KINERJA LABORATORIUM BPTP NTB DALAM KEGIATAN UJI SILANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINERJA LABORATORIUM BPTP NTB DALAM KEGIATAN UJI SILANG"

Transkripsi

1 7enin 7eknis Fungsional ion Penelin 1001 KINERJA LABORATORIUM BPTP NTB DALAM KEGIATAN UJI SILANG SUDJIIDI DAN MASHtJR Balai Pengkafan Teknologi Pertanian Nusu Tenggara Barat.11. Rahu Peninjauan Narmada Pty Box Mataram RINGKASAN laboratorium sebagai salah satu unit pela%anan teknis untuk menghasilkan data-data analisis kimia dan fisika dari contoh tanah. air. pupuk dan _jaringan tanaman dalam suatu kegiatan pengkajian dan penelitian guna merakit teknologi spesifik lokasi. mengemban misi dan fungsi,ang sangat penting. l ;ntuk itu kualitas kinerja laboratorium perlu mendapatkan perhatian Nang senus untuk terus ditingkatkan. Salah satu bentuk kegiatan peningkatan kualitas kineria laboratorium )situ dengan melaksanakan sistem jaminan mutu melalui kegiatan u.ji silang (cross checking) antar beberapa laboratorium sejenis dan dikoordinir oleh salah satu laboratorium,ang terakriditasi. Metoda uji silang yaitu suatu metoda untuk mengontrol kinerja suatu laboratorium dengan melaksanakan analisis beberapa parameter tertentu dari suatu contoh bahan Nang lama clan dianalisis dengan metoda baku yang seragam dan stdanard. I ujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas kinerja lalxiratorium sehingga data fang dihasilkan laboratorium dapat dipertanggung jawabkan tingkat akurasi dan,aliditasn,,a dari.%aktu ke ~Naktu secara terus menerus. Adapun salah satu jaringan u.ji silang ~aitu uji silang fang dikoordinir oleh Laboratorium Tanah Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor. fang dilaksanakan sebamak tiga periode per-tahun clan diikuti oleh 44 peserta laboratorium skala nasional. Parameter fang diuji untuk dua contoh tanah \aitu : tekstur. ph. bahan organik C dan N. P- Olsen dan Brae. kemasaman dapat ditukar. kation dapat ditukar dan kapasitas tukar kation. l;ntuk dua contoh jaringan tanaman parameter,ang diuji,aitu : kadar total dari unsur N. P. K. Ca. Na.S dan Fe. Penilaian dari hasil u.ji silang dengan membdaningkan nilai dari hasil analisis parameter yang diuji oleh semua peserta dengan stdanar dexiasi. Data analisis yang akurat apabila nilaima dengan selisih rata-rata kurang dari dua kali stdanart de\iasi. Secara umum hasil analisis uji silang dari laboratorium BPFP NTB berhasil baik dengan indikator dari Ii? parameter \ang diuji silangkan untuk '_ contoh tanah Jan? contoh jaringan tanaman selama tiga periode pada tahun 3(811 hams terdapat III parameter uji (7.57 "%) fang bernotasi Iasret'l. hata kunci : laboratorium. uji silang. kualitas kineria. PENDAHULUAN Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian dan pengkajian. laboratorium sebagai salah satu unit pelayanan teknis mempunyai peranan yang sangat penting.menurut Supidani (1996) fungsi laboratorium penelitian sebagai sarana untuk analisis tanah. tanaman. air. pupuk dan jaringan tanaman. Data-data yang didapat dievaluasi dan diinterpretasikan untuk dapat menentukan sifat kimia. fisika serta unsur dalam contoh yang dianalisis. Lebih lanjut Sukardi (1996) menjelaskan bahwa data-data analisis tanah antara lain

