STUDI PENJELAJAHAN TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI INTERNET DI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
|
|
- Sudirman Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Spirit Publik Volume 2, Nomor 2 Halaman: ISSN Oktober 2006 STUDI PENJELAJAHAN TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI INTERNET DI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Explanatory Study of Electronic Government Procurement in the Departement of Public Work Oleh: Rino A. Nugroho Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS (Diterima tanggal 20 Mei 2006, disetujui tanggal 24 Juni 2006) ABSTRACT The Department of Public Works (Dep. PU) is one of the government organizations in Indonesia applying electronic government procurement (e-gp) system, which they call PBJMI, to reduce corruption on their procurement process. Although this system had been implemented for 4 years, there is no clear evidence whether this system fulfill Dep. PU expectation to reduce corruption or not. This research held to explore the e-gp system, especially in its ability to reduce corruption in Dep. PU. Key words: electronic government procurement, exploratory study PENDAHULUAN Pengadaan barang/jasa (PBJ) di instansi pemerintah rentan penyimpangan. Panitia PBJ (aparat pemerintah) ditengarai sering bekerja sama dengan penyedia barang/jasa untuk kepentingan mereka sendiri (Indonesian Procurement Watch, 2005). Biasanya kerjasama terjadi pada saat pertemuan tatap muka antara kedua pihak tersebut. Untuk mengatasi hal itu diperlukan media perantara agar pertemuan tatap muka dapat dikurangi. Sistem pengadaan elektronik (electronic procurement) dapat menjadi media perantara dalam PBJ instansi pemerintah, karena sistem ini mempertemukan panitia pengadaan dengan penyedia PBJ melalui media Internet. Sistem electronic procurement (e-proc) diimplementasikan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dep. PU) sejak tahun 2002 (Nugroho, 2005), dengan nama sistem pengadaan barang/jasa melalui Internet (PBJMI). Tujuan dari implementasi sistem ini adalah untuk mengurangi penyimpangan anggaran pengadaan barang/jasa dengan mendorong transparansi proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Dep. PU. Meskipun sudah diimplementasikan selama 4 tahun hingga kini belum diketahui besarnya penyimpangan yang dapat dikurangi oleh sistem ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hal tersebut. 1. Landasan Teori PEMBAHASAN Pengadaan barang/jasa dilakukan oleh sektor publik dan swasta untuk memenuhi kebutuhan organisasi mereka. Kedua sektor tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam pengadaan barang/jasa, perbedaan itu adalah sebagai berikut: 75
2 Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal a. Sektor swasta dapat mengadakan barang/jasa saat mereka membutuhkannya, dengan kemampuan mereka sendiri ataupun hutang. b. Sektor publik harus melakukan lelang ketat agar mendapatkan barang/jasa yang terbaik dengan harga murah ( Meskipun harga murah merupakan salah satu karakteristik dari pengadaan barang/jasa, tetapi pada kenyataanya sering terjadi praktek penggelembungan harga sehingga harga barang/jasa membengkak (Indonesian Procurement Watch, 2005). Pembengkakan anggaran terjadi karena adanya penyimpangan berupa kebocoran dalam pengadaan barang/jasa. Kebocoran merupakan jenis penyimpangan yang menimbulkan kerugian negara, oleh karena itu kebocoran lekat dengan korupsi. Korupsi dalam PBJ Indonesian Procurement Watch terjadi dalam beberapa bentuk, antara lain dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini : Gambar 1: Bentuk korupsi dalam PBJ (Indonesia Procurement Watch, 2005) Pemalsuan Penyuapan Penggelapan Sumbangan Ilegal Nepotisme Bagaimana & darimana Uang Barang Fasilitas hasil korupsi diperoleh Komisi Pemerasan Bisnis Orang Dalam Penyalahgunaan wewenang Pilih Kasih Apabila dicermati lebih jauh kegiatankegiatan tersebut dapat terjadi apabila ada pertemuan tatap muka antara panitia PBJ dengan penyedia PBJ, oleh karena itu perlu ada media perantara di antara kedua pihak tersebut agar penyimpangan dapat ditekan. Selain dapat membatasi pertemuan tatap muka, sebaiknya media tersebut juga dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas agar masyarakat dapat ikut mengawasi proses PBJ. Konsep Teknologi Informasi (TI) yang dapat digunakan untuk PBJ adalah electronic procurement (e-proc). E-proc adalah penggunaan media elektronik untuk pengadaan barang dan jasa dalam organisasi (Turban, 2004), media elektronik yang digunakan dapat berupa Internet, sistem informasi dan jaringan lainnya. Istilah ini identik dengan sektor swasta, di lain pihak untuk instansi pemerintah, dikenal istilah electronic government procurement (e-gp). Seperti halnya e-proc, e-gp juga menggunakan TI untuk melaksanakan hubungan pengadaan pekerjaan, barang dan jasa konsultansi, hanya saja pengadaan ini dilakukan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Leipold, 2003). Istilah e-proc dalam penelitian ini mengacu pada penjelasan e-gp tersebut. Sistem e-proc Dep. PU diberi nama pengadaan barang/jasa melalui internet (PBJMI), dan dilaksanakan sejak tahun Berdasarkan penelitian sebelumnya (Rino, 2005) PBJMI memiliki 3 metode yaitu: (a) Copy To Internet (CTI), berisi pelaksanaan pelelangan mulai dari pengumuman pelelangan, proses kualifikasi, proses pelelangan sampai dengan pengumuman pemenang, dimulai pada tahun (b) Semi Electronic Procurement (SE), merupakan suatu pelaksanaan pelelangan yang dilakukan secara 76
3 Spirit Publik Volume 2, Nomor 2 Halaman: interaktif antara panitia lelang dan penyedia jasa, namun belum mencakup seluruh proses lelang. (c) Full Electronic Procurement (FE), dengan metode ini seluruh proses pelelangan sudah dilakukan secara interaktif melalui internet. Untuk melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan exploratory design (desain penjelajahan) yang merupakan satu desain dari penelitian kuantitatif (McNabb, 2002). Desain ini dipilih karena dianggap mampu untuk memberikan pengertian yang mendalam tentang keuntungan dari implementasi sistem PBJMI di Dep. PU. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan dua metode yaitu: wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada key informant, yaitu Kepala Pusat Data (Pusdata) Dep. PU dan Kepala Subbidang Aplikasi Pusdata Dep. PU. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terakhir dari sistem PBJMI saat penelitian ini dilakukan, yaitu pada tahun Dokumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah dokumen publik dan dokumen administrasi (Sarantakos, 1998). Dokumen publik mencakup keputusan/peraturan menteri PU tentang PBJ yang terbaru sedangkan dokumen administrasi mencakup dokumen internal Dep. PU. Pengambilan data dokumen internal ini dibatasi pada tahun , karena pada kurun waktu tersebut terdapat kesamaan format dokumen internal di lingkungan Dep. PU. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan proses siklus (Sarantakos, 1998) meliputi data reduction, data organization, dan interpretation. Lebih lanjut untuk mengintepretasikan hasil penelitian, digunakan metode Succesive Approximation yang dikemukakan Neuman (Sarantakos, 1998). Metode ini mencocokkan hasil reduksi data dengan konsep peneliti. Penelitian ini menggunakan metode tersebut dengan cara mencocokkan hasil reduksi data dengan pertanyaan penelitian. 2. Hasil Penelitian Hasil penelitian akan disajikan oleh peneliti dalam 2 bagian berdasarkan metode ISSN Oktober 2006 pengumpulan data, yaitu wawancara dan dokumentasi. 1.1.Wawancara Berdasarkan hasil wawancara untuk mengetahui kondisi terbaru dari sistem PBJMI, peneliti menemukan penjelasan masingmasing metode PBJMI sebagai berikut: i. Metode Copy To Internet (CTI), hanya memasukkan pengumuman dan data proses PBJ melalui Internet, tetapi proses PBJ itu sendiri masih manual. Panitia pengadaan tidak harus memasukkan data langsung dari tempat kerja mereka, data pengadaan dapat dikirimkan kepada daerah terdekat yang memiliki sarana/ prasarana PBJMI. ii. Metode Semi Electronic Procurement (SE), beberapa proses pengadaan barang/ jasa dalam metode ini sudah dilakukan secara interaktif melalui Internet, sehingga panitia pengadaan barang/jasa harus memiliki sarana/ prasarana dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu untuk mengakses sistem PBJMI. iii. Semi Electronic Procurement Plus (SEP), metode ini diimplementasikan tahun 2006 sebagai pengganti metode FE yang belum dapat diimplementasikan karena tidak adanya hukum tentang kesahihan transaksi elektronik. Metode ini serupa dengan metode SE, tetapi ada tambahan fasilitas untuk mengumpulkan dokumen penawaran dari penyedia barang/jasa melalui Internet. Berdasarkan hasil reduksi dan organisasi data hasil wawancara tersebut, peneliti mengintepretasikan bahwa: i. Metode CTI berperan dalam mengatasi kebocoran PBJ dengan memberikan informasi PBJ yang tepat kepada masyarakat luas dan penyedia PBJ. Ini antara lain mempengaruhi proses pengumuman pelelangan. 77
4 Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal ii. Metode SE berperan dalam mengurangi tatap muka dalam proses PBJ. Ini antara lain mempengaruhi proses pengumuman pelelangan, pengambilan dokumen lelang, pengumuman calon pemenang, sanggahan, dan penetapan pemenang. iii. Metode SEP, sama halnya dengan metode SE metode ini berperan dalam mengurangi tatap muka dalam proses PBJ. Proses PBJ yang dipengaruhi oleh metode ini juga sama dengan SE, meskipun demikian ada perbedaannya yaitu dokumen pelelangan diserahkan melalui internet. Secara ringkas perbedaan SE & SEP digambarkan sebagai berikut: Gambar 2: Perbedaan metode SE & SEP dalam alur PBJ (diolah dari Pusdata Dep. PU) SEP Perencanaan Pengadaan Pengumuman Pelelangan Pengambilan Dokumen Aanwijzing SE Penetapan Pemenang Sanggahan Pengumuman Calon Pemenang Evaluasi Penawaran Penyerahan Dokumen Penawaran = interaksi panitia & penyedia barang/jasa via internet 1.2.Dokumentasi Penjelasan menggunakan metode ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan temuan penelitian. a.temuan Dokumen Penyimpangan Dokumen penyimpangan merupakan dokumen internal Dep. PU yang bersifat rahasia, sehingga peneliti menampilkan temuan dokumen ini dalam bentuk presentase. Temuan dokumen ini ditabelkan dalam tabel 1 berikut: Tabel 1. Kebocoran anggaran Dep. Pu Tahun Anggaran Persentase Kebocoran Anggaran ,30% ,41% ,26% Rata-rata 1,99% Rata-rata besarnya anggaran Dep. PU untuk tahun adalah sebesar Rp ,00. Dengan demikian rata-rata besarnya kebocoran anggaran Dep. PU tahun adalah sebesar Rp ,00. b.temuan Permen PU No 604/PRT/M/2005 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 604/PRT/M/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan pada Pemilihan Penyedia Jasa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Di dalam Departemen PU tersebut disebutkan kegiatan-kegiatan PBJ yang rentan kebocoran dengan indikasi penyimpangan yang mungkin terjadi. Oleh peneliti 78
5 Spirit Publik Volume 2, Nomor 2 Halaman: kegiatan-kegiatan tersebut dikaitkan dengan metode PBJMI, apabila metode PBJMI mampu mengatasi kebocoran pada satu indikasi penyimpangan diberi angka 1 dan ISSN Oktober 2006 apabila tidak mampu mengatasi kebocoran diberi angka 0. Keterkaitan antara keduanya ditabelkan dalam tabel 2 berikut: Tabel 2. Interpretasi Peneliti Terhadap Kemampuan Metode Sistem PBJMI Dalam Mengatasi Penyimpangan PJB Reduksi Data Interpretasi Peneliti No Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Indikasi Penyimpangan CTI SE SEP 1 Perencanaan pengadaan Satker tidak membuat jadwal dan tidak mengalokasikan dalam DPA Penggelembungan Anggaran Rencana Pengadaan yang diarahkan Rencana Pemaketan untuk KKN Penentuan Jadwal Pengadaan yang tidak realistis Panitia Panitia tidak memiliki sertifikat keahlian Integritas panitia lemah Panitia tidak transparan, dan atau memihak Penyusunan Dokumen Dokumen tidak sesuai ketentuan kualifikasi Evaluasi tidak sesai dengan kriteria Penyusunan Dokumen lelang Spesifikasi yang diarahkan Rekayasa Kriteria Evaluasi Dokumen lelang non standar dan atau tidak lengkap Pengumuman Tidak ada pakta integritas Pengumuman lelang semu/fiktif Pengumuman lelang tidak lengkap Jangka waktu pengumuman terlalu singkat Pengambilan Dokumen Tidak ada pakta integritas Dokumen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten) Waktu pengambilan dokumen terbatas Lokasi pengambilan dokumen sulit dicari Penyusunan HPS/OE Nilai HPS tidak diumumkan Penggelembungan (mark up) HPS Harga dasar yang tidak standar Penemuan estimasi harga tidak sesuai aturan Metode pelaksanaantidak realistis Rapat Penjelasan (Aanwijzing) 9 Penyerahan dan Pembukuan Penawaran Rapat penjelasan yang terbatas Informasi diskripsi terbatas Penjelasan tidak dimuat dalam berita acara Relokasi tempat penyerahan dokumen penawaran Penerimaan dokumen yang terlambat Penyerahan Dokumen Fiktif Evaluasi Penawaran Evaluasi Cacat Penggantian Dokumen Penawaran Indikasi pengaturan diantara penyedia jasa Indikasi pengaturan diantara penyedia jasa/panitia/pengguna Tidak dilakukan verifikasi, konfirmasi, dan validasi para calon pemenang Pengumuman Calon Pemenang 12 Sanggahan Peserta 13 Penunjukan Pemenang Tidak diumumkan Pengumuman terbatas Tanggal pengumuman ditunda Pengumuman yang tidak sesuai dengan kaidah pengumuman Tidak seluruh sanggahan ditanggapi Substansi sanggahan tidak ditanggapi Sanggahan proforma untuk menghindari tuduhan tender diatur Sanggahan banding Surat penunjukkan tidak sesuai jadwal, sengaja ditunda pengeluarannya Surat penunjukkan tidak sah PCM (Pre Construction Meeting) Pemandangan Kontrak Penandatanganan kontrak yang ditunda-tunda dan Pelaksanaannya Penandatanganan kontrak yang tidak sah Jumlah indikasi yang penyimpangannya dapat diatasi Keterangan Interpretasi Peneliti : 79
6 Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal = tidak bisa dibatasi/dihindari dengan penggunaan sistem 1 = bisa dibatasi/dihindari dengan penggunaan sistem Tabel 2 menunjukkan adanya 50 indikasi penyimpangan PBJ. Berdasarkan penyimpangan tersebut dapat disusun banyaknya indikasi penyimpangan yang dapat diatasi oleh masingmasing metode adalah sebagai berikut: i. Metode CTI, mampu mengatasi 14 indikasi penyimpangan atau setara dengan 28% dari tota indikasi penyimpangan. ii. Metode SE, mampu mengatasi 21 indikasi penyimpangan atau setara dengan 42% dari total indikasi penyimpangan. iii. Metode SEP, mampu mengatasi 25 indikasi penyimpangan atau setara dengan 50% dari total indikasi penyimpangan. Agar mendapatkan gambaran yang lebih lengkap peneliti mengkaitkan besarnya kemampuan mengatasi penyimpangan masing-masing metode dengan besarnya rata-rata penyimpangan anggaran Dep. PU pada tahun , hingga didapat besarnya kebocoran yang dapat diatasi oleh masing-masing metode PBJMI dalam bentuk mata uang Rp adalah sebagai berikut: i. Metode CTI ii. = 28% x Rp ,00 = Rp ,00 Metode SE = 42% x Rp ,00 = Rp ,00 iii. Metode SEP = 50% x Rp ,00 = Rp ,00 Hasil penghitungan ini menunjukkan sistem PBJMI mampu mengatasi kebocoran anggaran Dep. PU. KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk mengimplementasikan sistem pengadaan barang/jasa melalui internet (PBJMI), ternyata mampu menghemat anggaran Dep. PU dengan mengatasi kebocoran anggaran departemen tersebut. Sistem PBJMI Dep PU memiliki 3 metode untuk PBJ yaitu CTI, SE, dan SEP. Masing-masing metode tersebut mampu mengatasi kebocoran dengan persentase kemam-puan mengatasi indikasi kebocoran yang berbedabeda. Metode yang terbaik dalam mengatasi kebocoran adalah metode SEP karena mampu mengatasi 50% indikasi penyimpangan dalam proses PBJ. DAFTAR PUSTAKA Leipold, Knut, 2003, Government Your Fingertips: Strategic Framework of the World Bank, International Conference on Electronic Government Procurement (e-gp) Sustainable Implementation, October 26-28, McNabb, David. E, 2002, Research Methods in Public Administration and Nonprofit Management, New York : ME Sharpe. Rino A. Nugroho, 2005, Monitoring Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Internet di Departemen Pekerjaan Umum, Spirit Publik: Jurnal Ilmu Administrasi, Hal Sarantakos, Sotirios, 1998, Social Research 2nd edition, Australia: MacMillan Education. Turban, Efraim, 2004, Electronic Commerce: A Managerial Perspective New Jersey: Pearson Education Inc. Sumber lain : Indonesia Procurement Watch, 2005, Tool Kit Antikorupsi Bidang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Indonesia Procurement Watch. diakses tanggal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan tender
Lebih terperinciPENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA
PENGANTAR BARANG/JASA Prinsip Pengadaan Etika Pengadaan Para Pihak dalam Pengadaan Siklus Pengadaan Penyimpangan dalam proses Pengadaan Saifoe El Unas PRINSIP-PRINSIP ETIKA 1. Melaksanakan tugas scr tertib
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem e-procurement atau pengadaan barang/ jasa secara elektronik melalui internet di Indonesia pada perspektif pemerintah dipercaya sebagai alat/instrumen untuk
Lebih terperinciPengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.
Saifoe El Unas 1 Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG
KAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Liya Indah Wulandari, Saifoe El Unas, M. Hamzah Hasyim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciDaftar Isi. Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI
Daftar Isi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI 1 PEDOMAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Surat Kepala BPKP No.S-506/K/D1/2007 Tanggal,30 April 2007 2 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Tujuan
Lebih terperinciFakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi yang ongkosnya semahal korupsi dalam pengadaan barang dan jasa (Donald Strombom, 1998) Bank Dunia
Mencegah Korupsi di Bidang Pengadaan Barang & Jasa Instansi Pemerintah Oleh : Adnan Topan Husodo (Wakil Koordinator ICW) Fakultas Hukum UI, 22 Juni 2010 Fakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi
Lebih terperinciBersatu Mengawal Pengadaan Yang Bebas Korupsi
Bersatu Mengawal Pengadaan Yang Bebas Korupsi Pendahuluan LPSE dan Ruang Lingkup TI Angka korupsi di Indonesia masih tinggi Skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010 = 2,8 Rangking ke-110 di dunia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas gedung pada suatu instansi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang/ jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu proses pada proyek tertentu, seperti proyek pemerintah yang berskala besar. Pengadaan barang/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan (proyek) pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan/tender. Proses ini menjadi sangat penting
Lebih terperinciTINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA DAN CATATAN PENTING UNTUK MENGHINDARINYA
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA DAN CATATAN PENTING UNTUK MENGHINDARINYA OLEH : DR.GAZALBA SALEH, S.H.M.H (HAKIM AGUNG RI / MANTAN HAKIM AD HOC TIPIKOR) Pendahuluan Dalam rangka pembangunan
Lebih terperincibarang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan
BAB IV TINJAUAN HUKUM MENGENAI PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI SISTEM ELEKTRONIK PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan aktivitas pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana bagi masyarakat. Dalam
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit PBJ Hotel Lor In Sentul Jawa Barat
Disampaikan Dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit PBJ Hotel Lor In Sentul Jawa Barat Sentul, 2 Juni 2016 Curiculum Vitae Nama : Prof Dr. H. JAMAL WIWOHO,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 604/PRT/M/2005 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 604/PRT/M/2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PADA PEMILIHAN PENYEDIA JASA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN METODE PELELANGAN UMUM PASCAKUALIFIKASI NOMOR : /BAPP/DP/DISDIK-KS/2012 TANGGAL : 22 JUNI 2012 UNTUK
PEMERINTAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DINAS PENDIDIKAN KOMPLEK PERKANTORAN PEMERINTAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TELUK KUANTAN TELP (0760) 561600-561601-561602 FAX (0760) 561622 BERITA ACARA PEMBERIAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
a. perencanaan kontinjensi dan perencana pemulihan b. pengendalian kecurangan, c. meminimalkan eksposur terhadap sumber risiko, d. kebijakan dan pengendalian e. pemisahan atau relokasi suatu aktivitas
Lebih terperinciAUDIT MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN
AUDIT MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN Nama Kelompok 5 : Ni Kadek Sri Wulandari (13.33.121.001) Muhammad Fathoroni (13.33.121.027) Kadek Wiyta Wahyundari (13.33.121.029) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciLEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN / PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW DINAS PENDIDIKAN PANITIA PENGADAAN BARANG & JASA Jl. Molosing Desa Motabang Kecamatan Lolak BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN / PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN Nomor
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Kegiatan Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Solo 24 April 204
Disampaikan Dalam Kegiatan Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Solo 24 April 204 Curiculum Vitae Nama Tempat tgl lahir Tempat tinggal Pendidikan Status HP e-mail Website Twitter Facebook Prof Dr. H.
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL
BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL.01.02.16.010.2011 Pada hari ini rabu, tanggal dua bulan november tahun dua ribu sebelas, dimulai pada pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 11.00 wib, Panitia
Lebih terperinciSURAT EDARAN NOMOR: 07/SE/M/2012
Kepada Yth.: MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 1. Para Pejabat Eselon I A di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum 2. Para Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Kimpraswil di seluruh Indonesia 3. Para Kepala
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 04/POKJA-ULP/APBD/IX/2011
BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 04/POKJA-ULP/APBD/IX/2011 Pada hari ini, Jumat tanggal Dua puluh tiga bulan September tahun Dua Ribu Sebelas (23 09 2011) pukul 11.00 WIB s/d 14.00 WIB telah diadakan
Lebih terperinci- 1 - TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA KERJASAMA BAB I PENDAHULUAN
- 1 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM
Lebih terperinciKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT IMPLEMENTASI SPSE KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TA 2016
IMPLEMENTASI SPSE TA 2016 Dasar Hukum Peraturan Presiden No 54 /2010 ttg PBJ Pemerintah sebagaimana terakhir kali diubah melalui Perpres No 4 / 2015 Pasal 106 (1) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilakukan
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 21/PAN/SDA-09/APBD/V/2011
POKJA PENGADAAN BARANG/JASA PEMBANGUNAN/PENINGKATAN/REHABILITASI JARINGAN IRIGASI BIDANG SUMBER DAYA AIR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor
Lebih terperinciAkselerasi Daya Dukung E-Procurement dan Model Penumbuhan Iklim Usaha Daerah berbasis E-Gov
Akselerasi Daya Dukung E-Procurement dan Model Penumbuhan Iklim Usaha Daerah berbasis E-Gov Rachmat Hidayat 1 dan Suji 2 Email: kognisi@gmail.com dan kognisi_otak@yahoo.com Mahasiswa yang terlibat: Taufik
Lebih terperinciLAMPIRAN RISALAH AANWIZING
1 LAMPIRAN RISALAH AANWIZING BAB I. UMUM BAB II. PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI Pengumuman pelelangan tercantum dalam pada aplikasi SPSE BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) A. Umum
Lebih terperinciRISALAH -AANWIJZING NOMOR : 65/ADD-LL/POKJAII/VIII/2011
RISALAH -AANWIJZING NOMOR : 65/ADD-LL/POKJAII/VIII/2011 Kegiatan : Pemantapan Revitalisai Program Keluarga Berencana Pekerjaan : Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kesehatan Masyarakat Lokasi : Kota Batam
Lebih terperinciKementerian Sosial RI
Kementerian Sosial Republik Indonesia Tahun Anggaran 2012 Addendum ke 2 Pengadaan Secara Elektronik PEKERJAAN SEWA BANDWIDTH INTERNET TAHUN 2013 Nomor : 001/BKS-Set.BKS/PPBJ/PDT/1/2013 Metode Pelelangan
Lebih terperinciPERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2)
PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas Padang *Email :
Lebih terperinciAirnav indonesia. V e r s i PENGENALAN spse PANITIA SOSIALISASI PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) TANGERANG, 2-3 MEI 2016
Airnav indonesia V e r s i 3. 6 PENGENALAN spse PANITIA SOSIALISASI PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) TANGERANG, 2-3 MEI 2016 DASAR HUKUM PER-031/LPPNPI/IX/2015 Bab VIII Pengdaan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG / JASA SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI 4.1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1.1. Sejarah Singkat Didirikan pada 11 Maret 1960, PT XYZ (Persero), sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah hasil nasionalisasi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini sangat menunjang proses bisnis dan menciptakan berbagai peluang dan inovasi. Teknologi hadir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud merupakan permasalahan yang perlu untuk dikaji, dicari solusinya, dan dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga marak terjadi
Lebih terperinciPOTENSI TERJADINYA KORUPSI DALAM PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH PUSPENKUM KEJAGUNG RI
POTENSI TERJADINYA KORUPSI DALAM PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH PUSPENKUM KEJAGUNG RI Pengertian pengadaan ada 3 lho YANG UMUM SATU SUMBER DANA DUA PENYEDIA SATU DUA TIGA PENGADAAN PEMBORONGAN JASA
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 05/PPBJ/Bappeda/APBD /2012
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PANITIA PENGADAAN BARANG, JASA DAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JL. 17 AGUSTUS NO.74, TELP. (0431) 851380, FAX. (0431) 863204, PO-BOX 147
Lebih terperinciTRANSKRIP HASIL WAWANCARA
LAMPIRAN Lampiran TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Prinsip Kepastian Hukum (Rule of Law) 1. Bagaimanakah pelaksanaan prinsip kepastian hukum (rule of law) dalam pengadaan televisi oleh Bagian Perlengkapan Sekretariat
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL
BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : PL.01.02.22.002.2011 Pada hari ini rabu, tanggal dua bulan november tahun dua ribu sebelas, dimulai pada pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 11.00 wib, Pokja Pengadaan
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 04 /PAN/SDA-06/APBD/IV/2011
POKJA PENGADAAN BARANG/JASA PEMBANGUNAN/PENINGKATAN/REHABILITASI JARINGAN IRIGASI BIDANG SUMBER DAYA AIR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor
Lebih terperinciPANITIA II PENGADAAN BARANG DAN JASA DILINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KAMPAR TAHUN ANGGARAN 2012
PANITIA II PENGADAAN BARANG DAN JASA DILINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KAMPAR TAHUN ANGGARAN 2012 KEGIATAN PENGADAAN PAKAIAN BERITA ACARA AANWIZJING Tanggal : 7 September 2012
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (BUMN). BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu pelaku bisnis di Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN
PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciE-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012
E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi internet sudah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Aplikasi Internet
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL
WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang
Lebih terperinci2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi
No.106, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Barang Jasa. Penyedia. Proses Pemilihan. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pita Cukai. Cukai Lainnya.
No.373, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pita Cukai. Cukai Lainnya. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157/PMK.04/2009 TENTANG PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN TANDA
Lebih terperinciLampiran Surat Edaran Menteri Pekerjan Umum Nomor : 12/SE/M/2008 Tanggal : 30 Desember 2008 PROSEDUR PELAKSANAAN PELELANGAN E-PROCUREMENT
Lampiran Surat Edaran Menteri Pekerjan Umum Nomor : 12/SE/M/2008 anggal : 30 Desember 2008 PROSEDUR PELAKSANAAN PELELANGAN E-PROCUREMEN I. LAAR BELAKANG PELAKSANAAN E-PROCUREMEN 1. untutan masyarakat dalam
Lebih terperinciUNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN / PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA KELOMPOK KERJA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DAN KONSULTANSI TAHUN ANGGARAN 2012 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN / PERUBAHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 39, 2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.01/PL.104/MPEK/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciRESIKO/PERMASALAHAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
RESIKO/PERMASALAHAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA Disampaikan dalam Kegiatan Workshop Reviu Penyerapan Anggaran dan Pengadaan Barang/Jasa di Jakarta, April 2016. Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc, CA. Inspektur
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : W.6.PAS.6.PL
POKJA PENGADAAN BAHAN MAKANAN NARAPIDANA DAN TAHANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA LUBUKLINGGAU ULP KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TAHUN ANGGARAN 2017 Jalan Depati Said No. 39 Lubuklinggau
Lebih terperinciImplementasi e-procurement Pada Satuan Kerja Pemerintah/ Pemerintah Daerah
UNSOED Implementasi e-procurement Pada Satuan Kerja Pemerintah/ Pemerintah Daerah Disampaikan oleh: Yanuar E. Restianto, SE, M.Acc, Ak Ketua LPSE Unsoed 1 Pendahuluan Korupsi merupakan extraordinary crime
Lebih terperinciBUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN KARANGANYAR
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 13 2015 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 13 TAHUN 20152015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT
ANALISIS PERBANDINGAN PELELANGAN MANUAL DENGAN E-PROCUREMENT TERHADAP PELAKSANAAN PROYEK KONTRUKSI DI KABUPATEN GARUT (STUDI KASUS LINGKUP PEKERJAAN UMUM KABUPATEN GARUT) Ratu Mafas Sukmalaras 1, Agus
Lebih terperinciTATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PADA PEMILIHAN PENYEDIA JASA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PADA PEMILIHAN PENYEDIA JASA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM JAKARTA 2005 DEPARTEMEN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH DENGAN SISTEM E-PROCUREMENT WALIKOTA SURABAYA,
1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH DAERAH DENGAN SISTEM E-PROCUREMENT WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciLampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING
Lampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING I LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement), khususnya dengan e-tendering dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Presiden Nomor 4 Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengadaan Barang/Jasa Menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, bahwa Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementrian/Lembaga/Satuan
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciTENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
u PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 1 TAHUN 2013 NOMOR : 14 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciBERITA ACARA. Nomor : 560/011/Pan.PBJ/ /2011 RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) PEKERJAAN PENGADAAN BAHAN MAKANAN
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N N G A N J U K DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DAERAH PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA Jl. Dermojoyo No. 45 Nganjuk 64418 Telp. (0358) 325200 ; 321785 Fax.
Lebih terperinciMengenal KPK dan Upaya Pemberantasan Korupsi Dedie A. Rachim Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Komisi Pemberantasan Korupsi Mengenal KPK dan Upaya Pemberantasan Korupsi Dedie A. Rachim Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA KPK TAP MPR No. XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
BUPATI BULUNGAN Menimbang : PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
No. 1975, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. LPSE. KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN
Lebih terperinciPENILAIAN KUALIFIKASI PEKERJAAN JASA PEMBORONGAN BERDASARKAN KEPPRES NOMOR 80 TAHUN 2003 DAN KEPMEN KIMPRASWIL NOMOR 339/KPTS/M/2003 * Edy Sriyono **
PENILAIAN KUALIFIKASI PEKERJAAN JASA PEMBORONGAN BERDASARKAN KEPPRES NOMOR 80 TAHUN 2003 DAN KEPMEN KIMPRASWIL NOMOR 339/KPTS/M/2003 * Edy Sriyono ** INTISARI Tujuan disajikannya makalah ini adalah agar
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperinciBAB I : Melaksanakan Sumpah Jabatan secara konsisten sesuai dengan Berita Acara yang telah ditandatangani;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2008 Tanggal : 30 Desember 2008 Tentang : Pedoman Operasionalisasi Wilayah Bebas Korupsi DAFTAR ISI BAB I : Melaksanakan Sumpah Jabatan secara konsisten
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN
LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN 1. Ketentuan Umum Pengelolaan Belanja Daerah dilakukan melalui proses perencanaan,
Lebih terperinciLAMPIRAN RISALAH AANWIZING
1 LAMPIRAN RISALAH AANWIZING BAB I. UMUM BAB II. PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI Pengumuman pelelangan tercantum dalam pada aplikasi SPSE BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) A. Umum
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA GUBERNUR SUMATERA UTARA,
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( RISALAH - AANWIJZING ) DAN ADDENDUM DOKUMEN LELANG NOMOR : 02/BA-AANW/POKJAXVII/ULP/APBD-BTM/IV/2014
BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( RISALAH - AANWIJZING ) DAN ADDENDUM DOKUMEN LELANG NOMOR : 02/BA-AANW/POKJAXVII/ULP/APBD-BTM/IV/2014 Kegiatan : Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar (RKB)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu proyek tertentu. Pengadaan barang/jasa atau
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya. Prosesnya
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Ika Gunawan, SST, Ak, ME
FRAUD KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA Disampaikan oleh: Ika Gunawan, SST, Ak, ME 1 1. 77 % Kasus Korupsi Yg Ditangani KPK Terkait dgn Pengadaan Barang/Jasa* 2. 100 % Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 09/POKJA ULP LP-Narkotika/XII/2013
POKJA PENGADAAN BAHAN MAKANAN NARAPIDANA DAN TAHANAN ULP KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA MUARA BELITI Jalan Lintas Sumatera Km.19 Muara Beliti Kab.
Lebih terperinci1 / 8
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2005 TANGGAL 9 NOVEMBER 2005 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA A. Perencanaan Pengadaan: 1. Menteri/Ketua
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DANA ANGGARAN
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL
SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 03/Panbama.Beliti/2014
POKJA PENGADAAN BAHAN MAKANAN NARAPIDANA DAN TAHANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA LUBUKLINGGAU ULP KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI Jalan Jenderal Sudirman Km. 3,5 Palembang BERITA
Lebih terperinciDAFTAR ISI... JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRACT...
DAFTAR ISI Halaman JUDUL KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i iii vi vii viii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciBUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010
BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK ( E-PROCUREMENT ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ENDE BUPATI ENDE,
Lebih terperinciANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh:
ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh: Robin Tibuludji * ABSTRAK Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian yang paling banyak
Lebih terperinci