ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRACT"

Transkripsi

1 KESANTUNAN BAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF ANAK TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA DALAM KELUARGA INTI DI DAERAH PUNGGASAN KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN Ennang Saputri Dewi 1), Yetty Morelent 2), Syofiani 2). 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta saputriendang92@gmail.com ABSTRACT This Study purposed to describe children politeness in speech acts Minangkabau to older people in Punggasan, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan, West Sumatera. The thory used is the opinion Wijana (2009) about the kind of speech act, Nadar (2013) about the context of the talking. The kind of this research is a qualitative research with describtive method proposed by Moleong (2010). The result of this research showed that the form of politeness Minangkabau speech acts in an exspressive way of taking by children to the older people in Punggasan, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan is the children s speech classified as a polite act because the children talk polite and gently. Otherwise children have used the word of greeting that appropriate to the older people rather them. This thing caused by the environment situation, that influenced the way of children s act in speech. The context of speech acts often used by children is speech acts often occurd in home, and children often speech acts politely and gently, otherwise the impact of an expressive speech acts that used by children to the older people will get the negative impact to the children, so that children dont t pay attention to the politeness of speech acts in an association in Minangkabau when we are talking each other, is followed kato nan ampek. Based on the analyzing the data, it can be that the politeness of Minangkabau speech acts in children speech acts to the older people in Punggasan, Linggo Sari Baganti, Pesisir Selatan classified as polite because the environmental factors influenced the way of children s speech acts to the older people. Keywords: Politeness Language, Speech Acts, Minangkabau Languag 1

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia, dari manusia yang belum dewasa menjadi manusia yang mandiri. Seseorang yang memiliki pendidikan tercermin dari cara dia bertingkah laku yang sopan, dan bertutur kata yang santun, hal itu akan tampak dari bahasa yang digunakan dalam kehidupan seharihari. Karena bahasa itu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya. Jadi, bahasa itu menguasai cara berpikir dan bertindak manusia (Chaer, 2007:70). Menurut Chaer dan Agustina (2004:47), peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam suatu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan suatu pokok aturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Selanjutnya, Chaer dan Agustina (2004:50) menyatakan bahwa tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungan nya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Di setiap daerah memiliki gaya bahasa tersendiri dalam berkomunikasi, tetap memperhatikan sopan santun agar tuturannya tidak membuat orang lain tersinggung. Salah satu ajaran yang memberikan pembelajaran sopan santun adalah adat Minangkabau. Adat Minangkabau memberikan tuntunan atau pelajaran kepada masyarakatnya agar selalu memperhatikan etika berbahasa dan bersikap sopan santun untuk mencapai keharmonisan dalam pergaulan. Di Minangkabau orang yang tidak tahu sopan santun, tidak memiliki tingkah laku dan tutur kata yang baik disebut sebagai orang yang indak tahu jo nan ampek (tidak tahu dengan yang empat) (Azrial, 2008:14). Di dalam keseharian, masyarakat di daerah Punggasan, khususnya generasi muda sekarang ini berkomunikasi menggunakan bahasa 2

3 Minangkabau yang sering diartikan kasar oleh orang yang baru mendengarkannya. Namun, hal itu pun tergantung kepada penutur yang menuturkannya. Apakah dia menuturkan dengan santun atau tidak santun. Misalnya pada tuturan Oi Bang, rancak baju kini mah, alah mirip jo Justin Bieber tuturan tersebut akan terdengar tidak santun atau kasar bagi orang yang baru mendengarnya, karena penutur memuji lawan tuturnya dengan cara yang tidak sopan. Padahal lawan tuturnya itu lebih tua. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis merasa perlu untuk meneliti kesantunan berbahasa Minangkabau dalam tindak tutur anak kepada orang yang lebih tua di daerah Sumatera Barat, yaitu di Kabupaten Pesisir Selatan, khususnya di daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, karena jika dilihat dari kehidupan masyarakatnya yang heterogen, baik dari segi mata pencarian, segi ekonomi dan tingkat pendidikannya. Mereka ada yang berasal dari keluarga yang berpendidikan tinggi, keluarga yang berpendidikan menengah, dan juga keluarga yang berpendidikan rendah. Dengan demikian, ada keluarga yang bertutur dengan santun dan ada yang tidak santun. KAJIAN TEORI Fungsi utama bahasa menurut Chaer dan Agustina (2004:11) adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia. Di dalam kehidupan bermasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga menggunakan alat komunikasi lain, selain bahasa. Namun, tampaknya bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik, paling sempurna dibandingkan dengan alat-alat komunikasi lain, termasuk juga alat komunikasi yang digunakan para hewan. Nadar (2013:2) berpendapat bahwa pragmatik merupakan cabang linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu. Menurut Chaer dan Agustina (2004:47), peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu 3

