BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi"

Transkripsi

1 BAB III DESAIN RISET Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, data yang mendukung penelitian, pengumpulan data, lokasi penelitian, pemilihan sampel, metode analisis, serta tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian ini. III.1 Pendekatan Studi Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menjelaskan pengaruh keberadaan universitas, terhadap harga lahan di sekitarnya. Pengukuran terhadap dinamika harga dilakukan dengan menggunakan harga lahan per meter persegi yang berlaku di wilayah tersebut. Harga lahan disusun berdasarkan time series ( ), dimulai dari sebelum universitas itu berada hingga sekarang. Dalam mencari perkembangan harga lahan dari satu kawasan ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti menggunakan data NJOP, data yang terekam melalui media cetak, data dari transaksi yang tercatat di pemerintahan lokal, developer swasta, data pada dinas pertanahan (land registration office), dan masyarakat lokal dengan menggunakan teknik wawancara (Jones, Ward. ;1994). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kombinasi antara data dari pemerintah lokal dan wawancara terhadap penduduk setempat. Alasan dari dipilihnya teknik itu karena pada teknik-teknik yang lain ditemukan kekurangan dalam pelaksanaannya, yaitu: Data NJOP: Di Indonesia harga pajak memiliki perbedaan yang signifikan, dan tidak dapat mewakili pasar harga lahan yang beroperasi. Data yang dimiliki kantor pajak tidak dapat memenuhi kebutuhan, karena yang dibutuhkan data sejak tahun 1965 hingga sekarang. Data yang mereka miliki hanya dari tahun 90-an, karena data-data sebelumnya sudah ditutup dan tidak dapat dibuka kembali. Data Dinas Pertanahan: 27

2 Berbeda dengan land registration office di luar negeri, dinas pertanahan di Indonesia tidak memiliki data lengkap mengenai harga pasar dari suatu kawasan. Data dari pihak swasta: Data yang tersedia tidak mencakup keseluruhan wilayah, hanya bagian-bagian (persil) tertentu pada suatu kawasan. Kesulitan dalam mengumpulkan data, dikarenakan beragamnya developer dan data yang tersedia tidak sampai tahun yang diperlukan. Data dari media cetak: Kesulitan dalam mengumpulkan data, karena tidak banyak data harga yang tersimpan. Data yang tersedia tidak lengkap dan tidak mencukupi kebutuhan data. Data yang diperoleh melalui kombinasi antara wawancara terhadap pemerintah lokal dan masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan harga lahan yang terjadi, menjadi suatu teknik yang baik (dalam penelitian ini) dan mampu memenuhi kebutuhan data secara menyeluruh. Data yang tersimpan dari pemerintah lokal (dalam hal ini Kelurahan) ialah keterangan transaksi, yang berupa bukti-bukti penjualan dan pembelian. Meskipun data yang terarsip tidak seluruhnya, dibantu dengan wawancara terhadap orang-orang yang mempunyai pengetahuan akan menambah data penelitian yang dibutuhkan. III.2. Definisi Operasional Sebagai landasan untuk mengarahkan riset maka diperlukan definisi operasional yang dapat membantu proses jalannya penelitian. Definisi operasional tersebut didapatkan dari dasar-dasar teori dan tujuan dari penelitian itu sendiri, berikut adalah uraiannya: a. Kawasan Universitas Yang dimaksud dengan kawasan universitas dalam penelitian ini, adalah: 28

3 Tempat universitas melakukan aktivitasnya, serta lahan yang tersedia apabila dimungkinkan terjadinya pembangunan atau pemekaran. b. Perkembangan Universitas Perkembangan universitas dilihat dari beberapa indikasi, seperti: Kondisi jumlah mahasiswa yang terdaftar di universitas mengalami peningkatan. c. Infrastruktur Pendukung Aktivitas Universitas Infrastruktur yang lazim terdapat di sekitar universitas yang fungsi utamanya mendukung keberadaan universitas. Pembangunannya dapat menjadi salah satu indikasi perkembangan universitas dan kawasannya. Dalam hal ini yang dijadikan indikator adalah: Perumahan sewa menjadi salah satu ciri perkembangan sarana di kawasan universitas. Fasilitas yang bersifat ekonomi dan memiliki kaitan dengan kebutuhan aktivitas universitas, seperti toko-warung, rumah makan-kantin, foto copy, warnet. Penyebaran dan distribusi dari fasilitas yang terbangun, merupakan cerminan dari pola penyebaran, aktivitas dan kepadatan penduduknya. d. Perkembangan Harga Lahan Dalam menentukan harga lahan, ada beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan. Dalam penelitian ini yang dijadikan indikator dalam menentukan perkembangan harga lahan yaitu: Peningkatan harga lahan yang didasari atas faktor lokasi, dalam hal ini karena kedekatannya dengan universitas. Aspek-aspek dari harga lahan dan perkembangannya dilakukan berdasarkan teori-teori yang disebutkan Lichfield (1956), aspek yang digunakan untuk dijadikan panduan dalam penelitian ini yaitu: 29

