THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency)"

Transkripsi

1 THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency) ISLAMIA PUTRI ANDINI Program Study Accounting of Economic Faculty University Tasikmalaya ABSTRACK The purpose of this study was to recognize (1) Implementation of Intern Control Government System, Internal Audit and Good Governance; (2) influence of Implementation of Intern Control Government System and Intern Audit simultaneously to Good Governance; (3) correlation among Implementation of Intern Control Government System and Internal Audit partially to Good Governance. This research used descriptive method with survey approach. Data was collected used primary data that obtained directly from subjects or The Offices of The Ciamis Regency and secondary data was from literature. Results showed: (1) Implementation of Intern Control Government System, Internal Audit and Good Governance at The Offices of The Ciamis Regency was good; (2) Implementation of Intern Control Government System and Intern Audit simultaneously significant influence on Good Governance; (3) Implementation of Intern Control Government System partially not significant influence on Good Governance and Internal Audit partially significant influence on Good Governance. Keywords: Implementation of Intern Control Government System, Intern Audit, and Good Governance

2 PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNANCE (Studi Kasus pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis) ISLAMIA PUTRI ANDINI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Audit Internal, dan Good Governance; (2) Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan terhadap Good Governance; (3) Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara parsial terhadap Good Governance. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan survey. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Hasil penelitian meninjukkan bahwa: (1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Audit Internal, dan Good Governance menunjukkan kondisi yang baik; (2) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Audit Internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance; (3) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Governance dan Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Kata kunci : Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Audit Internal, dan Good Governance

3 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan otonomi daerah dipicu oleh keinginan setiap daerah untuk memajukan daerahnya agar lebih unggul daripada daerah lainnya. Salah satunya dengan mewujudkan good governance. Good Governance merupakan tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam melakukan tugasnya sebagai wakil rakyat. Terkait dengan hal tersebut, maka good governance merupakan masalah mendasar yang harus secara serius diperhatikan oleh jajaran pemerintah. Adapun faktor pendukung dalam keberhasilan good governance adalah diperlukannya sistem pengendalian intern pemerintah dan sistem audit internal yang memadai pada Instansi pemerintah. Selain itu, faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah pembangunan sumber daya manusia sebagai pelaku good governance. Sehubungan dengan itu, pemerintah juga memerlukan adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berkaitan dengan sistem audit internal laporan keuangan yang merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah juga merupakan sistem pengendalian yang harus diterapkan dalam lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terutama pada Kantor Dinas di Kabupaten Ciamis dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyusunan kinerja pemerintah. Tujuan dari pengendalian intern akan tercapai jika kelima elemen pengendalian intern telah dilaksanakan. Lima elemen pengendalian intern yaitu : lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan (PP No.60 tahun 2008). Dalam pengendalian intern, tidak lepas dari peran audit internal didalamnya. Audit internal memberikan laporan hasil penilaian atau opini kepada manajemen atau pimpinan instansi terkait berupa penyediaan informasi dan ketetapan laporan keuangan yang dibutuhkan sebagai tolak ukur untuk membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional pemerintah yang memberikan pendapat dan rekomendasi yang dijadikan dasar dalam membantu pengambilan keputusan pemerintah untuk mencapai mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance).

4 Didalam pemerintahan, audit internal berperan dalam pemeriksaan laporan keuangan daerah untuk menghindari adanya penyalahgunaan laporan keuangan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab yang akan menghambat terwujudnya pemerintahan yang bersih. Keberhasilan terwujudnya good governance tidak lepas dari manajemen pengelolaan keuangan daerah dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian berupa opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu: opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini Tidak Wajar (TW), dan pernyataan menolak atau Tidak Memberi Pendapat (TMP) (PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan). Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dan audit internal terhadap good governance. Merujuk hal diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul: PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNANCE. Dimana penulis melakukan studi pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis yang telah mendapat opini audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Wajar Tanpa Pengecualian yang diperoleh dari BPK RI atas laporan keuangan tahun 2014 dan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal terhadap Good Governance, pengaruh penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan terhadap Good Governance, dan pengaruh penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara parsial terhadap Good Governance. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, audit internal dan good governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis. 2. Bagaimana pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dan audit internal secara simultan terhadap good governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis. 3. Bagaimana pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dan audit internal secara parsial terhadap good governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

