BAB II LANDASAN TEORI. terdahulu.untuk membedakan penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan EYD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. terdahulu.untuk membedakan penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan EYD"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian yang terdahulu.untuk membedakan penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan EYD pada Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP N 3 Purwokerto Tahun Ajaran dengan penelitian yang sebelumnya, maka peneliti mengadakan peninjauan di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Untuk membuktikannya, peneliti meninjau penelitian mahasiswa yang terdahulu hampir sama dengan penelitian ini, akan tetapi hanya dijadikan referensi saja. Penelitian yang dimaksud: 1. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Penggunaan EYD pada Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP N 02 Karanglewas Tahun Ajaran Penelitian ini diteliti oleh Sylvania Sukma Firdiyana, NIM , tahun Tujuan penelitian di atas yaitu untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan EYD pada laporan perjalanan yang ditulis siswa kelas VIII SMP N 02 Karanglewas. Data penelitian ini berupa laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP N 02 Karanglewas. Data berjumlah 103 data kesalahan dan sumber datanya adalah siswa SMP N 02 Karanglewas. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik dokumenter. Tahap analisis data menggunakan teknik Miles dan Hubermen.Ada 3 tahap,yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) verifikasi data. Berdasarkan kajian pustaka tersebut, maka penelitian dengan judul Analisis Penggunaan EYD pada Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP N 3 Purwokerto Tahun 7

2 8 Ajaran memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian tersebut di atas. Adapun persamaanya, yaitu teori yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya sama-sama tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), hanya saja menggunakan pendapat para ahli yang berbeda untuk menguatkan teori tersebut. Perbedaannya terletak pada tujuan penelitian, data,sumber data, dan metodologi penelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada surat pribadi siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto dan mendeskripsikan persentase perbandingan penggunaan EYD yang benar dan yang salah pada surat pribadi siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto tahun ajaran Data pada penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang digunakan siswa saat membuat surat pribadi, sedangkan sumber datanya adalah siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto. Metode penelitian menggunakan menggunakan metode agih dilanjutkan dengan teknik ganti, lesap, dan sisip. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Diponegoro 8 Rawalo Penelitian ini diteliti oleh Endah Septiana Kuspitasari, NIM , tahun Tujuan dari penelitian di atas yaitu untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan narasi siswa kelas VII SMP Diponegoro 8 Rawalo. Data penelitian ini berupa kalimat dalam karangan narasi siswa dan sumber datanya adalah karangan narasi siswa kelas VII A dan VII B SMP Diponegoro 8 Rawalo. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik dokumenter. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu, 1) klasifikasi data, 2) penyajian data dan 3) mengambil kesimpulan.

3 9 Berdasarkan tinjauan di atas disimpulkan bahwa penelitian dengan judul Analisis Penggunaan EYD pada Surat Pribadi Siswa Kelas VII SMP N 3 Purwokerto Tahun Ajaran berbeda dengan penelitian yang tersebut di atas. Perbedaannya terletak pada tujuan penelitian, data, sumber data, dan metode penelitiannya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk-bentuk penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada surat pribadi siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto dan mendeskripsikan persentase perbandingan penggunaan EYD yang benar dan yang salah pada surat pribadi siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto tahun ajaran Data pada penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang digunakan siswa saat membuat surat pribadi, sedangkan sumber datanya adalah siswa kelas VII SMP N 3 Purwokerto. Metode penelitian menggunakan menggunakan metode agih dilanjutkan dengan teknik ganti,lesap dan sisip. Persamaannya terletak pada teori yang digunakan yaitu tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), hanya saja penelitian di atas membahas tentang tanda baca. B. Ejaan Yang Disempurnakan Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No.57, Tahun 1972.Departemen pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan.penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulismenulis yang distandarisasikan, yang lazimnya mempunyai 3 aspek yakni aspek fonologis morfologis, dan sisntaksis. Pada aspek fonologis, bunyi bahasa menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyususnan abjad. Pada aspek morfologis,

4 10 bunyi bahasa menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis. Pada aspek sintaksis, bunyi bahasa menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca(badudu,1991:91). Pada hakikatnya ejaan itu tidak lain dari konvensi grafis,perjanjian di antara anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya. Bunyi bahasa yang seharusnya diucapkan, diganti dengan huruf dan lambang-lambang lainnya.ejaan merupakankaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi sebuah kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dan ejaan (Chaer, 201:36). Berdasarkan etimologi, kata ejaan berasal dari kata dasar eja.eja yang berarti melafalkan huruf-huruf satu demi satu.ejaan adalah kaidah-kaidahcara menggambarkan bunyi-bunyi, kata dan kalimat dalam bentuk tulisan (huruf-huruf). Selain itu, juga menggambarkanpenggunaan tanda bacanya.ejaan juga keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang tersebut(pemisahan dan penggabungan) dalamsuatu bahasa (KBBI, 2007: 285). Ejaan adalah perlambangan fonem dengan huruf. Huruf-huruf yang digunakan adalah huruf latin, yakni huruf (alfabet) yang digunakan juga oleh sebagian besar bangsa di dunia ini untuk menuliskan bahasa mereka. Dalam sistem ejaan suatu bahasa, ditetapkan bagaimana fonem-fonem dalam bahasa itu dilambangkan.lambang

