BAB I PENDAHULUAN. penelitian-penelitian sebelumnya dan keaslian penelitian, model penelitian, kontribusi penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. penelitian-penelitian sebelumnya dan keaslian penelitian, model penelitian, kontribusi penelitian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bagian ini membahas latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, penelitian-penelitian sebelumnya dan keaslian penelitian, model penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. Latar belakang mengawali pembahasan bagian ini. 1.1 LATAR BELAKANG Sektor publik adalah sektor yang sedang berkembang di berbagai bidang serta sedang berbenah diri untuk meningkatkan kualitas dirinya. Secara bersamaan, fenomena kesadaran publik untuk meningkatkan peranan pelayan publik sedang marak di Indonesia. Kondisi ini secara langsung menimbulkan tekanan dan kebutuhan para pelaku sektor publik untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Perkembangan teknologi informasi di dunia global telah mendorong inovasi-inovasi sistem informasi di tanah air. Di sektor pemerintahan, berbagai upaya pengembangan dan penerapan sistem informasi untuk mendukung kelancaran aktivitas dan peningkatan pelayanan publik telah banyak dilakukan. Tumbuh dan berkembangnya inovasi sistem informasi cukup menggembirakan karena difungsikan untuk meningkatkan kapabilitas institusi publik. Demikian juga, peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dan stake holder yang kebutuhannya juga semakin komprehensif dan handal. Sejak keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang bertujuan agar pemerintah daerah memiliki sistem informasi keuangan daerah. SIKD ini berfungsi sebagai pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah kepada masyarakat dan menyampaikan informasi pengelolaan keuangan daerah kepada pemerintah. SIKD juga digunakan untuk mendukung penyediaan informasi keuangan daerah secara nasional. Informasi keuangan daerah yang disampaikan harus akurat, relevan dan 1

2 dapat dipertanggungjawabkan. Informasi keuangan daerah meliputi APBD dan realisasiannya, neraca daerah, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan daerah, dana dekonsentrasi dan dana tugas-tugas pembantuan, laporan keuangan perusahaan daerah, dan data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah. Penerapannya meliputi di seluruh daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri Teknis yang terkait dan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan PP 56 tahun 2005 tentang SIKD tersebut, pemerintah daerah melakukan inovasi-inovasi untuk memenuhi tuntutan yang ada di dalam peraturan tersebut. Ada Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan pihak penyedia jasa pembuatan sistem informasi untuk membuat sistem informasi pengelolaan keuangan daerah. Ada juga, Pemerintah Daerah yang bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk membuat sistem informasi pengelolaan keuangan daerah. Akhirnya, masing-masing Pemerintah Daerah di Indonesia membuat sistem informasi keuangan daerah dengan nama sistem pengelolaan keuangan daerah yang beragam. Sistem yang dibuat oleh pihak penyedia jasa pembuatan sistem maupun yang dibuat oleh kalangan perguruan tinggi menggunakan bahasa pemrograman yang tidak sama antar pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lainnya. Alur logika proses input (masukan) yang berbeda walaupun berasal dari input yang sama menghasilkan output yang sama. Pada kenyataannya, sistem informasi yang dibuat oleh pemerintah daerah tidak mampu terkoneksi dengan sistem yang ada pada pemerintah pusat (baik program maupun datanya). Pemerintah Pusat (Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian keuangan dan Kementrian Teknis terkait lainnya) dengan terpaksa harus mengetik ulang data dan informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah). Lebih-lebih, apabila seluruh data atau informasi dari seluruh pemerintah daerah ingin digabungkan se- 2

3 Indonesia. Hasilnyapun tidak secara cepat dan tepat dapat disajikannya informasi pengelolaan keuangan daerah secara nasional. Halim et al. (2012) menunjukkan bahwa dari 524 pemerintah daerah (pemda) di Indonesia, sebanyak 361 Pemda (68,89%) telah menggunakan sistem informasi keuangan dan 163 Pemda (31,11%) belum secara pasti menggunakan sistem informasi keuangan. Sistem dan teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki untuk membantu kegiatan operasional suatu organisasi atau perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain. Kemampuan bersaing yang ditingkatkan dari sisi pelayanan kepada konsumen hingga waktu pelayanan yang lebih cepat secara kualitas dan kuantitas dan tertib administrasi organisaasi atau perusahaan. Semuanya bermuara akhir pada pengelolaan perusahaan atau organisasi yang lebih baik. Baig dan Gururajan (2011) merumuskan bahwa teknologi informasi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan organisasi bisnis. Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan APBN berkewajiban untuk terbuka dan bertanggungjawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk tanggung jawab itu diwujudkan dengan penyediaan informasi keuangan yang komprehensif kepada masyarakat luas. Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan sistem informasi keuangan daerah yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Hasil akhirnya adalah sistem informasi yang mampu mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Pemerintah bertugas untuk menyelenggarakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) guna menjawab kebutuhan informasi keuangan yang diperlukan oleh masyarakat publik. Sedangkan, pemerintah daerah wajib menyampaikan data dan informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah kepada Pemerintah dengan SIPKD tersebut. 3

4 SIPKD yang dikembangkan dengan basis teknologi informasi, didesain sedemikian rupa sehingga mampu menjadi sarana untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan referensi, serta proses komunikasi data dan informasi keuangan daerah. Kemanfaatan yang lebih tinggi adalah sebagai fungsi koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah daerah serta para pemilik atau pengguna informasi keuangan daerah lainnya. Kementerian Dalam Negeri melalui Badan Adminstrasi Keuangan Daerah (BAKD) pada tahun 2009 bekerja sama dengan pihak ketiga membuat sistem informasi keuangan daerah dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Tujuan penciptaan ini adalah untuk keseragaman dalam pengelolaan keuangan daerah pada seluruh pemerintah daerah di Indoensia. Demikian juga, sistem ini untuk mengintegrasi data dan informasi dengan sistem yang ada di pemerintah pusat. Surat Edaran nomor 900/122/BAKD tahun 2010, SIPKD wajib diterapkan di 171 pemerintah daerah di Indonesia yang nantinya diharapkan untuk dapat diterapkan pada seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Sebanyak 11 pemerintah Provinsi Lampung daerah telah diwajibkan untuk menerapkan SIPKD dengan pemberian hardware dan software secara gratis. Demikian juga, pemberian pelatihan bagi operator atau pengguna SIPKD serta adanya petugas pendamping yang dikirim ke daerah selama 18 bulan. SIPKD merupakan aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah untuk meningkatkan efektifitas implementasi berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah. Penerapnnya mendasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel. Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. Tujuan utamanya adalah untuk penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur 4

5 pengelolaan keuangan daerah khususnya dalam penginterprestasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan bidang keuangan. Penggunaan aplikasi SIPKD ditujukan kepada seluruh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Penyelenggaran SIPKD dilaksanakan dalam rangka membantu untuk memudahkan pemerintah daerah dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan dan penatausahaan akuntansi dan pelaporan maupun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Davis dan Venkatesh (2000) menyatakan investasi yang mahal di bidang sistem dan teknologi informasi tetapi menghasilkan tingkat pengembalian yang rendah. Hasil investasi tersebut ditunjukkan dengan tidak efektif, tidak efisien dan tidak berkelanjutan di dalam penerapannya. Wiyono et al. (2008) menandai bahwa beberapa proyek pengadaan jasa pengembangan sitem informasi pada instansi pemerintah terjadi banyak kegagalan seperti Sistem Informasi Mahkamah Agung Republik Indonesia (SIMARI), Sistem Informasi Kejaksaan Republik Indonesia (SIMKARI) dan berbagai proyek pembuatan situs web pemerintah daerah yang telah menghabiskan dana besar namun dengan kualitas web yang sederhana dan terkadang lambat untuk diakses. Penanggung jawab kegagalan ini masih memerlukan kejelasan lebih lanjut. Kesuksesan sistem dan teknologi informasi yang telah dibuat dan diterapkan menjadi lebih sukses, apabila para penggunanya mempergunakan untuk meningkatkan kinerjanya. Sistem dan teknologi informasi tidak akan bermanfaat lebih, apabila para penggunanya tidak menangani untuk memperoleh kinerja yang lebih baik. Keberhasilan penerapan teknologi informasi tidak terlepas dari peran pengguna sistem informasi untuk menerima sistem yang dikembangkan atau diterapkan dalam pengelolaan (Venkatesh et al. 2003). Seddon (1997) mengisyaratkan bahwa kinerja individu adalah pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan untuk 5

6 meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai untuk melaksanakan tugasnya yang sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2011). Terpakainya SIPKD merupakan wujud dari keberterimaan teknologi pada sektor publik pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. Penerapan SIPKD belum memperhatikan pemberdayaan perilaku pengguna SIPKD. Kementerian Dalam Negeri melalui BAKD melaksanakan pelatihan kepada pengguna SIPKD sebelum penerapannya agar pengguna SIPKD mudah menggunakan dan mengetahui manfaat SIPKD untuk pengelolaan keuangan daerah. Pelatihan ini menimbulkan sikap pengguna SIPKD yang positif terhadap hadirnya SIPKD, sehingga kesuksesan impelementasi SIPKD tidak diragukan lagi. Kesuksesan sistem informasi dalam era sekarang sudah tidak diragukan lagi mengingat banyaknya para ahli pembuat sistem informasi dan teknologi informasi. Kinerja sistem informasi melihat dari sisi kemudahan penggunaan dan dari sisi kebergunaan yang akhirnya tercermin pada sikap dari pengguna sistem untuk menggunakan sistem informasi yang diwajibkan. Penelitian ini meyakini bahwa cara atau metoda diperlukan untuk memanipulasi perilaku pengguna SIPKD agar dapat berkinerja dengan baik dan berkelanjutan menggunakannya. Venkatesh et al. (2003) menyatakan perlunya penelitian keberterimaan teknologi pada sektor publik dan menyatakan diperlukan adanya pemberdayaan perilaku pengharapan dalam model penerimaan sistem dan teknologi informasi. Pemberdayaan perilaku membantu untuk mengantisipasi perubahan dalam niatan sehingga para penggunanya dapat mengubah kinerja perilaku. Davis (1989), Venkatesh dan Davis (2000), dan Venkatesh et al. (2003) menyimpulkan bahwa penerimaan pengguna atas sebuah sistem informasi sering diindikasikan sebagai faktor yang menentukan kesuksesan penggunaan teknologi. 6

