KATEGORI BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI RUKOH BANDA ACEH
|
|
- Hadi Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KATEGORI BULLYING PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI RUKOH BANDA ACEH BULLYING CATEGORIES IN SCHOOL AGE CHILDREN IN MADRASAH STATE RUKOH BANDA ACEH Muslem 1 ; Hasmila S 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Muslemjuli@yahoo.com ; Hasmila_sari@yahoo.com ABSTRAK Bullying merupakan salah satu masalah yang sering dialami anak. Beberapa jenis bullying yang sering terjadi diantaranya meliputi bullying fisik, bullying verbal, bullying mental/psikologis dan bullying seksual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kategori bullying pada anak usia sekolah di MIN Rukoh Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan sampel 88 orang, menggunakan teknik pengambilan sampel proportional sampling. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal Juli 16, dengan alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner dengan cara wawancara. Pengolahan data menggunakan analisa univariat. Hasil penelitian diketahui bullying pada anak usia sekolah di MIN Rukoh Banda Aceh berada pada kategori bullying sedang (53,4%), dengan bullying fisik pada kategori bullying sangat berat (40,9%), bullying verbal pada kategori tidak ada bullying (27,3%), bullying mental/psikologis pada kategori bullying sangat berat (27,3%), dan bullying seksual pada kategori tidak ada bullying (100%). Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi kepada pihak sekolah terkait dengan kasus bullying pada anak usia sekolah, sehingga dapat mengupayakan tindakan pencegahan terjadinya perilaku bullying pada anak, dengan memaksimalkan pemantauan terhadap perilaku anak serta menambahkan bimbingan tentang pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci : Bullying, Anak usia sekolah ABSTRACT Bullying is one of the problems often encountered by children. Some types of it happening a lot are physical bullying, verbal bullying, mental/psychological bullying, and sexual bullying.. The purpose of the research was to determine the bullying categories on the school-age children in Min Rukoh Banda Aceh. It was a descriptive exploratory with the sample of 88 students, by using a proportional sampling technique. The data collection was done from 19 to 22 July 16, by using a questionnaire instrument through an interview. Then, the data were analyzed by using univariate analysis. The result of the research revealed that the bullying on the school-age children in MIN Rukoh Banda Aceh was in a medium bullying category (53.4%); the physical bullying was in a very high bullying category (40.9%), verbal bullying was in no bullying category (27.3%), mental/psychological bullying was in a very high bullying category (27.3%), and sexual bullying was in no bullying category (100%). The result of it could be as the information to the school related to the case of bullying on the school-age children, so the school could seek a precaution on the happening of bullying behaviors on the children by maximizing the monitoring of their behaviors, and add guidance on the importance of morality in everyday life. Keywords : Bullying, School-age Children 1
2 PENDAHULUAN Sekolah merupakan sarana formal untuk menambah pengetahuan, membantu pembentukan kepribadian anak yang positif, dan membangun relasi dengan teman-teman sebaya. Namun saat ini, sekolah bagi anak juga dapat menjadi tempat timbulnya stressor/permasalahan yang dapat mengganggu perkembangan anak. Salah satu dari permasalahan yang saat ini sering dijumpai anak di lingkungan sekolah adalah adanya perilaku bullying. (Hurlock, 09). Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Latitude News (12) pada 40 negara, diketahui ada 5 negara dengan urutan kasus bullying tertinggi di dunia yaitu Jepang, Indonesia, Amerika Serikat, Finlandia, serta Korea Selatan. Dari data tersebut dapat diketahui Indonesia menduduki peringkat ke- 2 dengan kasus bullying tertinggi di dunia. Di Indonesia kasus bullying yang terekspos di publik mencakup kasus bullying yang melibatkan 5 sekolah menengah ke atas (SMA) di Jakarta yaitu kasus bullying di SMA 90 Jakarta, SMA 82 Jakarta, SMA 46 Jakarta, SMA 70 Jakarta, dan SMA Don Bosco Pondok Indah (Syarifah, 14). Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), saat ini kasus bullying menduduki peringkat teratas pengaduan masyarakat. Selain itu, dari tahun 11 hingga Agustus 14, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan dibidang pendidikan sebanyak kasus. Bulying yang disebut oleh KPAI merupakan bentuk kekerasan di sekolah, mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pemungutan liar (KPAI), 14). Berdasarkan berita yang dirilis oleh Serambi Indonesia pada tanggal 28 September 15, disebutkan bahwa telah terjadi pengeroyokan terhadap siswi yang dilakukan oleh anak-anak dibawah umur yang mengakibatkan siswi tersebut muntah darah dan meninggal dunia. Kasus tersebut terjadi di Madrasah Ibtidayah Negeri Keunaloi, Kacamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar (Serambi Indonesia, 15). Di Provinsi Aceh, kasus bullying belum ada laporan secara spesifik, namun berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sari (15) terkait dengan perilaku bullying pada anak di lingkungan sekolah dasar di Kecamatan Syiah Kuala, diketahui sebanyak 52,1% siswa (i) sekolah dasar memiliki kencenderungan tinggi melakukan perilaku bullying di sekolah (Sari, 15). Bullying pada anak bukan hanya berdampak bagi korban tetapi juga pelaku bullying itu sendiri. Selain berdampak secara fisik, perilaku bullying juga dampak pada psikologis anak, seperti rendahnya harga diri, ketakutan akan masuk sekolah, timbulnya depresi, perasaan kesepian, hingga berujung pada tindakan bunuh diri. Di Indonesia terdapat sejumlah 34 kasus bunuh diri karena bullying pada tahun 11 lalu dan jumlahnya meningkat hingga dirawat di rumah sakit jiwa pada tahun 12 (Wiyani, 12). Menurut Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) (08) dan Sullivan (11), menyebutkan bahwa secara umum bullying dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam mencakup bullying fisik yang melibatkan sentuhan fisik, bullying verbal yang biasanya terdeteksi dari kata-kata kasar dan menghina yang dilontarkan oleh pelaku kepada korban bullying, bullying mental/psikologis yang biasanya terlihat dari perilaku pengucilan, teror/ancaman melalui pesan dan sebagainya, serta bullying seksual yang melibatkan pelecehan secara seksual oleh pelaku kepada korban. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul kategori bullying pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan teknik pengambilan sampel yang 2
3 digunakan adalah Proportional Sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dari sub-sub sampel yang perimbangannya mengikuti perimbangan sub-sub populasi. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa (i) kelas I-VI di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh Tahun 16 yang berjumlah 711 orang dengan jumlah sampel 88 orang. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 19 s/d 22 juli 16. Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan yang berbentuk kuesioner sebagai alat ukur untuk mengukur tiap-tiap variabel yang terdiri dari item pertanyaan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua poin besar yakni poin A untuk mengumpulkan data responden, poin B untuk mengumpulkan data tentang bullying pada anak usia sekolah. Kuesioner ditanyakan peneliti kepada responden dengan teknik wawancara terpimpin. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat. HASIL Data Demografi Tabel 1. Data Demografi Anak Usia Sekolah Di MIN Rukoh Banda Aceh Tahun 16 (n=88) Kategori f % Usia a. 6 tahun b. 7 tahun c. 8 tahun d. 9 tahun e. 10 tahun f. 11 tahun Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Kelas a. I b. II c. III d. IV e. V f. VI ,4,6 51,1 48,9 11,4,6 Hasil pengolahan data tentang bullying pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh dikategorikan tidak ada bullying jika bernilai 0, bullying ringan jika bernilai 1-5, bullying sedang jika bernilai 6-10, bullying berat jika bernilai 11-15, dan bullying sangat berat jika bernilai16-. Tabel 2. Bullying Pada Anak Usia Sekolah Di MIN Rukoh Banda Aceh Tahun 16 (n=88) Bullying f % Tidak ada bullying Bullying ringan Bullying sedang Bullying berat 22.7 Bullying sangat berat 0 0 Hasil pengolahan data tentang bullying fisik pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh dikategorikan tidak ada bullying jika bernilai 0, bullying ringan jika bernilai 1, bullying sedang jika bernilai 2, bullying berat jika bernilai 3, dan bullying sangat berat jika Tabel 3. Bullying Fisik Pada Anak Usia Sekolah Di MIN Rukoh Banda Aceh Tahun 16 (n=88) Bullying Fisik f % Tidak ada bullying 10 11,4 Bullying ringan 5 5,7 Bullying sedang 11 12,5 Bullying berat 26 29,5 Bullying sangat berat 36 40,9 Hasil pengolahan data tentang bullying verbal pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh dikategorikan tidak ada bullying jika bernilai 0, bullying ringan jika bernilai 1, bullying sedang jika bernilai 2, bullying berat jika bernilai 3, dan bullying sangat berat jika Tabel 4. Bullying Verbal Pada Anak Usia Sekolah Di MIN Rukoh Banda Aceh Tahun 16 (n=88) 3
