PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA"

Transkripsi

1 PENGARUH HOME INDUSTRY SANDAL TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN CIGANTANG KECAMATAN MANGKUBUMI KOTA TASIKMALAYA The Influences s Home Industry Sandals To Economy Society in Cigantang s Political District Administered Mangkubumi s Subdistrict Tasikmalaya City. H. Nedi Sunaedi, Drs., M.Si (nedi_pdil@yahoo.com) Nadya Asri Aprianti (nadya_asriaprianti@yahoo.com) Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang sangat penting. Melalui kegiatan industri akan dihasilakan berbagai kebutuhan manusia, mulai alat-alat sederhana sampai peralatan modern. Sentra industri sandal salah satunya terdapat di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Industri sandal di Kelurahan Cigantang cukup banyak namun masih dalam skala industri rumah tangga (home industry). Home industry sandal merupakan salah satu home industry yang sudah cukup lama ada di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, dan cukup banyak menyerapa tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor perkembangan home industry sandal dan mengetahui seberapa besar manfaat home industry sandal terhadap perekonomian masyarakat. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh keberadaan home industry sandal di Kelurahan Cigantang terhadap perekonomian masyarakat. Hasil dari identifikasi tersebut menunjukan bahwa keberadaan home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya berpengaruh positif terhadap perekonomian masyarakat karena dari hasil penelitian home industry sandal dapat menyerap tenaga kerja dari daerah sekitar Kelurahan Cigantang sebesar 21,74% berusia tahun atau sebanyak 5 orang, dan 17,39% dengan usia tahun dan tahun sebanyak 4 orang. Pendapatan masyarakatpun menjadi meningkat, dari hasil penelitian sebesar 95,65% bahwa hampir sebagian besar pekerja home industry sandal di Kelurahan Cigantang pendapatannya meningkat. Kata Kunci: Perekonomian Masyarakat, Home Industry Sandal, Kelurahan Cigantang.

2 ABSTRACT The industries are member economy activity the people s very important. Throught it activity will produced many people necessity. Such as the simple instrument until the modern instrument. Slippers indsutry sentra there in Cigantang s Political indsutry many enough, but many still home industry scale. Slippers home industry are the home industry is very long times in Cigantang, and many pervaved the worker. This research for knowing factors in development of the home industry slippers and society. Methods of analysis what the used in this research are the quantitative descriptive to indentifications how man influnece of the existence of home industry, to economy society the result it identification showed that the existence home industry slippers in Cigantang very positive influenced for economy society because of the result of research slippers home industry could absorb labor from the area around the village of Cigantang as a big as 21,74% attain the age of year or as many 5 people, and 17,39% in the age of years and year as many 4 people. People s income in increased, the result of research by 95,65% that mose of the workers in the villages slippers home industry revenue increased Cigantang. Keyword: Economy Society, Slippers home Industry in Cigantang Political District

3 A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang sangat penting. Melalui kegiatan industri akan dihasilakan berbagai kebutuhan manusia, mulai alat-alat sederhana sampai peralatan modern. Jadi pada dasarnya kegiatan industri sebenarnya sudah dikenal sejak manusia ada. Walaupun sudah pasti awal perkembangannya masih sangat sederhana dan terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dalam lingkup terbatas pula. Di kota Tasikmalaya terdapat beberapa jenis kegiatan industri, mulai dari industri yang berskala besar seperti industri plastik, industri gula, industri sabun dan sebagainya, dan sampai industri kecil seperti, industri bordir, industri payung geulis, industri kelom geulis industri kerupuk, industri pemintalan benang, dan industri sandal. Sentra industri sandal salah satunya terdapat di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Industri sandal di Kelurahan Cigantang cukup banyak namun masih dalam skala industri rumah tangga (home industry). Home industry sandal merupakan salah satu home industry yang sudah cukup lama ada di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, dan cukup banyak menyerapa tenaga kerja. Karena tenaga kerja yang dibutuhkan tidak harus memiliki keahlian khusus, tidak ada ketentuan atau persyaratan tertentu, sehingga home industry di Kelurahan Cigantang tersebut dapat merekrut tenaga kerja lokal yang terdapat di wilayah itu sendiri. Jadi dengan adanya home industry sandal dapat memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitar yang pada akhirnya secara tidak langsung akan menyokong atau membantu kehidupan ekonomi masyarakat ke arah yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai hal tersebut dengan melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Home Industry Sandal Terhadap Perekonomian Masyarakat di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya? 2. Seberapa besar manfaat keberadaan home industry sandal terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya? C. Kajian Teori 1. Ruang Lingkup Industri Istilah industri sesungguhnya meliputi seluruh kegiatan ekonomi, mulai dari asal bahan baku, pelaksanaan hingga tahap dimana suatu barang mempunyai nilai lebih. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian menyebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Abdurachmat (1983:2) industri memiliki dua pengertian, yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan bidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan dalam pengertian sempit, Industri adalah usaha dan kegiatan yang sifatnya mengubah dan mengolah bahan-bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap daerah atau negara, tergantung pada sumber daya yang tersedia, tingkat teknologi serta perkembangan ekonomi daerah atau negara itu. Pada umumnya makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu daerah, makin

5 banyak jumlah dan macam industri, makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut (Abdurachmat 1983:5). Abdurachmat (1983:5) mengemukakan bahwa di Indonesia, macam dan usaha kegiatan industri dikelompokan kedalam empat golongan, yaitu : 1) Kelompok I : Aneka Industri dan kerajinan, yang terdiri atas : a) Industri makanan dan minuman b) Industri kerajinan logam seperti emas, perak, tembaga, dan lain-lain. c) Industri kerajinan bukan logam seperti anyaman, kulit, tembikar, dan lain-lain. 2) Kelompok II : Industri logam dan elektronika, yang terdiri atas : a) Industri logam dasar seperti besi/baja (termasuk industri pipa, kawat baja, dan lain-lain) dan industri logam non-ferro (timah, kabel, dan lain-lain) b) Industri mesin seperti kendaraan, mesin-mesin, dan industri kapal. c) Industri elektronika seperti radio, TV dan alat-alat listrik lainnya. 3) Kelompok III : Industri kimia, termasuk kedalamnya :Industri pupuk, industri ban, industri gelas, industri garam, industri gas. 4) Kelompok IV : Industri sandang dan tekstil, termasuk kedalamnya: a) Industri serat sintetis (rayon) b) Industri permintalan dan pertenunan c) Industri perajutan d) Industri pakaian jadi. Menurut Abdurachmat (1983:2) home industry dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dibidang ekonomi yang produktif. atau mencakup segala usaha dan kegiatan yang sifatnya mengubah dan mengolah bahanbahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi.

6 Home Industry merupakan jenis kegiatan yang mengolah bahan mentah menjadi barag setengah jadi atau barang jadi, biasanya mempergunakan bahan-bahan yang ada di sekelilingnya dengan modal terbatas, dengan jumlah tenaga kerja tidak lebih dari 5 orang, dan keterampilan yang terbatas, karena biasanya modal yang disediakan juga modal sendiri. Home industry sandal adalah suatu industri yang mengolah bahanbahan spon, lem, latek, fiber, benang sol dan lain-lain menjadi sebuah kerajinan tangan yaitu alas kaki atau sandal. Sandal yang masyarakat ketahui merupakan alas kaki yang sering digunakan untuk melindungi kaki dari berbagai macam benda yang ada di jalan. D. Hipotesis Hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Home Industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, yaitu: kualitas, desain, harga jual, modal, bahan, tenaga kerja, dan wilayah pemasaran. 2. Keberadaan home industry sandal di Kelurahan Cigantan Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya berpengaruh positif terhadap perekonomian masyarakat, yaitu: penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif. Dengan menggunakan medote deskriftip kuantitatif, penulis mencoba memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh home industry sandal terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Selain teknik tersebut penulis juga menggunakan teknik yang lain yaitu teknik observasi, wawancar, kuesioner, studi litelatur dan teknik dokumentasi.

7 F. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pelaku home industry sandal yang terdiri dari pengusaha dan pekerja yang nekrja di home indutry sandal. Adapun jumlah home industry sandal di kelurahan Cigantang kecamatan Mangkubumi kota Tasikmalaya sebanyak 41 home industry sandal dan 436 jumlah tenaga kerja yang diserap. Sampel pengusaha dan pekerja home industry sandal diambil menggunakan teknik sampel kuota (quota sampling), adapun sampel yang diambil sebanyak 5% dari jumlah populasi yaitu 41 pemilik home industtry menjadi 14 orang pemilik home industry sandal dan 5% dari seluruh pekerja yaitu 436 menjadi 23 pekerja yang diambil dari masing-masing home industry sandal. G. Teknik Pengilahan dan Analisi Data Analisis data dilakukan dengan klasifikasi persentase, apabila telah diperoleh maka penulis akan mengolah data tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi pembuatan penulis. Analisi persentase digunakan dengan melihat angka jumlah responden dengan angka persentase dengantujuan untuk mengetahui kecenderungan responden dan fenomena-fenomena di lapangan. H. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Dilaksanakan mulai bulan November 2015 hingga selesai. I. Pembahasan 1. Home Industry Sandal di Kelurahan Cigantang Home industry sandal adalah rumah usaha produk barang atau perusahaan kecil yang memproduksi alas kaki yang kegiatan ekonominya masih berskala rumahan (industri rumah tangga). Hal-hal yang sangat erat kaitannya dengan home industry sandal ini yaitu dalam aspek

8 kualitas, desain, harga jual, modal, bahan, tenaga kerja dan wilayah pemasaran. Keberadaan home industry sandal ini sangat berpengaruh positif bagi masyarakat di Kelurahan Cigantang karena dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Home industry yang ada di Kelurahan Cigantang ini terbilang sudah cukup lama kira-kira sekitar tahun 1990 awal berdirinya industri rumah tangga ini di Kelurahan Cigantang, awal mulanya para pengusaha yang sudah lama berbisnis sandal ini mendirikan usaha kecil dengan jumlah tenaga kerja hanya 1 3 orang dan wilayah pemasarannya pun terbilang masih sangat sempit hanya di daerah Kota Tasikmalaya. Semakin lama home industry sandal ini berkembang dengan berjalannya waktu banyak pemesanan dari luar daerah pula seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Jakarta dan masih banyak kota-kota lainnya sampai ke Kota Medan sehingga pengusaha industri rumah tangga ini menambahkan jumlah pekerja dari yang tadinya 1 3 orang kini sudah bertambah menjadi 5 15 orang, dan diantara para pekerja tersebut sebagian darinya ada yang masih keterkaitan keluarga atau masih saudara dengan pemilik industri rumah tangga tersebut. Bahan Bahan untuk membuat sandal umumnya dari bahan lembaran, sandal yang dibuat terutama untuk industri kecil atau home industry kebanyakan menggunakan bahan spon. Bahan baku untuk pembuatan sandal merupakan hasil membeli dari toko-toko bahan sandal yang ada di Kota Tasikmalaya, sedangkan toko-toko bahan sandal mendapatkan bahan-bahan sandal yaitu dikirim dari Jakarta dan Tanggerang. Pemilik home industry sandal membeli bahan-bahan sandal tersebut seminggu sekali dengan biaya pengeluaran rata-rata Rp ,00/minggu, dari biaya bahan tersebut dapat menghasilkan sandal sebanyak 50 kodi/minggu atau 1500 kodi/bulan.

9 Penghasilan bersih para pemilik home industry sandal yaitu berkisar Rp ,00/minggu dan dalam satu bulan menjadi Rp ,00. Orang yang bekerja di home industry tersebut tidak harus punya keahlian khusus pada waktu itu, hanya melihat contoh dari pekerja yang sudah ahli, dan sampai sekarang home industry di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi berkembang lebih pesat dengan sistem pemasaran yang lebih modern dari sebelumnya, tenaga kerja yang diserapnya pun lebih banyak. Tasikmalaya merupakan salah satu daerah yang potensi industrinya cukup beragam mulai dari industri bordisr, kelom geulis, payung geulis, alas kaki, aneka anyaman, tikar mendong, dan makanan. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Home Industry Sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pengusaha home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan home industry sandal, berikut hasil penelitian: a. Kualitas Kualitas sandal yang diproduksi oleh home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya rata-rata umur pakai nya akan bertahan 4 6 bulan saja itu semua tergantung pemakaian, kalau kualitas nya bagus dan pemakaian nya pun tidak jorok maka sandal tersebut akan bertahan lama namun sebaliknya apabila sandal tersebut kualitasnya buruk dan pemakaiannya pun jorok maka umur pakai sandal tersebut tidak akan bertahan lama.

10 b. Desain Desain yang dibuat oleh home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya berasal dari internet atau majalah karena dari situ pengrajin atau pengusaha dapat menemukan ide baru untuk membuat desain sandal terbaru dan terupdate yang sedang trend pada masa itu. Adapun pembuatan desain sandal tergantung permintaan konsumen, baru barang itu akan dibuat atau diproduksi oleh pabrik. Gambar 4.35 Salah Satu Desain Sandal Laki-Laki Harga Jual Rp Perkodi Gambar 4.36 Salah Satu Desain Sandal Wanita Harga Jual Rp Perkodi

11 c. Harga Jual Gambar 4.37 Salah Satu Desain Sandal Anak-Anak Harga Jual Rp Perkodi Harga jual merupakan faktor yang sangat menetukan laku atau tidaknya suatu barang yang akan dipasarkan, menurut hasil penelitian dari para responden pengusaha home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kota Tasikmalaya ini harga jual dari sandal Home industry sandal di Kelurahan Cigantang memberi harga perkodi nya untuk sandal anak-anak sekitar Rp Rp , untuk sandal Tanggung atau anak-anak yang berumuran tahun dengan harga Rp Rp , untuk sandal laki-laki berkisar antara Rp Rp sedangkan untuk sandal wanita berkisar Rp Rp ,-. d. Modal Modal yang didapat para pengusaha hampir 50% berasal dari pinjaman Bank, 42,86 dari modal milik pribadi dan 7,14 berasal dari pinjaman saudara. Modal yang dimiliki oleh para pengusaha home industry sandal di Kelurahan Cigantang ini masih mengalami kekurangan karena bahan-bahan yang harus dipesan cukup banyak untuk pemenuhan pesanan konsumen sehingga dibutuhkan modal tambahan yang cukup besar.

12 e. Bahan Baku Bahan merupakan kebutuhan pokok dalam dalam berbagai industri terutama dalam pembuatan sandal beragam bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sandal diantaranya yaitu benang jahit, benang sol, imitasi, latek, spon, gesper, dan slang plastik. Pemenuhan bahan-bahan untuk pembuatan sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya berasal dari daerah lokal yakni dari toko bahan-bahan sandal yang ada di dareah Kota Tasikmalaya, sehingga tidak perlu mengimpor barang dari luar darerah. Bahan-bahan sandal yang ada di toko merupakan kiriman dari daerah Jakarta dan Tanggerang. f. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu penggerak industri, karena kalau tidak ada tenaga kerja industri tersebut tidak akan berjalan. Dalam industri tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu tenaga kerja yang berkualitas dan mempunyai skill yang memuaskan. Para pengrajin yang bekerja di home industry di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya ini tidak harus mempunyai keahlian khusus, para pekerja dapat dengan mudah mempelajari semua proses pembuatan sandal dengan cara otodidak atau melihat kepada pekerja yang sudah handal dalam membuat sandal dan juga para pekerja tidak dilihat dari latar belakang pendidikan. g. Wilayah Pemasaran Wilayah pemasaran sandal yang ada di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya ini sudah merambat ke luar Pulau Jawa yaitu Banten, Jakarta, Solo, Medan, Depok dan Bogor. Adapun pemasaran didalam derah lokal yaitu ke pasar cikurubuk yang berada di Kota Tasikmalaya, pemasaran sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya sudah menyebar ke luar kota sekitar 85,71%.

13 Sistem pemasaran produksi sandal dengan cara mengirim langsung ke konsumen apabila diluar kota dengan cara paket dan menunggu konsumen yang mengambil pesanan ke pabrik. Hambatan dalam pemasaran yaitu penumpukan barang akibat para konsumen telat membayar barang yang sudah dipesan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut ini: Gambar 4.38 Peta Pemasaran Produksi Sandal 3. Hubungan Home Industry Sanda dalam Menyerap Tenaga Kerja, Mengurangi Pengangguran Serta Dapat Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Kelurahan Cigantang Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pemilik dan pekerja dengan adanya home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. a. Menyerap Tenaga Kerja Para pekerja home industry sandal ini berasal dari daerah lokal yakni masih di Kelurahan Cigantang, Penerimaan tenaga kerja di home industry sandal ini tidak dibatasi umur dan juga tidak melihat latar belakang pendidikan yang terpenting masyarakat yang ingin bekerja di home industry sandal harus mempunyai keterampilan

14 yang baik, apakah bisa membuat pola sandal dengan sistem memenuhi target. Tenaga kerja yang bekerja di home industry sandal Kelurahan Cigantang 95,65% berasal dari daerah sekitar Kelurahan Cigantang dan 4,35% berasal dari luar Kecamatan Mangkubumi. b. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Home indsutry sandal di Kelurahan Cigantang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi Masyarakat Kelurahan Cigantang, salah satu faktor produktivitas kerja meningkat yaitu faktor penghasilan atau pengupahan, dengan penghasilan yang cukup dapat memotivasi para pekerja untuk lebih semangat dalam bekerja dan menghasilkan kualitas yang baik supaya pemenuhan target pemasaran tercapai. Upah yang diterima para pekerja macam-macam tergantung kemampuan untuk menyelesaikan target yang di inginkan, rata-rata para pekerja mengerjakan maksimum 100 kodi/minggu dan minimum mengerjakan kurang dari 50 kodi/minggu. Pekerja home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya dapat meningkatkan pendapatan para pekerja diketahui bahwa hampir sebagian besar pekerja home industry sandal di Kelurahan Cigantang sebesar 95,65% pendapatannya meningkat. Dengan rata-rata pendapatan > Rp /minggu. J. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang menulis di bab IV, tentang Pengaruh Home Industry Sandal Terhadap Perekonomian Masyarakat di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

15 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan home industry sandal di Kelurahan Cigantang adalah kualitas dari segi umur pakai dan kenyamanan sandal dapat dikategorikan bagus karena umur pakai sandal dapat bertahan sekitar 4 6 bulan itu pun tergantung pemakaian, dari segi kenyamanan nya pun para konsumen cukup puas dengan hasil produksi sandal di Kelurahan Cigantang. Dari desainnya pun cukup beragam dan dapat memesan sesuai keinginan, desain yang dibuat di home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya tidak begitu kuno karena sudah mengikuti perkembangan desain yang laku dipasaran, untuk harga jualnya pun relatif sangat terjangkau untuk sandal anak-anak dipatok harga Rp Rp , untuk sandal tanggung (ABG) diberi harga Rp Rp , untuk sandal wanita dewasa Rp Rp , untuk harga sandal laki-laki dewasa Rp Rp Modal yang diperoleh oleh pemilik home industry sandal hampir keseluruhan dapat pinjaman dari Bank, sebagian ada yang milik pribadi dan hasil pinjaman dari saudaranya. Untuk bahanbahan sandal para pemilik home industry sandal tidak usah pesan jauh-jauh keluar kota karena di Kota Tasikmalaya sudah tersedia toko bahan-bahan sandal, toko-toko bahan sandal tersebut barangnya dipasok dari luar kota, seperti Jakarta dan Tanggerang, tenaga kerja yang dimiliki di home industry sandal di Kelurahan Cigantang cukup banyak karena hampir semua pekerja berasal dari daerah lokal yaitu masih didalama Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi. Semua pekerja merupakan usia yang produktif dan tidak memperkerjakan anak usia dibawah umur.

16 Wilayah pemasaran hasil produksi dipasarkan didalam kota yaitu Pasar Cikurubuk, dan untuk Luar Kota yaitu Medan, Jakarta, Solo, Banten, dan Depok. 2. Keberadaan Home Industry Sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya Berpengaruh Positif Terhadap Perekonomian Masyarakat, yaitu menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota Tasikmalaya khususnya yang ada di Kelurahan Cigantang itu sendiri. Para pengarjin yang bekerja di home industry sandal ini hampir 95,65% berasal dari daerah sekitar Kelurahan Cigantang dan 4,35% berasal dari luar Kecamatan Mangkubumi, dan mampu menyerap sebanyak 21,74% usia atau sebanyak 5 orang, 17,39% usia dan atau sebanyak 4 orang. Home industry sandal di Kelurahan Cigantang hampir keseluruhan merupakan usia produktif dan tidak mempekerjakan anak usia dibawah usia produktif atau anak usia sekolah. Dari bekerja di home industry sandal pendapatan para pekerja home industry sandal di Kelurahan Cigantang meningkatkan diketahui bahwa hampir sebagian besar pekerja home industry sandal di Kelurahan Cigantang sebesar 95,65% pendapatannya meningkat. Dengan rata-rata pendapatan >Rp /minggu. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberi saran kepada berbagai pihak dalam kajian Pengaruh Home Industry Sandal Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut: 1. Keberadaan home industry sandal di Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga pengangguran semakin berkurang.

17 2. Diharapkan para pemilik home industry sandal lebih meningkatkan mesin jahit yang digunakan agar kualitas yang dihasilkan akan lebih memuaskan konsumen. 3. Untuk peneliti yang akan datang agar lebih spesifik dalam menjelaskan permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan industri supaya dapat memberikan masukan terhadap pengusaha dalam kemajaun industri rumah tangga (Home Industry). K. DAFTAR PUSTAKA Abdurachmat, Idris Geografi Industri. Bandung : IKIP Ginting, Perdana Perkembangan Industri Indonesia. Bandung : Yrama Widya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT UTILIZATION OF SOLID WASTE OF LEATHER PRODUCTS INDUSTRY IN VILLAGES CIMUNCANG GARUT DISTRICT CITY

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS Reny Nourmayanti (nourmayantireny@gmail.com) Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang lokasinya sekitar 120 KM dari Kota Bandung ibu kota Propinsi Jawa Barat. Tasikmalaya, terutama pada

Lebih terperinci

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Industry *) Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro kecil dan menengah memberikan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Drs. H. Nandang Hendriawan, M.Pd 1 ( nandanghendriawan2@yahoo.co.id ) Yasinta Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar BAB I PENDAHULUAN No 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun 2007-2008 telah mengalami perkembangan yang positif jika dibandingkan dengan usaha yang berskala besar. Untuk

Lebih terperinci

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI KECAMATAN PRAJURIT KULON KOTA MOJOKERTO A. Analisis Strategi Peningkatan Mutu Produk

Lebih terperinci

REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGANYAM MENDONG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI TIKAR MENDONG DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGANYAM MENDONG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI TIKAR MENDONG DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGANYAM MENDONG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI TIKAR MENDONG DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA Iman Hilman Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu wilayah yang terdiri dari berbagai kegiatan didalamnya. Berbagai kegiatan tersebut memiliki keterkaitan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri merupakan suatu kegiatan yang penting bagi kehidupan manusia, karena sebagian besar kebutuhan hidup manusia seperti makanan, pakaian, sampai dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk terbesar di dunia. Masalah kependudukan merupakan salah satu masalah dalam pembangunan secara nasional di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tasikmalaya merupakan salah satu kota industri kreatif di provinsi Jawa Barat. Berbagai produk kerajinan dihasilkan setiap harinya dalam volume yang sangat besar. Produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E.

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E. TRY OUT UJIAN NASIONAL 032 GEOGRAFI SMA/MA Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum dan sesudah mengerjakan soal! 2. Sebelum mengerjakan soal, tulislah identitas anda pada Lembar Jawaban yang telah disediakan 3.

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi A. Pendahuluan Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

PENGARUH HOME INDUSTRY PERALATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SINDANGSARI KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH HOME INDUSTRY PERALATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SINDANGSARI KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS PENGARUH HOME INDUSTRY PERALATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SINDANGSARI KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS Effect of Home Industry Household Appliances to Socio-Economic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin penting dan memiliki peranan sentral dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya

Lebih terperinci

Macam-macam Industri dan Klasifikasi Industri

Macam-macam Industri dan Klasifikasi Industri Macam-macam Industri dan Klasifikasi Industri A. Macam-macam Industri 1. Industri Berat Industri alat-alat berat Industri mesin Industri percetakan 2. Industri Ringan Obat-obatan Industri makanan dan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Omzet Penjualan Sektor Food And Beverage Tahun (dalam Triliun Rupiah) Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Omzet Penjualan Sektor Food And Beverage Tahun (dalam Triliun Rupiah) Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam Undang-Undang No.3 tahun 2014 tentang perindustrian Pasal 1 disebutkan bahwa Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang bertalian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga mencapai krisis multidimensi. Sehingga berdampak kepada stabilitas perekonomian negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil dikumpulkan melalui sektor pertekstilan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI 46 Lampiran 1. Kuesioner kajian ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI Hari Subagyo Lanjutan Lampiran 1. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PENGANTAR 47 Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

Jumlah Pertumbuhan Perusahaan Tekstil

Jumlah Pertumbuhan Perusahaan Tekstil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan di dunia industri sangatlah pesat. Perkembangan ini terjadi dari segala sisi bidang yang menuntut setiap perusahaan untuk berbuat sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan perekonomin Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif, utamanya bila mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah Indonesia mulai menggagas sebuah gagasan ekonomi rakyat sebagai salah satu upaya pemberdayaan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah industri kerajinan bordir. Persaingan di dunia perusahaan bordir di