2 Temu leknis Fimgsionul %on Peneliri 200? digunakan untuk klasifikasi tanah dan evaluasi lahan serta menentukan kesuburan atau ketersediaan unsur hara yang digunakan sebagai rekomendasi pemupukan. Analisis tanaman digunakan untuk menunjang penelitian kesuburan tanah clan juga sebagai penduga status unsur hara dalam tanah. sedangkan analisis air clan pupuk digunakan untuk menentukan kualitas air sebagai air irigasi clan kualitas pupuk. Untuk menghindari kesalahan evaluasi dan interpretasi data yang dihasilkan dari analisis laboratorium. maka laboratorium tersebut harus melaksanakan sistem jaminan mutu laboratorium. Sistem jaminan mutu adalah sistem management yang balk yang bertujuan untuk mencapai ketelitian dan ketepatan kerja yang tinggi dan menghasilkan produk jasa analisis yang bermutu tinggi. (Hidayat. 1996). Wijik (1990) juga menegaskan bahwa untuk meyakinkan pekerjaan analisis telah dilaksanakan dengan balk clan memberikan hasil analisis yang teliti. maka perlu dikontrol dengan melaksanakan sistem jaminan mutu secara berkelanjutan. Adapun sistem jaminan mutu yang dapat dilakukan di laboratorium antara lain dengan melaksanakan program uji silang yaitu suatu sistem pengujian untuk mengontrol kinerja suatu laboratorium dengan melaksanakan analisis beberapa parameter tertentu clan suatu contoh bahan yang sama dan dianalisis dengan metoda baku stdanart yang seragam dan dilaksanakan oleh beberapa laboratorium sejenis dalam suatu periode waktu tertentu dan berkelanjutan dan dikoordinir oleh salah satu laboratorium terkemuka sebagai pengolah data hasil analisis dari laboratorium peserta uji silang. Hasil analisis uji silang kemudian dikumpulkan dan disosialisasikan ke seluruh peserta untuk dievaluasi kembali. Salah satu jaringan kegiatan uji silang adalah uji silang yang dikoordinir o-leh Laboratorium Tanah PUSLITBANGTANAK Bogor. Laboratorium BPTP - NTB ikut berpartisipasi dalam jaringan uji silang tersebut sejak tahun 1999 hingga saat ini sebanyak 12 periode. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kinerja laboratorium serta memberikan apresiasi kepada laboratorium yang belum melaksanakan sistem jaminan mutu melalui kegiatan uji silang. sehingga data yang dihasilkan laboratorium dapat dipertanggung jawabkan tingkat akurasi dan validasinya dari waktu ke waktu secara terus menerus. BAHAN DAN METODA Kajian uji silang ini adalah kegiatan uji silang yang diikuti Laboratorium BPTP - NTB yang dikoordinir oleh Laboratorium Tanah PUSLITBANGTANAK BOGOR sebanyak tiga periode tahun yaitu dengan melaksanakan kegiatan analisis dari beberapa contoh tanah dan jaringan tanaman dengan parameter uji untuk dua contoh tanah yaitu : tekstur.

3 lemu lekms hingsional.%on Penelln =00? ph. bahan organik C dan N. P- Olsen dan Bray. kemasaman dapat ditukar. kation dapat ditukar dan kapasitas tukar kation. Untuk dua contoh jaringan tanaman parameter yang diuji yaitu : kadar total dari unsur N. P. K. Ca. Na.S dan Fe. Kegiatan ini diikuti oleh 44 laboratorium sejenis dari instansi pemerintah 22 laboratorium. instansi swasta 15 laboratorium dan perguruan tinggi 7 laboratorium. Sesuai dengan parameter yang diuji silangkan maka dipilih metoda stdanart yang mengacu pada metoda yang digunakan di Laboratorium Tanah Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor. Metoda Analisis Tekstur Metoda yang digunakan menggunakan metoda Hydrometer ASTM dimana contoh tanah setelah diberi bahan pendispersi dan dihomogenizer dimasukkan dalam gelas ukur. dibiarkan semalam. pagi harinya diaduk 40 detik dan Hydrometer dimasukan setelah 30 detik dibaca skalanya. selang 2 jam kemudian langsung diukur lagi skalanya. Dari hasil pembacaan skala I dan II dapat dihitung fraksi penyusun teksur dari contoh tanah tersebut. Metoda Pengukuran ph Mengunakan Elektroda ph. Contoh tanah diekstrak dengan air(] : 2 = tanah : air) selama 30 menit. Kemudian diukur dengan ph meter setelah alat tersebut dikalibrasi dengan buffer ph 7. Metoda Analis Karbon Organik Menggunakan metoda Kurmis yaitu metoda pengukuran warna ekstrak sisa oksidasi contoh oleh bahan pengoksida dalam suasana asam kuat kemudian dibdaningkan dengan contoh stdanart dan diukur dengan alat spectrophotometer. Metoda Analisis Nitrogen Organik Menggunakan metoda Semi Makro Kjeldahl yaitu dengan mendistruksi contoh dengan Asam Sulfat dan katalisator campuran Selenium pada suhu 375 C selama kurang lebih 3 jam atau sampai diperoleh destruktan yag berwarna jernih. Hasil destruksi didestilasi dengan penambahan alkali 30 sehingga uap NH ; yang terbentuk ditampung dalam tabung destilat yang telah beri Asam Borat 1 % sehingga terbentuk NH4. Destilat kemudian dititrasi dengan Asam Sulfat dengan menggunakan indicator Conway. Dari jumlah milliliter titrasi dapat dihitung kadar Nitrogen organic dari contoh tersebut.

