BAB I. Pendahuluan. Gereja dan musik saat ini hampir tidak dapat dipisahkan. Hampir di setiap gereja saat ini memiliki musik, nyanyian saat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. Pendahuluan. Gereja dan musik saat ini hampir tidak dapat dipisahkan. Hampir di setiap gereja saat ini memiliki musik, nyanyian saat"

Transkripsi

1 2 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja dan musik saat ini hampir tidak dapat dipisahkan. Hampir di setiap gereja saat ini memiliki musik, nyanyian saat ibadah, dan hal-hal yang berkaitan dengan seni musik. Musik menjadi sarana penting terciptanya sebuah peribadatan dalam gereja. Hadirnya musik juga dapat meningkatkan gairah dan suasana dalam ibadah. Suasana dan gairah yang dihasilkan oleh bunyi maupun nyanyian yang dilantunkan menjadi unsur penting yang harus dilakukan setiap minggu pada saat ibadah. Seiring dengan suasana dan gairah yang dihasilkan oleh musik di dalam gereja, maka hal tersebut tidak terlepas dari konsep musik yang ada. Konsep musik di gereja saat ini menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jemaat atau pendengar bahkan pemusik itu sendiri dalam ibadah. Dari latar belakang di atas, ditemukan hal penting yang menyangkut aktivitas musikal yang ada di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Aktivitas-aktivitas musikal yang ada di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta menunjukan bahwa ada hal-hal yang perlu dibahas lebih dalam lagi, seiring dengan banyaknya jemaat yang beribadah di Gereja

2 3 Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta, banyaknya jadwal dan jam ibadah dalam seminggu, dan keanekaragaman format pertunjukan musik yang dimainkan dan lagu yang dinyanyikan. Dari aktivitas-aktivitas yang ada di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta ada hal yang menjadi faktor keunikan gereja ini dibandingkan dengan gereja-gereja lainnya misalnya; keberanekaragaman etnis, budaya, usia, dan keberanekaragaman daerah asal jemaat. Ketertarikan penulis berawal dari adanya situasi jemaat yang memiliki latar belakang etnis, budaya yang beragam di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Lebih khususnya penelitian akan berfokus pada perilaku musikal spiritual pemusik/aktivis yang berasal dari berbagai macam suku, daerah yang berbeda-beda. Perilaku musikal spiritual dimulai dari musik yang dimainkan, bahkan lagu yang diaransemen, hal ini dapat memungkinkan penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai adanya perilaku musikal spiritual dari pemusik yang akan diteliti. Musikal spiritual berarti adanya hubungan antara kegiatan musik terhadap spiritual yang berhubungan dengan kerohanian yang ada dalam diri seorang pemusik. Penulis ingin melihat lebih dalam lagi terkait dengan kegiatan atau aktivitas bermusik yang mempengaruhi kehidupan rohani dari pemusik. Aktivitas musikal yang sering dilakukan dan menjadi rutinitas setiap minggu dalam

3 4 peribadatan Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta apakah berpengaruh terhadap nilai kerohanian yang dialami dan dirasakan oleh setiap pemusik. Faktor yang telah disebutkan di atas akan dikaji lebih dalam lagi oleh penulis dalam penelitian ini. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mata rantai musik Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta dengan perkembangan sejarah musik di Gereja Barat? 2. Bagaimana bentuk aktivitas musikal dalam peribadatan di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta? 3. Bagaimana perilaku musikal spiritual pemusik di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Mengetahui metode, konsep dan strategi gereja dalam menentukan musik apa dalam setiap liturgi 2. Memahami berbagai bentuk aktivitas bermusik yang mendukung peribadatan di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta, terkait dengan genre lagu yang digunakan dalam peribadatan dan format musik yang dibawakan.

4 5 3. Mengetahui sejauh mana musik menjadi perilaku musikal spiritual bagi kehidupan keagamaan aktivis/pemusik di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang seni musik, khususnya musik yang berkaitan dengan gereja atau peribadatan. Penelitian ini juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah referensi pengetahuan mengenai musik gereja. D. Tinjauan Pustaka Sebelum menentukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan tinjauan pustaka terhadap wacana-wacana yang berkaitan dengan permasalahan. Untuk mengetahui apakah permasalahan yang diajukan sudah pernah diteliti dan dikaji sebelumnya oleh peneliti terlebih dahulu. Tinjauan pustaka ini dapat berupa penelitian yang terdahulu yang menyangkut dengan topik penelitian ini. Tesis yang berjudul Revitalisasi Gondang Dalam Ibadah HKBP Sudirman Jakarta oleh Rebekka Lumbantoruan (2015).

5 6 Penelitian ini mengungkapkan bahwa musik dan agama adalah dua unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Penelitian ini menjelaskan bagaimana revitalisasi gondang khususnya dalam peribadatan di gereja HKBP Sudirman Jakarta, yang bertujuan melihat hubungan antara seni dan agama serta melihat musik sebagai konstruksi yang baru dalam sebuah komunitas yang mengalami konteks diaspora. Kajian gondang dalam penelitian ini menggunakan perspektif etnomusikologi yang melihat musik dalam arti yang luas. Musik menjadi bagian yang kuat dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai objek tetapi juga dalam konteks lain dari kehidupan yaitu religi. Kajian ini menunjukkan bahwa adopsi gondang ke dalam peribadatan di HKBP tidak terjadi sertamerta, melainkan melewati proses yang melibatkan relasi kuasa berbagai pihak (agents), seperti pendeta, penatua, pencinta gondang, dan jemaat gereja itu sendiri. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang erat antara musik, identitas, dan ritual peribadatan di HKBP Sudirman. Ritual peribadatan menjadi tegas dalam perkembangan musik tradisional. Wujud imanen agama senantiasa memiliki nilainilai lain selain nilai keimanan/keagamaan, dan hal ini memungkinkan penggabungan antara nilai keagamaan terhadap identitas budaya (Batak).

6 7 Penelitan yang dilakukan oleh Nurul Farida (2014) berjudul Kajian Kontekstual Musik Kiai Kanjeng, penelitian ini merupakan kajian kontekstual terhadap musik yang dipimpin oleh Emha Ainun Nadjib dan kawan-kawan. Kajian ini membahas mengenai eksistensi musik dalam masyarakat luas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peranan musik Kiai Kanjeng serta khasanah musik yang digunakan sebagai interaksi dengan masyarakat sebagai upaya terciptanya kerukunan dan keharmonisan. Dapat diketahui dalam penelitian ini adanya peran Kiai Kanjeng dalam masyarakat sebagai pelayan sosial dengan perantara musik yang dimainkan serta memanfaatkan khasanah musik melalui pendekatan budaya. Bagi masyarakat, Kiai Kanjeng dianggap sebagai solusi yang dapat menyelesaikan beragam permasalahan karena memiliki metode pendekatan menyentuh rasa melalui musiknya. Dengan semangat kerukunan dalam perbedaan yang dikomunikasikan melalui musiknya, Kiai Kanjeng juga dinilai memiliki persinggungan antara religiusitas dan pluralisme. Tesis berjudul Musik Dan Lagu Liturgi Dalam Ekaristi Di Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta: Sebuah Kajian Estetika oleh Thomas Budi S (2014) memaparkan bahwa musik dan lagu ekaristi adalah salah satu bagian dari seni musik yang

7 8 terdapat pada upacara keagamaan umat katolik. Seiring dengan perkembangan zaman, terdapat unsur-unsur ajaran Kitab Suci yang relevan terhadap makna gereja saat ini. Musik memiliki peran penting dalam upacara keagamaan, khususnya perayaan ekaristi Gereja Katolik di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan menguraikan hal-hal mengenai peranan musik dan lagu liturgi dan menjelaskan tujuan dari musik dan lagu liturgi serta memahami aspek yang terkandung dalam musik dan lagu liturgi. Penelitian dapat disimpulkan bahwa musik dan lagu liturgi dalam ekaristi Gereja Katolik Santo Antonius Kotabaru memiliki peranan yaitu sebagai pemersatu yang menumbuhkan relasi umat terhadap sesamanya dalam membangun solidaritas bersama kepada Allah. Musik dan lagu liturgi juga memiliki tujuan untuk menguduskan manusia dan memuliakan Allah dalam karya ciptaan atas karunia kehidupan yang telah Allah berikan kepada seluruh umat manusia. Tesis yang disusun oleh Permana, Y.A. (2012), dengan judul Perjumpaan Antara Musik, Nyanyian, Dan Ekspresi-ekspresi Gerak Tubuh Dalam Peribadatan Di Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang Dengan Nilai-nilai Sikap Dan Perilaku Dalam Budaya Jawa berisikan tentang nyanyian yang menjadi salah satu hal terpenting didalam ibadah di sepanjang sejarah kekristenan.

8 9 Penelitian ini mengatakan bahwa menurut sejarah musik kristen ada beberapa musik yang dianggap sakral dan ada yang dianggap profan. Munculnya gereja pentakosta, gerakan kharismatik dan gereja non-pentakosta, memunculkan perdebatan-perdebatan mengenai musik. Kritikan yang sering muncul adalah gereja menggunakan musik sebagai sarana menghibur jemaat dan tidak berfokus kepada Tuhan diantaranya menyangkut warna musik, peralatan musik band, dan gerakan-gerakan tubuh yang ekspresi. Gereja GBI Pahlawan adalah salah satu gereja non-pentakosta yang menerapkan ibadah kontemporer dalam peribadatannya. Sebagain besar jemaat gereja ini merupakan etnis Jawa yang tidak sertamerta menerima begitu saja ibadah kontemporer dalam peribadatan. Budaya Jawa yang cendrung impresif (memberikan kesan yang dalam) menjadi display rules (ungkapan) terhadap musik dan ekspresi tubuh dan dianggap berlebihan. Musik yang ada dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya; selera jemaat, dan pengaruh budaya yang bersifat subjektif. Selera setiap individu berbeda dengan individu lainnya, begitu pula dengan ekspresi tubuh.

9 10 E. Landasan Teori Sehubung dengan topik yang dikaji dalam topik penelitian ini, penulis memilih teori yang sesuai guna membantu penelitian yang dilakukan. Di antara teori yang digunakan adalah: 1. Perilaku Sosial: Pemusik Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia mengatakan Perilaku memiliki arti sebuah tindakan atau aktivitas manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas. Dalam buku yang berjudul The Anthropology of Music, dijelaskan bahwa ada beberapa tipe atau karakter yang dimiliki oleh musisi atau pemusik yang berbeda di antara individu lainnya 1. Karakterkarakter yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda dapat dilihat dari perilaku terhadap kehidupan sosial masing-masing. Para musisi akan menghasilkan self image (gambaran pribadi), expectations (harapan) dan stereotypes (penilaian sesorang berdasarkan persepsi kelompok) dari setiap perilaku yang ada dalam diri mereka. Menurut Peter J. Rentfrow dan Samuel D. Gosling dalam jurnalnya yang berjudul The Structure and Personality Correlates of Music Preferences memaparkan bahwa ada enam hal yang bisa menjadi ukuran dalam mengkaji musik; 1 Alan P. Merriam, The Anthropology of Music, (Northwestern University Press, 1964),Hal.123.

10 11 (1) Struktur musik, terkait dengan bentuk musik yang ada, (2) Referensi dan Personal, terkait dengan sumber atau acuan musik dari seorang individu, (3) Indikasi antara mendengar (listening) dan melakukan musik, (4) refleksi, terkait dengan kesadaran yang dialami pemusik bahwa musik menjadi kegiatan interaksi sosial, (5) identitas sosial, menegaskan kembali bahwa jati diri pemusik terhadap lingkungannya, (6) dimensi musik seperti efek positif dan negatif musik, kompleksitas bentuk musik, serta energi yang dihasilkan seperti antusias terhadap musik 2. Hal-hal yang dihasilkan tersebut akan menjadi pola dalam kehidupan bagi musisi dan menjadi perilaku yang berkaitan dengan musik. Polapola yang telah dialami oleh pemusik akan membawa para pemusik mengalami pengalaman musikal. Menurut Jamallus (1988), pengalaman musikal adalah penghayatan suatu lagu melalui kegiatan mendengarkan musik, bernyanyi, bermain musik, bergerak mengikuti musik, membaca musik. 3 Pola kehidupan sebagai musisi dalam memainkan musik dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya, skill (keahlian), dan instinc (naluri) 4. Dari aspek yang ada memberikan pengaruh terhadap role dan status kehidupan bagi musisi tersebut. Pola yang telah terjadi 2 Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 84, No. 6. Peter J. Rentfrow, Samuel D University of Texas at Austin 3 Jamalus Panduan Pengajaran buku Pengajaran musik melalui pengalaman musik. Jakarta: Proyek pengembangan Lembaga Pendidikan. Hal.2 4 Merriam (1964) Hal.128

11 12 berdampak juga terhadap kehidupan sosial baik itu dalam grup dan komunitas. Perilaku bermusik dapat diidentifikasi secara spesifik dalam berkehidupan sosial dalam grup atau komunitas. Kebiasaan atau perilaku musisi juga dapat membentuk formasi dalam sub-budaya dan dapat diidentifikasi melalui fenomena dalam bermusik. Dari perilaku yang terkonstruksi dengan tidak disadari maka, bermusik dapat memberikan respon sosial dan mempengaruhi situasi sosial 5. Definisi tentang spiritual sangat kompleks dan dapat dilihat dari beragam kepentingan mengenai keberagamaan. 6 Menurut Pargment (1997) spiritual merupakan bentuk dari apa yang dipahami mengenai agama dan melakukan segala aturanaturan yang bersangkutan dengan agama. Spiritual erat kaitannya terhadap perilaku sosial yang dilakukan dan dijalankan. Salah satunya adalah kegiatan musik spiritual atau musik keagamaan. Musik keagamaan dapat diartikan bahwa musik yang digunakan untuk kepentingan-kepentingan agama sebagai contoh musik gereja. Sesuai dengan topik penelitian yang diangkat, teori mengenai perilaku sosial khususnya bagi para pemusik spiritual atau musik keagamaan dapat membantu untuk mengkaji lebih dalam lagi permasalahan yang ada. Teori ini menjelaskan bahwa 5 Merriam (1964) Hal Pargament, Kenneth I. The Phsycology Of Religion and Coping. (New York: The Gullford Press. 1997) hal. 24

12 13 terdapat beberapa faktor dan aspek yang mempengaruhi pola dan tingkah laku musisi terhadap sekitarnya. Aktivitas musikal tidak dapat dilepaskan dari campur tangan pemusik yang turut ambil serta dalam proses peribadatan. Pemusik menjadi salah satu bagian penting dan wajib untuk memainkan instrumen untuk mengiringi jemaat bernyanyi dan membangun suasan dalam peribadatan. Sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Alan P. Meriam mengenai perilaku sosial: Pemusik, maka faktor-faktor yang menjadi pola perilaku musisi dapat juga ditemukan di dalam pemusik gereja. Peran gereja melihat situasi dan kondisi yang ada pada musisi sangat penting. Gereja dapat melihat faktor-faktor melatar-belakangi segala perilaku yang disebabkan oleh keanekaragaman jemaat seperti, suku, budaya, dan ras sebagai pemusik yang ada di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan. 2. Musik Sebagai Perilaku Simbolik Musik adalah salah satu bagian dari eksistensi manusia yang menyangkut dengan perilaku simbolik yang hangat untuk diperbincangkan. Teori ini mengungkapkan bahwa, seni adalah sebuah karakteristik yang menyangkut emotion (emosi), dan passion (gairah) 7. Karakteristik yang ada akan memberikan imajinasi terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Aktivitas 7 Pargment (1999) Hal.299

13 14 yang ada akan menghasilkan significant form yang terdiri dari simbol, artikulasi, rasa, dan pengalaman. Simbol dari musik berupa tanda-tanda yang ada dalam musik itu sendiri contohnya seperti nada, ritmik, harmoni, dan lirik. Simbol yang ada akan memberi pengaruh terhadap artikulasi yang disampaikan. Artikulasi ini bersifat teknis seperti bentuk musik dan bentuk nyanyian. Setelah simbol dan artikulasi dilakukan maka ada rasa yang tercipta. Rasa yang tercipta itu berupa tanggapan atau respon indrawi terhadap musik yang dimainkan dan didengarkan. Dari setiap bentuk signifikan yang dihasilkan oleh musik maka, pemusik akan mengalami pengalaman. Pengalaman itulah yang terus menjadi ingatan bahkan menjadi tolak ukur dalam berpikir mengenai musik. Musik yang dikatakan sebagai perilaku simbolik adalah sebuah proses yang tercipta dari sebuah aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi segala keinginan dan kebutuhan manusia. Proses simbolik tidak terlepas dari repon-respon yang terjadi. Tested D. Cooke's (1959) dalam jurnalnya ada beberapa aspek atau unsur yang mendukung praktik musik untuk memberikan nuansa antara lain; nada, irama dan ritmik. 8 Menurut Agawu (2009), menganalisa bentuk musik dapat diidentifikasi dari bentuk 8 An experimental study of Deryck Cooke's theory of music and meaning. Gabriel, Clive Phsychology of Music, Vol 6(1), 1978, Hal

14 15 komposisi musik, tekstur, dan teknik yang ada. 9 Musik juga dibangun oleh struktur yang ada di dalamnya, seperti Beginnings, Middles, dan Endings. Struktur seperti ini adalah struktur yang umum digunakan dalam setiap komposisi lagu. Dalam setiap komposisi musik, terdapat pula period yang menjadi unsur dalam lagu, atau biasa disebut kalimat. 10 Kalimat-kalimat (period) dapat dilihat dari ritme yang terstruktur dari sebuah lagu yang menjadi ciri khas atau tanda dari lagu tersebut, sehingga setiap orang yang menciptakan, menghasilkan, bahkan menggunakan tanda dapat dikatakan sebagai interpreter. Sedangkan orang yang merespon dan menerima setiap tanda yang ada dapat disebut dengan interpretant 11. Bentuk aktivitas-aktivitas musikal yang ada dalam peribadatan dapat dikaitakan dengan teori yang dijelaskan di atas. Aktivitas-aktivitas musikal yang berkaitan dengan peribadatan memiliki role dan function yang membentuk sebuah rutinitas bahkan bisa menjadi budaya yang sering terjadi secara berulangulang. Sesuai dengan teori yang dijelaskan di atas, maka segala aktivitas musikal yang terjadi di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan tidak terlepaskan dari simbol, artikulasi, rasa, dan pengalaman. Teori ini menguatkan untuk mengkaji lebih dalam 9 Agawu, Kofi Music as Discoures. New York: Oxford University Press. Hal Agawu (2009). Hal Alan P. Merriam (1964) Hal. 230

15 16 lagi mengenai aktivitas-aktivitas musikal spiritual dalam peribadatan. 3. Musik dan Dinamika Budaya Setiap manusia memiliki pengalaman-pengalaman yang konstan dan terus menerus seiring dengan maju dan berkembangnya zaman saat ini. Pengalaman yang ada adalah sebuah dampak yang dihasilkan oleh aspek yang mendasarinya. Aspek itu adalah budaya yang selalu berkembang mengikuti zaman. Budaya yang ada tidak pernah berhenti dan akan selalu berubah-ubah tiap saatnya 12. Ada sebuah proses yang disebut dengan culture transmission (transmisi budaya). Transmisi budaya adalah bagian dari sebuah proses inovasi dari sebuah budaya yang sudah ada dalam kebiasaan sehari-hari. Terdapat beberapa tipe yang dihasilkan dari proses inovasi antara lain; invention (penemuan), cultural borrowing (peminjaman budaya), dan variation (variasi). Tipe-tipe inovasi tersebut akan membentuk identitas sosial yang yang membentuk sebuah sistem sosial. Menurut Sally Jo Cunningham dan David M. Nichols dalam jurnalnya yang berjudul Exploring Social Music Behavior: An Investigation Of Music Selection At Parties, mengatakan bahwa sistem sosial tercipta karena adanya inovasi yang ada dapat 12 Merriam (1964) Hal.303

16 17 menjadi opini individu bagi lingkungannya. Opini-opini individu akan menimbulkan negosiasi sosial yang menjadi perdebatan, apakah opini yang ada dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial lainnya 13. Musik tidak terlepas dari pengaruh budaya yang ada, baik itu budaya yang mempertahankan musik yang ada sejak lama maupun musik yang bersifat kontemporer. Terdapat internal dan eksternal dalam perubahan musik. Perubahan internal musik dikonstruksi oleh adanya perubahan budaya. Faktor-faktor dari perubahan budaya yang menjadi perubahan internal dalam musik meliputi; ide musik, komposisi musik, dan pengetahuan akan musik. Sedangkan faktor-faktor eksternal musik dalam perubahan budaya meliputi; asumsi-asumsi mengenai musik, ritual-ritual keagamaan, dan reaksi-reaksi musik yang menjadi kebutuhan sosial. Transmisi budaya yang berinovasi menjadi hal yang dapat dikaitkan dalam penelitian ini. Teori ini dapat menguatkan permasalah yang ada mengenai pengaruh kehidupan beragama khususnya bagi aktivis atau pemusik Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Peneliti akan melihat kaitan variation (variasi), invention (penemuan), dan cultural borrowing (peminjaman budaya) yang menjadi inovasi dari transmisi budaya 13 Exploring Social Music Behavior: An Investigation Of Music Selection At Parties. Sally Jo Cunningham dan David M. Nichols. 10th International Society for Music Information Retrieval Conference (ISMIR 2009). University of Waikato Hamilton, New Zealand.

17 18 di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan. Faktor internal dan eksternal yang ada dalam teori ini memberikan gambaran dasar apakah musik dapat memberikan dampak bagi kehidupan dan perilaku keagamaan pemusik. Dengan pengalaman yang sudah ada baik itu mengenai kegiatan dan karakter bermusik, hal ini dapat menjadi sebuah konstruksi yang dapat dibangun menyangkut musik dinamika budaya yang ada di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. F. Metode Penelitian 1. Menentukan Jenis Penelitian Sesuai dengan topik dan rumusan masalah yang diangkat oleh penulis, maka penulis akan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif ini diharapkan mendapat data dan menentukan laporan sesuai dengan kenyataan. Metode ini akan mengarah kepada pendalaman dan hasil kajian yang sesuai dengan topik penelitian ini yaitu, aktivitas musikal dalam peribadatan di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Dengan prespektif kualitatif, kajian ini akan berfokus kepada orang-orang atau kelompok yang berbeda-beda melihat sebuah realita yang ada 14. Perspektif kualitatif ini sesuai dengan 14 Hancook. Beverly, An Introduction to Qualitative Research, (The NIHR RDS EM / YH, Birmingham, 2007) Hal. 6

18 19 penelitian ini karena laporan dan data yang akan diperoleh tidak memadai jika dinyatakan secara numerik. Dengan menggunakan perspektif ini, maka penelitian ini akan lebih fleksibel dan tetap tersistematis. 2. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrument penelitian adalah penulis sendiri. Penulis akan melihat dan mengidentifikasi objek penelitian yakni musik yang digunakan sebagai media peribadatan di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Sejauh ini penulis bersifat partisipan observasi, diharapkan dapat memperoleh dan mempertajam serta melengkapi data dari pengamatan yang ada di lapangan. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data akan dilakukan dengan beberapa cara antara lain; observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang akan dicari dapat berupa data primer, data sekunder, bahkan tidak menutup kemungkinan kedua data tersebut akan diperoleh. Data primer akan diperoleh dari sumber melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa observasi dan wawancara. Sedangkan data yang tidak langsung dapat diperoleh dari

19 20 dokumentasi yang berupa video, foto, maupun mp3, serta arsiparsip seperti partitur lagu. Untuk menjelaskan metode pengumpulan data secara detail, maka penulis akan menjabarkan dan menjelaskan bagaimana data akan diperoleh: a. Observasi Peneliti akan mengobservasi dan melihat situasi dan kondisi keadaan gereja yang terkait dengan musik yang ada. Peneliti secara langsung menjadi partsipan atau terlibat langsung sebagai aktivis musik di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Dengan kata lain peneliti akan melihat dan mengamati situasi dan berinteraksi dengan aktivis lainnya sehingga peneliti mendapatkan data-data yang diperlukan. Melalui observasi peniliti juga akan mengamati hal-hal yang terkait dengan musik yang erat kaitannya terhadap individu dan kelompok yang ada di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. Setelah melakukan observasi dan pengamatan, peneliti mendapatkan data yang diperoleh langsung dari kondisi dan situasi yang ada di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta. b. Wawancara

20 21 Wawancara adalah interaksi antar penanya dan sumber atau informan demi mendapatkan data dengan menjawab beberapa pertanyaan 15. Penulis akan menggunakan teknik wawancara yang formal dan wawancara nonformal. Penulis akan melakukan dan memilih siapa saja yang akan menjadi narasumber atau informan demi mendukung dan mendapatkan jawaban-jawaban yang akurat dari pertanyaan yang sudah disiapkan terkait dengan rumusan masalah yang diangkat. Ada beberapa informan yang dipilih antara lain; Pendeta atau gembala jemaat Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta, Pembina Komisi Musik, Ketua Komisi Musik, dan beberapa Musik Direktor, serta aktivis-aktivis atau pemusik yang mewakili setiap instrumen yang dimainkan. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berupa dokumen-dokumen seperti video, foto, mp3, serta partitur lagu baik yang asli maupun yang telah diaransemen. Adapun lagu yang dipilih dalam penelitian ini adalah lagu Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ.265) Bukan Karena Upah Mu. Buku lagu 15 James P. Spradley, Etnography, cultural Experience: Ethnograpy in Complex Society, (Waveland Press, USA,2005:15-27)

21 22 jemaat Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) adalah kumpulankumpulan nyanyian rohani (himne) ciptaan dan gubahan komponis Indonesia yang dibuat untuk melengkapi Kidung Jemaat yang diterbitkan oleh Yamuger (Yayasan Musik Gereja) sebagai pelopor dan mengkontekstualisasikan musik gerejawi di kalangan Kristen Protestan di Indonesia 16. Lagu yang dipilih untuk dikaji adalah lagu yang digunakan di dalam Kebaktian-kebaktian Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta sebagai bagian dalam liturgi yakni bagian persembahan. Lagu ini dipilih karena penulis melihat seringnya variasi yang dilakukan oleh tiap tim musik untuk menambahkan variasi-variasi dalam lagu yang digunakan dalam prosesi ini, sehingga hal ini dapat memudahkan penulis untuk mencari perbedaan musik disetiap kategori kebaktian yang ada. d. Analisa Bentuk Musik Prier (1996) mengatakan bahwa sebuah karya musik tersusun dalam ruang-ruang birama. 17 Untuk mengetahui maksud dan arti musik yang dimainkan, maka perlu memperhatikan hal-hal musik secara detail. Hal-hal yang detail itu dilihat dengan cara menganalisis bentuk musik 16 Yamuger, Pelengkap Kidung Jemaat: Kata Pengantar, Yamuger Karl-Edmund Prier SJ, Ilmu Bentuk Musik, Hal.1

22 23 yang dimainkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis musik, antara lain; bentuk lagu, frekuensi (tinggi rendahnya nada), durasi (tempo), dinamika, warna suara, dan artikulasi. Dari beberapa unsur yang telah disebutkan, penulis akan menemukan maksud dan arti dari musik dan lagu yang dimainkan khususnya dalam kajian yang akan dilakukan. G. Sistematika Penulisan Sebuah penulisan ilmiah tentunya tidak terlepas dari sistematika penulisan. Penulis akan menguraikan apa saja yang akan dibahas dalam setiap babnya terkait dengan topik yang akan diangkat dalam penelitian ini. Berikut adalah sistematika penulisan penelitian ini: Bab I. Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Musik Pendukung Liturgi dan Konsep Musik Gereja Bab ini berisikan mengenai musik yang menjadi pendukung dalam liturgi dan konsep musik gereja dalam peribadatan terkait dengan

23 24 sejarah musik gereja, bentuk musik gereja, dan perbedaan musik/ nyanyian liturgi maupun musik/nyanyian diluar liturgi. Bab III. Aktivitas Musikal di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Bab ini berisikan mengenai berbagai bentuk aktivitas bermusik yang mendukung peribadatan atau Kebaktian di Gereja Kristen Indonesia Jemaat Gejayan Yogyakarta yang terkait dengan format musik yang digunakan dalam peribadatan disetiap jenis Kebaktian- kebaktian. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai analisis lagu yang digunakan dalam kebaktian dan menemukan perbedaan musik yang dimainkan, deskripsi pemusik tanggapan dan reaksi pemusik, dinamika budaya yang terjadi, serta musik sebagai ekspresi keagamaan (perilaku spiritual). Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu

Lebih terperinci

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan Bab 4 Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan 4.1. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil tinjauan kritis atas penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini. Bab 1 Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Penyelenggaraan sebuah ibadah Kristen identik dengan praktek nyanyian dan musik, meskipun keduanya tidak selalu ditemukan dalam ibadah Kristen. Nyanyian dan musik menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk yang memiliki akal pikiran untuk melakukan inovasiinovasi dalam mencapai tujuan tertentu sesuai yang diinginkannya. Di dalam proses pencapaian

Lebih terperinci

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kehidupan umat beragama tidak bisa dipisahkan dari ibadah. Ibadah bukan hanya sebagai suatu ritus keagamaan tetapi juga merupakan wujud respon manusia sebagai ciptaan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW

BAB I. Pendahuluan. Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Gereja Bethel Indonesia Pahlawan, Magelang lahir pada bulan maret 2001 di kota Magelang dengan anggota jemaat awal sebesar 26 jiwa. Saat ini jumlah jemaat yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Ibadah etnik merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberi ruang bagi kehadiran unsurunsur budaya. Kehadiran unsur-unsur budaya yang dikemas sedemikian rupa

Lebih terperinci

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.

Lebih terperinci

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 7 Tabel kerangka berpikir II 6 4. Mengamati kekurangan & kelebihan penyanyi rohani lain. Antara lain, Nikita, Finna Arifin, Martha, Dhemy & Stacie Orrico Tabel kerangka berpikir I 5 1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga dari perspektif psikologis dan teologis di atas maka penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah bukan hanya berkaitan dengan sebuah bernyanyi dan berdoa, nilai

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah bukan hanya berkaitan dengan sebuah bernyanyi dan berdoa, nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah adalah hal yang sangat umum dan sangat berkaitan erat dengan hidup kita keseharian. Ibadah juga memiliki makna yang sangat luas mengingat bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja adalah tempat bersekutu umat Kristiani untuk beribadah kepada Tuhan. Konsep gereja yang memiliki nilai-nilai spiritual dan sakral memiliki keunikantersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara adalah aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tertentu dan dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejaian ataupun penyambutan. Musik dalam Ibadah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. penyajiannya. Bentuk musikal dari laguada Kuasa dalam Pujian yang di

BAB IV PENUTUP. penyajiannya. Bentuk musikal dari laguada Kuasa dalam Pujian yang di 55 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Secara umum telah di dapatkan bahwa musik brass section pada Gereja Keluarga Allah Yogyakarta memiliki arti yang penting dalam peribadatan. Dengan format dan bentuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti bahwa musik menjadi salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni manusia yang paling tua. Bahkan bisa dikatakan, tidak ada sejarah peradaban manusia dilalui tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk suatu pergelaran yang pengerjaanya bukan sekedar perluasan teknis, tetapi juga menyangkut

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan BAB I Pendahuluan A. Latar belakang permasalahan Manusia membutuhkan sarana untuk mengungkapkan setiap pengalaman yang dia rasakan dan dia alami, yang di dalamnya manusia bisa berbagi dengan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan unsur-unsur budi daya luhur yang indah, misalnya; kesenian, sopan santun, ilmu pengetahuan. Hampir setiap daerah yang ada di berbagai pelosok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di kota saat ini mulai dipenuhi dengan aktivitas yang semakin padat dan fasilitas yang memadai. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri oleh gereja-gereja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Death Metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan, pengalaman dan ekspresi kepada orang lain. Ekspresi dalam musik memiliki batasan yang luas, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad

BAB I PENDAHULUAN. Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik sudah masuk dalam unsur liturgi dan berfungsi sebagai sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang permasalahan Dalam diri manusia terdapat dua element dasar yang sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian manusia. Element tersebut adalah rasio dan rasa.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di

BAB IV PENUTUP. perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dengan adanya pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan lagu atau musik dalam Gereja Katolik sungguh sangat pesat di zaman sekarang. Dengan adanya lagu-lagu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia merupakan bagian dari kesenian atau keindahan yang dihasilkan melalui media bunyi atau suara. Suara

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai perpaduan sastra dan musik dalam karya tulis ilmiah ini, terdapat beberapa kesimpulan dari awal mula perpaduan musik dan puisi itu muncul, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN TRUMPET PADA COMBO BRASS BAND DALAM LAGU ADA KUASA DALAM PUJIAN KARYA JONATHAN PRAWIRA DI GEREJA BETHEL KELUARGA ALLAH YOYAKARTA

FUNGSI DAN PERAN TRUMPET PADA COMBO BRASS BAND DALAM LAGU ADA KUASA DALAM PUJIAN KARYA JONATHAN PRAWIRA DI GEREJA BETHEL KELUARGA ALLAH YOYAKARTA FUNGSI DAN PERAN TRUMPET PADA COMBO BRASS BAND DALAM LAGU ADA KUASA DALAM PUJIAN KARYA JONATHAN PRAWIRA DI GEREJA BETHEL KELUARGA ALLAH YOYAKARTA TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik oleh: WedhaLaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Mustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan. Kain batik sudah menjadi semacam identitas tersendiri bagi masyarakat Jawa. Motif dan coraknya yang beragam dan memikat memiliki daya jual yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, mungkin lagu ada sebelum manusia itu sendiri ada. Sadar atau tidak, percaya atau tidak, langsung atau tidak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) Bagian I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian mengenai perubahan fungsi seni beluk pada masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian mengenai perubahan fungsi seni beluk pada masyarakat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai perubahan fungsi seni beluk pada masyarakat yang dilakukan pada grup seni beluk Pusaka Jaya Sari Modern beralamat di Kampung Cikaramas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA BAB III LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR MUSIK GEREJA A. Persiapan Tugas Akhir Musik Gereja Pada bab ini penulis akan memaparkan proses berlangsungnya Tugas Akhir Musik Gereja (TAMG). Membuat sebuah ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rasul Paulus merupakan salah seorang rasul yang berperan sangat penting dalam kelahiran dan pertumbuhan jemaat Kristen mula-mula, terutama bagi kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harapan menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia, baik harapan kepada Tuhan maupun kepada manusia. Kepercayaan religius dan spiritual

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga

PENDAHULUAN. Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga Negara besar yang berpengaruh pada masa gereja mula- mula. Ketiga negara itu adalah Yunani, Yahudi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok masyarakat tertentu. Dalam budaya, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis batak toba, batak karo, batak simalungun, batak mandailing, batak pak-pak,

BAB I PENDAHULUAN. etnis batak toba, batak karo, batak simalungun, batak mandailing, batak pak-pak, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan tingkat pluralitas etnis yang sangat beragam, yang terdiri dari delapan etnis asal yaitu etnis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMA Negeri 1 Sleman Mata pelajaran : Seni Budaya Kelas/Semester : XII/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMA Negeri 1 Sleman Mata pelajaran : Seni Budaya Kelas/Semester : XII/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri 1 Sleman Mata pelajaran : Seni Budaya Kelas/Semester : XII/ 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Kompetensi Inti (KI) KI 3 : Memahami, menerapkan,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ragam seni yang cukup dekat dengan kehidupan manusia. Melalui musik manusia dapat mengekspresikan dirinya. Dalam perkembangannya, baik alat,

Lebih terperinci

PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN

PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN Persepsi Jemaat Terhadap... (Kevin Maulana Christa) 1 PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN THE PERCEPTION OF THE MUSIC ACCOMPANIMENT OF THE WORSHIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa Indonesia merupakan, bangsa yang kaya akan budaya yang bernilai tinggi serta beraneka ragam sifat dan coraknya. Keanekaragaman kebudayaan

Lebih terperinci

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui indera pendengaran. Musik terbentuk dari perpaduan unsur suara atau bunyi, irama dan harmoni yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat aspek mood dan emosi (Pautz, 2010). Lebih lanjut, Pautz

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat aspek mood dan emosi (Pautz, 2010). Lebih lanjut, Pautz 14 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mood merupakan salah satu aspek psikologis yang termasuk dalam afek yang dialami manusia. Afek adalah perasaan yang dialami seseorang, yang di dalamnya terdapat aspek

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus

BAB IV PENUTUP. mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyembahan merupakan hal yang harus dilakukan oleh manusia yang mempunyai kepercayaan agama. Agama apapun mengajarkan bahwa kita harus tunduk, menghargai, menghormati, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah

Lebih terperinci

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Oleh Fardian Mahaiswa Program Pascasarjana (S2) Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Dalam bentuk musikal seperti lagu, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya dapat dikaitkan sebagai hasil dari perkembangan manusia yang berhubungan dengan budi dan akal manusia yang dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock dan punk yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa

Lebih terperinci

Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta

Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta 2 Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta A. Pendahuluan Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Musik sebagai identitas atau simbol masyarakat daerah kalibawang. b. Musik sebagai pembelajaran tentang agama islam, musik yang

BAB V PENUTUP. a. Musik sebagai identitas atau simbol masyarakat daerah kalibawang. b. Musik sebagai pembelajaran tentang agama islam, musik yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari semua data yang telah didapatkan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa musik memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi seniman dan masyarakat sekitar kubro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik secara mendasar, merupakan rangkaian bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan tertentu.musik dapat diartikan sebagai suatu karya seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan bunyi yang terorganisir dan tersusun menjadi karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Musik memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda dan bervariasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang membuat manusia lebih mudah, baik dalam bekerja, memenuhi kebutuhan hidup dan komunikasi. Diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam dari kebudayaan yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya dipengaruhi oleh keinginan penulis mengangkat beberapa kisah hidup yang dialami, mulai dari perasaan sedih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan secara umum diakui sebagai unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Lebih-lebih suatu bangsa yang sedang membangun watak dan kepribadiannya yang

Lebih terperinci

BAB Ι PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga

BAB Ι PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga BAB Ι PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga mengalami perubahan dan perkembangan. Sekitar pertengahan tahun 60-an lagu-lagu

Lebih terperinci