7 Pada beberapa dekade yang lalu, gagalnya penerapan tekonologi informasi di organisasi sektor publik karena aspek teknisnya. Aspek teknis tersebut seperti kualitas teknologi informasi yang buruk yang banyak mengandung kesalahan-kesalahan sintak, kesalahan-kesalahan logik, dan bahkan kesalahan-kesalahan informasi. Walaupun pada saat ini kualitas teknis sistem informasi telah membaik, kegagalan penerapan sistem masih terdengar di beberapa perusahaan (Jogiyanto, 2007). Sistem informasi dan teknologi informasi yang diterapkan pada organisasi masih bisa gagal karena melibatkan komponen dalam organisasi yang bersama-sama dengan perilaku manusia. Manusia berinteraksi untuk menggunakan teknologi informasi dan dalam interaksi ini menimbulkan masalah keperilakuan (behavioral). Kegagalan terjadi karena manusia menolak atau tidak ingin menggunakan teknologi informasi secara berkelanjutan. Beberapa penelitiaan terdahulu menunjukkan bahwa perusahaan khususnya manager perlu untuk memahami faktor-faktor yang memicu perilaku individual terhadap teknologi informasi (Jogiyanto, 2007). Pemerintah perlu memahami faktor-faktor yang memicu perilaku para pengguna SIPKD untuk berkinerja dengan baik dan penggunaannya berkelanjutan. Penelitian perilaku pengguna teknologi informasi telah dilakukan sejak tahun 1980-an. Jogiyanto (2007) mengelompo kkan penelitian-penelitian sistem informasi kedalam dua aliran. Aliran yang pertama adalah aliran yang memfokuskan penelitian pada penerimaan, adopsi, dan penggunaan dari sistem informasi. Aliran ini juga fokus pada anteseden-anteseden atau penyebab-penyebab perilaku. Sedangkan, aliran yang kedua fokus pada kesuksesan implementasi di tingkat organisasi. Aliran pertama dikelompokan lagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang anteseden-anteseden perilaku berupa suatu perasaan (affect) dan kognitif (cognitive). Contohnya adalah sikap, norma-norma, dan persepsi terhadap penggunaan. Untuk menjelaskan interaksi 7

8 individual-individual dengan sistem informasi dan teknologi informasi diperlukan teori dan model yang valid. Beberapa teori dan model dari enam penelitian-penelitian dikelompokkan beserta anteseden-antesedennya yang berupa perasaan dan kognitif antara lain, Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Fishbein dan Ajzen (1975), Theory of Acceptance Model (TAM) oleh Davis (1989), dan Theory of Planned Behavior (TPB) oleh Ajzen (1991). Untuk aliran pertama, pengukuran keberhasilan sistem dengan menggunakan model penerimaan pengguna sistem informasi atau teknologi informasi yang paling banyak digunakan oleh peneliti-peneliti yaitu, Technology Acceptance Model (TAM). TAM merupakan model pendekatan yang disusun oleh Davis (1989) untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang digunakan oleh para pengguna teknologi. TAM juga digunakan oleh Venkatesh et al. (2003) yang telah menguji perilaku pengguna dan penerimaan sistem dari berbagai perspektif. TAM mengadopsi Theory of Reasoned Action (TRA) sebagai landasan pemahaman yang lebih baik untuk mengidentifikasi perilaku pengguna di dalam penerimaan dan pemanfaatan teknologi informasi (Davis, 1989, dan Davis et al. 1989). TAM dinilai mampu memberikan kontribusi terbaik untuk memprediksi dan menjelaskan penerimaan pengguna pada teknologi komputer dalam organisasi (Venkatesh dan Davis, 1989). Sedangkan, kelompok kedua adalah kelompok yang anteseden-anteseden perilaku lebih berupa suatu proses, misalnya proses penilaian, proses partisipasi dan keterlibatan serta proses mencocokkan teknologi dengan tugasnya. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu tekhnologi di dalam suatu organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab-akibat antara keyakinan dalam wujud manfaat suatu sistem 8

9 informasi dan kemudahan penggunaannya. Selanjutnya, TAM merumuskan akhir dari keyakinan ke dalam perilaku, tujuan atau keperluan, dan penggunaan aktual dari para pengguna suatu sistem informasi. Teori penguatan ( reinforcement theory) adalah teori yang membahas secara spesifik tindakan-tindakan untuk memanipulasi perilaku. Teori penguatan ini untuk membentuk perilaku tertentu ( behavior shaping) yang berteori bahwa konsekuensi tindakan perlu diatur dan tergantung kepada tujuan para pelaku (Gudono, 2012). Teori ini digunakan untuk merancang perubahan-perubahan perilaku manusia di dalam organisasi. Suatu jenis perilaku seorang karyawan bisa dirancang agar terjadi berulang-ulang untuk berperilaku positif dengan cara merangsang karyawan dengan stimulus tertentu (yang memperkuat perilaku tertentu). jenis perilaku negatif dapat dihilangkan tentunya dengan stimulus tertentu juga Suatu (yang melemahkan perilaku tertentu). Teori penguatan mengabaikan perasaan, sikap, harapan dan variabel lain yang diketahui mempengaruhi perilaku. Di dalam penelitian ini, beberapa alat motivasi pada teori penguatan digunakan untuk memodifasi TAM. TAM modifikasian ini dapat memberikan stimulus bagi pengguna SIPKD yaitu kondisi yang memfasilitasi (f acilitating of condition), tekanan institusi dan Insentif. Venkatesh et al. (2003) menunjukkan bahwa faktor kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi yang akhirnya meningkatkan kinerja individual. Kondisi yang memfasilitasi (facilitating of condition) dan kinerja individual dalam konteks pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi. Demikian juga, teknologi dapat secara dominan mempengaruhi kinerja individu. 9

10 Penerapan SIPKD yang pada hasil akhirnya merupakan output dari kinerja pengguna SIPKD tidak terlepas dari kondisi yang memfasilitasi. Wujudnya dapat berupa panduan penggunaan SIPKD, kolega yang membantu jika ditemukan kesulitan dalam melaksanakan SIPKD, adanya orang yang secara khusus mendampingi untuk menggunakan SIPKD dan sistem yang tanggap terhadap peraturan pengelolaan keuangan yang cepat berubah. Kinerja organisasi tercermin dari kinerja para anggota organisasi dan termasuk di dalamnya penetapan target-target yang harus dipenuhi oleh anggota organisasi. Target-target ini merupakan tekanan bagi anggota organisasi karena merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Ehrenberg dan Bognanno (1990) mengargumentasikan bahwa tekanan kerja yang tinggi dapat menyebabkan turunnya kinerja karyawan dan dapat mengakibatkan menurunnya moral kerja, kedisiplinan, prestasi kerja, dan turunnya tingkat kualitas kerja. Hal tersebut tentunya karena pekerjaan tidak dikerjakan dengan sepenuh hati oleh karyawannya. Daniel and Metzb (2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tekanan kerja yang tinggi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariely et al. (2009) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tekanan dalam organisasi tidak dapat mempengaruhi kinerja. Organisasi di dalam peningkatan gairah kerja pegawainya sering memberikan insentif sebagai tambahan penghasilan berupa uang, barang dan sebagainya. Fungsinya adalah sebagai alat perangsang. Dessler (2009) menyimpulkan bahwa insentif adalah peningkatan gaji yang dihadiahkan kepada seorang karyawan pada satu waktu yang ditentukan dalam bentuk gaji pokok yang lebih tinggi, yang biasanya didasarkan secara eksklusif pada kinerja individual. Insentif umumnya dilakukan sebagai strategi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dengan memanfaatkan perilaku pegawai yang mempunyai kecenderungan untuk bekerja 10

11 seadanya atau tidak optimal. Dengan demikian, pemberian insentif yang diberikan kepada karyawan membuat kinerja maksimal yang dihasilkan pegawai guna menunjang kinerja perusahaan. Luthans (2006) menjelaskan bahwa meskipun insentif tidak selalu bersifat finansial, namun ada dugaan bahwa pemberian insentif sangatlah penting bagi karyawan. Bahkan, insentif telah menjadi kewajiban dan kebijakan organisasi untuk selalu menjalankan prinsip insentif yang tepat. Studi ini memahami bahwa karyawan akan menginginkan pekerjaan mereka dihargai oleh perusahaan. Demikian pula sebaliknya, perusahaan seharusnya dapat memberikan feedback yang setimpal atas hasil kinerja karyawan. Pemberian insentiflah yang dapat memicu atau memotivasi karyawan untuk dapat bekerja sungguh-sungguh. Kepuasan kerja akan tercipta dengan sendirinya dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja karyawan yang berkaitan langsung dengan kinerja organisasi. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, penelitian ini penting dilakukan untuk menguji secara empiris beberapa faktor yang diduga mempengaruhi kinerja pengguna SIPKD. Penelitian ini merupakan penelitian survei pada 11 pemerintah daerah. Rinciannya adalah 10 pemerintah daerah kabupaten/kota dan satu pemerintah daerah provinsi yang ada di provinsi Lampung yang semuanya telah menggunakan SIPKD. Terdapat tujuh konstruk di dalam penelitian ini yang mewakili konsep keberterimaan sistem informasi atau TAM dan teori penguatan institusi yaitu pelatihan, persepsi kebergunaan SIPKD, persepsi kemudahan penggunaan SIPKD, sikap atas teknologi, kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi, dan insentif yang hasil akhirnya adalah kinerja pengguna SIPKD. Terdapat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya menguji keberterimaan teknologi dalam konteks lingkungan bisnis atau privat. Penelitian ini 11

12 melakukan pengujian penerapan keberterimaan teknologi di sektor publik. Penelitian ini juga melanjutkan penelitian Venkatesh et al. (2003), khususnya pada pemerintah daerah yang menerapkan sistem dan teknologi informasinya dalam setting wajib, padahal pada sektor privat bersifat sukarela. Penelitian ini juga menghadirkan teori penguatan institusional yang diharapkan untuk mampu memperkuat atau memberikan stimulus perilaku positif bagi para pengguna SIPKD. Alat motivasinya adalah kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif berbeda. Tandasnya, Venkatesh et al. (2003) mengharapkan adanya penelitian lanjutan dengan memasukkan konstruk pengharapan. Penelitian ini merupakan sebuah model yang dapat mengukur kesuksesan implementasi SIPKD yang berakibat pada peningkatan kinerja pengguna SIPKD. Variabel-variabel lain yang relevan juga perlu dipertimbangkan bahwa kinerja tidak semata-mata dipengaruhi oleh dukungan sistem informasi dan teknologi informasi tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku pengguna system. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut juga mampu menimbulkan sikap positif terhadap sistem yang dihadirkan. 1.2 MASALAH PENELITIAN Technology Acceptance Model (TAM) sudah banyak diteliti sejak ditemukan pertama kali oleh Davis (1986), sehingga sudah mapan dalam penerapan untuk menilai keberterimaan teknologi yang dihadirkan ataupun teknologi informasi yang telah ada. Venkatesh et al. (2003) menyatakan perlunya penelitian TAM pada sektor publik serta perlunya memasukkan konstruk pengharapan. Penelitian ini merupakan penelitian keberterimaan teknologi yaitu SIPKD yang menggunakan analisis teori TAM yang dimodifikasi dengan Teori Penguatan ( Reinforcement Theory). Harapan pengimbuhan ini adalah untuk memberikan stimulus bagi pengguna SIPKD sehingga dapat berkinerja dengan baik. Peningkatan kinerja pengguna SIPKD semestinya 12

13 diinginkan oleh institusi pemerintah daerah. Dari paparan sebelumnya, penelitian ini mengungkapkan pertanyaan penelitian yaitu apakah TAM yang dimodifikasi dengan Teori Penguatan (kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif) lebih mampu menunjukkan pengaruh positif pada kinerja pengguna SIPKD? Lebih spesifik, permasalahan yang dijawab dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Di Level Model Studi ini mengimbuhkan penguatan institusional (Reinforcement Institutional Theory) ke dalam model TAM. TAM yang belum sempurna menjadi lebih baik ketika mempertimbangkan penguatan institusional. Di Level Asosiasi Secara spesifik, studi ini menguji asosiasi antar konstruk yang terdapat di dalam model TAM modifikasian. Modifikasiannya adalah dalam hal yang lebih khusus untuk teori penguatan institusional dengan rinian uji sebagai berikut. 1. Apakah terdapat pengaruh positif pelatihan SIPKD terhadap persepsi kebergunaan SIPKD? 2. Apakah terdapat pengaruh positif pelatihan SIPKD terhadap persepsi kemudahan penggunaan SIPKD? 3. Apakah terdapat pengaruh positif persepsi kemudahan penggunaan SIPKD terhadap sikap atas persepsi kebergunaan SIPKD? 4. Apakah terdapat pengaruh positif persepsi kegunaan terhadap sikap atas teknologi kebergunaan SIPKD? 5. Apakah terdapat pengaruh positif persepsi kemudahan penggunaan SIPKD terhadap sikap atas teknologi pengguna SIPKD? 13

14 6. Apakah terdapat pengaruh positif sikap atas teknologi terdapat kinerja pengguna SIPKD? 7. Apakah terdapat pengaruh positif kondisi yang memfasilitasi terhadap kinerja pengguna SIPKD? 8. Apakah terdapat pengaruh positif tekanan instansi terhadap kinerja pengguna SIPKD? 9. Apakah terdapat pengaruh positif insentif terhadap kinerja pengguna SIPKD? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh keberterimaan teknologi informasi keuangan dengan menggunakan TAM modifikasian dengan Teori Penguatan. Wujud penguatannya adalah kondisi yang memfasilitasi, tekanan instansi dan insentif. Ketiga faktor yang dimodifikasikan ke dalam model TAM tersebut ditujukan untuk berpengaruh secara positif terhadap kinerja pengguna SIPKD, dan selanjutnya mampu menguatkan model TAM. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Di Level Model Penelitian bertujuan untuk memberikan bukti empiris bahwa teori penguatan institusional ( reinforcement institutional theory) yang digabungkan ke dalam model TAM mampu menjadikan model TAM yang lebih sempurna dan lebih baik. Ketika TAM dimodifikasi dengan teori penguatan institusional, perilaku individual dalam berteknologi informasi semakin dapat dijelaskan atau semakin menjadi kuat adanya. Di Level Asosiasi 14

15 Secara spesifik, studi ini menganalisis asosiasi yang terdapat dalam model TAM modifikasian. Oleh karena ada pengimbuhan teori penguatan, asosiasi di antara konstruk penelitian yang terrinci adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis pengaruh pelatihan SIPKD terhadap persepsi kebergunaan SIPKD. 2. Menganalisis pengaruh pelatihan SIPKD terhadap persepsi kemudahan penggunaan SIPKD. 3. Menganalisis pengaruh pengaruh persepsi kemudahan penggunaan SIPKD terhadap persepsi kebergunaan SIPKD? 4. Menganalisis pengaruh persepsi kebergunaan terhadap terhadap sikap atas teknologi pengguna SIPKD? 5. Menganalisis pengaruh persepsi kemudahan penggunaan SIPKD terhadap sikap atas teknologi pengguna SIPKD? 6. Menganalisis pengaruh sikap atas teknologi terdapat kinerja pengguna SIPKD? 7. Menganalisis pengaruh kondisi yang memfasilitasi terhadap kinerja pengguna SIPKD? 8. Menganalisis pengaruh tekanan institusi terhadap kinerja pengguna SIPKD? 9. Menganalisis pengaruh insentif terhadap kinerja pengguna SIPKD? 1.4 PENELITIAN SEBELUMNYA DAN KEASLIAN PENELITIAN Penulis memperjelas kepentingan penelitian ini dan relevansinya dengan penelitian sebelumnya. Penulis menyajikan beberapa riset yang digunakan sebagai kajian dan perbandingan serta tindak lanjut dalam penelitian ini. Demikian juga, penulis menunjukkan keaslian penelitian ini yang dirinci dengan berbagai penelitian atau tulisan yang dijadikan landasan konsep, pemikiran, dan rujukan untuk pengembangan topik penelitian ini. 15

16 Penelitian ini mencoba melanjutkan penelitian Venkatesh (2003) yang menyatakan perlunya penelitian TAM pada sektor publik. Penelitian ini memodifisi model TAM dengan teori penguatan dengan menggunakan tiga alat motivasi yaitu kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif pada sektor publik khususnya pemerintah daerah. Penelitian Meso dan Musa, (2008) den gan judul penelitian Extending the ICT Technological Culturation Model: The Role of Accessibility and Perceived Socio-Economic Prospects on ICT Diffusion meneliti penerimaan teknologi dari sisi model difusi, sehingga tindakan dalam penelitian ini melihat penerimaan SIPKD dengan sisi Technologi Acceptance Model (TAM). Penelitian Philip, Fei Wu (2009) dengan judul penelitian User Acceptance of Emergency Alert Technology: A Case Study menunjukkan bahwa akar dari kesuksesan atau kegagalan dari sistem informasi eksekutif bisa ditandai dari berbagai faktor organisasional dan budaya ketimbang factor-faktor teknis. Berbasis faktor-faktor tersebut, penelitian tersebut menguji Executive Information System ( EIS) bagi manager eksekutif dan menemukan signifikasi, sehinga tindakan dalam penelitian ini mendapatkan masukkan untuk lebih fokus pada keperilakuan. Hal ini adalah perilaku pengguna SIPKD. Penggunaan Teori Penguatan ditujukan untuk memberikan stimulus kepada pengguna SIPKD agar berperilaku positif. Penelitian Yarbrough dan Smith (2007) dengan judul penelitian Technology Acceptance among Physicians: A New Take on TAM mengulas adopsi teknologi dari sisi subyek (pelaku) para medisian yang relatif cenderung tertinggal dari sisi teknologi. Dengan pemberian pemahaman yang cukup, mereka ternyata mau menerima dan menunjukkan peningkatan efisiensi sehingga tindakan dalam penelitian ini adalah jika terdapat faktor-faktor yang bisa meningkatkan efisiensi. Hal tersebut juga dapat digunakan sebagai penanda awal tentang penentu 16

17 sebuah kebergunaan ataupun kesediaan untuk mengadopsi. Dengan kata lain, mereka mau menerima hadirnya sebuah sistem dan bersikap positif atas hadirnya sebuah sistem yang pada akhirnya berkinerja lebih baik. Penelitian Cho (2008) dengan judul Assesing User Attitudes Toward Mobile Commerce In The U.S. Vs Korea: Implication For M-Commerce CRM menunjukkan hasil implementasi dan kesuksesan TAM untuk kajian penjualan secara elektronik. Penelitian ini merumuskan tindakan yang diambil yakni adanya faktor lingkungan yang harus menjadi perhatian hingga lingkungan privat berbeda dengan lingkungan bisnis. Penelitian Lippert (2005) dengan judul penelitian Evaluating Supply Chain Context- Specific Antecedents of Post-Adoption Technology Performance mengevaluasi kinerja pasca adopsi teknologi. Beberapa tindakan yang diambil dalam penelitian ini berfungsi sebagai pembanding pasca adopsi yaitu situasi hampir mirip dengan penerapan sistem mandatory. Penelitian Venkatesh et al. (2003) dengan judul penelitian User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View mengungkapkan hasil tentang Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Vankantesh memberikan saran-saran riset atas TAM yang diterapkan di sektor publik dan pengamatan pengaruh atas factor-faktor lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini melanjutkan saran tindakan-tindakan dalam Venkatesh tentang penerapan TAM pada sektor publik dan memodifikasi TAM dengan teori penguatan yang menggunakan variabel kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif. Penelitian Benbasat dan Barki (2007) dengan judul penelitian Qua Vadis TAM? difungsikan untuk mengeksplorasi faktor-faktor konsekuensi TAM. Banyak riset yang kehilangan arah dengan asal mencatut TAM. Riset banyak mengamati aspek-aspek yang kurang penting yang akhirnya malah kehilangan kajian terhadap what makes IT useful? Penelitian ini 17

18 bertindak untuk mengeksplorasi pengaruh TAM modifikasian dengan teori penguatan yang berpengaruh positif terhadap kinerja. Penelitian Pynoo et al. (2006) dengan judul penelitian Attitude as a Measure for Acceptance: Monitoring IS Implementation in a Hospital Setting menunjukkan bahwa efek Behavioral Intention (BI) dalam setting kondisi voluntary (sukarela) berbeda dengan kondisi mandatory (wajib/telah menggunakan). ATT ( Attitude toward Technology) atau sikap atas teknologi adalah ukuran yang lebih baik untuk digunakan dalam bandingannya dengan BI (Behavioral Intention) atau niatan berperilaku. Penelitian Chau dan Hu (2001) menyatakan bahwa tekanan dari manajemen puncak dapat memberikan pengaruh positif atas penerimaan sistem informasi. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah bahwa SIPKD merupakan sistem informasi yang kehadirannya dalam setting mandatory sehingga menggunakan ATT (Attitude toward Technology) atau sikap atas teknologi sebagai variabel tapat untuk digunakan. Penelitian Kelley et al. (2013) dengan judul The Impact of Incentives on Exercise Behavior: A Systematic Review of randomized Controlled Trial menyatakan bahwa insentif dalam jangka pendek bisa digunakan untuk meningkatkan prestasi. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah penggunaan insentif sebagai alat motivasi untuk peningkatan kinerja pengguna SIPKD. Penelitian Skinner (1953) dalam bukunya yang berjudul The Behavior of organisms. New York: Appleton; 1938 adalah teori penguatan. Tindakan yang diambil dalam penelitian ini adalah menerapkan teori penguatan sebagai alat modifikasi perilaku kepada para pengguna SIPKD yang digabungkan dengan teori TAM. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam hal-hal sebagai berikut. 18

19 1. Penelitian ini mengamati TAM sampai dengan pengukuran kinerja yang dihasilkan oleh pegawai pemerintahan (PNS). 2. Penelitian ini mencari dan menghadirkan determinan-determinan yang paling mendasar dalam kinerja dan untuk mengukur keberterapan model TAM sehingga di kemudian hari determinan-determinan tersebut bisa digunakan sebagai asumsi-asumsi yang diperlukan (required assumptions) sebelum menerapkan dan berharap hasil atas kinerja yang lebih baik. 3. Penelitian ini mengambil setting given (sistem yang telah ada). 4. Penelitian ini melibatkan Reinforcement theory (teori penguatan) sebagai teori penghubung dari basis model TAM generik yang dipandang dapat digabungkan untuk menghadirkan model penerimaan system dan teknologi informasi yang bisa sampai pada kinerja yang dapat dikondisikan. 1.5 MODEL PENELITIAN H1 Persepsi Kebergunaan H4 Pelatihan H3 Sikap Atas Teknologi H6 Kinerja Pengguna SIPKD H2 Persepsi Kemudahan Penggunaan H5 H7 H8 Kondisi yang Memfasilitasi Tekanan Institusi H9 0,111 Insentif Gambar 1.1 Model Penelitian 19

20 1.6 KONTRIBUSI PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan kontribusi baik secara teori maupun praktik dan diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang keberterimaan teknologi pada sektor publik khususnya pemerintah daerah. Kontribusinya meliputi faktor-faktor yang mendukung penerapan sistem informasi yang dihadirkan hingga peningkatan kinerja pengguna sistem informasi. Penelitian ini menciptakan model baru untuk kesuksesan kinerja pengguna sistem informasi di Pemerintah Daerah dengan memanipulasi perilaku pengguna sistem informasi. Penelitian ini memodifikasi Technology Acceptance Model (TAM) dengan Teori Penguatan yang menggunakan alat motivasi yaitu kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif. Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi praktik yang dapat membantu pengambil kebijakan di tingkat pusat dalam menyiapkan kebijakan atau regulasi untuk keberterimaan sistem informasi pada pemerintah daerah. Kontribusinya meliputi proses manipulasi perilaku pengguna sistem informasi sehingga sistem yang diwajibkan dapat berkelanjutan penggunaannya. Demikian juga, kebijakan oleh pemerintah daerah untuk mensukseskan penerapan sistem informasi dengan tetap memperhatikan proses manipulasi perilaku pengguna sistem informasi tersebut. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan disertasi ini disusun dalam struktur atau sistematika sebagai berikut. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, penelitian sebelumnya dan keaslian penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. 20

21 Bab II berisi landasan teori dan pengembangan hipotesi. Bab ini menjelaskan tentang Technologi Aceptance Model (TAM), pelatihan, persepsi kebergunaan teknologi informasi, persepsi kemudahan penggunaan teknologi informasi serta sikap atas teknologi. Selanjutnya, bab ini berkandungan Teori penguatan yang terdiri dari kondisi yang memfasilitasi, tekanan institusi dan insentif, perumusan hipotesis untuk setiap variable, Sistem Informasi Keuangan daerah (SIPKD), serta Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan Kinerja Pengguna SIPKD Bab III adalah metoda penelitian. Bab ini membahas tentang populasi dan sampel, sumber dan teknik pengumpulan data, model penelitian, definisi operasionalisasi variabel, analisis penelitian dan asumsi penelitian. Bab IV berisi analisis hasil penelitian yang menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Penyajian hasil beserta pembahasan terbagi dalam sub bab, yaitu pengumpulan data, hasil pendistribusian kuesioner, karakteristik responden penelitian, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, pengujian asumsi klasik, uji goodness of fit dan uji-f dan uji-t statistik dan pengujian hipotesis penelitian. Bab V adalah penutup. Pada bab ini menjelaskan tentang simpulan penelitian, implikasi penelitian, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. 21

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap perusahaan. Pengembangan teknologi informasi (TI) telah memimpin dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi dan teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki untuk membantu kegiatan operasional suatu organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi diera globalisasi ini menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi diera globalisasi ini menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi diera globalisasi ini menjadi semakin pesat diiringi dengan berkembangnya sistem informasi berbasis teknologi. Selama ini sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah

Lebih terperinci

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang penuh dengan persaingan teknologi seperti sekarang ini, teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang Masalah, 1.2 Rumusan Masalah, 1.3 Tujuan Penelitian, dan 1.4 Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi komunikasi dimasa sekarang ini, membawa dampak yang besar dalam kehidupan manusia, terutama pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan organisasi akan informasi akan meningkat sejalan dengan perkembangan organisasi. Semakin besar dan kompleks suatu organisasi, maka semakin besar pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sistem informasi berperan besar pada perubahan perilaku organisasi yang berdampak pada perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku individu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) yang pesat pada saat ini menimbulkan dampak yang signifikan untuk kehidupan manusia. Hal ini mendorong terjadinya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERSYARATAN GELAR... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan wajib memberikan informasi keuangan pada setiap periodenya ke pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti investor maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola informasi dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah suatu negara yang berkembang saat ini, dimana negara Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang dikenal sebagai pulau Dewata dan pulau dengan sejuta keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh masyarakat baik lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi sistem informasi kesehatan memiliki potensi untuk meningkatkan performa sarana pelayanan kesehatan, menghemat biaya operasional, dan meningkatkan kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan mengharuskan pada semua sektor kehidupan dan perusahaan untuk mempersiapkan diri, hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun sampai saat ini, terutama dalam perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana pendukung berbagai aktivitas, baik aktivitas para pebisnis, akademisi, birokrat, maupun profesional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil keputusan yang tepat, Tata Sutabri (2004:6). Informasi yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. mengambil keputusan yang tepat, Tata Sutabri (2004:6). Informasi yang bersifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan salah satu sumber daya yang memiliki peranan penting dalam sebuah organisasi, dilihat dari pengertiannya sendiri, informasi adalah data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dielakkan lagi. Dengan semakin tinggi tuntutan tersebut berdampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dielakkan lagi. Dengan semakin tinggi tuntutan tersebut berdampak terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat kepada pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah baik pusat maupun daerah tidak dapat dielakkan lagi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan Teori yang memaparkan teori teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan Sub Bab 2.2 Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang keuangan negara yang ditandai dengan terbitnya 3 paket undang-undang yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang sistem operasional dan manajerial pada instansi pemerintah dewasa ini dirasakan semakin penting. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di masa sekarang ini mengalami pertumbuhan yang semakin pesat. Salah satu teknologi yang berkembang dengan pesat adalah Teknologi Informasi dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Keberadaan teknologi informasi di era globalisasi ini tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara merupakan awal dalam perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam pasal 32

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, di mana setiap orang berusaha untuk mendapatkan informasi dengan tepat, akurat, dan secepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kegiatan operasional yang lebih efisien dan efektif ( Ali dan Green,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kegiatan operasional yang lebih efisien dan efektif ( Ali dan Green, 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi Informasi ( TI) telah banyak mempengaruhi organisasi dalam melakukan aktivitasnya. Manfaat yang diberikan oleh TI juga telah menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keberadaan peradilan agama di Indonesia pada awalnya diatur dengan beberapa peraturan perundang-undangan yang terbagi di berbagai daerah. Peraturan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sesuai Undang-Undang No. 31 Tahun 2008 tentang pemekaran Kabupaten Maluku Barat Daya (Kab. MBD) di Provinsi Maluku sebagai asas yuridis daerah otonom baru Kab. MBD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Saat ini teknologi informasi memiliki peran sebagai pendukung proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan suatu badan pelayanan yang tidak berorientasi pada laba, namun rumah sakit mempunyai konsekuensi pada akuntabilitas dan auditabel dalam pelaporan

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan organisasi karena peran pentingnya dalam memungkinkan pencapaian tujuan individu dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan infrastruktur seperti hardware, software, teknologi penyimpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan infrastruktur seperti hardware, software, teknologi penyimpanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi yang meliputi perkembangan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi baik pemerintah maupun lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat bagi para penggunanya. Akuntansi (SIA). SIA adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat bagi para penggunanya. Akuntansi (SIA). SIA adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan pabrik, peralatan, dan asset perusahaan lainnya (Bodnar dan Hopwood, 2003:1 ). Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32. berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32. berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi. Perubahan lingkungan bisnis menuntut organisasi untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring terjadinya ledakan informasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berorientasi pada profit maupun nonprofit khususnya pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berorientasi pada profit maupun nonprofit khususnya pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era persaingan global saat ini, dunia bisnis berkembang dengan pesat, baik yang berorientasi pada profit maupun nonprofit khususnya pada sektor pendidikan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Model DeLone & McLean, SIMDA, Kesuksesan SIA, Kinerja Individu

ABSTRAK. Kata Kunci: Model DeLone & McLean, SIMDA, Kesuksesan SIA, Kinerja Individu Judul : Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen Daerah dengan Mengadopsi Model DeLone & McLean (Studi Empiris pada Sekretariat Daerah Bagian Keuangan Kabupaten Gianyar) Nama : I Wayan Eka Suputra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menciptakan good

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menciptakan good BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menciptakan good governance yaitu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi (TI) seperti menerapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini teknologi informasi menjadi salah satu faktor pendukung perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Teknologi merupakan alat yang berguna untuk membantu individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan publik serta kinerja birokrasi menuju terwujudnya pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Dampak pertumbuhan internet mendorong setiap orang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 170 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab 4, terdapat beberapa simpulan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam penelitian akuntansi manajemen (Harris dan Durden, 2012). Lebih lanjut Harris dan Durden

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Generalized Audit Software (GAS) dan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) sudah banyak digunakan di negara berkembang dan merupakan tren yang sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi keuangan daerah diperlukan untuk meningkatkan pelaksanaan desentralisasi sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi internet, semakin banyak pula bermunculan situs-situs yang memberikan layanan kesehatan. Layanan yang diberikan juga semakin beragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan ADLN PERPUSTAKAAN AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat diperlukan untuk memperbaiki kinerja individu dan organisasi, tidak terkecuali institusi yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. diasumsikan sebagai faktor kritis dalam proses implementasi teknologi

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. diasumsikan sebagai faktor kritis dalam proses implementasi teknologi BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang diasumsikan sebagai faktor kritis dalam proses implementasi teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KEYAKINAN MANFAAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KEYAKINAN MANFAAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI PENGARUH FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KEYAKINAN MANFAAT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI Agung Utama, Arif Wibowo, & Nurhadi Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia agungutama@uny.ac.id Abstract: Pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendukung dari penelitian ini: 2.1.1 Taufik Saleh, Darwanis, Usman Bakar (2012) Penelitian dengan topik

Lebih terperinci

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi di dunia dalam bidang ekonomi, bisnis dan perdagangan telah memberikan pengaruh pada perkembangan model transaksi bisnis yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Customer memiliki peran yang sangat penting untuk membuat suatu perusahaan menjadi lebih berkembang, karena mereka merupakan pembeli (individual) yang akan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.

BAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini telah banyak memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong manusia untuk dengan mudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN MODEL EVALUASI PRILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI

TINJAUAN MODEL EVALUASI PRILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN MODEL EVALUASI PRILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI Angraini Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SUSKA RIAU Ni_maifa@yahoo.com ABSTRAK Peranan teknologi informasi dalam perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh perkembangan teknologi sekarang ini begitu pesat, oleh sebab itu setiap organisasi sekarang menganggap bahwa sistem informasi sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program bukan pada unit organisasi semata dan memakai output measurement BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini banyak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini banyak memberikan BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini banyak memberikan kemudahanpada berbagai aspek kegiatan bisnis (Mc.Leod, 1997). Teknologi informasi merupakanbagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah

BAB I PENDAHULUAN. (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah sistem teknologi informasi (STI) dimulai sejak tahun 1950 (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah berkembang dan banyak

Lebih terperinci

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT BERPERILAKU DALAM PENGGUNAAN E-LEARNING (Studi Pada Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya) Fitri Imandari Endang Siti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam

Lebih terperinci