BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampanye Public Relations merupakan aspek penting dalam kegiatan PR dan menentukan keberhasilan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atau sebuah institusi. Menurut Gudykunst dan Mody, Kampanye merupakan salah satu bentuk komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan kepada khalayak dan periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Tujuan kampanye adalah untuk mencapai awarenesss (kesadaran), attitude (sikap), dan action (perilaku). Dalam kegiatan kampanye PR, peran penting yang dilakukan oleh PR adalah melakukan research, menetapkan objektif dari kampanye, mempertimbangkan resiko yang memungkinkan terjadi, membuat rencana strategis, melihat manfaat yang didapat dari kampanye, memutuskan taktik yang digunakan, menetapkan anggaran, mengevaluasi, dan mencari dukungan dari kampanye. Fungsi PR dalam kampanye adalah menekankan pengertian, kepercayaan, dan kerja sama dengan publik untuk mendapat dukungan dari publik serta meningkatkan citra. Selain itu, diharapkan dapat membantu management dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan mengikuti perkembangan jaman. Tentunya hal tersebut dapat dicapai jika dibuat rencana yang teorganisir untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Universitas Multimedia Nusantara 14

2 Pasca terjadinya erupsi Gunung Merapi membuat citra kota Yogyakarta sebagai kota pariwisata mengalami penurunan dan berimbas terhadap penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua PHRI pusat Yulia Rustiyaningsih, SIP MAP mengatakan bahwa, jumlah wisatawan hingga bulan November mencapai wisatawan, dan mulai pada saat erupsi Merapi jumlah wisatawan menurun sekitar wisatawan. Menurut informasi yang disampaikan oleh Sekretaris Badan Promosi Pariwisata DIY, Herman Toni kepada wartawan di Media Center, Pasca erupsi merapi yang terjadi di DIY mempengaruhi menurunnya tingkat kepercayaan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun domestik khususnya di sektor pariwisata. Wakil walikota Yogyakarta Haryadi, juga menambahkan bahwa dunia pariwisata diperkirakan mengalami penurunan, Bukan kerugian, tapi tepatnya pariwisata Yogyakarta mengalami penurunan potensi, perkiraan mencapai 2,7 milyar pasca erupsi Merapi. Sementara itu, Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta merilis bahwa angka tingkat hunian hotel mengalami penurunan di bulan Januari Penurunan itu berlaku bagi hotel berbintang maupun tidak. Tingkat hunian hotel berbintang misalnya rata-rata turun menjadi 37,40 persen. Jumlah itu turun dari angka rata-rata pada bulan Desember tahun lalu sebesar 40,92 persen. Adapun hotel non bintang pun demikian rata-rata turun menjadi 32 persen dari angka sebelumnya 33,47 persen. Pada bulan Januari terdapat wisatawan yang menginap di hotel berbintang maupun non bintang di Yogyakarta. Sebanyak orang diantaranya merupakan wisatawan mancanegara. Selain hotel dan restoran yang mengalami jumlah penurunan, tempat wisata lainnya juga mengalami penurunan yang cukup drastis. Menurut Petugas Pengelola Museum Keraton Yogyakarta Brahmana, Jumlah wisatawan asing per hari biasanya orang, maka jumlahnya kini turun Universitas Multimedia Nusantara 15

3 menjadi 80 orang. Jumlah wisatawan domestik juga turun dari orang per hari menjadi 100 orang. Selain melihat dari tingkat jumlah penurunan wisatawan yang berkunjung, Dinas Pariwisata DIY juga melihat pada pemberitaan media yang begitu negatif terhadap bencana ini. Pihak media hanya mempunyai kepentingan untuk mendapatkan nilai jual dengan cara mengekspos berita yang menakutkan dari meletusnya gunung Merapi. Sedangkan pariwisata DIY yang terkena imbas dari pemberitaan yang begitu negatif. Berikut pemberitaan dari salah satu media yang memberitakan situasi yang cukup menyeramkan, Tak hanya awan panas, sejak dini hari puncak Gunung Merapi juga terlihat meradang mengeluarkan lava pijar. Tim SAR dengan bantuan alat komunikasi dan pengeras suara tidak henti-hentinya memberikan peringatan saat Merapi menyemburkan awan panas, ungkap koran kompas tanggal 29 Oktober Tim SAR dan TNI AU berupaya mengevakuasi korban letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, selasa malam dengan menggunakan pakaian tahan panas, dikutip dari pemberitaan antaranews tanggal 27 Oktober Dinas Pariwisata hidup pada tiga pilar yaitu pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata. Tentunya di setiap perusahaan maupun pemerintahan memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan pendapatan (profit) atau penjualan. Sama halnya pada bidang pariwisata, jika terjadi penurunan dalam jumlah wisatawan maka hal tersebut patut diperbaiki agar pendapatan menjadi meningkat kembali. Melihat situasi tersebut, Dinas Pariwisata Provinsi DIY menggelar kegiatan kampanye, salah satunya Jogja Aman dalam upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan dan memulihkan citra DIY. Program kampanye tersebut dimulai pada bulan Desember 2010, program ini Universitas Multimedia Nusantara 16

4 mempunyai jangka waktu selama enam bulan hingga satu tahun, dilakukan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang menjadi target audience dari kampanye ini adalah wisatawan domestik dan mancanegara. Beberapa taktik dijalankan dalam kampanye Jogja Aman tersebut, seperti: membuat beberapa event, dan melakukan pendekatan terhadap media dalam negeri maupun luar negeri. Event yang dilakukan untuk mendukung Jogja Aman, antara lain: Tujuh remaja keliling dunia berjalan kaki, Kenduri Jogja, paguyuban Kesenian, Family Trip, Tour de Merapi 2011, Lomba Jelajah Malam Merapi 2011, dan Table Top. Kasus ini sangat menarik untuk dibahas karena dengan mengetahui hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY terbukti bahwa kampanye ini dikatakan berhasil. Berarti teori dan konsep yang digunakan dalam studi kasus ini dikatakan dapat membenarkan keberadaan teori dan konsep tersebut. Kendala yang dialami penulis adalah pencarian data tertulis di tahun Fenomena yang terjadi antara instansi pemerintah dan swasta sangat berbeda. Public relations di dalam sebuah perusahaan swasta sudah memiliki job desk yang jelas, mereka sudah mengerti tugas apa yang harus dijalankan pada saat kegiatan event berlangsung, seperti: dokumentasi, penyimpanan data base, dan media monitoring. Sedangkan PR di instansi pemerintah tidak mengerti job desk PR yang sebenarnya, seperti: data base tahun 2010 yang hilang dan tidak dilakukannya media monitoring pada hasil evaluasi. Dalam studi kasus ini, penulis menjadi mengerti perbedaan kegiatan yang dijalankan oleh badan pemerintah dengan swasta. Dilihat dari hasil evaluasi, penulis menjadi mengerti bahwa teori dan konsep yang digunakan dapat dijalankan di bidang pariwisata untuk meraih empati publik agar dapat meningkatkan kembali jumlah wisatawan sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Rasa empati dirasa menjadi salah satu keberhasilan kampanye Jogja Aman. Universitas Multimedia Nusantara 17

5 Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian tentang: Strategi Kampanye Public Relations yang Dilakukan Oleh Dinas Pariwisata Provinsi DIY Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan, khususnya dalam studi kasus: Program Jogja Aman. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini akan membahas tentang: 1. Bagaimana strategi kampanye PR Dinas Pariwisata Kota DIY dalam meningkatkan jumlah wisatawan melalui program kampanye Jogja Aman? 2. Apakah dengan menggunakan teori komunikasi massa Lasswell dan konsep perencanaan strategi PR Ronald Smith dapat mematahkan atau membangun teori dan konsep tersebut diukur dari keberhasilan kampanye? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui strategi kampanye PR yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY dalam meningkatkan jumlah wisatawan. 2. Mengetahui keberhasilan dan pelaksanaan dari kampanye yang telah dijalankan. 3. Ingin mengetahui keberadaan teori terhadap fenomena yang diteliti. Universitas Multimedia Nusantara 18

6 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Signifikansi Akademis Diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada institusi pendidikan dengan memberikan wawasan tambahan mengenai teori dari kampanye PR, perencanaan kampanye PR, dan pelaksanaan kampanye PR. Serta dapat memilih teori yang tepat untuk contoh studi kasus lainnya. 2. Signifikansi Praktis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada Dinas Pariwisata DIY dalam penerapan strategi kampanye PR yang dilakukan, serta menjadi bahan pengevaluasian kegiatan kampanye yang sudah dijalankan. Universitas Multimedia Nusantara 19