4 Bullying Verbal f % Tidak ada bullying 24 27,3 Bullying ringan 11 12,5 Bullying sedang 8 9,1 Bullying berat 22 25,0 Bullying sangat berat 23 26,1 Hasil pengolahan data tentang bullying mental/psikologis pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh dikategorikan tidak ada bullying jika bernilai 0, bullying ringan jika bernilai 1, bullying sedang jika bernilai 2, bullying berat jika bernilai 3, dan bullying sangat berat jika Tabel 5. Bullying Mental/Psikologis Pada Anak Usia Sekolah Di MIN Rukoh Banda Aceh Tahun 16 (n=88) Bullying mental/psikologis f % Tidak ada bullying 19 21,6 Bullying ringan 6 6,8 Bullying sedang Bullying berat 19 21,6 Bullying sangat berat 24 27,3 Hasil pengolahan data tentang bullying seksual pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh dikategorikan tidak ada bullying jika bernilai 0, bullying ringan jika bernilai 1, bullying sedang jika bernilai 2, bullying berat jika bernilai 3, dan bullying sangat berat jika Tabel 6. Bullying Seksual Pada Anak Usia Sekolah Di MIN Rukoh Banda Aceh Tahun 16 (n=88) Bullying Seksual f % Tidak ada bullying Bullying ringan 0 0 Bullying sedang 0 0 Bullying berat 0 0 Bullying sangat berat 0 0 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui kategori bullying pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah negeri Rukoh Banda Aceh berada pada kategori sedang dengan jumlah 47 responden (53,4 %). hasil penelitian tentang bullying fisik pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh berada pada kategori sangat berat yaitu 36 dari 88 responden (40,9%). Bentuk bullying fisik dengan frekuensi tertinggi berdasarkan hasil persentase jawaban responden di kuesioner adalah didorong dengan jumlah 77 responden (87,5%). Peneliti berpendapat bahwa tingginya frekuensi jawaban responden yang menjawab pernah didorong terjadi karena saling mendorong merupakan hal yang menyenangkan bagi responden sehingga responden tidak menganggap serius tindakan tersebut. Sedangkan bullying fisik dengan frekuensi terendah adalah ditampar dengan jumlah 16 responden (18,2%). Walaupun dengan frekuensi terendah, ditampar tidak bisa disepelekan. Karena ditampar akan memberikan efek yang berat secara psikologis. Penelitian terkait dengan kasus bullying fisik pada anak usia sekolah yang telah dilakukan oleh Dewi (14), dengan judul gambaran dan karakteristik bullying pada anak usia sekolah di Sekolah Dasar (SD) di wilayah kerja Puskesmas I Pekutatan Kabupaten Jembrana Bali diketahui, dari 93 siswa (i) yang menjadi responden 23 (34%) diantaranya pernah mengalami perilaku bullying secara fisik baik itu sebagai pelaku ataupun korban bullying. Hasil penelitian tentang bullying verbal pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh berada pada kategori tidak ada bullying dengan jumlah 24 dari 88 responden (27,3%). Adapun bentuk bullying verbal dengan frekuensi tertinggi berdasarkan hasil persentase jawaban responden di kuesioner adalah disoraki dengan jumlah 59 responden (67%). Peneliti berpendapat bahwa tingginya frekuensi jawaban responden yang menjawab pernah disoraki terjadi karena menyoraki merupakan hal yang menyenangkan dikalangan siswa, karena menyoraki teman 4
5 bukan dilakukan sendirian, tetapi dilakukan secara bersamaan. Sedangkan bullying verbal dengan frekuensi terendah adalah diejek dengan menggunakan nama orangtua dengan jumlah 26 responden (29,5%). Penelitian terkait dengan kasus bullying verbal pada anak usia sekolah yang telah dilakukan oleh Kusuma (14), dengan judul perilaku school bullying pada siswa Sekolah Dasar Negeri Delegan 2, Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta melalui pendekatan kualitatif dengan studi kasus diketahui, jenis bullying verbal yang sering terjadi pada usia anak sekolah di lingkungan sekolah meliputi berkata-kata kasar, memaki, mengolokngolok, mengejek dan berkata hal-hal yang tidak sopan. Hasil penelitian tentang bullying mental/psikologis pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh berada pada kategori sangat berat dengan jumlah 24 dari 88 responden (27,3%). Adapun bentuk bullying mental/psikologis dengan frekuensi tertinggi berdasarkan hasil persentase jawaban responden di kuesioner adalah dipermalukan didepan umum/ditertawakan dengan jumlah 60 responden (68,2%). Peneliti berpendapat bahwa tingginya frekuensi jawaban responden yang menjawab pernah dipermalukan didepan umum/ditertawakan terjadi karena menertawakan merupakan hal yang menyenangkan dikalangan siswa, karena menertawakan teman bukan dilakukan sendirian, tetapi dilakukan secara bersamaan. Sedangkan bullying mental/psikologis dengan frekuensi terendah adalah diabaikan/dikucilkan dengan jumlah 23 responden (26,1%). Penelitian terkait dengan kasus bullying secara mental/psikologis pada anak usia sekolah yang telah dilakukan oleh Hertinjung (), dengan judul