BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber : )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber : )"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Probolinggo merupakan salah satu kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur, dimana posisinya berada pada 7º º Lintang Selatan dan 113º º 15 Bujur Timur dengan luas wilayah sebesar 56,667 Km². Kota Probolinggo juga merupakan daerah transit yang menghubungkan Kota Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang (di sebelah timur Kota Probolinggo) dengan Kota Pasuruan, Malang dan Surabaya (di sebelah barat Kota Probolinggo). Adapun lokasi Kota Probolinggo dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber : ) 29

2 30 Secara administrasi, Pemerintahan Kota Probolinggo terbagi dalam 5 (tiga) Kecamatan yang membawahi 29 Kelurahan, yaitu Kecamatan Mayangan, Kecamatan Kademangan, Kecamatan Tisnonegaran, Kecamatan Kedopok dan Kecamatan W onoasih. Batas administrasi Kota Probolinggo adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : dibatasi oleh Selat Madura - Sebelah Timur : dibatasi oleh Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo - Sebelah Selatan : dibatasi oleh Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran dan Sumberasih Kabupaten Probolinggo - Sebelah Barat : dibatasi oleh Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Probolinggo tahun , disebutkan bahwa pembangunan Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo bertujuan untuk mengurangi pergerakan kendaraan berat pada jalur Surabaya - Probolinggo - Situbondo - Banyuwangi dan untuk mendukung pengembangan kegiatan industri dan pergudangan di kawasan Pelabuhan Kota Probolinggo. Adapun lokasi Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo tersebut, khususnya yang menjadi wilayah studi dalam Tugas Akhir ini, yaitu Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, dapat dilihat sebagai berikut :

3 Gambar 3.2 Lokasi Wilayah Studi (Sumber : Laporan Pendahuluan Pembuatan Peta Teknik dan Tematik Pemerintah Kota Probolinggo, 2007 ) 31

4 32 Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, terdiri dari lima jalan tipe II kolektor sekunder, yaitu Jl. Anggrek, Jl. Ikan Tongkol, Jl. Ikan Belanak, Jl. Lingkar Utara dan Jl. Raden Wijaya. Untuk lebih jelasnya mengenai ruang lingkup wilayah studi dalam Tugas Akhir ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini : No. Nama Jalan Tabel 3.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi Panjang Jalan (m) 1. Jl. Anggrek Sukabumi 2. Jl. Ikan Tongkol Sukabumi Mayangan 3. Jl. Ikan Belanak 342 Mayangan 4. Jl. Lingkar Utara Mangunharjo Kelurahan Mangunharjo 5. Jl. Raden Wijaya Wiroborang (Sumber : Laporan Akhir Pengaruh Perkembangan Industri/ PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai) Terhadap Harga Tanah Dan Tata Guna Lahan Di Jalan Lingkar Utara Kota Probolinggo, 2008) 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah : 1. Analisa karakteristik nilai tanah dilihat dari variabel penentu nilai tanah Dengan menggunakan tabel rerata, data Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000 dan 2008 diklasifikasikan menjadi beberapa kelas untuk mengetahui karakteristik dari nilai tanahnya. Kemudian dengan menggunakan analisa korelasi dapat diketahui bagaimana dan berapa besar pengaruh dari tiap - tiap variabel penentu nilai tanah yang diuji terhadap nilai tanah.

5 33 2. Analisa Model Pendugaan Nilai Ta nah Dari data Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2008 dibuat suatu model pendugaan nilai tanah dengan menggunakan analisis regresi dengan peubah boneka (dummy variable). 3.3 Alat dan Data Alat Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Hardware - Notebook Intel Core Duo T2300 (1,66 GHz, 667 FSB, 2 MB L2 cache), 14,1 WXGA LCD, Mobile Intel 945 GM Express Chipset, 80 GB HDD, DVD/CD-RW Combo, 512 MB DDR2 667, a/b/g wireless LAN 2. Software - Map Info Professional Autodesk Land Desktop SPSS 15.0 for Windows - Microsoft Office Data Data - data yang digunakan dalam pelaksaan Tugas Akhir ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Nilai Jual Obyek Pajak ( NJOP) bumi tahun 2000 dan 2008 untuk obyek PBB yang terletak di sepanjang koridor Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di Kecamatan Mayangan dan yang tercantum dalam daftar obyek PBB terkena dampak bypass yang disusun oleh BAPPEDA Probolinggo. 2. Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) tahun 2000 dan 2008 untuk sepanjang koridor Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di wilayah Kecamatan Mayangan.