4 pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Konteks tuturan penelitian linguistik adalah konteks dalam semua aspek fisik atau seting sosial yang relevan dari tuturan bersangkutan. Konteks yang bersifat fisik lazim disebut konteks (contekt), sedangkan konteks seting sosial disebut konteks. Di dalam pragmatik konteks itu pada hakikatnya adalah semua latar belakang pengetahuan (background knowledge) yang dipahami bersama oleh penutur dan lawan tutur (Wijana, 2009:15). Ekspresif merupakan tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi mengenai hal yang disebutkan di dalam tuturan itu, seperti memuji, mengucapkan terima kasih, dan mengkritik Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur, seperti memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik dan menyelak. Bentuknya dapat berupa kalimat positif maupun negatif. Sebagai contoh, (1) bajumu bagus sekali, (2) terima kasih banyak atas bantuannya, (3) kamu tidak bagus kalau pakai sepatu ini (Chaer 2010:30). Menurut Azrial (2008:37) sopan santun terdiri atas dua kata, sopan dan santun. Sopan artinya hormat, takzim dan beradab, baik tingkah lakunya, baik tutur katanya, baik cara berpakaian dan sebagainya. Ayub dkk (1993:2) mengutip pendapat Nababan mengatakan bahwa bahasa Minangkabau bukan saja dipakai di Sumatera Barat tapi juga di Malaysia, khususnya di Negeri Sembilan. Menurut Azrial (2008:37) sopan santun terdiri atas dua kata, sopan dan santun. Sopan artinya hormat, takzim dan beradab, baik tingkah lakunya, baik tutur katanya, baik cara berpakaian dan sebagainya. Lebih lanjut, Azrial (2008:37) menyatakan santun yaitu halus dan orang yang baik budi bahasanya. Sabar, tenang, suka menolong, mempunyai rasa belas kasihan. 4

5 METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis dan Metode Penelitian jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatitf dengan metode deskriptif. Menurut Moleong (2010:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata, dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah. Selanjutnya, menurut Sugiyono (2014:10) penelitian kualitatif yang memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh ( holistic) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. 2. Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti Pada tahap persiapan terlebih dahulu peneliti menyiapkan peralatan yang akan digunakan saat penelitian. Kemudian untuk tahap pelaksanaannya penelitian difokuskan pada kesantunan berbahasa Minangkabau dalam aspek tindak tutur ekspresif yang dilakukan anak terhadap orang yang lebih tua. Dalam hal ini, penulis melibatkan anak sebagai penutur dan orang yang lebih tua sebagai mitra tuturnya. Entri yang akan diteliti meliputi tuturan anak terhadap orang yang lebih tua dalam berkomunikasi di daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam proses pengumpulan data, penulis merekam percakapan yang dilakukan anak kepada orang yang lebih tua. 3. Objek penelitian, Data dan Sumber Data Objek penelitian ini adalah penduduk asli yang menetap di daerah Punggasan Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, yang meliputi keluarga berpendidikan tinggi, keluarga berpendidikan menengah, dan keluarga berpendidikan rendah. Sedangkan datanya diambil dari tindak tutur anak terhadap orang yang lebih tua dalam aspek tindak tutur ekspresif, dengan sumber datanya yaitu interaksi, percakapan atau komunikasi yang 5

6 dilakukan antara anak dengan orang yang lebih tua dalam sebuah keluarga inti. 4. Instrumen Penelitian Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Kemudian, instrumen bantu dalam penelitian ini, yaitu alat perekam, seperti handphone, kemudian alat tulis-menulis, di antaranya pena, kertas, dan alat tulis lainnya. Alat-alat tersebut digunakan agar dapat membantu jalannya proses penelitian. 5. Informan Penelitian Menurut Nadra dan Reniwati (2009:36) informan adalah orang yang akan memberikan data penelitian. Informan akan memberikan informasi kebahasaan yang dicari oleh si peneliti. Tanpa informan, penelitian tidak dapat dilakukan. Informan ini merupakan syarat mutlak dalam penelitian kebahasaan yang bersumber pada bahasa lisan. Penulis menggunakan informan yang merupakan penduduk asli yang lahir dan menetap di daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, yaitu informan tersebut berasal dari keluarga berpendidikan tinggi, keluarga berpendidikan menengah dan keluarga berpendidikan rendah. Untuk masing-masing kriteria keluarga, peneliti mengambil keluarga inti saja yang terdiri dari ayah, ibu, kakak lakilaki atau kakak perempuan, adik lakilaki atau adik perempuan. Kriteria untuk keluarga berpendidikan tinggi yaitu kedua orang tuanya menduduki bangku perguruan tinggi (mendapat gelar sarjana, diploma, master atau doktor). Jika pendidikan terakhir salah satu orang tuanya sarjana dan yang lainnya tamat SMA/sederajat, ini dikatakan sebagai kriteria keluarga berpendidikan menengah. Sedangkan untuk keluarga berpendidikan rendah kriterianya yaitu, salah satu atau kedua orang tuanya hanya tamatan SMP/Sederajat, atau bahkan tidak sekolah sama sekali. 6. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dilakukan secara bertingkat. Pada tahap pertama, 6

7 penulis merekam tuturan anak kepada orang yang lebih tua dengan menggunakan handphone. Pada tahap kedua, setelah data terkumpul, rekaman ditranskripsikan dalam bentuk tulisan di lembar yang telah penulis persiapkan, dan kemudian dianalisis. 7. Teknik Pengujian Keabsahan Data Teknik pengujian keabsahan data merupakan faktor yang menentukan di dalam penelitian kualitatif. Teknik pengujian atau pemeriksaan keabsahan data peneliti gunakan adalah berupa teknik ketekunan/keajegan pengamat dan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2010:329) yang dimaksud dengan teknik ketekunan pengamatan adalah menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 8. Teknik Analisis Data Setelah penulis mendapatkan data di lokasi penelitian, selanjutnya akan dilakukan kegiatan menganalisis data. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu:(1) Mentranskripsikan data hasil rekaman ke dalam bentuk teks, (2) Data diklasifikasikan berdasarkan jenis tindak tutur ekspresif (memuji, mengucapkan terima kasih, dan mengkritik), (3) Menginterpretasikan hasil analisis data tentang tindak tutur ekspresif (memuji, mengucapkan terima kasih, dan mengkritik), dan (4) Menyimpulkan hasil interpretasi data tentang tindak tutur ekspresif (memuji, mengucapkan terima kasih, dan mengkritik). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Deskripsi hasil penelitian ini berisikan data tuturan anak terhadap orang yang lebih tua, data diperoleh melalui rekaman pada saat interaksi komunikasi. Masing masing transkripsi rekaman yang menjadi data penelitian ini kemudian dianalisis kesantunannya dengan memperhati kan tata krama dan aturan kesantunan berbahasa dalam 7

8 pergaulan di Minangkabau saat bertindak tutur yakni kato nan ampek (kata yang empat), baik dari keluarga berpendidikan tinggi, berpendidikan menengah, maupun keluarga berpendidikan rendah. Jumlah informan pada penelitian ini adalah sebanyak 3 keluarga, masingmasing adalah wakil dari keluarga berpendidikan tinggi, berpendidikan menengah, dan keluarga berpendidikan rendah. Kriteria untuk keluarga berpendidikan tinggi yaitu kedua orang tuanya menduduki bangku perguruan tinggi (mendapat gelar sarjana, diploma, master atau doktor). Jika pendidikan terakhir salah satu orang tuanya sarjana dan yang lainnya tamat SMA/sederajat, ini dikatakan sebagai kriteria keluarga berpendidikan menengah. Sedangkan untuk keluarga berpendidikan rendah kriterianya yaitu, salah satu atau kedua orang tuanya hanya tamatan SMP/Sederajat, atau bahkan tidak sekolah sama sekali. Untuk keperluan pengumpulan data, penulis mendatangi langsung keluarga informan dan melakukan perekaman suara pada saat tindak tutur terjadi tanpa sepengetahuan si anak atau salah satu anggota keluarga yang sedang bertutur. Data rekaman suara yang diambil tidak hanya satu kali perekaman saja, tapi dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan adanya tindak tutur ekspresif yang tuturkan anak kepada orang yang lebih tua. Data rekaman ini kemudian ditranskripsi kan dalam bentuk data tulis dan selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Dari penelitian ini penulis memperoleh tiga kelompok tuturan anak kepada orang yang lebih tua, yang terdiri dari tuturan dalam keluarga berpendidikan tinggi, tuturan dalam keluarga berpendidikan menengah dan tuturan dalam keluarga berpendidikan rendah. 2. Analisis Data Dalam analisis data ini dijelaskan berupa aspek tindak tutur ekspresif yang terdiri dari, (1) tindak tutur memuji, (2) tindak tutur mengucapkan terima kasih, dan (3) tindak tutur mengkritik. Uraian 8

9 tentang kesantunan berbahasa Minangkabau dalam tindak tutur ekspresif anak terhadap orang yang lebih tua di Daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. 2.1 Analisis Data Keluarga Berpen didikan Tinggi Berikut ini hasil pengamatan yang penulis lakukan terhadap keluarga berpendidikan tinggi. Berdasarkan transkripsi rekaman ditemukan 1 data tindak tutur mengucapkan terima kasih dan 1 data tindak tutur mengkritik pada keluarga berpendidikan tinggi. Tindak Tutur Mengucapkan Terima Kasih Data 4 Konteks Situasi Tutur Mifta sedang berdiri di teras depan rumah dan kakaknya sedang membersihkan motor di halaman rumah, lalu Mifta mengucapkan terima kasih kepada kakaknya karena telah mau membelikannya pulsa. Bentuk Tuturan Adik : Nomor As, nan 36 di belakang tu Bang (nomor As, yang 36 di belakang itu, Bang) Kakak : Beko lah Bang isian (nanti Abang isikan) Adik : Mokasih (terima kasih) dua orang, Tuturan tersebut dilakukan oleh yaitu antara adik dan kakaknya. Pokok pembicaraan tuturan tersebut adalah adik mengucapkan terima kasih kepada kakaknya karena telah mau membelikannya pulsa yang ditandai dengan tuturan mokasih dalam situasi kurang serius. Dalam tuturan itu ditemukan adanya tindak tutur ekspresif dalam bentuk tuturan mengucapkan terima kasih seperti pada tuturan mokasih. Kata mokasih menjadi penanda lingual tindak tutur mengucapkan terima kasih. Dalam hal ini penutur mengucapkan terima kasih kepada mitra tutur karena telah mau membelikannya pulsa. Tuturan yang digunakan adik dalam bertutur termasuk kurang santun karena adik menggunakan konsep kata mendatar dalam mengucapkan terima kasih. Seharusnya adik menggunakan konsep kata mendaki dan menghargai 9

10 kakaknya sebagai orang yang lebih tua dengan bahasa yang lebih sopan. Seharusnya, Kalimat tuturan yang lebih tepat digunakan adik saat mengucapkan terima kasih pada kakaknya dalam situasi tersebut adalah Bang, mokasih yo, Bang (Bang, terima kasih ya, Bang). Kalimat tuturan ini lebih sesuai dengan konsep kata mendaki, yaitu berbicara dengan lemah lembut dan sopan, serta menghargai lawan bicara dengan menyebut kata sapaan yang layak saat bertutur dengan lawan bicara tersebut. Tindak Tutur Mengkritik Data 7 Konteks Situasi Tutur Mifta sebagai penutur dan ibunya sebagai mitra tutur, anak sedang berada di teras depan rumah sedangkan ibunya berada di ruang utama, lalu Mifta mengkritik tuturan ibunya bahwa memotocopy buku di sana mahal, sama saja harganya dengan tempat fotocopy yang lain. Bentuk Tuturan Anak : Mano lo mugha Ma, samo je nye Ibu (mana murah, sama saja) : Sumbaghang la kok iyo (terserah saja kalau begitu) Tuturan tersebut dilakukan oleh dua orang, yaitu anak dan ibunya. Pokok pembicaraan tuturan tersebut adalah membicarakan tentang fotocopy dilakukan dalam situasi serius. Dalam tuturan tersebut dapat ditemukan adanya tindak tutur ekspresif dalam bentuk tuturan mengkritik seperti pada tuturan mano lo mugha Ma, samo je nye. Dari tuturan tersebut anak sebagai penutur mengkritik mitra tuturnya yaitu ibunya sendiri. Kata Mano lo mugha Ma, samo je nye menjadi penanda lingual tindak tutur mengkritik. Kalimat yang digunakan anak dalam bertutur kepada ibunya termasuk santun karena anak sudah menggunakan konsep kata mendaki, yaitu berbicara dengan lemah lembut, serta menghargai ibunya sebagai orang tua dengan menggunakan kata sapaan yang layak saat bertutur dengan lawan bicara tersebut. Kata sapaan Ma, menunjukkan bahwa anak sudah santun dalam bertutur mengkritik kepada ibunya. 10

11 2.2 Analisis Data Keluarga Berpen didikan Menengah Selanjutnya, hasil pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga berpendidikan menengah, Berdasarkan data rekaman yang telah ditranskripsikan dalam bentuk data tulis, ditemukan 1 data tindak tutur memuji dan 1 data tindak tutur mengkritik pada keluarga berpendidikan menengah. Tindak Tutur Memuji Data 2 Konteks Situasi Tutur Tia sedang menonton TV sedangkan ibunya berada di ruang yang sama, lalu Tia mengatakan kepada ibunya bahwa dia memuji masakan orang lain bahwasannya masakan orang itu enak. Anak sebagai penutur dan ibunya sebagai mitra tutur. Bentuk Tuturan Anak : o yo ndak, bulan puaso patang awak acok juo bali gulai Etek tu ndak Ma, etek tu lai lamak gulai nyo (oh iya, bulan puasa tahun kemaren kita sering beli sambal Tante itu kan Ma, tante itu kan enak sambalnya) Ibu : Etek tu jaleh pandai mama sak, laku taruih jaga liau mah (Tante itu pintar masak, laris terus jualannya itu) Tuturan tersebut dilakukan oleh dua orang, yaitu antara anak dan ibunya. Pokok pembicaraan tuturan tersebut adalah anak memuji orang lain bahwa orang itu masakannya enak yang diujarkan kepada ibunya yang ditandai dengan tuturan o yo ndak, bulan puaso patang awak acok juo bali gulai Etek tu ndak Ma, etek tu lai lamak gulainyo, dalam situasi serius. Dalam tuturan tersebut dapat ditemukan adanya tindak tutur ekspresif dalam bentuk tuturan memuji seperti pada tuturan Etek tu lai lamak gulainyo. Kata Etek tu lai lamak gulainyo menjadi penanda lingual tindak tutur memuji. Kalimat yang digunakan anak dalam bertutur kepada ibunya termasuk santun, karena anak sudah menggunakan konsep kata mendaki, yaitu berbicara dengan lemah lembut, serta menggunakan kata sapaan yang layak dan bahasa yang sopan. 11

12 Kata sapaan Ma, menunjukkan bahwa anak sudah santun dalam bertutur memuji orang lain kepada ibunya. Tindak Tutur Mengkritik Data 8 Konteks Situasi Tutur yang diujarkan Tia sedang menonton TV sedangkan ibunya berada di ruang yang sama, lalu Tia mengkritik tuturan ibunya bahwa masakan orang itu pas bumbubumbunya. Anak sebagai penutur dan ibunya sebagai mitra tutur. Bentuk Tuturan Anak : o yo ndak, bulan puaso patang awak acok juo bali gulai Etek tu ndak Ma, Etek tu lai lamak gulainyo (oh iya, bulan puasa tahun kemarin kita sering beli sambal Tante itu kan Ma, tante itu enak sambalnya) Ibu : Etek tu jaleh pandai mamasak, laku taruih jaga liau mah (Tante itu pintar memasak, laris terus jualannya) Anak : masakan Etek tu jaleh sadang elok bumbubumbunyo tu laku ( masakan Tante itu pas bumbu-bumbunya makanya laris) Tuturan tersebut dilakukan oleh dua orang, yaitu antara anak dan ibunya. Pokok pembicaraan tuturan tersebut adalah anak mengkritik tuturan ibunya bahwa masakan orang itu pas bumbubumbunya makanya laris ditandai dengan tuturan masakan Etek tu jaleh sadang elok bumbu-bumbunyo tu laku dalam situasi serius. Kata masakan Etek tu jaleh sadang elok bumbu-bumbunyo tu laku menjadi penanda lingual tindak tutur mengkritik. Kalimat yang digunakan anak termasuk kurang santun karena anak tidak menggunakan kata sapaan yang layak saat bertutur kepada ibunya. Seharusnya, kalimat tuturan yang lebih tepat digunakan anak saat mengkritik tuturan ibunya dalam situasi tersebut adalah masakan Etek tu jaleh sadang elok bumbu-bumbunyo Ma, tu laku dek Ama ( masakan Tante itu pas bumbu-bumbunya, Ma, makanya laris Ma). Kalimat tuturan ini lebih sesuai dengan konsep kata mendaki, yaitu berbicara dengan lemah lembut dan 12

13 sopan santun, serta menyebut kata sapaan yang layak saat bertutur dengan lawan bicara tersebut. Ibunya sebagai mitra tutur sedangkan penutur adalah anaknya sendiri saat anak bertutur menggunakan kata sapaan Ma. Hal ini menunjukkan bahwa anak sudah santun dalam bertutur mengkritik tuturan ibunya 2.3 Analisis Keluarga Berpendidi kan Rendah Selanjutnya, hasil pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga berpendidikan rendah, Berdasarkan transkripsi rekaman ditemukan 1 data tindak tutur memuji dan 1 data tindak tutur mengkritik pada keluarga berpendidikan rendah.. Tindak Tutur Memuji Data 3 Konteks Situasi Tutur Mela berada di ruang utama dan ibunya bersiap-siap akan pergi ke pasar juga berada di ruang yang sama, lalu Mela memuji ibunya bahwa baju ibunya bagus. Anak sebagai penutur dan ibunya sebagai mitra tutur. Bentuk Tuturan Anak Ibu : ancak baju Ama pai ka pasa kini mah (bagus baju Mama ke pasar sekarang) : biaso acok pakai baju iko ka pasanyo, mangapo kini lo baghu mangecen ancak gei? (biasanya sering juga memakai baju ini ke pasar, kenapa baru sekarang mengatakan cantik?) Tuturan tersebut dilakukan oleh dua orang, yaitu antara anak dan ibunya. Pokok pembicaraan tuturan tersebut adalah anak memuji baju ibunya yang ditandai dengan tuturan ancak baju Ama pai ka pasa kini mah dalam situasi kurang serius. Dalam tuturan itu ditemukan adanya tindak tutur ekspresif dalam bentuk tuturan memuji seperti pada tuturan ancak baju Ama. Kata ancak baju Ama pai ka pasa kini mah menjadi penanda lingual tindak tutur memuji. Kalimat yang digunakan anak dalam bertutur kepada ibunya santun karena anak menggunakan konsep kata mendaki saat bertutur. Anak menghargai ibunya sebagai orang tua dengan kata sapaan yang layak dan bahasa yang sopan. Kata sapaan Ma, 13

14 menunjukkan bahwa anak sudah santun dalam bertutur memuji kepada ibunya. Tindak Tutur Mengkritik Data 9 Konteks Situasi Tutur Mela berada di ruang utama dan ibu bersiap-siap akan pergi ke pasar, juga berada di ruang yang sama, lalu Mela mengkritik ibunya karena pasang jilbabnya lebih bagus dari biasanya. Bentuk Tuturan Anak : iyo, tapi kini lai agak manggaya Ama setek, biaso baju lai ancak,jilbab sumbaghang lakek nye. Kini lai ancak lakek jilbab Ama (iya, tapi sekarang Mama berdandan sedikit, biasa nya baju bagus, jilbab sem barang saja pasangnya) Ibu : e... banyak macam mah. Beko jaghang aia angek yo, tu kuku kiambia gei, bia pulang pasa langsuang manggulai (banyak macam rupanya. Nanti masak air, siap itu kukur kelapa, biar pulang dari pasar langsung membuat sambal) Tuturan tersebut dilakukan oleh dua orang, yaitu antara anak dan ibunya. Pokok pembicaraan tuturan tersebut adalah anak mengkritik ibunya karena pasang jilabab ibunya lebih bagus dari biasanya ditandai dengan tuturan iyo, tapi kini lai agak manggaya Ama setek, biaso baju lai ancak, jilbab sumbaghang lakek nye kini lai ancak lakek jilbab Ama dalam situasi serius. Kata biaso baju lai ancak, jilbab sumbaghang lakek nye. Kini lai ancak lakek jilbab Ama menjadi penanda lingual tindak tutur mengkritik. Kalimat yang digunakan anak termasuk santun karena anak sudah menggunakan konsep kata mendaki, yaitu berbicara dengan lemah lembut dan sopan, serta menyebut kata sapaan yang layak saat bertutur dengan lawan bicara tersebut. Ibunya sebagai mitra tutur sedangkan penutur adalah anaknya sendiri saat anak bertutur menggunakan kata sapaan Ma. Hal ini menunjukkan bahwa anak sudah santun dalam bertutur mengkritik tuturan ibunya dalam situasi serius. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap tuturan anak kepada orang yang lebih tua di daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan. Banyak ditemukan bentuk tindak tutur 14

15 yang santun, bahwa anak bertutur sudah menggunakan konsep kata mendaki, yaitu berbicara dengan lemah lembut dan sopan, serta menyebut kata sapaan yang layak saat bertutur dengan lawan bicara tersebut. Kesantunan anak dalam bertutur kepada orang yang lebih tua diukur dari intonasi dan kata sapaan yang digunakan anak dalam bertutur, anak dikatakan santun dalam bertutur kepada orang yang lebih tua, karena anak sudah mengikuti jalan nan ampek atau kato nan ampek (jalan yang empat atau kata yang empat), yaitu anak bertutur dengan intonasi yang rendah dan nada yang lembut, serta menghargai lawan bicaranya sebagai orang yang lebih tua darinya. Dari banyaknya data yang ditemukan, anak yang bertutur santun kepada orang yang lebih tua juga ditemukan beberapa tuturan yang kurang santun yang digunakan anak saat bertutur, yaitu anak bertutur dengan ekspresi dan nada yang kesal. Kurang santunnya tuturan yang digunakan anak tersebut disebabkan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya situasi, karena anak berada dalam lingkungan keluarga yang cenderung berbicara keras, maka anak akan terbawa-bawa keras berbicara dengan masyarakat luar. Begitupan sebaliknya, jika anak yang cenderung berbicara lemah lembut dan memperhatikan aturan kato nan ampek (kata yang empat) dalam lingkungan keluarganya, maka anak juga akan terbawa-bawa santun dan lemah lembut saat berbicara dengan masyarakat luar tersebut. Jadi, cara orang tua atau keluarga bertutur juga sangat mempengaruhi cara anak dalam bertutur. Kemudian, anak juga lebih mudah terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik yang mereka lihat langsung dari televisi, internet dan sosial media lainnya. Jadi, situasi dan budaya masyarakat tempat tinggal anak sangat berpengaruh besar terhadap tindak tutur anak kepada orang yang lebih tua, dan tingkat pendidikan suatu keluarga tidak memberi pengaruh kuat dalam kesantunan anak bertutur dengan orang yang lebih tua. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 15

16 1. Bentuk tindak tutur yang digunakan anak di daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan adalah tindak tutur ekspresif memuji, mengucapkan terima kasih dan mengkritik. Bentuk tindak tutur yang digunakan anak tersebut saat bertutur kepada orang yang lebih tua secara keseluruhan termasuk kategori santun karena rata-rata dalam tindak tutur ekspresif yang diamati, anak bertutur pada orang yang lebih tua dengan menggunakan konsep dan gaya bahasa kata mendaki. 2. Konteks situasi tutur yang dominan digunakan anak di daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan dalam tindak tutur ekspresif, tuturan tersebut sering terjadi di rumah yang ditempati keluarga dalam situasi tenang. Tuturan terjadi antara anak dan ibunya, dan antara adik dengan kakaknya, maksud yang ingin disampaikan cenderung dengan tujuan memuji, mengucapkan terima kasih dan mengkritik. Jalur bahasa yang dominan digunakan adalah bentuk lisan, karena penuturan bersifat langsung antara penutur dan mitra tutur. Sikap anak saat bertutur dengan orang yang lebih tua tetap memperhatikan aturan kesantunan berbahasa dalam pergaulan di Minangkabau saat bertindak tutur yaitu kato nan ampek (kata yang empat). 3. Dampak tindak tutur ekspresif yang digunakan anak kepada orang yang lebih tua di daerah Punggasan Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan yaitu akan berdampak negatif terhadap anak, apabila tuturan yang digunakan anak tersebut tidak mengikuti jalan nan ampek atau kato nan ampek (jalan yang empat atau kata yang empat). Begitupun sebaliknya, akan berdampak positif bagi anak, apabila tuturan yang digunakan anak tersebut tetap mengikuti jalan nan ampek atau kato nan 16

17 ampek (jalan yang empat atau kata yang empat). SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan kepada : 1. Anak, di daerah Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan supaya tetap menerapkan bahasa yang sopan dan santun dalam bertutur dan berperilaku serta berbahasa Minangkabau yang tepat sesuai dengan konsep jalan nan ampek (jalan yang empat atau kato nan ampek (kata yang empat). Dalam berkomunikasi dengan orang yang lebih tua supaya tetap mengutamakan kesantunan berbahasa dalam bentuk tindak tutur memuji, mengucapkan terima kasih dan mengkritik. 2. Sebagai orang tua, orang yang dituakan dan menjadi contoh bagi anak dan generasi muda, supaya berbicara lebih santun dalam berbahasa Minangkabau dan dapat menjadi suri tauladan dalam bersikap dan bertindak tutur, serta orang tua lebih meluangkan waktunya dalam mengarahkan, membimbing, menasehati dan memberi contoh kepada anaknya dalam bertindak tutur yang baik dan santun kepada siapapun dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru, dapat dijadikan masukan dalam masalah kesantunan berbahasa di dalam bertindak tutur, serta mengarahkan dan mengajarkan kesantunan berbaha sa kepada anak didiknya dan bertutur yang baik dengan sesama makhluk lain. 4. Peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama, yaitu kesantunan berbahasa Minangka bau dalam tindak tutur ekspresif anak terhadap orang yang lebih tua, diharapkan dapat mengem bangkan penelitian ini dengan menggunakan aspek yang berbeda dalam kesantunan berbahasa, bisa saja antara suami 17

18 dengan istri, dan antara mertua dengan menantu. UCAPAN TERIMA KASIH Pelaksanaan penelitian dan proses penulisan skripsi ini terlaksana atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Dr. Yetty Morelent M.Hum., sebagai pembimbing satu dan ibu Dra. Hj. Syofiani, M.Pd., sebagai pembimbing dua yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, motivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Ayub, Asni dkk Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengemba ngan Bahasa Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Kushartanti dkk Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Moleong, J Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya Nadar Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nadra dan Reniwati Dialektologi Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera Publishing Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wijana, Dewi Putu dan Muhammad Rohmadi Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka. Azrial, Yulfian Budaya Alam Minangkabau SD Kelas 4. Padang: Angkasa Raya. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina Sosiolinguistik Perkena lan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. 18

KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN 1 KESANTUNAN BERBAHASA PEDAGANG SAYUR DALAM MELAYANI PEMBELI DI PASAR KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Mutya Ramanda 1), Yetty Morelent 2), Romi Isnanda 2). 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA DI PAUH KAMANG MUDIAK KECAMATAN KAMANG MAGEK KABUPATEN AGAM Cecep Kurniawan 1), Syofiani 2), Romi Isnanda

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR ANAK KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DI KENAGARIAN SUNUR KECAMATAN NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Ayu Wahyuni 1), Gusnetti 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Helvina Septia 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Bung Hatta

Helvina Septia 1), Yetty Morelent 2), Dainur Putri 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Bung Hatta KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK TERHADAP ORANG YANG LEBIH TUA DI KAMPUNG KOTO PULAI KENAGARIAN KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Helvina Septia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan interkasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik lisan maupun tulisan. Sebelum mengenal tulisan komunikasi yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG

ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG ALIH KODE GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 PADANG Randi Alamhuri 1), Syofiani 2), Romi Isnanda 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PEDAGANG MAKANAN KAKI LIMA DI PASAR RAYA KOTA PADANG (STUDI KASUS PEDAGANG MAKANAN IBU ERI)

TINDAK TUTUR PEDAGANG MAKANAN KAKI LIMA DI PASAR RAYA KOTA PADANG (STUDI KASUS PEDAGANG MAKANAN IBU ERI) TINDAK TUTUR PEDAGANG MAKANAN KAKI LIMA DI PASAR RAYA KOTA PADANG (STUDI KASUS PEDAGANG MAKANAN IBU ERI) Desy Pebrianti 1), Yetty Morelent 2), Gusnetti 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahassa dan Sastra

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAKTUTUR DIREKTIF ANAK KEPADA ORANG TUA DI KENAGARIAN GAUANG KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAKTUTUR DIREKTIF ANAK KEPADA ORANG TUA DI KENAGARIAN GAUANG KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAKTUTUR DIREKTIF ANAK KEPADA ORANG TUA DI KENAGARIAN GAUANG KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK Yasmin Delta Kori 1), Hasnul Fikri 2), DainurPutri 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT KESANTUNAN BERBAHASA MELAYU JAMBI DIALEK LIMBUR DALAM TINDAK TUTUR ANAK KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DI DUSUN RENAH SUNGAI BESAR KECAMATAN LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI Idris 1),

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU Ditulis Kepada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK.

PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK. PRINSIP KESANTUNAN DALAM TUTURAN PENUTUR PADA ACARA TALKSHOW INDONESIA LAWYERS CLUB; SUATU TINJAUAN PRAGMATIK Herdiana 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO

Lebih terperinci

GAYA BAHASA UNGKAPAN KIASAN MASYARAKAT MINANGKABAU DAN APLIKASINYA DI NAGARI GUNUNG PADANG ALAI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

GAYA BAHASA UNGKAPAN KIASAN MASYARAKAT MINANGKABAU DAN APLIKASINYA DI NAGARI GUNUNG PADANG ALAI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN GAYA BAHASA UNGKAPAN KIASAN MASYARAKAT MINANGKABAU DAN APLIKASINYA DI NAGARI GUNUNG PADANG ALAI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Nia Gustina¹, Gusnetti², Syofiani² ¹Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT 1 CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN Dina Oktavia¹, Putri Dian Afrinda², Risa Yulisna² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi manusia. Manusia selalu menggunakan bahasa untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF KELAS VII PADA PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMPN 3 KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU Sintia Enjela 1), Yetty Morelent 2), Elvina.A.

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) WILDASARI NIM 110388201136

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama untuk memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 8 DAN 9 TAHUN DI DESA LUNDONG KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

PENGGUNAAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 8 DAN 9 TAHUN DI DESA LUNDONG KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN PENGGUNAAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 8 DAN 9 TAHUN DI DESA LUNDONG KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN Oleh : Ani Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anisetiyawan27@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanyakan sesuatu, mengekspresikan diri, dan mempengaruhi orang lain. penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. menanyakan sesuatu, mengekspresikan diri, dan mempengaruhi orang lain. penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Hal ini membutikkan bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Manusia

Lebih terperinci

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG Nensi Yuferi 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pragmatik sebenarnya adalah ilmu yang memperhatikan pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari dan tidak hanya menguasai dari segi kata atau kalimatnya saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung menggunakan ragam lisan. Dalam ragam lisan terdapat kekhususan atau kekhasan suatu bahasa. Salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI Oleh SULIKAH TRI HANDAYANI NIM 09340130 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP

KESANTUNAN BERBAHASA PADA TUTURAN SISWA SMP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Galuh dewinurhayati0403@gmail.com, hendaryan@unigal.ac.id ABSTRAK Bahasa dan kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan. Bahasa digunakan penuturnya untuk

Lebih terperinci

Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau

Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Iman Laili Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract: Demonstrative pronouns in Minangkabau language consist of demonstrative

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program PPM KOMPETITIF Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.750.000 Tim Pelaksana Leni Syafyahya dan Efri Yades Fakultas Sastra Lokasi Kota Padang, Sumatera Barat PENINGKATAN KEMAMPUAN

Lebih terperinci

KATA SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK AMPING PARAK KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

KATA SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK AMPING PARAK KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN KATA SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK AMPING PARAK KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Sri Yomi 1, Yetty Morelent 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian

Lebih terperinci

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM: TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM KOMUNIKASI PENJUAL DAN PEMBELI DI DEPOT SATE DAN GULE HAJI UMAR DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

OLEH: SURAHMAT NPM:

OLEH: SURAHMAT NPM: TINDAK TUTUR DALAMVIDEO PRAKTIK MENGAJAR (MICRO TEACHING) MAHASISWATINGKAT 3A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANGKATAN TAHUN 2011 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 ABSTRAK TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Kamaruddin, Aripudin, dan Teja Pratama* FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014

PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tidak akan lepas dari interaksi. Agar interaksi dapat berjalan dengan baik, tiap manusia memerlukan proses berkomunikasi.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK EXPRESSIVE SPEECH ACTS IN STAGING PLAYS AN OLD PAIR OF DOVES PRAGMATIC ASSESSMENT BAKDI WORK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur ekspresif mempunyai fungsi untuk mengekspresikan suatu ungkapan yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar berdasarkan keadaan yang diperkirakan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU SISWA KELAS VIII F DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMPN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA.

KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU SISWA KELAS VIII F DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMPN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. KESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU SISWA KELAS VIII F DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMPN 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA Ulil Azmi, 1 Wahyudi Rahmat, 2 Risa Yulisna 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan atau dihindari dari kehidupan manusia. Chaer (2010:11) menyatakan bahasa adalah sistem, artinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian bahasa sebagai sarana komunikasi kurang begitu diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. Mereka berfikir bahwa yang terpenting dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewi (2010) menyatakan bahwa gangguan berbahasa. keterbatasannya untuk memahami pembicaraan orang lain. Selanjutnya, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dewi (2010) menyatakan bahwa gangguan berbahasa. keterbatasannya untuk memahami pembicaraan orang lain. Selanjutnya, beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketidakmampuan seorang anak dalam memahami dan menggunakan simbol-simbol bahasa, baik secara lisan, maupun tulisan untuk mengekspresikan ide, perasaan, dan keinginannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah objek kajian linguistik atau ilmu bahasa. Ilmu bahasa terdiri atas beberapa cabang ilmu. Cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa berdasarkan konteks adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur. Dalam bertindak tutur manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga faktorfaktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup dalam masyarakat tidak hanya sebagai sosok individu, akan tetapi juga sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dan bekerja sama. Sebagai

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG Nora Amelia¹, Putri Dian Afrinda², Wahyudi rahmat³ 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NEGOSIASI HARGA DI DAERAH BANDA AIA KELURAHAN PASIA NAN TIGO PADANG: STUDI KASUS DI PASAR IKAN

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NEGOSIASI HARGA DI DAERAH BANDA AIA KELURAHAN PASIA NAN TIGO PADANG: STUDI KASUS DI PASAR IKAN KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NEGOSIASI HARGA DI DAERAH BANDA AIA KELURAHAN PASIA NAN TIGO PADANG: STUDI KASUS DI PASAR IKAN Widya Reomellia Seva¹, Hasnul Fikri², Dainur Putri² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

KATA SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

KATA SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA KATA SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA 1) Perlia Hayati¹ ), Yetty Morelent² ), DainurPutri² ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Ada dua cara untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI

ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI Oleh RATIH INDAH SARI 09340055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH

PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN CAMPUR KODE TUTURAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS V SD NEGERI 19 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL ILMIAH YELLI MARNIS NPM 11080096 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK STIMULUS KESANTUNAN BERBAHASA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK Octaria Putri Nurharyani Roch Widjatini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email: octariaputri97@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA BUNGA TANJUNG DENGAN DIALEK DESA PASAR BANTAL KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA BUNGA TANJUNG DENGAN DIALEK DESA PASAR BANTAL KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA BUNGA TANJUNG DENGAN DIALEK DESA PASAR BANTAL KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU Oleh GAGA RUKI NPM 1110013111061 Ditulis untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (dalam Noviatri dan Reniwati 2010:4), pada komponenkomponen bahasa manusia, baik bahasa yang dipakai manusia di masa lampau, maupun sekarang, dijumpai

Lebih terperinci

KALIMAT PENDERITA AFASIA (STUDI KASUS PADA ANGGELA EFELLIN)

KALIMAT PENDERITA AFASIA (STUDI KASUS PADA ANGGELA EFELLIN) KALIMAT PENDERITA AFASIA (STUDI KASUS PADA ANGGELA EFELLIN) Oleh: Rezia Delfiza Febriani 1, Ngusman 2, Nursaid 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email:

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang informasi yang dituturkan oleh komunikator memiliki maksud terselubung. Oleh karena itu, setiap manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam

3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam tindak tutur anak usia tujuh tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

REGISTER BAHASA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN SUATU TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK

REGISTER BAHASA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN SUATU TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK REGISTER BAHASA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN SUATU TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK Oleh Devi Mai Candra 1), Syofiani 2), Gusnetti 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BENTUK KATA SAPAAN MASYARAKAT DUSUN TOTOET KECAMATAN SIBERUT TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

BENTUK KATA SAPAAN MASYARAKAT DUSUN TOTOET KECAMATAN SIBERUT TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI BENTUK KATA SAPAAN MASYARAKAT DUSUN TOTOET KECAMATAN SIBERUT TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Gustimar Salakkau 1), Syofiani1 2), Elvina A. Saibi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengar kata pasar tidak lebih dari anggapan bahwa adanya pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh EKANA FAUJI A 310 080 133 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 UNIVERSITASS

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR BAHASA MINANGKABAU PEDAGANG PAKAIAN DI PASAR BARU DHARMASRAYA KENAGARIAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ELPI SUNETA ABSTRACT

TINDAK TUTUR BAHASA MINANGKABAU PEDAGANG PAKAIAN DI PASAR BARU DHARMASRAYA KENAGARIAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ELPI SUNETA ABSTRACT TINDAK TUTUR BAHASA MINANGKABAU PEDAGANG PAKAIAN DI PASAR BARU DHARMASRAYA KENAGARIAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ELPI SUNETA ABSTRACT This research is motivated by the language used so adult clothing

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat atau media komunikasi bagi manusia. Bahasa sendiri memiliki hubungan yang erat dengan sistem sosial dan sistem komunikasi. Sistem

Lebih terperinci

PRINSIP KERJASAMA DAN KESOPANAN DALAM TINDAK TUTUR KARYAWAN DENGAN NASABAH BANK NEGARA INDONESIA CABANG KOTA SOLOK (KAJIAN PRAGMATIK) AFRIMAILIZA.

PRINSIP KERJASAMA DAN KESOPANAN DALAM TINDAK TUTUR KARYAWAN DENGAN NASABAH BANK NEGARA INDONESIA CABANG KOTA SOLOK (KAJIAN PRAGMATIK) AFRIMAILIZA. PRINSIP KERJASAMA DAN KESOPANAN DALAM TINDAK TUTUR KARYAWAN DENGAN NASABAH BANK NEGARA INDONESIA CABANG KOTA SOLOK (KAJIAN PRAGMATIK) AFRIMAILIZA.ZEL ABSTRACT The background of this research is that there

Lebih terperinci