5 11 fonem dinamakan huruf. Perlambangan fonem dengan huruf dalam sistem ejaan termasuk juga (1) ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi seperti kata dasar, kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan, dan partikel-partikel dituliskan, dan (2) ketetapan tentang bagaimana menuliskan kalimat dan bagian-bagian kalimat dengan pemakaian tanda baca seperti titik, koma, titik koma, titik dua, tanda petik, tanda tanya, dan tanda seru (Badudu,1985 :31). Jadi, ejaan adalah keseluruhan peraturan yang resmi dan dijadikan pedoman dalam setiap karangan untuk merujuk kepada bahasa Indonesia yang baik dan benar.ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagai hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna terutama saat memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris jika baris itu tidak memungkinkan penulisan seluruh kata di sana. Selain itu, penelitian huruf merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penelitian ejaan yang tepat. Dengan memahami aturan-aturan EYD siswa dapat menyusun kalimat bahasa Indonesia dengan baik tanpa menimbulkan kerancuan. Berikut merupakan aturan atau pedoman umum ejaan yang disempurnakan antara lain: 1. Pemakaian Huruf Kapital a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

6 12 Dia mengantuk. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung Adik bertanya, Kapan kita pulang? Bapak menasihatkan, Berhati-hatilah, Nak! c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Allah, Yang Maha Pengasih. Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen. d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang dikuti nama orang. Mahaputra Yamin, Sultan Hassanudin, Haji Agus Salim Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturanan dan keagamaan yang tidak dikuti dengan nama orang. Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi naik haji. e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, ProfesorSupomo, Gubernur Irian Jaya. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat.

7 13 Siapakah gubernur yang baru dilantik itu? Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Amir Hamzah, Dewi sartika, Wage Rudolf Supratman, Ampere Huruf kapital tidak pakai sebagai huruf petama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Mesin diesel, 5 ampere g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa. Bangsa Indonesia, suku Sunda,bahasaInggris. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Mengindonesiakan kata asing Keinggris- inggrisan h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. tahun Hijrah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan, hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf petama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.

8 14 Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia. i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab,Kali Brantas, Lembah Baliem, Teluk Bemggala, Terusan Suez dll. Huruf kapital tidak dpakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, pergi ke arah tenggara. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. garaminggris, gula jawa, pisang ambon. j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan,serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antar pemerintah dan rakyat, menurutundang-undang yang berlaku

9 15 k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang- Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian. l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, yang, dan untuk yang tidak terlrtak pada posisi awal. Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan. Ia menyelesaikan makala Asas-Asas Hukum Perdata. m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Dr. M.A. S.E. S.H. Prof. Tn. Ny. Sdr. doktor master of arts sarjana Ekonomi sarjana Hukum profesor tuan nyonya Saudara n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

10 16 Kapan Bapak berangkat? Tanya Harto. Adik bertanya, Itu apa Bu? Besok Paman akan datang. Mereka pergi ke rumah Pak Camat. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf petama kata ganti Anda. Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah kami terima. 2. Penulisan Kata a. Singkatan dan Akronim 1) Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatn atau pangkat diikuti dengan tanda titik. A.S Kramawijaya Muh. Yamin M.B.A master of business administration M.Sc. master of science Bpk. Bapak Sdr. Saudara b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nam dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

11 17 DPR PGRI GBHN KTP Dewan Perwakilan Rakyat Persatuan Guru Republik Indonesia Garis- Garis Besar Haluan Negara Kartu Tanda Penduduk c) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Dll. Dsb. Dst. Hlm. Yth. Dan lain-lain Dan sebagainya Dan seterusnya Halaman Yang terhormat d) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak dikuti titik. Cu TNT Cm kuprum trinitrotoluene sentimeter 2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,gabungan suku kata, atau gabunganhuruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. ABRI LAN SIM angkatan bersenjata Republik Indonesia Lembaga Administrasi Negara Surat Izin Mengemudi b) Akronim nama diri yang yangberupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Akabri Bappenas Iwapi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

12 18 c) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. pemilu radar rapim rudal pemilihan umun radio detecting and ranging rapat pimpinan peluru kendali b. Kata Ganti ku, kau, -mu, -nya Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, -ku, - mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Apa yang kusukai boleh kaubelikan Pulpenku, pulpenmu dan pulpennya tersimpan di dalam tas. Kata ganti (-ku, -mu, dan nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital. KTP-mu SIM-nya c. Kata Depan di, ke,dan dari Kata depan di, ke dan dari tidak sama dengan penulisan di, ke dan dari sebagai awalan. Penulisan di, ke dan dari sebagai awalan. Penulisan di, ke dan dari sebagai awalan ditulis secara langsung tanpa dipisahkan dengan kata dasarnya. Sedangkan penulisan di, ke dan dari sebagai kata depan dipsah dengan kata yang mengikutinya. d. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tandahubung.

