ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP MENGGUNAKAN METODE LAMINASI VACUUM INFUSION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP MENGGUNAKAN METODE LAMINASI VACUUM INFUSION"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR MN ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP MENGGUNAKAN METODE LAMINASI VACUUM INFUSION RENGGA EKA PUTRA ATMANEGARA NRP Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. Mohammad Sholikhan Arif, S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016 i

2 FINAL PROJECT MN TECHNICAL AND ECONOMICAL ANALYSIS OF 30GT FISHING VESSELS WITH FRP CONSTRUCTION USING LAMINATE METHOD VACUUM INFUSION RENGGA EKA PUTRA ATMANEGARA NRP Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. Mohammad Sholikhan Arif, S.T., M.T. Department of Naval Architecture & Shipbuilding Faculty of Marine Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2016 ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu: 1. Bapak Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Wali atas bimbingan dan motivasinya selama pengerjaan dan penyusunan Tugas Akhir. 2. Bapak Mohammad Sholikhan Arif, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan motivasinya selama pengerjaan dan penyusunan Tugas Akhir ini 3. Bapak Ir. Heri Supomo, M.Sc., Ir. Soejitno, Imam Baihaqi,S.T.,M.T., dan Ibu Sri Rejeki Wahyu Pribadi,S.T.,M.T. beserta dosen-dosen Jurusan Teknik Perkapalan yang telah memberikan ilmu dan saran kepada penulis. 4. Bapak Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Perkapalan yang banyak memberikan inspirasi kepada penulis. 5. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, PT. Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Marathon Pasific Marine, CV. Bajoboat, PT. Putra Unggul Grup, yang telah membantu dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan. 6. Orang tua dan Revanda Dwi Putra Atmanegara yang selalu senantiasa memberikan dukungan moral dan perhatian. 7. Erlyana Puti Agun Mardhini, S.E. yang selalu senantiasa memberikan dukungan moral. 8. Semua sahabat terutama keluarga Centerline, Captain, Forecastle, dan Submarine yang selalu membantu dan memberikan dukungan. Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Surabaya, 27 Januari 2016 Rengga Eka Putra Atmanegara vi

4

5 ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP MENGGUNAKAN LAMINASI VACUUM INFUSION Nama Mahasiswa : Rengga Eka Putra Atmanegara NRP : Jurusan / Fakultas : Teknik Perkapalan / Teknologi Kelautan Dosen Pembimbing : 1. Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. 2. Mohammad Sholikhan Arif, S.T., M.T. ABSTRAK Produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP di Indonesia masih menggunakan metode laminasi hand lay up. Metode hand lay up memiliki kekurangan pada kebutuhan jam orang dan kualitas produksi. Metode vacuum infusion merupakan salah satu metode laminasi fibreglass yang memiliki keunggulan. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk menganalisis secara teknis dan ekonomis produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion. Pertama, produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP diobservasi. Kedua, data produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP dikumpulkan. Ketiga, menganalisis teknis dan ekonomis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode laminasi hand lay up dan vacuum infusion yang telah dilakukan. Hasil dari penerapan metode vacuum infusion pada produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP mengalami pengurangan sebesar 7,26%. Kualitas produksi vacuum infusion lebih baik 22,83% dibandingkan hand lay up. Dari hasil analisis ekonomis, biaya produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode laminasi vacuum infusion lebih mahal 12,9% dari pada metode laminasi hand lay up. Produktivitas tenaga kerja metode laminasi vacuum infusion lebih tinggi 24,94% dari pada metode laminasi hand lay up. Pembangunan galangan kapal konstruksi FRP metode vacuum infusion membutuhkan biaya investasi sebesar Rp dan Payback Period (PP) pada tahun ke-10. Kata kunci: Fibre Reinforced Plastic (FRP), kapal ikan 30GT, dan vacuum infusion vii

6 TECHNICAL AND ECONOMICAL ANALYSIS OF 30GT FISHING VESSELS WITH FRP CONSTRUCTION USING LAMINATE METHOD VACUUM INFUSION Author : Rengga Eka Putra Atmananegara ID No. : Dept. / Faculty : Naval Architecture & Shipbuilding Engineering / Marine Technology Supervisors : 1. Ir. Triwilaswandio Wuruk Pribadi, M.Sc. 2. Mohammad Sholikhan Arif, S.T.,M.T. ABSTRACT Production of FRP construction 30GT fishing vessels in Indonesia are commonly using hand lay-up lamination method. Hand Lay Up method has weaknesses in manhours consumption and product quality. Vacuum infusion is one of many lamination methods which has many advantage. The main objective of this final project is to analyse technics and economics of the production FRP construction 30GT fishing vessels using vacuum infusion lamination method. Firstly, the production of FRP construction of 30GT fishing vessels was observed. Secondly, data of FRP construction of 30GT fishing vessels were collected. Thirdly, technical and economical analysis of production of the FRP construction 30GT fishing vessels using hand lay up and vacuum infusion lamination method was conducted. As a result, decreased of manhours in production of FRP construction 30GT fishing vessels using vacuum infusion is about 7,26%. The Product quality of vacuum infusion is 22,83% higher than those of hand lay up. In term of economical analysis, the cost of production FRP construction 30GT fishing vessels using vacuum infusion lamination method is 12,9% more expensive than those of hand lay-up lamination method. Labour productivity of vacuum infusion lamination method has 24,94% higher than those of hand lay-up lamination method. The development of shipyard FRP vessels vacuum infusion method needs investment cost of Rp and Payback Period of tenth years. Keywords: 30GT fishing vessels, fibre reinforcement plastic (FRP), and vacuum infusion viii

7 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR REVISI... iv HALAMAN PERUNTUKAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Maksud Tujuan Manfaat Hipotesis Sistematika Laporan... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kapal Ikan 30GT Material Kapal Konstruksi FRP Metode Laminasi Metode Laminasi Hand Lay Up Metode Laminasi Chopper Gun Metode Laminasi Vacuum Infusion Fasilitas Produksi Proses Pembangunan Kapal Konstruksi FRP Kuat Tarik dan Kuat Lentur Produktivitas Investasi Analisis NPV (Net Present Value) Analisis BEP (Break Even Point) ix

8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendahuluan Studi Literatur Mencari Data dan Observasi Lapangan Perhitungan Luas Konstruksi Analisis Teknis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Analisis Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Kesimpulan dan Saran Flowchart BAB IV KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP DI INDONESIA Pendahuluan Data Ukuran Kapal Ikan 30GT Desaian Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Rencana Garis (Lines Plan) Rencana Umum (General Arrangement) Profil Konstruksi (Construction Profile) Perhitungan Konstruksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Perhitungan Kebutuhan Material Fasilitas dan Peralatan Produksi Proses Produksi Tahap Persiapan Tahap Pembuatan Cetakan Tahap Laminasi Tahap Assembly Tahap Instalasi Outfitting, Kelistrikan, Perpipaan, dan Permesinan Tahap Finishing, Sea Trial, dan Delivery Kebutuhan Jam Orang Hasil Produksi Biaya Material Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP BAB V PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP METODE VACUUM INFUSION Pendahuluan Perhitungan Jumlah Laminasi Perhitungan Kebutuhan Material x

9 5.4. Fasilitas dan Peralatan Produksi Proses Produksi Tahap Persiapan Tahap Pembuatan Cetakan Tahap Laminasi Tahap Assembly Tahap Instalasi Outfitting, Kelistrikan, Perpipaan, dan Permesinan Tahap Finishing, Seatrial, dan Delivery Kebutuhan Jam Orang Hasil Produksi Biaya Material Biaya Tenaga Kerja Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pendahuluan Analisis Teknis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Jumlah Laminasi Kebutuhan Material Peralatan Produksi Kebutuhan Jam Orang Hasil Produksi Analisis Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Biaya Material Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Produksi Biaya Investasi Perbandingan Produktivitas BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN I HASIL PERHITUNGAN LUAS KONSTRUKSI LAMPIRAN II ANALISIS TEKNIS LAMPIRAN III ANALISIS EKONOMIS BIODATA PENULIS xi

10 DAFTAR TABEL Tabel II.1 Kuat tarik Tabel II.2 Kuat Lentur Tabel IV.1 Data Luas Konstruksi Kapal Ikan 30GT Tabel IV.2 Keterangan Glass Content dan Spesific Gratify Material Tabel IV.3 Ketebalan Setiap Jenis Material Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Tiap Bagian Kapal untuk Hand Lay Up Tabel IV.5 Kebutuhan Material Untuk Cetakan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel IV.6 Kebutuhan Fibreglass Pembangunan Kapal Ikan 30GT Metode Hand Lay Up Tabel IV.7 Kebutuhan Resin Metode Hand Lay Up Tabel IV.8 Kebutuhan Resin dan Cobalt pada metode hand lay up Tabel IV.9 Kebutuhan Gelcoat Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel IV.10 Kebutuhan Aerosil,Talc, Pigment dan Katalis Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel IV.11 Kebutuhan Material Utama Metode Laminasi Hand Lay Up Tabel IV.12 Material Penunjang Pada Laminasi Hand lay Up Tabel IV.13 Material Penunjang Metode Hand Lay Up Tabel IV.14 Peralatan Produksi Metode Hand Lay Up Tabel IV.15 Waktu Proses Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Hand Lay Up Tabel IV.16 Biaya Material metode hand lay up Tabel IV.17 Biaya Tenaga Kerja Langsung metode hand lay up Tabel IV.18 Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP metode hand lay up Tabel V.1 Hasil Perhitungan Setiap Bagian Kapal untuk Vacuum Infusion Tabel V.2 Kebutuhan Material Untuk Cetakan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel V.3 Kebutuhan Fibreglass Kebutuhan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP metode vacuum infusion Tabel V.4 Kebutuhan Materail Penunjang Metode Vacuum Infusion Tabel V.5 Kebutuhan Resin dan Cobalt metode vacuum infusion Tabel V.6 Kebutuhan Gelcoat Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel V.7 Kebutuhan Aerosil,Talc, Pigment dan Katalis Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP. 57 Tabel V.8 Material Utama Metode Vacuum Infusion Tabel V.9 Material Penunjang Metode Vacuum Infusion Tabel V.10 Material Alat Metode Vacuum Infusion Tabel V.11 Peralatan Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion 59 Tabel V.12 Waktu Proses Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Tabel V.13 Biaya Material Metode Vacuum Infusion Tabel V.14 Biaya Tenaga Kerja Langsung Metode Vacuum Infusion Tabel V.15 Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.1 Perbandingan Jumlah Laminasi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel VI.2 Perbandingan Kebutuhan Material Utama Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel VI.3 Perbandingan Kebutuhan Material Alat Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP xiii

11 Tabel VI.4 Perbandingan Kebutuuhan Material Penunjang Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel VI.5 Perbandingan Peralatan Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel VI.6 Perbandingan Kebutuhan Waktu pada Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Tabel VI.7 Kuat Tarik Rata-Rata dari Pengujian Tabel VI.8 Kuat Lentur Rata-Rata dari Pengujian Tabel VI.9 Biaya material pembangunan 1 kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP Tabel VI.10 Biaya tenaga kerja langsung pembangunan 1 kapal ikan 30GT konstruksi FRP. 77 Tabel VI.11 Biaya produksi 1 buah kapal ikan 30GT konstruksi FRP Tabel VI.12 Biaya Pengadaan Tanah Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.13 Biaya Persiapan Tanah Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.14 Biaya Bangunan Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.15 Total Biaya Invetasi Tanah dan Bangunan Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.16 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Penunjang Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.17 Biaya Persiapan dan Instalasi Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion.. 81 Tabel VI.18 Estimasi Biaya Pelatihan Pekerja Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.19 Estimasi Nilai Total Investasi Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion.. 82 Tabel VI.20 Biaya Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.21 Estimasi Biaya Pengeluaran Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.22 Harga Jual 1 Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.23 Estimasi Keuntungan Produksi 1 Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Tabel VI.24 Pay Back Period dengan Metode Net Present Value 100% Modal Pribadi Tabel VI.25 Perbedaan Produktivitas antara Metode Hand Lay Up dan Metode Vacuum Infusion xiv

12 DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Struktur Chopped Strand Mat (CSM)... 7 Gambar II.2 Struktur Woven Roving (WR)... 8 Gambar II.3 Struktur Multiaxial... 8 Gambar II.4 Spray Gun Roving yang Digunakan pada Metode Laminasi Chopper Gun Gambar II.5 Urutan Proses Pembangunan Kapal Konstruksi FRP Gambar II.6 Proses Laminasi Menggunakan Metode Hand Lay Up Gambar II.7 Pembuatan Lapisan pada Konstruksi Kapal Gambar II.8 Penyatuan antaran Lambung dan Geladak Gambar III.1 Flowchart Penelitian Gambar IV.1 Lines Plan kapal ikan 30GT konstruksi FRP Gambar IV.2 Rencana Umum kapal ikan 30GT konstruksi FRP Gambar IV.3 Profil Konstruksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP Gambar IV.4 Buku Peraturan BKI Tentang Fibre Reinforced Plastic Ships Gambar IV.5 Cetakan FRP Kapal Ikan 30GT Gambar IV.6 Proses Pemberian Wax pada Cetakan Geladak Gambar IV.7 Pemberian Gelcoat pada Cetakan Geladak Gambar IV.8 Proses Laminasi Hand Lay Up pada Cetakan Bangunan Atas Gambar IV.9 Proses finishing kapal ikan 30GT konstruksi FRP Gambar IV.10 Gelembung-Gelembung Udara yang Terjebak di Dalam Laminasi Gambar V.1 Cetakan FRP Kapal Ikan 30GT Gambar V.2 Pemberiaan Wax pada Cetakan Lambung Gambar V.3 Penataan Lapisan Penguat Gambar V.4 Penempatan Nylon Peel-Ply Gambar V.5 Penempatan flow media Gambar V.6 Penempatan Wrapping Spiral Gambar V.7 Penempatan Vacuum Bag (plastic film) Gambar V.8 Peletakan Vacuum Port dan Flow Tube di Sekitar Cetakan Gambar V.9 Udara yang Terhisap saat Proses Vacuum Infusion xii

13 LAMPIRAN LAMPIRAN I HASIL PERHITUNGAN LUAS KONSTRUKSI LAMPIRAN II ANALISIS TEKNIS LAMPIRAN III ANALISIS EKONOMIS 93

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan membuat program pembangunan 1000 kapal ikan ukuran 30GT untuk diberikan kepada nelayan. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Program pembangunan 1000 kapal ikan 30GT dilaksanakan pada tahun Namun dalam proses pembangunan 1000 kapal ikan selama tahun , hanya dapat diselesaikan 735 kapal ikan. Dari 735 kapal ikan 30GT, terdapat 335 kapal menggunakan konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP) dan 400 kapal menggunakan kayu. (KKP, 2013) Berdasarkan info dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kemeterian Kelautan dan Perikanan RI, akan dibuat unit kapal dengan beragam ukuran. Kapal penangkap ukuran kurang dari 5 GT sebanyak unit, kapal penangkap ukuran 5GT sebanyak unit, kapal penangkap ukuran 10 GT sebanyak unit, kapal penangkap ukuran 20 GT sebanyak 250 unit, kapal penangkap ukuran 30 GT sebanyak 30 unit dan kapal angkut ukuran 30 GT dengan pendingin sebanyak 5 unit. (DJPT, 2015) Material yang digunakan pada pembangunan kapal ikan 30GT di Indonesia adalah Fibre Reinforced Plastic (FRP) dan kayu. Material Fibre Reinforced Plastic (FRP) merupakan salah satu material utama pada proses produksi kapal. Material FRP pada proses produksi kapal memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan material lain. Saat ini dalam pembuatan kapal konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP) mengalami perkembangan dari jenis material dan metode laminasi yang digunakan pada produksi kapal konstruksi FRP. Dalam hal metode laminasi seperti metode chopper gun dan vacuum infusion. Namun karena metode chopper gun memiliki banyak kelemahan, metode tersebut sudah tidak digunakan kembali. Saat ini perkembangan metode vacuum infusion di Indonesia sudah diterapkan oleh beberapa galangan. Hal tersebut dikarenakan metode laminasi vacuum infusion yang memiliki kelebihan dibandingkan metode laminasi hand lay-up ataupun chopper gun dalam proses produksi kapal konstruksi FRP. Kelebihan tersebut adalah memiliki lapisan kulit yang lebih 1

15 tipis namun kuat, kebutuhan material resin yang lebih sedikit, jumlah jam orang yang lebih sedikit, dan hasil produksi yang lebih baik. Namun dalam penerapan metode vacuum infusion tentunya sebuah galangan harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dan tentunya biaya investasi pengembangan peralatan produksi. (Putra, 2012) 1.2.Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana cara pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP saat ini di Indonesia? b. Bagaimana aspek teknis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion? c. Bagaimana aspek ekonomis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion? 1.3.Batasan Masalah Batasan masalah yang terdapat pada tugas akhir ini adalah : a. Data kapal ikan yang dianalisis adalah kapal ikan 30GT konstruksi FRP tipe pole and line milik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur. b. Perhitungan konstruksi menggunakan peraturan BKI tentang kapal Fibre Reinforced Plastics tahun 1996 dengan konstruksi single skin. c. Analisis hasil pengujian material laminasi hand lay up dan vacuum infusion didasarkan pada referensi pengujian yang telah dilakukan sebelumnya. d. Investasi pengembangan galangan difokuskan pada investasi pengembangan peralatan produksi metode laminasi vacuum infusion. 1.4.Maksud Tugas akhir ini dimaksudkan untuk melakukan analisis tentang penerapan metode vacuum infusion pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP, agar kedepannya dapat dijadikan referensi dalam pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. 2

16 1.5.Tujuan Adapun tujuan yang akan dicapai dari tugas akhir ini adalah : a. Melakukan evaluasi pada proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP saat ini di Indonesia. b. Menganalisis secara teknis penerapan metode vacuum infusion pada proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP. c. Menganalisis secara ekonomis penerapan metode vacuum infusion pada proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP. 1.6.Manfaat Diharapkan dari tugas akhir ini akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah : a. Menjadi referensi dan bahan pertimbangan galangan kapal fibreglass dalam pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion. b. Kapal yang dihasilkan memiliki usia yang lebih lama dari kapal sejenis yang menggunakan metode laminasi hand lay up pada proses pembangunan. 1.7.Hipotesis Hipotesis pada tugas akhir ini adalah metode laminasi vacuum infusion dapat diterapkan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP dan memiliki beberapa kelebihan dalam aspek teknis dan ekonomis. 1.8.Sistematika Laporan Proses pengerjaan tugas akhir ini dilakukan secara sistematis berdasarkan urutan kerja yang dilakukan oleh penulis : ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL 3

17 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian secara umum dan singkat meliputi latar belakang masalah, maksud penulisan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan dari tugas akhir yang disusun. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan tentang berbagai referensi dan teori yang terkait dengan judul penelitian yang meliputi kapal ikan 30GT, Fibre Reinforced Plastic (FRP), metode laminasi fibreglass, produktivitas, serta investasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi langkah-langkah selama penelitian, mulai dari tahap persiapan sampai penyusunan laporan penelitian. BAB IV KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP DI INDONESIA Bab ini berisi tentang kondisi pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP di Indonesia, dimana masih menggunakan metode laminasi hand lay up. BAB V PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP MENGGUNAKAN METODE LAMINASI VACUUM INFUSION Bab ini berisi perhitungan secara teknis dan ekonomis penerapan metode vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. BAB VI ANALISIS PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP METODE LAMINASI VACUUM INFUSION Bab ini berisi perhitungan teknis dan ekonomis perbandingan penerapan metode vacuum infusion dan metode hand lay up pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta saran untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 4

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kapal Ikan 30GT Program pembangunan kapal penangkap ikan berukuran diatas 30GT atau yang dikenal dengan sebutan Inka Mina merupakan program unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan kecil. Pembangunan kapal penangkap ikan berukuran diatas 30 GT pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan produksi hasil tangkapan kapal nelayan, meningkatkan kesejahteraan khususnya nelayan, menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta untuk menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan target pembangunan kapal Inka Mina sejak tahun adalah sebanyak 1000 unit kapal yang tersebar di 34 provinsi dan hingga akhir tahun 2013 telah terealisasi 735 unit kapal yang tersebar di 34 provinsi (207 kabupaten/kota). Dari 735 kapal ikan 30GT, terdapat 335 kapal menggunakan konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP) dan 400 kapal menggunakan konstruksi kayu. (KKP, 2013) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kemeterian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, akan membuat unit kapal dengan berbagai ukuran. Kapal penangkap ukuran kurang dari 5 GT sebanyak unit, kapal penangkap ukuran 5GT sebanyak unit, kapal penangkap ukuran 10 GT sebanyak unit, kapal penangkap ukuran 20 GT sebanyak 250 unit, kapal penangkap ukuran 30 GT sebanyak 30 unit dan kapal angkut ukuran 30 GT dengan pendingin sebanyak 5 unit. (DJPT, 2015) 2.2.Material Kapal Konstruksi FRP Dalam pembangunan kapal konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP), terdapat elemen material utama atau material dasar. Material tersebut diantaranya yaitu reinforcement, resin, dan core material. Berikut merupakan penjelasan dari material dasar tersebut : 5

19 1. Reinforcement Dalam industri galangan kapal berbahan fibreglass terdapat berbagai macam reinforcement atau penguat, diantaranya adalah : FRP/GRP : Fibre Reinforced Plastic atau Glass Reinforced Plastic Fibre Reinforced Plastic yang mana memiliki serat yang terbuat dari serat kaca (Glass Fibre). Fibre Reinforced Plastic adalah bahan yang ringan namun kuat dan dapat digunakan pada berbagai produk. CRP : Carbon Reinforced Plastic Serat karbon memberikan kekuatan kekakuan yang sangat tinggi dibanding dengan penguat lainnya. Kinerja pada suhu tinggi sangat baik akan tetapi carbon fibre memiliki kekurangan dalam proses pembangunan yaitu biaya material yang cukup mahal. OFRP : Organic Fibre Reinforced Plastic Serat organik memiliki serat yang terbuat dari bahan-bahan organik, dimana pada saat ini masih dalam proses penelitian. Namun reinforcement atau penguat yang banyak digunakan pada industri galangan kapal adalah Fibre Reinforced Plastic (FRP). Hal tersebut dikarenakan biaya yang relatif murah dibandingkan penguat yang lain.material Fibre Reinforced Plastic (FRP). Dalam penerapan Fibre Reinforced Plastic (FRP) di dalam Industri perkapalan memiliki keuntungan dan kekurangan, berikut merupakan keuntungan dan kerugian material Fibre Reinforced Plastic (FRP) yang digunakan pada pembangunan kapal : (Coackley, Bryn, & Conwy, 1991) Keuntungan material FRP : Tidak mudah mengalami korosi Konstruksi ringan Mudah dibentuk Kombinasi konstruksi mudah Tidak higroskopis Pemeliharaan mudah Biaya produksi lebih murah Proses produksi lebih mudah 6

20 Kelemahan material FRP : Material yang digunakan tidak ramah lingkungan dan masih sulit untuk diproduksi di dalam negeri Tidak dapat digunakan untuk pembangungan kapal berukuran besar Material tidak dapat didaur ulang Harus dibangun oleh teknisi yang ahli dibidang kapal fibreglass Dapat menyebabkan beberapa penyakit pada manusia apabila serbuk fibreglass masuk kedalam tubuh manusia Dalam proses pembangunan kapal konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP) memiliki beberapa jenis serat. Dimana tiap jenis serat memiliki fungsi dan alur serat yang berbeda. Berikut merupakan jenis FRP (Fibre Reinforced Plastic) yang umum digunakan pada industri galangan kapal adalah : a. Chopped Strand Mat (CSM) Chopped Strand Mat (CSM) atau sering dikenal dengan MAT adalah fibreglass yang terbuat dari serat kaca yang diletakkan secara acak antara satu dengan yang lainnya, yang membentuk pola tumpahan jerami yang arahnya acak dengan fibreglass yang menerus yang memiliki panjang 1,5-37mm. (lihat Gambar II.1) Gambar II.1 Struktur Chopped Strand Mat (CSM) Chopped Strand Mat (CSM) yang telah dicampur dengan resin (dengan perbandingan 1 CSM : 2,5-3 Resin), setelah mengeras akan mempunyai kekuatan tarik (tensile strength) dan kekuatan lentur (flexural strength) hampir 2(dua) kali lipat dibandingkan dengan resin matang tanpa pengisi. Chopped Strand Mat (CSM) biasanya memiliki kode seperti CSM 300, CSM 450, CSM 600, dan CSM 900, dimana angka 300, 450, 600, atau 900 dibelakang kode 7

21 CSM mengartikan bahwa kepadatan 1 m 2 dari CSM tersebut adalah 300 gr/m 2, 450 gr/m 2, 600 gr/m 2, 900 gr/m 2. (Bader, 2015) b. Woven Roving (WR) Woven Roving (WR) adalah fibreglass yang terbuat dari serat kaca yang diletakkan dengan membentuk anyaman dengan kelompok serat yang panjang dan relatif tebal. Woven Roving (WR) terbuat dari 2(dua) arah serat kaca menerus dengan arah diantaranya (lihat Gambar II.2.) Gambar II.2 Struktur Woven Roving (WR) Woven Roving (WR) yang belum diberi lapisan resin merupakan lembaran yang kuat, yang jika diberikan gaya tarik dari arah mempunyai kuat tarik yang cukup tinggi dibandingkan dengan Chopped Strand Mat (CSM). Woven Roving (WR) biasanya digunakan pada pelapisan kapal konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP) setelah lapisan Chopped Strand Mat (CSM). (Bader, 2015) c. Multi Axial Multiaxial terdiri dari dua atau lebih lapisan serat dengan orientasi arah yang berbeda (0 0 ; 90 0 ; 45 0 ; ) yang dijahit dengan benang polimer yang halus. (lihat Gambar II.3.) 8 Gambar II.3 Struktur Multiaxial

22 Atau dapat dikombinasikan dengan Chopped Strand Mat (CSM) dan Woven Roving (WR). Multiaxial biasanya diaplikasikan pada turbin angin, kapal, produk rekreasi, mobil balap, aerospace, dan pertahanan. (Bader, 2015) 2. Resin Resin adalah salah satu bahan dasar yang digunakan dalam industri pembuatan kapal konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP). Resin terbuat dari bahan dasar minyak bumi dan batu bara. Yang mana juga dicampurkan stirena dan polyester yang dicampurkan pada tahap akhir produksi. Cairan resin ini akan dicampur dengan catalyst yang akan menyebabkan reaksi kimia yaitu polimerisasi yang di dunia industri perkapalan dikenal dengan istilah curing. Proses inilah yang akan menyebabkan campuran material dan fibreglass menjadi suatu material yang kaku. (Cripps, 2015) Berikut adalah beberapa jenis resin yang digunakan di industri kapal konstruksi FRP, diantaranya : a. Polyester Resin Polyester resin adalah resin sintetis tak jenuh yang terbentuk oleh reaksi basa polyhidric alkohol dan asam organik. Cairan resin yang umum digunakan oleh galangan adalah polyester resins. Hal tersebut dikarenakan polyester resin sangat sederhana, ekonomis, dan sangat mudah digunakan serta ketahanan kimia yang baik. Kebanyakan polyester resin bersifat memerangkap udara dan tidak akan cure atau berubah kembali saat terkena udara. Polyester Resins memiliki ketahanan terhadap sinar ultraviolet yang bagus, tahan lama, dan ketahanan terhadap air. (Cripps, 2015) b. Vynil Ester Resin Vynil ester resin adalah jenis unsaturated resin atau resin tak jenuh yang terbuat dari reaksi pencampuran resin epoksi dengan asam monokarbosilat jenuh atau asam tak jenuh monofungsional seperti methacrylic atau acrilic, sehingga menggabungkan keuntungan epoxy dan resin poliester. Penanganan dan karateristik performa dari Vynil Ester Resin sama seperti dengan polyester resin. Beberapa keunggulan dari resin ini adalah memiliki ketahanan korosi yang sangat baik, stabilitas hidrolitik, sifat fisika sangat baik seperti tahan impact dan fatigue. Fleksibilitas yang lebih tinggi sama seperti epoxy dan kemudahan pengolahan seperti resin poliester. Vynil ester resin lebih banyak digunakan pada pembangunan kapal menggunakan metode laminasi vacuum infusion. Hal tersebut dikarenakan vynil ester Resin memiliki 9

23 kekentalan yang lebih kecil dibandingkan dengan polyester resin. Kelemahan yang dimiliki vynil ester resin dibandingkan dengan polyester resin adalah harga yang lebih tinggi. (Cripps, 2015) c. Epoxy Resin Epoxy resin adalah thermosetting polymers yang dapat curing dengan berbagai macam serat melalui reaksi curing.epoxy Resin menunjukkan karateristik kinerja terbaik dari semua resin yang digunakan dalam marine industry. Tingginya harga epoxy dan penanganan yang sulit membatasi penggunaannya untuk marine structure yang memiliki ukuran yang besar. (Cripps, 2015) 3. Katalis dan Hardener Kedua material ini mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mempercepat terjadinya proses curing atau polimerisasi antara resin dengan fibreglass. Hardener lebih dikenal sebagai pasangan dari epoxy resin, dimana epoxy resin dicampur dengan hardener akan berfungsi mempercepat proses polimerisasi. Sedangkan katalis adalah material yang memiliki fungsi yang sama dengan hardener namun digunakan sebagai pasangan polyester resin dan vynil ester resin. (Putra, 2012) 4. Gelcoat Gelcoat adalah material yang digunakan sebagai lapisan terluar dari lambung kapal yang akan dibangun. Sebelum dilapisi gelcoat, biasanya cetakan (mold) akan dilapisi dengan wax untuk mempermudah pemisahan antara lambung kapal yang telah dibentuk dengan mold. Gelcoat berfungsi sebagai lapisan pada lambung kapal agar tidak mudah terabrasi. Selain itu gelcoat juga berfungsi melindungi lambung kapal dari paparan sinar ultraviolet yang dapat merusak lapisan fibreglass. Gelcoat memiliki sifat yang hampir sama dengan resin tetapi memiliki kekentalan yang lebih besar nilainya. Gelcoat akan melapisi lapisan terluar dari lambung kapal dengan ketebalan awal antara 0,5-0,76 mm kemudian akan dilapisi dengan CSM, lapisan inilah yang dikenal dengan istilah skin coat. Lapisan luar yang terbentuk dari lapisan gelcoat ini biasanya sudah mempunyai warna atau pigment untuk memaksimalkan lapisan akhirnya. (Coackley, Bryn, & Conwy, 1991) 10

24 2.3.Metode Laminasi Dalam pembuatan kapal berbahan fibreglass terdapat 3 metode laminasi yang sering digunakan di galangan kapal konstruksi FRP. Metode tersebut diantaranya adalah hand lay up, chopper gun, dan vacuum infusion. Berikut merupakan penjelasan dari macam-macam metode laminasi : Metode Laminasi Hand Lay Up Metode hand lay up merupakan metode dasar dalam pembangunan kapal fibre. Metode ini sudah diterapkan sejak awal pembangunan kapal fibre untuk pertama kali pada tahun 1940 di amerika utara dalam keperluan militer. Metode ini merupakan metode laminasi yang paling mudah dan paling sederhana. Proses laminasi hanya menggunakan tangan dibantu dengan roll yang berfungsi untuk menyatukan material fibreglass dengan resin. Kekurangan metode ini adalah tidak maksimalnya hasil penyatuan dari lapisan atau susunan antara fibre dan resin pada badan kapal yang terbentuk. Hal ini dikarenakan penggunaan alat untuk menyatukan material resin dan fibre yang hanya menggunakan roll, sehingga tekanan yang dihasilkan tidak maksimal dan tidak merata di seluruh bagian kapal. hal tersebut menyebabkan terdapat ruang yang berisi udara yang bisa mengakibatkan berkurangnya nilai kekuatan tarik dan lentur dari kapal. Ketika pekerja melakukan pelapisan resin pada fibreglass, dibutuhkan keahlian agar tekanan saat penekanan roll sama pada semua bagian konstruksi. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi perbedaan ketebalan antara bagian satu dengan yang lainnya. Hal ini sering terjadi dilapangan, sehingga untuk memperbaiki kesalahan tersebut, maka dilakukan pelapisan ulang untuk mendapatkan hasil yang sama. Dari perbaikan tersebut, ketebalan kapal fibre menjadi lebih tebal. Keuntungan metode laminasi hand lay up yang murah dan sederhana menjadikan metode ini sering digunakan di lapangan dalam proses pembangunan kapal fibre. Namun dengan kelemahan yang dimiliki, menjadikan metode laminasi menggunakan hand lay up membutuhkan waktu yang cukup lama. (Nugroho, 2012) Metode Laminasi Chopper Gun Metode laminasi chopper gun memiliki perbedaan dengan metode hand lay up. Dimana pada metode laminasi chooper gun dibutuhkan alat yang berbentuk seperti pistol yang akan menembakkan potongan fibre dengan resin ke seluruh lapisan cetakan (mold) yang kemudian disatukan dengan roll. Pada pelapisan menggunakan teknik chopper gun hanya 11

