BAB V PENUTUP. bersumber pada aspek, fragmen atau pada dimensi sosialnya. Di sisi lain, perubahan
|
|
- Sukarno Benny Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Persoalan pokok dari penelitian ini adalah fenomena perubahan sosial. perubahan sosial pada umumnya bisa berasal dari berbagai sumber, baik yang bersumber pada aspek, fragmen atau pada dimensi sosialnya. Di sisi lain, perubahan sosial tidak bisa dilepaskan dari sebuah pandangan bahwa masyarakat tidak berada dalam kondisi yang statis yang berarti bahwa semua realitas sosial senantiasa berubah dengan derajat kekecepatan, intensitas dan tempo yang berbeda-beda. selain itu, proses perubahan sosial berperan pada berbagai tingkat kehidupan sosial baik dalam skala mikro, mezzo maupun makro. Penelitian ini dilakukan mengacu pada beberapa asumsi dasar yang muncul terkait motif dari hadirnya TKA-TPA di Kotagede. Selain itu rumusan masalah dalam penelitian ini juga difokuskan pada perubahan apa saja yang terjadi dalam dinamika perkembangan pengajian anak dan TKA-TPA di Kotagede. Keduanya menjadi bagian penting dalam penelitian ini sebagai landasan untuk memberikan gambaran bentuk dan pola perubahan sosial yang terjadi di Kotagede melalui fenomena keberadaan pengajian anak dan TKA-TPA di Kotagede. Terdapat beberapa fakta dan temuan penting yang peneliti temukan selama proses penelitian lapangan. Temuan-temuan tersebut secara garis besar memberikan gambaran perbedaan bentuk dan perubahan yang terjadi pada dua lembaga tersebut. Perbedaan dan perubahan tersebut terbagi dalam lima aspek: Pertama, konteks 1
2 kemunculan. Kedua, aspek tata kelola. Ketiga, proses regenerasi. Keempat, kurikulum dan kelima, adalah aspek relasi sosial. kelimanya merupakan temuan penting yang kemudian dijadikan sebagai dasar analisis. Secara ringkas, kelima temuan lapangan tersebut menjelaskan bagaimana proses perubahan sosial tersebut berlangsung. Pertama, dari segi aspek konteks kemunculan. fenomena kemunculan TKA-TPA merupakan sebuah skema pelembagaan yang terulang. Antara pengajian anak dan TKA-TPA mempunyai sebuah tipologi yang sama, keduanya sama-sama berusaha untuk menjawab kebutuhan namun dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Kemunculan pengajian anak merupakan bentuk respon akan kondisi dan sistem yang tidak mendukung, disisi lain kemunculan TKA-TPA merupakan sebuah respon dalam menjawab tantangan perubahan zaman. Keduanya mempertahankan eksistensinya menggunakan sebuah alat berupa wadah bersama yang menghubungkan antara satu unit dengan unit lainnya yaitu FOKOPA (yang masih eksis untuk saat ini) pada pengajian anak dan BADKO pada TKA-TPA. Kedua, aspek tata kelola. Tatakelola yang dimaksud disini berupa sumber pendanaan yang didapat oleh kedua lembaga tersebut. Kedua lembaga tersebut mempunyai mekanisme memperoleh sumber pendanaan yang berbeda. Sumber pendanaan pada pengajian anak bersumber dari donatur yang berasal dari lingkungan sekitar lokasi pengajian anak tersebut berada, sedangkan TKA-TPA sebagian besar bersumber dari SPP yang ditanggung oleh para santri meskipun terdapat juga donatur namun hanya sebagian kecil. 2
3 Ketiga, proses regenerasi. Pada pengajian anak, regenerasi diartikan dalam sebuah mekanisme yang tertutp dan bersifat alami sebagai sebuah kejadian yang terus menerus terjadi, dimana proses pertukaran dilandaskan pada moralitas, sedangkan pada TKA-TPA regenerasi diartikan dalam sebuah mekanisme dan pola rekrutmen yang prosedural dan terbuka dimana proses pertukaran cenderung megarah kepada bentuk hubungan timbal balik transaksional. Keempat, kurikulum. Dengan pola kelembagaan yang berbeda, keduanya mempunyai materi pembelajaran yang berbeda pula. Pada pengajian anak kegiatan dan aktivitas mengaji berjalan begitu saja tanpa adanya sebuah kurikulum dan materi yang akan disampaikan, setiap kegiatan mengalir sesuai kemauan para pengasuh maupun anak didik itu sendiri. Sedangkan TKA-TPA telah mempunyai standart kegiatan belajar mengajar yang lebih professional dan tertata dengan adanya kurikulum dan kalender pendidikan sebagai landasan berkegiatan. Kelima, relasi sosial. interaksi sosial yang terjadi pada pengajian anak cenderung mengarah pada sebuah pola hubungan paguyuban yang didasarkan pada bentuk-bentuk hubungan ketetanggaan.sedangkan TKA-TPA dalam aspek keikutsertaan anak didik maupun sutadz-ustadzah yang mengajar di dalamnya lebih heterogen dimana sebagian besar ustadz-ustadzah maupun peserta didik berasal dari luar lingkungan TKA-TPA tersebut. Kecenderungan yang terjadi pada TKA-TPA dimana pola interaksi sosial dan hubungan sosial antara satu dengan yang lainya lebih terbatas dan bersifat patembayan. 3
4 Berdasarkan serangkaian kegiatan analisis data dari temuan di lapangan yang diperoleh melalui tahap observasi dan wawancara mendalam yang peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: Munculnya TKA-TPA dalam lingkungan pengajian anak di Kotagede merupakan sebuah bentuk dari revitalisasi lembaga pengajian anak. Revitalisasi ini berupa perubahan fundamental dalam proses regenerasi yang tadinya membentuk pola resiprositas umum (moralitas) kemudian bergeser menjadi pola resiprositas negatif (transaksional). Perubahan kelembagaan dan pola resiprositas tersebut secara tidak langsung berimplikasi pula pada bentuk hubungan sosial yang tadinya bersifat paguyuban mulai bergeser pada bentuik hubungan sosial yang bersifat patembayan. B. Saran Saran akademik, pada penelitian ini didasarkan pada dua isu yang secara umum berkaitan dengan penelitian. Pertama persoalan metode (pendekatan sejarah) dan kedua terkait isu yang diteliti yaitu perubahan sosial di Kotagede. Salah satu kesulitan penelitian yang menggunakan metode sejarah sebagai framing dalam merekontruksi sejarah adalah untuk menemukan sumber sejarah, terutama pelaku sejarah. Kasus pada penelitian ini dimana sumber sejarah yaitu para pelaku sejarah awal terbentuknya salah satuk kelompok pengajian anak Kotagede, yaitu PPKS yang muncul pada tahun 60an sangat sulit ditemui lebih dikarenakan faktor usia. Sebagai saran untuk penelititan-penelitian selanjutnya yang berbasis pada metode sejarah, proses merekonstruksi sejarah yang bisa saja terhambat dengan persoalan tersebut, bisa didekati menggunakan sumber sejarah yang lainnya baik 4
5 yang bersumber dari catatan-catatan sejarah para pelaku sejarah, maupun saksi sejarah yang secara tidak langsung mengetahui peristiwa sejarah baik itu yang bersumber dari orang-orang terdekat para pelaku sejarah maupun orang-orang umum yang mengetahui peristiwa tersebut. Isu perubahan sosial, dalam kajian ilmu sosial, menjadi salah satu metode untuk melihat kemana arah dinamika sosial sebuah masyarakat, atau dalam hal tertentu perubahan sosial menjadi sebuah tujuan dari adanya rekayasa sosial melalaui berbagai bentuk kebijakan maupun program. Dalam konteks lokal Kotagede, kajian perubahan sosial bisa dilihat dari berbagai fenomena yang kemudian bisa dijadikan penelitian-penelitian selanjutnya diantaranya: status Kotagede yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi sebagai Kawasan Cagar Budaya, masuknya berbagai komunitas keagamaan seperti NU dan Majlis Mujahidin dan lain sebagainya. Secara praksis. Keberadaan Pengajian anak dan TKA-TPA di Kotagede merupakan sebuah realita, realita dimana masyarakat Kotagede sedang mengalami proses perubahan sosial. Melalui dua lembaga tersebut dapat dilihat bagaimana bentuk perubahannya. Namun perlu disadari, keberadaan kedua lembaga tersebut sudah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial masyarakat Kotagede. Meskipun demikian, diketahui bahwa keduanya tidak saling bersinergi, oleh karenanya, kedepan di Kotagede harus ada sinergi antara pengajian anak dengan TKA-TPA, dari keduanya minimal terjalin komunikasi antara FOKOPA sebagai forum dari pengajian anak (yang saat ini ada) dan BADKO sebagai wadah dari TKA- TPA. keduanya harus bertemu dan berembug apa yang terbaik untuk Kotagede. 5
6 Disadari atau tidak perlahan namun pasti dalam dinamika sosial yang terjadi pasti akan muncul sebuah tantangan baru. Dan kedua lembaga tersebut harus mampu melihat kemana arah perubahan tersebut, bagamana cara merespon perubahan tersebut dan apa langkah solutifnya. Berbicara tentang konsep kaderisasi, salah satu kecenderungan yang muncul saat ini adalah, terkesan proses kaderisasi yang terjadi dalam TKA-TPA mandeg ketika program TKA-TPA telah selesai. Artinya bahwa terdapat pola yang lepas ketika TKA-TPA selesai dilakukan. Diperlukan sebuah wadah untuk menampung para santri-santri TKA-TPA yang sudah lulus dari TKA-TPA sehingga tidak terkesan lepas begitu saja. Dan ini perlu mendapat perhatian dari para aktivis TKA-TPA bagaimana merespon kecenderungan ini. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah bertemu dengan pengajian anak yang ada di setiap kampung, berfikir bersama bagaimana hal tersebut mampu dijadikan peluang kembali melembagakan pengajian anak diluar bulan ramadhan, tentu saja dengan berbagai bentuk kelembagaan dan sekema yang sesuai dengan perubahan dan tantangan yang dihadapi. Salah satu skema kelembagaan yang dapat diterapkan dan mengakomodir kedua bentuk tersebut adalah pengajian anak menjadi grand designe kelembagaan yang di dalamnya terdapat salah satu divisi, bagian ataupun departemen yang membidangi TKA-TPA dimana bidang tersebut tetap berada dalam kordinasi BADKO (kurikulum, metode dan lain sebagainya yang dirasa cocok) namun secara keseluruhan berada dalam sistem pengajian anak, sehingga ketika seorang santri telah selesai dalam TKA-TPA mereka masih terikat dalam sebuah ikatan pengajian anak 6