4 o Kedekatan dengan jalan utama dalam hal ini Jalan Setiabudhi, Ciumbuleuit dan Hegarmanah atau akses ke jalan utama o Kedekatan dengan fasilitas publik (dalam hal ini universitas) o Kedekatan dan jumlah fasilitas publik yang bersifat ekonomi pada suatu daerah (RT). o Kepadatan penduduk III.3 Kerangka Penelitian 30

5 31

6 Sumber: Hasil Analisa Gambar III.1 Kerangka Penelitian III.4 Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, diperlukan data-data yang dapat dijadikan panduan dan melengkapi jalannya proses penelitian. Data-data yang dikumpulkan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: 32

7 a. Menurut sumbernya Data primer Merupakan data yang langsung diperoleh dari sumbernya dan peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Sumber Wawancara Wawancara akan dilakukan pada orang-orang, badan-badan atau dinas-dinas terkait, yang mengerti dan paham terhadap perkembangan lahan dan harga yang sudah terjadi. Melalui wawancara akan memperoleh data menurut peristiwa, urutan waktu, konversi pada harga konstan, data yang dapat dipercaya, dapat diperbandingkan dan analisis unit spasial yang tepat. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada pihak Universitas mengenai sejarah dan perkembangannya, terkait dengan kawasan studi. Sumber-sumber data yang akan diperoleh meliputi sumber data berupa publisitas menurut peristiwa, berikut adalah data-data diperlukan: Perkembangan jumlah penduduk di kawasan studi Perkembangan penduduk pendatang (mahasiswa), ke daerah studi Data-data harga dan kumpulan estimasi besaran harga yang berkaitan dengan kawasan studi. Pembangunan sarana dan prasarana pada kawasan studi Perkembangan Universitas Parahyangan dan sejarahnya Perkembangan jumlah mahasiswa Sumber-sumber yang diwawancarai adalah sebagai berikut: Tabel III. 1 Sumber Untuk Wawancara No. Narasumber Keterangan 1. Aparat Kecamatan Informal dan Formal Kelurahan/Desa 2. Rektorat Universitas Informal dan Formal 33

8 Parahyangan 3. Broker Tanah Informal dan Formal 4. Pemilik Tanah Masyarakat Sumber: Hasil Analisa Menurut sifatnya data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala metrik. Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber kedua atau pengumpul data sebelumnya dan peneliti bertindak sebagai pemakai data. Sumber Dokumen Dokumen yang digunakan oleh peneliti, diperoleh dari datadata yang sudah terdapat di dinas-dinas pemerintahan, surat kabar yang memuat transaksi, iklan atau keterangan harga lahan yang dijual, laporan dari broker-broker tanah yang beroperasi dikawasan terkait, dan mungkin warga atau masyarakat di kawasan tersebut yang memiliki data dari harga lahan di daerah mereka. Selain itu juga data di dapat dari rektorat Universitas Parahyangan berupa data mahasiswa, sejarah, dan data perkembangan Universitas. Berikut adalah daftar yang disusun berdasarkan kebutuhan peneliti: Pemerintah (Bapeda/ Dinas Tata kota/ BPS/ Kecamatan/ Kelurahan,dll) Tabel III. 2 Data Yang Berasal dari Pemerintah No. Jenis Data Instansi Keterangan 1. Peta batas administrasi Bappeda Dokumen, Citra Kab./kota Satelit, Digital Dinas Tata (*.dwf,*.dwg, *.cdr, Kota dll) 2. Laporan Studi Bappeda Dokumen Pembangunan (RTRW, Kab./kota RDTR, dll) Dinas Tata 34

9 Kota 3. Jumlah Penduduk (Series) BPS Dinas Kependudukan Kecamatan Kelurahan Dokumen 4. Data Lahan di Kawasan Ciumbuleuit (Series) Peta Pemilikan Lahan Peta Kontur Harga Lahan Peta Status Penggunaan BPN/Kantor Pertanahan, Kantor Kecamatan, Kelurahan/Desa 5. Daftar Harga Lahan dan BPN/Kantor Properti (Series) Pertanahan, Kecamatan, Kelurahan 9. Bukti transaksi tanah BPN/Kantor Pertanahan, Kantor Kecamatan, Kelurahan 12. Jumlah Penduduk Kantor Pendatang * Kecamatan, Kelurahan Sumber: Hasil Analisa Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Rektorat Universitas Parahyangan Tabel III. 3 Data Yang Berasal dari UNPAR No. Jenis Data Instansi Keterangan 1. Data Perkembangan jumlah mahasiswa (Series) Rektorat Universitas Parahyangan Dokumen * Data tidak didapatkan di wilayah studi. 35