5 METODE PENELITIAN Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis. Operasionalisasi Variabel Pada penelitian ini, penulis yang menjadi variabel dependen adalah Good Governance, sedangkan variabel independen adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal. Adapun indikator variabel Good Governance yaitu partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum, transparansi, peduli pada stakeholder. Berorientasi pada konsensus, kesetaraan, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis. Indikator Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan dan indikator variabel audit internal yaitu evaluasi pengelolaan risiko, evaluasi pengendalian, dan evaluasi proses governance. Sampel Penelitian Untuk menentukan sampel penelitian akan digunakan teknik pengambilan sampel yaitu Nonprobability Sampling dengan jenis Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah jenis sampel yang teknik pengambilan dilakukan dengan cara sengaja artinya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Sampel tidak dilakukan secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Berdasarkan pertimbangan diatas, sampel penelitian yaitu 14 Kantor Dinas pada Kabupaten Ciamis. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dengan menyebar angket kuesioner penelitian mengenai ketiga variabel diatas pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis.

6 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, angket kuesioner penelitian ini diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reabilitas untuk mengetahui tiap-tiap pernyataan didalam kuesioner layak atau tidak dimasukkan ke dalam pengolahan data selanjutnya. Pengujian Data Pengujian data dari hasil uji validitas dan uji reabilitas selanjutnya diuji ke dalam pengujian data menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakan model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah dalam pengujian diatas. Kemudian di analisis dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, koefisien korelasi, dan penetapan signifikansi α0,05 dan penetapan hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t. Hipotesis 1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan audit internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance 2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. 3. Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. PEMBAHASAN Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Berdasarkan data-data yang diperoleh penulis, baik melalui wawancara maupun penyebaran angket kuesioner penelitian pada 14 Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dapat terlihat dari tanggapan responden mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam klasifikasi baik, artinya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sudah mulai diterapkan di lingkungan Instansi Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik, penyelenggaraan pemerintah tentu memliki kegiatan yang cukup banyak dan sangat luas, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, pengawasan hingga evaluasi. Untuk mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang baik tersebut pemerintah membentuk suatu sistem yang dapat mengendalikan seluruh kegiatan

7 penyelenggaraan pemerintahan. Sistem yang dimaksud adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Intern pemerintah merupakan salah satu alat pengendalian pemerintah dalam mejalankan tugasnya sebagai lembaga aspirasi masyarakat di lingkungan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat melalui Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Dengan adanya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diharapkan dapat menciptakan kondisi dimana terdapat budaya pengawasan terhadap seluruh organisasi dan kegiatan sehingga dapat mendeteksi terjadinya kemungkinan penyimpangan serta meminimalisir terjadinya tindakan yang dapat merugikan Negara, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Sistem Pengendalian Intern Pemerintah No Pernyataan Skor yang Skor yang ditargetkan diperoleh Kategori (1) (2) (3) (4) (5) 1 Bagaimana jika Instansi Pemerintah Sangat menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk Baik para pegawai 2 Melakukan mekanisme saling uji antar kantor dalam Instansi Pemerintah Baik 3 Melakukan penilaian risiko yang timbul yang dapat menghambat pencapaian tujuan Instansi Pemerintah Baik 4 Melakukan pengamanan dan pengendalian atas Cukup akses informasi agar tidak tersebar ke pihak yang Baik bertanggungjawab 5 Memberikan informasi dan mengimplementasikan ke seluruh pegawai mengenai kebijakan dan prosedur atas pengamana fisik aset Baik 6 Melakukan perbandingan secara terus menerus data pencapaian kinerja dengan sasaran yang Baik ditetapkan 7 Menginformasikan dan menetapkan syarat dan ketentuan otorisasi kepada pegawai atas transaksi Baik

8 dan kejadian yang penting 8 Memberikan batasan atas akses sumber daya hanya kepada pihak yang berwenang Baik 9 Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menugaskan pegawai yang bertanggungjawab atas Baik penyimpanan sumber daya dan pencatatannya 10 Pimpinan Instansi memiliki tanggung jawab atas keakuratan dokumentasi yang mencakup seluruh sistem pengendalian serta kejadian dan transaksi Baik yang penting 11 Instansi wajib menyediakan berbagai bentuk sarana dan prasarana komunikasi Baik 12 Pimpinan Instansi Pemerintah meyelenggarakan pemantauan berkelanjutan dalam pelaksanaan Baik tugas 13 Melakukan tindak lanjut rekomendasi atas hasil audit Baik Jumlah 752 Audit Internal Kewajiban pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit berdasarkan Undang-Undang di Bidang Keuangan Negara Pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas penyelenggara pemerintahan kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan legislatif. Berdasarkan hasil tanggapan responden atas kuesioner yang disebar ke 14 Kantor Dinas Kabupaten Ciamis menunjukkan bahwa audit internal dalam pencapaian tujuan, pelaporan keuangan, manajemen risiko, dan evaluasi kinerja aparatur pemerintah pada Instansi Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam keadaan sangat baik. Salah satu peranan audit internal dalam pemerintahan adalah sebagai alat evaluasi atau pemeriksa keuangan dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pelaporan keuangan yang baik juga merupakan upaya untuk mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih, terlebih dalam menuntaskan penyimpangan dan kecurangan serta memberantas KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dan juga sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja aparatur pemerintah dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga aspirasi masyarakat. Ini terbukti dengan diperolehnya opini audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2015 dengan opini Wajar Tanpa

9 Pengecualian atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) melalui surat yang dikeluarkan BPK RI pada 6 Juni 2016, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Audit Internal No Pernyataan Skor yang Skor yang ditargetkan diperoleh Kategori (1) (2) (3) (4) (5) 1 Auditor mengidentifikasi risiko yang signifikan dapat memberikan kontribusi terhadap Baik peningkatan pengelolaan risiko 2 Auditor melakukan evaluasi risiko signifikan pada area pemeriksaan yang mendapat penanganan di Instansi Pemerintah Baik Auditor melakukan evaluasi terhadap 3 kecukupan dan efektivitas sistem pengendaliaan intern Baik Auditor melakukan review sasaran dan tujuan kegiatan operasi Baik Evaluasi rancangan dan program dalam pengelolaan kinerja Baik Pengamanan aset organisasi untuk penggunaan Sangat yang berlebihan dan tidak bertanggungjawab Baik Auditor ikut menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai Baik Melakukan evaluasi rancangan implementasi, efektivitas kegiatan, program dan sasaran Instansi Pemerintah Baik Auditor berperan dalam melakukan pengembangan nilai etika dalam organisasi Baik Auditor sebagai pengawas pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan bertanggungjawab Baik Auditor memberikan informasi mengenai risiko dan pengendaliannya Baik Auditor melakukan evaluasi atas kinerja Pimpinan, Badan Pengawas, dan para pegawai Baik di lingkungan Instansi Pemerintah Jumlah 713 Good Governance Keberhasilan tata kelola pemerintahan yang baik tidak terlepas dari sistem pengendalian intern pemerintah dan sistem audit didalamnya. Suatu pemerintahan dianggap memiliki pemerintahan yang baik jika sudah melaksanakan prinsip-prinsip good governance diantaranya partisipasi masyarakat, akuntabilitas, transparan, berorientasi pada konsensus, supremasi hukum, bervisi strategis, efektifitas dan efisiensi, peduli pada stakeholder, dan kesetaraan.

10 Berdasarkan hasil penelitian dengan menyebar kuesioner penelitian pada 14 Kantor Dinas Kabupaten Ciamis, pelaksanaan good governance di lingkungan Instansi Pemerintah telah dilaksanakan dengan sangat baik. Itu berarti Pemerintah Kabupaten Ciamis telah melaksanakan kesembilan prinsip-prinsip dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik. Kesembilan prinsip diatas tercermin secara jelas dalam proses penganggaran, pelaporan keuangan, dan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Good Governance (Y) No Pernyataan Skor yang Skor yang Kategori ditargetkan diperoleh (1) (2) (3) (4) (5) 1 Masyarakat ikut serta dalam proses pembuatan Baik keputusan serta kebebasan untuk mengeluarkan pendapat 2 Pemerintah dalam menegakkan hukum harus adil Baik dan bijaksana 3 Hak Asasi Manusia dijungjung tinggi Baik 4 Memperkuat aturan dan ketentuan nilai dan norma yang ada di masyarakat Sangat Baik 5 Menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap Sangat Baik kinerja Instansi Pemerintah 6 Memberikan kemudahan dalam memperoleh Baik informasi yang akurat dan memadai 7 Menyelenggarakan pelayanan publik yang tepat Baik waktu, kelengkapan sarana dan prasarana serta pelayanan yang ramah dan disiplin 8 Bertindak sebagai mediator bagi berbagai Sangat Baik kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan 9 Mendapat peluang yang sama dalam Baik meningkatkan kesejahteraan 10 Semua proses dan kelembagaan diarahkan untuk Baik menghasilkan sesuatu yang sesuai kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya terhadap sumber daya yang ada 11 Para pengambil keputusan bertanggungjawab Sangat Baik kepada publik sesuai dengan jenis keputusannya 12 Pemimpin dan masyarakat memiliki pemikiran Sangat Baik yang luas dan jangka panjang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan manusia Jumlah 739

11 Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan terhadap Good Governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis Secara simultan kedua variabel bebas tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap Good Governance dengan koefisien korelasi (R) memiliki arah positif sebesar 0,983 dan R 2 (R square) 0,966 menunjukkan bahwa kedua variabel bebas mempunyai pengaruh positif terhadap Good Governance, artinya secara simultan variabel bebas tersebut memberikan pengaruh sebesar 96,6% terhadap Good Governance dan sisanya sebesar 3,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti, seperti ketatatan terhadap perundang-undangan, akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah, pengelolaan keuangan daerah, komitmen organisasi, dan kinerja aparatur pemerintah daerah. Hal tersebut didukung oleh pengujian hipotesis yang menghasilkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan F hitung (158,434) > F tabel (3,98) dengan df1 = 2, df2 = 11 dan α 0,05. Menurut Mardiasmo (2004:205) untuk mendukung terciptanya pemerintahan yang baik (good governance) terdapat tiga aspek utama yang perlu diperhatikan yaitu, pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Ketiga unsur tersebut tentunya memiliki fungsi dan aplikasinya yang berbeda pula. Pengendalian intern adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif (Pemerintah). Dengan adanya pengendalian intern yang efektif maka tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien, pelaporan keuangan dilakukan dengan andal, pengamanan aset dapat dilakukan dan mendorong ketaatan kepada peraturan (Mardiasmo, 2004: 208). Di samping itu, pelaksanaan pengendalian intern harus diuji efektifitasnya. Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan apakah pengendalian telah berjalan seperti yang dirancang, dan apakah orang yang melaksanakan memiliki kewenangan serta kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan pengendalian itu secara efektif (A.Arens:2008). Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan (Mardiasmo, 2004 :205). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyudi (2009) dari penelitian tersebut di peroleh hasil bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap pelaksanaan good governance, peran auditor internal

12 berpengaruh positif signifikan terhadap pelaksanaan good governance, dan pengawasan dari masyarakat mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap pelaksanaan good governance Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Secara Parsial terhadap Good Governance Berdasarkan Uji t diperoleh nilai t hitung sebesar lebih kecil dari t tabel sebesar 1,79588 dengan df = = 11 dan nilai signifikansi α0,05 yaitu sebesar 0,840 > 0,05. Ini menunjukkan bahwa Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Good Governance. Koefisien korelasi (r) memiliki arah negatif sebesar -0,062 dan koefisien determinasi untuk nilai ( r 2 ) 100% = (0,062) 2 100% = 0,0038 atau 0,38% secara parsial yaitu Sistem Pengendalian Intern Pemerintah memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap Good Governance. Nilai B yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS 16.0 yaitu sebesar -0,025 artinya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X 1 ) berpengaruh negatif terhadap Good Governance (Y). Pengaruh negatif diartikan bahwa semakin meningkat Sistem Pengendalian Intern Pemerintah maka semakin menurun pada Good Governance. Jadi, dapat disimpulkan Penerapan Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana Sari yang menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern Pemerintah memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan penelitian yang dilakukan oleh Ruspina (2013) bahwa tidak terdapat pengaruh sistem pengendalian internal pemerintah dengan penerapan good governance Pengaruh Audit Internal Secara Parsial terhadap Good Governance Berdasarkan Uji t diperoleh nilai t hitung sebesar lebih besar dari t tabel sebesar 1,79588 dengan df = = 11 dan nilai signifikansi α0,05 yaitu sebesar 0,001 < 0,05. Ini menujukkan Audit Internal secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Good Governance. Koefisien korelasi (r) memiliki arah positif sebesar 0,803 dan koefisien determinasi untuk nilai ( r 2 ) 100% = (0,803) 2 100% = 0,645 atau 64,5 % yaitu Audit Internal berpengaruh secara parsial terhadap Good Governance dan sisanya berpengaruh 35,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti pengawasan terhadap DPRD,

13 standar akuntansi pemerintahan yang baku, tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah, dan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Nilai B yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS 16.0 yaitu sebesar 0,925 artinya Audit Internal (X 2 ) berpengaruh positif terhadap Good Governance (Y), berarti semakin meningkat Audit Internal, maka akan meningkat pada Good Governance. Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan (Mardiasmo, 2004 :205). Auditor pemerintahan merupakan salah satu elemen penting lainnya yang mempengaruhi terciptanya good governance dan ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2004 :218), yang menyatakan good governance akan tercapai jika lembaga pengawasan dan pemeriksa berfungsi secara baik. Jadi, dapat disimpulkan Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2009) bahwa peran auditor internal berpengaruh positif terhadap pelaksanaan good governance pada instansi pemerintah Kota Padang. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh Penerapan Sistem Pengensalian Intern Pemerintah dan Audit Internal terhadap Good Governance pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang telah dicapai oleh Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dengan menggunakan indikator diantaranya lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun2008 menunjukkan dalam kondisi yang baik. Audit Internal yang telah dicapai oleh Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dengan menggunakan indikator evaluasi pengelolaan risiko, evaluasi pengendalian, dan evaluasi proses governance menunjukkan kondisi yang sangat baik. Good Governance yang telah dicapai oleh Kantor Dinas Kabupaten Ciamis dengan menggunakan indikator partisipasi

14 masyarakar, tegaknya supremasi hukum, transparansi, peduli pada stakeholder, berorientasi kepada konsensus, kesetaraan, efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis menunjukkan kondisi yang sangat baik. 2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Audit Internal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. 3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Good Governance dan Audit Internal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Good Governance. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang dharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan Kantor Dinas yang berada di Kabupaten Ciamis maupun pada peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Dinas dan Intansi Pemerintah Kabupaten Ciamis a. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah lebih diwujudkan secara nyata dalam menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik terutama pada indikator-indikator yang belum terlaksana dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. b. Peranan Audit Internal dalam mengevaluasi kinerja dan pengelolaan aset dan keuangan daerah harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan agar lebih baik kedepannya dengan cara menetapkan indikator kinerja yang memadai sebagai dasar pengukur kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penelitian dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam karena penelitian ini hanya dilakukan pada Kantor Dinas Kabupaten Ciamis. b. Penelitian selanjutnya dapat memasukkan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi tercapainya Good Governance, seperti kepatuhan terhadap peraturan

15 perundang-undangan, standar audit yang jelas yang ditetapkan pada Kantor Dinas secara internal DAFTAR PUSTAKA Abdul Wahab, Solichin Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara: Jakarta Abdul Hamang.2005.Metode Statistika. Edisi Pertama. Graha Ilmu:Yogyakarta. Agoes, Sukrisno Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Publik. Jakarta: Salemba Empat Anonim. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Ciamis. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Annisa Rahmi Surmaliani Pengaruh Pengawasan Intern Dan Akuntan Penatausahaan Keuangan Daerah Terhadap Good Governance. Skripsi Universitas Siliwangi. Tasikmalaya. Duwi Priyatno.2016.Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya Dengan SPSS.Yogyakarta.Gava Media Tjokroamidjojo, Bintoro Paradigma Baru Manajemen Pembangunan Gujarati. Damodar Ekonometri Dasar. Terjemahan. Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga Habibie Pengaruh Pengawasan DPRD, Pengendalian Internal, dan Peran Auditor Internal terhadap Good Governance (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Solok). Skripsi. Universitas Negeri Padang Halim, Abdul dan Theresia Damayanti Pengelolaan Keuangan Daerah. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN: Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Hardjasoemantri Prinsip-prinsip Good Governance Mardiasmo Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta. Maylia Pramono dan Raharja.2012.Peran Audit Internal Dalam Upaya Andi. Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Badan Layanan Umum (BLU) Di Indonesia. Skripsi Universitas Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro. Mulyadi Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat: Jakarta Sistem Akuntansi. Yogyakarta: YKPN