25 dapat menggunakan fibre dalam bentuk gulungan benang (Spray Gun Roving). Potongan fibre yang terbentuk dalam potongan kecil-kecil juga dikenal dengan istilah chopped fibres sehingga metode ini dinamakan dengan metode chopped gun. (lihat Gambar II.4) Gambar II.4 Spray Gun Roving yang Digunakan pada Metode Laminasi Chopper Gun (Manufacturing, 2015) Dibandingkan dengan metode hand lay up, metode ini jarang digunakan oleh galangan kapal konstruksi FRP di Indonesia karena memiliki banyak kekurangan. Beberapa kekurangan pada metode ini diantaranya adalah kuat tarik material yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan metode hand lay up, hal ini dikarenakan potongan fibreglass yang memiliki ukuran yang pendek dan menyebar ke segala arah. Hal lain yang menjadi kendala adalah ketebalan yang dihasilkan tidak merata karena tidak adanya kontrol terhadap ketebalan sehingga hasil yang dicapai kurang padat. Terkadang pekerja juga harus menambahkan lapisan Woven Roving dan melakukan proses pelapisan resin menggunakan roll atau metode hand lay up. Sehingga kurang maksimalnya penggunaan dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan alat laminasi, menjadikan metode ini sudah tidak digunakan kembali. Metode laminasi chopper gun memiliki keuntungan dalam hal kecepatan produksi, namun peralatan yang digunakan memiliki harga yang cukup mahal. Selain kelemahan dalam segi produksi, metode ini juga memiliki kelemahan dalam segi kesehatan, dimana potongan fibreglass yang ditembakkan ke cetakan dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia. (Nugroho, 2012) Peralatan lain yang dibutuhkan dalam metode laminasi chopper gun tidak jauh berbeda dengan metode hand lay up. Peralatan lain yang dibutuhkan, diantaranya : (ACMA, 2015) 12

26 Kuas 2 Kuas 3 Kuas Roll Mata Kuas Roll Sabun Gayung Amplas Majun Ember Mesin Bor listrik dan manual Gergaji ukir Mesin Gerinda Gergaji besi Gergaji kayu Gunting Kertas abrasif basah dan kering Gabus (spon) Bandulan timbangan tegak lurus Kapur Pita pengukur Palu karet Sikat dan sapu logam Selotip Timbangan Mesin Chopper Gun (Superflow Chopper System Proses pembuatan lambung kapal fibreglass menggunakan metode laminasi chopper gun juga tidak jauh berbeda dengan metode laminasi hand lay up. Berikut merupakan urutan proses pembuatan lambung kapal menggunakan metode laminasi chopper gun, adalah : (ACMA, 2015) a. Mempersiapkan mold/cetakan. b. Cetakan diberikan wax dan dipoles untuk mempermudah mennggunakan mold kembali. c. Gelcoat dipoles pada permukaan cetakan dan dibiarkan sebelum memasang lapisan. d. Resin dicampur dengan katalis dan diaduk sampai rata kemudian ditampung dalam tangki penampungan. e. Resin yang telah dicampur dengan katalis kemudian disalurkan pada alat chopper gun, begitu juga dengan gulungan fibre yang mana dalam bentuk gulungan di salurkan pada mesin chopper gun. f. Kemudian potongan fibre dan resin yang sudah tercampur ditembakkan ke cetakan. g. Kemudian menggunakan kuas atau roller untuk memadatkan serat yang sudah diberikan resin untuk menghasilkan permukaan yang halus dan menghilangkan udara yang terperangkap. h. Apabila dibutuhkan penguatan lapisan lambung, maka perlu diberikan lapisan dari lembaran woven roving yang dilapisi resin menggunakan metode hand lay up. 13

27 i. Menunggu hingga proses resin kering Metode Laminasi Vacuum Infusion Metode vacuum infusion merupakan salah satu metode pencetakan tertutup. Dimana dalam sistem Resin Transfer Moulding (RTM), resin disuntikkan ke dalam suatu cetakan tertentu kemudian bagian atasnya ditutup dengan cetakan yang kaku, namun pada vacuum infusion cetakan atas diganti dengan plastic film. Metode vacuum infusion masih jarang digunakan oleh galangan kapal fibreglass. Hal tersebut dikarenakan metode tersebut masih baru dan invetasi yang dikeluarkan untuk metode tersebut yang besar dibandingkan metode yang lain. Sehingga dapat diketahui bahwa teknologi yang digunakan pada metode vacuum infusion berbeda dengan metode hand lay up. (Febriyanto, 2011) Metode vacuum infusion memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan metode laminasi yang lain. Keuntungan yang dimiliki oleh metode vacuum infusion diantaranya adalah hasil laminasi yang lebih tipis, merata, dan lebih kuat. Hal tersebut dikarenakan sedikitnya udara yang terjebak saat proses laminasi dan tekanan udara saat proses laminasi yang dihasilkan merata di seluruh bagian konstruksi. Metode ini juga dikerjakan dengan kondisi yang lebih bersih dibandingkan dengan metode sebelumnya, sehingga kesehatan pekerja lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya. Hal tersebut dikarenakan metode laminasi vacuum infusion menggunakan pencetakan tertutup. Metode laminasi vacuum infusion juga memiliki kelemahan dibandingkan dengan metode lain, dimana kelemahan tersebut terletak pada investasi awal peralatan yang digunakan dan biaya produksi yang lebih mahal. Namun hal tersebut dapat ditutupi dengan produktifitas galangan yang meningkat karena waktu yang dibutuhkan dalam proses laminasi menjadi lebih cepat. Selain itu penggunaan resin yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode laminasi lainnya dapat menutup kerugian pada proses produksi. (Nugroho, 2012) Peralatan yang digunakan pada metode laminasi vacuum infusion sedikit berbeda dengan metode lainnya. Proses pembangunan metode vacuum infusion juga berbeda dengan metode hand lay up ataupun chopper gun. Berikut ini adalah penjelasan dari material dan alatalat produksi yang dibutuhkan galangan kapal fibreglass menggunakan metode laminasi vacuum infusion : a. Resin Infusion Pump Resin infusion pump berfungsi sebagai pompa untuk melakukan vacuum infusion dalam proses laminasi badan kapal dengan menyebarkan resin. 14

28 b. Vacuum Tubing, T-Fittings, Spiral tubbing Vacuum tubing atau pipa hisap berfungsi untuk menghisap udara dan resin dari lapisan fibreglass (FRP) ke resin infusion pump. T-fitting digunakan untuk menyalurkan resin agar distribusi resin dapat disalurkan ke segala arah dengan pembagian dua arah pipa. Spiral tubbing berfungsi sama seperti vacuum tubing namun spiral tubing digunakan untuk mendistribusikan resin ke lapisan fibreglass (FRP). c. Flow Media Flow media berfungsi sebagai media yang akan mendistribusikan resin ke seluruh bagian secara merata. Bentuk flow media berupa jaring-jaring yang biasanya juga disebut sebagai divinymat. d. Peel-ply Peel ply atau kain nylon berfungsi sebagai media yang akan memisahkan lapisan flow media dan fibreglass sehingga resin dapat menyebar secara merata ke seluruh bagian cetakan. e. Flow Regulator Flow regulator berfungsi untuk mengetahui besarnya daya hisap yang dihasilkan oleh resin infusion pump saat proses laminasi. f. Zip Strips, Spring Clamp, Resin Line Holder Zip strips berfungsi untuk menjepit vacuum bag ketika proses laminasi ataupun sebagai pengikat pipa. Spring clamp atau klem stainless berfungsi untuk memblok atau menjepit selang infusion saat proses laminasi selesai agar resin tidak mengalir. Resin line holder atau penyangga pipa berfungsi ketika pipa yang digunakan untuk mendistribusikan resin ditempatkan diantara kain nylon (peel- ply) dan vacuum bag. g. Bagging Material (plastic film) Bagging material atau plastic film digunakan saat proses laminasi vacuum infusion, hal ini bertujuan agar tidak ada udara saat resin didistribusikan ke semua area cetakan yang sudah diberikan fibreglass (FRP). 2.4.Fasilitas Produksi Fasilitas dan peralatan yang dimiliki oleh galangan kapal (FRP) berbeda dengan galangan kapal baja, aluminium ataupun kayu. Fasilitas yang dimiliki galangan kapal (FRP) tentunya lebih sederhana dibandingkan dengan galangan kapal baja atau aluminium. Hal ini 15

29 dikarenakan oleh karakteristik material fibreglass yang tidak dapat digunakan pada pembangunan kapal dengan ukuran yang besar dan pembangunan kapal (FRP) yang sederhana. Berikut merupakan fasilitas produksi yang dimiliki oleh galangan kapal FRP: (Putra, 2012) a. Generator Set Generator set berfungsi sebagai penyuplai kebutuhan listrik galangan. Generator set biasanya digunakan ketika keadaan darurat seperti pemadaman listrik. b. Mesin Las Mesin las digunakan untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan outfitting, mesin, dan perpipaan. c. Timbangan Timbangan digunakan untuk menghitung kebutuhan berat dalam menentukan komposisi material. d. Trailer Trailer adalah alat yang digunakan untuk mengangkut kapal yang telah selesai untuk diluncurkan ke air atau memindahkan lambung kapal dari lokasi cetakan ke assembly area. e. Mesin Las Mesin las digunakan pada proses instalasi peralatan, perlengkapan dan permesinan kapal. f. Portal Crane atau Overhead Crane Portal crane atau overhead crane berfungsi untuk mengangkat hasil laminasi dari cetakan atau memindahkan badan kapal, memasang bangunan atas ke atas lambung. g. Kendaraan Operasional Kendaraan operasional ini ini digunakan untuk fasilitas galangan, seperti untuk distribusi barang ataupun untuk menarik kapal yang diletakkan di trailer. h. Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan pemadam kebakaran sangat penting dan harus tersedia untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran di galangan. Dimana terdapat bahan cair yang mudah terbakar seperti resin dan gelcoat. 16

30 i. Workshop Workshop atau hangar adalah bagian terpenting dari sebuah galangan karena sebagai tempat proses produksi berlangsung. Namun kondisi workshop di setiap galangan kapal (FRP) akan memiliki perbedaan. Dimana perbedaan tersebut ditentukan oleh karateristik dan ketentuan pihak galangan. j. Gudang Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan baku atau material serta peralatan produksi agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh peralatan serta material yang diletakkan disembarang tempat. Gudang juga berfungsi untuk melindungi material dari kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi alam seperti hujan, panas matahari, dan angin. Gudang material cair seperti resin, gelcoat, katalis atau hardener harus dipisahkan dengan gudang material padat seperti fibreglass dan kayu. Pada gudang penyimpanan tersebut suhu ruangan tidak boleh terlalu lembab dan terlalu panas, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan material dan mengurangi mutu dari material. k. Ruang Kantor dan Ruang Pendukung Lainnya Dimana ruang kantor berfungsi sebagai tempat mengurus administrasi, logistik, tempat memantau produksi, mendesain rancangan kapal dan tempat rapat. Kantor juga membutuhkan fasilitas-fasilitas untuk menunjang kinerja kantor tersebut sesuai fungsinya. Mess pekerja berfungsi sebagai tempat tinggal sementara, dimana para pekerja yang memiliki rumah jauh dari lokasi galangan dapat tinggal untuk sementara di mess pekerja. l. Area Peluncuran Area peluncuran harus dimiliki oleh setiap galangan kapal. Untuk galangan kapal fibreglass biasanya menggunakan bantalan balon sebagai media peluncuran. Atau dapat juga menggunakan trailer yang diluncurkan pada daerah peluncuran yang sudah dibuat miring. 17

31 2.5.Proses Pembangunan Kapal Konstruksi FRP Gambar II.5 Urutan Proses Pembangunan Kapal Konstruksi FRP Gambar II.5 menjelaskan tentang proses pembangunan kapal konstruksi FRP tentunya sangat berbeda dengan proses pembangunan kapal berbahan material lain seperti baja, aluminium, dan kayu. Hal tersebut dikarenakan pada pembangunan kapal konstruksi FRP harus dimulai dengan persiapan pembuatan mold. Proses produksi kapal FRP lebih ringan dibandingkan kapal baja. Dimana pada proses produksi kapal baja terdapat pekerjaan seperti pengelasan, assembly, cutting, bending. Kapal FRP hanya dibuat dengan modal awal sebuah cetakan atau mold untuk membentuk kapal tersebut. Pembuatan mold biasanya menggunakan material FRP yang memiliki ketebalan dan kuat tarik tertentu, seperti menggunakan CSM 600 atau juga dapat dibuat dengan kayu dan triplek. Berikut adalah alur pembuatan kapal berbahan FRP. Owner Requirement Owner requirement adalah daftar permintaan pemilik kapal yang berisi data tentang ukuran utama kapal, kapasitas angkut kapal, kecepatan kapal, dll. 18

32 Perhitungan dan Penyediaan Material Dalam pembangunan sebuah kapal tidak lepas dari material yang digunakan. Dalam pembangunan kapal, sebuah galangan harus dapat menentukan jumlah material yang digunakan agar material yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kapal tidak mengalami kekurangan ataupun kelebihan. Galangan harus dapat menentukan waktu kedatangan atau ketersediaan material di galangan. Lofting Lofting adalah pembuatan rencana garis penulangan gading kapal dalam bentuk gambar yang direncanakan pada lantai dengan skala 1:1. Langkah selanjutnya galangan harus membuat kerangka cetakan kapal (plug). Biasanya kerangka cetakan kapal terbuat dari kayu dan untuk melapisi bagian luarnya menggunakan kayu lapis sehingga dapat menutupi semua permukaan. Atau dapat menggunakan triplek yang dilapisi melamin sehingga menjadi halus dan mudah diangkat ketika membangun kapal fibreglassglass. Waktu yang digunakan untuk pembuatan plug biasanya 1-2 minggu. Pembuatan Cetakan Setelah proses pembuatan plug atau kerangka cetakan selesai, kegiatan berikutnya adalah pembentukan cetakan. Cetakan dibentuk sesuai dengan plug yang telah dibuat sebelumnya. Proses Laminasi Sebelum masuk pada proses laminasi, maka terlebih dahulu dilakukan proses pencetakan kapal. Dimana pada proses ini, lembaran fibreglass akan ditempatkan pada cetakan. Berikut merupakan proses pencetakan kapal. 1. Polishing Tahap ini merupakan langkah pertama yang dilakukan pada saat cetakan telah selesai dibuat. Dimana tujuan dari proses ini adalah untuk memudahkan kapal untuk dilepas dari cetakan pada saat proses pembuatan kapal selesai nanti. Tahapan ini menggunakan material Mirror (wax) dan PVA (jika diperlukan) dengan jumlah yang telah ditentukan, serta perlengkapan berupa kain majun. Caranya, dengan melapisi cetakan dengan cairan mirror dan kemudian mengelap permukaan tersebut. 19

33 2. Gelcoating Proses ini merupakan proses pembuatan lapisan terluar pada lambung kapal. Adonan yang akan menghasilkan permukaaan yang mengkilap ini kemudian diaplikasikan pada mould dan didiamkan sampai benar-benar kering dan melekat. 3. Selanjutnya fibreglass diletakkan pada cetakan. 4. Tahapan berikutnya adalah proses laminasi fibreglass menggunakan resin. Yang perlu diperhatikan saat proses laminasi adalah tingkat kebersihan cetakan. (lihat Gambar II.6) Releasing Gambar II.6 Proses Laminasi Menggunakan Metode Hand Lay Up Releasing adalah proses pelepasan kapal yang sudah dilaminasi dan padat dengan cetakan kapal. Pembuatan dan Pemasangan Konstruksi Rangka atau gading berfungsi sebagai penguat kapal dan terbuat dari laminasi matt 450 yang dicetak dengan bentuk profil U. Frame kapal fibreglass terbagi menjadi beberapa bagian, terdiri dari Web Frame, Girder, Stiffener, Side Girder, Center Girder dan Side Stringer. (lihat Gambar II.7) 20

34 Assembly Gambar II.7 Pembuatan Lapisan pada Konstruksi Kapal (Coackley, Bryn, & Conwy, 1991) Proses assembly merupakan proses penyatuan antara lambung kapal,geladak, dan bangunan atas, dimana bagian sheer (bagian tepian badan kapal) pada kedua bagian tersebut dilaminasi menggunakan material matt 450 selebar +/- 20cm. Yang kemudian ditambahkan fender yang terbuat dari karet yang bertujuan untuk menguatkan sambungan antara lambung kapal dengan bangunan atas kapal, selain sebagai penahan benturan kapal dengan dermaga atau badan kapal lain. (lihat Gambar II.8) Gambar II.8 Penyatuan antaran Lambung dan Geladak 21

35 Instalasi Outfitting dan Permesinan Instalasi Outfitting diantaranya adalah instalasi sistem perpipaan kapal, sistem kelistrikan dan navigasi. Sedangkan instalasi permesinan meliputi instalasi mesin induk dan generator. Tidak hanya itu instalasi outfitting dan permesinan diantaranya adalah instalasi peralatan dan perlengkapan kapal. Finishing Merupakan proses penyempurnaan kapal yang sudah di assembly meliputi pendempulan badan kapal, geladak, bangunan atas dan sekat-sekat, serta pengecatan pada badan kapal. Sea Trial Sea trial merupakan pengujian pada kapal yang telah dibangun atau direparasi sebelum berlayar. Delivery Delivery merupakan proses penyerahan kapal dari pihak pembangun kapal (Galangan Kapal) kepada pihak pemilik kapal (Ship Owner). 2.6.Kuat Tarik dan Kuat Lentur Sifat kuat tarik adalah kemampuan material dalam menerima gaya tarik pada suatu pengujian (tensile test). Secara sistematis kuat tarik (tegangan) yang bekerja pada suatu material dirumuskan dalam gaya tarik yang diterima persatuan luas. Tegangan pada material akan menyebabkan regangan yang menjadikan material mengalami perubahan ukuran benda. Sedangkan kuat lentur adalah kekuatan material dalam menahan gaya tekan yang diberikan pada titik tertentu. Untuk mendapatkan nilai kuat lentur maka perlu dilakukan pengujian lentur (bending test). Uji lentur ini juga berguna untuk mengetahui pengaruh kondisi permukaan. Jika permukaan spesimen lebih lemah dibandingkan bagian dalamnya, maka uji lentur ini berguna untuk mengetahui efek dari permukaan terhadap kekuatan material. Berdasarkan data yang diambil dari referensi penelitian sebelumnya yang dilakukan pengujian material. Hasil pengujian tarik dan bending dari metode laminasi hand lay up dan vacuum infusion pada pembangunan kapal patroli bea cukai 10meter tersebut menunjukkan bahwa metode vacuum infusion memiliki hasil kuat tarik dan bending yang lebih baik dibandingkan dengan metode hand lay up. (Suyadi, 2015) 22

36 Berikut merupakan hasil pengujian tarik dan bending yang diambil dari referensi penelitian sebelumnya : Tabel II.1 Kuat tarik Kuat Tarik (Kg/cm 2 ) Hand Lay Up Vacuum Infusion Keel Keel Bottom Bottom Side Side Sumber : (Suyadi, 2015) Tabel II.2 Kuat Lentur Kuat Lentur (Kg/cm 2 ) Hand Lay Up Vacuum Infusion Keel Keel Bottom Bottom Side Side Sumber : (Suyadi, 2015) Tabel II.1 menjelaskan bahwa pada pengujian tarik, material dari metode vacuum infusion memiliki kuat tarik lebih besar dibandingkan dengan metode hand lay up. Dimana pengujian difokuskan pada bagian lambung, alas, dan lunas kapal. Sedangkan pada Tabel II.2 23

37 dijelaskan material dari metode vacuum infusion memiliki nilai kuat lentur lebih besar dibandingkan dengan metode hand lay up. 2.7.Produktivitas Umumnya produktivitas dirumuskan sebagai konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil berupa barang atau jasa dengan sumber daya produksi (material, tenaga, mesin, atau peralatan, metode dan modal). Produksi merupakan perubahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi dengan menggunakan sumber daya produksi yang ada. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai dengan mengabaikan cara perbaikan pencapaian hasil produksi, sedangkan peningkatan produktifitas mengandung pengertian pertambahan hasil produksi dan perbaikan atau mengoptimalkan cara pencapaian hasil produksi. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh terjadinya peningkatan produktivitas, karena produksi itu sendiri dapat meningkat walupun produktivitas menurun atau tetap. Dalam proses peningkatan produktivitas, sumber daya manusia mempunyai peranan utama, karena alat produksi dan teknologi, metode, modal, dan prinsipnya merupakan hasil karya manusia untuk mempermudah proses produksi. (Haryani, 2014) Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Formula produktivitas dapat dinyatakan seperti di bawah ini : Pada industri galangan kapal fibreglass, produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara jumlah massa material yang digunakan dalam satuan berat yang ditransformasikan dengan jumlah jam orang dari tenaga kerja yang digunakan dalam badan kapal fibreglass. Apabila ditransformasikan ke dalam persamaan ke dalam persamaan dapat ditulis sebagai berikut : Dimana : m= massa material yang digunakan H= jumlah jam orang yang dipergunakan 24

38 2.8.Investasi Investasi pada dasarnya merupakan usaha menanamkan faktor-faktor produksi dalam proyek tertentu. Tujuan utama investasi adalah memperoleh berbagai manfaat yang cukup layak di masa yang akan datang. Manfaat tersebut dapat berupa imbalan keuangan, misalnya laba, manfaat non-keuangan atau kombinasi dari keduanya. Studi kelayakan juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan investasi. Kesimpulan dan saran yang disajikan pada akhir studi merupakan dasar pertimbangan teknis dan ekonomis untuk memutuskan apakah investasi pada proyek tertentu layak dilakukan. Keputusan ini tidak harus selalu identik dengan saran yang diajukan. Untuk itu, ada banyak peralatan yang bisa digunakan untuk mengukur kelayakan investasi diantaranya adalah : - NPV (Net Present Value) - Ratio B/C (Ratio Benefit and Cost) - IRR (Internal Rate Return) - Sementara periode mengembalikan dapat diukur dengan menggunakan rumus Payback Priods, selanjutnya akan dihitung BEP (break Even Point) dan Analisis Sensivitas. Berikut merupakan penjelasan tentang beberapa analisi kelayakan investasi : Analisis NPV (Net Present Value) Salah satu kriteria ekonomi yang paling banyak digunakan dalam mengevaluasi suatu investasi adalah Net Present Value (NPV). Analisis Net Present Value (NPV) merupakan analisis yang menghitung perbedaan antara nilai sekarang dari semua kas masuk (income atau benefit) dengan nilai sekarang dari semua kas keluar (cost atau expenditure) dari suatu proyek atau suatu investasi. Analisis Net Present Value (NPV) memungkinkan untuk menilai apakah suatu proyek atau peluang investasi layak dilaksanakan atau tidak. (Salengke, 2012) Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut : ( ) ( ) ( ) ( ) NPV (C)t (Co)t = nilai bersih sekarang = arus kas masuk tahun ke-t = arus kas keluar tahun ke-t 25

39 n = umur unit usaha hasil investasi i = arus pengembalian (rate of return) t = waktu Mengkaji usulan proyek dengan NPV akan memberikan petunjuk (indikasi) sebagai berikut : NPV = positif, maka usulan proyek dapat diterima. Semakin tinggi angka NPV, maka akan semakin baik NPV = negatif, maka usulan proyek ditolak NPV = 0, maka berarti netral Kelebihan metode NPV adalah sebagai berikut : Memasukkan faktor nilai waktu dari uang Mempertimbangkan arus kas proyek Mengukur besaran absolut dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti konstribusinya terhadap usaha meningkatkan kekayaan perusahaan atau pemegang saham Analisis BEP (Break Even Point) Break Even Point (BEP) atau analisis titik impas adalah salah satu analisis dalam ekonomi teknik yang sangat populer digunakan terutama pada sektor-sektor industri padat karya. Analisis ini akan sangat berguna apabila seseorang akan mengambil keputusan pemilihan alternatif yang sangat sensitif terhadap variabel atau parameter dan bila industri tersebut sulit diestimasi nilainya. Nilai suatu variabel atau parameter dapat menentukan tingkat produksi yang bisa mengakibatkan perusahaan tersebut berada pada kondisi impas. Untuk mendapatkan kondisi titik impas ini maka harus dicari fungsi-fungsi biaya maupun pendapatannya. Pada saat kedua fungsi tersebut bertemu maka total biaya sama dengan total pendapatan. (Salengke, 2012) Dalam melakukan analisis titik impas ini, seringkali fungsi biaya maupun fungsi pendapatan diasumsikan linier terhadap volume produksi. Ada 3 komponen biaya yang dipertimbangkan dalam analisis ini, yaitu : 1. Biaya tetap (fixed cost) Adalah biaya-biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Adapun yang termasuk biaya tetap antara lain : biaya gedung, biaya tanah, pajak, dan lain-lain. 2. Biaya tidak tetap (variable cost) 26

40 Adalah biaya-biaya yang besarnya dipengaruhi atau tergantung (biasanya kinier) terhadap volume produksi. Yang termasuk biaya variabel antara lain biaya bahan baku, biaya upah tenaga kerja dan lain-lain. 3. Biaya total (total cost) Adalah jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Secara matematis, BEP dapat dinyatakan sebagai berikut bila dimisalkan X adalah volume produk yang dibuat dan c adalah biaya variabel yang terlibat dalam pembuatan suatu produk, maka biaya variabel untuk membuat X buah produk adalah : VC = c.x Karena biaya total adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap, maka berlaku hubungan : TC = FC + VC TC = FV = c.x TC = biaya total untuk membuat X jumlah produk FC = biaya tetap VC = biaya tidak tetap C = biaya variabel untuk membuat satu produk Dalam mendapatkan titik impas selalu diasumsikan bahwa total pendapatan diperoleh dari penjualan semua produk produksi. Bila harga satu buah produk adalah P, maka harga X buah produk akan menjadi total pendapatan, yaitu : TR = P.X TR = total pendapatan dari penjualan X buah produk P = harga jual per satuan produk Titik impas akan diperoleh apabila total biaya-biaya yang terlibat sama dengan total pendapatan yang dicapai, yaitu : TR = TC P.X= FC + VC P.X = FC + c. X X = FC / (P-c) Dimana X dalam hal ini adalah volume produksi yang menyebabkan perusahaan berada pada titik impas (BEP). Tentu saja perusahaan akan mendapatkan untung apabila berproduksi jumlah X (melampaui titik impas). 27

41 28 Halaman ini sengaja dikosongkan

42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis teknis dan ekonomis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion. Analisis metode ini akan dilakukan dengan cara memodelkan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP yang menggunakan metode laminasi vacuum infusion, dimana sebelumnya dibangun dengan menggunakan metode laminasi hand lay up. Hasil dari analisis ini adalah berupa aspek teknis dan ekonomis penggunaan metode laminasi vacuum infusion, sehingga dapat menguntungkan galangan yang menerapakan metode vacuum infusion pada proses pembangunan kapal ikan 30GT. 3.2.Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mengetahui teori-teori dasar yang menunjang dalam penulisan tugas akhir ini dan sebagai acuan dalam menyusun hipotesa dan kesimpulan yang akan diambil. Dengan mengetahui teori-teori dasar dalam permasalahan-permasalahan yang dibahas di tugas akhri ini, diharapkan arah pengerjaan dan pengambilan kesimpulan dapat dilakukan dengan baik. Adapun literatur yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah sebagi berikut: 1. Kapal ikan 30GT (Inka Mina) 2. Material kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) 3. Peralatan produksi galangan kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) 4. Proses produksi kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) 5. Metode laminasi kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) 6. Perhitungan produktivitas dan Investasi Pada tahap ini semua data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir ini dikumpulkan. Data yang diambil adalah berupa data yang berkaitan dengan proses produksi pembangunan kapal ikan 30 GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi hand lay up dan data yang berkaitan dengan proses produksi pembangunan kapal konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion yang kemudian nantinya akan dibentuk 29

43 sebuah model untuk sebuah pembangunan kapal ikan 30GT menggunakan metode laminasi vacuum infusion sehingga didapatkan aspek teknis dan ekonomis 3.3.Mencari Data dan Observasi Lapangan Pada tahap ini akan dilakukan observasi lapangan tentang pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP di Indonesia menggunakan metode laminasi hand lay up dan pembangunan kapal konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion. Dimana nantinya akan didapatkan beberapa data, diantaranya adalah : 1. Lines plan 2. General Arrangement 3. Construction Profile 4. RAB (Rincian Anggaran Biaya) untuk pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP 3.4.Perhitungan Luas Konstruksi Pada tahap ini dilakukan perhitungan luas konstruksi kapal yang didapatkan dari gambar rencana garis, rencana umum, dan profil konstruksi yang didasarkan pada peraturan BKI Fibre Reinforced Plastic Vessels Analisis Teknis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Peninjauan aspek teknis diantaranya adalah kekuatan material, kebutuhan material, sarana dan prasarana galangan, produktivitas galangan, kualitas produksi, jumlah jam orang dan layout galangan. 3.6.Analisis Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Aspek ekonomis diantaranya adalah perhitungan biaya material, biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi, dan biaya investasi awal. Sehingga dapat dihitung besar Net Present Value (NPV) galangan setelah diterapkan metode laminasi vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30 GT konstruksi FRP. 3.7.Kesimpulan dan Saran Hasil dari tugas akhir ini berupa kesimpulan yang didapatkan dari analisis yang dilakukan pada penerapan metode laminasi vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP, kemudian akan dikemukaan saran yang sesuai dengan hasil dari pengerjaan tugas akhri ini. 30

44 3.8.Flowchart Latar Belakang Pembangunan Kapal Ikan 30GT (Inka Mina) adalah program unggulan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Pada tahun 2016, Kementerian Kelautan dan Perikan Republik Indonesia akan membangun 3325 unit kapal ikan. Fiberglass merupakan jenis penguat dalam pembangunan kapal berbahan serat. Fibreglass merupakan bahan yang ringan tetapi memiliki kekuatan material yang memenuhi dan dapat digunakan pada berbagai macam produk. Metode laminasi vacuum infusion adalah metode laminasi fibreglass yang memiliki kelebihan dibandingkan metode hand lay up. Perumusan Masalah Bagaimana cara pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP saat ini di Indonesia? Bagaimana konsep dan penerapan metode vacuum infusion pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP? Bagaimana aspek teknis dan ekonomis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion? Mulai Studi Literatur Kapal Ikan 30GT Material kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) Fasilitas galangan kapal FRP Proses produksi kapal FRP Metode laminasi kapal FRP Perhitungan biaya investasi Pencarian data dan observasi di lapangan Mencari data pembangunan kapal ikan 30GT Konstruksi FRP dan pembangunan kapal konstruksi FRP metode vacuum infusion Data yang dibutuhkan : Lines plan General Arrangement Construction Profile Rincian Anggaran Biaya untuk pembangunan kapal ikan 30GT Perhitungan luas konstruksi Menghitung menggunakan data Lines Plan, General Arrangement, dan Construction Profile Menggunakan rules Biro Klasifikasi Indonesia tentang kapal Fibre Reinforced Plastic A 31