6 Metodologi Penelitian Tahap kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada diagram alir berikut ini : Identifikasi dan Perumusan Masalah Pengumpulan Data Kompilasi dan Klasifikasi Data Penyesuaian data A. Klasifikasi data kuantitatif dan kualitatif B. Penentuan lebar kelas Karakteristik Nilai Tanah dan Pengolahan Data Variabel Penentu Nilai Tanah a. Tabel Rerata b. Grafik Garis c. Analisa Korelasi Pemodelan Nilai Tanah : Analisa Regresi dengan dummy variable Uji Statistik Model Model statistik dapat diterima? Sig F < 0,05 TIDAK YA Model pendugaan nilai tanah Penyajian Hasil Akhir Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian

7 Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah Penentuan Variabel Penentu Nilai Tanah Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan perumusan masalah mengenai penentuan variabel penelitian yang merupakan variabel penentu nilai tanah sebagai variabel bebas dan nilai tanah yang direfleksikan oleh Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi sebagai variabel terikatnya. Variabel penentu nilai tanah tersebut didasarkan pada peraturan dan teori pustaka sebagai berikut : a. Surat Edaran Depkeu RI, Dirjen Pajak No SE-55/PJ.6/1999 tentang Petunjuk Teknis Analisis Penentuan Nilai Indikasi Rata - rata (NIR). b. Teori nilai tanah Golberg dan Chiloy. Secara umum variabel penentu nilai tanah dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu faktor fisik, karakteristik legal serta faktor lokasi d an aksesbilitas. Proses pemilihan variabel penentu nilai tanah tersebut dijabarkan dalam diagram berikut ini :

8 36 Variabel Penentu Nilai Tanah Surat Edaran DEPKEU RI Dirjen Pajak No SE-55/PJ.6/1999 Teori Golberg dan Chiloy Faktor Fisik Faktor Karakteristik Legal Faktor Lokasi dan Aksesbilitas Variabel Penentu Nilai Tanah : a. Luas tanah b. Bentuk tanah c. Sifat fisik/jenis tanah d. Kemiringan tanah e. Ketinggian Variabel yang diambil : Luas tanah Variabel Penentu Nilai Tanah : a. Status kepemilikan tanah b. Penggunaan lahan Variabel yang diambil : Status kepemilikan tanah Penggunaan tanah Variabel Penentu Nilai Tanah : a. Jarak terhadap pusat kota b. Jarak dari fasilitas pendukung c. Pola perkembangan kota d. Lokasi secara spesifik e. Kemudahan pencapaian/pola jaringan transportasi f. Kondisi lingkungan Variabel yang diambil : Jarak terhadap pusat kota Jarak terhadap pasar induk Jarak terhadap pelabuhan Jarak terhadap lokasi industri dan pergudangan Gambar 3.4 Tahapan Penetuan Variabel Penentu Nilai Tanah Berdasarkan proses pemilihan tersebut maka variabel penentu nilai tanah yang di gunakan dalam Tugas Akhir ini ada 7 variabel, yaitu : 1. Variabel Luas Tanah (L) 2. Variabel Status Kepemilikan Tanah (S) 3. Variabel Penggunaan Lahan (P) 4. Variabel Jarak Terhadap Pusat Kota (JPK) 5. Variabel Jarak Terhadap Pasar Induk (JPI)

9 37 6. Variabel Jarak Terhadap Pelabuhan (JP) 7. Variabel Jarak Terhadap lokasi industri dan pergudangan (JIP) Populasi Penelitian Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan perumusan masalah mengenai populasi yang digunakan dalam pe laksanaan Tugas Akhir ini. Secara umum, pelaksanaan Tugas Akhir ini bertujuan untuk membuat model pendugaan nilai tanah di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo, khususnya yang terletak di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Populasi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah semua obyek PBB di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo yang berada di sepanjang koridor Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo dan tercantum dalam data obyek PBB terkena dampak pembangunan bypass Kota Probolinggo yang disusun oleh BAPPEDA Probolinggo. Pada dasarnya, kegiatan penilaian tanah ditujukan untuk estimasi dan memprediksi nilai tanah dengan tujuan mendapatkan perkiraan nilainya (Machfud 2000, dalam Ernawati 2005). Oleh karena itu, dalam kegiatan penilaian tanah diperlukan data yang mendekati kondisi nil ai tanah. Dalam penelitian ini, data nilai tanah yang digunakan didasarkan pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi yang dikeluarkan oleh KPP Pratama Kota Probolinggo. Berdasarkan data obyek PBB yang terkena dampak pembangunan bypass Kota Probolinggo yang disusun oleh BAPPEDA Probolinggo, terdapat 630 obyek PBB yang menjadi populasi dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini. Dari 630 obyek yang semuanya terletak di Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo tersebut, 185 obyek terdapat di Kelurahan Sukabumi, 208 obyek terdapat di Kelurahan Mayangan, 12 9 obyek di Kelurahan Mangunharjo dan 108 obyek di Kelurahan Wiroborang.

10 Tahap Pengumpulan Data Survei Sekunder Survei sekunder dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang diperoleh berdasarkan studi literatur ataupun survei instansi yang terkait. a. Studi literatur. Pada tahap ini dilakukan kajian terhadap beberapa literatur kepustakaan, hasil penelitian dan peraturan - peraturan mengenai Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo, nilai tanah dan variabel penentu nilai tanah, metode - metode statistik, perpajakan bumi, jaringan jalan dan materi - materi lainnya yang terkait dengan materi pelaksaan Tugas Akhir b. Survei instansi Survei instansi bertujuan untuk mencari data - data pendukung melalui instansi atau lembaga tertentu yang berhubungan langsung dengan materi Tugas Akhir atau pernah melakukan penelitian dengan materi yang serupa Survei Primer Survei primer dilakukan untuk mendapatkan data - data secara langsung dari lapangan. Adapun metode yang digunakan pada tahap ini adalah sebagai berikut : a. Survei Instansi Survei instansi dalam Tugas Akhir ini dilakukan untuk memperoleh bahan - bahan pertimbangan dalam penentuan variabel penentu nilai tanah yang diujikan dan identifikasi tingkat pengaruh variabel penentu nilai tanah. b. Observasi/Pengamatan Lapangan Metode observasi merupakan metod e yang digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting di lapangan guna penyesuaian data sekunder. Observasi/pengamatan lapangan juga bertujuan untuk mendapatkan data foto sebagai bahan foto mapping untuk mendukung analisis data.

11 Tahap Pengolahan Data Kompilasi dan Klasifikasi Data Pada tahap ini dilakukan proses kompilasi dan klasifikasi data. Proses ini dilakukan untuk mempermudah kegiatan analisis data, terutama untuk analisis statistika deskriptif dalam tahapan analisis karakteristik nilai tanah dan variabel penentu nilai tanah. Data nilai tanah dan 7 variabel penentu nilai tanah yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya. a. Klasifikasi data kuantitatif Variabel yang memiliki satuan ukuran yaitu harga, luas dan jarak dikelaskan sesuai dengan jumlah data. Penentuan selang kelas yang akan dibentuk dapat mempergunakan kaidah empirik yang disebut kaidah Sturge dengan ketentuan sebagai berikut (Vincent Gaspersz 1989, dalam Ernawati 2005) : C = 1 + 3,3 log N (3.1) dimana : C = banyak kelas yang perlu dibentuk N = jumlah pengamatan Jumlah data dalam Tugas Akhir ini adalah 630, jadi banyaknya pembagian kelas adalah sebagai berikut : C = 1 + 3,3 log 630 = 10,238 ~ 10 kelas Variabel yang diklasifikasikan kedalam 10 kelas tersebut adalah nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi, luas tanah (L), jarak terhadap pusat kota (JPK), jarak terhadap pasar induk (JPI), jarak terhadap pelabuhan (JP) dan jarak terhadap lokasi industri

12 40 dan pergudangan (JIP). Pengkelasan data kuantitatif digunakan sebagai bahan dalam analisis karakteristik nilai tanah dan variabel penentu nilai tanah. b. Klasifikasi data kualitatif Variabel dengan kelas data kualitatif diklasifikasikan sesuai dengan penggolongannya dan diubah menjadi peubah boneka (dummy variable). Dalam Tugas Akhir ini, variabel yang memiliki sifat data kualitatif adalah hak kepemilikan tanah (S) dan pola tata guna lahan (P). Menurut Draper dan Smith (1992), dalam Ernawati (2005), secara umum banyaknya variabel dummy yang dibutuhkan adalah banyaknya kategori pada variabel kualitatif dikurangi 1. Variabel hak kepemilikan tanah memiliki jumlah kelas 2 maka jumlah dummy variable adalah 1. Sedangkan variabel penggunaan lahan memiliki jumlah kelas 5 maka jumlah dummy variable adalah 4. Secara lebih jelas mengenai dekomposisi setiap variabel penentu nilai tanah yang memiliki data kualitatif dengan peubah boneka (dummy variable) adalah sebagai berikut : 1. Variabel status kepemilikan tanah Dalam Tugas Akhir ini, status kepemilikan tanah dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tanah milik dan tanah negara. Adapun dummy variable untuk variabel status kepemilikan tanah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Dekomposisi Variabel Status Kepemilikan Tanah dengan Dummy Variable Kelas Variabel Status Tanah S1 Tanah Hak 0 Tanah Negara 1 (Sumber : Modifikasi Mirrer 1990, dalam Imam Ghazali 2001)

13 41 2. Variabel Penggunaan Lahan Menurut Surat Edaran Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Pajak Nomor SE -55/PJ.6/1999 tentang Petunjuk Teknis Analisis Penentuan NIR (Nilai Indikasi Rata-Rata), pola penggunaan lahan dapat dibedakan menjadi 5, yaitu perumahan, perdagangan/perkantoran, industri, sawah dan kebun. Berdasarkan hal tersebut maka untuk variabel penggunaan lahan dibagi menjadi 5 kelas dengan jumlah dummy variable sebanyak 4, dimana pembagian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Dekomposisi Variabel Status Pola Penggunaan Lahan dengan Dummy Variable Kelas Variabel Penggunaan Tanah P1 P2 P3 P4 Perumahan/Lahan Kosong Sawah Industri/Pergudangan Perkantoran/Perdagangan Kebun (Sumber : Modifikasi Mirrer 1990, dalam Imam Ghazali 2001) Penentuan Lebar Kelas Lebar kelas ditentukan berdasarkan nilai minimum dan maksimum dari data pada setiap variabelnya. Dari nilai minimun dan maksimum tersebut, dapat dihitung rentangnya yang kemudian dibandingkan dengan jumlah kelas yang sudah ditetapkan sebelumnya sehingga akan didapatkan lebar kelas untuk tiap - tiap variabel.

14 Tahap Analisa Data Karakteristik Nilai Tanah dan Variabel Penentu Nilai Tanah Analisis karakteristik nilai tanah dilakukan dengan menggunakan analisis statistika deskriptif melalui tabel rerata dan grafik garis. Selain itu, juga dilakukan analisis korelasi sederhana untuk mencari hubungan antara nilai tanah dan variabel penentu nilai tanah yang digunakan, dimana hasil dari korelasi tersebut akan menunjukkan kekuatan hubungan antara nilai tanah dan variabel penentu nilai tanah tersebut. Nilai koefisien korelasi ini akan berada pada kisaran angka minus 1 (-1) sampai plus satu (+1). Koefisien korelasi minus menunjukkan hubungan yang terbalik, sedangkan koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah. Semakin nilai korelasi tersebut mendekati minus satu ( -1) atau plus satu (+1) maka hubungan antara variabel penentu nilai tanah tersebut dengan nilai tanah akan semakin kuat Model Pendugaan Nilai Tanah Pada dasarnya proses penilaian tanah meliputi pengumpulan data dan analisa data tentang karakteristik nilai tanah yang akan digunakan untuk menghitung nilai tafsiran dengan menggunakan model penilaian. Model penilaian merupakan persamaan matematis (yang umumnya menggunakan persamaan regresi) yang menyatakan hubungan antara nilai tanah dan karakteristik dari nilai tanah. Analisis regresi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah analisis regresi dengan dummy variable. Adapun model regresi yang dibuat adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x b n x n (3.2) dimana : Y = nilai tanah yang diestimasi a = konstanta atau intercept

15 43 b = slope garis regresi (koefisien) x 1, x 2,...,x n = variabel penentu nilai tanah (variabel bebas) Uji Statistik Model Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap signifikasi pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya, yaitu dengan uji parsial (t-hitung) untuk mengetahui pengaruh masing - masing variabel bebas terhadap variabel terikat dan uji pengaruh simultan ( F-hitung) untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama - sama atau simultan mempengaruhi variabel terikat. Jika nilai dari F-hitung > F-tabel atau p value < maka pemodelan regresi dapat digunakan karena paling tidak ada 1 variabel penentu nilai tanah yang dapat menjelaskan nilai tanah. Tapi jika nilai dari F -hitung F-tabel atau p value maka pemodelan regresi tidak dapat digunakan karena tidak ada variabel penentu nilai tanah yang dapat menjelaskan nilai tanah. Pengujian koefisien regresi selanjutnya adalah pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t) untuk mengetahui apakah variabel penentu nilai tanah secara individu dapat menjelaskan nilai tanah. 2 t k 1 Jika hitung t n atau p value < α maka variabel tersebut memberikan sumbangan yang nyata dalam 2 t k 1 menjelaskan pemodelan nilai tanah. Tapi jika hitung t n atau p value α maka variabel tersebut memberikan sumbangan yang tidak nyat a dalam menjelaskan pemodelan nilai tanah.

16 44 Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Nilai Tanah Dilihat Dari Variabel Penentu Nilai tanah Variabel yang diduga sebagai variabel penentu nilai tanah sangat beragam. Variabel - variabel

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Model pendugaan nilai tanah di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo

TUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo TUGAS AKHIR PW09-1328 Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo OLEH : FIRDA NURUL LAILIA 3610100070 L/O/G/O DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. EKO BUDI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PEELITIA 3.1. Tahapan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yang mengambil lokasi di beberapa perumahan seperti Perumahan Graha Permai dan Ciputat Baru, secara garis besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN DI KAWASAN KHUSUS KOTA BARU BERBASIS INDUSTRI DAN PUSAT KOTA SAMARINDA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN DI KAWASAN KHUSUS KOTA BARU BERBASIS INDUSTRI DAN PUSAT KOTA SAMARINDA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN DI KAWASAN KHUSUS KOTA BARU BERBASIS INDUSTRI DAN PUSAT KOTA SAMARINDA Karina Mayasari, Surjono, Septiana Hariyani Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145, Indonesia Telp.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian mengenai beban akhir pajak dianggap sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perpajakan dapat dipergunakan sebagai salah satu instrumen utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBYEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian 24 Bab III Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar, bab ini akan menjelaskan uraian pelaksanaan penelitian. Tahap kegiatan pada pelaksanaan penelitian ini meliputi empat tahap utama antara lain persiapan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu universitas, salah satu analisis yang dapat dilakukan untuk melihat perkembangan prestasi akademik seorang mahasiswa adalah dengan memantau nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu sasaran ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan manfaat tertentu mengenai suatu hal yang dibuktikan secara obyektif

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. Wilayah Penelitian Wilayah penelitian ini berada di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Kecamatan Tembalang terbagi dalam 12 kelurahan, yakni Kelurahan Tembalang, Kramas,

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Jurnal Geodesi Undip April 2016 ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP ZONA NILAI TANAH (STUDI KASUS : KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KENDALTAHUN 2010-) Sondang Artaria Sidauruk, Sawitri Subiyanto, Abdi Sukmono *) Program

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak, Retribusi dan Pengelolaan Kekayaan Daerah...

Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak, Retribusi dan Pengelolaan Kekayaan Daerah... 1 ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK, RETRIBUSI DAN PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PROBOLINGGO (The Analysis of the Effectiveness and Contribution of Taxes, Levies

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI METODE GWR

BAB III APLIKASI METODE GWR BAB III APLIKASI METODE GWR Dalam penelitian ini dilakukan penilaian tanah pada studi kasus yaitu wilayah Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Posisi Kecamatan Lengkong di Kota Bandung dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi

BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi BAB III DESAIN RISET Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, data yang mendukung penelitian, pengumpulan data, lokasi penelitian, pemilihan sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian ini intinya adalah menguraikan bagaimana cara penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan judul tesis dan memenuhi tujuan penelitian.

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra 1 dan Yohannes Lulie 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Email: Paradaafkiki@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arianto dkk. (1988). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA. Arianto dkk. (1988). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 152 DAFTAR PUSTAKA Arianto dkk. (1988). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini hanya mencakup dalam bidang analisis perpajakan. Objek penelitian ini yaitu pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanah

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Gambar 1 Lokasi penelitian. 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah para pengunjung di Objek Wisata Pantai Muarareja yang terletak di Kel. Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci

Latar Belakang. Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan)

Latar Belakang. Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan) Latar Belakang Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan) Integrasi land use dan transportasi Fungsi jalan: Kolektor Primer LOS standar (Menteri Perhubungan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH IX (GEDUNG KEUANGAN NEGARA II)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH IX (GEDUNG KEUANGAN NEGARA II) DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH IX (GEDUNG KEUANGAN NEGARA II) Jalan Dinoyo No.11 Telepon : (031) 561 5364 Lantai V-VI (031) 561 5385 Kotak Pos 804 Surabaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2009 sampai bulan November 2009. Lokasi penelitian adalah wilayah administrasi Kota Jakarta Timur.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 15 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, lokasi yang menjadi objek penelitian adalah wilayah PPN Brondong, Kabupaten Lamongan propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Data Data merupakan kumpulan keterangan atau fakta yang diperoleh dari satu populasi atau lebih. Data yang baik, benar dan sesuai dengan model menentukan kualitas kebijakan

Lebih terperinci

IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria IV.2 Analisis Regresi

IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria IV.2 Analisis Regresi 52 Bab IV Analisis IV.1 Analisis Hasil Pembobotan Kriteria Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai Chi Kuadrat hitung sebesar 128,5865 (lihat Lampiran N), sedangkan Chi Kuadrat tabel dengan α =

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Analisis 3.1.1 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Berdasarkan teori yang telah diuraikan dalam bab 2, penelitian ini memiliki kerangka penelitian sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jakarta khususnya di kantor Dinas Pelayanan Pajak (DPP) DKI Jakarta, beralamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jakarta khususnya di kantor Dinas Pelayanan Pajak (DPP) DKI Jakarta, beralamat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Dalam penyusunan skripsi ini Penelitian dilaksanakan di Pemerintah DKI Jakarta khususnya di kantor Dinas Pelayanan Pajak (DPP), beralamat Jl.Abdul

Lebih terperinci

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROINSI LIMA TAHUNAN No Program Utama Lokasi Instansi Pelaksana Sumber A Program Utama Pengembangan Wilayah 1 Pengembangan kerjasama

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Karst adalah suatu bentang alam yang secara khusus berkembang terutama pada batuan karbonat sebagai akibat proses pelarutan. Kawasan karst merupakan ekosistem yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Muara Enim, tepatnya di kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatra Selatan. Stasiun ini merupakan stasiun

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2013:5) menjelaskan metode penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2013:5) menjelaskan metode penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan 3.1.1 Metode Penelitian Sugiyono (2013:5) menjelaskan metode penelitian sebagai berikut: Metode penelitian bisnis dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TAHAPAN PENELITIAN Tahapan penelitian disajikan dalam diagram langkah-langkah metodologi penelitian yang merupakan skema sistematis mengenai keseluruhan proses studi yang

Lebih terperinci

terdapat gabungan antara ilmu pengetahuan dan unsur seni (art) dalam mengestimasi nilai dari suatu properti.

terdapat gabungan antara ilmu pengetahuan dan unsur seni (art) dalam mengestimasi nilai dari suatu properti. 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dengan semakin pentingnya penentuan nilai tanah secara massal untuk berbagai tujuan menyebabkan peran penilaian properti diperlukan. Dalam hubungannya dengan lokasi

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009 ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009 Prenita Septa Rianelly 1, Teguh Hariyanto 1, Inggit Lolita Sari 2 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya)

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya) A744 Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus: Daerah Industri di Surabaya) Heri Yuli Safitri, Yanto Budisusanto, Udiana Wahyu, Andy Dediyono

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh: Bimanda Yuswandono, 1 Drs. Kuspandi, Ak.. 2, Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melakukan penelitian pada bulan Januari 2012 di KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Tahun 2013 di KPP Pratama Jakarta Kembangan. KPP Pratama Jakarta Kembangan beralamat di Jalan Arjuna Utara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan wisata ini meliputi wisata outbound (yang berada di Lembah Pertiwi,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Jurnal Geodesi Undip April 2016 ANALISIS PERUBAHAN ZONA NILAI TANAH BERDASARKAN HARGA PASAR UNTUK MENENTUKAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) DAN PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus : Kec. Semarang Timur, Kota Semarang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Amanat konstitusi di bidang pertanahan menuntut agar politik dan kebijakan pertanahan dapat memberikan kontribusi nyata dalam proses mewujudkan keadilan sosial bagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Dekriptif Objek Penelitian dan Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini yang dijadikan objek penelitian adalah penawaran harga perkiraan sendiri, penawaran yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menguji hubungan signifikan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini, sebagai berikut: 3.1 Instrumen Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota

Lebih terperinci

NUR MARTIA

NUR MARTIA SIDANG TUGAS AKHIR Studi Sistem Informasi Geografis Kawasan Longsor Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat NUR MARTIA 3507100431 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Provinsi Sumatera Barat berada di antara

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.1 JAN-JUNI 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI Nursaimatussaddiya Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Studi Lokasi Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin terletak di jalan Jenderal Sudirman Km 15,7 Desa Buluh Tumbang, Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Cengkareng, yang beralamat di Jalan lingkar luar barat nomor 10A, Cengkareng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010- BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2015. Data yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2009:5) metode penelitian dapat diartikan, Metode deskriptif itu sendiri menurut (Sugiono, 2009:206):

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2009:5) metode penelitian dapat diartikan, Metode deskriptif itu sendiri menurut (Sugiono, 2009:206): BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2009:5) metode penelitian dapat diartikan, berikut: Sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu wilayah rawan longsor di bukit Ganoman Jalan Raya Matesih - Tawangmangu KM 03 + 400 04 + 100 Desa Koripan, Kecamatan Matesih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah The Green Forest Resort yang berada di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah The Green Forest Resort yang berada di Jalan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah The Green Forest Resort yang berada di Jalan Sersan Bajuri no.102 Cihideung Bandung, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang penjualan alat elektronik seperti Computer, Notebook, Tablet, Camera, Projector, Printer dan Accesories Computer.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang penjualan alat elektronik seperti Computer, Notebook, Tablet, Camera, Projector, Printer dan Accesories Computer. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istana Disc Computer merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat elektronik seperti Computer, Notebook, Tablet, Camera, Projector, Printer dan Accesories

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)

Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri

Lebih terperinci

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem BAB 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Pada tahap ini, metode penelitian yang digunakan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap penyusunan data awal, tahap desain dan arsitektural

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan diteliti. Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu negara Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA

PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA Fransisco HRHB 1) Alderina 2) ABSTRAKSI Tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh pengembangan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian dirancang melalui langkah-langkah penelitian dari mulai operasional variable, penentuan jenis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yang mencoba menggambarkan secara mendalam suatu obyek penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat paksa terhadap pelunasan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat vital dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi. Untuk membentuk sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M. 16 JANUARI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK MISKIN DAN PENGELUARAN PERKAPITA MAKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN METODE REGRESI NONPARAMETRIK BIRESPON SPLINE Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memberikan tanggungjawab menghimpun dan mengamankan penerimaan negara dari sektor pajak kepada Direktorat Jendral

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diteliti adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tamansari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diteliti adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tamansari BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan september 2011 lokasi penelitian yang diteliti adalah Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi atas Perubahan PTKP dan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Terhadap Tingkat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada Bab ini menjelaskan tentang latar belakang perusahaan, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data serta sistematika penyajian yang akan di kerjakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Kualitas Data Masukan

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Kualitas Data Masukan BAB IV ANALISIS Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap semua proses yang dilakukan dalam pembentukan model nilai tanah baik dengan metode regresi linier maupun dengan metode GWR. Analisis terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pola Sebaran Penggunaan/Penutupan Lahan dan Perubahan Luasannya di Kota Bogor Kota Bogor memiliki luas kurang lebih 11.267 Ha dan memiliki enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA) Hudan Pandu Arsa DR. Ing. Ir. Teguh Hariyanto, MSc. Rumusan

Lebih terperinci

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 8 3 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis terletak pada 6º18 6º47 10 LS dan 106º23 45-107º 13 30 BT. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DINAMIKA HARGA LAHAN DI KAWASAN CIPADU KOTA TANGERANG

IDENTIFIKASI DINAMIKA HARGA LAHAN DI KAWASAN CIPADU KOTA TANGERANG IDENTIFIKASI DINAMIKA HARGA LAHAN DI KAWASAN CIPADU KOTA TANGERANG Lita Sari Barus 1, Azis Prihanto Wibowo 1 1 Jurusan Teknik Planologi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meliputi 4 kabupaten dan 1 kota madya yaitu Kulon Progo, Bantul, Sleman,

Lebih terperinci