16 Ristanti, Ni Made Asih. dkk Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Komitmen Organisasi terhadap Pnerapan Good Governance (Studi Kasus pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan). Jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja Ruspina, Depi Oktia Pengaruh Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah, Pengelolaan Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (Spip) Terhadap Penerapan Good Governance (Studi Empiris Pada Pemerintahan Kota Padang). Skripsi. Universitas Negeri Padang. Santoso, Singgih Statistik Parametrik. PT. Gramedia Pustaka Utama: Sari, Diana. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Implementasi Jakarta Standar Akuntansi Pemerintahan, Penyelesaian Temuan Audit Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Implikasinya terhadap Penerapan Prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Widyatama. Sawyer s Audit Internal. Edisi Kelima. Salemba Empat: Jakarta Sedamayanti Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan Kelima. PT. Refika Aditama: Bandung Good Governnce (Kepemerintahan Yang Baik) Membangun Sistem Manajemen Kinerja guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance. Bandung: Mandar Maju Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: ALFABETA Supranto, J Statistik: Teori dan Aplikasi. Erlangga: Jakarta. Susanti Widyawati, dkk. Pengaruh Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah, Pengelolaan Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Penerapan Good Governance. Skripsi Universitas Mataram. Tugiman, Hiro Audit Internal. Cetakan Kesembilan. Kanisius Ulum, Ihyaul:2008. Akuntansi Sektor Publik. UMM: Press Mulyawati, Vera Pengaruh Audit Intern Dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi Universitas Siliwangi. Tasikmalaya. Wahyudi, Kurnia Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Peran Auditor dan Pengawasan Dari Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Good Governance. Skripsi. UNP. Padang. dan

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya) NIKEN NUR ANJANI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA) Putri Mardiani Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Kotak POs 164 ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara Pemerintah

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO OLEH LUSIANA LAMUSU NIM 921409123 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No.60 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia berimplikasi pada akuntabilitas dan transparansi sistem pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian sasaran sesuai dengan upaya untuk mewujudkan suatu iklim pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat menjalankan amanah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi bidang keuangan negara di Indonesia ditandai dengan pemerintah menerbitkan paket tiga undang-undang bidang keuangan negara yaitu Undang-undang nomor

Lebih terperinci

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan menyediakan atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran

BAB I PENDAHULUAN. serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai diskusi ilmiah, korupsi diakui sebagai musuh bersama bagi masyarakat Indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi bukan hanya menimbulkan high cost

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah. Judul : Pengaruh Good Governance, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Bima) Nama : M Rayindha

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAHAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT KOTA SURAKARTA DAN JOGJAKARTA DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governace merupakan function of governing, salah satunya mengandung prinsip untuk memberikan pelayanan masyarakat yang baik oleh jajaran pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai konsekuensi atas pelaksanaan otonomi daerah, yang ditandai dengan lahirnya UU No. 22 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Semua pihak termasuk pemerintah mencoba mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari hasil rumusan kebijakan dan program yang cermat dan tepat. Salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin mewujudkan clean and good governance. dalam tataran pelaksanaannya akan menjadi tidak efektif apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin mewujudkan clean and good governance. dalam tataran pelaksanaannya akan menjadi tidak efektif apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem remunerasi pertama kali diterapkan di Indonesia pada tahun 2007. Sistem ini diterapkan untuk mendukung diberlakukannya Kebijakan Reformasi Birokrasi yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governance merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governance merupakan function of governing, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governance merupakan function of governing, salah satunya mengandung prinsip untuk memberikan pelayanan masyarakat yang baik oleh jajaran pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena terjadinya krisis

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap daerah memiliki kewenangan yang semakin besar untuk mengatur pemerintahannya sendiri, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami secara berbeda tergantung pada konteksnya. Dalam konteks pemberantasan Korupsi, Kolusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan hal yang. pemberi pelayanan publik kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan hal yang. pemberi pelayanan publik kepada masyarakat. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perubahan paradigma baru tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah yang ditandai dengan keluarkannya PP Nomor 27 Tahun 2014 yang merupakan ketentuan pasal

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan dan cita-cita bangsa yang diamanatkan dalam undang-undang. Apapun bentuk organisasinya, fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini wajar, karena beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang mengarah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah sehingga pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah sehingga pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beralihnya sistem pemerintah dari sentralisasi menjadi desentralisasi, menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah sehingga pembangunan yang tadinya dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu bentuk keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pengelolaan keuangan daerah mempunyai dampak langsung terhadap keberhasilan otonomi daerah dan sumbangan yang besar dalam upaya mewujudkan akuntabilitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan salah satu perkembangan yang terjadi ditiaptiap

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan salah satu perkembangan yang terjadi ditiaptiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan salah satu perkembangan yang terjadi ditiaptiap negara. Era globalisasi yang muncul di Indonesia menuntut pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2012 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti ingin memilki tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata kelola tersebut perlunya sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

Arsha Karunia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Arsha Karunia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA APARAT INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR Arsha Karunia Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tuntutan masyarakat semakin meningkat atas pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance diartikan sebagai kepemerintahan yang

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA Diana Tambunan Manajemen Administrasi ASM BSI Jakarta JL. Jatiwaringin Raya No.18, Jakarta Timur diana.dtb@bsi.ac.id ABSTRACT: This study aimed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan adanya reformasi atau pembaharuan di dalam sistem pertanggungjawaban keuangan daerah, sistem lama yang selama ini digunakan oleh Pemda yaitu Manual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan. Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan. Akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolaan keuangan pemerintah melakukan reformasi dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 mewajibkan Presiden dan Gubernur/Bupati/Walikota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945. 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal dari reformasi sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Reformasi sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik organisasi sektor publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi

BAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era Otonomi Daerah seperti sekarang ini, penerapan prinsip-prinsip good governance sangat penting dalam pelaksanaan anggaran belanja pemerintah baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. maupun di daerah, unit-unit kerja pemerintah, departemen dan lembaga-lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor publik di Indonesia semakin menguatnya tuntutan pelaksanaan akuntabilitas publik oleh organisasi sektor publik baik di pusat maupun di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung di Indonesia telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta ekonomi, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, program reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Pada DPPKAD Kota Gorontalo) Oleh FEMI BAGOE NIM: 921409149 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemberantasan tindakan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah menuntut pemerintah harus memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya kepedulian masyarakat terhadap kinerja dari pemerintah, menandakan bahwa masyarakat telah sadar tentang pentingnya pemerintahan yang baik. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah sendiri sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999 dan Undang- Undang No. 25 tahun 1999 oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government Governance, termasuk di Indonesia.

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Sistem pengendalian intern pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, kinerja individu.

Abstrak. Kata Kunci: Sistem pengendalian intern pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, kinerja individu. Judul : Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Individu dengan Motivasi Kerja sebagai Pemoderasi (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama

Jurnal : Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Vicky Dzaky C. P. (0109U189) Universitas Widyatama PERAN AUDIT INTERNAL DALAM UPAYA MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Studi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung) Vicky Dzaky C. P. 0109U189 ABSTRAK Audit internal adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS... DAFTAR ISI LEMBAR JILID... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: audit internal dan good corprate governance

ABSTRAK. Kata-kata kunci: audit internal dan good corprate governance ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh peranan audit internal terhadap penerapan good corporate governance pada perusahaan BUMN di Bandung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk menyediakan /memproduksi barang-barang publik. Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan pemerintah harus dilaksanakan untuk mewujudkan tata kelola keuangan pemerintahan yang baik. Sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak diberlakukannya otonomi daerah pemerintah diberikan kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan semua urusan pemerintah. Perubahan pada sistem pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah

Lebih terperinci

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme No.51, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Sistem. Pengendalian. Intern. Pemerintah. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance and clean government), maka penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci