PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL"

Transkripsi

1 PENGARUH JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL ( Survey pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya dan Wilayah Kerjanya) Deanti Nurfitriani S Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi deanti_nurfitriani@yahoo.com ABSTRACT The research objective to know (1) influence functional position auditor to internal audit quality (2) the influence competence auditor to internal audit quality (3) influence of functional position auditor and competence auditor to internal audit qualityon auditor at Inspektorat Tasikmalaya. Method used in this research is the analysis descriptive method with survey approach. Technique collecting the data is done by research field and literature conducted by interview and questionnaire while literature of the research is the literature related with the problem determined. The result showed that: (1) functional position auditor and competence auditor partially positive and significant influence on internal audit quality (2) functional position auditor and competence auditor simultaneously have a positive and significant impact on internal audit quality. Keywords: functional position auditor, competence auditor and internal audit quality ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh jabatan fungsional auditor terhadap kualitas audit internal (2) pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit internal (3) pengaruh jabatan fungsional auditor dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit internal pada auditor di Inspektorat Kota

2 Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara, dan kuesioner sedangkan penelitian kepustakaan yaitu dari berbagai literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menujukan bahwa (1) jabatan fungsional auditor dan kompetensi auditor secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit internal (2) jabatan fungsional auditor dan kompetensi auditor secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit internal. Kata kunci : Jabatan Fungsional Auditor, Kompetensi Auditor dan Kualitas Audit Internal PENDAHULUAN Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk menegakkan good governance dan clean government. Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan untuk mewujudkan good governance pada sektor publik antara lain meliputi penetapan standar etika dan perilaku aparatur pemerintah, penetapan struktur organisasi dan proses pengorganisasian yang secara jelas mengatur tentang peran dan tanggung jawab serta akuntabilitas organisasi kepada publik, pengaturan sistem pengendalian organisasi yang memadai, dan pelaporan eksternal yang disusun berdasarkan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Kondisi saat ini, masih ada daerah dalam penyelenggaraan pemerintahannya yang belum siap dengan sistem pemerintahan yang baru untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah sesuai dengan tatakelola pemerintahan yang baik. Banyak terjadi kasus di sejumlah daerah yang berkaitan dengan masalah korupsi, ketidakberesan, penyalahgunaan wewenang dan jabatan, pelanggaran, dan masih banyak lagi kasus pidana lainnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain

3 pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang auditing, akuntansi, dan industri klien. Syarat pengauditan pada Standar Auditing, meliputi tiga hal, yaitu : (SA Seksi 150 SPAP, 2001) 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya (kompetensinya) dengan cermat dan seksama. Selanjutnya, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum kedua menegaskan bahwa standar Audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996 lahir sebuah ketetapan baru pada PNS yang bekerja di instansi pemerintah yaitu Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan angka kreditnya. Instansi Pemerintah yang pertama kali menerapkan JFA adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelum lahirnya JFA, di BPKP telah dikenal adanya Pejabat Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP) yang telah dirintis sejak tahun Penerapan JFA mulai merambah ke instansi pengawasan lain seperti di lingkungan Inspektorat Jenderal Departemen/LPND pada tahun 2000 dan selanjutnya pada tahun 2003 mulai muncul di lingkungan Badan Pengawasan Daerah (Bawasda). Dengan penerapan JFA tersebut diharapkan akan tercipta profesionalisme di bidang pengawasan. OBJEK PENELITIAN Objek penelitian atau sering disebut unit pengamatan sesuatu yang akan menghasilkan karakteristik karakteristik atau sifat sifat yang akan menjadi

4 perhatian peneliti (Ahmad, Harapan : 2003). Tempat penulis melakukan penelitian serta mendapatkan bahan bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan ini dijadikan sebagai unit analisis atau subjek penelitian. Penulis melakukan penelitian pada auditor pemerintahan di Inspektorat Daerah Kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu terdiri dari : 1). Jabatan Fungsional Auditor; 2). Kompetensi Auditor; dan 3). Kualitas Audit Intern. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009 : 2). Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan Yaitu mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan dasar dasar teori yang baik melalui literatur yang ada serta bahan perkuliahan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. b. Penelitian Lapangan Yaitu pengembangan data mengenai audit sektor publik dan audit internal terhadap kualitas auditor yang ada untuk dijadikan analisa dan ditarik kesimpulan. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah diperoleh dan dikumpulkan melalui : 1. Wawancara, yaitu cara untuk mendapatkan data dengan mengadakan komunikasi secara langsung terhadap orang orang yang mengerti objek penelitian. 2. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan. Jenis Kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup, responden dapat memilih jawaban yang telah disediakan.

5 UJI KUALITAS DATA Pengujian Validitas Alat Ukur (Test Of Validity) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang di gunakan mengukur apa yang perlu di ukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai. Jika dari hasil analisis tersebut diperoleh r hitung r tabel pada α = 0,05 maka data tersebut adalah signifikan (valid) berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Sebaliknya bila r hitung < r tabel maka data tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak dapat diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Realibility) Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan konsisten dalam mengungkapkan fenomena tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Koefisien reliabilitas skala haruslah diusahakan setinggi mungkin, yang besarnya mendekati satu. Dalam menggunakan korelasi Cronbach s Alpha, keputusan uji reliabelitas ditentukan dengan menggunakan ketentuan jika reliabilitas intern seluruh item (r 1 ) r tabel (taraf signifikan 5%) maka item instrumen dinyatakan reliabel. Tapi jika reliabilitas intern seluruh item (r 1 ) < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Analisis Regresi Linier Ganda Dalam penelitian ini analisis regresi linier ganda dimaksudkan untuk memprediksi seberapa besar pengaruh variabel independen, dalam hal ini Jabatan Fungsional Auditor sebagai (X 1 ) dan kompetensi auditor sebagai (X 2 ) terhadap kualitas audit internal (Y).

6 Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis Analisis Data Prinsip pengklasifikasian jawaban responden yaitu berdasarkan jumlah skor tanggapan responden yang diperoleh, kemudian disusun kriteria penilaian terhadap setiap item pertanyaan. Penentuan kriteria penilaian skor jawaban responden didasarkan pada persentase skor yang dicapai terhadap skor yang ditargetkan. Skor yang dicapai diperoleh dari tanggapan responden, sementara skor yang ditargetkan adalah skor maksimum yang mungkin diperoleh dari total keseluruhan responden yang dihitung berdasarkan jumlah kuesioner yang kembali (Sugiyono : 2007). Pengujian Hipotesis 1. Analisis Koefisien Korelasi Ganda Analisis korelasi merupakan alat analisis yang digunakan untuk menghitung atau mengukur keeratan hubungan antara variabel yang akan diteliti. Jenis korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson. Untuk mengukur derajat hubungan antara variabel Jabatan Fungsional Auditor (X 1 ) dan variabel kompetensi auditor (X 2 ) terhadap variabel kualitas audit internal (Y), maka dilakukan analisis koefisien korelasi pearson berganda. Korelasi berganda menurut Sugiyono (2009) yaitu angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel lain. Adapun rumus korelasi pearson berganda adalah sebagai berikut: 2. Analisis Koefisien Determinasi Analsis koefesien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (r 2 ). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh independensi dan kompetensi auditor intern terhadap kinerja auditor intern. 3. Uji t Uji t digunakan dalam pengujian terhadap korelasi dimana dua atau lebih variabel independen berhubungan secara parsial (tidak bersamaan). 4. Uji F Uji F digunakan dalam pengujian signifikansi terhadap korelasi ganda dimana dua atau lebih variabel independen berhubungan secara simultan (bersamaan) terhadap variabel dependen

7 5. Penetapan Tingkat Signifikasi Taraf signifikasi (α) ditetapkan 5% ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kekeliruan 5%. Taraf signifikasi ini adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian sosial karena dianggap cukup lekat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

