PENDAHULUAN. Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga
|
|
- Ari Ridwan Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya Kekristenan maupun Gereja tidak lepas dari peran serta tiga Negara besar yang berpengaruh pada masa gereja mula- mula. Ketiga negara itu adalah Yunani, Yahudi, dan Romawi. Dibidang kebudayaan, gereja dipengaruhi oleh kebudayaan Helenisme, yaitu kebudayaan Yunani yang disebarkan di seluruh wilayah kekuasaan Romawi. (Situmorang, 2014: 5) Pada akhir tahun 1750, sampai saat itu Gereja memiliki kaitan perkembangan musik Barat, karena pada waktu itu Gereja merupakan penyokong utama seluruh kesenian Barat, khususnya di bidang musik. Pada waktu itu Gereja merupakan pusat dari peradaban Barat. Tetapi setelah tahun 1750 ruangan konser dan teater opera menjadi sarana utama bagi pertunjukan dan perkembangan musik, bukan Gereja lagi yang menjadi pusat peradaban Barat, dan juga mutu musik Gerejawi secara umum mengalami kemerosotan 1. Hal ini berlangsung cukup lama sampai akhirnya dunia memasuki zaman Renaisance, yaitu kebangkitan intelektual, penemuan dunia dan manusia. Para ilmuwan akhirnya bermunculan dan menciptakan serta membawa pemahaman baru yang berlandaskan kebutuhan dan keadaan manusia. Di satu sisi dampak renaissance adalah kemajuan dibidang pengetahuan. Pada waktu itu bermunculan ilmuwan kenamaan, yang menemukan penemuan baru. Dampak negatifnya, karena manusia berhasil menemukan sesuatu yang baru, hal itu akan merubah tradisi kebudayaan Eropa secara terus menerus. Zaman renaissance dalam bidang musik 1
2 dapat dilihat sebagaimana dengan zaman pertengahan, musik vokal dianggap jauh lebih penting dari music instrumental. Para komponis zaman renaissance membuat musik untuk menekankan arti dan emosi pada teks lagu. Seorang musikolog Italia bernama Zarlino mengatakan ketika kata dari sebuah lirik lagu mengatakan ratapan, kesakitan, patah hati, erangan dan tangisan, maka biarlah harmoni pada lagu tersebut menyatakan kesedihan. Para komposer renaissance sering menggunakan lukisan kata- kata, yaitu sebuah representasi musik dari gambaran puisitasi tertentu. Contoh kata- kata puitis seperti naik kesurga, biasanya akan diwakili oleh notasi yang meninggi. Di sisi lain, Musik gereja dalam waktu ke waktu semakin berkembang fungsi dan strukturnya. Awalnya musik digunakan di Gereja Ortodoks dan Katholik. Musik gereja ini menggunakan modus- modus seperti dorian, frigian, Lydian, mixolidian, eolian, dan Ionian, yang digunakan sebagai melodi. Modusmodus musik gereja ini bertumpu kepada masa Yunani dan Romawi sebagai sumber kebudayaan Barat. Sementara musik- musik Gereja Ortodoks seperti di Eropa Timur dan Koptik seperti di Timur tengah menggunakan modus- modus setempat. Setelah itu, muncullah Protestan sebagai gerakan reformasi karena berbagai kesalahan dalam praktik agama Kristen katholik. Pada masa Protestan ini berkembang, maka tradisi musik di Eropa dalam bentuk koor (choir) yang berasas pada harmoni begitu berkembang pesat. Hal inilah yang dibawa para Missionaris yang merupakan penyebar kekristenan di Indonesia. Rumusan- rumusan perkembangan dan penemuan- penemuan teknologi abad ke-20 bukan saja telah memacu peradaban manusia pada suatu loncatan- 2
3 loncatan pembudayaan manusia lebih cepat, akan tetapi ia dipihak lain telah pula memundurkan kembali dengan cepat manusia penciptanya kearah titik awalnya; dehumanisasi (Hardjana, 2004: 25). Hal tersebut juga telah merambah masuk kegereja, mulai dari penyajian ibadah, pendukung ibadah, bahkan musik dalam ibadah. Dalam pendukung ibadah, hal ini dapat dilihat dari penggunaan slide melalui Infokus sebagai media untuk melihat lirik lagu, warta jemaat, dan layar yang memunculkan ayat Alkitab. Fenomena ini bahkan sangat umum dilakukan pada beberapa Gereja antara lain; Geraja Bethel Indonesia, GPDI, bahkan GKI berastagi. Dalam musik gereja, umumnya nyanyian gereja diiringi alat musik organ. Namun seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pesatnya teknologi, musik gereja semakin mengalami pembaharuan, atas dasar penemuan, hasil percobaan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari mulai banyaknya gereja yang menggunakan alat band yang terdiri dari instrument elektrik berupa gitar electric, bass electric, drum, piano electric atau keyboard. Disamping penggunaan band dalam ibadah, perkembangan teknologi telah memaksa Gereja menggunakan minus one sebagai pengiring nyanyian. Menurut penelitian penulis, Gereja Kristen Indonesia di kota Berastagi telah menggunakan Minus One sebagai musik pengiring ibadah minggu sejak tahun Hal ini menjadi sesuatu yang menarik minat penulis untuk meneliti peristiwa ini mengingat kota Berastagi yang masih kuat dengan kebudayaan dan tradisinya, namun mereka mampu menerima sebuah perubahan yang tergolong baru dalam musik gereja. Minus one pada dasarnya 3
4 berarti sebuah musik yang dibuat maupun kemudian telah dihilangkan satu instrument, namun pada eksistensinya lebih sering digunakan untuk mengiringi seseorang maupun kelompok bernyanyi yang dimainkan menggunakan alat pemutar suara. Dengan kata lain dalam aktivitas ibadah minggu GKI Berastagi para jemaat melantunkan nyanyian tanpa diiringi oleh pemusik. Ketiadaan orang yang memainkan musik secara langsung sebagai pengiring jalannya ibadah minggu menyebabkan tidak ada istilah pemusik memelainkan operator. Dalam perkembangannya penggunaan Minus one sebagai pengiring nyanyian ibadah sudah menjadi perdebatan baik secara lisan maupun yang terjadi di media sosial, bahwa apakah minus one layak mengiringi aktivitas ibadah, mengingat ada istilah participatio actuossa yang diartikan ada kerja sama segitiga harmonis antara dirigen, organis, dan paduan suara, suatu hal yang penting dalam idealisme ibadah yang indah dari gereja. Sementara dengan menggunakan minus one tidak akan terjadi hal demikian. Menurut bapak A. Sihotang selaku pengurus gereja, sekaligus informan penulis bahwa, Pemilihan penyajian musik Minus One di Gereja Kristen Indonesia Berastagi didasari oleh beberapa alasan yaitu : 1. Faktor Sumber Daya Manusia, dalam hal ini pemain organ yang semakin sedikit di GKI Berastagi, yang disebabkan pemusik yang pergi untuk bersekolah dan bekerja keluar kota. 2. Praktisnya penggunaan Musik Minus One, karena penggunannya hanya dengan memilih nomor musik yang akan dinyanyikan dengan 4
5 menggunakan laptop dan musik akan mengiringi jemaat pada saat bernyanyi. 3. Penggunaan minus one merupakan saran dari ketua majelis GKI berastagi, hal ini dikarenakan tersedianya lagu- lagu rekaman yang terdiri dari kidung jemaat, pelengkap kidung pujian, dan nyanyian kidung baru yang didapat dari salah seorang keluarganya. Fenomena masuknya musik Minus One pada Ibadah di Gereja Kristen Indonesia, menjadi sesuatu hal yang menarik bagi penulis untuk dijadikan sebagai topik penelitian. Oleh karena itu pada penelitian ini penulis mengambil judul, PENGGUNAAN MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN INDONESIA BERASTAGI 1.2 Pokok Permasalahan Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian ini dapat identifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan dan fungsi musik Minus One dalam Ibadah pada setiap minggu di Gereja Kristen Indonesia Berastagi? 2. Apakah pemakaian minus one yang bertujuan menggantikan peran musik yang dimainkan secara langsung oleh pemusik dalam sebuah ibadah minggu., tidak mengurangi kualitas pujian? 3. Bagaimana tanggapan jemaat Gereja Kristen Indonesia terhadap keberadaan musik minus one sebagai pengiring aktivitas ibadah minggu? 5
6 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Berdasarkan pendapat tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan musik minus one pada musik iringan dalam Ibadah minggu di Gereja Kristen Indonesia Berastagi. 2. Untuk mendeskripsikan apakah minus one dapat menggantikan peran musik yang dimainkan secara langsung oleh pemusik dalam sebuah ibadah minggu., tanpa mengurangi kualitas pujian. 3. Untuk mendeskripsikan bagaimana tanggapan jemaat Gereja Kristen Indonesia terhadap keberadaan minus one sebagai pengiring ibadah minggu Manfaat 1. Bahan informasi kepada Jemaat, khususnya Gereja Kristen Indonesia Berastagi dan kepada Gereja Kristen Indonesia secara menyeluruh, akan perkembangan, peranan dan fungsi minus one dalam pelaksanaan ibadah merupakan hal penting. 2. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan dengan topik penelitian ini. 3. Informasi kepada Gereja- Gereja lain yang kekurangan pemusik, agar dapat mengikuti GKI Berastagi yang mengunakan Minus one. 6
7 1.4 Konsep dan Teori Konsep Tulisan ini berisi suatu kajian tentang penggunaan dan fungsi musik minus one sebagai pengiring Ibadah minggu GKI BERASTAGI. Penggunaan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kapan, dimana dan bagaimana musik minus one dipakai pada ibadah minggu, Alan P Merriam dalam bukunya yang berjudul The Anthropology of Music pada Bab XI dengan perikop uses and functions (penggunaan dan fungsi), menjelaskan tentang kegunaan musik yang menyangkut cara pemakaian musik dalam konteksnya, sedangkan fungsi musik menyangkut tujuan pemakaian musik dalam pandangan luas. Music is used in certain situations and becomes a part of them, but it mayor may not also have a deeper function. If the lover uses song to who his love, the function of such music may be analyzed as the continuityand erpetuation of the biological group. When the supplicant uses musicto the approach his god, he is employing a particular mechanism inconjunction with other mechanism as such as dance, prayer, organizedritual, and ceremonial acts. The function of music, on the other hand, is enseparable here from the function of religion which may perhaps beinterpreted as the establishment of a sense of security vis-á-vis the universe. Use them, refers to the situation in which music is employedin human action; function concerns the reason for its employment andperticularly the broader purpose which it serves. (1964:210). Pengertian musik yang lain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:766), yang dimaksud dengan musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan 7
8 bunyi-bunyi itu). Di sisi lain Malm (1977:12) menyatakan bahwa musik adalah suara yang diorganisasikan sedemikian rupa. Minus one berasal dari kata minus dan one. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, minus berarti kurang. Sedangkan one adalah satu. Minus one dalam istilah musik ialah sebuah musik rekaman yang dibuat atas dasar kebutuhan manusia, sebagai pendukung latihan hingga pertunjukan. Musik Minus One dalam konteks musik gereja sering disebut dengan Music Box. Music Box Gereja adalah penemuan pertama di dunia yang dikembangkan oleh tim musik gereja HKBP untuk memenuhi kebutuhan pelayanan musik liturgi / gereja dalam setiap aktifitas pujian / bernyanyi memuji Tuhan baik dalam acara kebaktian umum, pernikahan, penghiburan, kebaktian rumah tangga, ataupun kebaktian kategorial gereja. Obsesi tim musik gereja / liturgi adalah membangkitkan semangat pujian dalam setiap ibadah dengan pelayanan musik yang terbaik untuk Tuhan kita Yesus Kristus. Music Box Gereja adalah satu perangkat laptop yang menggunakan platform LINUX serta berfungsi khusus mengiringi nyanyian / lagu. Program ini dirancang dan disusun secara profesional oleh Tim IT MBG bekerja sama dengan para musisi yang khusus memahami musik liturgi dan profesional. Iringan musik Box Gereja disesuaikan dengan karakter lagu dan tema lirik sehingga ada berbagai type iringan musik yang telah dibuat dalam MBG ini yaitu : Orchestra Classic, Orchestra Populer, iringan full band, etnis (tradisional). Pada Ibadah di Gereja, musik pengiring bertugas untuk mengiringi nyanyian Jemaat dalam Ibadah untuk mengantarkan puji-pujian sebagai rasa syukur atas kasih dan karunia dari TUHAN. 8
9 Berbicara mengenai waktu, hari minggu adalah hari ibadahnya orang Kristen di Gereja, walaupun ada beberapa Gereja yang ibadahnya tidak pada hari tersebut. Hari minggu terdapat empat sampai lima kali dalam sebulan. GKI Berastagi melaksanakan ibadah pada hari minggu sebanyak satu kali. Perkembangan zaman yang semakin modern telah menjadikan teknologi mengalami kemajuan pesat, khususnya dengan pengadaan minus one yang telah dipergunakan didalam Ibadah Gereja bagi umat Kristen sehingga telah membuat sesuatu yang baru yang layak untuk di analisis Teori Teori adalah salah satu acuan yang digunakan oleh penulis untuk menjawab masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini atau dengan kata lain teori adalah landasan berfikir dalam pembahasan. Dengan pengembangan teoriteori yang diangkat dari analisis kepustakaan, diharapkan dapat mendukung pikiran penulis apalagi didukung oleh fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang didasarkan pada tujuan yang telah dibuat. Menurut Koentjaraningrat pengertian upacara ritual atau ceremony adalah: sistem aktifitas atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. (Koentjaraningrat, 1990: 190). Untuk melihat Penggunaan dan Fungsinya, penulis menggunakan teori use & function Alan P. Merriam (1964: ) Menurut Merriam penggunaan 9
10 (uses) dan fungsi (function) merupakan salah satu hal yang terpenting didalam Etnomusikologi. Penggunaan musik meliputi pemakaian musik dalam konteksnya atau bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsi musik berkaitan dengan tujuan pemakaian musik tersebut. Di dalam buku Allan P. Merriam juga disebutkan bahwa terdapat sepuluh fungsi musik dalam ilmu etnomusikologi yaitu: 1. Fungsi pengungkapan emosional, 2. Penghayatan estetis, 3. Hiburan, 4. Komunikasi, 5. Perlambangan, 6. Reaksi jasmani, 7. Norma-norma sosial, 8. Pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, 9. Kesinambungan kebudayaan 10. Pengintegrasian masyarakat Merriam (1964:172) mengemukakan bahwa perubahan dapat berasal dari dalam lingkungan kebudayaan atau internal, dan perubahan juga dapat berasal dari luar kebudayaan atau eksternal. Perubahan secara internal merupakan perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri dan disebut juga inovasi. Sedangkan perubahan eksternal merupakan perubahan yang timbul akibat pengaruh dari luar lingkup kebudayaan tersebut. Sama hal nya 10
11 dengan perubahan yang terjadi pada kebaktian di minggu di GKI berasastagi dengan menggunakan minus one sebagai musik pengiring nyanyian dalam sebuah ibadah. Dalam hal ini adalah sebuah inovasi yang layak dikaji, mengingat pada umumnya musik langsung lebih sering digunakan di gereja lainnya. Pada dasarnya kebudayaan adalah sesuatu yang dinamis dan bukan stabil karena kalau kebudayaan itu stabil, kebudayaan tersebut akan stagnasi (terhenti). Bisa diartikan juga bahwa perubahan adalah nafas dari kebudayaan, yaitu kalau kebudayaan tidak dinamis maka kebudayaan itu akan mati. Hal itu tidak mungkin terjadi karena zaman terus berubah, kondisi ekonomi berubah, pola pikir masyarakat juga berubah. Seperti yang dikemukakan Carol R. Ember (1987:32), suatu kebudayaan tidaklah pernah bersifat statis, melainkan selalu berubah. Hal ini berhubungan dengan waktu, bergantinya generasi, serta perubahan dan kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara bekerja untuk dapat memahami objek penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif yang besifat kualitatif. Kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 1989:3). Dalam melakukan penelitian terhadap bahan tulisan ini, penulis melakukan beberapa tahapan kerja yang terdiri dari studi kepustakaan, pengumpulan data di lapangan, dan bimbingan 11
12 secara formal ataupun nonformal dengan dosen pembimbing dan kerja laboratorium Studi Kepustakaan Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literatur atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan. Untuk mendukung informasi, pertama-tama penulis mencari buku-buku yang relevan terhadap masalah-masalah yang dibahas. Dalam hal ini juga penulis menggunakan referensi dari internet yang relevan dengan objek yang diteliti. Selain itu juga penulis menggunakan studi kepustakaan untuk mengumpulkan bahan-bahan berupa teori yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada kebudayaan dan untuk mencari metode pengumpulan data di lapangan Penelitian lapangan ( Observasi ) Penulis melakukan penelitian ini pada bulan november 2015, dengan melakukan observasi yang meliputi peninjauan dan pengamatan lokasi penelitian serta mengikuti ibadah minggu yang dilakukan. Penulis melakukan penelitian tepatnya di Gereja Kristen Indonesia (GKI) berastagi, yang terdapat di gang berdikari jln kabanjahe, berastagi. Hal ini disebabkan adanya penggunaan musik minus one yang dipakai sebagai pengiring nyanyian di ibadah minggu tersebut. 12
13 Adapun dua teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dilapangan, yaitu : Wawancara Setelah penulis melakukan observasi dilapangan, kemudian penulis menentukan narasumber yang akan menjadi objek wawancara. Terkait dengan keberadaan minus one sebagai pengiring ibadah, penulis memilih beberapa narasumber yang akan menjadi objek wawancara yaitu John sinaga ( pemusik gereja di kota berastagi yang kini menjadi operator minus one di GKI berastagi), Bapak A. Sihotang sebagai ketua majelis di GKI berastagi, natanael situmorang merupakan sarjana musik gereja yang ada di medan. Penulis juga melakukan wawancara dengan para narasumber tesebut adalah untuk memperoleh data mengenai tanggapan- tanggapan mereka terhadap munculnya musik minus one dalam ibadah minggu sebagai pengiring nyanyian. Hasil wawancara tersebut kemudian akan diolah dalam kerja laboratorium Perekaman di Lapangan Pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan satu unit kamera hanphone Asus Zenfone 5 yang dipergunakan untuk mengambil foto dan perekaman video. Pengambilan foto dan perekaman video pada saat dilapangan dilakukan untuk mendokumentasikan hal- hal yang penulis anggap penting dalam penelitian lapangan. Namun untuk pengambilan rekaman video, penulis sedikit mengalami masalah. Hal ini diakibatkan saat ibadah berlangsung kamera tidak di 13
14 ijinkan untuk hidup sehingga mengakibatkan perekaman tidak sebaik yang di harapkan penulis. Untuk merekam wawancara, penulis juga menggunakan handphone yang sama yaitu Asus Zenfone 5. Wawancara yang direkam tersebut akan diolah dalam kerja laboratorium Kerja Laboratorium Semua data yang telah diperoleh akan dikaji, diolah, dan dianalisis dalam kerja laboratorium. Data yang didapat dari lapangan dan semua data hasil dari studi kepustakaan selanjutnya akan dibuat dalam bentuk tulisan ilmiah yang berupa skripsi yang disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka serta teknik penulisan secara ilmiah. 14
BAB I PENDAHULUAN. hal.1. 1 Dalam artikel yang ditulis oleh Pdt. Yahya Wijaya, PhD yang berjudul Musik Gereja dan Budaya Populer,
BAB I PENDAHULUAN I. PERMASALAHAN I.1. Masalah Ibadah adalah salah bentuk kehidupan bergereja yang tidak terlepas dari nyanyian gerejawi. Nyanyian di dalam sebuah ibadah mempunyai beberapa fungsi yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN
PENGGUNAAN DAN FUNGSI MUSIK MINUS ONE SEBAGAI PENGIRING AKTIVITAS IBADAH MINGGU DI GEREJA KRISTEN INDONESIA BERASTAGI SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H NAMA NIM : 100707023 : MARK S ARITONANG UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku Jawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh rangkaian upacara adat perkawinan dalam masyarakat Mandailing,jika perkawinan tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penggunaan strategi dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bernyanyi menjadi bagian yang penting dalam rangkaian peribadahan. Peribadahan-peribadahan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan di Indonesia mempergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas kegiatan yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk dari hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai
Lebih terperinciBab 4. Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan
Bab 4 Tinjauan Kritis Ibadah, Nyanyian dan Musik Gereja di GKMI Pecangaan 4.1. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menyampaikan hasil tinjauan kritis atas penelitian yang dilakukan di GKMI Pecangaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang memiliki kebudayaan tersendiri. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah musik 1. Musik di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Michael L. Brown, Melawan Godaan Dosa. (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2001), Korintus 6:9-10 (Lembaga Alkitab Indonesia)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Brown, mengutip pendapat John Bunyan mengatakan, dosa adalah tindakan perlawanan terhadap keadilan Allah, pemerkosaan terhadap belas Kasih-Nya yang besar, pelecehan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ragam seni yang cukup dekat dengan kehidupan manusia. Melalui musik manusia dapat mengekspresikan dirinya. Dalam perkembangannya, baik alat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama
Lebih terperinciSpiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja
Spiritualitas Organis, Pengiring Lagu Liturgi dalam dokumen Gereja RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Temu paguyuban organis Gereja Keuskupan Agung Jakarta Rawamangun, 20 Juli 2013 AJARAN GEREJA TENTANG MUSIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak zaman Mesir kuno bahkan sebelumnya, manusia sudah mengenal seni musik dan seni syair. Keduanya bahkan sering dipadukan menjadi satu untuk satu tujuan
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA
RINGKASAN SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciyang tunggal Yesus Kristus, maka tugas jemaat adalah menanggapi penyataan kasih
Bab 5 Penutup 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang penulis sampaikan pada bab 4 tentang praktek nyanyian dan musik gereja di GKMI Pecangaan dalam peribadatan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan
Lebih terperinciRingkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta
2 Ringkasan Skripsi Kesenian Sholawatan Di Gereja Mater Dei Bonoharjo, Kulon Progo Yogyakarta A. Pendahuluan Gereja mulai menggunakan nyanyian dalam upacara keagamaan sebelum abad IV. Pada saat itu musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya SMK Negeri 11 Medan yang sebelumnya disebut Sekolah Menengah Musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya.
Lebih terperinciBAB I PROSES PEMBELAJARAN BASS ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN MINUS ONE DI SWARA HARMONY MUSIC SCHOOL BANDUNG
BAB I PROSES PEMBELAJARAN BASS ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN MINUS ONE DI SWARA HARMONY MUSIC SCHOOL BANDUNG A. LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk atau hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktifitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak dahulu kala manusia telah mengenal musik, musik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Musik sudah ditemukan sejak peradaban Yunani dan Romawi Kuno dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah
BAB III METODE PENELITIAN Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah metode yang tepat guna mendapatkan berbagai data otentik dan akurat. Dikatakan demikian agar seluruh data yang
Lebih terperinciHIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan
HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) Bagian I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti memiliki pengalaman dalam bermusik karena musik mampu menjangkau semua kalangan masyarakat
Lebih terperinciINDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara horizontal dan menghasilkan berbagai bunyi antara lain: piano, organ, klavikord, harpsikord, dan lain-lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara adalah aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tertentu dan dapat dilakukan untuk memperingati sebuah kejaian ataupun penyambutan. Musik dalam Ibadah
Lebih terperinciBAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½
AKORD BAHAN USBN M = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = 1 4 5 = 2 ½ - 1 Sus 2 = 1 2 5 = 1 2 ½ MUSIK KONTEMPORER Ciri-Ciri Seni Kontemporer secara umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka perkembangan dalam pembelajaran musik pun bertambah maju. Salah satunya dengan menggunakan media elektronik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefenisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan tersebut adalah kesenian. Kesenian pada masyarakat Karo terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karo 1 merupakan salah satu sub etnis yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Etnis Karo termasuk kedalam subetnis Batak. Masyarakat Karo memiliki budaya yang
Lebih terperinciMUSIK DAN MISI. Oleh. Florentina Wijayani Kusumawati 21. Pendahuluan
MUSIK DAN MISI Oleh Florentina Wijayani Kusumawati 21 Pendahuluan Tidak dapat disangkal bahwa musik merupakan bagian integral dalam ibadah Kristen. Peranan dan pengaruh musik dalam ibadah tidak dapat disepelekan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan menyenangkan, untuk menggabungkan rangkaian musik dengan baik bahkan mempesona sehingga bunyi merdu
Lebih terperinciPERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN
Persepsi Jemaat Terhadap... (Kevin Maulana Christa) 1 PERSEPSI JEMAAT TERHADAP MUSIK IRINGAN DALAM IBADAH DI GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI) SRAGEN THE PERCEPTION OF THE MUSIC ACCOMPANIMENT OF THE WORSHIP
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk yang memiliki akal pikiran untuk melakukan inovasiinovasi dalam mencapai tujuan tertentu sesuai yang diinginkannya. Di dalam proses pencapaian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI, 2002:740) atas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar mencapai hasil yang maksimal, perlu metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah masuknya budaya barat yang ikut mempengaruhi perubahan serta perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai dengan peningkatan kebutuhan diberbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani, rohani,
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. pada Bab 2 dan sistematika penulisan skripsi ini.
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Pendahuluan Penyelenggaraan sebuah ibadah Kristen identik dengan praktek nyanyian dan musik, meskipun keduanya tidak selalu ditemukan dalam ibadah Kristen. Nyanyian dan musik menjadi
Lebih terperinciGLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.
GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),
Lebih terperinciNama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser
Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : 13307080 Kelas : 02 Topik : Ruang Konser Gedung Konser adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan konser musik. Gedung konser adalah hasil inovasi arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arus globalisasi yang berkembang dengan pesat, mendorong perlunya perubahan paradigma pendidikan. Salah satu upaya
Lebih terperinciANTHROPOS: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya
ANTHROPOS: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos Fungsi Seni Musik dalam Kehidupan Manusia Wiflihani Program Studi Pendidikan Seni Musik,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, dunia musikpun ikut berkembang. Alat musik yang digunakan tidak hanya alat musik akustik, namun alat musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia dapat berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah
BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis tentang peranan musik dalam ibadah minggu di GKMI Salatiga dari perspektif psikologis dan teologis di atas maka penulis menyimpulkan
Lebih terperinci2014 PROSEDUR TEKNIS PENGGUNAAN DAW UNTUK LAGU CINTA ITU BUTA OLEH GRUP MAHADEWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman yang semakin maju ini, teknologi pun semakin berkembang pesat. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi ini sangat berpengaruh terhadap berbagai bidang, seperti:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran tambahan yang sewaktu-waktu bisa saja dihilangkan atau hanya sekedar pengisi waktu luang bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni manusia yang paling tua. Bahkan bisa dikatakan, tidak ada sejarah peradaban manusia dilalui tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari Sabang sampai Merauke terdapat suku dan ragam tradisi, seperti tradisi yang ada pada suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Indonesia, Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2007, 1 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Masing-masing pulau didiami berbagai suku dan kelompok etnis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari
Lebih terperinciPenerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika
Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Pemodelan dan Simulasi,
27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Pemodelan dan Simulasi, Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung. Waktu pelaksanaan dimulai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk mengekspresikan apa yang kita rasakan, dari dalam diri kita.kesenian dalam Suku Karo sangat beraneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendaraan, handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun beranekaragam bunyi, seperti bunyi beduk, mesin kendaraan, handphone,
Lebih terperinci2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik pada dasarnya adalah bunyi yang diungkapkan melalui pola ritme yang teratur dan melodi yang indah. Musik tercipta menggunakan berbagai media seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal di desa Lobu Singkam, Kecamatan Sipoholon mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah sekitarnya
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL. Tugas Akhir S-1 Seni Musik.
i MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Tugas Akhir S-1 Seni Musik Oleh : Yesika Dwi Kristianti NIM : 1211878013 Program Studi
Lebih terperinciKISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK
KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK No (IPK) I.1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, karya seni yang didalamnya mencakup bidang musik memiliki fungsi yang sangat penting diantaranya untuk hiburan, untuk upacara-upacara besar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menyanyi adalah suatu kegiatan memproduksi suara, untuk membawakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyanyi adalah suatu kegiatan memproduksi suara, untuk membawakan karya vokal. Orang yang pekerjaannya bernyanyi disebut penyanyi. Dari bernyanyi, kita dapat mengambil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan. (Sanjaya, 2013:183) Menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bandung Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini berawal dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kesehatan Universitas Padjajaran (UNPAD) di Jl. Dipati Ukur No. 46 40132.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik secara mendasar, merupakan rangkaian bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan tertentu.musik dapat diartikan sebagai suatu karya seni yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arransemen adalah usaha yang dilakukan terhadap sebuah karya musik untuk suatu pergelaran yang pengerjaanya bukan sekedar perluasan teknis, tetapi juga menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER
BAB TINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER II Tinjauan di dalam bab ini adalah dimaksudkan agar lebih memahami tentang musik pada umumnya dan sifat, karakter musik khususnya musik modern, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gambus merupakan salah satu kesenian daerah yang terdapat di Sungai Apit Kabupaten Siak, Riau. Musik gambus umumnya dibawakan oleh orkes gambus. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan gambaran kehidupan manusia yang dinyatakan dalam bentuk bunyi berirama sebagai wujud pikiran dan perasaannya. Setiap daya cipta manusia dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik adalah salah satu seni yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai karakter
Lebih terperinciPelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar
Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik pada masa Yunani kuno merupakan bagian dari kajian matematika. Hal ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean School (Beer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekayaan kesenian tradisi di Indonesia sangat banyak dan beragam, oleh karena itu amat disayangkan jika kesenian tersebut punah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
Lebih terperinci