BAB I PENDAHULUAN. adalah industri kerajinan bordir. Persaingan di dunia perusahaan bordir di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tasikmalaya merupakan kota yang mempunyai potensi bisnis kerajinan yang cukup baik. Salah satu potensi bisnis unggulan kota Tasikmalaya adalah industri kerajinan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

Ita Ristawati¹ Siti Fadjarajani²

Ita Ristawati¹ Siti Fadjarajani² PROFIL INDUSTRI RUMAHAN OPAK KETAN DAN KELONTONG DI KAMPUNG CIKATUNCAR KELURAHAN KOTABARU KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA (Suatu Kajian Geografis ) Ita Ristawati¹ (rieriechardyan@yahoo.com) Siti Fadjarajani²

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Industri Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua kegiatan produksi yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key word : Prevention Cost, Appraisal Cost, Internal Failure Cost, External Failure Cost, and Cost Control Product. viii

ABSTRACT. Key word : Prevention Cost, Appraisal Cost, Internal Failure Cost, External Failure Cost, and Cost Control Product. viii ABSTRACT Quality cost is a part of production cost, that has big influence in the production cost. Quality cost is important in industries to determine production cost. The purposes of this research are

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BISNIS PLAN JILBAB SHOP BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di Indonesia merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh penduduk dalam memperoleh penghasilan. Menurut hasil Sensus Pertanian tahun 2003, jumlah rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, industri memegang peranan yang sangat penting. Oleh karenanya keberadaan industri perlu dikembangkan dengan meningkatkan peran

Lebih terperinci

Kata kunci: Modal Kerja dan Omset Penjualan

Kata kunci: Modal Kerja dan Omset Penjualan 1 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DALAM MENINGKATKAN OMZET PENJUALAN KOPERASI PADA KP-RI KARYA HUSADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER TAHUN BUKU 2009-2012 Siti Solaiha *, Drs. Sutrisno Djaja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tasikmalaya telah lama dikenal sebagai penghasil barang-barang kerajinan tradisional. Salah satu produk khas yang menjadi andalan pengrajin Tasikmalaya adalah

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Usaha 4.1.1 Sejarah Perusahaan UKM Flamboyan adalah salah satu usaha kecil menengah yang mengolah bahan pertanian menjadi berbagai macam produk makanan olahan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Abidin (2007: 16) Lebih jelas Graham (2005: 114) mengemukakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Abidin (2007: 16) Lebih jelas Graham (2005: 114) mengemukakan bahwa : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Eksistensi Industri 1. Pengertian Eksistensi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002: 357) Eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Abidin (2007:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perekonomian bisnis kecil mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam meningkatkan kekuatan perekonomian negara dengan penciptaan lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

Manajemen Industri Perikanan

Manajemen Industri Perikanan Manajemen Industri Perikanan A. Definisi dan pengertian industri Perikanan. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebuah produk. Dampak dari kemudahan tersebut terciptalah peluang

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebuah produk. Dampak dari kemudahan tersebut terciptalah peluang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern seperti saat ini berkembangnya perusahaan pada sebuah industri tidak dapat dipungkiri, dengan meningkatnya teknologi yang dapat membuat efisiensi

Lebih terperinci

DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN

DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 6885 DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN Karmini 1 1 Dosen Jurusan Agribisnis,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Cost Differential, Decision Making Accepting or Rejecting Special Order. vii

ABSTRACT. Keywords: Cost Differential, Decision Making Accepting or Rejecting Special Order. vii ABSTRACT This study was conducted in the Home Industries Essien Bandung. The purpose of this study was to determine the factors that must be considered by management to accept or reject a special order,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Besarnya jumlah penduduk tersebut apabila tidak diimbangi dengan adanya lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena memiliki nilai strategi dalam memperkokoh perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena memiliki nilai strategi dalam memperkokoh perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kecil dalam perekonomian suatu negara memiliki peran dan perkembangan yang sangat penting karena memiliki nilai strategi dalam memperkokoh perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Industri Manufaktur di Indonesia Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA A. Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok 1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok Awal

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGOLAHAN DAN

INDUSTRI PENGOLAHAN DAN 6. INDUSTRI PENGOLAHAN DAN AIR MINUM 6.1. INDUSTRI PENGOLAHAN Industri pengolahan menjadi salah satu roda perekonomian yang mempunyai kemampuan cukup besar dalam menghasilkan nilai tambah barang dan menyerap

Lebih terperinci

6.2. AIR MINUM Selain industri di atas, industri penyediaan air minum merupakan salah satu industri vital bagi. Subang Dalam Angka Tahun

6.2. AIR MINUM Selain industri di atas, industri penyediaan air minum merupakan salah satu industri vital bagi. Subang Dalam Angka Tahun 6. INDUSTRI PENGOLAHAN DAN AIR MINUM 6.1. INDUSTRI PENGOLAHAN Industri pengolahan menjadi salah satu roda perekonomian yang mempunyai kemampuan cukup besar dalam menghasilkan nilai tambah barang dan menyerap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi

BAB III METODE PENELITIAN. Pabundu Tika, 2005:12). Desain penelitian bertujuan untuk memberi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Industri dapat menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kata manufacturing muncul tahun Manufaktur, dalam arti yang paling luas,

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. kata manufacturing muncul tahun Manufaktur, dalam arti yang paling luas, 58 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Definisi Perusahaan Manufaktur Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI ISMIMARHAMA 205 13 11 018 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih

Lebih terperinci

SKRIPSI PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN BAMBU DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA BINJAI OLEH INDRIANI BR GINTING

SKRIPSI PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN BAMBU DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA BINJAI OLEH INDRIANI BR GINTING SKRIPSI PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN BAMBU DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA BINJAI OLEH INDRIANI BR GINTING 120501146 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Suryanto, Mohd. Harisudin, R. R. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi negara. Pengaruh agroindustri

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo Konveksi Fazry Sumber: data perusahaan Konveksi Fazry

Gambar 1.1 Logo Konveksi Fazry Sumber: data perusahaan Konveksi Fazry BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah singkat Konveksi Fazry Perusahaan Konveksi Fazry ini merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang konveksi dan bentuk usaha ini

Lebih terperinci

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 1 EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Mita Friamita, Darsiharjo, Ahmad Yani Departemen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA Beni Saputra 1), Fachri Thaib 2), Budiyono 3) This study aims to examine the factors supporting the establishment

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator pertumbuhan sebuah kota adalah sektor ekonomi. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki tingkat perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24), BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka

Lebih terperinci

Industri Pengolahan Subang Dalam Angka Tahun 2010

Industri Pengolahan Subang Dalam Angka Tahun 2010 6. INDUSTRI PENGOLAHAN DAN AIR MINUM 6.1. INDUSTRI PENGOLAHAN Klasifikasi perusahaan industri pengolahan dibedakan atas : Industri Besar, Sedang, Kecil dan Rumahtangga. Pengklasifikasian perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definsi Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI INDUSTRI KECIL TENUN IKAT DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI INDUSTRI KECIL TENUN IKAT DI KABUPATEN JEPARA Analisis Faktor-Faktor (Ismi Ayu Suroyah) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI INDUSTRI KECIL TENUN IKAT DI KABUPATEN JEPARA (Studi Kasus di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal?

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal? LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA 1. Perancangan Barang dan Jasa: a. Apa saja macam dan desain pada sandal CV Rejomanunggal? Sebutkan. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal? 2. Kualitas:

Lebih terperinci

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kriya merupakan seni kerajinan tangan yang menghasilkan sebuah karya yang memiliki manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Kriya sebagai media ekspresi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinamika perekonomian tidak terlepas dari perkembangan perekonomian dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan adanya krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri bagi suatu negara merupakan sektor yang menimbulkan perkembangan jauh lebih pesat untuk pertumbuhan ekonomi. Analisis teoritis dan penyelidikan empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai faktor. Faktor faktor tersebut selain faktor yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai faktor. Faktor faktor tersebut selain faktor yang menyangkut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian yang penting. Perindustrian memungkinkan perekonomian kita berkembang pesat dan semakin

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari, 2011), kontribusi industri terhadap PDB Indonesia tahun 2000-2010, sektor tekstil, barang kulit dan alas

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN ROGOJAMPI, KABUPATEN BANYUWANGI

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN ROGOJAMPI, KABUPATEN BANYUWANGI 1 STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN ROGOJAMPI, KABUPATEN BANYUWANGI STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN

Lebih terperinci