8 PEMBAHASAN Jabatan Fungsional Auditor dibentuk tahun 1996 dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 19/1996, dan diterapkan pertama kali di BPKP sebagai bentuk pengembangan lebih lanjut dari Pejabat Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PKP) yang telah dirintis sejak tahun 1983 di lingkungan BPKP. Sejalan dengan adanya tuntutan peningkatan profesionalisme di bidang pengawasan, maka pada tahun 2000/2001 JFA juga diterapkan di lingkungan Itjen Dep/LPND. Sedangkan di lingkungan Bawasda Prov/Kab/Kota, penerapan JFA baru mulai tahun 2003/2004. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 40 Tahun 2012 Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian (wasdalpeg) pada instansi pemerintah pusat dan daerah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Internal auditor harus mencerminkan keahlian dan ketelitian professional, seperti yang dikemukakan Hiro Tugiman (2009:27), adalah sebagai berikut : Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap audit internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan dari berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. Internal auditor harus mencerminkan keahlian dan ketelitian professional, seperti yang dikemukakan Hiro Tugiman (2009:27), adalah sebagai berikut : Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap audit internal. Pimpinan audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan dari berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan

9 keuangan. Para penggguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal penting harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan. AAA Financial Accounting Standard Committee (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan bahwa : kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor. HASIL PENGUJIAN DATA PENELITIAN Hasil pengujian data penelitian diperoleh dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrument penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan product moment pearson dengan menggunakan program aplikasi SPSS 18.0, untuk variabel X 1 (Jabatan Fungsional Auditor), variabel X 2 (Kompetensi Auditor) dan variabel Y (Kualitas Audit Internal) semua pertanyaan dinyatakan valid karena r hitung > r tabel, yaitu lebih besar dari 0,468. Sedangkan untuk uji reliabiltas semua variabel dikatakan valid karena nilai alfanya mendekati 1. Jabatan Fungsional Auditor pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya Berdasarkan rekapitulasi uji validitas dan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Jabatan Fungsional Auditor menyatakan bahwa auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya yang telah masuk dalam kategori Jabatan Fungsional Auditor merupakan yang telah profesional. Auditor telah mengikuti ujian sertifikasi dan diklat-diklat yang diselenggarakan pemerintah untuk menambah keahlian. Bahkan auditor telah mampu menemukan sekecil apapun penyimpangan yang terjadi pada objek yang diperiksanya sehingga dapat menyajikan laporan audit yang baik, akurat dan berkualitas.

10 Kompetensi Auditor pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya Berdasarkan rekapitulasi uji validitas dan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Kompetensi Auditor menyatakan bahwa kompetensi auditor pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya itu baik dan menunjang pada kinerja auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang baik pula. Dilihat dari pemahaman para auditor terhadap standar auditing yang berlaku dan pengetahuan lainnya yang mereka dapat dari pendidikan formal dan non formal. Faktor lamanya melakukan audit, jumlah klien dan jenis kasus juga akan menambah pengalaman auditor dan menjadi faktor utama untuk melahirkan diri yang lebih berkompeten. Sehingga pelaporan audit yang disajikan oleh orang-orang yang berkompeten akan meyakinkan auditee dan mampu memecahkan masalah yang terjadi. Kualitas Audit Internal pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya Berdasarkan rekapitulasi uji validitas dan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Kualitas Audit Internal menyatakan bahwa Kualitas Audit Internal yang disajikan oleh auditor dari Inspektorat Kota Tasikmalaya sangat baik. Menurut responden dari beberapa OPD di Kota Tasikmalaya sebagai wilayah kerja audior menilai kualitas audit internal yang disajikan auditor sangat akurat. Mereka menilai bahwa laporan selalu disajikan tepat waktu, jelas dan logis. Laporan dari auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya juga selalu memberikan rekomendasi untuk memecahkan masalah atau penyimpangan yang terjadi sesuai dengan temuan-temuan audit. Sehingga OPD pun dapat mengevaluasi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan auditor tersebut. Pengaruh Jabatan Fungsional Auditor Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit Internal Untuk mengetahui pengaruh Jabatan Fungsional Auditor secara parsial terhadap Kualitas Audit Internal, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah Jabatan Fungsional Auditor secara parsial berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal. Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS 16.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (Koefisien Korelasi) dan R Square/R 2 (Koefisien Determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau

11 korelasi antara Jabatan Fungsional Auditor terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 0,547 atau 54,7% dengan kategori sedang (Sugiyono, 2003:216). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan besarnya pengaruh Jabatan Fungsional Auditor terhadap Kualitas Audit Internal yaitu sebesar 0,300 atau 30%. Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung > t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung sebesar 2,533. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,120 sehingga t hitung > t tabel ( 2,533 > 2,120) dengan tingkat signifikansi 0,023 < 0,05. Dikarenakan t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Jabatan Fungsional Auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit Internal. Atas dasar uraian di atas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebuah jabatan akan mempengaruhi kualitas audit yang disajikan. Jabatan yang tinggi dan disyahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan pasti akan menghasilkan laporan yang akurat untuk membantu organisasi dalam memecahkan masalah yang terjadi sehingga semua aktivitas OPD akan berjalan lancar berkat rekomendasi dari auditor. Dengan demikian Jabatan Fungsional Auditor merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan kinerja auditor yang baik dalam pelaksanaan proses audit, kemampuan temuan audit, maupun dalam menerapkan sistem atau standar yang telah ditetapkan dalam melakukan pemeriksaan dan dapat menghasilkan hasil audit yang berkualitas. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu, dalam penelitian Moh. Bahrunsyah Lamatenggo, dkk (2011) tentang faktor-faktor kompetensi aparatur Inspektorat yang di dalamnya dibahas mengenai pengaruh sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Apabila kinerja auditor baik maka akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula. Pengaruh Kompetensi Auditor Secara Parsial terhadap Kualitas Audit Internal Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Auditor secara parsial terhadap Kualitas Audit Internal, maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis yang diajukan

12 adalah Kompetensi Auditor berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Audit Internal. Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS 16.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (Koefisien Korelasi) dan R Square/R 2 (Koefisien Determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 0,527 atau 52,7% dengan kategori sedang (Sugiyono, 2003:216). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan besarnya pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal yaitu sebesar 0,278 atau 27,8% Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung > t tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung sebesar 2,403. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka t tabel sebesar 2,120 sehingga t hitung > t tabel (2,403 > 2,120) dengan tingkat signifikansi 0,030 < 0,05. Dikarenakan t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi lebih kcil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Kompetensi Auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit Internal. Atas dasar uraian di atas, Kompetensi Auditor yang dimiliki auditor dalam suatu organisasi salah satu faktor penting dalam pencapaian kualitas audit internal yang baik. Semakin baik kompetensi auditor tersebut semakin baik dan akurat pula penyajian laporan auditnya. Apabila seorang auditor tidak berkompeten maka kemungkinan akan terjadi salah saji dalam pelaporan audit. Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu Christiawan (2002) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi Auditor yang dimiliki seorang auditor dalam sebuah organisasi menjadi hal penting karena kompetensi turut menentukan seberapa baik keterampilan yang dimiliki auditor. Dengan memenuhi standar auditing, kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, auditor akan lebih mudah menyajikan pelaporan dengan akurat. Berdasarkan hasil pengujian yang menunjukkan bahwa kemampuan yang dimiliki auditor APIP semakin meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan akan semakin meningkat pula. Hasil pengujian ini sekaligus mendukung Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah tentang Kompetensi.

13 Pengaruh Secara Simultan Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal pada Auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor secara simultan terhadap Kualitas Audit Internal, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Audit Internal, yang berarti apabila Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor ada dalam diri seorang auditor, maka akan menyebabkan pencapaian Kualitas Audit Internal yang baik pula. Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS 16.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (Koefisien Korelasi) dan R Square/R 2 (Koefisien Determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal sebesar 0,698 atau 69,8% dengan kategori kuat (Sugiyono, 2003:216). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan besarnya pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal yaitu sebesar 0,487 atau 48,7%. Artinya 48,7% variabilitas variabel Kualitas Audit Internal dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap Kualitas Audit Internal selain Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor adalah sebesar 51,2%. Dengan kriteria tolak Ho jika F hitung > F tabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai F hitung sebesar 7,126. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka F tabel sebesar 3,68 sehingga F hitung > F tabel (7,126 > 3,68) dengan tingkat signifikansi 0,007 yang berarti lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Dikarenakan F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha, artinya Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit Internal. Dengan demikian, apabila Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi ditanamkan pada diri seorang auditor maka Kualitas Audit Internalnyapun akan baik dan akurat.