7 dimana anak maupun remaja mampu menjadikanya sebagai bagian dari proses aktualisasi diri. Tentu hal ini tidak bisa dilakukan tanpa dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah para pengurus kampung. Pengurus kampung baik itu ditingkat RT maupun RW, pimpinan Ranting Muhammadiyah, para takmir masjid, langgar dan mushola dan tentunya masyarakat harus bersama nyengkuyung keberadaan lembaga tersebut sehingga keberadaanya menjadi bagian penting dalam sebuah tradisi kaderisasi yang terdapat di Kotagede. 7
BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat itu sendiri. Baik yang disengaja maupun yang muncul secara
A. Alasan Pemilihan Judul 1. Aktualitas BAB I PENDAHULUAN Perubahan sosial sebagai sebuah fenomena yang terus menerus terjadi dalam masyarakat merupakan sebuah kemutlakan. Keberadaanya tidak bisa dilepaskan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Arab lebih bermanfaat yang kemudian karena
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN IV. 1 Kesimpulan Interaksi sosial yang terjalin karena persamaan wilayah dan tempat tinggal membuat hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Arab lebih bermanfaat yang kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni
91 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni pengorganisasian data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan
BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berbicara mengenai Kampung Kauman, tidak akan lepas dari identitasnya sebagai kampung santri. Dan dalam perkembangan permukimannya, kampung Kauman Surakarta membangkitkan
Lebih terperinciB A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan
5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik untuk menjadikan putra-putrinya sebagai manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran ini dapat diberikan sejak ia masih kecil hingga tumbuh menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan. ditandai batas-batasnya, beratapkan ranting dan dahan kering, hanya di
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan Masjid adalah perangkat masyarakat pertama yang didirikan oleh Rasul SAW ketika beliau sampai di Madinah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana strategi studi kasus dipilih dan bersifat multi metode. Strategi studi kasus ini dianggap memadai dengan tiga dasar pertimbangan:
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan modal sosial di Suara Ibu Peduli dan mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI
BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI VII. 1. Kesimpulan Penelitian proses terjadinya transformasi arsitektural dari kampung kota menjadi kampung wisata ini bertujuan untuk membangun teori atau
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. commit to user
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, penulis mencoba untuk merefleksikan beberapa hal pokok yang diungkapkan dalam
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan
BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. A. Kesimpulan 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-pelosok desa. Masjid mudah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari sanalah seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi, politik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. oleh STAIN Palangka Raya dari tanggal 15 Agustus sampai 15 Oktober
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Waktu yang dialokasikan untuk proses penelitian ini adalah dua bulan dimulai sejak diterimanya surat izin penelitian yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2015/2016, yang berlokasi di, Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Kehidupan selalu dipenuhi dengan harapan, tantangan dan usaha untuk selalu menjadi seseorang yang lebih baik di setiap waktu. Namun untuk mampu menjalani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Tohirin penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu dengan masalah, dan tanpa disadari pula berulang kali individu menemukan jalan keluar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat terbelenggu oleh kolonialisasi Belanda. Semua aktifitas pendidikan Islam dibatasi dan diawasi. Kondisi ini
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Persepsi keluarga terhadap anak dengan ID Keluarga dapat memiliki persepsi yang benar maupun salah terhadap anak dengan ID, khususnya terkait dengan disabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa, tidak hanya bagi individu yang menempuh pendidikan tersebut, tetapi juga berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang diperoleh berupa fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang terjadi dari hasil pengamatan
Lebih terperinciSecara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah Perumnas Gading Cempaka Permai berjalan lebih dinamis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya setiap manusia mempunya i sifat ingin tahu, untuk
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya setiap manusia mempunya i sifat ingin tahu, untuk merealisasikan keinginan tersebut, berbagai macam cara mereka gunakan, diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan adalah suatu cara atau tahapan yang dilakukan dalam sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan.
Lebih terperinciBAB VI P E N U T U P
188 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan antara lain: Pertama, peran kiai pondok pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata dalam dinamika politik ada beberapa bentuk, yakni
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara dalam melakukan penelitian ilmiah yang digunakan untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan
Lebih terperinciAsrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pendidikan di indonesia sangat berkembang dengan pesat. Diantara beberapa tingkat pendidikan dengan kemajuan yang cukup drastis adalah banyak
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciKiprah Edisi 17: Menggalang Solidaritas Melalui Forum Selapanan. Ditulis oleh Titik Rahmawati & Ulfah Mutia Hizma Jumat, 03 Juli :12 -
Awalnya, ketika penulis atas nama lembaga Fatayat Kabupaten Magelang mengajukan kerjasama program berupa Seminar Perempuan dan Politik: Membangun Kualitas Politisi yang Adil gender. Jaringan itu semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam. Hal tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk warga Bandung atau pun seluruh masyarakat
Lebih terperinciKONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN
KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Persaingan global terus berlanjut dan menuntut kesiapan setiap negara untuk mempunyai sumberdaya manusia yang unggul dan mampu menghadapi persaingan. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di negara berkembang mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mutlak. Peran penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Suatu aktivitas akan memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya, salah satu hasil dari pengaruh tersebut adalah perubahan pada harga lahan. Aktivitas
Lebih terperinciPENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI
MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang
BAB 5 PENUTUP Dalam menjalankan usaha atau bisnis tidak lah mudah apabila dikerjakan dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang mendorong perdagangan bebas. Untuk itu para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang mendefinisikan Remaja sebagai masa transisi, dari masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut seorang individu sering menunjukkan tingkah
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SLTP ALTERNATIF QARYAH THAYYIBAH KALIBENING SALATIGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika Oleh : IMAM
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Dari seluruh pembahasan studi ini dapat disimpulkan bahwa industri batik di
BAB V KESIMPULAN Dari seluruh pembahasan studi ini dapat disimpulkan bahwa industri batik di Karangkajen yang dimotori oleh para pengusaha santri menunjukkan dinamika yang tinggi pada periode 1950-1975
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional Indonesia dimaksudkan untuk menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, serta efisiensi manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, era globalisasi semakin berkembang, terutama di Negara kita Indonesia. Dengan berkembangnya era globalisasi, masuknya budaya asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masjid dalam Islam berfungsi bukan sebagai tempat sholat saja, namun juga berfungsi sebagai tempat sosial (pusat kebudayaan dan perkembangan umat Islam). Di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi penguatan gerakan dalam hal menebar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa ini perguruan tinggi berperan penting dalam persiapan individu untuk masuk kedalam dunia pekerjaan mahasiswa dituntut untuk selalu belajar meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Merujuk pada permasalahan diatas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif (Qualitative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk yang dapat diartikan berbeda-beda. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis primata dari golongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan manusia. Masa ini merupakan masa transisi dimana diperlukan penyesuaian diri dari masa anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.
Lebih terperinciKODE ETIK, PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS PENGAWASANNYA
1 KODE ETIK, PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS PENGAWASANNYA Oleh Ashadi Siregar ( 1 ) Kode etik suatu profesi dan pengawasan penerapannya dapat dibicarakan secara normatif, yaitu bertolak dari suatu standar
Lebih terperinciBAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, peluang yang ada di Kota Jambi, dan mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah aspek universal yang selalu dan harus ada dalam kehidupan manusia.1 Tanpa pendidikan, ia tidak akan pernah berkembang dan berkebudayaan. Disamping
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan oleh penulis Selain kesimpulan, diuraikan pula rekomendasi yang penulis berikan kepada beberapa pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan nasional di Indonesia mempunyai tujuan terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara
Lebih terperinciPANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT GUGUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES 2015 KATA PENGANTAR Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh gugus Penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Perencanaan Rekrutmen SDM Remajas Masjid Ar Rahman. Rahman. Sedangkan dalam data dokumentasi
71 BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Perencanaan Rekrutmen SDM Remajas Masjid Ar Rahman Surabaya berbasis Pemasaran Sosial. 1. Kebutuhan SDM Berdasarkan narasumber 1 tdk ada kualifikasi khusus dalam menetapkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri
198 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dipaparkan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas Patriarkhi dalam Pesantren di Kabupaten Kediri Pondok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal seperti Taman Kanak-kanak Al-Qur an (TKA), Taman Pendidikan Al-
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Bab III ayat 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciKOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1
KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan sadar untuk membuat manusia ke taraf yang lebih maju. Di dalam proses pendidikan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciPenerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA
KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain demi kelangsungan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari
BAB V KESIMPULAN Whirling dervish merupakan sebuah kesenian yang diciptakan sebagai ungkapan rasa cinta kepada Tuhan. Dengan kostum jubah dan topi memanjang, penari terus berputar pada satu kaki dan dalam
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tak dapat dilepaskan dari spiritualitas. Spiritualitas melekat dalam diri setiap manusia dan merupakan ekspresi iman kepada Sang Ilahi. Sisi spiritualitas
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Pengantar
BAB V PENUTUP 5.1. Pengantar Bab ini berisi simpulan dan saran. Selain itu, dimunculkan pula refleksi terhadap Mocopat Syafaat, dan implikasi atas teori yang digunakan. Pemahaman teori dipandang perlu,
Lebih terperinciBAB II Relasi Punk Muslim dengan Kelompok Dominan
BAB II Relasi Punk Muslim dengan Kelompok Dominan Gambar 2.1 Logo Punk Muslim 2.1 Profil Punk Muslim Punk Muslim berdiri pada tahun 2006 atau Ramadhan 1427 H. Penggagasnya adalah Budi Khoironi, yang akrab
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan merujuk pada hipotesis penelitian maka pada bab ini penulis menarik beberapa kesimpulan dan rekomendasikan sebagai berikut: A. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial yang selalu hidup berkelompok bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para
BAB I PENDAHULUAN Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok pesantren. Istilah pondok berasal dari bahasa Arab, funduq, yang artinya hotel atau
Lebih terperinciGUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA. PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON
GUBERNUR MALUKU SAMBUTAN GUBERNUR MALUKU PADA ACARA PELANTlKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH REKTOR UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON TANGGAL, 12 JANUARI 2016 DI AMBON PEMERINTAH PROVINSI MALUKU 2016 GUBERNUR MALUKU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah istilah kunci yang paling paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dan heterogen,
0473/SN/F.Psi/UKM/2005 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks dan heterogen, nampaknya perilaku anti-sosial dan kejahatan pun berkembang dengan cepatnya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative reseach) adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendiskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Dra. ASRI W. BANTENG, ME NIP
RENSTRA BIRO PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KESRA SETDA PROVINSI GORONTALO 2012 2017 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang masih memberikan Nikmat dan Rahmatnya, sehingga kami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA
PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciCARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI
CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI Modul ke: 02 Fakultas Ilmu Komunikasi Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Komunikasi Organisasi Dr. Inge Hutagalung Program Studi
Lebih terperinci