BAB V PENUTUP. bersumber pada aspek, fragmen atau pada dimensi sosialnya. Di sisi lain, perubahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. bersumber pada aspek, fragmen atau pada dimensi sosialnya. Di sisi lain, perubahan"

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Persoalan pokok dari penelitian ini adalah fenomena perubahan sosial. perubahan sosial pada umumnya bisa berasal dari berbagai sumber, baik yang bersumber pada aspek, fragmen atau pada dimensi sosialnya. Di sisi lain, perubahan sosial tidak bisa dilepaskan dari sebuah pandangan bahwa masyarakat tidak berada dalam kondisi yang statis yang berarti bahwa semua realitas sosial senantiasa berubah dengan derajat kekecepatan, intensitas dan tempo yang berbeda-beda. selain itu, proses perubahan sosial berperan pada berbagai tingkat kehidupan sosial baik dalam skala mikro, mezzo maupun makro. Penelitian ini dilakukan mengacu pada beberapa asumsi dasar yang muncul terkait motif dari hadirnya TKA-TPA di Kotagede. Selain itu rumusan masalah dalam penelitian ini juga difokuskan pada perubahan apa saja yang terjadi dalam dinamika perkembangan pengajian anak dan TKA-TPA di Kotagede. Keduanya menjadi bagian penting dalam penelitian ini sebagai landasan untuk memberikan gambaran bentuk dan pola perubahan sosial yang terjadi di Kotagede melalui fenomena keberadaan pengajian anak dan TKA-TPA di Kotagede. Terdapat beberapa fakta dan temuan penting yang peneliti temukan selama proses penelitian lapangan. Temuan-temuan tersebut secara garis besar memberikan gambaran perbedaan bentuk dan perubahan yang terjadi pada dua lembaga tersebut. Perbedaan dan perubahan tersebut terbagi dalam lima aspek: Pertama, konteks 1

2 kemunculan. Kedua, aspek tata kelola. Ketiga, proses regenerasi. Keempat, kurikulum dan kelima, adalah aspek relasi sosial. kelimanya merupakan temuan penting yang kemudian dijadikan sebagai dasar analisis. Secara ringkas, kelima temuan lapangan tersebut menjelaskan bagaimana proses perubahan sosial tersebut berlangsung. Pertama, dari segi aspek konteks kemunculan. fenomena kemunculan TKA-TPA merupakan sebuah skema pelembagaan yang terulang. Antara pengajian anak dan TKA-TPA mempunyai sebuah tipologi yang sama, keduanya sama-sama berusaha untuk menjawab kebutuhan namun dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Kemunculan pengajian anak merupakan bentuk respon akan kondisi dan sistem yang tidak mendukung, disisi lain kemunculan TKA-TPA merupakan sebuah respon dalam menjawab tantangan perubahan zaman. Keduanya mempertahankan eksistensinya menggunakan sebuah alat berupa wadah bersama yang menghubungkan antara satu unit dengan unit lainnya yaitu FOKOPA (yang masih eksis untuk saat ini) pada pengajian anak dan BADKO pada TKA-TPA. Kedua, aspek tata kelola. Tatakelola yang dimaksud disini berupa sumber pendanaan yang didapat oleh kedua lembaga tersebut. Kedua lembaga tersebut mempunyai mekanisme memperoleh sumber pendanaan yang berbeda. Sumber pendanaan pada pengajian anak bersumber dari donatur yang berasal dari lingkungan sekitar lokasi pengajian anak tersebut berada, sedangkan TKA-TPA sebagian besar bersumber dari SPP yang ditanggung oleh para santri meskipun terdapat juga donatur namun hanya sebagian kecil. 2