45 A Analisis teknis Menghitung kebutuhan material, peralatan, jumlah jam orang, dan produktivitas Analisis ekonomis Menghitung biaya material, biaya peralatan, biaya jam orang, dan biaya pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode laminasi hand lay up dan vacuum infusion Kesimpulan dan saran Selesai Gambar III.1 Flowchart Penelitian Gambar III.1 menjelaskan tentang alur dalam pembuatan tugas akhir. Dimana diawali dengan melakukan studi literatur yang nantinya didapatkan latar belakang dan rumusan masalah. Selanjutnya dilakukan observasi lapangan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Dari hasil observasi didapatkan data pembangunan kapal dimana dapat dilakukan perhitungan pada ukuran konstruksi. Dari hasil perhitungan, selanjutnya dapat dilakukan analisis teknis dan ekonomis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion. 32

46 BAB IV KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP DI INDONESIA 4.1. Pendahuluan Saat ini di Indonesia dalam proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP masih menggunakan metode konvensional atau yang lebih dikenal dengan metode hand lay up. Berikut merupakan pembahasan tentang pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up yang ada di Indonesia. Pengumpulan data dan perhitungan pada bab ini didasarkan data dan observasi di lapangan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP yang dibangun menggunakan metode laminasi hand lay up. Dimana juga dilakukan pemeriksaan perhitungan konstruksi pada kapal ikan 30GT dengan sistem konstruksi FRP. Perhitungan didasarkan oleh peraturan BKI Fibre Reinforced Plastic Ships Sedangkan untuk data ukuran kapal ikan 30GT konstruksi FRP didapatkan dari gambar rencana garis, rencana umum, dan profil konstruksi pada kapal ikan 30GT konstruksi FRP yang dibangun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur Data Ukuran Kapal Ikan 30GT Data ukuran utama adalah data tentang penjelasan ukuran utama dari sebuah kapal. Kapal ikan 30 GT konstruksi FRP yang menggunakan material fibreglass memiliki ukuran sebagai berikut : Ukuran Utama kapal : - Panjang Utama kapal (LOA) : Meter - Lebar Maksimum (B MAX ) : 4.20 Meter - Tinggi Geladak (H) : 1.90 Meter - Sarat Air (T) : 1.30 Meter - Gross Tonnage (GT) : 32 GT - Mesin Penggerak marine Diesel : 170 HP - Kecepatan jelajah (V) : 9 Knot - Volume Ruang Palkah : 35 m 3 - Tangki Bahan Bakar Metal (FOT) : 2000 Liter - Tangki Air Tawar (FWT) : 1000 Liter 33

47 - Ruang Umpan : 2.50 m 3 - Jangkauan Operasi dan pantai : 100 mil - Awak kapal (ABK) : 8-10 Org 4.2. Desaian Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Rencana Garis (Lines Plan) Rencana garis (Lines Plan) adalah gambar yang memproyeksikan bentuk lambung kapal dari berbagai sudut pandang dan potongan garis, bentuk lambung kapal sangat mempengaruhi performa baik manouvering ataupun stabilitas kapal serta daya muat dan kecepatan kapal. (lihat Gambar IV.1) Gambar IV.1 Lines Plan kapal ikan 30GT konstruksi FRP Rencana Umum (General Arrangement) Rencana umum (General Arrangement) adalah gambaran umum dari keseluruhan gambar kapal yang menunjukkan tata letak ruangan, perlengkapan, dan permesinan pada kapal. Pada prinsipnya pembuatan rencana umum bertujuan untuk menunjukkan gambar kapal dalam bentuk yang sebenarnya dan perencanaan ruangan agar dapat menentukan stabilitas kapal. (lihat Gambar IV.2) 34

48 Gambar IV.2 Rencana Umum kapal ikan 30GT konstruksi FRP (DKP, 2013) Profil Konstruksi (Construction Profile) Profil Konstruksi (Construction Profile) adalah gambar yang menunjukkan posisi dan keseluruhan dari konstruksi yang terdapat pada kapal. Dimana pada gambar profil konstruksi terdapat gambar konstruksi yang menunjukkan tata letak konstruksi tampak atas, samping, dan bawah. Dimana gambar profil konstruksi juga menunjukkan konstruksi yang terdapat pada kapal. (lihat Gambar IV.3) Gambar IV.3 Profil Konstruksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP (DKP, 2013) 35

49 4.3. Perhitungan Konstruksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Dari gambar rencana garis, rencana umum, dan profil konstruksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP didapatkan data perhitungan luasan untuk tiap konstruksi kapal. Dimana perhitungan luas dan ketebalan konstruksi berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (Rules and Regulation for the Classification and Construction of Ship) volume V tentang Fibre Reinforced Plastic 1996 (lihat Gambar IV.4) Gambar IV.4 Buku Peraturan BKI Tentang Fibre Reinforced Plastic Ships 1996 Nantinya data luasan dan ketebalan konstruksi tersebut dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan material pembangunan kapal ikan 30GT. Berikut merupakan data luas tiap bagian dari kapal ikan 30GT konstruksi FRP yang dijelaskan pada Tabel IV.1 : (BKI, 1996) Tabel IV.1 Data Luas Konstruksi Kapal Ikan 30GT Nama Bagian Luas (m2) Lambung Lunas 7,81 m2 Pelat Alas 46,68 m2 Pelat Sisi 118,47 m2 Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi 31,84 m2 Centre Girder 6,13 m2 36

50 Side Girder 16,60 m2 Gading 42,82 m2 Floor/Wrang 4,63 m2 Sekat Dinding Sekat 30,67 m2 Penegar Sekat 36,20 m2 Geladak dan Bangunan Atas Geladak 55,50 m2 Bangunan Atas & Kabin 58,94 m2 Konstruksi dan Profil Balok Geladak 40,68 m2 Pembujur Geladak 40,03 m2 Penegar Bangunan Atas 26,14 m2 Balok Bangunan Atas 20,35 m2 Dari Tabel IV.1 dapat ditentukan jumlah laminasi dari kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Berikut merupakan perhitungan ketebalan dari tiap bagian kapal : (BKI, 1996) 1. Penentuan ketebalan fibreglassglass dari tiap laminasi. Dengan rumus : Dimana : W G = Berat yang didesain per unit area dari Chopped Strand Mat atau Woven Roving atau Multiaxial (gr/mm2) G = Glass Content dari laminasi (ratio dalam berat) (%) R G t = W G 10. R. G + W G G - W G R = Spesifikasi gravitasi dari cured resin = Spesifikasi gravitasi dari Chopped Strand Mat atau Woven Roving Tabel IV.2 Keterangan Glass Content dan Spesific Gratify Material No. Jenis Material Glass Content Spesific Grafity 1 Chopped Strand Mat 30 % 1,4 2 Woven Roving 45 % 1,6 3 Multiaxial 70 % 1,9 4 Resin Polyester - 1,28 5 Resin Vynil Ester - 1,1 Tabel IV.2 menjelaskan tentang glass content dan spesific grafity material sehingga didapatkan ketebalan fibreglass dari tiap laminasi. Tabel IV.3 Ketebalan Setiap Jenis Material Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Ketebalan (mm) No. Jenis Material 1 Gelcoat* 0,5 37

51 2 Chopped Strand Mat 300 0,762 3 Chopped Strand Mat 450 1,142 4 Woven Roving 800 1,264 *Berdasarkan peraturan BKI ketebalan Gelcoat adalah 0,5mm Tabel IV.3 menjelaskan tentang ketebalan setiap material yang akan digunakan pada proses laminasi kapal konstruksi FRP. Dimana ketebalan tersebut didapatkan pada perhitungan sebelumnya. 2. Penentuan ketebalan dan jumlah laminasi tiap bagian kapal Perhitungan ketebalan dan jumlah laminasi tiap bagian kapal termasuk konstruksi terdapat pada lampiran. Jumlah laminasi pada pembangunan lambung kapal metode hand lay up dan vacuum infusion berbeda. Hal tersebut didasarkan pada penggunaan jumlah dan jenis serat material yang berbeda. Berikut merupakan hasil perhitungan ketebalan dan jumlah laminasi tiap bagian : Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Tiap Bagian Kapal untuk Hand Lay Up Bagian Kapal Minimal Tebal Laminasi (mm) Tebal & Jumlah laminasi Hand Lay Up (mm) (lapisan) Lunas 15,12 mm 15,69 14 Alas 12,00 mm 12,03 11 Sisi samping 10,00 mm 10,76 10 Geladak 7,01 mm 7,21 7 Gading 6 mm 7,09 6 Balok Geladak 6 mm 7,09 6 Pembujur Sisi 6 mm 7,09 6 Pembujur Geladak 6 mm 7,09 6 Penegar Sekat dan Tangki 4,75 mm 4,81 4 Centre Girder 15,00 mm 15,45 13 Side Girder 15,00 mm 15,45 13 Side Girder Kamar Mesin 15,00 mm 15,45 13 Floor/Wrang 6,12 mm 7,09 6 Dinding Sekat 5,7 mm 5,95 5 Dinding Tangki 6 mm 7,09 6 Bangunan Atas dan Kabin 7 mm 7,98 7 Penegar Bangunan Atas 5 mm 5,06 5 Tabel IV.4 menjelaskan tentang ketebalan yang didapatkan dari setiap bagian dari hasil perhitungan jumlah laminasi yang digunakan. Perhitungan didasarkan pada rules BKI Fibre Reinforced Plastic Ships

52 4.4. Perhitungan Kebutuhan Material Material yang digunakan pada metode hand lay up lebih sederhana dibandingkan dengan metode laminasi yang lain. Material kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan beberapa material yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kebutuhan jumlah material resin dan fibreglass pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi hand lay up didasarkan pada data perhitungan yang didasarkan pada peraturan BKI Fibre Reinforced Plastic Ships Material pembangunan kapal ikan 30GT terbagi dalam beberapa kelompok, diantaranya adalah material cetakan, material utama, material penunjang, dan material alat. Berikut merupakan data kebutuhan material yang digunakan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi : Tabel IV.5 Kebutuhan Material Untuk Cetakan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Material Pembuatan Cetakan Jenis Material Jumlah Satuan Triplek Melamin 45 Lembar Kayu Meranti Uk. (6x12x400cm) 90 Batang Kayu Meranti Uk. (4x6x400cm) 180 Batang Kayu Meranti Uk. (2x3x400cm) 201 Batang Paku Uk. 7 Cm 55 Kg Glass Surface Tissue 5 meter Tabel IV.5 menjelaskan tentang kebutuhan material untuk membuat cetakan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Selanjutnya dapat dihitung kebutuhan material lain. Berikut merupakan data kebutuhan fibreglass metode hand lay up pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP : Tabel IV.6 Kebutuhan Fibreglass Pembangunan Kapal Ikan 30GT Metode Hand Lay Up Luas Total Setelah Total Jenis Berat Serat 1 Kebutuhan ditambah Kebutuhan Serat Serat Roll Luas (m2) margin dalam roll (Kg) (m2) CSM ,39 316,13 94,84 166,67 1,90 roll CSM , , ,12 66,67 37,41 roll WR , , , ,60 roll Tabel IV.6 menjelasakan tentang kebutuhan fibreglass. Dimana untuk kebutuhan fibreglass dilakukan perhitungan berdasarkan luas konstruksi. Untuk perhitungan resin, digunakan rumus perbandingan sebagai berikut : CSM 300 : Resin = 1 : 2,5 CSM 450 : Resin = 1 : 2,5 39

53 WR 800 : Resin = 1 : 1,1 Sehingga didapatkan kebutuhan resin : No. Tabel IV.7 Kebutuhan Resin Metode Hand Lay Up Jenis Serat Untuk Kasko Kapal Berat Serat (Kg) Berat Resin (Kg) 1 CSM ,84 Kg 237,09 Kg 2 CSM ,74 Kg 2904,34 Kg 3 WR ,59 Kg 1487,85 Kg Total Kebutuhan Resin 4629,28 Kg Dari Tabel IV.7 maka dapat dilakukan perhitungan untuk kebutuhan katalis dan cobalt. Dimana perhitungan kebutuhan katalis dan cobalt dilakukan berdasarkan perbandingan dengan resin yang digunakan. Dimana katalis yang digunakan adalah 1% dari total resin yang digunakan. Sedangkan untuk kebutuhan cobalt yang digunakan adalah 0,05% dari total resin yang digunakan. Sehingga didapatkan kebutuhan katalis dan cobalt : Tabel IV.8 Kebutuhan Resin dan Cobalt pada metode hand lay up Nama Bagian Kebutuhan Resin (Kg) Kebutuhan Katalis (Kg) Kebutuhan Cobalt (Kg) Kasko Kapal 4629,29 46,30 23,15 Selanjutnya dari Tabel IV.8 dapat dilakukan perhitungan kebutuhan gelcoat yang didasarkan pada kebutuhan luas konstruksi. Dimana nantinya gelcoat digunakan untuk lapisan pertama. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan gelcoat : Tabel IV.9 Kebutuhan Gelcoat Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Nama Bagian Luas Total (m 2 ) Gelcoat (Kg)* Setelah Margin 10% Lambung Kapal 172,95 86,48 95,13 Geladak 55,5 27,75 30,53 Bangunan Atas 58,94 29,47 32,42 Total Kebutuhan 143,70 158,06 Setelah menghitung kebutuhan gelcoat pada Tabel IV.9 maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan aerosil, talc, dan pigment. Dimana didasarkan pada perbandingan dengan gelcoat. Berikut merupakan perbandingan aerosil, talc,pigment, dan katalis yang digunakan untuk gelcoat : 40

54 Jenis Material Perbandingan Aerosil 1 : 0,025 Talc 1 : 0,01 Pigment 1 : 0,05 Katalis 1 : 0,01 Sehingga didapatkan kebutuhan aerosil, talc, pigment, dan katalis sebagai campuran gelcoat: Tabel IV.10 Kebutuhan Aerosil,Talc, Pigment dan Katalis Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Nama Bagian Kebutuhan Gelcoat (Kg) Kebutuhan Aerosil (Kg) Kebutuhan Talc (Kg) Kebutuhan Pigment (SW) (Kg) Kebutuhan Pigment (Blue) (Kg) Katalis (Kg) Lambung 95,11 2,38 0,96-4,76 Kapal 0,97 Geladak 30,53 0,77 0,31 1,53-0,31 Bangunan 32,42 0,82 0,33 - Atas 0,33 0,33 Total Kebutuhan (Kg) 3,97 1,60 1,86 4,76 1,61 Tabel IV.10 menjelaskan tentang kebutuhan material lain yang digunakan pada campuran gelcoat pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Sedangkan untuk perhitungan kebutuhan material lain dan fibreglass dapat dilihat pada lampiran. Berikut merupakan kebutuhan material pada proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up : Tabel IV.11 Kebutuhan Material Utama Metode Laminasi Hand Lay Up No. Jenis Material Hand Lay Up Jumlah Satuan 1 Mirror Glaze Meguain (300gram/kaleng) 114 Kaleng 2 PVA 5 Kg 3 Gelcoat (225kg/drum) 158,1 Kg 4 Catalyst Mepoxe (5kg/jirigen) 46,3 Kg 5 Cobalt N8% 23,1 Kg 6 Resin Yukalac 157 BQTN-EX Justus (225kg/drum) 4629,3 Kg 7 Chopped Strand Mat 300 type E-Glass(50Kg/roll) 1,90 roll 8 Chopped Strand Mat 450 type E-Glass (30Kg/roll) 38,73 roll 9 Woven Roving 800 type C-Glass (40Kg/roll) 33,82 roll 10 Aerosil(10Kg/Bal) 3,96 Kg 11 Talc Lioning(25Kg/sak) 1,59 Kg 12 Honey Comb 20mm 17 Lembar 13 Pigment Blue 4,76 Kg 14 Pigment Super White 1,86 Kg 15 Dempul 42 Kg 41

55 16 Kayu Meranti (uk.120x80x4000) 114 Batang 17 Kayu Meranti (uk.70x50x4000) 5 Batang 18 Kayu Meranti (uk.60x40x4000) 158,1 Batang Tabel IV.11 menjelaskan tentang kebutuhan material utama pada proses produksi. Selain material utama pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode hand lay up juga terdapat material penunjang dan material alat dalam proses produksi. Berikut merupakan data kebutuhan material alat dan material penunjang pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP yang diambil saat observasi lapangan : No. Tabel IV.12 Material Penunjang Pada Laminasi Hand lay Up Hand Lay Up Jenis Material Jumlah Satuan 1 Majun 10 Kg 2 Selotip 8 Roll 3 Amplas Gerinda panjang lebar 10cm 50 Meter 4 Amplas Gerinda Bulat 20 buah 5 Kawat Las 3 Dus 6 Masker 8 Bungkus Tabel IV.12 menjelaskan tentang kebutuhan material alat yang digunakan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Material alat merupakan material berupa alat yang akan habis setelah proses produksi. Tabel IV.13 Material Penunjang Metode Hand Lay Up No. Jenis Material Hand Lay Up Jumlah Satuan 1 Kuas 2" 48 buah 2 Kuas 3" 60 buah 3 Kuas Roll 96 buah 4 Gunting 18 buah 5 Ember 18 buah 6 Cutter 18 buah Tabel IV.13 menjelaskan tentang kebutuhan material penunjang yang digunakan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Material penunjang merupakan material yang digunakan untuk menunjang proses produksi. 42

56 4.5. Fasilitas dan Peralatan Produksi Pada galangan kapal fibreglass terdapat beberapa fasilitas produksi pada galangan. Fasilitas pada galangan yang menerapkan metode hand lay up dan metode laminasi lain tidak terdapat perbedaan. Fasilitas yang tersedia di galangan memiliki standar yang sama. Sehingga pada bab ini hanya akan membahas tentang peralatan produksi. Peralatan produksi merupakan alat yang digunakan pada proses produksi dan dapat digunakan kembali pada produksi berikutnya. Peralatan produksi yang digunakan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi hand lay up lebih sederhana dibandingkan dengan metode yang lain. Berikut merupakan data kebutuhan peralatan produksi pada metode laminasi hand lay up: Tabel IV.14 Peralatan Produksi Metode Hand Lay Up Hand Lay Up No. Nama Peralatan Jumlah Satuan 1 Gayung 24 buah 2 Mesin Bor Listrik dan Manual 2 set 3 Gergaji Ukir 6 buah 4 Mesin Gerinda 4 buah 5 Gergaji Besi 2 buah 6 Gergaji Kayu 1 buah 7 Pita Pengukur 2 buah 8 Palu Karet 2 buah 9 Sikat dan Sapu logam 4 buah 10 Palu Baja 2 buah Tabel IV.14 menjelaskan tentang peralatan yang dibutuhkan pada proses produksi. Dimana peralatan yang digunakan masih menggunakan material yang sederhana Proses Produksi Proses produksi kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) berbeda dengan pembangunan kapal berbahan kayu, baja, ataupun aluminium. Pada proses pembangunan kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) memiliki tingkat kesulitan yang lebih kecil dibandingkan dengan proses pembangunan kapal baja dan aluminium. Waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) juga lebuh singkat. Proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP terbagi dalam beberapa tahapan. Berikut merupakan tahapan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP, diantaranya adalah : 43

57 Tahap Persiapan Tahap persiapan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan laminasi hand lay up terbagi dalam beberapa proses. Dimana proses tersebut diantaranya adalah owner requirement.perhitungan dan penyediaan material. Tahap persiapan dilakukan sebelum pembangunan kapal atau tender penyediaan kapal hingga tanda tangan kontrak. Hal ini dikarenakan kapal yang dibangun merupakan kapal yang dipesan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam program pengadaan kapal Inka Mina Tahap Pembuatan Cetakan Tahap pembuatan cetakan diawali dengan proses lofting. Dimana pada proses ini dilakukan pembuatan kerangka cetakan. Pembuatan kerangka cetakan diawali dengan menggambar bentuk kerangka cetakan dengan skala 1:1. Kerangka cetakan dapat dibentuk dengan menggunakan kayu. Setelah kerangka cetakan sudah terbentuk, selanjutnya pada proses selanjutnya yaitu pembuatan cetakan. Cetakan kapal dapat menggunakan material kayu dan triplek atau bahan fibreglass. Penggunaan material kayu dan triplek pada cetakan yang hanya digunakan untuk 1(satu) kali proses pembangunan kapal. Sedangkan penggunaan material fibreglass pada cetakan digunakan untuk pembangunan kapal yang nantinya dapat dipergunakan kembali. Dalam tugas akhir ini dibahas tentang penggunaan cetakan dengan bahan kayu dan triplek. Proses pembuatan cetakan biasanya menjadi 1(satu) tahapan dengan proses lofting yang membutuhkan waktu 1 minggu. (lihat Gambar IV.5) Gambar IV.5 Cetakan FRP Kapal Ikan 30GT Tahap Laminasi Proses produksi kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) berbeda dengan pembangunan kapal berbahan kayu, baja, ataupun aluminium. Pada proses pembangunan kapal Fibre Reinforced Plastic (FRP) memiliki tingkat kesulitan yang lebih kecil 44

58 dibandingkan dengan proses pembangunan kapal baja dan aluminium. Waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan kapal berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) juga lebuh singkat. Berikut adalah tata cara laminasi kapal berbahan fibreglass (FRP) menggunakan metode laminasi hand lay up yang telah dilakukan observasi di lapangan: a. Mempersiapkan mold/cetakan. b. Cetakan diberikan wax dan dipoles untuk mempermudah menggunakan mold kembali. (lihat Gambar IV.6) Gambar IV.6 Proses Pemberian Wax pada Cetakan Geladak c. Barrier coat atau PVA juga digunakan untuk menghindari terjadinya tercetak serat melalui permukaan gelcoat d. Gelcoat dipoles pada permukaan cetakan dan dibiarkan sebelum memasang lapisan fibreglass.(lihat Gambar IV.7) Gambar IV.7 Pemberian Gelcoat pada Cetakan Geladak e. Fibreglass kemudian dipasang sesuai dengan mengikuti pola mold atau cetakan dimana CSM 300 terlebih dahulu pada lapisan terluar selanjutnya woven roving. (lihat Gambar IV.8) 45

59 Gambar IV.8 Proses Laminasi Hand Lay Up pada Cetakan Bangunan Atas f. Resin dicampur dengan katalis dengan perbandingan 100 : 1 dan cobalt8% dengan perbandingan 100:0.5. Kemudian diaduk sampai rata kemudian ditampung dalam tangki penampungan g. Resin yang telah dicampur dengan katalis lalu dipoles pada fibreglass. h. Kemudian menggunakan kuas atau roller untuk memadatkan serat yang sudah diberikan resin untuk menghasilkan permukaan yang halus dan menghilangkan udara yang terperangkap i. Menunggu hingga proses resin kering j. Selanjutnya proses tersebut dilakukan kembali pada proses pembuatan geladak dan bangunan atas. k. Setelah bagian lambung, geladak, dan bangunan atas telah kering. Maka dapat dilanjutkan dengan proses lepas cetakan. Dimana pada proses ini, bagian lambung, geladak, dan bangunan atas dilepaskan dari cetakan. l. Setelah proses pelepasan cetakan, maka dilanjutkan dengan proses pembuatan konstruksi. Konstruksi kapal berbahan fibreglass dapat berupa single skin atau double skin. Dimana pada double skin maka didalam konstruksi akan diberikan penguat tambahan. Penguat tersebut dapat berupa kayu, foam, atau material lain yang dapat digunakan untuk mengisi ruang didalam konstruksi. Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang pembuatan konstruksi single skin Tahap Assembly Tahap assembly dilakukan setelah proses pembuatan konstruksi selesai. Pada tahap ini maka bagian kapal seperti bagian lambung, geladak, dan bangunan atas akan disatukan. Pada proses ini maka disatukan dengan membuat fender kapal menggunakan metode hand lay up. Selanjutnya dilakukan pemasangan tangki-tangki pada kapal yang terdiri dari tangki bahan 46

60 bakar, tangki air tawar, dan tangki pelumas. Tangki yang digunakan dapat terbuat dari bahan baja, plastik, ataupun fibreglass. Setelah proses pemasangan tangki maka dilanjutkan dengan proses pembuatan palkah ikan. Dimana pada proses pembuatan palkah ikan menggunakan insulin polyurethane sebagai pelapis palkah ikan. Dimana polyurethane memiliki kelebihan untuk menjaga suhu ruangan Tahap Instalasi Outfitting, Kelistrikan, Perpipaan, dan Permesinan Tahap pemasangan outfitting dan permesinan terbagi pada beberapa proses. Diantaranya adalah proses instalasi perpipaan dan kelistrikan. Selanjutnya dilanjutkan pada proses instalasi outfitting, peralatan navigasi, peralatan keselamatan, peralatan labuh, alat penangkapan, peralatan dapur, sistem pendingin. Berikutnya proses instalasi permesinan yang terdiri dari pemasangan mesin kemudi, mesin utama, dan mesin bantu. Kemudian dilanjutkan dengan instalasi perlengkapan propulsi seperti instalasi kemudi dan propeller Tahap Finishing, Sea Trial, dan Delivery Sebelum pada tahap sea trial maka dilakukan proses finishing. Dimana pada tahap ini dilakukan proses pengecatan. Setelah semua proses finishing maka selanjutnya dilakukan proses sea trial pada kapal dan delivery kapal kepada pemilik kapal. (lihat Gambar IV.9) Gambar IV.9 Proses finishing kapal ikan 30GT konstruksi FRP 4.7. Kebutuhan Jam Orang Setelah mengetahui alur proses produksi kapal konstruksi FRP maka dapat ditentukan kebutuhan waktu dalam proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Dimana jam efektif kerja seminggu adalah 40jam/minggu. Proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi 47

61 FRP adalah 6 bulan atau 960 jam. Dengan total tenaga kerja langsung 11 orang, yang terdiri dari 1 mandor, 6 tukang, dan 4 pembantu. Kemudian target waktu produksi didapatkan dari perhitungan dan data produktivitas SDM saat observasi di galangan. Berikut merupakan ratarata produktivitas SDM pada proses produksi kapal konstruksi FRP metode hand lay up : Untuk bagian lambung adalah ±6 JO/m 2 Untuk bagian sekat dan konstruksi adalah ±10 JO/m 2 Untuk bagian konstruksi lambung adalah ±12 JO/m 2 Untuk bagian geladak dan bangunan atas adalah ±6 JO/m 2 Untuk bagian konstruksi geladak dan bangunan atas adalah ±12 JO/m 2 Sehingga didapatkan target waktu untuk proses laminasi hand lay up dalam pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP sebagai berikut : No. Tabel IV.15 Waktu Proses Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Hand Lay Up Man Power Kebutuhan Target Jenis Pekerjaan (orang) JO* Waktu* M T P 1 Pembuatan Plug dan Cetakan JO 40 Jam Cetak Lambung, geladak, dan bangunan atas kapal - Pembersihan Cetakan dan Pemolesan Wax 20 JO 4 Jam - Pemberian Gelcoat dan PVA 40 JO 8 Jam 2 - Proses Laminasi CSM 300, CSM 300, WR JO 117 Jam - Pemasangan Konstruksi 40 JO 8 Jam - Pemasangan Pondasi Mesin 40 JO 8 Jam - Lepas Cetakan 40 JO 8 Jam Proses Assembly Deck dan Bangunan Atas 4 - Cetak dan Pemasangan Komponen Interior - Cetak dan Pemasangan Komponen Exterior JO 24 Jam 5 Pendempulan, dan Pengecatan Kapal JO 40 Jam 6 Pemasangan Tangki JO 16 Jam 7 Instalasi Perpipaan dan Kelistrikan JO 24 Jam 8 Instalasi Outfitting JO 8 Jam 9 Instalasi Perlengkapan Sistem Kemudi JO 16 Jam 10 Instalasi Peralatan Listrik dan Penerangan JO 8 Jam 11 Instalasi Peralatan Keselamatan JO 8 Jam 12 Instalasi Peralatan Navigasi JO 32 Jam 13 Intalasi Peralatan Labuh dan Tambat JO 10 Jam 14 Instalasi Peralatan Dapur/Masak JO 4 Jam 15 Pekerjaan Mesin dan Pompa JO 192 Jam 16 Penyediaan Alat Penangkapan JO 154 Jam 17 Instalasi Sistem Pendingin JO 152 Jam 48

62 18 Finishing JO 40 Jam 19 Sea Trial, Fishing Trial, dan Serah Terima JO 40 Jam Total Lama Waktu Pengerjaan 5110 JO 961 Jam *Data diambil berdasarkan dari proses pembangunan kapal ikan 30GT dan perhitungan jam orang. Keterangan : M = Mandor T = Tukang P = Pembantu/Helper Tabel IV.15 menjelaskan tentang kebutuhan jam orang dan target waktu proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Dimana dibutuhkan 11 tenaga kerja pada proses produksi Hasil Produksi Seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa penggunaan metode hand lay up pada proses pembangunan kapal berbahan fibreglass tidak lepas dari cacat yang dapat ditimbulkan. Salah satu cacat yang dapat ditimbulkan adalah terjebaknya udara pada laminasi fibreglass. Udara yang terjebak tersebut dapat menyebabkan berkurangnya ketahanan kapal terhadap benturan. Hal tersebut juga menyebabkan perbedaan ketebalan yang dihasilkan karena pekerja pembangunan kapal fibreglass akan melakukan penambahan laminasi untuk menyamakan ketebalan. Berikut merupakan beberapa gambar cacat yang dihasilkan pada proses pembangunan kapal menggunakan metode laminasi hand lay up : (lihat Gambar IV.10) Gambar IV.10 Gelembung-Gelembung Udara yang Terjebak di Dalam Laminasi 49

63 4.9. Biaya Material Dalam proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi hand lay up tentunya berkaitan dengan biaya material. Biaya material merupakan biaya yang digunakan untuk pengadaan material dalam menunjang proses produksi. Penentuan besarnya biaya material didasarkan pada data kebutuhan material pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up. Dimana biaya material didapatkan dari hasil observasi dilapangan dan referensi. Pada subbab ini hanya akan membahas biaya material dalam pembangunan kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP secara keseluruhan. Untuk rincian biaya material dapat dilihat pada lampiran. Berikut merupakan data biaya material pada pembangunan kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi hand lay up: Tabel IV.16 Biaya Material metode hand lay up No Jenis Material Jumlah Satuan Jumlah 1 Material Untuk Cetakan 1 set Rp Material Utama 1 set Rp Material Penunjang 1 set Rp Material Alat 1 set Rp Tangki 1 set Rp Palkah Ikan 1 set Rp Material Cat 1 set Rp Total Biaya Material Rp Tabel IV.16 menjelaskan biaya material dalam pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Dimana material tersebut merupakan material yang digunakan pada pembangunan kasko kapal Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang digunakan untuk membiayai upah tenaga kerja yang langsung terkait dengan proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up. Dimana penentuan besarnya biaya tenaga kerja langsung didasarkan pada perhitungan kebutuhan waktu produksi produksi dan standar biaya tenaga kerja langsung yang ada di pulau jawa. Berikut merupakan biaya tenaga kerja langsung yang: Tabel IV.17 Biaya Tenaga Kerja Langsung metode hand lay up Tugas Kebutuhan (Orang) Jam JO Biaya/jam Biaya/Orang Saat Produksi Total Biaya Mandor Fibreglass Rp Rp Rp Tukang Fiber dan Kayu Rp Rp Rp

64 Helper Fibreglass & Mesin Rp Rp Rp Mekanik & listrik Rp Rp Rp Coating Rp Rp Rp Total Biaya Tenaga Kerja Tabel IV.17 menjelaskan bahwa biaya tenaga kerja langsung pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan laminasi hand lay up membutuhkan biaya sebesar Rp Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Biaya pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP adalah biaya keseluruhan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP dimana termasuk biaya pembangunan kasko kapal, instalasi outfitting, kelistrikan, perpipaan, dan permesinan di kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Berikut merupakan data biaya pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up yang akan dijelaskan pada Tabel IV.18 : Rp Tabel IV.18 Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP metode hand lay up No Hand Lay Up Jenis Pekerjaan Total I PEKERJAAN KONSTRUKSI (KASKO KAPAL) Rp II INSTALASI-INSTALASI Rp III AKOMODASI Rp IV SISTEM KEMUDI Rp V PERALATAN LISTRIK DAN PENERANGAN Rp VI PERALATAN KESELAMATAN Rp VII PERALATAN NAVIGASI DAN KESELAMATAN Rp VIII PERALATAN LABUH DAN TAMBAT Rp IX PERALATAN DAPUR/MASAK Rp X PEKERJAAN MESIN DAN POMPA Rp XI ALAT PENANGKAPAN Rp XII SISTEM PENDINGIN Rp XIV BIAYA UMUM Rp Total Rp Tabel IV.18 menjelaskan bahwa biaya produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP adalah Rp Biaya terbesar biaya produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion adalah biaya pekerjaan konstruksi kapal atau kasko kapal yaitu sebesar Rp dan biaya terkecil adalah biaya peralatan dapur atau masak yaitu sebesar Rp

65 52 Halaman ini sengaja dikosongkan

66 BAB V PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP METODE VACUUM INFUSION 5.1. Pendahuluan Pada bab ini akan membahas tentang penerapan metode laminasi vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Perbedaan penggunaan metode laminasi vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP dengan metode hand lay up hanya terletak pada tahap laminasi kapal. Dimana juga dilakukan pemeriksaan perhitungan konstruksi pada kapal ikan 30GT dengan sistem konstruksi FRP seperti pada metode hand lay up. Perhitungan didasarkan oleh peraturan BKI Fibre Reinforced Plastic Ships Sedangkan untuk data ukuran kapal ikan 30GT konstruksi FRP didapatkan dari gambar rencana garis, rencana umum, dan profil konstruksi pada kapal ikan 30GT konstruksi FRP yang dibuat oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur sama seperti dengan metode hand lay up Perhitungan Jumlah Laminasi Untuk perhitungan konstruksi kapal ikan 30GT metode vacuum infusion sama halnya dengan metode kapal ikan 30GT metode hand lay up. Untuk ketebalan minimal pada kapal ikan 30GT konstruksi FRP antara metode hand lay up dan vacuum infusion tidak terdapat perbedaan. Sehingga hanya membahas tentang jumlah laminasi yang digunakan. Dalam penentuan banyaknya laminasi, maka harus dilakukan perhitungan ketebalan. Dimana perhitungan ketebalan seperti pada bab sebelumnya menggunakann peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (Rules and Regulation for the Classification and Construction of Ship) volume V tentang Fibre Reinforced Plastic Perhitungan ketebalan dan jumlah laminasi tiap bagian kapal termasuk konstruksi terdapat pada lampiran. Hal tersebut didasarkan pada penggunaan jumlah dan jenis serat material yang berbeda. Berikut merupakan hasil perhitungan ketebalan dan jumlah laminasi tiap bagian yang dijelakan pada Tabel V.1: 53

67 Tabel V.1 Hasil Perhitungan Setiap Bagian Kapal untuk Vacuum Infusion Bagian Kapal Minimal Tebal Laminasi (mm) Tebal & Jumlah laminasi Vacuum Infusion (mm) (lapisan) Lunas 15,12 mm 15,16 13 Alas 12,00 mm 12,64 11 Sisi samping 10,00 mm 10,11 9 Geladak 7,01 mm 7,58 7 Gading 6,00 mm 6,32 5 Balok Geladak 6,00 mm 6,32 5 Pembujur Sisi 6,00 mm 6,32 5 Pembujur Geladak 6,00 mm 6,32 5 Penegar Sekat dan Tangki 4,75 mm 5,06 4 Centre Girder 15,00 mm 15,17 12 Side Girder 15,00 mm 15,17 12 Side Girder Kamar Mesin 15,00 mm 15,17 12 Floor/Wrang 6,12 mm 6,32 5 Dinding Sekat 5,70 mm 6,32 5 Dinding Tangki 6,00 mm 6,32 5 Bangunan Atas dan Kabin 7,00 mm 7,58 7 Penegar Bangunan Atas 5,00 mm 5,06 4 Dari Tabel V.1 yang menjelaskan tentang hasil perhitungan jumlah laminasi dapat dibuat susunan pada metode vacuum infusion, berikut merupakan susunan laminasi fibreglass : (1) HULL - Kell Plate G + M WR800 : 13 Layer - Bottom Plate G + M WR 800 : 11 Layer - Shell Plate G + M WR 800 : 9 Layer (2) DECK (Single Skin) - G + M WR800 : 7 Layer - Deck Beam (U 120x80) + 5WR800 : 5 Layer - Deck Girder (U 120x80) + 5WR800 : 5 Layer (3) BULKHEAD - Construction 5WR800 + Plywood : 5 Layer - Bulkhead Stiffeners (U 120x80) 4WR 800 : 4 Layer (4) FRAMES - Frame (U 120x80) 5WR800 : 5 Layer - Centre Girder (U 150x100) 12WR800 : 12 Layer 54

68 - Side Girder ( U 120x80 ) 12WR800 : 12 Layer - Side Longitudinal ( U 120x80) 5WR800 : 5 Layer - Floors/Wrang (150x7(t)) 5WR800 : 5 Layer (5) TANK - Tank 5WR800 : 5 Layer (6) SUPERSTRUCTURE - Sheel laminates G+ M WR800 : 7 Layer - Stiffeners (U 60x40) 5WR800 : 5 Layer Keterangan : Chopped Strand Mat (M.300) : 300 g / M 2 Chopped Strand Mat (M.450) : 450 g/ M 2 Woveng Roving (WR800) : 800 g/ M 2 Gelcoat (G) : 500 g / M Perhitungan Kebutuhan Material Kebutuhan jumlah material pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion terletak perbedaan pada jenis resin yang digunakan dan material tambahan. Untuk fibreglass tetap menggunakan chopped strand mat dan woven roving. Penggunaan serat multiaxial tidak digunakan karena penggunaan material tersebut masih belum sesuai dengan peraturan BKI tentang kapal FRP. Penggunaan material multiaxial akan membuat lapisan konstruksi menjadi lebih tipis. Sedangkan peraturan BKI masih mensyaratkan ketebalan sebagai standar minimum penilaian kekuatan. Material pembangunan kapal ikan 30GT terbagi dalam beberapa kelompok, diantaranya adalah material cetakan, material utama, material penunjang, dan material alat. Berikut merupakan data kebutuhan material yang digunakan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP : Tabel V.2 Kebutuhan Material Untuk Cetakan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Material Pembuatan Cetakan Jenis Material Jumlah Satuan Triplek Melamin 45 Lembar Kayu Kamper Uk. (6x12x400cm) 90 Batang Kayu Kamper Uk. (4x6x400cm) 180 Batang Kayu Kamper Uk. (2x3x400cm) 201 Batang Paku Uk. 7 Cm 55 Kg Glass Surface Tissue 5 meter 55

69 Tabel V.2 merupakan tabel kebutuhan material untuk membuat cetakan kapal konstruksi FRP. Selanjutnya dilakukan perhitungan kebutuhan fibreglass yang didasarkan pada luas konstruksi dan jumlah laminasi. Berikut merupakan hasil perhitungan kebutuhan fibreglass yang akan dijelaskan pada Tabel V.3: Tabel V.3 Kebutuhan Fibreglass Kebutuhan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP metode vacuum infusion Jenis Serat Total Kebutuhan Luas (m2) Setelah ditambah margin Berat Serat (Kg) Luas Serat 1 Roll (m2) Total Kebutuhan dalam roll CSM ,39 316,13 94,84 166,67 1,90 roll WR , , , ,01 roll Dalam penggunaan metode vacuum infusion dibutuhkan beberapa material penunjang. Dimana perhitungan material tersebut menggunakan kebutuhan luas konstruksi. Berikut merupakan data kebutuhan material tambahan yang dijelaskan pada Tabel V.4 : Tabel V.4 Kebutuhan Materail Penunjang Metode Vacuum Infusion Luas 1 Total Kebutuhan Setelah Jenis Material roll Luas (m2) ditambah margin (m2) Wrapping Spiral Bands K ,62 (1bungkus/10m) 435,17 56 Total Kebutuhan dalam roll 10 43,52 roll Red HDPE Flow Media 39,57 43,52 117,7 0,37 roll Green HDPE Flow Media 611,57 672,73 160,5 4,2 roll Nylon Peel-Ply 611,57 672, ,6 roll Bagging film 611,57 672, ,8 roll Sedangkan Untuk perhitungan resin, digunakan rumus berikut : Resin (Kg) = Dimana : A x ( WF 1, ) W F = Berat fibreglass perlaminasi (g/m 2 ) A = Luas konstruksi (m 2 ) Sehingga didapatkan hasil kebutuhan resin sebagai berikut : Untuk 1 drum berisi 200 Kg Total Resin (Kg) = Resin Untuk CSM WR 800 = 316,12 Kg ,18 Kg = 3017,30 Kg Total Resin (Drum) = 15,1 Drum Dari kebutuhan resin maka dapat dilakukan perhitungan untuk kebutuhan katalis dan cobalt. Dimana perhitungan kebutuhan katalis dan cobalt sama seperti pada metode hand lay up yaitu berdasarkan perbandingan dengan resin yang digunakan. Dimana katalis yang

70 digunakan adalah 1% dari total resin yang digunakan. Sedangkan untuk kebutuhan cobalt yang digunakan adalah 0,05% dari total resin yang digunakan. Sehingga didapatkan kebutuhan katalis dan cobalt sebagai berikut yang dijelaskan pada Tabel V.5 : Tabel V.5 Kebutuhan Resin dan Cobalt metode vacuum infusion Nama Bagian Kebutuhan Resin (Kg) Kebutuhan Katalis (Kg) Kebutuhan Cobalt (Kg) Kasko Kapal 3017,30 30,18 15,09 Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan kebutuhan gelcoat yang didasarkan pada kebutuhan luas konstruksi. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan gelcoat yang dijelaskan pada Tabel V.6 : Tabel V.6 Kebutuhan Gelcoat Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Nama Bagian Luas Total (m 2 ) Gelcoat (Kg)* Setelah Margin 10% Lambung Kapal 172,95 86,48 95,13 Geladak 55,5 27,75 30,53 Bangunan Atas 58,94 29,47 32,42 Total Kebutuhan 143,70 158,06 Setelah menghitung kebutuhan gelcoat maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan aerosil, talc, dan pigment. Dimana didasarkan pada perbandingan dengan gelcoat sama seperti dengan metode vacuum infusion. Berikut merupakan perbandingan aerosil, talc,pigment, dan katalis yang digunakan untuk gelcoat : Jenis Material Perbandingan Aerosil 1 : 0,025 Talc 1 : 0,01 Pigment 1 : 0,05 Katalis 1 : 0,01 Sehingga didapatkan kebutuhan aerosil, talc, pigment, dan katalis sebagai campuran gelcoat yang dijelaskan pada Tabel V.7: Nama Bagian Tabel V.7 Kebutuhan Aerosil,Talc, Pigment dan Katalis Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Kebutuhan Gelcoat (Kg) Kebutuhan Aerosil (Kg) Kebutuhan Talc (Kg) Kebutuhan Pigment (SW) (Kg) Kebutuhan Pigment (Blue) (Kg) Katalis (Kg) Lambung 95,11 2,38 0,96-4,76 0,97 Geladak 30,53 0,77 0,31 1,53-0,31 57

71 Bangunan Atas Total Kebutuhan (Kg) 32,42 0,82 0,33 0,33-0,33 3,97 1,60 1,86 4,76 1,61 Kebutuhan material lain dapat dilihat pada lampiran. Sehingga didapatkan keseluruhan kebutuhan material dalam pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode vacuum infusion. Berikut merupakan kebutuhan material pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion yangdijelaskan pada Tabel V.8, Tabel V.8 Material Utama Metode Vacuum Infusion No. Jenis Material Vacuum Infusion Jumlah Satuan 1 Mirror Glaze Meguain (300gram/kaleng) 114 Kaleng 2 PVA 5 Kg 3 Gelcoat (225kg/drum) 158,1 Kg 5 Catalyst Percumyl H (5Kg/Jirigen) 30,2 Kg 6 Cobalt N8% 15,1 Kg 7 Resin Ripoxy R800-EX (VI) 3017,3 Kg 8 Chopped Strand Mat 300 type E-Glass(50Kg/roll) 1,90 roll 10 Woven Roving 800 type C-Glass (40Kg/roll) 82 roll 11 3M Super 77 Multipurpose Adhesive Aerosol 157,79 Botol 12 Aerosil(10Kg/Bal) 3,96 Kg 13 Talc Lioning(25Kg/sak) 1,59 Kg 14 Honey Comb 20mm 17 Lembar 15 Pigment Blue 1,86 Kg 16 Pigment Super White 4,76 Kg 17 Dempul 42 Kg 18 Kayu Meranti (Uk. 120x80x4000) 165 Batang 19 Kayu Meranti (Uk. 70x50x4000) 27 Batang 20 Kayu Meranti (Uk. 60x40x4000) 32 Batang Tabel V.8 menjelaskan tentang kebutuhan material utama pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRp metode vacuum infusion. 58 No. Tabel V.9 Material Penunjang Metode Vacuum Infusion Vacuum Infusion Jenis Material Jumlah Satuan 1 Majun 10 Kg 2 Selotip 8 Roll 3 Amplas Gerinda panjang lebar 10cm 50 Meter 4 Amplas Gerinda Bulat 20 buah

72 5 Kawat Las 3 Dus 6 Masker 8 Bungkus 7 Green HDPE Flow Media (107x1.1 m) 4,00 Roll 8 Red HDPE Flow Media (107 x 1,5 m) 0,37 Roll 9 Wrapping Spiral Bands K-24 (1bungkus/10m) 43,52 Bungkus 10 Nylon Peel Ply 8,56 Roll 11 Benang 1 Roll 12 Bagging film BF150A-6000 (130x6m) 0,83 Roll Tabel V.10 Material Alat Metode Vacuum Infusion No. Jenis Material Vacuum Infusion Jumlah Satuan 1 Kuas 2" 12 buah 2 Kuas 3" 15 buah 3 Kuas Roll 24 buah 4 Kuas Roll Laminating Aluminium 6 buah 5 Gunting 18 buah 6 Ember 18 buah 7 Cutter 18 buah Tabel V.9 dan Tabel V.10 menjelaskan tentang kebutuhan material alat dan material penunjang pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion Fasilitas dan Peralatan Produksi Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa fasilitas yang dimiliki galangan yang menerapkan metode laminasi vacuum infusion ataupun metode laminasi yang lain tidak memiliki perbedaan. Sehingga pada bab ini hanya akan dibahas tentang kebutuhan peralatan produksi galangan kapal FRP metode vacuum infusion. Data kebutuhan peralatan didasarkan pada observasi di lapangan dan jurnal. Beberapa peralatan produksi yang terdapat pada metode vacuum infusion seperti resin infusion pump, resin trap, vacuum gauge, T- Fitting, flow tube, dan spring clamp. Berikut merupakan daftar kebutuhan beberapa peralatan yang terdapat pada metode laminasi vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP yang dijelaskan pada Tabel V.11 : Tabel V.11 Peralatan Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Vacuum Infusion No. Nama Peralatan Jumlah Satuan 1 Resin Infusion Pump 6 Set 2 Flow Tube E10 12 Bungkus 3 T-Fitting 36 Buah 59

73 4 Vacuum Gauge 1 Set 5 Resin Trap 12 Buah 6 Spring Clamp 36 Buah 7 Gayung 24 buah 8 Mesin Bor Listrik dan Manual 2 set 9 Gergaji Ukir 6 buah 10 Mesin Gerinda 4 buah 11 Gergaji Besi 2 buah 12 Gergaji Kayu 1 buah 13 Pita Pengukur 2 buah 14 Palu Karet 2 buah 15 Sikat dan Sapu logam 4 buah 16 Palu Baja 2 buah Tabel V.11 menjelaskan tentang peralatan yang dibutuhkan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion. Dimana peralatan yang digunakan memiliki perbedaan dengan metode laminasi lain Proses Produksi Pada proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion tidak jauh berbeda dengan proses produksi menggunakan metode hand lay up. Perbedaan hanya terletak pada tahap laminasi kapal. Berikut merupakan penjelasan tentang tahapan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode vacuum infusion : Tahap Persiapan Tahap persiapan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan laminasi vacuum infusion tidak memiliki perbedaan. Dimana pada tahap ini terdapat beberapa proses, diantaranya adalah owner requirement.perhitungan dan penyediaan material. Tahap persiapan dilakukan sebelum pembangunan kapal atau tender penyediaan kapal hingga tanda tangan kontrak Tahap Pembuatan Cetakan Sama halnya dengan tahap persiapan, pada tahap pembuatan cetakan tidak ada perbedaan antara penggunaan metode hand lay up dan vacuum infusion. Hanya saja pada pembuatan cetakan diusahakan tidak ada bagian yang memiliki sudut yang runcing. Dimana pada sudut itu sulit untuk dilakukan pemasangan serat fibreglass. Pada tahap pembuatan 60

74 cetakan diawali dengan proses lofting. Dimana pada proses ini dilakukan pembuatan kerangka cetakan. Pembuatan kerangka cetakan diawali dengan menggambar bentuk kerangka cetakan dengan skala 1:1. (lihat Gambar V.1) Gambar V.1 Cetakan FRP Kapal Ikan 30GT Tahap Laminasi Pada tahap ini terdapat perbedaan antara metode vacuum infusion dan hand lay up. Berikut adalah tata cara laminasi lambung,geladak, dan bangunan atas kapal berbahan fibreglass (FRP) menggunakan metode laminasi vacuum infusion yang telah dilakukan observasi di lapangan dan referensi. Dimana observasi dilakukan di PT. Marathon Pasific Marines di Tangerang. Berikut merupakan urutan proses laminasi lambung,geladak, dan bangunan atas kapal berbahan fibreglass (FRP) menggunakan metode laminasi vacuum infusion : a. Mempersiapkan mold/cetakan. b. Cetakan diberikan wax dan dipoles untuk mempermudah menggunakan mold kembali. (lihat Gambar V.2) Gambar V.2 Pemberiaan Wax pada Cetakan Lambung 61

75 c. Gelcoat dipoles pada permukaan cetakan dan dibiarkan sebelum memasang lapisan. d. Lapisan skin coat (CSM 300) dan penguat (Woven Roving 800 atau Multiaxial 800) ditempatkan dalam cetakan yang dibantu oleh cairan multipurpose adhesive. (lihat Gambar V.3) Gambar V.3 Penataan Lapisan Penguat e. Nylon Peel-Ply diletakkan diatas lapisan penguat sebagai media pendistribusi resin dan pemisah anatara serat dan flow media. (lihat Gambar V.4) Gambar V.4 Penempatan Nylon Peel-Ply f. Kemudian diletakkan jaring-jaring atau flow media diatas Nylon Peel-Ply. (lihat Gambar V.5) 62

76 Gambar V.5 Penempatan flow media g. Kemudian wrapping spiral bands yang sebelumnya di letakkan diantara jaring-jaring sebagai media penyalur resin. (lihat Gambar V.6) Gambar V.6 Penempatan Wrapping Spiral h. Plastic film diletakkan diatas lapisan sebelumnya, dimana pada setiap ujung dari cetakan diberikan selotip agar udara didalam plastik tidak keluar atau masuk. (lihat Gambar V.7) Gambar V.7 Penempatan Vacuum Bag (plastic film) 63

77 i. Vacuum port diletakkan mengelilingi area fibreglass yang akan diberi resin. (lihat Gambar V.8) Gambar V.8 Peletakan Vacuum Port dan Flow Tube di Sekitar Cetakan j. Resin dicampur dengan katalis dan diaduk sampai rata kemudian ditampung dalam tangki penampungan. k. Resin yang telah dicampur dengan katalis kemudian disalurkan menggunakan spiral tube ke fibreglassglass. l. Kemudian mesin vacuum dihidupkan untuk menarik udara yang masih terdapat didalam plastic film, setelah itu katup spiral tube di wadah penampung resin dibuka sehingga resin akan menyalur pada kain Nylon dan jaring-jaring. m. Menunggu hingga proses resin kering atau curring. n. Kemudian hal yang sama dilakukan pada proses laminasi geladak dan bangunan atas menggunakan metode laminasi yang sama yaitu vacuum infusion o. Untuk proses pembuatan konstruksi dilakukan dengan proses yang sama yaitu metode vacuum infusion. Pembuatan dilakukan dengan menggunakan cetakan yang dapat terbuat dari triplek yang telah dibentuk ataupun dari talang air kotak PVC. Setalah proses pembuatan konstruksi dilanjutkan dengan proses pemasangan konstruksi, dimana pada tahap ini menggunakan metode hand lay up Tahap Assembly Tahap assembly dilakukan setelah proses pembuatan konstruksi selesai, sama seperti pada metode hand lay up. Pada tahap ini maka bagian kapal seperti bagian lambung, geladak, 64

78 dan bangunan atas akan disatukan. Pada proses ini maka disatukan dengan menggunakan metode laminasi hand lay up untuk membuat fender di seluruh sisi lambung kapal. Selanjutnya dilakukan pemasangan tangki-tangki pada kapal yang terdiri dari tangki bahan bakar, tangki air tawar, dan tangki pelumas. Tangki yang digunakan dapat terbuat dari bahan baja, plastik, ataupun fibreglass. Setelah proses pemasangan tangki maka dilanjutkan dengan proses pembuatan palkah ikan. Dimana pada proses pembuatan palkah ikan menggunakan insulin polyurethane sebagai pelapis palkah ikan. Dimana polyurethane memiliki kelebihan untuk menjaga suhu ruangan Tahap Instalasi Outfitting, Kelistrikan, Perpipaan, dan Permesinan Tahap pemasangan outfitting dan permesinan terbagi pada beberapa proses. Diantaranya adalah proses instalasi perpipaan dan kelistrikan. Selanjutnya dilanjutkan pada proses instalasi outfitting, peralatan navigasi, peralatan keselamatan, peralatan labuh, alat penangkapan, peralatan dapur, sistem pendingin. Berikutnya proses instalasi permesinan yang terdiri dari pemasangan mesin kemudi, mesin utama, dan mesin bantu. Kemudian dilanjutkan dengan instalasi perlengkapan propulsi seperti instalasi kemudi dan propeller Tahap Finishing, Seatrial, dan Delivery Sebelum pada tahap sea trial maka dilakukan proses finishing. Dimana pada tahap ini dilakukan proses pengcatan. Setelah semua proses finishing maka selanjutnya dilakukan proses sea trial pada kapal dan delivery kapal kepada pemilik kapal Kebutuhan Jam Orang Dengan mengetahui proses laminasi metode vacuum infusion dan data produktivitas sumber daya manusia di galangan kapal fibreglass yang menerapkan metode vacuum infusion, maka dapat ditentukan kebutuhan waktu dalam proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion. Dimana perhitungan didasarkan pada jumlah pekerja 11 orang yang terdiri dari mandor atau supervisi 1 orang, tukang 6 orang, dan pembantu 4 orang. Dimana jam efektif kerja seminggu adalah 40jam/minggu. Proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP adalah 6 bulan atau 960 jam. Berikut merupakan rata-rata produktivitas SDM pada proses produksi kapal konstruksi FRP metode hand lay up : Untuk bagian lambung adalah ±30 JO/m 2 65

79 Untuk bagian sekat dan konstruksi adalah ±20 JO/m 2 Untuk bagian konstruksi lambung adalah ±40 JO/m 2 Untuk bagian geladak dan bangunan atas adalah ±20 JO/m 2 Untuk bagian konstruksi geladak dan bangunan atas adalah ±40 JO/m 2 Sedangkan untuk produktivitas SDM proses pemasangan wrapping dan jaring (flow media) adalah sebagai berikut : Waktu pemasangan wrapping pada jaring : 120meter/JO Waktu pemasangan jaring dan wrapping pada bagian konstruksi : 180meter/JO Sedangkan untuk proses vacuum infusion memiliki kapasitas 1,42 liter/menit. Dengan jumlah pompa yang digunakan pada setiap pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion adalah 6 buah pompa. Sehingga didapatkan waktu dalam proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion : No. Tabel V.12 Waktu Proses Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Man Power Jenis Pekerjaan (orang) M T P Kebutuhan JO* Target Waktu* 1 Pembuatan Plug dan Cetakan JO 40 Jam 2 Cetak Kasko Kapal** - Pembersihan Cetakan dan Pemolesan Wax 20 JO 4 Jam - Pemberian Gelcoat dan PVA 40 JO 8 Jam - Proses Pemasangan Serat Laminasi,Material Penunjang, dan Vacuum Infusion Process JO 43 Jam - Pemasangan Konstruksi Lambung, Geladak, dan Bangunan Atas 40 JO 8 Jam - Pasang Pondasi Mesin 40 JO 8 Jam - Lepas Cetakan 40 JO 8 Jam Proses Assembly Deck dan Bangunan Atas 3 - Cetak dan Pemasangan Komponen Interior - Cetak dan Pemasangan Komponen Exterior JO 24 Jam 4 Pendempulan dan Pengecatan Kapal JO 40 Jam 5 Pemasangan Tangki JO 16 Jam 6 Instalasi Perpipaan dan Kelistrikan JO 24 Jam 7 Instalasi Outfitting JO 8 Jam 8 Instalasi Perlengkapan Sistem Kemudi JO 16 Jam 9 Instalasi Peralatan Listrik dan Penerangan JO 8 Jam 10 Instalasi Peralatan Keselamatan JO 8 Jam 11 Instalasi Peralatan Navigasi JO 32 Jam 12 Intalasi Peralatan Labuh dan Tambat JO 10 Jam 66

80 13 Instalasi Peralatan Dapur/Masak JO 4 Jam 14 Pekerjaan Mesin dan Pompa JO 192 Jam 15 Penyediaan Alat Penangkapan JO 154 Jam 16 Instalasi Sistem Pendingin JO 152 Jam 17 Finishing JO 40 Jam 18 Sea Trial, Fishing Trial, dan Serah Terima JO 40 Jam Total Lama Waktu Pengerjaan 4739 JO 887 Jam *Didapatkan dari perhitungan jam orang dan data pembangunan kapal ikan 30GT Keterangan : M = Mandor T = Tukang P = Pembantu/Helper Tabel V.12 menjelaskan tentang kebutuhan jam orang dan target waktu yang dibutuhkan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuu infusion Hasil Produksi Pada metode vacuum infusion partikel udara yang terjebak dalam laminasi tidak begitu banyak seperti metode hand lay up. Hal tersebut dikarenakan pada proses vacuum infusion udara akan terhisap. Sehingga hanya sedikit kemungkinan terdapat udara yang terjebak pada lapisan laminasi. Hal tersebut menyebabkan ketahanan kapal terhadap benturan lebih kuat dan lambung kapal yang dihasilkan memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan dengan hasil pada metode hand lay up. Apabila dalam proses vacuum infusion terdapat udara yang terjebak sehingga dapat menyebabkan cacat produksi, maka pihak galangan dapat memperbaiki dengan menusukkan jarum pada vacuum bag. Berikut merupakan contoh gambar dari hasil produksi menggunakan metode laminasi vacuum infusion yang diambil saat observasi lapangan di PT. Marathon Pasific Marine : (lihat Gambar V.9) Gambar V.9 Udara yang Terhisap saat Proses Vacuum Infusion 67

81 5.8. Biaya Material Dalam proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion tentunya berkaitan dengan biaya material. Biaya material merupakan biaya yang digunakan untuk pengadaan material dalam menunjang proses produksi. Penentuan besarnya biaya material didasarkan pada data kebutuhan material pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion. Dimana biaya material didapatkan dari hasil observasi dilapangan dan referensi. Dimana pada biaya material kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion memiliki biaya lebih besar dibandingkan dengan biaya material menggunakan metode laminasi lain. Pada subbab ini hanya akan membahas biaya material dalam pembangunan kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP secara keseluruhan. Untuk rincian biaya material dapat dilihat pada lampiran. Berikut merupakan data biaya material pada pembangunan kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion : Tabel V.13 Biaya Material Metode Vacuum Infusion No Jenis Material Jumlah Satuan Jumlah 1 Material Untuk Cetakan 1 set Rp Material Utama 1 set Rp Material Penunjang 1 set Rp Material Alat 1 set Rp Tangki 1 set Rp Palkah Ikan 1 set Rp Material Cat 1 set Rp Total Biaya Material Rp Tabel V.13 menjelaskan tentang biaya material dalam pembangunan kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion. Biaya material utama memiliki biaya terbesar pada biaya pembangunan kasko kapal Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang digunakan untuk membiayai upah tenaga kerja yang langsung terkait dengan proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion. Dimana penentuan besarnya biaya tenaga kerja langsung didasarkan pada perhitungan kebutuhan waktu produksi produksi dan standar biaya tenaga kerja langsung yang ada di PT. Marathon Pasific Marines. Berikut merupakan biaya tenaga kerja langsung : 68

82 Tugas Tabel V.14 Biaya Tenaga Kerja Langsung Metode Vacuum Infusion Kebutuhan (Orang) Waktu (Jam) JO Biaya/jam Biaya/Orang Saat Produksi Total Mandor Rp Rp Rp Tukang Fiber dan Kayu Rp Rp Rp Helper/Pembantu Rp Rp Rp Mekanik & Listrik Rp Rp Rp Coating Rp Rp Rp Total Biaya Tenaga Kerja Rp Tabel V.14 menjelaskan tentang biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Dimana biaya/jam didapatkan dari survei upah minimum di kabupaten Tangerang Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Biaya pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP adalah biaya keseluruhan pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP dimana termasuk biaya pembangunan kasko kapal, instalasi outfitting, kelistrikan, perpipaan, dan permesinan di kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Berikut merupakan data biaya pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion : Tabel V.15 Biaya Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion No Vacuum Infusion Jenis Pekerjaan Total I PEKERJAAN KONSTRUKSI (KASKO KAPAL) Rp II INSTALASI-INSTALASI Rp III AKOMODASI Rp IV SISTEM KEMUDI Rp V PERALATAN LISTRIK DAN PENERANGAN Rp VI PERALATAN KESELAMATAN Rp VII PERALATAN NAVIGASI DAN KESELAMATAN Rp VIII PERALATAN LABUH DAN TAMBAT Rp IX PERALATAN DAPUR/MASAK Rp X PEKERJAAN MESIN DAN POMPA Rp XI ALAT PENANGKAPAN Rp XII SISTEM PENDINGIN Rp XIV BIAYA UMUM Rp Total Rp

83 Tabel V.15 menjelaskan tentang biaya produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion. Dimana biaya terbesar terletak pada biaya pekerjaan konstruksi kapal. Sehingga didapatkan biaya produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion adalah Rp

84 BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tentang analisis teknis dan ekonomis dari penerapan metode laminasi vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Dimana nantinya dilakukan perbandingan aspek teknis dan ekonomis dari metode hand lay up dan vacuum infusion. Dalam hal teknis, masing-masing metode mempunyai perbedaan untuk material, peralatan, proses produksi, kebutuhan jam orang dan hasil produksi dari pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Sedangkan dalam hal ekonomis, akan dibahas mulai dari biaya investasi termasuk biaya material, biaya peralatan dan fasilitas galangan serta biaya upah tenaga kerja. Berikut merupakan penjelasan tentang analisis teknis dan ekonomis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP Analisis Teknis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Pada analisis teknis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP akan dijelaskan tentang perbandingan aspek teknis antara metode laminasi hand lay up dan vacuum infusion. Dimana analisis teknis terdiri dari jumlah laminasi, kebutuhan material, kebutuhan jam orang, kebutuhan peralatan produksim, dan hasil produksi dari kedua metode laminasi. Berikut merupaka penjelasan dari setiap analisis teknis : Jumlah Laminasi Dari data perhitungan pada bab sebelumnya tentang perhitungan jumlah laminasi yang digunakan pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up ataupun vacuum infusion didapatkan perbandingan jumlah laminasi. Berikut merupakan perbandingan jumlah laminasi dari metode hand lay up dan vacuum infusion : Tabel VI.1 Perbandingan Jumlah Laminasi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP No Item Tebal Hand Lay Up Vacuum Infusion Minimum (mm) (lapisan) (mm) (lapisan) 1 Lunas 15,12 mm 15, , Alas 12,00 mm 12, , Sisi samping 10,00 mm 10, ,

85 4 Geladak 7,01 mm 7,21 7 7, Gading 6,00 mm 7,09 6 6, Balok Geladak 6,00 mm 7,09 6 6, Pembujur Sisi 6,00 mm 7,09 6 6, Pembujur Geladak 6,00 mm 7,09 6 6, Penegar Sekat dan Tangki 4,75 mm 4,81 4 5, Centre Girder 15,00 mm 15, , Side Girder 15,00 mm 15, , Side Girder Kamar Mesin 15,00 mm 15, , Floor/Wrang 6,12 mm 7,09 6 6, Dinding Sekat 5,70 mm 5,95 5 6, Bangunan Atas dan Kabin 7,00 mm 7,98 7 7, Penegar Bangunan Atas 5,00 mm 5,06 5 5,06 4 Tabel VI.1 menunjukkan pada metode laminasi hand lay up memiliki jumlah laminasi lebih banyak dibandingkan dengan metode vacuum infusion pada beberapa bagian konstruksi. Perbedaan jumlah laminasi tersebut menunjukkan bahwa metode vacuum infusion lebih baik karena memiliki jumlah laminasi lebih sedikit yang dapat berpengaruh pada kebutuhan material Kebutuhan Material Dari perhitungan kebutuhan material pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion didapatkan perbandingan dengan metode hand lay up. Berikut merupakan data material yang memiliki perbedaan antara metode vacuum infusion dan hand lay up : Tabel VI.2 Perbandingan Kebutuhan Material Utama Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP No. Jenis Material Hand Lay Up Vacuum Infusion Jumlah Satuan Jumlah Satuan 1 Catalyst Mepoxe (5kg/jirigen) 46,29 Kg 2 Catalyst Percumyl H (5Kg/Jirigen) 30,17 Kg 3 Cobalt N8% 23,15 Kg 15,09 Kg 4 Resin Yukalac 157 BQTN-EX Justus (225kg/drum) 4629,28 Kg 5 Resin Ripoxy R800-EX (VI) 3017,30 Kg 6 Chopped Strand Mat 450 type E-Glass (30Kg/roll) 38,72 roll 7 Woven Roving 800 type C-Glass (40Kg/roll) 33,81 roll 82,04 roll 8 3M Super 77 Multipurpose Adhesive Aerosol 157,8 Botol Tabel VI.3 Perbandingan Kebutuhan Material Alat Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP No. Jenis Material Hand Lay Up Vacuum Infusion Jumlah Satuan Jumlah Satuan 1 Kuas 2" 48 buah 12 buah 2 Kuas 3" 60 buah 15 buah 3 Kuas Roll 96 buah 24 buah 72

86 4 Kuas Roll Laminating Aluminium 24 buah 6 buah 5 Gunting 18 buah 18 buah 6 Ember 18 buah 18 buah 7 Cutter 18 buah 18 buah Tabel VI.2 dan Tabel VI.3 menjelaskan pada material utama dan material penunjang perbedaan terletak pada penambahan jenis dan jumlah beberapa material pada proses produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion. Berikut merupakan material yang terdapat pada metode vacuum infusion dan tidak terdapat pada metode hand lay up : Tabel VI.4 Perbandingan Kebutuuhan Material Penunjang Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Hand Lay Up Vacuum Infusion No. Jenis Material Jumlah Satuan Jumlah Satuan 1 Majun 10 Kg 10 Kg 2 Selotip 8 Roll 8 Roll 3 Amplas Gerinda panjang lebar 10cm 50 Meter 50 Meter 4 Amplas Gerinda Bulat 20 buah 20 buah 5 Kawat Las 3 Dus 3 Dus 6 Masker 8 Bungkus 8 Bungkus 7 Green HDPE Flow Media (107x1.1 m) 3, Roll 8 Red HDPE Flow Media (107 x 1,5 m) 0, Roll 9 Wrapping Spiral Bands K-24 (1bungkus/10m) 43,51616 Bungkus 10 Nylon Peel Ply 8, Roll 11 Benang 1 Roll 12 Bagging film BF150A-6000 (130x6m) 0, Roll Tabel VI.4 menjelaskan bahwa untuk proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP dengan menggunakan laminasi vacuum infusion kebutuhan material meningkat karena dibutuhkan beberapa jenis dan jumlah material lain dibandingkan dengan menggunakan laminasi hand lay up Peralatan Produksi Dari data perhitungan kebutuhan produksi pada bab sebelumnya dapat diketahui terdapat beberapa peralatan pada metode vacuum infusion yang tidak terdapat pada metode hand lay up. Berikut merupakan data peralatan yang hanya terdapat pada metode vacuum infusion namun tidak terdapat pada hand lay up : 73

87 Tabel VI.5 Perbandingan Peralatan Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP No. Nama Peralatan Hand Lay Up Vacuum Infusion Jumlah Satuan Jumlah Satuan 1 Resin Infusion Pump Set 2 Flow Tube E Bungkus 3 T-Fitting Buah 4 Vacuum Gauge Set 5 Resin Trap Buah 6 Spring Clamp Buah 7 Gayung 24 Buah 24 buah 8 Mesin Bor Listrik 2 Set 2 set 9 Gergaji Ukir 6 Buah 6 buah 10 Mesin Gerinda 4 Buah 4 buah 11 Gergaji Besi 2 Buah 2 buah 12 Gergaji Kayu 1 Buah 1 buah 13 Pita Pengukur 2 Buah 2 buah 14 Palu Karet 2 Buah 2 buah 15 Sikat dan Sapu logam 4 Buah 4 buah 16 Palu Baja 2 Buah 2 buah Tabel VI.5 menjelaskan bahwa pada proses vacuum infusion ditambahkan beberapa peralatan untuk proses produksi kapal ikan 30GT. Peralatan tersebut nantinya dapat digunakan kembali untuk produksi kapal berikutnya Kebutuhan Jam Orang Dari penjelasan dan perhitungan tentang kebutuhan waktu produksi, telah telah didapatkan kebutuhan waktu pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP dari metode vacuum infusion dan metode hand lay up dengan jumlah 4 pekerja yang terdiri dari 1 mandor, 3 tukang fibreglass, dan 1 pembantu. Sehingga didapatkan data perbandingan kebutuhan waktu antara metode vacuum infusion dan hand lay up pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Berikut merupakan perbedaan lama waktu produksi antara laminasi hand lay up dan vacuum infusion dengan jumlah pekerja yang sama : Tabel VI.6 Perbandingan Kebutuhan Waktu pada Produksi Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP No. Jenis Pekerjaan Total JO Hand Lay Up Total JO Vacuum Infusion 1 Laminasi Kapal 762 JO 391 JO 2 Total Waktu Keseluruhan 5110 JO 4739 JO Produksi 74

88 Tabel VI.6 menjelaskan bahwa metode laminasi vacuum infusion memiliki waktu lebih singkat dibandingkan dengan metode hand lay up. Dimana pada proses laminasi kapal metode laminasi vacuum infusion dibutuhkan 391 Jam Orang, sedangkan untuk laminasi menggunakan metode hand lay up dibutuhkan waktu 762 Jam Orang. Sehingga terjadi perbedaan selisih kebutuhan Jam Orang yaitu 371 Jam Orang antara metode hand lay up dan vacuum infusion Hasil Produksi Dari referensi yang didapatkan pada pengujian material antara metode vacuum infusion dan hand lay up. Serta observasi dilapangan. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode vacuum infusion memiliki hasill dan kualitas yang lebih baik daripada metode hand lay up. Berikut merupakan perhitungan rata-rata pada pengujian tarik dan lentur pada material yang menggunakan metode hand lay up dan vacuum infusion : Hand Lay Up Tabel VI.7 Kuat Tarik Rata-Rata dari Pengujian Kuat Tarik (Kg/cm 2 ) Vacuum Infusion Stadar BKI 1000 Kg/cm² Stadar BKI 1000 Kg/cm² Hasil Pengujian 2463,28 Kg/cm² Hasil Pengujian 1644,47 Kg/cm² Tabel VI.8 Kuat Lentur Rata-Rata dari Pengujian Kuat Lentur (Kg/cm 2 ) Hand Lay Up Vacuum Infusion Stadar BKI 1500 Kg/cm² Stadar BKI 1500 Kg/cm² Hasil Pengujian 3007,58 Kg/cm² Hasil Pengujian 2583 Kg/cm² Tabel VI.7 dan Tabel VI.8 menjelaskan bahwa pada pengujian tarik, metode vacuum infusion memiliki nilai kuat tarik lebih tinggi 33,24% dibandingkan dengan metode hand lay up. Pada pengujian lentur, metode vacuum infusion memiliki nilai kuat lentur lebih tinggi 14,24% dibandingkan dengan metode hand lay up Analisis Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Pada analisis ekonomis pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP akan dijelaskan tentang perbandingan aspek ekonomis antara metode laminasi hand lay up dan vacuum infusion. Dimana analisis ekonomis terdiri dari analisis biaya material, biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi, dan biaya investasi. Dimana biaya investasi difokuskan pada 75

89 investasi pada galangan kapal FRP metode laminasi vacuum infusion. Berikut merupakan penjelasan tentang analisis ekonomis pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP : Biaya Material Dalam melakukan proses produksi kapal fibreglass tentunya terdapat biaya material. Biaya material ini dihitung secara keseluruhan. Analisis perbandingan biaya material difokuskan pada material untuk pembuatan kasko kapal. Adapun rincian dari biaya operasional untuk proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan hand lay up dan vacuum infusion adalah sebagai berikut : No Tabel VI.9 Biaya material pembangunan 1 kasko kapal ikan 30GT konstruksi FRP Hand Lay Up Vacuum Infusion Jenis Material Jumlah Jumlah 1 Material Untuk Cetakan Rp Rp Material Utama Rp Rp Material Penunjang Rp Rp Material Alat Rp Rp Tangki Rp Rp Palkah Ikan Rp Rp Material Cat Rp Rp Total Biaya Rekapitulasi Material Rp Rp Tabel VI.9 menjelaskan bahwa presentase perbandingan kedua metode tersebut, metode hand lay up lebih murah dibandingkan dengan metode vacuum infusion. Hal ini dikarenakan biaya material kasko kapal ikan 30GT konstruksi hand lay up lebih murah yaitu Rp dibandingkan dengan metode vacuum infusion yaitu Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan tenaga langsung selama proses produksi. Dalam perhitungan biaya kebutuhan tenaga kerja ini akan dibagi menurut tugas masing-masing. Perhitungan biaya tenaga kerja didasarkan pada perhitungan kebutuhan jam orang pada proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up ataupun metode vacuum infusion. 76

90 Tabel VI.10 Biaya tenaga kerja langsung pembangunan 1 kapal ikan 30GT konstruksi FRP Tugas Hand Lay Up Vacuum Infusion Kebutuhan (Orang) Waktu Waktu JO Total JO Total (Jam) (Jam) Mandor Rp Rp Tukang Fibreglass dan Kayu Rp Rp Helper/Pemb antu Rp Rp Mekanik & Listrik Rp Rp Coating Rp Rp Total Biaya Tenaga Kerja Rp Rp Tabel VI.10 menjelaskan bahwa presentase perbandingan kedua metode tersebut, metode vacuum infusion lebih mahal yaitu Rp dibandingkan dengan metode hand lay up yaitu Rp Biaya Produksi Perhitungan biaya produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP didasarkan pada RAB pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP, perhitungan kebutuhan biaya material, dan perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja langsung. Berikut merupakan biaya pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP : Tabel VI.11 Biaya produksi 1 buah kapal ikan 30GT konstruksi FRP No Jenis Pekerjaan Hand Lay Up Vacuum Infusion Total Total I PEKERJAAN KONSTRUKSI (KASKO KAPAL) Rp Rp II INSTALASI-INSTALASI Rp Rp III AKOMODASI Rp Rp IV SISTEM KEMUDI Rp Rp V PERALATAN LISTRIK DAN PENERANGAN Rp Rp VI PERALATAN KESELAMATAN Rp Rp VII PERALATAN NAVIGASI DAN KESELAMATAN Rp Rp VIII PERALATAN LABUH DAN TAMBAT Rp Rp IX PERALATAN DAPUR/MASAK Rp Rp X PEKERJAAN MESIN DAN POMPA Rp Rp XI ALAT PENANGKAPAN Rp Rp XII SISTEM PENDINGIN Rp Rp XIII BIAYA UMUM Rp Rp Total Rp Rp

91 Tabel VI.11 menyimpulkan bahwa pada biaya produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode vacuum infusion memiliki harga lebih mahal sebesar Rp sedangkan untuk biaya produksi pada metode hand lay up sebesar Rp Biaya Investasi Pada perhitungan biaya investasi difokuskan pada metode vacuum infusion. Dimana investasi pembangunan galangan kapal FRP. Berikut merupakan perhitungan biaya investasi perlatan produksi : Biaya Tanah dan Bangunan Galangan kapal FRP diasumsikan akan dibangun di sekitar sungai Cisadane, kecamatan Tanjung Burung, kabupaten Tangerang. Daerah tersebut merupakan daerah industri kapal FRP yang berada di kabupaten Tangerang. Dimana harga tanah dan bangunan di lokasi tersebut masih memiliki nilai yang rendah dibandingkan dengan daerah pesisir pantai. Berikut merupakan biaya pengadaan tanah dan bangunan untuk pembangunan galangan kapal FRP : Tabel VI.12 Biaya Pengadaan Tanah Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Dimensi Harga Satuan No Uraian Panjang Lebar Luas Total Investasi (Rp) Harga (Rp) Satuan (m) (m) (m²) 1 Tanah Rp Rp/m² Rp Total I Rp Tabel VI.12 menjelaskan harga tanah di sekitar sungai cisadane kabupaten tangerang. Luas galangan yang akan digunakan yaitu 5.000m 2. No 1 2 Tabel VI.13 Biaya Persiapan Tanah Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Dimensi Harga Satuan Uraian Panjang Lebar Luas Total Investasi (Rp) Harga (Rp) Satuan (m) (m) (m²) Biaya Pematangan Lahan Rp Rp/m² Rp Biaya Pemadatan Tanah Rp Rp/m² Rp Total II Rp

92 Tabel IV.13 menjelaskan tentang biaya persiapan lahan, dimana biaya tersebut digunakan untuk pematangan dan pemadatan lahan. Sebelumnya lokasi yang dipilih masih terdapat beberapa tanaman yang perlu dilakukan pembersihan dan pemadatan lahan. Hal tersebut karena lahan yang akan digunakan berada di aliran sungai. Tabel VI.14 Biaya Bangunan Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Dimensi Harga Satuan Total Investasi No Uraian Panjang Lebar Luas Harga (Rp) Satuan (Rp) (m) (m) (m²) 1 Tempat Parkir Rp Rp/m² Rp Pos Keamanan Rp Rp/m² Rp Kantor Lantai Rp Rp/m² Rp Gudang Penyimpanan Serat Fiberglass Rp Rp/m² Rp Gudang Penyimpanan 5 Resin Rp Rp/m² Rp Gudang Penyimpanan Material Lain Rp Rp/m² Rp Gudang Peralatan dan Perlengkapan Kapal Rp Rp/m² Rp Gudang Penyimpanan Alat Produksi Rp Rp/m² Rp Ruang Generator Set Rp Rp/m² Rp Kantin Rp Rp/m² Rp Bengkel Kayu Rp Rp/m² Rp Bengkel Outfitting Rp Rp/m² Rp Area Produksi Geladak dan Bangunan Atas Rp Rp/m² Rp Mess Pekerja Rp Rp/m² Rp Mushola Rp Rp/m² Rp Area Produksi Rp Rp/m² Rp Kamar Mandi Rp Rp/m² Rp Tempat Pembuangan 18 Limbah Rp Rp/m² Rp Pagar Keliling ,2 400 Rp Rp/m² Rp Total Rp Tabel VI.14 menjelaskan tentang biaya bangunan galangan kapal FRP. Dimana biaya tersebut disesuaikan dengan kondisi galangan kapal FRP yang tidak membutuhkan banyak bangunan dan biaya pembangunan di lokasi galangan yang masih rendah dibandingkan dengan lokasi lain. 79

93 Tabel VI.15 Total Biaya Invetasi Tanah dan Bangunan Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion No. Item Total Investasi Persentase % 1 Total 1 Rp % 2 Total 2 Rp % 3 Total 3 Rp % Total Rp % Tabel VI.15 menjelaskan total biaya investasi tanah dan bangunan pada pembangunan galangan kapal FRP. Dimana total investasi tanah dan bangunan galangan sebesar Rp Biaya Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Produksi Perhitungan biaya investasi peralatan dan mesin-mesin yang digunakan pada proses produksi. Perhitungan biaya investasi peralatan produksi diestimasi untuk produksi 2(dua) kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Berikut merupakan perhitungan biaya investasi penyediaan peralatan atau mesin-mesin yang digunakan pada proses produksi : Tabel VI.16 Estimasi Biaya Pengadaan Sarana Penunjang Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion No. Nama Alat Jumlah Harga (Rp) Total 1 Forklif 1 Rp Rp Boat Trailer 2 Rp Rp Portal Crane atau Overhead Crane 10 Ton 1 Rp Rp Kendaraan Operasional 2 Rp Rp Mesin Bubut 1 Rp Rp Mesin Coating 2 Rp Rp Peralatan Pemadam Kebakaran 15L 8 Rp Rp Resin Infusion Pump 25m 3 /hour 12 Rp Rp Mesin Las SMAW 2 Rp Rp Flow Tube E10 merk justus 24 Rp Rp T-Fitting 72 Rp Rp Vacuum Gauge 4 Rp Rp Resin Trap 12 Rp Rp Spring Clamp 72 Rp Rp Gayung 48 Rp Rp Mesin Bor Listrik dan Manual 16 Rp Rp Gergaji Ukir 24 Rp Rp Mesin Gerinda 8 Rp Rp Gergaji Besi 24 Rp Rp Gergaji Kayu 24 Rp Rp Pita Pengukur 24 Rp Rp Palu Karet 16 Rp Rp

94 23 Sikat dan Sapu logam 16 Rp Rp Palu Baja 16 Rp Rp Total Rp Tabel VI.16 menjelaskan bahwa total kebutuhan untuk peralatan dan fasilitas produksi pada galangan kapal FRP metode laminasi vacuum infusion adalah sekitar Rp Biaya Persiapan dan Instalasi Biaya persiapan merupakan biaya yang digunakan untuk menyiapkan pembangunan galangan kapal FRP. Biaya persiapan terdiri dari biaya perijinan, biaya instalasi generator set, biaya instalasi listrik dan air. Berikut merupakan biaya persiapan dan instalasi : Tabel VI.17 Biaya Persiapan dan Instalasi Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion No. Item Jumlah Satuan Harga/Satuan Total 1 Generator Set 30KVA 1 Set Rp Rp Biaya Perijinan 1 Paket Rp Rp Biaya Perencanaan 1 Paket Rp Rp Biaya Pengawasan 1 Paket Rp Rp Biaya Amdal 1 Paket Rp Rp Office Supply 1 Paket Rp Rp Biaya BBHTB 1 Paket Rp Rp Instalasi air bersih 1 Paket Rp Rp Instalasi Listrik 1 Paket Rp Rp HPL 1 Paket Rp Rp IPAL 1 Paket Rp Rp Total Rp Tabel VI.17 menjelaskan tentang biaya persiapan dan instalasi dalam pembangunan galangan kapal FRP. Biaya yang didapatkan didasarkan pada referensi dan observasi di lapangan. Dimana biaya persiapan dan instalasi galangan membutuhkan Rp Estimasi Biaya Pelatihan Pekerja Metode laminasi vacuum infusion pada pembangunan kapal konstruksi FRP merupakan metode baru yang digunakan pada proses produksi kapal konstruksi FRP di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan keterampilan pekerja dalam menggunakan metode vacuum infusion untuk laminasi pembangunan kapal konstruksi 30GT. Berikut merupakan biaya pelatihan untuk pekerja : 81

95 Tabel VI.18 Estimasi Biaya Pelatihan Pekerja Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Estimasi Biaya Tiap No Item Biaya Jumlah Orang Total Biaya Orang 1 Biaya Kursus Resin Infusion 4 Rp Rp Total Rp Tabel VI.18 menjelaskan bahwa untuk biaya pelatihan laminasi metode vacuum infusion untuk 3 pekerja adalah sebesar Rp Estimasi Nilai Total Investasi Dimana biaya investasi yang telah dilakukan perhitungan tersebut akan digunakan untuk keperluan investasi pembangunan galangan kapal. Berikut merupakan perincian total investasi galangan pada biaya peralatan produksi dan biaya pelatihan pekerja : Tabel VI.19 Estimasi Nilai Total Investasi Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion No. Item Total Investasi Persentase % 1 Total Estimasi Biaya Lahan, Pematangan Lahan, Pemadatan Lahan, dan Biaya Bangunan Rp ,3534% 2 Biaya Peralatan dan Fasilitas Galangan Rp ,0323% 3 Biaya Persiapan dan Manajemen Rp ,2944% 4 Rp ,3198% Biaya Training Vacuum Infusion Proses Total Rp % Tabel VI.19 menjelaskan tentang keseluruhan biaya investasi dalam pembangunan galangan. Estimasi nilai investasi untuk pembangunan galangan kapal konstruksi FRP metode laminasi vacuum infusion memiliki total sekitar lebih kurang Rp Estimasi Biaya Operasional Galangan Estimasi biaya operasional galangan ditentukan pada pengeluaran galangan selama satu tahun. Diantaranya biaya operasional galangan adalah biaya upah tenaga kerja tidak langsung, biaya transportasi kendaraan operasional, biaya perawatan mesin, biaya listrik, biaya air bersih, dan biaya telekomunikasi. Berikut merupaka biaya tenaga kerja tidak langsung galangan selama 1(satu) tahun : 82

96 Tabel VI.20 Biaya Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion Tugas Office and Engineering Kebutuhan (Orang) Waktu (Bulan) Total Waktu Biaya/Bulan Total Direktur Utama Rp Rp Kepala Divisi Desain dan Produksi Rp Rp Staff Divisi Desain dan Produksi Rp Rp Kepala Divisi Gudang dan Pembelian Rp Rp Staff Gudang Rp Rp Staff Divisi Pembelian Rp Rp Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan Rp Rp Staff Administrasi Rp Rp Supir Rp Rp Office Boy Rp Rp Satpam Rp Rp Total Biaya Tenaga Kerja Rp Tabel VI.20 menjelaskan bahwa dapat dilakukan perhitungan pada estimasi biaya operasional galangan secara keseluruhan selama 1(satu) tahun. Berikut merupakan perincian biaya operasional galangan : Tabel VI.21 Estimasi Biaya Pengeluaran Galangan Kapal FRP Metode Vacuum Infusion No. Jenis Biaya Pengeluaran 1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp Transportasi Rp Maintenance Rp Listrik Rp Air Rp Telekomunikasi Rp Total Pengeluaran Selama 1 Tahun Rp Tabel VI.21 menjelaskan bahwa upah tenaga kerja tidak langsung galangan sebesar Rp Sehingga didapatkan biaya pengeluaran galangan selama 1(satu) tahun sebesar Rp Estimasi Pendapatan Galangan Dalam menentukan pendapatan galangan maka perlu diasumsikan sebagai berikut : 1. Galangan kapal hanya dikhususkan pada pembangunan kapal ikan dengan ukuran maksimal 30GT. 83

97 2. Dalam waktu 1(satu) tahun maka galangan dapat menerima pesanan maksimal 8(delapan) kapal. 3. Waktu kerja di galangan dalam 1(satu) tahun adalah 1920 jam (tidak termasuk hari besar nasional) 4. Tingkat keuntungan galangan pada produksi 1(satu) kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion adalah 10% dari harga kapal. Tabel VI.22 Harga Jual 1 Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion No. Item Jumlah Biaya 1 Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion 1 Rp Profit Galangan 25% Biaya Produksi 1 Rp Total Rp Tabel VI.22 menjelaskan bahwa biaya produksi 1(satu) kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion adalah Rp Sehingga harga jual kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion adalah Rp Dimana keuntungan galangan dalam pembangunan 1(satu) kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion adalah 25% dari biaya produksi. Tabel VI.23 Estimasi Keuntungan Produksi 1 Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Tahun Target Utilitas Jumlah Tingkat Kapal Ikan Nilai Jual 1 Kapal Keuntungan (Nilai 30GT Ikan 30GT Nilai Proyek Total Proyek- Biaya Kontruksi Konstruksi FRP Produksi) FRP % 2 Rp Rp Rp % 2 Rp Rp Rp % 4 Rp Rp Rp % 4 Rp Rp Rp % 6 Rp Rp Rp % 6 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp

98 % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp % 8 Rp Rp Rp Tabel VI.23 menjelaskan tentang keuntungan galangan dalam pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode vacuum infusion. Dimana diasumsikan kapasitas produksi galangan tiap tahun adalah 8(empat) unit kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Asumsi ini didasarkan pada luas area produksi 100x25m. Sedangkan dalam proses pembangunan kapal konstruksi FRP proses pembuatan cetakan dan laminasi dapat dilakukan di area yang sama. 7. Nilai utilitas tiap tahun pada awal produksi galangan memiliki nilai dibawah 100%. Hal tersebut dikarenakan faktor kemampuan galangan dalam melakukan pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion. 8. Sistem pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP dilakukan secara pararel. Hal tersebut dikarenakan dalam proses tender sudah ditentukan waktu produksi yang harus dicapai dalam penyelesaian proyek. 9. Dengan asumsi jumlah tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses pembangunan 4(empat) kapal ikan 30GT konstruksi FRP adalah 44 tenaga kerja. Hal tersebut bertujuan agar galangan dapat mencapai target produksi Analisis Net Present Value (NPV) Dalam melakukan analisis kelayakan investasi ada banyak metode yang digunakan seperti yang dibahas pada bab sebelumnya. Dalam tugas akhir ini akan digunakan metode NPV (Net Present Value). Dengan memperhatikan estimasi pendapatan, keuntungan, dan rencana investasi pada galangan. Sehingga dapat disusun perhitungan BEP (Break Even Point) dengan berdasar pada beberapa asumsi berikut : 1. Diasumsikan penetapan tingkat suku bunga pinjaman adalah suku bunga komersial pada bank pemerintah/swasta dalam rupiah rata-rata sebesar 8%/tahun. 2. Harga-harga yang ditetapkan pada perhitungan di tugas akhir ini merupakan harga yang didapatkan pada bulan november 2015, dengan tetap memperhatikan kemungkinan perubahan harga material, peralatan, dan perlengkapan kapal. 3. Harga material, peralatan, dan permesinan merupakan harga yang dipatkan dari survey lapangan dan internet yang merupakan harga FOB (Free On Board). Sehingga harga 85

99 tersebut perlu dikoreksi dengan kebutuhan biaya transportasi, inland-handling, dan asuransi. 4. Beberapa kebutuhan lain merupakan estimasi awal, seperti : biaya perijinan, perencanaan, pengawasan, pemasangan instalasi, dan pembersihan lahan. Dengan memperhatikan asumsi diatas, maka dapat disusun perhitungan BEP berdasarkan estimasi pendapatan dan keuntungan serta rencana investasi galangan dengan rincian sebagai berikut : 86

100 Tabel VI.24 Pay Back Period dengan Metode Net Present Value 100% Modal Pribadi Year Discounted Factor Investment Total Investment in Compound Value Discounted Factor Profit Margin Profit Margin in Compund Value Cumm Profit in Compound Value BEP 8% 8% ,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp ( ) ,080 Rp Rp ,080 Rp Rp Rp Rp ( ) ,166 Rp Rp ,166 Rp Rp Rp Rp ( ) ,260 Rp Rp ,260 Rp Rp Rp Rp ( ) ,360 Rp Rp ,360 Rp Rp Rp Rp ( ) ,469 Rp Rp ,469 Rp Rp Rp Rp ( ) ,587 Rp Rp ,587 Rp Rp Rp Rp ( ) ,714 Rp Rp ,714 Rp Rp Rp Rp ( ) ,851 Rp Rp ,851 Rp Rp Rp Rp ( ) ,999 Rp Rp ,999 Rp Rp Rp Rp ( ) ,159 Rp Rp ,159 Rp Rp Rp Rp ,332 Rp Rp ,332 Rp Rp Rp Rp ,518 Rp Rp ,518 Rp Rp Rp Rp ,720 Rp Rp ,720 Rp Rp Rp Rp ,937 Rp Rp ,937 Rp Rp Rp Rp ,172 Rp Rp ,172 Rp Rp Rp Rp ,426 Rp Rp ,426 Rp Rp Rp Rp ,700 Rp Rp ,700 Rp Rp Rp Rp ,996 Rp Rp ,996 Rp Rp Rp Rp ,316 Rp Rp ,316 Rp Rp Rp Rp ,661 Rp Rp ,661 Rp Rp - Rp Rp

101 Investasi = Rp Modal Discounted Factor untuk inflasi = 8% Pengembalian Modal = Rp 100% Modal Pribadi = Tahun ke-10 Berdasarkan perhitungan NPV sebelumnya dimana menggunakan modal pribadi, pada tahun pertama sampai dengan tahun ketiga, keuntungan galangan dapat menutupi biaya investasi secara keseluruhan. Discounted Factor tiap tahun akan mengalami penambahan nilai. Dimana hal tersebut akan mempengaruhi nilai investasi dan keuntungan galangan. Maka dari itu dapat di evaluasi bahwa dengan nilai investasi sebesar Rp yang ditanamkan pada modal usaha, diperkirakan dapat mencapai Break Even Point pada tahun ke-10 dengan nilai Rp Dengan evaluasi ini dapat dipastikan bahwa NPV>0 dan investasi pengembangan galangan kapal konstruksi FRP metode laminasi vacuum infusion layak untuk digunakan Perbandingan Produktivitas Dari semua perhitungan secara teknis maka bisa didapatkan besarnya produktivitas yang terjadi antara pada saat masih menggunakan metode laminasi hand lay up dan setelah menggunakan metode vacuum infusion. Pada tugas akhir ini digunakan perbandingan yang sama antara penggunaan metode laminasi hand lay up dan metode vacuum infusion yaitu dalam satu tahun ada 1(satu) produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Dan produktivitas ini hanya digunakan pada produksi kapal ikan 30GT konstruksi FRP. Adapun perbedaan produktivitas dari kedua fasilitas ini adalah sebagai berikut : Tabel VI.25 Perbedaan Produktivitas antara Metode Hand Lay Up dan Metode Vacuum Infusion Hand Lay Up Vacuum Infusion Jumlah Kapal yang dibangun 1 1 Berat (Ton) 7513, ,22 JO Produktivitas (Ton/JO) 1,470 1,959 Tabel VI.25 menjelaskan bahwa dalam produksi 1(satu) kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode hand lay up memiliki nilai 1,470 ton/jo sedangkan untuk metode vacuum infusion memiliki nilai produktifitas sebesar 1,959 ton/jo. 88

102 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan perhitungan dan penelitian maka kesimpulan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Saat ini pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP di Indonesia masih menggunakan metode konvensial atau metode hand lay up untuk proses laminasi. Dari hasil evaluasi yang dilakukan penggunaan metode hand lay up pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP memiliki kekurangan pada hasil produksi, jam orang, waktu produksi yang membutuhkan waktu yang lama. Namun metode laminasi hand lay up memiliki kelebihan dalam kebutuhan peralatan dan material yang digunakan lebih sederhana dibandingkan dengan metode laminasi vacuum infusion. Hal tersebut menjadikan proses pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi hand lay up lebih murah. 2. Aspek teknis dari pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP menggunakan metode laminasi vacuum infusion memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode hand lay up. Pada metode vacuum infusion memiliki jumlah laminasi lebih sedikit 8,33% dibandingkan dengan metode hand lay up. Kebutuhan material resin, katalis, dan cobalt pada metode vacuum infusion memiliki kebutuhan lebih sedikit 34,42% dibandingkan dengan metode hand lay up. Kebutuhan jam orang pada metode vacuum infusion lebih sedikit 7,26% dibandingkan dengan metode hand lay up. Namun, metode vacuum infusion memiliki kebutuhan jumlah dan jenis material yang lebih banyak dibandingkan dengan metode hand lay up. Kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion memiliki lifetime lebih lama dibandingkan dengan metode hand lay up. Hal tersebut dikarenakan dari hasil pengujian tarik dan pengujian lentur, metode vacuum infusion memiliki nilai 2(dua) kali lebih kuat dibandingkan dengan metode hand lay up. 3. Dari hasil perhitungan ekonomis, pembangunan kapal ikan 30GT menggunakan metode vacuum infusion memiliki biaya material lebih tinggi 25,12% dibandingkan dengan metode hand lay up. Pada biaya tenaga kerja langsung pada pembangunan kapal ikan 89

103 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion memiliki biaya lebih tinggi 38,61% dibandingkan dengan metode hand lay up. Sehingga harga jual kapal ikan 30GT konstruksi FRP metode vacuum infusion lebih mahal 12,9% dibandingkan dengan metode hand lay up. Investasi galangan difokuskan pada penerapan metode vacuum infusion. Dimana dilakukan perhitungan investasi pada pembangunan galangan kapal FRP dengan total investasi sebesar Rp Sehingga didapatkan pay back period pada tahun ke Saran 1. Mengingat masih banyaknya perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan sederhana, maka untuk penyempurnaan disarankan untuk melakukan beberapa proses penelitian lebih lanjut. 2. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang pengujian material metode vacuum infusion pada pembangunan kapal ikan 30GT konstruksi FRP. 90

104 Lampiran A-1 DATA UKURAN UTAMA No Item Value Satuan 1 Jenis kapal Fishing Vessel 2 Jenis Kapal Ikan Pole and Line 3 Lpp 18 m 4 Lwl 15,3 m 5 B 4,2 m 6 H 1,9 m 7 T 1,3 m 8 Vs 9 knots 9 Gross Tonnage 30 GT 10 Daya Mesin 170 HP 11 Merk Mesin Yuchai 12 Jumlah ABK 12 Orang

105 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-2 Hasil Perhitungan Luas Kulit Lunas (Kell Plate ) Dimana : L = 14 m Station Girth F.S. Hasil Luas kulit lunas kapal = , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total 11,7130 = 2 x ( 1 3 x L Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 3 x x ) = 7,80867 m²

106 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-3 Hasil Perhitungan Luas Kulit Alas (Bottom Shell ) Dimana : L = 16 m Station Girth F.S. Hasil Luas kulit alas kapal = , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total 70,0098 = 2 x ( 1 3 x L Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 3 x x ) = 46,6732 m²

107 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-4 Hasil Perhitungan Luas Kulit Sisi (Side Shell ) Dimana : L = 18 m Station Girth F.S. Hasil , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total 104,9082 Luas kulit kapal = = 2 x ( 1 3 x L Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 3 x x ) = 69,9388 m²

108 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-5 Hasil Perhitungan Luas Kulit Sheer Strake Dimana : Lebar = 1,2 m Station Girth F.S. Hasil 0 19, , , , ,5511 Total 1 21, ,3146 Luas Sheer Strake kapal* = = 2 x ( 1 3 x Lebar Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 3 x x 121. = 48,5258 m² Dimana luas sheer strake dijumlahkan dengan jumlah luas kulit sisi kapal, sehingga : = Luas Kulit Sisi Kapal + Luas Sheer Strake = 69, ,5258 = 118,4646 m²

109 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-6 Hasil Perhitungan Luas Geladak (Deck Plate ) Dimana : L = 18 m Station Girth F.S. Hasil , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total 83,2482 Luas geladak kapal= = 2 x ( 1 3 x L Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 3 x x ) = 55,4988 m²

110 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-7 Hasil Perhitungan Luas Sekat Buritan Dimana : Lebar = 1,2 m Station Girth F.S. Hasil , , , ,7501 Total 8,4909 Luas kulit kapal = = 2 x ( 1 3 x Lebar Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 3 x x ) = 3,39636 m² Perhitungan Luas Sekat Tubrukan Dimana : Lebar = 2,0698 m Station Girth F.S. Hasil , , , ,4398 Total 6,2854 Luas kulit kapal = = 2 x ( 1 3 x Lebar Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 x x ) 3 2 = 4,33651 m²

111 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-8 Hasil Perhitungan Luas Sekat Kamar Mesin Dimana : Lebar = 1,6875 m Station Girth F.S. Hasil , , ,7501 Total 1 1,7501 8,4909 Luas Sekat KM kapal* = = 2 x ( 1 3 x Lebar Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 x x ). 3 2 = 4,77613 m² Perhitungan Luas Sekat Ruang Muat Dimana : Lebar = 1,6183 m Station Girth F.S. Hasil , , , ,7368 Total 8,4156 Luas sekat kapal = = 2 x ( 1 3 x Lebar Jumlah Station x Total) 2 x ( 1 x x ) 3 2 = 4,53966 m² Jumlah Sekat Ruang Muat = 4 Sekat Jadi luas kulit sekat = 18,1586 m²

112 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Resin DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran A-9 Hasil Perhitungan Luas Konstruksi dan Profil Bagian Konstruksi Web x Face (mm) Panjang ratarata (mm) Jumlah Luas (m²) Centre Girder 150 x ,74 1 6,126 Side Girder 120 x , ,594 Floor/Wrang 150 x 7(t) ,624 Pembujur Sisi 120 x ,836 Gading 120 x , ,820 Balok Geladak 120 x , ,680 Pembujur Geladak 120 x ,1 7 40,022 Penegar Sekat 120 x ,198 Front Wall Deckhouse Stiff. 120 x ,734 Side Wall Deckhouse Stiff. 70 x ,496 After Wall Deckhouse Stiff. 70 x ,909 Balok Bangunan Atas 60 x ,350

113 TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 Bagian DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA BAB Ps Ayat Perhitungan / Uraian I C 7 Tebal Setiap Lapisan Laminasi Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-1 Hasil t = Dimana : WG = R G G = = = No. Jenis Material Glass Content Spesific Grafity 1 Chopped Strand Mat 30 % 1,4 2 Woven Roving 45 % 1,6 3 Multiaxial 70 % 1,9 4 5 Resin Polyester Resin Vynil Ester - - 1,28 1,1 Sumber : _Ester_Resins.pdf CSM 300 Dengan = W G 10. R.G + W G G - W G R Berat yang didesain per unit area dari Chopped Strand Mat atau Woven Roving atau Multiaxial (gr/mm2) Glass Content dari laminasi (ratio dalam berat) (%) Spesifikasi gravitasi dari cured resin Spesifikasi gravitasi dari Chopped Strand Mat atau Woven Roving atau Multiaxial WG = 300 gr/m2 t = , , ,28 = 0, mm jadi, tebal tiap lapisan chopped strand mat 300 pada laminasi adalah 0,76116 mm t CSM300 = 1 mm CSM 450 Dengan = WG = 450 gr/mm2 450 t = , , ,28 = 1, mm jadi, tebal tiap lapisan chopped strand mat 450 pada laminasi adalah 1,14174 mm t CSM450 = 1 mm WR 800 Dengan = WG = 800 gr/mm2 800 t = , , ,28 = 1, mm jadi, tebal tiap lapisan Woven Roving 800 pada laminasi adalah 1,26389 mm t WR800 = 1 mm

114 Bagian BAB Ps Ayat I C 7 Multiaxial 800 Dengan = Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-2 Hasil WG = 800 gr/mm2 800 t = , , ,1 = 0, mm jadi, tebal tiap lapisan Multiaxial 800 pada laminasi adalah 0,73274 mm t MA800 = 1 mm V A 8 Gelcoat Standar dari tebal gelcoat adalah 0,5 mm t Gelcoat = 0,5 mm VII B 1,1 Lunas Lebar dari lunas VII B 1,1 b 753,4 mm = 0,753 m Lebar dari lunas tidak boleh lebih dari : b = 0,2. B = 0,2 * 4,2 = 0,38 m Jadi : Lunas diambil = 753,38 mm b = 753,4 mm = 0,75338 m Tebal lunas Tebal lunas tidak boleh kurang dari = tk = 9 + 0,4. L = 9 + 0,4 * 15,3 = 15,12 mm Jadi : Tebal Lunas = 15,12 mm tk = 15,12 mm Banyak Laminasi = tk - t Gelcoat - t CSM300 - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm CSM450 1, mm 6 lapisan 6, mm WR 800 1, mm 6 lapisan 7, mm Total 14 lapisan 15,69494 mm n = 14 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Perencanaan Tebal Sisi dan Alas = ,6. L = * 15.3 = Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm WR 800 1, mm 11 lapisan 13, mm Total 13 lapisan 15, mm n = 13 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

115 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-3 Hasil Perencanaan Tebal Sisi dan Alas VII C 1 Tebal Laminasi Sisi dari Kontruksi Single Skin Tebal Laminasi Sisi dari Kontruksi Single Skin tidak boleh kurang dari : ts = 15. a T + 0,026. L (mm) = 15. 0,5 1,3 + 0,026.15,3 (mm) ts = 9, mm Jadi Tebal Sisi Laminasi = 9,772 mm Tetapi dalam dokumen tender, tebal laminasi sisi = 10 mm ts = 10mm Banyak Laminasi = tk - t Gelcoat - t CSM300 - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Jenis Serat Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm CSM450 1, mm 5 lapisan 5, mm WR 800 1, mm 3 lapisan 3, mm Total 10 lapisan 10, mm n = 10 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Hand Lay Up Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm WR 800 1, mm 7 lapisan 8, mm Total 9 lapisan 10, mm n = 9 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima VII C 2 Tebal Laminasi Alas dari Konstruksi Single Skin Tebal Laminasi Bawah dari Konstruksi Single Skin tidak boleh kurang dari : tb = 15,8. a T + 0,026. L (mm) = 15,8. 0,5 1,3 + 0, ,3 (mm) tb = 10, mm adi tebal laminasi Alas dan bilga konstruksi single skin = 10,294 mm Tetapi dalam dokumen tender, tebal laminasi alas = 12 mm tb = 12mm Banyak Laminasi = tk - t Gelcoat - t CSM300 - t CSM 450.n - t WR800.n

116 TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 Bagian DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA BAB Ps Ayat Perhitungan / Uraian Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-4 Hasil Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm CSM450 1, mm 5 lapisan 5, mm WR 800 1, mm 4 lapisan 5, mm Total 11 lapisan 12, mm n = 11 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm WR 800 1, mm 9 lapisan 11,375 mm Total 11 lapisan 12, mm n = 11 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Perencanaan Tebal Geladak VIII B 1 Tebal Geladak Tebal Geladak tidak boleh kurang dari : td = 15.a. p (mm) p = 0,027.L + 0,46 (t/m2) p = 0, ,3 + 0,46 (t/m2) p = 0,8731 (t/m2) td = 15. 0, td = 7, mm td = 7,008 mm Banyak Laminasi = tk - t Gelcoat - t CSM300 - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm CSM450 1, mm 3 lapisan 3, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 7 lapisan 7, mm n = 7 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 7 lapisan 7, mm n = 7 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

117 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-5 Hasil I C 5 Perencanaan Tebal Gading, Balok, dan Pembujur Tebal Gading Tebal Web danface Gading tidak boleh kurang dari : Tebal Web = 0,034.h.k (mm) Tebal Face = 0,05.b.k (mm) Dimana = h = Tinggi Web ; blebar Face = 160 mm = 120 mm k = 1,0 Tebal Web = 0, (mm) = 5,44 (mm) Tebal Face = 0, (mm) = 6 (mm) Dalam pembangunan diambil tebal terbesar antara Web dan Face jadi, tebal gading = 6 mm tk = 6 mm Banyak Laminasi = tk - (t CSM 450.n - t WR800.n) Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 4 lapisan 4, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 6 lapisan 7, mm n = 6 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 5 lapisan 6, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Tebal Balok Geladak Tebal Web dan Face Balok tidak boleh kurang dari : Tebal Web = 0,034.h.k (mm) Tebal Face = 0,05.b.k (mm) Dimana = h = Tinggi Web ; Lebar Face = 40 mm = 71 mm k = 1,0 Tebal Web = 0, (mm) = 1,36 (mm) Tebal Face = 0, (mm) = 3,55 (mm) Dalam pembangunan diambil tebal terbesar antara Web dan Face jadi, tebal balok geladak = 3,55 mm Tetapi dalam dokumen tender, ketebalan Balok gelada 6 mm tk = 6 mm Banyak Laminasi = tk - (t CSM 450.n - t WR800.n)

118 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-6 Hasil Dimana = Jenis Serat Metode Hand Lay Up Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 4 lapisan 4, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 6 lapisan 7, mm n = 6 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 5 lapisan 6, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Tebal Pembujur Sisi Tebal Web dan Face Pembujur Sisi tidak boleh kurang dari : Tebal Web = 0,034.h.k (mm) Tebal Face = 0,05.b.k (mm) ; Dimana = h = Tinggi Web Lebar Face b = = 90 mm = 80 mm k = 1,0 Tebal Web = 0, (mm) = 3,06 (mm) Tebal Face = 0, (mm) = 4 (mm) Dalam pembangunan diambil tebal terbesar antara Web dan Face jadi, tebal pembujur sisi = 4 mm Tetapi dalam dokumenter tender,ketebalan pembujur s 6 mm tk = 6 mm Banyak Laminasi = tk (t CSM 450.n - t WR800.n) Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 4 lapisan 4, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 6 lapisan 7, mm n = 6 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 5 lapisan 6, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

119 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-7 Hasil Tebal Pembujur Alas Tebal Web dan Face Pembujur Alas tidak boleh kurang dari : Tebal Web = 0,034.h.k (mm) Tebal Face = 0,05.b.k (mm) Dimana = h = Tinggi Web ; b = Lebar Face = 100 mm = 80 mm k = 1,0 Tebal Web = 0, (mm) = 3,4 (mm) Tebal Face = 0, (mm) = 4 (mm) Dalam pembangunan diambil tebal terbesar antara Web dan Face jadi, tebal pembujur alas = 4 mm tk = 4 mm Banyak Laminasi = tk -(t CSM 450.n - t WR800.n) Dimana = Jenis Serat CSM450 1, mm 2 lapisan 2, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 4 lapisan 4, mm n = 4 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Hand Lay Up Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 4 lapisan 5, mm Total 4 lapisan 5, mm n = 4 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Tebal Pembujur Geladak Tebal Web dan Face Pembujur Geladak tidak boleh kurang dari : Tebal Web = 0,034.h.k (mm) Tebal Face = 0,05.b.k (mm) ; Dimana = h = Tinggi Web Lebar Face b = = 160 mm = 70 mm k = 1,0 Tebal Web = 0, (mm) = 5,44 (mm) Tebal Face = 0, (mm) = 3,5 (mm) Dalam pembangunan diambil tebal terbesar antara Web dan Face jadi, tebal pembujur geladak = 5,44 mm Dalam dokumen tender, ketebalan pembujur geladak = 6 mm tk = 6 mm Banyak Laminasi = tk -(t CSM 450.n - t WR800.n)

120 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-8 Hasil Dimana = Jenis Serat CSM450 1, mm 4 lapisan 4, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 6 lapisan 7, mm n = 6 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 5 lapisan 6, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Tebal Penegar Sekat Tebal Web dan Face Penegar Sekat tidak boleh kurang dari : Tebal Web = 0,034.h.k (mm) Tebal Face = 0,05.b.k (mm) ; Dimana = h = Tinggi Web Lebar Face b = = 40 mm = 95 mm k = 1,0 Tebal Web = 0, (mm) = 1,36 (mm) Tebal Face = 0, (mm) = 4,75 (mm) Dalam pembangunan diambil tebal terbesar antara Web dan Face jadi, tebal penegar sekat = 4,75 mm tk = 4,75 mm Banyak Laminasi = tk - (t CSM 450.n - t WR800.n) Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 2 lapisan 2, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 4 lapisan 4, mm n = 4 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Hand Lay Up Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 4 lapisan 5, mm Total 4 lapisan 5, mm n = 4 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

121 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-9 Hasil X B 1,2 X B 1,3 Centre Girder Tebal web dari centre girder tidak boleh kurang dari : t = 0,4. L + 5 (mm) = 0,4. 15,3 + 5 (mm) = 11,12 (mm) Tebal Face dari centre girder tidak boleh kurang dari : t = 0,4. L + 5 (mm) = 0,4. 15,3 + 5 (mm) = 11,12 (mm) Lebar dari face centre girder B = 4. L + 30 (mm) = (mm) = 91,2 (mm) jadi, tebal centre girder = 11,12 mm Tetapi dalam dokumen tender tebal centre girder = 15 mm tk = 15,00 mm Banyak Laminasi = tk - t CSM 450.n - t WR800.n X C 3 Side Girder Kamar Mesin Tebal Web dan Face dari side girder di Kamar Mesin sama dengan tebal dari Face dan Web dari Centre Girder jadi, tebal side girder di kamar mesin = 15,00 mm tk = 15,00 mm Banyak Laminasi = tk - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Serat CSM450 1, mm 8 lapisan 9, mm WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 13 lapisan 15, mm n = 13 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 12 lapisan 15, mm Total 12 lapisan 15, mm n = 12 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

122 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-10 Hasil X C 2 Side Girder Tebal web dari side girder tidak boleh kurang dari : t = 0,3. L (mm) = 0,3. 15, (mm) = 8,09 (mm) Tebal Face dari side girder tidak boleh kurang dari : t = 0,3. L (mm) = 0,3. 15, (mm) = 8,09 (mm) jadi, tebal side girder = 8,09 mm Tetapi dalam dokumen tender, ketebalan side girder = 15 mm tk = 15,00 mm Banyak Laminasi = tk - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 8 lapisan 9, mm WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 13 lapisan 15, mm n = 13 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 12 lapisan 15, mm Total 12 lapisan 15, mm n = 12 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima X D 1,1 Floor Tebal Floor t = 0,4. L (mm) = 0,4. 15,3 (mm) = 6,12 (mm) jadi, tebal floor = 6,12 (mm) tk = 6,12 (mm) Banyak Laminasi = tk - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 4 lapisan 4, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 6 lapisan 7, mm n = 6 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

123 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-11 Hasil Jenis Serat WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 5 lapisan 6, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima XIII B 1 Tebal Sekat tf = Dimana = 12. a. h (mm) a = Jarak penumpu (m) h = Jarak vertikal dari dasar sekat hingga geladak (m) = 1,9 m tf = (mm) = 5,7 (mm) tk = 5,7 (mm) Banyak Laminasi = tk - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 3 lapisan 3, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 5 lapisan 5, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 5 lapisan 6, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

124 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-12 Hasil XIV B 1 Tebal Sekat Tangki tf = Dimana = 12. a. h (mm) a = Jarak penumpu (m) h = Jarak vertikal dari dasar sekat hingga geladak (m) = 1 m tf = (mm) = 6 (mm) tk = 6 (mm) Banyak Laminasi = tk - t CSM 450.n - t WR800.n Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM450 1, mm 4 lapisan 4, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 6 lapisan 7, mm n = 6 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 5 lapisan 6, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

125 Bagian BAB Ps Ayat TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-13 Hasil XVI B 1 Tebal Dinding Bangunan Atas dan Kabin Kapal Untuk kapal ukuran 15 sampai 20 meter Min. Tebal Dinding Depan Bangunan Atas 5,5 mm Min. Tebal Dinding Samping Bangunan Atas dan Kabin 4 mm Diambil Tebal = 5,5 mm Tetapi, dalam dokumen tender, ketebalan dinding bangunan atas = 7 mm tk = 7 mm Banyak Laminasi = tk - (t plywood 3mm - t CSM 450.n - t WR800.n) Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Serat Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm CSM450 1, mm 3 lapisan 3, mm WR 800 1, mm 3 lapisan 3, mm Total 7 lapisan 7, mm n = 7 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Gelcoat 0,5 mm 1 lapisan 0,5 mm CSM300 0, mm 1 lapisan 0, mm WR 800 1, mm 5 lapisan 6, mm Total 7 lapisan 7, mm n = 7 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima XVI B 1 Tebal Penegar Bangunan Atas dan Kabin Kapal Untuk kapal ukuran 15 sampai 20 meter Dengan perhitungan pada modulus penegar bangunan atas dan dokumen tender, maka tebal penegar bangunan atas dan kabin = 5 mm tk = 5 mm Banyak Laminasi = tk - (t CSM 450.n - t WR800.n) Dimana = Metode Hand Lay Up Jenis Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Serat CSM450 1, mm 3 lapisan 3, mm WR 800 1, mm 2 lapisan 2, mm Total 5 lapisan 5, mm n = 5 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima Jenis Serat Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Metode Vacuum Infusion Tebal Tiap Lapis (mm) Banyak laminasi Banyak laminasi Total Tebal Tiap Lapis (mm) Total Tebal Tiap Lapis (mm) WR 800 1, mm 4 lapisan 5, mm Total 4 lapisan 5, mm n = 4 lapisan Status Ukuran Tebal Diterima

126 Bagian BAB Ps Ayat Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Konstruksi Kapal BKI Fibre Reinforced Plastic 1996 DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Bagian Kapal Lunas Alas Sisi samping Geladak Gading Balok Geladak Pembujur Sisi Pembujur Geladak Penegar Sekat dan Tangki Centre Girder Side Girder Side Girder Kamar Mesin Floor/Wrang Dinding Sekat Dinding Tangki Bangunan Atas dan Kabin Penegar Bangunan Atas TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Untuk Metode Hand Lay Up Minimal Tebal Laminasi (mm) Tebal & Jumlah laminasi Hand Lay Up (mm) 15,12 mm 15, ,00 mm 12, ,00 mm 10, ,01 mm 7, mm 7, mm 7, mm 7, mm 7,09 6 4,75 mm 4, ,00 mm 15, ,00 mm 15, ,00 mm 15, ,12 mm 7,09 6 5,7 mm 5, mm 7, mm 7, mm 5,06 5 (lapisan) Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-14 Hasil Bagian Kapal Lunas Alas Sisi samping Geladak Gading Balok Geladak Pembujur Sisi Pembujur Geladak Penegar Sekat dan Tangki Centre Girder Side Girder Side Girder Kamar Mesin Floor/Wrang Dinding Sekat Dinding Tangki Bangunan Atas dan Kabin Penegar Bangunan Atas Untuk Metode Vacuum Infusion Tebal & Jumlah laminasi Minimal Tebal Vacuum Infusion Laminasi (mm) (mm) (lapisan) 15,12 mm 15, ,00 mm 12, ,00 mm 10,11 9 7,01 mm 7,58 7 6,00 mm 6,32 5 6,00 mm 6,32 5 6,00 mm 6,32 5 6,00 mm 6,32 5 4,75 mm 5, ,00 mm 15, ,00 mm 15, ,00 mm 15, ,12 mm 6,32 5 5,70 mm 6,32 5 6,00 mm 6,32 5 7,00 mm 7,58 7 5,00 mm 5,06 4

127 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Serat DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-15 Hasil Item Berat 1 Serat (Kg) Perhitungan Penggunaan Serat Berat 1 Roll (Kg) Panjang (m) Lebar (m) Luas 1 Roll (m²) CSM 300 0, ,606 1,86 166,6667 CSM 450 0, ,103 1,04 66,66667 WR 800 0, Lambung Jumlah kebutuhan luas konstruksi lambung kapal ikan 30GT FRP Perhitungan berdasarkan banyaknya laminasi yang digunakan pada metode Hand Lay Up dalam pembangunan kasko Kapal Ikan 30GT konstruksi FRP Nama Bagian Luas Banyak Laminasi Total Kebutuhan CSM 300 Lunas 7,809 m2 1 7, m2 Pelat Alas 46,673 m2 1 46,6732 m2 Pelat Sisi 118,465 m ,4646 m2 Geladak 55,499 m2 1,00 55,4988 m2 Bangunan Atas & Kabin 58,940 m2 1,00 58,94 m2 Total Kebutuhan CSM ,3853 m2 Nama Bagian Lambung Lunas Pelat Alas Pelat Sisi Geladak Bangunan Atas & Kabin Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi Centre Girder Side Girder Gading Floor/Wrang Sekat Dinding Sekat Penegar Sekat Konstruksi dan Profil Luas Banyak Laminasi Total Kebutuhan CSM 450 7,81 m2 6 46,852 m2 46,67 m ,366 m2 118,46 m ,3232 m2 55,50 m ,4964 m2 58,94 m ,82 m2 31,84 m ,3421 m2 6,13 m2 8 49,00717 m2 16,59 m ,7539 m2 42,82 m ,2794 m2 4,62 m2 4 18,496 m2 30,67 m2 2,00 61,33524 m2 36,20 m2 3,00 108,5952 m2 Balok Geladak 40,68 m2 4,00 162,7202 m2 Pembujur Geladak 40,02 m2 4,00 160,0892 m2 Penegar Bangunan Atas 26,14 m2 3,00 78,4167 m2 Balok Bangunan Atas 20,35 m2 3,00 61,0512 m2 Total Kebutuhan CSM ,944 m2

128 Sumber Rumus Lambung Lunas Pelat Alas Pelat Sisi Geladak Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Nama Bagian Bangunan Atas & Kabin Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi Centre Girder Side Girder Gading Floor/Wrang Sekat Dinding Sekat Penegar Sekat Konstruksi dan Profil TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Perhitungan Kebutuhan Serat DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Luas Banyak Laminasi Total Kebutuhan WR 800 7,8087 m2 6 46,852 m2 46,6732 m ,693 m2 118,4646 m ,394 m2 55,4988 m ,998 m2 58,9400 m ,820 m2 31,8355 m2 2 63,671 m2 6,1259 m2 5 30,629 m2 16,5942 m2 5 82,971 m2 42,8198 m2 2 85,640 m2 4,6240 m2 2 9,248 m2 30,6676 m2 2,00 61,335 m2 36,1984 m2 2,00 72,397 m2 Balok Geladak 40,6800 m2 2,00 81,360 m2 Pembujur Geladak 40,0223 m2 2,00 80,045 m2 Penegar Bangunan Atas 26,1389 m2 2,00 52,278 m2 Balok Bangunan Atas 20,3504 m2 2,00 40,701 m2 Total Kebutuhan WR ,031 m2 Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-16 Hasil Kebutuhan Serat Fiberglass untuk Metode Hand Lay Up Untuk Lambung Total Setelah Luas Jenis Total Kebutuhan Kebutuhan ditambah Berat Serat 1 Serat dalam roll Luas (m2) margin Serat (Kg) Roll (m2) CSM , , , , , roll CSM , , ,737 66, ,72457 roll WR , , , ,81468 roll

129 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuuhan Serat, Flow Media, & Peel-Ply Vacuum Infusion DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-17 Hasil Item Berat 1 Serat (Kg) Perhitungan Penggunaan Serat Berat 1 Roll (Kg) Panjang (m) Lebar (m) Luas 1 Roll (m²) CSM 300 0, ,606 1,86 166,66667 CSM 450 0, ,103 1,04 66, WR 800 0, Lambung Lunas 7,8087 m2 1 7, m2 Pelat Alas 46,6732 m2 1 46,6732 m2 Pelat Sisi Geladak Jumlah kebutuhan luas konstruksi lambung kapal ikan 30GT FRP Perhitungan berdasarkan banyaknya laminasi yang digunakan pada metode Vacuum Infusion dalam pembangunan 1 buah Kasko Kapal Ikan 30GT konstruksi FRP Nama Bagian Luas Banyak Laminasi Total Kebutuhan CSM ,4646 m ,46464 m2 55,4988 m2 1 55,4988 m2 Bangunan Atas & Kabin 58,9400 m2 1 58,94 m2 Total Kebutuhan CSM ,3853 m2 Lambung Lunas Pelat Alas Pelat Sisi Geladak Bangunan Atas & Kabin Konstruksi dan Profil 7, m , m2 46,6732 m ,0588 m2 118, m ,25245 m2 55,4988 m2 7,00 388,4916 m2 58,9400 m2 7,00 412,58 m2 Pembujur Sisi 31,8355 m ,1776 m2 Centre Girder 6,1259 m , m2 Side Girder Gading Floor/Wrang Sekat Nama Bagian Dinding Sekat Penegar Sekat Konstruksi dan Profil Balok Geladak Pembujur Geladak Penegar Bangunan Atas Balok Bangunan Atas Luas 16,5942 m ,13078 m2 42,8198 m ,0992 m2 4,6240 m2 5 23,12 m2 30,6676 m ,33809 m2 36,1984 m ,992 m2 40,68004 m2 5,00 203,40019 m2 40,02230 m2 5,00 200,11152 m2 26,13890 m2 4,00 104,5556 m2 20,35040 m2 4,00 81,4016 m2 3729,1155 m2 Total Kebutuhan WR 800 Banyak Laminasi Total Kebutuhan WR 800

130 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuuhan Serat, Flow Media, & Peel-Ply Vacuum Infusion DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-18 Hasil Total Kebutuhan Spiral Wrapping Band Item Kebutuhan Total Panjang (m) Tiap Item Panjang (m²) Lambung Lunas 1 15, ,45201 Pelat Alas 4 16, ,56888 Pelat Sisi 4 17, ,65492 Geladak 3 17, ,58559 Bangunan Atas & Kabin 12 2, ,35716 Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi 4 16, ,084 Centre Girder 1 15, ,23974 Side Girder 1 12, , Gading 1 1, ,7985 Floor/Wrang 30 0, ,5 Sekat Dinding Sekat 14 1, ,44 Penegar Sekat 1 3, ,98 Konstruksi dan Profil Balok Geladak 1 3, ,91266 Pembujur Geladak 1 17, ,8071 Penegar Bangunan Atas 1 2, , Balok Bangunan Atas 1 5, ,5 TotalPanjang Kebutuhan Jaring Hitam 395,60147 Total Kebutuhan Jaring Hitam Untuk 1 Bagian dibutuhkan lebar 10 cm Item Kebutuhan Total Luas Luas (m²) Tiap Item (m²) Lambung Lunas 1 1, , Pelat Alas 4 1, , Pelat Sisi 4 1, , Geladak 3 1, , Bangunan Atas & Kabin 12 0, , Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi 4 1, ,6084 Centre Girder 1 1, , Side Girder 1 1, , Gading 1 0, ,17985 Floor/Wrang 30 0, ,45 Sekat Dinding Sekat 14 0, ,744 Penegar Sekat 1 0, ,398 Konstruksi dan Profil Balok Geladak 1 0, , Pembujur Geladak 1 1, ,78071 Penegar Bangunan Atas 1 0, , Balok Bangunan Atas 1 0, ,55 Total Luas Kebutuhan Jaring Hitam 39,560147

131 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuuhan Serat, Flow Media, & Peel-Ply Vacuum Infusion DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-19 Hasil Kebutuhan Material Tambahan Jenis Material Total Setelah Luas 1 roll Total Kebutuhan Kebutuhan ditambah (m2) dalam roll Luas (m2) margin Wrapping Spiral Bands K 395, , ,52 roll Red HDPE Flow Media 39, , ,7 0,37 roll Green HDPE Flow Media 583, , ,5 4,0 roll Nylon Peel-Ply 583, , ,6 roll Bagging film 583, , ,8 roll Kebutuhan Serat Fiberglass untuk Skin Coat Lambung Metode Vacuum Infusion Jenis Serat Total Kebutuhan Luas (m2) Setelah ditambah margin Berat Serat (Kg) Luas Serat 1 Roll (m2) Total Kebutuhan dalam roll CSM , , , , , roll Kebutuhan Serat Fiberglass untuk Lambung Metode Vacuum Infusion Jenis Serat Total Kebutuhan Luas (m2) Setelah ditambah margin Berat Serat (Kg) Luas Serat 1 Roll (m2) Total Kebutuhan dalam roll WR , , , , roll

132 #VALUE! TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Material Metode Hand Lay Up DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-20 Hasil Jenis Material Mirror Glaze Meguain (300gram/kaleng) PVA Gelcoat (225kg/drum) Catalyst Mepoxe (5kg/jirigen) Cobalt N8% Resin Yukalac 157 BQTN-EX Justus (225kg/drum) Chopped Strand Mat 300 type E-Glass(50Kg/roll) Chopped Strand Mat 450 type E-Glass (30Kg/roll) Woven Roving 800 type C-Glass (40Kg/roll) Aerosil(10Kg/Bal) Talc Lioning(25Kg/sak) Honey Comb 20mm Pigment Blue Pigment Super White Dempul Material Pembangunan Kapal Ikan 30GT Pembelian Eceran Pembelian Partai Jumlah Satuan Jumlah Satuan 114 Kaleng 114 Kaleng 5 Kg 5 Kg 158, Kg 1 Drum 46, Kg 10 Jirigen 23, Kg 5 Jirigen 4629, Kg 22 Drum 1, roll 2 roll 38, roll 38 roll 33, roll 36 roll 3, Kg 1 Bal 1, Kg 1 sak 17 Lembar 17 Lembar 4, Kg 5 Kg 1, Kg 2 Kg 42 Kg 42 Kg Perhitungan material diatas digunakan untuk proses pembangunan 1 Kapal Ikan 30GT Pada perhitugan material diatas, untuk kebutuhan material dibulatkan ke dalam satuan partai pembelian material.

133 Sumber Rumus TUGAS AKHIR - KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP Nama kapal : INKA MINA Type kapal : Kapal Ikan Sistem konstruksi : Melintang Perhitungan Kebutuhan Material Metode Vacuum Infusion DEFINISI-DEFINISI & UKURAN UTAMA Perhitungan / Uraian Main Dimension L = 15,30 m H = 1,90 m B = 4,20 m T = 1,30 m Lampiran B-21 Hasil Mirror Glaze Meguain (300gram/kaleng) PVA Gelcoat (225kg/drum) Catalyst Percumyl H (5Kg/Jirigen) Cobalt N8% Resin Ripoxy R 800-EX (VI) Chopped Strand Mat 300 type E-Glass(50Kg/roll) Woven Roving 800 type C-Glass (40Kg/roll) 3M Super 77 Multipurpose Adhesive Aerosol Aerosil(10Kg/Bal) Talc Lioning(25Kg/sak) Honey Comb 20mm Pigment Blue Pigment Super White Dempul Material pembangunan untuk 1(satu) buah Kapal Ikan 30GT Jenis Material Pembelian Eceran Pembelian Partai Jumlah Satuan Jumlah Satuan 114 Kaleng 114 Kaleng 5 Kg 5 Kg 158, Kg 1 Drum 30, Kg 7 Jirigen 15, Kg 4 Jirigen 3017, Kg 16 Drum 1, roll 2 roll 82, roll 83 roll 157, Botol 158 Botol 3, Kg 1 Bal 1, Kg 1 sak 17 Lembar 17 Lembar 1, Kg 2 Kg 4, Kg 5 Kg 42 Kg 42 Kg Pada perhitugan material diatas, untuk kebutuhan material dibulatkan ke dalam satuan partai pembelian material.

134 Lampiran B-22 Lambung Lunas Alas Sisi samping Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi Centre Girder Side Girder Gading Floor/Wrang Nama Bagian Sekat Dinding Sekat Penegar Sekat dan Tangki Geladak dan Bangunan Atas Geladak Bangunan Atas dan Kabin Konstruksi dan Profil Balok Geladak Pembujur Geladak Penegar Bangunan Atas Balok Bangunan Atas PERHITUNGAN TARGET WAKTU LAMINASI KASKO KAPAL IKAN 30GT KONSTRUKSI FRP METODE HAND LAY UP Jumlah Laminasi Tanpa Kebutuhan Jam Kebutuhan JO Waktu Luas (m2) Gelcoat 1 Lapisan semua Lapisan Curing** Berdasarkan Survei Lapangan, maka didapatkan produktivitas pekerjaan laminasi : Untuk bagian lambung 10 menit/ 6 JO/m² Untuk bagian Sekat dan Konstruksi 6 menit/ 10 JO/m² Untuk bagian Konstruksi Lambung 5 menit/ 12 JO/m² Untuk Geladak dan Bangunan Atas 10 menit/ 6 JO/m² Untuk Bagian Konstruksi Geladak 5 menit/ 12 JO/m² Untuk Bagian Konstruksi Bangunan Atas 5 menit/ 12 JO/m² *Dengan jumlah tukang laminasi fiberglass : 5 Orang **Dengan Estimasi waktu curing berdasarkan referensi adalah 7,809 m2 13 Lapisan 1,30144 JO 16,91878 JO 3,3 JO 20,1688 JO 4,0338 Jam 46,673 m2 10 Lapisan 7,77887 JO 77,78867 JO 2,5 JO 80,2887 JO 16,058 Jam 118,465 m2 9 Lapisan 19,7441 JO 177,697 JO 2,3 JO 179,947 JO 35,989 Jam 47,811 m2 6 Lapisan 3,98424 JO 23,90544 JO 1,5 JO 25,4054 JO 5,0811 Jam 6,002 m2 13 Lapisan 0,50013 JO 6,50171 JO 3,3 JO 9,75171 JO 1,9503 Jam 14,150 m2 13 Lapisan 1,17915 JO 15,32899 JO 3,3 JO 18,579 JO 3,7158 Jam 40,576 m2 6 Lapisan 3,3813 JO 20,2878 JO 1,5 JO 21,7878 JO 4,3576 Jam 4,624 m2 6 Lapisan 0,38533 JO 2,312 JO 1,5 JO 3,812 JO 0,7624 Jam 30,668 m2 5 Lapisan 3,06676 JO 15,33381 JO 1,3 JO 16,5838 JO 3,3168 Jam 47,477 m2 4 Lapisan 4,74768 JO 18,99072 JO 1 JO 19,9907 JO 3,9981 Jam 55,499 m2 6 Lapisan 9,2498 JO 55,4988 JO 1,5 JO 56,9988 JO 11,4 Jam 58,940 m2 6 Lapisan 9,82333 JO 58,94 JO 1,5 JO 60,44 JO 12,088 Jam 38,222 m2 6 Lapisan 3,18513 JO 19,11077 JO 1,5 JO 20,6108 JO 4,1222 Jam 40,042 m2 6 Lapisan 3,33683 JO 20,02095 JO 1,5 JO 21,521 JO 4,3042 Jam 29,118 m2 5 Lapisan 2,42649 JO 12,13246 JO 1,3 JO 13,3825 JO 2,6765 Jam 25,493 m2 5 Lapisan 2,12443 JO 10,62217 JO 1,3 JO 11,8722 JO 2,3744 Jam 0,25 JO/lapisan Kebutuhan JO Kebutuhan Jam

135 Lampiran B-23 PERHITUNGAN TARGET WAKTU PEMASANGAN SERAT KASKO KAPAL VACUUM INFUSION Jumlah Laminasi Kebutuhan Jam untuk 1 Nama Bagian Luas (m2) WR800, Jaring, Nylon Lapisan Lambung Lunas Alas Sisi samping Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi Centre Girder Side Girder Gading Floor/Wrang Sekat Dinding Sekat Penegar Sekat dan Tangki Geladak dan Bangunan Atas Geladak Bangunan Atas dan Kabin Kebutuhan Jam untuk semua Lapisan 7,809 m2 15 Lapisan 0,260 JO 3, JO 46,673 m2 13 Lapisan 1,556 JO 20,22505 JO 118,465 m2 11 Lapisan 3,949 JO 43,43703 JO 47,811 m2 9 Lapisan 1, JO 10,75745 JO 6,002 m2 16 Lapisan 0, JO 2, JO 14,150 m2 16 Lapisan 0, JO 5, JO 40,576 m2 9 Lapisan 1,01439 JO 9,12951 JO 4,624 m2 9 Lapisan 0,1156 JO 1,0404 JO 30,668 m2 8 Lapisan 1, JO 12,26705 JO 47,477 m2 7 Lapisan 2,37384 JO 16,61688 JO 55,499 m2 9 Lapisan 2,77494 JO 24,97446 JO 58,940 m2 8 Lapisan 2,947 JO 23,576 JO Konstruksi dan Profil Balok Geladak 38,222 m2 9 Lapisan 0, JO 8, JO Pembujur Geladak 40,042 m2 9 Lapisan 1, JO 9, JO Penegar Bangunan Atas 29,118 m2 8 Lapisan 0, JO 5,82358 JO Balok Bangunan Atas 25,493 m2 8 Lapisan 0,63733 JO 5,09864 JO Berdasarkan Survei Lapangan, maka didapatkan produktivitas pekerjaan laminasi : Untuk bagian lambung 2 menit/m² 30 JO/m² Untuk bagian Sekat dan Konstruksi 3 menit/m² 20 JO/m² Untuk bagian Konstruksi Lambung 1,5 menit/m² 40 JO/m² Untuk Geladak dan Bangunan Atas 3 menit/m² 20 JO/m² Untuk Bagian Konstruksi Geladak 1,5 menit/m² 40 JO/m² Untuk Bagian Konstruksi Bangunan Atas 1,5 menit/m² 40 JO/m² *Dengan jumlah tukang laminasi fiberglass : 6 Orang

136 Lampiran B-24 Lambung Lunas Alas Sisi samping Nama Bagian Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi Centre Girder Side Girder Gading Floor/Wrang Sekat Dinding Sekat Penegar Sekat dan Tangki Geladak dan Bangunan Atas Geladak Bangunan Atas dan Kabin Konstruksi dan Profil Balok Geladak Pembujur Geladak Penegar Bangunan Atas Balok Bangunan Atas PERHITUNGAN TARGET WAKTU LAMINASI KASKO KAPAL VACUUM INFUSION Panjang Jaring & Wrapping Waktu Pemasangan Wrapping pada Jaring Waktu Pemasangan Wrapping pd konstruksi Total JO 15,452 meter 0, JO 0,086 JO 0,215 JO 67,569 meter 0, JO 0,375 JO 0,938 JO 71,655 meter 0, JO 0,398 JO 0,995 JO 66,084 meter 0,5507 JO 0,367 JO 0,918 JO 15,240 meter 0, JO 0,085 JO 0,212 JO 12,904 meter 0, JO 0,072 JO 0,179 JO 1,799 meter 0, JO 0,010 JO 0,025 JO 4,500 meter 0,0375 JO 0,025 JO 0,063 JO 27,440 meter 0, JO 0,152 JO 0,381 JO 3,980 meter 0, JO 0,022 JO 0,055 JO 0,000 JO 52,586 meter 0, JO 0,292 JO 0,730 JO 26,357 meter 0, JO 0,146 JO 0,366 JO 3,913 meter 0, JO 0,022 JO 0,054 JO 17,807 meter 0, JO 0,099 JO 0,247 JO 2,817 meter 0, JO 0,016 JO 0,039 JO 5,500 meter 0, JO 0,031 JO 0,076 JO Waktu pemasangan wrapping pada jaring : 120 meter/jo Waktu pemasangan jaring dan wrapping pada bagian konstruksi = 180 meter/jo

137 Lampiran B-25 Lambung Lunas Alas Sisi samping Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi Centre Girder Side Girder Gading Floor/Wrang Sekat Dinding Sekat Penegar Sekat dan Tangki Pembujur Geladak Penegar Bangunan Atas Balok Bangunan Atas PERHITUNGAN TARGET WAKTU LAMINASI KASKO KAPAL VACUUM INFUSION Kebutuhan Resin Kebutuhan Resin Nama Bagian (Kg) (Liter) Waktu Laminasi* (JO) Geladak dan Bangunan Atas Geladak Bangunan Atas dan Kabin Konstruksi dan Profil Balok Geladak *Dengan asumsi bahwa : - Jumlah pompa yang digunakan : 6 Buah - Kapasitas hisap tiap pompa : 85,2 liter/jo 65,853 Kg 58, Liter 0,115 JO 338,847 Kg 302,54235 Liter 0,592 JO 721,055 Kg 643,79888 Liter 1,259 JO 31,836 Kg 28, Liter 0,056 JO 6,126 Kg 5,46955 Liter 0,011 JO 16,594 Kg 14, Liter 0,029 JO 42,820 Kg 38,232 Liter 0,075 JO 4,624 Kg 4, Liter 0,008 JO 30,668 Kg 27, Liter 0,054 JO 36,198 Kg 32,32 Liter 0,063 JO 116,547 Kg 104,06025 Liter 0,204 JO 123,774 Kg 110,5125 Liter 0,216 JO 40,680 Kg 36, Liter 0,071 JO 40,022 Kg 35,7342 Liter 0,070 JO 26,139 Kg 23, Liter 0,046 JO 20,350 Kg 18,17 Liter 0,036 JO

138 Lampiran B-26 Kebutuhan JO Lambung Lunas Alas Sisi samping Penegar Bangunan Atas Balok Bangunan Atas Nama Bagian Konstruksi dan Profil Pembujur Sisi Centre Girder Side Girder Gading Floor/Wrang Sekat Dinding Sekat Penegar Sekat dan Tangki Geladak dan Bangunan Atas Geladak Bangunan Atas dan Kabin Konstruksi dan Profil Balok Geladak Pembujur Geladak Kebutuhan Waktu Pemasangan Serat Kebutuhan Waktu Pemasangan Material Lain Kebutuhan Waktu Vacuum Infusion Process pada Resin Total Kebutuhan JO Total Kebutuhan Waktu (Jam) 3,9043 JO 0,215 JO 0,115 JO 4,234 JO 0,70566 Jam 20,225 JO 0,938 JO 0,592 JO 21,755 JO 3,62589 Jam 43,437 JO 0,995 JO 1,259 JO 45,692 JO 7, Jam 10,757 JO 0,918 JO 0,056 JO 11,731 JO 1, Jam 2,4006 JO 0,212 JO 0,011 JO 2,623 JO 0, Jam 5,6599 JO 0,179 JO 0,029 JO 5,868 JO 0, Jam 9,1295 JO 0,025 JO 0,075 JO 9,229 JO 1, Jam 1,0404 JO 0,063 JO 0,008 JO 1,111 JO 0, Jam 12,267 JO 0,381 JO 0,054 JO 12,702 JO 2, Jam 16,617 JO 0,055 JO 0,063 JO 16,735 JO 2,78923 Jam 24,974 JO 0,730 JO 0,204 JO 25,908 JO 4, Jam 23,576 JO 0,366 JO 0,216 JO 24,158 JO 4, Jam 8,5998 JO 0,054 JO 0,071 JO 8,725 JO 1, Jam 9,0094 JO 0,247 JO 0,070 JO 9,327 JO 1, Jam 5,8236 JO 0,039 JO 0,046 JO 5,908 JO 0, Jam 5,0986 JO 0,076 JO 0,036 JO 5,211 JO 0, Jam

139 Lampiran B-27 Total Berat Material Hand Lay Up Bagian Konstruksi Total Berat Material (Kg)* CSM 300 CSM 450 WR 800 Resin Katalis Cobalt Gelcoat Talc Aerosil Pigment Blue Pigment SW Lambung Lunas 7,809 2,577 23,192 41, ,774 1,132 0,549 3,436 0,034 0,086 0,172 0, ,181 Pelat Alas 46,673 15, , , ,014 5,286 2,540 20,536 0,205 0,513 1,027 0, ,330 Pelat Sisi 118,465 39, , , ,755 12,269 5,874 52,124 0,521 1,303 2,606 0, ,492 Geladak 55,499 18,315 82,416 97, ,271 3,837 1,796 24,419 0,244 0,610 0,000 1, ,808 Bangunan Atas & Kabin 58,940 0,000 87, , ,977 4,159 1,950 25,934 0,259 0,648 0,000 1, ,351 Konstruksi dan Profil 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Pembujur Sisi 31,836 0,000 63,034 56, ,219 2,332 1,096 14,008 0,140 0,350 0,000 0, ,210 Centre Girder 6,126 0,000 24,259 26,954 90,296 0,930 0,451 2,695 0,027 0,067 0,000 0, ,679 Side Girder 16,594 0,000 65,713 73, ,599 2,519 1,223 7,301 0,073 0,183 0,000 0, ,626 Gading 42,820 0,000 84,783 75, ,857 3,137 1,474 18,841 0,188 0,471 0,000 0, ,115 Floor/Wrang 4,624 0,000 9,156 8,138 31,841 0,339 0,159 2,035 0,020 0,051 0,000 0,000 51,738 Sekat 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Dinding Sekat 30,668 0,000 30,361 53, ,275 1,488 0,676 13,494 0,135 0,337 0,000 0, ,741 Penegar Sekat 36,198 0,000 53,755 63, ,467 2,204 1,022 15,927 0,159 0,398 0,000 0, ,641 Konstruksi dan Profil 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Balok Geladak 40,680 0,000 80,546 71, ,123 2,980 1,401 17,899 0,179 0,447 0,000 0, ,173 Pembujur Geladak 40,022 0,000 79,244 70, ,594 2,932 1,378 17,610 0,176 0,440 0,000 0, ,813 Penegar Bangunan Atas 26,139 0,000 38,816 46, ,646 1,591 0,738 11,501 0,115 0,288 0,000 0, ,700 Balok Bangunan Atas 20,350 0,000 30,220 35, ,949 1,239 0,575 8,954 0,090 0,224 0,000 0, ,068 Total *Sudah termasuk margin 10% Luas Total (m²) Total 75, , , ,656 48,374 22, ,715 2,567 6,418 3,805 2, ,667

140 Lampiran B-28 Bagian Konstruksi Luas Total (m²) CSM 300 WR 800 Nylon Peel-Ply Total Berat Material Vacuum Infusion Flow Media Bagging Film Total Berat Material (Kg)* Resin Katalis Cobalt Gelcoat Talc Aerosil Lambung Lunas 7,81 2,58 75,59 0,66 0,94 0,39 57,26 0,61 0,29 3,44 0,03 0,09 0,17 0,00 142,04 Pelat Alas 46,67 15,40 369,65 3,97 5,60 2,33 287,51 3,08 1,44 20,54 0,21 0,51 1,03 0,00 711,26 Pelat Sisi 118,46 39,09 729,74 10,07 14,22 5,92 590,74 6,43 2,95 52,12 0,52 1,30 2,61 0, ,73 Geladak 55,50 18,31 341,87 4,72 6,66 2,77 276,75 3,01 1,38 24,42 0,24 0,61 0,00 1,22 681,98 Bangunan Atas & Kabin 58,94 19,45 363,07 5,01 7,07 2,95 293,91 3,20 1,47 25,93 0,26 0,65 0,00 1,30 724,27 Konstruksi dan Profil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pembujur Sisi 31,84 0,00 140,08 2,71 3,82 1,59 121,40 1,35 0,61 14,01 0,14 0,35 0,00 0,00 286,05 Centre Girder 6,13 0,00 64,69 0,52 0,74 0,31 48,52 0,51 0,24 2,70 0,03 0,07 0,00 0,00 118,31 Side Girder 16,59 0,00 175,24 1,41 1,99 0,83 131,43 1,39 0,66 7,30 0,07 0,18 0,00 0,00 320,49 Gading 42,82 0,00 188,41 3,64 5,14 2,14 163,29 1,82 0,82 18,84 0,19 0,47 0,00 0,00 384,75 Floor/Wrang 4,62 0,00 20,35 0,39 0,55 0,23 17,63 0,20 0,09 2,03 0,02 0,05 0,00 0,00 41,55 Sekat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 155,13 1,55 0,78 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 157,45 Dinding Sekat 30,67 0,00 134,94 2,61 3,68 1,53 152,62 1,66 0,76 13,49 0,13 0,34 0,00 0,00 311,77 Penegar Sekat 36,20 0,00 159,27 3,08 4,34 1,81 84,34 1,00 0,42 15,93 0,16 0,40 0,00 0,00 270,75 Konstruksi dan Profil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 65,66 0,66 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 66,65 Balok Geladak 40,68 0,00 178,99 3,46 4,88 2,03 0,00 0,18 0,00 17,90 0,18 0,45 0,00 0,00 208,07 Pembujur Geladak 40,02 0,00 176,10 3,40 4,80 2,00 116,95 1,35 0,58 17,61 0,18 0,44 0,00 0,00 323,41 Penegar Bangunan Atas 26,14 0,00 92,01 2,22 3,14 1,31 138,04 1,50 0,69 11,50 0,12 0,29 0,00 0,00 250,80 Balok Bangunan Atas 20,35 0,00 71,63 1,73 2,44 1, ,18 27,10 13,51 8,95 0,09 0,22 0,00 0, ,87 Total 94, ,62 49,59 70,01 29, ,35 56,59 27,01 256,71 2,57 6,42 3,80 2, ,22 *Sudah termasuk margin 10% Pigment Blue Pigment SW Total

141 Lampiran C-1 Biaya Material untuk 1 Buah Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Hand Lay Up Material Untuk Cetakan No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Triplek Melamin 45 Lembar Rp Rp Kayu Meranti Uk.(6x12x400cm) 90 Batang Rp Rp Kayu Meranti Uk.(4x6x400cm) 180 Batang Rp Rp Kayu Meranti Uk.(2x3x400cm) 201 Batang Rp Rp Paku Uk. 7 Cm 55 Kg Rp Rp Glass Surface Tissue 5 meter Rp Rp Total Biaya Material Cetakan Rp Material Utama No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Mirror Glaze Meguain (300gram/kaleng) 114 Kaleng Rp Rp PVA 5 Kg Rp Rp Gelcoat (225kg/drum) 1 Drum Rp Rp Catalyst Mepoxe (5kg/jirigen) 10 Jirigen Rp Rp Cobalt N8% 5 Kg Rp Rp Resin Yukalac 157 BQTN-EX Justus (225kg/drum) 22 Drum Rp Rp Chopped Strand Mat 300 type E-Glass(50Kg/roll) 2 roll Rp Rp Chopped Strand Mat 450 type E-Glass (30Kg/roll) 38 roll Rp Rp Woven Roving 800 type C-Glass (40Kg/roll) 36 roll Rp Rp Aerosil(10Kg/Bal) 1 Bal Rp Rp Talc Lioning(25Kg/sak) 1 sak Rp Rp Honey Comb 20mm 17 Lembar Rp Rp Pigment Blue 5 Kg Rp Rp Pigment Super White 2 Kg Rp Rp Dempul 42 Kg Rp Rp Kayu Meranti (uk.120x80x4000) 165 Batang Rp Rp Kayu Meranti (uk.70x50x4000) 27 Batang Rp Rp Kayu Meranti (uk.60x40x4000) 32 Batang Rp Rp Total Biaya Material Utama Rp

142 Lampiran C-2 Biaya Material untuk 1 Buah Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Hand Lay Up Material Penunjang No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Majun 10 Kg Rp ,00 Rp Selotip 8 Roll Rp ,00 Rp Amplas Gerinda panjang lebar 10cm 50 Meter Rp ,00 Rp Amplas Gerinda Bulat 20 buah Rp 5.500,00 Rp Kawat Las 3 Dus Rp ,00 Rp Masker 8 Bungkus Rp ,00 Rp Total Biaya Material Penunjang Rp Material Alat No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Kuas 2" 48 buah Rp Rp Kuas 3" 60 buah Rp Rp Kuas Roll 96 buah Rp Rp Kuas Roll Laminating Aluminium 24 buah Rp Rp Gunting 18 buah Rp Rp Ember 18 buah Rp Rp Cutter 18 buah Rp Rp Total Biaya Material Alat Rp Tangki No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Tangki bahan bakar liter (baja) 1 unit Rp Rp Tangki air liter 3 unit Rp Rp Tangki liter (jeligen) 1 unit Rp Rp Total Biaya Tangki Rp

143 Lampiran C-3 Biaya Material untuk 1 Buah Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Hand Lay Up Palkah Ikan No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Palka ikan No. 1 (P/S) Insulin Polyurethane 1 buah Rp Rp Palka ikan No. 2 (P/S) Insulin Polyurethane 1 buah Rp Rp Palka ikan No. 3 (P/S) Insulin Polyurethane 1 buah Rp Rp Total Biaya Palka Ikan Rp Material Cat No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Cat warna 45 kg Rp Rp Cat anti fouling 30 kg Rp Rp Tinner 40 liter Rp Rp Epoxy Resin 50 kg Rp Rp Total Biaya Material Cat Rp

144 Lampiran C-4 RENCANA ANGGARAN BIAYA No Jenis Pekerjaan Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total I PEKERJAAN KONSTRUKSI (KASKO KAPAL) 1 Plug dan Cetakan Kapal Total Pembuatan Plug dan Cetakan Rp Lambung Kapal, Geladak, dan Bangunan Atas Total Pembuatan Lambung Kapal, Geladak, dan Bangunan Atas Rp Material Penunjang Produksi Total Biaya Material Penunjang Produksi Rp Material Alat Produksi Total Biaya Peralatan Penunjang Produksi Rp Tangki-Tangki Total Biaya Pekerjaan Tangki-Tangki Rp Palka Ikan Total Biaya Pekerjaaan Palka Ikan Rp Finishing dan Pengecatan Kasko Kapal Total Biaya Finishing dan Pengecatan Kasko Kapal Rp Tenaga Kerja Total Biaya Tenaga Kerja Rp TOTAL BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI (KASKO KAPAL) Rp II INSTALASI-INSTALASI Instalasi Listrik 1 set Rp Rp Instalasi Pipa Air Tawar 1 set Rp Rp Instalasi Pipa Pendingin Mesin 1 set Rp Rp Instalasi Pipa BBM 1 set Rp Rp Instalasi Gas Buang 1 set Rp Rp Total Biaya Instalasi Rp

145 III AKOMODASI Jendela, pintu dan tangga 1 set Rp Rp Plafon dan Dinding 1 set Rp Rp Perlengkapan Akomodasi 1 set Rp Rp Perlengkapan Kamar Mandi 1 set Rp Rp Meja dan Kursi Juru Mudi 1 set Rp Rp Rak dan Lemari Dapur 1 set Rp Rp Peralatan Dapur Makan (lengkap) 1 set Rp Rp Peralatan Kamar Mesin 1 set Rp Rp Total Biaya Akomodasi Rp IV SISTEM KEMUDI Sistem rantai (lengkap) 1 set Rp Rp Rudder angle indicator 1 set Rp Rp Konstruksi dan kemudi + poros (lengkap) 1 set Rp Rp Total Biaya Sistem Kemudi Rp V PERALATAN LISTRIK DAN PENERANGAN Lampu navigasi 42 VDC 1 set Rp Rp Distribution boxes 220 V-380 V AC 1 set Rp Rp Distribution boxes 24 V DC 1 set Rp Rp Acc 120 AH-12 V 2 set Rp Rp Baterry swich 1 set Rp Rp Horn 1 set Rp Rp Shore cornection 1 set Rp Rp Lampu penerangan 1 set Rp Rp Lampu sorot (search light) 1 set Rp Rp Blower (out-in) 1 set Rp Rp Total Biaya Peralatan Listrik dan Penerangan Rp

146 VI PERALATAN KESELAMATAN Ring buoy 2 buah Rp Rp Life jacket 20 buah Rp Rp Penangkal Petir 1 set Rp Rp Red hand flare 1 set Rp Rp Parachute signal, smoke signal 1 set Rp Rp Botol pemadam kebakaran kapasitas 4,5kG 3 buah Rp Rp Kotak Obat (P3K) 1 set Rp Rp Total Biaya Peralatan Keselamatan Rp VII PERALATAN NAVIGASI DAN KESELAMATAN Kompas magnit 6 marine use 1 set Rp Rp Peta laut dan perlengkapannya 1 set Rp Rp Bola tanda labuh 1 set Rp Rp Radio komunikasi dan instalasi 1 unit Rp Rp GPS + fishfinder 1 unit Rp Rp Bendera nasional 1 buah Rp Rp Teropong binacular (7 x 50 mm) 1 buah Rp Rp Total Biaya Peralatan Navigasi dan Keselamatan Rp VIII PERALATAN LABUH DAN TAMBAT Jangkar 40 kg 1 set Rp Rp Tali Tambar polypropylene dia 16 mm panjang 50 m 4 buah Rp Rp Bolder 3 buah Rp Rp Bow Roller 1 buah Rp Rp Shackle fairled 2 buah Rp Rp Total Biaya Peralatan Labuh dan Tambat Rp IX PERALATAN DAPUR/MASAK Peralatan masak (kompor listrik, wajan, ulekan, dandang, panci) 1 set Rp Rp Peralatan makan (piring, sendok) 2 lusin Rp Rp Peralatan minum (gelas) 2 lusin Rp Rp Total Biaya Peralatan Dapur/Masak Rp

147 X PEKERJAAN MESIN DAN POMPA Mesin induk marine diesel minimal 170 hp + gearbox (lengkap) 1 set Rp Rp Genset 20 KW + bracket 1 set Rp Rp Propeller, shaft propeller, koker 1 set Rp Rp Pompa bilga 1 set Rp Rp Pompa dinas umum 3 set Rp Rp Pompa tangan 1 set Rp Rp Pemasangan permesinan 1 lot Rp Rp Total Biaya Pekerjaan Mesin dan Pompa Rp XI ALAT PENANGKAPAN Alat tangkap long line dan hauler set 1 set Rp Rp Ganco dan Pisau 1 buah Rp Rp Total Biaya Alat Penangkapan Rp XII SISTEM PENDINGIN 3 set palka (1 s/d 4 simpan beku, 5-6 pembeku /freezer) 1 set Rp Rp Total Biaya Sistem Pendingin Rp XIV BIAYA UMUM Sea Trial 1 paket Rp Rp Fishing Trial 1 paket Rp Rp Bantuan Operasional (satu kali ) 1 paket Rp Rp Dokumen Kapal (surat kelaikan kapal meliputi surat ukur, grosse akta, pas tahunan, sertifikat kelayakan dan pengawakan kapal ikan, perijinan/ SIUP dan SIPI 1 paket Rp Rp Peluncuran 1 paket Rp Rp Pengisian bahan bakar 1 paket Rp Rp Total Biaya Umum Total Rp Rp

148 Lampiran C-5 Biaya Material untuk 1 Buah Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Material Untuk Cetakan No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Triplek Melamin 45 Lembar Rp Rp Kayu Meranti Uk.(6x12x400cm) 90 Batang Rp Rp Kayu Meranti Uk.(4x6x400cm) 180 Batang Rp Rp Kayu Meranti Uk.(2x3x400cm) 201 Batang Rp Rp Paku Uk. 7 Cm 55 Kg Rp Rp Glass Surface Tissue 5 meter Rp Rp Total Biaya Material Cetakan Rp Material Utama No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Mirror Glaze Meguain (300gram/kaleng) 114 Kaleng Rp Rp PVA 5 Kg Rp Rp Gelcoat (225kg/drum) 1 Drum Rp Rp Catalyst Percumyl H (5Kg/Jirigen) 7 Jirigen Rp Rp Cobalt N8% 4 Kg Rp Rp Resin Ripoxy R800-EX (VI) 16 Drum Rp Rp Chopped Strand Mat 300 type E-Glass(50Kg/roll) 2 roll Rp Rp Woven Roving 800 type E-Glass (40Kg/roll) 83 roll Rp Rp M Super 77 Multipurpose Adhesive Aerosol 158 Kaleng Rp Rp Aerosil (10kg/bal) 1 Bal Rp Rp Talc Lioning/TL 25 1 sak Rp Rp Honney Comb 20mm 17 Lembar Rp Rp Pigment Blue 2 Kg Rp Rp Pigment White 5 Kg Rp Rp Dempul 42 Kg Rp Rp Kayu Meranti (Uk. 120x80x4000) 165 Batang Rp Rp Kayu Meranti (Uk. 70x50x4000) 27 Batang Rp Rp Kayu Meranti (Uk. 60x40x4000) 32 Batang Rp Rp Total Biaya Material Utama Rp

149 Lampiran C-6 Biaya Material untuk 1 Buah Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Material Penunjang No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Majun 10 Kg Rp ,00 Rp Selotip 20 Roll Rp ,00 Rp Amplas Gerinda panjang lebar 10cm 30 Meter Rp ,00 Rp Amplas Gerinda Bulat 40 buah Rp 5.500,00 Rp Kawat Las 3 Dus Rp ,00 Rp Masker 8 Bungkus Rp ,00 Rp Green HDPE Flow Media (107x1.1 m) 14 Roll Rp Rp Red HDPE Flow Media (107 x 1,5 m) 1 Roll Rp Rp Wrapping Spiral Bands K-24 (1bungkus/10m) 44 Bungkus Rp Rp Nylon Peel-Ply 9 Roll Rp Rp Benang 1 Roll Rp Rp Bagging film BF150A-6000 (130x6m) 1 Roll Rp Rp Total Biaya Material Penunjang Rp Material Alat No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Kuas 2" 12 buah Rp Rp Kuas Roll 24 buah Rp Rp Kuas Roll Laminating Aluminium 3 buah Rp Rp Gunting 18 buah Rp Rp Ember 18 buah Rp Rp Cutter 18 buah Rp Rp Total Biaya Material Alat Rp

150 Lampiran C-7 Biaya Material untuk 1 Buah Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion Tangki No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Tangki bahan bakar liter (baja) 1 unit Rp Rp Tangki air liter 3 unit Rp Rp Tangki liter (jeligen) 1 unit Rp Rp Total Biaya Tangki Rp Palkah Ikan No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Palka ikan No. 1 (P/S) Insulin Polyurethane 1 buah Rp Rp Palka ikan No. 2 (P/S) Insulin Polyurethane 1 buah Rp Rp Palka ikan No. 3 (P/S) Insulin Polyurethane 1 buah Rp Rp Total Biaya Palka Ikan Rp Material Cat No Jenis Material Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total 1 Cat warna 45 kg Rp Rp Cat anti fouling 30 kg Rp Rp Tinner 40 liter Rp Rp Epoxy Resin 50 kg Rp Rp Total Biaya Material Cat Rp

151 Lampiran C-8 RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMBANGUNAN KAPAL IKAN 30GT METODE VACUUM INFUSION No Jenis Pekerjaan Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Sub Total I PEKERJAAN KONSTRUKSI (KASKO KAPAL) 1 Plug dan Cetakan Kapal Total Pembuatan Plug dan Cetakan Rp Lambung Kapal, Geladak, dan Bangunan Atas Total Pembuatan Lambung Kapal, Geladak, dan Bangunan Atas Rp Material Penunjang Produksi Total Biaya Material Penunjang Produksi Rp Peralatan Penunjang Produksi Total Biaya Peralatan Penunjang Produksi Rp Tangki-Tangki Total Biaya Pekerjaan Tangki-Tangki Rp Palka Ikan Total Biaya Pekerjaaan Palka Ikan Rp Finishing dan Pengecatan Kasko Kapal Total Biaya Finishing dan Pengecatan Kasko Kapal Rp Tenaga Kerja Total Biaya Tenaga Kerja Rp TOTAL BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI (KASKO KAPAL) Rp II INSTALASI-INSTALASI Instalasi Listrik 1 set Rp Rp Instalasi Pipa Air Tawar 1 set Rp Rp Instalasi Pipa Pendingin Mesin 1 set Rp Rp Instalasi Pipa BBM 1 set Rp Rp Instalasi Gas Buang 1 set Rp Rp Total Biaya Instalasi Rp

152 III AKOMODASI Jendela, pintu dan tangga 1 set Rp Rp Plafon dan Dinding 1 set Rp Rp Perlengkapan Akomodasi 1 set Rp Rp Perlengkapan Kamar Mandi 1 set Rp Rp Meja dan Kursi Juru Mudi 1 set Rp Rp Rak dan Lemari Dapur 1 set Rp Rp Peralatan Dapur Makan (lengkap) 1 set Rp Rp Peralatan Kamar Mesin 1 set Rp Rp Total Biaya Akomodasi Rp IV SISTEM KEMUDI Sistem rantai (lengkap) 1 set Rp Rp Rudder angle indicator 1 set Rp Rp Konstruksi dan kemudi + poros (lengkap) 1 set Rp Rp Total Biaya Sistem Kemudi Rp V PERALATAN LISTRIK DAN PENERANGAN Lampu navigasi 42 VDC 1 set Rp Rp Distribution boxes 220 V-380 V AC 1 set Rp Rp Distribution boxes 24 V DC 1 set Rp Rp Acc 120 AH-12 V 2 set Rp Rp Baterry swich 1 set Rp Rp Horn 1 set Rp Rp Shore cornection 1 set Rp Rp Lampu penerangan 1 set Rp Rp Lampu sorot (search light) 1 set Rp Rp Blower (out-in) 1 set Rp Rp Total Biaya Peralatan Listrik dan Penerangan Rp

153 VI PERALATAN KESELAMATAN Ring buoy 2 buah Rp Rp Life jacket 20 buah Rp Rp Penangkal Petir 1 set Rp Rp Red hand flare 1 set Rp Rp Parachute signal, smoke signal 1 set Rp Rp Botol pemadam kebakaran kapasitas 4,5kG 3 buah Rp Rp Kotak Obat (P3K) 1 set Rp Rp Total Biaya Peralatan Keselamatan VII PERALATAN NAVIGASI DAN KESELAMATAN Kompas magnit 6 marine use 1 set Rp Rp Peta laut dan perlengkapannya 1 set Rp Rp Bola tanda labuh 1 set Rp Rp Radio komunikasi dan instalasi 1 unit Rp Rp GPS + fishfinder 1 unit Rp Rp Bendera nasional 1 buah Rp Rp Teropong binacular (7 x 50 mm) 1 buah Rp Rp Total Biaya Peralatan Navigasi dan Keselamatan VIII PERALATAN LABUH DAN TAMBAT Jangkar 40 kg 1 set Rp Rp Tali Tambar polypropylene dia 16 mm panjang 50 m 4 buah Rp Rp Bolder 3 buah Rp Rp Bow Roller 1 buah Rp Rp Shackle fairled 2 buah Rp Rp Total Biaya Peralatan Labuh dan Tambat IX PERALATAN DAPUR/MASAK Peralatan masak (kompor listrik, wajan, ulekan, dandang, panci) 1 set Rp Rp Peralatan makan (piring, sendok) 2 lusin Rp Rp Peralatan minum (gelas) 2 lusin Rp Rp Total Biaya Peralatan Dapur/Masak Rp Rp Rp Rp

154 X PEKERJAAN MESIN DAN POMPA Mesin induk marine diesel minimal 170 hp + gearbox (lengkap) 1 set Rp Rp Genset 20 KW + bracket 1 set Rp Rp Propeller, shaft propeller, koker 1 set Rp Rp Pompa bilga 1 set Rp Rp Pompa dinas umum 3 set Rp Rp Pompa tangan 1 set Rp Rp Pemasangan permesinan 1 lot Rp Rp Total Biaya Pekerjaan Mesin dan Pompa XI ALAT PENANGKAPAN Alat tangkap long line dan hauler set 1 set Rp Rp Ganco dan Pisau 1 buah Rp Rp Total Biaya Alat Penangkapan XII SISTEM PENDINGIN 3 set palka (1 s/d 4 simpan beku, 5-6 pembeku /freezer) 1 set Rp Rp Total Biaya Sistem Pendingin XIV BIAYA UMUM Sea Trial 1 paket Rp Rp Fishing Trial 1 paket Rp Rp Bantuan Operasional (satu kali ) 1 paket Rp Rp Dokumen Kapal (surat kelaikan kapal meliputi surat ukur, grosse akta, pas tahunan, sertifikat kelayakan dan pengawakan kapal ikan, perijinan/ SIUP dan SIPI 1 paket Rp Rp Peluncuran 1 paket Rp Rp Pengisian bahan bakar 1 paket Rp Rp Total Biaya Umum Total Rp Rp Rp Rp Rp

155 DAFTAR PUSTAKA ACMA. (2015). Manufacturing. Dipetik April 4, 2015, dari American Composites Manufacturers Association: Bader, Scott. (2015). Composites Handbook. Crystic. BKI. (1996). Rules and Regulation for the Classification and Construction of Ships (Volume V Fibreglass Reinforced Plastic Ships). Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia. Coackley, Ned; Bryn, Y.; Conwy, Glan. (1991). Fishing Boat Construction: 2 Building a Fiberglass Fishing Boat. Roma: Food and Agriculture Organization of the United Nations. Cripps, David. (2015). Resin Types. Dipetik Oktober 20, 2015, dari Net Composites Now: DJPT, Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2015, 12 11). KKP Prioritaskan Pembangunan Kapal di Tahun Dipetik 12 23, 2015, dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia: Kapal-di-Tahun-2016/?category_id=14 DKP. (2013). Pengadaan Kapal Ikan 30GT. Kupang: Dinas Kelautan dan Perikanan NTT. Febriyanto, Satrio. (2011). Penggunaan Metode Vacuum Assisted Resin Infusion Pada Bahan Uji Komposit Sandwich Untuk Aplikasi Kapal Bersayap Wise-8. Depok: Universitas Indonesia. Haryani, Rr. Annastasia Oktavia. (2014). Analisis Teknis dan Ekonomis Airbag System untuk Meningkatkan Produktivitas Reparasi Kapal (Studi Kasus : PT. Adiluhung). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. KKP. (2013). Daftar Rincian Alokasi Kapal Ikan Inka Mina Berdasarkan Provinsi/Kabupaten/Kota. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Manufacturing, H. Y. (2015). Fibreglass Roving Chopper Gun For Sale. Dipetik 2016, dari Alibaba.com: 91

156 Nugroho, Ari Purwanto. (2012). Optimisasi Tata Letak Area Produksi Galangan Kapal Fiberglass. Depok: Universitas Indonesia. Putra, Gerry Liston. (2012). Perancangan Galangan Boat Sistem Vacuum Infusion. Depok: Universitas Indonesia. Salengke. (2012). Engineering Economy. Makassar: Universitas Hasanudin. Suyadi, Hafez Haris Ariya. (2015). Pengaruh Metode Hand Lay Up dan Vacuum Infusion Terhadap Sifat Mekanik Material Fiberglass Rainforced Plastic (FRP) Pada Pembuatan Kapal Patroli Bea Cukai. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. 92

157 BIODATA PENULIS Dilahirkan di Surabaya pada 4 Januari 1993, Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dalam keluarga. Penulis menempuh pendidikan formal tingkat dasar SD di SDN Krembangan Selatan 10 Surabaya. Kemudian dilanjutkan di SMPN 5 Surabaya dan SMAN 7 Surabaya.Setelah lulus SMA, Penulis diterima di Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS pada tahun 2011 melalui jalur SNMPTN Tulis. Di Jurusan Teknik Perkapalan Penulis mengambil Bidang Studi Industri Perkapalan dan banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi. Selama masa studi di ITS, selain aktif berkegiatan di Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan (Himatekpal) dan BEM Fakultas Teknologi Kelautan, Penulis juga mempunyai banyak kegiatan di luar kampus yang berhubungan dengan aktivitas sosial seperti Earth Hour Surabaya.. rengga.atmanegara@gmail.com

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Vacuum Infusion G25 Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan 30GT Konstruksi FRP Metode Rengga Eka Putra Atmanegara, Triwilaswandio Wuruk Pribadi, dan Mohammad Sholikhan Arif Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) G 25

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) G 25 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) G 25 Analisa Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Ukuran 10GT-20GT Konstruksi Fibreglass Reinforced Plastic (FRP) Sesuai Standar

Lebih terperinci

6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP

6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP 6. PEMBAHASAN 6.1 Metode pembuatan perahu FRP Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) merupakan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan perahu cadik yang dilakukan di Cisolok Sukabumi. FRP digunakan

Lebih terperinci

dua komponen pokok yaitu Glass reinforcement dan Polyester resin yang kemudian digabung, Formula FRP pada dasarnya terdiri dari :

dua komponen pokok yaitu Glass reinforcement dan Polyester resin yang kemudian digabung, Formula FRP pada dasarnya terdiri dari : I. TEORI KONSTRUKSI KAPAL FIBERGLASS I.1.1 Material Fiberglass Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) adalah suatu produk yang terdiri dari dua komponen pokok yaitu Glass reinforcement dan Polyester resin

Lebih terperinci

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah: 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gerenda potong 2. Spidol/pensil 3. Kuas 4. Sarung

Lebih terperinci

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Pekerjaan : Pengadaan Kapal Pengawas (Long Boat) 1. KONDISI UMUM Spesifikasi teknis ini bersama dengan gambar-gambar yang diampirkan dimaksudkan untuk menerangkan

Lebih terperinci

KAJIAN KONSTRUKSI FIBERGLASS SEBAGAI LAMINASI PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR A

KAJIAN KONSTRUKSI FIBERGLASS SEBAGAI LAMINASI PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR A KAJIAN KONSTRUKSI FIBERGLASS SEBAGAI LAMINASI PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR A Study on Fiberglass Construction As Lamination For Boat According to Standard Rules Shahrin Febrian S.T, M.Si, Swandjiono

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kapal Kayu 5.1.1 Gambaran Umum Kapal perikanan merupakan unit penangkapan ikan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan yang terdapat di perairan

Lebih terperinci

PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR

PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR PENGUJIAN AWAL KONSTRUKSI FIBERGLASS PADA LAMBUNG KAPAL BOAT SESUAI STANDAR ABSTRAK Shahrin Febrian S.T, M.Si Program Studi Teknik Sistem Perkapalan - Fakultas Teknologi Kelautan shahrin.febrian@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN GALANGAN KAPAL BOAT SISTEM VACUUM INFUSION SKRIPSI

PERANCANGAN GALANGAN KAPAL BOAT SISTEM VACUUM INFUSION SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN GALANGAN KAPAL BOAT SISTEM VACUUM INFUSION SKRIPSI Gerry Liston Putra 0806338260 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPOK JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

Spesifikasi material fibreglass reinforced plastic unit instalasi pengolahan air

Spesifikasi material fibreglass reinforced plastic unit instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Spesifikasi material fibreglass reinforced plastic unit instalasi pengolahan air ICS 91.140.60; 23.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN 1829-8370 (p) 2301-9069 (e) http://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Kapal Kayu Untuk

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-332

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-332 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-332 Studi Peningkatan Kemampuan Galangan Kapal di Jawa Timur untuk Mendukung Program Pengadaan Kapal Penangkap Ikan Nasional

Lebih terperinci

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Febry Firghani Oemry - 4108100079 Dosen Pembimbing: Ir. Heri Supomo,

Lebih terperinci

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes)

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) 14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat. 14.1.1 Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) Terdapat beberapa metode cetakan terbuka untuk membuat material komposit plastik

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR JUDUL : KAJIAN PEMANFAATAN BENGKEL NON METAL SEBAGAI GALANAGAN KAPAL KECIL

PRESENTASI TUGAS AKHIR JUDUL : KAJIAN PEMANFAATAN BENGKEL NON METAL SEBAGAI GALANAGAN KAPAL KECIL PRESENTASI TUGAS AKHIR JUDUL : KAJIAN PEMANFAATAN BENGKEL NON METAL SEBAGAI GALANAGAN KAPAL KECIL PENYUSUN : FEBRIAN DANY DWI PUTRA 6107 030 042 MUHAMMAD MUNIF 6107 030 052 Latar Belakang Perumusan masalah

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Komputer Berbasis Android untuk Menunjang Pekerjaan Owner Surveyor dalam Mengawasi Pembangunan Kapal Baru Berbahan FRP

Perancangan Aplikasi Komputer Berbasis Android untuk Menunjang Pekerjaan Owner Surveyor dalam Mengawasi Pembangunan Kapal Baru Berbahan FRP G257 Perancangan Aplikasi Komputer Berbasis Android untuk Menunjang Pekerjaan Owner Surveyor dalam Mengawasi Pembangunan Kapal Baru Berbahan FRP Redy Ardian, Sri Rejeki Wahyu Pribadi, dan Mohammad Sholikhan

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN MATERIAL KOMPOSIT SANDWICH DENGAN METODE VACUUM INFUSION SEBAGAI MATERIAL KAPAL

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN MATERIAL KOMPOSIT SANDWICH DENGAN METODE VACUUM INFUSION SEBAGAI MATERIAL KAPAL ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN MATERIAL KOMPOSIT SANDWICH DENGAN METODE VACUUM INFUSION SEBAGAI MATERIAL KAPAL Rio Leksa Muchtiwibowo 1), Parlindungan Manik 1), Sarjito Jokosisworo 1) Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Tugas Akhir TM091486 ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH Rifki Nugraha 2108 100 704 Dosen Pembimbing : Putu Suwarta, ST. M.Sc Latar Belakang Komposit Material

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Analisa Teknis Dan Ekonomis Pembangunan Fasilitas Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Kapal Di Galangan Tepian Mahakam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI TATA LETAK AREA PRODUKSI GALANGAN KAPAL FIBERGLASS SKRIPSI

OPTIMASI TATA LETAK AREA PRODUKSI GALANGAN KAPAL FIBERGLASS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA OPTIMASI TATA LETAK AREA PRODUKSI GALANGAN KAPAL FIBERGLASS SKRIPSI Ari Purwanto Nugroho 0806338191 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN DEPOK JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Mekanis Komposit Sandwich. 4.1.1. Pengujian Bending. Uji bending ialah pengujian mekanis secara statis dimana benda uji lengkung ditumpu dikedua ujung dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Sriwijaya. B. Bahan yang Digunakan

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN COREMAT UNTUK KONSTRUKSI FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) SANDWICH PADA BADAN KAPAL

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN COREMAT UNTUK KONSTRUKSI FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) SANDWICH PADA BADAN KAPAL ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN COREMAT UNTUK KONSTRUKSI FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) SANDWICH PADA BADAN KAPAL Parlindungan Manik, Eko sasmito Hadi Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. diagram alir pada proses perancangan alat :

BAB III METODE PERANCANGAN. diagram alir pada proses perancangan alat : BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Dalam perancangan alat ini melalui beberapa langkah, berikut gambar diagram alir pada proses perancangan alat : 22 23 Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir (flow chart) Mulai Observasi lapangan Studi literatur Peenyiapan alat Perlakuan bambu: pemotongan, pengawetan, pengeringan, dan pemberian larutan alkali Tidak

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Pemakaian Material Baja Karbon dengan Coating dan Material Duplex Tanpa Coating untuk Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komposit adalah suatu material yang tersusun dari dua material yang disebut matriks dan penguat (reinforcement) yang dikombinasikan secara makroskopik [1]. Secara lebih

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS BIAYA PERBAIKAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN BERBAHAN BAKU FIBER- REINFORCED PLASTIC BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN AKIBAT TUMBUKAN

LOGO ANALISIS BIAYA PERBAIKAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN BERBAHAN BAKU FIBER- REINFORCED PLASTIC BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN AKIBAT TUMBUKAN LOGO Tugas Akhir (MN091387) ANALISIS BIAYA PERBAIKAN KONSTRUKSI KAPAL IKAN BERBAHAN BAKU FIBER- REINFORCED PLASTIC BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN AKIBAT TUMBUKAN Miftakhul Andi Firdiyansyah 4109100053 Ir.

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS Oleh : EDI ARIFIYANTO NRP. 2108 030 066 Dosen Pembimbing Ir.

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Teknologi Pembuatan Perahu Cadik Fiberglass Reinforcement Plastic (FRP) 4.1.1 Metode pembuatan perahu dan tahapan kerja Berdasarkan hasil penelitian di lapang, metode pembangunan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS KEKUATAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK DAN IMPAK

ANALISA TEKNIS KEKUATAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK DAN IMPAK ANALISA TEKNIS KEKUATAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK DAN IMPAK Hartono Yudo, Sukanto Jatmiko Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS

PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS 43, Inovtek, Volume 4, Nomor 1, April 2014, hlm. 43-47 PROSES PEMBUATAN KAPAL FRP BERKAPASITAS 14 M BAGI NELAYAN DI KABUPATEN BENGKALIS Dian Ardiana, Razali, Muharnis Prodi Teknik Perkapalan Politeknik

Lebih terperinci

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Sa adatul Munawaroh NRP: 4109100701 Dosen pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi,ST.MT Ir. Soejitno Jurusan teknik perkapalan Fakultas

Lebih terperinci

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN PENDAHULUAN Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, dimana akan terbentuk material yang

Lebih terperinci

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA Proses Produksi I MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA by Asyari Daryus Universitas Darma Persada OBJECTIVES Mahasiswa dapat menerangkan sifat dan jenis bahan plastik Mahasiswa dapat menerangkan cara pengolahan

Lebih terperinci

LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU

LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU Oleh : Jozua CH. Huwae dan Heru Santoso Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung Jl. Tandurusa Kotak Pos. 12 BTG/Bitung

Lebih terperinci

PEMBUATAN BODI CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

PEMBUATAN BODI CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE PEMBUATAN BODI CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: RONY WAHYU SAPUTRO NIM. I 8110036 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Polimer terbentuk oleh satuan struktur secara berulang (terdiri dari susunan monomer) H H H H H

Polimer terbentuk oleh satuan struktur secara berulang (terdiri dari susunan monomer) H H H H H POLIMER BAHAN TEKNIK 1 PENGERTIAN Polimer terbentuk oleh satuan struktur secara berulang (terdiri dari susunan monomer) H H H H H C = C C C C H H H H H Etilen Monomer Polietilen Polimer Susunan molekul

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN TUTUP VELG OPEL BLAZER DOHC LT

MODIFIKASI DAN PEMBUATAN TUTUP VELG OPEL BLAZER DOHC LT MODIFIKASI DAN PEMBUATAN TUTUP VELG OPEL BLAZER DOHC LT PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Disusun oleh: Opsi Rustamaji I 8110030 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat sebagai elemen penguat menentukan sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang diteruskan oleh matrik. Orientasi, ukuran, dan bentuk serta material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Pembuatan Kapal Baru Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat.

Lebih terperinci

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko 1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses persiapan Dalam proses produksi hal yang paling diperhatikan pertama kali yaitu adalah proses persiapan bahan berfungsi sebagai langkah pertama dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP

SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2017 SPESIFIKASI TEKNIS 1 1. UMUM 1.01 PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi rekayasa material serta berkembangnya isu lingkungan hidup menuntut terobosan baru dalam menciptakan material yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tiga kapal kayu yang menjadi objek penelitian 1) Kapal 1. 2) Kapal 2. 3) Kapal 3

Lampiran 1 Tiga kapal kayu yang menjadi objek penelitian 1) Kapal 1. 2) Kapal 2. 3) Kapal 3 LAMPIRAN 44 45 Lampiran 1 Tiga kapal kayu yang menjadi objek penelitian 1) Kapal 1 2) Kapal 2 3) Kapal 3 46 Lampiran 2 Tiga kapal fiberglass yang menjadi objek penelitian 1) Kapal 1 2) Kapal 2 3) Kapal

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENGERTIAN MOLD Mold (cetakan) adalah adalah rongga tempat material leleh (plastik atau logam) memperoleh bentuk. Mold terdiri dari dua bagian yaitu pelat bergerak (moveable

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN ATURAN KLASIFIKASI PADA LAMINASI STRUKTUR KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL IKAN FIBERGLASS 3 GT

KAJIAN PENERAPAN ATURAN KLASIFIKASI PADA LAMINASI STRUKTUR KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL IKAN FIBERGLASS 3 GT Kajian Penerapan Aturan Klasifikasi pada Laminasi Struktur Konstruksi Lambung Kapal Ikan Fiberglass 3 GT (Ismail Marzuki, Achmad Zubaydi, Buana Ma ruf) KAJIAN PENERAPAN ATURAN KLASIFIKASI PADA LAMINASI

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS

LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS LAPORAN TUGAS AKHIR MOBIL LISTRIK : PEMBUATAN BODI MOBIL DAN MODIFIKASI CHASIS Disusun guna memenuhi sebagian syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik Mesin Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun,

BAB I PENDAHULUAN. material logam mendominasi dalam bidang industri (Basuki, 2008). Namun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini cukup maju, baik dalam bidang logam maupun non logam. Selama ini pemanfaatan material logam mendominasi

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL Pada pemodelan numerik (FEM) dibutuhkan input berupa sifat material dari bahan yang dimodelkan. Sedangkan pada tugas akhir ini digunakan material komposit alami

Lebih terperinci

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Analisis Teknis dan Ekonomis Produksi Kapal Ikan Dengan Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi Sebagai Material Alternatif Pengganti Kayu Oleh : Sufian Imam Wahidi (4108100039) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir (flow chart) Mulai Study Literatur dan Observasi Lapangan Persiapan Proses pembuatan spesien Komposit sandwich : a. Pemotongan serat (bambu) b. Perlakuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. 2. Pengujian Sifat Mekanik (Kekuatan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius) Citra Mardatillah Taufik, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan material komposit sekarang ini semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang semakin meluas mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah: 1. Timbangan digital Digunakan untuk mengukur berat serat,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2 SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PRODUKSI KAPAL PENAMPUNG IKAN DI DAERAH SULAWESI UTARA Oleh: M. MARTHEN OKTOUFAN N. N.R.P. 4106 100 074 Dosen Pembimbing: Sri Rejeki Wahyu Pribadi, ST, MT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Lebih terperinci

PRARENCANA PABRIK CARBON FIBER KAPASITAS PRODUKSI : TON/TAHUN

PRARENCANA PABRIK CARBON FIBER KAPASITAS PRODUKSI : TON/TAHUN PRARENCANA PABRIK CARBON FIBER KAPASITAS PRODUKSI : 13.500 TON/TAHUN Diajukan oleh: Agustina Gunawan NRP: 5203011010 Sarah Yarden Palinggi NRP: 5203011039 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI PROPOSAL TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI Pengusul : 1. ABDUR ROKHMAN KHAKIM ( 6107 030 036 ) 2. ALFAN FADHLI ( 6107 030 045 ) Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODIFIKASI SPION MOBIL OPEL BLAZER

MODIFIKASI SPION MOBIL OPEL BLAZER MODIFIKASI SPION MOBIL OPEL BLAZER PROYEK AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Teknik Mesin Oleh : PANJI HARYO BUDISATRIO NIM : I8109035 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS REKAYASA SERAT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KOMPOSIT DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK

ANALISA TEKNIS REKAYASA SERAT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KOMPOSIT DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK ANALISA TEKNIS REKAYASA SERAT ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KOMPOSIT DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK Hartono Yudo*, Kiryanto* * Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Serat eceng

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR PRESENTASI TUGAS AKHIR TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 Presented by: M. FAUZIM 6107030017

Lebih terperinci

MANUFAKTUR BODI KENDARAAN SHELL ECO MARATHON (SEM) TIPE URBAN BAHAN KOMPOSIT SERAT KARBON

MANUFAKTUR BODI KENDARAAN SHELL ECO MARATHON (SEM) TIPE URBAN BAHAN KOMPOSIT SERAT KARBON MANUFAKTUR BODI KENDARAAN SHELL ECO MARATHON (SEM) TIPE URBAN BAHAN KOMPOSIT SERAT KARBON Sutarto 1, Muftil Badri 2 Laboratorium Hidraulik dan Pneumatik, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 ( DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING )

PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 ( DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING ) PERBAIKAN DAN MODIFIKASI INTERIOR ISUZU PANTHER TAHUN 1996 ( DOOR TRIM BAGIAN BELAKANG DAN TRIM DINDING ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Ahli Madya (Amd) Oleh :

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET La Maaliku 1, Yuspian Gunawan 2, Aminur 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data

BAB IV PEMBAHASAN. diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data BAB IV PEMBAHASAN Data-data yang diperoleh dalam pembuatan tugas akhir ini selanjutnya diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data yaitu sebagai berikut: Hal pertama

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung. III.METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : 1. Pengujian diameter dan panjang serat ijuk serta pembuatan spesimen uji di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri besar, industri

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka. 3.1 DIAGRAM ALIR (Flowchart) BAB III METODELOGI PENELITIAN Mulai Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan 1. Resin Epoxy + Hardener 6. Drop Out RD 2. Bambu Laminasi 7. Tube Logam

Lebih terperinci

Proses Fabrication & Welding Pipa di PT. DOK Perkapalan Kodja Bahari Galangan I (PERSERO) Jakarta Utara

Proses Fabrication & Welding Pipa di PT. DOK Perkapalan Kodja Bahari Galangan I (PERSERO) Jakarta Utara Proses Fabrication & Welding Pipa di PT. DOK Perkapalan Kodja Bahari Galangan I (PERSERO) Jakarta Utara Nama : Bayu Arista Kelas : 3IC04 NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Dr. Ir. Tri Mulyanto,

Lebih terperinci

Sinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan

Sinar Jaya Abadi. Atap Fiber Transparan. 1 of 5. Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan Sinar Jaya Abadi Atap Fiber Transparan Keunggulan Produk : Kedap Suara Ramah Lingkungan Anti Korosi Anti Penuaan Anti Tekanan Komposisi Utama : 1. Film Tipis 2. Getah Tidak Jenuh 3. Serat Kaca FRP singkatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut : a. Analisa struktur mikroskofis komposit (scanning electron microscope) di Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II

PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PEMBUATAN BODI SEPEDA MOTOR LISTRIK GENERASI II PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: GURIOR ALBIGUS ROBBY HAFLI NIM. I 8111025 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fiber Glass Fiber glass adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005)

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian tugas akhir ini dapat dijelaskan secara sederhana oleh diagram proses alur penelitian adalah sebagai berikut: Mulai Konsep rancangan Perancangan

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

Studi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Oleh : Windu Setiawan

Studi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Oleh : Windu Setiawan Studi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Kapal F.R.P Oleh : Windu Setiawan NRP : 4104.100.046 100 046 Latar Belakang Kapal-kapal kecil, kapal ikan, speedboat berbahan dasar fiberglass Fiber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing...ii Lembar Pengesahan Penguji...iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstraksi...viii Daftar Isi...

Lebih terperinci

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat. 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kayu Jati dan Mahoni difinishing menggunakan bahan finishing pelarut air (water based lacquer) dan pelarut minyak (polyurethane). Kayu yang difinishing menggunakan bahan pelarut

Lebih terperinci

Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu

Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu 76 Lampiran 1 Gambar bahan Fiberglass Resin 157, erosil, katalis, mirror glaze, pigmen dan talk Roving Mat 77 Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu No. Tanggal Kegiatan Jumlah Pekerja

Lebih terperinci