14 Auditor harus terus menerus meningkatkan kemampuan/kompetensi dan metedologi audit. Dengan memperbaiki kemampuan dan metedologi audit, auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan mempunyai keahlian yang lebih baik untuk menilai ukuran kinerja atau pedoman kerja yang digunakan oleh auditor. Komponen pedoman auditor yang harus ditingkatkan meliputi kemampuan/kompetensi, manajerial dan konseptual yang terkait dengan auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Internal, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jabatan Fungsional Auditor pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa auditor tersebut telah menjadi tenaga profesionalisme. Artinya Jabatan Fungsional Auditor telah membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis. Kompetensi auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya sekarang ini dikatakan baik karena auditor tersebut memiliki pengetahuan, kemampuan dari berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas sehingga laporan audit akan objektif. Kualitas Audit Internal yang disajikan auditor kepada OPD di Kota Tasikmalaya umumnya sangat akurat. Hal ini terlihat dari interprestasi nilai total jawaban responden mengenai Kualitas Audit Internal dikatakan sangat baik karena auditor melakukan audit dan menyajikan audit tepat waktu, meyakinkan, jelas dan objektif. 2. Berdasarkan uji hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa Jabatan Fungsional Auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit internal pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden menunjukkan kategori sangat baik. Apabila seorang auditor disyahkan sebagai auditor ahli yang dalam hal ini Jabatan Fungsional maka kualitas auditnyapun akan baik dan akurat.

15 3. Berdasarkan uji hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit internal pada auditor di Inspektorat Kota Tasikmalaya. Hal ini terlihat dari interpretasi nilai total jawaban responden menunjukkan kategori sangat baik. Apabila kompetensi auditor mendukung setiap aktivitas-aktivitas dalam proses auditing maka akan menunjang untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dan akurat. 4. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa, Jabatan Fungsional Auditor dan kompetensi auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit internal. Artinya apabila seorang auditor memiliki jenjang yang profesional dan berkompeten maka akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas baik, jelas dalam menyajikan temuan audit dan memberikan rekomendasi yang baik untuk memecahkan masalah yang terjadi di OPD Kota Tasikmalaya. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Inspektorat Dilihat dari data kepegawaian Inspektorat diketahui jumlah auditor yang termasuk dalam kategori auditor ahli 8 orang dan auditor terampil 10 orang. Memang lebih banyak auditor yang telah berada dalam jenjang yang lumayan tinggi yaitu pada auditor terampil namun diharapkan semua auditor bisa naik ke jenjang jabatan yang lebih tinggi lagi agar Inspektorat Kota Tasikmalaya dikenal oleh OPD maupun masyarakat bahwa terdapat orangorang ahli yang berkompeten untuk melakukan proses audit. Auditor juga harus mengikuti pelatihan-pelatihan untuk lebih meningkatkan profesionalismenya seperti mengikuti diklat-diklat yang telah ditetapkan pemerintah. Disamping taat terhadap Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan), juga bisa menambah keahlian yang lebih dalam untuk melahirkan diri yang lebih berkompeten.

16 Selain itu, walaunpun banyak yang berpendapat bahwa seorang auditor tidak harus berpendidikan S1 Akuntansi namun dalam hal melakukan proses audit harus berpedoman pada standar auditing yang berlaku agar dapat menghasilkan kualitas audit internal yang baik sehingga mampu menemukan sekecil apapun penyimpangan untuk dapat diselesaikan dan ditindaklanjuti juga untuk dapat memberikan rekomendasi kepada OPD dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian yang dilakukan penulis meliputi pengaruh Jabatan Fungsional Auditor dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit internal, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit internal selain Jabatan Fungsional Auditor dan kompetensi auditor sehingga hasil penelitian tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis. DAFTAR PUSTAKA Al Haryono Jusup Auditing. Yogyakartaa: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Amir Abadi Jusuf Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Peraturan BPK-RI No. 1 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Harvita Yulian Ayuningtyas, Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit. Jurnal Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Hiro Tugiman Internal Auditing. Yogyakarta: Kanisius. Hiro Tugiman Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Huntoyungo, Siti Badriyah Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit. (Studi Pada Inspektorat Daerah Gorontalo). Tesis Ihyaul Ulum Audit Sektor Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Indra Bastian Audit Sektor Publik. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

17 Inspektorat Jenderal Kementrian Pertanian. Jabatan Fungsional Auditor ( Diakses: 28 Maret Mariani. Mahasiswa Akuntansi Indonesia. Proposal Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Motivasi Auditor Pada Inspektorat Kolaka Utara ( Diakses: 28 Maret Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya. Prima Consulting Group. Standar Profesi Audit Internal. ( Diakses: 28 Maret Rakata rakata. Standar Audit Internal ( Diakses: 28 Maret Ruslan Ashari, Pengaruh Keahlian, Independensi dan Etika Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Maluku Utara. Jurnal Skripsi. Program Sarjana Universitas Hasanudin Makassar. Sofyan Antonius. Pola Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor. (jdih.ristek.go.id/?q system/files/dokumentasi/ pdf ). Diakses: 28 Maret Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods) Bandung: Alfabeta. Tedi Rustendi. Audit Sektor Publik. Peraturan BPK No Standar Pemeriksaan Keuangan Negara ( Diakses: 28 Maret 2014.

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR INTERN DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERN

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR INTERN DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERN PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR INTERN DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT INTERN (Survey pada Perusahaan Skala Menengah Besar di Tasikmalaya) Dinda Ayu Wandira 083403094 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat birokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius oleh segenap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAANNYA ABSTRACT

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAANNYA ABSTRACT PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR INTERN TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAANNYA (Survei pada BPR yang Ada di Kota Tasikmalaya Tahun 2009) ==================================================================

Lebih terperinci

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan

Lebih terperinci

Arsha Karunia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Arsha Karunia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA APARAT INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR Arsha Karunia Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari

Lebih terperinci

Keywords: operational audit, internal control, effectivity of Selling.

Keywords: operational audit, internal control, effectivity of Selling. ABSTRACT The Influence of Operational Audit and internal Control Decisions effectivity selling (Survey at manufacturing companies in Tasikmalaya) Compiled : IRMA PRATIWI AGUSTINI 093403128 The Aims of

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Chusnul Khitam Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan ABSTRAK

Oleh : Muhammad Chusnul Khitam Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan ABSTRAK ANALIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI (LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGALAMAN, KOMPETENSI TEKNIK) TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN LAMONGAN) Oleh : Muhammad Chusnul Khitam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai diskusi ilmiah, korupsi diakui sebagai musuh bersama bagi masyarakat Indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi bukan hanya menimbulkan high cost

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada

Lebih terperinci

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama PERAN AUDIT INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung) Vicky Dzaky C. P. 0109U189 ABSTRAK Audit internal adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi perkembangan dunia yang semakin pesat, maka peranan penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi semakin penting. Dalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAHAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT KOTA SURAKARTA DAN JOGJAKARTA DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini adalah Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Ketaatan Kualitas Audit. Unit Penelitian yang penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah Inspektorat Kota Gorontalo. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaksanaan audit internal dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Studi empiris pada BUMN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Peneliti menggunakan metode kuantitatif dalam melaksanakan penelitian ini. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM)

ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) ABSTRAK Influence of The Professionalism of Internal Auditors to The Quality of Internal Auditing Implementation (Case Study at PT MEPROFARM) This study aimed to determine whether there was influence of

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT

PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (Studi Empiris di Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

Oleh: Nama : Reni Rulistiani Azkiya Tanggal Sidang : 04 Sept 2013 NPM : Jurusan : Akuntansi : Supiningtyas Purwaningrum, SE.

Oleh: Nama : Reni Rulistiani Azkiya Tanggal Sidang : 04 Sept 2013 NPM : Jurusan : Akuntansi : Supiningtyas Purwaningrum, SE. PENGARUH KEAHLIAN AUDITOR, KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN, HUBUNGAN PRIBADI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR Oleh: Nama : Reni Rulistiani Azkiya Tanggal Sidang : 04 Sept 2013 NPM : 25210750 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem pengendalian mutu memberikan panduan bagi Kantor Akuntan Publik dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya. Dalam perikatan jasa profesional, Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 28 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Moh. Nazir (2008;56), objek merupakan sesuatu yang dibicarakan dan yang dipikirkan sesuatu yang menjadi perhatian. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

ABSTRAK. : kompetensi, independensi, etik, kualitas audit

ABSTRAK. : kompetensi, independensi, etik, kualitas audit Judul : Analisis Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etik pada Kualitas Audit di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali Nama : Murtapa NIM : 1415 35 1213 ABSTRAK Kompetensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara (LAN). LAN didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1957 tertanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Data yang digunakan hanya

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian secara verbal, sistematis, faktual, dan akurat mengenai ciri-ciri dan

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian secara verbal, sistematis, faktual, dan akurat mengenai ciri-ciri dan BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif. Pendekatan deskriftif digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian secara

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi obyek penelitian adalah Pengaruh Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

Lebih terperinci

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) Putri Mardiani Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Kotak POs 164 ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan 43 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan pencegahan kecurangan. Penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam Penelitian ini adalah karyawan PT. Telkom Indonesia.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam Penelitian ini adalah karyawan PT. Telkom Indonesia. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Karakteristik Responden Penelitian Responden dalam Penelitian ini adalah karyawan PT. Telkom Indonesia. Tbk Divisi Acess Makassar sebanyak 50 orang terpilih berdasarkan populasinya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian. 1 2 Identifikasi Masalah.. 3 3 Maksud dan Tujuan Penelitian.. 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah harus melakukan reformasi dalam segala aspek pengelolaan keuangan daerah. Salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 48 BAB IV ANALISIS DATA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi skeptisisme profesional auditor pada KAP di Yogyakarta. Sesuai dengan permasalahan dan perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada kepercayaan publik. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja pemerintah saat ini menjadi sorotan masyarakat. Hal tersebut diketahui karena banyaknya pemberitaan-pemberitaan di media masa mengenai demonstran-demonstran

Lebih terperinci

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang) Ponny Harsanti, Aprilia Whetyningtyas 1 Diterima : 6 Sepember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada Inpspektorat Propinsi Gorontalo. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Secara umum metode penelian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat tersebut ditandai dengan diterapkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti secara kritis dan sistematis yang meliputi identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi

Lebih terperinci

Lampiran I: Daftar Kuesioner

Lampiran I: Daftar Kuesioner Lampiran I: Daftar Kuesioner PA S C A S E K O L A H S A R J A N A DAFTAR KUESIONER: PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DI INSPEKTORAT KABUPATEN TAPANULI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh selama penelitian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sehingga dapat memperjelas gambaran

Lebih terperinci

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Auditor harus mempunyai kemampuan. Kemampuan tersebut terangkum dalam:

BAB I. PENDAHULUAN. Auditor harus mempunyai kemampuan. Kemampuan tersebut terangkum dalam: BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Auditor harus mempunyai kemampuan. Kemampuan tersebut terangkum dalam: pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), perilaku (straits), dan nilai kemanfaatan (Usefulness).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No.60 tahun

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemberantasan tindakan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan mendukung

Lebih terperinci

Disusun Oleh: LISTYA RINI B PROGRAM

Disusun Oleh: LISTYA RINI B PROGRAM PENGARUH INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, PENGALAMAN KERJA, PENGETAHUAN, DAN INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (Studi Kasus pada Inspektorat Tingkat Kabupaten di Surakarta, Karanganyar, dan Sragen) NASKAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada satuan kerja Inspektorat Kota Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah auditor pemerintah yang bekerja pada inspektorat tingkat kota/kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL (Pada Tiga Perusahaan BUMN di Bidang jasa Bandung)

PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL (Pada Tiga Perusahaan BUMN di Bidang jasa Bandung) PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL (Pada Tiga Perusahaan BUMN di Bidang jasa Bandung) R. Ait Novatiani Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama - Bandung email : aitnovatiani@gmail.com

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian asosiatif karena penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan 46 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Responden yang menjadi objek penelitian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuesioner yang di sebar berjumlah

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subyek penelitian menerangkan target populasi penelitian dan atau sampel penelitian yang relevan denga tujuan penelitian. Sedangkan obyek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, 51 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Pengawasan (X 1 ), yaitu persepsi karyawan pelaksana terhadap pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci