Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

Transkripsi

1 Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml. B. Bahan. Asam sulfat pekat. Hidrogen peroksida. C. Cara Kerja. 1. Ditimbang 0.5 g contoh tanaman yang telah digiling dan lolos ayakan 40 mesh, tempatkan pada tabung reaksi. 2. Ditambahkan 2.5 ml H 2 SO 4 pekat, dibiarkan selama 24 jam. 3. Dipanaskan pada penangas listrik, dimulai dari suhu rendah dan kemudian suhu dinaikkan sedikit demi sedikit selama ± 30 menit. 4. Ditetesi dengan H 2 O 2 senbanyak 5 tetes dengan selang waktu 10 menit hingga cairan dalam tabung menjadi jernih. 5. Didinginkan, kemudian diencerkan dengan aquades dan saring ke labu ukur 50 ml. (Cairan ini = Cairan destruksi pekat untuk analisis N). 6. Dipipet 5 ml cairan destruksi pekat ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades. (Cairan ini = Cairan destruksi encer untuk analisis P, K, Ca, Mg).

2 Tahap II. Penetapan kadar P daun. A. Alat. Tabung reaksi. Spectrophotometer. B. Bahan. Asam Sulfat 5 N (larutkan 140 ml H 2 SO 4 pekat BD 1.84 dengan aquades hingga volume larutan menjadi 1 L). Amonium Molibdat (larutkan 12 gr (NH 4 ) 6 Mo 7 O 24.H 2 O dengan aquades hingga mencapai volume 250 ml). Kalium Antimonit Tartarat (larutkan gr KSbOC 4 H 4 O 6 kedalam 100 ml aquades). Asam Ascobat. Pereaksi Fosfat A (campurkan bahan nomor 1, 2, 3 hingga mencapai volume 2 L dengan menambahkan aquades). Pereaksi Fosfat B (campurkan 1 gr Asam Ascobat ke dalam 200 ml pereaksi campuran A). Larutan standar P 50 ppm (larutkan gr K 2 HPO 4.H 2 O dengan aquades hingga mencapai volume 1 L). Larutan standar 0, 2, 4, 6, 8, 10 ppm P (Pipet larutan standar 50 ppm P masing-masing sebanyak 0, 4, 8, 12, 14, 16, 20 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan aquades). C. Cara Kerja. 1. Dipipet 5 ml cairan destruksi encer dari ekstraksi destruksi basah pada tabung reaksi. 2. Ditambahkan 10 ml reagen fosfat B, diamkan selama 10 menit, kemudian diukur transmitance (absorbence) pada spectronic dengan panjang gelombang λ 660 nm. 3. Pada saat yang sama dilakukan pula pada larutan standar 0, 2, 4, 6, 8, 10 ppm P, dengan cara memipet masing-masing 5 ml dan ditambahkan 10 ml reagen fosfat B, dan diukur pada spectronic.

3 D. Perhitungan. P daun (%) = P daun (%) =

4 Lampiran 2. Hasil analisis awal tanah.

5 Lampiran 3. pengukuran tinggi bibit suren dan analisis sidik ragam pada aplikasi aktivator orgadec dan asam humik pada tanah pasca tambang emas. Aktivator Orgadec Asam Humik Ulangan ȳ A0 H H H A1 H H H A2 H H H A3 H H H Analisis sidik ragam Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung F-Tabel Aktivator Orgadec * Asam Humik * Interaksi tn Galad Total Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf uji 95% (α = 0.05). tinggi tanaman pada perlakuan aktivator orgadec A a A b A b A b Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% tinggi tanaman pada perlakuan asam humik H a H b H b Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%

6 Lampiran 4. pengukuran diameter bibit suren dan analisis sidik ragam pada aplikasi aktivator orgadec dan asam humik pada tanah pasca tambang emas. Aktivator Orgadec Asam Humik Ulangan ȳ A0 H H H A1 H H H A2 H H H A3 H H H Analisis sidik ragam Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel Bebas Kuadrat Tengah Aktivator Orgadec * Asam Humik tn Interaksi tn Galad Total Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf uji 95% (α = 0.05). diameter tanaman pada perlakuan aktivator orgadec A a A b A b A b Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% diameter tanaman pada perlakuan asam humik H H H2 0.16

7 Lampiran 5. berat kering bibit suren dan analisis sidik ragam pada aplikasi aktivator orgadec dan asam humik pada tanah pasca tambang emas. Aktivator Orgadec Asam Humik Ulangan ȳ A0 H H H A1 H H H A2 H H H A3 H H H Analisis sidik ragam Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel Bebas Kuadrat Tengah Aktivator Orgadec tn Asam Humik tn Interaksi tn Galad Total Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf uji 95% (α = 0.05). berat kering tanaman pada perlakuan aktivator orgadec A A A A berat kering tanaman pada perlakuan asam humik H H H2 0.97

8 Lampiran 6. rasio tajuk akar bibit suren dan analisis sidik ragam pada aplikasi aktivator orgadec dan asam humik pada tanah pasca tambang emas. Aktivator Orgadec Asam Humik Ulangan ȳ A0 H H H A1 H H H A2 H H H A3 H H H Analisis sidik ragam Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel Bebas Kuadrat Tengah Aktivator Orgadec tn Asam Humik tn Interaksi tn Galad Total Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf uji 95% (α = 0.05). rasio tajuk akar tanaman pada perlakuan aktivator orgadec A A A A rasio tajuk akar tanaman pada perlakuan asam humik H H H2 1.34

9 Lampiran 7. serapan P bibit suren dan analisis sidik ragam pada aplikasi aktivator orgadec dan asam humik pada tanah pasca tambang emas. Aktivator Orgadec Asam Humik Ulangan ȳ A0 H H H A1 H H H A2 H H H A3 H H H Analisis sidik ragam Sumber Keragaman Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel Bebas Kuadrat Tengah Aktivator Orgadec tn Asam Humik tn Interaksi tn Galad Total Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf uji 95% (α = 0.05). serapan P tanaman pada perlakuan aktivator orgadec A A A A serapan P tanaman pada perlakuan asam humik H H H

10 Lampiran 8. Hasil analisis serapan P tanaman.

11 Lampiran 9. Dokumentasi tanaman pada akhir penelitian. a. Perbandingan tanaman antar perlakuan aktivator orgadec (H0 terhadap A0, A1, A2, A3). b. Perbandingan tanaman antar perlakuan H1 terhadap A0, A1, A2, A3. c. Perbandingan tanaman antar perlakuan H2 terhadap A0, A1, A2, A3.

12 d. Perbandingan tanaman antar perlakuan perlakuan asam humik (A0 terhadap H0, H1, H2). e. Perbandingan tanaman antar perlakuan perlakuan perlakuan A1 terhadap H0, H1, H2. f. Perbandingan tanaman antar perlakuan perlakuan perlakuan A2 terhadap H0, H1, H2.

13 g. Perbandingan tanaman antar perlakuan perlakuan perlakuan A3 terhadap H0, H1, H2.