EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK KEPANITERAAN KLINIK MUDA DI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
|
|
- Suryadi Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI PELAKSANAAN PRAKTIK KEPANITERAAN KLINIK MUDA DI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO Saryono 1, Mambodyanto Sumoprawiro 2, Dody Novrial 3 ABSTRACT During two semester (sixth and seventh), medical students train clinical skills in skills laboratory. The aims of this research were studied students expectations, reasons and skill level on skills training in the skills laboratory. There were 70 medical students that questionnaire completed on first generations of Jenderal Soedirman University. The constructed questionnaires were distributed after medicals students passed the exam of laboratory training. The results showed almost all respondents thought that training in skills laboratory provided a better opportunity to learn clinical skills, have positive expectations towards training in skills laboratory and the reach level of competence good enough. The conclusions were Skills training in laboratory motivated students for becoming doctors and student believe that skills laboratory training prepare them for senior clerkship. Key words: clinical skills, skills laboratory, expectations, level of competence PENDAHULUAN Globalisasi dengan segala dampak yang ditimbulkannya memerlukan penyikapan yang arif dari semua pihak, tidak terkecuali yang memiliki peran strategis dalam hal ini adalah institusi pendidikan. Kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan lintas informasi yang bergerak semakin cepat dan canggih menuntut kepekaan penyelenggara pendidikan, khususnya pendidikan tinggi untuk dapat merancang dan menjalankan strategi pendidikan yang berkualitas demi menghasilkan lulusan dengan kualifikasi yang cukup dan berkompeten di bidangnya. Program pendidikan dokter ( PPD ) Universitas Jendral Soedirman sebagai salah satu pusat pendidikan dokter turut bertanggung jawab untuk menjadikan mahasiswa supaya mempunyai kompetensi yang dapat diandalkan sesuai dengan misi "tomorrow doctors". Kompetensi tersebut mencakup tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan ketrampilan, dimana ketiga domain ini harus seimbang. Salah satu langkah yang diambil untuk meningkatkan kemampuan, khususnya dalam bidang ketram-pilan adalah diselenggarakannya mata kuliah Kepaniteraan Klinik Muda I dan II yang telah dilaksanakan pada semester VI dan VII untuk mahasiswa angkatan pertama (2001) PPD UNSOED. Metode pembelajaran yang digunakan merupakan sinkronisasi antara penyajian materimateri ketrampilan dasar medik dengan peningkatan ketrampilan berupa praktikum ketrampilan medik yang intensif. Kepaniteraan Klinik Muda sebagai sebuah mata kuliah tersendiri yang diselenggarakan dibawah koordinasi Laboratorium Ketrampilan Medik (Skills Lab) 43
2 merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru dalam pendidikan kesehatan. Pada akhir-akhir ini, latihan ketrampilan mendapat perhatian khusus dalam proses pengajarannya, dan mengikuti model internasional. Bahkan masih banyak institusi pendidikan yang belum mengajarkan ketrampilan dengan benar, mahasiswa belajar ketrampilan ketika mereka terjun langsung di bangsal rumah sakit dan praktik langsung pada pasien, atau ketrampilan diajarkan secara teori tanpa memperagakan komponen praktik dengan baik. Hal ini jelas bukan situasi yang ideal untuk belajar menjadi profesional (Bartholomeus, 2004). Metode laboratorium ketrampilan mulai dikembangkan oleh fakultas kedokteran Universitas Maastricht pada tahun Metode ini mengajarkan mahasiswa kontak langsung pada kondisi yang menyerupai suasana nyata di pelayanan kesehatan. Secara sederhana ada empat macam latihan ketrampilan yang diajarkan yaitu ketrampilan pemeriksaan fisik, ketrampilan prosedur, ketrampilan laboratorium dan ketrampilan komunikasi (van Dalen, 2000). Perkembangan metode dan alat yang digunakan dalam latihan ketrampilan yang diajarkan terus berkembang. Pada awalnya hanya terfokus pada ketrampilan teknik prosedural, namun saat ini terus dikembangkan ketrampilan dengan melibatkan aspek lainnya sesuai kompetensi ideal seorang dokter dengan setting kasus dan laboratorium yang lebih mendekati keadaan sebenarnya ketika seorang dokter melakukan praktik kedokteran. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri (self confidence) mahasiswa sehingga dapat menunjukan sikap lebih baik terhadap pasien, kolega dan rekan sejawat serta pasien tidak merasa dipakai sebagai ajang pembelajaran. Diawali sikap skeptis dari banyak orang, metode ini terus berkembang, sehingga secara perlahan dan meyakinkan antusiasme terhadap model pembelajaran ini tumbuh baik di kalangan mahasiswa maupun dosen (Bartholomeus, 2004). Metode skills lab merupakan metode yang sistematik (Ramsden, 2003). Pengantar tidak ditentukan oleh urutan tahapan yang dilakukan dosennya, tetapi oleh tindakan yang dilakukan mahasiswa sesuai pembelajaran ketrampilan yang diperlukan secara efektif. Kepaniteraan klinik muda dengan fasilitas skills lab-nya merupakan fasilitas pendidikan yang mahal, untuk itu ia harus memiliki nilai lebih dalam kontribusinya bagi lulusan pendidikan dokter Unsoed. Evaluasi yang terus-menerus dan berkesinambungan layak dan harus dilakukan untuk peningkatan mutu institusi dan lulusannya. Dalam proses pencarian model yang ideal, pelaksanaan kepaniteraan klinik muda perlu dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas pelaksanaan dan manfaatnya bagi mahasiswa. METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah mahasiswa semester 8 yang telah menjalani kepaniteraan klinik muda yang baru diterapkan oleh Program Pendidikan Dokter Unsoed. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling. Sedangkan untuk uji validitas dan reliabilitas sebanyak 30% dari jumlah sampel penelitian (Arikunto, 1996). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non eksperimental dengan pendekatan
3 cross sectional study (studi potong lintang). Variabel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kepaniteraan klinik muda di PPD Unsoed dan tingkat keahlian ketrampilan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yang pertama berisi tentang harapan setelah mengikuti latihan ketrampilan medik pada kepaniteraan klinik muda, sedangkan bagian kedua berisi tentang alasan belajar ketrampilan klinis dan bagian ketiga tentang tingkat penguasaan terhadap ketrampilan yang dipelajari. Kuesioner ini menggunakan skala Likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS), dengan rentang nilai 1-4. Pernyataan yang menyokong/positif diberi nilai 4 dan sebaliknya. Kuesioner ini dibuat oleh peneliti sendiri, sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan cara diujicobakan pada responden lain yang mempunyai karakteristik yang sama. Selanjutnya hasil uji coba dianalisis dengan uji korelasi Pearson (Arikunto, 2002). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan penetapan skor sebagai berikut : a. Pernyataan favorable diberi skor tertinggi 4 untuk pernyataan positif (sangat setuju/selalu) berturutturut sampai dengan skor terendah 1 untuk pernyataan negatif (sangat tidak setuju/tidak pernah). b. Pernyataan unfavorable diberi skor terendah 1 untuk pernyataan positif berturut-turut sampai dengan skor tertinggi 4 untuk pernyataan negatif. Setelah dilakukan penetapan skor, kemudian dicari persentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2003) : P = jumlah skor yang didapat x 100 % jumlah skor tertinggi HASIL DAN PEMBAHASAN Harapan setelah mengikuti kepaniteraan klinik muda Sebanyak 70 responden telah mengisi kuesioner dengan lengkap. Sebagian besar mahasiswa mengharapkan setelah mengikuti kepaniteraan klinik muda, mahasiswa termotivasi menjadi seorang dokter. Penguasaan terhadap ketrampilan klinis pada kepaniteraan klinik muda juga diharapkan dapat memotivasi mahasiswa belajar topik lain terkait masalah klinis, hal ini terlihat pada Tabel 1. Latihan ketrampilan klinis akan mendekatkan mahasiswa mengenai gambaran apa yang akan dilakukan nantinya bila berada di klinik. Pemahaman tentang gambaran lingkungan kerja yang akan dilakukan nantinya setelah lulus dapat memberikan dorongan maupun ancaman terhadap keinginan seseorang untuk meneruskan suatu kegiatannya. Bila gambaran yang didapat cocok dan sesuai dengan keinginan awal untuk menjadi seorang dokter, tentunya dapat memberikan energi dorongan dan bersemangat untuk meningkatkan hasil yang lebih baik atau bahkan untuk segera menyelesaikannya. Dari hasil penelitian ini, mahasiswa berharap setelah mengikuti kepaniteraan klinik muda, dapat memperagakan ketrampilan klinis baik secara mandiri maupun masih dalam bimbingan tutor, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Kepaniteraan klinik muda dituntut memberikan harapan terhadap penguasaan ketrampilan medik. Laboratorium ketrampilan medik (skills lab) dengan berbagai metode pembelajaran yang dikembangkannya menjadi harapan pendidikan kedokteran di masa
4 datang dengan asumsi ia dapat menjadi jembatan yang menghubungkan antara ruang kelas dan klinik (Du Boulay, 1999), mempermudah mahasiswa dalam mempelajari ketrampilan-ketrampilan klinis praktis, dan menjamin mahasiswa kedokteran dapat mencapai tingkat kompetensi klinik yang adekuat (Mc.Manus et al., 1993). Mahasiswa membangun pengetahuannya dengan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya saat berada dalam suatu grup untuk memperagakan ketrampilan. No Tabel 1. Harapan mahasiswa terhadap latihan ketrampilan klinis Pernyataan 1 Latihan ketrampilan klinis meningkatkan motivasi saya menjadi seorang dokter 2 Latihan ketrampilan klinis meningkatkan motivasi saya belajar topik lain pada semester ini 3 Saya akan berpartisipasi aktif dalam kelas 4 Saya akan mencoba semua jenis ketrampilan 5 Latihan skills lab memudahkan saya belajar ketrampilan klinik daripada jika hanya belajar saat ko ass 6 Setelah selesai latihan, saya dapat memperagakan ketrampilan klinis dengan didampingi seorang dokter 7 Setelah selesai latihan, saya akan dapat memperagakan ketrampilan klinis sendiri 8 Tidak ada perbedaan belajar ketrampilan pada manikin dan pada pasien 9 Latihan ketrampilan pada skills lab telah meningkatkan rasa percaya diri saya. Setuju/ Sangat setuju Tidak setuju/ sangat tidak setuju 99% 1% 98% 2% 97% 3% 90% 10% 99% 1% 99% 1% 80% 20% 73% 27% 76% 24% Laboratorium ketrampilan medik idealnya tidak berbeda dengan lingkungan nyata di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain. Mahasiswa berharap belajar pada kepaniteraan klinik muda yang berlangsung di skills lab tidak berbeda nantinya ketika menghadapi pasien nyata. Namun seringkali dirasa sulit untuk menata suatu ruangan dengan probandus, menyerupai lingkungan dan pasien nyata di rumah sakit. Banyak keadaan sakit yang sulit didemonstrasikan oleh probandus secara nyata. Alasan belajar ketrampilan klinis pada kepaniteraan klinik muda Belajar ketrampilan klinis pada kepaniteraan klinik muda dapat memudahkan mahasiswa untuk berlatih berulang kali suatu jenis ketrampilan yang sulit dilakukan. Namun dari hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa tetap
5 merasa kawatir melakukan kesalahan meskipun mencoba pada suatu probandus/manikin. Beberapa hal seperti tutor memberi umpan balik, ketrampilan dapat didemonstrasikan langkah demi langkah, dan ketrampilan dapat dicoba sesuai kebutuhan akan memudahkan mahasiswa untuk belajar ketrampilan klinis (Tabel 2). Tabel 2. Alasan belajar ketrampilan klinis pada kepaniteraan klinik muda No Latihan ketrampilan akan memudahkan saya belajar ketrampilan klinis karena... setuju/ sangat setuju tidak setuju/ sangat tidak setuju 1 Saya tidak kawatir akan melakukan 45% 55% kesalahan 2 Saya tidak kawatir akan melukai pasien 60% 40% 3 Ketrampilan yang saya pelajari pada manikin dapat ditransfer langsung pada pasien 60% 40% 4 Ketrampilan didemonstrasikan langkah demi langkah sebelum saya melakukannya sendiri 80% 20% 5 Saya tidak mempelajari ketrampilan 75% 25% dalam waktu yang terbatas 6 Tutor memberi umpan balik 90% 10% 7 Saya akan mencoba masing-masing 85% 15% ketrampilan sebanyak yang saya butuhkan Dari hasil penelitian menunjukan hampir seluruh mahasiswa setuju bahwa latihan pada kepaniteraan klinik muda akan mempermudah belajar ketrampilan klinis. Pada laboratorium ketrampilan, mahasiswa dapat men-coba berulang-ulang ketrampilan yang belum dikuasainya, dan dapat mencoba masing-masing ketrampilan sebanyak yang dibutuhkan. Mahasiswa belajar dalam grup sejauh mungkin secara mandiri dan mereka bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri (Bartholomeus, 2004). Tingkat penguasaan mahasiswa terhadap jenis ketrampilan Ketrampilan yang hanya memerlukan tingkat pemahaman ringan dan sedang dapat dikuasai dan diperagakan oleh mahasiswa secara mandiri, seperti anamnesis umum, pemeriksaan fisik, terapi infus, injeksi dan lain-lain (Tabel 3). Beberapa jenis ketrampilan yang memerlukan tingkat pemahaman, koordinasi dan latihan yang sering masih perlu mendapat perhatian. Pada saat melakukan pemasangan endo tracheal tube (ETT) mahasiswa masih ragu-ragu untuk melakukannya dan sebagian besar belum tepat letaknya. Hal ini terjadi karena alat yang digunakan bukan alat yang sebenarnya, tetapi alat modifikasi sendiri.
6 Tabel 3. Tingkat penguasaan mahasiswa terhadap jenis ketrampilan (dalam %) No Jenis ketrampilan Saya tidak dapat mencoba ketrampilan di dalam kepenitera an klinik muda I dan II Tetapi saya tidak dapat memperagak annya Saya telah mencoba ketrampilan Dan dapat memperaga kannya dengan dibantu Dan dapat memperaga kannya tanpa bantuan Dengan sangat menguasai 1 Anamnesis umum Anamnesis jiwa Pemeriksaan fisik mata Pemeriksaan tanda vital Pemeriksaan fisik paru Pemeriksaan fisik jantung Pemeriksaan fisik abdomen Pemeriksaan fisik kepala leher Pemeriksaan fisik ekstremitas Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO) Pengambilan sampel Spirometri, nebuliser dan terapi O Pemasangan ETT Pemeriksaan Fisik anak Pemeriksaan Obstetri (leopold & vaginal touche) 16 Pemeriksaan ginekologi Pemasangan IUD
7 18 Pemasangan implant Injeksi KB Pemeriksaan kesadaran/gcs Pemeriksaan sensibilitas Pemeriksaan reflek fisiologis Pemeriksaan reflek patologis Pemeriksaan tes-tes motorik Pemeriksaan saraf kranialis Pemeriksaan gerak, sikap dan keseimbangan Pemeriksaan status psikiatri Pemasangan infus Pemasangan NGT Pemasangan kateter Hecting Sirkumsisi Pembidaian dan Pembalutan Pemeriksaan fisik payudara Persalinan normal Pemeriksaan Leopold Penyuntikan iv, sc, im, ic EKG Pemeriksaan genitalia Pemeriksaan THT
8 Saat ini hampir seluruh fakultas kedokteran di dunia berlomba-lomba mengembangkan skills lab dan metode pembelajaran yang efektif serta efisien. Hal ini dikarenakan kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman melakukan praktik ketrampilan medik di rumah sakit saat clerkship (co assisten) semakin berkurang (McManus et al., 1993). Perubahanperubahan yang terjadi dalam pengelolaan rutin rumah sakit berpotensi membatasi kesempatan belajar mahasiswa selama masa clerkship, karena lebih sedikit pasien, dan lebih sedikit waktu yang tersedia untuk kontak dengan pasien, dan karena rutinitas kerja yang padat dalam melayani pasien menyebabkan dosen di klinik tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengajar (Du Boulay and Medway, 1999). Sebuah contoh, pada pasien di poliklinik rawat jalan, waktu yang ideal untuk kontak dokter-pasien sekitar 10 sampai 15 menit. Lama waktu yang tersedia untuk mengajar kira-kira hanya 1 menit per kasus (Knudson, 1989 cit amin and Eng, 2003). Program laboratorium ketrampilan (skills lab) sebagian besar dilakukan di dalam ruangan seperti laboratorium yang ditata sebaik mungkin menyerupai simulasi profesional. Mahasiswa disini praktik pada model peraga, dengan pasien simulasi sebelum kontak dengan pasien sesungguhnya. Ketrampilan dipraktikkan secara intensif sebelum mahasiswa menerapkannya pada saat praktik di bangsal. Hal ini untuk mencegah pasien dari penggunaan/percobaan yang tidak diperlukan sebagai objek praktik. Pasien berhak mendapatkan perawatan yang optimum. Dengan demikian, institusi pendidikan harus mempersiapkan mahasiswa ketika kontak dengan pasien sebaik mungkin (Nielsen et al., 2003). Model skills lab yang ideal juga mendukung proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning). Mahasiswa membangun pengetahuannya dengan berinteraksi dengan mahasiswa lainnya saat berada dalam suatu grup untuk memperagakan ketrampilan. Mahasiswa belajar dalam grup sejauh mungkin secara mandiri dan mereka bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri (Bartholomeus, 2004). Sistem pembelajaran ini, akan menghasilkan efek belajar yang lebih permanen dan mahasiswa disiapkan lebih baik untuk praktik profesionalnya. KESIMPULAN DAN SARAN Harapan mahasiswa setelah mengikuti kepaniteraan klinik muda, dapat memperagakan ketrampilan klinis baik secara mandiri maupun masih dalam bimbingan tutor, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Belajar ketrampilan klinis pada kepaniteraan klinik muda dapat memudahkan mahasiswa untuk berlatih berulang kali suatu jenis ketrampilan yang sulit dilakukan. Tingkat penguasaan ketrampilan oleh mahasiswa dapat dikategorikan baik, namun ada beberapa yang masih perlu ditingkatkan. Perlu kiranya melengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan cakupan pencapaian target penguasaan ketrampilan oleh mahasiswa. Peralatan yang tidak memadai seperti tidak tersedianya laringoskop akan menyebabkan mahasiswa kesulitan membayangkan keadaan nyata seperti ketika menghadapi pasien.
9 DAFTAR PUSTAKA Amin Z. and Eng KH Basics in Medical Education, World Scientific Publishing Co.Ptc. Ltd. Singapore Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. Rev. V, Cetakan ke-12. Rineka Cipta, Jakarta. Bartholomeus, P The Skills Lab Method, Maastricht University, Netherlans. Du Boulay C. and Medway C. The clinical skills resource: a review of current practice. Med Educ.1999;33: McManus IC, Richards P, Winder BC, Sproston KA. and Vincen CA The changing clinical experience of British medical students. Lancet. 341 : Nielsen, DG., Moercke, AM., Wickmann-Hansen, G. And Eika, B Skills Training in Laboratory and Clerkship : Connections, Similarities and Differences, Med Educ Online, 8:12 Ramsden, P Learning to Teach in Higher Education, 2 nd ed. Routledge Falmer, London. Sugiyono, Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Van Dalen, J Skills lab, 4 th ed, Maastricht University, Netherlans.
PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitiam dengan melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI MENJADI BIDAN MAHASISWA KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI MENJADI BIDAN MAHASISWA KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Inggar Ratna Kusuma 1 1 Dosen Program Studi Kebidanan Diploma III Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR DENGAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA TINGKAT II DI AKDEMI KEBIDANAN PAMENANG
21 HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR DENGAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA TINGKAT II DI AKDEMI KEBIDANAN PAMENANG Fransiska Novitasari Pare-Kediri ABSTRAK Kompetensi mahasiswa dalam pelayanan Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO Indah Puspasari Kiay Demak* * Dosen pada Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 894 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI UJIAN KETERAMPILAN KLINIK DASAR MODUL GASTROINTESTINAL PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2008 Oleh :
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti
70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel, 2005). Feedback adalah informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penelitian Basic Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah prosedur darurat yang digunakan untuk menjaga oksigenasi darah dan perfusi jaringan yang bertujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI PENGGUNAAN SKILLS LAB DENGAN PENAMPILAN MAHASISWA PRAKTIK KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI LAPANGAN
HUBUNGAN FREKUENSI PENGGUNAAN SKILLS LAB DENGAN PENAMPILAN MAHASISWA PRAKTIK KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI LAPANGAN INTISARI Eko Mindarsih Latar belakang: Kebutuhan profesi bidan terlihat dari belum
Lebih terperinciABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA
THE CORRELATION OF KNOWLEDGE STUDENTS 4 th SEMESTER ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA 2013 1 Nedy Malvirani Awuy 2 Farida Kartini 3 ABSTRACT
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NISA RIZKI NURFITA 201210104311
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional study (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI Sarah Damayanti R.P. Marbun 1, Titis Hadiati 2, Widodo Sarjana 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciPENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN Richa prianty Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung ABSTRACT Background:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan berkelompok yang direncanakan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan
Lebih terperinciIndrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT
HUBUNGAN FAKTOR PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENGELOLAAN RUANG RAWAT INAP TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA DALAM PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DI RSUP M. JAMIL PADANG Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimen, disain yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud mencari
Lebih terperinciPatria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT
HUBUNGAN BIMBINGAN KLINIK OLEH PEMBIMBING KLINIK AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR KLINIK MAHASISWA SEMESTER V DIII KEPERAWATAN STIKES WIRA HUSADA TAHUN AJARAN 2010/2011 Relationship Between Clinical Guidance
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESADARAN MAHASISWA PSPD FK UNTAN ANGKATAN 2009,2010, DAN 2011 MENGENAI OSCE
NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESADARAN MAHASISWA PSPD FK UNTAN ANGKATAN 2009,2010, DAN 2011 MENGENAI OSCE WELRIANT OCTA ALFANDRO I11107021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tracheostomy merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke dalam trakea yang dapat bersifat permanen (Hidayati,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun oleh: Siti Marhamah NIM:
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI SKILL LAB MANDIRI DENGAN NILAI UJIAN KDPK PADA MAHASISWA D III KEBIDANAN SEMESTER I TA 2010/2011 STIKES JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun oleh: Siti
Lebih terperinciJohn Toding Padang, Novita Medyati
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PROFESIONAL DENGAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH MAHASISWA PROFESI NERS DI RSUD JAYAPURA PROPINSI PAPUA (Relationship Between Professional Nurse Performance with Clinical
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menurut Sugiyono (2014, h.13) dikatakan metode kuantitatif karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN
HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasi deksriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengevaluasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stres disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan respon yang berbeda terhadap stres sehingga menghasilkan adaptasi yang juga berbeda
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran sejak berdiri tahun 1993.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan primer. Dunia pendidikan terutama perguruan tinggi mulai sungguh-sungguh dan berkelanjutan mengadakan perubahan
Lebih terperinciPerformance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak
Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Erni Nuryanti Suharto Endang Nurnaningsih Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING
HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN II MAHASISWA DIV BIDAN PENDIDIK REGULER SEMESTER III DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA Herry Prasetyo 1, Petrus Nugroho D.S 2 1,2 Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Purwokerto Poltekkes Semarang
Lebih terperinciANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK Vitrianingsih 1, Sitti Khadijah 2 Program Studi D-IV Bidan Pendidik, Universitas Respati
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 mahasiswa sarjana keperawatandengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai kemungkinan hubungan antar variabel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Keterampilan tersebut merupakan kecakapan motorik yang dilandasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah penuntun praktikum kimia skala kecil pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan a. Pengetahuan pasien simulasi mengenai feedback konstruktif meningkat secara bermakna setelah mengikuti pelatihan pemberian feedback konstruktif (t (18) = -3,491,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada umumnya pernah mengalami stres. Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Meskipun demikian stres bukan sesuatu hal yang buruk dan
Lebih terperinciDESKRIPSI KOMPETENSI MAHASISWA DALAM PRAKTIKUM KEBIDANAN STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR
DESKRIPSI KOMPETENSI MAHASISWA DALAM PRAKTIKUM KEBIDANAN STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR ABSTRACT Kurnia Agustin¹, Yeni Anggraini² 1 Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar, Email: agustin.2208@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan
Lebih terperinciEka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II
KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian perlu memutuskan metode mana yang akan dipakai, hal
Lebih terperinciPENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN
109 PENGGUNAAN PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESMEN) UNTUK MENGUKUR HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA PERKULIAHAN Indri Anugraheni PGSD FKIP UKSW Indri.anugraheni@staff.uksw.edu Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non-eksperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non-eksperimental yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan rancangan cross sectional dengan cara pendekatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam kehidupan sehari-hari pernah mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan hal yang alamiah yang pernah dialami oleh setiap manusia dan sudah dianggap
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM
1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 HALAMAN PENGESAHAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif menggunakan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian dan prosedur penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah membandingkan dua atau lebih kelompok
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan
Lebih terperinciOLEH : DEWI ZAHROH ATTARIN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK PADA MAHASISWA SEMESTER IV DIII KEBIDANAN DI STIKES ALMA ATA YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI OLEH : DEWI ZAHROH
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. serta untuk menghindari kesalahn intepretasi. Instrumen diuji kepada 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reabilitas Uji validitas dan Reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner dapat dipahami dan dimengerti oleh responden,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional yang merupakan
Lebih terperinciMonif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Monif Maulana 1),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C
ANALISIS KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI ANGKATAN 2013 TELKOM UNIVERSITY MENGGUNAKAN KNOWLEDGE CONVERSION 5C 1 Carina Yustitia Setiadi, 2 Amelia Kurniawati, 3 Rayinda
Lebih terperinciGambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PALPASI LEOPOLD PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PALPASI LEOPOLD PADA MAHASISWA DIII KEBIDANAN KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh : ROSYIDA
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SITI NURFADLILLAH
HUBUNGAN KETERAMPILAN DOSEN DALAM PENGELOLAAN KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH KDPK 1 PADA MAHASISWA DIV BIDAN PENDIDIK SEMESTER II DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciKata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT
Kemampuan Motorik Kasar...(Ghanang SP) 1 KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK SISWA SMP LUAR BIASA DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Penulis : Ghanang Sigit Putranto
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK. Widyandana Bagian Pendidikan Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Widyandana, Efektifitas berbagai metode pembelajaran UntukPartisipasi aktif mahasiswa dan stimulasi proses clinical reasoning Efektifitas Berbagai Metode Pembelajaran Untuk Partisipasi Aktif Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional corelasi, merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan pada saat bersamaan (H.Alimul
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang
BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING Testiana Deni Wijayatiningsih, Akhmad Fathurrahman, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP
PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP Ana, Rif at, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : ana_match89@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dididik secara formal dan diberikan wewenang untuk menerapkan ilmu
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kedokteran merupakan ilmu yang mempelajari penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta
Lebih terperinciKeywords: knowledge, skills, Competency-Based Curriculum (CBC), conventional curriculum
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KLINIK MAHASISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KONVENSIONAL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Alifa Tahnia 1, M. Yulis Hamidy 2,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional yang meneliti tentang hubungan antara variabel dependen dan independen. Metode yang
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA
1 Hubungan Antara Tingkat Aktivitas... (Desi Ardiyani) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR Sri Wahyuni (sriwah@yahoo.co.id) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The aims
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH Dsn. Sumberglagah, Ds. Tanjungkenongo, Pacet, Mojokerto, Pos 61374 Telp. (0321) 690441, 690106 Fax (0321) 690137 KEPUTUSAN
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS
STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS Saryatun, Ranto, Danar Susilo Wijayanto Prodi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menitikberatkan pada penghitungan angka, yang diolah dengan metode statistika. Dengan metode
Lebih terperinciSikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR Haris Munandar* dan Fandi Ahmad Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung : Perilaku Konsumtif 2. Variabel Bebas : Konformitas
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Hubungan Kinerja Guru (Bayu Setiawan) 369 HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA RELATION BETWEEN TEACHER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan
Lebih terperinci