4 Temv 7ekms fungsronol.`on Penelin 100? Metoda Analisis Kation Dapat Tukar Dan Kapasitas Tukar Kation Contoh tanah dicuci/diperkolasi dengan sejumlah Amonium Ac. I N ph 7. Hasil cucian/perkolan yang mengdanung kation-tukar(k. Na. Ca dan Mg diukur dengan Flamephotometer. Kelebihan Amonium Ac. pada proses perkolasi dicuci dengan Alkhohol 95 % dan diperkolasi lagi dengan KCL 10 %. Perkolan yang terakhir ini didestilasi seperti analisa Nitrogen Organik untuk menghitung Kapasitas Tukar Kationya. Metoda Analisis Kemasaman Dapat Ditukar.(dd) Contoh tanah diekstrakdengan KCI IN selam 30 menit. Ekstraktan dititer dengan NaOH baku dengan indicator PP sampai warna merah jambu (TI). Tambahkan sedikit larutan penitar kedua HCL sehingga warna merah jambu hilang. Tambahkan Natrium Fluorida 4 % sampai warna ekstrak kembali merah. Selanjutnya titar kembali dengan HCL baku sampai warna kembali hilang (T2). Dari hasil titrasi TI dan T2 dapat dihitung Kemasamdand Metoda Analisis Posphat Metoda Olsen dan Bray hanva berbeda pada pengekstrakya. Pada Olsen digunakan pengekstrak Sodium Bikarbonat 0.5 M ph 8.5 sedang pada Bray Amonium Fluorida dan Asam klorida 4N. Ekstraktan mengdanung anion pospat direaksikan dengan pereaksi P sehingga terbentuk warna biru. Intensitas warna biru dapat dibdaningkan dengan deret stdanart P dan diukur dengan spectrophotometer pada panjang gelombang 693 nm. Data yang dikumpulkan adalah data analisis parameter yang diuji silangkan. vaitu data analisis tanah : tekstur. ph. karbon. dan Nitrogen Organik. P - Olsen dan Bray. Kation dapat ditukar dan Kapasitas Tukar Kation. Kemasaman dapat ditukar sedang untuk Contoh jaringan tanaman parameter yang diuji yaitu : kadar total dari unsur N. P. K. Ca. Na clan S. Data yang terkumpul dikirim ke Laboratorium Tanah Puslitttanak Bogor sebagai koordinator kegiatan uji silang dan data dari masing-masing peserta uji silang kemudian diolah secara statistik nilai rata-rata. stdanart deviasi dan koefisien variasinya. Toleransi vang bisa diterima apabila nilai hasil suatu parameter yang diuji silangkan pada jarak 2 kali stdanart deviasinya. (Wijik.1990). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil-hasil analisis tanah dan jaringan tanaman parameter uji silang dari laboratorium BPTP -NTB periode I. II. 111 tahun 2001 disajikan dalam Tabel I clan 2.

5 lenm leknu f - ui;esionul.\on Penelin 100= Tabel I Hasil Analisis Tanah Uji Silang Laboratorium BPTP NTB Periode I. 11. clan III Tahun Parameter ( nit Periode I Periode II Periode III I ' I ' 1 2 Fraksi Pasir * Fraksi Debu Fraksi Liat "o 42 _ H - H PH - KCI C- O anik % 0.9 ** 0.9 ** N-Or anik % ** P - Olsen _- -, ppm r ~Im P -Bra% ~ Ca - dd me/100 gr 0.77 I. I? ; 53 ( _.- K - dd me/ 100 gr , Na - dd me/ 100 gr o KTK me/ 100 r? () ,6 ** A I me/ 100 r ' H me/100 r Keterangan : I = C ontoh no I : 2 = Contoh no 2 * = Selisih dengan rata-rata peserta uji Silang. _' \ stdanart de\iasi ** = Selisih dengan rata-rata -? \ stdanart de), iasi tanpa mengikut-sertakan ** Tabel 2. Parameter N % % Hasil Analisis Jaringan Tanaman Uji Silang Laboratorium BPTP NTB Periode I. 11. III Tahun knit I I Periode! Periode 11 -_ Periode III I ' ' _ ` I j K Ca ** 5.45 Na _32 ( ** 0.27 s * * _ Fe ppm ** 476 Keterangan : I = C ontoh no I : 2 = Contoh no 2 * = Selisih dengan rata-rata peserta uji Silang - 2 x stdanart de%iasi ** = Selisih dengan rata-rata - 2 x stdanart de\ iasi tanpa mengikut-sertakan ** Dan hasil pengolahan data oleh Laboratorium Koordinator uji Silang seperti disajikan dalam Lampiran I s/d 6. hasil analisis uji Silang laboratorium BPTP NTB pada beberapa parameter contoh tanah clan jaringan tanaman terdapat notasi * (avrev). Parameter dengan notasi tersebut selisih dengan ratarata >.± 2 kali stdanart deviasi adalah batas toleransi vang bisa diterima. Hal ini berarti pada pameter tersebut perlu evaluasi clan koreksi tentang prosedur analisisnya mulai dari penimbangan contoh. persiapan bahan pereaksi. proses preparasi contoh (ekstraksi maupun destruksi). pemipetan. pengenceran. perhitungan formula clan ketelitian analis untuk menghasilkan data tersebut.

6 Tenro Teknis flingsional ion Penelin?001 KESIMPULAN Secara umum hasil analisis uji silang dari laboratorium BPTP NTB berhasil baik dengan indikator dari 132 parameter yang diuji silangkan untuk 2 contoh tanah dan 2 contoh jaringan tanaman selama 3 periode pada tahun 2001 hanya terdapat 10 parameter uji (7.57 %) yang bernotasi *. Meskipun demikian. hal ini tetap merupakan bahan koreksi dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas kinerja laboratorium. Kegiatan uji silang sebagai wahana dan sarana pelaksanaan sistem jaminan mutu merupakan kontrol yang penting dan perlu dilaksanakan dalam suatu menagement laboratorium. Dengan melaksanakan kegiatan uji silang dapat mengontrol kualitas kinerja laboratorium. khususnya pada parameter uji yang benotasi *. Sehingga data yang dihasilkan oleh laboratorium benar-benar bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan tingkat akurasi dan validitasnya dari waktu ke waktu Secara terus menerus. DAFTAR BACAAN Hidayat A Sistem Jaminan mutu Laboratorium. Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor. Leiwakabessv F. M Persiapan Contoh. Pembuatan Ekstrak dan Penetapan Kdanungan Hara Dalam Contoh. Dalam Materi Pelatihan Pembinaan Uji Tanah dan Analisis Tanaman. Bogor. 25 November - 27 Desember Nanan Penuntun Analisa Kimia Tanah. Dalam Materi Latihan Tehnik Analisa Tanah. Tanaman. Air. dan Pupuk. Bogor. 25 November - 4 Desember Suardi M Penggunaan Data Analisa Tanah untuk Menunjang Survey Tanah. Dalam Materi Latihan Tehnik Analisa Tanah. Tanaman. Air dan Pupuk. Bogor. 25 November - 4 Desember Supidani S Dasar. Tujuaan dan Sasaran Uji Tanah dan Analisa Tanaman. Dalam materi Pelatihan Uji Tanah dan Analisa Tanaman. Bogor. 25 November - 27 Desember Sutdani A Teknik Pengambilan Contoh Tanah dan Tanaman. Dalam Materi Pelatihan Pembinaan Uji Tanah dan analisis tanaman. Bogor. 25 November - 27 Desember Wijik IM.S Masalah - Masalah Dalam Analisa Tanah. Tanaman. Air. Pupuk. Dala m materi Latihan Tehnik Analisa tanah. Tanaman. Air dan Pupuk. Bogor. 25 November - 4 Desember 1990.

