PENDAHULUAN. Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga Negara besar yang berpengaruh pada masa gereja mula- mula. Ketiga negara itu adalah Yunani, Yahudi, dan Romawi. Dibidang kebudayaan, gereja dipengaruhi oleh kebudayaan Helenisme, yaitu kebudayaan Yunani yang disebarkan di seluruh wilayah kekuasaan Romawi. (Situmorang, 2014: 5) Pada akhir tahun 1750, sampai saat itu Gereja memiliki kaitan perkembangan musik Barat, karena pada waktu itu Gereja merupakan penyokong utama seluruh kesenian Barat, khususnya di bidang musik. Pada waktu itu Gereja merupakan pusat dari peradaban Barat. Tetapi setelah tahun 1750 ruangan konser dan teater opera menjadi sarana utama bagi pertunjukan dan perkembangan musik, bukan Gereja lagi yang menjadi pusat peradaban Barat, dan juga mutu musik Gerejawi secara umum mengalami kemerosotan 1. Hal ini berlangsung cukup lama sampai akhirnya dunia memasuki zaman Renaisance, yaitu kebangkitan intelektual, penemuan dunia dan manusia. Para ilmuwan akhirnya bermunculan dan menciptakan serta membawa pemahaman baru yang berlandaskan kebutuhan dan keadaan manusia. Di satu sisi dampak renaissance adalah kemajuan dibidang pengetahuan. Pada waktu itu bermunculan ilmuwan kenamaan, yang menemukan penemuan baru. Dampak negatifnya, karena manusia berhasil menemukan sesuatu yang baru, hal itu akan merubah tradisi kebudayaan Eropa secara terus menerus. Zaman renaissance dalam bidang musik 1

2 dapat dilihat sebagaimana dengan zaman pertengahan, musik vokal dianggap jauh lebih penting dari music instrumental. Para komponis zaman renaissance membuat musik untuk menekankan arti dan emosi pada teks lagu. Seorang musikolog Italia bernama Zarlino mengatakan ketika kata dari sebuah lirik lagu mengatakan ratapan, kesakitan, patah hati, erangan dan tangisan, maka biarlah harmoni pada lagu tersebut menyatakan kesedihan. Para komposer renaissance sering menggunakan lukisan kata- kata, yaitu sebuah representasi musik dari gambaran puisitasi tertentu. Contoh kata- kata puitis seperti naik kesurga, biasanya akan diwakili oleh notasi yang meninggi. Di sisi lain, Musik gereja dalam waktu ke waktu semakin berkembang fungsi dan strukturnya. Awalnya musik digunakan di Gereja Ortodoks dan Katholik. Musik gereja ini menggunakan modus- modus seperti dorian, frigian, Lydian, mixolidian, eolian, dan Ionian, yang digunakan sebagai melodi. Modusmodus musik gereja ini bertumpu kepada masa Yunani dan Romawi sebagai sumber kebudayaan Barat. Sementara musik- musik Gereja Ortodoks seperti di Eropa Timur dan Koptik seperti di Timur tengah menggunakan modus- modus setempat. Setelah itu, muncullah Protestan sebagai gerakan reformasi karena berbagai kesalahan dalam praktik agama Kristen katholik. Pada masa Protestan ini berkembang, maka tradisi musik di Eropa dalam bentuk koor (choir) yang berasas pada harmoni begitu berkembang pesat. Hal inilah yang dibawa para Missionaris yang merupakan penyebar kekristenan di Indonesia. Rumusan- rumusan perkembangan dan penemuan- penemuan teknologi abad ke-20 bukan saja telah memacu peradaban manusia pada suatu loncatan- 2

