PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI DASAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI DASAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI DASAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Yuli Atriyanti JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 014 i

2 ii

3 iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Ingatlah, sungguh pertolongan Allah itu sangat dekat (Q.S. Al-Baqarah:14). Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman:13) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. (Q.S. Ar-Rahman: 60) Sesungguhnya bahagia itu ada pada setiap rasa syukur kita. Karya ini saya persembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu tercinta, Terima kasih untuk doa, kasih sayang, dan pengorbanannmu. Kakak-kakakku tersayang yang selalu mendukung dan memotivasi 3. Saudari-saudari semuslimku di Ihwah Rasul dan di Asrama Putri Muhammadiyah yang telah mengajariku banyak hal. 4. Sang mentor dan sang murobiku. 5. Sahabat-sahabatku muna, via dan seluruh temanteman pendidikan kimia Semua dosen pendidikan kimia 010. iv

5 ABSTRAK Atriyanti, Yuli Penerapan Model Pembelajaran POE (Predict-Observe- Explain) untuk Meningkatkan Ketercapaian Kompetensi Dasar Siswa pada Materi Hidrolisis Garam. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Subiyanto Hadisaputro, M,Si Kata kunci : ketercapaian; kompetensi dasar siswa; Predict-Observe-Explain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan ketercapaian kompetensi dasar siswa dengan penerapan model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) pada materi hidrolisis garam. Lokasi Penelitian di SMA Negeri 1 Tengaran dengan subjek siswa kelas XI IPA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 014. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling dengan model eksperimen pretest-posttest group design. Teknik pengambilan data melalui metode tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Data penelitian berupa hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Teknik analisis data menggunakan uji Normalized Gain (N-gain) dan uji t-tes. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran POE dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa terhadap materi hidrolisis garam. Hasil uji N-gain untuk kelas ekperimen sebesar 0,4 dan untuk kelas kontrol sebesar 0,16. Uji t-tes menunjukan nilai t-hitung sebesar,00 sementara t-kritis sebesar 0,063 sehingga bisa disimpulkan bahwa ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. v

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih dan kemurahan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama, dan sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes).. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang. 3. Ketua Jurusan Kimia. 4. Drs. Subiyanto Hadi Saputro, M.Si. Pembimbing yang telah memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan pada penulis. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala SMA N 1 Tengaran yang telah memberi izin penelitian. 7. L.Agus Sri Mulyono, S.Pd dan seluruh staf pengajar di SMA N 1 Tengaran atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian. 8. Siswa kelas XI IPA SMA N 1 Tengaran yang telah membantu proses penelitian. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. vi

7 Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang. Semarang, 8 Agustus 014 Penulis vii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii PENGESAHAN... iii MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penegasan Istilah Sistematika Penulisan Skripsi TINJAUAN PUSTAKA Pembelajaran Model Pembelajaran Model Pembeajaran POE Pencapaian Kompetensi Dasar Siswa Pengertian Ketercapaian Kompetensi Dasar Indikator Ketercapaian Kompetensi Dasar Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar Materi Hidrolisis Garam Pengertian Hidrolisis Garam Jenis-jenis Garam yang Terhidrolisis dalam Air Reaksi Hidrolisis Perhitungan Kh, [H + ], dan [OH - ] Larutan Garam Kerangka Berpikir Desain Pembelajaran Model POE Hipotesis METODE PENELITIAN Penentuan Subjek Penelitian Populasi Sampel Variabel Penelitian Variabel Bebas viii

9 Variabel Terikat Variabel Kontrol Desain Penelitian Prosedur Penelitian Metode Pengumpulan Data Jenis Data Cara Mengumpulkan Data Metode Dokumentasi Metode Tes Metode Observasi Metode Angket Instrumen Penelitian Bentuk Instrumen Langkah Penyusunan Instrumen Analisis Instrumen Penelitian Silabus, RPP dan Media Slide Presentation Lembar Kerja Siswa Tes Hasil Belajar Validitas Soal Daya Pembeda Taraf Kesukaran Reliabilitas Lembar Observasi Validitas Reliabilitas Angket Validitas Reliabilitas Metode Analisis Data Analisis Data Awal Uji Normalitas Uji Homogenitas Analisis Data Akhir Uji Normalitas Uji Kesamaan Dua Varians Uji Hipotesis Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Analisis Data Ranah Afektif dan Psikomotorik Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Analisis Data Tahap Awal Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Homogenitas Hasil Analisis Data Akhir Hasil Uji Normalitas ix

10 4.1.. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Hasil Uji Hipotesis Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Hasil Analisis Data Ranah Afektif dan Psikomotorik Hasil Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket Pembahasan Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol Pencapaian Kompetensi Dasar Pencapaian Kompetensi Dasar Ranah Kognitif Pencapaian Kompetensi Dasar Ranah Afektif Pencapaian Kompetensi Dasar Ranah Psikomotorik Hasil Angket Tanggapan Siswa PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL Tabel Halaman.1 Ringkasan Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa dalam Melaksanakan Model Pembelajaran POE Rincian Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Tengaran Desain Penelitian Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Media Validitas LKS Model Pembelajaran POE Validitas Soal Uji Coba Materi Hidrolisis Garam Kriteria Daya Beda Soal Daya Beda Soal Uji Coba Materi Hidrolisis Garam Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Soal yang Digunakan untuk Evaluasi pada Pembelajaran Materi Hidrolisis Garam dengan Model Pembelajaran POE Kategori Nilai Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik Data Awal Populasi Hasil Uji Normalitas Data Populasi Hasil Uji Homogenitas Data Populasi Gambaran Umum Hasil Ranah Kognitif Gambaran Umum Hasil Ranah Afektif Gambaran Umum Hasil Ranah Psikomotorik Hasil Ketercapaian Kompetensi Dasar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil Uji Normalitas Data Kognitif Hasil Uji Normalitas Data Afektif Hasil Uji Normalitas Data Psikomotorik Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Kognitif Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Afektif Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Psikomotorik Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Kognitif Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Afektif Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Psikomotorik Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Kognitif Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Afektif Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Psikomotorik Hasil Uji N-Gain Hasil Analisis Data Hasil Afektif Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Eksperimen dan Kela Kontrol Hasil Analisis Data Hasil Psikomotorik Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman.1 Hubungan Kompetensi Dasar dengan Hasil Belajar Kerangka Berpikir Prosedur Penelitian Grafik Hasil Nilai Rata-rata Postes Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Grafik Hasil Nilai Rata-rata Postes Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Grafik Hasil Nilai Rata-rata Postes Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perbandingan N-Gain Data Nilai Postes Berdasarkan Kriteria Tinggi, Sedang, dan Rendah Perbandingan Rata-Rata Nilai Pretes, Postes, Harga N-Gain Ranah Kognitif Siswa Hasil Analisis untuk Data Hasil Afektif Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Psikomotorik Hasil Analisis untuk Data Hasil Psikomotorik Perbandingan Skor Rata-rata Tiap Aspek Psikomotorik Grafik Analisis Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Silabus Rincian Hubungan Kompetensi Dasar dengan Hasil Belajar RPP Kelas Eksperimen RPP Kelas Kontrol Hand Out Materi Hidrolisis Garam Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen Lembar Kerja Siswa Praktikum Kelas Kontrol Kisi-kisi Soal Uji Coba Soal Uji Coba Kunci Jawaban Soal Uji Coba Kisi-kisi Soal Instrumen Soal Instrumen Kunci Jawaban Soal Instrumen Pedoman Penilaian Ranah Afektif Siswa Pedoman Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa (Eksperimen) Pedoman Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa (Kontrol) Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Daftar Nilai Hidrólisis Garam Hasil Observasi Daftar Nilai Uji Coba Soal Analisis Uji Coba Soal Perhitungan Reliabilitas Instrumen Daftar Nama Populasi Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen Daftar Nama Kelompok Kelas Kontrol Analisis Validasi LKS oleh Validator Data Nilai Ulangan Asam Basa Kelas XI Uji Normalitas Data Nilai Ulangan Asam Basa Uji Homogenitas Populasi Data Nilai Postes Data Nilai Afektif Siswa Data Nilai Psikomotorik Siswa Uji Normalitas Postes Uji Normalitas Data Ranah Afektif Uji Normalitas Data Ranah Psikomotorik Uji Kesamaan Dua Varians Ranah Kognitif Uji Kesamaan Dua Varians Data Ranah Afektif Uji Kesamaan Dua Varians Data Ranah Psikomotorik Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Ranah Kognitif Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Ranah Afektif Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Ranah Psikomotorik Uji t Pihak Kanan Data Ranah Kognitif Uji t Pihak Kanan Data Ranah Afektif Uji t Pihak Kanan Data Ranah Psikomotorik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa... 7 xiii

14 45 Data Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen Data Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol Uji N-Gain Rata-rata Hasil Belajar Uji N-Gain Siswa Kelas Eksperimen Uji N-Gain Siswa Kelas Kontrol Lembar Analisis Data Afektif Kelas Eksperimen Lembar Analisis Data Afektif Kelas Kontrol Lembar Analisis Data Psikomotorik Kelas Eksperimen Lembar Analisis Data Psikomotorik Kelas Kontrol Reliabilitas Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Reliabilitas Penilaian Afektif Kelas Kontrol Reliabilitas Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen Reliabilitas Penilaian Psikomotorik Kelas Kontrol Lembar Analisis Angket Reliabilitas Angket Dokumentasi Surat Keterangan Penelitian xiv

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU RI No. 0 Tahun 003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Pentingnya pendidikan menyebabkan perlu adanya peningkatan mutu pendidikan secara terus menerus dan dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan, dan seni. Pengembangan aspek-aspek pendidikan tersebut nantinya akan bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri dan berhasil di masa mendatang. Setiap kegiatan pendidikan hampir selalu melibatkan unsur-unsur seperti peserta didik, pendidik, tujuan, isi pendidikan, metode dan lingkungan (Munib, 010). Unsur-unsur tersebut saling menunjang satu sama lain, sehingga kekurangan pada salah satunya dapat mengganggu proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru dan siswa harus bekerja sama sedemikian rupa, saling 1

16 mendukung sehingga memungkinkan tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar memerlukan langkah-langkah agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Unsur yang amat penting dalam suatu proses belajar-mengajar adalah metode mengajar dan media pengajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang dibelajarkan, kedua aspek ini saling berkaitan. Tujuan pendidikan akan terwujud apabila proses pembelajaran berjalan baik yaitu bukan proses pembelajaran dengan berpusat pada guru (teacher centered) tapi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), agar siswa tidak pasif dan menjadi lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala- gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat (Danoni, 01). Kimia juga merupakan salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini sulit untuk dipahami baik konsep maupun penerapannya. Menurut Ardhana, sebagaimana dikutip oleh Anisa et al. (013), hasil penelitian Royal Institute Of Chemistry di Inggris menunjukkan kebanyakan siswa menyatakan bahwa ilmu kimia itu sukar walaupun menarik. Karena sulitnya untuk memahami dan menerapkan tersebut maka ada saja siswa yang menggunakan cara cepat seperti menghafal untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Materi hidrolisis garam merupakan materi kimia yang diajarkan pada kelas XI semester II. Materi hidrolisis garam ini terdapat konsep yang memerlukan pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengamati gejala-gejala, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan menarik kesimpulan.

17 3 Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses ilmiah sehingga membutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Selain itu materi hidrolisis garam berisi konsep dan hafalan yang membutuhkan kemampuan berpikir serta berkaitan dengan konsep-konsep yang belum pernah diajarkan sebelumnya. Berdasarkan observasi di SMA N 1 Tengaran banyak siswa yang hanya mau belajar pada saat ada tugas atau ulangan saja. Pada materi yang belum diajarkan, siswa cenderung tidak peduli terbukti dari minat siswa untuk membaca materi yang belum diajarkan masih rendah. Padahal guru sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan mencoba mengaktifkan siswa dengan variasi model yang digunakan. Namun keaktifan siswa belum merata dan membuat beberapa siswa sulit memahami materi pelajaran sehingga ketercapaian kompetensi dasar siswa masih rendah. Sebagaimana yang diungkapkan Nawawi, et al., (013) bahwa kurangnya partisipasi aktif siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran dalam memahami konsep-konsep, mengakibatkan pemahaman konsep materi masih kurang optimal sehingga hasil belajar yang dicapai siswa masih rendah. Adanya model pembelajaran yang kurang bervariasi mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh belum maksimal dan interaksi serta kerjasama antar sesama siswa belum terjalin dengan kuat. Padahal pemilihan suatu metode pembelajaran merupakan suatu komponen yang sangat perlu sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini ditunjukkan pada nilai hasil belajar siswa pada materi hidrolisis garam masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan di beberapa sekolah, lihat Lampiran 18.

18 4 Oleh karena itu, untuk mengajarkan materi hidrolisis garam diperlukan model pembelajaran yang bersifat student centered yaitu melibatkan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan memberikan perhatian besar pada aktivitas aktif siswa, interaksi dan negosiasi makna, yang mengarahkan siswa pada konstruksi pengetahuan (Ratumanan, 013). Selain itu seharusnya siswa dituntut sudah memiliki pengetahuan awal dengan cara membaca sebelum materi disampaikan guru karena dengan membaca materi sebelum proses pembelajaran dimulai akan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. SMA N 1 Tengaran juga memiliki fasilitas yang memadai antara lain adanya laboratorium yang cukup lengkap, adanya teknisi lab, dan juga jam pelajaran yang cukup untuk melakukan variasi model pembelajaran. Sebagian besar pokok bahasan dalam mata pelajaran kimia memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui penerapan metode praktikum, karena itu perlu adanya pemanfaatan laboratorium. Berkaitan dengan uraian di atas, perlu diupayakan suatu model pembelajaran yang cocok diterapkan pada materi hidrolisis garam yaitu model pembelajaran POE (Predict, Observe and Explanation). Model pembelajaran POE merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk menemukan kemampuan siswa dalam memprediksi suatu fenomena alam serta alasan mereka dalam membuat prediksi tersebut (Wahyuni et al., 013). Siswa diarahkan dan diajak menemukan sendiri konsep pengetahuan dari pengamatan dengan model pembelajaran POE yaitu melalui metode demonstrasi maupun eksperimen di laboratorium. Model pembelajaran POE dapat juga membantu siswa mengatasi

19 5 salah pengertian dan dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa karena mereka akan menjadi lebih kritis dan menjadi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga dapat membuktikan sendiri keadaan yang sebenarnya. Selain itu siswa juga dapat menemukan konsep-konsep sendiri melalui proses yang melatih siswa berkembang baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengalaman dalam belajar ini dapat mempermudah siswa memahami dan mengingat materi yang sedang dipelajari yang akan berdampak pada peningkatan penguasaan konsep siswa (Sudesti et al., 014) Selanjutnya, Handayani et al., (013:7) menyatakan bahwa model pembelajaran POE dapat meningkatkan keterampilan memprediksi dan penguaasaan konsep siswa. Pembelajaran model POE juga efektif dalam meningkatkan keterampilan memberikan alasan (Yanti et al., 013:3). Selain itu penelitian Sari et al., (013:6) menunjukkan model pembelajaran POE dapat meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan. Penelitian di atas menunjukkan bahwa dalam penerapan POE belum memperhatikan ketercapaian kompetensi dasar siswa. Persoalan yang kemudian muncul adalah apakah penerapan model pembelajaran POE dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai penerapan model pembelajaran POE untuk meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa melalui penelitian.

20 6 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. ketercapaian kompetensi dasar siswa manakah yang lebih baik antara pembelajaran yang menggunakan model POE dengan model konvensional?. apakah model pembelajaran POE dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada materi hidrolisis garam? 3. berapa besar peningkatan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada materi hidrolisis garam? 4. bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran POE? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. mengetahui ketercapaian kompetensi dasar siswa mana yang lebih baik antara pembelajaran menggunakan model POE dengan menggunakan model konvensional.. mengetahui adanya peningkatan ketercapaian kompetensi dasar siswa dengan menggunakan model pembelajaran POE pada materi hidrolisis garam. 3. mengetahui besarnya peningkatan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada materi hidrolisis garam. 4. mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran POE. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diupayakan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa Calon Guru

21 7 a. Memberikan informasi tentang penerapan model pembelajaran POE. b. Memberikan masukan pada calon guru agar lebih memperhatikan masalahmasalah yang terkait dalam pembelajaran, khususnya partisipasi siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.. Bagi siswa a. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga dapat lebih termotivasi dan berpartisipasi dalam pembelajaran. b. Meningkatkan partisipasi dan kemampuan siswa karena sistem pembelajarannya yang lebih bersifat student centered. 3. Bagi Sekolah a. Memberikan saran dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. b. Sebagai acuan kebijakan sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran yang dapat meningkatkan ketercapain kompetensi dasar siswa. 1.5 Penegasan Istilah Penegasan istilah dilakukan untuk memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pembelajaran POE POE adalah singkatan dari prediction, observation, dan explanation. Pembelajaran dengan model POE menggunakan 3 langkah utama, yaitu:

22 8 a. Prediksi (Prediction) adalah suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa kimia. b. Observasi (Observation) yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. c. Menjelaskan (Explanation) yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. () Lebih baik Kata lebih baik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mana nilai ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang lebih besar diantara kelas yang menggunakan model pembelajaran POE dengan model konvensional. Secara kuantitatif dikatakan lebih baik, kalau pada pengujian rata-rata satu pihak kanan menghasilkan t hitung t (1-)(n1+n-) atau t w1t w 1 1 wt w. (3) Meningkatkan Meningkatkan dalam KBBI dapat diartikan sebgai menaikkan, mempertinggi, dan memperhebat. Meningkatkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah kognitif yang rendah menjadi lebih tinggi. Besar peningkatan secara kuantitaf dihitung dengan uji Normalized Gain. (4) Ketercapaian Kompetensi Dasar Siswa Ketercapaian kompetensi dasar siswa adalah pencapaian sejumlah kemampuan oleh siswa yang harus dimiliki sebagai rujukan bahwa siswa

23 9 tersebut telah menguasai materi yang telah diberikan. Kemampuan yang harus dimiliki yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotorik. Kemampuan kognitif diperoleh dari nilai postes ulangan hidrolisis garam, kemampuan afektif diperoleh dari observasi terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran sedangkan kemampuan psikomotorik diperoleh dari observasi terhadap siswa saat melakukan kegiatan praktikum. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagian awal skripsi, bagian pokok skripsi dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. Bagian pokok skripsi terdiri dari lima bab yaitu bab 1 Pendahuluan (berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi), bab tinjauan pustaka (berisi tentang teori yang digunakan sebagai landasan penelitian seperti pembelajaran, model pembelajaran, model pembelajaran POE, pencapaian kompetensi dasar siswa, materi hidrolisis garam, kerangka berpikir, hipotesis penelitian, dan desain penelitian), bab 3 metode penelitian (berisi populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penelitian, dan metode analisis data), bab 4 hasil penelitian dan pembahasan (berisi hasil penelitian dan pembahasan), dan bab 5 penutup (berisi simpulan dan saran). Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran

24 10 BAB TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pembelajaran Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Menurut Darsono (000:4) aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanistik mendeskripsikan pembelajaran sebagai pemberian kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya (Sugandi,004 :9). Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu (Pribadi, 009: 10). Sedangkan menurut Mulyasa (007: 14), pembelajaran merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar. Darsono (000:5) berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. 10

25 11 3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa. 4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. 5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. 6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologi. 7. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, persitiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pada dasarnya, semua siswa memiliki gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam wujud skemata. Dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada, siswa menggunakan informasi yang berasal dari lingkungannya dalam rangka mengonstruksi interperensi pribadi serta maknamaknanya.. Model Pembelajaran Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis system, atau teoriteori lain. Joyce & Weil (1980:1) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

26 1 (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Soekamto, dkk (dalam Trianto 006:5) maksud dari model pembelajaran adalah : kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Indrawati (dalam Trianto 007:134) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi. Model Pembelajaran mempunyai 4 ciri-ciri secara khusus, diantaranya adalah : 1. rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.. landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar. 3. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai..3 Model Pembelajaran POE Menurut Indrawati, sebagaimana yang dikutip oleh Yulianti (01:10), model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang dimulai dengan penyajian masalah kemudian siswa

27 13 diajak untuk memberikan dugaan sementara terhadap kemungkinan yang akan terjadi, dilanjutkan dengan observasi atau pengamatan langsung terhadap masalah yaitu dengan melakukan percobaan untuk menemukan kebenaran dan prediksi awal dalam bentuk penjelasan. Model pembelajaran POE pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gustone pada tahun 199 dalam bukunya Probing Understanding (Mabout dalam Nurjanah, 009). Model pembelajaran POE dinyatakan sebagai model pembelajaran yang efisien untuk menimbulkan ide atau gagasan siswa dan melakukan diskusi terhadap ide tersebut. Model ini mensyaratkan prediksi siswa kemudian siswa melakukan eksperimen untuk mencari tahu kecocokan prediksinya dan terakhir menjelaskan kecocokan atau ketidakcocokkan antara hasil pengamatan denga prediksinya. Model POE dapat membantu peserta didik mengekplorasi dan meneguhkan gagasannya, khususnya pada tahap prediksi dan pemberian alasan. Tahap observasi dapat memberikan situasi konflik pada peserta didik berkenaan dengan prediksi awalnya, tahap ini memungkinkan terjadinya rekonstruksi dan revisi gagasan awal. Menurut Purnomo (dalam Hakim, 01) POE adalah singkatan dari prediction, observation, dan explanation. Pembelajaran dengan model POE menggunakan 3 langkah utama, yaitu: a. Prediksi (Prediction) adalah suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa kimia. Siswa diharapkan sudah memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu. Siswa juga diberi kebebasan seluas-luasnya menyusun dugaan dengan alasannya. Guru sebaiknya tidak membatasi

28 14 pemikiran siswa sehingga banyak gagasan dan konsep kimia muncul dari pikiran siswa. Semakin banyak muncul dugaan dari siswa, guru akan dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran kimia siswa tentang persoalan yang diajukan. Pada proses prediksi ini guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar. b. Observasi (Observation) yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. Siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji kebenaran prediksi yang mereka sampaikan. Pada tahap ini siswa membuat eksperimen, untuk menguji prediksi yang mereka ungkapkan. Siswa mengamati apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi mereka. c. Menjelaskan (Explanation) yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara prediksi dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa semakin yakin akan konsepnya. Akan tetapi, jika prediksinnya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Siswa akan mengalami perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Sehingga, siswa dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam model pembelajaran POE adalah sebagai berikut:

29 15 1) Masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang memungkinkan terjadi konflik kognitif dan memicu rasa ingin tahu. ) Prediksi harus disertai alasan yang rasional. Prediksi bukan sekedar menebak. 3) Demonstrasi/eksperimen harus bisa diamati dengan jelas, dan dapat memberi jawaban atas masalah. 4) Siswa dilibatkan dalam proses eksplanasi. Kelebihan model pembelajaran POE yaitu : 1) Merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi. ) Kegiatan eksperimen untuk menguji prediksinya dapat mengurangi verbalisme. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui ekperimen. 4) Pengamatan secara langsung dari siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara prediksi dengan kenyataan sehingga siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Kelemahan model pembelajaran POE yaitu : 1) Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan penyajian persoalan kimia dan kegiatan eksperimen yang akan dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan siswa. ) Untuk kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai.

30 16 3) Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. 4) Memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa..4 Pencapaian Kompetensi Dasar.4.1 Pengertian Ketercapaian Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Hamalik, 008). Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan ketercapaian kompetensi dasar adalah pencapaian sejumlah kemampuan oleh peserta didik yang harus dimiliki sebagai rujukan bahwa peserta didik tersebut telah menguasai materi yang telah diberikan untuk bekal kehidupannya dalam bermasyarakat..4. Indikator Ketercapaian Kompetensi Dasar Kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik

31 17 guru maupun siswa perlu memahami kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan dalam merencanakan strategi dan indikator keberhasilan. Salah satu kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Aspek yang dilihat antara lain adalah: a. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. b. Kualitas dan kuantitas penguasaan kompetensi dasar oleh peserta didik. c. Jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan, menguasai indikatorindikator kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 75% dari seluruh tujuan pembelajaran dengan nilai KKM untuk mata pelajaran kimia yaitu,75. Adapun yang menunjukkan suatu proses pembelajaran yang berkualitas sebagai berikut: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus. c. Kompetensi dasar yang telah dicapai oleh peserta didik baik secara individu maupun kelompok (Zuhriyah, 010). Penjelasan di atas menunjukkan kemampuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran terdiri atas tiga kemampuan yaitu: a. kemampuan kognitif yang memberi penekanan pada penggunaan kemampuan berpikir otak sementara penggunaan organ tubuh dianggap sebagai implikasi

32 18 dari penggunaan kemampuan otak,seperti kemampuan untuk mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis pengetahuan kimia dikaitkan dengan pengetahuan lain. b. kemampuan afektif yang memberi penekanan terhadap kaitan antara apa yang diketahui atau dikenal dan perasaan, seperti kemampuan meresapi, menghayati, menyayangi, memukau, mengapresiasi, menyikapi sesuatu, dan seterusnya.kaitannya dengan kurikulum kimia, hal ini diharapkan dapat menambah atau memperkuat keinginan siswa untuk mempelajari kimia atau pendidikan kimia secara lebih mendalam, meminatinya serta menikmatinya. c. kemampuan psikomotorik yang memberi penekanan pada penggunaan organ tubuh, termasuk indera yang lima, seperti keterampilan menyusun, menggabungkan, memilah-milah, menggolongkan, mengikat, meneliti, mengamati dengan teliti, membedakan jenis zat-zat kimia, merasakan zat-zat kimia dan seterusnya (Binadja, 00). Kompetensi dasar diturunkan menjadi indikator, dari indikator digunakan untuk menyusun tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran didasarkan pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dari evaluasi inilah dapat diketahui hasil belajar peserta didik. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar.1.

33 19 Gambar.1. Hubungan Kompetensi Dasar dengan Hasil Belajar Setelah dilakukan tes atau evaluasi, maka tingkat keberhasilan tersebut dapat diketahui sedangkan untuk hal ini masalah yang dihadapi adalah sampai seberapa besar penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar (Sudjana, 1995:4)..4.3 Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar Sistem penilaian berbasis kompetensi dasar adalah uraian keterangan yang teratur sebagai penjelasan tentang prosedur dan cara menilai pencapaian kompetensi dasar oleh siswa. Instrumen penilaiannya dikembangkan dengan mengacu pada indikator-indikator pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Penilaian dilakukan mencakup semua kompetensi dasar. Penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan yang dicapai dan ketuntasan penguasaan kompetensi dasar siswa (Wardhani, 004:5).

34 0.5 Materi Hidrolisis Garam.5.1 Pengertian Hidrolisis Garam Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi antara kation dan atau anion dari garam dengan air. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi dalam larutannya menghasilkan kation dan anion. Kation yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang tersusun dari asam pembentuknya. Kedua ion inilah yang nantinya akan menentukan sifat dari suatu garam jika dilarutkan dalam air (Permana, 009:13-133).5. Jenis-Jenis Garam yang Terhidrolisis dalam Air Garam yang terhidrolisis dalam air akan bersifat asam atau bersifat basa. Garam yang tersusun dari reaksi asam kuat dan basa lemah akan menghasilkan ion H + dan bersifat asam, sedangkan garam yang tersusun dari reaksi basa kuat dan asam lemah akan menghasilkan ion OH - dan bersifat basa. Adapun garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis atau netral. Untuk mengetahui apakah suatu garam terhidrolisis atau tidak terhidrolisis, dapat dilakukan analisis menggunakan kertas lakmus. Jika garam tersebut bersifat asam (memerahkan lakmus) atau bersifat basa (membirukan lakmus), berarti mengalami hidrolisis. Adapun garam yang bersifat netral (tidak mengubah warna kertas lakmus), terdapat dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, tidak mengalami hidrolisis untuk garam yang tersusun

35 1 dari asam kuat dan basa kuat, dan mengalami hidrolisis untuk garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah yang memiliki harga Ka dan Kb sama..5.3 Reaksi Hidrolisis Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Kuat Garam jenis ini jika dilarutkan ke dalam air, baik kation maupun anionnya tidak bereaksi dengan air karena ion-ion yang dilepaskan segera terionisasi kembali secara sempurna. Contoh: NaCl, K SO 4, Ba(NO 3 ) NaCl di dalam air akan terionisasi sempurna membentuk ion Na + dan Cl. Kation maupun anion tersebut tidak bereaksi dengan air, menurut reaksi sebagai berikut: NaCl (aq) Na + (aq) + Cl (aq) H O (l) H + (aq) + OH - (aq) Na + (aq) + H O (l) Cl (aq) + H O (l) tidak bereaksi tidak bereaksi Pelarutan garam ini sama sekali tidak akan mengubah jumlah [H + ] dan [OH ] dalam air, sehingga larutannya bersifat netral (ph=7). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dalam air Garam yang Tersusun dari Asam Kuat dan Basa Lemah Garam jenis ini bersifat asam dalam air karena kationnya terhidrolisis (memberikan proton kepada air), sedangkan anionnya tidak. Contoh: Al (SO 4 ) 3, AgNO 3, CuSO4, NH 4 Cl, AlCl 3. NH 4 Cl (aq) NH 4 + (aq) + Cl (aq)

36 H O (l) H + (aq) + OH - (aq) Kation dari basa lemah (NH 4 + ) bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan, sedangkan anion dari asam kuat (Cl ) tidak akan bereaksi dengan air, persamaanya sebagai berikut: NH 4 + (aq) + H O (l) Cl (aq) + H O (l) NH 4 OH (aq) + H + (aq) tidak bereaksi Adanya ion H + yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan tersebut menyebabkan konsentrasi ion H + di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion OH, sehingga larutan akan bersifat asam (ph<7). Jika diuji keasamannya dengan menggunakan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus akan berubah menjadi merah. Adapun ion Cl - yang tersusun dari asam kuat tidak bereaksi dengan air (terhidrolisis) Dengan demikian, garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat asam Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Kuat Garam jenis ini bersifat basa dalam air karena anionnya terhidrolisis (memberikan proton kepada air), sedangkan kationnya tidak. Contoh: CH 3 COONa, NaF, Na CO 3, KCN, CaS. Perhatikan reaksi berikut ini. CH 3 COONa (aq) CH 3 COO (aq) + Na + (aq) H O (l) H + (aq) + OH - (aq) Anion CH 3 COO dari asam lemah akan bereaksi dengan air (terhidrolisis), sedangkan kation Na + tidak akan bereaksi dengan air, sesuai dengan persamaan reaksi berikut.

37 3 Na + (aq) + H O (l) tidak bereaksi CH 3 COO (aq) + H O (l) Adanya ion OH CH 3 COOH (aq) + OH (aq) yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan tersebut menyebabkan konsentrasi ion OH di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion H + sehingga larutan akan bersifat asam (ph>7). Jadi, garam yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat basa Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Lemah Garam jenis ini jika dilarutkan ke dalam air, maka baik kation maupun anionnya mengalami hidrolisis. Contoh: NH 4 CN, (NH 4 ) CO 3, CH 3 COONH 4. NH 4 CN (aq) NH 4 + (aq) + CN (aq) Ion NH 4 + bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan: NH 4 + (aq) + H O (l) NH 4 OH (aq) + H + (aq) Ion CN bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan: CN (aq) + H O (l) HCN (aq) + OH (aq) Kedua reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion H + dan ion OH -. Jadi, dapat disimpulkan bahwa garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis sempurna (total) di dalam air. Semakin banyak jumlah zat yang mengion, maka semakin besar nilai derajat ionisasi (α). Besarnya derajat ionisasi ini akan akan mempengaruhi nilai tetapan kesetimbangan asam (Ka) maupun tetapan kesetimbangan basa (Kb). Sifat larutannya ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan tetapan kesetimbangan basa (Kb) dari

38 4 kedua reaksi tersebut. Harga Ka dan Kb menyatakan kekuatan relatif dari asam dan basa yang bersangkutan. Bagaimana hubungan antara Ka dan Kb dengan sifat asam basa larutan? 1. Jika harga Ka lebih besar daripada harga Kb, berarti konsentrasi ion H + yang dihasilkan lebih banyak daripada ion OH - sehingga garam tersebut bersifat asam.. Jika harga Ka lebih kecil daripada Kb, berarti konsentrasi ion H + yang dihasilkan lebih sedikit daripada ion OH - sehingga garam tersebut bersifat basa. 3. Jika harga Ka sama dengan harga Kb, berarti konsentrasi ion H + dan ion OH - yang dihasilkan sama sehingga garam tersebut bersifat netral..5.4 Perhitungan Kh, [H + ], dan [OH - ] Larutan Garam Menghitung [OH - ] dan Kh Larutan Garam yang Bersifat Basa Contoh larutan garam yang bersifat basa adalah CH 3 COONa, CH 3 COOK, HCOOK, HCOONa, dan NaF. Perhatikan reaksi hidrolisis CH 3 COO - dari garam CH 3 COONa berikut ini CH 3 COO - (aq) +H O (l) CH 3 COOH (aq) + OH - (aq) Penambahan H O tidak akan mempengaruhi besarnya konsentrasi air, atau dengan kata lain konsentrasi H O akan selalu konstan sehingga harga [H O] yang dalam persamaan semula berada di ruas kanan, pindah menjadi sebuah konstanta di ruas kiri. Konstanta kesetimbangan reaksi hidrolisis disebut konstanta hidrolisis yang dinotasikan dengan Kh. Kh = CH 3COOH [OH ] [CH 3 COO ]

39 5 CH 3 COOH selalu sama dengan OH sehingga Kh = [OH ][OH ] [CH 3 COO ] = [OH ] [CH 3 COO ] [OH ] = Kh x [CH 3 COO ] OH = Kh x [CH 3 COO ] Secara umum, persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut OH = Kh x [anion] garam Garam yang memiliki satu anion, seperti CH 3 COONa, akan terhidrolisis sebagai berikut. CH 3 COONa (aq) CH 3 COO (aq) + Na + (aq) CH 3 COO = [CH 3 COONa]= [garam]= [g] sehingga OH = Kh x [g] Adapun garam yang memiliki dua anion, seperti (CH 3 COO) Ba akan terhidrolisis sebagai berikut. (CH 3 COO) Ba (aq) CH 3 COO (aq) + Ba + (aq) CH 3 COO = x [(CH 3 COO) Ba]= x [garam]= x [g] sehingga OH = Kh x x[g] Perhatikan perhitungan Kh berikut ini Kh = CH 3COOH [OH ] [CH 3 COO ] Jika persamaan tersebut dikalikan dengan [H+ ] akan diperoleh : [H + ] Kh = CH 3COOH [OH ] x [H+ ] [CH 3 CO O ] [H + ] (1)

40 6 Kh = CH 3 COOH [CH 3 COO ][H + ] x[oh ][H + ] Perhatikan reaksi ionisasi asam lemah CH 3 COOH berikut ini CH 3 COOH (aq) CH 3 COO (aq) + H + (aq) Kh = CH 3CO O H + CH 3 COOH () CH 3 COOH CH 3 COO [H + ] = 1 Ka Perhatikan reaksi ionisasi air H O berikut ini. H O (l) H + (aq) + OH - (aq) Kw = [H + ][OH ] (3) Data persamaan () dan (3) dimasukkan ke persamaan (1) sehingga didapat Kh= 1 Ka x Kw Kh= Kw Ka Jadi, untuk hidrolisis garam yang bersifat basa berlaku hubungan OH = Kh x [anion] garam = Kw x[anion] Ka garam Untuk garam yang memiliki satu anion, seperti HCOONa, dan CH 3 COONa berlaku persamaan berikut. OH = Kh x[g] = Kw Ka x[g] Untuk garam yang memiliki dua anion, seperti (CH 3 COO) Ba, (CH 3 COO) Ca, dan CaF, berlaku persamaan berikut. OH = Kh xx[g] = Kw Ka xx[g]

41 Menghitung [H + ] dan Kh Larutan Garam yang Bersifat Asam Contoh larutan garam yang bersifat asam adalah NH 4 NO 3, NH 4 Cl, dan NH 4 Br. Perhatikan reaksi hidrolisis NH 4 + berikut ini NH 4 + (aq) + H O (l) NH 4 OH (aq) + H + (aq) Kh = NH 4OH [H + ] [NH 4 + ] NH 4 OH selalu sama dengan H + sehingga Kh = [H+ ][H + ] [NH 4 + ] = [H+ ] [NH 4 + ] [H + ] = Kh x [NH 4 + ] H + = Kh x[nh 4 + ] Secara umum, persamaan tersebut dapat dinyatakan sebgai berikut H + = Kh x [kation] garam Garam yang memiliki satu kation, seperti NH 4 Cl, dan NH 4 Br, NH 4 + = [garam]= [g] sehingga H + = Kh x [g] Adapun garam yang memiliki dua anion, seperti (NH 4 ) SO 4 akan terhidrolisis sebagai berikut. (NH 4 ) SO 4(aq) NH 4 + ( aq) + SO 4 - (aq) NH 4 + = x [(NH 4 ) SO 4 ]= x [garam]= x [g] sehingga H + = Kh x x[g] Perhatikan perhitungan Kh berikut ini

42 8 Kh = NH 4OH [H + ] [NH 4 + ] Jika persamaan tersebut dikalikan dengan [OH ] akan diperoleh : [OH ] Kh = NH 4OH [H + ] [NH + x [OH ] 4 ] [OH ] Kh = NH 4OH [NH 4 + ][OH ] x[oh ][H + ] (4) Perhatikan reaksi ionisasi basa lemah NH 4 OH berikut ini NH 4 OH (aq) OH - (aq) + NH 4 + (aq) Kb = NH 4 + OH NH 4 OH (5) NH 4 OH [NH 4 + ][OH ] = 1 Kb Perhatikan reaksi ionisasi air H O berikut ini. H O (l) H + (aq) + OH - (aq) Kw = [H + ][OH ] (6) Data persamaan (5) dan (6) dimasukkan ke persamaan (4) sehingga didapat Kh= 1 Kb x Kw Kh= Kw Kb Jadi, untuk hidrolisi garam yang bersifat asam berlaku hubungan [H + ] = Kh x [kation] garam = Kw x[kation] Kb garam Untuk garam yang memiliki satu anion, seperti NH 4 Cl, dan NH 4 Br berlaku persamaan berikut.

43 9 H + = Kh x[g] = Kw Kb x[g] Untuk garam yang memiliki dua anion, seperti (NH 4 ) SO 4 berlaku persamaan berikut. H + = Kh xx[g] = Kw Kb xx[g] Menghitung [OH - ] dan Kh Larutan Garam yang Tersusun dari Asam Lemah dan Basa Lemah Untuk menentukan H + garam yang tersusun dari asam lemah dan basa lemah, terlebih dahulu harus menentukan harga Kh, Perhatikan contoh berikut ini! CH 3 COONH 4(aq) CH 3 COO (aq) + NH 4 + (aq) Reaksi Hidrolisis : CH 3 COO - (aq) + NH 4 + (aq) + H O (l) CH 3 COOH (aq) + NH 4 OH (aq) Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] Untuk menentukan harga Kh, persamaan tersebut dikalikan dengan [OH ] [H + ] [OH ] [H + ],sehingga Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] x [OH ] [H + ] [OH ] [H + ] Kh = CH 3 COOH [CH 3 CO O ][H + ] NH 4 OH [NH 4 + ][OH ] CH 3 COOH [CH 3 COO ][H + ] x adalah 1/ Ka adalah 1/Kb NH 4 OH [NH 4 + ][OH ] x[oh ][H + ]

44 30 [OH ][H + ] adalah Kw Maka harga Kh adalah Kh = 1 Ka x 1 Kb x Kw = Kw Kax Kb Untuk menentukan [H + ] perhatikan kembali persamaan untuk Kh, Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] Pada reaksi hidrolisis, CH 3 COOH selalu sama dengan NH 4 OH dan [CH 3 COO ] selalu sama dengan [NH 4 + ] sehingga Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] = CH 3COOH [CH 3 COO ] Jika persamaan tersebut dikalikan dengan [H+ ] akan diperoleh [H + ] Kh = CH 3COOH [CH 3 COO ] [H + ] [H + ] = CH 3 COOH [CH 3 COO ][H + ] [H + ] Kh = 1 Ka [H + ] [H + ] = Kh x Ka Jika harga Kh diganti dengan Kw Ka x Kb, akan diperoleh [H + ] = Kw (Ka x Kb) x Ka = Kw Kb x Ka Jadi, H + = Kw Kb x Ka (Sutresna. 006: 1-15).6 Kerangka Berpikir Hidrolisis garam merupakan sebagian materi kimia yang dinilai sulit dipahami oleh peserta didik. Hal ini berdasarkan banyak siswa yang belum mencapai kompetensi dasar yang diharapkan, sehingga menyebabkan hasil belajar

45 31 siswa rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dapat ditelusuri dari berbagai faktor penyebabnya antara lain pembelajarannya cenderung didominasi oleh guru yang menyebabkan siswa menjadi pasif, banyak siswa yang tidak suka dan menganggap sulit mempelajari materi kimia termasuk juga materi hidrolisis garam. Materi hidrolisis garam berisi konsep dan hafalan yang membutuhkan kemampuan berpikir. Oleh karena itu untuk mengajarkan materi hidrolisis garam kepada siswa diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan atau konsep sendiri. Perolehan konsep sendiri ini akan mempermudah siswa dalam memahami suatu materi dan akan tahan lama dalam ingatan siswa. Selain itu dengan menemukan konsep-konsep sendiri akan melatih siswa berkembang baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik yang pada akhirnya dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa. Salah satu model pembelajaran yang membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya, maupun psikomotorik adalah model pembelajaran POE. Penulis memilih menggunakan model pembelajaran POE ini karena pada materi hidrolisis garam terdapat konsep yang memerlukan pengamatan sehingga diharapkan siswa dapat mengamati gejala-gejala, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, konsep yang diperoleh siswa akan melekat dalam ingatannya, serta siswa akan memahami apa yang dipelajarinya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu penerapan model pembelajaran POE untuk meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada materi hidrolisis garam.

46 3 Pembelajaran pada materi hidrolisis garam pembelajarannya cenderung didominasi oleh guru. siswa pasif, tidak suka dan menganggap sulit mempelajari materi hidrolisis garam Ketercapaian kompetensi dasar siswa rendah Model Pembelajaran POE melibatkan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan atau konsep sendiri melalui pengamatan yang nantinya akan mempermudah siswa dalam memahami suatu materi Ketercapaian kompetensi dasar meningkat Soal tes (kognitif) Lembar observasi psikomotorik dan afektif (psikomotorik dan afektif) Gambar.. Kerangka Berpikir.7 Desain Pembelajaran Model POE Gambaran mengenai tahapan model POE dalam pembelajaran kimia pada materi hidrolisis garam dapat disajikan pada Tabel.1.

47 33 Tabel.1 Ringkasan Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa dalam Melaksanakan Model Pembelajaran POE Tahapan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Model POE Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Predict Memberikan apersepsi terkait materi yang akan dibahas dengan memberikan permasalahanpermasalahan untuk setiap indikator. 1. Bagaimana ciri-ciri larutan garam yang mengalami hidrolisis?. Mengapa larutan garam ada yang bersifat netral, asam, dan basa? 3. Bagaimana cara menghitung larutan garam? Observe Sebagai fasilitator dan mediator apabila siswa mengalami kesulitan dalam melakukan pembuktian. Explain Memfasilitasi jalannya diskusi apabila siswa mengalami kesulitan. Memberikan koreksi dan Memberikan prediksi atau jawaban sementara bedasarkan permasalahan yang diambil dari pengalaman siswa, atau buku panduan yang memuat suatu fenomena terkait materi yang akan dibahas. Indikator 1 Menggolongkan garam yang mengalami hidrolisis dan tidak terhidrolisis Indikator Memberikan alasan suatu garam memiliki sifat yang berbeda Menuliskan reaksi ionisasi dan reaksi ion terhidrolisis dari masing-masing garam yang sudah diketahui nilai ph Indikator 3 Menghitung ph larutan garam. Melakukan observasi atau pengamatan dengan melakukan eksperimen atau demonstrasi yaitu, Indikator 1 Menentukan ph dari masing-masing larutan yang apabila dicampur membentuk campuran larutan garam terhidrolisis dan campuran larutan garam tidak terhidrolisis. Indikator Menentukan sifat larutan garam dengan menggunakan kertas lakmus dan indikator universal Indikator 3 Menentukan ph berbagai larutan garam dengan indikator universal. Kemudian siswa dituntut menggolong-nggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan dan menarik kesimpulan dari eksperimen tersebut. Mendiskusikan fenomena yang telah diamati secara konseptual-matematis, serta membandingkan hasil observasi dengan prediksi sebelumnya bersama

48 34 penguatan pada prediksi dan hasil observasi siswa. kelompok masing-masing. Mempresentasikan hasil observasi di kelas, serta kelompok lain memberikan tanggapan, sehingga diperoleh kesimpulan dari permasalahan yang sedang dibahas. Indikator 1 Menentukan ciri-ciri larutan yang mengalami hidrolisis dari pengamatan, dan membenarkan hasil prediksi. Indikator Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dan menuliskan persamaan reaksi ionisasi dari pengamatan, dan membenarkan hasil prediksi. Indikator 3 Mengaitkan hasil pengukuran ph dari pengamatan dengan hasil perhitungan ph dari persamaan. Desain model pembelajaran POE seperti yang dapat dilihat pada Tabel.1 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model POE ini menekankan keaktifan siswa pada setiap tahap. Tahap predict guru memberikan lembar kerja siswa yang berisi permasalahan-permasalahan sesuai indikator yang ada. Kemudian setiap individu siswa memprediksi jawaban dari permasalahan tersebut. Tahap observe, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan praktikum. Siswa melaksanakan praktikum sesuai dengan petunjuk praktikum yang ada pada LKS. Tahap explain, siswa diminta untuk membandingkan hasil observasi dengan prediksi sebelumnya serta memberi penjelasan dan akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang mereka prediksikan.

49 35.8 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ketercapaian kompetensi dasar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model POE lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Penerapan model pembelajaran POE dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada materi hidrolisis garam.

50 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Subyek Penelitian Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1 Tengaran kelas XI IPA semester tahun pelajaran 013/014 dengan perincian sesuai Tabel 3.1. Tabel 3.1 Rincian Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Tengaran Kelas Jumlah Siswa XI-IPA 1 38 XI-IPA 37 XI-IPA 3 36 XI-IPA 4 36 Jumlah Sampel Penelitian Penentuan sampel (1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol) dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu memilih secara acak siswa dari populasi yang ada berdasarkan kelompok siswa yang telah terbentuk dalam kelas-kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Tengaran pada semester tahun pelajaran 013/014. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui keseragaman sampel. Data yang digunakan untuk uji normalitas dan uji homogenitas adalah nilai ulangan harian pada pokok bahasan sebelumnya kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tengaran. 36

51 Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kimia dengan model pembelajaran POE pada kelompok eksperimen dan pembelajaran kimia dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel sebagai akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketercapaian kompetensi dasar siswa pada materi hidrolisis garam Variabel kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran, jumlah jam mata pelajaran, dan materi yang diajarkan. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama dengan jumlah jam mata pelajaran yang sama dan materi yang diajarkan sama yaitu hidrolisis garam. 3. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest group design, yakni penelitian dengan melihat perbedaan pretes dan postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara acak. Kelompok yang pertama tidak memperoleh perlakuan khusus atau perlakuan biasa (X) sebagai kelas kontrol, sedangkan kelompok yang kedua memperoleh perlakuan khusus yaitu kelompok eksperimen (X1).

52 38 Tabel 3. Desain Penelitian Kelompok Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir Eksperimen Y1 X1 Y Kontrol Y1 X Y Keterangan: X1 = perlakuan pada kelas eksperimen (pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran POE) X = pembelajaran kimia dengan menggunakan model konvensional Y1 = pretes Y = postes 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri empat tahap, dengan rincian sebagai berikut: 1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan dilakukan untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di sekolah serta mengkaji hasil penelitian sebelumnya terkait pembelajaran mengggunakan model pembelajaran POE.. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah: a. penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media slide presentation, dan LKS. b. penyusunan instrumen dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. c. melakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes.

53 39 d. penentuan sampel melalui uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan nilai ulangan harian pada pokok bahasan sebelumnya. 3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi: a. Menentukan sampel sebanyak dua kelas dan dikelompokkan ke dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Melakukan pretes pada kedua sampel tersebut untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan tentang materi yang akan dibahas. c. Mengevaluasi hasil pretes. d. Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, model pembelajaran POE diterapkan dalam kelas eksperimen dan model konvensional diterapkan dalam kelas kontrol. e. Memberikan postes pada akhir proses belajar mengajar untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. f. Evaluasi hasil postes dan membandingkan dengan hasil pretes untuk mengetahui peningkatan nilai hasil belajar. g. Pemberian angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran.

54 40 4. Tahap Akhir Tahap Akhir dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, melaporkan hasil penelitian, dan menarik kesimpulan. Secara garis besar prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Menentukan Tempat dan Waktu Penelitian Observasi Menentukan Populasi/Subyek Penelitian Uji Homogenitas Sampel Kelas Kontrol Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menerapkan model pembelajaran secara konvensional Hasil dari kelas kontrol : pretes, postes Pretes Postes Kelas Eksperimen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menerapkan model pembelajaran POE Hasil dari kelas eksperimen: pretes, postes Analisis Pembahasan Kesimpulan Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

55 Metode Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang diambil dari penerapan model pembelajaran POE pada materi hidrolisis garam meliputi: (1) data hasil belajar kognitif () data kemampuan afektif dan psikomotorik siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan (3) data tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran POE pada materi hidrolisis garam Cara mengumpulkan data Metode Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan rapat dan sebagainya untuk melaksanakan metode dokumentasi. (Arikunto, 006:158). Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan nama-nama siswa anggota sampel dan daftar nilai ulangan sebelumnya pada mata pelajaran kimia SMA N 1 Tengaran kelas XI-IPA. Data nilai dan daftar nama ini digunakan untuk analisis tahap awal Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lainnya yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 006 :150).

56 4 Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa yang dikenai perlakuan, yaitu siswa yang diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran POE dan siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional. Kemudian dibandingkan mana yang lebih baik tingkat ketercapain kompetensi dasar siswanya. Metode tes yang digunakan adalah pretes dan postes Metode Observasi Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Metode observasi digunakan untuk menilai afektif pada proses pembelajaran dan psikomotorik pada praktikum. Instrumen yang digunakan pada metode ini adalah lembar observasi, yaitu lembar observasi yang berisi indikator-indikator yang dijadikan acuan untuk mengamati kemampuan siswa dari ranah afektif dan psikomotorik selama proses pembelajaran berlangsung Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 006:151). Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran POE yang diberikan pada siswa di akhir seluruh pertemuan kegiatan pembelajaran. 3.5 Instrumen Penelitian Bentuk Instrumen Silabus

57 43 Silabus yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan kurikulum KTSP. Silabus ini digunakan baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegitan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajaran, yang masing-masing dirancang untuk pertemuan selama 90 menit. RPP yang digunakan ada yaitu RPP dengan model pembelajaran POE dan RPP dengan model pembelajaran konvensional Materi ajar Materi ajar yang digunakan berupa hand out yang berisi subpokok bahasan kimia yaitu hidrolisis garam. Materi ajar digunakan untuk kedua kelas Media Slide Presentation Media Slide Presentation digunakan untuk membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran hidrolisis garam. Media ini digunakan untuk kedua kelas Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS bertujuan untuk membantu kegiatan pembelajaran dan indikator atau kompetensi dasar siswa. LKS ini dibuat sesuai dengan model pembelajaran POE dan LKS praktikum untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

58 Soal Tes Soal tes digunakan untuk menilai penguasaan kognitif siswa. Soal tes ini digunakan saat pretes (sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE ataupun model konvensional) dan postes (setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE ataupun model konvensional) Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk menilai ranah psikomotorik dan afektif siswa selama kegiatan pembelajaran di kedua kelas. Lembar observasi tersebut dilengkapi dengan rubrik penilaian Lembar Angket Tanggapan Siswa Angket ini digunakan untuk mendapatkan tanggapan siswa tentang penerapan model pembelajaran POE pada materi hidrolisis garam Langkah-langkah Penyusunan Instrumen Langkah-langkah Penyusunan silabus (1) Mengisi kolom identitas () Mengaji dan menentukan standar kompetensi (3) Mengaji dan menentukan kompetensi dasar (4) Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran (5) Mengembangkan kegiatan pembelajaran (6) Menentukan indikator pencampaian kompetensi (7) Menentukan jenis penilaian (8) Menentukan alokasi waktu (9) Menentukan sumber belajar (Saptorini, 01: 3-5)

59 Langkah-langkah Penyusunan RPP (1) Mencantumkan identitas () Merumuskan tujuan pembelajaran (3) Menentukan materi pembelajaran (4) Menentukan metode pembelajaran (5) Menetapkan kegiatan pembelajaran (6) Memilih sumber belajar (7) Menentukan penilaian Langkah-langkah Penyusunan Handout (1) Melakukan analisis kurikulum. () Menentukan judul handout, disesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dicapai. (3) Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Diutamakan referensi terkini dan relevan dengan materi pokoknya. (4) Menulis handout dengan kalimat yang singkat padat namun jelas. (5) Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan kemungkinan kekurangan-kekurangan. (6) Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi Langkah-langkah Penyusunan Media Slide Presentation (1) Membuat ide/gagasan/pemikiran () Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa (3) Merumuskan tujuan (4) Menentukan kerangka isi bahan pelajaran

60 46 (5) Menentukan jenis media (6) Menentukan treatmen dan partisipasi siswa (7) Membuat skets/story board (8) Menentukan bahan / alat yang digunakan (9) Pelaksanaan pembuatan media (10) Penyuntingan (11) Melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi Langkah-langkah Penyusunan LKS (1) Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar. () Menyusun peta kebutuhan Lembar Kerja Siswa (LKS). (3) Menentukan judul Lembar Kerja Siswa (LKS). (4) Penulisan Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Menentukan rumusan kompetensi dasar dan indikator dari pengembangan silabus. b. Menyusun materi sesuai dengan indikator dari kompetensi dasar Langkah-langkah Penyusunan Uji Coba Soal Langkah-langkah penyusunan uji coba soal adalah sebagai berikut: (1) Mengadakan pembatasan dan penyesuaian bahan-bahan instrumen dengan kurikulum yaitu mata pelajaran kimia materi hidrolisis garam. () Merancang soal pretest dan postes a) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah butir soal yang di uji cobakan adalah 50 butir soal dengan alokasi waktu 90 menit.

61 47 b) Menentukan tipe atau bentuk tes. Tipe tes yang digunakan berbentuk soal objektif (pilihan ganda). c) Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari 50 butir soal, yaitu: Aspek C1 terdiri dari 7 butir soal = 14% Aspek C terdiri dari 11 butir soal = % Aspek C3 terdiri dari 19 butir soal = 38% Aspek C4 terdiri dari 13 butir soal = 6% (3) Menentukan kisi-kisi soal. (4) Menyusun butir-butir soal. (5) Mengujicobakan soal. (6) Menganalisis hasil uji coba, yaitu validitas, realibilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran perangkat tes yang digunakan Langkah-langkah Penyusunan Lembar Observasi Psikomotorik dan Afektif Langkah-langkah penyusunan instrumen lembar observasi adalah sebagai berikut : (1) Menentukan aspek yang akan diamati dalam penilaian psikomotorik dan afektif. () Menentukan tipe atau bentuk lembar observasi. (3) Menyusun lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian.

62 48 (4) Mengkonsultasikan lembar observasi psikomotorik yang telah tersusun kepada ahli yaitu dosen pembimbing Langkah-langkah Penyusunan Angket Langkah-langkah penyusunan instrumen lembar angket adalah sebagai berikut: (1) Menentukan indikator yang akan diamati untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. () Menentukan tipe atau bentuk angket respon yang berupa daftar rating scale dengan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. (3) Menyusun aspek yang telah ditentukan dalam lembar angket. (4) Mengkonsultasikan isi lembar angket yang telah tersusun kepada dosen pembimbing. 3.6 Analisis Instrumen Penelitian Silabus, RPP dan Media Slide Presentation Validitas Silabus, RPP dan Media Slide Presentation ini diukur berdasarkan construct validity dengan pertimbangan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing Lembar Kerja Siswa (LKS) Validasi LKS pada pembelajaran model POE oleh validator dosen maupun guru yang dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan rumus berikut (Sudjiono, 008) f P = x 100% N

63 49 Keterangan: P = presentase skor f = jumlah skor yang diperoleh N = jumlah skor maksimum Validator akan menjawab pertanyaan dengan memberi skor sesuai rubrik validasi (skor tertinggi=4 dan skor terendah=1). Penentuan kriteria validitas ditentukan dengan cara sebagai berikut (Sudjana, 005) a) Menentukan persentase skor ideal (skor maksimum), yaitu (4:4)x100% = 100% b) Menentukan persentase skor terendah (skor minimum), yaitu (1:4)x100%= 5% c) Menentukan range, yaitu 100 % - 5 % = 75 % d) Menetapkan kelas interval, yaitu= 4 (sangat layak, layak, kurang layak, tidak layak) e) Menentukan panjang interval, yaitu 75:4 = 18,75 % Berdasarkan perhitungan di atas, maka rentang persentase dan kriteria kualitatif uji kelayakan media dapat ditetapkan pada Tabel 3.3 Tabel 3.3 Rentang Persentase dan Kriteria Kualitatif Uji Kelayakan Media Rentang persentase (%) Kriteria kualitatif 8% - 100% Sangat layak 63% - 81% Layak 44% - 6% Kurang Layak 5% - 43% Tidak Layak LKS pada pembelajaran model POE dinyatakan layak apabila hasil validasi memenuhi minimal 63% dengan kriteria layak. Apabila desain LKS belum mencapai kriteria minimal 63% maka akan dilakukan revisi hingga diperoleh

64 50 kriteria yang diinginkan. Berdasarkan perhitungan validitas LKS pada Lampiran 5 diperoleh hasil seperti Tabel 3.4. Tabel 3.4 Validitas LKS Model Pembelajaran POE Jumlah Skor Presentase Skor Kriteria Validator I 38 79,17 Layak Validator II 39 81,5 Layak Hasil tersebut menunjukkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan model pembelajaran POE dapat digunakan untuk penelitian, karena dari kedua validator diperoleh kriteria layak Tes Hasil Belajar Validitas Soal Perangkat soal tes harus memenuhi validitas isi dan validitas butir soal. Soal tes memenuhi validitas isi (content validity) apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Penyusunan kisi-kisi soal berdasarkan kurikulum sebagai pedoman dalam pembuatan soal tes, kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Menurut Arikunto (006: 79), validitas butir dihitung menggunakan rumus korelasi point biserial yaitu r pbis Keterangan: M p M S t t p q r pbis = Koefisien korelasi point biserial M p = Skor rata-rata kelas yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan M t = Skor rata-rata total p = Proporsi siswa yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan

65 51 q S t rpbis = Proporsi siswa yang menjawab salah butir soal yang bersangkutan = Standar deviasi skor total kemudian digunakan untuk mencari signifikasi ( thitung ) dengan rumus: r (n ) t hitung = (1 r ) Rumus tersebut memperoleh besar t hitung, kemudian besar t hitung dibandingkan dengan t tabel. 1. Item-item yang mempunyai t hitung lebih besar dari t tabel termasuk item yang valid.. Item-item yang mempunyai t hitung kurang dari t tabel termasuk item yang tidak valid, maka perlu direvisi atau tidak digunakan. Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biseral kemudian dikonsultasikan dengan α = 5% diperoleh t tabel = 1,7. Berdasarkan perhitungan validitas soal (Lampiran 0) diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel Validitas Soal Uji Coba Materi Hidrolisis Garam Kriteria Nomor Soal Jumlah Butir Soal Valid 1,, 5, 7, 8, 9, 14, 15, 18, 19, 0, 3 4, 5, 7, 9, 35, 36, 40, 41, 44, 45, 49, dan 50 Tidak Valid 3, 6, 10, 11, 1, 13, 16, 17, 1, 7, 3, 6, 8, 30, 31, 3, 33, 34, 37, 38, 39, 4, 43, 46, 47, dan 48. Jumlah 50 Keterangan : Data selengkapnya terdapat pada Lampiran 0

66 5 Berdasarkan kriteria validitas ada 3 soal yang dinyatakan valid. Soal yang valid tersebut belum mencakup keseluruhan materi hidrolisis garam yang akan diukur Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal mampu membedakan anak yang pandai dan anak kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan anak yang pandai dan yang kurang pandai. Cara menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut: a. Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai terbawah b. Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah c. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus: Keterangan: D = B A J A B B J B D B A B B J A J B = daya pembeda = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar = banyaknya siswa pada kelompok atas = banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria daya beda soal diklasifikasikan sebagai berikut:

67 53 Tabel 3.6 Kriteria Daya Beda Soal Skor daya beda Kategori 0,70 < D 1,00 Sangat baik 0,40 < D 0,70 Baik 0,0 < D 0,40 Cukup 0,00 < D 0,0 Jelek (Arikunto, 006: 18). Hasil analisis daya beda soal uji coba disajikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Daya Beda Soal Uji Coba Materi Hidrolisis Garam Kriteria Nomor Soal Jumlah Butir Soal 4, 1,17, 33, 43, , 6, 10, 11, 16, 1,, 3, 4, 18 7, 30, 31, 34, 35, 37, 39, 41, 4, 44, 46, 48, 49 Sangat jelek Jelek Cukup 1, 5, 8, 9, 13, 15, 18, 19, 0, 6, 8, 9, 3, 36, 38, 39, 41, 4, 44, 50 Baik Sangat Baik Taraf Kesukaran 0, 7, 5, 3, 40, , 1 Jumlah 50 Keterangan : Data selengkapnya terdapat pada Lampiran 0 Untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut. P = B JS (Arikunto, 006 :07) Keterangan : P = Indeks kesukaran, B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar, dan JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes. Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

68 54 a. Soal dengan 0,0 TK < 0,3 adalah soal sukar. b. Soal dengan 0,3 TK < 0,7 adalah soal sedang. c. Soal dengan 0,7 TK 1,0 adalah soal mudah Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran pada Lampiran 0, jumlah butir soal dan nomor soal dengan kriteria sukar, sedang dan mudah dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Kriteria Jumlah Nomor Soal Indeks Kesukaran Butir Soal Sukar 3, 4, 5, 6, 8, 9, 1, 16, 18, 0,, 31 4, 5, 6, 30, 31, 3, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 4, 43, 44, 46, 48, 49, dan 50 Sedang 1,, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 19, 17 3, 7, 8, 9, 38, 45, 47 Mudah 0, 1 Jumlah 50 Keterangan : Data selengkapnya terdapat pada Lampiran Reliabilitas Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda akan memberikan hasil yang relatif sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan instrumen yang reliabel akan memberikan data yang sama. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat menunjukkan hasil yang relatif, jika tes tersebut digunakan pada kesempatan yang lain. Rumus yang digunakan adalah rumus KR-1 r 11 = k k-1 1- M k-m kv t Jika r 11 > r tabel maka tes tersebut dikatakan reliabel

69 55 Keterangan : r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya butir soal m = skor rata-rata V t = varians total (Arikunto, 006: 1) Rekapitulasi hasil analisis yang telah dilakukan semua soal dinyatakan reliabel dengan nilai r = 0,7461 (artinya keajegan tes ini tinggi). Hasil selengkapnya terdapat pada Lampiran 1. Sebagai alat evaluasi, soal-soal tes harus memiliki karakteristik atau syarat-syarat sebagai alat evaluasi yang baik diantaranya harus memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda serta sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Berdasarkan syarat tersebut yang digunakan dalam penelitian adalah soal yang dinyatakan valid, dan mempunyai daya beda dengan kriteria cukup dan baik. Soal yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9. Soal yang Digunakan untuk Evaluasi pada Pembelajaran Materi Hidrolisis Garam dengan Model Pembelajaran POE Kriteria Jumlah Nomor Soal Soal Butir Soal Dipakai 1,, 5, 7, 8, 9, 14, 15, 18, 19, 0, 17 5, 9,36, 40, 45, 50 Diperbaiki 4, 7, 35, 41, 44, 49, 48, 1, 8 Dibuang 3, 4, 6, 10, 11, 1, 13, 16, 17,, 5 3, 16, 8, 30, 31, 3, 33, 34, 37, 38, 39, 4, 43, 46, 47, Jumlah 50

70 Lembar Observasi Validitas Untuk mendapatkan validitas isi maka instrumen dikonsultasikan kepada para ahli (expert judgment) untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis apakah butir-butir isntrumen tersebut telah mewakili apa yang akan diukur, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing Reliabilitas Untuk memperoleh reliabilitas lembar observasi digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Arikunto, 006: 109) Keterangan : r 11 = k k 1 1 t b r 11 k = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal b = Jumlah variansi skor butir t = Variansi total Perhitungan reliabilitas pada lembar observasi ranah afektif untuk kelas eksperimen menghasilkan harga r11 berturut-turut sebesar 0.359, 0.409, 0,471 dan untuk kelas kontrol menghasilkan harga r11 berturut-turut sebesar 0.601, 0.635, dan Sedangkan reliabilitas lembar observasi ranah psikomotorik untuk kelas ekperimen menghasilkan harga r11 berturut-turut sebesar 0.337, 0.387, dan 0,333 sedangkan untuk kelas kontrol menghasilkan harga r11 sebesar Harga r11 pada lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik kemudian

71 57 dikonsultasikan dengan harga r pada tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5 % dan n = 36 dan 38 yaitu 0.39 dan Kriteria reliabel instrumen-instrumen yaitu, suatu soal disebut relliabel bila harga r11 lebih besar daripada harga r pada tabel r product moment, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik penelitian ini reliabel. Perhitungan reliabilitas lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik secara berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran Angket Validitas Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model POE pada materi hidrolisis garam. Validitas angket ini diukur berdasarkan construct validity dengan pertimbangan ahli (expert judgment). Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para ahli dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing Reliabilitas Untuk memperoleh reliabilitas angket digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Arikunto, 006: 109) Keterangan : r 11 = k k 1 1 t b r 11 k = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal b = Jumlah variansi skor butir

72 58 t = Variansi total Perhitungan reliabilitas instrument angket dengan n = 36 dan taraf nyata α = 5% diperoleh r tabel = 0,39 dari daftar kritik r product moment. Hasil perhitungan diperoleh r xx = 0,767 maka instrumen angket dinyatakan reliabel. 3.7 Metode Analisis Data Analisis Data Awal Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan untuk pengambilan sampel. Data yang diolah untuk uji normalitas diambil dari data nilai hasil ulangan akhir pokok bahasan materi sebelumnya. Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: k ( oi i 1 e e ) i i dengan: = harga chi-kuadrat o i e i = frekuensi observasi = frekuensi harapan. Kriteria keputusan jika nilai hitung < tabel dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-3 (k=banyaknya kelompok) maka data terdistribusi normal. (Sudjana, 00: 73) Uji Homogenitas Uji ini untuk mengetahui seragam tidaknya varians sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Jumlah kelas yang diteliti dalam penelitian ada

73 59 dua. Setelah data homogen baru diambil sampel dengan teknik cluster random sampling. Uji homogenitas populasi dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett : x = (ln 10) {B (n i 1) log s i } Keterangan: x S i S n i B = besarnya homogenitas = varians masing-masing kelas = varians gabungan = banyaknya anggota dalam kelas = koefisien Bartlett (Sudjana, 00: 63). Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut : 1. Menghitung s dari masing-masing kelas. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus : s = n i 1 s i n i i 3. Menghitung harga satuan B dengan rumus : B = (log s ) n i 1 4. Menghitung nilai statistik chi kuadrat ( ) dengan rumus : x = (ln 10) {B (n i 1) log s i } Kriteria pengujian jika nilai hitung < tabel dengan taraf signifikan ( ) = 5%, derajat kebebasan (dk)= k-1 (k=banyaknya kelompok) maka hipotesis H 0 diterima

74 60 dengan H 0 : σ 1 = σ dan H a : σ 1 σ. X (1-α)(k-1) diperoleh dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k-1) Analisis Data Akhir Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok terdistribusi normal atau tidak. Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ) dengan rumus: k Oi Ei χ i1 Ei = (Sudjana, 00:73) Keterangan: χ = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi harapan K = banyaknya kelas interval Kriteria keputusan jika nilai hitung < tabel dengan taraf signifikan ( ) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk)= k-3 (k=banyaknya kelompok) maka data terdistribusi normal Uji Kesamaan Dua Varians Uji Kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah variansi data yang akan dianalisis homogen atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut:

75 61 F hitung varians terbesar varians terkecil Kriteria pengujian sebagai berikut: 1) jika harga F hitung < F 1/α(nb-1)(nk-1) dengan (s 1 = s ) berarti kedua kelas mempunyai varians tidak berbeda sehingga diuji dengan rumus t. ) jika harga F hitung > F 1/α(nb-1)(nk-1) dengan (s 1 s ) berarti kedua kelas mempunyai varians berbeda sehingga diuji dengan rumus t. Peluang yang digunakan adalah ½ α (α = 5 %), dk untuk pembilang= n 1 1 dan dk untuk penyebut = n 1 (Sudjana, 00: 50) Uji Hipotesis Uji Perbedaan Dua Pihak Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians antara kelompok yaitu: (1) jika varians kedua kelas sama, maka rumus yang digunakan adalah: t s x x n n dengan s ( n 1 1) s1 ( n 1) s n n 1 dk = n 1 + n - Keterangan : x 1 Rata-rata nilai kelas eksperimen x Rata-rata nilai kelas kontrol s 1 s Varians nilai-nilai kelas tes eksperimen Varians nilai-nilai kelas tes kontrol

76 6 n 1 = Jumlah anggota kelas eksperimen n = Jumlah anggota kelas kontrol S = Varians gabungan Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a) Jika -t (1-α)(n1+n-) <t hitung <t (1-α)(n1+n-) hal ini berarti tidak terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. b) Jika -t (1-α)(n1+n-) < t hitung t (1-)(n1+n-) hal ini berarti terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (Sudjana, 00:39-40). () jika varians kedua kelas tidak sama, maka rumus yang digunakan adalah t hitung = s / n s / n 1 X 1 1 X Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : w1t a) Jika - w 1 1 wt w w1t < t < w 1 1 wt w hal ini berarti tidak terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol w1t b) Jika - w 1 1 wt w < t w t w wt w hal ini berarti terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. dengan w 1 = s 1 dan w n = s 1 n

77 63 Keterangan : t 1 = t 1 α (n 1 1) dan t = t 1 α (n 1) X 1 X n 1 n s 1 s = Rata-rata postes kelas eksperimen. = Rata-rata postes kelas kontrol. = Jumlah siswa kelas eksperimen. = Jumlah siswa kelas kontrol. = Simpangan baku kelas eksperimen. = Simpangan baku kelas kontrol Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Uji t dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians antara kelompok yaitu: (1) jika varians kedua kelas sama, maka rumus yang digunakan adalah: t s x x n n dengan s ( n 1 1) s1 ( n 1) s n n 1 dk = n 1 + n - Keterangan : x 1 Rata-rata nilai kelas eksperimen x Rata-rata nilai kelas kontrol s 1 s Varians nilai-nilai kelas tes eksperimen Varians nilai-nilai kelas tes kontrol n 1 = Jumlah anggota kelas eksperimen n = Jumlah anggota kelas kontrol

78 64 S = Varians gabungan Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a) Jika t hitung < t (1-α)(n1+n-) hal ini berarti rata-rata ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. b) Jika t hitung t (1-)(n1+n-) hal ini berarti rata-rata ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol (Sudjana, 00:39-40). () jika varians kedua kelas tidak sama, maka rumus yang digunakan adalah t hitung = s / n s / n 1 X 1 1 X Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : w1t a) Jika t < w 1 1 wt w hal ini berarti rata-rata ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. b) Jika t w1t w 1 1 wt w hal ini berarti rata-rata ketercapaian kompetensi dasar siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. dengan w 1 = s 1 dan w n = s 1 n Keterangan : t 1 = t 1 α (n 1 1) dan t = t 1 α (n 1) X 1 X n 1 = Rata-rata postes kelas eksperimen. = Rata-rata postes kelas kontrol. = Jumlah siswa kelas eksperimen.

79 65 n s 1 s = Jumlah siswa kelas kontrol. = Simpangan baku kelas eksperimen. = Simpangan baku kelas kontrol Uji Normalized Gain (N-Gain) Uji Normalized gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan nilai pretes dan postes. Rumus untuk menghitung N gain rata-rata (Hake, 00: 3) yaitu: % <postes > % <pretes > < g > = Nilai tertinggi % <pretes > Keterangan: % <postes> = persentase nilai rata-rata postes Kriteria: % <pretes> = persentase nilai rata-rata pretes 1. jika nilai g diantara 0,00 0,9 maka peningkatan nilai postes dalam kategori rendah. jika nilai g diantara 0,30 0,69 maka peningkatan nilai postes dalam kategori sedang 3. jika 0,70 1,00 maka peningkatan nilai postes dalam kategori tinggi Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan untuk mengetahui proporsi siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan p x100% Jumlah seluruh siswa p = proporsi siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar

80 66 Keberhasilan kelas (ketuntasan belajar klasikal) dapat dilihat dari sekurangkurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu Analisis Data Ranah Afektif dan Psikomotorik Siswa Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik berdasarkan kualitatif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Tiap ranah dari hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap ranah dalam satu kelas tersebut. Rumus yang digunakan yaitu: Rata - rata nilai tiap aspek Jumlah nilai Jumlah responden Aspek-aspek dalam penilaian afektif maupun psikomotorik dapat dikategorikan sebagaimana pada Tabel Tabel 3.10 Kategori Nilai Tiap Aspek Afektif dan Psikomotorik Rata-rata nilai tiap aspek Kategori 3,41 4,00 Sangat tinggi,81 3,40 Tinggi,1,80 Cukup 1,61,0 Rendah 1,00 1,60 Sangat rendah Untuk menghitung persentase dari nilai afektif dan psikomotorik siswa rumus yang digunakan adalah: Nilai Jumlah Skor Skor Total x 100% Pengkategorian persentase rata-rata nilai afektif dan psikomotorik adalah sebagai berikut:

81 67 80 = sangat baik = baik = cukup <39 = sangat jelek Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia pokok materi hidrolisis garam dengan model POE yang diungkapkan menggunakan angket. Pengukurannya menggunakan Nilai = Jumlah Skor x 100% (Sudjana, 00:47) Skor total Hasil jawaban angket dianalisis menggunakan skala Likert dan analisis deskriptif presentase untuk mengetahui tingkat dan nilai persetujuan angket. Analisis data yang berasal dari angket, masing-masing jawaban dari pertanyaan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu : 1. Sangat setuju menunjukkan gradasi paling tinggi. Untuk kondisi tersebut diberi nilai 4.. Setuju, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata Sangat. Oleh karena itu kondisi tersebut diberi nilai Tidak Setuju yang berada di bawah Setuju, diberi nilai. 4. Sangat Tidak Setuju yang berada di gradasi paling bawah, diberi nilai 1

82 68 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tengaran, maka hasilnya disajikan dalam bentuk hasil analisis tahap awal dan hasil analisis tahap akhir Hasil Analisis Tahap Awal Untuk mengetahui kondisi awal populasi dan untuk menentukan sampel penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan analisis data populasi yaitu dengan uji normalitas, dan uji homogenitas. Data yang digunakan dalam analisis data populasi ini adalah nilai ulangan harian kimia pokok bahasan asam basa siswa kelas XI IPA SMA N 1 Tengaran. Berikut ini adalah data nilai ulangan harian dari populasi kelas XI IPA yang berjumlah 4 kelas yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas N Rata-rata SD Skor tertinggi Skor terendah XI IPA XI IPA XI IPA XI IPA Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan diambil sampelnya. Hasil perhitungan uji normalitas disajikan pada Tabel

83 69 Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Populasi Kelas χ hitung Dk χ tabel Kriteria XI IPA 1 4,00 3 Normal XI IPA 5,74 3 Normal 7,81 XI IPA 3 7,5 3 Normal XI IPA 4 6, 3 Normal Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 7 Berdasarkan perhitungan uji normalitas data populasi pada empat kelas diperoleh χ hitung < χ tabel, dapat disimpulkan bahwa keempat kelas tersebut berdistribusi normal sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan kelas populasi dalam penelitian Hasil Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dalam penelitian ini homogen atau tidak. Hasil perhitungan uji homogenitas data populasi disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Populasi Kelas N χ hitung χ tabel, Kriteria XI IPA 1 38 XI IPA 37 3,53 7,81 Homogen XI IPA 3 36 XI IPA 4 36 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 8 Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data populasi, diperoleh χ hitung (3,53) < χ tabel (7,81), maka dapat disimpulkan bahwa populasi bersifat homogen sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Setelah dilakukan pengambilan kelas sampel, dengan cara acak diperoleh kelas eksperimen adalah kelas XI IPA 4 yang diberi model pembelajaran POE dan kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1 yang diberi model pembelajaran konvensional.

84 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Hasil Analisis Data Tahap Akhir Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ranah kognitif, nilai ranah afektif, dan nilai ranah psikomotorik. Hasilnya seperti berikut ini: (1) Hasil Nilai Rata-rata Ranah Kognitif Hasil nilai rata-rata ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Gambaran Umum Hasil Ranah Kognitif Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai rata-rata 54,44 50,84 Simpangan baku 5,679 8,818 Nilai tertinggi Nilai terendah 40 8 Rentang 4 36 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 9 Hasil perhitungan nilai rata-rata postes ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Gambar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sampel penelitian Gambar 4.1 Grafik Hasil Nilai Rata-rata Postes Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

85 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Afektif 71 () Hasil Nilai Rata-rata Ranah Afektif Hasil nilai rata-rata ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Ranah Afektif Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai rata-rata 8,60 80,74 Simpangan baku 5,45 7,7 Nilai tertinggi 93,05 95,83 Nilai terendah 73,61 66,66 Rentang 19 9 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 30 Hasil perhitungan nilai rata-rata ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Gambar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sampel Penelitian Gambar 4. Grafik Hasil Nilai Rata-rata Postes Ranah Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. (3) Hasil Nilai Rata-rata Ranah Psikomotorik Hasil nilai rata-rata ranah psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.6.

86 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik 7 Tabel 4.6 Gambaran Umum Hasil Nilai Psikomotorik Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai rata-rata 80,78 76,56 Simpangan baku,67 6,17 Nilai tertinggi 85,76 90,6 Nilai terendah 74,76 65,6 Rentang 11 5 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 31 Hasil perhitungan nilai rata-rata ranah psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Gambar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sampel Penelitian Gambar 4.3 Grafik Hasil Nilai Rata-rata Postes Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Ketercapaian Kompetensi Dasar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Kognitif Pretes Postes Afektif Psikomotorik Eksperimen 39,84 54,44 8,60 80,77 Kontrol 43,16 50,84 80,74 76,56

87 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik Hasil Uji Normalitas Ranah Kognitif Hasil perhitungan uji normalitas ranah kognitif dari data postes dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Kognitif Kelas χ hitung Dk χ tabel Kriteria Eksperimen 4,1 3 Normal Kontrol 7,01 3 7,81 Normal Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 3 Berdasarkan perhitungan χ hitung<χ tabel maka data postes tersebut berdistribusi normal Hasil Uji Normalitas Ranah Afektif Hasil perhitungan uji normalitas data afektif dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Afektif Kelas χ hitung Dk χ tabel Kriteria Eksperimen 7,53 3 Normal Kontrol 5,39 3 7,81 Normal Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 33 Berdasarkan perhitungan χ hitung<χ tabel maka data nilai afektif tersebut berdistribusi normal Hasil Uji Normalitas Ranah Psikomotorik Hasil perhitungan uji normalitas data nilai psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 4.10.

88 74 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Psikomotorik Kelas χ hitung dk χ tabel Kriteria Eksperimen 3,85 3 Normal Kontrol ,81 Normal Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 34 Berdasarkan perhitungan χ hitung<χ tabel maka data nilai psikomotorik tersebut berdistribusi normal Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians bertujuan mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Ranah Kognitif Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data postes disajikan pada Tabel Tabel 4.11 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Postes Kelas Varians dk F hitung F tabel Kriteria Eksperimen 3,5 35 Mempunyai Kontrol 77,76 37,41 1,94 varians yang berbeda Keterangan: data selengkapnya disajikan pada Lampiran 35 Berdasarkan perhitungan, F hitung >F tabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas eksperimen mempunyai varians yang berbeda Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Ranah Afektif Tabel 4.1. Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data nilai afektif disajikan pada Tabel 4.1 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Afektif Kelas Varians dk F hitung F tabel Kriteria Eksperimen 9,7 35 Mempunyai Kontrol 59,69 37,00 1,94 varians yang berbeda Keterangan: data selengkapnya disajikan pada Lampiran 36

89 75 Berdasarkan perhitungan, F hitung >F tabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas eksperimen mempunyai varians yang berbeda Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Ranah Psikomotorik Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians data psikomotorik disajikan pada Tabel Tabel 4.13 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Psikomotorik Kelas Varians dk F hitung F tabel Kriteria Eksperimen 7,16 35 Mempunyai Kontrol 38, ,3 1,94 varians yang berbeda Keterangan: data selengkapnya disajikan pada Lampiran 37 Berdasarkan perhitungan, F hitung >F tabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas eksperimen mempunyai varians yang berbeda Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak (1) Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Ranah Kognitif Tabel Hasil Perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan data postes disajikan pada Tabel 4.14 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Data Kognitif Kelas Rata-Rata Varians t t hitung w1t1 wt Kriteria w w 1 Eksperimen 54,44 3,5 0,06,00 0,063 Kontrol 50,84 77,75 0,06 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 38 Eksperimen lebih baik dari kontrol w1t Berdasarkan perhitungan, - w 1 1 wt w < t w1t w 1 1 wt w sehingga terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah kognitif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

90 76 () Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Ranah Afektif Hasil Perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan data Afektif disajikan pada Tabel Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Data Afektif Kelas Rata-Rata Varians t t hitung w1t1 wt Kriteria w w 1 Eksperimen 8,60 9,73 0,06 1,0 0,063 Kontrol 80,74 59,70 0,06 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 39 Eksperimen lebih baik dari kontrol w1t Berdasarkan perhitungan, - w 1 1 wt w < t w1t w 1 1 wt w sehingga terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah afektif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (3) Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Ranah Psikomotorik Hasil Perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan data Psikomotorik disajikan pada Tabel Tabel 4.16 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Dua Pihak Data Psikomotorik Kelas Rata-Rata Varians t t hitung w1t1 wt Kriteria w w Eksperimen 80,78 7,16 0,06 Eksperimen 3,85 0,063 lebih baik dari Kontrol 76,56 38,15 0,06 kontrol Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 40 1 w1t Berdasarkan perhitungan, - w 1 1 wt w < t w1t w 1 1 wt w sehingga terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

91 Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Uji satu pihak digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa model pembelajaran POE lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. (1) Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Ranah Kognitif Hasil Perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan data postes disajikan pada Tabel Tabel 4.17 Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Kognitif Kelas Rata-Rata Varians t t hitung w1t1 wt Kriteria w w 1 Eksperimen 54,44 3,5 0,06,00 0,063 Kontrol 50,84 77,75 0,06 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 41 Eksperimen lebih baik dari kontrol w1t Berdasarkan perhitungan, t hitung > w 1 1 wt w sehingga ketercapaian kompetensi dasar siswa ranah kognitif dengan menggunakan model pembelajaran POE lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. () Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Ranah Afektif Tabel Hasil Perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan data Afektif disajikan pada Tabel 4.18 Hasil Uji Rata-Rata Satu Pihak Kanan Data Afektif Kelas Rata-Rata Varians t t hitung w1t1 wt Kriteria w w 1 Eksperimen 8,60 9,73 0,06 1,00 0,063 Kontrol 80,74 59,70 0,06 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 Eksperimen lebih baik dari kontrol

92 78 w1t Berdasarkan perhitungan, t hitung > w 1 1 wt w sehingga ketercapaian kompetensi dasar siswa ranah afektif menggunakan model pembelajaran POE lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. (3) Hasil Uji Rata-rata Satu Pihak Kanan Ranah Psikomotorik Hasil Perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan data Psikomotorik disajikan pada Tabel Tabel 4.19 Hasil Uji Rata-Rata Satu Pihak Kanan Data Psikomotorik Kelas Rata-Rata Varians t t hitung w1t1 wt Kriteria w w Eksperimen 80,78 7,16 0,06 Eksperimen 4,00 0,063 lebih baik dari Kontrol 76,56 38,15 0,06 kontrol Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 43 1 w1t Berdasarkan perhitungan, t hitung > w 1 1 wt w sehingga ketercapaian kompetensi dasar siswa ranah psikomotorik dengan menggunakan model pembelajaran POE lebih baik daripada model pembelajaran konvensional Hasil Uji Normalized Gain (N-Gain) Hasil perhitungan peningkatan ketercapaian kompetensi dasar siswa terlihat pada Tabel 4.0. Tabel 4.0 Hasil Uji N-Gain Kelas Kategori N-Gain Kriteria Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%) Eksperimen 7,78 58,33 13,89 0,60 sedang Kontrol 6,31 34,1 39,47 0,38 sedang Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 47-49

93 79 Berdasarkan Tabel 4.0 dapat dilihat bahwa N-Gain kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,60 dengan kriteria sedang sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0.38 dengan kriteria sedang. Perbandingan nilai N-Gain data ketercapaian kompetensi dasar siswa ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol yang digolongkan berdasarkan kriteria tinggi, sedang, dan rendah disajikan pada Gambar % 50.00% 40.00% 30.00% 0.00% 10.00% 0.00% Tinggi Sedang Rendah Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4.4 Perbandingan N-Gain Data Nilai Postes Berdasarkan Kriteria Tinggi, Sedang, dan Rendah Hasil rata-rata pretes, postes, dan harga N-Gain ranah kognitif ditunjukkan pada Gambar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 0 Pretest Posttes N-Gain Gambar 4.5 Perbandingan Rata-Rata Nilai Pretes, Postes, Harga N-Gain Ranah Kognitif Siswa

94 Hasil Perhitungan Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Perhitungan ketuntasan belajar ini mengacu pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang digunakan sekolah, yaitu sebesar 75. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 54,44 dengan tidak ada siswa yang mencapai ketuntasan. Rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 50,84 dengan tidak ada siswa yang mencapai ketuntasan. Hasil perhitungan persentase ketuntasan belajar klasikal untuk kelas eksperimen dam kelas kontrol sebesar 0 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Perhitungan ketuntasan belajar secara lengkap terdapat dalam Lampiran Hasil Analisis Data Ranah Afektif dan Psikomotorik Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. (1) Hasil Analisis Data Ranah Afektif Hasil analisis deskriptif untuk data hasil afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.1. Sumber Variasi Tabel 4.1 Hasil Analisis Data Hasil Afektif Kelas Eksperimen Kelas kontrol I II III I II III Nilai tertinggi 87,50 95,83 95, Nilai terendah 66,67 75,00 79,17 6,50 66,67 66,67 Nilai rata-rata 77,08 83,10 87,6 77,89 81,48 8,87 Kriteria Sangat Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 50 dan 51 Sangat Baik

95 Rata-rata Nilai Afektif 81 Gambar grafik hasil analisis data hasil afektif disajikan dalam Gambar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pertemuan ke-1 Pertemuan ke- Pertemuan ke-3 Sampel Penelitian Gambar 4.6 Hasil Analisis untuk Data Hasil Afektif Hasil pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa secara kualitatif peningkatan rerata nilai ranah afektif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol relatif sama, pertemuan I memperoleh ktriteria baik, pertemuan II dan III dengan kriteria sangat baik. Namun, secara kuantitatif dapat diketahui adanya peningkatan ratarata nilai yang berbeda pada pertemuan I ke pertemuan II, yaitu dari 75,93 meningkat menjadi sebesar 83,10. Peningkatan juga terjadi pada pertemuan III, rata-rata nilai menjadi sebesar 87,3. Sedangkan untuk kelas kontrol pada pertemuan I memperoleh rerata nilai sebesar 77,89 menjadi 81,48 pada pertemuan II. Selanjutnya pada pertemuan III meningkat lagi menjadi sebesar 8,7. Analisis data hasil afektif kelas eksperimen menunjukkan peningkatan ratarata nilai siswa lebih tinggi daripada peningkatan nilai siswa pada kelas kontrol.

96 Rata-rata Nilai Tiap Aspek Afektif 8 Tabel 4. Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Skor No Aspek Kelas Kriteria Kelas Kriteria Eksperimen Kontrol 1. Kehadiran siswa di kelas 3,69 Sangat Tinggi 3,61 Sangat Tinggi. Kedisiplinan dalam 3,76 Sangat 3,61 Sangat berpakaian Tinggi Tinggi 3. Kesiapan siswa dalam 3,08 Tinggi,97 Tinggi mengikuti proses belajar mengajar 4. Keseriusan siswa,81 Tinggi,69 Cukup dalam mengikuti proses belajar mengajar 5. Tanggung jawab,70 Cukup,70 Cukup terhadap tugas 6. Sikap dan tingkah 3,76 Sangat 3,71 Sangat laku Tinggi Tinggi Hasil analisis hasil belajar siswa ranah afektif juga dapat dilihat pada Gambar Aspek Afektif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4.7 Perbandingan Skor Rata-Rata Tiap Aspek Afektif Berdasarkan Gambar 4.7 dan Tabel 4. dapat dilihat rata-rata nilai tiap aspek afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol umumnya dalam kriteria yang sama. Namun, antara kedua kelas memiliki perbedaan kuantitatif, yaitu

97 Nilai Rata-rata Aspek Psikomotorik 83 besarnya rata-rata nilai afektif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan ratarata nilai afektif kelas kontrol. Hal ini menunjukkan hasil belajar pada ranah afektif pada kelas eksperimen lebih baik daripada kontrol. (1) Hasil Analisis Data Ranah Psikomotorik Hasil analisis data hasil psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.3. Sumber Variasi Tabel 4.3 Hasil Analisis Data Hasil Psikomotorik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol I II III Rata-rata II Nilai tertinggi 84,37 87,50 91,66 87,84 90,6 Nilai terendah 65,63 68,75 77,77 70,71 65,6 Nilai rata-rata 76,1 80,03 86,18 80,77 76,56 Kriteria Sangat Sangat Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5 dan 53 Hasil analisis data hasil psikomotorik juga disajikan dalam Gambar Kelas eksperimen Kelas kontrol Sampel Penelitian Gambar 4.8 Hasil Analisis untuk Data Hasil Psikomotorik

98 84 Berdasarkan Gambar 4.8 memperlihatkan nilai ketercapaian kompetensi dasar siswa ranah psikomotorik kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai ketercapaian kompetensi dasar siswa ranah psikomotorik sebesar 80,77 mencapai kriteria sangat baik dan kelas kontrol sebesar 76,56 mencapai kriteria baik. Tabel 4.4 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Skor No Aspek Kelas Kriteria Kelas Kriteria Eksperimen Kontrol 1. Persiapan siswa,81 Tinggi,4 Cukup dalam melaksanakan praktikum. Kecakapan menggunakan pipet tetes 3,89 Sangat Tinggi 3,78 Sangat Tinggi 3. Kemampuan siswa menggunakan kertas lakmus 4. Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 5. Kecakapan melakukan percobaan 6. Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan 7. Kemampuan siswa dalam membuat laporan 8. Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok 3,39 Sangat Tinggi 3,18 Tinggi 3,00 Tinggi,78 Cukup 3,11 Tinggi 3,0 Tinggi 3,8 Tinggi 3,6 Tinggi 3,08 Tinggi 3,0 Tinggi 3,06 Tinggi 3,00 Tinggi

99 Rata-rata Skor Aspek Psikomotorik 85 Hasil analisis tiap aspek psikomotirik juga dapat dilihat pada Gambar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Aspek Psikomotorik Gambar 4.9 Perbandingan Skor Rata-rata Tiap Aspek Psikomotorik Berdasarkan Tabel 4.4 pada aspek ke 1, 3, dan 4 antara kedua kelas terlihat ada perbedaan menonjol dengan kriteria yang berbeda. Sedangkan pada aspek ke, 5, 6, 7, dan 8 antara kedua kelas berada dalam kriteria tinggi. Namun, apabila dilihat secara kuantitatif besarnya rata-rata nilai psikomotorik kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai psikomotorik kelas kontrol. Hal ini menunjukkan hasil belajar pada ranah psikomotorik pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol Hasil Analisis Deskriptif terhadap Hasil Angket Penyebaran angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran yang menerapkan model POE. Hasil penyebaran angket dapat dilihat pada Tabel 4.5.

100 % jumlah responden 86 Tabel 4.5 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Tanggapan No. Pernyataan STS (%) TS (%) S (%) SS (%) 1 Saya merasa senang dan termotivasi mengikuti pelajaran kimia yang menerapkan model POE Saya mudah memahami materi hidrolisis garam yang disampaikan melalui model POE 3 Penerapan model POE memotivasi saya untuk aktif dalam membuat pertanyaan 4 Penerapan model POE memotivasi saya untuk aktif menanggapi pertanyaan/masalah yang ada. 5 Kegiatan memprediksi, seperti membaca materi dan mengerjakan soal sebelum pelajaran dimulai sangat membantu saya dalam memahami materi hidrolisis garam 6 Penerapan model POE dapat membuat perhatian saya dengan baik dalam mengikuti pelajaran 7 Selain materi pokok hidrolisis garam, penerapan model POE juga baik untuk mata pelajaran lain Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran juga dapat dilihat pada Gambar STS TS S SS Pertanyaan Gambar 4.10 Grafik analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran

101 87 Berdasarkan analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada kelas eksperimen diukur dengan angket menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran POE. 4. Pembahasan Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran POE terhadap ketercapaian kompetensi dasar siswa pada materi hidrolisis garam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu memberi perlakuan pada sampel yang telah dipilih. Analisis data dilakukan dua tahap, tahap awal dan akhir. Analisis data tahap awal meliputi uji normalitas dan homogenitas yang berfungsi untuk mengetahui keadaan awal populasi. Pengujian tahap awal ini menggunakan data ulangan harian materi asam basa. Analisis data tahap akhir meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan rata-rata dua pihak, uji rata-rata satu pihak kanan, uji peningkatan N-Gain, persentase hasil belajar klasikal ketuntasan belajar, analisis deskriptif ranah afektif dan psikomotorik, serta analisis hasil angket. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa masing-masing kelas XI- IPA berdistribusi normal, homogen dan mempunyai rata-rata populasi yang hampir sama sehingga dapat disimpulkan bahwa semua siswa mempunyai kondisi awal yang sama. Selanjutnya secara acak diperoleh dua kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum kelas eksperimen dan kelas

102 88 kontrol mendapatkan perlakuan, terlebih dahulu dilaksanakan pretes yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kelas kontrol dan kelas eksperimen Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran POE yang mengajak siswa untuk aktif membuat dugaan sementara atas masalah yang disajikan. Adanya masalah ini membuat siswa untuk lebih mau membaca materi sebelum materi disampaikan, sehingga siswa sudah mendapat pengetahuan awal. Pada tahap ini guru sedikit mengalami kesulitan untuk membuat siswa mau mengerjakan soal prediksi ini, karena mereka menganggap soal ini tidak penting. Namun, banyak juga siswa yang tertarik dan mencoba mencari jawaban dari masalah yang disajikan. Kemudian secara berkelompok siswa melakukan kegiatan praktikum untuk menentukan kebenaran atas prediksi sebelumnya. Kegiatan praktikum ini membuat siswa lebih terjalin kerja samanya, cakap menggunakan alat-alat laboratorium dan terampil melakukan percobaan. Pada tahap ini banyak siswa yang mempunyai keinginan untuk mengenal alat-alat laboratorium. Selain itu, adanya kegiatan diskusi dalam tahap explain terjalin komunikasi dan interaksi yang baik. Pada tahap ini suasana kelas menjadi ramai karena keaktifan siwa dalam menyampaikan pendapat dan siswa saling berbagi ide dan saling mengungkapkan pendapatnya. Namun, ada juga siswa yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan diskusi. Saat guru menyampaikan penjelasan materi, banyak siswa yang selalu memperhatikan, dan termotivasi untuk bertanya.

103 Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model konvensional. Guru menyampaikan materi hidrolisis garam, sedangkan siswa mendengarkan dan memperhatikan saja, sehingga tak jarang ada siswa yang tidak memperhatikan dan bercerita sendiri sesama teman ataupun bermain-main. Proses pembelajaran pada kelas kontrol ini lebih bersifat teacher centered sehingga siswa tidak mempunyai gairah belajar, dikarenakan pembelajaran yang membosankan. Kelas kontrol juga melakukan kegiatan praktikum untuk indikator ke-. Pada kegiatan praktikum ini siswa melakukan pengamatan dengan berkelompok. 4.. Pencapaian Kompetensi Dasar Pencapaian Kompetensi Dasar Ranah Kognitif Data untuk ranah kognitif diambil dari nilai postes dilakukan setelah pembelajaran selesai pada pertemuan ke 4. Berdasarkan analisis nilai postes, diperoleh data berdistribusi normal dan mempunyai varians yang berbeda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelas yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE ketercapaian kompetensi dasarnya berdeda dari kelas menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata (uji dua pihak) yang menunjukkan bahwa t hitung (,00) lebih besar daripada t kritisnya (0,063) dan t kritisnya (-0,063) kurang dari t hitung. Pada perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan (uji satu pihak) yang menunjukkan bahwa t hitung (,00) lebih besar daripada t tabel (0,063) yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar kimia ranah kognitif siswa yang diberi pembelajaran

104 90 dengan model pembelajaran POE lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional. Hasil uji N-Gain secara individu menunjukkan 10 dari 36 siswa pada kelas eksperimen atau sebesar 7,78% mengalami peningkatan dalam kriteria tinggi, 1 siswa atau sebesar 58,33% mengalami peningkatan dalam kriteria sedang dan sisanya sebanyak 5 siswa atau 13,89% mengalami peningkatan dalam kriteria rendah. Sedangkan uji N-Gain pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 10 dari 38 siswa atau sebesar 6,31% mengalami peningkatan dalam kriteria tinggi dan 13 siswa atau sebesar 34,1% mengalami peningkatan dalam kriteria sedang dan sisanya sebanyak 15 siswa atau sebesar 39,47% mengalami peningkatan dalam kriteria rendah. Selain itu dalam dalam uji N-Gain rerata hasil belajar pretes dan postes menunjukkan nilai N-Gain pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol yaitu sebesar 0,60 dengan kriteria sedang dan 0,38 dengan kriteria sedang, yang berarti peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran POE lebih tinggi daripada pembelajaran model konvensional. Hasil ini juga menunjukkan bahwa model pembelajaran POE dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah kognitif sebesar 0,60. Sebagaimana yang diungkapkan Puriyandri et al., (014:1) bahawa penerapan model pembelajaran POE dilengkapi lembar kerja siswa dapat meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar. Hasil penelitian ini, persentase ketuntasan belajar klasikal untuk kelas eksperimen sebesar 0 % dan kelas kontrol sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan dari dua kelas tersebut tidak ada siswa yang mencapai ketuntasan. Hasil penelitian ini

105 91 berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Puriyandri et al., (014:1) yang menyatakan penerapan model pembelajaran POE dapat meningkatkan ketuntasan belajar klasikal pada ranah kognitif dari 31,% menjadi 71,8%. Pencapaian N-Gain yang rendah dan ketidaktuntasan siswa ini dikarenakan penggunaan model pembelajaran POE dalam pembelajaran hanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Peneliti melihat banyak faktor dari dalam diri siswa sendiri maupun lingkungannya, seperti berikut ini: 1. Kemampuan individu yang berbeda-beda dan kebanyakan siswa memiliki kemampuan yang rendah.. Siswa belum mempunyai motivasi belajar yang baik terhadap pembelajaran. Siswa masih cenderung menganggap menguasai mata pelajaran itu tidak penting, karena sebagian besar hanya berkeinginan untuk lulus jenjang SMA dan tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi keluarga dan lingkungan siswa. 3. Siswa belum tertarik dengan mata pelajaran kimia karena masih dianggap hal yang tidak penting. 4. Waktu siswa yang tersedia untuk belajar kurang cukup karena siswa kebanyakan disibukkan dengan aktivitas lain. 5. Pada kelas eksperimen terdapat pertemuan yang berada di akhir jam pelajaran, dan ada juga pertemuan setelah mata pelajaran olahraga sehingga membuat siswa dalam keadaan lelah dan capek ketika menerima pelajaran kimia.

106 9 6. Sarana prasarana sekolah juga belum cukup memadai yaitu belum adanya LCD yang cukup banyak Pencapaian Kompetensi Dasar Ranah Afektif Selain menggunakan data nilai kognitif, juga menggunakan data nilai afektif dan psikomotorik. Pengambilan data pencapaian kompetensi dasar siswa ranah afektif dan psikomotorik dilakukan dengan metode observasi secara langsung. Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh guru dan observer, sedangkan penilaian psikomotorik dilakukan oleh guru dan observer pada saat siswa melakukan praktikum. Data hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis menggunakan perhitungan analisis deskriptif kualitatif. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE, dinilai secara afektif memberikan peningkatan yang lebih besar daripada menggunakan model pembelajaran konvensional dari tiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama (sub pokok bahasan ciri-ciri hidrolisis garam) rata-rata nilai afektif siswa hanya sebesar 77,08 pada kelas eksperimen dan 77,89 pada kelas kontrol, kemudian pada sub pokok sifat latutan garam menjadi 83,10 pada kelas ekperimen dan 81,48 pada kelas kontrol, selanjutnya pada sub pokok bahasan ph larutan garam sebesar 87,6 pada kelas eksperimen dan 8,87 pada kelas kontrol. Nilai dari hasil belajar ranah afektif juga dihitung secara kuantitatif. Sebelumnya diuji normalitas dan uji kesamaan dua varians, yang diperoleh data ranah afektif berdistribusi normal dan mempunyai varians yang berbeda, sehingga memakai persamaan t hitung untuk menentukan kelas mana yang lebih baik. Hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata (uji dua pihak) yang menunjukkan bahwa

107 93 t hitung (1,0) lebih besar daripada t kritisnya (0,063) dan t kritisnya (-0,063) kurang dari t hitung sehingga terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah afektif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada Hasil perhitungan uji satu pihak kanan, diperoleh t hitung sebesar 1,00 dan t kritis sebesar 0,063 yang berarti t hitung > t kritis sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ranah afektif siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran POE lebih baik dibandingkan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan analisis rerata tiap aspek pada ranah afektif, diperoleh rata-rata nilai dari seluruh aspek pada kelas eksperimen sebesar 3,30 (dalam kategori tinggi) sedangkan pada kelas kontrol sebesar 3, (dalam kategori tinggi). Pada aspek pertama dan kedua yaitu kehadiran siswa di kelas dan kedisiplinan dalam berpakaian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama berada dalam kriteria yang sangat tinggi tetapi secara kuantitatif rata-rata aspek pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Sementara itu pada aspek ketiga yaitu kesiapan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar kedua kelas berada dalam kriteria tinggi, tetapi juga pada kelas ekperimen rata-rata aspeknya lebih tinggi daripada kelas kontrol. Aspek selanjutnya yaitu keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, kelas eksperimen yang mendapat kriteria tinggi lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol yang mendapat kriteria cukup. Hal ini menunjukkan siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model POE daripada model konvensional. Pada aspek tanggung jawab terhadap tugas, siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol masih rendah tanggung

108 94 jawabnya terhadap tugas, dapat dilihat dari kedua kelas memperoleh rata-rata nilai tiap aspek sebesar,70 dengan kriteria cukup. Aspek terakhir yaitu sikap dan tingkah laku, kedua kelas juga memperoleh kriteria yang sangat tinggi, tetapi bila dilihat secara kuantitatif rata-rata nilai tiap aspek kelas eksperimen mempunyai rata-rata yang lebih tinggi. Sebagaimana yang diungkap Elselia (011) bahwa penggunaan model pembelajaran POE dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan terlibat secara aktif dalam seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran, sehingga dapat membantu guru dalam meningkatkan pemahaman konsep, dan nilai sikap siswa. Berdasarkan uraian di atas, secara kuantitatif maupun secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa pencapaian kompetensi dasar siswa ranah afektif pada kelas yang menggunakan model pembelajaran POE lebih baik daripada model pembelajaran konvensional Pencapaian Kompetensi Dasar Ranah Psikomotorik Pencapaian kompetensi dasar siswa ranah psikomotorik diamati melalui pelaksanaan praktikum. Dalam penelitian ini, praktikum yang dilakukan tiga kali untuk kelas ekperimen dan satu kali untuk kelas kontrol. Pengolahan data hasil belajar psikomotorik menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil analisis untuk data hasil psikomotorik kelas eksperimen juga mengalami peningkatan dari tiap pertemuannya yaitu pada pertemuan I sebesar 76,1, pertemuan II sebesar 80,03 dan pertemuan III sebesar 86,18. Nilai rata-rata untuk kelas ekperimen sebesar 80,77 dan kelas kontrol sebesar 76,56 yang berarti kelas eksperimen mempunyai rata-rata nilai yang lebih tinggi daripada kelas

109 95 kontrol. Hal ini dapat dilihat juga hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata (uji dua pihak) yang menunjukkan bahwa t hitung (3,85) lebih besar daripada t kritisnya (0,063) dan t kritisnya (-0,063) kurang dari t hitung sehingga terdapat perbedaan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah psikomotorik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada hasil perhitungan uji rata-rata satu pihak kanan (uji satu pihak) yang menunjukkan bahwa t hitung (4,00) lebih besar daripada t kritis (0,063) yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar kimia ranah psikomotorik siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran POE lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan model konvensional. Kelas eksperimen juga memperoleh skor tiap aspek psikomotorik yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai dari seluruh aspek sebesar 3,0 sedangkan kelas kontrol sebesar 3,06. Pada aspek pertama yaitu, persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum, kelas eksperimen mendapat hasil yang lebih unggul dengan memperoleh rata-rata nilai sebesar,81 (kriteria tinggi) sedangkan kelas kontrol hanya memperoleh rata-rata nilai sebesar,4 (kriteria cukup). Aspek kedua yaitu kecakapan menggunakan pipet tetes, antara kedua kelas sampel sama-sama berada dalam kriteria sangat tinggi, tetapi secara kuantitatif kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Aspek ketiga yaitu kemampuan siswa menggunakan kertas lakmus kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai sebesar 3,39 dengan kriteria sangat tinggi sedangkan kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai sebesar 3,18 dengan kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan pada aspek-aspek ini kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, disebabkan karena pada kelas

110 96 eksperimen, intensitas melaksanakan kegiatan praktikum lebih banyak, sehingga siswa sudah memahami peraturan di laboratorium dan juga terbiasa menggunakan alat-alat laboratorium. Hal yang sama juga terjadi pada aspek kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal yaitu pada aspek ini kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Ini terjadi karena pada kelas eksperimen pembelajaran menekankan pengalaman langsung dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Sementara itu pada aspek kecakapan melakukan percobaan, kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan, kemampuan siswa dalam membuat laporan serta kemampuan siswa dalam dinamika kelompok kedua kelas dalam kriteria tinggi tetapi secara kuantitatif kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan oleh siswa yang cenderung dibiasakan melakukan pengamatan di ruang laboratorium sehingga siswa lebih terampil dalam melakukan pengamatan. Adanya kegiatan praktikum ini memberikan peluang siswa untuk memeriksa dan menguji secara langsung, sehingga teori dan konsep akan lebih bermakna pada ranah kognitif siswa (Abrahams & Robin, 008). Berdasarkan uraian di atas, secara kuantitatif maupun secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ranah psikomotorik pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pembahasan ketiga ranah hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, ketercapaian kompetensi

111 97 dasar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model POE lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan model konvensional Hasil Angket Berdasarkan analisis hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada kelas eksperimen dengan pembelajaran POE menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran POE. Berdasarkan respon siswa, pada tanggapan pertama sebanyak 9 siswa menyatakan setuju dan 6 siswa lainya menyatakan sangat setuju jadi sebanyak 35 siswa merasa senang dan termotivasi mengikuti pelajaran kimia yang menerapkan model pembelajaran POE karena model pembelajaran POE yang belum pernah diterapkan di kelas ini terdapat metode diskusi dan praktikum, sehingga minat siswa dalam mengikuti pelajaran kimia menjadi tinggi. Pada tanggapan kedua sebanyak 7 siswa dari 36 siswa menyatakan mudah memahami materi hidrolisis garam yang disampaikan melaui model pembelajaran POE. Hal ini dikarenakan model pembelajaran POE mengajak siswa untuk sama-sama menemukan pengetahuan sendiri melalui praktikum sehingga dapat mudah diinggat. Pada tanggapan ketiga sebanyak 7 siswa siswa menyatakan model pembelajaran POE memotivasi mereka untuk aktif dalam membuat pertanyaan, berbeda dengan tanggapan yang keempat, memperoleh hasil yang lebih banyak yaitu sebanyak 3 siswa menyatakan model pembelajaran POE memotivasi mereka untuk aktif menanggapi pertanyaan/masalah yang ada. Hal ini dikarenakan setiap individu siswa mempunyai perbedaan pemikiran ataupun

112 98 pendapat mengenai jawaban-jawaban atas prediksi ataupun hasil pengamatan yang dilakukan, sehingga siswa akan lebih aktif untuk menanggapai masalah yang ada. Selanjutnya pada tanggapan kelima sebanyak 5 siswa menyatakan kegiatan memprediksi, seperti membaca materi dan mengerjakan soal sebelum pelajaran dimulai membantu mereka dalam memahami materi hidrolisis garam, Hal ini menunjukkan dengan membaca materi dan mengerjakan soal dapat menambah pengetahuan awal siswa sehingga setelah disampaikan materi secara keseluruhan siswa akan lebih memahami. Sementara itu pada tanggapan selanjutnya sebanyak 9 siswa menyatakan model pembelajaran POE dapat membuat perhatian mereka dengan baik dalam mengikuti pelajaran karena bisa mengalami secara langsung melalui kegiatan praktikum. Selanjutnya tanggapan akhir menyatakan sebanyak 8 siswa menyatakan penerapan model pembelajaran POE juga baik diterapkan pada materi pelajaran lain.

113 99 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ketercapaian kompetensi dasar siswa pada pembelajaran kimia dengan model POE lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran konvensional dengan t-hitung sebesar,00 yang berarti lebih dari nilai t- kritisnya dengan taraf signifikansi 5%.. Pembelajaran kimia dengan model POE dapat meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa. 3. Besarnya peningkatan ketercapaian kompetensi dasar siswa pada ranah kognitif sebesar 0,60 dengan kriteria sedang. 4. Siswa memberikan kesan yang positif terhadap model pembelajaran POE. B. Saran Saran yang dapat disampaikan terkait penelitian ini sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran POE agar dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan ketercapaian kompetensi dasar siswa.. Guru agar lebih kreatif dalam memilih materi-materi apa saja yang dapat disampaikan dengan model pembelajaran POE. 99

114 100 DAFTAR PUSTAKA Abrahams, I. & Robin, M., 008, Does practical work eeally work? A study of the effectiveness of practical work as a teaching and learning method in school science, International Journal of Science Education, 30 (14): Anisa, D. N., Mohammad M., & Sri Y. 013.Pengaruh model pembelajaran POE (Predict, Observe, and Explanation) dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi asam, basa dan garam kelas VII semester 1 SMP N 1 Jaten tahun pelajaran 01/013. Jurnal Pendidikan Kimia. (): 16-3 Arikunto, S Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Binadja, A. 00. Pemikiran dalam SETS.Unnes:Semarang Danoni. 01. Efektivitas pembelajaran dengan metode course review horay pada mata pelajaran kimia kelas XI semester I materi pokok termokimia untuk meningkatkan kemampuan numerasi kimia di MA Al Hadi Mranggen Kabupaten Demak tahun ajaran 01/013. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo Darsono, M Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press Hake, R.R. 00. Relationship of individual student normalized learning gains in mechanics with gender, high school, and pretest scores on mathematics and spatial visualization. Tersedia di [diakses ] Hakim, E.S. 01. Model pembelajaran POE (Predict-Obiserve-Explain). Tersedia di [diakses ] Joyce, B., & Marsha W Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Handayani, N., Ila R., & Emmawaty S Peningkatan Keterampilan Memprediksi dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain. Jurnal Pendidikan Kimia. 1(7). Tersedia di article/view/489 [diakses ] Mulyasa Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Munib, A Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press

115 101 Nawawi, Sugiyarto, & Sutarno Pembelajaran biologi dengan model POE (Predict-Observe-Explain) menggunakan multimedia flash dan VCD ditinjau dari kemampuan verbal dan kreativitas siswa. Jurnal Inkuiri. (1): Nurjanah Penerapan model pembelajaran POE dalam pembelajaran materi tekanan terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMP. Skripsi. Bandung :UPI Hamalik, O Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya Permana, I Memahami Kimia : SMA/MA untuk Kelas XI, Semester 1 dan Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Pribadi, B.A Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Puriyandari, D, Agung, N.S., & Mohammad M Penerapan model pembelajaran prediction, observation and explanation dilengkapi lembar kerja siswa untuk meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA1 semester genap SMA Negeri 1 Ngemplak. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3(1): Ratumanan,T.G Pengaruh model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika siswa SLTP di Kota Ambon. Jurnal Pendidikan Dasar. 5(1): Sari, M.M., Ila, R.., & Tasviri, E Peningkatan keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan melalui model pembelajaran predict-observe-explain. Jurnal Pendidikan Kimia. 1(6). Tersedia di [diakses ] Sudesti, R., Fransisca, S. & Mimin, N. K Penerapan pembelajaran berbasis praktikum untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMP pada subkonsep difusi osmosis. Formica Education Online. 1 (1): Sudjana Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Metode Statistika (Ed ke-6). Bandung: Tarsito Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

116 10 Sudjiono, A Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press. Sugandi, A Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK: UNNES. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sutresna, N Kimia untuk SMA Kelas II Semester. Bandung: Grafindo Media Pratama. Trianto Model-model Pembelajaran Inovati berbasis Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 0 Tahun 003 tentang Sistem Pendidikan Nasional & Undang-undang Replublik Indonesia Nomor 14 Tahun Jakarta: Visimedia Wahyuni, S.E., Suciati S., & Puguh K Pembelajaran biologi model POE (Prediction,Observation, Explanation) melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil ditinjau dari aktivitas belajar dan kemampuan berpikir abstrak. Jurnal Inkuiri. (3): Wardhani, S Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : Pusat Pengembangan Penataran Guru Yanti, E. Noor, F. & Nina, K Peningkatan Keterampilan Memberikan Alasan Pada Materi Laju Reaksi Melalui Model Pembelajaran Predict- Observe-Explain. Jurnal Pendidikan Kimia, Volume 1, Nomor 3. Tersedia di [diakses ] Yulianti. 01. Penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa pada subkonsep pencemaran air. Skripsi. Bandung: UPI Zuhriyah, S.F Penerapan model pembelajaran CIRC terhadap ketercapaian kompetensi dasar mata pelajaran SKI di SMP Islam Wates Tanjung Gresik. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

117 Lampiran SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Kompetensi Dasar Materi pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/bahan/alat 4.4 Menentukan Hidrolisis Merancang dan Menentukan Jenis tagihan 6 jam Sumber jenis garam yang garam melakukan ciri-ciri Tugas individu Buku kimia mengalami Sifat garam percobaan untuk beberapa jenis Tugas Bahan hidrolisis dalam yang menentukan ciriciri garam yang kelompok Lembar beberapa jenis dapat Ulangan kerja, air dan ph larutan terhidrolisis garam tersebut. ph larutan garam yang dapat terhidrolisis Bahan/alat garam yang terhidrolisis dalam dalam air Bentuk instrumen untuk terhidrolisis air melalui kerja melalui Performans praktek kelompok di percobaan (kinerja dan laboratorium Menentukan sikap), Menyimpulkan sifat garam Laporan tertulis ciri-ciri garam yang Tes tertulis yang terhidrolisis terhidrolisis dalam air. dari persamaan reaksi ionisasi Menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis

118 Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan sifat garam yang terhidrolisis Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan ph larutan garam Menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis melalui diskusi kelas. Terstruktur Menyusun laporan Praktikum melalui kerja kelompok Tugas Mandiri Mengerjakan latihan soal 104

119 Lampiran RINCIAN HUBUNGAN KOMPETENSI DASAR DENGAN HASIL BELAJAR 105 Standar Kompetensi 4.Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Kompetensi Dasar 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. Indikator Tujuan Penilaian Hasil Belajar 1. Kognitif Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap tugas f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain Kognitif Siswa dapat menentukan ciriciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang Jenis tagihan Tugas Individu Tugas kelompok Ulangan Bentuk instrumen Performans (kinerja dan sikap), Laporan tertulis, Tes tertulis Kognitif Siswa sudah dapat menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis tetapi siswa belum bisa menentukan garam dengan indikator fenolflatein. Afektif a. Sebagian besar siswa sudah mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Sebagian besar siswa sudah berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Sebagian besar siswa sudah membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa cukup baik dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa cukup baik dalam mengerjakan tugas

120 Psikomotorik a. Siswa siap dalam melaksanakan praktikum b. Siswa cakap dalam menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan c. Siswa mampu meneteskan larutan pada plat tetes d. Siswa mampu dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal e. Siswa cakap dalam melaksanakan percobaan f. Siswa peduli terhadap kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan g. Siswa mampu dalam membuat laporan h. Siswa memiliki kemampuan dalam dinamika kelompok Psikomotorik a. Siswa memakai jas praktikum,membawa buku pedoman praktikum dan menyelesaikan lembar prediksi b. Siswa mampu menggunakan pipet tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu meneteskan larutan pada plat tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya d. Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa bantuan guru dan temannya e. Siswa sangat trampil dalam melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Sebagian besar siswa sudah selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang 106 Psikomotorik a. Siswa belum memakai jas praktikum tetapi sudah membawa buku pedoman praktikum dan menyelesaikan lembar prediksi b. Siswa sudah mampu menggunakan pipet tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu dengat sangat baik meneteskan larutan pada plat tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya d. Siswa cukup mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa bantuan guru dan temannya e. Siswa cukup trampil dalam melakukan

121 . Kognitif Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap f. Siswa membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru g. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru dan temannya h. Siswa memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk Kognitif Siswa dapat menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi dan melalui percobaan Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis Jenis tagihan Tugas Individu Tugas kelompok Ulangan Bentuk instrumen Performans (kinerja dan sikap), Laporan tertulis, Tes tertulis 107 percobaan sesuai dengan cara kerja f. Siswa sudah membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru g. Siswa cukup mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru dan temannya h. Siswa belum memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk Kognitif Siswa belum dapat menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi dan melalui percobaan Afektif a. Sebagian besar siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Sebagian besar siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan

122 tugas f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang 108 c. Sebagian besar siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa sudah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa sudah mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Sebagian besar siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang Psikomotorik a. Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum b. Kecakapan menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan c. Kemampuan siswa menggunakan kertas lakmus d. Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal e. Kecakapan siswa dalam melaksanakan percobaan f. Kebersihan dan kerapian Psikomotorik a. Siswa memakai jas praktikum,membawa buku pedoman praktikum dan menyelesaikan lembar prediksi b. Siswa mampu menggunakan pipet tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu menggunakan kertas lakmus tanpa mendapat bantuan guru dan temannya Psikomotorik a. Siswa belum memakai jas praktikum, tapi sudah membawa buku pedoman praktikum dan menyelesaikan lembar prediksi b. Siswa sudah mampu dengan sangat baik menggunakan pipet tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu dengan sangat baik menggunakan kertas

123 tempat alat percobaan g. Kemampuan siswa dalam membuat laporan h. Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok 3. Kognitif Menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis d. Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa bantuan guru dan temannya e. Siswa sangat trampil dalam melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja f. Siswa membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru g. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru dan temannya h. Siswa memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain Kognitif Siswa dapat menghitung ph garam yang terhidrolisis Jenis tagihan Tugas Individu Tugas kelompok Ulangan Bentuk instrumen 109 lakmus tanpa mendapat bantuan guru dan temannya d. Siswa mampu dengan baik mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa bantuan guru dan temannya e. Siswa trampil dalam melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja f. Sebagian besar siswa mampu membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru g. Sebagian besar siswa mampu dengan baik membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru dan temannya h. Sebagian besar siswa memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain Kognitif Siswa belum dapat menghitung ph garam yang terhidrolisis dengan berbagai variasi soal

124 Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap tugas f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain Psikomotorik a. Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum b. Kemampuan siswa mengambil larutan c. Kemampuan siswa Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang Psikomotorik a. Siswa memakai jas praktikum, membawa buku pedoman praktikum, dan menyelesaikan lembar prediksi Performans (kinerja dan sikap), Laporan tertulis, Tes tertulis 110 Afektif a. Sebagian besar siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Sebagian besar siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Sebagian besar siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa sudah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa sudah mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Sebagian besar siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang Psikomotorik a. Siswa belum memakai jas praktikum, tetapi sudah membawa buku pedoman praktikum, dan menyelesaikan lembar

125 mengukur larutan dengan gelas ukur d. Kemampuan siswa dalam mencampurkan zat e. Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal f. Kecakapan siswa dalam melaksanakan percobaan g. Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan h. Kemampuan siswa dalam membuat laporan i. Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok b. Siswa mampu mengambil larutan dengan tepat dengan bantuan tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu mengukur larutan dengan gelas ukur tanpa bantuan guru dan temannya d. Siswa mampu mencampurkan larutan dengan tepat tanpa bantuan dari siapapun e. Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa mendapat bantuan f. Siswa sangat terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja g. Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru h. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru i. Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk 111 prediksi b. Siswa mampu dengan sangat baik mengambil larutan dengan tepat dengan bantuan tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu dengan sangat baik mengukur larutan menggunakan gelas ukur tanpa bantuan guru dan temannya d. Siswa mampu dengan baik mencampurkan larutan dengan tepat tanpa bantuan dari siapapun e. Siswa mampu dengan sangat baik mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa mendapat bantuan f. Siswa sterampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja g. Siswa membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru h. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru i. Siswa mampu memberi

126 bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk 11

127 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 113 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ Materi Pokok : Hidrolisis garam Alokasi Waktu : x 45 menit Pertemuan : 1 A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif Produk a. Menjelaskan pengertian hidrolisis. b. Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan. c. Menjelaskan macam-macam hidrolisis garam Proses Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam : a. Melaksanakan eksperimen b. Membuat tabel pengamatan c. Melakukan analisis data d. Merumuskan kesimpulan

128 114. Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap tugas f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain 3. Psikomotorik a. Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum b. Kecakapan menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan c. Kemampuan meneteskan larutan pada plat tetes d. Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal e. Kecakapan melakukan percobaan f. Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan g. Kemampuan siswa dalam membuat laporan h. Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Produk a. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan pengertian hidrolisis. b. Melalui kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dapat menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan. c. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan macam-macam hidrolisis garam Proses Diberikan LKS, siswa dapat: melaksanakan eksperimen, membuat tabel pengamatan, melakukan analisis data, dan merumuskan kesimpulan.. Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu

129 115 f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang 3. Psikomotorik a. Siswa memakai jas praktikum,membawa buku pedoman praktikum dan menyelesaikan lembar prediksi b. Siswa mampu menggunakan pipet tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu meneteskan larutan pada plat tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya d. Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa bantuan guru dan temannya e. Siswa sangat trampil dalam melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja f. Siswa membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru g. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru dan temannya h. Siswa memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk E. Materi Pembelajaran Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi dalam larutannya menghasilkan kation dan anion. Kation yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya. Hidrolisis garam hanya terjadi jika salah satu atau kedua komponen penyusun garam tersebut berupa asam lemah dan atau basa lemah. Jika komponen garam tersebut berupa asam kuat dan basa kuat, maka komponen ion dari asam kuat atau pun basa kuat tersebut tidak akan terhidrolisis. Berdasarkan penjelasan tadi, maka kation dan anion yang dapat mengalami reaksi hidrolisis adalah kation dan anion garam yang termasuk elektrolit lemah. Sedangkan kation dan anion garam yang termasuk elektrolit kuat tidak terhidrolisis. Contoh ion Asam/Basa yang mengalami reaksi hidrolisis : CH3COO - dan HCO3 - (ion asam lemah)

130 NH4 + (ion basa lemah) Contoh ion Asam/Basa yang tidak mengalami reaksi hidrolisis : SO4 - dan NO3 - (ion asam kuat) Na + dan Mg + (ion basa kuat) 116 F. Model Pembelajaran Pendekatan Model Pembelajaran : Student centered : POE (Predict, Observe, explain) dengan praktikum G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media a. Slide presentation b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Handout. Alat/Bahan Spidol, papan tulis, LCD, penghapus 3. Sumber Belajar Buku Kimia untuk SMA kelas XI

131 H. Kegiatan Pembelajaran FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU KEGIATAN PENDAHULUAN a. Siswa memperhatikan guru dan mempersiapkan diri mengikuti pelajaran b. Siswa mendengarkan petunjuk dari guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran menit Predict Observe Explain KEGIATAN INTI a. Siswa mengerjakan lembar prediksi yang diberikan dari guru a. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai prosedur kerja dalam percobaan yang akan dilaksanakan b. Siswa berkelompok 5-6 orang c. Siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk d. Siswa mencatat hasil pengamatan e. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dan membuat laporan hasil praktikum dengan teman sekelompoknya f. Siswa menyajikan laporan hasil praktikum secara kelompok a. Siswa bersama guru mendiskusikan hasil praktikum yang telah dilakukan b. Siswa menyimak dan menanggapi presentasi yang disampaikan oleh teman dari kelompok lain c. Siswa menjawab ulang prediksi sebelum percobaan yang telah ditulis dalam LKS d. Siswa bersama guru menarik simpulan berdasarkan data hasil praktikum KEGIATAN PENUTUP a. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan tentang pengertian, ciri-ciri dan macam-macam hidrolisis garam b. Siswa diberi tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya c. Siswa diberi tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari. 15 menit 5 menit 30 menit 10 menit

132 118 I. Penilaian a. Penilaian Kognitif Bentuk : Soal Tertulis b. Penilaian Afektif Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses pembelajaran c. Penilaian Psikomotor Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat praktikum

133 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 119 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ Materi Pokok : Hidrolisis garam Alokasi Waktu : x 45 menit Pertemuan : A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif Produk a. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi dan percobaan Proses Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menentukan sifat garam yang terhidrolisis : a. Melaksanakan eksperimen b. Membuat tabel pengamatan c. Melakukan analisis data d. Merumuskan kesimpulan. Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap tugas

134 10 f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain 3. Psikomotorik a. Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum b. Kecakapan menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan c. Kemampuan siswa menggunakan kertas lakmus d. Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal e. Kecakapan siswa dalam melaksanakan percobaan f. Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan g. Kemampuan siswa dalam membuat laporan h. Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Produk Melalui kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dapat menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi. Proses Diberikan LKS, siswa dapat: melaksanakan eksperimen, membuat tabel pengamatan, melakukan analisis data, dan merumuskan kesimpulan.. Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang 3. Psikomotorik a. Siswa memakai jas praktikum,membawa buku pedoman praktikum dan menyelesaikan lembar prediksi b. Siswa mampu menggunakan pipet tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya c. Siswa mampu menggunakan kertas lakmus tampa meendapat bantuan guru dan temannya

135 11 d. Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa bantuan guru dan temannya e. Siswa sangat trampil dalam melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja f. Siswa membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru g. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru dan temannya h. Siswa memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk E. Materi Pembelajaran Sifat-sifat garam a. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, baik kation maupun anionnya tidak akan bereaksi dengan air karena ion-ion yang dilepaskan akan segera terionisasi kembali secara sempurna. Contoh: NaCl, K SO 4, Ba(NO 3 ) Di dalam air, NaCl terionisasi sempurna membentuk ion Na + dan Cl menurut reaksi berikut: NaCl (aq) Na + (aq) + Cl (aq) Pelarutan garam ini sama sekali tidak akan mengubah jumlah [H + ] dan [OH ] dalam air, sehingga larutannya bersifat netral (ph=7). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dalam air. b. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Garam jenis ini bersifat asam dalam air karena kationnya terhidrolisis (memberikan proton kepada air), sedangkan anionnya tidak. Contoh: Al (SO 4 ) 3, AgNO 3, CuSO4, NH 4 Cl, AlCl 3. NH 4 Cl (aq) NH + 4 (aq) + Cl (aq) Kation dari basa lemah ( NH + 4 ) akan bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut: NH + 4 (aq) + H O (l) NH 4 OH (aq) + H + (aq) Adanya ion H + yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan tersebut menyebabkan konsentrasi ion H + di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion OH, sehingga larutan akan bersifat asam (ph < 7). Jika diuji keasamannya dengan menggunakan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus akan berubah

136 1 menjadi merah. Adapun ion Cl - yang berasal dari asam kuat tidak bereaksi dengan air (terhidrolisis) Dengan demikian, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat asam. c. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah jika dilarutkan dalam air. Anion inilah yang menghasilkan ion OH bila bereaksi dengan air. Contoh: CH 3 COONa, NaF, Na CO 3, KCN, CaS. Perhatikan reaksi berikut ini. CH 3 COONa(aq) CH 3 COO (aq) + Na + (aq) HCOONa(aq) HCOO (aq) + Na + (aq) NaF(aq) F (aq) + Na + (aq) Anion asam lemah CH 3 COO akan bereaksi dengan air (terhidrolisis) sesuai dengan persamaan reaksi berikut. CH 3 COO + H O CH 3 COOH + OH HCOO + H O HCOOH + OH F + H O HF + OH Hidrolisis yang terjadi pada anion saja atau pada kation saja disebut hidrolisis parsial (hidrolisis sebagian). Jadi, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat basa. d. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, maka kation dan anionnya akan mengalami hidrolisis. Contoh: NH 4 CN, (NH 4 ) CO 3, CH 3 COONH 4. NH 4 CN (aq) NH + 4 (aq) + CN (aq) Ion NH + 4 bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan: NH + 4 (aq) + H O(l) NH 4 OH (aq) + H + (aq) Ion CN bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan: CN (aq) + H O (l) HCN (aq) + OH (aq) Kedua reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion H + dan ion OH -. Jadi, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis sempurna (total) di dalam air. Sifat larutannya ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan tetapan

137 13 kesetimbangan basa (Kb) dari kedua reaksi tersebut. Harga Ka dan Kb menyatakan kekuatan relatif dari asam dan basa yang bersangkutan. Bagaimana hubungan antara Ka dan Kb? 1. Jika harga Ka lebih besar daripada harga Kb, berarti konsentrasi ion H + yang dihasilkan lebih banyak daripada ion OH - sehingga garam tersebut bersifat asam.. Jika harga Ka lebih kecil daripada Kb, berarti konsentrasi ion H + yang dihasilkan lebih sedikit daripada ion OH - sehingga garam tersebut bersifat basa. 3. Jika harga Ka sama dengan harga Kb, berarti konsentrasi ion H + dan ion OH - yang dihasilkan sama sehingga garam tersebut bersifat netral. F. Model Pembelajaran Pendekatan Model Pembelajaran : Student centered : POE (Predict, Observe, Explain) dengan praktikum G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media a. Slide presentation b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Handout. Alat/Bahan Spidol, papan tulis, LCD, penghapus 3. Sumber Belajar Buku Kimia untuk SMA kelas XI

138 H. Kegiatan Pembelajaran FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU KEGIATAN PENDAHULUAN a. Siswa memperhatikan guru dan mempersiapkan diri mengikuti pelajaran b. Siswa mendengarkan petunjuk dari guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran menit Predict Observe Explain KEGIATAN INTI a. Siswa mengerjakan lembar prediksi yang diberikan dari guru a. Siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai prosedur kerja dalam percobaan yang akan dilaksanakan b. Siswa berkelompok 5-6 orang c. Siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk d. Siswa mencatat hasil pengamatan e. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dan membuat laporan hasil praktikum dengan teman sekelompoknya f. Siswa menyajikan laporan hasil praktikum secara kelompok a. Siswa bersama guru mendiskusikan hasil praktikum yang telah dilakukan b. Siswa menyimak dan menanggapi presentasi yang disampaikan oleh teman dari kelompok lain c. Siswa menjawab ulang prediksi sebelum percobaan yang telah ditulis dalam LKS d. Siswa bersama guru menarik simpulan berdasarkan data hasil praktikum KEGIATAN PENUTUP e. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan tentang sifat larutan yang terhidrolisis f. Siswa diberi tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya 15 menit 5 menit 30 menit 10 menit

139 g. Siswa diberi tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari. 15 I. Penilaian a. Penilaian Kognitif Bentuk : Soal Tertulis b. Penilaian Afektif Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses pembelajaran c. Penilaian Psikomotor Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses praktikum

140 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 16 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ Materi Pokok : Hidrolisis garam Alokasi Waktu : x 45 menit Pertemuan : 3 A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif Produk a. Siswa dapat menentukan ph garam melalui percobaan b. Siswa dapat menghitung ph garam yang terhidrolisis Proses Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam : a. Melaksanakan eksperimen b. Membuat tabel pengamatan c. Melakukan analisis data d. Merumuskan kesimpulan. Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap tugas

141 17 f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain 3. Psikomotorik a. Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum b. Kemampuan siswa mengambil larutan c. Kemampuan siswa mengukur larutan dengan gelas ukur d. Kemampuan siswa dalam mencampurkan zat e. Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal f. Kecakapan siswa dalam melaksanakan percobaan g. Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan h. Kemampuan siswa dalam membuat laporan i. Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Produk a. Melalui kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dapat menentukan ph garam b. Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menghitung ph garam. Proses Diberikan LKS, siswa dapat: melaksanakan eksperimen, membuat tabel pengamatan, melakukan analisis data, dan merumuskan kesimpulan.. Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang 3. Psikomotorik a. Siswa memakai jas praktikum, membawa buku pedoman praktikum, dan menyelesaikan lembar prediksi b. Siswa mampu mengambil larutan dengan tepat dengan bantuan tanpa bantuan guru dan temannya

142 18 c. Siswa mampu mengukur larutan dengan gelas ukur tanpa bantuan guru dan temannya d. Siswa mampu mencampurkan larutan dengan tepat tanpa bantuan dari siapapun e. Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa mendapat bantuan f. Siswa sangat terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja g. Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru h. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru i. Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk E. Materi Pembelajaran 1. ph Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat ( ph = 7 ) Tidak mengalami hidrolisis sehingga ph = 7 ( Netral ). ph Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah ( ph < 7 ) Kh = Kw Kb H + = Kh x a. [g] = Kw Kb x a. [g] 3. ph Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat ( ph > 7 ) Kh = Kw Ka OH = Kh x a. [g] = Kw Ka x a. [g] 4. ph Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah ( ph tergantung Ka atau Kb ) Jika Ka = Kb larutan bersifat Netral Jika Ka > Kb larutan bersifat Asam, maka H + = KwxKa Kb Jika Ka < Kb larutan bersifat Basa, maka, OH = Keterangan : Kh= tetapan hidrolisis Kw=Tetapan kesetimbangan air (10-14) Kb=Tetapan ionisasi basa lemah Ka=Tetapan ionisasi asam lemah a=valensi garam [g]=molaritas garam KwxKb Ka

143 F. Model Pembelajaran Pendekatan Model Pembelajaran : Student centered : POE (Predict, Observe, explain) dengan praktikum 19 G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media a. Slide presentation b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Handout. Alat/Bahan Spidol, papan tulis, LCD, penghapus 3. Sumber Belajar Buku Kimia untuk SMA kelas XI H. Kegiatan Pembelajaran FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU KEGIATAN PENDAHULUAN a. Siswa memperhatikan guru dan mempersiapkan diri mengikuti pelajaran b. Siswa mendengarkan petunjuk dari guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran 10 menit Predict Observe KEGIATAN INTI a. Siswa mengerjakan lembar prediksi yang diberikan dari guru a. Siswa berkelompok 5-6 orang b. Siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk c. Siswa mencatat hasil pengamatan d. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan dan membuat laporan hasil praktikum dengan teman sekelompoknya e. Siswa menyajikan laporan hasil praktikum secara kelompok 15 menit 5 menit

144 Explain a. Siswa bersama guru mendiskusikan hasil praktikum yang telah dilakukan b. Siswa menyimak dan menanggapi presentasi yang disampaikan oleh teman dari kelompok lain c. Siswa menjawab ulang prediksi sebelum percobaan yang telah ditulis dalam LKS d. Siswa bersama guru menarik simpulan berdasarkan data hasil praktikum KEGIATAN PENUTUP a. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan b. Siswa diberi tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya c. Siswa diberi tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari menit 10 menit I. Penilaian a. Penilaian Kognitif Bentuk : Soal Tertulis b. Penilaian Afektif Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses pembelajaran c. Penilaian Psikomotor Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses praktikum

145 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL 131 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ Materi Pokok : Hidrolisis garam Alokasi Waktu : x 45 menit Pertemuan : 1 A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif Produk a. Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan. Proses Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam : a. Melaksanakan eksperimen b. Membuat tabel pengamatan c. Melakukan analisis data d. Merumuskan kesimpulan. Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

146 e. Tanggung jawab terhadap tugas f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain 3. Psikomotorik a. Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum b. Kecakapan menggunakan alat dan bahan c. Kecakapan siswa dalam melaksanakan percobaan d. Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan e. Kemampuan siswa dalam membuat laporan f. Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok 13 D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Produk Melalui kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dapat menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan. Proses Diberikan LKS, siswa dapat: melaksanakan eksperimen, membuat tabel pengamatan, melakukan analisis data, dan merumuskan kesimpulan.. Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang 3. Psikomotorik a. Siswa siap dalam melaksanakan praktikum b. Siswa cakap menggunakan alat dan bahan c. Siswa cakap dalam melaksanakan percobaan d. Siswa peduli terhadap kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan e. Siswa mampu dalam membuat laporan f. Siswa memiliki kemampuan dalam dinamika kelompok

147 133 E. Materi Pembelajaran Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air. Garam adalah senyawa elektrolit yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara asam dengan basa. Sebagai elektrolit, garam akan terionisasi dalam larutannya menghasilkan kation dan anion. Kation yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya. Hidrolisis garam hanya terjadi jika salah satu atau kedua komponen penyusun garam tersebut berupa asam lemah dan atau basa lemah. Jika komponen garam tersebut berupa asam kuat dan basa kuat, maka komponen ion dari asam kuat atau pun basa kuat tersebut tidak akan terhidrolisis. Berdasarkan penjelasan tadi, maka kation dan anion yang dapat mengalami reaksi hidrolisis adalah kation dan anion garam yang termasuk elektrolit lemah. Sedangkan kation dan anion garam yang termasuk elektrolit kuat tidak terhidrolisis. Contoh ion Asam/Basa yang mengalami reaksi hidrolisis : CH3COO - dan HCO3 - (ion asam lemah) NH4 + (ion basa lemah) Contoh ion Asam/Basa yang tidak mengalami reaksi hidrolisis : SO4 - dan NO3 - (ion asam kuat) Na + dan Mg + (ion basa kuat) Dalam menganalisis larutan garam bersifat asam, basa maupun netral dapat dilakukan melalui sebuah percobaan digunakan kertas lakmus dan indikator universal, diujilah ph berbagai jenis larutan garam. a. Apabila terjadi perubahan lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru maka garam bersifat basa b. Apabila terjadi perubahan lakmus biru menjadi merah dan lakmus merah tetap merah maka garam bersifat asam. c. Jika tidak ada perubahan diantaranya keduanya maka bersifat netral

148 F. Model Pembelajaran Pendekatan : Student centered Metode Pembelajaran : Praktikum G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media a. Slide presentation b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Handout. Alat/Bahan Spidol, papan tulis, LCD, penghapus 3. Sumber Belajar Buku Kimia untuk SMA kelas XI 134 H. Kegiatan Pembelajaran FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU KEGIATAN PENDAHULUAN a. Siswa memperhatikan guru dan mempersiapkan diri mengikuti pelajaran b. Siswa mendengarkan petunjuk dari guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran 10 menit Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi KEGIATAN INTI a. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Salah seorang menjadi pemimpin kelompok. b. Siswa mengambil perangkat praktikum. c. Siswa melakukan eksperimen kelompok a. Siswa mendiskusikan hasil praktikum hidrolisis garam. b. Siswa menuliskan dan menyusun laporan praktikum dengan jujur. c. Kelompok praktikum diminta menunjukkan dan menyampaikan hasil praktikum masing-masing a. Siswa dibimbing guru membahas definisi hidrolisis. b. Siswa dibimbing guru membahas jenis-jenis garam berdasarkan asam dan basa pembentuknya. c. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. 70 menit

149 KEGIATAN PENUTUP a. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan b. Siswa diberi tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya c. Siswa diberi tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari menit I. Penilaian a. Penilaian Kognitif Bentuk : Soal Tertulis b. Penilaian Afektif Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses pembelajaran d. Penilaian Psikomotor Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses praktikum

150 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL 136 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ Materi Pokok : Hidrolisis garam Alokasi Waktu : x 45 menit Pertemuan : A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.. Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap tugas f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Siswa dapat menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.. Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

151 137 e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang E. Materi Pembelajaran Sifat-sifat garam a. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, baik kation maupun anionnya tidak akan bereaksi dengan air karena ion-ion yang dilepaskan akan segera terionisasi kembali secara sempurna. Contoh: NaCl, K SO 4, Ba(NO 3 ) Di dalam air, NaCl terionisasi sempurna membentuk ion Na + dan Cl menurut reaksi berikut: NaCl (aq) Na + (aq) + Cl (aq) H O(l) H + (aq) + OH - (aq) Pelarutan garam ini sama sekali tidak akan mengubah jumlah [H + ] dan [OH ] dalam air, sehingga larutannya bersifat netral (ph=7). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dalam air. b. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Garam jenis ini bersifat asam dalam air karena kationnya terhidrolisis (memberikan proton kepada air), sedangkan anionnya tidak. Contoh: Al (SO 4 ) 3, AgNO 3, CuSO4, NH 4 Cl, AlCl 3. NH 4 Cl (aq) NH + 4 (aq) + Cl (aq) Kation dari basa lemah ( NH + 4 ) akan bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut: NH + 4 (aq) + H O (l) NH 4 OH (aq) + H + (aq) Adanya ion H + yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan tersebut menyebabkan konsentrasi ion H + di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion OH, sehingga larutan akan bersifat asam (ph < 7). Jika diuji keasamannya dengan menggunakan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus akan berubah menjadi merah. Adapun ion Cl - yang berasal dari asam kuat tidak bereaksi dengan air (terhidrolisis) Dengan demikian, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat asam. c. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

152 138 Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah jika dilarutkan dalam air. Anion inilah yang menghasilkan ion OH bila bereaksi dengan air. Contoh: CH 3 COONa, NaF, Na CO 3, KCN, CaS. Perhatikan reaksi berikut ini. CH 3 COONa(aq) CH 3 COO (aq) + Na + (aq) HCOONa(aq) HCOO (aq) + Na + (aq) NaF(aq) F (aq) + Na + (aq) Anion asam lemah CH 3 COO akan bereaksi dengan air (terhidrolisis) sesuai dengan persamaan reaksi berikut. CH 3 COO + H O CH 3 COOH + OH HCOO + H O HCOOH + OH F + H O HF + OH Hidrolisis yang terjadi pada anion saja atau pada kation saja disebut hidrolisis parsial (hidrolisis sebagian). Jadi, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat basa. d. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, maka kation dan anionnya akan mengalami hidrolisis. Contoh: NH 4 CN, (NH 4 ) CO 3, CH 3 COONH 4. NH 4 CN (aq) NH + 4 (aq) + CN (aq) Ion NH + 4 bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan: NH + 4 (aq) + H O(l) NH 4 OH (aq) + H + (aq) Ion CN bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan: CN (aq) + H O (l) HCN (aq) + OH (aq) Kedua reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion H + dan ion OH -. Jadi, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis sempurna (total) di dalam air. Sifat larutannya ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan tetapan kesetimbangan basa (Kb) dari kedua reaksi tersebut. Harga Ka dan Kb menyatakan kekuatan relatif dari asam dan basa yang bersangkutan. Bagaimana hubungan antara Ka dan Kb?

153 Jika harga Ka lebih besar daripada harga Kb, berarti konsentrasi ion H + yang dihasilkan lebih banyak daripada ion OH - sehingga garam tersebut bersifat asam.. Jika harga Ka lebih kecil daripada Kb, berarti konsentrasi ion H + yang dihasilkan lebih sedikit daripada ion OH - sehingga garam tersebut bersifat basa. 3. Jika harga Ka sama dengan harga Kb, berarti konsentrasi ion H + dan ion OH - yang dihasilkan sama sehingga garam tersebut bersifat netral. F. Model Pembelajaran Pendekatan Metode Pembelajaran : Student centered : Diskusi G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran 1. Media a. Slide presentation b. Handout. Alat/Bahan Spidol, papan tulis, LCD, penghapus 3. Sumber Belajar Buku Kimia untuk SMA kelas XI H. Kegiatan Pembelajaran FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU KEGIATAN PENDAHULUAN a. Siswa memperhatikan guru dan mempersiapkan diri mengikuti pelajaran b. Siswa mendengarkan petunjuk dari guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran 10 menit Eksplorasi KEGIATAN INTI a. Siswa dibimbing guru membahas sifat-sifat garam yang dapat terhidrolisis melalui reaksi ionisasi. b. Siswa diberi pertanyaan terkait dengan materi materi jenisjenis garam berdasarkan asam dan basa pembentuknya. 70 menit

154 Elaborasi Konfirmasi a. Siswa mengerjakan latihan soal sifat-sifat garam yang dapat terhidrolisis melalui reaksi ionisasi untuk didiskusikan dengan teman sebangku. b. Salah seorang siswa menyampaikan jawaban. c. Siswa lain menanggapi jawaban yang sudah dikemukakan. a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. b. Siswa mengerjakan latihan soal c. Siswa mendengarakan penguatan dari guru KEGIATAN PENUTUP a. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan Siswa diberi tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya b. Siswa diberi tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari menit I. Penilaian a. Penilaian Kognitif Bentuk : Soal Tertulis b. Penilaian Afektif Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses pembelajaran

155 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL 141 Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Tengaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/ Semester : XI/ Materi Pokok : Hidrolisis garam Alokasi Waktu : x 45 menit Pertemuan : 3 A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kognitif Menghitung ph garam yang terhidrolisis. Afektif a. Kehadiran siswa di kelas b. Kedisiplinan dalam berpakaian c. Kesiapan mengikuti pembelajaran d. Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar e. Tanggung jawab terhadap tugas f. Sikap dan tingkah laku terhadap guru maupun siswa lain D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif Siswa dapat menghitung ph garam yang terhidrolisis. Afektif a. Siswa mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai b. Siswa berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan c. Siswa membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis d. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru

156 14 e. Siswa mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu f. Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang E. Materi Pembelajaran Perhitungan Kh, [H + ], dan [OH - ] larutan garam a. Menghitung [OH - ] dan Kh Larutan Garam yang bersifat basa Contoh larutan garam yang bersifat basa adalah CH 3 COONa, CH 3 COOK, HCOOK, HCOONa, dan NaF. Perhatikan reaksi hidrolisis CH 3 COO - dari garam CH 3 COONa berikut ini CH 3 COO - (aq) +H O(l) CH 3 COOH(aq) + OH - (aq) Konstanta kesetimbangan reaksi hidrolisis disebut konstanta hidrolisis yang dinotasikan dengan Kh. Kh = CH 3COOH [OH ] [CH 3 COO ] CH 3 COOH selalu sama dengan OH sehingga Kh = [OH ][OH ] [CH 3 COO ] = [OH ] [CH 3 COO ] [OH ] = Kh x [CH 3 COO ] OH = Kh x [CH 3 COO ] Secara umum, persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut OH = Kh x [anion] garam Garam yang memiliki satu anion, seperti CH 3 COONa, akan terhidrolisis sebagai berikut. CH 3 COONa(aq) CH 3 COO (aq) + Na + (aq) CH 3 COO = [CH 3 COONa]= [garam]= [g] sehingga OH = Kh x [g] Adapun garam yang memiliki dua anion, seperti (CH 3 COO) Ba akan terhidrolisis sebagai berikut. (CH 3 COO) Ba (aq) CH 3 COO (aq) + Ba + (aq) CH 3 COO = x [(CH 3 COO) Ba]= x [garam]= x [g] sehingga OH = Kh x x[g] Perhatikan perhitungan Kh berikut ini Kh = CH 3COOH [OH ] [CH 3 COO ]

157 143 Jika persamaan tersebut dikalikan dengan [H+ ] akan diperoleh : [H + ] Kh = CH 3COOH [OH ] x [H+ ] [CH 3 CO O ] [H + ] Kh = CH 3 COOH [CH 3 COO ][H + ] x[oh ][H + ] Perhatikan reaksi ionisasi asam lemah CH 3 COOH berikut ini CH 3 COOH(aq) Kh = CH 3CO O H + CH 3 COOH CH 3 COO (aq) + H + (aq) CH 3 COOH = 1 CH 3 CO O [H + ] Ka Perhatikan reaksi ionisasi air H O berikut ini. H O(l) H + (aq) + OH - (aq)... (1)... () Kw = [H + ][OH ]... (3) Data persamaan () dan (3) dimasukkan ke persamaan (1) sehingga didapat Kh= 1 Kw x Kw Kh= Ka Ka Jadi, untuk hidrolisis garam yang bersifat basa berlaku hubungan OH = Kh x [anion] garam = Kw Ka x[anion] garam Untuk garam yang memiliki satu anion, seperti HCOONa, dan CH 3 COONa berlaku persamaan berikut. OH = Kh x[g] = Kw Ka x[g] Untuk garam yang memiliki dua anion, seperti (CH 3 COO) Ba, (CH 3 COO) Ca, dan CaF, berlaku persamaan berikut. OH = Kh xx[g] = Kw Ka xx[g] b. Menghitung [H + ] dan Kh Larutan Garam yang bersifat asam Contoh larutan garam yang bersifat asam adalah NH 4 NO 3, NH 4 Cl, dan NH 4 Br. Perhatikan reaksi hidrolisis NH 4 + berikut ini NH 4 + (aq) +H O(l) NH 4 OH(aq) + H + (aq) Kh = NH 4OH [H + ] [NH 4 + ] [H O] diabaikan karena jumlah H O yang bereaksi jauh lebih kecil daripada H O yang berperan sebagai pelarut. NH 4 OH selalu sama dengan H + sehingga Kh = [H+ ][H + ] [NH 4 + ] = [H+ ] [NH 4 + ]

158 [H + ] = Kh x [NH 4 + ] 144 H + = Kh x[nh 4 + ] Secara umum, persamaan tersebut dapat dinyatakan sebgai berikut H + = Kh x [kation] garam Garam yang memiliki satu kation, seperti NH 4 Cl, dan NH 4 Br, NH 4 + = [garam]= [g] sehingga H + = Kh x [g] Adapun garam yang memiliki dua anion, seperti (NH 4 ) SO 4 akan terhidrolisis sebagai berikut. (NH 4 ) SO 4 (aq) NH 4 + (aq) + SO 4 - (aq) NH 4 + = x [(NH 4 ) SO 4 ]= x [garam]= x [g] sehingga H + = Kh x x[g] Perhatikan perhitungan Kh berikut ini Kh = NH 4OH [H + ] [NH 4 + ] Jika persamaan tersebut dikalikan dengan [OH ] akan diperoleh : [OH ] Kh = NH 4OH [H + ] [NH + x [OH ] 4 ] [OH ] Kh = NH 4OH [NH 4 + ][OH ] x[oh ][H + ] Perhatikan reaksi ionisasi basa lemah NH 4 OH berikut ini NH 4 OH(aq) Kb = [NH 4 + ][OH ] NH 4 OH OH - (aq) + NH 4 + (aq) NH 4 OH [NH 4 + ][OH ] = 1 Kb Perhatikan reaksi ionisasi air H O berikut ini. H O(l) H + (aq) + OH - (aq)... (4)... (5) Kw = [H + ][OH ]... (6) Data persamaan (5) dan (6) dimasukkan ke persamaan (4) sehingga didapat Kh= 1 Kw x Kw Kh= Kb Kb Jadi, untuk hidrolisi garam yang bersifat asam berlaku hubungan [H + ] = Kh x [kation] garam = Kw Kb x[kation] garam Untuk garam yang memiliki satu anion, seperti NH 4 Cl, dan NH 4 Br berlaku persamaan berikut.

159 H + = Kh x[g] = Kw Kb x[g] 145 Untuk garam yang memiliki dua anion, seperti (NH 4 ) SO 4 berlaku persamaan berikut. H + = Kh xx[g] = Kw Kb xx[g] c. Menghitung [OH - ] dan Kh Larutan Garam yang berasal dari asam lemah dan Basa Lemah Untuk menentukan H + garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, Anda harus menentukan lebih dahulu harga Kh, Perhatikan contoh berikut ini CH 3 COONH 4 (aq) Reaksi Hidrolisis : CH 3 COO - (aq) + NH 4 + (aq)+ H O(l) CH 3 COO (aq) + NH 4 + (aq) Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] CH 3 COOH(aq) + NH 4 OH(aq) Untuk menentukan harga Kh, persamaan tersebut dikalikan dengan [OH ] [H + ] [OH ] [H + ],sehingga CH 3 COOH [CH 3 CO O ][H + ] Kh = Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] CH 3 COOH [CH 3 COO ][H + ] x adalah 1/ Ka x [OH ] [H + ] [OH ] [H + ] NH 4 OH [NH 4 + ][OH ] x[oh ][H + ] NH 4 OH [NH 4 + ][OH ] adalah 1/Kb [OH ][H + ] adalah Kw Maka harga Kh adalah Kh = 1 Ka x 1 Kb x Kw = Kw Kax Kb Untuk menentukan [H + ] perhatikan kembali persamaan untuk Kh, Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] Pada reaksi hidrolisis, CH 3 COOH selalu sama dengan NH 4 OH dan [CH 3 COO ] selalu sama dengan [NH 4 + ] sehingga Kh = CH 3COOH NH 4 OH [CH 3 COO ][NH 4 + ] = CH 3COOH [CH 3 COO ]

160 146 Jika persamaan tersebut dikalikan dengan [H+ ] [H + ] akan diperoleh Kh = CH 3COOH [CH 3 COO ] [H + ] [H + ] = CH 3 COOH [CH 3 COO ][H + ] Jika harga Kh diganti dengan [H + ] = Kh = 1 Ka [H + ] [H + ] = Kh x Ka Kw Ka x Kb, akan diperoleh Kw (Ka x Kb) x Ka = Kw Kb x Ka [H + ] Jadi, H + = Kw Kb x Ka F. Model Pembelajaran Pendekatan Metode Pembelajaran : Student centered : Diskusi G. Media, Alat/bahan dan Sumber Pembelajaran 1. Media a. Slide presentation b. Handout. Alat/Bahan Spidol, papan tulis, LCD, penghapus 3. Sumber Belajar Buku Kimia untuk SMA kelas XI

161 H. Kegiatan Pembelajaran FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU KEGIATAN PENDAHULUAN a. Siswa memperhatikan guru dan mempersiapkan diri mengikuti pelajaran b. Siswa mendengarkan petunjuk dari guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran menit Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi KEGIATAN INTI a. Siswa bersama guru membahas tentang penentuan ph garam yang terhidrolisis sebagian. b. Siswa bersama guru membahas tentang penentuan ph garam yang terhidrolisis total a. Siswa mengerjakan latihan soal mengenai perhitungan ph larutan garam b. Siswa bersama guru mendiskusikan jawaban dan memberikan koreksi jawaban atau tambahan informasi jika diperlukan. a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. b. Guru mengkonfirmasi mengenai materi yang sudah disampaikan. KEGIATAN PENUTUP a. Siswa dengan bimbingan guru membuat simpulan b. Siswa diberi tahu tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya c. Siswa diberi tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari. 70 menit 10 menit I. Penilaian a. Penilaian Kognitif Bentuk : Soal Tertulis b. Penilaian Afektif Bentuk : Lembar pengamatan siswa saat proses pembelajaran

162 Lampiran 5 HIDROLISIS GARAM 148 \ STANDART KOMPENTENSI 4. Mendiskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran serta terapannya KOMPETENSI DASAR 4.6. Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan mengukur serta menghitung ph larutan garam tersebut. INDIKATOR HASIL BELAJAR Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat mengalami hidrolisis dalam air melalui percobaan Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi Mengukur dan menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis PETA KONSEP Hidrolisis Garam Dapat berupa Hidrolisis Parsial terjadi pada Hidrolisis Total terjadi pada Garam tersusun dari asam lemah basa kuat Garam tersusun dari asam kuat basa lemah Garam tersusun dari asam lemah basa lemah disebut disebut dapat berupa Hidrolisis Anion Hidrolisis Kation Ka=Kb Ka>Kb Ka<Kb bersifat bersifat bersifat bersifat bersifat Basa Asam Netral Asam basa OH = Kw x a. [g] Ka H + = Kw Kb x a. [g] H + KwxKa = OH = Kb KwxKb Ka

163 Hidrolisis garam adalah reaksi antara air dengan ion-ion yang berasal dari asam lemah dan atau basa lemah suatu garam. SIFAT LARUTAN GARAM 1. Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat larutannya bersifat Netral (ph=7). Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah larutannya bersifat Asam (ph<7) 3. Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat larutannya bersifat Basa (ph>7) 4. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah sifat larutan bergantung pada Ka atau Kb a. Jika Ka = Kb larutan bersifat Netral b. Jika Ka > Kb larutan bersifat Asam c. Jika Ka < Kb larutan bersifat Basa 149 REAKSI A. REAKSI HIDROLISIS GARAM GARAM Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat Contoh : NaCl(aq) Na + (aq) + Cl - (aq) Na + (aq) + H O(l) tidak bereaksi Cl - (aq) + H O(l) tidak bereaksi Reaksi tidak menghasilkan H + atau OH - ( Netral ) Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah Hidrolisis sebagaian pada kationnya L + + H O LOH + H + Contoh : NH 4 Cl(aq) NH + 4 (aq) + Cl - (aq) NH + 4 (aq) + H O(l) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq) Cl - (aq) + H O(l) tidak bereaksi Hidrolisis menghasilkan H + atau H 3 O + ( Asam ) Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat Hidrolisis sebagian pada anionnya A - + H O HA + OH - Contoh : CH 3 COONa(aq) CH 3 COO - (aq) + Na + (aq) CH 3 COO - (aq) + H O(l) CH 3 COOH(aq) + OH - (aq) Na + (aq) + H O(l) tidak bereaksi Hidrolisis menghasilkan OH - ( Basa ) Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah Hidrolisis sempurna pada kation dan anionnya L + + H O LOH + H + A - + H O HA + OH - Contoh : CH 3 COONH 4 (aq) CH 3 COO - (aq) + NH + 4 (aq) CH 3 COO - (aq) + H O(l) CH 3 COOH(aq) + OH - (aq) NH + 4 (aq) + H O(l) NH 3 (aq) + H 3 O + (aq) Hidrolisis menghasilkan H + atau OH - (sifat larutan tergantung pada kekuatan Ka atau Kb )

164 150 Tugas 1 1. Apakah ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis berikut. a. KCN c. NH 4 Cl e. Al S 3 b. Na 3 PO 4 d. Al (SO 4 ) 3. Apakah ciri-ciri garam yang tidak dapat terhidrolisis berikut. a. Ba(NO 3 ) b. MgSO 4 Tugas 1. Pada reaksi berikut. Ba(NO 3 ) (aq) Ba + - (aq) + NO 3 (aq) a. Tuliskan reaksi hidrolisis dari garam tersebut b. Bagaimana sifat garam tersebut apabila dilarutkan di dalam air? Berikan alasannya!. Pada reaksi berikut + Al S 3(aq) Al 3 (aq) + 3S - (aq) a. Tuliskan reaksi hidrolisis dari garam tersebut b. Bagaimana sifat garam tersebut apabila dilarutkan di dalam air? Berikan alasannya! ph LARUTAN GARAM 1. ph Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat ( ph = 7 ) Tidak mengalami hidrolisis sehingga ph = 7 ( Netral ). ph Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah ( ph < 7 ) Kh = Kw Kb H + = Kh x a. [g] = Kw Kb x a. [g] 3. ph Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat ( ph > 7 ) Kh = Kw Ka OH = Kh x a. [g] = Kw Ka x a. [g] Kh= tetapan hidrolisis Kw=Tetapan kesetimbangan air (10-14) Kb=Tetapan ionisasi basa lemah Ka=Tetapan ionisasi asam lemah a=valensi garam [g]=molaritas garam 4. ph Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah ( ph tergantung Ka atau Kb ) Jika Ka = Kb larutan bersifat Netral Jika Ka > Kb larutan bersifat Asam, maka H + = KwxKa Kb Jika Ka < Kb larutan bersifat Basa, maka, OH = KwxKb Ka

165 151 Contoh Soal Berapakah ph larutan 0,05 M (NH 4 ) SO 4, jika diketahui bahwa Kb NH 3 = 10-5? Penyelesaian Contoh Soal Kw H G H H H H 10 ph 5 = Kb Tentukan ph larutan, jika dicampurkan 100 ml larutan CH3COOH 0,M dengan 100 ml larutan NaOH 0,M! (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5 ) Penyelesaian Dicari dulu mol mula-mula masing-masing zat: Jumlah mol CH3COOH = 100 ml x 0, M = 0 mmol Jumlah mol NaOH = 100 ml x 0, M = 0 mmol Dibuat reaksi pencampurannya CH3COOH(aq) + NaOH CH3COONa + HO Mulax : 0 mmol 0 mmol Bereaksi: 0 mmol 0 mmol 0 mmol 0 mmol Sisa : mmol 0 mmol Setelah diperoleh mol sisa dari larutan garam, maka mol tersebut diubah menjadi Molaritas yaitu: VCampuran = 00 ml [CH3COONa] = 0mml 00ml = M CH3COONa CH3COO - + Na + [CH3COO - ] = 10-1 M Lalu dicari [OH-] dengan menggunakan rumus [OH - ] = Kw Ka. [CH 3COO ] ,8x10 5. [10 1 ] = 0,74 x 10-5 Kemudian mencari poh dengan menggunakan rumus poh = log [OH - ] = log 0,74 x 10-5 = 5,1 Maka ph larutan garam dapat diketahui dengan rumus: ph = 14 - poh = 14 5,1 = 8,9

166 15 Latihan Soal a. Hitung ph larutan jika: 500 ml larutan mengandung 0,1 mol natrium asetat (Ka CH 3 COOH = 1, ). b. 3,85 gram amonia asetat dilarutkan dalam air sampai 400 ml (Kb NH 3 (aq)= 1, dan KaCH 3 COOH = 1, ). c. 0 ml HCl 0,04 M dicampur dengan 80 ml NH 4 OH 0,01 M. (Kb NH 3 (aq) = 1, ). Tugas 3 1. ph suatu larutan asam AH 0,1M adalah 6.Tentukan tetapan asam AH!. Ditimbang 1,34 gram garam LX dilarutkan sampai volume 100 ml. ph larutan 8,5 dan Ka HX = Berapakah massa molekul relatif garam LX? 3. Tentukan ph larutan NH4F bila diketahui Ka HF = 6,7 x 10-4 ; Kb NH3 = 1,8 x Hitunglah ph campuran 100 ml NH4OH 0, M dengan 100 ml HSO4 0,1 M (Kb NH4OH = 10-5 )! 5. Hitunglah ph dari 3,58 gram NaCN yang dilarutkan kedalam air sehingga volume larutan menjadi liter! (Ar Na=3, C = 1, N = 14); Ka HCN = 7,0 x 10-10

167 153 Kunci jawaban : Tugas 1 1. a. KCN garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat sehingga dapat terhidrolisis b. Na 3 PO 4 garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat sehingga dapat terhidrolisis c. NH 4 Cl garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah sehingga dapat terhidrolisis d. Al (SO 4 ) 3 garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat sehingga dapat terhidrolisis e. Al S 3 garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah sehingga dapat terhidrolisis. a. Ba(NO 3 ) garam yang berasal dari asam kuat dan basakuat sehingga tidak dapat terhidrolisis b. MgSO 4 garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat sehingga dapat terhidrolisis Tugas 1. Ba(NO 3 ) (aq) Ba + (aq) + NO 3 - (aq) Reaksi hidrolisis Ba + (aq) + H O(l) tidak bereaksi NO 3 - (aq) + H O(l) tidak bereaksi Sifat larutan garam adalah netral karena Ba(NO 3 ) berasal dari Ba(OH) yaitu basa kuat sehingga ion Ba + dari garam tidak bereaksi dengan ion OH - dari air. Dan NO - 3 karena berasal dari HNO 3 asam kuat maka ion NO - 3 dari garam tidak bereaksi dengan ion H + dari air. Hal ini berarti garam Ba(NO 3 ) tidak bereaksi dengan air sehingga [H + ] tetap 10-7, [OH - ] tetap 10-7 hal ini menyebabkan ph larutan sama dengan 7 dan bersifat netral.. Al S 3(aq) Al 3 + (aq) + S - (aq) Reaksi hidrolisis Al 3 + (aq) + H O(l) Al(OH) 3 + H + S - (aq)+ H O(l) H S + OH - Sifat larutan garam adalah basa karena Al S 3 berasal dari Al(OH) 3 yaitu basa lemah maka ion Al 3+ dari garam bereaksi dengan ion OH - dari air. Dan S - karena berasal dari H S asam lemah maka ion S - dari garam bereaksi dengan ion H + dari air. Sehingga sifat larutan garam tersebut tergantung lemah bergantung pada harga tetapan

168 ionisasi asam dan ionisasi basanya (Ka dan Kb) Ka > Kb : bersifat asam Ka < Kb : bersifat basa Ka = Kb : bersifat netral 154 Tugas 3 1. Ka= Mr LX = ph =, 4. ph=5-log 5. ph =6,3 Latihan Soal a. ph= 9 b. ph= 7 c. ph= 6-log,1

169 Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. : 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut : 1. Menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis Diketahui garam-garam : 1. AgNO 3 4. ZnCl 7. K SO 4. MgSO 4 5. (CH 3 COO) Ca 8. HCOOK 3. NaCN 6. KNO 3 9. Na C O 4 Tentukan garam yang mengalami hidrolisis dan tidak mengalami hidrolisis. Jelaskan alasan Anda! Jawaban : Prediksi

170 156 PETUNJUK PRAKTIKUM Tujuan Percobaan Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air Alat dan Bahan 1. Plat tetes 6. Larutan NaOH 1 M 10. Larutan KOH 1 M. Pipet tetes 7. Larutan HNO 3 1 M 11. Larutan HCl 1 M 3. Indikator universal 8. Larutan Al(OH) 3 1 M 1. Larutan H C O 4 1 M 4. Larutan NH 4 OH 1 M 9. Larutan H SO 4 1 M 13. Larutan CH 3 COOH 1 M Cara Kerja 1. Ambil beberapa tetes larutan ke dalam plat tetes.. Celupkan masing-masing kertas indikator universal berturut-turut dengan larutan yang telah disediakan. 3. Catat perubahan warna yang terjadi dan ph yang sesuai dengan warna tersebut. Data Pengamatan 1. Campuran larutan yang membentuk larutan garam terhidrolisis No Campuran larutan Nilai ph 1. KOH CH 3 COOH. NH 4 OH H SO 4 3. Ba(OH) H C O 4. Campuran larutan yang membentuk larutan garam tidak terhidrolisis No Campuran larutan Nilai ph 1. NaOH HCl. Ca(OH) Pertanyaan HNO 3 1. Dari percobaan tentukan larutan yang termasuk asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah!. Sebutkan ciri garam yang mengalami hidrolisis!

171 157 LEMBAR KERJA SISWA Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. : 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut : Menentukan sifat larutan garam Perhatikan : Garam yang berasal dari campuran HCl dengan KOH akan mempunyai ph =7. Garam yang berasal dari campuran CH 3 COOH dengan NaOH akan mempunyai ph>7. Garam yang berasal dari campuran NH 4 OH dengan HCl akan mempunyai ph<7. Mengapa demikian? Tuliskan reaksi ionisasi dan reaksi ion terhidrolisis dari masing-masing garam tersebut! Jawaban : Prediksi

172 158 PETUNJUK PRAKTIKUM Tujuan Percobaan Menentukan sifat larutan garam Alat dan Bahan 1. Plat tetes 5. Larutan NaCl 1 M. Pipet tetes 6. Larutan KNO 3 1 M 3. Indikator universal 7. Larutan NaCO3 1 M 4. Larutan (NH 4 ) SO 4 1 M 8. Larutan Na C O 4 1 M 5. Kertas lakmus Cara Kerja 1. Masukkan 5 tetes larutan NaCl ke dalam plat tetes. Masukkan kertas lakmus merah pada plat tetes yang telah diisi larutan 3. Lakukan kegiatan 1 dan dengan catatan, kertas lakmus merah diganti dengan kertas lakmus biru 4. Celupkan indikator universal ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan warna indikator universal yang terjadi dan catat ph yang sesuai warna tersebut. 5. Lakukan kegiatan 1 s.d.4 dengan mengganti larutan sampel Observasi Data Pengamatan No. Rumus Kimia Garam 1. NaCl 1 M Kertas lakmus merah (warna) Kertas lakmus biru (warna) Sifat larutan Asam/basa/netral ph. KNO 3 1 M 3. NaCO3 1 M 4. (NH 4 ) SO 4 1 M 5. Na C O 4 1 M Pertanyaan 1. Tuliskan reaksi ionisasi dari masing-masing garam tersebut!. Apakah garam-garam tersebut yang bersifat asam, basa, atau netral ada kaitannya dengan senyawa pembentukan garamnya? Jelaskan!

173 159 LEMBAR KERJA SISWA 3 Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. : 4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut : Menentukan ph larutan garam Prediksi 1. Hitunglah ph campuran 50 ml NaOH 0,1 M dengan 50 ml HCl 0,1 M!. Hitunglah ph campuran 5 ml NaOH 0, M dengan 50 ml CH 3 COOH 0,1 M!(Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5 )! 3. Hitunglah ph campuran 50 ml H SO 4 0,1 M dengan 100 ml NH 4 OH 0,1M (Kb NH4OH = 10-5 )! 4. Hitunglah ph campuran 5 ml CH 3 COOH 0,1 M dengan 5 ml NH 4 OH 0,1 M! (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5,Kb NH4OH = 10-5 ) Jawaban :

174 160 PETUNJUK PRAKTIKUM Observasi Tujuan Percobaan Mengukur ph larutan garam Alat dan Bahan 1. Gelas kimia 5. Larutan NaOH 0,1 M. Pipet tetes 6. Larutan HCl 0,1 M 3. Indikator universal 7. Larutan NH 4 OH 0,1 M 4. Gelas ukur 50 ml 8. Larutan CH 3 COOH 0,1 M Cara Kerja 1. Masukkan 50 ml NaOH 0,1 M ke dalam gelas kimia, tambahkan dengan 50 ml HCl 0,1M.. Ukur ph larutan dengan menggunakan indikator universal. 3. Ulangi langkah langkah kerja no 1 dan dengan campuran larutan yang terbuat dari 5 ml NaOH 0, M dan 50 ml CH 3 COOH 0,1 M; 50 ml H SO 4 0,1 M dan 100 ml NH 4 OH 0,1 M; 55 ml NH 4 OH 0,1 M dan 5 ml CH 3 COOH 0,1 M Data Pengamatan Gelas kimia Campuran larutan 1 50 ml NaOH 0,1 M +50 ml HCl 0,1M 5 ml NaOH 0,1 M + 50 ml CH 3 COOH 0,1 M; 3 50 ml H SO 4 0,1 M ml NH 4 OH 0,1 M 4 5 ml NH 4 OH 0,1 M + 5 ml CH 3 COOH 0,1 M ph Pertanyaan 1. Bandingkan ph dari perhitungan dengan ph larutan pada percobaan.

175 Lampiran Judul Percobaan Hidrolisis beberapa jenis garam LEMBAR KERJA SISWA (KONTROL) Tujuan Percobaan - Mengetahui sifat asam / basa beberapa larutan garam dalam air - Menyelidiki beberapa jenis garam dalam air Alat dan Bahan 1. Plat 7. Larutan (NH4) SO 4 1 M. Pipet tetes 8. Larutan NaCl 1 M 3. Kertas lakmus merah 9. Larutan KNO3 1 M 4. Kertas lakmus biru 10. Larutan Na CO 3 1 M 5. Kertas lakmus universal 11. Larutan CH3COONa 1 M 6. Tabel ph Cara Kerja : 1. Menetesi masing-masing kertas lakmus merah dan biru berturut-turut dengan larutan NaCl,KNO 3, (NH4) SO 4, CH3COONa, dan NaCO3,Mencatat perubahan warna yang terjadi.. Mencelupkan masing-masing kertas indicator universal dengan berturut-turut larutan NaCl,KNO 3, (NH4) SO 4, CH3COONa, dan NaCO3. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan ph yang sesuai dengan warna tersebut. Data Pengamatan I No. Rumus Kimia Garam 1. NaCl 1 M Kertas lakmus merah (warna) Kertas lakmus biru (warna) Sifat larutan Asam/basa/netral ph. KNO 3 1 M 3. NaCO3 1 M 4. (NH 4 ) SO 4 1 M 5. CH 3 COONa 1 M Data Pengamatan II

176 16 No. Rumus garam Basa Pembentuk Asam Pembentuk ph 1. NaCl 1 M. KNO 3 1 M 3. NaCO3 1 M 4. (NH 4 ) SO 4 1 M 5. CH 3 COONa 1 M Rumus Jenis Rumus Jenis Pertanyaan : 1. Larutan manakah yang mempunyai sifat asam, basa, dan netral, Jelaskan!. Buatlah reaksi hidrolisis dari larutan yang mengalami hidrolisis! 3. Berdasarkan hasil percobaan apa yang dapat Anda simpulkan?

177 Lampiran KISI-KISI SOAL UJI COBA Waktu : 90 Menit Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya. Kompetensi Dasar : Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut No. Indikator Taksonomi Bloom Jumlah C1 C C3 C4 1. Menentukan 1,,3,4 7,15,, 8, 1 11 soal ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air 46,47. Menetukan 13,45 5,6,9,10, 11,1,7, 0,48 13 soal sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi. 16,17, 3. Menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis 14 18,19,3, 4,5,6, 31,3,35, 39,41,40, 43,49,50 8,9,30, 33,34,36, 37,38,4, 44, 6 soal Jumlah 7 soal 11 soal 19 soal 13 soal 50 soal

178 Lampiran SOAL UJI COBA Materi Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Hidrolisis Garam Waktu : 90 menit PETUNJUK 1. Tuliskan identitas Anda dengan lengkap dan jelas.. Kerjakan semua soal pilihan ganda berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat pada lembar jawaban yang telah disediakan. 3. Jawaban ditulis pada lembar jawaban menggunakan ballpoint dengan cara memberikan tanda silang jawaban A, B, C, atau D. 1. Garam berikut ini yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah adalah... a. NH4Cl d. NH4CN b. CH3COONa e. CH3COONH4 c. NaCO3. Zat-zat berikut ini jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis, kecuali... a. amonium klorida d. barium nitrat b. natrium karbonat e. kalium asetat c. aluminium sulfida 3. Senyawa yang larutannya dalam air akan mengalami hidrolisis total adalah... a. NH4CN d. (NH4)SO4 b. CH3COOK e. CH3COONa c. KSO4 4. Kelompok garam yang mengalami hidrolisis anion adalah... a. NH 4 Cl,CH 3 COONa b. Na Br, NaCN c. Ag CO 3,NH 4 Cl d. Na SO 4,NaCl e. CH 3 COOK, AgCN 5. Larutan 0,1 M berikut yang dalam air mempunyai ph paling kecil adalah a. CH3COONa d. KCN b. (NH4)SO4 e. NaI c. NaCl 6. Beberapa garam : 1. NH4Cl. CH3COONa 3. NH4CN 4. KS Larutan garam yang dapat terhidrolisis sebagian dan bersifat basa adalah a. 1 dan b. 1 dan 3 c. dan 3 d. 3 dan 4

179 165 e. dan 4 7. Larutan garam yang mengubah warna fenolftalein menjadi merah adalah larutan a. KCO3 d. NaNO 3 b. HSO4 e. CH 3 COOH c. NH 4 Cl 8. Sifat-sifat yang dimiliki oleh larutan amonium sulfat yaitu: (1) bersifat asam (3) harga ph < 7 () membirukan lakmus merah (4) terhidrolisis sempurna Sifat yang benar adalah... a. 1,, 3 d. 1, 4 b. 1, 3 e. 3, 4 c., 4 9. Diberikan persamaan hidrolisis berikut: Z + aq) + HO(l) Z (aq) +H3O + (aq) Garam berikut ini yang mengalami hidrolisis seperti persamaan hidrolisis di atas adalah a. NH4Cl b. NaSO4 c. Ba(CO3) d. KCN e. NaCl 10. Perhatikan beberapa persamaan reaksi berikut : 1. CH3COO - (aq) + HO(l) CH3COOH(aq) +OH - (aq). CN - (aq) + HO(l) HCN(aq) +OH - (aq) 3. Cu + (aq) + HO(l) Cu(OH)(aq)+ H + (aq) 4. NH 4+ (aq)+ HO(l) NH4OH(aq) + H + (aq) 5. S - (aq)+ HO(l) HS(aq) + OH - (aq) Persamaan reaksi hidrolisis yang tepat untuk garam yang bersifat basa adalah a. 1 dan b. 1 dan 4 c. dan 4 d. 3 dan 4 e. 4 dan Larutan CH3COONa mempunyai PH>7, penjelasan mengenai hal ini adalah a. Na + bereaksi dengan air membentuk NaCl b. Hidrolisis anion CH3COO - menghasilkan ion OH c. CH3COO - dapat memberi proton kepada air d. CH3COONa mudah larut dalam air e. CH3COOH mempunyai tetapan seimbang yang besar. 1. NH4 + (aq) + HO(l) NH3(aq) +H3O + (aq). Pernyataan dibawah ini benar. kecuali a. NH4 + berasal dari basa lemah b. Larutan bersifat asam c. Mempunyai ph < 7

180 166 d. NH4 + menerima proton dari air e. Hidrolisis menghasilkan ion H3O Garam dari asam lemah dan basa lemah bila dilarutkan dalam air bersifat asam jika a. Ka<Kb d. Kb>Kw b. Ka>Kb e. Ka>Kw c. Ka=Kb 14. Rumus yang digunakan untuk menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis sebagian dan bersifat basa adalah a. OH = K b [basa ] [Mg x i] d. OH = K w K a x[mgxi] b. H + = K a [asam ] [Mg x i] e. H + = K w K b x[mgxi] c. OH = K w xk a K b 15. Pencampuran asam basa yang menghasilkan garam terhidrolisis sebagian bersifat basa adalah campuran ekivalen dari larutan a. 50 ml HCl 0,1 M + 50 ml NaOH 0,1 M b. 50 ml HCl 0,1 M + 50 ml NH3 0,1 M c. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml NH3 0,1 M d. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml NaOH 0,1 M e. 50 ml HSO40,1 M + 50 ml NH3 0,1 M 16. Perhatikan persamaan hidrolisis berikut : Z - (aq) + HO(l) HZ(aq) + OH - (aq) Garam berikut ini yang mengalami hidrolisis seperti persamaan hidrolisis diatas adalah a. NH4Cl d. KCN b. NaSO4 e. NaCl c. NH4CN 17. Reaksi yang menunjukkan bahwa larutan (NH 4 ) SO 4 dalam air mengalami hidrolisis adalah - a. SO 4 + H O H SO 4 + OH - - b. SO 4 + H O H SO 4 + OH - - c. SO 4 + H + H SO 4 + d. NH 4 + H O NH 4 OH + H e. NH 4 + SO 4 (NH 4 ) SO 4 + H Jika Ka CH3COOH = 1,8 x10-5 dan Kb NH4OH = 1,8. x10-5, maka ph larutan ammonium asetat 0, 1 mol/ Liter adalah a. 5 d. 8 b. 6 e. 9 c Jika Kb NH 3 = 10 5 maka jumlah mol (NH 4 ) SO 4 yang harus dilarutkan ke dalam 1 liter larutan untuk mendapatkan larutan garam dengan ph = 5 adalah... a. 0,5 mol d. 0,0005 mol b. 0,05 mol e. 0,00005 mol c. 0,005 mol

181 0. Larutan NH 4 Br di dalam air memiliki ph >7. Sebab Hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion OH - A. pernyataan benar sebab benar, ada hubungan B. pernyataan benar sebab benar, tidak ada hubungan C. pernyataan benar, sebab salah D. pernyataan salah, sebab benar E. pernyataan salah, sebab salah 1. Pencampuran larutan KOH dengan larutan H S di dalam air akan membirukan kertas lakmus. Sebab Hidrolisis kation yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion H + A. pernyataan benar sebab benar, ada hubungan B. pernyataan benar sebab benar, tidak ada hubungan C. pernyataan benar, sebab salah D. pernyataan salah, sebab benar E. pernyataan salah, sebab salah. Diketahui garam-garam : 1. (NH4)SO4 4. FeCl3. (CH3COO)Ca 5. NaCO3 3. Ba (NO3) Pasangan garam yang larutannya dalam air dapat mengubah lakmus biru menjadi merah adalah... a. 1 dan 3 d. dan 3 b. 1 dan 4 e. 4 dan 5 c. dan 5 3. Dari larutan 0,M (NH4)SO4 diketahui bahwa Kb = ph larutan tersebut adalah a. 3 log d. 4 - log5 b. 3 log 5 e. 5 log c. 4 log 3 4. Asam askorbat (vitamin C) adalah asam lemah bervalensi satu. Larutan natrium askorbat 0,001M mempunyai ph = 1, maka Ka asam askorbat adalah a d b e c Jika diketahui Ka CH3COOH = 1 x 10-5, maka ph larutan (CH3COO) Ca 0,1 M adalah a. 5 ½ log b. 5 + ½ log c. 9 - ½ log d. 9 + ½ log e. 8 + ½ log 6. Jika Ka CH 3 COONa = 10 5 maka jumlah mol CH 3 COONa yang harus dilarutkan ke dalam 1 liter larutan untuk mendapatkan larutan garam dengan ph = 8 adalah

182 a. 0,1 mol d. 0,0001 mol b. 0,01 mol e. 0,00001 mol c. 0,001 mol 7. Kemungkinan reaksi yang terjadi jika larutan HCN dan larutan Ca(OH) dicampurkan kemudian dilarutkan ke dalam air adalah 1. Ca + + H O Ca(OH) + OH -+. Ca + + H O Ca(OH) + H + 3. CN - + H O HCN + OH - 4. HCN (aq) + Ca(OH) (aq) Ca(CN) (aq) + H O Reaksi hidrolisis yang sesuai dengan pencampuran kedua larutan tersebut yaitu a. semua benar d. 3 dan 4 b. 1,,3 e. 4 saja c.,3,4 8. Jika larutan HCN 0,1 M mempunyai ph=4 maka ph larutan KCN 0,4 M adalah a. - log 4 d. 4 + log b. 4 - log e. 8 log c. 10 +log 9. Sebanyak 1,96 gram K-asetat dilarutkan dalam air sampai volume larutannya menjadi 100 ml. Jika Ka CH3COOH = x 10-5, maka ph larutan garam tersebut adalah ( Ar K = 39; C = 1; H=1; O = 16) a. 5 d. 8 b. 6 e. 9 c Jika dua liter larutan natrium asetat (Ka= 10 5 ) mempunyai ph = 9, maka massa natrium asetat yang terdapat dalam larutan tersebut adalah gram (Ar C = 1, O = 16,dan Na = 3) a. 8, d. 164 b. 16,4 e. 1,64 c Dalam larutan terdapat kalium sianida 0,1 mol/l yang mengalami hidrolisis, jika tetapan hidrolisis Kh = 10-9 maka larutan mempunyai ph a. 9 d. 5 b. 7 e. 1 c Larutan NH4Cl 0,4 M memiliki tetapan hidrolisis sebesar Konsentrasi H + dalam larutan tersebut adalah a d b e c Volume air yang dibutuhkan untuk melarutkan (CH 3 COO) Ca sebanyak 7,9 gram agar diperoleh larutan dengan ph= 8,5 adalah (Ar C=1, H=1, Ca=40, O=16 Ka CH 3 COOH = 10 5 ) a. 50 ml d. 00 ml b. 100 ml e. 50 ml 168

183 c. 150 ml 34. Barium asetat, Ba(CH3COO) seberat 10 gram dilarutkan dalam air sampai volumenya menjadi 500 cm 3. Bila Ka = 10 5 ; Ar Ba = 137; C = 1; dan O = 16, maka ph larutan adalah a. 4 d. 9 + log 4 b log e. 5 - log 4 c. 4 log 35. Larutan HCOOX mengalami hidrolisis total di dalam air dengan ph larutan 8 dan Ka HCOOH = 1,8 x 10-5, maka harga Kb OHX larutan tersebut adalah a. 1,8 x 10-4 b. 1,8 x 10-3 c.,4 x 10-4 d.,4 x 10-3 e. 6,6 x Untuk mendapatkan larutan dengan ph = 5 log maka massa NH4Br yang harus dilarutkan dalam 500 ml larutan adalah gram (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5 Ar Br = 80; N = 14 dan H = 1) a. 35,3 d. 3,53 b. 33,5 e. 5,33 c. 53,3 37. Ditimbang 1,34 gram garam LX dilarutkan sampai volume 100 ml. ph larutan 8,5 dan Ka HX = Mr zat LX adalah a. 68 d. 67 b. 134 e. 60 c Dilarutkan 1,07 gram garam X sampai volume 100 ml, terhidrolisis sebagian dengan indikator universal menunjukkan ph pada angka 5, Kb = Mr zat tersebut adalah... a. 40 b. 53,5 c. 6 d. 8 e Sebanyak 5 ml larutan NH 4 OH 0,M dicampur dengan 5 ml larutan HCl 0,1M. Jila diketahui harga Kb NH 3 = 10-5, maka ph campuran larutan tersebut adalah... a. 5 d. 11 b. 7 e. 13 c Larutan HCOOK 0,9 M memiliki tetapan hidrolisis sebesar Konsentrasi OH - dalam larutan tersebut adalah a d b e c Sebanyak 50 ml larutan HCN 0,0M dicampur dengan 50 ml larutan KOH 0,0M. Jika Ka HCN = 10-8, maka ph campuran adalah a. 6 b. 7 c. 8 d. 9 e

184 Volume air yang dibutuhkan untuk melarutkan (NH 4 ) SO 4 sebanyak 0,66 gram agar diperoleh larutan dengan ph=5 adalah (Ar N=14, H=1, S=3, O=16 Kb NH 4 OH = 10 5 ) a. 0,05 ml d. 100 ml b. 0,1 ml e. 150 ml c. 50 ml 43. Jika 50 ml larutan CH 3 COOH 0,1 M dititrasi dengan 50 ml larutan NaOH 0,1 M dan diketahui Ka CH 3 COOH = 10-5, maka: 1. larutan yang terjadi bersifat basa. ph larutan asam sebelum ditetesi adalah 3 3. konsentrasi CH 3 COONa adalah 0,05 M 4. CH 3 COONa mengalami hidrolisis sehingga ph > 7 Pernyataan yang benar adalah... a. 1,, 3, 4 d. 1, 3 b. 1,, 3 e., 4 c. 1, 44. Jika larutan NH 3 0,1M mempunyai ph=11 maka ph larutan NH 4 Cl 0,1 M adalah a. 3 d. 9 b. 5 e. 11 c Jika suatu asam kuat direaksikan dengan basa lemah membentuk garam yang mengalami hidrolisis, maka akan menghasilkan. a. ion OH - d. Asam lemah b. ion H + e. Basa lemah c. H O Tabel dibawah ini digunakan untuk menjawab soal nomor 0 sampai 1. No Larutan Lakmus Merah Lakmus Biru 1 A Merah Biru B Merah Merah 3 C Biru Biru 4 D Merah Biru 5 E Biru Biru 46. Garam yang bersifat netral adalah a. A dan B d. D dan C b. B dan C e. D dan E c. A dan D 47. Garam yang bersifat basa adalah a. A dan C b. A dan D c. B dan D d. B dan E e. C dan E 48. Pada persamaan reaksi berikut :

185 171 NaCN (aq) Na + (aq) + CN - (aq) Kation akan mengalami hidrolisis dengan air, Sebab Kation yang berasal dari spesi basa kuat tidak berikatan dengan ion OH - A. pernyataan benar sebab benar, ada hubungan B. pernyataan benar sebab benar, tidak ada hubungan C. pernyataan benar, sebab salah D. pernyataan salah, sebab benar E. pernyataan salah, sebab salah 49. Suatu garam tersusun dari asam lemah dan basa lemah, ternyata mempunyai ph = 7,5. Perbandingan Ka dan Kb dalam garam tersebut adalah a. 3: 1 d. 1:10 b. 1: 3 e. 1:1 c. 10:1 50. Jika Ka HCN = 6, x10-10 dan Kb NH4OH = 1,8. x10-5, maka ph larutan NH4CN 0, 1 mol/ Liter adalah. a. 5 - log 1,7 d. 8 + log 1,7 b. 6 - log 1,7 e. 9 + log 1,7 c. 7 + log 1,7

186 Lampiran KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. A 1.C 41.E. D.B 4.D 3. A 3.E 43.A 4. E 4.B 44.B 5. B 5.D 45.B 6. E 6.C 46.C 7. A 7.D 47.E 8. B 8.C 48.D 9. A 9.E 49.D 10. A 30.B 50.E 11. B 31.A 1. D 3.B 13. B 33.E 14. D 34.D 15. D 35.B 16. D 36.A 17. D 37.B 18. C 38.B 19. B 39.C 0. D 40.A

187 Lampiran KISI-KISI SOAL INSTRUMEN Waktu : 90 Menit Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya. Kompetensi Dasar : Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan ph larutan garam tersebut No. Indikator Taksonomi Bloom Jumlah C1 C C3 C4 1. Menentukan 1,, 4,8, 1 5 soal ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air. Menetukan 19 3,5, 6,5 0, 6 soal sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi. 3. Menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis 7 9,10,11, 1,14,16, 17,3,4 13,15,18, 13 soal Jumlah 4 soal 4 soal 10 soal 6 soal 5 soal

188 Lampiran SOAL INSTRUMEN Materi Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Hidrolisis Garam Waktu : 90 menit PETUNJUK 1. Tuliskan identitas Anda dengan lengkap dan jelas.. Kerjakan semua soal pilihan ganda berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat pada lembar jawaban yang telah disediakan. 3. Jawaban ditulis pada lembar jawaban menggunakan ballpoint dengan cara memberikan tanda silang jawaban A, B, C, D, atau E 1. Garam berikut ini yang tersusun dari asam kuat dan basa lemah adalah... a. NH4Cl d. NH4CN b. CH3COONa e. CH3COONH4 c. NaCO3. Zat-zat berikut ini jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis, kecuali... a. amonium klorida d. barium nitrat b. natrium karbonat e. kalium asetat c. aluminium sulfida 3. Larutan 0,1 M berikut yang dalam air mempunyai ph paling kecil adalah a. CH3COONa d. KCN b. (NH4)SO4 e. NaI c. NaCl 4. Larutan garam yang mengubah warna fenolftalein menjadi merah adalah larutan a. KCO3 d. NaNO 3 b. HSO4 e. CH 3 COOH c. NH 4 Cl 5. Sifat-sifat yang dimiliki oleh larutan amonium sulfat yaitu: (1) bersifat asam (3) harga ph < 7 () membirukan lakmus merah (4) terhidrolisis sempurna Sifat yang benar adalah... a. 1,, 3 d. 1, 4 b. 1, 3 e. 3, 4 c., 4 6. Diberikan persamaan hidrolisis berikut: Z + aq) + HO(l) Z(aq) +H3O + (aq) Garam berikut ini yang mengalami hidrolisis seperti persamaan hidrolisis di atas adalah a. NH4Cl c. Ba(CO3) b. NaSO4 e. NaCl d. KCN 7. Rumus yang digunakan untuk menghitung ph larutan garam yang terhidrolisis sebagian dan bersifat basa adalah

189 175 a. OH = K b [basa ] [Mg x i] b. H + = K a [asam ] [Mg x i] d. OH = K w K a x[mgxi] e. H + = K w K b x[mgxi] c. OH = K w xk a K b 8. Pencampuran asam basa yang menghasilkan garam terhidrolisis sebagian bersifat basa adalah campuran ekivalen dari larutan a. 50 ml HCl 0,1 M + 50 ml NaOH 0,1 M b. 50 ml HCl 0,1 M + 50 ml NH3 0,1 M c. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml NH3 0,1 M d. 50 ml CH3COOH 0,1 M + 50 ml NaOH 0,1 M e. 50 ml HSO40,1 M + 50 ml NH3 0,1 M 9. Jika Ka CH3COOH = 1,8 x10-5 dan Kb NH4OH = 1,8. x10-5, maka ph larutan ammonium asetat 0, 1 mol/ Liter adalah a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 e Jika Kb NH 3 = 10 5 maka jumlah mol (NH 4 ) SO 4 yang harus dilarutkan ke dalam 1 liter larutan untuk mendapatkan larutan garam dengan ph = 5 adalah... a. 0,5 mol d. 0,0005 mol b. 0,05 mol e. 0,00005 mol c. 0,005 mol 11. Asam askorbat (vitamin C) adalah asam lemah bervalensi satu. Larutan natrium askorbat 0,001M mempunyai ph = 1, maka Ka asam askorbat adalah a d b e c Jika diketahui Ka CH3COOH = 1 x 10-5, maka ph larutan (CH3COO) Ca 0,1 M adalah a. 5 - ½ log d. 9 + ½ log b. 5 + ½ log e. 8 + ½ log c. 9 - ½ log 13. Sebanyak 1,96 gram K-asetat dilarutkan dalam air sampai volume larutannya menjadi 100 ml. Jika Ka CH3COOH = x 10-5, maka ph larutan garam tersebut adalah ( Ar K = 39; C = 1; H=1; O = 16) a. 5 b. 6 c. 7 d. 8 e Larutan HCOOX mengalami hidrolisis total di dalam air dengan ph larutan 8 dan Ka HCOOH = 1,8 x 10-5, maka harga Kb OHX larutan tersebut adalah a. 1,8 x 10-4 d.,4 x 10-3 b. 1,8 x 10-3 e. 6,6 x 10-6 c.,4 x Massa NH4Br yang harus dilarutkan dalam 500 ml larutan untuk mendapatkan larutan dengan ph = 5 log maka adalah gram (Kb NH4OH = 1,8 x 10-5 Ar Br = 80; N = 14 dan H = 1) a. 35,3 d. 3,53

190 176 b. 33,5 e. 5,33 c. 53,3 16. Larutan HCOOK 0,9 M memiliki tetapan hidrolisis sebesar Konsentrasi OH - dalam larutan tersebut adalah a d b e c Sebanyak 50 ml larutan HCN 0,0M dicampur dengan 50 ml larutan KOH 0,0M. Jika Ka HCN = 10-8, maka ph campuran adalah a. 6 b. 7 c. 8,5 d. 9 e Jika larutan NH 3 0,1M mempunyai ph=11 maka ph larutan NH 4 Cl 0,1 M adalah a. 3 b. 5 c. 7 d. 9 e Suatu asam kuat direaksikan dengan basa lemah membentuk garam yang mengalami hidrolisis akan menghasilkan. a. ion OH - d. Asam lemah b. ion H + e. Basa lemah c. H O 0. Larutan NH 4 Br di dalam air memiliki ph >7. Sebab Hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion OH - A. pernyataan benar sebab benar, ada hubungan B. pernyataan benar sebab benar, tidak ada hubungan C. pernyataan benar, sebab salah D. pernyataan salah, sebab benar E. pernyataan salah, sebab salah 1. Pencampuran larutan KOH dengan larutan H S di dalam air akan membirukan kertas lakmus. Sebab Hidrolisis kation yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion H + A. pernyataan benar sebab benar, ada hubungan B. pernyataan benar sebab benar, tidak ada hubungan C. pernyataan benar, sebab salah D. pernyataan salah, sebab benar E. pernyataan salah, sebab salah. Pada persamaan reaksi berikut : NaCN (aq) Na + (aq) + CN - (aq) Kation akan mengalami hidrolisis dengan air, Sebab Kation yang berasal dari spesi basa kuat tidak berikatan dengan ion OH - A. pernyataan benar sebab benar, ada hubungan B. pernyataan benar sebab benar, tidak ada hubungan C. pernyataan benar, sebab salah D. pernyataan salah, sebab benar E. pernyataan salah, sebab salah

191 3. Suatu garam tersusun dari asam lemah dan basa lemah, ternyata mempunyai ph = 7,5. Perbandingan Ka dan Kb dalam garam tersebut adalah a. 3: 1 b. 1: 3 c. 10:1 d. 1:10 e. 1:1 4. Jika Ka HCN = 6, x10-10 dan Kb NH4OH = 1,8. x10-5, maka ph larutan NH4CN 0, 1 mol/ Liter adalah. a. 5 - log 1,7 d. 8 + log 1,7 b. 6 - log 1,7 e. 9 + log 1,7 c. 7 + log 1,7 5. Kemungkinan reaksi yang terjadi jika larutan HCN dan larutan Ca(OH) dicampurkan kemudian dilarutkan ke dalam air adalah 1. Ca + + H O Ca(OH) + OH -+. Ca + + H O Ca(OH) + H + 3. CN - + H O HCN + OH - 4. HCN (aq) + Ca(OH) (aq) Ca(CN) (aq) + H O Reaksi hidrolisis yang sesuai dengan pencampuran kedua larutan tersebut yaitu a. semua benar d. 3 dan 4 b. 1,,3 e. 4 saja c.,3,4 177

192 Lampiran A 11. B 1. E. D 1. D. E 3. B 13. E 3. D 4. A 14. B 4. E 5. B 15. A 5. D 6. A 16. A 7. D 17. E 8. D 18. B 9. C 19. B 10.B 0. D KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN

193 Lampiran PEDOMAN PENILAIAN RANAH AFEKTIF SISWA No Aspek Skor Kriteria 1 Kehadiran siswa dikelas 4 Mengikuti pelajaran kimia dan datang sebelum pelajaran dimulai 3 Mengikuti pelajaran kimia dan terlambat 10 menit setelah pelajaran dimulai Mengikuti pelajaran kimia dan terlambat 5 menit setelah pelajaran dimulai 1 Tidak mengikuti pelajaran kimia Kedisiplinan dalam berpakaian 3 Kesiapan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 4 Keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 5 Tanggung jawab terhadap tugas 4 Berpakaian rapi dan bersih serta berseragam lengkap sesuai aturan 3 Tidak berpakaian rapi dan bersih tapi berseragam lengkap sesuai aturan Berpakaian rapi dan bersih, tidak berseragam lengkap sesuai aturan 1 Tidak berpakaian rapi dan bersih serta tidak berseragam lengkap sesuai aturan 4 Membawa buku paket, buku tulis, LKS, dan alat tulis 3 Tidak membawa dua macam media belajar Tidak membawa tiga macam media belajar 1 Tidak membawa media belajar 4 Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 3 Siswa sering mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Siswa kadang-kadang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan 1 Siswa tidak pernah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 4 Mengerjakan tugas dengan rapi, lengkap, dan tepat waktu 3 Mengerjakan tugas dengan tepat waktu tetapi kurang lengkap dan kurang rapi Mengerjakan tugas dengan rapi dan lengkap tetapi tidak tepat waktu 1 Mengerjakan tugas tetapi tidak tepat waktu dan kurang lengkap serta kurang rapi 6 Sikap dan tingkah laku 4 Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik kepada semua orang 3 Siswa selalu berbicara dengan bahasa yang sopan dan berperilaku baik hanya kepada guru Siswa berbicara bahasa yang kurang sopan dan berperilaku kurang baik 1 Siswa berbicara dengan bahasa yang kasar dan berperilaku buruk

194 Lampiran PEDOMAN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA 1 No Aspek Skor Kriteria 1 Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum 4 Memakai jas praktikum, membawa buku pedoman praktikum, dan menyelesaikan lembar prediksi 3 Tidak melaksanakan satu diantaranya Tidak melaksanakan dua diantaranya 1 Tidak melaksanakan semuanya Kecakapan menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan 3. Kemampuan meneteskan larutan pada plat tetes 4 Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 5 Kecakapan melakukan percobaan 4 Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat dengan bantuan guru atau temannya Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat dengan bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu menggunakan pipet dengan tepat 4 Siswa mampu meneteskan larutan pada plat tetes dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu meneteskan larutan pada plat tetes dengan tepat dengan bantuan temannya Siswa mampu meneteskan larutan pada plat tetes dengan tepat dengan bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu meneteskan larutan pada plat tetes dengan tepat 4 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa mendapat bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru atau temannya Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 4 Siswa sangat terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 3 Siswa terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja Siswa kurang mampu melakukan

195 181 6 Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan 7 Kemampuan siswa dalam membuat laporan 8 Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok percobaan sesuai dengan cara kerja 1 Siswa tidak mampu melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 4 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru 3 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat setelah diperintah guru Hanya merapikan atau membersihkan kembali tempat kerja saja 1 Tidak membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat 4 Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru 3 Siswa mampu membuat pembahasan atau simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru Siswa belum mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar walau mendapat bantuan dari guru 1 Siswa tidak mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar 4 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk 3 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya atau kelompok lain walau sedang sibuk Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain jika tidak sedang sibuk 1 Siswa tidak mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain

196 18 PEDOMAN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA No Aspek Skor Kriteria 1 Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum 4 Memakai jas praktikum, membawa buku pedoman praktikum, dan menyelesaikan lembar prediksi 3 Tidak melaksanakan satu diantaranya Tidak melaksanakan dua diantaranya 1 Tidak melaksanakan semuanya Kecakapan menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan 3 Kemampuan siswa menggunakan kertas lakmus 4. Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 5 Kecakapan melakukan percobaan 4 Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat dengan bantuan guru atau temannya Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat dengan bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu menggunakan pipet dengan tepat 4 Siswa mampu menggunakan kertas lakmus tanpa mendapat bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu menggunakan kertas lakmus setelah mendapat bantuan guru atau temannya Siswa mampu menggunakan kertas lakmus setelah mendapat bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu menggunakan kertas lakmus 4 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru atau temannya Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 4 Siswa sangat terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 3 Siswa terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja Siswa kurang mampu melakukan

197 183 percobaan sesuai dengan cara kerja 1 Siswa tidak mampu melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 6 Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan 7 Kemampuan siswa dalam membuat laporan 8 Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok 4 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru 3 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat setelah diperintah guru Hanya merapikan atau membersihkan kembali tempat kerja saja 1 Tidak membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat 4 Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru 3 Siswa mampu membuat pembahasan atau simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru 1 Siswa tidak mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar 4 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk 3 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya atau kelompok lain walau sedang sibuk Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain jika tidak sedang sibuk 1 Siswa tidak mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain

198 184 PEDOMAN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA 3 No Aspek Skor Kriteria 1 Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum 4 Memakai jas praktikum, membawa buku pedoman praktikum, dan menyelesaikan lembar prediksi 3 Tidak melaksanakan satu diantaranya Tidak melaksanakan dua diantaranya Kemampuan siswa mengambil larutan 3 Kemampuan siswa mengukur larutan dengan gelas ukur 4 Kemampuan siswa dalam mencampurkan zat 5 Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 1 Tidak melaksanakan semuanya 4 Siswa mampu mengambil larutan dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu mengambil larutan dengan tepat dengan bantuan guru atau temannya Siswa mampu mengambil larutan dengan tepat dengan bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu mengambil larutan dengan tepat 4 Siswa mampu mengukur larutan dengan gelas ukur tanpa bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu mengukur dengan gelas ukur dengan bantuan guru atau temannya Siswa mampu mengukur larutan dengan gelas ukur dengan bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu mengukur larutan dengan gelas ukur 4 Siswa mampu mencapurkan larutan dengan tepat tanpa bantuan dari siapapun 3 Siswa mampu mencampurkan larutan dengan tepat dengan bantuan guru atau temannya Siswa mampu mencapurkan larutan dengan tepat dengan bantuan dari guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu mencapurkan larutan dengan tepat. 4 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa mendapat bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru atau temannya Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 6 Kecakapan melakukan 4 Siswa sangat terampil melakukan

199 185 percobaan 7 Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan 8 Kemampuan siswa dalam membuat laporan 9 Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok percobaan sesuai dengan cara kerja 3 Siswa terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja Siswa kurang mampu melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 1 Siswa tidak mampu melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 4 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru 3 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat setelah diperintah guru Hanya merapikan atau membersihkan kembali tempat kerja saja 1 Tidak membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat 4 Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru 3 Siswa mampu membuat pembahasan atau simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru 1 Siswa tidak mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar 4 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk 3 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya atau kelompok lain walau sedang sibuk Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain jika tidak sedang sibuk 1 Siswa tidak mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain

200 Lampiran PEDOMAN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA (KONTROL) No Aspek Skor Kriteria 1 Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum 4 Memakai jas praktikum, membawa buku pedoman praktikum, dan menyelesaikan lembar prediksi 3 Tidak melaksanakan satu diantaranya Tidak melaksanakan dua diantaranya 1 Tidak melaksanakan semuanya Kecakapan menggunakan pipet tetes untuk mengambil larutan 3. Kemampuan siswa menggunakan kertas lakmus 4 Kemampuan siswa dalam mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 5 Kecakapan melakukan percobaan 4 Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat tanpa bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat dengan bantuan guru atau temannya Siswa mampu menggunakan pipet dengan tepat dengan bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu menggunakan pipet dengan tepat 4 Siswa mampu menggunakan kertas lakmus tanpa mendapat bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu menggunakan kertas lakmus setelah mendapat bantuan guru atau temannya Siswa mampu menggunakan kertas lakmus setelah mendapat bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu menggunakan kertas lakmus 4 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal tanpa mendapat bantuan guru dan temannya 3 Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru atau temannya Siswa mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal setelah mendapat bantuan guru dan temannya 1 Siswa tidak mampu mengukur ph larutan menggunakan indikator universal 4 Siswa sangat terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 3 Siswa terampil melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja

201 187 6 Kebersihan dan kerapian tempat alat percobaan 7 Kemampuan siswa dalam membuat laporan 8 Kemampuan siswa dalam dinamika kelompok Siswa kurang mampu melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 1 Siswa tidak mampu melakukan percobaan sesuai dengan cara kerja 4 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru 3 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat setelah diperintah guru Hanya merapikan atau membersihkan kembali tempat kerja saja 1 Tidak membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat 4 Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru 3 Siswa mampu membuat pembahasan atau simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru 1 Siswa tidak mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar 4 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain walau sedang sibuk 3 Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya atau kelompok lain walau sedang sibuk Siswa mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain jika tidak sedang sibuk 1 Siswa tidak mampu memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain Lampiran 17 ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

202 188 Nama : Kelas : No. Absen : Petunjuk pengisian ; 1. Jawablah pernyataan-peryataan berikut dengan benar.. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar Anda. 3. Bacalah dengan teliti petunjuk dan pertanyaan di bawah ini sebelum Anda mengisi. 4. Pilih satu jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang Anda alami dengan cara memberi tanda checklist. Pada salah satu option. No. Pernyataan SS S TS STS 1 Saya merasa senang dan termotivasi mengikuti pelajaran kimia yang menerapkan model POE Saya mudah memahami materi hidrolisis garam yang disampaikan melalui model POE 3 Penerapan model POE memotivasi saya untuk aktif dalam membuat pertanyaan 4 Penerapan model POE memotivasi saya untuk aktif menanggapi pertanyaan/masalah yang ada. 5 Kegiatan memprediksi, seperti membaca materi dan mengerjakan soal sebelum pelajaran dimulai sangat membantu saya dalam memahami materi hidrolisis garam 6 Penerapan model POE dapat membuat perhatian saya dengan baik dalam mengikuti pelajaran 7 Selain materi pokok hidrolisis garam, penerapan model POE juga baik untuk mata pelajaran lain. Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

203 Lampiran DAFTAR NILAI HIDROLISIS GARAM HASIL OBSERVASI NAMA SEKOLAH NO MAN 1 SMA 1 MIJEN MAGELANG SMA N 1 BOBOTSARI

204 Lampiran DAFTAR NILAI UJI COBA SOAL Kelas : XII IPA 1 Mapel : Kimia No Nama Nilai 1 A. Alif Marzuki 6 Annisa Zulfa 48 3 Asri Rotullativa 4 Desi Nur Ratna Sari 5 5 Dewi Atika Sari 3 6 Evi Rohayati 0 7 Faisal Hakim 8 Heri Zuliyanto 34 9 Ida Ernawati 8 10 idarotus Saadah Ilma Andi Kurnia 8 1 Ita Nur Layyinatush Shifa Khafifatun 6 14 Khoirunnisa M. Anwar asif 3 16 M. Lutfi Hidayatullah 3 17 Mar'atul Muthowafiyah Mazidatur R 19 M. Hamam Mustafa 0 0 Muhammad Zakariyya 8 1 Nadirul Adip 6 Nofiati 0 3 Nur Afni Zakiyya 38 4 Nurul Aini 8 5 Nurul Muzdalifatul Kholifah 60 6 Qori lestari 16 7 Rani Suryaningsih 0 8 Riska Siswianti 5 9 Silvia Desi Cahyanti Siti Zulaekhah 31 Ti Merlina 8

205 Daya Beda IK Validitas Lampiran 0 ANALISIS UJI COBA SOAL 191 Kode Soal/Siswa R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Jumlah Mt St p q p q Mp Mq thitung ttabel Kriteria VALID VALID TDK VALID TDK VALID VALID TDK VALID VALID B JS IK Kriteria Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang JA JB BA BB DB Kriteria Cukup Baik Jelek Sgt Jelek Baik Jelek Baik

206 VALID VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID VALID VALID TDK VALID Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Cukup Cukup Jelek Jelek Sgt Jelek Cukup Sgt Baik Cukup Jelek 19

207 TDK VALID VALID VALID VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID VALID VALID Sedang Sukar Sedang Mudah Mudah Sukar Sedang Sukar Sukar Sgt Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek Jelek Jelek Baik

208 TDK VALID VALID TDK VALID VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Cukup Jelek Cukup Cukup Jelek Jelek Baik Sgt Jelek Jelek 194

209 VALID VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID VALID VALID TDK VALID TDK VALID Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Jelek Cukup Jelek Cukup Jelek Baik Jelek Jelek Sgt Jelek 195

210 VALID VALID TDK VALID TDK VALID TDK VALID VALID VALID Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar K Vt M r Jelek Baik Jelek Sgt Jelek Jelek Jelek Cukup 196

211 Lampiran Perhitungan Reliabilitas Instrumen Rumus: r 11 k k - 1 k -1 kvt Keterangan: r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan k : Banyaknya butir soal M : rata-rata skor total (Y) Vt : Varians skor total = kuadrat simpangan baku skor total Kriteria Apabila r 11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. r 11 Keterangan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah < 0.00 Sangat Rendah Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: k = 50 M = Vt = r 11 = 50 1 = ( ( ,57143) Nilai koefisiensi korelasi tersebut pada interval 0,600-0,800 dalam kategori tinggi

212 Lampiran 198 DAFTAR NAMA POPULASI SMAN 1 TENGARAN 013/014 No Kelas IPA 1 Kelas IPA Kelas IPA 3 Kelas IPA 4 1 AGUNG PRIH ADI ADILAH PURBOWATI ADETYA SURYANTI AYU LARASATI AGUNG RIFKI CATUR S AFIF HARSIYOKO ADITYA PURWAYUDHA AYUB HENDRA NUGRAHA 3 AGUSTINA KHURRIYATUN NISWATI ANA FITRI WIDAYANTI AGIL WAHYUDI ARIYANTO BAYU AJI SETYAWAN 4 ANISA ULFA PARADITA ANNIDA TAMARA RIZKY ANGGIT WAHYU SAPUTRA CHRISTIANI YASMINE 5 ASIH RETNO WIDYAWATI ANNISA SUNDAYANI ANIS LESTARI CLARA EMANUELA PRASETYANI 6 ASNA ASFIYATI AUFA WIDYA HAPSARI ANTON FIAN WIDIYANTO DEA PRATIWI 7 ASTUTI DEWI FATHIMAH BHAKTI SUHARJONO AYUB HENDRY YUWONO DEWI APRILLIANI 8 AULIA ULFA BURHAN NUDIN DIAH AYU SIWI LARASATI DIAN NOVITA 9 AYU LARASATI DESSY ASTAFANI DWI TYAS ANDRIANI EKA FAJAR MAULINA 10 DEWI INTANSARI DEWI ANDRIANI ETY SETIANI HENI AYUNINGTYAS 11 DIVA USWATUS SULKHA DEWI PUSPITASARI FAJAR TRI ASTUTI IDA KRISTIANI 1 DWI ISTIANASARI DINA RAHAYU HENY IRAWATI INA LUTFIA INDRIATI 13 DWI PURWANTI ESTRI NUR'AINI IKHDA SHIFA NAZILA ISNAINI WAHYU WAHDATI 14 ENI ZUNAIDA FATIKH MUFTI HANDIATMA INDRIANA JARWANTO 15 FARIDA HARJANTI GANANG SETYA DARMA IRFAN HAMAMI KHAIRUL ANWAR 16 FITRIANA CITRA WULANDARI PUTRI GOLDA NOVEM CAHYA PRIBADI KHAFIYANIDA YULIANA KRISTIN DEVI WULANDARI 17 IMAM LUTFI FAHREZI INTAN AULIA DEVI LIANA DIAN RESTIYANTI LIANA ANDRIYANI 18 LAILA RAHMAWATI ISNA NUGRAHA WIBAWA MAHADHIKA DARMA KUSUMA LUGAS PRAYOGI SINATRIYO 19 MAJA ROMA JUNIARKA ISWANTO MARISA AMBARWATI MAULANI RIZKY GUMILANG 0 META KARINA JALU IHZA SUSETYO MEIKASARI NUR DANIATI MITA DWI RUSMIYANTI 1 MIRA MUARIFAH KRISNANI HAYUNINGTYAS MIRDIAN TRI HARDANI NAOMILA KARTIKAWATI MUH. ABDUL AZIS SAPUTRO LINDA NUR AULA MISPIANA WENI SAFITRI NAZEILA IVANA AMARALLIS 3 MUHAMMAD ADHI PRATAMA MAYASARI DWI RAHAYU MUFLIKAH PUTRI SETYANINGRUM 4 MUHAMMAD FAUZIL IBAD MEI NUR AFIFAH MUHAMMAD AFRIZAL FAIZ SAPUTRA RATIH APRILLIA 5 RENI PUJI UTAMI NUR KHAYATI MUHAMMAD ZAINUL ABIDIN RATIH DWI YULIANTI RAHAYU

213 6 RETNO PERTIWI PUTRI INDAH FITRIANI NAMBANG SETYANINGRUM RIKA PRIYANDANI 7 RIAS MAHDALENA SARI REZA FEBRIYANTIKA NURANI ROSITA STEVANY PEBREYANTI 8 RIFATUL ULFA ROCHMAD ARI SETYAWAN ORHYC RIMADANI RAHAYUNA SANDI DWI LAKSONO 9 RISMADA ALIP MACHFUD WICAKSONO SHELVI RAHMA DEWI RINI KUSUMA DEWI SHOLIKHATUN NASIAH 30 SARDA DEVI DEWANDINI SINTIA RATNA DEWI RISKA NOVITASARI SULISTYO WAHYUDIN HIDAYAT 31 SITI MARYAM SITI NUR HASANAH RISMA GALIH TIOFANI SURYA ADI PRANOWO 3 TEJO SURONO SRI SUTEJO SILVIA TRI HARYANTI SUSI SETYOWATI 33 TRI NOVIA DEWI SRI WAHYUNI SITI ALIMAH TIYARSO 34 TRISNI YULIANA SUSILOWATI SRI HEMAWATI FITRIYANI TRI MULYANI 35 UDYANA HIMAWATI TIARA MUNIKA AGUSTINAWATI TRI HANDAYANI WAHYU HIDAYAT 36 WAHYU AKBAR JATMIKO WAHYU TRI UTAMI TRI WANINGSIH WIWIK WULANDARI 37 WIWIK RIKHANIYAH YUMNA ADITYA PRAKOSO 38 YULI EKA SETYANINGSIH 199

214 Lampiran 3 00 DAFTAR NAMA KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN KELOMPOK 1 1. Ayu Larasati. Dian Novita 3. Isnaini Wahyu Wahdati 4. Susi Setyowati 5. Surya Adi Pramowo 6. Wahyu Hidayat KELOMPOK 1. Ayub Hendra Nugraha. Ida kristiani 3. Maulani Rizky Gumilang 4. Ratih Aprilia 5. Wiwik Wulandari 6. Sulistyo Wahyudin Hidayat KELOMPOK 3 1. Ina Lutfia Indriati. Mita Dwi Rusmiyanti 3. Naomila Kartikawati 4. Sholikhatun Nasiah 5. Khairul Anwar 6. Sandi Dwi Laksono KELOMPOK 4 1. Dea Pratiwi. Dewi Apriliani 3. Ratih Dwi Yulianti Rahayu 4. Rosita Stevany Pebreyanti 5. Tri Mulyani 6. Tiyarso KELOMPOK 5 1. Christiani Yasmine. Clara Emanuela Prasetyani 3. Eka Fajar Maulani 4. Heni Ayuningtyas 5. Putri Setyaningrum 6. Bayu Aji Setyawan KELOMPOK 6 1. Kristin Devi Wulandari. Nazeila Ivana Amaralis 3. Rika Priyandani 4. Liana Andriyani 5. Jarwanto 6. Lugas Prayogi Sinatriyo

215 Lampiran 4 01 DAFTAR NAMA KELOMPOK KELAS KONTROL KELOMPOK 1 1. Agung Rifki C.S. Meta Karina 3. Mira Muarifah 4. Reni Puji Utami 5. Retno Pertiwi 6. Rismada alip M.W KELOMPOK 1. Anisa Ulfa. Dwi Purwanti 3. M. Adi Pratama 4. Sarda Devi D 5. Trisni Yuliana 6. Wiwik Rikhariyah 7. Yuli Eka S KELOMPOK 3 1. Agustina KN. Dewi Intansari 3. Laila Rahmawati 4. M. Abdul Aziz S 5. Rias Mahdalena 6. Tri Novia Dewi 7. Tejo Suronio KELOMPOK 4 1. Dwi Istianasari. Rismada Alip M.W. 3. Fitriana Citra 4. Astuti Dwi 5. Maja Roma J. 6. Asna Asfiyati KELOMPOK 5 1. Asih Retno Widyawati. Agung Prih Adi 3. Udyana Himawati 4. Rifatul Ulfa 5. Farida harjanti 6. Imam Lutfi Fahrezi KELOMPOK 6 1. Diva Uswatus Sulkha. Eni Zunaida 3. Siti Maryam 4. Muhammad Fauzil Ibad 5. Ayu larasati 6. Aulia Ulfa

216 Lampiran 5 0 ANALISIS VALIDASI LKS OLEH VALIDATOR Aspek Perolehan Skor SB B K SK Skor Perolehan Skor SB B K SK Skor A. Pendekatan Pembelajaran B. Kegiatan Percobaan C. Penilaian D. Kejelasan Kalimat E. Kebahasaan F. Penampilan Fisik LKS Jumlah Skor Persentase Skor Kriteria Layak Layak

217 Lampiran 6 03 DATA NILAI ULANGAN ASAM BASA KELAS XI No Kelas XI IPA1 XI IPA XI IPA 3 XI IPA Jumlah x s s n Lampiran 7

218 04 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel k O i i1 UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN ASAM BASA E i E i Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 9 Panjang Kelas = 4.0 Nilai minimal = 68 Rata-rata ( x ) = Rentang = 4 s = 5.43 Banyak kelas = 6 n = 38 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81 ² = Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

219 05 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O E Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E i UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN ASAM BASA i Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 9 Panjang Kelas = 4.0 Nilai minimal = 68 Rata-rata ( x ) = Rentang = 4 s = 5.53 Banyak kelas = 6 n = 37 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81 ² = Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

220 06 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O E Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E i UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN ASAM BASA i KELAS XI-IPA 3 Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 9 Panjang Kelas = 5.3 Nilai minimal = 60 Rata-rata ( x ) = Rentang = 3 s = 6.86 Banyak kelas = 6 n = 36 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81 ² = Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

221 07 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O E Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E i UJI NORMALITAS DATA NILAI ULANGAN ASAM BASA i KELAS XI-IPA 4 Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 90 Panjang Kelas = 4.3 Nilai minimal = 64 Rata-rata ( x ) = Rentang = 6 s = 5.19 Banyak kelas = 6 n = 36 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = 7.81 ² = 6.41 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

222 Lampiran 8 08 UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis Ho : 1 H 1 : 1 Kriteria: = = = = 6 = = 6 Ho diterima jika hitung < (1- (k-1) Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho (1-)(k-1) Pengujian Hipotesis Kelas n i dk = n i - 1 Si (dk) S i log S i (dk) log S i XI IPA XI IPA XI IPA XI IPA S Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: S = S(ni-1) Si = S(ni-1) 143 Log S = Harga satuan B = B = (Log S ) S (n i - 1) = x 143 = = (Ln 10) { B - S(n i -1) log S i } = = Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 4-1 = 3 diperoleh tabel = 7.81 Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena hitung < tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen)

223 Lampiran 9 09 DATA NILAI POSTES POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Kelas Eksperimen (XI-IPA4) Kelas Kontrol (XI-IPA1) No Kode Nilai No Kode Nilai 1 E K-01 5 E-0 60 K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K-1 56 E- 60 K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K K K S = 193 S = 1960 n 1 = 36 n = 38 x 1 = x = Nilai Tertinggi = 64 Nilai Tertinggi = 64 Nilai Terendah = 40 Nilai Terendah = 8 s 1 = s = s 1 = s =

224 Lampiran DATA NILAI AFEKTIFSISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Kelas Eksperimen (XI-IPA4) Kelas Kontrol (XI-IPA1) No Kode Nilai No Kode Nilai 1 E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K K K S = S = 17 n 1 = 36 n = 38 x 1 = 8.60 x = Nilai Tertinggi = Nilai Tertinggi = Nilai Terendah = Nilai Terendah = s 1 = s = s 1 = s = 7.765

225 Lampiran 31 DATA NILAI PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL 11 Kelas Eksperimen (XI-IPA4) Kelas Kontrol (XI-IPA1) No Kode Nilai No Kode Nilai 1 E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K E K K K S = S = n 1 = 36 n = 38 x 1 = x = Nilai Tertinggi = Nilai Tertinggi = Nilai Terendah = Nilai Terendah = s 1 = s = s 1 =.6759 s =

226 Lampiran 3 1 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E E i i UJI NORMALITAS POST TEST KELAS EKSPERIMEN Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 64 Panjang Kelas = 4 Nilai minimal = 40 Rata-rata ( x ) = Rentang = 4 s = 5.68 Banyak kelas = 6 n = 36 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² = Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

227 13 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O E Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E i i UJI NORMALITAS POST TEST KELAS KONTROL Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 64 Panjang Kelas = 6 Nilai minimal = 8 Rata-rata ( x ) = Rentang = 36 s = 8.8 Banyak kelas = 6 n = 38 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² = Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

228 Lampiran Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E E i i UJI NORMALITAS HASIL NILAI RANAH AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 93 Panjang Kelas = 3 Nilai minimal = 74 Rata-rata ( x ) = 8.60 Rentang = 19 s = 5.51 Banyak kelas = 6 n = 36 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² = Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

229 15 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O E Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E i i UJI NORMALITAS HASIL NILAI RANAH AFEKTIF KELAS KONTROL Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 96 Panjang Kelas = 5 Nilai minimal = 67 Rata-rata ( x ) = Rentang = 9 s = 7.80 Banyak kelas = 6 n = 38 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² = Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

230 Lampiran 34 UJI NORMALITAS HASIL NILAI RANAH PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN 16 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E E i i Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 86 Panjang Kelas = Nilai minimal = 75 Rata-rata ( x ) = Rentang = 11 s =.70 Banyak kelas = 6 n = 36 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² = Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

231 UJI NORMALITAS HASIL NILAI RANAH PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL 17 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k i1 O E Kriteria yang digunakan Ho diterima jika < tabel i E i i Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = 91 Panjang Kelas = 4 Nilai minimal = 66 Rata-rata ( x ) = Rentang = 5 s = 6.4 Banyak kelas = 6 n = 38 Kelas Interval Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)² Ei Oi Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei Untuk = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh ² tabel = ² = Daerah penerimaan Daerah penolakan Ho Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

232 Lampiran UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho : = 1 Ha : = 1 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F Varians Varians terbesar terkecil Ho diterima apabila F < F 1/ (nb-1):(nk-1) Daerah penerimaan Ho F 1/ (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi Jumlah n x Varians (s ) Standart deviasi (s) Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F = =.4108 Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = 36-1 = 35 dk penyebut = nk -1 = 38-1 = 37 F (0.05)(35:37) = Daerah penerimaan Ho Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang berbeda berbeda.

233 Lampiran UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL RANAH AFEKTIF ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho : = 1 Ha : = 1 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F Varians Varians terbesar terkecil Ho diterima apabila F < F 1/ (nb-1):(nk-1) Daerah penerimaan Ho F 1/ (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi Jumlah n x Varians (s ) Standart deviasi (s) Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F = =.008 Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = 36-1 = 35 dk penyebut = nk -1 = 38-1 = 37 F (0.05)(35:37) = Daerah penerimaan Ho Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang berbeda berbeda.

234 Lampiran 37 0 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL RANAH PSIKOMOTORIK ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Hipotesis Ho : = 1 Ha : = 1 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F Varians Varians terbesar terkecil Ho diterima apabila F < F 1/ (nb-1):(nk-1) Daerah penerimaan Ho F 1/ (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jumlah n x Varians (s ) Standart deviasi (s) Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F = = Pada = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = 36-1 = 35 dk penyebut = nk -1 = 38-1 = 37 F (0.05)(35:37) = Daerah penerimaan Ho Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai varians yang berbeda berbeda.

235 Lampiran 38 1

236 Lampiran 39

237 Lampiran 40 3

238 Lampiran 41 4

239 Lampiran 4 5

240 Lampiran 43 6

241 Lampiran 44 7 PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELOMPOK EKSPERIMEN SMA N 1 TENGARAN 013/014 KELOMPOK KONTROL NO. KODE NILAI KETUNTASAN NO. KODE NILAI KETUNTASAN 1 E Tidak Tuntas 1 K-01 5 TidakTuntas E-0 60 Tidak Tuntas K-0 3 TidakTuntas 3 E Tidak Tuntas 3 K TidakTuntas 4 E-04 5 Tidak Tuntas 4 K-04 5 TidakTuntas 5 E-05 5 Tidak Tuntas 5 K TidakTuntas 6 E-06 5 Tidak Tuntas 6 K TidakTuntas 7 E Tidak Tuntas 7 K TidakTuntas 8 E Tidak Tuntas 8 K TidakTuntas 9 E Tidak Tuntas 9 K TidakTuntas 10 E-10 5 Tidak Tuntas 10 K TidakTuntas 11 E Tidak Tuntas 11 K TidakTuntas 1 E-1 5 Tidak Tuntas 1 K-1 60 TidakTuntas 13 E-13 5 Tidak Tuntas 13 K-13 5 TidakTuntas 14 E-14 5 Tidak Tuntas 14 K-14 5 TidakTuntas 15 E Tidak Tuntas 15 K TidakTuntas 16 E-16 5 Tidak Tuntas 16 K TidakTuntas 17 E Tidak Tuntas 17 K-17 5 TidakTuntas 18 E-18 5 Tidak Tuntas 18 K TidakTuntas 19 E Tidak Tuntas 19 K-19 5 TidakTuntas 0 E-0 48 Tidak Tuntas 0 K-0 64 TidakTuntas 1 E-1 56 Tidak Tuntas 1 K-1 56 TidakTuntas E- 60 Tidak Tuntas K- 56 TidakTuntas 3 E-3 40 Tidak Tuntas 3 K-3 5 TidakTuntas 4 E-4 56 Tidak Tuntas 4 K-4 48 TidakTuntas 5 E-5 56 Tidak Tuntas 5 K-5 64 TidakTuntas 6 E-6 56 Tidak Tuntas 6 K-6 44 TidakTuntas 7 E-7 5 Tidak Tuntas 7 K-7 60 TidakTuntas 8 E-8 64 Tidak Tuntas 8 K-8 60 TidakTuntas 9 E-9 56 Tidak Tuntas 9 K-9 40 TidakTuntas 30 E-30 5 Tidak Tuntas 30 K TidakTuntas 31 E-31 5 Tidak Tuntas 31 K TidakTuntas 3 E-3 48 Tidak Tuntas 3 K-3 36 TidakTuntas 33 E Tidak Tuntas 33 K TidakTuntas 34 E Tidak Tuntas 34 K TidakTuntas 35 E Tidak Tuntas 35 K TidakTuntas 36 E Tidak Tuntas 36 K-36 8 TidakTuntas 37 K TidakTuntas 38 K TidakTuntas Rata-rata Rata-rata Persentase Tuntas 0.00 Persentase Tuntas 0.00 (%) Tidak (%) Tidak

242 Lampiran 46 8 DATA NILAI PRETES DAN POSTES POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS EKSPERIMEN Kelas Eksperimen (XI-IPA4) No Kode Pretes No Kode Postes 1 E E E-0 40 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E-1 56 E- 36 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E S = 578 S = 7840 n 1 = 144 n = 144 x 1 = x = Nilai Tertinggi = 48 Nilai Tertinggi = 64 Nilai Terendah = 3 Nilai Terendah = 40 s 1 = s = s 1 = s =

243 9 DATA NILAI PRETES DAN POSTES POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM KELAS KONTROL Kelas Kontrol (XI-IPA1) No Kode Pretes No Kode Postes 1 K K-01 5 K-0 40 K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K-1 56 K- 36 K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K S = 6560 S = 778 n 1 = 15 n = 15 x 1 = x = Nilai Tertinggi = 5 Nilai Tertinggi = 64 Nilai Terendah = 8 Nilai Terendah = 8 s 1 = s = s 1 = s =

244 Lampiran UJI NORMALIZED GAIN <g> PENINGKATAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM SMA N 1 TENGARAN TAHUN 013/014 RATA-RATA KELOMPOK KELOMPOK EKSPERIMEN KONTROL PRE TEST POST TEST Kriteria uji <g> : g > 0,7 (tinggi) : 0,3 < g < 0,7 (sedang) : g < 0,3 (rendah) Kelompok Eksperimen g = S post 64 S S pre pre = g = 0.60 (sedang) Kelompok Kontrol g = = S post 64 S S pre pre g = 0.38 (sedang)

245 Lampiran 48 UJI NORMALIZED GAIN <g> PENINGKATAN HASIL BELAJAR DATA KELAS EKSPERIMEN KELAS XI IPA 4 No Testee Pretes Postes g Kriteria 1 E Sedang E Tinggi 3 E Tinggi 4 E Sedang 5 E Sedang 6 E Rendah 7 E Tinggi 8 E Tinggi 9 E Tinggi 10 E Sedang 11 E Sedang 1 E Sedang 13 E Sedang 14 E Sedang 15 E Sedang 16 E Sedang 17 E Rendah 18 E Rendah 19 E Sedang 0 E Sedang 1 E Tinggi E Tinggi 3 E Rendah 4 E Sedang 5 E Sedang 6 E Sedang 7 E Sedang 8 E Tinggi 9 E Sedang 30 E Sedang 31 E Rendah 3 E Sedang 33 E Sedang 34 E Tinggi 35 E Tinggi 36 E Sedang 31 Jumlah Mean Tinggi 10 (7,78%) S Sedang 1 (58,33%) S Rendah 5 (13,89%)

246 Lampiran 49 UJI NORMALIZED GAIN <g> PENINGKATAN HASIL BELAJAR DATA KELAS KONTROL KELAS XI IPA 1 No Testee Pretes Postes g Kriteria 1 K Sedang K Rendah 3 K Rendah 4 K Rendah 5 K Rendah 6 K Rendah 7 K Rendah 8 K Tinggi 9 K Tinggi 10 K Rendah 11 K Rendah 1 K Tinggi 13 K Rendah 14 K Sedang 15 K Sedang 16 K Sedang 17 K Sedang 18 K Rendah 19 K Sedang 0 K Tinggi 1 K Tinggi K Tinggi 3 K Sedang 4 K Sedang 5 K Tinggi 6 K Rendah 7 K Tinggi 8 K Tinggi 9 K Sedang 30 K Rendah 31 K Sedang 3 K Rendah 33 K Tinggi 34 K Sedang 35 K Sedang 36 K Rendah 37 K Sedang 38 K Rendah Jumlah Mean Tinggi 10 (6,31%) S Sedang 13(34.1%) S Rendah 15 (39,47%) 3

247 Lampiran LEMBAR ANALISIS DATA RANAH AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN I) Aspek Yang Di Amati Jumlah Skor % skor Kriteria No Kode Siswa A B C D E F 1 E Baik E Sangat Baik 3 E Sangat Baik 4 E Baik 5 E Baik 6 E Baik 7 E Sangat Baik 8 E Sangat Baik 9 E Baik 10 E Baik 11 E Baik 1 E Baik 13 E Sangat Baik 14 E Baik 15 E Baik 16 E Baik 17 E Sangat Baik 18 E Baik 19 E Sangat Baik 0 E Baik 1 E Baik E Baik 3 E Sangat Baik 4 E Baik 5 E Baik 6 E Sangat Baik 7 E Baik 8 E Baik 9 E Baik 30 E Baik 31 E Baik 3 E Baik 33 E Baik 34 E Baik 35 E Baik 36 E Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi 87.5 % Skor Terendah Rata-Rata Kriteria Sangat Sangat Sangat Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik

248 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN II) Aspek Yang Di Amati Jumlah Skor % skor Kriteria No Kode Siswa A B C D E F 1 E Baik E Sangat Baik 3 E Sangat Baik 4 E Sangat Baik 5 E Sangat Baik 6 E Baik 7 E Sangat Baik 8 E Sangat Baik 9 E Baik 10 E Sangat Baik 11 E Sangat Baik 1 E Baik 13 E Sangat Baik 14 E Sangat Baik 15 E Baik 16 E Sangat Baik 17 E Sangat Baik 18 E Baik 19 E Sangat Baik 0 E Baik 1 E Sangat Baik E Baik 3 E Sangat Baik 4 E Sangat Baik 5 E Sangat Baik 6 E Sangat Baik 7 E Baik 8 E Baik 9 E Sangat Baik 30 E Baik 31 E Baik 3 E Baik 33 E Sangat Baik 34 E Sangat Baik 35 E Baik 36 E Sangat Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi % Skor Terendah Rata-Rata Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik 34

249 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN III) Aspek Yang Di Amati Jumlah Skor % skor Kriteria No Kode Siswa A B C D E F 1 E Sangat Baik E Sangat Baik 3 E Sangat Baik 4 E Sangat Baik 5 E Sangat Baik 6 E Baik 7 E Sangat Baik 8 E Sangat Baik 9 E Sangat Baik 10 E Sangat Baik 11 E Sangat Baik 1 E Sangat Baik 13 E Baik 14 E Sangat Baik 15 E Sangat Baik 16 E Sangat Baik 17 E Sangat Baik 18 E Sangat Baik 19 E Sangat Baik 0 E Sangat Baik 1 E Sangat Baik E Baik 3 E Sangat Baik 4 E Sangat Baik 5 E Sangat Baik 6 E Sangat Baik 7 E Sangat Baik 8 E Baik 9 E Sangat Baik 30 E Baik 31 E Baik 3 E Baik 33 E Sangat Baik 34 E Sangat Baik 35 E Sangat Baik 36 E Sangat Baik % skor Tertinggi % Skor Terendah Rata-Rata 87.6 Kriteria Jumlah Rata-Rata Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik 35

250 Lampiran LEMBAR ANALISIS DATA RANAH AFEKTIF KELAS KONTROL (PERTEMUAN I) No Kode Siswa Aspek Yang Di Amati A B C D E F Jumlah Skor % skor Kriteria 1 K Sangat Baik K Baik 3 K Baik 4 K Baik 5 K Baik 6 K Baik 7 K Baik 8 K Baik 9 K Baik 10 K Sangat Baik 11 K Baik 1 K Sangat Baik 13 K Baik 14 K Baik 15 K Baik 16 K Sangat Baik 17 K Baik 18 K Baik 19 K Baik 0 K Sangat Baik 1 K Sangat Baik K Baik 3 K Baik 4 K Baik 5 K Baik 6 K Baik 7 K Sangat Baik 8 K Sangat Baik 9 K Baik 30 K Baik 31 K Baik 3 K Baik 33 K Baik 34 K Sangat Baik 35 K Sangat Baik 36 K Baik 37 K Sangat Baik 38 K Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi % Skor Terendah 6.50 Kriteria Sangat Sangat Sangat Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik

251 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH AFEKTIF KELAS KONTROL (PERTEMUAN II) No Kode Siswa Aspek Yang Di Amati A B C D E F Jumlah Skor % skor Kriteria 1 K Sangat Baik K Baik 3 K Baik 4 K Sangat Baik 5 K Baik 6 K Sangat Baik 7 K Sangat Baik 8 K Sangat Baik 9 K Baik 10 K Sangat Baik 11 K Sangat Baik 1 K Sangat Baik 13 K Baik 14 K Sangat Baik 15 K Baik 16 K Sangat Baik 17 K Baik 18 K Sangat Baik 19 K Baik 0 K Sangat Baik 1 K Sangat Baik K Baik 3 K Sangat Baik 4 K Baik 5 K Baik 6 K Baik 7 K Sangat Baik 8 K Sangat Baik 9 K Baik 30 K Baik 31 K Sangat Baik 3 K Baik 33 K Baik 34 K Sangat Baik 35 K Sangat Baik 36 K Baik 37 K Sangat Baik 38 K Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi % Skor Terendah Kriteria Sangat Sangat Sangat Sangat Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik 37

252 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH AFEKTIF KELAS KONTROL (PERTEMUAN III) No Kode Siswa Aspek Yang Di Amati A B C D E F Jumlah Skor % skor Kriteria 1 K Sangat Baik K Baik 3 K Sangat Baik 4 K Sangat Baik 5 K Baik 6 K Sangat Baik 7 K Sangat Baik 8 K Sangat Baik 9 K Sangat Baik 10 K Sangat Baik 11 K Sangat Baik 1 K Sangat Baik 13 K Baik 14 K Sangat Baik 15 K Sangat Baik 16 K Sangat Baik 17 K Baik 18 K Sangat Baik 19 K Baik 0 K Sangat Baik 1 K Sangat Baik K Baik 3 K Sangat Baik 4 K Baik 5 K Sangat Baik 6 K Baik 7 K Sangat Baik 8 K Sangat Baik 9 K Baik 30 K Baik 31 K Sangat Baik 3 K Baik 33 K Sangat Baik 34 K Sangat Baik 35 K Sangat Baik 36 K Baik 37 K Sangat Baik 38 K Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi % Skor Terendah Kriteria Sangat Sangat Sangat Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik 38

253 Lampiran 5 39 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN I) Aspek Yang Diamati Jumlah Skor % skor Kriteria No Kode Siswa A B C D E F G H 1 E Baik E Sangat Baik 3 E Sangat Baik 4 E Baik 5 E Baik 6 E Baik 7 E Sangat Baik 8 E Sangat Baik 9 E Baik 10 E Baik 11 E Baik 1 E Baik 13 E Baik 14 E Baik 15 E Baik 16 E Baik 17 E Baik 18 E Baik 19 E Baik 0 E Baik 1 E Baik E Sangat Baik 3 E Baik 4 E Sangat Baik 5 E Baik 6 E Baik 7 E Baik 8 E Baik 9 E Sangat Baik 30 E Baik 31 E Baik 3 E Sangat Baik 33 E Baik 34 E Baik 35 E Sangat Baik 36 E Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi % Skor Terendah Rata-Rata Kriteria Sangat Sangat Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Cukup Baik

254 40 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN II) Aspek Yang Diamati Jumlah Skor % skor Kriteria No Kode Siswa A B C D E F G H 1 E Baik E Baik 3 E Sangat Baik 4 E Sangat Baik 5 E Baik 6 E Sangat Baik 7 E Sangat Baik 8 E Baik 9 E Baik 10 E Sangat Baik 11 E Sangat Baik 1 E Sangat Baik 13 E Sangat Baik 14 E Baik 15 E Sangat Baik 16 E Baik 17 E Baik 18 E Sangat Baik 19 E Baik 0 E Sangat Baik 1 E Sangat Baik E Baik 3 E Baik 4 E Sangat Baik 5 E Sangat Baik 6 E Sangat Baik 7 E Baik 8 E Baik 9 E Sangat Baik 30 E Sangat Baik 31 E Baik 3 E Sangat Baik 33 E Baik 34 E Baik 35 E Sangat Baik 36 E Sangat Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi % Skor Terendah Rata-Rata Kriteria Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat Baik

255 41 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN III) Jumlah Aspek Yang Diamati Skor % skor Kriteria No Kode Siswa A B C D E F G H I 1 E Sangat Baik E Sangat Baik 3 E Sangat Baik 4 E Sangat Baik 5 E Sangat Baik 6 E Sangat Baik 7 E Sangat Baik 8 E Sangat Baik 9 E Sangat Baik 10 E Sangat Baik 11 E Sangat Baik 1 E Sangat Baik 13 E Sangat Baik 14 E Baik 15 E Sangat Baik 16 E Sangat Baik 17 E Sangat Baik 18 E Sangat Baik 19 E Sangat Baik 0 E Sangat Baik 1 E Sangat Baik E Sangat Baik 3 E Baik 4 E Sangat Baik 5 E Sangat Baik 6 E Sangat Baik 7 E Sangat Baik 8 E Sangat Baik 9 E Sangat Baik 30 E Baik 31 E Sangat Baik 3 E Sangat Baik 33 E Sangat Baik 34 E Sangat Baik 35 E Sangat Baik 36 E Sangat Baik % skor Tertinggi % Skor Terendah Rata-Rata Kriteria Jumlah Rata-Rata Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Baik

256 Lampiran 53 4 LEMBAR ANALISIS DATA RANAH PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL No Kode Siswa Aspek Yang Di Amati A B C D E F G H Jumlah Skor % skor Kriteria 1 K Sangat Baik K Sangat Baik 3 K Baik 4 K Baik 5 K Baik 6 K Baik 7 K Baik 8 K Baik 9 K Baik 10 K Sangat Baik 11 K Baik 1 K Baik 13 K Baik 14 K Baik 15 K Sangat Baik 16 K Baik 17 K Sangat Baik 18 K Sangat Baik 19 K Sangat Baik 0 K Baik 1 K Sangat Baik K Baik 3 K Sangat Baik 4 K Baik 5 K Sangat Baik 6 K Baik 7 K Sangat Baik 8 K Baik 9 K Baik 30 K Baik 31 K Baik 3 K Baik 33 K Baik 34 K Baik 35 K Baik 36 K Baik 37 K Baik 38 K Sangat Baik Jumlah Rata-Rata % skor Tertinggi % Skor Terendah Rata-Rata Kriteria Sangat Cukup Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Baik

257 Lampiran RELIABILITAS PENILAIAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN I No Kode Siswa Aspek yang Dinilai I II III IV V VI Skor 1 E E E E Varians Siswa total Rumus 5 E Keterangan: 6 E r 11 = reliabilitas instrumen 7 E k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 E b = jumlah varians butir 9 E t = varians total 10 E E Kriteria 1 E Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 E E Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 E E k r 11 = 1-17 E ( k-1) 18 E E = 1-0 E E E = 1. x E E = E E E Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 E E E E E E E E E Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir r11 (hitung) r11 (tabel) n k b r11 ( ) 1 k 1 t b t

258 44 RELIABILITAS PENILAIAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN II No 1 E-01 E-0 3 E-03 4 E-04 5 E-05 6 E-06 7 E-07 8 E-08 9 E E E-11 1 E-1 13 E E E E E E E-19 0 E-0 1 E-1 E- 3 E-3 4 E-4 5 E-5 6 E-6 7 E-7 8 E-8 9 E-9 30 E E-31 3 E-3 33 E E E E-36 Jumlah Varians Butir Kode Siswa Aspek yang Dinilai I II III IV V VI Jumlah Varians Butir 1.39 Skor r11 (hitung) r11 (tabel) 0.39 n 36 Varians Siswa total Rumus Keterangan: 18 r 11 = reliabilitas instrumen 3 k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 3 = jumlah varians butir 19 t = varians total 1 0 Kriteria 19 Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 3 0 Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 18 0 r 11 = k 0 ( k-1) 19 = = 1. x = Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel k b r11 ( ) 1 b k 1 t 1 - b t

259 45 RELIABILITAS PENILAIAN RANAHAFEKTIF SISWA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN III Skor Varians Aspek yang Dinilai No Kode Siswa Siswa total Rumus I II III IV V VI 1 E E E E k b r11 ( ) 1 k 1 t 5 E Keterangan: 6 E r 11 = reliabilitas instrumen 7 E k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 E = jumlah varians butir b 9 E t = varians total 10 E E Kriteria 1 E Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 E E Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 E E r 11 = k 17 E ( k-1) 18 E b t 19 E = E E E = 1. x E E = E E E Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 E E E E E E E E E Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir 1.0 r11 (hitung) r11 (tabel) 0.39 n 36

260 Lampiran Skor Varians Aspek yang Dinilai No Kode Siswa Siswa total Rumus I II III IV V VI 1 K K K K RELIABILITAS PENILAIAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS KONTROL PERTEMUAN I k b r11 ( ) 1 k 1 t 5 K Keterangan: 6 K r 11 = reliabilitas instrumen 7 K k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 K b = jumlah varians butir 9 K t = varians total 10 K K Kriteria 1 K Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 K K Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 K K r 11 = k 17 K ( k-1) 18 K b t 19 K = K K K = 1. x K K = K K K Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 K K K K K K K K K K K Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir 1.63 r11 (hitung) r11 (tabel) 0.3 n 38

261 47 RELIABILITAS PENILAIAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS KONTROL PERTEMUAN II Skor Varians Aspek yang Dinilai No Kode Siswa Siswa total Rumus I II III IV V VI 1 K K K K k b r11 ( ) 1 k 1 t 5 K Keterangan: 6 K r 11 = reliabilitas instrumen 7 K k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 K b = jumlah varians butir 9 K t = varians total 10 K K Kriteria 1 K Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 K K Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 K K r 11 = k 17 K ( k-1) 18 K b t 19 K = K K K = 1. x K K = K K K Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 K K K K K K K K K K K Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir 1.84 r11 (hitung) r11 (tabel) 0.3 n 38

262 48 No Kode Siswa I II III IV V VI 1 K K K K Skor Varians Siswa total Rumus 5 K Keterangan: 6 K r 11 = reliabilitas instrumen 7 K k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 K b = jumlah varians butir 9 K t = varians total 10 K K Kriteria 1 K Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 K RELIABILITAS PENILAIAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS KONTROL PERTEMUAN III Aspek yang Dinilai k b r11 ( ) 1 k 1 t 14 K Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 K K r 11 = k 17 K ( k-1) 18 K b t 19 K = K K K = 1. x K K = K K K Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 K K K K K K K K K K K Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir.14 r11 (hitung) r11 (tabel) 0.3 n 38

263 Lampiran RELIABILITAS PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKPERIMEN PERTEMUAN I No Kode Siswa Aspek yang Dinilai I II III IV V VI VII VIII Skor Siswa 1 E E E E b Varians Total Rumus k b r11 ( ) 1 k 1 t 5 E Keterangan: 6 E r 11 = reliabilitas instrumen 7 E k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 E = jumlah varians butir 9 E t = varians total 10 E E Kriteria 1 E Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 E E Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 E E k r 11 = 1-17 E ( k-1) 18 E E = 1-0 E E E = x E E = E E E Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 E E E E E E E E E Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir r11 (hitung) r11 (tabel) n b t

264 50 No RELIABILITAS PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKPERIMEN PERTEMUAN II I II III IV V VI VII VIII 1 E E Skor 3 E E Varians Siswa total Rumus 5 E Keterangan: 6 E r 11 = reliabilitas instrumen 7 E k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 E = jumlah varians butir 9 E t = varians total 10 E E Kriteria 1 E Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 E E Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 E E k r 11 = 1-17 E ( k-1) 18 E E = 1-0 E E E = x E E = E E E Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 E E E E E E E E E Jumlah Varians Butir Kode Siswa Aspek yang Dinilai Jumlah Varians Butir 1.86 r11 (hitung) r11 (tabel) 0.39 n 36 b k b r11 ( ) 1 k 1 t b t

265 51 No Kode Siswa RELIABILITAS PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKPERIMEN PERTEMUAN III Aspek yang Dinilai I II III IV V VI VII VIII IX 1 E E E E Skor Varians Siswa total Rumus 5 E Keterangan: 6 E r 11 = reliabilitas instrumen 7 E k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 E = jumlah varians butir 9 E t = varians total 10 E E Kriteria 1 E Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 E k b r11 ( ) 1 k 1 t 14 E Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 E E r 11 = k 17 E ( k-1) 18 E b t 19 E = E E E = 1.15 x E E = E E E Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabe 8 E E E E E E E E E Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir r11 (hitung) r11 (tabel) n

266 Lampiran 57 5 No Kode Siswa RELIABILITAS PENILAIAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL Aspek yang Dinilai I II III IV V VI VII VIII 1 K K K K Skor Varians Siswa total Rumus 5 K Keterangan: 6 K r11 = reliabilitas instrumen 7 K k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 8 K = jumlah varians butir 9 K t = varians total 10 K K Kriteria 1 K Apabila r 11 (hitung) > r11 (tabel), maka instrumen tersebut reliabel 13 K K Berdasarkan tabel di samping, diperoleh: 15 K K k r 11 = 17 K ( k-1) 18 K K = 1-0 K K K = x K K = K K K Karena r11 (hitung) > r product-moment, maka intsrumen tersebut reliabel 8 K K K K K K K K K K K Jumlah Varians Butir Jumlah Varians Butir.46 r11 (hitung) r11 (tabel) 0.3 n 38 k b r11 ( ) 1 b k 1 t 1 - b t

267 Lampiran ANALISIS HASIL ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN NO PERNYATAAN RESPONDEN STS TS S SS STS TS S SS STS TS S 0 STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS STS TS S SS SKOR % RESPONDEN

268 Lampiran Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa Rumus: k σ b 1 k 1 σ t r11 1 Keterangan: k : Banyaknya butir soal σ b : Jumlah varians butir σ t : Varians total Kriteria Apabila r 11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: σ b = = 1.88 σ t = = r = 7 1 = Pada a = 5% dengan n = 36 diperoleh r tabel = 0.39 Karena r > r tabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel

269 Lampiran DOKUMENTASI

270 Lampiran 61 56

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang

Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) BERVISI SETS POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS Andari Puji Astuti 1, Subiyanto 2, Ahmad Binadja 3 123 Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal. Pendidikan merupakan sesuatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan menemukan hubungan dan informasiinformasi

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... LEMBAR PENGESAHAN...... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR. i ii iii iv v viii xi DAFTAR TABEL. xiii DAFTAR LAMPIRAN. xiv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENERAPAN MODEL KOLABORATIF DENGAN METODE POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD N 2 SOKARAJA TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DENGAN TSTS (TWO STAY TWO STRAY) PADA MATERI POKOK ASAM, BASA DAN GARAM TERHADAP HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM DI SMAN 2 BOJONEGORO Ghoniyatus Sa idah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

Jurnal Bio Educatio, Volume 2, Nomor 1, April 2017, hlm ISSN:

Jurnal Bio Educatio, Volume 2, Nomor 1, April 2017, hlm ISSN: PENERAPAN STRATEGI PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SUMBER KABUPATEN CIREBON Megayani 1 dan Nurhalimah

Lebih terperinci

Chemistry in Education

Chemistry in Education CiE 4 (1) (2015) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/cemined PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI DASAR SISWA Yuli Atriyanti, Subiyanto

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI LOCONDONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan posstest keterampilan memprediksi dan penguasaan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP 476 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.2, 2009, hlm 476-483 PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP Supartono, Saptorini, Dian Sri

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan untuk membentuk sikap positif pada diri peserta didik terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Uji Coba Instrumen Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes uraian yang sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu kepada peserta

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DISERTAI HIERARKI

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data kualitas keterampilan memberikan penjelasan sederhana peserta didik. Sebagaimana dijabarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar Tahun Pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 200 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA 345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data hasil penelitian diperoleh dari hasil tes uraian berupa pretest yang dilakukan sebelum pembelajaran dan posttest yang dilakukan setelah proses

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa SMA kelas XI IPA yang sudah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 166 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan berpikir seseorang dapat mengolah berbagai informasi yang diterimanya dan mengembangkannya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY Rosnaeni Muslimin Sahrul Saehana Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani GALAT TITRASI Ilma Nugrahani Galat Titrasi Adalah galat yang terjadi karena indikator berubah warna sebelum atau sesudah titik setara ditunjukkan dari kurva titrasi titik akhir titik ekivalen. Dapat disebabkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Mochamad Yuniardi, 2014 Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

DAFTAR ISI Mochamad Yuniardi, 2014 Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI....... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Bahwa dalam penelitian ini diperoleh data sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Keterampilan Generik Sains Berdasarkan penelitian diperoleh data obsevasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Berdasarkan teori asam basa Arhenius, suatu larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada konsentrasi ion H+ atau ion OH dalam larutan tersebut.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya Lampiran 2 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok Alokasi Waktu Pertemuan ke : Kimia : XI IPA 4/ 2 (dua) : Teori Asam Basa Arrhenius : 2 x 45 menit : I Standar

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING MODEL MASTER DAN METODE CERAMAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KAUMAN PONOROGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai prioritas penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola pikir seseorang dalam menghadapi berbagai situasi masalah kondisi lingkungan, sesamanya, dirinya dan permasalahan dalam kehidupannya sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pekalongan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 124 siswa dan tersebar dalam empat kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran sains, tujuan pendidikan pada satuan pendidikan SMA adalah untuk mengembangkan logika, kemampuan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version -

Simpo PDF Merge and Split Unregistered Version - PENERAPAN MODEL POE (PREDICTION, OBSERVATION, EXPLANATION) DISERTAI TEKNIK MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

Hidrolisis Garam. Model Problem Based Learning (PBL)

Hidrolisis Garam. Model Problem Based Learning (PBL) E-BOOK KIMIA Hidrolisis Garam Special video included Model Problem Based Learning (PBL) Penulis Barista Kristyaningsih Pembimbing Prof. Sulistyo Saputro, M.Si, Ph.D Prof. Sentot Budi R., Ph.D Untuk Kelas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak ditunjang dengan praktikum yang dilaksanakan dilaboratorium. Laboratorium disini dapat berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Menurut II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Menurut

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI SDN WLAHAR WETAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI

EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa, menumbuhkan secara sadar Sumber Daya Manusia (SDM) melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa, menumbuhkan secara sadar Sumber Daya Manusia (SDM) melalui A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban bangsa, menumbuhkan secara sadar Sumber Daya Manusia (SDM) melalui proses pembelajaran. Dari proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, serta energi yang menyertai perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas peserta didik dalam proses dan

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas peserta didik dalam proses dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk memberikan informasi terhadap tindakan yang tepat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD)

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA MENJAWAB PERTANYAAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 NGRANDAH KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU PENGARUH PRBLEM SLVING LABRATRY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KNFLIK KGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KNSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU Sitti Hadija, Nurjannah dan Jusman Mansyur Khadijaamatullah221@yahoo.com Program

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di kabupaten Garut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang telah mempelajari materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP DENGAN AUTHENTIC ASSESSMENT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (Siswa kelas X semester genap SMA Negeri 5 Jember tahun ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengharapkan siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan semata, namun memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian berupa hasil pretest, posttest,dan dokumentasi. Data hasil pretest (sebelum diberi perlakuan) dan pottest

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/semester : Madrasah Darul Ihksan Samarinda : Kimia : Larutan Penyangga : XI /Genap Tahun Ajaran : 2012/2013 Alokasi waktu

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang diperlukan oleh semua orang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa dilakukan tiga tahap yaitu tahap pertama melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung, Tahun Ajaran 2012-2013 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF TIPE PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 BANTERAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart a. AK + BK ph = 7 B. AK + BL ph < 7 C. AL + BK ph >

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN Ratni Sirait Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 8 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri Gedongtataan tahun pelajaran 04/05 yang terdiri dari lima kelas, yaitu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Problem Solving Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa kepada permasalahan yang harus dipecahkan. Pembelajaran

Lebih terperinci

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ULPIYA SUHAILAH K4306040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BATURRADEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENGARUH MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) DRAFT/MATRIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DI KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp G PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp Muhammad Sodikin, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan, Pontianak.

Lebih terperinci