ANNISA NURWIDANIA Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANNISA NURWIDANIA Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR INTERNAL DAN DAMPAKNYA PADA KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERNAL (Survei pada Inspektorat Kota Tasikmalaya) ANNISA NURWIDANIA Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT The purpose of this research to know: (1) emotional intelligence, independence of internal auditors and the quality of internal audit reports to the Inspectorate of Tasikmalaya (2) the effect of emotional intelligence in the independence of the internal auditor (3) the influence of emotional intelligence partially on the quality of the internal audit report (4) the effect of the independence of internal auditors partially on the quality of internal audit reports (5) the effect of emotional intelligence and independence of the internal auditor simultaneously on the quality of internal audit reports. The method which used in this research is analytical descriptive method with survey approach. This analysis tool which used in this research is path analysis with interval scale measurement. A partial hypothesis examination is using t-test and a simultanously hypothesis examination is using F-test with significant level (α) which used equal to 0,05. The result of research indicate that: (1) emotional intelligence, independence of internal auditors and the quality of internal audit reports to the Inspectorate of Tasikmalaya is well done (2) emotional intelligence significantly influence the independence of the internal auditor (3) emotional intelligence is partially significant effect on the quality of reports of internal auditors (4) the independence of the internal auditor partially no significant effect on the quality of the internal auditor's report (5) the emotional intelligence and the independence of the internal auditor simultaneously significant effect on the quality of internal audit reports. Keywords: Emotional Intelligence, independence of the Internal Auditor, Internal Quality Audit Report ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kecerdasan emosional, independensi auditor internal dan kualitas laporan audit internal pada Inspektorat kota Tasikmalaya (2) pengaruh kecerdasan emosional terhadap independensi auditor internal (3) pengaruh kecerdasan emosional secara parsial terhadap kualitas laporan audit internal (4) pengaruh independensi auditor internal secara parsial terhadap kualitas laporan audit internal (5) pengaruh kecerdasan emosional dan independensi auditor internal secara simultan terhadap kualitas laporan audit internal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan 1

2 pendekatan survei. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan skala pengukuran interval. Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji F dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kecerdasan emosional, independensi auditor internal dan kualitas laporan audit internal pada Inspektorat kota Tasikmalaya telah dilaksanakan dengan baik (2) kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor internal (3) kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan auditor internal (4) independensi auditor internal secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan auditor internal (5) kecerdasan emosional dan independensi auditor internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit internal. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Independensi Auditor Internal, Kualitas Laporan Audit Internal 1. Pendahuluan Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya pengelolaan dan buruknya birokrasi. Menurut Mardiasmo (2005: 189), terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai, sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kecerdasan emosional dan independensi untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah. Inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal (Falah, 2006). Audit pemerintahan merupakan salah satu elemen penting dalam penegakan good government. Namun demikian, prakteknya sering jauh dari yang diharapkan. Mardiasmo (2005: 192) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam audit pemerintahan di Indonesia, diantaranya tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan baik pemerintah pusat maupun daerah, dan hal tersebut umum dialami oleh organisasi publik karena output yang dihasilkan berupa pelayanan publik tidak mudah diukur. Dengan kata lain, ukuran kualitas audit masih menjadi perdebatan. Seorang auditor dituntut untuk menggunakan kecerdasan emosional. Seorang auditor dalam membuat keputusan pasti menggunakan lebih dari satu pertimbangan rasional, yang didasarkan atas pelaksanaan etika yang berlaku dalam memberikan opini pada laporan hasil audit. Selain kecerdasan emosional dari beberapa penelitian mengenai independensi menunjukan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. 2

3 Independensi merupakan standar umur nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Jadi dalam upaya peningkatan kualitas laporan auditor yang akan menyajikan analisis, penilaian dan rekomendasi perbaikan kegiatan operasional pemerintahan sehingga dapat melahirkan pengawasan dan pengendalian yang baik perlu adanya kecerdasan emosional dan sikap independensi yang tinggi dalam diri auditor sehingga suatu organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan terhindar dari kemungkinan terjadinya kecurangan dalam organisasi. Kasus yang menarik perhatian di pemerintahan kota/kab Tasikmalaya adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya ketidakpatuhan, kecurangan, dan ketidakpatutan dalam pengujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan pada Pemerintah Kota Tasikmalaya Tahun Anggaran (TA) Hal ini diketahui berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya tahun 2014 yang memuat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan Nomor 45.A/LHP/XVIII.BDG/05/2015, tanggal 5 Mei Dari hasil pemeriksaan, BPK menemukan ketidakpatuhan Pemerintah Kota Tasikmalaya terhadap peraturan perundang-undangan dalam pelaporan keuangan seperti adanya kelebihan pembayaran dana tambahan penghasilan PNSD Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, dan Kesiapan Pemerintah Kota Tasikmalaya menuju persiapan laporan keuangan berbasis akrual belum optimal sehingga BPK merekomendasikan kepada Wali Kota Tasikmalaya agar memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan yang menjadi tanggung jawabnya secara optimal. Dari kasus tersebut membuktikan bahwa di pemerintahan peran auditor internal dinilai masih belum berarti, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2015 masih menemukan banyaknya kelemahan terkait sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan pada peraturan perundang-undangan. Kecerdasan emosional dalam mengelola emosi sebagai auditor masih rendah sehingga kinerja yang mereka berikan juga belum optimal. Dengan adanya kecurangan dalam pelaporan laporan audit internal yang berdampak pada kualitas laporan audit internal tersebut, maka pentingnya merevitalisasi peran auditor internal pemerintah untuk menegakkan good governance diperlukan, dengan adanya kemampuan profesional dan independensi audit internal yang memadai agar tidak memihak sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi layak dan menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Kecerdasan Emosional, Independensi Auditor Internal, dan Kualitas Laporan Audit Internal pada Inspektorat di Kota Tasikmalaya. 2. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Independensi Auditor Internal pada Inspektorat di Kota Tasikmalaya. 3. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Emosional secara parsial terhadap Kualitas Laporan Audit Internal pada Inspektorat di Kota Tasikmalaya. 4. Bagaimana pengaruh Independensi Auditor Internal secara parsial terhadap Kualitas Laporan Audit Internal pada Inspektorat di Kota Tasikmalaya. 5. Bagaimana pengaruh Kecerdasan Emosional dan Independensi Auditor Internal secara simultan terhadap Kualitas Laporan Audit Internal pada Inspektorat di Kota Tasikmalaya. 3

4 2. Kerangka Pemikiran Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) telah terjadi sorotan masyarakat dan dianggap sebagai suatu hal yang lazim terjadi di negara ini. Tuntutan masyarakat akan menyelenggarakan pemerintah yang bersih dan bebas KKN dan sistem pengendalian intern yang baik atas pelaksanaan pemerintah dan pengelolaan keuangan negara untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah di tetapkan serta untuk menjamin bahwa tujuan tercapai secara baik. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Inspektorat sebagai internal audit pemerintah dan merupakan sumber informasi yang penting bagi auditor eksternal (BPK) dan menjadi ujung tombak untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah, karena hasil audit yang berkualitas merupakan sumber informasi penting dalam memberikan keyakinan kepada pihak pemerintah, DPRD dan BPK. Salah satu faktor kunci keberhasilan organisasi dalam menjalankan misi organisasi adalah kualitas sumber daya manusianya. Hal ini konsisten dengan pendapat Neo, et al dalam Lirik Hendri (2010:5) mengatakan bahwa sumber daya manusia mempunyai fungsi penting dalam menentukan keberhasilan organisasi ketika menghadapi tantangan, yang menunjukkan indikasi bahwa faktor dominan yang menentukan keberhasilan karir bukanlah kecerdasan otak, melainkan seperangkat kecerdasan lainnya yang kemudian dipopulerkan oleh Goleman sebagai kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional menurut Goleman (2009) adalah kemampuan untuk mengenal perasaan sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik dalam diri kita dan hubungan kita. Kemampuan ini saling melengkapi dan berbeda dengan kemampuan akademik murni, yaitu kemampuan kogniktif murni yang diukur dengan Intelectual Quentient. Goleman (2001:513) membagi kecerdasan emosional yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam bekerja ke dalam lima bagian utama yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Independensi auditor menurut Tugiman (2006) bahwa para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan penilaian yang tidak memihak. Hal ini dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektivitas para auditor internal. Laporan audit internal menurut Sawyers (2006) yang diterjemahkan oleh Desi Adhariani merupakan ringkasan eksekutif, dirancang untuk menkomunikasikan perbaikan-perbaikan yang disarankan dan rencana-rencana manajemen opersional untuk melaksanakan perbaikan tersebut. Laporan audit sebaiknya akurat, objektif, jelas, singkat, konstruktif, lengkap dan tepat waktu. Kecerdasan emosional dapat mempengaruhi independensi auditor internal, karena dengan kecerdasan emosional yang baik, seseorang dapat berbuat tegas mampu membuat keputusan yang baik walaupun dalam keadaan tertekan, tetap teguh, dan tidak tergoyah oleh 4

5 pihak manapun (Goleman 2009). Begitu sebaliknya apabila seorang auditor tidak mampu mengelola emosinya dengan baik maka akan tergoyahkan sehingga menjadikan auditor tersebut tidak independen. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Santy Try Agustin (2009), Lirik Henry Ristanto (2009). Selain itu kecerdasan emosional juga akan berpengaruh terhadap kualitas laporan auditor internal, karena menurut Ginanjar (2009) mengemukakan bahwa kecerdasan emosi memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan segala bidang. Auditor dengan kecerdasan emosional yang baik akan mampu berfikir jernih walaupun dalam tekanan, bertindak sesuai etika, berpegang pada prinsip dan memiliki dorongan berprestasi agar pelaksanaan pekerjaan menjadi layak sehingga menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh M. Taufik Hidayatulloh (2010). Independensi auditor internal berpengaruh terhadap kualitas laporan audit internal, karena dengan independensi, internal auditor dapat memberikan pertimbangan yang tidak bias dan tidak memihak sehingga pelaksanaan pekerjaannya menjadi layak dan menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Apabila auditor intern berjalan secara independensi dengan memiliki status organisasi yang tinggi makan akan menghasilkan kualitas laporan audit intern yang baik yang tidak memihak pada kepentingan tertentu. Dengan demikian independensi yang dimiliki auditor intern merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas laporan audit intern bahwa hasil yang diperoleh benar-benar dapat diandalkan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan Ni Putu Eka Desyanti (2007), Muh. Taufiq Efendy (2010). Kedua variabel ini, kecerdasan emosional dan independensi auditor internal memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan audit internal, karena laporan yang baik mencerminkan pekerjaan auditor yang sistematis dan efektif. Sebaliknya laporan dengan kualitas jelek sering dikonotasikan dengan proses audit dan pengelolaan audit internal yang tidak sistematis dan tidak terencana. Kemampuan profesional auditor internal menjadi salah satu faktor pendukung dalam penyusunan laporan audit yang berkualitas (Abdul Halim. 2003:29). Oleh karena itu diperlukan kemampuan profesional berupa kecerdasan emosional dan independendi auditor internal yang dijadikan sebagai alat kontrol untuk menggukur dan mengevaluasi sistem tersebut agar menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan dapat diandalkan. Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Septian Galeri Paramadita (2011). Kerangka pemikiran dapat diuraikan seperti pada Gambar 1. Kecerdasan Emosional Kualitas Laporan Audit Internal Independensi Auditor Internal Gambar 1 Kerangka Pemikiran 5

6 3. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Kecerdasan Emosional berpengaruh signifikan terhadap Independensi Auditor Internal 2. Kecerdasan Emosional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Auditor Internal 3. Independensi Auditor Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Auditor Internal 4. Kecerdasan Emosional dan Independensi Auditor Internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Audit Internal 4. Objek Penelitian Objek penelitian atau sering disebut unit pengamatan sesuatu yang akan menghasilkan karakteristik-karakteristik atau sifat-sifat yang akan menjadi perhatian peneliti (Ahmad, Harapan:2003). Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian mengenai permasalahan yang berkenaan dengan pengaruh kecerdasan emosional dan independensi auditor internal terhadap kualitas laporan audit internal di inspektorat. Dengan subjek pada Inspektorat Kota Tasikmalaya, dimana Inspektorat ini merupakan suatu lembaga pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah, baik untuk tingkat provinsi, kabupaten, atau kota. 5. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan survey. Metode deskriptif adalah mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau pada masa sekarang. Metode yang digunakan survey, menurut (Sugiono, 2009:11) menyatakan bahwa metode survey digunakan untuk mendapatkan data-data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi penelitian ini melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengadakan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebaagainya. Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dan kausal. Tujuan utama riset kausal ini adalah untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat (cause-and-effect relationships) diantara variabel-variabel penelitian. Penelitian deskriptif biasanya lebih dahulu dilakukan sebelum penelitian kausal (Sugiman, 2008:40). Berdasarkan perspektif dimensi/horizon waktu, penelitian ini menggunakan jenis penelitian Cross Sectional yaitu, tipe studi satu tahap yang datanya berupa beberapa subjek pada waktu tertentu. Cross sectional adalah salah satu tipe untuk mengumpulkan data/informaasi dari berbagai sampel yang ditarik dari suatu elemen-elemen populasi (Sarwono, 2010:22). Studi Cross sectional berbeda dengan studi time series yang menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. 6. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 6.1 Kecerdasan Emosional Auditor Intern pada Inspektorat Kota Tasikmalaya Dari hasil penelitian penulis tentang Kecerdasan Emosional auditor intern pada Inspektorat Kota Tasikmalaya, maka auditor intern Inspektorat Kota Tasikmalaya memiliki kecerdasan emosional yang sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator kecerdasan emosional menunjukan nilai yang sangat baik. Artinya, auditor intern memiliki kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan social yang sangat baik jadi secara keseluruhan dengan kecerdasan emosional yang baik maka independensi auditor internal akan baik pula. 6

7 6.2 Independensi Auditor Internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai independensi auditor internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya, maka auditor internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya sudah berjalan secara independen. Hal ini dapat terlihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator independensi auditor internal menunjukan nilai yang sangat baik. Artinya secara keseluruhan auditor intern pada Inspektorat Kota Tasikmalaya sudah berjalan secara independen, dengan memiliki status organisasi yang tinggi, sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan pihak lain dan melakukan pertimbangan secara objektif dalam melakukan penilaian. 6.3 Kualitas Laporan Audit Internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai kualitas laporan audit internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya, maka auditor internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya dapat menghasilkan kualitas laporan audit internal yang sangat baik. Hal ini terlihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator kualitas laporan audit internal menunjukan nilai yang sangat baik. Artinya kualitas laporan audit internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya, telah menyajikan laporannya sesuai dengan kriteria akurat, objektif, jelas, singkat, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu. 6.4 Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Independensi Auditor Internal Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap independensi auditor internal, penulis menggunakan path analysis. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 diperoleh seperti nampak pada Gambar 2. X = 0,986 1 X 2 rx 1 X 2 Gambar 2 Nilai koefisien jalur antara variabel X 1 dan X 2 Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (hasil perhitungan terlampir) diperoleh data mengenai nilai R Square/R 2 (koefisien determinasi). Nilai koefisien determinasi atau R 2 menunjukkan besarnya pengaruh kecerdasan emosional terhadap independensi auditor internal, yaitu sebesar 0,972 atau 97,2%. Artinya 97,2% variabilitas variabel independensi auditor internal dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah kecerdasan emosional. Pengaruh faktor lainnya (faktor residu) terhadap independensi auditor internal selain kecerdasan emosional adalah sebesar 2,8%. Pengaruh faktor lain yang kemungkinan mempengaruhi independensi auditor internal selain kecerdasan emosional diantaranya adalah politik, budaya organisasi, dan aturan yang berlaku dalam organisasi tersebut. Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung > t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 6 diperoleh nilai t hitung sebesar 23,435, dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,120, sehingga t hitung > t tabel, maka tolak Ho atau terima Ha, dengan kata lain kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor internal. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa kecerdasan emosional pada auditor intern di Inspektorat Kota Tasikmalaya sudah dilaksanakan dengan sangat baik, sehingga independesi yang dimiliki auditor pada 7

8 Inspektorat Kota Tasikmalaya sangat baik pula. Sesuai dengan teori Goleman (2009) yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional dapat mempengaruhi independensi auditor internal, karena dengan kecerdasan emosional yang baik, seseorang dapat berbuat tegas mampu membuat keputusan yang baik walaupun dalam keadaan tertekan, tetap teguh, dan tidak tergoyah oleh pihak manapun. Begitu sebaliknya apabila seorang auditor tidak mampu mengelola emosinya dengan baik maka akan tergoyahkan sehingga menjadikan auditor tersebut tidak independen. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lirik Henry Ristanto (2009) yang mengkaji pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku etis pada auditor pemerintahan daerah yang berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintahan daerah. 6.5 Pengaruh Kecerdasan Emosional Secara Parsial terhadap Kualitas Laporan Audit Internal Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional secara parsial terhadap kualitas laporan audit intern pada Inspektorat Kota Tasikmalaya, maka dilakukan uji atas hipotesis. Dimana hipotesis tersebut sebagai berikut: Kecerdasan Emosional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Audit Intern, artinya apabila auditor memiliki kecerdasan emosional yang baik maka akan menghasilkan kualitas laporan audit intern yang berkualitas. Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (hasil perhitungan terlampir) diperoleh nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,366 (0,605 2 ), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kecerdasan emosional terhadap kualitas laporan audit internal adalah sebesar 36,6%. Artinya 36,6% variabilitas variabel kualitas laporan audit internal dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah kecerdasan emosional. Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung > t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 6 diperoleh nilai t hitung sebesar 0,3029. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,120 sehingga t hitung < t tabel (0,3029 < 2,120) dengan tingkat signifikansi 0,008 < 0,05. Dikarenakan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ho atau terima Ha, artinya kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit internal. 6.6 Pengaruh Independensi Auditor Internal Secara Parsial terhadap Kualitas Laporan Auditor Internal Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor intern secara parsial terhadap kualitas laporan audit intern pada Inspektorat Kota Tasikmalaya, maka dilakukan uji atas hipotesis. Dimana hipotesis tersebut sebagai berikut: Independensi Auditor Intern secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Audit Intern, artinya apabila auditor intern berjalan secara independensi dengan memiliki status organisai yang tinggi maka akan menghasilkan kualitas laporan audit intern yang baik. Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (hasil perhitungan terlampir) diperoleh nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,151 (0,389 2 ), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh independensi auditor internal terhadap kualitas laporan audit internal adalah sebesar 15,1%. Artinya 15,1% variabilitas variabel kualitas laporan audit internal dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah independensi auditor internal. Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung > t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 6 diperoleh nilai t hitung sebesar 1,948. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,120 sehingga 8

9 t hitung < t tabel (1,948 < 2,120) dengan tingkat signifikansi 0,070 > 0,05. Dikarenakan t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ho atau tolak Ha, artinya independensi auditor internal secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit internal. Yang menyebabkan tidak berpengaruh signifikan karena selain kecerdasan emosional faktor yang menunjang laporan audit berkualitas juga ditentukan oleh Intelectual Quentient (IQ) yang dimiliki seorang auditor. 6.7 Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Independensi Auditor Internal Secara Simultan Terhadap Kualitas Laporan Auditor Internal Untuk mengetahui kecerdasan emosional dan independensi auditor internal secara simultan terhadap kualitas laporan audit internal, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah Kecerdasan emosional dan Independensi auditor internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas laporan audit internal, yang berarti apabila kecerdasan emosional dan independensi auditor intern pada Inspektorat Kota Tasikmalaya dilaksanakan dengan baik, maka akan menghasilkan laporan audit internal yang berkualitas. Untuk menguji hipotesis diatas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 (hasil perhitungan terlampir), diperoleh data mengenai nilai koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan besarnya pengaruh antara kecerdasan emosional dan kualitas laporan audit internal terhadap kualitas laporan audit internal, yaitu sebesar 0,983 atau 98,3%. Artinya 98,3% variabilitas variabel kualitas laporan audit internal dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah kecerdasan emosional dan independensi auditor internal. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap kualitas laporan audit internal selain kecerdasan emosional dan independensi auditor internal adalah sebesar 1,7%. Dengan kriteria tolak Ho jika F hitung > dari F tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 6 diperoleh nilai F hitung sebesar 434,646. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka F tabel sebesar sehingga F hitung > F tabel (434,646 > 3,68) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Dikarenakan F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya kecerdasan emosional dan independensi auditor internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit internal. Secara lengkap pengaruh antara variabel kecerdasan emosional (X 1 ) dan variabel Independensi Auditor Internal (X 2 ) terhadap variabel Kualitas Laporan Audit Internal (Y) dapat dilihat dalam gambar 3. Dari Gambar 3 dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel, yang disajikan dalam Tabel 1. 9

10 X 1 ρ YX1 = 0,605 ε =0,018 r x1x2 = 0,986 Y X 2 ρ YX2 = 0,389 Gambar 3 Nilai Koefisien Jalur Antara Kecerdasan Emosional Dan Independensi Auditor Internal Dengan Kualitas Laporan Audit Internal No. Tabel 1 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh 1. Y X 1 Y = ( YX1 ) 2 = (0,605) 2 0,367 Y X 1 X 2 Y = ( YX1 )( x2 X1) ( YX2 )+ 0,464 ( YX1 )( x2 X1) ( YX2 ) = (0,605)(0,986)(0,389)+ (0,605)(0,986)(0,389) Total Pengaruh X 1 terhadap Y 0, ,464 0, Y X 2 Y = ( YX2 ) 2 = (0,389) 2 0,151 Total Pengaruh X 2 terhadap Y 0, Total Pengaruh X 1 dan X 2 terhadap Y 0, Pengaruh faktor residu Y ( Y 2 ) 2 (0,134) 2 0,018 10

11 Dari hasil analisis berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa koefisien jalur variabel X 1 (kecerdasan emosional) terhadap variable Y (kualitas laporan audit internal) adalah sebesar 0,605. Dengan demikian pengaruh langsung variabel X 1 terhadap Y adalah sebesar 0,367 yang artinya pengaruh langsung kecerdasan emosinal terhadap kualitas laporan audit internal sebesar 36,7%. Koefisien jalur variabel X 2 (independensi auditor internal) terhadap variabel Y (kualitas laporan audit internal) adalah sebesar 0,389. Dengan demikian pengaruh langsung X 2 terhadap Y adalah sebesar 0,151 yang artinya bahwa pengaruh langsung penerapan independensi auditor internal pada kualitas laporan audit internal sebesar 15,1%. Koefisien jalur variabel X 1 (kecerdasan emosional) dengan variabel X 2 (independensi auditor internal) adalah sebesar 0,986 yang berarti hubungannya sangat kuat. Total pengaruh X 1 dan X 2 terhadap Y yang merupakan pengaruh simultan antara variabel X 1, X 2, terhadap Y adalah sebesar 0,982 atau sebesar 98,2%. Sedangkan faktor residu atau faktor lain yang mempengaruhi kualitas laporan audit internal yang tidak masuk dalam variabel penelitian adalah sebesar 0,018 atau sebesar 1,8%. 7. Penutup 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap independensi auditor internal dan dampaknya pada kualitas laporan audit internal, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Kecerdasan Emosional, independensi auditor internal, dan kualitas laporan audit internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil penelitian telah berjalan dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden mengenai kecerdasan emosional dan independensi auditor internal menunjukan kategori sangat tinggi. Artinya ruang lingkup kecerdasan emosional yang mencakup kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan social juga independensi auditor internal yang meliputi status organisasi dan objektivitas telah dilaksanakan dengan baik oleh auditor intern pada Inspektorat Kota Tasikmalaya. 2. Inspektorat kota Tasikmalaya telah menghasilkan laporan audit yang berkualitas dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden mengenai kualitas laporan audit internal menunjukkan kategori sangat tinggi. Dengan demikian kualitas laporan audit internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya diukur dengan akurat, objektif, jelas, singkat, konstrukif, lengkap dan tepat waktu telah mencapai hasil yang sangat baik. 3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan path analysis, maka kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor internal. Artinya semakin baik kecerdasan emosional, maka akan semakin baik pula independensi auditor internal pada Inspektorat kota Tasikmalaya. 4. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan taraf signifikansi sebesar 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit internal, sedangkan independensi auditor internal secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit internal. 5. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa, kecerdasan emosional dan independensi auditor internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan audit internal. Artinya apabila kecerdasan emosional dan independensi auditor internal dilaksanakan secara bersamaan dengan 11

12 baik oleh Inspektorat Kota Tasikmalaya, maka kualitas laporan audit internal pada Inspektorat Kota Tasikmalaya akan lebih meningkat. 7.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Inspektorat Diharapkan dapat melaksanakan kecerdasan emosional dan independensi auditor internal dengan sebaik mungkin sesuai dengan peraturan dan prosedur yang ada. Termasuk dalam pencapaian kualitas laporan audit internal yang dihasilkan. Hal ini dapat dibentuk dengan meningkatkan teknik dan prosedur dalam melakukan audit, dengan cara lebih mempersiapkan terlebih dahulu audit kinerja dengan matang, melakukan pengujian pengendalian manajemen secara rutin, melakukan pengukuran dan pengujian Key Performance Indicator (KPI) atau yang disebut Indikator Kinerja Kunci (IKK) dengan baik, melakukan review operasional, pembuatan kertas kerja audit yang sesuai dengan standard yang berlaku, pelaporan hasil audit secara tepat waktu, serta melakukan pemantauan tindak lanjut terhadap audit. Dengan adanya kecerdasan emosional dan independensi auditor intern diharapkan pada Inspektorat Kota Tasikmalaya agar pelaksanaan audit dapat terlaksana dan membantu dari waktu ke waktu secara efektif dan efisien. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sama, disarankan memperluas ukuran sampel untuk memperoleh hasil penelitian dan dasar justifikasi yang optimal. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas laporan audit internal karena dalam penelitian ini hanya variabel kecerdasan emosional dan independensi auditor internal yang masuk dalam model analisis penelitian. Sehingga hasil penelitian tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Jilid Dua Edisi Tiga. Jakarta: FE UI. Agustian, A. G Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ: Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: ARGA Publishing Akmal Pemeriksaan Intern (Internal Auditing). Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. Arens, Alvin A dan Elder, ranjal J dan Beasley, Mark S Auditing dan Pelayanan Verifikasi Edisi Kesembilan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Boynton, Johnson dan Kell Modern Auditing Edisi Tujuh. Jakarta: Erlangga Modern Auditing Jilid Dua Edisi Tujuh. Jakarta: Erlangga. Cooper R K dan Sawaf. A : Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta : Gramedia Desyanti, Ni Putu Eka Pengaruh Independensi, Keahlian, Profesional dan Pengalaman Kerja Pengawasan Intern Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern, (Survei pada BPR Kab.Bandung). http//iejournal.unpas.ac.id Goleman, Daniel Working With Emotional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 12

13 Halim, Abdul Auditing 1 (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: AMP YPKN. Hiro Tugiman Standar Profesi Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal Standar Profesi Audit Internal. Jakarta. Lilik Henry Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Etis Terhadap Kinerja Auditor Pemerintahan. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Akuntansi UNDIP Maya R Atmawinata, Susilawati Pengaruh Profesionalisme dan Independensi Auditor Internal terhadap Kualitas Audit, studi pada Inspektorat Provinsi Jawa Barat. Meyer, J EQ dan Kesuksesan Kerja. 12 Desember Tanggal akses : 20 April 2011 Mulyadi Auditing Buku Satu. Yogyakarta: YPKN. Nazir, Moh Metode Penelitian Cetakan Keenam. Bogor: Gahlia Indonesia. Nirwan Sitepu Path Analysis. Jakarta : Ghalia Indonesia Sawyers, Lawrence B Sawyers Internal Audit Buku Satu Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat. Sayogya, Nataline Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Kerja Auditor. Skripsi Jurusan Akuntansi UKSW (tidak dipublikasikan) Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Suryanti dan Ika 2004, Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, September: hal Tunggal, Amin W Audit Mutu (Quality Auditing). Jakarta: Rineka Cipta. Widagdo, Badjoeri, Ph.D Kecerdasan Emosi. Manajemen, Juni 2001 Willy Susilo Audit SDM. Jakarta: PT. Vorgistama Bina Mega. 13

FAISAL FAHMI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT

FAISAL FAHMI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT PENGARUH DUKUNGAN PIMPINAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERNAL (Survei pada Kantor Cabang Bank Umum di Kota Tasikmalaya) FAISAL FAHMI 113403025 Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR INTERN DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERN

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR INTERN DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERN PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR INTERN DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERN (Survey pada Perusahaan Skala Menengah Besar di Tasikmalaya) Dinda Ayu Wandira 083403094 Program

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAANNYA ABSTRACT

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAANNYA ABSTRACT PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAANNYA (Survei pada BPR yang Ada di Kota Tasikmalaya Tahun 2009) ==================================================================

Lebih terperinci

PENGARUH AUDIT INTERN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Survey Pada Bank Umum Konvensional di Wilayah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AUDIT INTERN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Survey Pada Bank Umum Konvensional di Wilayah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AUDIT INTERN DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Survey Pada Bank Umum Konvensional di Wilayah Kota Tasikmalaya) VERA MULYAWATI Emai : Qveyank@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu

Lebih terperinci

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) Putri Mardiani Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Kotak POs 164 ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

Keywords: operational audit, internal control, effectivity of Selling.

Keywords: operational audit, internal control, effectivity of Selling. ABSTRACT The Influence of Operational Audit and internal Control Decisions effectivity selling (Survey at manufacturing companies in Tasikmalaya) Compiled : IRMA PRATIWI AGUSTINI 093403128 The Aims of

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data yang telah diolah dan dari hasil analisis, maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Pengenalan Diri terhadap 0,565; nilai

Lebih terperinci

(Studi Empiris pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi

(Studi Empiris pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU ETIS TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, peran auditor internal sudah berubah menjadi bagian dalam organisasi itu sendiri yang sifatnya membantu organisasi dalam usaha mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian sasaran sesuai dengan upaya untuk mewujudkan suatu iklim pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat menjalankan amanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena terjadinya krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Semua pihak termasuk pemerintah mencoba mengatasi

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) Nunung Nuraqliah (083403018) Email : noeng_aqly27@yahoo.com Program

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 19,9% dan tingkat regresi Y = 2, ,409X 1 terhadap Kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 19,9% dan tingkat regresi Y = 2, ,409X 1 terhadap Kualitas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam penelitian ini terdapat enam hipotesis yang dianalisis dengan menggunakan uji linier berganda, dan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan

Lebih terperinci

Keywords : Independence, competence, professionalism, Time Limits Audit, Audit Quality.

Keywords : Independence, competence, professionalism, Time Limits Audit, Audit Quality. PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PROFESIONALISME DAN BATASAN WAKTU AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta) Oleh : Sriyati Rahma Al Husna, Kun Ismawati ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemberantasan tindakan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan mendukung

Lebih terperinci

Pengaruh Keahlian Auditor Intern dan Tingkat Kepatuhan Terhadap Kinerja Perusahaan (Survey pada Perusahaan skala Menengah dan Besar di Tasikmalaya)

Pengaruh Keahlian Auditor Intern dan Tingkat Kepatuhan Terhadap Kinerja Perusahaan (Survey pada Perusahaan skala Menengah dan Besar di Tasikmalaya) Pengaruh Keahlian Auditor Intern dan Tingkat Kepatuhan Terhadap Kinerja Perusahaan (Survey pada Perusahaan skala Menengah dan Besar di Tasikmalaya) Ratna Indrawatie 08340352 Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency)

THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency) THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency) ISLAMIA PUTRI ANDINI 123403154 Program Study Accounting

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN & SARAN 87 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN & SARAN 87 BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN & SARAN 87 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab yang terakhir ini, yang merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya serta mencoba untuk memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama. dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama. dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesinya lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam operasi suatu perusahaan. Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan akuntabilitas sektor publik di Indonesia sangatlah diperlukan bagi terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya

Lebih terperinci

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama PERAN AUDIT INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung) Vicky Dzaky C. P. 0109U189 ABSTRAK Audit internal adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PELAKSANAAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA. (Sensus Pada Kecamatan Kota Tasikmalaya)

PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PELAKSANAAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA. (Sensus Pada Kecamatan Kota Tasikmalaya) PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PELAKSANAAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Sensus Pada Kecamatan Kota Tasikmalaya) Nur Fitriani Hermawan Perum Doboku Ligar blok m no 3 Kec/Kel Pataruman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat birokrasi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al rasyid, Harun. Teknik Penarikan Sampel Dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, 1996.

DAFTAR PUSTAKA. Al rasyid, Harun. Teknik Penarikan Sampel Dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, 1996. DAFTAR PUSTAKA Al rasyid, Harun. Teknik Penarikan Sampel Dan Penyusunan Skala. Bandung : Program Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, 1996. Agoes, Sukrisno. Auditing: Pemeriksaan Akuntansi oleh Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini wajar, karena beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. aparatur pemerintah yang berkompeten dalam menjalankan tugas sebagai fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dimasa demokrasi seperti saat ini, pemerintah dituntut untuk semakin transparan dan akuntabel terhadap pengelolaan dana keuangan negara. Tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari hasil rumusan kebijakan dan program yang cermat dan tepat. Salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No.60 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA KUALITAS DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus pada pada UD. Harapan Makaroni Dua saudara Top Ciamis)

PENGARUH BIAYA KUALITAS DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus pada pada UD. Harapan Makaroni Dua saudara Top Ciamis) PENGARUH BIAYA KUALITAS DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus pada pada UD. Harapan Makaroni Dua saudara Top Ciamis) Iwan Hermansyah 1 Dadan Darmawan ABSTRACT This research objektif

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Kecerdasan Emosional Auditor Internal terhadap Fraud Risk Assessment agar Tercipta Good Corporate Governance

Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Kecerdasan Emosional Auditor Internal terhadap Fraud Risk Assessment agar Tercipta Good Corporate Governance Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Kecerdasan Emosional Auditor Internal terhadap Fraud Risk Assessment agar Tercipta Good Corporate Governance 1 Trisi Qintani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana publik dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa pemborosan, inefisiensi atau penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian mengenai kualitas audit penting agar auditor dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan dapat meningkatkan kualitas audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditing sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO OLEH LUSIANA LAMUSU NIM 921409123 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai BAB1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu instansi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan reformasi di segala bidang.

BAB I PENDAHULUAN. mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan reformasi di segala bidang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Semua pihak termasuk pemerintah mencoba mengatasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil dan harus memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan

Lebih terperinci

ABSTRACT. INFLUENCE LEARDERSHIP STYLE AND APPLICATION GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON COMPANY PERFORMANCE (Survey at The BUMN of The Tasikmalaya City)

ABSTRACT. INFLUENCE LEARDERSHIP STYLE AND APPLICATION GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON COMPANY PERFORMANCE (Survey at The BUMN of The Tasikmalaya City) ABSTRACT INFLUENCE LEARDERSHIP STYLE AND APPLICATION GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON COMPANY PERFORMANCE (Survey at The BUMN of The Tasikmalaya City) By: RENA APRILIANNEU 123403212 Guidance : H. Tedi Rustendi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di semua waktu. Kekecewaan masyarakat itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan

BAB I PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya aparatur negara menjadi faktor kunci bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Sayangnya, harapan akan hadirnya

Lebih terperinci

Pelaksanaan pemeriksaan baik yang dilakukan oleh auditor eksternal dan auditor internal dikalangan pemerintah terdapat persamaan terutama dalam

Pelaksanaan pemeriksaan baik yang dilakukan oleh auditor eksternal dan auditor internal dikalangan pemerintah terdapat persamaan terutama dalam BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah yang bersih, adil, akuntabel, dan transparan, menjadi isu penting dalam era reformasi. Hal ini timbul karena adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang

Lebih terperinci

Vol. 06. No. 17 Pebruari 2017 ISSN :

Vol. 06. No. 17 Pebruari 2017 ISSN : PENGARUH PEMERIKSAAN INTERIM, LINGKUP AUDIT DAN INDEPENDENSI TERHADAP PERTIMBGAN OPINI AUDITOR (STUDI KASUS PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR) Oleh: Fitri Wirda Zahara dan Hj. Maslichah E-mail

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja pemerintah saat ini menjadi sorotan masyarakat. Hal tersebut diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai demonstran-demonstran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan perubahan global. Keberadaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan Negara merupakan suatu kegiatan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan Negara merupakan suatu kegiatan yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan keuangan Negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan bangsa Indonesia. Untuk

Lebih terperinci

4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN. internal terhadap penerapan good corporate governance, maka penulis dapat

4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN. internal terhadap penerapan good corporate governance, maka penulis dapat 4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pada pembahasan bab sebelumnya mengenai pengaruh independensi dan kompentensi auditor internal terhadap penerapan good corporate

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai sikap profesionalisme Akuntan Publik terhadap kualitas laporan pemeriksaan serta melakukan analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi

BAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era Otonomi Daerah seperti sekarang ini, penerapan prinsip-prinsip good governance sangat penting dalam pelaksanaan anggaran belanja pemerintah baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut ditandai dengan diterapkannya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK Memasuki era globalisasi sekarang ini, kebiasaan untuk melakukan audit operasional mulai cukup populer di kalangan bisnis baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Audit operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kualitas audit (Grant et. al., 1996). Dengan kata lain, pengguna. audit dapat memberi penilaian atas kualitas audit.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kualitas audit (Grant et. al., 1996). Dengan kata lain, pengguna. audit dapat memberi penilaian atas kualitas audit. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, maka bagi suatu organisasi atau unit usaha merupakan tantangan karena semakin ketatnya persaingan di berbagai sektor usaha,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Winiharto, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sistem pengendalian internal pada PT. Winiharto secara

Lebih terperinci

Jurnal Administrasi Negara

Jurnal Administrasi Negara STIA LAN Jurnal Administrasi Negara,Volume 21 Nomor 1, April 2015 / 1-5 Jurnal Administrasi Negara PENGARUH OPTIMALISASI MANAJEMEN ASET DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemerintah yang baik menuju pada terwujudnya good. governance, karena good governance telah menjadi suatu paradigm baru

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemerintah yang baik menuju pada terwujudnya good. governance, karena good governance telah menjadi suatu paradigm baru 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era Reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas telah mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 55 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan uji yang telah dilakukan maka di dapat suatu kesimpulan yaitu: a. Kompetensi yang dimiliki akuntan publik akan berpengaruh untuk mendeteksi kecurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL

PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL ( Survey pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya dan Wilayah Kerjanya) Deanti Nurfitriani S 103403115 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean governance) dalam penyelenggaraan organisasi

Lebih terperinci