bentuk-bentuk perilaku bullying di Sekolah Dasar pada 212 responden dengan pendekatan kuantitatif deskripsi dengan menggunakan perhitungan tendency central didapatkan sebanyak 30% responden pernah mengalami bullying mental/psikologis. Hasil penelitian tentang bullying seksual pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh berada pada kategori tidak ada bullying dengan jumlah 88 dari 88 responden (100%). Hal ini dipengaruhi oleh tatacara peneliti dalam mewawancarai responden yaitu dengan mengumpulkan responden didalam satu ruangan, sehingga responden cenderung menjawab tidak karena merasa malu dengan teman jika menjawab ya atau pernah. Adapun penelitian terkait dengan bullying seksual sebagaimana yang telah dilakukan oleh Simbolon (12) dengan judul perilaku bullying pada siswa(i) di sekolah asrama pada 14 responden dengan pendekatan kualitatif diketahui 23% responden pernah mengalami bullying secara seksual, baik itu berupa kata-kata yang melecehkan, diperintahkan untuk melakukan tindakan yang memalukan seperti membuka baju, dan diminta untuk beradegan yang tidak pantas dengan teman sejenis KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa Bullying pada anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh Banda Aceh berada pada kategori bullying sedang dengan jumlah 47 dari 88 responden (53,4%). Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi dan masukan kepada semua pihak khususnya bagi pihak sekolah untuk memperhatikan masalah ini. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut agar dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik untuk melihat fenomena bullying pada anak usia sekolah, melalui observasi langsung pada anak. 5
6 REFERENSI Dewi, D. (14). Gambaran dan karakteristik bullying pada anak usia sekolah di sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas I perkutatan kabupaten Jembrana Bali. Diakases pada [22 Juli 16] Hertijung, W.S. (). Bentuk-bentuk perilaku bullying di sekolah dasar. Diakses pada (23 Juli 16) Hurlock, E.B. (09). Psikologi perkembangan. Jakarta Erlangga. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). (14). Kasus bullying dan pendidikan karakter. Diakses dari [25 Februari 16]. Syarifah. (08). Hubungan antara keluarga harmonis dengan kecenderungan kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMU Al-Islam Surakarta. Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta. Diakses dari [25 Februari 16]. Sullivan, K. (11). The anti bullying handbook. London : Sage Publication ltd. SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini). (08). Bullying : Mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan. Jakarta : Grasindo Kususma, M.P. (14). Perilaku school bullying pada siswa SD Negeri Delegan 2, Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Diakses pada [23 Juli 16] Sari, E.P. (15). Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan bullying pada anak usia sekolah di sekolah dasar Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. (Skripsi). Fakultas Keperawatan. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Serambi Indonesia. (15). Bocah perempuan SD tewas dikeroyok siswa pria di kelas. Koran Harian Serambi Indonesia tanggal 28 September 15. Simbolon, M. (12). Perilaku bullying pada siswa di sekolah asrama. Diakses pada [23 Juli 16] 6
7 7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran (http://www.sekolahdasar.net). Sekolah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini masalah kenakalan di kalangan pelajar sekolah sedang hangat dibicarakan. Perilaku agresif dan kekerasan yang dilakukan pelajar sudah di luar batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Masa anak usia sekolah merupakan masa dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan dari keluarga ke teman-teman sebayanya. Pada masa sekolah anak lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di Indonesia. Salah satunya yang cukup marak akhir-akhir ini adalah kasus kekerasan atau agresivitas baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi pendidik dan orangtua. Fenomena yang sering terjadi di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah menjadi lingkungan pada siswa atau murid dalam proses untuk berinteraksi sosial secara langsung dengan teman sebaya atau guru. Akan tetapi, sekarang ini banyak
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP ANAK DI SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA TEGAL