7 lenni leknrs hingsional Aon Penehn?007 Lampiran 1. Tabel. Rata-Rata. Stdanart deviasi dan Coevisien Variasiasi Hasil Uji Silang Contoh Tanah Periode I Tahun Parameter n Stdanart Rata-rata Coevisien Deviasi Corelasi Pasir - 1 _ Pasir I Debu Liat Liat ph H ph H,O _ ph KCI _ I 2 g ; C ore,,,anik -I C oranik N on?,anic - I N orpnik P Olsen - 1 _ P Olsen P Bra P Brav Ca Ca K-' l Na _ Na KTK KTK

8 7enni Ieknis fnn,ysrnnul \on Penelin =00? Lampiran 2. Tabel. Rata-Rata. Stdanart deviasi dan Coevisien Variasi Hasil Uji Silang Contoh Tanaman Periode I Tahun Parameter n Rata-rata Stdanart Deviasi Coevisien Corelasi Nitrogen Nitrogen _ 20 Phoseor Phos or r 113 Kalium Kalium Calcium Calcium Natrium _ Natrium Sulfur Sulfur

9 lenm lelcnis Fungsional \on l'wrelm?00- Lampiran 3. Tabel. Rata-Rata. Stdanart deviasi clan Coevisien Variasi Hasil Uji Silang Contoh tanah Periode 11 Tahun Parameter n Rata-rata Stdanart Coevisien Deviasi Variasi Pasir - I _ Pasir ~ Debu - I Debu Liat - I Liat ph HBO_ ph H2O - 2, I! H KCI C ori;anik C oranik N organic ' N organ 34 _ P Olsen - I P Olsen P Bra P Bray Ca Ca K -1 _ K r Na Na KTK -I KTK

10 Tenor leknis Fnngsionol Von Penelin 2002 Lampiran 4. Tabel. Rata-Rata. Stdanart Deviasi dan Coevisien Variasi Hasil Uji Silang Contoh Tanaman Periode 11 Tahun 2001 Parameter n Rata-rata Stdanart Ccevisien Deviasi Variasi Nitrogen -I ~ Nitrogen _ Phos p or - I Phos or Kalium -I Kalium Calcium Calcium Natrium -I Natrium Sulfur Sulfur

11 lens leknie- hungsionul \on Pwwlni =011- Lampiran 5. "i abel. Rata-Rata. Stdanart deviasi dan Coevisien Variasi U_ji Silang Contoh Tanah Periode III Tahun 2001! j Parameter n Rata-rata Stdanart Coevisien Deviasi Variasi Pasir Pasir ~ Debu Debu Liat Liat ph HBO _ ~- 5.5 _t H,O_ _ ph KCI ph KCI C or anik C oranik N organic N organic-2 _ P Olsen ± 47 P Olsen P Brav P Brav Ca - I Ca K -I K Na Na KTK KTK

12 Tennr 7eknis Fangsional %on Penelin 1001 Lampiran 6. Tabel. Rata-Rata. Stdanart Deviasi dan Coefisien Variasi Hasil Uji Silang Contoh tanaman Periode III Tahun 2001 Parameter n Rata-rata Stdanart Coevisien Deviasi Variasi Nitrogen - I _2_ Nitrogen ^ Phospor Phospor Kalium Kalium Calcium _ Calcium Natrium Natrium Sulfur Sulfur -.. '7 O

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades. LAMPIRAN Lampiran 1 Pembuatan pereaksi dan larutan Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1 ml dengan akuades. Ektrak CaCl 2,1 M : Sebanyak 1,48 g kristal CaCl 2 dilarutkan

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah

Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah No. Metoda Cara Kerja Perhitungan / Rumus 1. Porositas Tanah Perbandingan Berat Isi dengan Berat Jenis 2. Permeabilitas Constant head permeameter 3. Kemantapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk 31 LAMIRAN Lampiran 1 Kandungan dan Dosis upuk Jenis upuk Kandungan Dosis upuk daun Mn, Fe, Cu, Mo, Zn, B 3 g/10 liter/20 pohon NK N (15%), (15%), K (15%) 200 g/pohon upuk organik 500 g/pohon Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB)

SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB) SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB) - Fasilitas gedung dan alat dibangun dan diadakan melalui proyek NTAADP Nusa Tenggara TA 1998/1999 - Landasan operasional SK Kepala BPTP NTB No TU.110.0506.5.15.357

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)= LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis ph H 2 O dengan ph Meter 1. Timbang 10 gram tanah, masukkan ke dalam botol kocok. 2. Tambahkan air destilata 10 ml. 3. Kocok selama 30 menit dengan mesin pengocok.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli 27 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di kebun percobaan BPTP Lampung, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli 2009.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi 4.1.1. Kakteristik Ultisol Gunung Sindur Hasil analisis pendahuluan sifat-sifat kimia tanah disajikan pada tabel.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini diperlukan alur penelitian agar pelaksanaannya terarah. Berikut merupakan diagram alir penelitian Studi Literatur

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog Senyawa nitrogen yang terdapat didalam tumbuhan, sebagian besar adalah protein. Protein terdiri dari 50-55% unsur karbon, 6-8% hidrogen, 20-23% oksigen, 15-18% nitrogen dan 2-4 % sulfur. Protein rata-rata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013. III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2013. Pengambilan sampel tanah dilakukan di tiga lokasi yakni: hutan gambut skunder,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-192-IDN Nama Laboratorium : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Fisika/kimia Tanah Tekstur 3 fraksi IK Tanah 5.4.4-1 (gravimetri)

Lebih terperinci

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity) METODE ANALISIS ph H 2 O (1:5) Alat - Alat penumbuk - Ayakan 0,5 mm - Timbangan - Mesin pengocok - ph meter - Botol kocok Bahan - Air aquades Metode - Haluskan bahan dan ayak dengan ayakan 0,5 mm - Timbang

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B. IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Desember 2016 hingga Maret 2017 di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta Laboratorium

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan yaitu : 1. Bejana 2. Ember 3. Pengaduk 4. Gelas ukur 100 ml 5. Gelar beker 500 ml 6. Pipet tetes 7. Pipet ukur 10 ml 8.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N. Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan contoh tanah dilaksanakan di petak percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Jawa Barat. Sementara analisis tanah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juni 2015. Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan di kawasan hutan konservasi Kelurahan

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Protein Metode Kjeldahl Dalam penentuan protein cara Kjeldahl ini, kandungan unsur N yang didapatkan tidak hanya berasal dari protein saja. Mengingat jumlah kandungan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

RINGKASAN PENDAHULUAN

RINGKASAN PENDAHULUAN TEKNIK PENGENCERAN ANALISIS PROTEIN KASAR METODE KJELDAHL DENGAN MARKHAM STILL DALAM BAHAN PAKAN Kata kunci : Tekntk pengenceran, metode Kjeldahl Heny Hendrayati Dan Surayah Askar Balai Penelitian Ternak,

Lebih terperinci

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 Juli Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 Juli Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 Juli 2017. Penelitian dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di Talang Padang Kabupaten Tanggamus Januari - Februari 2013 sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. BAB 3 PERCOBAAN Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan. 3.1 Bahan Buah jeruk nipis, belimbing, jeruk lemon, vitamin C baku (PPOMN),

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2015 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Rupat Kelurahan Pergam Kecamatan Rupat Kabupaten

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Balai Besar Teknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2006 sampai dengan Mei 2007. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Penelitian dilaksanakan di daerah Kalimantan

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II SYARAT DAN TATACARA PELAKSANAAN KERJASAMA

BAB I PENDAHULUAN BAB II SYARAT DAN TATACARA PELAKSANAAN KERJASAMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penelitian dan pengembangan di sektor pertanian memiliki

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 4. Lahan Kebun Campuran di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 5. Lahan Kelapa Sawit umur 4 tahun di Kawasan Hulu DAS Padang Gambar 6. Lahan Kelapa Sawit

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB

INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 INSTRUKSI KERJA Pengukuran ph, Bahan Organik, KTK dan KB Jurusan Tanah Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama satu tahun, dimulai pada bulan juli 2014 sampai bulan juli 2015 Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di PTPN VII Unit Usaha Way Berulu sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian THP serta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian Km. 6,5 Kelurahan Semarang Kota

Lebih terperinci

PENGKLASlFlKASPIBN TANAN SEGARBl TEKNIK BERDASARKAN KQEFlSlEN JERAPAB P (KJP) LATOSOL DAN PODSOLIK MERAW KUNlbUG

PENGKLASlFlKASPIBN TANAN SEGARBl TEKNIK BERDASARKAN KQEFlSlEN JERAPAB P (KJP) LATOSOL DAN PODSOLIK MERAW KUNlbUG PENGKLASlFlKASPIBN TANAN SEGARBl TEKNIK BERDASARKAN KQEFlSlEN JERAPAB P (KJP) DAB [SOTERM JEXAPASU 6" (IJPj TERHADAP LATOSOL DAN PODSOLIK MERAW KUNlbUG LAMPUNG IURUSAN TANAN, FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

DAFTAR TARIF ANALISA LABORATORIUM

DAFTAR TARIF ANALISA LABORATORIUM Tahun : 2016 DAFTAR TARIF ANALISA LABORATORIUM No Jenis analisis Metode I. Analisis Minyak Atsiri 1. Kadar air toluen Aufhauser 25.000,- 2. Kadar minyak atsiri Destilasi 25.000,- 3. Warna Visual 10.000,-

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Penelitian K5 K7 K0 B T K2 K5 K1 K7 K4 K6 K6 K2 K4 K4 K0 K7 K1 K6 K2 K0 K1 K5 Lampiran 2. Formula Media NA Cair (Rao, 1982). Nama Bahan Jumlah Pepton 5 g Beef Ekstrak 3 g NaCl

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian akan dilaksanakan di kebun karet rakyat di daerah Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. 57 Lampiran I. Prosedur Analisis Kimia 1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). Timbang contoh yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 g dalam botol timbang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Berdasarkan hasil analisis fisika dan kimia tempat pelaksanaan penelitian di Desa Dutohe Kecamatan Kabila. pada lapisan olah dengan kedalaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Contoh Tanah Hasil analisa sudah diketahui pada Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa tanah sawah yang digunakan untuk penelitian ini memiliki tingkat kesuburan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia 17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei 2012. Sampel Salvinia molesta diambil dari Waduk Batu Tegi Tanggamus. Analisis sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Pelepasan Nitrogen dari Pupuk UZA dan Pupuk Urea Pril Ditinjau dari Laju Konsentrasi Amonium dan Nitrat yang Terbentuk Perbandingan laju pelepasan nitrogen dari pupuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan pangan juga akan meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas tanah. Hal tersebut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisikokimia Andisol Lembang Data sifat fisikokimia tanah Andisol Lembang disajikan pada Tabel 1. Status hara dinilai berdasarkan kriteria yang dipublikasikan oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PENGUJIAN AMDK Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PARAMETER UJI Warna Kekeruhan Kadar kotoran ph Zat terlarut Zat organik(angka KMnO40 Nitrat Nitrit Amonium Sulfat Klorida Flourida Sianida Klor bebas

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai Mei 2015 bertempat di Lahan kering terbuka, timur Greenhouse C Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang sungai Kali Pucang, Cilacap. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2010 yang bertempat di Laboratorium Pengolahan Limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu: 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU Oleh : Sri Utami Lestari dan Azwin ABSTRAK Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap kandungan protein, nitrogen terlarut, dan kandungan nitrogen non protein pada ikan tongkol adalah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Kering di desa Cibadung Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat. Tanah di lokasi penelitian masuk dalam sub grup Typic Hapludult.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml. Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml. B. Bahan. Asam sulfat pekat. Hidrogen peroksida. C. Cara Kerja.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III LAMPIRAN Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel Kontrol 0-20 0.12 0.25 0.94 20-40 0.34 0.41 0.57 40-60 0.39 0.45 0.50 60-80 0.28 0.39 0.57 80-100 0.23

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL 1. Tujuan Percobaan - Mahasiswa dapat melakukan analisis kadar protein dalam suatu bahan pangan - Mahasiswa dapat mengetahui kadar protein dalam bahan 2.

Lebih terperinci

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion MATERI-9 Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Pengelolaan tanaman secara intensif, disadari atau tidak, dapat menjadi penyebab munculnya kekurangan ataupun keracunan unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Limbah Cair Urea Terhadap Perubahan Nilai Resistivitas, Unsur Hara dan ph Tanah Gambut Budiono a), Nurhasanah a, Joko Sampurno a*

Analisis Pengaruh Limbah Cair Urea Terhadap Perubahan Nilai Resistivitas, Unsur Hara dan ph Tanah Gambut Budiono a), Nurhasanah a, Joko Sampurno a* PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2017), Hal. 146 154 ISSN : 2337-8204 Analisis Pengaruh Limbah Cair Urea Terhadap Perubahan Nilai Resistivitas, Unsur Hara dan ph Tanah Gambut Budiono a), Nurhasanah a, Joko

Lebih terperinci