BAB II:TINJAUAN UMUM PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II:TINJAUAN UMUM PROYEK"

Transkripsi

1 BAB II:TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Definisi Proyek Menurut Nokes (2007) dalam (pratama, 2015), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik. Sama halnya dengan Iman Soeharto (1999) dalam (Hadiyani, 2007), kegiatan Proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Sedangkan menurut Ervianto (2002)dalam (pratama, 2015), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Sedangkan Menurut Ervianto (2002) dalam (pratama, 2015), sebuah proyek konstruksi memiliki ciri sebagai berikut : 1. Proyek bersifat unik. Tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik tapi proyek sejenis). Bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda. 2. Membutuhkan sumber daya (resources). Membutuhkan 5 M (Manpower, Material, Machine, Money, Method). 3. Membutuhkan Organisasi. Sebagai langkah awal untuk menyatukan visi menjadi satu tujuan yang ditetapkan organisasi. Berdasarkan definisi diatas, proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu hasil dalam waktu tertentu.dalam prosesnya, proyek dapat mengalokasikan sumber daya yang ada disekitarnya.dengan alokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 17

2 sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006). Pada umumnya, mutu konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999; Tjaturono, 2004). 2.2 Pihak pihak yang berperan dalam pelaksanaan proyek Pembahasan mengenai proyek konstruksi tidak dapat terpisahkan dengan pihakpihak yang terlibat di dalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari rangkaian tahapan proses konstruksi tentunya akan melibatkan berbagai unsur yang bekerja secara bersama-sama dengan tujuan yang sama sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Dalam (Hadiyani, 2007), adapun Pihak-Pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi antara lain : Pemilik Proyek (Owner) Merupakan pihak yang terlibat dalam penyusunan suatu proyek konstruksi, terutama dalam menentukan lokasi proyek, menetapkan desain, dan menyediakan modal. Sebagian pemilik proyek ikut mengawasi berlangsungnya proses konstruksi dan mengoperasikan bangunan yang telah selesai. (Priyanto, 2012) Konsultan (Consultant) Merupakan pihak yang ditentukan oleh pemilik proyek untuk membantu di dalam merencanakan atau mendesain bangunan, melakukan studi kelayakan, mengawasi berlangsungnya proses konstruksi, atau bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi. (Priyanto, 2012). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 18

3 2.2.3 Kontraktor (Contractor) Merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk mengatur pelaksaan kegiatan konstruksi yang mengolah sumberdaya berupa bahan, peralatan, tenaga kerja, metode dan modal, sehingga menghasilkan produk akhir berupa konstruksi.(pratama, 2015) Elemen pendukung bagi terlaksananya sebuah Proyek Subkontraktor (Subcontractor) Merupakan pihak yang dalam pelaksanaannya membantu kontraktor untuk menyelesaikan sebagian pekerjaannya dan memasok material yang dibutuhkan oleh proyek konstruksi.(setiawan, 2016) Tenaga Kerja (Employee). Merupakan pihak yang berada dibawah tanggung jawab kontraktor atau subkontraktor untuk melaksanakan kegiatan konstruksi di lapangan dengan keahlian atau keterampilan tertentu, baik secara individu maupun kelompok yang di koordinasikan oleh mandor.(setiawan, 2016) Supplier. Merupakan pihak yang terkait dalam pengadaan material konstruksi.(setiawan, 2016). 2.3 Jenis Konsultan(Consultan). Dalam pelaksaan proyek perlu ditentukannya Konsultan untuk merencanakan atau mendesain bangunan, melakukan studi kelayakan, mengawasi berlangsungnya proses konstruksi, atau bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi. (Priyanto, 2012). Adapun jenis-jenis Konsultan menurut (Priyanto, 2012) sebagai berikut : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 19

4 2.3.1 Konsultan Perencana(Planning &Design). Konsultan perencana merupakan suatu badan perorangan atau badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana untuk melakukan perencanaan.konsultan perencana arsitektur yang ditunjuk oleh owner berada langsung dibawah owner Karena memegang peranan penting untuk perencanaan awal/konsep desain dari segi arsitektur dan estetika ruangan.(priyanto, 2012) Konsultan Pengawas. Menurut (Priyanto, 2012), Konsultan pengawas merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas merupakan badan usaha ataupun perorangan, konsultan pengawas dalam proyek memiliki tugas-tugas sebagai berikut: Melaksanakan pengawasan teratur dalam pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh kontraktor Mempublikasikan laporan prestasi kerja proyek kepada semua pihak yang terkait. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja dalam proyek. Dapat juga memberikan saran dan pertimbangan kepada pemilik proyek (owner) atau kontraktor dalam proyek di dalam pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung Konsultan Manajemen Monstruksi (Konsultan MK). Konsultan manajemen konstruksi (Konsultan MK) merupakan orang yang bertugas dalam pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi secara lengkap di bidang ke ahlian arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, serta lain-lain. Mulai sejak tahap proses, perancangan, pelaksanaan konstruksi, masa pemeliharaan, pengadaan peralatan dan perlengkapan secara menyeluruh sampai dengan beroperasinya bangunan tersebut sesuai dengan rancangan. (Priyanto, 2012). Konsultan yang menjadi tempat kerja praktik kali ini yaitu bertugas dalam pelaksanaan desain perencanaan awal/konsep desain dari segi arsitektur dan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 20

5 estetika ruangan. Adapun jenis konsultan tersebut yaitu Konsultan Perencana (planning & design). 2.4 Klasifikasi Konsultan Perencana Konsultan Swasta. Badan usaha ini di dirikan oelh seseorang atau kelompok orang dengan modal sendiri, atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak oleh seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal demikian ini ia menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik Konsultan Pemerintah. Adalah konsultan perencana milik pemerintah yang didalamnya bergabung beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah. Berdasarkan atas pelayanan, maka konsultan perencana dibedakan atas 2 macam, yaitu: 1) Konsultan Perencana Murni. Adalah kegiatannya hanya terbatas pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun pelaksanaannya diserahkan kepada pihak lain. 2) Konsultan Perencana Campuran. Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai perencana dan sebagai pelaksana. Atau paling tidak terlibat dalam proses pelaksanaannya. 2.5 Kualifikasi Konsultan Perencana. Adapun kualifikasi konsultan perencana berdasarkan peraturan pemerintah no 4/2010 pasal 8B yaitu sebagai berikut : 1) Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi : Kualifikasi usaha besar Kualifikasi usaha menengah Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 21

6 Kualifikasi usaha kecil 2) Setiap kualifikasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibagi menjadi beberapa subkualifikasi usaha jasa konstruksi. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian subkualifikasi usaha jasa konstruksi sebagai dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan menteri. Menurut UU no 20 tahun 2008 tentang usaha mikro,kecil dan menengah mengenai kriteria usaha yaitu sebagai berikut : 1) Kriteria Usaha Mikro : Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300 juta. 2) Kriteria Usaha Kecil : Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50 juta sampai dengan paling banyak Rp.500 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp.2,5 milyar. 3) Kriteria Usaha Menengah : Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500 juta sampai dengan paling banyak Rp.10 milyar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2,5 milyar sampai dengan paling banyak Rp.50 milyar. Adapun batasan nilai pekerjaan menurut peraturan presiden no 54 tahun 2010, bahwa nilai paket pekerjaan pengadaan barang/pekerjaan konstruksi /jasa lainnya sampai dengan Rp.2,5 milyar diperuntukkan bagi usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil. Berikut pembagiannya : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 22

7 NO KUALIF 1 Orang Pe 2 Usaha 3 Pengam matan Arsitektur Pe Laporan Kerja Prak ktek rencanaan Light Rail Transit Palemb ang Table 1 Lampiran Kual ifikasi Konsulta an Usaha Perenc cana dan Penga awas Kontruksi (Bagian 1) IKASI SUB KUALIF FIKASI KEKAYAAN BERSIH PENGALAMAN PERSYARATAN PJK PJT PJBU KEMAM MPUAN MELAKSA ANAKAN PEKER RJAAN KEMAMPU UAN BATASAN NILAI SATU PEKERJAA AN MAKSIMUM M JUMLAH KLASIFIKASI DA SUBKLASIFIKA AN ASI erorang P Tidak Dipersyaraka an Tidak Dipersyarakan Tidak Dipersyarakan Tidak Dipersyarakan Dip Tidak ersyarakan 0 sampai Rp 2 i dengan 250 jt Maksimu um Rp 250 jt 1 Subklasifika asi Kecil K1 K2 Paling sediki Rp 50 jt Paling sediki Rp 100 jt it Tidak Dipersyarakan it Memiliki satu tenaga ahli tetap dengan SKA ahli muda untuk setiap klasifikasi usaha (boleh merangkap sebagai PJK dan/ PJT) p p Untuk Setiap klasifikasi memiliki PJK dengan SKA ahli Muda, Boleh merangkap sebagai PJBU den/ PJT Untuk Setiap klasifikasi memiliki PJK dengan SKA ahli Muda, Boleh merangkap sebagai PJBU den/ PJT Te enaga ahli tetap b ersertifikat SKA hli muda, boleh a dirangkap oleh PJBU dan / PJK Te enaga ahli tetap b ersertifikat SKA hli muda, boleh a dirangkap oleh PJBU dan / PJK Mer Mer Boleh rangkap PJT dan PJK Boleh rangkap PJT dan PJK 0 sampai Rp 5 0 sampai Rp 7 i dengan 500 jt i dengan 750 jt Maksimu um Rp 500 jt Maksimu um Rp 750 jt Maksimum 6 subklasifikasi dan 3 klasifikasi ya ang berbeda Maksimum 18 subklasifikasi dan 6 klasifikasi ya ang berbeda Program Studi Ar rsitektur - Universit tas Mercu Buana 23

8 Pengam matan Arsitektur Pe Laporan Kerja Prak ktek rencanaan Light Rail Transit Palemb ang Table 2 Lampiran Kualifikasi Konsultan Usaha Perenc cana dan Penga awas Kontruksi (Bagian 2) Program Studi Ar rsitektur - Universit tas Mercu Buana 24

9 Pengam matan Arsitektur Pe Laporan Kerja Prak ktek rencanaan Light Rail Transit Palemb ang Table 3 Lampiran Kualifikasi Konsultan Usaha Perenc cana dan Penga awas Kontruksi (Bagian 3) Program Studi Ar rsitektur - Universit tas Mercu Buana 25

10 2.6 Hak Kewajiban, Tugas dan Wewenang Konsultan Perencana Menurut IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) dan keputusan Dirjen Cipta Karya, 1991 mengenai hubungan kerja antara arsitek dan pemberi tugas. Perencana mempunyai beberapa hak antara lain: a. Perencana berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan. b. Perencana berhak menolak segala bentuk penilaian estetis dan hasil rancangan baik yang dilakukan oleh pengawas maupun pemberi tugas. c. Perencana berhak mengembalikan tugas yang diberikan dengan alasan-alasan sebagai berikut: Pertimbangan individu Adanya kekuasaan di luar kedua belah pihak Akibat kelalaian pemberi tugas Kewajiban perencana menurut aturan dari IAI adalah : a. Arsitek berkewajiban menanggung yang diderita oelh pemberi tugas sebagai akibat langsung dari kesalahan yang dibuat yang dapat dihindari dengan keahlian serta tata cara pelaksanaan yang lazim b. Arsitek berkewajiban untuk menanggung semua akibat segala pekerjaan apabila kesalahn tersebut dilakukan oleh arsitek secara sengaja. Adapun tugas konsultan perencana berdasarkan acuan dari pedoman kerja antara arsitek dengan pemberi tugas dalam SK Dirjen Cipta Karya No.5/KPTS/CK 1984 dijelaskan bahwa tugas perencana mencakup beberapa lingkup pekerjaan, antara lain: a. Lingkup Pekerjaan Pokok. Pembuatan sketsa gagasan rancangan pelaksanaan detail lengkap, Pembuatan uraian dan syarat pekerjaan yang mencangkup uraian umum dan syarat administrative serta teknis. Penyusunan rancangan anggaran biaya. Turut mengawasi dan menyeleksi proses pelelangan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26

11 b. Lingkup pekerjaan. Lingkup pekerjaan pelengkap adalah pekerjaan yang mungkin dilakukan dengan keadaan tertentu untuk mendukung perencanaan, yaitu: Pembuatan maket dan gambar perspektif. Penyelidikan tanah. Penelitian dan pemetaan tapak. Pencarian dan pengadaan data. c. Lingkup kerja khusus. Merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusu diluar bidang arsitektural, seperti perhitungan konstruksi beton bertulang, konstruksi baja, instalasi listrik, dan pekerjaan lainnya. Adapun wewenang konsultan perencanaan adalah: Mengubah rancangan bangunan Perencanaan secara tertulis mempunyai wewenang untuk memerintahkan pemborong memulai pengawasan terpadu dan mengadakan perubahan. Melakukan pekerjaan tambahan. Perencana juga mempunyai wewenang untuk segera memrintahkan pemborong memulai pengawasan terpadu agar melakukan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas asal sesuai dengan jumlah biaya dalam pos pekerjaan tak terduga.pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang tidak tercantum dalam uraian syarat-syarat serta tidak secara tegas disimpulkan dalam gambar-gambar arsitektural. Menilai pembayaran angsuran kontraktor. Perencana berwenang menilai berdasarkan prestasi pekerjaan pada hari pemerikasaan, sehingga pemborong berhak atau tidak untuk menerima seluruh atau sebagian pembayaran. 2.7 Deskripsi Proyek. Dalam mengerjakan suatu proyek terlebih dahulu kita harus mengetahui mengenai pengertian proyek. Berikut pengertian proyek menurut : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 27

12 Hira nahuira adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau diluar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang di batasi oleh bidang, kualitas, waktu dan biaya. Imam soeharto, suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. 2.8 Jenis-Jenis Proyek. Menurut R.D. Achibald (1976) dalam (Hadiyani, 2007), jenis proyeknyaantara lain: 1. Proyek Kapital (Modal)Meliputi : Pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan dan konstruksi. 2. Proyek Pengembangan adalah proyek dimana perencana hanya mengembangkan proyek yang telah ada. 3. Proyek Pengembangan dan penelitian. 4. Proyek Sistem Informasi. 5. Proyek yang berkaitan dengan manajemen perusahan. 2.9 Pemilik Proyek. Ditinjau dari asal proyek, terdapat dua sumber proyek yang berbeda keadaanya, antara lain: 1) Proyek Pemerintah Syarat resmi untuk menangani projek pemerintah adalah harus berbadan hukum.hal ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor selalu mematuhi segala peraturan yang ditetapkan. Kontraktor yang telah mendaftarkan dirinya ke Departemen Pekerjaan Umum (DPU) berhak mendapatkan projek dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Dalam melaksanakan projek pemerintah, kontraktor mendapatkan pengawasan dari dinas jawatan gedung-gedung, konsultan ahli, dan owner. Untuk melaksanakan sebuah projek, harus diawasi oleh BPK (Badan PengawasKeuangan). Badan ini akan mengadakan proses pemeriksaan guna Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 28

13 mengatur keuangan yang berhubungan dengan uang pemerintah(priyanto, 2012). Gambar 1 Diagram perolehan sumber proyek 2) Proyek Swasta Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direkturr perusahaan mengangkat seorang pemimpin projek tidak jarang perusahaan swasta menggunakan jasa konsultan untuk mengawasi pekerjaan proyek(priyanto, 2012) Cara/ Mendapatkan Proyek. Suatu biro konsultan dalam memberikan jasanya kepada pemberi tugas, mendapatkan proyek baik dari pemerintah maupun swastaa melalui beberapa macam cara(priyanto, 2012), yaitu: Cara penunjukan. Dalam cara ini biro konsultan mendapatkan kepercayaan dari pemberi tugas didasari suatu kredibilitas suatu biro konsultan untuk melaksakan perencanaan. Suatu biro konsultan tergantung dari lamanya suatu biro konsultan tersebut berdiri dan terdaftar dalam suatu lembaga Ikatan Nasional Konsultan Indonesia dan sudah mempunyai referensi dalam bidang desain. Penujukan dapat dengann caraditunjuk langsung. berdasarkan kepercayaan penuh dari pemebri tugas kepada biro konsultan, biasanya untuk desain milik sendiri (swasta) pemberi tugas menyusun TOR (Term Of Reference) kerangka acuan dari proyek, kemudian mengirimkannya kepada konsultan-konsultan yang dirasa mampu menangani proyek yang bersangkutan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 29

14 TOR ini kemudian dipelajari oleh konsultan-konsultan tersebut untuk kemudian dijadikan dasar menyusun usulan teknis dan usulan biaya yang diajukan kembali kepada pemberi tugas. Hal-hal yang biasa dimasukkan kedalam usulan teknis oleh biro konsultan adalah: a. Personil perusahaan lengkap dengan Curriculum Vitae nya. b. Pengalaman-pengalamanya dan keahliannya yang pernah diilakukan perusahaan c. Cara pengelolaan atau system manajerial perusahaan. d. Usulan teknis perencanaan serta usulan biaya dari proyek yang bersangkutan Mengajukan Usulan Proyek. Biro konsultan mengadakan feasibility studi mengenai suatu proyek, kemudian diajukan kepada calon pemberi tugas tersebut (pemerinta atau swasta). Jika ternyata pemberi tugas tersebut menyetujui hasil feasibility study yang dilakukan oleh konsultan, maka konsultan yang bersangkutan melaksanakan resiko biaya yang dilakukan untuk feasibility study jika ternyata proposal yang diajukan ternyata tidak disetujui oleh pemberi tugas (Priyanto, 2012) Cara Sayembara. Cara pemilihan/penunjukan biro konsultan yang baik adalah melalui sayembara, dimana tiap-tiap biro konsultan akan berusaha semaksimal mungkin dalam perencanaannya supaya dapat memenangkan, pemenang dari sayembara akan ditunjuk langsung untuk melaksanakan perencanaanya secara lengkap, cara ini akan lebih banyak memakan waktu dan biaya teteapi hasilnya akan lebih baik (Priyanto, 2012). Biasanya dokumen sayembara memuat ketentuan sebagai berikut: Gagasan, maksud serta sasaran yang akan dicapai pemberi tugas mengenai bagian yang akan direncanakan: a. Hubungan, tugas dan kewajiban peserta dan pemberi tugas. b. Kedudukan, nama para anggota panitia, penilai atau dewan juri. c. Data teknis untuk pekerjaan perencanaan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 30

15 Adapun Cara pada Sistem Sayembara yaitu sebagai berikut : a. Tertutup: diikuti oleh 5-10 biro konsultan yang dipilh sendiri oleh pemberi tugas berdasarkan kriteria tertentu. Pemberitahuan mengenai sayembara dikirim melalui ekspedisi langsung kepada biro-biro terpilih. b. Terbuka: di ikuti oleh semua biro yang telah memenuhi syarat yang ditentukan. Jumlah peserta tidak dibatasi, pemberitahuan melalui media masa Tender Desain. Pada prinsipnya tender desain sama dengan system sayembara tetapi yang bertindak menilai adalah pemberi tugas sendiri dan tidak terdapat panitia penyelenggara. Jenis proyek tidak monumental, peserta terbatas diperlukan waktu pendek atau tahap perencanaan yang optimal. Peserta yang kalah dalam tender dapat ganti rugi atau jasa perencanaan yang besarnya lebih kecil dari imbalan jasa perencanaan pada umumnya, dalam tender desain disertakan TOR, yakni suatu kerangka acuan yang memuat antara lain tentang ukuran desain, bentuk warna, komposisi, pesan atau tulisan pada desain, target audience. Yang mengikuti tender harus menyajikan gambar kerja berikut rencana biaya.(priyanto, 2012) Sistematika Proyek Penetapan Tujuan dan Fungsi Proyek Secara Obyektif Perencanaan Strategis. a. Perencanaan meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan penting yang berpengaruh besar di dalam penyelenggaraan proyek. b. Perencanaan yang disiapkan oleh pemeilik proyek, dengan petunjuk pimpinan perusahaan. c. Perencanaan yang dikembangkan pada tahap konseptual, pemasaran, pendanaan dan lain-lain. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 31

16 Perencanaan Lingkup Pekerjaan. Yaitu menentukan kelangsungan atau pembatalan kegiatan proyek pada tahap berikutnya, setelah mempelajari hasil-hasil studi kelayakan: a. Meletakkan dasar-dasar filosofi desain b. Menentukan bobot sasaran proyek. c. Membuat garis besar anggaran dan jadwal. d. Menentukan personil pelaksanaan implementasi proyek e. Memilih macam kontrak Perencanaan Operasional. a. merupakan perencanaan terperinci yang diperlukan untuk mencapai sasaran strategis b. dipersiapkan oleh manager proyek dan tim inti proyek c. produk utamannya adalah perencanaan implementasi proyek yang berisi: informasi umum kontrak. Uraian jadwal induk dan pekerjaan utama proyek. Program pengendalian dan rencana implementasi (biaya, jadwal dan mutu). Organisasi peserta, fungsi dan posisi kunci. Garis besar prosedur kerja, koordinator antara peserta proyek d. Unsur-unsur perencanaan operasional proyek. Perencanaan lingkup proyek. Perencanaan mutu yang diharapkan. Perencanaan jadwal kegiatan. Perencanaan perkiraan anggaran biaya. Perencanaan sumber daya yang meliputi: 1. Sumber daya manusia: tenaga kerja dan tenaga ahli. 2. Sumber daya non SDM : material peralatan. 3. Perencanaan atau program pengelolaan resiko. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 32

17 2.12 Jasa Perencanaan Perancangan Imbalan Jasa Perencanaan Perancangan. Terdapat dalam pasal 64 yang mengatur besar imbalan jasa perencanaan perancangan sebagai pedoman hubungan kerja antara arsitek dengan pengguna jasa tahun 2007 yaitu sebagai berikut 1) Jika penugasan perencanaan perancangan meliputi tahap pembuatan konsepsi perencanaan perancangan, praperancangan, pengembangan rancangan, penyiapan dokumen pelelangan, pelelangan dan pengawasan berkala untuk suatu bangunan gedung, maka imbalan jasa dihitung berdasarkan prosentase terhadap biaya bangunan sesuai kategorinya, 2) Bobot prosentase bagian-bagian tahap pekerjaan, ditentukan sebagai berikut : Table 4 Contoh bobot prosentase imbalan pada tahap pekerjaan Tahap pekerjaan Bobot prosentase A Konsepsi perencanaan perancangan 10 % B Pra-rancangan 25 % C Pengembangan rancangan dan gambar kerja 45 % D Penyiapan dokumen pelelangan dan proses 10 % pelelangan E Pengawasan berkala 10 % jumlah 100 % Pekerjaan Tambah Kurang. Untuk pekerjaan tambah kurang selain dari paket pekerjaan seperti tercantum dalam pasal 2 perjanjian kerja ini. Maka imbalan jasanya diperhitungkan berdasarkan musyawarah kedua belah pihak atau akan diadakan negoisasi kembali antara pihak pertama dan pihak kedua yang akan dituangkan dalam bentuk perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian kerja ini. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 33

18 2.13 Tahap Perancangan. Di dalam membangun suatu proyek sebelumnya harus di adakan proses merancang, dan tahapan tersebut antaralain : terlebih dahulu Tahapan Merancangan a) Tahap Konseptual Kegiatan utama dalam tahap konseptual adalah melakukan studi kelayakan terhadap analisis pendahuluan dari gagasan yang telah disusun atau dirumuskan dan dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2 Diagram tahapan konseptual b) Tahap Definisi atau Tahap Perencanaann dan Pemantapan (PP). Pada tahap ini dilakukan pengkajian yang lebih mendalam mengenai keterkaitan antara gagasan dan peluang yang tersedia agar dapat ditarik kesimpulan yang mantap untuk menanamkan investasi atau melaksanakann proyek. Kegiatan utama dalam tahap ini adalah : Melanjutkan analisis terhap hasil hasil kegiatan tahap konseptual dalam arti lebih mendalam dan terperinci sehingga kesimpulanya cukup mantap untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan perihal kelangsungan investasi atau proyek. Menyiapkan perangkat seperti data kriteria dan spesifikasi teknik engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk menyiapkan dokumen tender dan kontrak. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 34

19 Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis, yaitu berkaitan dengan garis besar penyelenggaraan proyek seperti jenis kontrak, filosofi desain, komposisi pendanaan, dan lain lain. Memilih peserta proyek yang terdiri dari para kontraktor calon peserta tender. Hasil yang diperoleh dari tahap Definisi (PP) adalah dokumen kontrak tender yang terdiri dari : Gambar gambar rencana dan detail arsitektural dan struktur Spesifikasi teknis dan administrasi Waktu pelaksanaan Daftar volume pekerjaan (bill of quality) Rencana anggran biaya (RAB) Tahap Implementasi. Komponen kegiatan utama dalam tahap ini berbeda beda untuk setiap macam proyek, tetapi secara umum kegiatan utama dalam tahap ini dapat dibagi sebagai berikut : Mengkaji lingkup kerja proyek dan membuat program implementasi. Melaksanakan pekerjaan desain engineering terinci ( tahap drawing), pengadaan material dan peralatan, pabrikasi, instalasi (konstruksi). Melakukan perencanaan dan pengendalian biaya, waktu dan mutu. Menutup proyek, termasuk kegiatan inspeksi akhir, uji coba, starat up dan praoperasi. Menyerahkan hasil proyek kepada pemilik. Menyelesaikan masalah asuransi, klaim dan keuntungan proyek. Tahap selanjutnya yaitu tahap operasi atau utilitas yang dilaksanakan setelah tahap implementasi tidak termasuk dalam tahap siklus proyek, karena dalam tahap ini ornasasi / owner mulai memakai, memproduksi dan memelihara produk hasil akhir proyek. Atau dengan perkataan lain tahap ini tidak termasuk dalam siklus proyek karena sudah merupakan kegiatan operasional. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 35

20 Untuk menghasilkan suatu perencanaan dan perancangan yang optimal, maka prosesnya dilakukan melalui tahap tahap tertentu.tahapan tersebut secara terperinci sangat bergantung dari besar kecilnya suatu proyek. Tetapi secara umum, tahap tahap perencanaan proyek tadi tidak terlepas dari langkah langkah berikut : Pemberi tugas (owner), menyampaikan maksudnya kepada konsultan perencana. Konsultan perencana menerima maksud tersebut, menyusun program kebutuhan owner, melakukan studi literatur, survey lapangan dan menganalisanya. Bertitik tolak dari hasil analisa tersebut, kemudian diajukan usulan gambar gambar skematik (denah, tampak dan potongan) atau studi maket serta taksiran biaya secara global. Setelah mendapat persetujuan owner dengan segala penambahan dan pengurangan, barulah gambar gambar tersebut dikembangkan menjadi gambar-gambar pelaksanaan. Pada tahap ini, juga dibuat rencana kerja dan syarat-syaratnya serta rincian rencana anggaran biaya proyek tersebut. Adapun rangkaian proses perencanaannya secara detail, tersusun sebagai berikut : 1) Studi pendahuluan Kegiatan yang dilakukan pada langkah pertama ini adalah menetapkan apa yang menjadi tujuan, seberapa besar biaya yang tersedia, studi awal pada lokasi / tapak yang akan direncanakan, menentukan program kebutuhan ruang serta alokasi waktu perencanaan. 2) Studi pendekatan Langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan masalah untuk melahirkan beberapa alternatif pemecahan tentang standar ruang, pengelolaan ruang, organisasi ruang, konsep dasar tapak, konsep dasar bentuk bangunan dan estimasi biaya. 3) Desain skematik Berdasarkan kegiatan sebelumnya, kemudian arsitek mengevaluasikan hasil analisa ke dalam bentuk gambar. Yang menjadi output pada tahap ini adalah Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 36

21 denah, tampak, potongan dengan atau tanpa perspektif. Usulan gambar - gambar skematik ini disampaikan kepada owner untuk dimintai persetujuannya dan kemudian dimasukkan ke Dinas Tata Bangunan untuk mendapatkan izin membangun. 4) Pengembangan desain Desain yang sudah disetujui tersebut kemudian dikembangkan lagi sampai ke gambar yang lebih detail. Pada tahap ini pula, gambar gambar tersebut dilengkapi dengan uraian syarat dan kualitas bahan bangunan yang dipakai yang terhimpun dalam suatu rencana kerja dan syarta - syarat serta taksiran biaya (RAB). Keluaran dari tahap ini gambar - gambar kerja dengan semua syarat syaratnya yang siap untuk dilaksanakan ( bestek en voor waarden ). 5) Pelelangan Dengan selesainya gambar - gambar kerja tersebut, oleh pemberi tugas kemudian dijual kepada kontraktor untuk dilaksanakan pembangunannya. Untuk menghadapi proses pelelangan ini, konsultan perencana wajib menyiapkan dokumen pelelangan sebanyak jumlah kontraktor yang mengikuti pelelangan. Kemudian diberikan kepada kontraktor beberapa hari sebelum lelang dimulai. Dokumen pelelangan yang harus dibuat tersebut, mencakup : Gambar - gambar perencanaan Rencana kerja dan syarat syarat Alokasi waktu pelaksanaan Volume pekerjaan (bill of quantity) Formulir penawaran dan aturan-aturan tentang pemasukannya. Aturan main lainnya yang dibutuhkan untuk mengikuti pelelangan. Hasil akhir dari tahap ini adalah ditetapkannya kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek tersebut Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan. Kedua langkah ini berjalan bersamaan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh kontraktor sedangkan pengawasan dilakukan oleh konsultan yang merencanakan proyek tersebut atau konsultan lain yang ditunjuk oleh pemberi tugas. Direksi lapangan selaku pengawas mempunyai beberapa tugas, yakni : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 37

22 Mengawasi jalannya pembangunan agar sesuai dengan gambar kerja dan syarat syarat yang telah ditentukan. Membuat berita acara tiap tahap pekerjaan. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan untuk memeriksa kemajuan pekerjaan untuk dibandingkan dengan time schedule yang ada. Mencatat kejadian - kejadian di lapangan. Memberi peringatan bila kontraktor menyimpang. Mengusulkan perubahan-perubahan jika memang perlu Tahap Penyerahan. Akhir dari semua proses perencanaan adalah penyerahan proyek oleh kontraktor pelaksana kepada pemberi tugas. Penyerahan pertama dilakukan setelah pekerjaan telah rampung 100%, sedangkan penyerahan kedua dilakukan dalam kurun waktu tertentu setelah masa pemeliharaan selesai. Pada umumnya setelah penyerahan pertama, pembayaran termin disisakan 5 % hingga saat penyerahan kedua. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 38

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Profil Perusahaan PT. Tata Nusa Tiara International bergerak dalam bidang konsultan arsitektur dan Menejement Konstruksi. Berkantor di Jl. Taman Cilandak IV No. 54 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK 2.1. Instansi yang Terlibat Dalam pelakasanaan suatu proyek baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan organisasi. Organisasi

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bab III -Sistem Organisasi dan manajemen proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Struktur organisasi pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan pada setiap pekerjaan suatu proyek perlu dibentuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Menurut Chase (1998), proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian kegiatan unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam

Lebih terperinci

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Kegiatan tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Kegiatan tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan BAB II: TINJAUAN INSTANSIONAL PROYEK 2.1. Pengertian Proyek Menurut Grey, dkk. (2002), definisi proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK 3.1 Uraian Singkat Proyek 3.1.1. Data Umum Proyek : 3.1.1.1. Nama Proyek : (10 lantai) 3.1.1.2. Lokasi : Jl.Prapatan No. 14 16 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahap- tahap dalam Proyek Konstruksi Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap

Lebih terperinci

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1. Segi Biaya Proyek a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi pada tahap perencanaan. b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Proyek Konstruksi II.5.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan, ada awal dan akhir, dan umumnya berjangka

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Definisi Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas

Lebih terperinci

II. KEGIATAN PENGAWASAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT BONEA BENTENG DI LINGKUP DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pemilik (Bouwheer/Owner) Dalam pembahasan laporan ini, pihak PT. AIR ASIA INDONESIA selaku owner dan pemilik lahan yang memberi tugas kepada konsultan arsitektur yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perubahan Perintah (Change Order) Change order merupakan mekanisme untuk membuat perubahan selama konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Pengertian Proyek Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga seringkali melibatkan penelitian atau desain,

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN INTERIOR

BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN INTERIOR BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN INTERIOR 2.1. Pengertian Perusahaan Konsultan Interior Perusahaan konsultan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultan antara biro jasa dan klien, atau dengan

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. U M U M 1. Setiap pelaksanaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA PERENCANAAN BANGUNAN MALL GRAND DHARMA HUSADA LAGOON Jl. Mulyosari Raya Surabaya Timur DISUSUN OLEH: JAENUDIN 41213110054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA TAHUN 2017 KATA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA Sintya Marris 1)., Rafie 2)., Riyanny Pratiwi 2) Sintyamarris92@gmail.com

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI A. PENDAHULUAN 1. Umum a. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Renovasi GOR Jatidiri adalah perencanaan Renovasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM

TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM I. JENIS TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha Dokumen Untuk Metode e-seleksi Umum dengan Prakualifikasi Lembaga Kebijakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOMITE PEMBANGUNAN SMA KEBERBAKATAN OLAHRAGA Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 35, Telepon 0431-863487, 852240, 862485, 863184 Facsimile 862485, 863184

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang SEKRETARIAT DPRD PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TERM OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KERJA BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN REHAB RUANG PARIPURNA GEDUNG DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI PROYEK KONSTRUKSI A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI Suatu rangkaian kegiatan di bedakan atas dua jenis yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek, yaitu : Kegiatan rutin adalah suatu kegiatan yang terus menerus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PROYEK KONSTRUKSI

BAB 1 PROYEK KONSTRUKSI BAB 1 PROYEK KONSTRUKSI 1.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional a) Mengetahui pengertian umum mengenai proyek konstruksi: apakah proyek itu, siapa pengelolaan proyek? b) Mengetahui jenis-jenis proyek konstruksi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 51 Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan oleh penyedia jasa harus mendapatkan pengawasan secara

Lebih terperinci

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan Tahap ke 1 Pekerjaan Tahap

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PROFESI PERENCANAAN PROYEK MALL VIVO SENTUL BOGOR PT. GRAHA NATURAL ALAM

LAPORAN PRAKTIK PROFESI PERENCANAAN PROYEK MALL VIVO SENTUL BOGOR PT. GRAHA NATURAL ALAM LAPORAN PRAKTIK PROFESI PERENCANAAN PROYEK MALL VIVO SENTUL BOGOR PT. GRAHA NATURAL ALAM Jl. Boulevard II Ruko Paramount Mendrisio 3 Blok C No.26, Pagedangan, Tangerang Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A I. URAIAN PEKERJAAN 1. LOKASI PROYEK Lokasi pekerjaan terletak di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. 2. SUMBER PENDANAAN Sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA. Kode Etik dan Kaidah Tata Laku. Perencanaan Perancangan Arsitektur

DAFTAR ISI PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA. Kode Etik dan Kaidah Tata Laku. Perencanaan Perancangan Arsitektur DAFTAR ISI PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA KATA PENGANTAR MUKADIMAH BAB 1 PENGERTIAN DAN BATASAN Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA PENGAWASAN GEDUNG DAN BANGUNAN KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise BAB II DATA LITERATUR II.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Kerja Praktek Kerja Praktek adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat ar maupun di perusahaan atau instansi untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

Lebih terperinci

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Definisi

Lebih terperinci

PANDUAN KERJA PRAKTEK

PANDUAN KERJA PRAKTEK PANDUAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TIDAR 1 DAFTAR ISI Halaman Sampul... 1 Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 KETENTUAN UMUM... 4 1. PERATURAN UMUM KERJA PRAKTEK...

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTAN PENGAWAS Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Pasar Doi-Doi Lokasi : Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Tahun Anggaran 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pemilihan Kontraktor Dalam industri konstruksi, ada dua pihak yang sangat berperanan penting, yaitu owner dan kontraktor. Dimana owner adalah orang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu: perencana, dan persiapan dokumen lelang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu: perencana, dan persiapan dokumen lelang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dibahas di bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu: 1. Kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja sering digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu hasil yang dicapai terhadap sesuatu. Sehingga kesuksesan suatu perusahaan dapat diukur dari kinerja

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Laporan Tugas Akhir 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara merealisasikan sebuah ide menjadi bangunan sipil dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

A D E N D U M D O KUMEN KUA L IFIKASI. Pengadaan Jasa Konsultan Perencana untuk Rehabilitasi Rumah Dinas Bea dan Cukai di Juwangen

A D E N D U M D O KUMEN KUA L IFIKASI. Pengadaan Jasa Konsultan Perencana untuk Rehabilitasi Rumah Dinas Bea dan Cukai di Juwangen 3 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH DAN DIY KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B YOGYAKARTA PANITIA PENGADAAN

Lebih terperinci