3 loncatan pembudayaan manusia lebih cepat, akan tetapi ia dipihak lain telah pula memundurkan kembali dengan cepat manusia penciptanya kearah titik awalnya; dehumanisasi (Hardjana, 2004: 25). Hal tersebut juga telah merambah masuk kegereja, mulai dari penyajian ibadah, pendukung ibadah, bahkan musik dalam ibadah. Dalam pendukung ibadah, hal ini dapat dilihat dari penggunaan slide melalui Infokus sebagai media untuk melihat lirik lagu, warta jemaat, dan layar yang memunculkan ayat Alkitab. Fenomena ini bahkan sangat umum dilakukan pada beberapa Gereja antara lain; Geraja Bethel Indonesia, GPDI, bahkan GKI berastagi. Dalam musik gereja, umumnya nyanyian gereja diiringi alat musik organ. Namun seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pesatnya teknologi, musik gereja semakin mengalami pembaharuan, atas dasar penemuan, hasil percobaan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari mulai banyaknya gereja yang menggunakan alat band yang terdiri dari instrument elektrik berupa gitar electric, bass electric, drum, piano electric atau keyboard. Disamping penggunaan band dalam ibadah, perkembangan teknologi telah memaksa Gereja menggunakan minus one sebagai pengiring nyanyian. Menurut penelitian penulis, Gereja Kristen Indonesia di kota Berastagi telah menggunakan Minus One sebagai musik pengiring ibadah minggu sejak tahun Hal ini menjadi sesuatu yang menarik minat penulis untuk meneliti peristiwa ini mengingat kota Berastagi yang masih kuat dengan kebudayaan dan tradisinya, namun mereka mampu menerima sebuah perubahan yang tergolong baru dalam musik gereja. Minus one pada dasarnya 3

4 berarti sebuah musik yang dibuat maupun kemudian telah dihilangkan satu instrument, namun pada eksistensinya lebih sering digunakan untuk mengiringi seseorang maupun kelompok bernyanyi yang dimainkan menggunakan alat pemutar suara. Dengan kata lain dalam aktivitas ibadah minggu GKI Berastagi para jemaat melantunkan nyanyian tanpa diiringi oleh pemusik. Ketiadaan orang yang memainkan musik secara langsung sebagai pengiring jalannya ibadah minggu menyebabkan tidak ada istilah pemusik memelainkan operator. Dalam perkembangannya penggunaan Minus one sebagai pengiring nyanyian ibadah sudah menjadi perdebatan baik secara lisan maupun yang terjadi di media sosial, bahwa apakah minus one layak mengiringi aktivitas ibadah, mengingat ada istilah participatio actuossa yang diartikan ada kerja sama segitiga harmonis antara dirigen, organis, dan paduan suara, suatu hal yang penting dalam idealisme ibadah yang indah dari gereja. Sementara dengan menggunakan minus one tidak akan terjadi hal demikian. Menurut bapak A. Sihotang selaku pengurus gereja, sekaligus informan penulis bahwa, Pemilihan penyajian musik Minus One di Gereja Kristen Indonesia Berastagi didasari oleh beberapa alasan yaitu : 1. Faktor Sumber Daya Manusia, dalam hal ini pemain organ yang semakin sedikit di GKI Berastagi, yang disebabkan pemusik yang pergi untuk bersekolah dan bekerja keluar kota. 2. Praktisnya penggunaan Musik Minus One, karena penggunannya hanya dengan memilih nomor musik yang akan dinyanyikan dengan 4

5 menggunakan laptop dan musik akan mengiringi jemaat pada saat bernyanyi. 3. Penggunaan minus one merupakan saran dari ketua majelis GKI berastagi, hal ini dikarenakan tersedianya lagu- lagu rekaman yang terdiri dari kidung jemaat, pelengkap kidung pujian, dan nyanyian kidung baru yang didapat dari salah seorang keluarganya. Fenomena masuknya musik Minus One pada Ibadah di Gereja Kristen Indonesia, menjadi sesuatu hal yang menarik bagi penulis untuk dijadikan sebagai topik penelitian. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis mengambil judul, PENGGUNAAN MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN INDONESIA BERASTAGI 1.2 Pokok Permasalahan Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat identifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan dan fungsi musik Minus One dalam Ibadah pada setiap minggu di Gereja Kristen Indonesia Berastagi? 2. Apakah pemakaian minus one yang bertujuan menggantikan peran musik yang dimainkan secara langsung oleh pemusik dalam sebuah ibadah minggu., tidak mengurangi kualitas pujian? 3. Bagaimana tanggapan jemaat Gereja Kristen Indonesia terhadap keberadaan musik minus one sebagai pengiring aktivitas ibadah minggu? 5

6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Berdasarkan pendapat tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan musik minus one pada musik iringan dalam Ibadah minggu di Gereja Kristen Indonesia Berastagi. 2. Untuk mendeskripsikan apakah minus one dapat menggantikan peran musik yang dimainkan secara langsung oleh pemusik dalam sebuah ibadah minggu., tanpa mengurangi kualitas pujian. 3. Untuk mendeskripsikan bagaimana tanggapan jemaat Gereja Kristen Indonesia terhadap keberadaan minus one sebagai pengiring ibadah minggu Manfaat 1. Bahan informasi kepada Jemaat, khususnya Gereja Kristen Indonesia Berastagi dan kepada Gereja Kristen Indonesia secara menyeluruh, akan perkembangan, peranan dan fungsi minus one dalam pelaksanaan ibadah merupakan hal penting. 2. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan dengan topik penelitian ini. 3. Informasi kepada Gereja- Gereja lain yang kekurangan pemusik, agar dapat mengikuti GKI Berastagi yang mengunakan Minus one. 6

7 1.4 Konsep dan Teori Konsep Tulisan ini berisi suatu kajian tentang penggunaan dan fungsi musik minus one sebagai pengiring Ibadah minggu GKI BERASTAGI. Penggunaan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kapan, dimana dan bagaimana musik minus one dipakai pada ibadah minggu, Alan P Merriam dalam bukunya yang berjudul The Anthropology of Music pada Bab XI dengan perikop uses and functions (penggunaan dan fungsi), menjelaskan tentang kegunaan musik yang menyangkut cara pemakaian musik dalam konteksnya, sedangkan fungsi musik menyangkut tujuan pemakaian musik dalam pandangan luas. Music is used in certain situations and becomes a part of them, but it mayor may not also have a deeper function. If the lover uses song to who his love, the function of such music may be analyzed as the continuityand erpetuation of the biological group. When the supplicant uses musicto the approach his god, he is employing a particular mechanism inconjunction with other mechanism as such as dance, prayer, organizedritual, and ceremonial acts. The function of music, on the other hand, is enseparable here from the function of religion which may perhaps beinterpreted as the establishment of a sense of security vis-á-vis the universe. Use them, refers to the situation in which music is employedin human action; function concerns the reason for its employment andperticularly the broader purpose which it serves. (1964:210). Pengertian musik yang lain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:766), yang dimaksud dengan musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan 7

8 bunyi-bunyi itu). Di sisi lain Malm (1977:12) menyatakan bahwa musik adalah suara yang diorganisasikan sedemikian rupa. Minus one berasal dari kata minus dan one. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, minus berarti kurang. Sedangkan one adalah satu. Minus one dalam istilah musik ialah sebuah musik rekaman yang dibuat atas dasar kebutuhan manusia, sebagai pendukung latihan hingga pertunjukan. Musik Minus One dalam konteks musik gereja sering disebut dengan Music Box. Music Box Gereja adalah penemuan pertama di dunia yang dikembangkan oleh tim musik gereja HKBP untuk memenuhi kebutuhan pelayanan musik liturgi / gereja dalam setiap aktifitas pujian / bernyanyi memuji Tuhan baik dalam acara kebaktian umum, pernikahan, penghiburan, kebaktian rumah tangga, ataupun kebaktian kategorial gereja. Obsesi tim musik gereja / liturgi adalah membangkitkan semangat pujian dalam setiap ibadah dengan pelayanan musik yang terbaik untuk Tuhan kita Yesus Kristus. Music Box Gereja adalah satu perangkat laptop yang menggunakan platform LINUX serta berfungsi khusus mengiringi nyanyian / lagu. Program ini dirancang dan disusun secara profesional oleh Tim IT MBG bekerja sama dengan para musisi yang khusus memahami musik liturgi dan profesional. Iringan musik Box Gereja disesuaikan dengan karakter lagu dan tema lirik sehingga ada berbagai type iringan musik yang telah dibuat dalam MBG ini yaitu : Orchestra Classic, Orchestra Populer, iringan full band, etnis (tradisional). Pada Ibadah di Gereja, musik pengiring bertugas untuk mengiringi nyanyian Jemaat dalam Ibadah untuk mengantarkan puji-pujian sebagai rasa syukur atas kasih dan karunia dari TUHAN. 8

9 Berbicara mengenai waktu, hari minggu adalah hari ibadahnya orang Kristen di Gereja, walaupun ada beberapa Gereja yang ibadahnya tidak pada hari tersebut. Hari minggu terdapat empat sampai lima kali dalam sebulan. GKI Berastagi melaksanakan ibadah pada hari minggu sebanyak satu kali. Perkembangan zaman yang semakin modern telah menjadikan teknologi mengalami kemajuan pesat, khususnya dengan pengadaan minus one yang telah dipergunakan didalam Ibadah Gereja bagi umat Kristen sehingga telah membuat sesuatu yang baru yang layak untuk di analisis Teori Teori adalah salah satu acuan yang digunakan oleh penulis untuk menjawab masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini atau dengan kata lain teori adalah landasan berfikir dalam pembahasan. Dengan pengembangan teoriteori yang diangkat dari analisis kepustakaan, diharapkan dapat mendukung pikiran penulis apalagi didukung oleh fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang didasarkan pada tujuan yang telah dibuat. Menurut Koentjaraningrat pengertian upacara ritual atau ceremony adalah: sistem aktifitas atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. (Koentjaraningrat, 1990: 190). Untuk melihat Penggunaan dan Fungsinya, penulis menggunakan teori use & function Alan P. Merriam (1964: ) Menurut Merriam penggunaan 9

10 (uses) dan fungsi (function) merupakan salah satu hal yang terpenting didalam Etnomusikologi. Penggunaan musik meliputi pemakaian musik dalam konteksnya atau bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsi musik berkaitan dengan tujuan pemakaian musik tersebut. Di dalam buku Allan P. Merriam juga disebutkan bahwa terdapat sepuluh fungsi musik dalam ilmu etnomusikologi yaitu: 1. Fungsi pengungkapan emosional, 2. Penghayatan estetis, 3. Hiburan, 4. Komunikasi, 5. Perlambangan, 6. Reaksi jasmani, 7. Norma-norma sosial, 8. Pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, 9. Kesinambungan kebudayaan 10. Pengintegrasian masyarakat Merriam (1964:172) mengemukakan bahwa perubahan dapat berasal dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga dapat berasal dari luar kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal merupakan perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri dan disebut juga inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan perubahan yang timbul akibat pengaruh dari luar lingkup kebudayaan tersebut. Sama hal nya 10

11 dengan perubahan yang terjadi pada kebaktian di minggu di GKI berasastagi dengan menggunakan minus one sebagai musik pengiring nyanyian dalam sebuah ibadah. Dalam hal ini adalah sebuah inovasi yang layak dikaji, mengingat pada umumnya musik langsung lebih sering digunakan di gereja lainnya. Pada dasarnya kebudayaan adalah sesuatu yang dinamis dan bukan stabil karena kalau kebudayaan itu stabil, kebudayaan tersebut akan stagnasi (terhenti). Bisa diartikan juga bahwa perubahan adalah nafas dari kebudayaan, yaitu kalau kebudayaan tidak dinamis maka kebudayaan itu akan mati. Hal itu tidak mungkin terjadi karena zaman terus berubah, kondisi ekonomi berubah, pola pikir masyarakat juga berubah. Seperti yang dikemukakan Carol R. Ember (1987:32), suatu kebudayaan tidaklah pernah bersifat statis, melainkan selalu berubah. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya generasi, serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara bekerja untuk dapat memahami objek penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif yang besifat kualitatif. Kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989:3). Dalam melakukan penelitian terhadap bahan tulisan ini, penulis melakukan beberapa tahapan kerja yang terdiri dari studi kepustakaan, pengumpulan data di lapangan, dan bimbingan 11

12 secara formal ataupun nonformal dengan dosen pembimbing dan kerja laboratorium Studi Kepustakaan Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literatur atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan. Untuk mendukung informasi, pertama-tama penulis mencari buku-buku yang relevan terhadap masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini juga penulis menggunakan referensi dari internet yang relevan dengan objek yang diteliti. Selain itu juga penulis menggunakan studi kepustakaan untuk mengumpulkan bahan-bahan berupa teori yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada kebudayaan dan untuk mencari metode pengumpulan data di lapangan Penelitian lapangan ( Observasi ) Penulis melakukan penelitian ini pada bulan november 2015, dengan melakukan observasi yang meliputi peninjauan dan pengamatan lokasi penelitian serta mengikuti ibadah minggu yang dilakukan. Penulis melakukan penelitian tepatnya di Gereja Kristen Indonesia (GKI) berastagi, yang terdapat di gang berdikari jln kabanjahe, berastagi. Hal ini disebabkan adanya penggunaan musik minus one yang dipakai sebagai pengiring nyanyian di ibadah minggu tersebut. 12

13 Adapun dua teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dilapangan, yaitu : Wawancara Setelah penulis melakukan observasi dilapangan, kemudian penulis menentukan narasumber yang akan menjadi objek wawancara. Terkait dengan keberadaan minus one sebagai pengiring ibadah, penulis memilih beberapa narasumber yang akan menjadi objek wawancara yaitu John sinaga ( pemusik gereja di kota berastagi yang kini menjadi operator minus one di GKI berastagi), Bapak A. Sihotang sebagai ketua majelis di GKI berastagi, natanael situmorang merupakan sarjana musik gereja yang ada di medan. Penulis juga melakukan wawancara dengan para narasumber tesebut adalah untuk memperoleh data mengenai tanggapan- tanggapan mereka terhadap munculnya musik minus one dalam ibadah minggu sebagai pengiring nyanyian. Hasil wawancara tersebut kemudian akan diolah dalam kerja laboratorium Perekaman di Lapangan Pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan satu unit kamera hanphone Asus Zenfone 5 yang dipergunakan untuk mengambil foto dan perekaman video. Pengambilan foto dan perekaman video pada saat dilapangan dilakukan untuk mendokumentasikan hal- hal yang penulis anggap penting dalam penelitian lapangan. Namun untuk pengambilan rekaman video, penulis sedikit mengalami masalah. Hal ini diakibatkan saat ibadah berlangsung kamera tidak di 13

14 ijinkan untuk hidup sehingga mengakibatkan perekaman tidak sebaik yang di harapkan penulis. Untuk merekam wawancara, penulis juga menggunakan handphone yang sama yaitu Asus Zenfone 5. Wawancara yang direkam tersebut akan diolah dalam kerja laboratorium Kerja Laboratorium Semua data yang telah diperoleh akan dikaji, diolah, dan dianalisis dalam kerja laboratorium. Data yang didapat dari lapangan dan semua data hasil dari studi kepustakaan selanjutnya akan dibuat dalam bentuk tulisan ilmiah yang berupa skripsi yang disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka serta teknik penulisan secara ilmiah. 14

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,

BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer, BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN

PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN INDONESIA BERASTAGI SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA NIM : 100707023 : MARK S ARITONANG UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh rangkaian upacara adat perkawinan dalam masyarakat Mandailing,jika perkawinan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penggunaan strategi dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas kegiatan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas kegiatan yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk dari hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai

Lebih terperinci

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan

Bab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan Bab 4 Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan 4.1. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil tinjauan kritis atas penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

BAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang memiliki kebudayaan tersendiri. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah musik 1. Musik di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Michael L. Brown, Melawan Godaan Dosa. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001), Korintus 6:9-10 (Lembaga Alkitab Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Michael L. Brown, Melawan Godaan Dosa. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001), Korintus 6:9-10 (Lembaga Alkitab Indonesia) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Brown, mengutip pendapat John Bunyan mengatakan, dosa adalah tindakan perlawanan terhadap keadilan Allah, pemerkosaan terhadap belas Kasih-Nya yang besar, pelecehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ragam seni yang cukup dekat dengan kehidupan manusia. Melalui musik manusia dapat mengekspresikan dirinya. Dalam perkembangannya, baik alat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja

Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Temu paguyuban organis Gereja Keuskupan Agung Jakarta Rawamangun, 20 Juli 2013 AJARAN GEREJA TENTANG MUSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu

Lebih terperinci

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih

yang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta

Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta 2 Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta A. Pendahuluan Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya SMK Negeri 11 Medan yang sebelumnya disebut Sekolah Menengah Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya.

Lebih terperinci

BAB I PROSES PEMBELAJARAN BASS ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN MINUS ONE DI SWARA HARMONY MUSIC SCHOOL BANDUNG

BAB I PROSES PEMBELAJARAN BASS ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN MINUS ONE DI SWARA HARMONY MUSIC SCHOOL BANDUNG BAB I PROSES PEMBELAJARAN BASS ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN MINUS ONE DI SWARA HARMONY MUSIC SCHOOL BANDUNG A. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk atau hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktifitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak dahulu kala manusia telah mengenal musik, musik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Musik sudah ditemukan sejak peradaban Yunani dan Romawi Kuno dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah BAB III METODE PENELITIAN Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah metode yang tepat guna mendapatkan berbagai data otentik dan akurat. Dikatakan demikian agar seluruh data yang

Lebih terperinci

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan

HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) Bagian I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara

BAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara horizontal dan menghasilkan berbagai bunyi antara lain: piano, organ, klavikord, harpsikord, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara adalah aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tertentu dan dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejaian ataupun penyambutan. Musik dalam Ibadah

Lebih terperinci

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½ AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka perkembangan dalam pembelajaran musik pun bertambah maju. Salah satunya dengan menggunakan media elektronik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefenisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan tersebut adalah kesenian. Kesenian pada masyarakat Karo terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan tersebut adalah kesenian. Kesenian pada masyarakat Karo terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karo 1 merupakan salah satu sub etnis yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Etnis Karo termasuk kedalam subetnis Batak. Masyarakat Karo memiliki budaya yang

Lebih terperinci

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan

MUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan menyenangkan, untuk menggabungkan rangkaian musik dengan baik bahkan mempesona sehingga bunyi merdu

Lebih terperinci

PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN

PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN Persepsi Jemaat Terhadap... (Kevin Maulana Christa) 1 PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN THE PERCEPTION OF THE MUSIC ACCOMPANIMENT OF THE WORSHIP

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk yang memiliki akal pikiran untuk melakukan inovasiinovasi dalam mencapai tujuan tertentu sesuai yang diinginkannya. Di dalam proses pencapaian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI, 2002:740) atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar mencapai hasil yang maksimal, perlu metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masuknya budaya barat yang ikut mempengaruhi perubahan serta perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai dengan peningkatan kebutuhan diberbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani, rohani,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.

Bab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini. Bab 1 Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Penyelenggaraan sebuah ibadah Kristen identik dengan praktek nyanyian dan musik, meskipun keduanya tidak selalu ditemukan dalam ibadah Kristen. Nyanyian dan musik menjadi

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),

Lebih terperinci

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arus globalisasi yang berkembang dengan pesat, mendorong perlunya perubahan paradigma pendidikan. Salah satu upaya

Lebih terperinci

ANTHROPOS: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya

ANTHROPOS: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya ANTHROPOS: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos Fungsi Seni Musik dalam Kehidupan Manusia Wiflihani Program Studi Pendidikan Seni Musik,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh

BAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, dunia musikpun ikut berkembang. Alat musik yang digunakan tidak hanya alat musik akustik, namun alat musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia dapat berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga dari perspektif psikologis dan teologis di atas maka penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

2014 PROSEDUR TEKNIS PENGGUNAAN DAW UNTUK LAGU CINTA ITU BUTA OLEH GRUP MAHADEWA

2014 PROSEDUR TEKNIS PENGGUNAAN DAW UNTUK LAGU CINTA ITU BUTA OLEH GRUP MAHADEWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin maju ini, teknologi pun semakin berkembang pesat. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi ini sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang, seperti:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran tambahan yang sewaktu-waktu bisa saja dihilangkan atau hanya sekedar pengisi waktu luang bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni manusia yang paling tua. Bahkan bisa dikatakan, tidak ada sejarah peradaban manusia dilalui tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Indonesia, Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2007, 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Indonesia, Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2007, 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Masing-masing pulau didiami berbagai suku dan kelompok etnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Pemodelan dan Simulasi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Pemodelan dan Simulasi, 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Pemodelan dan Simulasi, Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung. Waktu pelaksanaan dimulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan, dari dalam diri kita.kesenian dalam Suku Karo sangat beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun beranekaragam bunyi, seperti bunyi beduk, mesin kendaraan, handphone,

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik pada dasarnya adalah bunyi yang diungkapkan melalui pola ritme yang teratur dan melodi yang indah. Musik tercipta menggunakan berbagai media seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal di desa Lobu Singkam, Kecamatan Sipoholon mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah sekitarnya

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL. Tugas Akhir S-1 Seni Musik.

MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL. Tugas Akhir S-1 Seni Musik. i MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Tugas Akhir S-1 Seni Musik Oleh : Yesika Dwi Kristianti NIM : 1211878013 Program Studi

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK No (IPK) I.1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, karya seni yang didalamnya mencakup bidang musik memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya untuk hiburan, untuk upacara-upacara besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi adalah suatu kegiatan memproduksi suara, untuk membawakan

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi adalah suatu kegiatan memproduksi suara, untuk membawakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyanyi adalah suatu kegiatan memproduksi suara, untuk membawakan karya vokal. Orang yang pekerjaannya bernyanyi disebut penyanyi. Dari bernyanyi, kita dapat mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan. (Sanjaya, 2013:183) Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini berawal dari

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini berawal dari BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kesehatan Universitas Padjajaran (UNPAD) di Jl. Dipati Ukur No. 46 40132.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik secara mendasar, merupakan rangkaian bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan tertentu.musik dapat diartikan sebagai suatu karya seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk suatu pergelaran yang pengerjaanya bukan sekedar perluasan teknis, tetapi juga menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER

TINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER BAB TINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER II Tinjauan di dalam bab ini adalah dimaksudkan agar lebih memahami tentang musik pada umumnya dan sifat, karakter musik khususnya musik modern, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gambus merupakan salah satu kesenian daerah yang terdapat di Sungai Apit Kabupaten Siak, Riau. Musik gambus umumnya dibawakan oleh orkes gambus. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi berirama sebagai wujud pikiran dan perasaannya. Setiap daya cipta manusia dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik adalah salah satu seni yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai karakter

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik pada masa Yunani kuno merupakan bagian dari kajian matematika. Hal ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean School (Beer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan kesenian tradisi di Indonesia sangat banyak dan beragam, oleh karena itu amat disayangkan jika kesenian tersebut punah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya

Lebih terperinci