3 Ketiga, proses regenerasi. Pada pengajian anak, regenerasi diartikan dalam sebuah mekanisme yang tertutp dan bersifat alami sebagai sebuah kejadian yang terus menerus terjadi, dimana proses pertukaran dilandaskan pada moralitas, sedangkan pada TKA-TPA regenerasi diartikan dalam sebuah mekanisme dan pola rekrutmen yang prosedural dan terbuka dimana proses pertukaran cenderung megarah kepada bentuk hubungan timbal balik transaksional. Keempat, kurikulum. Dengan pola kelembagaan yang berbeda, keduanya mempunyai materi pembelajaran yang berbeda pula. Pada pengajian anak kegiatan dan aktivitas mengaji berjalan begitu saja tanpa adanya sebuah kurikulum dan materi yang akan disampaikan, setiap kegiatan mengalir sesuai kemauan para pengasuh maupun anak didik itu sendiri. Sedangkan TKA-TPA telah mempunyai standart kegiatan belajar mengajar yang lebih professional dan tertata dengan adanya kurikulum dan kalender pendidikan sebagai landasan berkegiatan. Kelima, relasi sosial. interaksi sosial yang terjadi pada pengajian anak cenderung mengarah pada sebuah pola hubungan paguyuban yang didasarkan pada bentuk-bentuk hubungan ketetanggaan.sedangkan TKA-TPA dalam aspek keikutsertaan anak didik maupun sutadz-ustadzah yang mengajar di dalamnya lebih heterogen dimana sebagian besar ustadz-ustadzah maupun peserta didik berasal dari luar lingkungan TKA-TPA tersebut. Kecenderungan yang terjadi pada TKA-TPA dimana pola interaksi sosial dan hubungan sosial antara satu dengan yang lainya lebih terbatas dan bersifat patembayan. 3

4 Berdasarkan serangkaian kegiatan analisis data dari temuan di lapangan yang diperoleh melalui tahap observasi dan wawancara mendalam yang peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: Munculnya TKA-TPA dalam lingkungan pengajian anak di Kotagede merupakan sebuah bentuk dari revitalisasi lembaga pengajian anak. Revitalisasi ini berupa perubahan fundamental dalam proses regenerasi yang tadinya membentuk pola resiprositas umum (moralitas) kemudian bergeser menjadi pola resiprositas negatif (transaksional). Perubahan kelembagaan dan pola resiprositas tersebut secara tidak langsung berimplikasi pula pada bentuk hubungan sosial yang tadinya bersifat paguyuban mulai bergeser pada bentuik hubungan sosial yang bersifat patembayan. B. Saran Saran akademik, pada penelitian ini didasarkan pada dua isu yang secara umum berkaitan dengan penelitian. Pertama persoalan metode (pendekatan sejarah) dan kedua terkait isu yang diteliti yaitu perubahan sosial di Kotagede. Salah satu kesulitan penelitian yang menggunakan metode sejarah sebagai framing dalam merekontruksi sejarah adalah untuk menemukan sumber sejarah, terutama pelaku sejarah. Kasus pada penelitian ini dimana sumber sejarah yaitu para pelaku sejarah awal terbentuknya salah satuk kelompok pengajian anak Kotagede, yaitu PPKS yang muncul pada tahun 60an sangat sulit ditemui lebih dikarenakan faktor usia. Sebagai saran untuk penelititan-penelitian selanjutnya yang berbasis pada metode sejarah, proses merekonstruksi sejarah yang bisa saja terhambat dengan persoalan tersebut, bisa didekati menggunakan sumber sejarah yang lainnya baik 4

5 yang bersumber dari catatan-catatan sejarah para pelaku sejarah, maupun saksi sejarah yang secara tidak langsung mengetahui peristiwa sejarah baik itu yang bersumber dari orang-orang terdekat para pelaku sejarah maupun orang-orang umum yang mengetahui peristiwa tersebut. Isu perubahan sosial, dalam kajian ilmu sosial, menjadi salah satu metode untuk melihat kemana arah dinamika sosial sebuah masyarakat, atau dalam hal tertentu perubahan sosial menjadi sebuah tujuan dari adanya rekayasa sosial melalaui berbagai bentuk kebijakan maupun program. Dalam konteks lokal Kotagede, kajian perubahan sosial bisa dilihat dari berbagai fenomena yang kemudian bisa dijadikan penelitian-penelitian selanjutnya diantaranya: status Kotagede yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi sebagai Kawasan Cagar Budaya, masuknya berbagai komunitas keagamaan seperti NU dan Majlis Mujahidin dan lain sebagainya. Secara praksis. Keberadaan Pengajian anak dan TKA-TPA di Kotagede merupakan sebuah realita, realita dimana masyarakat Kotagede sedang mengalami proses perubahan sosial. Melalui dua lembaga tersebut dapat dilihat bagaimana bentuk perubahannya. Namun perlu disadari, keberadaan kedua lembaga tersebut sudah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial masyarakat Kotagede. Meskipun demikian, diketahui bahwa keduanya tidak saling bersinergi, oleh karenanya, kedepan di Kotagede harus ada sinergi antara pengajian anak dengan TKA-TPA, dari keduanya minimal terjalin komunikasi antara FOKOPA sebagai forum dari pengajian anak (yang saat ini ada) dan BADKO sebagai wadah dari TKA- TPA. keduanya harus bertemu dan berembug apa yang terbaik untuk Kotagede. 5

6 Disadari atau tidak perlahan namun pasti dalam dinamika sosial yang terjadi pasti akan muncul sebuah tantangan baru. Dan kedua lembaga tersebut harus mampu melihat kemana arah perubahan tersebut, bagamana cara merespon perubahan tersebut dan apa langkah solutifnya. Berbicara tentang konsep kaderisasi, salah satu kecenderungan yang muncul saat ini adalah, terkesan proses kaderisasi yang terjadi dalam TKA-TPA mandeg ketika program TKA-TPA telah selesai. Artinya bahwa terdapat pola yang lepas ketika TKA-TPA selesai dilakukan. Diperlukan sebuah wadah untuk menampung para santri-santri TKA-TPA yang sudah lulus dari TKA-TPA sehingga tidak terkesan lepas begitu saja. Dan ini perlu mendapat perhatian dari para aktivis TKA-TPA bagaimana merespon kecenderungan ini. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah bertemu dengan pengajian anak yang ada di setiap kampung, berfikir bersama bagaimana hal tersebut mampu dijadikan peluang kembali melembagakan pengajian anak diluar bulan ramadhan, tentu saja dengan berbagai bentuk kelembagaan dan sekema yang sesuai dengan perubahan dan tantangan yang dihadapi. Salah satu skema kelembagaan yang dapat diterapkan dan mengakomodir kedua bentuk tersebut adalah pengajian anak menjadi grand designe kelembagaan yang di dalamnya terdapat salah satu divisi, bagian ataupun departemen yang membidangi TKA-TPA dimana bidang tersebut tetap berada dalam kordinasi BADKO (kurikulum, metode dan lain sebagainya yang dirasa cocok) namun secara keseluruhan berada dalam sistem pengajian anak, sehingga ketika seorang santri telah selesai dalam TKA-TPA mereka masih terikat dalam sebuah ikatan pengajian anak 6

7 dimana anak maupun remaja mampu menjadikanya sebagai bagian dari proses aktualisasi diri. Tentu hal ini tidak bisa dilakukan tanpa dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah para pengurus kampung. Pengurus kampung baik itu ditingkat RT maupun RW, pimpinan Ranting Muhammadiyah, para takmir masjid, langgar dan mushola dan tentunya masyarakat harus bersama nyengkuyung keberadaan lembaga tersebut sehingga keberadaanya menjadi bagian penting dalam sebuah tradisi kaderisasi yang terdapat di Kotagede. 7

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat itu sendiri. Baik yang disengaja maupun yang muncul secara

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat itu sendiri. Baik yang disengaja maupun yang muncul secara A. Alasan Pemilihan Judul 1. Aktualitas BAB I PENDAHULUAN Perubahan sosial sebagai sebuah fenomena yang terus menerus terjadi dalam masyarakat merupakan sebuah kemutlakan. Keberadaanya tidak bisa dilepaskan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Arab lebih bermanfaat yang kemudian karena

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Arab lebih bermanfaat yang kemudian karena BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV. 1 Kesimpulan Interaksi sosial yang terjalin karena persamaan wilayah dan tempat tinggal membuat hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Arab lebih bermanfaat yang kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni 91 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni pengorganisasian data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berbicara mengenai Kampung Kauman, tidak akan lepas dari identitasnya sebagai kampung santri. Dan dalam perkembangan permukimannya, kampung Kauman Surakarta membangkitkan

Lebih terperinci

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan 5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik untuk menjadikan putra-putrinya sebagai manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik untuk menjadikan putra-putrinya sebagai manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran ini dapat diberikan sejak ia masih kecil hingga tumbuh menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di

PENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan Masjid adalah perangkat masyarakat pertama yang didirikan oleh Rasul SAW ketika beliau sampai di Madinah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana strategi studi kasus dipilih dan bersifat multi metode. Strategi studi kasus ini dianggap memadai dengan tiga dasar pertimbangan:

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan modal sosial di Suara Ibu Peduli dan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI VII. 1. Kesimpulan Penelitian proses terjadinya transformasi arsitektural dari kampung kota menjadi kampung wisata ini bertujuan untuk membangun teori atau

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. commit to user

BAB VI PENUTUP. commit to user BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, penulis mencoba untuk merefleksikan beberapa hal pokok yang diungkapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan

BAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. A. Kesimpulan 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari sanalah seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi, politik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh STAIN Palangka Raya dari tanggal 15 Agustus sampai 15 Oktober

BAB III METODE PENELITIAN. oleh STAIN Palangka Raya dari tanggal 15 Agustus sampai 15 Oktober BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Waktu yang dialokasikan untuk proses penelitian ini adalah dua bulan dimulai sejak diterimanya surat izin penelitian yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2015/2016, yang berlokasi di, Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Kehidupan selalu dipenuhi dengan harapan, tantangan dan usaha untuk selalu menjadi seseorang yang lebih baik di setiap waktu. Namun untuk mampu menjalani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Tohirin penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu dengan masalah, dan tanpa disadari pula berulang kali individu menemukan jalan keluar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat

BAB V PENUTUP. 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat terbelenggu oleh kolonialisasi Belanda. Semua aktifitas pendidikan Islam dibatasi dan diawasi. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Persepsi keluarga terhadap anak dengan ID Keluarga dapat memiliki persepsi yang benar maupun salah terhadap anak dengan ID, khususnya terkait dengan disabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa, tidak hanya bagi individu yang menempuh pendidikan tersebut, tetapi juga berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh berupa fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang terjadi dari hasil pengamatan

Lebih terperinci

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah Perumnas Gading Cempaka Permai berjalan lebih dinamis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya setiap manusia mempunya i sifat ingin tahu, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya setiap manusia mempunya i sifat ingin tahu, untuk 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya setiap manusia mempunya i sifat ingin tahu, untuk merealisasikan keinginan tersebut, berbagai macam cara mereka gunakan, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan adalah suatu cara atau tahapan yang dilakukan dalam sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan.

Lebih terperinci

BAB VI P E N U T U P

BAB VI P E N U T U P 188 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan antara lain: Pertama, peran kiai pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dalam dinamika politik ada beberapa bentuk, yakni

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara dalam melakukan penelitian ilmiah yang digunakan untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pendidikan di indonesia sangat berkembang dengan pesat. Diantara beberapa tingkat pendidikan dengan kemajuan yang cukup drastis adalah banyak

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Kiprah Edisi 17: Menggalang Solidaritas Melalui Forum Selapanan. Ditulis oleh Titik Rahmawati & Ulfah Mutia Hizma Jumat, 03 Juli :12 -

Kiprah Edisi 17: Menggalang Solidaritas Melalui Forum Selapanan. Ditulis oleh Titik Rahmawati & Ulfah Mutia Hizma Jumat, 03 Juli :12 - Awalnya, ketika penulis atas nama lembaga Fatayat Kabupaten Magelang mengajukan kerjasama program berupa Seminar Perempuan dan Politik: Membangun Kualitas Politisi yang Adil gender. Jaringan itu semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam. Hal tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk warga Bandung atau pun seluruh masyarakat

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Persaingan global terus berlanjut dan menuntut kesiapan setiap negara untuk mempunyai sumberdaya manusia yang unggul dan mampu menghadapi persaingan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di negara berkembang mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mutlak. Peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Suatu aktivitas akan memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya, salah satu hasil dari pengaruh tersebut adalah perubahan pada harga lahan. Aktivitas

Lebih terperinci

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang

BAB 5 PENUTUP. dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang BAB 5 PENUTUP Dalam menjalankan usaha atau bisnis tidak lah mudah apabila dikerjakan dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang mendorong perdagangan bebas. Untuk itu para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mendefinisikan Remaja sebagai masa transisi, dari masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut seorang individu sering menunjukkan tingkah

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika Oleh : IMAM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari seluruh pembahasan studi ini dapat disimpulkan bahwa industri batik di

BAB V KESIMPULAN. Dari seluruh pembahasan studi ini dapat disimpulkan bahwa industri batik di BAB V KESIMPULAN Dari seluruh pembahasan studi ini dapat disimpulkan bahwa industri batik di Karangkajen yang dimotori oleh para pengusaha santri menunjukkan dinamika yang tinggi pada periode 1950-1975

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional Indonesia dimaksudkan untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, serta efisiensi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, era globalisasi semakin berkembang, terutama di Negara kita Indonesia. Dengan berkembangnya era globalisasi, masuknya budaya asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga berfungsi sebagai tempat sosial (pusat kebudayaan dan perkembangan umat Islam). Di

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi penguatan gerakan dalam hal menebar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa ini perguruan tinggi berperan penting dalam persiapan individu untuk masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Merujuk pada permasalahan diatas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif (Qualitative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang dapat diartikan berbeda-beda. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis primata dari golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan manusia. Masa ini merupakan masa transisi dimana diperlukan penyesuaian diri dari masa anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

KODE ETIK, PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS PENGAWASANNYA

KODE ETIK, PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS PENGAWASANNYA 1 KODE ETIK, PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS PENGAWASANNYA Oleh Ashadi Siregar ( 1 ) Kode etik suatu profesi dan pengawasan penerapannya dapat dibicarakan secara normatif, yaitu bertolak dari suatu standar

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, peluang yang ada di Kota Jambi, dan mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah aspek universal yang selalu dan harus ada dalam kehidupan manusia.1 Tanpa pendidikan, ia tidak akan pernah berkembang dan berkebudayaan. Disamping

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan oleh penulis Selain kesimpulan, diuraikan pula rekomendasi yang penulis berikan kepada beberapa pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan nasional di Indonesia mempunyai tujuan terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT GUGUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES 2015 KATA PENGANTAR Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh gugus Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Perencanaan Rekrutmen SDM Remajas Masjid Ar Rahman. Rahman. Sedangkan dalam data dokumentasi

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Perencanaan Rekrutmen SDM Remajas Masjid Ar Rahman. Rahman. Sedangkan dalam data dokumentasi 71 BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Perencanaan Rekrutmen SDM Remajas Masjid Ar Rahman Surabaya berbasis Pemasaran Sosial. 1. Kebutuhan SDM Berdasarkan narasumber 1 tdk ada kualifikasi khusus dalam menetapkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri 198 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri Pondok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal seperti Taman Kanak-kanak Al-Qur an (TKA), Taman Pendidikan Al-

BAB I PENDAHULUAN. formal seperti Taman Kanak-kanak Al-Qur an (TKA), Taman Pendidikan Al- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Bab III ayat 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1

KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1 KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan sadar untuk membuat manusia ke taraf yang lebih maju. Di dalam proses pendidikan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari

BAB V KESIMPULAN. ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari BAB V KESIMPULAN Whirling dervish merupakan sebuah kesenian yang diciptakan sebagai ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari terus berputar pada satu kaki dan dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tak dapat dilepaskan dari spiritualitas. Spiritualitas melekat dalam diri setiap manusia dan merupakan ekspresi iman kepada Sang Ilahi. Sisi spiritualitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Pengantar

BAB V PENUTUP Pengantar BAB V PENUTUP 5.1. Pengantar Bab ini berisi simpulan dan saran. Selain itu, dimunculkan pula refleksi terhadap Mocopat Syafaat, dan implikasi atas teori yang digunakan. Pemahaman teori dipandang perlu,

Lebih terperinci

BAB II Relasi Punk Muslim dengan Kelompok Dominan

BAB II Relasi Punk Muslim dengan Kelompok Dominan BAB II Relasi Punk Muslim dengan Kelompok Dominan Gambar 2.1 Logo Punk Muslim 2.1 Profil Punk Muslim Punk Muslim berdiri pada tahun 2006 atau Ramadhan 1427 H. Penggagasnya adalah Budi Khoironi, yang akrab

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan merujuk pada hipotesis penelitian maka pada bab ini penulis menarik beberapa kesimpulan dan rekomendasikan sebagai berikut: A. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial yang selalu hidup berkelompok bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para BAB I PENDAHULUAN Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa Arab, funduq, yang artinya hotel atau

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA. PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON

GUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA. PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON GUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON TANGGAL, 12 JANUARI 2016 DI AMBON PEMERINTAH PROVINSI MALUKU 2016 GUBERNUR MALUKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah istilah kunci yang paling paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dan heterogen,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dan heterogen, 0473/SN/F.Psi/UKM/2005 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dan heterogen, nampaknya perilaku anti-sosial dan kejahatan pun berkembang dengan cepatnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative reseach) adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dra. ASRI W. BANTENG, ME NIP

KATA PENGANTAR. Dra. ASRI W. BANTENG, ME NIP RENSTRA BIRO PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KESRA SETDA PROVINSI GORONTALO 2012 2017 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang masih memberikan Nikmat dan Rahmatnya, sehingga kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI

CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI Modul ke: 02 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Komunikasi Organisasi Dr. Inge Hutagalung Program Studi

Lebih terperinci