13 19 Anak-anak Gerak-gerik Sayur-mayur Porak-poranda e. Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsurunsurnya ditulis terpisah. duta besar, kambing hitam, kereta api, meja tulis, orang tua,rumah sakit dll. 2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Alatpandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin- hitung tangan, ibu-bapak kami, orang-tua muda. 3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh. acapkali, adakalanya, akhirulkalam, Alhamdulillah, astaghfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawan, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa,darmawisata, dukacita, halalbihallal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka,mangkubumi,matahari,olahraga,padahal dll. f. Partikel 1) Partikel -lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Bacalah buku itu baik-baik. Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia. Apakah yang tersirat dalam surat itu? Siapakah gerangan dia?

14 20 3) Partikel pun. Pada dasarnya, partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dituliskan terpisah karena pun yang seperti itu merupakan suatu kata utuh yang mempunyai makna penuh. a) jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah member obat intravena. b) Barang yang tidak berharga pun sudah diangkutnya semua dari rumah kontrakannya. Ada sejumlah pun yang harus dituliskan serangkai dengan kata yang mendahuluinya menurut pedoman ejaan karena dianggap padu benar, yaitu-pun yang terdapat dalam kata penghubung,yakni (1) adapun, (2) andaipun, (3) bagaimanapun, (4) biarpun, (5) kalaupun, (6) kendatipun, (7) maupun, (8) meskipun, (9) sungguhpun, (10) walaupun, (11) sekalipun dan (12) apapun. 4) Partikel per yang berarti mulai, demi,dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Pegawai negerimendapatkan kenaikan gaji per 1 April. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu. Harga kain itu Rp 2000,00per helai. 3. Pemakaian Tanda Baca a. Tanda titik (.) 1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Ayahku tinggal di Solo. Dia menanyakan siapa yang akan datang. Hari ini tanggal 6 April ) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. (1) III.Departemen Dalam Negeri

15 21 A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria 1. (2) 1. Patokan Umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi Gambar Tangan Tabel Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf. 3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu. Pukul (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) 4) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu jam (1 jam,35 menit 20 detik) 5) Tanda titik dipakai diantara nama peneliti, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Siregar, Merari, 1920.Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka. 6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Desa itu berpenduduk orang. Gempa yang terjadi semalem menewaskan jiwa. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipataanya yang tidak menunjukan jumlah.

16 22 Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. 7) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan karangan atau kepala ilustrasi, tabel,dan sebagainya. Acara Kunjungan Adam Malik Bentuk dan Kedaulatan (BAB I UUD 45) 8) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. Yth.Sdr. Moh.Hasan Jalan Arif 43 b. Tanda Koma (,) 1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Saya membeli kertas, pena,dan tinta. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko. 2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Saya ingin datang, tetapi hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak pak kasim. 3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu itu mendahului induk kalimatnya. Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

17 23 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Dia lupa akan janjinya karena sibuk. Dia tahu bahwa soal itu penting. 4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun begitu, akan tetapi. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. jadi, soalnya tidak semudah itu. 5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. O, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati,ya, nanti jatuh. 6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Kata Ibu, Saya gembira sekali. Saya gembira sekali, kata Ibu, karena kamu lulus. 7) Tanda koma dipakai di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta. 8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

18 24 Alisjahbana, sutan Takdir,1949.Tata Bahasa Baru Indonesia, Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Puskata Rakjat 9) Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki. W.J.S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm.4. 10) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. B.Ratulangi, S.E. Ny.Khadijah,M.A. 11) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. 12,5 m Rp 12,50 12) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih. Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara. Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma: Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panita. 13) Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.

19 25 Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. Karyadi mengucapkan terimakasih atas bantuan Agus. 14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Di mana Saudara tinggal? tanya Karim. Berdiri lurus-lurus! perintahnya. c. Tanda Titik Koma(;) 1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. 2) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran Pilihan Pendengar. d. Tanda Titik Dua (:) 1) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemberian. Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup dan mati.

20 26 Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Kita memerlukan kursi,meja,dan lemari. Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan ekonomi perusahaan. 2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapanyang memerluan pemerian. (a) Ketua : Ahmad Wijaya Sekretaris : S. Handayani Bendara : B. Hartawan (b) Tempat Sidang : Ruang 104 Pengantar Acara : Bambang S. Hari : Senin Waktu : ) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan. Ibu : (meletakan beberapa kopor) Bawa koper ini, Mir! Amir : Baik, Bu, (mengangkat koper dan masuk) Ibu : Jangan lupa.letakkan baik baik! (duduk di kursi besar) 4) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antaran bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Tempo, 1 (1971),34: 7 Surah Yasin : 9 Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. e. Tanda Hubung (-) 1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

21 27 Di samping cara-cara lama itu ada juga ca- ra yang baru Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris. Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak bukan Beberapa pendapat mengenai masalah masalah i- tu telah disampaikan Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak 2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Kami ada cara yang baru untuk mengukur panas Senjata ini merupakan alat pertahanan yang canggih

22 28 Akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. 3) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. anak-anak, berulang-ulang,kemerah-merahan Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. 4) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. p-a-n-i-t-i-a ) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian- bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata. Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20x5000) tanggung jawab dan kesetiakawanan lokal. Bandingkan dengan : Ber-evolusi, dua puluh-lima-ribuan (1x250000) tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial. 6) Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap. Se- Indonesia, se- Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-phk-an, hari- H, sinar X, Menteri Sekretaris Negara.

23 29 7) Tanda hubung dipaki untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. di-smash, pen- tackle-an f. Tanda pisah ( -- ) 1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar bangun kalimat. Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai -- diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. 2) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lainsehingga kalimat menjadi lebih jelas. Rangkaian temuan ini evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan otonom telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. 3) Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal dengan arti sampai ke atau sampai dengan Tanggal 5 10 April 1970 Jakarta Bandung g. Tanda Elipsis (... ) 1) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Kalau begitu... ya, marilah kita bergerak. 2) Tanda ellipsis menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.

24 30 Sebab-sebab kemerosotan... akan diteliti lebih lanjut h. Tanda Tanya (?) 1) Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Kapan ia berangkat? 2) Tanda tanya dipakaidi dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?). Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang. i. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Merdeka! j. Tanda kurung (( )) 1) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isi Kegiatan) kantor itu. 2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

25 31 Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama temapat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. 3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a) Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya 4) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan. Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal. k. Tanda Kurung Siku ([... ]) 1) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Sang Sapurba men [d]engar bunyi gemerisik. 2) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Persamaan kedua proses ini ( perbedaanya dibicarakan di dalam Bab II [ lihat halaman ] perlu dibentangkan di sini. l. Tanda Petik ( ) 1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

26 32 Saya belum siap, kata Mira, tunggu sebentar! Pasal 36 UUD 1945, berbunyi, Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. 2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Bacalah Bola Lampu dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Sajak Berdiri Aku terdapat pada halaman 5 buku itu. 3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Mislanya : Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara coba dan ralat saja. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama cutbrai. 4) Tanda Petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Kata Tono, Saya juga minta satu. 5) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan Si Hitam. Bang Komar sering disebut pahlawan, ia sendiri tidak tahu sebabnya. Catatan : Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah baris. m. Tanda Petik Tunggal ( ) 1) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun didalam petikan lain. Tanya Basri, Kau dengar bunyi kring-kring tadi? Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, Ibu, Bapak pulang, dan rasa letihku lenyap seketika, ujar Pak Hamdan

27 33 2) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. feed-back balikan n. Tanda Garis Miring ( / ) 1) Tanda garis miring dipaki di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. No. 7/PK/1973 Jalan Kramat III/10 Tahun anggran 1985/1986 2) Tanda garis miring dipakain sebagai pengganti kata atau dan tiap. Dikirimkan lewat darat/ laut artinya dikirimkan lewat darat atau laut. Harganya Rp25,00/lembar artinya harganya Rp25,00 tiap lembar. o. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ) tahun. Tanda penyingkat menunjukan penghilangan bagiankata atau bagian angka Ali kan kusurat. ( kan= akan) Malam lah tiba.( lah= telah) B. Surat Pribadi 1. Pengertian Surat Surat adalah salah satu alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan suatu pesan dari seseorang, satu pihak, atau satu organisasi/instansi lain. Dengan adanya

28 34 surat, memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh. Misalnya untuk kepentingan seperti memberikan kabar, mengundang seseorang bahkan untuk melamar sebuah pekerjaan.surat memiliki daya tamping pesan yang sangat leluasa. Selain itu, surat memiliki daya jangkau yang luas dan tingkat pembiayaan yang rendah (Mulyati 2015:182). Berdasarkan isi dan asalnya atau pengirimannya,surat dibedakan menjadi 3yaitu a) surat pribadi atau surat prive, b) surat dinas atau surat resmi dan c) surat niaga. Surat pribadi adalah surat yang berisi keperluan pribadi dan ditujukan kepada orang lain. Ragam bahasa dalam surat pribadi menggunakan bahasa sehari-hari. Surat dinas yaitu surat yang dibuat oleh sebuah instansi atau lembaga dengan tujuan untuk keperluan dinas. Surat niaga adalah surat yang ditulis untuk keperluan bisnis atau perdagangan. Surat pribadi adalah surat yang di buat seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi seperti halnya saling mengucapkan salam,mengucapkan terima kasih, menyatakan duka cita dll. Surat pribadi dibagi menjadi 2 yaitu surat pribadi yang bersifat perorangan dan surat pribadi yang bersifat resmi.surat yang bersifat peorangan adalah surat yang ditulis seseorang kepada sahabat, teman saudara, atau orang tua. Surat pribadi yang bersifat resmi adalah yang ditulis seseorang yang ditujukan kepada suatu organisasi atau lembaga tetapi menyangkut kepentingan pribadi.perbedaannya terletak pada penggunaan bahasanya (Sintowati Rini,1999:146). Menurut Bratawidjaya, surat pribadi yaitu surat yang dikirimkan seseorang kepada orang lain atau suatu organisasi/instasi. Surat pribadi bersifat pribadi dan menyangkut kepentingan pribadi. Karena bersifat pribadi, surat pribadi biasanya memakai bahasa non baku. Bahasanya santai dan akrab. Tetapi, untuk menghindari

29 35 salah tafsir dan mudah dipahami penerima surat perlu ditata agar efektif dan memperhatikan kaidah penggunaan ejaan (Mulyati,2015:184). 2. Ciri-ciri Surat Pribadi a. Tidak menggunakan kop surat b. Tidak ada nomor surat c. Salam pembuka dan penutup bervariasi d. Penggunaan bahasa bebas e. Format surat bebas 3. Bagian-bagian Surat Pribadi Adapun bagian-bagian surat pribadi adalah sebagai berikut: a. Tempat dan tanggal penelitian surat : penulisan tempat dan tangga surat ditulis pada sebuah awal surat, di bagian atas surat. b. Alamat pengirim surat: ditulis nama dan alamat orang yang dituju. c. Kalimat pembuka (kata sapaan dan salam) : huruf pertama pada kata pertama ditulis menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.salam pembuka selalu ditulis disebelah kiri. Contoh : a. Dengan hormat, b. Salam kangen, d. Isi surat: isi merupakan inti dari surat, hal-halyang akan disamoaikan. Maksud dari isi diceritakan pada paragraph-paragraf.paragraf terbagi menjadi paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf penutup.

30 36 e. Kalimat penutup: dapat ditulis di sebelah kiri atau sebelah kanan.seperti salam pembuka, salam penutup juga ditulis menggunakan huruf kapital pada awal kata dan diikuti tanda koma. Contoh : a. Wassalam b. Hormat kami f. Tanda tangan : terletak sejajar dengan salam penutup g. Pengirim surat: nama pengiirm terletak sejajar dengan salam penutup. Penelitiannya diawali dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda baca.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan EYD pada surat pribadi untuk saat ini belum ada. Namun, penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini telah

Lebih terperinci

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 1 Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 1 memuat materi EYD. EYD adalah materi ejaan yang disempurnakan. Materi ini menampilkan ketentuan tentang

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TANDA BACA

PENGGUNAAN TANDA BACA PENGGUNAAN TANDA BACA A. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB II DASAR-DASAR DAN KAIDAH BAHASA INDONESIA SEBAGAI RUJUKAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR Dra.Hj.Rosdiah

Lebih terperinci

Di susun oleh: IRENG. Tugas Mata Kuliah KAPITA SELEKTA. Karya ini di buat oleh : MENU

Di susun oleh: IRENG. Tugas Mata Kuliah KAPITA SELEKTA. Karya ini di buat oleh : MENU Tugas Mata Kuliah KAPITA SELEKTA Di susun oleh: Karya ini di buat oleh : IRENG CECEP ALI NURDIN (0801569 / 04) DENY FERDIANSYAH B. (0803220 / 05) DIAN RATNASARI (0802116 / 06) TANDA BACA SEJARAH JANJI

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia

Lebih terperinci

Ekonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ekonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA Modul ke: TATA EJAAN BAHASA INDONESIA 13 Fakultas 1. Mampu memahami sejarah ejaan 2. Mampu memahami ruang lingkup ejaan 3. Mampu menerapkan kaidah tata ejaan dalam praktik penulisan Ekonomi Program Studi

Lebih terperinci

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O EYD dan TANDA BACA Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O STMIK CIC CIREBON- 2016 Penulisan Bentuk Ulang Bentuk ulang dalam bahasa Indonesia ditulis ulang dengan menggunakan tanda hubung (-), bukan angka dua (2).

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN 1. Tulisan merupakan karya orisinal penulis (bukan plagiasi) dan belum pernah dipublikasikan atau sedang dalam proses publikasi pada media lain yang

Lebih terperinci

Catatan: J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama

Catatan: J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama F. Huruf Kapital 1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Dia membaca buku. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu

Lebih terperinci

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Oleh : Nama : Dian Ratna Sari NPM : 12111039 Kelas : 3KA34 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salahsatu alat komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN Oleh: Yayah Churiyah Abstrak Selama ini menulis dianggap suatu keterampilan yang sulit. Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak lain karena melalui kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Akan tetapi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ejaan Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang telah distandardisasi. Standardisasi ini meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan

Lebih terperinci

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca LOGO Pertemuan 4. Waktu belajar 100 menit Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca Outline 1 Penulisan Huruf Kapital 2 Penulisan Huruf Miring 3 Penulisan Kata 4 Akronim

Lebih terperinci

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN A. PENGERTIAN EJAAN Ejaan dalam bahasa Inggris disebut spelling, to spell mengeja. Hornby mengatakan, spelling (i) the act writing or naming the letters of a word in order, (ii)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003: 588) konsep adalah gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003: 588) konsep adalah gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003: 588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa,

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA SET 7 EJAAN 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BAHASA INDONESIA SET 7 EJAAN 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 07 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BAHASA INDONESIA SET 7 EJAAN 2 A. PEMAKAIAN TANDA BACA a. Tanda Baca Koma (,) 1. Tanda baca koma dipakai antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

Lebih terperinci

BAB 4 EJAAN. I. Pemakaian Huruf (cukup jelas) II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

BAB 4 EJAAN. I. Pemakaian Huruf (cukup jelas) II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring BAB 4 EJAAN 1. Pemakaian Huruf Kapital, Huruf Miring, dan Huruf Tebal 2. Penulisan Kata 3. Penulisan Unsur Serapan 4. Pemakaian Tanda Baca I. Pemakaian Huruf (cukup jelas) II. Pemakaian Huruf Kapital dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016 Muhammad Hambali Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016 BAKU SESUAI KAIDAH LOGIS SANTUN HEMAT DAN CERMAT TIDAK BERTELE-TELE FORMAL TIDAK MENGANDUNG

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN

PENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN PENGGUNAAN TANDA BACA Oleh AHMAD WAHYUDIN TANDA TITIK (.) 1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. 2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam satu

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI Membaca Suatu proses yang dilakukan Tata bahasa dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD merupakan standar umum yang ditetapkan oleh Pemerintah,

Lebih terperinci

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH Murniyati Gobel Dakia N. Djou Asna Ntelu JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA YULINA Guru SD Negeri 002 Muara Lembu Kecamatan Singingi anayuli.teacher@gmail.com ABSTRAK Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 02 Sidomulyo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Kelas ini berjumlah 11 siswa yang terdiri dari

Lebih terperinci

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA 1 2 EJAAN DAN TANDA BACA EJAAN : Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan hubungan antara lambang-lambang itu. Kesantunan Ejaan membicarakan

Lebih terperinci

E-Class 12 Presentation

E-Class 12 Presentation EYD () Pemakaian Huruf Penulisan Kata Pemakaian Tanda Baca Penulisan Unsur Serapan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Penulis : Drs. Suparlan E-Class 12 Presentation Henki

Lebih terperinci

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul EJAAN BAHASA INDONESIA Ruang lingkup Ejaan 1. Pemakaian Huruf 2. Penulisan Huruf 3. Penulisan kata 4. Penulisan Unsur Serapan 5. Pemakaian Tanda Baca

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3 1. Penggunaan tanda koma yang tidak tepat Terdapat dalam kalimat... SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3 Saya akan menolongnya,walaupun hal itu cukup sulit hay,apa kabar?

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA Makalah Penulisan Kata (Aminah. M - 054) TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA DI SUSUN OLEH : NAMA : AMINAH. M. NIM : 1252132054 KELAS : B PRODI : BUSINESS ENGLISH FAKULTAS : BAHASA DAN

Lebih terperinci

Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia)

Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia) Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia) 1. TANDA BACA 3 TANDA TITIK 3 TANDA PETIK 3 TANDA KOMA 4 TITIK KOMA 4 TITIK DUA 4 TANDA PISAH 4 TANDA TANYA 5 TANDA SERU 5 TANDA HUBUNG 5 TANDA KURUNG 5 TANDA PENANGGAL

Lebih terperinci

PEMAKAIAN HURUF, PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN PEMAKAIAN HURUF MIRING PADA BAHASA TULIS

PEMAKAIAN HURUF, PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN PEMAKAIAN HURUF MIRING PADA BAHASA TULIS PEMAKAIAN HURUF, PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN PEMAKAIAN HURUF MIRING PADA BAHASA TULIS MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : Dr. Prana

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X Peningkatan Kemampuan Menggunakan Tanda Baca Titik, Koma, Dan Titik Dua Dalam Kalimat Melalui Metode Diskusi Di Kelas IV SDN I Ogotua Kec. Dampal Utara Sri Dewi Astuti A., Gazali, dan Efendi Mahasiswa

Lebih terperinci

THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012

THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012 1 THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012 Hidayah Sari, Otang Kurniaman, Mahmud Alpusari hidayah.ksari@student.unri.ac.id, otang.kurniaman@lecturer.unri.ac.id,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Surat Pembaca Edisi Maret sampai April 2012 dengan penelitian sebelumnya,

BAB II LANDASAN TEORI. Surat Pembaca Edisi Maret sampai April 2012 dengan penelitian sebelumnya, 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Agar dapat membedakan penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca Edisi Maret sampai April 2012 dengan penelitian sebelumnya, maka penliti

Lebih terperinci

KAIDAH TATA TULIS. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia

KAIDAH TATA TULIS. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia KAIDAH TATA TULIS Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia KAIDAH TATA TULIS Kaidah bahasa merupakan aturan pemakaian bahasa agar bahasa itu tetap terpelihara dalam perkembangannya. Dalam berbahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahasa merupakan sistem komunikasi yang kompleks sebagai penghubung kita berkomunikasi dengan lawan bicara kita yang digunakan sehari-hari. Berbahasa Indonesia yang

Lebih terperinci

EJAAN DALAM KARYA ILMIAH

EJAAN DALAM KARYA ILMIAH 1 EJAAN DALAM KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia telah mempunyai kaidah penulisan (ejaan) yang telah dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau lebih dikenal dengan istilah EYD. Kaidah

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Bahasa yaitu sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; percakapan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. oleh ruang dan waktu, pembaca dapat membacanya berulang-ulang bila dirasakan

II. LANDASAN TEORI. oleh ruang dan waktu, pembaca dapat membacanya berulang-ulang bila dirasakan II. LANDASAN TEORI A. Surat Surat merupakan alat komunikasi di samping televisi, radio, telepon, telegram, dan internet. Di antara sarana komunikasi yang disebut di atas, surat memiliki beberapa kelebihan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 6. EYDLatihan Soal 6.1

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 6. EYDLatihan Soal 6.1 1. Penulisan judul yang tepat di bawah ini adalah?. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 6. EYDLatihan Soal 6.1 Yang Muda Yang Berkarya Untuk Bangsa Yang Muda yang Berkarya untuk Bangsa yang muda yang berkarya

Lebih terperinci

MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul

MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul Abstrak Ejaan merupakan dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ejaan digunakan sebagai bentuk baku

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Tipe Humor Tuturan Tokoh dalam Rubrik Mblaketaket pada Koran Radar Banyumas Edisi Januari 2016 Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Arief Panggih

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Enung Siti Nurjanah, Aan Kusdiana, Seni Apriliya Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

PROSIDING SEMNAS KBSP V

PROSIDING SEMNAS KBSP V TEKS CERITA INSPIRATIF SEBAGAI SALAH SATU BAHAN AJAR ALTERNATIF PEMBELAJARAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (PBSI) Irma Fika Nurfajar Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) 1. Pemakaian Huruf A B C D E Abjad Vokal Konsonan Pemenggalan Suku Kata Nama Diri (orang & tempat) 2. Penulisan Huruf A Huruf Kapital B Huruf Miring

Lebih terperinci

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KORESPONDENSI DI LINGKUNGAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2014 ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua). Tanda baca berguna bagi pembaca untuk membantu memahami setiap bacaan. Tanpa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: SUPRIHATINASARI A 310 090 235 PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Artikel dan Kontributor

Artikel dan Kontributor INDEKS PENULIS Ali Rama Ayu Zakya Lestari Dewi Sartika Bahrul Yaman Haryo Kuncoro Heri Setiawan Istiqomah Rahmawati Roikhan Mocd. Aziz Siti Herni Rochana Siti Suharyanti Ummi Duwita Utami Baroroh 172 INDEKS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

Petunjuk: Pilih satu jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) pada A, B, C, D atau E pada lembar jawaban!

Petunjuk: Pilih satu jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang (X) pada A, B, C, D atau E pada lembar jawaban! Instrumen Penelitian Kemampuan Menentukan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia Mahasiswa Angkatan 2017/2018 Jurusan Teknik, F.Teknik, UR Petunjuk: Pilih satu jawaban yang benar dengan memberikan tanda silang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9 SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9 1. Bacalah kalimat tersebut dengan cermat! Setiap siswa harap menyiapkan pensil 2B penghapus dan rautan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakekat Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Klein, dkk (Rahim 2005:3), mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup, pertama; membaca merupakan suatu proses.

Lebih terperinci

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca 4 Pengalaman Sahabatku Pepatah mengatakan, Pengalaman adalah guru kehidupan. Setiap pengalaman baik dan buruk akan tetap bernilai dan menjadi pemicu agar kita lebih hatihati melangkah atau lebih giat lagi

Lebih terperinci

BAB 2: BAHASA INDONESIA

BAB 2: BAHASA INDONESIA STRUKTUR BAKU: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN www.bimbinganalumniui.com 1. Penulisan kata bilangan yang tidak tepat terdapat pada (A) Karya sastra STA ini telah dicetak lebih dari 20 (dua puluh) kali. (B) Ketujuh

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.2

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.2 1. Penulisan singkatan yang benar adalah... SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.2 BJ Habibi pernah menjadi presiden. J Habibi pernah menjadi presiden. BJ.Habibi pernah menjadi

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 13 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA EJAAN BAHASA INDONESIA SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk melatih

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk melatih BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS II SDN 7 BALAESANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS II SDN 7 BALAESANG PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS II SDN 7 BALAESANG ¹ Riskawati ² Muh. Tahir ³ Sahrudin Barasandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir

Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir Pedoman Penulisan Laporan Tugas Akhir Abstrak Abstrak merupakan ikhtisar suatu tugas akhir yang memuat permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil, dan kesimpulan. Abstrak dibuat untuk memudahkan pembaca

Lebih terperinci

Setiap siswa harap menyiapkan: pensil 2B, penghapus, da. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : Pembahasan Video :

Setiap siswa harap menyiapkan: pensil 2B, penghapus, da. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : Pembahasan Video : 1. SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALatihan Soal 9.2 Bacalah kalimat tersebut dengan cermat! Setiap siswa harap menyiapkan pensil 2B penghapus dan rautan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 Desember 2017 PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA Dikirim tanggal 27 September 2017 Diterima 26 Desember

Lebih terperinci

Ejaan yang Disempurnakan

Ejaan yang Disempurnakan Ejaan yang Disempurnakan A. Pengertian Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, ejaan adalah

Lebih terperinci

Pertemuan 11 PENYUNTINGAN

Pertemuan 11 PENYUNTINGAN Pertemuan 11 PENYUNTINGAN Materi Perkuliahan 1. Pengertian Penyuntingan 2. Persyaratan untuk Menjadi Penyunting 3. Cara Menyunting Naskah Pengertian Penyuntingan Penyuntingan adalah proses, cara, perbuatan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA WACANA EKSPOSISI SISWA SD DI DESA SELO KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 DAFTAR ISI I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 2 1.1. Bahasa Penulisan...

Lebih terperinci

INDEKSING. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen telah tercakup (indeksing dan abstrak) pada lembaga pengindeks berikut:

INDEKSING. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen telah tercakup (indeksing dan abstrak) pada lembaga pengindeks berikut: INDEKSING Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen telah tercakup (indeksing dan abstrak) pada lembaga pengindeks berikut: Directory of Open Access Journal (DOAJ) CrossRef Goggle Scholar SINTA Portal Garuda

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR Asep Supriyana 1), Gres Grasia Azmin 2), Reni Nureriyani 3), Aulia

Lebih terperinci

Asyiknya Berolahraga Sepeda

Asyiknya Berolahraga Sepeda 3 Asyiknya Berolahraga Sepeda Pernahkah kamu mendengar kisah Heinz Stucke? Hampir 200 negara sudah ia kunjungi dengan mengendarai sepeda. Total jarak yang ditempuhnya dengan bersepeda lebih dari 415.000

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti

I. PENDAHULUAN. dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat dapat dipahami jika dalam penggunaannya mengikuti syarat dan kaidah bahasa. Dengan mengikuti syarat dan kaidah

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1

2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1 2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1 RAGAM BAHASA BAHASA LISAN: 1. SANTAI, 2. BERBUNGA-BUNGA, 3. INTONASI, 4. LICENCIA POETICA, 5. MENGACU PADA KEBUTUHAN SOSIAL. BAHASA TULIS ILMIAH: 1. TEPAT, 2. JELAS, 3.

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR.../IT3/TU/2016 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Purwokerto kelas VII dengan standar kompetensi menulis yaitu mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Purwokerto kelas VII dengan standar kompetensi menulis yaitu mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), khusus pada mata pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan tentang keterampilan menulis. Salah satu materi yang diajarkan adalah

Lebih terperinci

Vol. 14, No. 1, April 2015

Vol. 14, No. 1, April 2015 INDEKS PENULIS Ahmad Zulva Adi Alief Rakhman Setyanto Andreyanto Ramdani Bhimo Rizky Samodra Dwi Nuraini Ihsan Gusniarti Helmiatin Jati Waskito Khoirunnisa Novia Nengsih Nur Mawaddah Sharfina Putri Kartika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. siswa agar kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu, kehadiran

BAB II LANDASAN TEORI. siswa agar kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu, kehadiran BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahan Ajar Bahan ajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan fungsi bahan

Lebih terperinci

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara No.2099, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR74 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG FONOLOGI CERPEN BERDASARKAN PERISTIWA YANG DIALAMI SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG FONOLOGI CERPEN BERDASARKAN PERISTIWA YANG DIALAMI SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG FONOLOGI CERPEN BERDASARKAN PERISTIWA YANG DIALAMI SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TRI MAULIDA WIJAYANTI

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital melalui Metode Penugasan pada siswa Kelas V SDN Inti Tondo Palu

Peningkatan Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital melalui Metode Penugasan pada siswa Kelas V SDN Inti Tondo Palu 1 Peningkatan Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital melalui Metode Penugasan pada siswa Kelas V SDN Inti Tondo Palu 1* Ulfah 1* Dosen FKIP, Universitas Tadulako Abstract The problem in this research was

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) merupakan pembelajaran yang paling utama. Kompetensi hasil belajar siswa di

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN, INSTRUKSI, SURAT EDARAN, KEPUTUSAN, DAN PENGUMUMAN PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal

Lebih terperinci