DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Acuan Penyusunan...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Acuan Penyusunan..."

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Acuan Penyusunan... 3 BAB II POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 2.1. Pedoman Teknis Pola Pengelolaan BLU Peraturan Jenis Organisasi Berdasarkan Sumber Dana Regulasi yang Diperlukan BLU... 9 BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) 3.1. Penyajian Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Pengertian RBA Tujuan Penyusunan RBA Pengguna RBA Komponen RBA Tanggung Jawab atas RBA Periode RBA Hubungan RKA dan RBA Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Format RBA 5 BAB Pendahuluan Gambaran Umum Visi dan Misi Budaya Badan Layanan Umum Susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas Kinerja Badan Layanan Umum Tahun Anggaran Kondisi Lingkungan Asumsi Dasar Pencapaian Kinerja Keuangan Prognosa Laporan Keuangan Pencapaian Kinerja Non Keuangan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun Anggaran Analisa Kondisi Lingkungan Asumsi Dasar Anggaran Pendapatan Anggaran Biaya Anggaran Investasi Anggaran Pendanaan... 49

3 Anggaran Badan Layanan Umum Penggunaan SiLPA Proyeksi Laporan Keuangan Tahun Anggaran Penutup RBA 5 BAB Format RBA 3 BAB Pendahuluan Visi dan Misi Budaya Badan Layanan Umum Susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas Kinerja Badan Layanan Umum Tahun Berjalan dan Rencana Bisnis dan Anggaran KondisiLingkungan PeniliaanKinerjadan Target BLU Ambang Batas Rencana Bisnis dan Anggaran PrakiraanMajuPendapatandanBelanja Penutup Penggunaan SiLPA RBA Perubahan Ilustrasi Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BAB IV ALUR PENATAUSAHAAN 4.1. Pengertian Penatausahaan Alur Penerimaan Alur Pengeluaran Alur Pengeluaran Uang Persediaan (UP) Alur Pengeluaran Ganti Uang (GU) Alur Pengeluaran Langsung (Ls) Buku Bantu Buku Bantu Pendapatan Buku Bantu Pengeluaran Buku Pajak BAB V LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) 5.1. Penyajian Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan Pengguna Laporan Keuangan Asumsi Dasar Komponen Laporan Keuangan Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan Mata Uang Pencatatan Periode Pelaporan Kebijakan Akuntansi

4 5.2. Pencatatan Transaksi Pos Keuangan Penerimaan Penerimaan BLU Penerimaan APBN Penerimaan APBD Penerimaan dari Pinjaman Utang Penarikan dari Bank Pendapatan Diterima di Muka Pengeluaran Pembelian Persediaan Kewajiban Pembelian Aset Pembayaran Biaya Penghapusan Piutang Setoran ke Bank Pemindahan Saldo Rekening Stock Opname Persediaan Biaya Dibayar di Muka Penyesuaian Akumulasi Penyusutan Amortisasi Pengakuan Pendapatan Diterima di Muka Pengakuan Biaya Dibayar di Muka Pengakuan Biaya yang Masih Harus Dibayar Surat Pertanggungjawaban (SPTJ) Surat Pertanggungjawaban Pendapatan Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran Ilustrasi Laporan Keuangan Laporan Keuangan Triwulan Laporan Keuangan Semesteran Laporan Keuangan Tahunan

5 BAB I PENDAHULUAN 2016

6 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu agenda pemerintah adalah adanya reformasi keuangan negara, yang dimaksud reformasi keuangan ini adalah adanya perubahan sistem penganggaran dari penganggaran tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja. Berdasarkan perubahan ini, arah penggunaan dana pemerintah menjadi lebih jelas. Selain membiayai belanja dan input, pemerintah juga berfokus pada output yaitu pelayanan terhadap masyarakat. Reformasi ini dinilai penting mengingat bahwa selama ini Badan Layanan Umum (BLU) masih banyak yang kurang maksimal dalam melakukan pelayanan untuk masyarakat. Penganggaran yang berbasis kepada output telah banyak dilakukan di negara lain. Hal tersebut berarti mewirausahakan pelayanan untuk mendorong peningkatkan kinerja layanan pemerintah kepada masyarakat. Penganggaran tersebut tercantum dalam aturan undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Instansi pemerintah yang telah menjadi BLU tetap melaporkan aktivitasnya dengan membuat Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Keuangan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Selain membuat laporan untuk Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), BLU juga membuat laporan untuk internal BLU. Laporan tersebut adalah Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) dan Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Acuan penyusunan RBA BLU adalah Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-20/PB/2012 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Satuan Kerja dan Badan Layanan Umum sedangkan acuan penyusunan Laporan Keuangan yang berlaku di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dimana keduanya dianggap sulit dipahami dan diterapkan oleh BLU. Kondisi ini disebabkan karena keterbatasan Sumber Daya Manusia yang dimiliki BLU dan keterbatasan dalam memahami bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua pedoman tersebut. Berdasarkan pertimbangan kondisi diatas, PT SYNCORE menginisiasi penyusunan pedoman pengelolaan keuangan untuk BLU dalam bentuk Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum agar BLU mampu menyusun RBA dan Laporan Keuangan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. 2

7 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Pedoman Teknis ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong BLU dalam menyiapkan dan menyusun RBA sesuai dengan peraturan yang sudah ada serta menyiapkan BLU untuk mampu menyusun Laporan Keuangan berdasarkan SAK yang berlaku umum. Tujuan dari penyusunan Pedoman Teknis ini adalah untuk memberi panduan pengelolaan keuangan yang tidak mengikat bagi BLU dalam penyusunan RBA dan Laporan Keuangan RUANG LINGKUP Badan Layanan Umum adalah Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, dengan demikian masyarakat dapat diharapkan benar-benar merasakan efek langsung dari reformasi keuangan yang berbasis pada output ini. Pedoman Teknis ini diterapkan pada Badan Layanan Umum di semua sektor kerja ACUAN PENYUSUNAN Acuan penyusunan Pedoman Teknis ini adalah Pedoman Umum Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang memberi panduan bersifat umum dalam pengelolaan keuangannya. 3

8 BAB II POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 2.1 Pedoman Teknis Pola Pengelolaan BLU 2.2 Peraturan 2.3 Jenis Organisasi Berdasarkan Sumber Dana 2.4 Regulasi yang Diperlukan BLU 2016

9 2.1. PEDOMAN TEKNIS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Pedoman Teknis ini merupakan panduan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang bersifat tidak mengikat. Pedoman Teknis ini memuat dua inti bahasan yakni Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk BLU, dimana: 1. Pedoman Teknis ini bukan merupakan peraturan dari otoritas yang berwenang, melainkan penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-20/PB/2012 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Satuan Kerja dan Badan Layanan Umum 2. Pedoman Teknis ini disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan BLU. Penyusunan Pedoman Teknis ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong BLU dalam menyiapkan dan menyusun RBA sesuai dengan peraturan yang sudah ada, serta menyiapkan BLU untuk mampu menyusun Laporan Keuangan berdasarkan SAK yang berlaku umum. Tahapan pengelolaan keuangan BLU dapat dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut: 1. Penyusunan RBA Cara penyusunan RBA dapat dilihat dalam BAB III Pedoman Teknis ini. Pada bab tersebut telah diuraikan mengenai penyajian dan penyusunan RBA yang diharapkan dapat memudahkan pengguna Pedoman Teknis ini dalam menyusun RBA. 2. Penyusunan Laporan Keuangan SAK Siklus akuntansi dimulai ketika ada transaksi keuangan yang terjadi di BLU. Dalam BAB V Pedoman Teknis ini akan dijelaskan bagaimana cara BLU mengolah setiap transaksi keuangan baik pendapatan, pengeluaran, maupun transaksi lainnya. Selain itu, BAB V Pedoman Teknis ini juga menjelaskan bagaimana cara BLU menyusun Laporan Keuangan yang sesuai dengan SAK. Hal ini dikarenakan membuat Laporan Keuangan merupakan kewajiban yang perlu dipenuhi masing masing BLU. 5

10 2.2. PERATURAN Dasar Hukum BLU/BLUD 1. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara 2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara 3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggung Jawab KN 4. UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah 5. PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 6. PP 74/2012 tentang Perubahan Atas PP 23/ PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) 8. PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 9. PP 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 10. PMK 76/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU 11. PMK 238/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan 12. Permendagri 61/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD 13. Permendagri 64/2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemda Dasar Hukum Pelaporan Keuangan BLU/BLUD 1. UU 36/2009 tentang Kesehatan 2. UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit 3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1981/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Akuntansi BLU-Rumah Sakit 4. Kebijakan Akuntansi dari Gubernur/Bupati/Walikota terkait BLUD 5. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 6. Tidak Ada PSAK khusus yang mengatur standar akuntansi untuk RSUD-BLUD, PSAK yang paling cocok untuk sementara waktu digunakan adalah PSAK 45 tentang organisasi nirlaba. 7. Dalam Praktik akuntansinya sebagai entitas bisnis yang mandiri, RSUD-BLUD menyajikan LK sesuai dengan SAK dari IAI 8. Dalam Praktik akuntansinya sebagai bagian dari pemda, RSUD-BLUD menyajikan LK sesuai SAP (PP 71/2010) dan Permendagri 64/

11 2.3. JENIS ORGANISASI BERDASARKAN SUMBER DANA Public Goods (Non Profit) Merupakan organisasi milik pemerintah dimana dalam menjalankan organisasinya tidak dibentuk untuk mencari keuntungan, melainkan secara penuh melayani kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan barang atau pun jasa. Sumber dana dari organisasi ini adalah murni dari APBN/APBD. Contoh dari oganisasi ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dalam menjalakan kegiatanya memperoleh dana dari pemerintah Semi Public Goods (Not For Profit) Merupakan organisasi milik pemerintah, baik pusat ataupun daerah, yang dalam melaksanakan kegiatannya tidak mengutamakan mencari keuntungan melainkan untuk melayani masyarakat, namun tetap diperbolehkan mencari keuntungan. Sumber dana dari organisasi ini adalah APBN/APBD dan juga dari hasil penjualan barang atau jasa. Contoh dari organisasi ini adalah BLU/BLUD, di mana BLU/BLUD ini memperoleh dana dari pemerintah dan juga dari hasil pelayanan yang diberikan Private Goods (Profit Oriented) Merupakan organisasi milik pemerintah, baik pusat ataupun daerah yang dalam melaksanakan kegiatannya mengutamakan mencari keuntungan. Sumber dana dari organisasi ini adalah hasil penjualan barang atau jasa. Contoh dari organisasi ini adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), PT KAI, dll. 7

12 Berikut adalah ringkasan jenis organisasi yang disajikan dalam bentuk bagan: PUBLIC GOODS A P B D JASA LAYANAN APBD JASA LAYANAN Non Profit (SKPD) Not for Profit (BLUD) Profit Oriented (Perusahaan/BUMD) 8

13 2.4. REGULASI YANG DIPERLUKAN BLU Suatu SKPD yang telah menjadi BLU/BLUD wajib memperhatikan regulasi yang harus dibuat, regulasi tersebut dikelompokkan dalam beberapa nomor sebagai berikut: No U R A I A N DASAR HUKUM 1 Pembentukan Tim Penilai BLUD Keputusan Bupati 2 Penetapan Puskesmas sebagai BLUD Keputusan Bupati 3 Pedoman Pengelolaan Keuangan BLUD Peraturan Bupati - Kewenangan Penghapusan Piutang Peraturan Bupati - Pinjaman Peraturan Bupati - Pegadaan Barang dan Jasa Peraturan Bupati - Sistem Akuntansi Peraturan Bupati - Investasi Peraturan Bupati - Kerjasama Peraturan Bupati - Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Peraturan Bupati 4 Sistem Remunerasi Peraturan Bupati 5 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Peraturan Bupati 6 Pengaturan Dewan Pengawas Peraturan Bupati 7 Pengangkatan Dewan Pengawas Peraturan Bupati 8 Pengangkatan Pegawai Non PNS Peraturan Bupati 9 Tarif Peraturan Bupati 10 Pejabat Pengelola BLUD Peraturan Bupati 9

14 BAB III RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) 1. PENYAJIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) 2. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) 3. RBA PERUBAHAN 4. ILUSTRASI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) 2016

15 3.1. PENYAJIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) PENGERTIAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) Rencana Bisnis dan Anggaran BLU yang kemudian disebut sebagai RBA BLU merupakan dokumen perencanaan bisnis dan anggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran suatu satker BLU TUJUAN PENYUSUNAN RBA Tujuan penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) untuk memberikan informasi mengenai: 1. Lingkup bisnis dari BLU yang tercermin dalam gambaran umum BLU. 2. Kinerja tahun berjalan BLU yang terdiri atas kinerja keuangan dan kinerja non keuangan. 3. Rencana pendapatan dan biaya tahun yang dianggarkan PENGGUNA RBA Pengguana Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) meliputi: 1. Manajemen BLU Manajemen BLU berkepentingan atas informasi RBA untuk mengkontrol realisasi anggaran dan pencapaian kinerja BLU. 2. Kementerian / Lembaga (K/L) Kementrian / Lembaga (K/L) berkepentingan atas informasi RBA sebagai dasar pengambilan keputusan pengesahan program, kegiatan, dan anggaran yang tertuang dalam RBA. 11

16 KOMPONEN RBA Komponen Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) meliputi: 1. Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian awal RBA yang setidaknya menggambarkan kondisi umum BLU, visi dan misi, budaya BLU, serta susunan pejabat pengelola dan Dewan Pengawas. Pada bagian pendahuluan ini, Satker BLU dapat mendeskripsikan gambaran umum BLU yang sebenarnya. Akan tetapi informasi yang disampaikan sebaiknya hanya yang berkaitan dengan pembuatan RBA. 2. Pencapaian Kinerja Tahun Berjalan Pencapaian kinerja tahun berjalan meupakan keadaan sampai saat periode tahun berjalan yang mencerminkan pencapaian BLU, biasanya dalam bentuk prosentase. Pencapaian kinerja BLU diklasifikasikan menjadi 2, yaitu pencapaian kinerja keuangan dan non keuanagan. Pencapaian kinerja keuangan merupakan pencapaian kinerja BLU tahun berjalan (20XX-1) yang dilihat dari sudut pandang keuangan, sedangkan pencapaian kinerja non keuangan merupakan informasi selain keuangan yang perlu disampaikan dan diketahui oleh pengguna RBA. 3. Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun yang Dianggarkan Rencana bisnis dan anggaran tahun yang dianggarkan merupakan bagian inti dari RBA, dimana bagian ini memuat analisa kondisi lingkungan baik kondisi internal maupun eksternal BLU, asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan RBA, sasaran dan target kinerja, program dan kegiatan yang telah disesuaikan dengan RSB, anggaran pendapatan dan biaya, serta ambang batas yang dapat dipakai BLU. 12

17 TANGGUNG JAWAB ATAS RBA Pimpinan BLU bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian RBA PERIODE RBA RBA disajikan dan disusun secara tahunan sebelum tahun anggaran, akan tetapi pada pertengahan tahun anggaran (akhir semester 1) jika akan dilakukan perubahan pada RBA maka pihak Satker BLU dapat mengusulkan RBA perubahan (RBA-P). Ilustrasi Time Table RBA 13

18 HUBUNGAN RKA dan RBA PENGERTIAN RKA dan RBA Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang selanjutnya disingkat RKA-K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian/Lembaga yang disusun menurut bagian anggaran Kementerian/Lembaga. Sedangkan Rencana Bisnis dan Anggaran BLU yang kemudian disebut sebagai RBA BLU merupakan dokumen perencanaan bisnis dan anggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu satker BLU. Di mana RBA ini merupakan detail dari dokumen RKA Di dalam RKA terdapat beberapa nama formulir RKA. KODE RKA-SKPD RKA-SKPD 1 RPA-SKPD 2-1 RKA-SKPD 2-2 RKA-SKPD NAMA FORMULIR Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan satuan Kerja Perangkat Daerah Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah 14

19 RKA RKA Program Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah Kegiatan : Pelayanan dan Pendukung BLUD Puskesmas 01 CATATAN: Di dalam contoh RKA di atas, Belanja Pegawai BLUD hanya ditulis sebesar RP , tidak di rinci secara detail. Namun pada RBA, Biaya Pegawai BLUD sebesar RP dirinci secara detail penggunaannya. Berikut contoh RBA Belanja Pegawai: 15

20 Komponen Biaya Rincian Biaya (Satuan x Harga) Jumlah Anggaran (Rp) Jumlah Satuan Harga/Satuan = (2 x 4) I. BIAYA OPERASIONAL 148,875, A. BIAYA PELAYANAN 148,875, Biaya Pegawai 148,875, Biaya PPT Daerah 49,000, Biaya PPT Daerah 49,000, Biaya PPT Daerah 1 Thn 49,000, ,000, Biaya Pengawas Jaga 45,870, Biaya Pengawas Jaga 45,870, Biaya Pengawas Jaga 1 Thn 45,870, ,870, Biaya Pegawai Kontrak 54,005, Biaya Pegawai Kontrak 54,005, Biaya Pegawai Kontrak 1 Thn 54,005, ,005, JUMLAH 148,875, Langah-langkah konsolidasi BLU ke dalam RKA.: a. Melakukan Pemetaan / analisis data pendapatan, biaya dan pengeluaran b. Pembuatan kertas kerja konsolidasi. Untuk pemetaan analisis pendapatan, berikut format tabel untuk konsolidasi PendapatanBLUD ke Pendapatan APBD: 16

21 Berikut Format konsolidasi Biaya BLUD ke dalam Belanja APBD: 17

22 3.2. PENYUSUNAN 1. Peraturan Menteri Keuangan No 171 T RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) FORMAT RBA 5 BAB Sistematika Dokumen RBA adalah sebagai berikut: Halaman Sampul Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I Pendahuluan BAB II Kinerja Badan Layanan Umum Tahun Anggaran Bejalan BAB III Rencana Bisnis dan Anggara Tahun yang Dianggarkan BAB IV Proyeksi Laporan Keuangan Tahun yang Dianggarkan BAB V Penutup PENDAHULUAN Pendahuluan di dalam format BAB I RBA terdiri dari: a. Gambaran Umum b. Visi dan Misi c. Budaya Badan Layanan Umum d. Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas GAMBARAN UMUM Gambaran umum adalah gambaran mengenai BLU secara menyeluruh. Mulai dari landasan hukum, sejarah berdirinya BLU, Karakteristik BLU, dan peranan BLU bagi masyarakat. 18

23 b. Penjelasan 1. Keterangan ringkas mengenai landasan hukum BLU berupa keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang mendasari operasional BLU 2. Sejarah berdirinya BLU memuat sejarah perkembangan BLU, mulai dari berdirinya hingga saat menjadi BLU, juga dicantuman gambaran umum geografis sekitar BLU, luas bangunan, dan perkembangan hingga saat ini. 3. Karakteristik Bisnis BLU Keterangan ringkas mengenai kegiatan utama/pokok BLU (terutama yang menjadi layanan unggulan BLU). 4. Peranan Bagi Masyarakat Setelah menjadi BLU, apa peranan yang diharapkan dapat ditingkatkan untuk masyarakat, mulai dari pelayanan hingga faslititas dan lain sebagainya. c. Contoh Ilustrasi 1. Sejarah Singkat dan Landasan Hukum Badan Layanan Umum Sambilegi (BLU Sambilegi) merupakan Badan Layanan Umum yang berada di wilayah Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 264/Men.Kes./S/2008 BLU Sambilegi merupakan., dan seterusnya Sebagai upaya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, BLU Sambilegi telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) yang sesuai dengan : 1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 3) Dan seterusnya 19

24 2. Karakteristik Bisnis BLU Kegiatan utama BLU Sambilegi adalah upaya pelayanan kesehatan perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medis dan keperawatan, pelayanan penunjang medis, pelayanan rawat inap dan upaya rujukan, dimana kegiatan utama ini meliputi: 1) Upaya Kesehatan Perorangan a) Pelayanan Poli Umum / BP b) Pelayanan Poli Gigi c) Dan seterusnya.. 2) Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial a) Pelayanan Promosi Kesehatan b) Pelayanan Kesehatan Lingkungan c) Dan seterusnya.. 3. Peranannya Bagi masyarakat Sesuai dengan definisi BLU yang mengemukakan bahwa BLU dapat membuka praktis bisnis sendiri, dan dengan adanya keluasan tersebut serta flesksibilitas pengelolaan keuangan BLU diharapkan akan meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Meningkatkan pelayanan di sini berarti meningkatkan jasa layanan yang diberikan, mulai dari fasilitas kecepatan tunggu, rawat inap hingga pelayanan lainnya yang berhubungan langsung dengan pasien VISI DAN MISI Visi adalah pandangan jauh tentang BLU, sedangkan misi adalah upaya atau langkah langkah yang dilakukan untuk mencapai visi. b. Penjelasan 1. Keterangan mengenai gambaran tentang kondisi BLU dimasa yang akan datang. 2. Keterangan mengenai upaya yang akan dilakukan BLU dalam mencapai Visi atau tujuan jangka panjang BLU. Keterangan tersebut mencakup uraian tentang 20

25 produk/jasa yang akan diberikan, sasaran pasar yang dituju, dan kesanggupan untuk meningkatkan mutu layanan. 3. Ringkasan rencana kerja yang akan dilaksanakan oleh BLU dalam satu tahun anggaran untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. c. Contoh Ilustrasi 1. Visi BLU Sambilegi dengan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien 2. Misi 1. Menyiapkan SDM pelayanan yang terlatih sesuai dengan profesinya; 2. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien 3. Dan seterusnya BUDAYA BADAN LAYANAN UMUM Nilai-nilai budaya kerja yang diterapkan BLU dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. b. Penjelasan Upaya yang akan dilakukan untuk merubah pola pikir menjadi ala korporat, misalnya pemberdayaan sumber daya manusia, peningkatan kerja sama, peningkatan kinerja dan pembelajaran pola manajemen. c. Contoh Ilustrasi Persaingan global yang semakin cepat tidak terkendali, terutama terhadap kompetitor layanan sejenis di Kota Sleman, maka BLU Sambilegi berusaha memberikan pelayanan prima dengan cara menjaga mutu pelayanan, meningkatkan kompetensi SDM dan sarana prasarana, serta pelayanan dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Upaya yang dilakukan BLU Sambilegi dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Budaya didalam BLU Sambilegi mencakup beberapa hal berikut: 21

26 1. Mengedepankan pelayanan terhadap masyarakat, 2. Menjalankan SPM pelayanan sesuai ketentuan yang ada, 3. Dan seterusnya SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA BLU DAN DEWAN PENGAWAS Berisi susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas. b. Penjelasan 1. Susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang. 2. Uraian tugas Dewan Pengawas. 3. Uraian pembagian tugas diantara masing-masing Pengelola BLU. c. Contoh Ilustrasi Pejabat pengelola BLU Sambilegi: 1. Pimpinan BLU : drg. Sujatmiko Dityo, dengan fungsi sebagai berikut: Menyiapkan Renstra Bisnis BLU Menyiapkan RBA tahunan dan seterusnya. 2. Pejabat Keuangan : Dwi Retni Yani, dengan fungsi sebagai berikut: Mengkoordinasikan penyusunan RBA Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran Satker BLU dan seterusnya. 3. Pejabat Teknis KINERJA BADAN LAYANAN UMUM TAHUN ANGGARAN Kinerja Badan Layanan Umum Tahun Anggaran di RBA menjadi BAB II yang terdiri dari: 1. Kondisi Lingkungan yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja 2. Asumsi Dasar 3. Pencapaian Kinerja 4. Prognosa Laporan Keuangan 22

27 KONDISI LINGKUNGAN 1. Faktor Internal Uraian mengenai kekuatan dan kelemahan dari kondisi pelayanan, keuangan, organisasi dan SDM, serta sarana dan prasarana BLU sampai dengan saat penyusunan RBA. 2. Faktor Eksternal Menguraikan mengenai kondisi di luar BLU yang mungkin akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja, dimana BLU tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan faktor eksternal sesuai dengan apa yang diinginkan. Kondisi eksternal tersebut antara lain kebijakan atau produk hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah, bencana alam, dan kondisi perekonomian nasional/regional/global, dan lain-lain ASUMSI DASAR 1. Aspek Makro Aspek Makro adalah aspek-aspek secara menyeluruh mengenai hal-hal yang menjadi asumsi dasar pada waktu menyusun RBA dengan kondisi yang sebenarnya. b. Penjelasan Aspek Makro di atas dapat berdasarkan kondisi Makro daerah masing-masing Badan Layanan Umum (BLU). c. Tabel Asumsi Makro No Uraian Asumsi TA 20XX 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 2. Tingkat Inflasi (%) 3. Pertumbuhan Pasar (%) 4. Tingkat Suku Bunga Pinjaman (%) 6 Dst. Fakta TA 20XX Ket 23

28 2. Aspek Mikro Aspek Mikro adalah aspek-aspek secara menyeluruh mengenai hal-hal yang menjadi asumsi dasar pada waktu menyusun RBA dengan kondisi yang sebenarnya. b. Penjelasan Aspek Mikro di atas dapat berdasarkan kondisi Mikro daerah masing-masing Badan Layanan Umum (BLU). c. Tabel Asumsi Mikro No Uraian Asumsi TA 20XX 1. Pembiayaan dari pemerintah daerah sebagai fungsi Public Service Obligation (PSO) 2. Rencana rata rata kenaikan tarif 3. Rencana pengembangan pelayanan 4. Rencana peningkatan pelayanan 5. Rencana kunjungan pelayanan 6 Dst.. Fakta TA 20XX Ket PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Pencapaian kinerja BLU tahun berjalan (20XX-1) yang dilihat dari sudut pandang keuangan. Pencapaian Kinerja Keuangan berisi pokok bahasan sebagai berikut: 1. Kinerja Pendapatan 2. Kinerja Belanja 3. Kinerja Investasi 4. Kinerja Pendanaan 24

29 b. Penjelasan Bagian ini menguraikan mengenai pencapaian kinerja tahun berjalan (tahun 20XX- 1), dan target kinerja yang akan dicapai (tahun 20XX). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bagian ini adalah: 1. Pengukuran pencapaian kinerja tahun berjalan (20XX-1) dilakukan dengan cara membandingkan target dengan perkiraan realisasi sampai dengan akhir tahun. 2. Uraian mengenai pencapaian kinerja tahun berjalan dan target kinerja dirinci per unit kerja. 3. Basis akuntansi yang digunakan dalam rangka penyusunan anggaran satker BLU berdasarkan basis kas, yang berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh satker BLU, serta belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari satker BLU. 4. Basis akuntansi yang digunakan dalam rangka perhitungan biaya layanan per unit kerja berdasarkan basis akrual, yang berarti biaya sudah diakui dan dicatat saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan saat kas telah dibayarkan atau belum oleh satker BLU. Berikut adalah penjelasan mengenai Penilaian Kinerja Keuangan, yang terdiri dari Kinerja Pendapatan, Kinerja Belanja, Kinerja Investasi dan Kinerja Pendanaan KINERJA PEDAPATAN A. Uraian pencapaian kinerja keuangan yang dilihat dari sisi pendapatan BLU. b. Penjelasan Kinerja pendapatan BLU merupakan pencapaian kinerja tahun berjalan (20XX- 1) yang digambarkan dalam tabel dengan pembandingan antara pencapaian kinerja tahun berjalan (20XX-1) dan target kinerja yang akan dicapai (20XX). Pendapatan yang disajikan merupakan ringkasan pendapatan BLU yang berasal dari jasa layanan, hibah, kerja sama dan pendapatan lain lain BLU yang sah, maupun penerimaan dari APBN/APBD. 25

30 c. Contoh Ilustrasi Pencapaian kinerja pendapatan tahun berjalan 2015 sebagai berikut: No Uraian Tahun Berjalan 2015 TA 2016 Target Realisasi s,d 31 Juni 2015 % Prognosa 31 Des Target (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) =4:3 6 7 A B Pendapatan BLUD 1 Jasa Layanan XXX XXX XXX XXX XXX 2 Hibah XXX XXX XXX XXX XXX 3 Hasil Kerjasama XXX XXX XXX XXX XXX Lain-lain 4 Pendapatan BLUD yang sah XXX XXX XXX XXX XXX Penerimaan APBD/APBN 1 Penerimaan APBD XXX XXX XXX XXX XXX 2 Penerimaan APBN XXX XXX XXX XXX XXX 3 Penerimaan DAK XXX XXX XXX XXX XXX Total Pendapatan XXX XXX XXX XXX XXX KINERJA BELANJA A. Uraian pencapaian kinerja keuangan yang dilihat dari sisi belanja BLU. b. Penjelasan Kinerja belanja BLU merupakan pencapaian kinerja tahun berjalan (20XX-1) yang digambarkan dalam tabel dengan pembandingan antara pencapaian kinerja tahun berjalan (20XX-1) dan target kinerja yang akan dicapai (20XX). Belanja yang disajikan merupakan ringkasan belanja BLU yang dibagi berdasakan masing masing kegiatan dari program yang telah dibuat Satker BLU. 26

31 c. Contoh Ilustrasi Pencapaian kinerja belanja tahun berjalan 2015 sebagai berikut: Uraian Unit/Program/IKU Program/ No Kegiatan/IKK/Output/ Dana Akun Belanja/Detil Belanja Target Realisasi % Sumber Vol Target Sumber s.d. Juni 2015 (Rp) Dana Satuan (Rp) Dana =4: Program Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan BLUD 1 XXX XXX XXX thn XXX Penyediaan Biaya Operasional dan a. Pemeliharaan BLUD XXX XXX XXX Jasa Layanan thn XXX Jasa Layanan Penyediaan Biaya Operasional dan b. Pemeliharaan APBD XXX XXX XXX APBD thn XXX APBD c. Kegiatan Akreditasi Puskesmas XXX XXX XXX Jasa Layanan thn XXX Jasa Layanan d. Kegiatan Prolanis XXX XXX XXX Jasa Layanan thn XXX Jasa Layanan e. Kegiatan Pemusnahan Limbah Medis XXX XXX XXX Jasa Layanan thn XXX Jasa Layanan 2 Program Manajemen Pelayanan Kesehatan XXX XXX XXX XXX a. Upaya Kesehatan Masyarakat XXX XXX XXX APBD thn XXX APBD b. Bantuan Operasional Kesehatan XXX XXX XXX APBN thn XXX APBN c. Belanja Gaji Pegawai PNS XXX XXX XXX APBD thn XXX APBD Total Belanja BLUD XXX XXX XXX XXX Pagu Sumber Dana TA 2016 APBD APBN BLUD A. TA Berjalan B. Saldo Kas XXX XXX XXX XXX XXX 27

32 KINERJA INVESTASI Kinerja Investasi merupakan penilaian kinerja hasil dari realisasi selama beberapa periode berjalan. b. Penjelasan Kinerja Investasi terdiri dari penerimaan investasi dan pengeluaran investasi. c. Ilustrasi 1) Penerimaan Investasi

33 2) Pengeluaran Investasi KINERJA PENDANAAN Kinerja pendanaaan merupakan penilaian kinerja hasil dari realisasi selama beberapa periode berjalan. b. Penjelasan Kinerja Investasi terdiri dari Penerimaan Pendanaan dan Pengeluaran Pendanaan. Penerimaan contohnya adalah menerima sejumlah dana dari penarikan asset. Sedangkan pengeluaran pendanaan contohnya pembayaran hutang kepada pihak lainnya jangka panjang. 30

34 c. Ilustrasi 1) Penerimaan Pendanaan 2) Pengeluaran Pendanaan PROGNOSA LAPORAN KEUANGAN Catatan informasi keuangan BLU pada suatu periode akuntansi. b. Penjelasan Laporan keuangan yang disajikan merupakan laporan keuangan sampai dengan bulan XXXX, prognosa laporan keuangan akhir tahun berjalan (20XX-1), dan anggaran tahun berjalan (20XX-1). Laporan keuangan ini terdiri dari: 1. Neraca 2. Laporan Operasional 3. Laporan Perubahan Ekuitas 31

35 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) c. Contoh Ilustrasi 1. Neraca Uraian Tahun 20XX - 2 Tahun Berjalan (20XX - 1) Anggaran Realisasi Prognosa Per 31 Per 30 Per 31 Desember Juni Desembe (Rp) (Rp) r (Rp) Selisih (%) =(5-3)/3 I. ASET A. ASET LANCAR 1. Kas Setara Kas 2. Investasi Jangka Pendek 3. Piutang Usaha 4. Penyisihan Piutang 5. Beban dibayar dimuka 6. Persediaan Jumlah Aset Lancar B. Investasi Jangka Panjang C. ASET TETAP 1. Tanah 2. Gedung dan Bangunan 3. Peralatan dan Mesin 4. Kendaraan 5. Perlengkapan dan Peralatan Kantor 6. Dst... Jumlah Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap D. ASET LAINNYA 1. Aset Kerjasama Operasi 2. Aset Sewa Guna Usaha 3. Aset Tak Berwujud 4. Konstruksi dalam Pengerjaan 5. Dst... Jumlah Aset Lain Jumlah ASET (A+B+C+D) 32

36 II. KEWAJIBAN A. Kewajiban Jangka Pendek 1. Utang Usaha 2. Utang Pajak 3. Biaya yang masih harus dibayar 4. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 5. Pendapatan yang diterima dimuka 6. Kewajiban Jangka Pendek Lainnya 7. Dst... Jumlah Kewajiban Jangka Pendek B. Kewajiban Jangka Panjang 1. Utang jangka panjang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun 2. Dst... Jumlah Kewajiban Jangka Panjang Jumlah KEWAJIBAN (A+B) II. EKUITAS 1. Ekuitas Awal 2. Surplus / Defisit Periode Lalu 3. Surplus/Defisit Periode Berjalan 4. APBD 5. Hibah 6. Donasi 7. Dst... Jumlah Ekuitas Jumlah KEWAJIBAN DAN EKUITAS (II DAN IIII) 33

37 2. Laporan Operasional Uraian Tahun 20XX - 2 Anggaran (Rp) Tahun Berjalan (20XX) Realisasi Prognosa s/d Bulan (Rp)... (Rp) Selisih (%) =(5-3)/3 A. Pendapatan 1. Pendapatan Jasa Layanan 2. Hibah 3. Hasil Kerjasama 4. Pendapatan APBD 5. Pendapatan APBN 6. Lain lain Pendapatan BLUD Jumlah Pendapatan ( ) B. Biaya Operasional 1. Biaya Pelayanan 2. Biaya Umum dan Administrasi Jumlah Biaya Operasional (1+2) Surplus/Defisit Setelah Biaya Operasional (A-B) C. Pendapatan Non Operasional D. Biaya Non Operasional Surplus/Defisit Periode Berjalan Bersih 34

38 3. Laporan Perubahan Ekuitas Tahun Berjalan (20XX) Uraian Tahun 20XX - 2 Anggaran Realisasi s/d Bulan... Prognosa Selisih EKUITAS Ekuitas Awal Surplus/Defisit Periode Lalu Surplus/Defisit Periode Berjalan EKUITAS AKHIR (Rp) (Rp) (Rp) (%) =(5-3)/3 4. Laporan Arus Kas Metode Langsung Tahun Berjalan 20XX -1 Uraian Tahun 20XX - 2 Anggara n (Rp) Realisasi sampai dengan bulan... (Rp) Prognosa (Rp) Selisih (%) A. Arus Kas Dari Aktivitas Operasional =(5-3)/3 Arus Masuk 1. Penerimaan dari jasa layanan 2. Pendapatan hibah 3. Pendapatan kerjasama 4. Pendapatan dari APBD 5. Pendapatan dari APBN 6. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah Arus Keluar 1. Biaya layanan 2. Biaya umum dan administrasi 3. Biaya lain-lain 35

39 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional B. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk 1. Hasil penjualan asset tetap 2. Hasil investasi 3. Hasil penjualan asset lainnya Arus Keluar 1. Perolehan aset tetap 2. Pembelian investasi 3. Perolehan aset lainnya Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi C. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan/ Pembiayaan 1. Penerimaan hibah 2. Penerimaan dari APBD 4. Perolehan pinjaman. 5. Pembayaran pinjaman Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan/ Pembiayaan Kenaikan (Penurunan) Kas Bersih Kas dan Setara Kas Awal JUMLAH SALDO KAS 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) A. UMUM 1. Pendirian Perusahaan dan Informasi Lainnya BLU Sambilegi didirikan pada.. 2. Susunan Kepengurusan BLU Sambilegi pada tahun 2015 sbb: Direktur :... Tata Usaha :... Jumlah karyawan PNS Fungsional :... dan seterusnya. 36

40 B. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan, yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas,adalah dasar akrual. Dan seterusnya.. b. Setara Kas Kas dan setara kas adalah kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. c. Piutang Usaha Piutang Usaha disajikan dalam Total netto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang pada akhir tahun. d. Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam PSAK ETAP Bab28 "Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa". Dan seterusnya.. e. Aset Tetap Perusahaan menerapkan SAK ETAP BAB 15, "AsetTetap". Berdasarkan PSAK ETAP BAB 15, dan seterusnya f. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dan beban dicatat sesuai metode akrual basis dan seterusnya.. g. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Dan seterusnya. 37

41 C. POS-POS KEUANGAN 1. Kas dan Setara Kas Akun ini terdiri dari : Kas dan Setara Kas Kas Kas di Bendahara Pengeluaran APBD Kas di Bendahara Penerimaan BLUD Kas di Bendahara Pengeluaran BLUD Kas di Bendahara BOK Kas Kecil Jumlah Kas Bank Bank Bendahara APBD Bank Bendahara Penerimaan BLUD Bank Bendahara Pengeluaran BLUD Bank bendahara Pengeluaran BOK Jumlah Bank Jumlah Kas dan Setara Kas Semester 1 20XX - 2 Rp Rp 2. Investasi Jangka Pendek Akun ini terdiri dari : Investasi Jangka Pendek Jumlah Investasi Jangka Pendek Semester 1 20XX - 2 Rp Rp 3. Piutang Usaha Akun ini terdiri dari : Piutang Usaha Piutang Pelayanan Jamkesda Piutang Pelayanan Jamkesmata Piutang Pelayanan BPJSKES Piutang Pelayanan BPJSKET Piutang Pelayanan Umum Jumlah Piutang Usaha Semester 1 20XX - 2 Rp Rp 38

42 4. Piutang Lainnya Akun ini terdiri dari : Piutang Lainnya Jumlah Piutang Lainnya Semester 1 20XX - 2 Rp Rp 5. Penyisihan Piutang 6. Biaya dibayar dimuka 7. Persediaan 8. Investasi Jangka Panjang Non Permanen 9. Investasi Jangka Panjang Permanen 10. Aset Tetap 11. Hutang Usaha 12. Utang Bunga 13. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 14. Utang Pajak 15. Biaya Yang Masih Harus Dibayar 16. Utang Jangka Pendek Lainnya 17. Utang Bank 18. Utang Imbalan Kerja Pegawai 19. Ekuitas 20. Pendapatan 21. Biaya Operasional Pelayanan 22. Biaya Operasional Administrasi Dan Umum 23. Pendapatan Lain-Lain 24. Biaya Non Operasional 39

43 D. PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN Di dalam CALK, Informasi Non Keuangan berisikan sebagai berikut: PENCAPAIAN KINERJA NON KEUANGAN Informasi selain keuangan yang perlu disampaikan. b. Penjelasan Pencapaian kinerja non keuangan merupakan informasi selain keuangan yang perlu disampaikan. Informasi lainnya meliputi : 1. Informasi mengenai tingkat kesehatan Rumah Sakit 2. Akreditasi perguruan tinggi 3. Pencapaian kinerja non keuangan lainnya (berupa perolehan ISO, dan sebagainya), dan informasi lainnya c. Contoh ilustrasi Kinerja pelayanan dapat dilihat dari capaian BOR, TOI, LOS untuk pelayanan rawat inap dan jumlah kunjungan untuk pelayanan rawat jalan. Tabel Indikator Kinerja Pelayanan Rawat Inap No. Indikator Target Kinerja 1. BOR 2. BTO 3. TOI 4. LOS Realisasi s/d Juni 2015 Prognosa Tahun

44 Tabel Indikator Kinerja Pelayanan per Unit No. Indikator Target Kinerja Realisasi s/d Juni 2015 Pencapaian (%) 1. Rawat Jalan 2. Rawat Inap 3. Rawat Gawat Darurat 5. ICU 6. dst... Di dalam Format RBA 5 BAB, terdapat BAB III dengan pokok bahasan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahun yang Dianggarkan. Berikut adalah penjelasan pokok bahasan tersebut: RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN Rencana Bisnis dan Anggaran ini terdiri dari beberapa pokok bahasan, yaitu sebagai berikut: 1. Analisa Kondisi Lingkungan 2. Asumsi Dasar 3. Sasaran, Indikator, Target Kinerja, dan Kegiatan 4. Program Kerja dan Kegiatan 5. Perkiraan Pendapatan 6. Perkiraan Biaya Dari 6 pokok bahasan di atas, berikut penjelasan per pokok bahasannya: ANALISA KONDISI LINGKUNGAN Analisa kondisi yang dilakukan oleh BLU, baik kondisi internal maupun eksternal BLU. 41

45 b. Penjelasan BLU menguraikan gambaran umum secara singkat dan aktual mengenai kondisi internal BLU dan kondisi eksternal BLU. 1. Kondisi Internal BLU Uraian mengenai kekuatan dan kelemahan dari kondisi pelayanan, keuangan, organisasi dan SDM, serta sarana dan prasarana BLU sampai dengan saat penyusunan RBA. 2. Kondisi Eksternal BLU Menguraikan mengenai kondisi di luar BLU yang mungkin akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja, dimana BLU tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan faktor eksternal sesuai dengan apa yang diinginkan. Kondisi eksternal tersebut antara lain kebijakan atau produk hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah, bencana alam, dan kondisi perekonomian nasional/regional/global, dan lain-lain. c. Contoh Ilustrasi Kondisi Internal BLU 1) Pelayanan Satker BLU Sambiegi telah memiliki sertifikat ISO 9001 sehingga mutu jasa yang diberikan kepada masyarakat terjamin kualitas mutunya. Sertifikat ISO 9001 tersebut menjadi keunggulan satker BLU Sambilegi dalam menghadapi persaingan dengan penyedia jasa sejenis. Namun demikian, sistem pelayanan yang diberikan belum terintegrasi sehingga sulit untuk dilakukan real time monitoring. Terhadap hal ini perlu dilakukan pengembangan sistem manajemen yang mampu mengintegrasikan seluruh jenis pelayanan yang diberikan. 2) Keuangan Satker BLU Sambilegi telah memiliki sistem informasi akuntansi yang mampu mendukung pelaporan keuangan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lebih akurat dan tepat waktu. Namun tarif yang telah dimiliki belum mencerminkan kondisi riil saat ini (terlalu rendah) karena ditetapkan 5 tahun yang lalu. 42

46 3) Organisasi dan SDM Pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi masih terbatas. Perlu dilakukan penambahan pegawai dengan latar belakang pendidikan sebagai akuntan dan terhadap pegawai di Biro Keuangan perlu dilakukan pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan mengenai akuntansi dan keuangan. Sedangkan pegawai di bidang teknis layanan sudah sangat memadai. 4) Sarana dan Prasarana Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki BLU Sambilegi saat ini cukup memadai untuk menunjang kegiatan baik kegiatan layanan maupun kegiatan administrasi. Namun untuk lebih meningkatkan kuantitas pelayanan bagi masyarakat kurang mampu dirasa perlu untuk menambah kapasitas tempat tidur kelas 3 dengan dilakukan pembangunan gedung baru dan penambahan peralatan yang menunjang pelayanan kepada masyarakat. Kondisi Eksternal BLU Implementasi kebijakan UU 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), khususnya terhadap BPJS Kesehatan dimana diatur: 1) Mulai tahun 2012 diwajibkan bagi seluruh rumah sakit untuk menambah kapasitas jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 25% dari seluruh kapasitas rumah sakit. Terhadap kewajiban ini, penambahan tempat tidur kelas 3 rumah sakit BLU dapat dilakukan dengan penambahan gedung baru atau pengalihan fungsi sebagian gedung yang sudah ada untuk digunakan sebagai tempat tidur kelas 3. 2) Penerapan konsep managed-care yang mengintegrasikan sistem pelayanan dan pembiayaan dimana sistem pembayaran diberikan sesuai jumlah jiwa yang dilayani serta penggunaan tarif DRG. Terhadap kebijakan pemerintah tersebut BLU Sambilegi telah membentuk tim yang khusus bertugas untuk melakukan persiapan terhadap perubahan dalam sistem manajemen secara keseluruhan. 43

47 ASUMSI DASAR Asumsi makro dan mikro yang mendasari penyusunan RBA. b. Penjelasan Asumsi Makro, antara lain: 1. Tingkat Inflasi...% 2. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi...% 3. Kurs 1 US$ = Rp Tingkat Bunga Deposito...% 5. Tingkat Bunga Pinjaman...% Asumsi Mikro, antara lain: Kebijakan akuntansi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku; Subsidi yang masih diterima dari Pemerintah; Asumsi tarif; Asumsi volume pelayanan; Pengembangan pelayanan baru; c. Contoh Ilustrasi 1) Asumsi Makro NO. INDIKATOR EKONOMI ASUMSI 20XX Pertumbuhan ekonomi Tingkat inflasi Tingkat suku bunga kredit (BI Rate) Kurs Rupiah terhadap Dolar AS (1US$) Asumsi nilai tukar mata uang asing terkait dengan rencana BLU membeli peralatan yang harganya sangat bergantung dengan nilai tukar mata uang asing tersebut. Besaran nominal harga peralatan yang akan dibeli oleh satker BLU dicantumkan dalam RBA dengan menggunakan asumsi nilai tukar yang diperkirakan pada saat pembelian peralatan. 44

48 2) Asumsi Mikro NO. URAIAN ASUMSI 20XX+1 a. Subsidi Pemerintah b. Perubahan tarif layanan c. Pengembangan produk baru d. Peningkatan volume layanan Asumsi tarif dan volume pelayanan digunakan untuk menyusun perkiraan target pendapatan yang akan diterima oleh BLU. Dengan membandingkan antara total pendapatan dan total biaya/belanja dapat diperkirakan apakah BLU masih memerlukan subsidi dari Pemerintah atau BLU memiliki surplus yang memadai sehingga tidak memerlukan subsidi dari Pemerintah. CATATAN Agar diperhatikan bahwa kondisi internal BLU, kondisi eksternal BLU, asumsi makro dan asumsi mikro yang digunakan/dicantunkan dalam RBA adalah yang benar-benar berkaitan dengan pencapaian target BLU, dan dijelaskan kaitannya dengan keberhasilan pencapaian target tersebut SASARAN, INDIKATOR, TARGET KINERJA dan KEGIATAN BERDASAR UNIT LAYANAN Sasaran dan target kinerja BLU yang akan dicapai pada tahun anggaran. b. Penjelasan Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan BLU dalam jangka waktu tertentu, sedangkan target kinerja adalah pencapain yang diharapkan BLU dari sasaran yang telah ditentukan, dengan dituangkan dalam bentuk prosentase. 45

49 c. Format Tabel No. Unit Layanan Sasaran 1. Rawat Jalan Meningkatnya kualitas pelayanan (contoh) 2. Rawat Inap 3. UGD 4. ICU 5. IBS 6. Laboratoriu m 7. Radiologi 8. Dan seterusnya.. Indikator SPM Pelayanan oleh dokter spesialis (contoh) Target 100% (contoh) Kegiatan Penambahan dokter spesialis dan ruang yang memadai (contoh) PROGRAM DAN KEGIATAN Program dan kegiatan yang digunakan dalam RBA harus sesuai/sama dengan rumusan Program dan Kegiatan yang ada dalam dokumen Renstra K/L, Renja K/L dan RKA-K/L. b. Penjelasan 1. Program Merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi K/L yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit K/L yang berisi kegiatan untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur. 2. Kegiatan Merupakan penjabaran dari Program yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Satker BLU atau penugasan tertentu K/L yang berisi komponen Kegiatan untuk mencapai output dengan indikator kinerja yang terukur. 46

50 c. Format Tabel CATATAN Pengalokasian anggaran BLU pada RKA-K/L, rencana kerja dan anggaran SKPD, dirinci hanya pada satu program, satu kegiatan, dan satu output, sedangkan rincian pagu anggaran BLU dituangkan dalam RBA. Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memberikan keleluasaan bagi BLU dalam pemberian jasa layanannya dengan meminimalkan kemungkinan untuk melakukan revisi/perubahan anggaran. Dengan adanya restrukturisasi program dan kegiatan maka program yang ditetapkan adalah Program Peningkatan Pelayanan BLU ANGGARAN PENDAPATAN Rencana pendapatan Satker BLU pada periode tertentu. b. Penjelasan Anggaran pendapatan Satker BLU diisi sesuai dengan pendapatan yang ditargetkan pada tahun anggran berdasarkan program dan kegiatan yang telah disusun. c. Contoh Ilustrasi Anggaran pendapatan menurut program dan kegiatan yang akan dicapai Tahun Anggaran 2016 sebagai berikut : 47

51 Kode Program/Kegiatan/Sumber Pendapatan Target Program: (Berisikan uraian Program) Kegiatan: (Berisikan uraian Kegiatan) Sumber Pendapatan: (Diisi sesuai kebutuhan) Pendapatan Jasa Layanan Umum Pendapatan Hibah BLU Pendapatan Hasil Kerjasama BLU Pendapatan BLU Lainnya Jumlah Pendapatan ANGGARAN BIAYA Rencana biaya Satker BLU pada periode tertentu. b. Penjelasan Anggaran biaya Satker BLU diisi sesuai dengan biaya yang ditargetkan pada tahun anggran berdasarkan program dan kegiatan yang telah disusun. c. Contoh Ilustrasi Target belanja/pembiayaan per program dan kegiatan Tahun Anggaran 20XX+1 sebagai berikut : 48

52 49

53 ANGGARAN INVESTASI a. Anggaran Investasi merupakan penilaian anggaran hasil dari realisasi selama beberapa periode berjalan. b. Penjelasan Anggaran Investasi terdiri dari penerimaan investasi dan pengeluaran investasi. c. Ilustrasi 1) Penerimaan Investasi 50

54 2) Pengeluaran Investasi ANGGARAN PENDANAAN Anggaran pendanaaan merupakan penilaian anggaran hasil dari realisasi selama beberapa periode berjalan. b. Penjelasan Anggaran Investasi terdiri dari Penerimaan dan Pengeluaran Pendanaan. Penerimaan pendanaan contohnya adalah menerima sejumlah dana dari penarikan aset, sedangkan pengeluaran pendanaan contohnya pembayaran hutang kepada pihak lainnya jangka panjang. 51

55 c. Ilustrasi 1) Penerimaan Pendanaan 2) Pengeluaran Pendanaan ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM Anggaran dalam Badan Layanan Umum dibagi menjadi dua anggaran, yaitu: 1. Anggaran Pendapatan 2. Anggaran Biaya 3. Anggaran Investasi 4. Anggaran Pendanaan Berikut adalah penjelasan dari anggaran BLU: ANGGARAN PENDAPATAN Rencana pendapatan Satker BLU pada periode tertentu. 52

56 b. Penjelasan Anggaran pendapatan Satker BLU diisi sesuai dengan pendapatan yang ditargetkan pada tahun anggran berdasarkan program dan kegiatan yang telah disusun. Anggaran Pendapatan berdasarkan sumber pendapatan terbagi menjadi 1. Jasa Layanan 2. Hibah 3. Hasil Kerjasama 4. APBD 5. APBN 6. Lain-lain Pendapatan BLU yang sah c. Contoh Ilustrasi Anggaran Pendapatan Anggaran pendapatan menurut program dan kegiatan yang akan dicapai Tahun Anggaran 20XX+1 sebagai berikut : 53

57 54

58 ANGGARAN BIAYA Rencana biaya Satker BLU pada periode tertentu. b. Penjelasan Anggaran biaya Satker BLU diisi sesuai dengan biaya yang ditargetkan pada tahun anggran berdasarkan program dan kegiatan yang telah disusun. Anggaran biaya memuat dua pokok bahasan yaitu: 1) Biaya Operasional, terdiri dari Biaya Pelayanan dan Biaya Administrasi Umum 2) Biaya Non Operasional c. Contoh Ilustrasi Target belanja/pembiayaan per program dan kegiatan Tahun Anggaran 20XX+1 sebagai berikut : No Jenis Biaya Sumber Dana Jasa Layanan Hibah Hasil Kerjasama APBD APBN Pendapatan Lain lain Total Biaya (Rp) I. BIAYA OPERASIONAL A BIAYA PELAYANAN 1. Biaya Pegawai 2. Biaya Bahan 3. Biaya Jasa Pelayanan B dst.. BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 1. Biaya Pegawai 2. Biaya Administrasi Kantor 3. Biaya Pemeliharaan II. dst.. BIAYA NON OPERASIONAL 1. Biaya Bunga dst.. 55

59 ANGGARAN INVESTASI B. Anggaran Investasi merupakan penilaian anggaran hasil dari realisasi selama beberapa periode berjalan. b. Penjelasan Anggaran Investasi terdiri dari penerimaan investasi dan pengeluaran investasi. c. Ilustrasi 1) Penerimaan Investasi 2) Pengeluaran Investasi 56

60 ANGGARAN PENDANAAN C. Anggaran pendanaaan merupakan penilaian anggaran hasil dari realisasi selama beberapa periode berjalan. b. Penjelasan Anggaran Investasi terdiri dari Penerimaan Pendanaan dan Pengeluaran Pendanaan. Penerimaan contohnya adalah menerima sejumlah dana dari penarikan aset, sedangkan pengeluaran pendanaan contohnya pembayaran hutang kepada pihak lainnya jangka panjang. c. Ilustrasi 1) Penerimaan Pendanaan 2) Pengeluaran Pendanaan Proyeksi Laporan Keuangan Tahun Anggaran merupakan isian dari BAB IV pada RBA 5 BAB, berikut Penjelasannya: 57

61 PENGGUNAAN SiLPA SiLPA di dalam BLU/BLUD boleh langsung digunakan dalam kegiatan operasional. Untuk penyusunan RBA, SiLPA langsung dianggarkan biayanya ke dalam kegiatan peningkatan dan pendukung pelayanan BLU/BLUD PROYEKSI LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN Catatan informasi keuangan BLU pada suatu periode akuntansi. b. Penjelasan Laporan keuangan yang disajikan merupakan laporan keuangan sampai dengan bulan XXXX, prognosa laporan keuangan akhir tahun berjalan (20XX-1), dan anggaran tahun berjalan (20XX-1). Laporan keuangan ini terdiri dari: 1. Neraca 2. Laporan Operasional 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) c. Contoh Ilustrasi Format laporan keuangan sama dengan halaman 30 sampai dengan halaman PENUTUP RBA 5 BAB Penutupan RBA 5 BAB bersisi mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan lainnya dalam kegiatan Badan Layanan Umum berserta kesimpulan. 58

62 Peraturan Menteri Keuangan No 171 T 3.2. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) FORMAT RBA 3 BAB Sistematika Dokumen RBA 3 BAB adalah sebagai berikut: Halaman Sampul Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I Pendahuluan BAB II Kinerja Badan Layanan Umum Tahun Daerah Tahun Berjalan Rencana Bisnis dan Anggaran. BAB III Penutup PENDAHULUAN Pendahuluan di dalam format RBA 3 BAB menjadi BAB I, yang terdiri dari: Gambaran Umum Visi dan Misi Budaya Badan Layanan Umum Susunan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas Gambaran umum adalah gambaran mengenai BLU secara menyeluruh, mulai dari landasan hukum, sejarah berdirinya BLU, Karakteristik BLU, dan peranan bagi masyarakat. b. Penjelasan 1. Keterangan ringkas mengenai landasan hukum keberadaan BLU berupa keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang mendasari operasional BLU 59

63 2. Sejarah berdirinya BLU memuat sejarah perkembangan BLU, mulai dari berdirinya hingga saat menjadi BLU, juga dicantuman gambaran umum geografis sekitar BLU, luas bangunan, dan perkembangan hingga saat ini. 3. Karakteristik Bisnis BLU Keterangan ringkas mengenai kegiatan utama/pokok BLU (terutama yang menjadi layanan unggulan BLU). 4. Peranan Bagi Masyarakat Setelah menjadi BLU, apa peranan yang diharapkan dapat ditingkatkan untuk masyarakat, mulai dari pelayanan hingga faslititas dan lain sebagainya. c. Contoh Ilustrasi 1. Sejarah Singkat dan Landasan Hukum Badan Layanan Umum Sambilegi (BLU Sambilegi) merupakan Badan Layanan Umum yang berada di wilayah Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 264/Men.Kes./S/2008 BLU Sambilegi merupakan., dan seterusnya Sebagai upaya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, BLU Sambilegi telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) yang sesuai dengan : 1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 3) dan seterusnya d. Karakteristik Bisnis BLU Kegiatan utama BLU Sambilegi adalah upaya pelayanan kesehatan perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medis dan keperawatan, pelayanan penunjang medis, pelayanan rawat inap dan upaya rujukan, dimana kegiatan utama ini meliputi: 60

64 1. Upaya Kesehatan Perorangan Pelayanan Poli Umum / BP Pelayanan Poli Gigi dan seterusnya.. 2. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial Pelayanan Promosi Kesehatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan seterusnya.. e. Peranannya Bagi masyarakat Sesuai dengan definisi BLU yang mengemukakan bahwa BLU dapat membuka praktis bisnis sendiri, dan dengan adanya keluasan tersebut serta flesksibilitas pengelolaan keuangan BLU, diharapkan akan meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat. Meningkatkan pelayanan di sini berarti semakin baiknya jasa layanan yang diberikan, mulai dari fasilitas kecepatan tunggu, rawat inap hingga pelayanan lainnya yang berhubungan langsung dengan pasien VISI DAN MISI Visi adalah pandangan jauh tentang BLU, sedangkan misi adalah upaya atau langkah langkah yang dilakukan untuk mencapai visi. b. Penjelasan 1. Keterangan mengenai gambaran tentang kondisi BLU dimasa yang akan datang. 2. Keterangan mengenai upaya yang akan dilakukan BLU dalam mencapai Visi atau tujuan jangka panjang BLU. Keterangan tersebut mencakup uraian tentang produk/jasa yang akan diberikan, sasaran pasar yang dituju, dan kesanggupan untuk meningkatkan mutu layanan. 3. Ringkasan rencana kerja yang akan dilaksanakan oleh BLU dalam satu tahun anggaran untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. 61

65 c. Contoh Ilustrasi Visi BLU Sambilegi dengan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien Misi 1. Menyiapkan SDM pelayanan yang terlatih sesuai dengan profesinya; 2. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien 3. Dan seterusnya BUDAYA BADAN LAYANAN UMUM Nilai-nilai budaya kerja yang diterapkan BLU dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. b. Penjelasan Upaya yang akan dilakukan untuk merubah pola pikir menjadi ala korporat, misalnya pemberdayaan sumber daya manusia, peningkatan kerja sama, peningkatan kinerja, dan pembelajaran pola manajemen. c. Contoh Ilustrasi Persaingan global yang semakin cepat tidak terkendali, terutama terhadap kompetitor layanan sejenis di Kota Sleman, maka BLU Sambilegi berusaha memberikan pelayanan prima dengan cara menjaga mutu pelayanan, meningkatkan kompetensi SDM dan sarana prasarana, serta pelayanan dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Upaya yang dilakukan BLU Sambilegi dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Budaya didalam BLU Sambilegi mencakup beberapa hal berikut: 1) Mengedepankan pelayanan terhadap masyarakat, 2) Menjalankan SPM pelayanan sesuai ketentuan yang ada, 3) dan seterusnya.. 62

66 SUSUNAN PEJABAT PENGELOLA BLU DAN DEWAN PENGAWAS Berisi susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas. b. Penjelasan 1. Susunan Pejabat Pengelola BLU dan Dewan Pengawas berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang. 2. Uraian tugas Dewan Pengawas. 3. Uraian pembagian tugas diantara masing-masing Pengelola BLU. c. Contoh Ilustrasi Pejabat pengelola BLU Sambilegi: 1) Pimpinan BLU : drg. Sujatmiko Dityo, dengan fungsi sebagai berikut: Menyiapkan Renstra Bisnis BLU Menyiapkan RBA tahunan dan seterusnya. 2) Pejabat Keuangan : Dwi Retni Yani, dengan fungsi sebagai berikut: Mengkoordinasikan penyusunan RBA Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran Satker BLU Dan seterusnya. 3) Pejabat Teknis. 63

67 KINERJA BADAN LAYANAN UMUM TAHUN BERJALAN dan RENCANA BISNIS dan ANGGARAN Kinerja Badan Layanan Umum Tahun Berjalan Dan Rencana Bisnis Dan Anggaran di dalam RBA 3 bab merupakan BAB II. Bab II ini terdiri dari beberapa susunan pokok bahasan: A. Gambaran Kondisi BLU B. Pencapaian DAN Target Kinerja BLU C. Ambang Batas Belanja D. Prakiraan Maju Pendapatan dan Prakiraan Maju Belanja Berikut adalah penjelasannya: KONDISI LINGKUNGAN Analisa kondisi yang dilakukan oleh BLU, baik kondisi internal maupun eksternal BLU. b. Penjelasan BLU menguraikan gambaran umum secara singkat dan aktual mengenai kondisi internal BLU, kondisi eksternal BLU. Kondisi Lingkungan BLU ini memiliki beberapa pokok bahasan, diantaranya adalah: a. Kondisi Internal BLU b. Kondisi Eksternal BLU c. Kondisi Makro d. Kondisi Mikro Berikut adalah penjelasannya: 1. Kondisi Internal BLU Uraian mengenai kekuatan dan kelemahan dari kondisi pelayanan, keuangan, organisasi dan SDM, serta sarana dan prasarana BLU sampai dengan saat penyusunan RBA. 2. Kondisi Eksternal BLU Menguraikan mengenai kondisi di luar BLU yang mungkin akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja, dimana BLU tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan faktor eksternal sesuai dengan apa yang diinginkan. Kondisi 64

68 eksternal tersebut antara lain kebijakan atau produk hukum yang dikeluarkan oleh pemerintah, bencana alam, dan kondisi perekonomian nasional/regional/global, dan lain-lain. 3. Kondisi Makro Asumsi yang digunakan dalam tahun 2015 adalah sebagai berikut: No Uraian Asumsi TA Pertumbuhan Ekonomi (%) 2. Tingkat Inflasi (%) 3. Pertumbuhan Pasar (%) 4. Tingkat Suku Bunga Pinjaman (%) 5. Kurs (Rp) 4. Kondisi Mikro 3) Asumsi yang digunakan dalam tahun 2015 adalah sebagai berikut: No Uraian Asumsi TA Pembiayaan dari pemerintah daerah sebagai fungsi Public Service Obligation (PSO) 2. Rencana rata rata kenaikan tarif 3. Rencana pengembangan pelayanan 4. Rencana peningkatan pelayanan 5. Rencana kunjungan pelayanan 4) Contoh Ilustrasi Kondisi Internal BLU Kondisi Internal BLU terbagi menjadi beberapa aspek pembahasan, yaitu; a. Pelayanan b. Keuangan c. Sumber Daya Manusia d. Sarana dan Prasarana Berikut adalah contoh dari kondisi internal BLU berdasarkan 4 pokok bahasan: 1. Pelayanan Satker BLU Sambiegi telah memiliki sertifikat ISO 9001 sehingga mutu jasa yang diberikan kepada masyarakat terjamin kualitas mutunya. Sertifikat ISO

69 tersebut menjadi keunggulan satker BLU Sambilegi dalam menghadapi persaingan dengan penyedia jasa sejenis. Namun demikian, sistem pelayanan yang diberikan belum terintegrasi sehingga sulit untuk dilakukan real time monitoring. Terhadap hal ini perlu dilakukan pengembangan sistem manajemen yang mampu mengintegrasikan seluruh jenis pelayanan yang diberikan. 2. Keuangan Satker BLU Sambilegi telah memiliki sistem informasi akuntansi yang mampu mendukung pelaporan keuangan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lebih akurat dan tepat waktu. Namun demikian, tarif yang telah dimiliki belum mencerminkan kondisi riil saat ini (terlalu rendah) karena ditetapkan 5 tahun yang lalu. 3. Organisasi dan SDM Pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi masih terbatas. Perlu dilakukan penambahan pegawai dengan latar belakang pendidikan sebagai akuntan, dan terhadap pegawai di Biro Keuangan perlu dilakukan pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan pelatihan mengenai akuntansi dan keuangan. Namun, pegawai di bidang teknis layanan sangat memadai. 4. Sarana dan Prasarana Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki BLU Sambilegi saat ini cukup memadai untuk menunjang kegiatan baik kegiatan layanan maupun kegiatan administrasi. Namun untuk lebih meningkatkan kuantitas pelayanan bagi masyarakat kurang mampu dirasa perlu untuk menambah kapasitas tempat tidur kelas 3 dengan dilakukan pembangunan gedung baru dan penambahan peralatan yang menunjang pelyanan kepada masyarakat. e. Kondisi Eksternal BLU Implementasi kebijakan UU 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), khususnya terhadap BPJS Kesehatan dimana diatur: 1. Mulai tahun 2012 diwajibkan bagi seluruh rumah sakit untuk menambah kapasitas jumlah tempat tidur kelas 3 minimal 25% dari seluruh kapasitas rumah 66

70 sakit. Terhadap kewajiban ini, penambahan tempat tidur kelas 3 rumah sakit BLU dapat dilakukan dengan penambahan gedung baru atau pengalihan fungsi sebagian gedung yang sudah ada untuk digunakan sebagai tempat tidur kelas Penerapan konsep managed-care yang mengintegrasikan sistem pelayanan dan pembiayaan dimana sistem pembayaran diberikan sesuai jumlah jiwa yang dilayani serta penggunaan tarif DRG. Terhadap kebijakan pemerintah tersebut BLU Sambilegi telah membentuk tim yang khusus bertugas untuk melakukan persiapan terhadap perubahan dalam sistem manajemen secara keseluruhan PENILAIAN KINERJA DAN TARGET BLU Penilaian kinerja dan target BLU dibahas menggunakan table yang disebut 8 tabel RBA. 8 tabel tersebut yaitu: 1. Tabel Pendapatan 2. Tabel Belanja 3. Tabel Ikhtisar Target Pendapatan Menurut Program dan kegiatan tahun 20XX 4. Tabel Ikhtisar Belanja Menurut Program dan kegiatan tahun 20XX 5. Tabel Pendapatan dan Belanja Agregat 6. Tabel Biaya Layanan 7. Tabel Informasi Lainnya Yang Perlu Disampaikan 8. Prakiraan Maju Pendapatan dan Belanja (Ada dibagian pokok bahasan D). Berikut adalah penjelasan Penilaian kinerja dan target BLU. 1. Pendapatan Pencapaian kinerja tahun berjalan (20XX-1) dan target kinerja yang akan dicapai (20XX) untuk Pendapatan. b. Penjelasan Pencapaian kinerja dan target kinerja pendapatan ini berisi tentang pendapatan BLU, baik dari jasa layanan ataupun lainnya (Hibah, Kerjasama, Pendapatan lainnya, APBN/APBD) 67

71 c. Format Tabel No Uraian TA 20XX-1 TA 20XX Target Realisasi % Prognosa Target (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) =4:3 6 7 A Pendapatan BLUD - - #DIV/0! #DIV/0! - 1. Pendapatan Jasa Layanan - - #DIV/0! #DIV/0! - 2. Pendapatan Hibah - - #DIV/0! #DIV/0! - 3. Pendapatan Kerjasama - - #DIV/0! #DIV/0! - 4. Pendapatan BLUD Lainnya - - #DIV/0! #DIV/0! - B Penerimaan APBD/APBN - - #DIV/0! #DIV/0! - 1. Penerimaan APBD - - #DIV/0! #DIV/0! - 2. Penerimaan APBN - - #DIV/0! #DIV/0! - Total Pendapatan - - #DIV/0! #DIV/0! - No 2. Belanja Realisasi Belanja tahun berjalan (20XX_1) dan anggaran yang akan digunakan untuk belanja (20XX). b. Penjelasan Berisikan belanja untuk program yang ada di amsing-masing BLU. c. Format Tabel Uraian Unit/ P ro gram/ IKU P ro gram/ Akun Belanja/ Detil Belanja T arget R ealisasi % T arget R ealisasi % Sumber Vo l T arget Sumber s.d... (R p) s.d... (R p) D ana Satuan (R p) D ana =4: =7: Program Pelayanan Administrasi Perkantoran a.. b.. c.. 20XX-1 Kegiatan/ IKK/ Output/ Vo lume D ana 20XX 2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat a.. b.. c.. 3 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan a.. b.. c.. 4 Program a.. b.. dst Total Belanja BLUD Sumber Dana APBD APBN BLUD A. TA Berjalan B. Saldo Kas TA 20XX-1 P agu TA 20XX 68

72 3. Iktisar Target Pendapatan Menurut dan Kegiatan TA 20XX Target pendapatan menurut program dan kegiatan yang akan dicapai Tahun Anggaran 20XX berisikan sumber pendapatan. b. Penjelassan Sumber Pendapatan berasal dari Jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan BLUD lainnya. c. Format Tabel No Sumber Pendapatan Target (Rp) 1 Pendapatan Jasa Layanan - 2 Pendapatan Hibah - 3 Pendapatan Hasil Kerjasama - 4 Pendapatan BLUD Lainnya - Jumlah Pendapatan - 4. Ikhtisar Belanja menurut program dan kegiatan TA 20XX Target belanja menurut program dan kegiatan yang akan dicapai Tahun Anggaran 20XX berisikan alokasi belanja untuk program dan kegiatan di masing-masing BLU. b. Penjelassan Ikhtisar belanja berisikan alokasi dana untuk masing-masing program kegiatan. 69

73 c. Format Tabel ikhtisar Belanja menurut program dan kegiatan. Kode Uraian Unit/Program/ Alokasi (Rp) Target/ IKU Program/Kegiatan/IKK/ Belanja Belanja Barang Belanja Volume Output/Sumber Dana Pegawai dan Jasa Modal Satuan xxx Program : (Memuat uraian program) IKU Program : xxx Kegiatan :.. (Memuat uraian kegiatan) IKK : xxx Output : (Memuat uraian output) APBD APBN BLUD xxx Program : (Memuat uraian program) IKU Program : xxx Kegiatan :.. (Memuat uraian kegiatan) IKK : xxx Output : (Memuat uraian output) APBD APBN BLUD dst. Jumlah Sumber Dana APBD APBN BLUD A. TA. Berjalan B. Saldo Kas Pendapatan dan Belanja Agregat Pencapaian kinerja tahun berjalan (20XX-1) dan target kinerja yang akan dicapai (20XX) untuk pendapatan dan belanja secara agregat. b. Penjelasan Berisikan mengenai keseluruhan sumber dana dan keseluruhan belanja TA 20XX dan realisasi sampai dengan Juni 20XX-1. 70

74 c. Format Tabel No Uraian Realisasi s.d. 20XX Juni 20XX-1 (Rp) (Rp) I. PENDAPATAN BLUD Pendapatan Jasa Layanan Pendapatan Hibah Pendapatan Hasil Kerjasama Pendapatan BLUD Lainnya - - II. BELANJA OPERASIONAL - - A. BELANJA BLUD Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa - - B. BELANJA APBD/APBN Belanja APBD Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Lainnya Belanja APBN Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Lainnya - - III. BELANJA MODAL - - A. Belanja Modal BLUD Belanja Modal Tanah Belanja Modal Gedung/Bangunan Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Jalan dan Jaringan Belanja Modal Lainnya - - B. Belanja Modal APBD/APBN Belanja Modal Tanah Belanja Modal Gedung/Bangunan Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Jalan dan Jaringan Belanja Modal Lainnya - - IV. Surplus/(Defisit) (I-II) - - V. Penggunaan Saldo Kas BLUD - - VI. Surplus/(Defisit) Sebelum Penerimaan APBD/APBN (IV+V) - - VII. Penerimaan APBD/APBN (II.B+III.B) - - VIII. Surplus/ (Defisit) Setelah Penerimaan dari APBD/APBN (VI+VII) - - IX. TOTAL ANGGARAN PENDAPATAN (I+VII) - - X. TOTAL ANGGARAN BELANJA (II+III)

75 6. Biaya Layanan Perhitungan realisasi biaya layananta 20XX-1 dan target biaya layanan TA 20XX b. Penjelasan Perhitungan realisasi Biaya Layanan terbagi menjadi dua, biaya langsung dan tidak langsung. c. Format Tabel No Uraian Realisasi TA 20XX S.d. Juni 20XX-1 (Rp) (Rp) Biaya Langsung Biaya Pegawai - - Biaya Bahan - - Biaya Jasa Layanan - - Biaya Pemeliharaan - - Biaya Barang dan Jasa - - Biaya Penyusutan - - Biaya Lainnya - - Jumlah Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Biaya Pegawai - - Biaya Administrasi Perkantoran - - Biaya Pemeliharaan - - Biaya Barang dan Jasa - - Biaya Promosi/Marketing - - Biaya Penyusutan - - Biaya Bunga - - Biaya Administrasi Bank - - Biaya Lainnya - - Jumlah Biaya Tidak Langsung - - TOTAL BIAYA Informasi Lainnya yang Perlu Disampaikan. Informasi lainnya yang perlu disampaikan adalah pencapaian kinerja non keuangan. b. Penjelasan Informasi lainnya ini disampaikan berdasarkan jenis layanan dan berdasarkan unit layanan. 72

76 c. Format Tabel Berdasarkan Jenis Layanan No Jenis Layanan Satuan Target Kinerja TA 2015 Realisasi s/d 30 Juni 2015 Prognosa s/d Desember 2015 Capai an (%) Retribusi kunjungan Pelayanan 2 Kapitasi JKN kunjungan 3 Jamkesmata kunjungan 4 Jamkesmada kunjungan 5 Calon jemaah haji kunjungan No Jenis Satuan Layanan Prolanis kunjungan 7 Laboratorium kunjungan Berdasarkan Unit Pelyanan Layanan No Jenis Pendukung Pelayanan Satuan Target Kinerja TA Berjalan Realisasi s/d 30 Juni 2015 Prognosa sd 31 Desember 2015 Ket Parkir Harian 2 Kantin Bulanan 73

77 AMBANG BATAS RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN Ambang batas adalah besaran persentase realisasi belanja yang diperkenankan melampaui anggaran dalam DIPA BLU. b. Penjelasan 1) RBA menganut pola anggaran fleksibel (flexible budget) yaitu belanja BLU dapat melampaui atau dibawah pagu anggaran sesuai dengan realisasi pendapatan. 2) Belanja BLU yang melampaui pagu anggaran dapat dilakukan dalam suatu angka persentase terhadap pagu anggaran (ambang batas). 3) Dalam menghitung ambang batas belanja, BLU harus mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional, antara lain trend naik/turun realisasi anggaran BLU tahun sebelumnya, realisasi/prognosa tahun anggaran berjalan, dan target anggaran BLU tahun yang akan datang. 4) Penghitungan ambang batas BLU hanya untuk belanja yang didanai dari PNBP BLU tahun anggaran berjalan. 5) Satker BLU dapat melakukan belanja melampaui pagu anggaran sampai dengan ambang batas mendahului pengesahan revisi DIPA. c. Contoh Ilustrasi 1. Contoh penetapan ambang batas Berdasarkan laporan keuangan pada satker BLU Sambilegi, diperoleh data sebagai berikut: 1) 2 tahun sebelumnya (20XX-3) Pagu 100 M, Realisasi belanja adalah 110 M. 2) 1 tahun sebelumnya (20XX-2) pagu 110 M, Realisasi belanja adalah 123 M. 3) sampai dengan akhir tahun berjalan (20XX-1) pagu 123 M, perkiraan realisasi belanja 135 Maka berdasarkan data diatas, tren realisasi belanja BLU mengalami kenaikan rata-rata sebesar 10%, sehingga dapat diberikan ambang batas 10%. 74

78 2. Contoh perhitungan belanja sampai dengan ambang batas untuk BLU penyedia barang dan jasa dan BLU pengelola kawasan. Target pendapatan BLU sebesar 20 M dan pagu belanjanya 20 M. Ambang batas yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan adalah 20%. Apabila realisasi pendapatan meningkat minimal sebesar 20% menjadi 24 M, maka belanja yang dapat dilakukan adalah sebesar 20M + (20% x 20 M) atau sebesar Rp 24 M. 3. Contoh perhitungan belanja sampai dengan ambang batas untuk BLU pengelola dana. Target pendapatan BLU sebesar 100 M dan pagu belanjanya 20 M. Ambang batas yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan adalah 20%. Belanja yang dapat dilakukan adalah maksimal sebesar 20M + (20% x 20 M) atau sebesar 24 M, sesuai Prakiraan dengan realisasi Maju pendapatan Pendapatan tanpa dan harus Prakiraan melampaui Maju 100 Belanja M. Prakiraan Maju Pendapatan dan Prakiraan Maju Belanja merupakan proyeksi pendapatan dan belanja yang harus dihitung dengan memperhatikan output prioritas awal tahun anggran berikutnya, b. Penjelasan Prakiraan maju pendapatan merupakan prakiraan 5 tahun terhadap sumber pendapatan BLU, sedangkan prakiraan maju belanja BLU merupakan prakiraan belanja program dan kegiatan serta pagu 5 tahun. c. Format Tabel Prakiraan maju pendapatan BLU No Sumber Pendapatan TA TA TA TA TA 20XX-1 20XX 20XX+1 20XX+2 20XX Pendapatan Jasa Layanan Umum Pendapatan Hibah BLUD Pendapatan Hasil Kerjasama BLUD Pendapatan BLUD Lainnya Jumlah Pendapatan

79 Prakiraan Maju Belanja BLU Kode Program/Kegiatan/Sumber Pendapatan/ TA TA TA TA TA Kode Akun 20XX-1 20XX 20XX+1 20XXX+2 20XX XXXXX Program : XXXXX Kegiatan : XXXXX Output : Volume Output Pagu Belanja Target Pendapatan TA 20XX-1 TA 20XX TA 20XX+1 TA 20XX+2 TA 20XX PENUTUP Kesimpulan Di dalam RBA 3 bab memiliki dua pokok bahasan, yaitu: A. Kesimpulan Memuat seluruh rangkaian pembahasan dari bab-bab sebelumnya serta hasil-hasil yang telah dicapai dan hambatan dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan serta upaya pemecahan masalah yang dihadapi dan mencoba memberikan saran-saran yang dipandang perlu. B. Hal-hal yang Perlu Mendapatkan Perhatian Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka melaksanakan kegiatan dimasing-masing BLU PENGGUNAAN SiLPA SiLPA di dalam BLU/BLUD boleh langsung digunakan dalam kegiatan operasional. Untuk penyusunan RBA, SiLPA langsung dianggarkan biayanya ke dalam kegiatan peningkatan dan pendukung pelayanan BLU/BLUD. 76

80 3.4. RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) PERUBAHAN Berdasarkan timeline RBA di atas, RBA perubahan tidak masuk dalam timeline, namun biasanya RBA perubahan dibuat setelah semester pertama berjalan, karena setelah semester pertama berjalan, maka akan terlihat kinerja satu semester, jika kinerja semester kedua dapat melebihi RBA maka dibuatlah RBA Perubahan. RBA Perubahan tidak dapat setiap waktu diubah-ubah. RBA Perubahan hanya diubah sekali dalam satu tahun berjalan. Adanya RBA Perubahan ini terkait dengan anggaran, baik pendapatan dan belanja yang sudah tidak realistis lagi dengan realisasi. Contoh: RBA 2016 anggaran pendapatan dianggarkan Rp dan Anggaran Belanja Rp Namun dalam realisasinya, hingga Juni 2016 pendapatan sudah diperoleh sampai dengan Rp yang sudah pasti pendapatan dalam satu tahun akan melebihi anggaran pendapatan di dalam RBA murni 2016, sehingga membutuhkan RBA Perubahan. Anggaran Pendapatan berubah, akan diikuti juga dengan berubahnya anggaran belanja. Sehingga, RBA Perubahannya Anggaran Pendapatannya diganti dari Rp menjadi Rp , sedangkan anggaran belanjanya diubah dari RP menjadi Rp

81 3.4. ILUSTRASI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN (RBA) RINGKASAN PENDAPATAN DAN BIAYA Urusan Pemerintah Organisasi RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN Tahun Anggaran KESEHATAN BLU SAMBILEGI FORMULIR RBA 0 Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Biaya Komponen Pendapatan 1 PENDAPATAN BLUD 1. JASA LAYANAN 2. HIBAH 3. HASIL KERJASAMA 4. PENDAPATAN LAIN LAIN TOTAL PENDAPATAN BLUD NON BLUD 1. APBD 2. APBN TOTAL NON BLUD TOTAL PENDAPATAN BLUD + NON BLUD Komponen Biaya 1 1. BIAYA OPERASIONAL A. BIAYA PELAYANAN 1. Biaya Pegawai 2. Biaya Bahan Jumlah Anggaran (Rp) 2 Jumlah Anggaran (Rp) 2 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx 78

82 3. Biaya Jasa Pelayanan 4. Biaya Pemeliharaan 5. Biaya Barang dan Jasa 6. Biaya Penyusutan 7. Biaya Pelayanan Lain-lain B. BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 1. Biaya Pegawai 2. Biaya Penyisihan Kerugian Piutang 3. Biaya Administrasi Kantor 4. Biaya Pemeliharaan 5. Biaya Barang dan Jasa 6. Biaya Promosi 7. Biaya Penyusutan 8. Biaya Administrasi Umum dan Lain-Lain 9. Biaya Amortisasi 10. Biaya Premi Asuransi 2. BIAYA NON OPERASIONAL 1. Biaya Bunga 2. Biaya Administrasi Bank 3. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap 4. Biaya Kerugian Penurunan Nilai 5. Biaya Non Operasional Lain-lain 3. PENGELUARAN INVESTASI 1. Tanah 2. Gedung dan Bangunan 3. Peralatan dan Mesin 4. Kendaraan 5. Perlengkapan dan Peralatan Kantor 6. Jalan, Irigasi dan Jaringan TOTAL BIAYA SURPLUS/DEFISIT xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Sambilegi, XXXXXXXXXX Pimpinan BLUD RSUD Sambilegi [N A M A] [N I P] 79

83 RINCIAN PENDAPATAN Urusan Pemerintah Organisasi RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN Tahun Anggaran KESEHATAN BLU SAMBILEGI Rincian Anggaran Pendapatan FORMULIR RBA 1 Rincian Pendapatan Jumlah Anggaran Komponen Pendapatan (Satuan x Harga) (Rp) Jumla Satua h n Harga/Satuan = (2 x 4) 1. JASA LAYANAN XXX 1. Pendapatan Jasa Layanan - Pasien Umum XXX - Pasien Umum 1 Tahun XXX XXX 2. Pendapatan Jasa Layanan - Pasien BPJS XXX - Pasien BPJS 1 Tahun XXX XXX 3. Pendapatan Jasa Layanan - Pasien PT. ADIRA FINANCE XXX 4. Pendapatan Jasa Layanan - Pasien JASA RAHARJA XXX 5. Pendapatan Jasa Layanan - Pasien PT. SPS 1 XXX 6. Pendapatan Jasa Layanan - Pasien PT. TASPEN XXX 2. HIBAH XXX 1. Hibah XXX 3. HASIL KERJASAMA XXX 1. Pendapatan Parkir XXX - Pendapatan parkir 1 Tahun XXX XXX 2. Pendapatan Sewa Kantin XXX - Sewa kantin 1 Tahun XXX XXX 3. Pendapatan Sewa ATM XXX - Sewa ATM 1 Tahun XXX XXX 4. APBD XXX 1. Pendapatan/Penerimaan APBD - Pegawai XXX - Pendapatan APBK 1 Tahun XXX XXX 80

84 2. Pendapatan/Penerimaan APBD - Barang & Jasa XXX 3. Pendapatan/Penerimaan APBD - Modal XXX 5. APBN XXX 1. Pendapatan/Penerimaan APBN (DAK) XXX - Pendapatan APBN 1 Tahun XXX XXX 2. Pendapatan / Penerimaan APBA ( OTSUS ) XXX - Pendapatan APBA 1 Tahun XXX XXX 6. PENDAPATAN LAIN LAIN XXX 1. Saldo Tahun Lalu * XXX JUMLAH PENDAPATAN XXX Sambilegi, XXXXXXXXXX Pimpinan BLUD RSUD Sambilegi [N A M A] [N I P] 81

85 RINCIAN BIAYA Urusan Pemerintah Organisasi RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN Tahun Anggaran KESEHATAN BLU SAMBILEGI Rincian Anggaran Biaya FORMULIR RBA 2 Komponen Biaya Rincian Biaya (Satuan x Harga) Jumlah Anggaran (Rp) Jumlah Satuan Harga/Satuan = (2 x 4) I. BIAYA OPERASIONAL XXX A. BIAYA PELAYANAN XXX 1. Biaya Pegawai XXX 1.2. Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap XXX Uang Lembur Pengelola BLUD XXX - Uang Lembur Pengelola BLUD 1 Tahun XXX XXX 2. Biaya Bahan XXX 2.1. Biaya Obat Belanja Bahan BLUD XXX Belanja Bahan BLUD 0 0 XXX Obat-obatan dan Resep Pasien XXX - Obat-obatan dan Resep Pasien 1 Tahun XXX XXX 3. Biaya Jasa Pelayanan XXX 4. Biaya Pemeliharaan XXX 4.1. Biaya Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Medik XXX Kalibrasi Alat Medik XXX - Kalibrasi Alat Medik 1 Paket XXX XXX 5. Biaya Barang dan Jasa XXX 5.2. Biaya Cetakan Rekam Medis XXX ATK XXX - ATK 1 Tahun XXX XXX Cetakan Rekam Medis XXX - Cetakan Rekam Medis 1 Tahun XXX XXX 82

86 6. Biaya Penyusutan XXX 7. Biaya Pelayanan Lain-lain XXX B. BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI XXX 1. Biaya Pegawai XXX 1.1. Gaji PNS Gaji dan Tunjangan XXX Gaji dan Tunjangan 0 0 XXX XXX 2. Biaya Administrasi Kantor XXX 2.2. Biaya ATK XXX ATK XXX - ATK 2 Kgt XXX XXX - ATK 1 Tahun XXX XXX Belanja Alat Tulis Kantor X XXX - Belanja Alat Tulis Kantor 1 tahun XXX XXX 3. Biaya Pemeliharaan XXX 3.1. Biaya Pemeliharaan Instalasi dan Jaringan XXX Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (DAK) XXX - Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (DAK) 1 paket XXX XXX 4. Biaya Barang dan Jasa XXX 4.3. Biaya bahan bakar XXX BBM XXX - BBM 1 Ls XXX XXX - BBM 1 Ls XXX XXX 5. Biaya Promosi XXX 5.1. Biaya pemasaran dan publikasi XXX Promosi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit (BLUD) XXX - Promosi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit (BLUD) 1 Tahun XXX XXX 6. Biaya Penyusutan XXX 7. Biaya Administrasi Umum dan Lain- Lain XXX 7.2. Biaya perijinan dan legalisasi XXX Pengurusan Izin Radiologi (BLUD) XXX - Pengurusan Izin Radiologi Kegiata (BLUD) 1 n XXX XXX 8. Biaya Amortisasi XXX 9. Biaya Premi Asuransi XXX 83

87 10. Biaya Penyisihan Kerugian Piutang XXX II. BIAYA NON OPERASIONAL XXX 1. Biaya Bunga XXX 2. Biaya Administrasi Bank XXX 3. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap XXX 4. Biaya Kerugian Penurunan Nilai XXX 5. Biaya Non Operasional Lain-lain XXX 5.1. Biaya non operasional lainnya XXX Kegiatan Darma Wanita / PKK (BLUD) XXX - Kegiatan Darma Wanita / PKK (BLUD) 1 Tahun XXX XXX III. PENGELUARAN INVESTASI XXX 1. Tanah XXX 2. Peralatan dan Mesin XXX 2.1. Alat Kedokteran & Kesehatan XXX 4. Perlengkapan dan Peralatan Kantor XXX 5. Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX 6. Gedung dan Bangunan XXX 6.1. Pembangunan Gedung XXX Bangun Baru Gedung Perawatan Jiwa XXX - Bangun Baru Gedung Perawatan Jiwa 1 Paket XXX XXX JUMLAH BIAYA XXX Sambilegi, XXXXXXXXXX Pimpinan BLUD RSUD Sambilegi [N A M A] [N I P] 84

88 BIAYA PER SUMBER Urusan Pemerintah Organisasi 1.02 KESEHATAN BLU SAMBILEGI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SAMBILEGI Tahun Anggaran 2016 Rincian Anggaran Biaya Berdasarkan Sumber Dana FORMULI R RBA 2.1 Sumber Dana Total Biaya No Jenis Biaya Jasa Hasil Pendapatan Lain Layanan Hibah Kerjasama APBD APBN lain (Rp) I. BIAYA OPERASIONAL XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX A BIAYA PELAYANAN XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1. Biaya Pegawai XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1.2. Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1.3. Tunjangan BLUD TKK XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1.4. Tunjangan Tambahan Pendapatan TKK XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 82

89 2. Biaya Bahan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.1. Biaya Obat XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3. Biaya Jasa Pelayanan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 4. Biaya Pemeliharaan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 4.1. Biaya Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Medik XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 5. Biaya Barang dan Jasa XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 5.2. Biaya Cetakan Rekam Medis XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 5.5. Biaya Alat Rumah Tangga, Dapur, Laundry dan Sarana XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 6. Biaya Penyusutan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX B 7. Biaya Pelayanan Lain-lain XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1. Biaya Pegawai XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1.1. Gaji PNS XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1.2. Honorarium PNS XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 83

90 1.4. Biaya Lembur PNS XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1.5. Biaya Tambahan Penghasilan PNS XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX Biaya Tambahan Pengahasilan berdasarkan kondisi kerja XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX Biaya Tambahan Pengahasilan berdasarkan kondisi XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2. Biaya Administrasi Kantor XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.2. Biaya ATK XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.3. Biaya Cetakan dan Penggandaan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.5. Biaya Makanan dan Minuman Kantor XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.6. Biaya Makanan dan Minuman Tamu XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3. Biaya Pemeliharaan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3.1. Biaya Pemeliharaan Instalasi dan Jaringan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3.2. Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3.3. Biaya Pemel. Alat Transportasi & Komunikasi XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 4. Biaya Barang dan Jasa XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 84

91 4.3. Biaya bahan bakar XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 4.5. Biaya Jasa Konsultan dan Pihak Ketiga Lainnya XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 5. Biaya Promosi XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 5.1. Biaya pemasaran dan publikasi XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 6. Biaya Penyusutan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 7. Biaya Administrasi Umum dan Lain-Lain XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 7.2. Biaya perijinan dan legalisasi XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 8. Biaya Amortisasi XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX II. 9. Biaya Premi Asuransi XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 10. Biaya Penyisihan Kerugian Piutang XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX BIAYA NON OPERASIONAL XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1. Biaya Bunga XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2. Biaya Administrasi Bank XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 85

92 4. Biaya Kerugian Penurunan Nilai XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 5. Biaya Non Operasional Lainlain XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX III Biaya non operasional lainnya XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX PENGELUARAN INVESTASI XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 1. Tanah XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2. Peralatan dan Mesin XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.1. Alat Kedokteran & Kesehatan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.2. Alat Kantor dan Rumah Tangga XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 2.3. Mesin dan Alat Bengkel XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3. Kendaraan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 3.1. Kendaraan Dinas, Ambulans & Lainnya XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 4. Perlengkapan dan Peralatan Kantor XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 5. Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 6. Gedung dan Bangunan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 86

93 6.1. Pembangunan Gedung XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 6.2. Renovasi Gedung XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX 6.3. Perluasan Gedung XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX TOTAL BIAYA XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX Sambilegi, XXXXXXXXXX Pimpinan BLUD RSUD Sambilegi [N A M A] [N I P] 87

94 BIAYA PER JENIS Urusan Pemerintah Organisasi 1.02 KESEHATAN BLU SAMBILEGI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SAMBILEGI Tahun Anggaran 2016 Rincian Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Biaya FORMULIR RBA 2.2 Jenis Anggaran Tahun 2016 Total Biaya No Jenis Biaya Belanja Barang dan Belanja Pegawai Jasa Belanja Modal (Rp) I. BIAYA OPERASIONAL XXX XXX XXX XXX A BIAYA PELAYANAN XXX XXX XXX XXX 1. Biaya Pegawai XXX XXX XXX XXX 1.2. Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap XXX XXX XXX XXX 1.3. Tunjangan BLUD TKK XXX XXX XXX XXX 1.4. Tunjangan Tambahan Pendapatan TKK XXX XXX XXX XXX 2. Biaya Bahan XXX XXX XXX XXX 2.1. Biaya Obat XXX XXX XXX XXX 2.2. Biaya Alkes XXX XXX XXX XXX 3. Biaya Jasa Pelayanan XXX XXX XXX XXX 4. Biaya Pemeliharaan XXX XXX XXX XXX 88

95 B 4.1. Biaya Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat Medik XXX XXX XXX XXX 5. Biaya Barang dan Jasa XXX XXX XXX XXX 5.2. Biaya Cetakan Rekam Medis XXX XXX XXX XXX 5.5. Biaya Alat Rumah Tangga, Dapur, Laundry dan Sarana Ruang Pelayanan XXX XXX XXX XXX 6. Biaya Penyusutan XXX XXX XXX XXX 7. Biaya Pelayanan Lain-lain XXX XXX XXX XXX BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI XXX XXX XXX XXX 1. Biaya Pegawai XXX XXX XXX XXX 1.1. Gaji PNS XXX XXX XXX XXX 1.2. Honorarium PNS XXX XXX XXX XXX 1.4. Biaya Lembur PNS XXX XXX XXX XXX 1.5. Biaya Tambahan Penghasilan PNS XXX XXX XXX XXX Biaya Tambahan Pengahasilan berdasarkan kondisi kerja XXX XXX XXX XXX Biaya Tambahan Pengahasilan berdasarkan kondisi kerja XXX XXX XXX XXX 2. Biaya Administrasi Kantor XXX XXX XXX XXX 2.2. Biaya ATK XXX XXX XXX XXX 2.3. Biaya Cetakan dan Penggandaan XXX XXX XXX XXX 2.5. Biaya Makanan dan Minuman Kantor XXX XXX XXX XXX 2.6. Biaya Makanan dan Minuman Tamu XXX XXX XXX XXX 3. Biaya Pemeliharaan XXX XXX XXX XXX 89

96 3.1. Biaya Pemeliharaan Instalasi dan Jaringan XXX XXX XXX XXX 4. Biaya Barang dan Jasa XXX XXX XXX XXX 4.3. Biaya bahan bakar XXX XXX XXX XXX 5. Biaya Promosi XXX XXX XXX XXX 5.1. Biaya pemasaran dan publikasi XXX XXX XXX XXX 6. Biaya Penyusutan XXX XXX XXX XXX 7. Biaya Administrasi Umum dan Lain- Lain XXX XXX XXX XXX 7.2. Biaya perijinan dan legalisasi XXX XXX XXX XXX 7.4. Biaya jasa sewa XXX XXX XXX XXX 7.5. Biaya Perjalanan Dinas XXX XXX XXX XXX 7.6. Biaya Pelatihan dan Pendidikan XXX XXX XXX XXX 7.7. Biaya Transportasi dan Akomodasi XXX XXX XXX XXX 8. Biaya Amortisasi XXX XXX XXX XXX 9. Biaya Premi Asuransi XXX XXX XXX XXX 10. Biaya Penyisihan Kerugian Piutang XXX XXX XXX XXX II. BIAYA NON OPERASIONAL XXX XXX XXX XXX 1. Biaya Bunga XXX XXX XXX XXX 2. Biaya Administrasi Bank XXX XXX XXX XXX 3. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap XXX XXX XXX XXX 4. Biaya Kerugian Penurunan Nilai XXX XXX XXX XXX 5. Biaya Non Operasional Lain-lain XXX XXX XXX XXX 5.1. Biaya non operasional lainnya XXX XXX XXX XXX III. PENGELUARAN INVESTASI XXX XXX XXX XXX 1. Tanah XXX XXX XXX XXX 2. Peralatan dan Mesin XXX XXX XXX XXX 90

97 2.1. Alat Kedokteran & Kesehatan XXX XXX XXX XXX 2.2. Alat Kantor dan Rumah Tangga XXX XXX XXX XXX 2.3. Mesin dan Alat Bengkel XXX XXX XXX XXX 3. Kendaraan XXX XXX XXX XXX 3.1. Kendaraan Dinas, Ambulans & Lainnya XXX XXX XXX XXX 4. Perlengkapan dan Peralatan Kantor XXX XXX XXX XXX 5. Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX XXX XXX 6. Gedung dan Bangunan XXX XXX XXX XXX 6.1. Pembangunan Gedung XXX XXX XXX XXX 6.2. Renovasi Gedung XXX XXX XXX XXX 6.3. Perluasan Gedung XXX XXX XXX XXX TOTAL BIAYA XXX XXX XXX XXX Sambilegi, XXXXXXXXXX Pimpinan BLUD RSUD Sambilegi [N A M A] [N I P] 91

98 RINGKASAN PROGRAM DAN KEGIATAN Urusan Pemerintah Organisasi 1.02 KESEHATAN BLU SAMBILEGI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SAMBILEGI Tahun Anggaran 2016 FORMULIR RBA 2.4 Rekapitulasi Program dan Kegiatan Biaya Non Biaya Operasional Operasional Pengeluaran Total Biaya (Rp) Investasi (Rp) No Unit Kerja / Pelayanan Biaya Biaya Umum & (Rp) Pelayanan Administrasi (Rp) (Rp) Program Pelayanan 1 Administrasi Perkantoran XXX XXX XXX XXX XXX Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik XXX XXX XXX XXX XXX Kantor XXX XXX XXX XXX XXX Penyediaan Alat Tulis Kantor XXX XXX XXX XXX XXX Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor XXX XXX XXX XXX XXX Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor XXX XXX XXX XXX XXX 92

99 Minuman XXX XXX XXX XXX XXX Konsultasi, dan Tugas Kedinasan Lainnya XXX XXX XXX XXX XXX Penyediaan Jasa Lainnya XXX XXX XXX XXX XXX Sarana dan Prasarana Aparatur XXX XXX XXX XXX XXX Pengadaan Kendaraan Dinas / Oprasional XXX XXX XXX XXX XXX Pembangunan Sarana Gedung Kantor atau Lainnya XXX XXX XXX XXX XXX Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor XXX XXX XXX XXX XXX Kendaraan Dinas / Operasional XXX XXX XXX XXX XXX Pemeliharaan Rutin Berkala Mesin Genset XXX XXX XXX XXX XXX Prasarana Pelaksanaa Pembangunan Daerah (DANA OTSUS) XXX XXX XXX XXX XXX Pengembangan Sistem Pelaporan XXX XXX XXX XXX XXX Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun XXX XXX XXX XXX XXX Program Upaya Kesehatan Masyarakat XXX XXX XXX XXX XXX Masyarakat XXX XXX XXX XXX XXX Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan XXX XXX XXX XXX XXX Sakit XXX XXX XXX XXX XXX 93

100 Penyusunan SOP Rumah Sakit XXX XXX XXX XXX XXX 6 Peningkatan Sarana dan Prasarana XXX XXX XXX XXX XXX rumah sakit XXX XXX XXX XXX XXX Pengadaan alat - alat kesehatan rumah sakit XXX XXX XXX XXX XXX Pengadaan bahan - bahan logistik rumah sakit XXX XXX XXX XXX XXX 7 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit / Rumah Sakit Jiwa / Rumah Sakit Paru - Paru / Rumah Sakit Mata XXX XXX XXX XXX XXX Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit XXX XXX XXX XXX XXX 8 Program Pelaksanaan Operasional BLUD XXX XXX XXX XXX XXX Layanan Umum Daerah (NON SUBSIDI) XXX XXX XXX XXX XXX Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD XXX XXX XXX XXX XXX 9 Gaji Pegawai PNS XXX XXX XXX XXX XXX Gaji Pegawai PNS XXX XXX XXX XXX XXX TOTAL BIAYA XXX XXX XXX XXX XXX Sambilegi, XXXXXXXXXX Pimpinan BLUD RSUD Sambilegi [N A M A] [N I P] 94

101 BIAYA PER KEGIATAN Urusan Pemerintah Organisasi PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR Kelompok Sasaran Kegiatan : RENCANA BISNIS DAN FORMULIR RBA 2.3 BADAN LAYANAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN Tahun Anggaran KESEHATAN BLU SAMBILEGI Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air TARGET TOLAK UKUR KINERJA KINERJA Rincian Anggaran Biaya Jumlah Rincian Biaya Anggaran Komponen Biaya (Satuan x Harga) (Rp) Jumlah Satuan Harga/Satuan = (2 x 4) I. BIAYA OPERASIONAL XXX A. BIAYA PELAYANAN XXX 1. Biaya Pegawai XXX 2. Biaya Bahan XXX 3. Biaya Jasa Pelayanan XXX 4. Biaya Pemeliharaan XXX 5. Biaya Barang dan Jasa XXX 6. Biaya Penyusutan XXX 7. Biaya Pelayanan Lain-lain XXX B. BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI XXX 1. Biaya Pegawai XXX 2. Biaya Administrasi Kantor XXX 3. Biaya Pemeliharaan XXX 4. Biaya Barang dan Jasa XXX 4.6. Biaya langganan listrik, air, telp., faks & Internet XXX Belanja Listrik XXX - Belanja Listrik 1 Tahun XXX XXX 5. Biaya Promosi XXX 6. Biaya Penyusutan XXX 7. Biaya Administrasi Umum dan Lain-Lain XXX 8. Biaya Amortisasi XXX 9. Biaya Premi Asuransi XXX 95

102 10. Biaya Penyisihan Kerugian Piutang XXX II. BIAYA NON OPERASIONAL XXX 1. Biaya Bunga XXX 2. Biaya Administrasi Bank XXX 3. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap XXX 4. Biaya Kerugian Penurunan Nilai XXX 5. Biaya Non Operasional Lain-lain XXX III. PENGELUARAN INVESTASI XXX 1. Tanah XXX 2. Peralatan dan Mesin XXX 3. Kendaraan XXX 4. Perlengkapan dan Peralatan Kantor XXX 5. Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX 6. Gedung dan Bangunan XXX JUMLAH BIAYA XXX Sambilegi, XXXXXXXXXX Pimpinan BLUD RSUD Sambilegi [N A M A] 96

103 BAB IV ALUR PENATAUSAHAAN 4.1 PENGERTIAN PENATAUSAHAAN 4.2 ALUR PENERIMAAN 4.3 ALUR PENGELUARAN 2016

104 4. ALUR PENATAUSAHAAN 4.1. PENGERTIAN PENATAUSAHAAN Penatausahaan adalah alur yang wajib dilaksanakan oleh Bendahara pada BLU dan sekaligus mempertanggungjawabkan seluruh uang / surat berharga yang berada dalam pengelolaannya. Di samping itu, Bendahara pada BLU juga wajib membukukan seluruh transaksi atas uang yang ditatausahakannya yang ada di BLU baik yang sudah menjadi hak BLU maupun yang tidak/belum menjadi hak BLU ALUR PENERIMAAN 1. Kasir memberikan dokumen pembayaran dan rekap pendapatan dari pasien kepada Bendahara Penerimaan. 2. Bendahara Penerimaan mencatat penerimaan tersebut ke dalam BKU Penerimaan. 3. Bendahara Penerimaan membuat Surat Tanda Setoran (STS) yang didasari dari BKU Penerimaan dan menyerahkannya kepada Pejabat Keuangan untuk diverifikasi. 4. Pejabat Keuangan melakukan verifikasi STS, jika dinilai telah sesuai, Pejabat Keuangan menandatangani dan menyerahkannya kepada Pimpinan BLU. Apabila tidak disetujui, maka STS dikembalikan kepada Bendahara Penerimaan untuk diperbaiki. 5. Pimpinan BLU menandatangani STS yang sudah sesuai dan menyerahkannya kepada Bendahara Penerimaan untuk disetorkan ke Bank. 6. Bendahara Penerimaan membuat slip penyetoran bank dan menyerahkan uang pendapatan tersebut kepada Bank. 7. Bendahara Penerimaan mencatat penyetoran tersebut ke dalam buku setoran dan Buku Register STS. 98

105 Alur Penerimaan digambarkan dengan diagram alur di bawah ini: Kasir Bendahara Penerimaan Pejabat Kuangan Pimpinan BLUD Bank Bukti Pembayaran & Rekap Bukti Pembayaran & Rekap BKU Penerimaan STS STS Tidak Setuju Verifikasi STS Setuju STS STS STS STS, Uang dan Slip Penyetoran Bank Buku Setoran dan register STS Catatan : Dari Rekap Pembayaran, berdasarkan sumber penerimaan, penerimaan dapat dibagi menjadi 4 kelompok : 1. Penerimaan Jasa Layanan Tunai 2. Penerimaan Kapitasi BPJS 3. Penerimaan Jasa Layanan Piutang 4. Penerimaan non Jasa Layanan (Hibah, APBD, Kerjasama dan Pendapatan lain-lain) 99

106 4.3. ALUR PENGELUARAN Alur Penatausahaan Pengeluaran terdapat 3 alur, yaitu : a. Alur Pengeluaran Uang Persediaan (UP) b. Alur Pengeluaran Ganti Uang (GU) c. Alur Pengeluaran Langsung (LS) Berikut adalan penjelasan masing-masing alur : ALUR PENGELUARAN UANG PERSEDIAAN (UP) Uang Persediaan (UP) adalah uang yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran setiap awal tahun anggaran melalui prosedur yang berlaku. b. Penjelasan Pengajuan UP hanya dilakukan sekali dalam setahun tanpa pembebanan pada kode rekening tertentu dan menjadi uang yang harus dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Pengeluaran. c. Alur Pengeluaran UP Bendahara Pengeluaran Pejabat Kuangan Pimpinan BLUD Bank SPP-UP SPP-UP Tidak Setuju Verifikasi SPP UP Tidak Setuju SPM-UP SP2D-UP dan Cek Giro SP2D-UP dan Cek Giro Register SPP Cek Giro Uang Uang 100

107 ALUR PENGELUARAN GANTI UANG (GU) Alur Pengeluaran Ganti Uang (GU) adalah penatausahaan untuk mengganti uang ketika 75% dari UP telah digunakan oleh Bendahara Pengeluaran. b. Penjelasan Pada saat uang persediaan telah terpakai minimal sebesar 75%, Bendahara Pengeluaran dapat mengajukan SPP Ganti Uang Persediaan (GU) dengan besaran sejumlah nominal yang tercantum dalam Surat Pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan UP yang telah disahkan pada periode waktu tertentu. SPP-GU tersebut dapat disampaikan untuk satu kegiatan tertentu atau beberapa kegiatan sesuai dengan kebutuhan yang ada. c. Alur Pengeluaran GU Bendahara Pengeluaran Pejabat Kuangan Pimpinan BLUD Bank SPP-GU SPP-GU Tidak Setuju Verifikasi SPP-GU Tidak Setuju SPM-GU SP2D-GU dan Cek Giro SP2D-GU dan Cek Giro Register SPP,SPM, SP2D Cek Giro Uang Uang 101

108 ALUR PENGELUARAN LANGSUNG (LS) Alur Pengeluaran Langsung (LS) dipergunakan untuk pembayaran langsung pada pihak ketiga sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Alur Pengeluaran LS dibagi menjadi dua yaitu Alur Pengeluaran Belanja Langsung Tunai (LS Tunai) dan Alur Pengeluaran Belanja Pihak Ketiga ALUR PENGELUARAN BELANJA LANGSUNG TUNAI Alur pengeluaran Belanja Langsung Tunai (LS - Tunai) ini merupakan alur permintaan sejumlah dana yang akan digunakan untuk belanja tunai pada saat itu juga atau dalam kurun waktu yang singkat tanpa adanya pengeluaran kas melalui Bendahara Pengeluaran. b. Penjelasan 1. Pejabat Teknis mengajukan nota permintaan dana untuk melaksanakan kegiatan kepada Pimpinan BLU. 2. Pimpinan BLU memverifikasi Nota Permintaan Dana terhadap kebenaran dan kewajibannya. 3. Pimpinan BLU membuat Surat Perintah Bayar (SPBy) atas Nota Permintaan Dana dan memberikannya kepada Bendahara Pengeluaran. 4. Pejabat keuangan memberikan persetujuan pada SPBy dan memberikannya kepada Bendahara Pengeluaran. 5. Bendahara Pengeluaran memberikan uang sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam SPBy dan membuat kwitansi Panjar. 6. Pejabat teknis memberikan Kwitansi/Bukti Pembelian/Nota kepada Bendahara Pengeluaran. 7. Bendahara Pengeluaran memverifikasi bukti pengeluaran serta kesesuaian jumlah pengeluaran dengan uang panjar, jika tidak sesuai maka Bendahara Pengeluaran membayar kekurangannya atau menerima kelebihannya 8. Bendahara mencatat pengeluaran pada BKU. 102

109 c. Alur Pengeluaran Belanja Langsung Tunai Pejabat Teknis Pimpinan BLUD Bendahara Pengeluaran Pejabat Keuangan Nota Permintaan Dana (NPD) Nota Permintaan Dana (NPD) Verifikasi Surat Perintah Bayar (SPBy) Surat Perintah Bayar (SPBy) Surat Perintah Bayar (SPBy) Surat Perintah Bayar (SPBy) Uang Kwitansi Panjar BKU dan BP Panjar Kwitansi / Bukti Pembelian Kwitansi / Bukti Pembelian Uang Tidak sesuai (Mengembalikan/ menerima) Verifikasi Kwitansi Sesuai Kwitansi / Bukti Pembelian 103

110 ALUR PENGELUARAN BELANJA LANGSUNG PIHAK KETIGA Alur Pengeluaran Belanja Langsung Pihak Ketiga ini merupakan alur belanja terhadap pihak ketiga di mana proses pencairan dana melalui penatausahaan umum, SPP sampai dengan SP2D. b. Penjelasan 1) Pejabat Teknis mengajukan nota permintaan dana atas kegiatan yang telah dilaksanakan yang dilampiri : 1. Perjanjian/Kontrak 2. Berita Acara Serah Terima 3. Ringkasan Pembayaran 4. Surat Pesananan 5. LRA BelanjaDokumen lain yang diperlukan 2) Bendahara pengeluaran mengajukan SPP-Ls kepada Pejabat Keuangan 3) Pejabat keuangan memverifikasi SPP-UP yang diajukan meliputi : a. Nilai UP b. Kebenaran dokumen. Jika SPP-LS disetujui, maka Pejabat Keuangan Membuat SPM-LS untuk diteruskan kepada Pimpinan BLU untuk ditandatangani, jika tidak disetujui maka dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran 4) Pimpinan BLU menandatangani SP2D-LS dan Cek Giro dan diserahkan kepada Pejabat Keuangan dan Bendahara Pengeluaran. 5) Bendahara Pengeluaran mencatat SPP,SPM, dan SP2D pada register. 6) Bendahara Pengeluaran BLU menandatangani cek dan menyerahkan Cek Giro ke Pihak ke 3. 7) Bendahara Pengeluaran mencatat pengeluaran uang pada BKU Bendahara Pengeluaran. 104

111 c. Alur Pengeluaran Belanja Langsung Pihak Ketiga Pejabat teknis Bendahara Pengeluaran Pejabat Kuangan Pimpinan BLUD Pihak ke 3 Nota Permintaan Dana (NPD Nota Permintaan Dana (NPD SPP-Ls SPP-LS Tidak Setuju Verifikasi SPP Ls Tidak Setuju SPM-Ls SP2D-Ls dan Cek Giro SP2D-Ls dan Cek Giro Register SPP Cek Giro Cek Giro BKU 105

112 4.4. BUKU BANTU BUKU BANTU PENERIMAAN BUKU KAS UMUM PENERIMAAN Buku yang digunakan untuk mencatat seluruh bukti transaksi penerimaan kas yang berada di BLU. b. Penjelasan Buku ini digunakan oleh Bendahara Penerimaan untuk mencatat semua transaksi penerimaan yang terjadi atas kas. Sehingga informasi mengenai jumlah kas yang diterima oleh BLU dapat dilihat dari jumlah saldo yang berada pada buku kas umum penerimaan. c. Pengakuan dan Pengukuran Setiap transaksi penerimaan kas baik yang mempengaruhi saldo kas ditangan maupun di Bank. d. Contoh Ilustrasi 106

113 BUKU KAS PENERIMAAN Buku yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan uang kas merupakan kas ditangan BLU. b. Penjelasan Buku ini memberikan informasi mengenai transaksi penerimaan atas uang kas yang merupakan kas ditangan BLU. Bagian kiri atau lebih dikenal dengan debet, digunakan untuk memberikan informasi mengenai transaksi penerimaan uang, sedangkan pada sisi kanan atau kredit mencerminkan transaksi BLU dalam pengeluaran kas. c. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan kas dilakukan pencatatan pada sisi debit sedangkan untuk pengeluaran kas dilakukan pencatatan pada sisi kredit. d. Contoh Ilustrasi 107

114 BUKU BANK Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran uang kas yang mempengaruhi saldo kas di bank. b. Penjelasan Buku bank memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran uang kas yang melalui transaksi antar bank. Saldo awal maupun akhir pada buku bank tidak selalu harus merupakan saldo debet. Saldo ini, mungkin berada pada sisi kredit. Hal tersebut dikarenakan BLU dalam hal ini memiliki hutang kepada bank. c. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan kas yang mempengaruhi bertambahnya saldo kas di Bank di catat pada sisi debet. Sedangkan, pada setiap transaksi pengeluaran yang mempengaruhi berkurangnya saldo kas di Bank di catat pada sisi kredit. d. Contoh Ilustrasi 108

115 REGISTER PENERIMAAN Register atas segala penerimaan yang ada di badan layanan umum. b. Penjelasan Register penerimaan digunakan untuk melihat transaksi penerimaan yang diterima oleh badan layanan umum selama periode tertentu. c. Contoh Ilustrasi REGISTER SURAT TANDA SETOR (STS) Surat Tanda Setor (STS) atas penerimaan yang dilakukan oleh bendahara penerimaan. b. Penjelasan STS digunakan untuk menyetorkan penerimaan yang diselenggarakan oleh Bendahara Penerimaan, sebagai tanda bukti penyetoran penerimaan. a. Pengakuan dan Pengukuran STS dibuat oleh Bendahara Penerimaan setiap kali melakukan setoran atas penerimaan. Register STS adalah beberapa STS yang telah diterima oleh Bendahara Penerimaan lalu direkap dalam periode tertentu. 109

116 b. Contoh Ilustrasi BUKU BANTU PENGELUARAN BUKU KAS UMUM PENGELUARAN Buku yang digunakan untuk mencatat seluruh bukti transaksi pengeluaran kas yang berada di BLU. b. Penjelasan Buku ini digunakan oleh bagian pengeluaran untuk mencatat semua transaksi pengeluaran yang terjadi atas kas. Sehingga informasi mengenai seberapa besar kas yang dikeluarkan oleh BLU dapat dilihat dari jumlah saldo yang berada pada buku kas umum pengeluaran. c. Pengakuan dan Pengukuran Setiap transaksi pengeluaran kas baik yang mempengaruhi saldo kas ditangan maupun di Bank. 110

117 d. Contoh Ilustrasi BUKU KAS PENGELUARAN Buku yang digunakan untuk mencatat setiap pengeluaran uang kas yang berada pada saldo kas ditangan BLU. b. Penjelasan Buku ini memberikan informasi mengenai transaksi pengeluaran atas uang kas yang berada di saldo kas ditangan milik BLU. Bagian kiri atau lebih dikenal dengan debet memberikan informasi mengenai transaksi penerimaan uang, sedangkan pada sisi kanan atau kredit mencerminkan transaksi BLU dalam pengeluaran kas. c. Pengakuan dan Pengukuran Pengeluaran kas dicatat pada sisi kredit. 111

118 d. Contoh Ilustrasi BUKU BANK Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran uang kas yang mempengaruhi saldo kas di bank. b. Penjelasan Buku bank memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran uang kas yang ada di bank. Saldo buku bank pada pembukaan atau penutupannya, tidak selalu harus merupakan saldo debet. Saldo ini, mungkin berada pasa sisi kredit. Hal tersebut dikarenakan BLU dalam hal ini memiliki hutang kepada bank. c. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan kas yang mempengaruhi bertambahnya saldo kas di Bank di catat pada sisi debet. Sedangkan, pada setiap transaksi pengeluaran yang mempengaruhi berkurangnya saldo kas di Bank di catat pada sisi kredit. 112

119 d. Contoh Ilustrasi BUKU PAJAK Buku yang digunakan untuk mencatat bukti transaksi terkait dengan pemungutan maupun penyetoran pajak oleh Bendahara Pengeluaran. b. Penjelasan Pembayaran pajak yang dilakuakn oleh Bendahara Pengeluaran dicatat dengan menggunakan Buku Pajak. c. Pengakuan dan Pengukuran Pengakuan pajak terhutang saat dinyatakan sebagai piutang oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) atau diterimanaya pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya. 113

120 d. Contoh Ilustrasi 114

121 BAB V Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1. Penyajian Laporan Keuangan 2. Pencatatan Pos Transaksi Keuangan 3. Ilustrasi Laporan Keuangan 2016

122 5.1. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan BLU merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh BLU. Tujuan umum Laporan Keuangan BLU adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN Terdapat kelompok utama pengguna Laporan Keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada : a. Pelanggan; b. Wakil Rakyat, Lembaga Pengawas, dan Lembaga Pemeriksa; c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; d. Pemerintah ASUMSI DASAR Asumsi Akrual (Accrual) Asumsi dasar akrual adalah bahwa setiap transaksi dan peristiwa yang terjadi baik yang sudah dilalui maupun yang akan terjadi harus diakui pada saat transaksi keuangan terjadi (bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). 114

123 Asumsi Keberlangsungan Usaha (Going Concern) Setiap Laporan Keuangan yang disusun dan disajikan oleh setiap perusahaan harus mendasarkan kepada asumsi keberlangsungan usaha, artinya bahwa ketika perusahaan menyusun Laporan Keuangan tersebut perusahaan diasumsikan akan terus menerus beroperasi dan berjalan dimasa yang akan datang. Jadi tidak diasumsikan bahwa perusahaan tersebut akan tutup, pailit atau dilikuidasi operasionalnya, atau bahkan diasumsikan semua karyawannya akan di PHK KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN NERACA Neraca merupakan laporan keuangan yang mencerminkan posisi keuangan entitas pada waktu tertentu. Posisi keuangan meliputi pos-pos aset, kewajiban, serta ekuitas dan saldo laba. a. Aset Pos-pos aset disajikan berdasarkan urutan likuditas tanpa diklasifikasi menjadi kelompok aset lancar dan tidak lancar. a) Aset Lancar : kas dan setara kas, piutang, persediaan, dll. b) Aset tidak lancar : Tanah, gedung, peralatan, mesin, dll b. Kewajiban Pos-pos kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo tanpa diklasifikasi menjadi menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang (unclassified balance sheet). c. Ekuitas Pos Ekuitas dan saldo laba terdiri atas ekuitas awal dan surplus/defisit periode tertentu. 115

124 LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional adalah laporan yang menggambarkan surplus atau defisit BLU yang diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya selama periode tertentu. a. Penerimaan : Penerimaan BLU, Penerimaan APBN, Hibah, penerimaan kerjasama dan Penerimaan lain-lain BLU yang sah. b. Biaya : Biaya Pelayanan BLU, Biaya Administrasi dan Umum BLU, Biaya Non operasional LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menyajikan ekuitas akhir setelah adanya perubahan surplus/defisit tahun berjalan LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas merupakan laporan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu. Arus kas meliputi kas tunai, tabungan, giro, dan deposito. Arus kas diklasifikasi menjadi: a. Arus kas dari aktivitas operasi, b. Arus kas dari aktivitas investasi, c. Arus kas dari aktivitas pendanaan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. 116

125 TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN keuangan. Pimpinan BLU bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan MATA UANG PENCATATAN Mata uang yang digunakan dalam pencatatan adalah Rupiah PERIODE PELAPORAN a. Laporan Keuangan disajikan secara bulanan dan tidak disajikan secara komparatif dengan bulan sebelumnya. b. Laporan Keuangan disajikan secara triwulan dan tidak disajikan secara komparatif dengan bulan sebelumnya. c. Laporan keuangan disajikan secara semesteran dan tidak disajikan secara komparatif dengan bulan sebelumnya d. Laporan keuangan tahunan dapat disusun dengan penjumlahan laporan keuangan bulan Januari sampai dengan Desember pada tahun yang sama KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan dalam penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pertimbangan dan atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi BLU. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan kondisi keuangan secara tepat. Pertimbangan pemilihan yang digunakan dalam penerapan kebijakan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan BLU meliputi: a. Penyajian wajar Laporan Keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Aktivitas/LO, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form): Transaksi serta peristiwa lain yang akan diinformasikan dalam laporan keuangan dicatat dan 117

126 disajikan dengan mempertimbangkan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan Kuangan (CaLK). c. Materialitas penyajian informasi dalam Laporan Keuangan didasarkan pada pertimbangan materialitas atau arti penting informasi tersebut bagi penggunanya untuk keperluan pengambilan keputusan ekonomi. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar Laporan Keuangan. 118

127 5.2. PENCATATAN TRANSAKSI POS KEUANGAN Pencatatan Transaksi Pos Keuangan dibagi menjadi dua pos, yaitu Pos Penerimaan dan Pengeluaran PENERIMAAN Penerimaan di dalam pos keuangan terdiri dari beberapa pokok bahasan, yaitu : 1. Pendapatan BLU 2. Penerimaan APBD 3. Penerimaan APBN 4. Penerimaan dari Pinjaman Utang 5. Penarikan dari Bank 6. Pendapatan Diterima di Muka Berikut penjelasan masing-masing Penerimaan: PENDAPATAN BLU Pendapatan BLU dibagi menjadi empat, yaitu: 1. Penerimaan Jasa Layanan (Jasa Layanan Tunai, Kapitasi BPJS, Jasa Layanan piutang pihak ketiga) 2. Penerimaan Hibah (Hibah Uang, Hibah Barang) 3. Penerimaan Hasil Kerjasama 4. Penerimaan lain-lain 119

128 Berikut akan dijelaskan masing-masing penerimaan BLU: PENDAPATAN JASA LAYANAN PENDAPATAN JASA LAYANAN TUNAI Merupakan penerimaan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang atau jasa yang diserahkan kepada pelanggan yang dibayarkan secara tunai. b. Penjelasan Penjualan jasa tunai muncul dari kegiatan utama BLU, yaitu kegiatan pelayanan kepada pelanggan atau pihak lainnya, yang oleh pelanggan atau pihak lainnya langsung dibayarkan pada saat selesai memberikan jasa pelayanan. c. Pengakuan dan Pengukuran Penjualan tunai diakui pada saat penyampaian tagihan kepada pelanggan atau pihak lainnya sebesar jumlah yang ditagihkan dan langsung mendapatkan uang tunai pada saat itu. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 1 Juli 2016 BLU Sambilegi memberikan jasa layanan kepada pelanggan umum sebesar Rp secara tunai. Jurnal : Db. Kas Rp Kr. Pendapatan Jasa Layanan Umum Rp PENDAPATAN JASA LAYANAN NON TUNAI 1. BPJS KAPITASI Merupakan penerimaan yang diperoleh secara rutin dari BPJS dengan cara transfer ke Bank Bendahara Penerimaan sebagai dana yang dapat digunakan 120

129 untuk kegiatan operasional pelayanan pasien yang sudah terdaftar sebagai anggota BPJS faskes yang bersangkutan. b. Penjelasan Penerimaan pada sisi kredit merupakan bertambahnya pendapatan BLU yang diperoleh dari Kapitasi BPJS. c. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan kredit dicatat pada saat BLU menerima kas dari pihak BPJS. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 13 Maret 2016 BLU Sambilegi menerima kiriman Kapitasi BPJS sebesar Rp melalui Bank Bendahara Penerimaan. Jurnal : Db. Kas Bank Bendahara Penerimaan Rp Kr. Pendapatan Kapitasi BPJS Rp KLAIM PIUTANG BPJS Pernyataan yang dikeluarkan oleh BLU sebagai bentuk tagihan dari jasa layanan yang telah dilakukan sebelumnya dan kemudian akan diterima pembayarannya dari pihak ketiga. b. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan diakui pada saat terjadinya transaksi pelayanan dan dicatat sebagai piutang. c. Contoh Ilustrasi Tanggal 3 Juli 2016 BLU Sambilegi memberikan jasa layanan kepada pasien umum sebesar Rp dan pasien tersebut menggunakan kartu BPJS. Jurnal : Db. Piutang BPJS Rp Kr. Pendapatan Jasa Layanan Umum Rp

130 3. PENDAPATAN PIUTANG BPJS d. Definisi Pembayaran piutang dari pihak ketiga sebagai pelunasan tagihan kepada BLU terkait kegiatan pelayanan yang sudah dilakukan sebelumnya. e. Pengakuan dan Pengukuran Pembayaran piutang dari pihak ketiga dicatat pada saat BLU menerima pembayaran dari pelanggan sesuai dengan penerimaan kas. f. Contoh Ilustrasi Tanggal 15 Agustus 2016 pihak BPJS mengirimkan uang sebesar Rp ke Bank Bendahara Penerimaan untuk membayar piutang pada bulan sebelumnya. Jurnal : Db. Bank Bendahara Penerimaan Rp Kr. Piutang - BPJS Rp PENERIMAAN HIBAH Penerimaan Hibah terdiri dari dua penerimaan : 1. Penerimaan Hibah Uang 2. Penerimaan Hibah Barang Berikut adalah penjelasan dari amsing-masing jenis Hibah: HIBAH UANG Merupakan penerimaan yang diterima dari pelanggan atau badan lain, tanpa adanya kewajiban bagi BLU untuk menyerahkan barang/jasa. Hibah diklasifikasikan menjadi Hibah Terikat dan Hibah Tidak Terikat. Hibah Terikat adalah hibah yang peruntukannya ditentukan oleh pemberi hibah. Hibah tidak terikat adalah hibah yang peruntukannya tidak ditentukan oleh pemberi hibah. 122

131 b. Pengakuan dan Pengukuran a) Penerimaan Hibah berupa uang diakui pada saat hak kepemilikan berpindah. b) Penerimaan Hibah berupa uang diakui pada saat kas diterima oleh BLU. c) Penerimaan Hibah berupa uang dicatat sebesar jumlah kas yang diterima oleh BLU. c. Contoh Ilustrasi Tanggal 21 Agustua 2016 BLU Sambilegi menerima hibah kas dari lembaga sebagai hadiah cuma-cuma sebesar Rp Jurnal : Db. Bank Bendahara Penerimaan Rp Kr. Penerimaan Hibah Rp HIBAH BARANG Merupakan penerimaan yang diterima dari pelanggan atau badan lain tanpa adanya kewajiban bagi BLU untuk menyerahkan barang/jasa. Hibah diklasifikasikan menjadi Hibah Terikat dan Hibah Tidak Terikat. Hibah Terikat adalah hibah yang peruntukannya ditentukan oleh pemberi hibah. Hibah tidak terikat adalah hibah yang peruntukannya tidak ditentukan oleh pemberi hibah. b. Pengakuan dan Pengukuran a) Penerimaan Hibah berupa barang diakui pada saat hak kepemilikan berpindah. b) Penerimaan hibah berupa barang dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. 123

132 c. Contoh Ilustrasi Tanggal 19 Agustus 2016 BLU Sambilegi menerima hibah peralatan kedokteran sebagai hadiah atas ikut serta lomba agustusan senilai Rp Jurnal : Db. Alat kedokteran dan Kesehatan Rp Kr. Penerimaan Hibah Rp PENERIMAAN HASIL KERJASAMA Merupakan penerimaan yang berasal dari hasil kerja sama dengan pihak lain, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain penerimaan yang tidak berhubungan secara langsung dengan tugas dan fungsi BLU. b. Pengakuan dan Pengukuran a) Penerimaan hasil kerjasama dicatat sebesar nominal yang diterima. b) Dicatat pada saat keluarnya tagihan atas kerjasama yang dilakukan. c. Contoh Ilustrasi Tanggal 1 Agustus 2016 BLU Sambilegi menerima penerimaan dana hasil kerjasama sewa tempat ATM sebesar Rp Jurnal : Db. Bank Bendahara penerimaan Rp Kr. Pendapatan Sewa ATM Rp PENERIMAAN LAIN-LAIN Penerimaan lain-lain adalah penerimaan yang berasal dari sumbersumber di luar kegiatan utama BLU, tidak termasuk dalam penerimaan operasional. 124

133 b. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan lain-lain dicatat sebesar nominal yang ditagihkan (diterima). c. Contoh Ilustrasi Tanggal 1 Agustus 2016 BLU Sambilegi menerima penerimaan jasa siswa praktik dari SMA N 1 Brebes sebesar Rp Jurnal : Db. Bank Bendahara penerimaan Rp Kr. Penerimaan Jasa Siswa Praktik Rp PENJUALAN ASET Merupakan selisih lebih antara harga jual dengan nilai buku aset non lancar. b. Pengakuan dan Pengukuran Penerimaan penjualan aset dicatat pada saat BLU menjual asset dan menerima pembayaran atas penjualan tersebut pada saat itu juga. c. Contoh Ilustrasi Tanggal 10 Agustus 2016 BLU Sambilegi menjual kursi tunggu pelanggan (kursi kayu), dan dijual seharga Rp , di mana pembayaran atas penjualan tersebut diterima pada saat itu juga. Jurnal : Db. Bank Bendahara Penerimaan Rp Kr. Penjualan asset tetap - kursi kayu Rp PENERIMAAN APBN Merupakan penerimaan yang berasal dari APBN, baik untuk belanja operasional maupun belanja investasi. Belanja operasional merupakan belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. Belanja investasi merupakan belanja modal. 125

134 b. Pengakuan dan pengukuran a) Penerimaan dari APBN diakui pada saat pengeluaran belanja dipertanggungjawabkan dengan diterbitkannya SP2D. b) Penerimaan dari APBN dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto belanja pada SPM. c. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi pada tanggal 1 Januari 2016 menerima dana dari APBN sebesar Rp Jurnal: Db. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp Kr. Penerimaan APBN Rp PENERIMAAN APBD Merupakan penerimaan yang berasal dari APBD, baik untuk belanja operasional maupun belanja investasi. Belanja operasional merupakan belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. Belanja investasi merupakan belanja modal b. Pengakuan dan pengukuran a) Penerimaan dari APBD diakui pada saat pengeluaran belanja dipertanggungjawabkan dengan diterbitkannya SP2D. b) Penerimaan dari APBD dicatat sebesar nilai pengeluaran bruto belanja pada SPM. c. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi pada tanggal 1 Januari 2016 menerima dana dari APBD sebesar Rp Jurnal: Db. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp Kr. Penerimaan APBD Rp

135 PENERIMAANDARI PINJAMAN UTANG UTANG BANK Utang Bank adalah kewajiban kepada bank yang timbul dari penerimaan sejumlah pinjaman yang dilakukan BLU. b. Penjelasan a) Utang bank marupakan kewajiban kepada bank yang timbul dari pinjaman bank yang diterima BLU b) Utang bank dicatat sebesar pokok pinjaman. Biaya provisi, administrasi dan lainnya yang timbul dari perolehan pinjaman bank dicatat sebagai biaya. c. Pengakuan dan Pengukuran a) Utang bank dicatat pada saat BLU menerima pinjaman dari bank sebesar pokok pinjaman b) Bunga utang bank dicatat pada saat menerima tagihan dari bank atau sesuai jadwal pembayaran cicilan yang sudah disepakati. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 10 Agustus 2016 BLU Sambilegi meminjam dana sebesar Rp ke Bank ABC, dengan bunga 8%, provisi 1%, dalam jangka 1 tahun. Jurnal : Db. Bank Bendahara penerimaan Rp Db. Biaya Provisi Rp Kr. Utang Bank ABC Rp UTANG NON BANK Utang Non-Bank adalah kewajiban kepada pihak lain selain Bank yang timbul dari kegiatan BLU. 127

136 b. Penjelasan Utang non bank merupakan kewajiban kepada pihak lain yang timbul dari kegiatan operasional BLU, contohnya pembelian asset tetap yang belum dilunasi. Utang bank marupakan kewajiban kepada bank yang timbul dari pinjaman bank yang diterima BLU c. Pengakuan dan Pengukuran a) Utang non bank dicatat pada saat BLU menerima tagihan atas pinjaman dari pihak lain atas kewajiban yang belum dilunasi. b) Utang non bank berkurang atau dikeluarkan dari pembukuan ketika BLU melakukan pembayaran kepada pihak pemberi dana / barang tersebut. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 15 Agustus 2016 BLU Sambilegi membeli asset tetap (mobil ambulance baru) seharga Rp dari Bapak Dino. Jurnal : Db. Asset tetap - Ambulance Rp Kr. Utang-Bapak Dino Rp PENARIKAN DARI BANK PENARIKAN GIRO Penarikan jasa giro adalah penarikan sejumlah dana dari rekening giro yang dimiliki BLU. b. Penjelasan Giro pada umumnya terdiri dari rekening giro bank dalam bentuk rupiah. c. Pengakuan dan Pengukuran a) Giro pertama kali dicatat ketika pembukuan rekening giro bank sebesar jumlah rupiah yang disetor untuk giro. b) Pengurangan dalam rekening giro bank dicatat pada saat diterima laporan dari bank sebesar jumlah yang tercatat dalam rekening tabungan c) Giro bank tidak lagi dicatat apabila rekening giro telah ditutup. 128

137 d. Contoh Ilustrasi Tanggal 6 Juli 2016 BLU Sambilegi menarik dana sejumlah Rp dari rekening giro di bank ABC. Jurnal : Db. Kas di Bendahara penerimaan Rp Kr. Giro-Bank ABC Rp PENARIKAN TABUNGAN Penarikan jasa tabungan adalah penarikan sejumlah dana dari rekening tabungan yang dimiliki BLU. b. Penjelasan Tabungan pada umumnya terdiri dari rekening tabungan bank dalam bentuk rupiah. c. Pengakuan dan Pengukuran 1) Tabungan pertama kali dicatat ketika pembukuan rekening tabungan bank sebesar jumlah rupiah yang disetor untuk tabungan tabungan. 2) Pengukuran dalam rekening tabungan bank dicatat pada saat diterima laporan dari bank sebesar jumlah yang tercatat dalam rekening tabungan 3) Tabungan bank tidak lagi dicatat apabila rekening tabungan telah ditutup. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 6 Juli 2016 BLU Sambilegi menarik dana sejumlah Rp dari rekening tabungan di bank ABC. Jurnal : Db. Kas Bendahara penerimaan Rp Kr. Tabungan - Bank ABC Rp PENARIKAN DEPOSITO Penarikan Deposito adalah penarikan sejumlah dana dari rekening Deposito yang dimiliki BLU. 129

138 b. Penjelasan Deposito pada umumnya terdiri dari rekening tabungan bank dalam jangka waktu tertentu c. Pengakuan dan Pengukuran a) Deposito pertama kali dicatat ketika pembukuan rekening Deposito bank sebesar jumlah rupiah yang disetor untuk Deposito. b) Bunga deposito diakui sebagai penghasilan lain pada saat diterimanya. Masuk dalam rekening giro/tabungan, atau menambah nilai deposito. c) Deposito tidak lagi dicatat apabila rekening Deposito ketika telah ditutup. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 8 Juli 2016 BLU Sambilegi menarik deposito di bank ABC sebesar Rp Jurnal : Db. Kas di bendahara penerimaan Rp Kr. Deposito - Bank ABC Rp PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA Penerimaan diterima di muka adalah sejumlah penerimaan atau penerimaan sejumlah tertentu yang dibayarkan di awal sebelum pelayanan kepada pihak lain selesai. b. Pengakuan dan Pengukuran a) Penerimaan diterima di muka dicatat pada saat penerimaan tersebut diterima. b) Pengakuan penerimaan diterima di muka dicatat disetiap periode sesuai dengan perhitungan jumlah penerimaan yang diterima dalam jangka waktu pemanfaatan penerimaan. 130

139 c. Contoh Ilustrasi Tanggal 1 Februari 2016 BLU Sambilegi menerima jasa sewa lahan kantin untuk masa satu tahun sebesar Rp Jurnal : Db. Kas Bendahara Penerimaan Rp Kr. Pendapatan diterima dimuka Rp PENGELUARAN Pengeluaran di dalam pos keuangan terdiri pos-pos sebagai berikut: 1.Pembelian Persediaan 2.Pembayaran Kewajiban 3.Pembelian Aset 4.Pembayaran Biaya 5.Penghapusan Piutang 6.Setoran ke Bank 7.Pemindahan Saldo Rekening 8.Stock Opname Persediaan 9.Biaya Dibayar di Muka PEMBELIAN PERSEDIAAN PEMBELIAN PERSEDIAAN TUNAI Persediaan adalah barang dagangan yang dimiliki BLU yang dibeli secara tunai. b. Penjelasan 1) Persediaan merupakan barang dagangan yang dibeli oleh BLU untuk tujuan dijual kembali. 2) Pembelian persediaan dapat diklasifikasikan menjadi: Pembelian dengan skema freight on board (FOB) shipping point yaitu risiko pembelian atas barang beralih dari penjual kepada pembeli ketika barang keluar dari gudang penjual. 131

140 3) Pembelian dengan skema FOB destinantion yaitu risiko pembelian atas barang beralih dari penjual kepada pembeli ketika barang sampai di gudang pembeli. 4) Persediaan diukur dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama, keluar pertama (first in first out atau FIFO). 5) Pencatatan penjualan persediaan dilakukan secara periodik pada tanggal penyusunan laporan keuangan. c. Pengakuan dan Pengukuran 1) Persediaan yang dibeli dicatat pada saat barang diterima sebesar harga belinya. 2) Biaya pengiriman dan sejenis atas pembelian persediaan dicatat sebagai biaya transportasi. 3) Persediaan yang dijual dicatat secara periodik pada saat penyusunan laporan keuangan. d. Contoh Ilustrasi Pada tanggal 2 Januari 2016 BLU Sambilegi membeli persediaan obatobatan secara tunai seharga Rp Jurnal: Db. Persediaan Barang Bahan Obat, BHP, Rp dan Embalage Kr. Kas Bendahara Pengeluaran Rp PEMBELIAN PERSEDIAAN KREDIT Persediaan adalah barang dagangan yang dimiliki BLU yang dibeli secara kredit. b. Penjelasan a) Persediaan merupakan barang dagangan yang dibeli oleh BLU untuk tujuan dijual kembali. 132

141 b) Pembelian persediaan dapat diklasifikasikan menjadi: Pembelian dengan skema freight on board (FOB) shipping point yaitu risiko pembelian atas barang beralih dari penjual kepada pembeli ketika barang keluar dari gudang penjual. c) Pembelian dengan skema FOB destinantion yaitu risiko pembelian atas barang beralih dari penjual kepada pembeli ketika barang sampai di gudang pembeli. d) Persediaan diukur dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama, keluar pertama (first in first out atau FIFO). e) Pencatatan penjualan persediaan dilakukan secara periodik pada tanggal penyusunan laporan keuangan. d. Pengakuan dan Pengukuran a) Persediaan yang dibeli dicatat pada saat barang diterima sebesar harga belinya. b) Biaya pengiriman dan sejenis atas pembelian persediaan dicatat sebagai biaya transportasi. c) Persediaan yang dijual dicatat secara periodik pada saat penyusunan laporan keuangan. e. Contoh Ilustrasi Pada tanggal 2 Januari 2016 BLU Sambilegi membeli persediaan obatobatan secara kredit seharga Rp Jurnal: Db. Persediaan Barang Bahan Obat, Rp BHP, dan Embalage Kr. Utang - Bahan Obat, BHP, dan Embalage Rp KEWAJIBAN PELUNASAN PEMBELIAN KREDIT Pelunasan pembelian kredit adalah pembayaran tagihan kepada BLU atas pembelian yang telah dilakukan sebelumnya. 133

142 b. Penjelasan Pelunasan pembelian kredit merupakan pembayaran kewajiban kepada pihak lain yang timbul dari kegiatan operasional. c. Pengakuan dan pengukuran Utang usaha berkurang atau dikeluarkan dari pembukuan saat BLU melakukan pembayaran kepada pihak lain sejumlah kas yang diserahkan. d. Contoh Ilustrasi Pada tanggal 2 Maret 2016 BLU Sambilegi melunasi hutang atas pembelianpersediaan obat-obatan secara kredit seharga Rp Jurnal: Db. Utang_Bahan Obat, BHP, dan Embalage Rp Kr. Kas di bendahara Pengeluaran BLU Rp PELUNASAN UTANG BANK Pelunasan utang bank adalah pembayaran tagihan BLU kepada bank. b. Penjelasan a) Pelunasan utang bank merupakan pemenuhan kewajiban kepada bank yang timbul dari pinjaman oleh BLU b) Cicilan utang bank yang dibayarkan dan di catat harus sesuai dengan tabel cicilan yang telah disepakati antara bank dan BLU c. Pengakuan dan pengukuran a) Utang bank berkurang pada saat pembayaran cicilan kepada bank b) Bunga utang bank dicatat saat menerima tagihan dari bank atau sesuai degan jadwal yang telah disepakati sebelumnya. d. Contoh ilustrasi Tanggal 10 September 2016 BLU Sambilegi membayar cicilan hutang Bank ABC sebesar Rp , dan bunga Rp Jurnal : Db. Hutang Bank ABC Rp Db. Biaya Bunga Rp Kr. Kas Bendahara Pengeluaran bukan PNBP Rp

143 PELUNASAN UTANG NON BANK Pelunasan utang non bank adalah pembayaran tagihan BLU kepada pihak lain yang tidak termasuk ke dalam utang usaha dan utang bank. b. Pengakuan dan pengukuran a) Utang non bank berkurang apabila BLU menerima tagihan sejumlah dana tertentu dari pihak ketiga b) Bunga utang bank dicatat saat menerima tagihan dari bank atau sesuai degan jadwal yang telah disepakati sebelumnya. c. Contoh ilustrasi Tanggal 15 Agustus 2016 BLU Sambilegi membayar hutang atas membeli asset tetap (mobil ambulance baru) seharga Rp dari Bapak Dino Jurnal : Db Utang - Pak Dino Rp Kr. Kas Bendahara Pengeluaran Rp PELUNASAN UTANG BIAYA Biaya adalah kewajiban yang terjadi akibat adanya kegiatan pelayanan kepada pelanggan atau pihak yang terkait. b. Pengakuan dan pengukuran a) Kewajiban ini diakui pada saat terjadinya biaya yang masih harus di bayar. b) Dicatat sebesar nominal biaya yang masih harus di bayarkan oleh pihak BLU. 135

144 c. Contoh ilustrasi BLU Sambilegi mengakui terjadinya biaya jasa layanan konsultan yang masih harus di bayar sejumlah Rp , di mana biaya ini sebelumnya telah diakui hutang oleh BLU pada saat terjadinya biaya. Jurnal: Db Biaya yg masih harus dibayar - jasa layanan Rp Kr Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp PEMBELIAN ASET PEMBELIAN ASET TETAP TUNAI Pembelian Aset tetap adalah pembelian aset BLU secara tunai untuk dimiliki dan digunakan dalam kegiatan usaha. b. Penjelasan 1) Aset tetap dicatat jika aset tersebut dimiliki secara hukum oleh entitas. 2) Aset yang dibeli melalui perusahaan pembiayaan (leasing) akan dicatat sebagai aset tetap ketika sudah ada pengalihan kepemilikan kepada entitas. 3) Penyusutan aset tetap dilakukan secara garis lurus, tanpa nilai sisa, 4) Aset tetap yang diperoleh sampai dengan tanggal 15 dalam bulan berjalan, mulai disusutkan secara penuh pada bulan yang bersangkutan. 5) Aset tetap yang diperoleh lebih dari tanggal 15 dalam bulan berjalan, mulai disusutkan secara penuh pada bulan berikutnya. 6) Biaya perbaikan dan renovasi aset tetap dicatat sebagai biaya lain. c. Pengakuan dan Pengukuran 1) Aset tetap dicatat pada saat diterima sebesar harga belinya. 2) Aset tetap disusutkan selama masa manfaat dan dicatat sebagai biaya penyusutan. 3) Aset tetap dikeluarkan dari pembukuan ketika: 136

145 4) Aset tetap dijual dan selisih antara jumlah rupiah yang diterima dengan nilai buku aset tetap dicatat sebagai penghasilan lain (jika untung) atau biaya lain (jika rugi). 5) Aset tetap diserahkan kepada pihak lain dan dicatat sebagai biaya lain sebesar nilai buku aset tetap tersebut. 6) Aset tetap dimusnahkan dan dicatat sebagai biaya lain sebesar nilai buku aset tetap tersebut. d. Contoh Ilustrasi Pada tanggal 5 Januari 2015 BLU Sambilegi membeli gedung seharga Rp dan mengeluarkan biaya notaris Rp Jurnal: Db. Aset tetap Gedung Rp Db. Biaya lain Rp Kr. Kas di bank bendahara pengeluaran Rp PEMBELIAN ASET TETAP KREDIT Pembelian Aset tetap adalah pembelian aset BLU secara hutang untuk dimiliki dan digunakan dalam kegiatan operasional BLU. b. Penjelasan 1) Aset tetap dicatat jika aset tersebut dimiliki secara hukum oleh entitas. 2) Aset yang dibeli melalui perusahaan pembiayaan (leasing) akan dicatat sebagai aset tetap ketika sudah ada pengalihan kepemilikan kepada entitas. 3) Penyusutan aset tetap dilakukan secara garis lurus, tanpa nilai sisa. 4) Aset tetap yang diperoleh sampai dengan tanggal 15 dalam bulan berjalan, mulai disusutkan secara penuh pada bulan yang bersangkutan. e) Aset tetap yang diperoleh lebih dari tanggal 15 dalam bulan berjalan, mulai disusutkan secara penuh pada bulan berikutnya. 5) Biaya perbaikan dan renovasi aset tetap dicatat sebagai biaya lain. 137

146 c. Pengakuan dan Pengukuran 1) Aset tetap dicatat pada saat diterima sebesar harga belinya. 2) Aset tetap disusutkan selama masa manfaat dan dicatat sebagai biaya penyusutan. 3) Aset tetap dikeluarkan dari pembukuan ketika: 4) Aset tetap dijual dan selisih antara jumlah rupiah yang diterima dengan nilai buku aset tetap dicatat sebagai penghasilan lain (jika untung) atau biaya lain (jika rugi). 5) Aset tetap diserahkan kepada pihak lain dan dicatat sebagai biaya lain sebesar nilai buku aset tetap tersebut. 6) Aset tetap dimusnahkan dan dicatat sebagai biaya lain sebesar nilai buku aset tetap tersebut. d. Contoh Ilustrasi Pada tanggal 5 Januari 2015 BLU Sambilegi membeli tanah untuk rencana perlasan gedung BLU seharga Rp dan biaya notaris Rp Jurnal: Db. Aset tetap Gedung Rp Db. Biaya lain Rp Kr. Utang - pembelian tanah Rp PEMBELIAN ASET TETAP LAIN Pembelian Aset lain adalah pembelian aset tetap lain BLU secara tunai untuk dimiliki dan digunakan dalam kegiatan usahanya yang tidak termasuk dalam pos kas, giro, tabungan, deposito, piutang usaha, persediaan, asset tetap. b. Pengakuan dan Pengukuran a) Aset lainnya ini dicatat pada saat diterima sebesar harga belinya. b) Aset lain dikeluarkan dari pembukuan ketika: Aset lain dijual dan selisih antara jumlah rupiah yang diterima dengan nilai buku aset tetap dicatat sebagai penghasilan lain (jika untung) atau biaya lain (jika rugi). 138

147 c. Contoh ilustrasi Pada tanggal 5 Agustus 2015 BLU Sambilegi membeli printer kertas seharga Rp Jurnal: Db. Aset lain printer kertas Rp Kr. Kas di bank bendahara pengeluaran Rp PEMBELIAN ASET TETAP LAIN KREDIT Pembelian Aset lain adalah pembelian aset tetap lain BLU secara hutang untuk dimiliki dan digunakan dalam kegiatan usahanya yang tidak termasuk dalam pos kas, giro, tabungan, deposito, piutang usaha, persediaan, aset tetap. b. Pengakuan dan Pengukuran a) Aset lainnya ini dicatat pada saat diterima sebesar harga belinya. b) Aset lain dikeluarkan dari pembukuan ketika: Aset lain dijual dan selisih antara jumlah rupiah yang diterima dengan nilai buku aset tetap dicatat sebagai penghasilan lain (jika untung) atau biaya lain (jika rugi). c. Contoh Ilustrasi Pada tanggal 1 Agustus 2015 BLU Sambilegi membeli 100 galon air minum seharga Rp per galon, dan dilakukan pembelian secara kredit. Jurnal: Db. Aset lain Galon minum Rp Kr. Hutang - aset lain Rp

148 PEMBAYARAN BIAYA PEMBAYARAN BIAYA PELAYANAN BIAYA PEGAWAI Gaji pegawai adalah biaya yang dibayarkan dengan kewajiban kepada pegawai yang langsung berhubungan dengan jasa layanan umum. b. Penjelasan Biaya tenaga kerja meliputi upah, gaji, tunjangan insentif bonus, pesangon, dan lainnya c. Pengakuan dan pengukuran Biaya gaji pegawai diakui pada saat BLU melakukan pembayaran atau menerima tagiihan yang terkait imbalan kepada tenaga kerja. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi membayar gaji pegawai perawat pada 1 April 2016 sebesar Rp via bank. Jurnal: Db Biaya Gaji Rp Kr Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA JASA PELAYANAN Biaya jasa layanan adalah kewajiban yang terjadi akibat adanya kegiatan pelayanan kepada pelanggan atau pihak yang terkait. b. Pengakuan dan pengukuran 1) Kewajiban ini diakui pada saat terjadinya biaya yang masih harus di bayarkan. 2) Dicatat sebesar nominal biaya yang masih harus di bayarkan oleh pihak BLU. 140

149 c. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi mengakui terjadinya biaya jasa layanan sejumlah Rp via bank. Jurnal: `Db. Biaya jasa layanan Rp Kr. Kas di Bank bendahara pengeluaran Rp BIAYA PEMELIHARAAN Biaya pemeliharaan adalah biaya yang digunakan untuk merawat atau perbaikan asset agar nilai ekonomisnya sesuai, dan tetap menunjang operasional dengan baik. b. Penjelasan Biaya pemeliharaan biasanya terdiri dari pemeliharaan gedung, peralatan, dan juga alat kedokteran serta pemeliharaan lainnya yang berfungsi untuk menjaga dan memperbaiki asset. c. Pengakuan dan pengukuran Biaya pemeliharaan diakui pada saat BLU melakukan pembayaran atas sejumlah dana kepada pihak lain. d. Contoh Ilustrasi BLU melakukan pemeliharaan terhadap peralatan kantor rutin sebesar Rp Jurnal: Db. Biaya Pemeliharaan Alat Kantor Rp Kr. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA BARANG DAN JASA Biaya barang dan jasa adalah atas kewajiban atas transaksi sebelumnya yang memunculkan kewajiban bagi BLU untuk melunasi kewajibannya atas barang dan jasa yang diakui sebelumnya. 141

150 b. Penjelasan Biaya barang dan ajsa meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat munculnya suatu barang atau jasa terkait operasional BLU. c. Pengakuan dan pengukuran Biaya barang dan jasa diakui pada saat BLU melakukan pembayaran sejumlah nominal yang tertera pada tagihan yang terkait. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi membayar biaya listrik sebesar Rp melalui bank. Jurnal: Db Biaya Listrik Rp Kr Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA PENYUSUTAN Biaya penyusutan adalah biaya yang terjadi akibat penurunan manfaat ekonomis suatu aset tetap. b. Penjelasan Biaya penyusutan dicatat menggunakan beberapa pilihan metode yaitu garis lurus, tanpa nilai sisa dan berdasarkan masa manfaatnya. c. Pengakuan dan pengukuran a) Asset tetap disusutkan selama masa manfaat asset tersebut dan di catat sebagai biaya penyusutan. b) Tidak ada biaya penyusutan jika masa manfaat asset tersebut habis atau asset tersebut dijual/ di keluarkan dari pembukuan. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilagi memiliki asset tetap Bangunan senilai Rp dengan masa manfaat 20 tahun, metode yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus. Jurnal: Db. Biaya Penyusutan Gedung Rp Kr. Akumulasi penyusutan - Gedung Rp

151 BIAYA PELAYANAN LAIN-LAIN Biaya pelayanan lain-lain adalah kewajiban yang terjadi akibat adanya kegiatan pelayanan kepada pelanggan atau pihak yang terkait yang tidak termasuk dalam biaya pegawai, jasa layanan, penyusutan, barang dan jasa, dan pemeliharaan. b. Pengakuan dan pengukuran a) Kewajiban ini diakui pada saat terjadinya biaya yang masih harus di bayarkan. b) Dicatat sebesar nominal biaya yang masih harus di bayarkan oleh pihak BLU. c. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi mengakui terjadinya biaya jasa layanan sejumlah Rp via bank. Jurnal: Db. Biaya jasa layanan Rp Kr. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM BIAYA PEGAWAI Gaji pegawai adalah biaya yang dibayarkan dengan kewajiban kepada pegawai yang tidak berhubungan dengan jasa layanan. b. Penjelasan Biaya tenaga kerja meliputi gaji pengawas jaga gedung, tunjangan insentif pimpnan BLU, pesangon Bagian Keuangan, dan lainnya. c. Pengakuan dan pengukuran Biaya gaji pegawai diakui pada saat BLU melakukan pembayaran atau menerima tagiihan yang terkait imbalan kepada tenaga kerja. 143

152 d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi membayar gaji pegawai pengawas jaga malam pada 1 April 2016 sebesar Rp via bank. Jurnal: Db. Biaya Gaji Rp Kr. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA ADMINISTRASI KANTOR Biaya administrasi kantor adalah biaya yang terjadi akibat adanya kegiatan administrasi kantor yang terjadi di BLU. b. Penjelasan Biaya administrasi kantor biasanya adalah biaya keamanan, biaya perjalanan dinas, biaya cetakan, dan lainnya yang mendukung kegiatan operasional kantor. c. Pengakuan dan pengukuran Biaya administrasi kantor diakui pada saat BLU melakukan pembayaran atas sejumlah dana kepada pihak lain. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi membayar dana untuk biaya perjalanan dinas ke luar negeri (kepentingan study banding) seorang pegawai sebesar Rp Jurnal: Db. Biaya perjalanan Dinas Rp Kr. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA PEMELIHARAAN Biaya pemeliharaan adalah biaya yang digunakan untuk merawat atau perbaikan asset agar nilai ekonomisnya sesuai, dan tetap menunjang kegiatan BLU. 144

153 b. Penjelasan Biaya pemeliharaan biasanya terdiri dari pemeliharaan gedung, peralatan, dan juga alat kedokteran serta pemeliharaan lainnya yang berfungsi untuk menjaga dan memperbaiki asset. c. Pengakuan dan pengukuran Biaya pemeliharaan diakui pada saat BLU melakukan pembayaran atas sejumlah dana kepada pihak lain. d. Contoh Ilustrasi BLU melakukan pemeliharaan terhadap peralatan kantor rutin sebesar Rp Jurnal: Db. Biaya Pemeliharaan alat kantor Rp Kr. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA BARANG DAN JASA Biaya barang dan jasa adalah atas kewajiban atas transaksi sebelumnya yang memunculkan kewajiban bagi BLU untuk melunasi kewajibannya atas barang dan jasa yang diakui sebelumnya. b. Penjelasan Biaya barang dan ajsa meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat munculnya suatu barang atau jasa terkait operasional BLU. c. Pengakuan dan pengukuran Biaya barang dan jasa diakui pada saat BLU melakukan pembayaran sejumlah nominal yang tertera pada tagihan yang terkait. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi membayar biaya listrik sebesar RP melalui via bank. Jurnal: Db. Biaya Listrik Rp Kr. Kas di bank bendahara pengeluaran Rp

154 BIAYA PENYUSUTAN Biaya penyusutan adalah biaya yang terjadi akibat penurunan manfaat konomis suatu asset tetap b. Penjelasan Biaya penyusutan dicatat menggunakan beberapa pilihan metode yaitu garis lurus, tanpa nilai sisa dan berdasarkan masa manfaatnya. c. Pengakuan dan pengukuran 1) Asset tetap disusutkan selama masa manfaat asset tersebut dan di catat sebagai biaya penyusutan. 2) Tidak ada biaya penyusutan jika amsa manfaat asset tersebut habis atau asset tersebut dijual/ di keluarkan dari pembukuan. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilagi memiliki asset tetap Bangunan senilai Rp dengan masa manfaat 20 tahun, metode penyusutan garis lurus. Jurnal: Db Biaya penyusutan Gedung Rp Kr Akumulasi penyusutan gedung Rp BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM LAIN-LAIN Biaya umum dan administrasi umum lain-lain adalah biaya yang dibayarkan untuk kegiatan umum dan administrasi. b. Penjelasan Contoh biaya umum dan administrasi adalah iuran kebersihan, iuran keamanan dan sebagainya. c. Pengakuan dan pengukuran Biaya umum dan administrasi diakui pada saat entitas melakukan pembayaran sebesar jumlah yang dibayarkan. BLU sambilegi membayar iuran kebersihan sebesar Rp

155 Jurnal : Db Biaya Umum dan Administrasi Lain-Lain Rp Kr Kas Bendahara Pengeluaran Rp BIAYA NON OPERASIONAL Biaya Non operasional addalah biaya yang dibayarkan akibat adanya biaya diluar kegiatan operasional yang muncul. Contoh biaya Operasional adalah sebagai berikut: 1) Biaya Bunga 2) Biaya Administrasi Bank 3) Biaya Lain-lain b. Penjelasan Biaya non operasional muncul akibat adanya transaksi di luar operasional yang memungkinkan suatu BLU mengeluarkan sejumlah dana. c. Contoh Ilustrasi Tanggal 1 Januari BLU Sambilegi mengetahui bahwa rekening kas di bank mendapat potongan senilai Rp untuk potongan administrasi bank. Jurnal: Db Biaya Administrasi Bank Rp Kr. Kas di Bank bendahara pengeluaran Rp PENGHAPUSAN PIUTANG Penghapusan piutang adalah pembebasan tagihan pelanggan yang dilakukan karena kondisi tertentu yang mengakibatkan piutang tidak dapat tertagih. b. Pengakuan dan pengukuran 1) Penghapusan piutang dicatat pada saat entitas merasa bahwa pelanggan tidak lagi memiliki kemampuan untuk melunasi tagihannya. 147

156 2) Penghapusan piutang akan dicatat sebagai beban lain yang ditangguhkan oleh BLU. c. Contoh ilustrasi 1) Metode Tidak Langsung (Cadangan Kerugian Piutang) BLU Sambilegi pada 5 Mei 2016 mencatat cadangan kerugian piutang sebesar Rp atas transaksi dengan pihak ketiga. Jurnal : Db. Biaya Kerugian Piutang Rp Kr. Cadangan kerugian Piutang Rp Kemudian BLU Sambilegi pada tanggal 6 Juni 2016 menghapus piutang yang tidak dapat tertagih sejumlah Rp Jurnal: Db. Cadangan kerugian Piutang Rp Kr. Piutang Rp ) Metode Langsung BLU Sambilegi pada tanggal 16 Juni 2016 menghapus piutang yang tidak dapat tertagih sejumlah Rp Jurnal: Db. Biaya Kerugian Piutang Rp Kr. Piutang Rp SETORAN KE BANK SETORAN GIRO Setoran jasa giro adalah kegiatan menyetor sejumlah dana ke rekening giro yang dimiliki BLU. b. Penjelasan Giro pada umumnya terdiri dari rekening giro bank dalam bentuk rupiah. c. Pengakuan dan Pengukuran 1) Giro pertama kali dicatat ketika pembukuan rekening giro bank sebesar jumlah rupiah yang disetor untuk giro. 148

157 2) Penambahan dalam rekening girobank dicatat pada saat diterima dilaporan dari bank sejumlah rupiah yang tercatat dalam rekening tabungan. 3) Giro bank tidak lagi dicatat apabila rekening giro telah ditutup. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 6 Juli 2016 BLU Sambilegi menyetorkan dana sejumlah Rp ke rekening giro di bank ABC. Jurnal : Db. Tabungan Giro Rp Kr. Kas Bank Bendahara Pengeluaran Rp SETORAN TABUNGAN a. b. Definisi Setoran tabungan adalah kegiatan menyetor sejumlah dana dari ke tabungan yang dimiliki BLU. c. Penjelasan Tabungan pada umumnya terdiri dari rekening tabungan bank dalam bentuk rupiah. d. Pengakuan dan Pengukuran 1) Tabungan pertama kali dicatat ketika pembukuan rekening tabungan bank sebesar jumlah rupiah yang disetor untuk tabungan tabungan. 2) Penambahan dalam rekening tabungan bank dicatat pada saat diterima dilaporan dari bank sejumlah rupiah yang tercatat dalam rekening tabungan. 3) Tabungan bank tidak lagi dicatat apabila rekening tabungan telah ditutup. e. Contoh Ilustrasi Tanggal 6 Juli 2016 BLU Sambilegi menyerahkan dana sejumlah Rp ke rekening tabungan di bank ABC. Jurnal : Db. Kas Bank Bendahara Penerimaan Rp Kr. Kas Bendahara Penerimaan Rp

158 SETORAN DEPOSITO Setoran Deposito adalah penyerahan sejumlah dana dari ke rekening Deposito yang dimiliki BLU untuk jangka waktu tertentu. b. Penjelasan Deposito pada umumnya terdiri dari rekening tabungan bank dalam jangka waktu tertentu. c. Pengakuan dan Pengukuran 1) Deposito pertama kali dicatat ketika pembukuan rekening Deposito bank sebesar jumlah rupiah yang disetor untuk Deposito. 2) Bunga deposito diakui sebagai penghasilan lain pada saat diterimanya. Masuk dalam rekening giro/tabungan, atau menambah nilai deposito. 3) Deposito tidak lagi dicatat apabila rekening Deposito telah ditutup. d. Contoh Ilustrasi Tanggal 8 Juli 2016 BLU Sambilegi menyetorkan deposito ke bank ABC sebesar Rp Jurnal: Db. Tabungan Deposito Rp Kr. Kas Bendahara Penerimaan Rp PEMINDAHAN SALDO REKENING Pemindahan saldo rekening adalah perpindahan dana antara rekening tabungan / giro / deposito antara BLU dengan pihak yang berhubungan. b. Pengukuran dan pengungkapan 1) Penambahan dalam rekening bank dicatat pada saat diterima laporan dari bank sebesar jumlah rupiah yang tercatat dalam rekening bank 2) Pengurangan dalam rekening bank dicatat pada saat diterima laporan dari bank sebesar jumlah yang dicatat. 150

159 c. Contoh ilustrasi Bendahara pengeluaran menerima dana Rp dari bendahara penerimaan, di mana penerimaan ke dalam rekening bendahara pengeluaran tersebut adalah akibat dari adanya pemindah bukuan pada tanggal 4 Maret Jurnal: Db. Kas Bendahara Pengeluaran Rp Kr. Kas Bendahara Penerimaan Rp BIAYA DIBAYAR DI MUKA Biaya yang dibayarkan di awal atas sejumlah biaya untuk keperluan operasional BLU dan lainnya. b. Pengakuan dan pengukuran 1) Biaya dibayar dimuka dicatat pada saat biaya dibebankan di awal 2) Pengakuan biaya dibayar dimuka dicatat di tiap periode sesuai dengan perhitungan jumlah biaya yang harus ditanggung dan jangka waktu penggunaan biaya. c. Contoh ilustrasi Pada tanggal 20 Juni BLU Sambilegi membayar sewa tanah untuk kepentingan BLU sebesar Rp Jurnal: Db. Biaya Sewa Dibayar Dimuka Rp Kr. Kas Bendahara Pengeluaran Rp

160 PENYESUAIAN AKUMULASI PENYUSUTAN Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan dari beban penyusutan periodik. Akun beban penyusutan akan tampak dalam laporan surplus defisit, sedangkan akun akumulasi penyusutan akan terlihat dalam neraca. b. Penjelasan Akumulasi penyusutan timbul dari adanya aset tetap yang disusut secara periodik. c. Pengakuan dan pengukuran 1) Akumulasi penyusutan diakui pada akhir periode pencatatan yang ditentukan 2) Akumulasi dicatat pada saat adanya biaya penyusutan yang telah diakui pada periode tertentu. d. Contoh Ilustrasi Universitas Sambilegi memiliki kendaraan senilai RP untuk masa penggunaan selama 5 tahun, disusut berdasarkan garis lurus. (penyesuaian hingga juli). Jurnal: Db. Biaya Penyusutan Kendaraan - Ambulance Rp Kr. Akumulasi Penyusutan kendaraan - Ambulance Rp Perhitungan: /5/12 bulan= /bulan x 6 bulan = AMORTISASI Pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. b. Penjelasan Pengurangan ini dilakukan dengan mendebit akunbeban amortisasi terhadap akun aktiva. 152

161 c. Pengakuan dan Pengukuran 1) Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. 2) Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. 3) Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. 4) Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar. 5) Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi memiliki aset tidak berwujud senilai RP untuk masa manfaat 20 tahun. Jurnal: Db. Beban Amortisasi Rp Kr. Akumulasi Amortisasi - Aset Tidak Berwujud Rp Perhitungan: (Harga perolehan: umur manfaat= amortisasi pertahun) : ( : 20= / tahun) PENGAKUAN PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA Pendapatan diterima di muka adalah sejumlah pendapatan tertentu yang dibayarkan di muka, sebelum pelayanan kepada pemberi dana selesai. b. Pengakuan dan Pengukuran 1) Penerimaan diterima di muka dicatat pada saat penerimaan tersebut diterima. 2) Pengakuan penerimaan diterima di muka dicatat disetiap periode sesuai dengan perhitungan jumlah penerimaan yang diterima dalam jangka waktu pemanfaatan penerimaan. 153

162 c. Contoh Ilustrasi Tanggal 1 Februari 2016 BLU Sambilegi menerima jasa sewa lahan kantin untuk masa satu tahun sebesar Rp Jurnal penyesuaian 31 Desember 2016 : Db. Pendapatan Diterima di Muka Rp Kr. Pendapatan Sewa Rp Perhitungan : 11/12 x Rp = Rp PENGAKUAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA Biaya dibayar di muka yang dibayarkan di awal atas sejumlah biaya untuk keperluan operasional BLU dan lainnya. b. Pengakuan dan pengukuran 1) Biaya dibayar dimuka dicatat pada saat biaya dibebankan di awal 2) Pengakuan biaya dibayar dimuka dicatat di tiap periode sesuai dengan perhitungan jumlah biaya yang harus ditanggung dan jangka waktu penggunaan biaya. c. Contoh ilustrasi Pada tanggal 1 Juni BLU Sambilegi membayar sewa tanah untuk kepentingan BLU selama 1 tahun sebesar Rp Jurnal penyesuaian 31 Desember 2016 : Db. Biaya sewa Rp Kr. Biaya Sewa dibayar Dimuka Rp Perhitungan : 7/12 x Rp = Rp

163 PENGAKUAN BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Biaya yang masih harus di bayar adalah kewajiban BLU yang masih harus di bayar dalam periode tertentu akibat adanya kegiatan tertentu. b. Penjelasan Biaya yang masih harus dibayar biasanya adalah biaya-biaya yang masih menjadi tanggungan BLU yang belum sempat dibayarkan pada saat akhir periode pencatatan. c. Pengakuan dan pengukuran 1) Biaya yang masih harus di bayar diakui pada saat adanya biaya yang menjadi kewajiban BLU di akhir pencatatan. 2) Biaya yang amsih harus dibayar disesuaikan pada akhir pencatatan akuntansi. Di catat sebesar biaya yang diakui dan harus dibayar di periode tertentu. d. Contoh Ilustrasi BLU Sambilegi pada tanggal 31 Desember 2016 mengakui adanya biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya pegawai, biaya pegawai tersebut dibayar pada tanggal 1 Januari 2017, senilai Rp Jurnal: Db. Biaya Pegawai Rp Kr. Biaya yang Masih Harus Dibayar Rp STOCK OPNAME PERSEDIAAN Sisa persediaan pada akhir periode yang dimiliki oleh BLU. b. Penjelasan Persedian barang merupakan persediaan yang dibeli oleh BLU dimana persediaan ini untuk kegunaan operasional BLU 155

164 c. Pengakuan dan pengukuran 1) Sisa persediaan yang tersisa dicatat pada akhir periode. 2) Biaya persediaan dicatat menggunakan FIFO dan dibiayakan pada akhir periode. 3) Pengakuan persediaan pada akhir periode akuntansi terdapat dua metode, yaitu : a) Diakui sebagai Persediaan b) Diakui sebagai Biaya d. Contoh ilustrasi 1) Pengakuan sebagai Persediaan Sisa persediaan ATK pada akhir periode di BLU Sambilegi senilai Rp dari total persediaan ATK yang dibeli pada tanggal 3 Januari 2016 sejumlah Rp Jurnal : - Transaksi Pembelian Db. Persediaan ATK Rp Kr. Kas Bendahara Pengeluaran Rp Penyesuaian Db. Biaya Persediaan Rp Kr. Persediaan ATK Rp ) Pengakuan sebagai Biaya Sisa persediaan ATK pada akhir periode di BLU Sambilegi senilai Rp dari total persediaan ATK yang dibeli pada tanggal 3 Januari 2016 sejumlah Rp Jurnal : - Transaksi Pembelian Db. Biaya Persediaan ATK Rp Kr. Kas Bendahara Pengeluaran Rp Penyesuaian Db. Persediaan Rp Kr. Biaya persediaan ATK Rp

165 SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPTJ) SURAT PERTANGGUNGJAWABAN PENDAPATAN SPTJ PENDAPATAN REKAP Surat pertanggungjawaban atas anggaran dari beberapa sumber dana. b. Penjelasan Surat pertanggungjawaban atas anggaran yang dananya bersumber dari penerimaan jasa, hibah, penerimaan dari kerjasama, APBD, APBN, dan penerimaan lain-lain. c. Contoh Ilustrasi PENDAPATAN DETAIL Surat pertanggungjawaban atas anggaran dari suatu sumber. b. Penjelasan Sumber dana BLU berasal dari penerimaan jasa, hibah, penerimaan dari kerjasama, APBD, APBN, dan penerimaan lain-lain. SPTJ penerimaan detail adalah surat pertanggungjawaban yang memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban secara terpisah antara sumber dana satu dengan yang lain. 157

166 c. Contoh Ilustrasi SURAT PERTANGGUNGJAWABAN PENGELUARAN Surat Pertanggungjawaban atas dana yang dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran. b. Penjelasan Surat yang memberikan informasi mengenai petanggungjawaban atas dana yang diberikan oleh SKPD serta penerimaann atas jasa layanan. Dimana SPTJ tersebut ditandatangani oleh pemimpin BLU. c. Pengakuan dan Pengukuran Pelaporan Surat Pertanggungjawaban atas dana yang telah digunakan dilakukan setiap triwulan, semester dan tahunan. 158

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN 11 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN POLITEKNIK KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA BISNIS

Lebih terperinci

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA BISNIS ANGGARAN (RBA) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TELUK KUANTAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI RIAU

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 83 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN YANG MENERAPKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2017 LEMBAR PENGESAAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS

Lebih terperinci

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BLU DASAR HUKUM

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BLU DASAR HUKUM Kementerian Keuangan R.I. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum PENYUSUNAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN BLU DASAR HUKUM UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 82 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 81 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan

Lebih terperinci

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BAUBAU SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 1 Akuntansi merupakan tools manajemen untuk pengelolaan keuangan. Di dalamnya terdapat alat-alat dan prosedur-prosedur tertentu. Setelah melewati bermacam alat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.542, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rencana Bisnis. Anggaran. Politeknik Kesehatan. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 21 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENATAUSAHAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

1 of 6 18/12/ :41

1 of 6 18/12/ :41 1 of 6 18/12/2015 15:41 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan

OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU. Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan OVERVIEW IMPLEMENTASI DAN EVALUASI RBA BLU Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Perbendaharaan AGENDA PEMBAHASAN 1. Pendahuluan 2. Mekanisme Penyusunan dan Pengajuan RBA BLU 3. Hal-Hal yang Perlu

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Padang, 6 Oktober 2015 Karakteristik Kelembagaan Sumber pendapatan dari jasa layanan/pnbp

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.99, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rencana Bisnis dan Anggaran. BLU. Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH,

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH, PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGAJUAN, PENETAPAN DAN PERUBAHAN

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. PENJELASAN UMUM NERACA . Penjelasan atas pospos neraca

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang Mengingat : : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RENCANA BISNIS ANGGARAN DAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le No.1876, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. BLU. Pengelolaan Keuangan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN BERBASIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN BERBASIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN BERBASIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. Komponen Laporan Keuangan Beberapa komponen yang ada dalam Laporan Keuangan yaitu: 1. Laporan Neraca Neraca merupakan laporan

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM BAGIAN ANGGARAN 018.06.411956 LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERIODE 01 JANUARI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2014 (TAHUNAN) BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGAJUAN, PENETAPAN, PERUBAHAN RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA DOKUMEN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 74 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.05/2011 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan 2015 2014

Lebih terperinci

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016. RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahunan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan HewanTahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : Mengingat : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Laporan keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 2014 Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RSUD Dr. MOEWARDI Jl. Kol. Sutarto 132 Telp. 634634 Fax. 637412 Surakarta 57126 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM Surakarta, 16 Februari 2009 TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN Direktorat Pembinaan PK BLU, Ditjen Perbendaharaan, Departemen Keuangan RI Dikelola melalui

Lebih terperinci

PERMASALAHAN DANA BERGULIR SECARA UMUM

PERMASALAHAN DANA BERGULIR SECARA UMUM BULETIN TEKNIS NO. 07 AKUNTANSI DANA BERGULIR PERMASALAHAN DANA BERGULIR SECARA UMUM Rendahnya produktivitas; Kinerja pelayanan dan keuangan tidak dapat diukur dengan jelas; Pengelola pada kementerian

Lebih terperinci

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Rencana Bisnis Anggaran ini memuat tiga bab, di mana Bab Pertama

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 21 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2 DAFTAR LAMPIRAN 1. AKUN

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR PADA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1 BUPATI OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU BAB V ANALISIS APBD 5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 5.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah terkait penyelenggaraan pemerintahan yang dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 17 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1785, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Investasi Pemerintah. Akuntansi. Pelaporan Keuangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 209/PMK.05/2015 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 76 /PMK.05/2008 tentang PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENIMBANG (a) dalam rangka pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 16 A TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 16 A TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 16 A TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2015 (Audited)

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2015 (Audited) Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 215 (Audited) RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan

Lebih terperinci

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS FLEKSIBILITAS PK BLU DAN KEUNTUNGAN BAGI UNIT KERJA UNS Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS Disampaikan dalam Lokakarya Pengelolaan Keuangan BLU Fakultas Kedokteran UNS Salatiga 11-13 Nopember

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA Lampiran III.2 Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA I. PENDAHULUAN I.1. Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BIMA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. No.1818, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2015 TENTANG PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB XV TATA CARA PENGINTEGRASIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DALAM LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB XV TATA CARA PENGINTEGRASIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DALAM LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BAB XV TATA CARA PENGINTEGRASIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DALAM LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka koridor baru

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) 31-Des-16 % thd TA 2015 ANGGARAN REALISASI Anggaran REALISASI

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1 PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG. PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD dr. LOEKMONO HADI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG. PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD dr. LOEKMONO HADI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSUD dr. LOEKMONO HADI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS Menimbang : a. bahwa guna menindaklanjuti

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Komisi Pemilihan Umum Tahun 2016 (Audited) ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. DEFINISI Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I GAMBARAN UMUM RENCANA BISNIS ANGGARAN A. Alur Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran... 1

DAFTAR ISI BAB I GAMBARAN UMUM RENCANA BISNIS ANGGARAN A. Alur Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran... 1 DAFTAR ISI A. RENCANA BISNIS ANGGARAN BAB I GAMBARAN UMUM RENCANA BISNIS ANGGARAN... 1 A. Alur Penyusunan Rencana Bisnis Anggaran... 1 B. Sistematika Rencana Bisnis dan Anggaran... 1 BAB II GENERAL SETUP...

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013 BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNGAILIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci