BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
|
|
- Ivan Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Suatu aktivitas akan memberikan pengaruh terhadap kawasan di sekitarnya, salah satu hasil dari pengaruh tersebut adalah perubahan pada harga lahan. Aktivitas pendidikan, misalnya, memungkinkan perubahan harga lahan melalui beberapa cara. Pertama, kegiatan tersebut meningkatkan kualitas lingkungan, seperti pembangunan infrastruktur dan perbaikan kondisi fisik kawasan. Kedua, adanya kegiatan pendidikan menimbulkan kegiatan ikutan lainnya dalam bentuk forward linkages (Drejer, 2003). Pada hal yang kedua, peningkatan intensitas aktivitas akan meningkatkan pula kebutuhan terhadap lahan. Contohnya, aktivitas pendidikan pada suatu kawasan menimbulkan kegiatan ikutan yang sifatnya mendukung dan melengkapi, seperti: rumah sewa, rumah makan mahasiswa, dan tempat fotokopi. Beberapa penelitian mendukung pernyataan di atas. Calder dan Greenstein (2001) memperlihatkan bahwa universitas akan selalu terlibat dalam perkembangan kawasan dimana berada dengan alasan faktor perawatan fisik dan pemasaran aktivitas pendidikan tersebut. Hal ini yang memunculkan suatu keterkaitan antara pembangunan fasilitas pendidikan dengan peningkatan harga lahan, meskipun dalam studi yang dikerjakan keduanya dinyatakan secara implisit. Dengan munculnya aktivitas pendidikan, perbaikan kualitas lingkungan pada akhirnya meningkatkan harga lahan di kawasan tersebut. Sementara itu, penelitian yang dikerjakan oleh Sherry (2005) lebih eksplisit memperlihatkan keterkaitan antara keberadaan fasilitas pendidikan terhadap munculnya kegiatan lain. Sherry menunjukkan bahwa keberadaan universitas atau perguruan tinggi di Amerika Serikat memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan tempat tinggal oleh para real estate developer. Dalam penelitian tersebut ditemukan suatu pola antara perguruan tinggi dengan lokasinya yang terletak suburban, sehingga memberikan penekanan pemenuhan kebutuhan terhadap tempat tinggal, atau rumah dan kamar sewa yang sangat penting bagi mahasiswa, pengajar, dan karyawan yang bekerja di sana. 1
2 Namun demikian kedua penelitian tersebut kurang memberikan penekanan terhadap pengaruh keberadaan perguruan tinggi terhadap harga lahan. Calder dan Greenstein (2001) telah memperlihatkan pengaruh aktivitas pendidikan terhadap suatu kawasan. Sherry pun memperlihatkan adanya keterkaitan dalam bentuk linkages antara aktivitas pendidikan dengan aktivitas lainnya. Kedua penelitian tersebut sebenarnya memberikan landasan bagi penelitian lanjutan untuk menemukan adanya pola hubungan antara aktivitas pendidikan dengan perubahan harga lahan, yang selama ini sangat jarang dilakukan, terutama di Indonesia. Beberapa penelitian mengenai aktivitas pendidikan di Indonesia lebih membahas mengenai pengaruh fasilitas pendidikan terhadap ekonomi lokal, misalnya penelitian oleh Mardiata (2001). Dalam studi yang dilakukan terhadap kawasan pendidikan di Jatinangor, aktivitas pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap munculnya aktivitas ekonomi yang dikelola masyarakat di sekitar, di antaranya: kamar sewa, toko, warung, dan lain-lain. Dengan meningkatnya intensitas kegiatan pendidikan (ditunjukkan dengan jumlah mahasiswa dan jumlah lembaga pendidikan), maka dampaknya terhadap berkembangnya aktivitas ekonomi dari masyarakat lokal semakin meningkat. Fenomena ini dikenal dengan forward linkages yang artinya suatu kegiatan memberikan pengaruh adanya aktivitas baru yang saling mendukung keberadaannya (Drejer, 2003). Healy dan Ilberry (1990) pun memberikan penekanan bahwa dengan akses yang baik dan terjangkau, fenomena linkages ini memberikan pengaruh yang besar terhadap jenis aktivitas dan lokasi. Hal ini ditunjukkan, misalnya, adanya fasilitas pendidikan menimbulkan kegiatan pelengkap, seperti rumah sewa yang lokasinya tersebar pada lokasi-lokasi yang aksesibel (dari segi jarak dan waktu). Dalam hal ini, secara tidak langsung, dapat dikemukakan bahwa fasilitas pendidikan meningkatkan ragam dan intensitas aktivitas lain di dalam kawasan yang meningkatkan pula kebutuhan lahan di sekitarnya. Adanya kebutuhan terhadap pembangunan fisik oleh aktivitas-aktivitas baru akan menambah kebutuhan akan lahan. Salah satu kawasan penting dari kegiatan pendidikan di Kota Bandung adalah Kawasan Ciumbeluit. Kawasan ini terletak di bagian utara Kota Bandung yang beriklim sejuk dan sangat tepat digunakan untuk kegiatan belajar. Kehadiran kegiatan pendidikan ini diinisiasi oleh Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Sejak tahun 1970-an, keberadaan UNPAR mempengaruhi perkembangan fisik dan ekonomi 2
3 kawasan. UNPAR mendorong tumbuhnya rumah sewa yang diperuntukkan bagi mahasiswa-mahasiswa. Begitu juga dengan fasilitas umum (rumah makan, toko, fotokopi, dll.). Perkembangan ekonomi pun semakin pesat, yang ditunjukkan dengan peningkatan kesempatan bagi penduduk di dalam maupun luar kawasan untuk bekerja di dalam kawasan yang tentunya diperuntukkan guna mendukung aktivitas pendidikan. Namun, berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang lebih menekankan terhadap pengaruf fasilitas pendidikan terhadap penyediaan fasilitas pendukung dan perkembangannya saja, penelitian ini ingin lebih menjelaskan lebih dalam lagi antara keterkaitan fasilitas pendidikan dengan perkembangan harga lahan di sekitarnya. Kawasan Ciumbeluit dapat menjadi suatu kasus studi yang menarik karena terdapat kecenderungan pertumbuhan mahasiswa yang semakin tinggi (terutama di dalam kawasan), kemudian meningkatkan permintaan terhadap berbagai kebutuhan mahasiswa; yang salah satunya adalah kamar sewa atau rumah kontrakan, bertambahnya permintaan akan kamar sewa dan fasilitas publik yang lain di dalam kawasan Ciumbuleuit. Peningkatan fasilitas ekonomi ini ditengarai akan mempengaruhi harga lahan di kawasan tersebut karena kebutuhan lahan untuk menampung fasilitas tersebut pun meningkat Perumusan Masalah Kaitan antara keberadaan fasilitas pendidikan terhadap harga lahan untuk konteks di Indonesia belum banyak dilakukan studinya. Hal ini menyebabkan kurangnya kebijakan yang sistematis sebagai antisipasi keberadaan perkembangan aktivitas pendidikan terhadap munculnya kegiatan lain yang turut menggunakan lahan. Masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan kemunculan kegiatan ikutan pun tidak jauh dari masalah perubahan harga lahan. Pengetahuan mengenai pengaruh aktivitas pendidikan terhadap harga lahan menjadi penting, sehingga pemerintah mampu merencanakan sebuah kawasan dengan kegiatan pendidikan yang dominan secara memadai, misalnya dalam mewujudkan struktur ruang dan zonasi kawasan yang tidak menimbulkan konflik antarkegiatan dan mewujudkan tata ruang yang seimbang antarberbagai aktivitas. 3
4 Beberapa penelitian yang ada selama ini lebih memfokuskan pada kaitan antara aktivitas pendidikan sebagai faktor yang menyebabkan munculnya kegiatan lain (Sherry, 2005, Mardiata, 2001). Padahal, dalam konteks ini terjadi perubahan lahan yang mengikuti perkembangan aktivitas ikutan dalam bentuk kaitan ke depan (forward linkages). Dengan peningkatan permintaan terhadap lahan sebagai tempat berlangsungnya aktivitas ikutan tersebut, nilai lahan pun menjadi tinggi. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori supply demand (Chapin, 1995), keterbatasan sediaan lahan, pada kondisi permintaan akan lahan yang meningkat untuk aktivitas, maka nilai lahan menjadi semakin tinggi. Refleksi dari nilai ini adalah harga lahan di sekitar aktivitas pendidikan. Terlebih lahan perkotaan memiliki keterbatasan dalam sediaan, kecuali dilakukan reklamasi atau peristiwa alam yang menambah sediaannya, sehingga kecenderungannya harga lahan meningkat. Dengan demikian, perlu penelitian yang lebih secara eksplisit melihat hubungan antara aktivitas pendidikan dengan perubahan harga lahan ini. Perkembangan aktivitas yang terjadi di wilayah Ciumbuleuit ini diperkirakan dipengaruhi oleh kegiatan pendidikan UNPAR yang dirasa cukup dominan. Secara tidak langsung kondisi fisik di kawasan Ciumbuleuit berubah sejalan dengan kondisi aktivitas dan memungkinkan terjadinya perubahan penggunaan lahan secara signifikan. Penelitian yang dikerjakan oleh dosen UNPAR antara tahun 1980-an 1990-an memperlihatkan pengaruh UNPAR yang signifikan terhadap perkembangan kegiatan lain di sekitarnya. Tetapi, penelitian tersebut belum memperhatikan perhatian terhadap perubahan lahan yang menyertai tumbuhnya kegiatan-kegiatan tersebut. Padahal, sangat penting untuk memperhatikan dinamika harga lahan untuk mengantisipasi masalah yang telah diungkapkan di atas. Walaupun ditengarai adanya pengaruh keberadaan UNPAR terhadap pembangunan yang terjadi dan dinamika harga lahan yang menyertai, namun belum ada penjelasan yang memadai tentang aktivitas UNPAR terhadap dinamika harga lahan di kawasan tersebut. Dalam hal ini, penelitian akan memfokuskan pada upaya untuk menjelaskan pengaruh UNPAR terhadap dinamika harga lahan tersebut. 4
5 1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh keberadaan UNPAR terhadap dinamika harga lahan di kawasan Ciumbuleuit. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa sasaran penelitian: - Menjelaskan faktor-faktor penentu harga lahan di wilayah studi, pada waktu sebelum dan sesudah keberadaan UNPAR. - Menjelaskan perubahan yang terjadi pada faktor penentu harga lahan di kawasan studi, setelah keberadaan UNPAR. - Menganalisis pengaruh UNPAR terhadap dinamika harga lahan yang berlaku di wilayah studi. 1.4 Relevansi Studi Relevansi studi dapat dibagi menjadi menjadi dua, yaitu: akademis dan praktis. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap metodologi pengumpulan informasi harga lahan. Selain itu, penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai pengaruh aktivitas pendidikan terhadap perubahan harga lahan yang selama ini belum banyak dikerjakan, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Secara praktis, penelitian ini juga dapat memberikan umpan-balik dalam kegiatan penataan kawasan Ciumbuleuit dengan memperhatikan perkembangan harga lahannya. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi penataan kawasan dalam tahapan perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Ciumbeleuit. Dalam pemanfaatan ruang di kawasan, misalnya, pengetahuan mengenai dinamika harga lahan menjadi masukan penting untuk menetapkan atau merevisi ulang tujuan bagi penataan kawasan yang lebih memperhatikan akses masyarakat terhadap fasilitas publik, tidak hanya didominasi fasilitas ekonomi semata. Dalam konteks pemanfaatan ruang, mekanisme insentif dan disinsentif dapat diterapkan untuk menjaga peruntukan lahan sesuai dengan rencana rinci kawasan (dalam hal ini RDTRK), sehingga tidak lagi rentan dengan spekulasi lahan yang hanya menguntungkan sebagian kecil kelompok masyarakat. Penelitian ini juga dapat memberikan masukan bagi penentuan NJOP suatu kawasan, dikaitkan dengan aktivitas yang terjadi di kawasan tersebut. 5
6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, lingkup materi dan lingkup wilayah penelitian dibatasi pada beberapa hal berikut. I.5.1 Lingkup Wilayah Studi Lingkup wilayah dari penelitian ini meliputi RW dan RT dari Kelurahan Ciumbuleuit dan sebagian dari RW di Kelurahan Hegarmanah (alasan pemilihan RW akan diterangkan dalam Bab III), sedangkan alasan pemilihan dua Kelurahan ini sebagai lokasi penelitian antara lain: a. Citra dari Kelurahan Hegarmanah dan Kelurahan Ciumbuleuit sebagai salah satu kawasan yang cukup diminati di kota Bandung. b. Kelurahan Hegarmanah dan Kelurahan Ciumbuleuit memiliki potensi untuk terus berkembang, karena memiliki kondisi fisik yang cukup menunjang. c. Kelurahan Hegarmanah dan Kelurahan Ciumbuleuit menjadi suatu wilayah dengan nilai sejarah yang cukup tinggi di Kota Bandung. d. Karakteristik Kelurahan Hegarmanah dan Kelurahan Ciumbuleuit cukup mewakili masalah yang terkait dengan kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian, misalnya: Dua Kelurahan ini berbatasan dengan keberadaan kampus UNPAR (Universitas Parahyangan). Terjadi perkembangan harga lahan yang cukup pesat di dalam dua Kelurahan ini. Keberadaan UNPAR di dalam wilayah studi cukup memiliki peran yang cukup besar di dalam mempengaruhi aktivitas yang terjadi di dalamnya. Dua Kelurahan ini memiliki batas administratif dan fisik (Sungai) yang cukup jelas, sehingga dapat membatasi wilayah penelitian dengan baik. Tingginya intensitas pembangunan yang terjadi di dalam dua Kelurahan tersebut. e. Alasan lain yang bersifat pribadi seperti kemudahan dalam perolehan data, pengetahuan peneliti terhadap wilayah studi cukup baik, dan sebagainya. 6
7 I.5.2 Lingkup Materi Dalam penelitian ini, ruang lingkup materi yang akan diteliti dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut: a. Menjelaskan keberadaan fasilitas publik berskala makro dan keterkaitannya dengan pembangunan dalam suatu wilayah. Menunjukan bahwa dinamika perubahan yang terjadi di dalam suatu fasilitas publik dengan skala makro ini akan melahirkan permintaan terhadap pembangunan. b. Menjelaskan perkembangan harga lahan yang terjadi dikaitkan dengan aspekaspek yang bekerja di dalamnya; menunjukan bahwa aspek-aspek tersebut akan memberikan pengaruh terhadap permintaan lahan di wilayah studi, sehingga menghasilkan suatu angka nominal yang merupakan refleksi dari besarnya permintaan tersebut. c. Penelitian akan menjelaskan keterkaitan antara keberadaan fasilitas publik dan pengaruhnya terhadap perkembangan harga lahan. Keberadaan UNPAR sebagai fasilitas publik dengan dinamika di dalamnya yang melahirkan permintaan dan akan mendorong terjadinya perkembangan dan pembangunan. 1.6 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dari penelitian ini, merupakan skema dasar yang memberikan gambaran umum dari penelitian dan menjelaskan pentingnya penelitian ini, dibantu dengan tingkatan-tingkatan yang dimulai dari latar belakang, tujuan dari penelitian, analisis yang akan dilakukan, serta tujuan dan rekomendasi yang kelak berguna ataupun menjelaskan tujuan awal dari penelitian ini. Kerangka pemikiran untuk studi ini dapat dilihat pada lembar selanjutnya. I.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Pada bab ini disampaikan latar belakang penelitian, identifikasi persoalan, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian, relevansi studi, serta sistematika penulisan. 7
8 Keterkaitan antara harga lahan dan intensitas aktivitas (Teori Supply and demand, Chapin, 1979) Keberadaan fasilitas pendidikan akan memberikan efek turunan (Calder; Greenstein (2001), Sherry, (2005)) Faktor-faktor dari kesesuaian suatu harga lahan (Lichfield, 1956) Teori Fasilitas pendidikan sudah menjadi salah satu karakteristik Kota Bandung Keberadaan UNPAR diduga memberikan pengaruh terhadap perkembangan kawasan di sekitarnya Kurangnya penelitian yang menjelaskan hubungan antara fasilitas pendidikan dan harga lahan Latar Belakang Aktivitas pendidikan menimbulkan permintaan terhadap fasilitas pendukung Perubahan fungsi lahan di sekitar fasilitas pendidikan Harga lahan meningkat mengikuti kecenderungan dari tingginya intensitas aktivitas Fakta Walau ditengarai UNPAR memberi pengaruh terhadap harga lahan di kawasan Ciumbuleuit, namun pengaruh tersebut belum terjelaskan dengan baik. Persoalan Penelitian menjelaskan pengaruh dari keberadaan UNPAR terhadap harga lahan di kawasan Ciumbuleuit Tujuan Penelitian Menjelaskan faktor-faktor penentu harga lahan di wilayah studi, pada waktu sebelum dan sesudah keberadaan UNPAR Menganalisis pengaruh UNPAR terhadap dinamika harga lahan yang berlaku di wilayah studi Menjelaskan perubahan yang terjadi pada faktor penentu harga lahan di kawasan studi, setelah keberadaan UNPAR Sasaran Harga lahan di kawasan studi (sebelum dan setelah keberadaan fasilitas pendidikan) Perubahan pada variabel fasilitas pendidikan (jumlah mahasiswa) Forward linkages dari keberadaan fasilitas pendidikan (fasilitas publik yang bersifat ekonomi) Perubahan pada faktor-faktor kesesuaian harga lahan Pendekatan Penelitian Perubahan harga lahan pada tahun Perubahan fungsi lahan , dan kaitannya dengan harga lahan Analisis Sumber : Hasil Pemikiran, 2006 Gambar I.1. Kerangka Pemikiran Kesimpulan dan rekomendasi terhadap penataan lahan di dalam suatu kawasan yang mendapat pengaruh fasilitas pendidikan yang cukup dominan Kesimpulan dan Rekomendasi 8
9 Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas kajian teoritis dari karakteristik lahan dan kaitannya dengan perkembangan suatu harga lahan. Kemudian menjelaskan karakteristik suatu fasilitas publik, serta kaitannya dengan perkembangan suatu wilayah, dan bagaimana Universitas sebagai suatu fasilitas publik akan memberikan pengaruh di dalam perkembangan yang terjadi di suatu kawasan yang menjadi lokasi dari keberadaan fasilitas ini berada. Bab III Desain Riset Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, data yang mendukung penelitian, pengumpulan data, lokasi penelitian, pemilihan sampel, metode analisis, serta tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian ini. Bab IV Gambaran Umum Wilayah Studi Pada bab ini akan dideskripsikan karakteristik wilayah studi seperti sejarah dari wilayah studi, penjelasan dari dua Kelurahan yang menjadi lokasi dari penelitian, yaitu Kelurahan Hegarmanah dan Kelurahan Ciumbuleuit, kemudian kondisi fisik, ekonomi dan sosial, ketersedian serta perkembangan dari sarana dan prasarana wilayah. Berikutnya adalah penjelasan umum dari UNPAR (Universitas Parahyangan), dimulai dari sejarah perkembangannya, baik fisik maupun mahasiswa. Bab V Perkembangan Harga Lahan dan Kaitannya dengan Forward Linkages dari Keberadaan Unpar Pada bab ini pembahasan akan di bagi menjadi dua tahap, sebelum ( ) dan sesudah keberadaan UNPAR ( ). Masing-masing dari tahap pembahasan akan menjelaskan perubahan formasi harga lahan yang terjadi di wilayah studi, kemudian dikaitkan dengan pembangunan fasilitas-fasilitas publik sebagai forward linkages dari permintaan yang lahir akibat keberadaan UNPAR dan mahasiswanya. 9
10 Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi Pada bab ini dijelaskan hasil dari temuan studi, kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan di dalam wilayah studi, menjelaskan kelemahan dari studi yang telah dilakukan, kemudian dimasukan ke dalam implikasi kebijakan terkait dengan tema penelitian serta saran untuk studi lanjutan. 10
BAB VI PENUTUP VI. 1 Temuan Studi
BAB VI PENUTUP Pada bab ini dijelaskan hasil temuan dari penelitian, kemudian kesimpulan yang diambil berdasarkan kondisi di lapangan dan menurut teori (hasil analisis), serta memberikan rekomendasi dan
Lebih terperinciBAB III DESAIN RISET III.1 Pendekatan Studi
BAB III DESAIN RISET Dalam bab ini akan dibahas metodologi penelitian yang digunakan, unit analisis yang digunakan, data yang mendukung penelitian, pengumpulan data, lokasi penelitian, pemilihan sampel,
Lebih terperinciPENGARUH KEBERADAAN UNIVERSITAS PARAHYANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI SEKITARNYA
PENGARUH KEBERADAAN UNIVERSITAS PARAHYANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI SEKITARNYA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi
BAB 5 PENUTUP Pada bagian ini, akan dibahas temuan studi yang didapat, kesimpulan, kelemahan studi, rekomendasi yang dapat diberikan untuk perencanaan di masa yang akan datang, serta masukan untuk studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Bagian ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup, metode studi, manfaat studi, serta sistematika penulisan yang akan digunakan
Lebih terperinciRENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA
1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan suatu kota ataupun wilayah merupakan implikasi dari dinamika kegiatan sosial ekonomi penduduk setempat, serta adanya pengaruh dari luar (eksternal) dari daerah sekitar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi perkotaan di banyak negara berkembang menghadapi permasalahan dan beberapa diantaranya sudah berada dalam tahap kritis. Permasalahan yang terjadi bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut pula kebutuhan lahan yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya tingkat
Lebih terperinciKONDISI PELAYANAN FASILITAS SOSIAL KECAMATAN BANYUMANIK-SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK TUGAS AKHIR
KONDISI PELAYANAN FASILITAS SOSIAL KECAMATAN BANYUMANIK-SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK TUGAS AKHIR Oleh: ADHITA KUSUMA DWI CAHYANI L 2D 098 402 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proses pembangunan di Indonesia terus bergulir dan ekspansi pemanfaatan ruang terus berlanjut. Sejalan dengan ini maka pengembangan lahan terus terjadi dan akan berhadapan
Lebih terperinci2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan suatu ruang terbuka di kawasan perkotaan yang didominasi tutupan lahannya oleh vegetasi serta memiliki fungsi antara lain
Lebih terperinciEVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: YUSUF SYARIFUDIN L2D 002 446 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007
Lebih terperinciFENOMENA PENGELOLAAN PRASARANA DI KAWASAN PERBATASAN
FENOMENA PENGELOLAAN PRASARANA DI KAWASAN PERBATASAN (Studi Kasus: Pengelolaan Persampahan di Perumnas Pucang Gading, Perbatasan Kota Semarang-Kabupaten Demak) TUGAS AKHIR Oleh: L. VENARIO AGIASTO L2D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk menuju daerah perkotaan semakin meningkat secara pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa kebanyakan, kota bagaikan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya perkembangan kota, membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang berbagai aktivitas masyarakat kota. Meningkatnya aktivitas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan secara umum tentang pengelolaan Barang Milik
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum tentang pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang berkaitan dengan pelayanan publik pada Satuan Kerja Pemerintah Pusat, khususnya dalam bentuk pemanfaatan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR
KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: BAMBANG WIDYATMOKO L2D 098 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2008, juga tengah giat membangun daerahnya. Sebagai daerah yang masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pringsewu sebagai sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) yang dibentuk berdasarkan Surat Keterangan Menteri Dalam Negeri (MENDAGRI) nomor 48 Tahun 2008,
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Pembahasan mengenai Model Bangkitan Pergerakan Perumahan Perumahan di Kota Cimahi ini muncul dilatar belakangi oleh beberapa ayat Al Quran d ibawah ini : 1. Al-Quran Surat Saba ayat 18
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia kegiatan pertanian masih bertumpu pada lahan (Land Based
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan, seperti sektor pertanian, kehutanan, perumahan,
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN. Brian Erfino Wattimena 1 Dr. Ir. Linda Tondobala, DEA 2, Raymond Ch. Taroreh, ST, MT 3
HASIL PENELITIAN KETERKAITAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN DENGAN PERUBAHAN FUNGSI DAN INTENSITAS BANGUNAN PADA KAWASAN SEPANJANG KORIDOR BOULEVARD DI DEPAN KAWASAN MEGAMAS Brian Erfino Wattimena 1 Dr. Ir. Linda
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,
Lebih terperinciTPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN
TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 08 Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Tata Ruang Tujuan Sosialisasi Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik ik & Lingkungan,
Lebih terperinciKETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH
KETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH (Studi Kasus: Kelurahan Tanjungmas, Kec. Semarang Utara Kota Semarang) TUGAS AKHIR Oleh: INDRI NOVITANINGTYAS L2D
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT KOS DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia untuk memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari kegiatan ekonomi, salah satunya adalah konsumsi barang dan jasa baik yang sifatnya primer, sekunder maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu bentuk ekosistem yang secara umum terdiri dari wilayah hulu dan hilir. Wilayah hulu DAS didominasi oleh kegiatan pertanian lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan titik awal perubahan atau perkembangan sebuah kota yang ditandai dengan laju pertumbuhan kawasan urban. Laju pertumbuhan ini merupakan tolok ukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan proses yang harus dilalui setiap negara dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses yang harus dilalui setiap negara dari masa ke masa. Pembangunan merupakan perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi
Lebih terperinciSIDANG UJIAN TUGAS AKHIR
SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN (STUDI KASUS : KECAMATAN RUNGKUT) Disusun Oleh: Jeffrey Arrahman Prilaksono 3608 100 077 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukiman, perdagangan, industri dan lain-lainnya tidak terkendali/tidak sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota pada dasarnya adalah sebuah lingkungan yang dinamis yang senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan kota yang pesat dan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan tentang Penataan Ruang di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Diamanatkan dalam Undang-Undang tersebut bahwa
Lebih terperinciTOPIK DAN MASALAH PENELITIAN. By: Eko B. Sulistio, S.Sos., M.AP
TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN By: Eko B. Sulistio, S.Sos., M.AP TOPIK Kejadian/ Peristiwa (fenomena) yang akan dijadikan objek penelitian Topik tidak sama dengan judul, tetapi judul dapat sama dengan Topik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah yang berlandaskan UU No. 32 tahun 2004 yang merupakan revisi dari UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses berkembangnya suatu kota baik dalam aspek keruangan, manusia dan aktifitasnya, tidak terlepas dari fenomena urbanisasi dan industrialisasi. Fenomena seperti
Lebih terperinciPokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI
Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI LATAR BELAKANG PP TENTANG KAWASAN INDUSTRI Dengan diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. Yogyakarta yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta terbukti efektif
BAB VII PENUTUP VII.1. Kesimpulan Kebijakan investasi pembangunan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta terbukti efektif memberikan dampak kesejahteraan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii LEMBAR PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR PETA... xiv BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Kota Bandung (Sumber: Pengadilan Negeri Bandung, 2017 )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat dan juga merupakan ibu kota provinsi tersebut. Kota ini merupakan kota terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SURAKARTA
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki penerimaan dari berbagai sumber. Salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar yaitu dari penerimaan
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas kajian teoritis dari karakteristik lahan dan kaitannya dengan perkembangan suatu harga lahan. Kemudian menjelaskan karakteristik suatu fasilitas publik, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum Yogyakarta: Studi Perpustakaan di Masa Depan. dengan Penekanan pada Fleksibilitas Ruang
BAB I PENDAHULUAN A. Definisi dan pengertian judul 1. Judul Perpustakaan Umum Yogyakarta: Studi Perpustakaan di Masa Depan dengan Penekanan pada Fleksibilitas Ruang 2. Definisi Perpustakaan Umum : Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI,
ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA 9521042 PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Peranan pihak swasta
Lebih terperinciAPARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR APARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : DARU SURYANINGWANG L2B
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. bantaran sungai Bengawan Solo ini seringkali diidentikkan dengan kelompok
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perumahan relokasi yang di Surakarta merupakan perumahan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar bantaran sungai Bengawan Solo. Perumahan
Lebih terperinciStudi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG
1.1 LATAR BELAKANG Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu daerah penghasil sumber daya alam khususnya tambang. Kegiatan penambangan hampir seluruhnya meninggalkan lahan-lahan terbuka
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI A. Pendekatan Kajian Pelaksanaan studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan dan Hemat Energi diharapkan menghasilkan suatu konsep pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena kawasan ini merupakan pusat segala bentuk aktivitas masyarakat. Pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Pusat Kota merupakan denyut nadi perkembangan suatu wilayah karena kawasan ini merupakan pusat segala bentuk aktivitas masyarakat. Pusat Kota mengalami kecenderungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia belakangan ini terpuruk hingga menyebabkan penurunan di segala bidang kehidupan. Imbas krisis ekonomi turut membuat sektor property mati suri.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Perbandingan Temuan dengan Proposisi Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proposisi pertama Perkembangan pola tata ruang kawasan destinasi pariwisata kepulauan di pengeruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Tebing Tinggi adalah adalah satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 78 kilometer dari Kota Medan. Kota Tebing Tinggi terletak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
134 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Sebagai penutup tesis ini, akan dikemukakan tiga hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia kerja saat ini semakin meningkat sehingga menyebabkan manusia menghabiskan waktunya untuk terus bekerja dan bekerja. Hal ini terjadi hampir di kota-kota
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN
BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan pada bab-bab terdahulu, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan selama penelitian dilakukan. Efektivitas strategi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nilai lahan di Kota Padang menarik untuk dikaji. Beberapa hal yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai lahan di Kota Padang menarik untuk dikaji. Beberapa hal yang meyebabkannya demikian adalah pertama karena fungsinya Kota Padang memiliki pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kampus Menjadi Generator Pertumbuhan Ekonomi Bagi Daerah Disekitarnya 1 Posisi Bulaksumur dan Sekip sebagai lokasi kampus terpadu UGM yang berada di perbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan tempat kosentrasi kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, meliputi kegiatan industri, perkantoran, hingga hunian. Perkembangan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta aktivitas pembangunan dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan ikut meningkatnya permintaan akan lahan dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2 (dua) orang Sarjana Arsitektur yaitu Ir. Muhammad Hasan (alm) dan Ir. M.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 1980-an Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU menerima 2 (dua) orang Sarjana Arsitektur yaitu Ir. Muhammad Hasan (alm) dan Ir. M. Nawawiy Loebis,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK URBAN SPRAWL DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : ROSITA VITRI ARYANI L2D 099 449 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005 ABSTRAKSI
Lebih terperinciKAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR
KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Oleh : YUSUP SETIADI L2D 002 447 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang
BAB I PENDAHULUAN Dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan rumah sebagai kebutuhan dasar manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang pendekatan-pendekatan yang melibatkan keputusan-keputusan
Lebih terperinciKINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D
KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D 306 007 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: MELANIA DAMAR IRIYANTI L2D
PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM BANGUN PRAJA (Studi Kasus: Kawasan di Sekitar Kampus UNDIP Tembalang) TUGAS AKHIR Oleh: MELANIA DAMAR IRIYANTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar. Pasar menyediakan berbagai barang kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Pengelolaan pasar mulanya
Lebih terperinciADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang sering terjadi di suatu negara yang tingkat pembangunannya tidak merata. Fenomena urbanisasi menyebabkan timbulnya pemukimanpemukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan lahan berhubungan erat dengan dengan aktivitas manusia dan sumberdaya lahan (Sitorus, 2011). Pertumbuhan dan perkembangan kota dipengaruhi oleh adanya
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
163 BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Menjawab Pertanyaan Penelitian dan Sasaran Penelitian Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini dihasilkan pengetahuan yang dapat menjawab
Lebih terperinciKKPP Perumahan & PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK REHABILITASI PERMUKIMAN PASKA-BENCANA DENGAN PENDEKATAN BERTUMPU MASYARAKAT
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI IV Kampus Pusat Universitas Teknologi Yogyakarta Yogyakarta, 5 April 2007 --- ISBN 978-979-1334-20-4 PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK REHABILITASI PERMUKIMAN PASKA-BENCANA DENGAN PENDEKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danau Poso merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Tengah yang memiliki obyek wisata alam yang sangat indah dan menarik. Beberapa obyek wisata alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lahan adalah Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya
Lebih terperinci2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang setiap saat berubah seiring perkembangan zaman, maka tuntutan terhadap layanan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus melaksanakan pembangunan nasional dalam rangka mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena dalam aktivitas perkotaan yang terjadi secara terus menerus. Urbanisasi akan membawa pembangunan perkotaan sebagai tanggapan dari bertambahnya
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D
KONTRIBUSI TAMAN BERMAIN WONDERIA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SRIWIJAYA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D 301 321 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah jadi karena sering terjadi kota yang dibangun tanpa mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menata kota yang baru lebih mudah dari pada membentuk kota yang sudah jadi karena sering terjadi kota yang dibangun tanpa mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
Lebih terperincicukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pengolahan merupakan sektor yang mempunyai konstribusi cukup besar bagi struktur perekonomian di Kabupaten Magelang. Data pada tahun 2012 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan signifikan. Cara baru tersebut dikenal sebagai pemasaran digital
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin pesat berkembang mendorong bagi pelaku pasar untuk dapat menyasar konsumen menggunakan teknologi yang telah berkembang. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan studi ini dilatarbelakangi oleh terjadinya satu dilema yang
1 BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan studi ini dilatarbelakangi oleh terjadinya satu dilema yang sangat sering dihadapi dalam perencanaan keruangan di daerah pada saat ini, yaitu konversi kawasan lindung menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan perekonomian di kota-kota besar dan metropolitan seperti DKI Jakarta diikuti pula dengan berkembangnya kegiatan atau aktivitas masyarakat perkotaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai salah satu propinsi di Indonesia memiliki karakteristik struktur perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar ekonomi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan penduduk kota yang sangat pesat selama beberapa dekade terakhir, baik secara alamiah maupun akibat urbanisasi, telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan seutuhnya yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai bila seluruh kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. depresiasi memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menilai kinerja masa depan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Depresiasi merupakan penurunan nilai fisik aset berwujud seiring berjalannya waktu dan penggunaan. Sebagai komponen pembentuk laba dilaporan laba rugi, depresiasi
Lebih terperinciFaktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam tampak semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh proses alam maupun manusia itu sendiri. Kerugian langsung berupa korban jiwa, harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pertumbuhan kawasan perkotaan terus mengalami peningkatan. Dalam laporan revisi prospek urbanisasi dunia 2014 yang dilaporkan divisi populasi departemen perserikatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian sudah seharusnya mendapat prioritas dalam kebijaksanaan strategis pembangunan di Indonesia. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, sektor pertanian di Indonesia,
Lebih terperinci