BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Internal dan Eksternal Data Ekstenal yang dikumpulkan didapat dari data Divisi Stamping Tools PT.TMMIN, berupa Division Management Index (DMI) tahun selain itu faktor yang tidak bersumber dari data DMI merupakan hasil dari konsultasi dengan para manejer dan staff ahli dari departemen terkait. Dari hasil konsultasi tersebut data dianalisa dengan melakukan pembobotan dengan menggunakan metode dan nilai tertentu. Data-data yang dikumpulkan dan dianalisa kemudian diambilkan kesimpulan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang dikelompokan dalam Peluang Eksternal, ancaman Eksternal. Penentuan faktor-faktor kekuatan internal dan kelemahan internal dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada beberap karyawan PT.TMMIN yang secara langsung terlibat dalam proses produksi produk di Divisi Stamping Tool. Data-data yang masuk dalam kategori External Factor Evaluation (EFE) merupakan data yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan dipasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Sedangkan untuk data-data Internal Factor Evaluation (IFE) merupakan data yang menyangkut persoalan yang digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek

2 55 manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, system informasi, dan produksi atau operasi. 4.2 Hasil Pengumpulan Data Penentuan Faktor Eksternal Untuk menentukan faktor faktor eksternal, mula mula dirumuskan aspek aspek yang menentukan terhadap rencana penyusunan strategi perusahaan. Aspek-aspek ini sebagai batasan pengelompokan dari masalah atau peluang yang ada. Aspek aspek yang mempengaruhi adalah sebagai berikut : 1. Aspek Pasar : pada aspek ini dilihat kemungkinan proyek internal Toyota atau kemungkinan proyek dari luar Toyota yang akan dikerjakan untuk beberapa tahun mendatang dan sesuaikan dengan kapasitas produksi yang mampu dikerjakan oleh perusahaan. Penjabaran dari aspek pasar ini antara lain : - Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die - Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi - Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara - Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri - Kebutuhan tenaga operator siap pakai - Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC

3 56 2. Aspek Kompetitor : Aspek kompetitor yang dapat dijabarkan dalam hal ini semuanya merupakan ancaman (threats) yang dapat membahayakan posisi perusahaan dan perlu segera ditangani atau dihindari. Penjabaran untuk aspek ini antara lain : - Tingginya persaingan dalam hal komputerisasi proses permesinan - Tingginya persaingan penyediaan jasa pembuatan NC Data didalam negeri - Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand - Persaingan harga dengan beberapa anak perusahaan TMC Aspek kompetitor harus terus dipantau agar kebijakan strategi Divisi Stamping Tools PT.TMMIN dapat terus sejalan dengan perkembangan perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sama baik itu di dalam ataupun di luar negeri seperti Toyota Motor Thailand (TMT), Toyota Motor Malaysia (TMM), dan Toyota Motor Manufacturing Australia (TMMA) 3. Aspek Komunitas : yang termasuk aspek komunitas antara lain adalah : - Perusahaan perusahaan lain yang berfungsi sebagai penunjang produksi bagi Divisi Stamping Tools PT.TMMIN seperti perusahaan penyedia material besi dan pengecoran, perusahan cutter untuk proses permesinan, perusahaan penyedia perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) penunjang untuk proses pendisainan, pembuatan data nc sampai dengan penyetingan mesin dan lain-lain - Program pelatihan internal maupun eksternal seperti program AOTS yang merupakan program kerjasama antara pemerintah Jepang dan Indonesia

4 57 untuk lebih mengenal budaya kerja masyarakat Jepang dan peningkatan skill dalam berbahasa serta skill pekerjaan. Selain itu ada juga Program ICT yang merupakan program pelatihan di Toyota Motor Corp di Jepang guna peningkatan skill karyawan dan proses transfer teknologi dari TMC untuk PT.TMMIN Faktor-faktor yang ada pada aspek komunitas harus benar-benar dijaga karena merupakan peluang bagi Divisi Stamping Tools untuk mengembangkan SDMnya. 4. Aspek Pemerintah Faktor pemerintah yang berupa kebijakan dapat dijadikan peluang atau ancaman bagi kelangsungan bisnis. Faktor pada aspek ini memiliki dampak secara langsung ataupun tidak terhadap kelangsungan bisnis perusahaan Penjabaran aspek ini antara lain : - Kebijakan tentang ketenagakerjaan dalam hal peningkatan taraf hidup karyawan - Kebijakan bea cukai masuk part pendukung yang didatangkan dari luar negeri - Pajak Eksport dan import barang yang sangat tinggi - Belum pulihnya perekonomian negara - Terbukanya peluang investasi Dari penjabaran aspek-aspek diatas dapat diambil kesimpulan berupa faktor-faktor sebagai berikut :

5 58 Peluang 1. Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die 2. Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi 3. Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara 4. Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri 5. Kebutuhan tenaga operator siap pakai 6. Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC 7. Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM 8. Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota 9. Terbukanya peluang investasi 10. Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan pembuatan NC Data 11. Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC) 12. Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi 13. Kebutuhan system komputersisasi pengecekan panel 14. Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC) Ancaman 1. Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain di Indonesia 2. Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) 3. Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia

6 59 4. Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain 5. Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain 6. Pasokan bahan baku dari supplier internasional 7. Belum pulihnya perekonomian Negara 8. Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand Penentuan Faktor Internal Penentuan faktor-faktor internal didapat dari beberapa aspek fungsional divisi stamping tools PT. TMMIN. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek manajemen, aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, aspek sistem informasi, dan produksi/operasi. Penjabaran aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut : - aspek manajemen dan keuangan penentuan aspek ini dilakukan dengan cara wawancara internal dengan pihak menajemen dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut masalah manajen dan melihat data management index. dari hasil wawancara tersebut didapatkan point-point penting yang bisa dijadikan faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor tersebut antara lain : - - ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan melaku internal ataupun eksternal training

7 kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan - aspek sumber daya manusia (SDM) Penentuan aspek ini dilihat dari management index bulanan dan hasil wawancara serta pengamatan. Faktor-faktor yang terjabarkan bias menjadi suatu kekuatan ataupun kelemahan. Penjabaran dari faktor-faktor tersebut adalah : Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc

8 Skill operator mesin Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer - aspek system informasi Aspek system informasi meliputi penggunaan teknologi computer dalam mengerjakan setiap item pekerjaan. Penggunaan teknoogi ini mulai dari tingkat operator baik itu operator perancangan, permesinan, dan para steff engineering sebagai pusat riset produk serta pihak manajemen dalam mengatur proyek yang sedang dan akan berjalan, penjabaran system teknologi informasi di Stamping Tools Division TMMIN adalah sebagai berikut : - - Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) - Kondisi mesin yang ada saat ini - Teknologi Mesin NC yang tersedia - Standard Operation Procedure (SOP) - Kegiatan Continuous Improvement (QCC) - adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi

9 62 - aspek produksi dan operasi penjabaran mengenai aspek produksi dan operasi adlah sebagai berikut : - Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki - kualitas produk dies yang dihasilkan tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan - Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada Dari survey yang dilakukan didapatkan data yang bisa dijadikan faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan (lihat lampiran 4.18). Penentuan faktorfaktor tersebut dengan membagi bardasarkan jawaban yang ada, pembagian tersebut antara lain :

10 63 B : Baik (4) CB : Cukup Baik (3) KB : Kurang Baik (2) TB : Tidak Baik (1) KEKUATAN KELEMAHAN Jawaban tiap responden dikonversikan kedalam angka sesuai dengan table diatas, hasil dari penjumlahan nilai tiap faktor dari semua responden akan menjadi acuan pembagian faktor kekuatan dan kelemahan. Jika nilai yang didapat antara 8 20 maka faktor tersebut masuk dalam kategori kelemahan, dan jika nilai yan dikumpulkan antara maka faktor tersebut masuk kedalam kategori kekuatan. Dari semua analisa semua aspek yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan berupa faktor-faktor sebagai berikut : Kekuatan Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc

11 64 Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) Standard Operation Procedure (SOP) Kegiatan Continuous Improvement (QCC) adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan Kelemahan tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design)

12 65 tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja Skill operator mesin Kondisi mesin yang ada saat ini Teknologi Mesin NC yang tersedia Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas 4.3 Analisa Data Pembobotan Faktor Eksternal Penentuan pembobotan (weight) dari faktor-faktor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya.

13 66 Penentuan bobot untuk faktor eksternal dilakukan dengan cara Pairwise Comparisan atau perbandingan pasangan. Tujuan dari perbandingan ini adalah menilai bagaimana bobot suatu faktor dibanding faktor lain. Skala yang digunakan adalah 1 4 dan untuk tiap lawannya akan mendapatkan nilai sebaliknya yaitu antara ½ - ¼. Langkah langkah dalam pembobotan ini adalah : 1. Memberi nilai untuk setiap faktor eksternal jika dibandingkan dengan faktor eksternal yang lain. Seperti tabel Analisis Bobot Eksternal (lihat lampiran 1-17) 2. Nilai yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam suatu matriks faktor internal dan eksternal. Kemudian menjumlahkan nilai yang ada pada tiap kolomnya (lihat Tabel 4.1). 3. Membagi nilai yang didapat dari langkah satu dengan nilai yang didapat dari langkah Sesudah didapat hasil dari tiap kolom tersebut, maka membuat persentasi untuk tiap kolom dengan membagi nilai yang ada dengan jumlah nilai tiap kolom (lihat Tabel 4.2). 5. Menjumlahkan nilai yang didapat pada langkah 3 (kolom TOTAL, lihat Tabel 4.2). 6. Selanjutnya adalah menjumlahkan bobot yang ada tiap baris di kolom TOTAL.

14 67 7. Menentukan nilai bobot dengan membagi nilai tiap baris dikolom TOTAL dengan jumlah nilai di kolom TOTAL. 8. Nilai bobot yang didapat adalah hasil untuk menentukan bobot dari setiap alternatif atau faktor eksternal (Matrik EFE). Hasil dari scoring dan pembobotan adalah pembuatan Strategi Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFE) yang membuat daftar peluang yang dimiliki first medium. EFE juga membuat skor dan bobot untuk setiap faktor dan perkalian skor dan bobot untuk melihat urutan peluaqng dan ancaman yang ada. Pada table 4.1 dapat dilihat hasil dari proses perbandingan berpasangan yang dilakukan sebelumnya ( Lampiran ). Dari hasil perbandingan berpasangan didapatkan nilai awal yang akan dijadikan bobot dari tiap critical success factor. Angka yang ada pada tabel dibawah didapat dari hasil pengolahan data yang ada di lampiran Sebagai contoh kolom nomor 1 dan baris nomor 1, ditabel tersebut terdapat angka 0.05, angka tersebut didapat dari pembagian antara nilai perbandingan antara kolom 1 dan baris 1 (poin yang berada pada kolom dan baris yang sama selalu 1) dengan sigma dari kolom 1 ( terdapat 22 poin) (lihat tabel 4.1)

15 Tabel 4.1 Resume lampiran

16 Tabel 4.2 Metode Perbandingan berpasangan (Pairwise Comparison) 69

17 70 Proses mendapatkan nilai bobot dapat dilihat pada table berikut : No Faktor Eksternal Semakin tingginya permintaan pembuatan press 1 body die Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara 2 komputerisasi Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari 3 berbagai Negara 4 Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri 5 Kebutuhan tenaga operator siap pakai 6 Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill 7 SDM Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order 8 pekerjaan non Toyota 9 Terbukanya peluang investasi Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan 10 pembuatan NC Data Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam 11 (Poly NC) Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture 12 untuk pengecekan panel jadi Kebutuhan pasar untuk sistem komputersisasi 13 pengecekan panel Nilai perbandingan Nilai bobot

18 71 Program transfer teknologi pembuatan die dari 14 Toyota Motor Corp (TMC) Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan 15 dengan perusahaan lain sesame toyota Adanya ketergantungan maintenance mesin dan 16 software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di 17 Indonesia Persaingan waktu pembuatan Dies dengan 18 perusahaan lain Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker 19 lain 20 Pasokan bahan baku dari supplier internasional 21 Belum pulihnya perekonomian Negara Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota 22 Motor Thailand Jumlah Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Metode Pairwise Comparisan Pembobotan Faktor Internal Pembobotan faktor-faktor internal dilakukan dengan cara mengakumulasi hasil jawaban dari survey. Sebelumnya jika jawaban survey pada bagian kinerja nilainya antara maka faktor tersebut dijadikan faktor kekuatan,

19 72 sedangakan untuk nilai 8-20 menjadi faktor kelemahan. Langkah untuk mendapatkan nilai bobot adalah : - Buat resume nilai pada bagian kinerja yang sebelumnya sudah di pisahkan anatara faktor kekuatan dan kelemahan ( lihat tabel 4.3 ) - Jumlahkan nilai kinerja dari semua responden yang ada (X) - Jumlahkan hasil penjumlahan dari nilai kinerja semua responden ( X) - Hitung nilai bobot dengan membagi nilai X tiap faktornya dengan nilai X ( Bobot = Xn/ X ) ( Lihat tabel 4.3) Hasil perhitungan nilai bobot tersebut dapat dilihat pada tebel berikut : Kekuatan 1 Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan 10 langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer

20 Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) Standard Operation Procedure (SOP) Kegiatan Continuous Improvement (QCC) adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk meningkatkan

21 74 1 kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan 10 langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Kelemahan tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan

22 75 8 output ynag dihasilkan Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja Skill operator mesin Kondisi mesin yang ada saat ini Teknologi Mesin NC yang tersedia Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas Tabel 4.4 Tabel Pembobotan Faktor Internal Analisa Matriks External Factor Evaluation (EFE) Berdasarkan pada metodologi penelitian pada bab 3, setelah mendapatkan bobot (Weight) dari tiap critical success factor pada faktor eksternal maka langkah selanjutnya adalah membuat matriks External Factor Evaluation (EFE). Pada matriks tersebut ditentukan Rating dengan skala 4. keterangan untuk masing-masing Rating adalah sebagai berikut : 4 : major strength 3 : minor strength

23 76 2 : minor weakness 1 : major weakness Matriks tersebut dapat dilihat pada table 4.4 Peluang (Opportunities) No Faktor Eksternal (critical success factors) Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri Kebutuhan tenaga operator siap pakai Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota Bobot Rating Skor Terbukanya peluang investasi Tingginya kebutuhan akan jasa

24 77 Pendisainan dan pembuatan NC Data Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC) Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi Kebutuhan pasar untuk sistem komputersisasi pengecekan panel Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC) Ancaman No Faktor Eksternal (critical success factors) Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain sesama Toyota Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain Pasokan bahan baku dari supplier internasional Bobot Rating Skor

25 Belum pulihnya perekonomian Negara Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand Jumlah Tabel 4.5 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Dari hasil pembuatan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE), diperoleh skor 3,42. nilai tersebut menunjukan bahwa perusahaan sudah mempunyai strategi yang baik dalam mengantisipasi ancaman eksternal yang ada Analisa Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Berdasarkan pada metodologi penelitian pada bab 3, setelah mendapatkan bobot (Weight) dari tiap critical success factor pada faktor internal maka langkah selanjutnya adalah membuat matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Pada metrics tersebut ditentukan Rating dengan skala 4. keterangan untuk masing-masing Rating adalah sebagai berikut : 4 : major strength 3 : minor strength

26 79 2 : minor weakness 1 : major weakness Matriks tersebut dapat dilihat pada table 4.5 Kekuatan (Strengths) No 1 Faktor Internal (critical success factors) Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki Bobot Rating Skor kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak

27 80 untuk pembuatan data nc (CAD CAM) 10 Standard Operation Procedure (SOP) Kegiatan Continuous Improvement (QCC) adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan Kelemahan (Weakness)

28 81 No Faktor Eksternal (critical success factors) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja Bobot Rating Skor Skill operator mesin Kondisi mesin yang ada saat ini Teknologi Mesin NC yang tersedia Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas

29 82 Jumlah Tabel 4.6 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Nilai Rata-rata dari matriks Internal Factor Evaluation adalah 2,5. Maka jika dilihat dari hasil analisa dengan matriks IFE diatas yang mendapatkan jumlah nilai 2,97 dapat dikatakan bahwa perusahan sudah memiliki strategi yang baik untuk memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya Analisa Matriks SWOT Langkah selanjutnya setelah mendapatkan nilai pada matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) adalah membuat perumusan strategi dengan menggunakan matriks Strengths Weakness Opportunities Threats (SWOT Matrix) atau dikenal juga sebagai matriks Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman. Data untuk membuat matriks ini menggunakan data pada analisa awal ( The Input Stage). Langkah pembuatan matriks SWOT adalah salah satu dari bagian Tahap kedua yaitu The Matching Stage dimana analisa yang dilakukan akan mendapatkan strategi alternatif untuk perusahaan.

30 83 Perumusan analisi matriks SWOT dapat dilihat pada bagan berikut : Kekuatan (Strengths) - S - Kelemahan (Weakness) - W - 1. Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki 2. kualitas produk dies yang dihasilkan 3. Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan 4. Skill Designer 5. Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc 6. Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die 7. Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer 8. Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies 9. Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) 10. Standard Operation Procedure (SOP) 11. Kegiatan Continuous Improvement (QCC) 12. adanya teknologi pengeukuran panel kualitas secara 1. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design) 2. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) 3. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) 4. tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) 5. Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan 6. Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada 7. Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja 8. Skill operator mesin 9. Kondisi mesin yang ada saat ini 10. Teknologi Mesin NC yang tersedia

31 84 komputerisasi 13. ketersediaan budget untuk investasi teknologi 14. ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training 15. kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi 16. komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies 17. Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO mengenai lingkungan 19. Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan 11. Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas Peluang (Opportunities) - O - 1. Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die 2. Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi Strategi SO - Memaksimalkan kapasitas produksi untuk pembuatan disain dies dan pembuatan nc data dengan Strategi WO - Lakukan investasi mesin nc untuk meratakan kapasitas produksi antar seksi. (W5,W6,W9,W10,

32 85 3. Banyaknya keluaran model mobil terbaru dari berbagai Negara 4. Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri 5. Kebutuhan tenaga operator siap pakai 6. Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC 7. Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM 8. Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota 9. Terbukanya peluang investasi 10. Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan pembuatan NC Data 11. Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC) 12. Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi 13. Kebutuhan system komputersisasi pengecekan panel 14. Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC) menerima order dari luar (selain toyota). (S1,S4,S5,S8,S9, O1,O2,O8,O10) - Lakukan peningkatan kualitas dies dengan memaksimalkan teknologi komputer yang ada (S8,S9,S12, O12, O13) - buat alternative bisnis baru untuk pembuatan checking fixture (S7,S12,S13,S19, O8,O9,O12,O13) - Buat program pelatihan untuk transfer teknologi dari TMC (S14,S15,S16,S19, O7,O14) O9,O14) - Buat program trining peningkatan skill kerja (W1,W2,W3,W4,W8, O7,O14)

33 86 Ancaman (Threats) - T - 1. Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain sesame Toyota grup 2. Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) 3. Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia 4. Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain 5. Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain 6. Pasokan bahan baku dari supplier internasional 7. Belum pulihnya perekonomian Negara 8. Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand Strategi ST - Tingkatkan daya saing melalui efisiensi dan kualitas (S2,S4,S5,S10, T1,T4,T5,T8) - Buat program peningkatan aktifitas QCC (S11,S17,S17, T1,T4,T5,T8) - Buat program training untuk administrator software (S13,S14,S15, T2) Strategi WT - Lakukan kerja sama pertukaran teknologi dengan sesama group Toyota di luar negeri (W1,W2,W3,W4, T1,T4,T5,T8) - optimalkan kapasitas atau lakukan sub kontrak (W1,W2,W3,W4, T1,T4,T5,T8) Tabel 4.7 Matriks SWOT

34 87 Pada kolom tiap strategi tabel diatas dapat dilihat terdapat keterangan dalam tanda kurung. Keterangan tersebut maksudnya adalah kesesuaian atara item yang ada pada kolom S, W, O, T. sebagai contoh keterangan (S1,O2), artinya strategi yang dikeluarkan dengan melihat factor kekuatan (S) nomor 1 yang sesuai dengan factor Peluang (O) nomor 2. Berdasarkan analisa dengan menggunakan matriks SWOT, dapat disimpulkan beberapa strategi alternative. Strategi-strategi tersebut dibagi dalam 4 bagian, antara lain : Strategi SO ( Strengths Opportunities ) - Memaksimalkan kapasitas produksi untuk pembuatan disain dies dan pembuatan nc data dengan menerima order dari luar (selain toyota). Dengan menjalankan strategi ini maka kapasitas produksi di tiap seksi bisa lebih maksimal, karena kondisi saat ini kapasitas produksi maksimal ada di proses disain dan pembuatan data nc (CAD CAM). Proses memaksimalkan kapasitas produksi ini bisa dengan cara menerima order dari luar tanpa mengganggu proyek internal Toyota yang ada. - Lakukan peningkatan kualitas dies dengan memaksimalkan teknologi komputer yang ada. Poin ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi software yang dimiliki, mulai dari proses disain, pembuatan data nc (CAD CAM) sampai dengan pengecekan

35 88 dengan menggunakan teknologi komputer untuk proses pengukuran. Sehingga dengan strategi ini perusahaan dapat meningkatkan persaingan kualitas dies baik sesame die maker internal Toyota ataupun industri dalam negeri. - buat alternative bisnis baru untuk pembuatan checking fixture. Strategi ini direkomendasikan karena tingkat kebutuhan akan pembuatan checking fixture (CF) panel mobil semakin tinggi dan perusahaan memiliki teknologi serta skill sdm yang tinggi yang belum dimiliki oleh perusahaan lain. Dan jua melihat kapasitas produksi CF yang masih memungkinkan - Buat program pelatihan untuk transfer teknologi dari TMC. Program ini bertujuan agar SDM yang dimiliki perusahaan terus mengikuti perkembangan teknlogi yang ada di TMC dan juga dalam rangka memanfaatkan kesempatan yang diberikan leh TMC Strategi WO (Weakness Opportunities ) - Lakukan investasi mesin nc untuk meratakan kapasitas produksi antar seksi. Dengan investasi mesin baru maka kapasitas produksi tiap seksi bisa lebih merata. Dan dengan investasi ini pula akan meningkatkan kualitas dan efisiensi waktu proses permesinan.

36 89 - Buat program trining peningkatan skill kerja. Program ini lebih mengarah pada peningkatan skill operator mesin untuk menyesuaikan teknologi saat ini Strategi ST (Strengths Threats ) - Tingkatkan daya saing melalui efisiensi dan kualitas. Peningkatan daya saing dengan meningkatkan efisiensi kerja baik itu dari waktu proses, penggunaan bahan baku, dan menekan terjadinya banyak kesalahan pada proses produksi. Program ini dapat diintegrasikan dengan program cost reduction yang sedang dilakukan perusahaan saat ini. - Buat program peningkatan aktifitas QCC. Buat program QCC yang berkelanjutan, sehingga aktifitas contiuous improvement tidak terhambat dan tiap karyawan dapat terus terasah skill serta meningkatkan sense of improve-nya - Buat program training untuk administrator software. Dengan memiliki staff ahli untuk menjadi administrator khusus software maka baiya maintenance ke depannya dapat lebih diefisienkan. Serta jika terjadi masalah-masalah kecil yang bisa mengganggu jalannya produksi dapat langsung ditangani tanpa menunggu staff maintenance dari luar negeri. Strategi WT (Weakness Threats )

37 90 - Lakukan kerja sama pertukaran teknologi dengan sesama group Toyota di luar negeri. Poin ini sangat berpengaruh untuk menekan angka kesalahan yang terjadi di tiap prosesnya. Karyawan akan mengenal budaya kerja di negar lain dan menerapkan budaya positifnya di perusahaan sehingga bisa menurunkan tingkat reject dan meningkatkan kualitas - optimalkan kapasitas atau lakukan sub kontrak. Poin ini membutuhkan perhitungan yang lebih mendalam. Proses pengoptimalan kapasitas dengan melihat kapasitas maksimal di tiap seksi. Jika seksi selanjutnya tidak bisa menampung kapasitas maka dilakukan sub kontrak Analisa Matriks Internal-Eksternal Selain analisa SWOT, pada tahap Matching Stage juga terdapat matriks lain yaitu Matriks Internal Eksternal. Data yang digunakan untk matriks IE ini adalah data dari matriks IFE dan Matriks EFE. Sumbu horizontal matriks IE ini adalah IFE Total Weighted Score dan untuk sumbu vertikalnya adalah EFE Total Weighted Score. Dapat diketahui dari matriks diatas bahwa nilai IFE Total Weighted Score adalah 2,97 sedangkan nilai dari EFE Total Weighted Score adalah 3,42. Pembagian skor pada tiap kuadran matriks IE adalah sebagai berikut :

38 91 Pada sumbu X dari IE matrix, skornya ada tiga, yaitu : skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi faktor internal lemah, skor 2,0-2,99 adalah posisi rata-rata dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang digunakan untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah posisi rendah, skor 2,0-2,99 adalah posisi sedang dan untuk skor 3,0-4,0 adalah posisi kuat. Gambar IE matrix dapat dilihat dibawah : Skor Total IFE Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 Skor Total EFE Tinggi 3,0 Rata-rata 2,0 I II III Poin IE Matrix IV V VI Rendah VII VIII IX 1,0 Gambar 4.1 Matriks Internal - Eksternal Dari gambari IE Matrix diatasdapat dilihat bahwa posisi perusahaan berapa pada kuadran kedua, artinya posisi perusahaan dapat digambarkan

39 92 sebagai Grow and build. Strategi yang cocok untuk posisi ini adalah strategi intensif. Jika dihubungkan dengan perusahaan dapat diartikan perusahaan mempunyai potensi untuk membuka pasar Dies Manufacturing dengan terus melakukan product development dan market development. Dan juga dapat dilakukan strategi backward integration dimana perusahaan harus berperan aktif dalam mengawasi para pemasok yang masuk ke perusahaan Analisa Matriks QSPM Setelah Melakukan Tahap pertama (The input stage) dan tahap kedua (The Matching Stage), tahap selanjutnya adalah pembuatan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Matriks QSPM memberikan gambaran kelebihankelebihan relative dari masing-masing strategi yang selanjutnya memberikan dasar objektif untuk dapat memilih salah satu atau beberapa strategi spesifik yang menjadi pilihan perusahaan. Dari Matriks IE sebelumnya didapatkan 2 alternatif atrategi spesifik yaitu Intensive Strategy dan Integration Strategy. Dari kedua strategi tersebut akan dipilih strategi yang paling tepat untuk dijalankan. Proses pemilihannya dengan cara menetapkan Attractive Score (AS) pada masing-masing faktor kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) yang sebelumnya telah dijabarkan. Lebih detailnya penetuan nilai pembanding kedua alternative strategy adalah sebagai berikut :

40 93 - Buat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dikolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE Matrix dan IFE Matrix. - Masukan nilai bobot (Weight) dari tiap faktor (W), nilai bobot ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix. - buat daftar isian Attractive Score (AS) dengan detail 1 = not attractive 2 = somewhat attractive 3 = reasonable attractive 4 = highly attractive Nilai AS ini ditabulasikan dari 3 orang responden sebagai perwakilan dari 3 department yang ada di Stamping Tools Division PT TMMIN. (Lihat Lampiran 4.23) - Hitung Total Attractive Score. Total Attractive score didapat dari perkalian Weight (tahap 2) dan AS (Tahap 3) pada maing-masing baris. - Hitung Sum Total Attractive Score pada masing-masing kolom QSPM. Nilai Sum TAS tertinggilah yang menunjukan bahwa alternatif strategi itu sebagai pilihan utama.

41 94 Strategi Weight Intensive Integration Critical Success Factor (Bobot) Strategy Strategy AS (TAS) AS (TAS) Kekuatan Tingkat kapasitas sarana seperti komputer dan mesin yang dimiliki kualitas produk dies yang dihasilkan Kesesuaian Jumlah karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi dengan kapasitas produksi yang dibutuhkan Skill Designer Skill Operator CAD CAM sebagai pembuat data nc Skill staff ahli pengecekan dan proses try out die Tersedianya tenaga ahli yang bisa menjadi trainer Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan rancangan dies Kondisi komputer dan perangkat lunak untuk pembuatan data nc (CAD CAM) Standard Operation Procedure (SOP)

42 95 Kegiatan Continuous Improvement (QCC) adanya teknologi pengeukuran kualitas panel secara komputerisasi ketersediaan budget untuk investasi teknologi ketersediaan budget untuk peningkatan skill karyawan mendapatkan internal ataupun eksternal training kondisi keuangan perusahaan yang sangat kuat untuk investasi komitmen manajemen untuk peningkatan teknologi permesinan dan pengecekan dies Komitmen manajemen untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001 Komitmen manajemen untuk mempertahakan sertifikasi ISO mengenai lingkungan Komitmen manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan guna meningkatkan moral karyawan Kelemahan tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan pendisainan dies (Design) tingkat terjadinya kesalahan dalam

43 96 melakukan pembuatan data nc untuk permesinan (CAD CAM) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses permesinan dilapangan (Machining) tingkat terjadinya kesalahan dalam melakukan proses finishing dan menyetingan akhir (Finishing & Try Out) Kesesuaian antara kapasitas produksi saat ini dengan output ynag dihasilkan Kesesuaian kapasitas produksi maksimal antar seksi yang ada Tingkat produktifitas karyawan dalam bekerja Skill operator mesin Kondisi mesin yang ada saat ini Teknologi Mesin NC yang tersedia Peningkatan efisiensi untuk meminimalisasi biaya produksi pembuatan die tanpa mengurangi kualitas Peluang Semakin tingginya permintaan pembuatan press body die Kebutuhan pasar akan teknologi permesinan secara komputerisasi Banyaknya keluaran model mobil

44 97 terbaru dari berbagai Negara Tingginya tingkat ekspor mobil dari dalam negeri Kebutuhan tenaga operator siap pakai Faktor kepercayaan yang sudah terbentuk di TMC Program AOTS dan ICT untuk peningkatan skill SDM Terbukanya kesempatan untuk mendapatkan order pekerjaan non Toyota Terbukanya peluang investasi Tingginya kebutuhan akan jasa Pendisainan dan pembuatan NC Data Pembuatan Pattern NC Data dari bahan styrofoam (Poly NC) Tingginya permintaan Pembuatan Chacking Fixture untuk pengecekan panel jadi Kebutuhan pasar untuk sistem komputersisasi pengecekan panel Program transfer teknologi pembuatan die dari Toyota Motor Corp (TMC) Ancaman Persaingan Harga pembuatan Dies dibandingkan dengan perusahaan lain sesama Toyota

45 98 Adanya ketergantungan maintenance mesin dan software dari luar negeri (Jepang dan Thailand) Sistem Birokrasi eksport yang terlalu sulit di Indonesia Persaingan waktu pembuatan Dies dengan perusahaan lain Persaingan harga dengan perusahaan Die Maker lain Pasokan bahan baku dari supplier internasional Belum pulihnya perekonomian Negara Persaingan tingkat efektifitas proses dengan Toyota Motor Thailand TOTAL Tabel 4.8 Matriks QSPM Dari hasil perhitungan dengan menggunakan QSPM dapat diambil kesimpulan bahwa strategi terbaik yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah strategi intensif (dengan nilai 6.12). Strategi ini jika disesuaikan dengan beberapa strategi yang ada pada analisa SWOT dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu mengembangkan pasar dies manufacturing. Jadi bukan hanya proyek internal toyota yang dapat dikerjakan tapi dengan membuka pasar secara umum dapat meningkatkan pendapatan perusahan, selain meningkatkan potensi

46 99 pasar, diterapkan juga strategi product development. Aktifitas yang menyangkut peningkatan kualitas dan harga dies harus terus ditingkatkan, seperti pelaksanaan program continuous improvement, sehingga produk yang dikenal akan mempunyai nilai jual yang tinggi baik itu secara internal Toyota ataupun eksternal Toyota dalam dan luar negeri. Strategi lainnya yang bisa diterapkan adalah Market Development, yaitu memperkenalkan produk dan kualitas Dies kepada pasar yang menggunakan, bisa untuk internal Toyota dalam dan luar negeri atau mobil merek lain seperti Daihatsu dan lain-lain. 4.4 Rencana Implementasi Strategi Setelah mendapatkan beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan, selanjutnya diperlukan perencanaan implementasi dari strategi tersebut. Perencanaan ini akan berbentuk uraian rekomendasi kerja untuk mencapai tujauan dari hasil analisa sebelumnya. Diharapkan dari tabel rencana kerja ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam pengambilan keputusan berupa pemilihan dari beberapa alternatif strategi yang ada dan pengambilan kebijakan perusahaan menyangkut tujuan mula-mula yaitu Peningkatan kapasitas produksi dan mengefektifkan sarana dan prasarana berupa teknologi yang tinggi. Berikut uraian rencana kerja berdasarkan poin strategi yang didapat dari analisa SWOT dan disesuaikan dengan hasil analisa QSPM, dari semulau

47 100 terdapat 11 astrategi alternative dispesifikan menjadi 7 strategi yang berhubungan dengan hasil analisa QSPM. 7 strategi yang akan dibuatkan rencana kerjanya ini merupakan strategi alternative utama yang diperioritaskan untuk dilakukan. No Strategi Rencana Kerja Strategi SO 1 Memaksimalkan kapasitas produksi untuk pembuatan disain dies dan pembuatan nc data dengan menerima order dari luar 2 Lakukan peningkatan kualitas dies dengan memaksimalkan teknologi komputer yang ada - Pengajuan proyek internal Toyota sesuai dengan kapasitas maksimal yang ada - Membuat penawaran kepada perusahaan-perusahaan lain yang memerlukan jasa manufacturing die - Buat standar kerja sesuai analisa teknis pengerjaan yang dilakukan oleh seksi Improvement Engineering - Analisa kelayakan proyek untuk seksi cad cam, dimana kapasitas produksinya bisa disesuaikan

48 101 (order data nc) 3 buat alternative bisnis baru untuk pembuatan checking fixture - Perkenalkan teknologi pengecekan panael secara akurat kepada industri otomotif lain. (membuka kemungkinan potensi pasar - Buat analisa kelayakan proyek pembuatan checking fixture (order) sesuai kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. - Lakukan peningkatan skill karyawan yang berhubungan dengan produk ini Strategi WO 4 Lakukan investasi mesin nc untuk - Analisa kelayakan investasi meratakan kapasitas produksi antar seksi. (perhitungan Nilai BEP) untk pengadaan mesin NC dengan mempertimbangkan kenaikan kapasitas produksi seksi machining Strategi ST 5 Tingkatkan daya saing melalui efisiensi dan kualitas - Tingkatkan aktifitas Quality

49 102 6 Buat program peningkatan aktifitas QCC Control Circle (QCC) untuk mencari bibit baru improvement guna meningkatkan efisiensi, kapasitas, dan cost reduction - Lakukan peningkatan reward dari sebelumnya untuk merangsang keluarnya ide-ide baru yang bisa dijadikan bahan improvement - Maksimalkan fungsi seksi Improvement engineering Strategi WT 7 optimalkan kapasitas atau lakukan - maksimalkan kapasitas produksi sub kontrak tiap seksi, jika terjadi ketimpangan, buat alternatif proyek baru sesuai dengan job description seksi yang terkait - Analisa kelayakan untuk melakuakan sub kontrak permesinan karena kapasita mesin yang masih kurang. Tabel 4.9 Rencana Implementasi Strategi

50 103 Strategi yang dibuat oleh perusahaan tidak akan terlepas dari visi dan misi perusahaan. Oleh karenanya diperlukan suatu komitmen bersama dari tingkat direksi sampai dengan operator untuk sama-sama mensukseskan strategi yang sudah ditetapkan.

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal BAB 3 METODOLOGI Studi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisa Faktor Internal dan Eksternal Pengolahan data Analisa Strategi dengan metode SWOT, IE Matrix, dan QSPM Penetapan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Ganjil 2005/2006 ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN STAMPING TOOLS DIVISION PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen.

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. 174 cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; jumlah pengunjung yang berkunjung; nilai penjualan dalam satu periode waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. Ancaman (threats)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian adalah kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu ruang lingkup perusahaan atau gejala

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS REFRINAL, 2003. Strategi Bisnis Sewa Gedung Perkantoran, Studi Kasus pada Menara Cakrawala, PT Skyline Building, Jakarta, Dibawah Bimbingan HARIANTO & ANNY RATNAWATI. Penyediaan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada PT.Griya Nutrisi Bandung yang beralamat di Jl. Sampurna No. 5 Bandung. Adapun

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi 2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Sayuran Organik Pertanian organik adalah salah satu teknologi pertanian yang berwawasan lingkungan serta menghindari penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Sanders, Tom J., 2012) Penelitian manajemen strategis cenderungdilakukan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

Inovasi teknologi yang bagus( contoh : penggunaan injeksi )

Inovasi teknologi yang bagus( contoh : penggunaan injeksi ) B. THE INPUT STAGE Pada tahan input data, kita mengenal menggunkan SWOT untuk membantu analisa dalam perusahaan Honda yang akan kami teliti, sedangkan dalam tahap ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian survei merupakan penelitian kuantitatif dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan, khususnya karyawan yang memakai e- learning. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada Bakso Lotus Jembar. Adapun yang menjadi objek

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT.

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI KIMIA PEWARNA KERAMIK DAN PEWARNA KACA MENGGUNAKAN METODE FRED R. DAVID (Studi Kasus Di PT.ZX) Arif Syafi ur Rochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

Formulasi Strategi pada Perusahaan Mebel Vafa Furniture di Kota Malang Oleh : Hadi Siswanto. Dosen Pembimbing : Dr. Mintarti Rahayu, SE.

Formulasi Strategi pada Perusahaan Mebel Vafa Furniture di Kota Malang Oleh : Hadi Siswanto. Dosen Pembimbing : Dr. Mintarti Rahayu, SE. Formulasi Strategi pada Mebel Vafa Furniture di Kota Malang Oleh : Hadi Siswanto Dosen Pembimbing : Dr. Mintarti Rahayu, SE., MM Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi manajemen strategik yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP iii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci