuk wisatawan, wi-fi, dll. (O4 : S2, S3, S5, S6, S7, S8, S9) STRATEGI ST 1) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : S8) 2) Mempertahankan mutu/kualitas benda cagar budaya. (T2 : S1, S2, S7) 3) Melakukan inovasi untuk menarik minat masyarakat. (T3 : S5, S6, S7) Tabel 3.9 Matrik SWOT Museum Radya Pustaka (O3 : W1, W2, W3, W7) 4) Menambah karyawan. (O4 : W3, W4, W5) STRATEGI WT 1) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : W5) 2) Me-revitalisasi bangunan agar benda cagar bidaya tidak berdesak-desakkan. (T2 : W6) 3) Memfokuskan promosi museum. (T3 : W1, W2, W3, W7) 4) Menambah fasilitas sebagai daya tarik. (T3 : W1, W4)

18 b. Hasil analisis SWOT 1) STRATEGI SO a) Membuat event-event budaya. (O1 : S1, S2, S3, S5, S6, S7) Dengan reputasi yang baik, benda cagar budaya yang terjaga, pelayanan yang baik, museum dapat melakukan inovasi dengan membuat event-event budaya seperti lomba mengarang dalam bahasa Jawa dan lain-lain melalui kerjasama dengan Keraton Surakarta dan pemerintah. b) Membuat event-event budaya di halaman museum. (O2, O3 : S5, S6, S7) Halaman yang luas dapat dimanfaatkan untuk menggelar event-event budaya maupun pendidikan. c) Menambah fasilitas pendukung. (O4 : S2, S3, S5, S6, S7, S8, S9) Museum berinovasi dengan menambah fasilitas seperti mushola, Air Conditioner untuk semua ruangan, kantin, komputer untuk mengakses serba-serbi museum yang diperuntukkan untuk wisatawan, wi-fi, tempat parker tertata dan teratur, tempat sampah yang baik, dan lainlain untuk mempermudah karyawan dan wisatawan untuk berinteraksi.

19 2) STRATEGI WO a) Mempromosikan museum untuk wisatawan lokal. (O1 : W1, W7) Dengan peluang museum yang berada lokasi yang strategis, dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan museum, sehingga wisawatan lokal diluar wilayah Surakarta dapat mengetahui tentang Museum Radya Pustaka. b) Melakukan revitalisasi bangunan. (O2 : W4, W6) Melakukan revitalisasi bangunan museum sesuai ketentuan Pasal UU RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, serta menyediakan fasilitas pendukung untuk tempat menyimpan dan memamerkan benda-benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka, yang semakin hari semakin bertambah, sehingga bendabenda cagar budaya tidak berdesak-desakan, sehingga memerlukan penataan ulang agar benda-benda cagar budaya yang disimpan dan dipamerkan di museum dapat terlihat rapi.

20 c) Bekerjasama dengan wilayah di luar Solo. (O3 : W1, W2, W3, W7) Bekerjasama dengan wilayah di luar Solo, seperti Yogyakarta dan Semarang, dapat membuka peluang lebih besar untuk promosi dan wisatawan baru. d) Menambah karyawan. (O4 : W3, W4, W5, W6) Penambahan karyawan untuk mengurus kegiatan promosi, fasilitas-fasilitas pedukung yang akan diterapkan museum. 3) STRATEGI ST a) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : S8) Penambahan petugas keamanan 24 jam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di museum. b) Menjaga mutu/kualitas benda cagar budaya. (T2 : S1, S2, S7) Dengan menjaga mutu/kualitas benda cagar budaya pada Museum Radya Pustaka, sama dengan menjaga kepercayaan wisatawan dan masyarakat kepada museum. c) Melakukan inovasi untuk menarik minat masyarakat. (T3 : S5, S6, S7) Inovasi yang dilakukan seperti penambahan fasilitas, melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dan

21 membuat event-event budaya di halaman museum dapat menarik perhatian masyarakat terhadap museum. 4) STRATEGI WT a) Menambah jumlah karyawan keamanan. (T1 : W5) Penambahan petugas keamanan 24 jam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di museum. b) Me-revitalisasi bangunan agar benda cagar budaya tidak berdesak-desakkan. (T2 : W4, W6) Menata ulang ruangan dan bangunan museum untuk tempat menyimpan dan memamerkan benda-benda cagar budaya di Museum Radya Pustaka yang jumlahnya semakin hari semakin bertambah, sehingga benda-benda cagar budaya yang disimpan dan dipamerkan di museum dapat terlihat rapi. c) Memfokuskan promosi museum. (T3 : W1, W2, W3, W7) Fokus pada promosi museum dapat membuat masyarakat luas mengenal dan mengetahui tentang Museum Radya Pustaka sehingga minat untuk mengunjungi museum lebih besar. d) Menambah fasilitas sebagai daya tarik. (T3 : W1, W4) Fasilitas yang lengkap akan menjadi daya tarik tersendiri di benak wisatawan.

22 c. Strategi Pemasaran pada Museum Radya Pustaka Surakarta. Berdasarkan hasil analisis SWOT Museum Radya Pustaka pada tabel Matrik SWOT menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Museum Radya Pustaka adalah Strategi Agresif. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Dimana Museum Radya Pustaka memiliki kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy) yang dapat diterapkan pada strategi SO dengan menerapkan strategi ST, WO, dan WT. Museum adalah organisasi yang bergerak dibidang jasa yang bertujuan untuk kepentingan sosial yang tidak berorientasi pada laba. Karena jasa berbeda dari produk yang berwujud, terutama pada jasa museum, jasa sering memerlukan pendekatan pemasaran tambahan, yaitu : 1) Rantai Laba-Jasa Pada produk jasa Museum Radya Pustaka, pelanggan dan karyawan jasa lini depan seperti petugas tiket, pemandu, dan petugas perpustakaan telah berinteraksi dengan wisatawan untuk menciptakan jasa. Hasilnya, interaksi efektif bergantung pada keahlian karyawan jasa lini depan dan

23 proses pendukung yang menyokong karyawan-karyawan ini. Rantai ini terdiri dari lima hubungan : a) Kualitas jasa internal : Karyawan jasa lini depan pada Museum Radya Pustaka seperti petugas tiket, pemandu, dan petugas perpustakaan yang sudah berpengalaman dalam berinteraksi dengan wisatawan. b) Karyawan jasa yang puas dan produktif : Kesejahteraan karyawan Museum Radya Pustaka yang memadai, membuat karyawan Museum Radya Pustaka menjadi karyawan yang setia dan pekerja keras. c) Nilai jasa yang lebih besar : Penguasaan bahasa asing maupun bahasa Jawa yang baik dan pengetahuan yang luas tentang Museum Radya Pustaka yang dimiliki karyawan Museum Radya Pustaka menjadi nilai lebih pada pelayanan jasa di Museum Radya Pustaka. d) Pelanggan yang puas dan setia : Penguasaan bahasa asing maupun bahasa Jawa yang baik dan pengetahuan yang luas tentang Museum Radya Pustaka yang dimiliki karyawan Museum Radya Pustaka menjadi nilai lebih bagi para wisatawan yang berkunjung sehingga membuat wisatawan merasa puas. e) Laba dan pertumbuhan jasa yang sehat : dengan pelayanan jasa yang baik dan wisatawan yang puas

24 membuat Museum Radya Pustaka dapat berjalan dengan baik. 2) Mengelola Diferensiasi Jasa Museum Radya Pustaka memiliki buku panduan wisata dan karyawan yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang luas, menjadi nilai lebih yang menarik bagi wisatawan. 3) Mengelola Kualitas Jasa Karyawan di Museum Radya Pustaka mempunyai pedoman kerja yaitu loyalitas dan moralitas yang membuat karyawan jasa bekerja dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh dalam mengelola museum seperti memelihara benda cagar budaya maupun naskah-naskah kuno yang masih baik sampai sekarang, serta dalam melayani wisatawan. 4) Mengelola Produktivitas Jasa Karyawan yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang luas dalam mengelola museum dan melayani wisatawan, serta buku panduan yang disediakan Museum Radya Pustaka untuk wisatawan. D. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan yaitu data hanya diambil dari sisi internal, yakni melalui wawancara dengan

25 staf Museum Radya Pustaka dan pengamatan penulis pada Museum Radya Pustaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran 1. Definisi Pemasaran Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian dan kemampuan ujung tombak sebuak usaha yaitu pada bidang pemasaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan multimedia sebagai media pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda peninggalan bersejarah dan purbakala yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa ini. Peninggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki Indonesia sebagai negara majemuk yang terdiri dari ribuan pulau,

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki Indonesia sebagai negara majemuk yang terdiri dari ribuan pulau, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Budaya merupakan salah satu wajah dari suatu bangsa. Budaya memiliki peran penting dalam aspek sejarah terbentuknya suatu bangsa, sehingga budaya merupakan kata

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya.

BAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya. BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable Tourism Development maka didapatkan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PROMOSI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA BINJAI

BAB III KEGIATAN PROMOSI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA BINJAI BAB III KEGIATAN PROMOSI DINAS PERPUSTAKAAN KOTA BINJAI 3.1 Promosi Dinas Perpustakaan Kota Binjai Promosi perpustakaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kota Binjai pentingnya peran perpustakaan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBJEK-OBJEK MUSEUM RADYA PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBJEK-OBJEK MUSEUM RADYA PUSTAKA NASKAH PUBLIKASI MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBJEK-OBJEK MUSEUM RADYA PUSTAKA Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) 54 BAB V KESIMPULAN Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi kampus UPI. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat

Lebih terperinci

RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH PEMERINTAH ACEH TAHUN ANGGARAN 2016

RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH PEMERINTAH ACEH TAHUN ANGGARAN 2016 Halaman : RINGKASAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH PEMERINTAH ACEH TAHUN ANGGARAN 06 DPASKPA Urusan Pemerintahan Organisasi :.7. KEBUDAYAAN :.7.0. DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. data tentang penerapan human relations dalam meningkatkan kepuasan kerja

BAB III PENYAJIAN DATA. data tentang penerapan human relations dalam meningkatkan kepuasan kerja BAB III PENYAJIAN DATA Penyajian data berikut ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis di Museum Sang Nila Utama. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang penerapan human

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat dengan banyaknya perkembangan bisnis industri dan pembangunannya. Namun dimata

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN

Lebih terperinci

UKDW KERANGKA BERPIKIR. Profil Kota. Programming. Konsep Perancangan. Latar Belakang. Site. Pengumpulan Data. Teori

UKDW KERANGKA BERPIKIR. Profil Kota. Programming. Konsep Perancangan. Latar Belakang. Site. Pengumpulan Data. Teori KERANGKA BERPIKIR Profil Kota Programming Konsep Perancangan Latar Belakang Kondisi Eksisting Data Primer Pengumpulan Data Data Sekunder Studi Literatur Site Teori Permasalahan Studi Preseden 1 PROFIL

Lebih terperinci

Profil Responden Nama : Jenis kelamin : Alamat/No. Hp : Usia : Pekerjaan : Hobi : Asal Kota : Tempat lain yang pernah dikunjungi :

Profil Responden Nama : Jenis kelamin : Alamat/No. Hp : Usia : Pekerjaan : Hobi : Asal Kota : Tempat lain yang pernah dikunjungi : Lampiran 1 : Kuesioner Profil Responden Nama : Jenis kelamin : Alamat/No. Hp : Usia : Pekerjaan : Hobi : Asal Kota : Tempat lain yang pernah dikunjungi : Berikan tanda pada kotak dibawah ini! 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB I. A. Pendahuluan. Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah

BAB I. A. Pendahuluan. Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah 1 BAB I A. Pendahuluan Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profile Perusahaan Indischetafel Restaurant merupakan suatu restoran yang berdiri pada bulan Juli tahun 2009. Restoran ini memiliki konsep Indo-Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah maupun sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang memiliki prospek dan potensi cukup besar untuk

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan integral pembangunan yang semakin dipertimbangkan oleh negara-negara di seluruh dunia. Pengaruh pembangunan pariwisata terhadap perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini mengambil judul Museum Telekomunikasi di Surakarta. Berikut ini adalah pengertian dari judul tersebut. 1.2 Pengertian

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI A. Zainul Fanani LKMM Tingkat Menengah UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 1 PENGERTIAN KINERJA Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program

Lebih terperinci

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI

Tugas Akhir 127/49 Redesain Pengadilan Negeri Semarang Kelas IA Khusus BAB IV STUDI BANDING LOKASI BAB IV STUDI BANDING Studi banding dilakukan pada Pengadilan Negeri dengan kelas yang sama dengan Pengadilan Negeri Semarang, yakni Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus. Pemilihan studi banding yakni pada

Lebih terperinci

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH Nama Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Alamat : Jalan Tgk. Chik Kuta Karang No.03 Banda Aceh Kode Pos 23121 Telp : (+62 651) 26206, 23692, Fax

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keraton Surakarta sebagai simbol obyek dan daya tarik wisata memiliki simbol fisik dan non fisik yang menarik bagi wisatawan. Simbol-simbol ini berupa arsitektur bangunan keraton,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Atas dasar pengalaman praktek kerja atau magang di PT. Bank DKI Kantor Pusat Juanda selama 1 (satu) bulan mulai tertanggal 10 Agustus 2010 sampai dengan 08 September

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Walikota Jakarta Barat selama 2 bulan di mulai pada tanggal 1 Maret sampai

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Walikota Jakarta Barat selama 2 bulan di mulai pada tanggal 1 Maret sampai BAB III PELAKSANAAN MAGANG 1.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek kerja lapangan atau magang pada kantor Walikota Jakarta Barat selama 2 bulan di mulai pada tanggal 1 Maret sampai 30 April

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN.

BAB V PEMBAHASAN. BAB V PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kesenjangan (gap) kualitas pelayanan Keraton Kasepuhan serta mengetahui cara perbaikan kualitas pelayanan yang sesuai dengan keinginan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PEMERINTAH KOTA CIREBON KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Walikota Cirebon Nomor: 16

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Surakarta dan lebih tepatnya di lingkup Keraton Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada rentan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu sistem besar. Komponen komponen dalam sistem ini saling terkait antara yang satu dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Kebijakan Direktorat Museum Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap peran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo 2.1.1 Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo Untuk mencapai tujuan serta cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang memanfaatkan perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai objek daya tariknya. Jenis wisata ini

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pariwisata telah didukung oleh regulasi, dana, jumlah Sumber Daya

BAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pariwisata telah didukung oleh regulasi, dana, jumlah Sumber Daya BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengelolaan museum berkenaan dengan upaya untuk menjadikan museum

Lebih terperinci

MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA 1 Dedi Ary Prasetya, 1 Muhammad Nurruzzaman Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: dediary@ums.ac.id,

Lebih terperinci

Kelompok I Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Museum sebagai Penunjang Proses Belajar Mengajar.

Kelompok I Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Museum sebagai Penunjang Proses Belajar Mengajar. Selasa 17 Mei 2017 Kelompok I Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Museum sebagai Penunjang Proses Belajar Mengajar. Fasilitator: Gatot Ghautama Membuka diskusi pada pukul 14.00 WIB Mendiskusikan tiga

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 2, 2015 STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI Herlita Br Tarigan Ni Putu Eka Mahadewi I Putu Sudana Email : herlitatarigan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan mengenai objek atau subjek yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance Performance Analysis (IPA) serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Wisatawan Jumlah Presentase. Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung dalam Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perhotelan dalam upaya penyediaan jasa akomodasi pariwisata di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Menurut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN. Perubahan paradigma museum dari museum yang berorientasi pada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN. Perubahan paradigma museum dari museum yang berorientasi pada 100 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Perubahan paradigma museum dari museum yang berorientasi pada koleksi menjadi museum yang berorientasi pada pengunjung merupakan bukti kuatnya perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi untuk berinovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik ditengah kota. Pada tahun 2012 ini beberapa kota besar di Indonesia sedang berlomba

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 69-74 STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor Oleh: Jan Horas V. Purba Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

Analisis lingkuangan internal Pertemuan 3 MANAGEMEN STRATEGIK

Analisis lingkuangan internal Pertemuan 3 MANAGEMEN STRATEGIK Analisis lingkuangan internal Pertemuan 3 Mata Kuliah : MANAGEMEN STRATEGIK Lucky B Pangau, S.Sos MM Email : lucky_pangau@yahoo.com Phone : 0877-3940-4649 KONSEP MANAJEMEN STRATEJIK Untuk menyusun STRATEGI

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Solo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Solo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta yang sering juga disebut dengan kota Solo merupakan salah satu kota yang mempunyai potensi bisnis yang sangat besar. Ditambah lagi dengan dijadikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangannya Keraton Kasunanan lebih dikenal daripada Keraton

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangannya Keraton Kasunanan lebih dikenal daripada Keraton 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo adalah kota yang memiliki dua kerajaan, yaitu Keraton Kasunanan dan Keraton Mangkunegaran. Keraton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang perekonomian suatu negara. Ini diakibatkan oleh pola pikir dan perilaku banyak orang yang menganggap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang identik dengan pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata tempat bersejarah, dan masih banyak lagi.

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan dituangkan dalam visi dan misi Rencana Strategis Tahun 2013-2018, dibangun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi

Lebih terperinci

BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH RAKOR PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN WAYANG ORANG PANDHAWA MAKARTI SERTA PAKET ACARA KHUSUS KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH TAMAN MINI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan

Lebih terperinci

UPAYA PENGELOLA OBJEK WISATA MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDIN II PALEMBANG DALAM MENYAMPAIKAN EDUKASI KOMUNIKASI

UPAYA PENGELOLA OBJEK WISATA MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDIN II PALEMBANG DALAM MENYAMPAIKAN EDUKASI KOMUNIKASI UPAYA PENGELOLA OBJEK WISATA MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDIN II PALEMBANG DALAM MENYAMPAIKAN EDUKASI KOMUNIKASI SKRIPSI Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Program Studi Usaha

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dapat didefinisikan suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orangorang yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri pada akhir dekade pertama abad ke-19, diresmikan tanggal 25 September 1810. Bangunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Hasil analisis dari penelitian tentang pengembangan objek wisata pantai di Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi museum berasal dari berbagai kelompok pendidikan. Siswa baik dari

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi museum berasal dari berbagai kelompok pendidikan. Siswa baik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan salah satu tempat belajar yang bisa dikunjungi oleh siapa pun baik pengunjung yang masih sekolah maupun orang dewasa. Pengunjung yang mengunjungi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan perusahaan dapat dipastikan dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Salah satu sumber

Lebih terperinci

PENGGUNAAN APLIKASI CITY GUIDE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMASARAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA

PENGGUNAAN APLIKASI CITY GUIDE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMASARAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA PENGGUNAAN APLIKASI CITY GUIDE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMASARAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. A. Diskripsi Yang Dilakukan di Tempat Magang. Senin-Kamis pagi mulai pukul : WIB, Jumat :

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. A. Diskripsi Yang Dilakukan di Tempat Magang. Senin-Kamis pagi mulai pukul : WIB, Jumat : BAB III PELAKSANAAN MAGANG A. Diskripsi Yang Dilakukan di Tempat Magang Kegiatan sehari-hari yang saya lakukan selama Kuliah Kerja PUSDOKINFO (KKP) yang bertempat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi adalah dengan mengikuti organisasi. Dengan berorganisasi manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi adalah dengan mengikuti organisasi. Dengan berorganisasi manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, perlu berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama. Salah satu cara yang digunakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia termasuk oleh rakyat yang ada di Sumatera Utara. Secara umum mereka sudah mengetahui bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Tua Jakarta dan pengaruhnya terhadap optimalisasi aset tanah dan bangunan milik

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Tua Jakarta dan pengaruhnya terhadap optimalisasi aset tanah dan bangunan milik 88 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis pada bab sebelumnya mengenai penelitian tentang kebijakan revitalisasi Kawasan Kota Tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan pariwisata sebagai generator pertumbuhan ekonomi telah diketahui oleh insan pariwisata, sehingga harapan sektor pariwisata sebagai andalan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005 NOMOR 11 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005 NOMOR 11 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005 NOMOR 11 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG PENINGKATAN DISIPLIN KERJA, EFISIENSI, DAN PENGHEMATAN WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa aparatur

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 06-0 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN Tujuan Sasaran Uraian Indikator Sasaran 06 07 08 09 00 0 Kebijakan Program ) Meningkatkan Meningkatnya kunjungan Jumlah kunjungan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PRAMUWISATA DI PURO MANGKUNEGARAN SURAKARTA

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PRAMUWISATA DI PURO MANGKUNEGARAN SURAKARTA UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PRAMUWISATA DI PURO MANGKUNEGARAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata sekarang ini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara terhadap kepariwisataan Indonesia semakin marak. Hal itu juga berdampak pada berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, maka

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, maka terdapat kegiatan meminta dan menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampanye Public Relations merupakan aspek penting dalam kegiatan PR dan menentukan keberhasilan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atau sebuah institusi. Menurut

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH

Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran DOSEN : DIANA MA RIFAH Pemasaran dan Nilai Pelanggan Inti dari pemasaran adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan

Lebih terperinci

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah Wajah Jakarta sering digambarkan dengan ratusan gedung tinggi yang menjulang di tengah kota, hutan modern yang riuh dengan gedung perkantoran dan pemukiman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan yang sudah melekat dalam masyarakat dan sudah turun temurun sejak dulu, akan semakin terkonsep dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadi sebuah

Lebih terperinci