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP ANAK DI SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA TEGAL Deby Priscika Putri 1, Sigid Kirana Lintang Bhima 2, Saebani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying merupakan fenomena yang marak terjadi dewasa ini terutama di lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan guru dalam proses belajar dan mengajarkan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tempat yang terdekat dari remaja untuk bersosialisasi sehingga remaja banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya dan sekolah merupakan salah satu tempat
Lebih terperinciPROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT
PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) Radhita Syam Prima Mutiara 1, Helma 2, Joni Adison 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciINTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT
INTENSITAS TERKENA BULLYING DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : AMALIA LUSI BUDHIARTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkanperubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penyesuaian diri lainnya Damon dkk (dalam Santrock, 2003). Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri merupakan kunci untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan pribadi, pekerjaan dan sosial. Di dalam kehidupan setiap individu akan mengalami perubahan
Lebih terperinciSELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)
Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciThe Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung
The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok. Pihak yang kuat disini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bullying. Prinsipnya fenomena ini merujuk pada perilaku agresi berulang yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maraknya pemberitaan di media massa terkait dengan tindak kekerasan terhadap anak di sekolah, nampaknya semakin melegitimasi tuduhan miring soal gagalnya sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibicarakan, karena akibat negatif yang sangat mengkhawatirkan yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah remaja merupakan suatu masalah yang sedang hangat dibicarakan, karena akibat negatif yang sangat mengkhawatirkan yang akan membawa kehancuran bagi remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika menggunakan teknologi informasi ini (Flourensia, 2012: 22). Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan komunikasi massa kian pesat dan kompleks, serta menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan manusia. Pemanfaatan teknologi informasi memang
Lebih terperinciBAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.
BAB I RENCANA PENELITIAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan sepanjang hayat (long life education), karena pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses untuk memanusiakan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA
HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA ABSTRACT Chusnul Chotimah Dosen Prodi D3 Kebidanan Politeknik Kebidanan Bhakti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis jangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi
Lebih terperinciPENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA
PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN KWARASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN KWARASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: AFRI KRISTIANA DEWI 201210201078 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah (6-12 tahun) disebut juga sebagai masa anak-anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah (6-12 tahun) disebut juga sebagai masa anak-anak pertengahan. Pada masa ini terjadi perubahan yang beragam pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan yang terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang efektif dan
Lebih terperinciBullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon
Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan kekerasan atau violence umumnya dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Pada periode ini
Lebih terperinciKata kunci: kekerasan seksual, CSA, tingkat pengetahuan, orang tua, media massa, sekolah dasar
Abstrak HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA MASSA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK-ANAK DI SDK 1 SANTO YOSEPH DENPASAR BALI Child sexual abuse (CSA) atau kekerasan seksual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciMANAJEMEN EMOSI PADA SISWA KORBAN KEKERASAN FISIK OLEH GURU DI SEKOLAH (SCHOOL BULLYING)
MANAJEMEN EMOSI PADA SISWA KORBAN KEKERASAN FISIK OLEH GURU DI SEKOLAH (SCHOOL BULLYING) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi Diajukan oleh : TIYAS MAWI
Lebih terperinciH, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING
BAB I PENDAHULUAN Pokok bahasan yang dipaparkan pada Bab I meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian. A.
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014
144 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 Suherni 1, Anita Rahmawati 1 1 Jurusan Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap Perilaku Bullying Siswa Di Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku bullying dari waktu ke waktu terus menghantui anak-anak Indonesia. Kasus bullying yang sering dijumpai adalah kasus senioritas atau adanya intimidasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini kasus kekerasan di sekolah makin sering ditemui baik melalui informasi di media cetak maupun di layar televisi. Selain perkelahian antar pelajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan pada anak telah menjadi perhatian dunia, begitu banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s Fund (UNICEF) (2012)
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )
PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA berada pada usia remaja yaitu masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis. Dengan adanya
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT
MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG Oleh: Sefriani Fitria Kasih Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this study is
Lebih terperinciHUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA
ISSN : 2087 2879 HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA Relationship Of Psychosocial Change With Quality Of Life In Gampong Lamceu Kuta Baro Subdistrict Aceh Besar Regency In 2012
Lebih terperinciPENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DI ACEH BESAR KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN IN READINESS TO FACE MENARCHE STATE OF ACEH BESAR Maulida Sri Rahayu 1 ; Dewi Marianthi 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL. Rizki Zainuraditya,2011. Pembimbing I : Rimonta Gunanegara, dr., Sp.OG Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global depresi merupakan penyebab nomor satu penyakit dan kecacatan pada remaja usia 10-19 tahun (WHO, 2014). Depresi adalah gangguan suasana perasaan, perubahan
Lebih terperinci2016 HUBUNGAN ANTARA CYBERBULLYING DENGAN STRATEGI REGULASI EMOSI PADA REMAJA
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi yang akan membahas beberapa hal terkait penelitian, seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
Lebih terperinciINTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT
1 INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT Riska Anggrainiˡ, Tri Umari 2, Rosmawati 3 E-mail anggrainiriska46@gmail.com, triumari2@gmail.com. Rosandi5658@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah kelompok umur 10-20 tahun. Masa remaja terdiri dari tiga subfase yang jelas, yaitu masa remaja awal (usia 11 sampai 14 tahun), masa remaja pertengahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang individu mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dimasa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan sebuah tahap perkembangan manusia dimana seorang individu mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Dimasa ini adalah masa krisis
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA PADA ANAK DI DUSUN KUWON SIDOMULYO BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA PADA ANAK DI DUSUN KUWON SIDOMULYO BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun oleh: Ani Herlina 201510104055 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I.A Latar Belakang. Remaja seringkali diartikan sebagai masa perubahan. dari masa anak-anak ke masa dewasa.
12 BAB I Pendahuluan I.A Latar Belakang Remaja seringkali diartikan sebagai masa perubahan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja tidak termasuk golongan anak tetapi tidak pula golongan dewasa. Remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang ditandai dengan perubahan-perubahan didalam diri individu baik perubahan secara fisik, kognitif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hurlock (1980) masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG. Oleh.
PENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG Oleh Yulinar* Fitria Kasih** Nofrita** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciTINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG
TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG THE LEVEL OF STUDENTS' INTEREST TOWARD FORWARD ROLL LEARNING ON CLASS VIII IN JUNIOR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan kepribadian dan pendidikan anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Perilaku Bullying. 1. Pengertian bullying. Menurut Priyatna (2010), bullying merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku kepada korban yang terjadi secara berulang-ulang dan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK. Di SD Muhammadiyah Ponorogo
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG BULLYING PADA ANAK Di SD Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ANA DZAKARISMA ROBBI SHOLA NIM : 14612584 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciKeywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject.
Minat Belajar Mata Pelajaran.. (Nur Alfun Kartika Dewi) 1 MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN BOGA DASAR SISWA SMK N 4 SURAKARTA THE LEARNING INTEREST IN THE BASIC GASTRONOMY SUBJECT AMONG STUDENTS OF PUBLIC
Lebih terperinciPERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH
PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DI BANDA ACEH PERCEPTION OF ADOLESCENTS ON FAMILY COMMUNICATION PATTERNS AND EMOTIONAL INTELLIGENCE IN BANDA ACEH Meilisa Andriani¹;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang. perilaku manusia, atau kelompok masyarakat (Budioro, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, lingkungan dapat diartikan sebagai himpunan (aggregate) dari semua kondisi yang berasal dari luar aggregate yang berpengaruh pada kehidupan dan perkembangan
Lebih terperinciKETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Keterlaksanaan Usaha Kesehatan...(Rizky Mahardhani) 1 KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 The Implementation of School Health (Usaha Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh antara pendidik dengan yang di didik (Sukmadinata, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu, sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara betingkahlaku yang sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar. Baik lingkungan keluarga, atau dengan cakupan yang lebih luas yaitu teman sebaya
Lebih terperinciPERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN
PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN Dewi S Simanullang* Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh
23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media massa, dimana sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan pelayanan pada klien. Salah satu dimensi dalam ilmu keperawatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan merupakan suatu proses holistik dan komprehensif dalam memberikan pelayanan pada klien. Salah satu dimensi dalam ilmu keperawatan yang menangani
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The Correlation Knowledgeable About Mentrual With the Anxiety
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Istilah bullying secara etimologi berasal dari kata bully berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena bullying telah lama ada di dalam kehidupan masyarakat. Di Indonesia. Istilah bullying secara etimologi berasal dari kata bully berarti penggertak, orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terselenggara apabila dipengaruhi oleh suasana kondusif yang diciptakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat pada saat sekarang ini, telah membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciE-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :27-38 PERSEPSI GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Lebih terperinciE-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :163-174 PERSEPSI SISWA CIBI TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergenre thriller tentang dampak bullying menjadi psikopat dengan teknik color
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah membuat film pendek bergenre thriller tentang dampak bullying menjadi psikopat dengan teknik color grading. Hal
Lebih terperinciPENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VERBAL PADA ANAK PRA SEKOLAH DI ACEH PARENTS KNOWLEDGE ABOUT VERBAL ABUSE ON PRESCHOOL CHILDREN IN ACEH
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VERBAL PADA ANAK PRA SEKOLAH DI ACEH PARENTS KNOWLEDGE ABOUT VERBAL ABUSE ON PRESCHOOL CHILDREN IN ACEH Afrina Yulisma Mysa 1 Fithria 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PERAN IBU DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 4 CARANGREJO KECAMATAN SAMPUNG KABUPATEN PONOROGO.
KARYA TULIS ILMIAH PERAN IBU DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 4 CARANGREJO KECAMATAN SAMPUNG KABUPATEN PONOROGO Oleh: SRI HANDAYANI 12612122 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga formal yang dirancang untuk memberikan pengajaran kepada siswa atau murid di bawah pengawasan guru dan kepala sekolah. Di dalam sebuah institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 2006). Perubahan psikologis yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku dan segala sifat yang membedakan antara individu satu dengan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia terlahir memiliki kesamaan dan perbedaan antara satu dengan lainnya, dan hal tersebut yang menjadikan manusia sebagai makluk yang unik. Manusia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Padang 2
214 Kontribusi Tingkat Penerimaan Oleh Teman Sebaya dan Konsep Diri Terhadaap Motivasi KONTRIBUSI TINGKAT PENERIMAAN OLEH TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMK NUSATAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ukuran pencapaian sebuah bangsa yang diajukan oleh UNICEF adalah seberapa baik sebuah bangsa memelihara kesehatan dan keselamatan, kesejahteraan, pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses penting dalam usaha mengembangkan potensi pada anak. Melalui proses pendidikan, seorang anak diharapkan dapat mengembangkan
Lebih terperinciABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK
ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2014), remaja (adolescents) adalah mereka yang berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2014), remaja (adolescents) adalah mereka yang berusia antara 10-19 tahun. Populasi remaja adalah populasi yang terbesar di dunia yaitu sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan dan cita-cita suatu negara (Mukhlis R, 2013). Oleh karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap negara pasti memerlukan generasi penerus untuk menggantikan generasi lama. Bangsa yang memiliki generasi penerus akan tetap diakui keberadaannya, oleh
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciGAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program
Lebih terperinciBULLYING. I. Pendahuluan
BULLYING I. Pendahuluan Komitmen pengakuan dan perlindungan terhadap hak atas anak telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :
KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM : 13612504 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 Arief Budiman, 2010; Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II : dr. Rimonta F. Gunanegara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kekerasan di lingkungan pendidikan atau sekolah ini telah menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan, 16% siswa kelas akhir mengatakan bahwa mereka
Lebih terperinciOleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM MEMBANTU MENGATASI MASALAH PRIBADI PESERTA DIDIK BROKEN HOME MELALUI KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 11 PADANG Oleh : Novita Sari Fitria Kasih
Lebih terperinciHUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA
HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA 1 Mega Ayu Septrina 2 Cheryl Jocelyn Liow 3 Febrina Nur Sulistiyawati 4 Inge Andriani 1 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciREGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG
1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bullying adalah perilaku melecehkan, menghina, mengintimidasi, memfitnah, mengucilkan, berselisih, dan bahkan menipu. Pada mulanya bullying hanya terjadi melalui
Lebih terperinciTINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN
Tingkat Pemahaman Siswa...(Aditya Tito A D)1 TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN Oleh: Aditya Tito Aji Darmawan, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Lebih terperinci