BAB III TINJAUAN PROYEK, TINJAUAN TEMA DAN STUDI BANDING
|
|
- Benny Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III TINJAUAN PROYEK, TINJAUAN TEMA DAN STUDI BANDING 3.1 ANALISA FISIK Kondisi Stasiun KRL Sudirman Lokasi : Dukuh atas (Stasiun Dukuh Atas) Keterangan : Eksisting dianggap kosong Luas Lahan : m2 (5 Ha) GSB : 5 m KDB : 60 % x = KLB : 1-5 Ketinggian Bangunan : Maksimal 5 Lantai Peruntukan : Fasilitas Umum (Stasiun) 1
2 3.1.2 Batas site
3 3.1.3 Tata Guna lahan Saat ini lahan digunakan sebagai stasiun kereta listrik (KRL), Namun kedepannya pemerintah akan merubah fungsi stasiun kereta dukuh atas menjadi stasiun antar moda. 3
4 3.1.4 Kondisi eksisting bangunan di sekitar
5 3.1.5 Sirkulasi Tapak
6 Akses menuju lokasi proyek dapat dicapai melalui : - Kendaraan bermotor, hanya dapat melalui jalan dukuh atas, karena Jl. Sudirman terlalu riskan untuk kendaraan sementara. Jalur ini termasuk jalur sibuk - Angkutan umum (buskota ) melalui Jl. Sudirman. - Angkutan umum kecil seperti mikrolet, taksi bisa menggunakan dua akses jalan yaitu Jl. Sudirman dan Dukuh Atas - Pejalan kaki, bisa menggunakan 2 jalan yaitu pedestrian jalan Sudirman dan jalan Dukuh Atas - Sepeda hanya bisa menggunakan jalur Dukuh Atas karena harus berputar dari jalan Sudirman 3.2 POTONGAN JALAN 6
7 Gambar 22. Potongan Jl. Sudirman Jl. Sudirman merupakan jalan utama kota sehingga memiliki panjang jalan yang lebar. Namun mobil pribadi tidak bisa langsung mengakses stasiun. Pada jam-jam tertentu, jalan ini juga sangat padat Gambar 23. Potongan Jl. Dukuh atas Akses mobil pribadi menuju stasiun hanya bisa dicapai melalui jalan dukuh atas. Permasalahannya adalah panjang jalan yang hanya bisa digunakan 2 mobil, sehingga bila mobil menuju stasiun jumlahnya banyak akan menyebabkan antrean lebar di jalan dukuh atas dan mennyebar ke Jl. Sudirman yang bercabang ke jalan ini Posisi tapak lebih rendah dari jalan utama (Jl. Sudirman). Sehingga pejalan kaki tidak bisa mengakses tapak bila tidak ada bantuan seperti tangga. Cara lain bisa ditempuh dengan menambah jumlah lantai. Jl Sudirman sangat ramai, sehingga harus diusahakan fasilitas yang dapat mempermudah pencapaian, sehingga dapat menarik calon penumpang 7
8 3.3 Kondisi eksisting Saat ini Stasiun Sudirman beroperasi sebagai stasiun kereta listrik yang berintergrasi dengan dermaga waterway. Gambar 24. Tampak depan Gambar 25. Ruang tunggu dan tiketing Stasiun eksisting bergaya modern dengan menggunakan bahan cleding (allumunium composit) sebagai selimut bangunan. Bagian dalam stasiun juga memakai cleding dengan konstruksi space frame sebagai penahan beban atapnya. Ruang tunggu dan tiketing terdapat di lantai atas bangunan, hal ini mempermudah sirkulasi manusia yang mencapai stasiun melalui jalan Sudirman, sedangkan yang dari jalan Dukuh atas dapat mengalami kebingungan, karena di lantai 1 tidak terdapat tanda (signage) Aksesibilitas antar lantai stasiun dapat menggunakan eskalator dan lift. 8
9 Gambar 27. Dermaga waterway Gambar 26. Kondisi di lantai bawah 3.4 KAJIAN TEMA POST- MODERN SECARA GLOBAL Menurut beberapa literatur, kata Post-Modern sudah muncul pada tahun 1934 yang dipakai oleh Federico de Oniz untuk menyebut suatu periode pendek dalam bidang sastra, khususnya puisi Spanyol dan Amerika Latin. Pada tahun 1947, Arnold Toynbee seorang ahli sejarah, dalam bukunya yang berjudul A Study of History memakai kata Post-Modern untuk menyebut tahap kontemporer dari kebudayaan barat yang dimulai tahun 1875, dengan ciri peralihan politik dari pola pemikiran negara nasional ke interaksi global. POST- MODERN DALAM ARSITEKTUR Jika ada pertanyaan yang menyatakan Apa dan siapakah arsitektur post modern itu?, maka tak ada satu jawaban yang pasti untuk menjawabnya. Kata Post-Modern itu dapat berarti sehabis modern (modern ubah usah): atau berarti setelah modern (modern masih berlanjut tetapi tidak lagi dominan): dan 9
10 bisa juga berarti kelanjutan modern (modern masih berlangsung terus tetapi dengan melakukan adaptasi terhadap perkembangan dan pembaharuan yang terjadi di masa kini) 1. Pada tahun 1975, arsitek Amerika, Charles Jencks, mengalihkan istilah postmodern ke dunia arsitektur dan membuka sebuah ruang diskusi baru di benua Eropa. Arsitektur postmodern menurutnya, mewakili sifat pluralitas kebahasaan. Kodifikasi plural menjadi tuntutan minimalnya, lebih jelasnya bangunan Postmodern menggunakan kode yang berbeda, seperti kode eliter, populer, modern dan tradisional, internasional dan regional, fungsional dan fiksional. 2 Secara harfiah, Post-modern dalam bahasa Indonesia disebut juga Pasca Modern, yakni : Pasca = Menunjukan apa yang telah kita tinggalkan dan lalui tetapi belum menerangkan dimana kita akan tiba. Pasca modern = Belum sampai pada tujuannya yang baru tetapi juga belum melepaskan semua makna modernnya 3. Post-Modern architecture is obviously concerned with more then pluralism and complexity, although these two key words begin to locate its centre. 4 Ciri-ciri Post-Modern adalah : Pluralistik = - Banyak ragam pandangan - memiliki variasi atau keragaman bentuk. Komunikatif = Digunakan sebagai alat komunikasi - Arsitek dan masyarakat - waktu (dulu, sekarang dan yang akan datang). 1 Pengertian Post-Modern, (halaman 1) 2 Postmodernitas dan Masa Depan Peradabannya, Aditya Media (halaman ). 3 Wisnu Budiarso, ST, Perkembangan Arsitektur 2 (halaman 2). 4 Balding and Mansell Ltd, The Language of Post-Modern Architecture- Charles Jencks, Wisbech, England, (halaman 12). 10
11 Tempat dan sejarah = Arsitektur yang berakar pada tempat dan Sejarah Melihat dari Beberapa definisi Post-Modern 5 dibawah ini, yaitu : Kelanjutan dan reaksi dari arsitektur modern. Regionalisme yang mengganti Internasionalisme. Respresentasifisional yang menggantikan bentuk geometrik. Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, craft dan Teknologi, Internasional dan lokal, serta mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksial dalam arsitektur. Menyodorkan alternatif sehingga arsitektur tidak hanya satu jalur saja. Post-Modern berusaha mengembalikan ingatan masa lalu. Bisa dimengerti sebagai filsafat, pola pikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan dan teori. Anak dari Arsitektur Modern. Pada tahun 1977, Charles Jencks dalam bukunya The Language of Post-Modern Architecture, menyatakan bahwa dengan kacamata moda komunikasi, arsitektur dapat didekati dengan pendekatan bahasa, yang terdiri atas : 1. Kata-kata 2. Sintaksis 3. Semantik 4. Metafora Di Indonesia sendiri modernitas telah diperkenalkan sejak penjajahan Belanda. Di satu pihak kita merasakan dampak negatif proses modernitas tersebut, dipihak lain kita selalu ingin mencari jati diri kita sebagai bangsa dan orang Indonesia. Sebenarnya dilihat dari pengamatan budaya, Indonesia telah lama menyimpan potensi Postmodernisme, hal tersebut tercermin pada konsep Bhineka Tunggal Ika, dimana mengakui Pluralitas (Kebhinekaan) didalamnya yang juga merupakan salah satu ciri penting Postmodernism 5 Bab II-Pengertian Post-Modern, (halaman 1) 11
12 POKOK-POKOK PIKIRAN ARSITEKTUR POST-MODERN Pokok-pokok pikiran yang dipakai pada arsitektur Post-Modern terdiri dari tiga bagian penting 6, yaitu : 1. Tidak memakai semboyan Form Follow Function. Arsitektur Post-Modern mendefinisikan arsitek sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu Ia tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan. 2. Fungsi Yang dimaksud dengan fungsi disini bukanlah aktivitas, bukan pula apa yang dikerjakan manusia terhadap arsitektur dimana keduanya diangkat sebagai pengertian tentang fungsi yang lazim digunakan dalam arsitektur Modern. Dalam arsitektur Post-Modern yang dimaksud dengan fungsi adalah peran dan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia, dengan kata lain fungsi merupakan apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia sehingga dengan demikian fungsi dalam arsitektur Post-Modern bukan berarti aktivitas. Dibawah ini merupakan beberapa analisa dari fungsi Arsitektur, antara lain : - Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia. - Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman dan nikmat. - Arsitektur memberikan gambaran dan kenyataan sejujur-jujurnya. - Arsitektur memberikan kesempatan pada manusia untuk berkhayal. - Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budaya dan masa silamnya Bentuk dan Ruang Dalam Post-Modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu dengan yang lain, keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri sehingga bisa dihubungkan atau tidak dihubungkan. Ciri-ciri pokok khas ada yang terlihat ataupun sebaliknya tidak terlihat (tidak nyata). Kedua ciri ini kemudian akan menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya. 6 Pengertian Post-Modern, (halaman 3). 12
13 3.5 KARYA-KARYA ARSITEKTUR POST-MODERN Piazza d Italia Gambar 28. Pandangan bagian tengah (kolam) Piazza d italia Charles Moore (1925-), merancang Piazza d Italia ( ), sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka renovasi kawasan kumuh di New Orleans Amerika Serikat, ditujukan untuk para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut. Proyek ini terletak dalam lingkungan modern, selain berfungsi sebagai ruang terbuka juga berfungsi sosial bagi masyarakat keturunan Eropa khususnya Italia. Denahnya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-garis melingkar pada lantai dengan warna dari bahan. Pada tengah taman dibuat model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, di keliling kolam menggambarkan laut Mediterania. Titik pusat lingkaran adalah Pulau Sisilia di ujung dari sepatu Italia melambangkan masyarakat Sisilia, mayoritas dari imigran Itali disana. Dengan pola mengikuti bentuk lingkaran terdapat sebuah kuil Romawi kecil dengan kolom-kolom dari lima orde termasyhur Italia : dorique, ionique, corinthien, toscan dan composite. Kolom-kolom tadi terletak dalam susunan garis bagian dari lingkaran (convec) mendukung potonganpotongan architrave lengkap dengan molding Romawi. Dikiri-kanan dari semacam pintu gerbang kuil terdapat architrave cukup lebar ditulis kalimatkalimat yang mengingatkan pada sejarah Italia. Unsur modern Art-Deco dimasukan dalam beberapa kepala kolom disela-sela kolom-kolom Italia tersebut. Bentuk-bentuk klasik dan sedikit aspek modern digabung dengan unsur modern kontemporer dalam didominasi warna-warna. Dengan mengetengahkan unsur-unsur historis, bentuk-bentuk langsung menyentuh 13
14 tanah Italia lengkap dengan Laut Mediterania, Piazza d Italia betul-betul merupakan contoh sangat respresentatif dari Post-Modern yang menghubungkan masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Piazza Italia menjadi bentuk pelopor Post-Modern dan banyak memberikan inspirasi konsepsual dalam perkembangan arsitektur. 3.6 STASIUN DARI MASA KEMASA Stasiun dianggap paling mewakili dari kelima moda transportasi (busway, monorel, KRL, MRT, dan waterway). Stasiun pun telah berkembang dari jaman ke jaman, namun dalam perkembangannya ada beberapa kekhasan yang tidak boleh hilang dan akan menjadi kekhasan dari Jakarta. Stasiun pada tahun
15 Stasiun pada tahun 2008 Jakarta selain terkenal dengan kebudayaan Betawinya, tidak bisa lepas dari masa kolonial (jaman penjajahan Belanda). Secara tidak langsung gaya kolonial menjadi sebuah trendmark sendiri dari sebuah kota Jakarta KAITAN POST MODERN DAN STASIUN INTERCHANGE Kategori Post Modern yang diambil adalah Post modern yang mengingatkan kembali ke masa lalu dengan tampilan yang modern kontemporer, sebagai kritik terhadap sistem transportasi yang semakin carut-marut (sistem transportasi yang tidak jelas, kemacetan dimana-mana, kumuh pada area stasiun). Usaha penggalian Ide Post Modern berasal dari : 1. Usaha mengingatkan masa lalu 2. Usaha mengkritik pemerintah yang diterapkan kedalam bentuk bangunan 3. Keterkaitan antara moda transportasi yang ada di stasiun Interchange Penikmat dan pengguna stasiun Interchange adalah orang-orang yang nanti dianggap terluka dengan kacaunya sebuah sistem, dan kemodernisme yang sedikit demi sedikit mengikis sebuah perjalanan bangsa. 15
16 3.8 STUDI BANDING Studi Banding dengan Konsep yang sudah ada di stasiun dukuh atas dari lomba yang diadakan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Gambar 32. Gambar Isometri 16
17 Gambar 33. Studi banding stasiun MRT 17
18 Gambar 34. Studi banding stasiun KA 18
19 Gambar 35. Studi banding Stasiun Monorel 19
20 3.8.2 Studi Banding dengan negara Lain dari segi: - Sistem Tiketing Sistem tiketing di Singapore menggunakan Tiket Umum Mesin (GTM), di mana penumpang dapat membeli tiket Standar, atau menambahkan nilai kartu EZ-Link mereka. Stasiun dibagi menjadi dua bidang, dibayar dan belum dibayar, yang memungkinkan operator rel untuk mengumpulkan tiket dengan membatasi masuknya hanya melalui gerbang tarif, juga dikenal sebagai pintu kontrol akses. Sebagai sistem tarif telah diintegrasikan oleh Transit Link, komuter perlu hanya membayar satu tiket dan melewati dua gerbang tarif (sekali masuk, sekali pada keluar) untuk seluruh perjalanan, bahkan ketika mentransfer antara garis dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda. Penumpang dapat memilih untuk memperpanjang perjalanan di pertengahan perjalanan, dan membayar selisih saat mereka keluar stasiun tujuan mereka. - Sistem Operasi Di Singapore sistem transpotasinya dijalankan oleh dua pihak, yaitu swasta dan pemerintah. Sistem pengoperasiannya dijalankan oleh perusahaan swasta, sedangkan struktur tarif sistem diatur oleh Public Transport Council (PTC), dimana operator mengajukan permintaan perubahan tarif. Tarif disimpan terjangkau dengan mengelompokkan mereka kira-kira untuk jarak yang terkait tarif bis, sehingga mendorong komuter untuk menggunakan jaringan dan mengurangi ketergantungan pada sistem bus. 20
21 - Sistem Keamanan Di Singapore sistem keamanannya dibagi menjadi 3,yaitu : - Penjaga bersenjata untuk platform stasiun patroli dan memeriksa barang dari penumpang. - Kamera digital sirkuit tertutup (CCTV) telah ditingkatkan dengan rekaman kemampuan di semua stasiun dan kereta api dioperasikan oleh SMRT Corporation. - Penerapan lainnya diterapkan dengan mengubah sistem tempat sampah, penghapusan sistem kotak surat, dan pengamanan di pintu masuk stasiun. Hal ini untuk menghilangkan risiko bom ditempatkan di dalamnya. Photography tanpa izin juga dilarang di semua stasiun MRT sejak pemboman Madrid. - Bentuk Stasiun Interchange Shenzen di China Gambar 36. Futian Transportation Hub 6 6 Futian Tansportation Hub, Majalah Future Arch Volume 5 2Q, 2007, 21
22 Gambar 37. Futian Transportation hub suasana malam 6 Stasiun Interchange Wuhan di China. Gambar 39. Stasiun Wuhan dengan bentuk dinamis Gambar 38. Bentuk yang mengurangi reduksi sinar matahari 6 Futian Tansportation Hub, Majalah Future Arch Volume 5 2Q, 2007, 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI Sistem didefinisikan sebagai seperangkat obyek (komponen, subsistem) dengan interaksi antar obyek dan secara keseluruhan mempunyai satu tujuan/fungsi. Contoh:
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. Gambar 25 Konsep Hub
BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Ide awal dari desain stasiun ini adalah hub, hal ini disebabkan stasiun ini akan menjadi pusat transit dari moda-moda transportasi yang akan ada di kawasan Dukuh Atas, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua orang di dunia bergantung pada transportasi untuk melangsungkan hidupnya, seperti
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama
Lebih terperinciS K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta sebagai Ibu Kota negara Republik Indonesia merupakan pusat dari semua kegiatan pekerjaan untuk sekitar kota Jakarta dan bahkan Indonesia. Pendatang dari
Lebih terperinciKAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS
Lebih terperinciS K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal
BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan
Lebih terperinciDUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : TINGGA PRADANA
Lebih terperinciSTASIUN INTERCHANGE DUKUH ATAS, JAKARTA
STASIUN INTERCHANGE DUKUH ATAS, JAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR AR 40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER I 2007/2008 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: ERLANGGA BASKARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi
Lebih terperinciPengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini, akan dibahas mengenai, pengertian dan esensi judul, latar belakang munculnya gagasan atau ide dan judul, tujuan dan sasaran perencanaan dan perancangan, permasalahan
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi, khususnya kemacetan, sudah menjadi permasalahan utama di wilayah Jabodetabek. Kemacetan umumnya terjadi ketika jam puncak, yaitu ketika pagi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciDukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit
Lebih terperinciBAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI 2.1.1 Pengertian Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lainnya dalam tatanan yang terstruktur, dengan kata lain sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan
BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level
Lebih terperinciTERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA
TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan dan pertumbuhan jumlah penduduk, industri dan perdagangan merupakan unsur utama dalam perkembangan kota Pematangsiantar. Keadaan ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemacetan merupakan isu paling besar di Jakarta. Banyak sekali isu-isu soal kemacetan yang bermunculan di Jakarta, seperti Tahun 2014 Jakarta akan Macet Total, dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Nama Proyek Kategori Proyek Sifat Proyek Pemilik Luas Lahan : Transportasi Antar Moda : Fasilitas Transportasi : Fiktif : Negri : ± 4 Ha KDB (%) : 60 % KLB
Lebih terperinciTerminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK
38 3.1 Gambaran Umum BAB III DESKRIPSI PROYEK Gambar 3. 1 Potongan Koridor Utara-Selatan Jalur Monorel (Sumber : Studi Pra Kelayakan Koridor 1 Dinas Perhubungan Kota Bandung Tahun 2014) Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Transportasi kota Jakarta berkembang sangat pesat dikarenakan mobilitas yang tinggi dan masyarakatnya yang membutuhkan kendaraan. Semakin meningkatnya populasi manusia
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciL E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia sudah sepantasnya sejajar dengan berbagai kota-kota lain di dunia dengan indeks pertumbuhan penduduk dan ekonomi
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciREDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I 4 PENDAHULUAN REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI 1.1 Latar Belakang Stasiun adalah salah satu tempat perpindahan moda, dimana dalam jumlah besar manusia dan kendaraan berkumpul
Lebih terperinciBAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA
BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.
Lebih terperinciTERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata perekonomian, perdagangan, pariwisata, pendidikan khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya
Lebih terperinciBAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development
BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu
Lebih terperinciBAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI
BAB. 4 ANALISA TAPAK 4.1 ANALISA TAPAK 4.1.1 ANALISA TAPAK TERHADAP SIRKULASI MATAHARI Gambar 4.1 sirkulasi arah matahari Sirkulasi Matahari pagi akan masuk pada bagian timur dari tapak, untuk itu pada
Lebih terperinciLHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR
LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION (METAFORA) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh
Lebih terperinciSTASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudah seharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TOD TERPADU MANGGARAI PERANCANG: FAIZAL (NIM: 41210110018) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Lebih terperinciS K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Sistem didefinisikan sebagai seperangkat objek (komponen, subsistem) dengan interaksi antar objek dan secara keseluruhan mempunyai satu tujuan/fungsi. (Krismas,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126
BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Manusia memiliki sifat alami untuk selalu bergerak. Pergerakan yang dilakukan dapat bersifat fisik (berpindah tempat) maupun non fisik (perilaku). Bergerak secara fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa
Lebih terperinciREDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : NOVAN
Lebih terperinciBab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -
Lebih terperinciTERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARTA TUGAS AKHIR JOHANSYAH 21020110141041 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG SEPTEMBER 2014 UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Angkutan Umum Angkutan Umum dapat didefinisikan sebagai pemindahan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan umum adalah setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia dengan lebih dari 2/3 luasnya terdiri dari wilayah perairan. Indonesia dikenal sebagai negara
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR
Lebih terperinciPelabuhan Teluk Bayur
dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang namanya transportasi, transportasi sudah lama ada dan cukup memiliki peranannya dalam
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya tentang analisis maka ditarik kesimpulan
Lebih terperinciTERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.
Lebih terperinciLOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.
PENGENALAN OBYEK LATAR BELAKANG Stasiun Semut merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kota Surabaya dalam hal penyediaan layanan transportasi massal. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Judul Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial, pengertian Judul : Re-Desain Redesain berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, maka semakin banyak pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Lebih terperinciKANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG
KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG Oleh: Bitania Dyah Mustikaningrum, Abdul Malik, Sri Hartuti Wahyuningrum Sebagai pusat perdagangan, industri, serta sebagai pintu gerbang perekonomian Jawa Tengah, Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia yaitu 215,8 juta jiwa(tahun 2003). Sebuah negara yang memiliki penduduk padat tersebut
Lebih terperinciTERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA (Arsitektur Perilaku)
TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA (Arsitektur Perilaku) Almiritia Dalip Rachmat Prijadi Hendriek H. Karongkong ABSTRAK Perkembangan pembangunan bidang transportasi laut yang semakin pesat dewasa
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD)
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar 4.1.1. Pengertian Konsep Transit Oriented Development (TOD) Pada tahun 1993 Peter Calthorpe menawarkan sebuah sistem mengenai Konsep Transit Oriented Development ( TOD
Lebih terperinciNo Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5468 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB II. Analisa yang Mewujudkan Art Deco. Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data
BAB II Analisa yang Mewujudkan Art Deco Kegiatan survey lapangan yang telah penulis alami dan perolehan akan data data yang telah lengkap dan akurat merupakan tahap tahap yang harus dilalui penulis sebelum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb);
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik
Lebih terperinciSHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano Diajukan untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciPERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Rute, Terminal, Tempat Henti)
JurusanTeknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Pertemuan Ke 12 PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM (Rute, Terminal, Tempat Henti) Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi Prof. Siti Malkhamah
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciBAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api Terpadu. Tema : Sirkulasi Sebagai Penentu Way Finding Lokasi : Stasiun Pasar Senen Sifat Proyek : Fiktif.
Lebih terperinciSUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN
SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak
Lebih terperinciPEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)
PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007) pengertian Penataan bangunan dan lingkungan : adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,mengembangkan atau melestarikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan
Lebih terperinciTerminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan tempat pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah satu penyebab banyaknya penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah pergerakan orang dan barang bisa dengan kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor atau jalan kaki, namun di Indonesia sedikit tempat atau
Lebih terperinciDukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS
BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS Dukuh Atas adalah nama perkampungan yang terletak di sudut barat daya Kecamatan Menteng. Lokasinya sangat strategis, berada di dekat pusat bisnis Jakarta, di selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung berada pada ketinggian sekitar 791 meter di atas permukaan laut (dpl). Morfologi tanahnya terbagi dalam dua hamparan, di sebelah utara relatif berbukit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang maupun jasa atas dasar pemenuhan
Lebih terperinciKetika MRT Urai Kemacetan Jakarta
Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta Macet adalah keadaan yang hampir setiap saat dialami masyarakat Jakarta. Sebelumnya, macet hanya dialami, saat jam berangkat kantor atau jam pulang kantor. Namun kini,
Lebih terperinciInter and Intra City Aquatic Transport
Inter and Intra City Aquatic Transport Indonesia Negara Maritim Bakri Prakarso Andi Wiyono 15411095 PL4008 Seminar Studi Futuristik Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung, Kota Bandung
Lebih terperinciPandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch
Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: 11 30 November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch Tanggal laporan: Desember 2013 Disusun oleh: Tim dari Nusaresearch
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena
Lebih terperinciBAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN
BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN Menghadirkan suatu bangunan stasiun kereta api dengan fasilitas komersial sebagai penunjang kegiatan. Memberikan alternatif pemecahan masalah transportasi di kawasan Manggarai
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SUDIRMAN INTERCHANGE JAKARTA PUSAT DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR
TUGAS AKHIR SUDIRMAN INTERCHANGE JAKARTA PUSAT DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DiSusun Oleh : PERIODE JANUARI 2012 JULI 2012 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinci