PERBANDINGAN PENGGUNAAN HEDGING DAN OPEN POSITION SEBAGAI MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN ATAS TRANSACTION EXPOSURE DI PT KALBE FARMA TBK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN PENGGUNAAN HEDGING DAN OPEN POSITION SEBAGAI MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN ATAS TRANSACTION EXPOSURE DI PT KALBE FARMA TBK"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN PENGGUNAAN HEDGING DAN OPEN POSITION SEBAGAI MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN ATAS TRANSACTION EXPOSURE DI PT KALBE FARMA TBK I MADE SUIDARMA LUH NIDIACITRA I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Nilai tukar menjadi salah satu isu besar di tengah perekonomian dunia yang semakin kompleks beberapa tahun terakhir. Perusahaan yang memiliki kewajiban dalam bentuk dolar Amerika serikat akan terkena dampak pelemahan rupiah, salah satunya adalah industri farmasi. Hal ini disebabkan karena bahan baku farmasi hingga 90% berasal dari impor.fluktuasi nilai tukar mata uang mengakibatkan nilai pembayaran hutang impor perusahaan menjadi tidak pasti karena sewaktu-waktu bisa berubah.perusahaan bisa melakukan manajemen risiko keuangan dengan penggunaan metode hedging untuk melindungi nilai hutang impornya.ada dua metode hedging yang diimplementasikan dalam penelitian ini, yaitu forward contract hedging dan money market hedging. Penelitian ini menggunakan transaksi impor dolar Amerika Serikat di PT Kalbe Farma Tbk selama tahun 2006 sampai Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan metode paling optimal dari dua metode hedging yang dibandingkan dengan menggunakan metode tanpa hedging atau open position, untuk menemukan kewajiban pembayaran terendah. Dari hasil analisis data, di antara ketiga metode hedging tersebut, kewajiban pembayaran hutang impor yang paling rendah adalah ketika perusahaan hedging. Kesimpulan penelitian ini adalah hedging mampu mengendalikan biaya impor dengan menghasilkan biaya impor yang rendah bagi perusahaan, Akan tetapi, kebijakan manajemen risiko keuangan yang diambil perusahaan tetap harus memperhatikan faktor-faktor perlu tidaknya melaksanakan hedging. Saran yang dapat diberikan adalah perusahaan sebaiknya mempertimbangkan dan menganalisis ketiga bentuk hedging terbaik sebelum mengambil keputusan. Kata kunci: Forward Contract Hedging, Money Market Hedging, Currency Option Hedging, Open Position, Nilai Hutang Impor Selain itu, isu kenaikan suku bunga The PENDAHULUAN Fed pada tahun 2015 secara bertahap menjadi 1,375 persen sebagai upaya Amerika Serikat Nilai tukar menjadi salah satu isu besar di tengah perekonomian dunia yang semakin kompleks beberapa tahun terakhir. Seperti meningkatnya persaingan ekonomi dunia dan memulihkan perekonomiannya juga menjadi ancaman yang serius bagi sektor portofolio Indonesia. Kekhawatiran akancapital outflow secara besar-besaran tidak dapat terbendung. berlangsungnya MEA atau Masyarakat Sebenarnya bukan kali ini saja The Fed Ekonomi Asean yang akan dimulai pada akhir membuat perekonomian tergoncang, pada 2015 ini. Hal tersebut diprediksi akan bulan Juli 2013 juga pernah mengumumkan meningkatkan sejumlah penggunaan mata akan segera mengurangi kucuran quantitative uang asing, terpuruknya perekonomian easing. Hal ini mengakibatkan semua mata negara-negara Eropa yang mata uangnya terdeflasi akibat krisis ekonomi Yunani, dan kurang bergairahnya pasar tujuan ekspor uang di Asia serentak melemah terhadap dolar Amerika Serikat dan hal ini adalah salah satu faktor yang tidak bisa dikendalikan dalam utama menyebabkan defisitnya neraca negeri. perdangan. 230 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

2 Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat merupakan asumsi yang langsung terkoreksi di awal tahun Merosotnya nilai tukar dari kisaran menjadi bahkan sempat mencapai telah membuat ancaman serius di sektor keuangan di tahun Pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat baru-baru ini dinilai semakin memberikan risiko yang tinggi terhadap perekonomian Indonesia. Gambar 1 Pergerakan kurs USD satu tahun terakhir Sumber : Kursdollar.net Grafik di atas adalah trend pergerakan dolar Amerika Serikat yang cenderung mengalami penguatan selama satu tahun belakangan ini, yaitu dari tanggal 13 Oktober 2014 hingga 12 Oktober Pergerakan mata uang ini tentu saja mempengaruhi industri dalam negeri, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dikendalikan, terutama negara yang mata uang lemah seperti Indonesia. Pergerakan mata uang yang tidak menentu ini sangat mengkhawatirkan bagi para pelaku bisnis terutama yang menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat dalam transaksinya.pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus angka , dinilai sebagai refleksi kegagalan paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu lalu. Paket tersebut dinilai tidak membawa perubahan riil secara cepat.(selasar.com:2015) Perusahaan yang memiliki kewajiban dalam bentuk dolar Amerika serikat akan terkena dampak pelemahan rupiah. Hal ini Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 terjadi karena sebagian pelaku industri manufaktur dalam negeri, baik pengusaha baik lokal dan nasional sangat bergantung dari bahan-bahan impor dari luar negeri. Kenaikan biaya produksi yang terus-menerus dalam waktu singkat akan berdampak pada volume penjualan. Salah satunya adalah industri farmasi yang saat sangat terpukul akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Pasalnya, 90 sampai 95 persen bahan baku pembuatan produk obat masih diimpor dari sejumlah Negara seperti Cina, India, Jepang, serta beberapa Negara di Eropa dengan menggunakan transaksi dolar Amerika Serikat. Apabila ini dibiarkan, dikhawatirkan pelemahan rupiah dapat memicu kenaikan harga barang konsumsi sehingga mepengaruhi daya beli masyarakat.hal ini juga berkaitan dengan tuntutan kenaikan gaji buruh yang pasti akan terjadi. (googleweblight.com:2015) Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko fluktuasi dolar Amerika Serikat yang tidak menentu ini adalah dengan melakukan lindung nilai (hedging).hedging sebagai usaha mengurangi risiko finansial seringkali digunakan oleh perusahaan - perusahaan yang memiiki transaksi dalam mata uang asing yang relatif besar.karena untuk bisa bersaing, perusahaan dituntut untuk mampu melakukan perencanaan stratejik dan implementasi dalam menghadapi risiko fluktuasi mata uang. Karena disamping kemungkinan memperoleh keuntungan sebagai akibat transaksi pertukaran mata uang asing yang dilakukan, tidak sedikit risiko kerugian yang dihadapi oleh para importir maupun eksportir dan perusahaan-perusahaan yang memiliki kewajiban dalam bentuk mata uang asing. Hedging semestinya menjadi salah satu strategi manajemen risiko, bagi perusahaan yang punya tanggungan dalam bentuk dolar Amerika Serikat.Selain itu, hedging juga adalah upaya menjaga korporasi dari risiko kerugian, terkait nilai tukar mata uang.karena sampai saat ini, valuta asing menjadi hal yang paling dicari keberadaannya.valuta asing paling banyak dicari untuk keperluan pembayaran impor, pelunasan utang, dan kegiatan investasi.tetapi kesadaran tentang 231

3 kebutuhan hedging belum ada di dalam negeri.pasalnya, sebagian besar pembelian valuta asing dilayani di pasar spot, dengan proporsi 73 persen. Baru selebihnya merupakan pangsa pasar swap (21 persen) dan forward (6 persen). Hedging atau lindung nilai, sebenarnya merupakan praktik lama dan biasa digunakan di industri keuangan.tujuannya, memitigasi risiko pergerakan aset keuangan seperti nilai tukar. Kebutuhan hedging ini sangat penting, seperti dominasi transaksi spot dapat ditekan di tengah pasar valuta asing yang belum dalam sehingga dapat meredam pelemahan kurs karena bertumpuknya permintaan dolar dalam satu waktu. (Gerai Info Bank Indonesia:2013) Di Indonesia sendiri, banyak perusahaan yang belum paham dan menggunakan hedging dalam praktik di tanah air.hedging, seperti yang diungkapkan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. kami ingin BUMN berikan contoh bagaimana kelola valas (valuta asing) supaya swasta bisa contoh dalam melakukan praktik manajemen risiko yang baik, konsisten, dan akuntabel. Agus menjelaskan saat ini, dari seluruh total utang luar negeri swasta, masih terdapat sebanyak 47 persen perusahaan yang belum sama sekali melakukan transaksi lindung nilai. Padahal, menurutnya, tanpa melakukan hedging, perusahaan yang semula berada dalam kondisi keuangan yang sehat atau solvent dapat seketika menjadi insolvent akibat perubahan nilai tukar. (beritasatu.com:2015) Banyak penelitian yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya berkaitan dengan hedging ini, tetapi masih saja belum mampu menjawab seberapa penting hedging itu. Studi empiris yang dilakukan yurike (2011) yang menemukan bahwa tidak selamanya hedging membawa keuntungan perusahaan, hal serupa juga diungkapkan Enggawati, et al (2011) yang menemukan pendapatan piutang saat melakukan hedging ternyata jauh lebih kecil dibandingkan dengan tidak melakukan hedging. Hal yang berbeda ditemukan oleh Kusumaningrum (2015), yang menemukan ternyata kebijakan hedging ternyata mampu mengendalikan jumlah outstanding hutang luar negeri pemerintah. Perbedaan hasil penelitian juga ditemukan pada penelitian terdahulu oleh Bakar (2014); Sujana, et al (2006); Mitariani, et al (2013) bahwa Forward Contract Hedging lebih optimal dalam mengurangi risiko fluktuasi kurs sedangkan menurut Esass dan Hidayatulah(2014) penggunaan money market hedging lebih optimal.penelitian ini mencoba menggali apakah penggunaan hedging secara konsisten dapat melindungi perusahaan dari risiko dan metode apa yang paling layak digunakan oleh perusahaan. Penulis menggunakan dua teknik hedging, yaitu teknik hedgingcontract forward dan money market hedging pada penelitian ini. Alasannya adalah sesuai dengan jangka waktu penelitian yang digunakan yaitu jangka pendek dan lebih mudah memperoleh datanya di perusahaan yang diteliti, yaitu PT Kalbe farma Tbk, dimana bahan baku perseroan mayoritas masih berasal dari komponen impor yaitu sekitar 90 persen(okezone.com:2015). Hal ini membuat perusahaan akan mengalami penurunan margin lanjutan karena ada migrasi ke obat generik yang memberikan margin lebih tipis. Sebagai tambahan, risiko nilai tukar masih tetap menjadi faktor utama pada sisi beban pokok penjualan perusahaan ini dan hasil pengamatan laporan keuangan terakhir tahun 2014, penulis menemukan perusahaan PT Kalbe Farma Tbk belum menerapkan alternatif teknik hedging sebagai alat manajemen risiko keuangan atas transaksi valas yang dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : Perbandingan Penggunaan Hedging dan Open Position sebagai Manajemen Risiko Keuangan atas Transaction Exposure di PT Kalbe Farma Tbk. POKOK PERMASALAHAN Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan metode hedging contract forward di PT Kalbe Farma Tbk pada tahun ? 2. Bagaimana penerapan metode money market hedging di PT Kalbe Farma Tbk pada tahun ? 232 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

4 3. Bagaimana jumlah utang yang harus dibayar PT Kalbe Farma Tbk dengan metodeopen position pada tahun ? 4. Bagaimana perbandingan pembayaran impor terendah yang diperoleh PT Kalbe Farma Tbk apabila menggunakan metode hedging contract forward, metode money market hedging, dan metode open position pada tahun ? TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat utang yang dimiliki PT Kalbe Farma Tbk dengan metode hedging contract forward. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat utang yang dimiliki PT Kalbe Farma Tbk dengan metode money market hedging. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis utang PT Kalbe Farma Tbk dengan metode open position. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan keuntungan selisih kurs yang diperoleh PT Kalbe Farma Tbk apabila menggunakan metode hedging contract forward, metode money market hedging, dan metode open position. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Kalbe Farma Tbk, dengan mengambil laporan keuangan tahunan periode melalui website Alasan memilih perusahaan ini karena seperti yang telah dijabarkan di latar belakang sebelumnya, PT Kalbe Farma adalah salah satu perusahaan farmasi yang 90% bahan bakunya menggunakan transaksi impor yang membuat perusahan ini terkena dampak fluktuasi dolar Amerika Serikat dan selain itu juga laporan keuangannya juga mudah untuk diakses. 2. Jenis Data Jenis data yang digunakan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif deskriptif. Data kuantitatif Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 adalah data yang berupa angka atau bilangan (Sangadji dan Sopiah:2010). Setelah data kuantitatif diperoleh, kemudian dihitung dengan rumus dan dijelaskan secara deskriptif untuk membahas bagamaina penggunaan teknik hedging atas transaction exposure di perusahaan PT Kalbe Farma Tbk dan kemudian akan dibandingkan dengan apabila tidak melakukan hedging. 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan PT Kalbe Farma Tbk periode yang diperoleh dari 4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Dalam metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Sangadji dan Sopiah:2010). Penulis mengumpulkan data dengan cara menghimpun data dari laporan keuangan perusahaan berupa data hutang transaksi dolar Amerika Serikat, kurs spot, kurs forward, jatuh tempo hutang perusahaan, suku bunga deposito dolar Amerika Serikat/tahun, suku bunga deposito Rp/tahun, dan suku bunga pinjaman Rp/tahun. Data-data ini diperoleh melalui laporan keuangan tahunan PT Kalbe Farma Tbk yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan melalui metode hedging dan tidak melakukan hedging (open position). 5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa metode hedging, tanpa hedging atau open position menurut Nurmalasari dan Purnawati (2013) sebagai berikut : 1. Hedging Contract Forward Tahap-tahap analisis data dengan metode hedging contract forward yaitu : a. Menghitung forward rate Dengan menggunakan hedging contract forward, perusahaan membeli mata uang 233

5 asing pada forward rate yang dapat dihitung sebagai berikut: Forward Rate = ssssssss rrrrrrrr + IIIIIIIIIIIIIIII rrrrrrrr dddddddddddddddddddddddd XX ssssssss rrrrrrrr xx dddddddd 360 xx 1oooo b. Menyajikan data yang telah dihitung dalam bentuk tabel. 2. Money Market Hedging Tahap-tahap analisis data dengan metode money market hedging yaitu : a. Menghitung present value dari hutang dalam dolar Amerika Serikat mata uang asing selama periode penelitian. Present value dapat dihitung dengan rumus : nnnnnnnnnn tttttttttttttttttt 1 + Bunga Deposito per tahun(%) $ x jatuh tempo / 360 b. Menghitung besarnya pinjaman mata uang domestik yang diperlukan untuk present value dengan mengalikan present value dengan kurs spot. c. Menginvestasikan present value hutang tersebut pada tingkat suku bunga deposito mata uang asing tertentu untuk mendapatkan jumlah mata uang asing yang diinginkan. d. Saat jatuh tempo, perusahaan harus membayar pokok dan bunga pinjaman. Adapun rumus yang digunakan yaitu : NNNNNNNNNN huuuuuuuuuu dddddddddd AAAAAAAAAAAAAA SSSSSSSSSSSSSS 1 + [1 + {ssssssss bbbbbbbbbb dddddddddddddddd UUUUUU xx (wwwwwwwwww jjjjjjjjh tttttttttt /360)}}] tttthuuuu e. Menyajikan data yang telah dihitung dalam bentuk tabel. 3. Open Position Tahap-tahap analisis data dengan metode open position hedging yaitu : a. Menghitung nilai hutang impor selama periode penelitian: Rumus : Nilai hutang impor = nilai transaksi impor x kurs spot saat jatuh tempo b. Menyajikan data yang telah dihitung dalam bentuk tabel. c. menganalisis hasil perhitungan. 4. Membandingkan Teknik Lindung Nilai atas Utang Impor Adapun tahapan dalam membandingkan teknik lindung nilai atas utang impor yaitu : a. Menyajikan tabel perbandingan pembayaran utang impor terendah. b. Menyajikan dan menganalisisselisih pembayaran nilai hutang Impor untuk menemukan metode lindung nilai yang paling layak dalam meminimalkan nilai hutang impor. c. Membuat dan menganalisis grafik perbandingan penggunaan hedging yang paling mampu menurunkan nilai hutang impor selama periode penelitian yaitu tahun 2006 hingga tahun HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penerapan Metode Hedging Contract Forward Ketika perusahaaan menggunakan metode hedging contract forward, perusahaanakan membayar hutang impor saat jatuh tempo dengan menggunakan kurs forward. Berikut hasil perhitungannya : Tabel 1. Nilai hutang impor dengan metode hedgingcontract forward Transaksi Kurs Spot Bunga Deposito Per Tahun(%) $ Bunga Deposito Per Tahun(%) Rp Selisih Jatuh Tempo , Juni , Juni , Juni , Juni 2010 Kurs Forward (Rp) Nilai transaksi ($) Jumlah kontrak hutang 9, ,722, ,266,599, , ,652, ,281,389, , ,079, ,839,733, , ,809, ,596,021, Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

6 2010 8, Juni , Juni , Juni , Juni , Juni , ,489, ,309,514, , ,753, ,170,643, , ,935, ,518,483, , ,026, ,424,037, , ,728, ,298,973, Sumber : Data laporan keuangan tahunan PT Kalbe Farma Tbk dan Bank Indonesia yang diolah, Penerapan Metode Money Market Hedging Ketika perusahaaan menggunakan metode money market hedging, perusahaanakan membayar hutang impor saat jatuh tempo dengan menggunakan uang pinjaman berupa dolar Amerika Serikat dari mata uang dari pasar uang. Berikut hasil perhitungannya : Transaksi Nilai transaksi ($) Tabel 2. Nilai hutang impor dengan metode money market hedging Bunga Deposito Per Tahun (%) $ Present ($) Value Kurs Spot (Rp) Suku Bunga Pinjaman Rp / tahun (%) Jumlah Pinjaman (Rp) Jumlah Pinjaman + Bunga (Rp) ,722, ,061, , ,575,238, ,648,017, ,652, ,577, , ,859,927, ,267,763, ,079, ,847, , ,226,043, ,047,762, ,809, ,025, , ,035,926, ,928,468, ,489, ,508, , ,551,366, ,693,273, ,753, ,890, , ,344,541, ,854,880, ,935, ,901, , ,399,134, ,499,530, ,026, ,513, , ,958,015, ,679,151, ,728, ,231, , ,155,403, ,951,572, Sumber : Data laporan keuangan tahunan PT Kalbe Farma Tbk dan Bank Indonesia yang diolah, Penerapan Metode Open Position Pada saat transaksi, pencatatan utang PT Kalbe Farma dihitung berdasarkan jumlah utang saat transaksi dikalikan dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada saat terjadinya transaksi (spot rate).sedangkan pada saat jatuh tempo, pelunasan utang luar negeri perusahaan dihitung berdasarkan jumlah utang saat transaksi dikalikan dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada saat jatuh tempo yaitu 180 hari. Pada saat jatuh tempo, PT Kalbe Farma Tbk akan membayar utang valasnya Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 dengan spot rate saat jatuh tempo. Spot rate yang berlaku, dapatlebih tinggi maupun lebih rendah tergantung besarnya supply dan demand terhadap mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi di pasar valas. Fluktuasi tersebut akan mempengaruhi nilai utang yang harus dibayarkan perusahaan. Apabila digambarkan dalam bentuk tabel, nilai hutang impor yang dimiliki PT Kalbe Farma dengan metode open position atau tanpa hedging yaitu : 235

7 Tabel 3 Nilai hutang impor dengan metode open position Transaksi Jatuh Tempo Kurs Spot Nilai transaksi (USD) Nilai Hutang Impor (IDR) Juni 2007 Rp 9, ,722, Rp 24,653,064, Juni 2008 Rp 9, ,652, Rp 33,648,363, Juni 2009 Rp 10, ,079, Rp 51,989,706, Juni 2010 Rp 9, ,809, Rp 43,445,198, Juni 2011 Rp 8, ,489, Rp 38,714,734, Juni 2012 Rp 9, ,753, Rp 82,983,170, Juni 2013 Rp 9, ,935, Rp 68,866,163, Juni 2014 Rp 12, ,026, Rp 230,279,738, Juni 2015 Rp 13, ,728, Rp 316,916,710, Sumber : Data laporan keuangan tahunan PT Kalbe Farma Tbk dan Bank Indonesia yang diolah, Membandingkan Teknik Lindung Nilai atas Utang Impor a. Menyajikan dan menganalisis tabel perbandingan pembayaran utang impor terendah. Tabel berikut menunjukan pembayaran hutang atas transaksi dolar Amerika Serikat yang akan dilakukan oleh PT Kalbe Farma setelah jatuh tempo. Warna kuning pada tabel menunjukan biaya impor terendah yang akan dibayar perusahaan. Tabel 4a. Pembayaran utang impor terendah Tah un Metode yang digunakan Contract Money Forward Market Hedging Hedging 25,266,599, ,281,389, ,839,733, ,596,021, ,309,514, ,170,643, ,518,483, ,424,037, ,298,973, ,648,017, ,267,763, ,047,762, ,928,468, ,693,273, ,854,880, ,499,530, ,679,151, ,951,572, Sumber : Data diolah, 2016 Open Position 24,653,064, ,648,363, ,989,706, ,445,198, ,714,734, ,983,170, ,866,163, ,279,738, ,916,710, b. Menyajikan dan menganalisisselisih pembayaran nilai hutang Impor untuk menemukan metode lindung nilai yang paling layak dalam meminimalkan nilai hutang impor. Tabel 4b. Pembayaran utang impor terendah Selisih Money Tahun Selisih HedgingContract Market Hedging Forward dengan Open dengan Open Position Position ,535, ,005,046, ,633,026, ,380,600, ,850,027, ,941,943, ,150,822, ,516,729, ,594,780, ,978,538, ,812,527, ,128,290, ,680, ,633,366, ,144,299, ,600,586, ,617,737, ,965,137, Sumber : Data diolah, 2016 Keterangan tabel: - (negatif) = Kerugian dari selish Kurs + (Positif) = Keuntungan dari selsish Kurs tahun 2006 dengan menggunakan metode hedging contract forward, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 25,266,599, yaitu lebih besar dari dengan selisih sebesar Rp 613,535, Ketika perusahaan memutuskan untuk 236 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

8 21,648,017,571.12, yaitu lebih kecil dari selisih sebesar Rp 3,005,046, Jadi, metode yang layak digunakan dalam mengurangi pembayaran hutang impor di tahun 2006 adalah money market hedging. tahun 2007 dengan menggunakan metode hedging contract forward, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 35,281,389, yaitu lebih besar dari nilai hutang impor perusahaan ketika memilih untuk melakukan open position dengan selisih sebesar Rp 1,633,026, Ketika perusahaan memutuskan untuk 31,267,763,176.12, yaitu lebih kecil dari selisih sebesar Rp 2,380,600, Jadi, metode yang layak digunakan dalam mengurangi pembayaran hutang impor di tahun 2007 adalah money market hedging. Perbandingan penggunaan hedging di tahun 2008 dengan menggunakan metode forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 56,839,733, yaitu lebih besar dari dengan selisih sebesar Rp 4,850,027, Ketika perusahaan memutuskan untuk 43,047,762,872.73, yaitu lebih kecil dari selisih sebesar Rp 8,941,943, Jadi, metode yang layak digunakan perusahaan dalam mengurangi pembayaran hutang impor di tahun 2008 adalah money market hedging. tahun 2009 dengan menggunakan metode forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September ,596,021, yaitu lebih besar dari dengan selisih sebesar Rp 3,150,822, Ketika perusahaan memutuskan untuk 38,928,468,971.3, yaitu lebih kecil dari nilai hutang impor perusahaan ketika memilih melakukan open position dengan selisih sebesar Rp 4,516,729, Jadi, metode yang layak digunakan dalam mengurangi pembayaran hutang impor di tahun 2009 adalah money market hedging. tahun 2010 dengan menggunakan metode forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 41,309,514, yaitu lebih besar dari nilai hutang impor perusahaan ketika memilih untuk melakukan open position dengan selisih sebesar Rp 2,594,780, Ketika perusahaan memutuskan untuk 43,693,273,255.10, yaitu lebih besar dari selisih sebesar Rp 4,978,538, Sehingga pada tahun 2010, perusahaan lebih baik tidak melakukan hedging atau dengan kata lain menggunakan open position. Hal ini disebabkan karena nilai hutang saat tidak melakukan hedging lebih kecil, yaitu sebesar Rp 38,714,734, dibanding jika diterapkan dua metode hedging. tahun 2011 dengan menggunakan metode forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 81,170,643, yaitu lebih kecil dari dengan selisih sebesar Rp 1,812,527, Ketika perusahaan memutuskan untuk 80,854,880,308.76, yaitu lebih kecil dari 237

9 selisih sebesar Rp 2,128,290, Sehingga pada tahun 2007, dua metode hedging dapat menurunkan nilai hutang impor perusahaan, tetapi yang paling mampu menurunkan hutang pembayaran impor adalah ketika perusahaan menggunakan money market hedging. tahun 2012 dengan menggunakan metode hedging contract forward, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 68,518,483, yaitu lebih kecil dari dengan selisih sebesar Rp 347,680, Ketika perusahaan memutuskan untuk 80,499,530,755.63, yaitu lebih besar dari selisih sebesar Rp 11,633,366, Jadi, metode yang paling layak dalam menurunkan pembayaran hutang impor di tahun 2012 adalah hedging contract forward. tahun 2013 dengan menggunakan metode forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 237,424,037,631.01, yaitu lebih besar dari dengan selisih sebesar Rp 7,144,299, Ketika perusahaan memutuskan untuk 195,679,151,893.69, yaitu lebih kecil dari selisih sebesar Rp 34,600,586, Jadi, metode yang paling layak dalam menurunkan pembayaran hutang impor di tahun 2013 adalah money market hedging. tahun 2014 dengan menggunakan metode forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah sebesar Rp 303,298,973, yaitu lebih kecil dari dengan selisih sebesar Rp 13,617,737, Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan metode money market hedging, nilai hutang impornya menjadi Rp 278,951,572,903.78, yaitu lebih kecil dari nilai hutang impor perusahaan ketika memilih melakukan open position dengan selisih sebesar Rp 37,965,137, Sehingga pada tahun 2014, dua metode hedging dapat menurunkan nilai hutang impor perusahaan, tetapi yang paling rendah biaya impornya adalah ketika perusahaan menggunakan money market hedging. c. Membuat dan menganalisis grafik perbandingan penggunaan hedging yang paling mampu menurunkan nilai hutang impor selama periode penelitian yaitu tahun 2006 hingga tahun Sumber :Data diolah, 2016 Gambar 2 Metode yang paling mampu menurunkan nilai hutang impor Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat perbandingan yang ditampilkan metode hedging yang dapat digunakan dalam memperkirakan jumlah pembayaran hutang setelah jatuh tempo. Dari grafik tersebut, terlihat money market hedging adalah metode yang paling banyak memberikan pembayaran utang impor terendah atau dengan kata lain merupakan metode yang paling mampu menurunkan nilai hutang impor selama periode penelitian. Teknik money market hedging merupakan teknik yang paling mampu mengatasi eksposure transaksi bagi PT Kalbe 238 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

10 Farma Tbk. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya suku bunga pinjaman dalam Rupiah, sementara itu suku bunga deposito dalam Dolar AS terlalu rendah. Hal ini sama seperti yang diungkapkan Sujana, dkk. (2006), jika terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kurs spot pada saat transaksi dan kurs spot pada saat hutang jatuh tempo, maka akan lebih menguntungkan menggunakan metode money market hedging. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Penerapan metode hedging contract forward yang dilakukan oleh PT Kalbe Farma menghasilkan penghematan dalam pembayaran impor perusahaan pada tahun 2012, karena itu apabila perusahaan menggunakan hedging contract forward dapat meminimalkan risiko yang timbul karena fluktuasi nilai tukar, hal ini terlihat pada data yang telah diolah dengan tanpa menggunakan hedging (open position). 2. Penerapan metode money market hedging di PT Kalbe Farma Tbk menghasilkan penghematan dalam pembayaran impor perusahaan pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 20011, 2013, dan 2014 dan pada tahun 2014, money market hedging paling banyak melakukan penghematan apabila dibandingkan hedging contract forward. Karena itu apabila perusahaan menggunakan money market hedging dapat meminimalkan risiko yang timbul karena fluktuasi nilai tukar, hal ini terlihat pada data yang telah diolah dengan tanpa menggunakan hedging (open position). 3. Jumlah hutang yang harus dibayar oleh PT Kalbe Farma Tbk dengan metode open positionakan lebih optimal dilakukan pada tahun 2010, dalam artian perusahaan tidak perlu melakukan hedging di tahun ini. Karena sesuai data yang telah dianalisis perusahaan mengalami kerugian ketika melakukan hedging pada tahun ini. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pembahasan, perbandingan keuntungan selisih kurs yang diperoleh PT Kalbe Farma Tbk, yang paling optimal dalam melindungi hutang transaksi dolar Amerika Serikat yang dilakukan PT Kalbe Farma adalah money market hedging, meskipun ada tahun-tahun dimana perusahaan akan mengalami kerugian ketikan menggunakan hedging, yaitu pada tahun Tetapi, hedging masih menjadi metode yang dapat digunakan perusahaan dalam melakukan manajemen risiko keuangan khususnya dalam mengatasi kerugian kurs valas. Sebab, dari sekian rangkaian data yang telah dianalisis, penulis mengamati perusahaan mengalami selisih penghematan pembayaran hutang yang cukup besar apabila menggunakan money market hedging. Saran Penggunaan metode hedging umumnya menguntungkan pihak perusahaan atau pengusaha yang ingin menjaga utang valasnya akibat transaksi yang dilakukan. Karena di PT Kalbe Farma belum menerapkan hedging sebagai alternatif lindung nilai, maka berdasarkan analisis diatas, metode hedging ternyata mampu melindungi nilai hutang valas yang dimiliki perusahaan sehingga hedging perlu dilakukan. Hal ini sudah menjadi keharusan karena perubahan kurs tidak menentu di Indonesia dan uang domestik (Rupiah) yang sering mengalami depresiasi (penurunan) dibandingkan mata uang asing (dolar Amerika Serikat) membuat hal ini menjadi suatu bahan pertimbangan oleh PT Kalbe Farma agar tidak mengalami kerugian serupa dengan tahun-tahun sebelumnya. Ketika perusahaan ingin menerapkan kebijakan hedging untuk manajemen risiko keuangan, sebaiknya PT Kalbe Farma harus memperhatikan perlu tidaknya melaksanakan hedging. Karena sesuai data yang telah dianalisis, ketiga metode ini, baik hedging contract forward, money market hedging, dan open position masing-masing pernah menunjukan hasil 239

11 yang menguntungkan. Karena itu berdasarkan hasil pembahasan, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan dan menganalisis ketiga bentuk hedging, dengan memperhatikan factor-faktor sebagai berikut: 1. Ketika akan menggunakan hedging contract forward, perusahaan harus memperhatikan fluktuasi nilai tukar. 2. Jika perusahaan menggunakan money market hedging yang harus diperhatikan adalah tingginya suku bunga pinjaman dalam Rupiah, sementara suku bunga deposito dalam Dolar AS rendah. 3. Open Position digunakan perusahaan apabila rupiah menguat, hal ini biasanya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, perekonomian dunia yang stabil, dan suasana politik di Indonesia. Sebaiknya untuk perusahaanperusahaan yang ada Indonesia menerapkan hedging, karena berdasarkan data yang dianalisis hedging dalam hal ini money market hedging menunjukan hasil paling banyak dalam memberikan pembayaran hutang impor terendah. Karena keterbatasan waktu penelitian, untuk penelitian selanjutnya disarankan meneliti dengan data suku bunga yang berlaku setiap kali transaksi dan menghitung data per transaksi. DAFTAR PUSTAKA Bagus Alim, Mochammad, 2013, Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposour Valuta Asing (Studi Pada PT XYZ ), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya Bakar, Abu, 2014, Pengaruh Cost of Hedging dan Inflasi Terhadap Nilai Ekspor Perusahaan Yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Unhas Makassar Beritasatu.com, 2015, BI: 47% Perusahaan Belum Melakukan Hedging (online), tersedia di bi-47-perusahaan-belum-melakukanhedging.html (7 Oktober 2015) Bi.go.id, 2015, (online) tersedia di (21 Oktober 2015) Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN, (Tanpa Tahun), Penggunaan Hedging di Indonesia dalam Meminimalisir Risiko Nilai Tukar Eka Mitariani, N.W., Panji sedana, I. B., dan Bajra, I. B., 2013, Analisis perbandingan penggunaan hedging antara forward contract dengan currency Swap untuk Meminimalisir Risiko Foreign Exchange, Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan vol. 7, no 2.1, Februari 2013 Enggawati, Jevi, Dzulkriom A.R., M., dan Rustam Hidayat, R., 2012, Analisis Penggunaan Teknik Hedging Contract Forward untuk Mengurangi Kerugian Selisih Kurs Valas Atas Hasil Penjualan Ekspor, Universitas Brawijaya Esas, Hafizh Hidayatulah, 2014, Analisis Komparatif penggunaan Forward Contract Hedging dengan Money Market Hedging dalam Pengelolaan Risiko Kerugian Terhadap Utang Impor, PT. Semen Padang, Skripsi, Repository Universitas Andalas (Online), tersedia di (15 Oktober 2015) Gerai Info Bank Indonesia, 2013, Lindung Nilai Jaminan dan Pendalaman Pasar, edisi 43 tahun 4, newsletter Bank Indoesia Gideon, Arthur, Agustina Melani, Afriyadi, Achmad Dwi,Fiki Ariyanti, 2015, Industri Berbahan Baku Impor Paling Terpukul,Liputan6.com, (online), tersedia di (12 Oktober 2015) Hady, Hamdy, 2007, Manajemen Keuangan Internasional, Penerbit Yayasan Administrasi Indonesia, Jakarta Pusat Hady, Hamdy, 2009, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Internasional Buku 2 Edisi Revisi, Penerbit Ghalia Indonesia Halim, Abdul, 2015, Analisis Investasi di Aset Keuangan, Mitra Wacana Media, Denpasar Id.kalbe, 2015, Annual Report KLBF, (online) tersedia di (15 Oktober 2015) Kuncoro, Mudrajad, 2009, Manajemen Keuangan Internasional Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global, BPFE- YOGYAKARTA, Yogyakarta 240 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016

12 Kusumaningrum, Alfiah, 2015, Analisis Kebijakan Hedging (Lindung Nilai) Sebagai Strategi Manajemen Risiko Hutang Luar Negeri Pemerintah, Akuntansi Kurikulum Khusus STAN Kursdollar.net, 2015, Grafik USD VS Rupiah, (online) tersedia di (15 Oktober 2015) Madura, Jeff, Internasional Financial Management South Western College Publishing, 6 th edition, 2000 (JM) Madura, Jeff, 2009, Keuangan perusahaan Internasional, Edisi 8, Salemba empat, Jakarta Maulana, Rizky dan Amelia, putri, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, LIMA BINTANG, Surabaya Ratih Nurmalasari, M., Purnawati, N. K., Perbandingan Penggunaan Teknik Hedging dengan Open Position dalam Meminimalisasi Nilai Hutang Impor, Jurnal, Universitas Udayana Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah, 2010, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian, C.V ANDI OFFSET (Penerbit ANDI), Yogyakarta Saragih, Ferdinand D., dan Nugroho, B. Yuliarto, 2014, Dasar-dasar Keuangan Internasional, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Selasar.com, 2015, 5 Penyebab Rupiah Melemah (Online), tersedia di (28 Januari 2016) Sriningrum, Prabawati, 2015, Banyak lakukan impor, Kalbe Farma Siap Hadapi Pelemahan Rupiah (Online), tersedia di (12 Oktober 2015) Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bisnis, Alafabeta, Bandung Sujana, Zuhdi, S., dan Purwitayani, 2006, Teknik Analisis Forward Contract Hedging Dengan Money Market Hedging Dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Kerugian Studi Kasus pada PT Elang Perdana Tyre Industry, Jurnal Ilmiah Ranggagading Sekolah Tinggi Ilmu Kesatuan Bogor, Vol. 6, No. 1, 2006: Tjiong, Yurike Chandra Wijaya, 2011, Penerapan Hedging untuk Menunjang Kewajaran Laporan Keuangan terhadap Kerugian Selisih Kurs pada PT. X di Surabaya, Thesis, (online), tersedia di 4 (7 oktober 2015) Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September

Oleh: Sujana, Saefudin Zuhdi dan Purwitayani. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

Oleh: Sujana, Saefudin Zuhdi dan Purwitayani. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 6 No. 1, April 2006 : 36-40 TEKNIK ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DENGAN MONEY MARKET HEDGING DALAM MEMINIMALISASI TINGKAT RISIKO KERUGIAN Studi Kasus Pada PT Elang

Lebih terperinci

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana)

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana) Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana) Nama : Ni Putu Era Larasati NIM : 1306205054 ABSTRAK Perdagangan internasional

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR Jevi Enggawati Moch. Dzulkirom A.R Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN RESIKO HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH

ANALISIS KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN RESIKO HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH ANALISIS KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN RESIKO HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH Alfiah Kusumaningrum Mahasiswi Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus STAN Tahun 2015 Kelas 7C

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam berbagai bidang termasuk perdagangan internasional didalamnya. Banyak perusahaan yang mengimpor

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat terlepas dari masalah internasional, yang ditandai antara lain dengan: adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini, menuntut pengusaha untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman saat ini yang dipengaruhi oleh globalisasi telah. membuat interaksi antar negara semakin meningkat dalam perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. zaman saat ini yang dipengaruhi oleh globalisasi telah. membuat interaksi antar negara semakin meningkat dalam perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini yang dipengaruhi oleh globalisasi telah membuat interaksi antar negara semakin meningkat dalam perdagangan internasional. Banyak perusahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaanperusahaan asing yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian dunia saat ini semakin dinamis dan cepat berubah mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING. Ni Putu Era Larasati 1 A.

ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING. Ni Putu Era Larasati 1 A. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 5, 2017: 2556-2581 ISSN : 2302-8912 ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING Ni Putu Era Larasati 1 A.A Gede Suarjaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING (STUDI PADA PT XYZ )

ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING (STUDI PADA PT XYZ ) 1 ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI EKSPOSUR VALUTA ASING (STUDI PADA PT XYZ ) Mochammad Bagus Alim MS Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya Bagus_alim10@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk menganalisis perbedaan yang ada dari ketiga teknik hedging dan open

METODE PENELITIAN. untuk menganalisis perbedaan yang ada dari ketiga teknik hedging dan open 53 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah non kausal komparatif karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan yang ada dari ketiga teknik hedging dan open

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nilai Tukar Menurut Triyono (2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun 1997 menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan dan kondisi perekonomian semakin memburuk. Menurunnya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) ISSN 0000-000 AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) 1.1.2 Lokasi Perusahaan Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta 10110

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Nilai tukar tetap, antara 1970 sampai dengan Nilai tukar mata uang mengambang, antara 1978 sampai dengan 1997.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Nilai tukar tetap, antara 1970 sampai dengan Nilai tukar mata uang mengambang, antara 1978 sampai dengan 1997. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia adalah satu-satunya penerbit mata uang Rupiah dan bertanggung jawab dalam mempertahankan stabilitas Rupiah. Sejak tahun 1970, Indonesia telah

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka, dalam rangka meningkatkan kekayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan berlomba lomba untuk memperoleh sumber pendanaan. Hal ini terlihat dari data yang dirilis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kurs valuta asing yang disebut juga sebagai nilai tukar merupakan suatu nilai yang menunjukkan harga dari mata uang tersebut jika dipertukarkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN nilai tukar rupiah jatuh sekitar 15 persen (Hussein: 2014). Nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN nilai tukar rupiah jatuh sekitar 15 persen (Hussein: 2014). Nilai tukar rupiah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Dua tahun terakhir ini nilai tukar rupiah terus melemah, selama Juni-Agustus 2013 nilai tukar rupiah jatuh sekitar 15 persen (Hussein: 2014). Nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Kerugian dan kebangkrutan banyak perusahaan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dunia usaha dituntut agar mampu bersaing ditengah kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dunia usaha dituntut agar mampu bersaing ditengah kompetisi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan berbagai sektor seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, perekonomian, pola konsumsi masyarakat serta bertambahnya jumlah penduduk

Lebih terperinci

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/20/PBI/2014 TANGGAL 28 OKTOBER 2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Pasar Modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Pasar Modal di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu indikator yang menunjukkan pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Pasar Modal di Indonesia memegang peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Hedging, forward contract, money market, open position, export, account receivable. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Hedging, forward contract, money market, open position, export, account receivable. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aims to apply methods that provide the greatest total value of accounts receivable between the use of hedging techniques forward contracts hedge and money market hedge with the implementation

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia PMDN dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akumulasi utang luar negeri adalah suatu gejala umum negaranegara dunia ketiga pada tingkat perkembangan ekonomi dimana kesediaan tabungan dalam negeri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. Kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara merupakan hal penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara merupakan hal penting untuk dijaga karena nilai tukar mata uang merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang artinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai Tukar adalah harga mata uang dari suatu negara yang diukur, dibandingkan, dan dinyatakan dalam nilai mata uang negara lainnya. 1 Krisis moneter yang terjadi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR UNGGULAN FAKULTAS

LAPORAN AKHIR UNGGULAN FAKULTAS LAPORAN AKHIR UNGGULAN FAKULTAS PERIODE BULAN MEI S.D. NOVEMBER TAHUN ANGGARAN 2015 ANALISIS TERHADAP KESIAPAN REGULASI DAN PERBANKAN INDONESIA DALAM TRANSAKSI LINDUNG NILAI MATA UANG ( CURRENCY HEDGING)

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian dunia. Bahkan pasar modal dapat juga dipandang

Lebih terperinci

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum. UTANG NEGARA i : PEMERINTAH BUKA HEDGING ii UTANG VALUTA ASING (VALAS) Nasional.kontan.co.

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum. UTANG NEGARA i : PEMERINTAH BUKA HEDGING ii UTANG VALUTA ASING (VALAS) Nasional.kontan.co. UTANG NEGARA i : PEMERINTAH BUKA HEDGING ii UTANG VALUTA ASING (VALAS) Nasional.kontan.co.id Pemerintah tak mau terus tekor gara-gara fluktuasi nilai tukar. Maka itu, pemerintah akan melakukan hedging

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan transaksi perdagangan antar negara yang memiliki perbedaan mata uang. Perdagangan internasional dapat dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan. 3.1.1 Obyek Penelitian CV. CBS merupakan perusahaan Medical Supplier yang bergerak dibidang penjualan alat- alat kedokteran. yang sangat khusus

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Konsep dan Transaksi mata uang asing. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, pemenuhan kebutuhan suatu negara tidak lagi hanya dilakukan melalui produksi dalam negeri saja, tetapi juga dengan pembelian dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1 a. Perkembangan penerimaan pembiayaan musyarakah

Lebih terperinci