10 2. Sejarah keberadaan Universitas Parahyangan di kawasan Ciumbuleuit Rektorat Universitas Parahyangan Dokumen 3. Tahapan Pengembangan Universitas Parahyangan Sumber: Hasil Analisa Rektorat Universitas Parahyangan Dokumen Masyarakat (Pemilik tanah, Broker Tanah, RT, RW dll) Tabel III. 4 Data Yang Berasal dari Masyarakat No. Jenis Data Instansi Keterangan 1. Peta Kawasan (terbangun & rencana) RT, RW Dokumen 2. Daftar Harga Lahan, perumahan, properti (Series) RT, RW Brosur, Dokumen, Laporan Publik 3. Informasi Penyediaan Lahan RT, RW Brosur, Dokumen, Laporan Publik Sumber: Hasil Analisa III.4.1 Penetapan Wilayah Studi dan Lokasi Pengamatan Untuk membatasi kawasan studi, dilakukan deliniasi pada daerah-daerah di sekitar universitas yang dijadikan lokasi dari objek penelitian. UNPAR yang berlokasi di jalan Ciumbuleuit, berada di antara dua kelurahan, yaitu Hegarmanah dan Ciumbuleuit. Secara fisik, dua kelurahan ini diapit oleh dua sungai, yaitu sungai Cipaganti dan Cikapundung, sehingga dapat dijadikan batasan bagi kawasan penelitian, jadi kawasan yang dijadikan objek penelitian yaitu dua kelurahan. Namun tidak semua RW dan RT dari dua Kelurahan ini digunakan dalam wilayah studi, terutama di Kelurahan Hegarmanah. Untuk lebih membatasi wilayah studi 36

11 dan lebih fokus terhadap pengaruh UNPAR dan fasilitas kamar sewa (sebagai indikator utama dalam melihat perkembangan universitas terhadap kawasan sekitarnya), maka dilihat RW dan RT yang terdapat fasilitas kamar sewa yang khusus digunakan oleh mahasiswa UNPAR (sebagai ciri dari preferensi mahasiswa). Sehingga pada Kelurahan Hegarmanah digunakan hanya tujuh RW, yaitu RW 01, 02, 03, 08, 09, 10 dan RW 11, sedangkan Kelurahan Ciumbuleuit, seluruh RW-nya dimasukan ke dalam wilayah studi, karena meskipun ada RW yang tidak memiliki kamar sewa, terdapat akses (Jalan Ciumbuleuit) yang menghubungkan universitas dengan daerah tersebut. 37

12 T E S I S Legenda: Kelurahan Kelurahan Hegarmanah UNPAR Jalan Setiabudhi Keteranga Jalan Ciumbuleuit Jalan Hegarmanah WILAYAH STUDI U Skala: Not to Scale NTS To Sumber: Hasil Analisa Gambar III.2 Peta Wilayah Studi 38

13 III.4.2 Waktu dan Lokasi Riset Riset dilakukan pada bulan Agustus 2006 sampai dengan bulan Juni Lokasi riset dilaksanakan di wilayah Ciumbuleuit (seluruh RW dan RT dari Kelurahan Ciumbuleuit; Sebagian RW dan RT dari Kelurahan Hegarmanah). III.4.3 Teknik Pengumpulan Data Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada harga lahan dan fasilitas publik yang tersedia di dalam wilayah studi. Ada dua teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: observasi dan wawancara. Keduanya dijelaskan pada uraian di bawah ini. a. Observasi Guna mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan observasi. Dari observasi ini yang dilihat pertama kali adalah lokasi dari fasilitas pendidikan, kondisi lingkungan wilayah studi (Kelurahan Hegarmanah dan Ciumbuleuit), dan letak serta jenis fasilitas publik yang terbangun di dalamnya. Setelah mengetahui gambaran umum mengenai wilayah studi, maka dapat disusun data-data apa saja yang perlu dicari dan data apa saja yang bisa didapatkan, berkaitan dengan sumber data primer penelitian. Setelah diketahui data apa saja yang diperlukan mengenai wilayah studi, langkah selanjutnya adalah menetapkan teknik sampling yang akan dilakukan. Kegiatan observasi ini merupakan langkah untuk mendapatkan pemahaman mengenai wilayah studi. Kegiatan ini memberikan peneliti common sense mengenai wilayah studi. Dalam observasi ini, ada beberapa hal yang dicatat: kondisi topografi (kemiringan dari RT yang distudi), kepadatan penduduk, jumlah fasilitas dan prasarana tersedia, dan aksesibilitas ke kampus (dilihat dari kondisi jalan: lebar jalan dan perkerasan). Dalam prakteknya, peneliti hanya memperhatikan aspek fisik dari wilayah studi dalam kegiatan observasi ini. Dalam melakukan observasi, peneliti dilengkapi dengan checklist data. Perlengkapan ini berperan dalam melakukan kontrol dan pencatatan terhadap hal-hal yang harus diamati. 39

14 b. Teknik Sampling Dalam kegiatan wawancara terhadap masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan harga lahan di wilayah studi, dilakukan pemilihan responden dengan metode sampling bertujuan (purposive sampling) atau pemilihan secara sengaja. Teknik ini dilakukan pada wilayah studi dengan unit analisis RT yang ada di dalamnya. Teknik ini dipilih karena data yang hendak digunakan di dalam penelitian dimulai dari tahun 1965, keterbatasan informasi yang tercatat dan keterbatasan orang yang memiliki informasi menjadi faktor utama kenapa dipilih teknik sampling bertujuan, dengan memilih responden yang memiliki pengetahuan mengenai perkembangan yang terjadi, baik itu yang tercatat maupun hanya berasal dari ingatan. Pendataan ini dilakukan dengan cara memilih tiga orang yang memiliki pengetahuan tentang jumlah penduduk, harga lahan dan fasilitas publik yang bersifat ekonomi dari RT tempat mereka tinggal sejak tahun Data-data ini kemudian dikumpulkan, lalu dibuat legalisasi kepada pihak Kelurahan guna mendapatkan keabsahan dari wawancara tersebut. Hasilnya digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan yang terjadi pada kawasan studi dan universitas yang berada disana. c. Wawancara Wawancara merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi harga lahan secara langsung melalui responden. Unit analisis dari penelitian ini adalah RT, sehingga semua informasi yang dicari dan disusun berupa data per RT. Kegiatan ini diterapkan dengan mendatangi responden melalui bantuan petugas pemerintah (kelurahan). Dalam konteks ini, petugas pemerintah bertindak sebagai gatekeeper. Langkah pertama adalah menyusun daftar penduduk dari masing-masing RT, data ini didapat dari pihak Kelurahan setempat. Petugas pemerintah (Petugas Kelurhan) membantu dalam penetapan dan penyusunan daftar responden yang memiliki pengetahuan memadai mengenai harga lahan di masing-masing RT. Selain itu, petugas pemerintah bertindak menginformasikan mengenai studi yang dikerjakan peneliti, sehingga mengurangi kecurigaan berlebihan terhadap apa yang dilakukan peneliti. 40

15 Dalam wawancara ada beberapa topik utama yang dijadukan panduan, yaitu perkembangan jumlah penduduk, harga lahan, dan fasilitas pendukung yang bersifat ekonomi (panduan di dalam wawancara ada pada lembar lampiran E). Dalam jumlah penduduk, responden diminta menyebutkan perkiraan dari jumlah penduduk pada tahun yang diperlukan, sebagian responden memiliki pengetahuan yang cukup lengkap, dan yang lainnya hanya dapat menyebutkan beberapa angka sebagai perkiraan jumlah, teknik ini juga diterapkan didalam menyusun data perkembangan fasilitas publik yang bersifat ekonomi. Sedangkan, pada harga lahan responden diminta untuk memberikan perkiraan harga dalam RT tersebut, dengan membagi-bagi RT menjadi beberapa bagian (Bagian tersebut ditetapkan oleh responden itu sendiri) sesuai dengan lokasinya berdasarkan kedekatan dengan jalan atau akses yang tersedia. Hasil dari wawancara langsung dicatat pada catatan lapangan dan tape recoder yang dibawa peneliti. Tape perekam ini berguna bagi peneliti untuk membantu mengingat informasi yang berkaitan dengan harga lahan, jumlah penduduk, jumlah mahasiswa yang tinggal dan fasilitas publik yang bersifat ekonomi, meliputi rentang waktu Selain itu, penggunaan tape perekam membantu meyakinkan peneliti agar tidak ada informasi yang terlewatkan secara sengaja ataupun tidak. III.5 Metode Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data, dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data tersebut. Analisis mengenai harga lahan dilakukan dengan melakukan analisis time series untuk memperoleh gambaran deskriptif mengenai terjadinya perubahan harga lahan. Analisis terhadap harga lahan juga menggunakan statistik deskriptif dengan memfokuskan pada perolehan informasi mengenai tendensi sentral (median) dari harga pada masing-masing tahun tersebut, data harga lahan didapat dari tiga responden yang telah disusun. Penggunaan median dari harga lahan ini, salah satunya adalah karena teknik ini merupakan metode yang lazim dilakukan pada pengambilan harga lahan dari suatu daerah (contoh, perkembangan harga lahan terutama pada negara-negara berkembang yang dilakukan oleh Dowall (1994), alasan lainnya karena adanya 41

16 rentang harga yang cukup jauh di dalam masing-masing RT (nilai minimum dan maksimum). Median dari tiap-tiap RT kemudian dikumpulkan kemudian dibuat penggolongan harga dengan menggunakan teknik natural break dari program ArcView, teknik ini juga dikenal dengan nama jenk s optimization. Penggolongan ini dilakukan agar terlihat suatu perubahan pada kelas-kelas harga yang berlaku pada suatu RT pada tiap-tiap tahunnya. Terkait dengan aspek fasilitas pendidikan, sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini dilihat perkembangan jumlah mahasiswa UNPAR yang didapat dari data sekunder. Dalam hal ini dilihat perkembangan jumlah mahasiswa UNPAR dari tahun (series 5 tahun), sesuai dengan perkembangan dari harga lahan yang dilakukan sebelumnya. Kemudian perkembangan jumlah mahasiswa tersebut akan dikaitkan dengan ketersediaan ataupun perkembangan dari kamar sewa di kawasan studi, karena keberadaan fasilitas ini dilihat amat terpengaruh oleh perkembangan mahasiswa dari suatu fasilitas pendidikan (Sherry, 2005). Jumlah dari kamar sewa per RT didapat melalui wawancara dari ketiga responden. Kemudian angka yang disebutkan responden diambil rata-ratanya dan apabila ada nilai yang memiliki koma maka akan dilakukan pembulatan. Namun ada pula beberapa responden yang memiliki ingatan yang cukup kuat mengenai jumlah dari jumlah mahasiswa di dalam RT tersebut. Data yang didapat akan dilihat sebagai jumlah kamar sewa yang ada pada masing-masing RT. Setelah didapat jumlah per RT, data pertahun akan dibagi kedalam golongan-golongan seperti yang dilakukan pada harga lahan dan dengan metode yang sama pula. Berikutnya adalah perkembangan dari fasilitas publik yang bersifat ekonomi, seperti halnya fasilitas kamar sewa, data yang didapat berasal dari 2, pertama responden yang memiliki atau mengetahui jumlah dari fasilitas secara lengkap, kedua dari responden namun hanya berupa perkiraan saja maka akan dilihat rataratanya, sehingga dapat dijadikan jumlah yang mewakili RT tersebut. Setelah itu, data-data jumlah fasilitas per RT akan dikelompokan dengan menggunakan metode yang sama seperti sebelumnya, yaitu natural break. Selanjutnya pengerjaan analisis dapat dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan analisis tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 42

17 3.5.1 Analisis Perubahan Harga Lahan dan Kaitannya Dengan Perkembangan Wilayah Studi Sebelum Keberadaan UNPAR Dalam melakukan analisa pada wilayah studi sebelum keberadaan UNPAR (Tahun ), dimulai dengan menjelaskan perkembangan harga lahan yang terjadi pada tahun 1965 dan tahun Pada penjelasan harga lahan akan dijelaskan mean, median, modus, range, minimum dan maximum dari harga lahan yang berlaku pada tahun-tahun tersebut, sehingga perubahan pada harga lahan dapat terlihat. Langkah selanjutnya adalah menjelaskan perkembangan yang terjadi pada masingmasing fasilitas publik, yaitu: Kamar sewa Toko-warung Rumah makan-kantin Untuk lebih menjelaskan perubahan harga lahan terhadap fasilitas publik yang ada maka pada tiap tahun, akan dianalisis mengenai keterkaitan antara harga lahan dengan tiap-tiap fasilitas publik dengan menggunakan SPSS melalui metode chi square dan mengukur koefisien kontingensi dari hubungan keduanya. Ini dilakukan setelah menjadikan data variabel kedalam bentuk data nominal. Dalam menggunakan chi square akan digunakan hipotesa: Ho: Tidak ada hubungan antara dua variabel Hi:Ada hubungan antara dua variabel Di dalam menilai besarnya hubungan berdasarkan koefisien kontingensi, digunakan pengukuran korelasi Young (1982): menunjukan adanya derajat asosiasi yang tinggi menunjukan hubungan yang substansial menunjukan adanya korelasi yang rendah. < 0.20 berarti dapat diabaikan. Untuk lebih menjelaskan pola hubungan yang terjadi, analisis chi square akan dibandingkan dengan analisis secara spatial yang kemudian dijelaskan secara deskriptif, mengenai pola yang terjadi dan kaitan antar masing-masing 43

18 variabelnya. Setelah itu dilihat variabel-variabel mana yang saling berhubungan dan seberapa besar hubungan antar keduanya. Dari analisis spatial dan analisis statistik dilihat pola yang terjadi, hubungan antara keduanya, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang akan menjelaskan pengaruh-pengaruh yang terjadi pada perkembangan harga lahan sebelum keberadaan UNPAR. Kemudian dilihat aspek-aspek seperti yang disebutkan oleh Lichfield (1956), mana yang lebih dominan dan bagaimana pola dari perkembangan secara umum yang terjadi di wilayah studi. III.5.2 Analisis Perubahan Harga Lahan dan Kaitannya Dengan Perkembangan Wilayah Studi Setelah Keberadaan UNPAR Secara umum, analisis yang dilakukan pada wilayah studi setelah keberadaan UNPAR tidaklah terlalu berbeda dengan metode yang dilakukan sebelum keberadaan UNPAR. Kemudian dalam mencari dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel-variabel di dalam penelitian ini masih digunakan metode chi square dan koefisien kontingensi. Yang menjadi perbedaan adalah : - Penambahan fasiltas publik foto copy dan warnet Kondisi ini sebagai dampak dari perkembangan jenis fasilitas yang tersedia di dalam wilayah studi, seiring dengan berkembangnya demand terhadap keberadaan fasilitas. - Periode waktu yang diteliti yaitu pada tahun 1990 dan 2005 Tidak seperti pada pembahasan sebelum keberadaan UNPAR yang mengambil waktu awal periode penelitian tahun 1965 dan tahun 1975, dalam analisis setelah keberadaan UNPAR dipilih tahun 1990 dan 2005, yang dapat mewakili kondisi dan tren yang terjadi. Pada tahun 1990, terjadi penurunan jumlah mahasiswa UNPAR, akan dilihat apakah kondisi ini akan mempengaruhi perkembangan wilayah studi secara keseluruhan, kemudian tahun 2005 dipilih sebagai tahun akhir dari penelitian yang dilakukan dan dapat menjadi kesimpulan dari tren yang terjadi. 44

19 Untuk membantu kesimpulan yang mengkaitkan antara perkembangan UNPAR dan harga lahan di wilayah studi (Tahun 1990 dan 2005) selain melalui pengukuran dengan menggunakan teknik statistik chi square dan koefisien kontingensi), akan dilakukan overlay peta. Peta pertama adalah pola harga lahan pada tahun 1975, yang kedua adalah peta Pengaruh UNPAR dan fasilitas terhadap harga lahan di wilayah studi. Peta pengaruh UNPAR dan fasilitas publik yang terbangun, merupakan hasil dari observasi langsung dari lapangan dengan cara mengukur harga lahan di daerahdaerah sekitar UNPAR, dengan jarak: 5 menit (dengan berjalan kaki) 10 Menit (dengan berjalan kaki) 15 menit (dengan dengan berjalan kaki) 5 Menit (dengan kendaraan (motor)) Cara ini dilakukan dengan berjalan atau menggunakan kendaraan (motor), dari batas terluar UNPAR ke daerah-daerah sekitarnya melalui akses yang tersedia dan biasa digunakan oleh mahasiswa UNPAR. Teknik ini dipilih karena di dalam memilih kamar sewa ( sebagai indikator utama ketersediaan fasilitas yang terkait langsung dengan perkembangan dari jumlah mahasiswa di dalam fasilitas pendidikan), faktor jarak dan akses menjadi faktor yang sangat mentukan bagi preferensi mahasiswa di dalam memilih kamar sewa, disamping dari harga sewa kamar dan fasilitas yang tersedia di dalam kamar sewa tersebut (adapun faktor harga sewa kamar dan kelengkapan kamar sewa tersebut tidak dimasukan ke dalam penelitian). Dalam menentukan jarak dari fasilitas pendidikan digunakan waktu dan bukannya jarak, karena kontur dari wilayah studi yang memiliki kemiringan yang cukup tinggi, maka akan mempengaruhi jarak tempuh, ketika dengan waktu 5 hingga 15 menit jarak yang ditempuh akan mengalami perbedaan sesuai dengan kondisi kontur dari akses. 45

BAB VI PENUTUP VI. 1 Temuan Studi

BAB VI PENUTUP VI. 1 Temuan Studi BAB VI PENUTUP Pada bab ini dijelaskan hasil temuan dari penelitian, kemudian kesimpulan yang diambil berdasarkan kondisi di lapangan dan menurut teori (hasil analisis), serta memberikan rekomendasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Suatu aktivitas akan memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya, salah satu hasil dari pengaruh tersebut adalah perubahan pada harga lahan. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bagian ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup, metode studi, manfaat studi, serta sistematika penulisan yang akan digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN UNIVERSITAS PARAHYANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI SEKITARNYA

PENGARUH KEBERADAAN UNIVERSITAS PARAHYANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI SEKITARNYA PENGARUH KEBERADAAN UNIVERSITAS PARAHYANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI SEKITARNYA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. IV METODE PENELITIAN 4. 1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perwilayahan adalah usaha untuk membagi bagi permukaan bumi atau bagian permukaan bumi tertentu untuk tujuan yang tertentu pula (Hadi Sabari Yunus, 1977).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian akan menggambarkan langkah-langkah atau tahapan dari suatu penelitian dalam mencapai tujuan penelitian tersebut. Dimana dalam metode penelitian ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Lokasi penelitian berada di wilayah DAS Cisadane segmen Hulu, meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Mulai Moda yang dipakai Pemodelan pemilihan moda perjalanan menuju kampus menggunakan kendaraan pribadi dan umum (Universitas Mercu Buana) Karakteristik pola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab metode penelitian ini dijabarkan mengenai rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi

BAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi BAB 5 PENUTUP Pada bagian ini, akan dibahas temuan studi yang didapat, kesimpulan, kelemahan studi, rekomendasi yang dapat diberikan untuk perencanaan di masa yang akan datang, serta masukan untuk studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Mulai Moda yang Dipakai Karakteristik Perjalanan Mahasiswa Kelas Karyawan Universitas Mercu Buana Menggunakan Mobil Pribadi Waktu Perjalanan Data Primer Data

Lebih terperinci

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu ruang terbuka di kawasan perkotaan yang didominasi tutupan lahannya oleh vegetasi serta memiliki fungsi antara lain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk semakin hari semakin meningkat. Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan air bersih. Peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA Rizki Maulana NRP. 3608 100 067 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Lebih terperinci

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Kota Tangerang Selatan yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Tangerang propinsi Banten. Kota Tangerang Selatan mempunyai luas wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Tasikmalaya, dengan lingkup wilayah studi area PKL di BWK I. Alasan dipilihnya BWK I karena kawasan ini merupakan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di kawasan perkotaan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pada bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2008. Gambar 3. Citra IKONOS Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan jalan merupakan sistem prasarana utama yang menjadi bagian dari sistem jaringan transportasi darat. Jaringan jalan disebut juga sebagai tonggak penggerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 1960 menjadi sejarah dalam sistem penguasaan dan kepemilikan tanah di Indonesia pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Sistem penguasaan tanah oleh Belanda

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (1988:151) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Obyek Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan dengan masa lalu atau sejarah terbentuknya kota serta berkaitan dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PEMBANGUNAN HOTEL IMPERIUM ASTON TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI PUSAT KOTA PURWOKERTO

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PEMBANGUNAN HOTEL IMPERIUM ASTON TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI PUSAT KOTA PURWOKERTO UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH PEMBANGUNAN HOTEL IMPERIUM ASTON TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI PUSAT KOTA PURWOKERTO TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh:

Lebih terperinci

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-116 Keterkaitan Karakteristik di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang Dian Nur afalia, Ketut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Pada bagian ini akan dipaparkan tinjauan literatur mengenai lahan, pengaruh universitas terhadap wilayah di sekitarnya, informasi harga lahan, serta teori mengenai sampling dan

Lebih terperinci

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: IKE ISNAWATI L2D 001 431 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM Metodologi penelitian ini menguraikan tahapan penelitian yang dilakukan dalam studi ini. Penggunaan metode yang tepat, terutama dalam tahapan pengumpulan dan pengolahan data,

Lebih terperinci

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses

Sejalan dengan berkembangnya suatu kota atau wilayah dan meningkatnya kebutuhan manusia, infrastruktur jalan sangat diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem transportasi terutama infrastruktur jaringan jalan merupakan salah satu modal utama dalam perkembangan suatu wilayah. Pada daerah perkotaan, terutama, dibutuhkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah administratif Kabupaten Tulang yang terdiri dari 13 kecamatan. Waktu pelaksanaan penelitian selama kurang lebih 8 (delapan) bulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tidak menunjukkan peningkatan, justru sebaliknya laju pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o 40 30 LS-6 o 46 30 LS dan 106

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS

BAB III DATA DAN ANALISIS BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Data Penelitian mengenai Penyediaan Set Pelayanan Umum Perkotaan yang Sesuai dengan Preferensi Local Business di Kota Depok ini menggunakan dua jenis data, yaitu data sekunder

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP HARGA JUAL RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP HARGA JUAL RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH KONVERSI LAHAN TERHADAP HARGA JUAL RUMAH UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KECAMATAN TEMBALANG TUGAS AKHIR Oleh: RAMPI MELATI L2D 007 048 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk berdasarkan proyeksi sensus penduduk tahun 2012 yaitu 2,455,517 juta jiwa, dengan kepadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan sangat diperlukan untuk kelanjutan hidup manusia. Kemajuan pembangunan di suatu wilayah sejalan dengan peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dan data sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan sumber-sumber

METODE PENELITIAN. dan data sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan sumber-sumber III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan sumber-sumber

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan: 23 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan lahan baik

Lebih terperinci

2.4 Kerangka Teori dan Pertanyaan Penelitian... 47

2.4 Kerangka Teori dan Pertanyaan Penelitian... 47 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar III.1 di bawah ini. Gambar III.1. Diagram Alir Penelitian 28 III.2 Waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan Cross Sectional dengan metode survei yang menggunakan kuesioner, lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lampung Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH Diklat Perencanaan dan Persiapan Pengadaan Tanah KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan objek Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, seperti pada Gambar 2. Analisis spasial maupun analisis data dilakukan di Bagian

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi BAB VI PENUTUP Pada bab terakhir ini dipaparkan beberapa hal sebagai bagian penutup, yakni mengenai temuan studi, kesimpulan, rekomendasi, kelemahan studi serta saran studi lanjutan. VI.1. Temuan Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan dan uji laboratorium. Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran potensi debit, potensi

Lebih terperinci

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU Feki Pebrianto Umar 1, Rieneke L. E. Sela, ST, MT², & Raymond Ch. Tarore, ST, MT 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.

Lebih terperinci

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development C481 Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development Virta Safitri Ramadhani dan Sardjito Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan 20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengambilan sampel data kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan cara purposive

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan metode survai,

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian 22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. III. 2 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian untuk studi ini diperlihatkan melalui bagan alir pada Gambar III.1.

BAB III METODOLOGI. III. 2 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian untuk studi ini diperlihatkan melalui bagan alir pada Gambar III.1. BAB III METODOLOGI III.1. Umum Metodologi adalah suatu proses, prinsip dan prosedur yang akan digunakan untuk mendeteksi masalah dalam mencari jawaban. Metodologi adalah pendekatan umum untuk mengkaji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISA VARIABEL PENELITIAN METODE SAMPLING BAB III METODE PENELITIAN 10 PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Tangerang. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada tahun 2013

Lebih terperinci

PENELITIAN GEOGRAFI I

PENELITIAN GEOGRAFI I KTSP K-13 Kelas X geografi PENELITIAN GEOGRAFI I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian dan sifat penelitian. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS

BAB III DATA DAN ANALISIS BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1 Data Penelitian mengenai Penyediaan Set Pelayanan Umum Perkotaan yang Sesuai dengan Preferensi Local Business di Kota Depok ini menggunakan dua jenis data, yaitu data sekunder

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG

KAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG KAJIAN TINGKAT PELAYANAN FASILITAS SOSIAL BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PERKOTAAN SUBANG Oleh : Meyliana Lisanti 1, Reza M. Surdia 2 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan salah satu faktor penunjang kehidupan di muka bumi baik bagi hewan, tumbuhan hingga manusia. Lahan berperan penting sebagai ruang kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi satelit penginderaan jauh merupakan salah satu metode pendekatan penggambaran model permukaan bumi secara terintegrasi yang dapat digunakan sebagai data dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber : )

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Lokasi Kota Probolinggo (Sumber :  ) BAB III METODOLOGI 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Probolinggo merupakan salah satu kota yang terletak di Propinsi Jawa Timur, dimana posisinya berada pada 7º 43 41-7º 49 04 Lintang Selatan dan 113º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Bodetabek adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, dimana terjadi interaksi secara langsung antara keduanya, hal ini pula yang menyebabkan

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: DIAN HERYANI L2D 002 393 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret hingga September 2007 di hulu DAS Ciliwung, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, hulu DAS Ciliwung terletak pada 106º55

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: BAMBANG WIDYATMOKO L2D 098 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, hampir sebagian kota di Indonesia berkembang semakin pesat, di tandai dengan laju pertumbuhan dan persebaran penduduknya lebih terpusat kepada kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana transportasi lainnya. Sarana ini adalah salah satu bagian yang terpenting dalam menumbuhkan,

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR INTISARI

FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR INTISARI JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 4 No 1 Januari 2017 Halaman 19-26 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR PENYEBAB PENGEMBANG MEMILIH LOKASI PERUMAHAN DI KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, 41 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Baleendah dipilih karena merupakan salah satu kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 31 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada cakupan wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Parongpong. Kecamatan Parongpong

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 133 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari studi penelitian dan rekomendasi yang bisa di ambil dalam studi. Selain itu akan dibahas mengenai kelemahan studi

Lebih terperinci

BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH

BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil analisis pola konsumsi air bersih rumah tangga di Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Kawasan Mangrove Karangsong yang berlokasi di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu,

Lebih terperinci

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Disusun Oleh : Eliya Saidah H0402035 III. METODE PENELITIAN A. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TAHAPAN PENELITIAN Tahapan penelitian disajikan dalam diagram langkah-langkah metodologi penelitian yang merupakan skema sistematis mengenai keseluruhan proses studi yang

Lebih terperinci

Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat

Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-8 1 Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat Ayu Kemala Ghana dan Ardy Maulidy Navastara, ST., MT. Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci