RAPAT MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN KORSUP KPK, PROVINSI BANTEN
|
|
- Indra Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RAPAT MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN KORSUP KPK, PROVINSI BANTEN DISAMPAIKAN OLEH : H. RANO KARNO, S. IP PLT. GUBERNUR BANTEN JAKARTA, 22 APRIL 2015 PROVINSI BANTEN KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN (KP3B) Jl. Raya Syekh Nawawi Al Bantani Curug-Palima, Telp. (0254) Fax Kota Serang Provinsi Banten
2 PETA POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG DI PROVINSI BANTEN Batu andesit Pasir laut Pasir laut Emas, batu mulya Bentonit, fosil kayu, Kalimaya, feldspar, batu apung,pasir kuarsa Emas, Perak, Galena, Gamping, zeolit Batubara
3 Kawasan Hutan Provinsi Banten (SK Menhut No:419/Kpts-II/1999) Kawasan Hutan di Provinsi Banten ( ,27 Ha (24,06 %) LUAS PROVINSI : Ha Hutan Produksi (70.797,58 Ha = 34,01%) Hutan Konservasi (Daratan) ( ,3 Ha = 61,44 %) Hutan Lindung (9.471,39 Ha = 4,55 %) Konservasi (Perairan): T.N Ujung Kulon ( Ha) P. Sangiang (720 Ha)
4 PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN DI PROVINSI BANTEN No Fungsi Kawasan Hutan/ Luas Lokasi (Ha) Pengelola Dasar Yuridis SK Parsial A. Konservasi ,30 60,68 1 Taman Nasional Ujung Kulon BTNUK - Daratan ,00 Kepmenhut No: 284/Kpts-II/1992; Tgl Perairan Laut ,00 2 Taman Nasional Gn ,15 BTNGHS Kepmenhut No: 175/Kpts-II/2003; Tgl Halimun-Salak (Dalam Kab. Lebak) 3 Cagar Alam Rawa Dano 2.500,00 BBKSDA JABAR GBN No: 60 Stadblaad 683; Tgl Cagar Alam Tukung Gede 1.700,00 BBKSDA JABAR SK Mentan No: 395/Kpts/UM/6/1979; Tgl Cagar Alam Pulau Dua 30,00 BBKSDA JABAR SK Menhut No: 253/Kpts-II/1984; Tgl TWA P. Sangiang 528,15 BBKSDA JABAR Kepmenhut No: 698/Kpts-II/1991; Tgl TWA Perairan Laut 720,00 sda 6 Sangiang Tahura Banten 1.590,00 0,76 DISHUTBUN BANTEN SK Menhut No. 221/Menhut-II/2012, Tgl 4 Mei 2012 B. Hutan Lindung 9.471,39 4,55 1 KPH Banten 7.879,54 PERHUTANI KPH BANTEN SK Menhut No:419/Kpts-II/1999; Tgl KPH Bogor 1.591,85 PERHUTANI KPH BOGOR SK Menhut No:175/Kpts-II/2003; Tgl C. Hutan Produksi ,58 34,01 PERHUTANI KPH BANTEN 1 KPH Banten ,05 sda - Produksi Terbatas ,19 - Produksi Tetap ,86 2 KHDTK Penelitian Carita 1.531,52 PUSLITBANGHUT KR Kepmenhut No: 290/Kpts-II/2003; Tgl (dalam SK tertulis Ha, dan didalam lampiran gambar termasuk TWA Carita) TOTAL ,27 100, ,27
5 DATA PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI PROVINSI BANTEN NO PEMOHON PENGGUNAAN LAHAN PERSETUJUAN PPKH KAWASAN HUTAN YANG DIPINJAMKAN PERSETUJUAN TANGGAL LUAS (Ha) PT. Suma Heksa Sinergi PLTU 3 Banten (PT.PLN Persero) 3 PT. Aneka Tambang Eksplorasi Emas, dan mineral pengikutnya Sarana Pembongkaran Sarana Penunjang Eksplorasi No. S.962/Menhut- VII/PW/2008 No.S.574/Menhut.VII/2007 SK.343/Menhut-II/2008 No.S.09/Menhut-VII/2010 No.1185/Menhut.VI/1994 No.1079/Menhut-VII/ Des , Sept Sept Jan Agust 1994 dan 20 Juli PT. TELKOM Tbk Bangunan Relay Station Micro Wave No.3067/IV/2/Pa Bin 27 Maret PT. SOFA NUGRAHA Galian batu No.60/Menhut-II/1991:Surat Perjanjian Pinjam pakai No. 01/044.3/III/1996 Gubernur Jabar No /Sk-35/Pem- Um/1994: Tentang Lokasi dan Izin Pembebasan Tanah 05 Okt Jan
6 LUAS AREAL PERKEBUNAN PROVINSI BANTEN BERDASARKAN PENGUSAHAANNYA Perkebunan Besar Swasta (PBS) ,10 Ha (5,94 %) Perkebunan Besar Negara (PBN) ,09 Ha (7,02 %) Perkebunan Rakyat (PR) ,16 Ha (87,04 %)
7 LUAS AREAL PERKEBUNAN BESAR SWASTA (PBS) No Kab/Kota TBM (Ha) TM (Ha) TR (Ha) Jumlah Produksi Produktivitas 1 LEBAK 2.297, , , , ,67 907,57 2 PANDEGLANG 2.153,61 996,53 82, , , ,76 3 SERANG 66,19 320,41-386,60 324, ,21 JUMLAH 4.517, , , , , ,71 LUAS AREAL PERKEBUNAN BESAR NEGARA (PBN) No Kab/Kota TBM (Ha) TM (Ha) TR (Ha) Jumlah Produksi Produktivitas 1 LEBAK 3.121, ,75 97, , , ,85 2 PANDEGLANG 585, , , , , ,20 JUMLAH 3.707, , , , , ,10 LUAS AREAL PERKEBUNAN RAKYAT (PR) No Kab/Kota TBM (Ha) TM (Ha) TR (Ha) Jumlah Produksi Produktivitas 1 LEBAK , , , , ,50 903,82 2 PANDEGLANG 8.039, , , , ,74 714,89 3 SERANG 3.133, , , , ,50 739,02 4 TANGERANG 150, , , , ,95 761,18 5 KOTA TANGERANG - ` KOTA CILEGON 497, ,45 821, , ,24 801,41 7 KOTA SERANG 116,00 651,14 228,50 995,64 381,22 585,47 JUMLAH , , , , ,15 783,25 Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan TR : Tanaman Rusak
8 PENYEBARAN PERKEBUNAN BESAR SWASTA DAN NEGARA DI PROVINSI BANTEN No. Nama Perusahaan Lokasi Komoditi 1 PT. Banten Planting Ds. Kandangsapi, Kec. Cijaku, Kab. Lebak Karet 2 PT. Perkebunan Bayah Kroewoek Ds. Darmasari, Kec. Bayah, Kab. Lebak Karet 3 PT. Topasari Ds. Pasindangan, Kec. Cileles, Kab. Lebak Karet 4 PT. Cicaringin Ds. Cicaringin, Kec. Gn. Kencana, Kab. Lebak Karet 5 PT. Tjitarate Ds. Cibreno, Kec. Cilograng, Kab. Lebak Karet 6 PT. Cipanyusuhan Ds. Margajaya, Kec. Cimarga, Kab. Lebak Karet 7 PT. Harendong Green Farm Ds. Hegarmanah, Kec. Cibeber, Kab. Lebak Teh 8 PT. Candipura Ds. Sajira, Kec. Sajira, Kab. Lebak Karet 9 PT. Wabin Jaya Tama Ds. Gunung Sari, Kec. Gunung Sari, Kab. Serang Karet 10 PT. Cibiuk-Cibogo Ds. Cobodas, Kec. Banjar, Kab. Lebak Karet 11 PT. Globalindo Argo Cibaliung, Kuta Mekar, Kab. Lebak Kelapa Sawit 12 PT. The Bantam & Preanger Rubber Ds. Wantisari, Kec. Leuwidamar, Kab. Lebak Karet 13 PT. Agribumi Sentosa Ds. Parung Kujang, Kec. Cileles, Kab. Lebak Karet 14 PT. Pandji Waringin Ds. Sukamanah, Kec. Malingping, Kab. Lebak Karet 15 PT. Duta Citeureup Kec. Panimbang, Kab. Pandeglang Kelapa Dalam 16 PT. Kadu Gedong Raya Kec. Banjar, Kab. Pandeglang Kelapa Dalam 17 PT. Pasir Waringin Ds. Cahaya Mekar, Kec. Bojong, Kab. Pandeglang Kelapa Sawit 18 PT. Pramunugraha Ds. Padasuka, Kec. Cimanggu, Kab. Pandeglang Kakao 19 PTPN VIII 1. Ds. Sawarna, Kec. Bayah, Kab. Lebak Kelapa Dalam 2. Ds. Leuwiipuh, Kec. Banjarsari, Kab. Lebak Kelapa Sawit 3. Ds. Cahaya Mekar, Kec. Bojong, Kab. Pandeglang Kelapa Sawit 4. Ds. Sindang Mulya, Kec. Maja, Kab. Lebak Kelapa Sawit
9 ENAM SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 1 PENYELESAIAN PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN DAN PENATAAN RUANG DAN WILAYAH ADMNISTRASI 2 PELAKSANAAN PENATAAN PERIZINAN 3 PERLUASAN WILAYAH KELOLA MASYARAKAT 4 PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN 5 PENGUATAN INSTRUMEN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERLINDUNGAN HUTAN 6 MEMBANGUN SISTEM PENGENDALIAN ANTI KORUPSI
10 RENCANA AKSI I : PENYELESAIAN PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN, PENATAAN RUANG DAN WILAYAH ADMINISTRATIF 1. Mendorong Kementerian LH dan Kehutanan untuk mengevaluasi hak-hak atas tanah masyarakat dalam Kawasan Hutan; 2. Melakukan Sinkronisasi dan Validasi Data dan Informasi Penggunaan Kawasan dan Pemenuhan Kewajibannya bersama Kementerian LH dan Kehutanan; 3. Melakukan Koordinasi dengan Institusi penegak hukum untuk melakukan penertiban dan penegakan hukum secara terpadu terhadap penggunaan Kawasan Hutan. KEWENANGAN PENATAAN BATAS KAWASAN BERADA DI KEMENTERIAN KEHUTANAN
11 RENCANA AKSI II : PENATAAN PERIZINAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 1. Melakukan Pengumpulan Data dan Informasi Pelaksanaan Semua Kewajiban Keuangan dan kewajiban Lainnya dari Pemegang Ijin : A. Perkebunan : 1). Membentuk Tim Pelaksana Penilaian Usaha Perkebunan 2). Melakukan Penilaian Usaha Perkebunan 3). Menetapkan Hasil Penilaian Usaha Perkebunan B. Kehutanan : 1). Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Kehutanan dan Industri Primer Hasil Hutan Kayu di bawah M3 per Tahun 2). Melakukan rekonsiliasi kewajiban keuangan (iuran kehutanan) dari pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Kehutanan kepada Negara
12 LANJUTAN 2. Mendorong Institusi yang menangani Kehutanan di Kab/Kota, untuk melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu; 3. Menyampaikan data dan informasi pendukung yang terkait dengan kinerja Pemegang Izin ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 4. Mendorong kepada pemberi izin untuk melakukan evaluasi terhadap areal kerja, kinerja dan komitmen pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan Izin Usaha Perkebunan, dan memberikan tindakan tegas untuk setiap pelanggaran terjadi.
13 RENCANA AKSI III : PERLUASAN WILAYAH KELOLA MASYARAKAT 1. Melakukan pendaftaran terhadap kegiatan perkebunan yang dilakukan oleh masyarakat melalui sosialisasi dan pelaksanaan Surat Tanda Daftar Perkebunan untuk Budidaya (STD-B), dan untuk Industri Pengolahan (STD- P) pada dinas yang membidangi Perkebunan di Kabupaten/Kota; 2. Meningkatkan jumlah ketaatan terhadap program kemitraan dalam usaha perkebunan dan tersusunnya perencanaan untuk pembinaan perkebunan masyarakat dengan mengharuskan semua perusahaan perkebunan melakukan kemitraan dengan masyarakat dan berkoordinasi dengan Bupati/Walikota setempat.
14 RENCANA AKSI IV : PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN 1. Membantu melakukan proses identifikasi terhadap penggunaan lahan yang di indikasikan berpotensi konflik dengan batas kawasan hutan dengan mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. SK. 419/Menhut-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Jawa Barat dan Banten; 2. Melaksanakan sosialisasi Batas Kawasan Hutan ke pada para pihak terkait.
15 RENCANA AKSI V : PENGUATAN INSTRUMEN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERLINDUNGAN HUTAN Pemerintah Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) Tidak Masuk Sebagai Penanggung Jawab dalam Rencana Aksi Ini...
16 RENCANA AKSI VI : MEMBANGUN SISTEM PENGENDALIAN ANTI KORUPSI 1. Peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem penyelenggaraan perizinan kehutanan dan perkebunan melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten; 2. Menyusun Dokumen Neraca Sumber Daya Hutan Provinsi (NSDH-P), sebagai sistem informasi untuk perencanaan, pengelolaan dan pengawasan; 3. Publikasi hasil pemberian izin melalui media cetak dan elektronik; 4. Memperketat pengawasan terhadap perusahaan dalam perizinan.
17 LIMA SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA 1 PENATAAN IJIN IUP PELAKSANAAN KEWAJIBAN KEUANGAN PELAKU USAHA PERTAMBANGAN MINERBA PELAKSANAAN PENGAWASAN PRODUKSI PERTAMBANGAN MINERBA PELAKSANAAN KEWAJIBAN PENGOLAHAN/ PEMURNIAN HASIL TAMBANG MINERBA PELAKSANAAN PENGAWASAN PENJUALAN DAN PENGANGKUTAN/PENGAPALAN HASIL TAMBANG MINERBA
18 UPAYA YANG TELAH DILAKSANAKAN Gubernur telah menerbitkan surat terkait penatan IUP kepada Bupati/Walikota : Tanggal 16 Desember 2014 perihal Tindak Lanjut Koordinasi dan Supervisi KPK Atas Pengelolaan Pertambangan Minerba Tanggal 24 Desember 2014 perihal Tindaklanjut Komitmen Pengelolaan Pertambangan Minerba Tanggal 4 Maret 2015 perihal Laporan Rencana Aksi I Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Minerba Tanggal 15 April 2015 perihal Permintaan Laporan Rencana Aksi Tahap I Korsup KPK Atas Pengelolaan Pertambangan Minerba Merekonsiliasi Jumlah IUP se-banten Penagihan Tunggakan Pajak Daerah Menagihkan Jaminan Reklamasi dan Pascatambang Mengevaluasi IUP yang Belum CnC Menghentikan sementara / mencabut IUP yang tidak menyerahkan persyaratan CnC Mendorong Pemegang IUP untuk Melaksanakan Kewajiban terkait Pelaporan Kegiatan
19 Renaksi No Deskripsi 1 Melakukan cross check data izin usaha pertambangan minerba yang ada pada Ditjen Minerba dan data pada instansi lainnya (data Izin Pinjam pakai Kawasan Hutan, Data Pajak Perusahaan, Data BPN, Data Tata Ruang, Data Lingkungan Hidup) dengan data yang dimiliki oleh Pemda Realisasi Renaksi Deskripsi Melakukan verifikasi tentang data Izin Usaha Pertambangan yang telah diterbitkan 2 Melengkapi data dan informasi yang dimintakan untuk proses penyelesaian status clean and clear (C n C) 3 Mengambil sanksi/ tindakan terhadap pelaku usaha yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear Mendorong pemegang IUP untuk memenuhi kelengkapan persyaratan CNC dengan cara melakukan sosialisasi, rapat koordinasi, himbauan Memberikan surat teguran kepada pemegang IUP yang tidak memenuhi ketentuan. Pemerintah Kabupaten / Kota tidak dapat memberikan sanksi dimaksud dikarenakan tidak memiliki kewenangan sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
20 Renaksi No Deskripsi 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sanksi/tindakan yang diberikan kepada pelaku usaha yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear 5 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan sanksi/tindakan yang diberikan kepada pelaku usaha pertambangan minerba yang izinnya tidak memenuhi ketentuan, antara lain yang tidak berstatus clean and clear Realisasi Renaksi Deskripsi Melakukan kegiatan monitoring dan pengendalian terhadap pemegang IUP yang tidak memenuhi ketentuan dan melibatkan Tim Pengendalian Usaha Pertambangan Kabupaten/ Kota Menyampaikan laporan hasil kegiatan monitoring dan pengendalian kepada pemegang IUP untuk ditindaklanjuti
21 PROGRES REKONSILIASI JUMLAH IUP NO KAB/KOTA SEBELUM KORSUP JML IUP CNC JML IUP SESUDAH KORSUP DICABUT/TIDAK DIPERPANJANG 1 Pandeglang Cilegon Lebak Serang Jumlah IUP CNC
22 PROGRES PENATAAN TUMPANG TINDIH IUP DENGAN KAWASAN HUTAN NO PROVINSI/ KAWASAN HUTAN (Ha) KABUPATEN/KOTA Sebelum Korsup KPK Setelah Korsup KPK KABUPATEN/KOTA Hutan Konservasi (HK) Hutan Lindung/ HL HP, HPT, HPK Hutan Konservasi (HK) Hutan Lindung/ HL HP, HPT, HPK 1 KOTA CILEGON KABUPATEN SERANG KABUPATEN PANDEGLANG KABUPATEN LEBAK ,55-315, Keterangan tidak ada tumpang tindih tidak ada tumpang tindih tidak ada tumpang tindih Direvisi melalui SK. Bupati TOTAL 310,55-315, TERDAPAT 3 (TIGA) PERUSAHAAN MELAKUKAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN YAITU : 1. PT. SUMA HEKSA SINERGI SELUAS 2, HA 2. PT. ANEKA TAMBANG SELUAS 10,16 HA 3. PT. SOFA NUGRAHA SELUAS 16 HA
23 LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMPROV. BANTEN Mengadakan Rapat Rekonsiliasi dan Penyerahan Dokumen /data IUP/IPR kepada Kab/Kota untuk penataan IUP/IPR (proses C&C) pada tanggal 8 Mei 2014 yang dituangkan dalam berita acara oleh masingmasing kab/kota. Mengajukan Rekomendasi Clear and Claen kepada Dirjen Minerba melalui Surat Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Banten nomor : 540/340-Distamben/2014 tanggal 25 Agustus Surat kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Banten nomor 540/407a-Distamben/2014 tanggal 13 Oktober 2014 Tentang Kelengkapan Dokumen Evaluasi C&C
24 LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMPROV. BANTEN (lanjutan...) Menghadiri rapat koordinasi dan supervisi KPK di Bali 3 Desember 2014 dan menandatangani Komitmen penataan IUP di Provinsi Banten. Surat Gubernur Banten Kepada Bupati /Walikota, nomor: 540/4947-DISTAMBEN/2014 Tanggal 16 Desember 2014 Perihal : Tindak Lanjut Rapat Koordinasi Dan Supervisi KPK atas Pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara. Surat Edaran Gubernur Banten kepada Bupati/Walikota, nomor: 540/5087-DISTAMBEN/14 tanggal 24 Desember 2014 Perihal : Tindaklanjut Komitmen Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara.
25 LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMPROV. BANTEN (lanjutan...) Surat Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Banten nomor: 540/005-Distamben/2015 tanggal: 05 Januari 2015 perihal: Penyerahan Data IUP/IPR untuk Proses Evaluasi Dan Verifikasi C&C. Surat Gubernur Banten Kepada Bupati /Walikota, nomor : 540/911- Distamben/15 tanggal : 4 Maret 2015 Perihal : Laporan Rencana Aksi Tahap I Koordinasi Dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara. Surat Gubernur Banten kepada Bupati/Walikota Nomor : Distamben/15 tanggal: 15 April 2015 tentang Permintaan Laporan Rencana Aksi Tahap I Korsup KPK atas pengelolaan Pertambangan Mineral Dan Batubara.
26 Berita Acara Penyerahan dokumen dan data IUP/IPR ke Kab/Kota untuk proses penataan IUP/IPR (proses C&C)
27 Surat Rekomendasi Dinas Pertambangan Dan Energi untuk pemberian status C&C bagi IUP/IPR di Provinsi Banten
28 Surat Edaran dan surat Gubernur Banten lainnya untuk Bupati/Walikota dalam menindaklanjuti korsup KPK
29 Surat Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi kepada kab/kota untuk proses evaluasi C&C
30 Surat Rekomendasi untuk pemberian status dan sertifikat C&C beserta lembar evaluasi administrasi, evaluasi teknis dan evaluasi financial
31 LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMKAB. SERANG Dalam rangka Korsup KPK, Kabupaten Serang Mencabut sebanyak 15 IUP Batuan dan tidak memperpanjang 16 IUP Batuan. Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur Banten dengan memberi peringatan kepada pemegang izin untuk melaksanakan kewajibannya sebagai pemegang IUP atau izinnya akan dicabut. Membuat surat teguran kepada pemegang IUP untuk menyusun dan melaporkan dokumen-dokumen kegiatan pertambangan yang menjadi kewajiban pemegang IUP untuk di proses C&C atau izinnya diancam untuk dicabut Dan beberapa langkah lainnya...
32 (Surat pencabutan dan surat permintaan untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan bagi pemegang izin yang tidak diperpanjang)
33 (Berita acara pengawasan, monitoring dan pengedalian atas kegiatan pertambangan di Kabupaten Serang)
34 (Surat Teguran kepada pemegang IUP atas kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan di Kabupaten Serang)
35 LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMKOT. CILEGON Surat Pemberitahuan Walikota Cilegon kepada pemegang IUP nomor : /3525/Indagkop/2014 tanggal 5 Desember 2014 tentang status C&C. Surat Walikota Cilegon kepada Gubernur Banten Cq. Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Banten nomor ; /37/PE tanggal 20 Januari 2015 tentang Permohonan Penghentian Sementara Kegiatan Pertambangan. Surat Walikota Cilegon Kepada Gubernur Banten nomor 540/166/UM tanggal 22 Januari 2015 tentang laporan Tindak Lanjut Korsup KPK di Bali.
36 (Surat-surat yang telah diterbitkan oleh Kota Cilegon dalam rangka penataan IUP di Kota Cilegon dan menindaklanjuti Korsup KPK)
37 LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMKAB. LEBAK Penyerahan data-data IUP di Kabupaten Lebak kepada Dinas Pertambangan Dan Energi provinsi Banten untuk proses C&C melalui surat ; Kepala Distamben Kabupaten Lebak nomor : 540/542.8/Distamben/2014 Tanggal : 24 November 2014 Tentang Penyampaian Data Korsup dengan KPK. Kepala Distamben Kabupaten Lebak nomor : Tanggal : 23 Januari 2015 Tentang Penyampaian Data Kepala Distamben Kabupaten Lebak nomor : 540/562-Distamben 2015 Tanggal : 11 Februari 2015 Tentang Penyampaian Data Tahap II Kepala Distamben Kabupaten Lebak nomor : 540/102-Distamben/2015 Tanggal : 18 Maret 2015 Tentang : Penyampaian Data Tahap III
38 (Surat-surat yang dikirimkan dari Distamben Kab. Lebak kepada Distamben Provinsi Banten untuk proses C&C bagi pemegang IUP/IPR)
39 RENCANA AKSI KE II : PELAKSANAAN KEWAJIBAN KEUANGAN PELAKU USAHA PERTAMBANGAN MINERBA No Renaksi Deskripsi 1 Melakukan pendataan dan cross-check pelaksanaan semua kewajiban keuangan pemegang izin 2 Melakukan monitoring secara reguler terhadap pelaksanaan kewajiban keuangan pemegang izin 3 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban keuangannya 4 Melaporkan hasil monitoring dan pemberian sanksi Realisasi Renaksi Deskripsi Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap kewajiban pajak daerah mineral non logam dan batuan dan sudah banyak pemilik IUP yang telah membayar PNBP, pajak pertambangan batuan dan surat pernyataan kesanggupan menyimpan jamrek dan pasca tambang Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap kewajiban pajak daerah mineral non logam dan batuan Memberikan sanksi tertulis berupa surat teguran. Surat teguran kepada pemegang IUP ditembuskan kepada Dinas Pendapatan Daerah
40 PELAKSANAAN KEWAJIBAN KEUANGAN PELAKU USAHA PERTAMBANGAN MINERBA REKAPITULASI PENATAAN PIUTANG PNBP Sebelum Korsup KPK Setelah Korsup KPK No. PEMDA Jumlah IUP yg kurang bayar Total Piutang PNBP Jumlah IUP yg kurang (Rp) (US$) bayar Total Piutang PNBP (Rp) (US$) Keterangan 1 KOTA CILEGON tidak ada data KABUPATEN SERANG tidak adadata KABUPATEN PANDEGLANG KABUPATEN LEBAK tidak ada data - - JUMLAH * Kabupaten Pandeglang telah menyetorkan PNBP sebesar Rp ,-
41 PELAKSANAAN KEWAJIBAN KEUANGAN PELAKU USAHA PERTAMBANGAN MINERBA PENATAAN JAMINAN REKLAMASI & JAMINAN PASCA TAMBANG No. KABUPATEN/KOTA SEBELUM KORSUP KPK JAMINAN REKLAMASI JAMINAN PASCA TAMBANG JAMINAN REKLAMASI SETELAH KORSUP KPK JAMINAN PASCA TAMBANG TOTAL DANA JAMREK DAN RPT (Rp) 1 KOTA CILEGON - - tidak ada data tidak ada data KABUPATEN SERANG KABUPATEN PANDEGLANG KABUPATEN LEBAK * * * TOTAL * Penyetoran masih dalam proses
42 No Renaksi Realisasi Renaksi Deskripsi Deskripsi 1 Mengirimkan surat kepada pelaku usaha untuk melaksanakan kewajiban pelaporan secara rutin Mengirimkan surat kepada pemegang IUP untuk menyampaikan laporan kegiatan pertambangan secara tertib 2 Melakukan pendataan dan evaluasi laporan Produksi pelaku usaha pertambangan minerba Melakukan pendataan dan evaluasi terhadap laporan pertambangan yang disampaikan pemegang IUP setiap bulannya 3 Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha terkait kewajiban pelaporan secara rutin Melakukan sosialisasi tentang kewajiban pelaporan baik melalui surat maupun pertemuan dengan pemegang IUP 4 Mengimplementasikan sistem pelaporan berbasis IT - 5 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kewajiban pelaporan pelaku usaha 6 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban pelaporan secara rutin 7 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pelaporan secara rutin oleh pelaku usaha, termasuk pemberian sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajibannya 8 Menyampaikan pelaporan secara reguler kepada Pemerintah Provinsi/Pusat Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi baik secara internal maupun gabungan dalam tim pengendalian penambangan bahan galian mineral dan batuan Memberikan sanksi berupa surat teguran kepada pemegang IUP yang tidak memberikan laporan secara rutin Sebagai tindak lanjut dari kegiatan monitoring dan evaluasi mengeluarkan surat laporan hasil kegiatan atau surat teguran kepada pelaku usaha Sedang dan akan menyampaikan laporan kegiatan pengelolaan pertambangan kepada PemProv. Banten sekaligus pelimpahan berkas IUP sebagaimana diamanatkan juga oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
43 Renaksi No Deskripsi 9 Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler terhadap pelaksanaan kewajiban pelaporan pemda 10 Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya kepada Kementerian ESDM dan Kementerian Dalam Negeri) 11 Mensosialisasikan good mining practice dalam proses produksi pertambangan minerba 12 Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan good mining practice dalam proses produksi 13 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak menerapkan good mining practice 14 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penerapan good mining practice, termasuk penerapan sanksi kepada pelaku usaha Realisasi Renaksi Deskripsi Menyampaikan hasil kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan oleh pemegang IUP kepada Pemerintah Pusat melalui PemProv. Banten Good mining practice telah disosialisasikan kepada pemegang IUP baik secara rutin pada saat monitoring maupun pertemuan Melakukan monitoring dan evaluasi di lokasi tambang baik secara internal maupun gabungan dalam tim Memberikan surat teguran kepada pelaku usaha tambang yang tidak menerapkan kaidah K3 dan lingkungan Menyampaikan hasil monitoring ke pemegang IUP berupa surat pemberitahuan, himbauan ataupun teguran
44 No Renaksi Realisasi Renaksi Deskripsi Deskripsi 15 Melakukan identifikasi pelaku dan lokasi PETI Melakukan identifikasi kegiatan PETI dengan mengambil koordinat dan mendata pelaku dan kegiatan usahanya 16 Melakukan langkah-langkah hukum untuk menertibkan PETI 17 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap langkah-langkah penertiban PETI 18 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penertiban PETI Melaporkan hasil identifikasi PETI kepada SatPol PP dan SatPol PP telah melakukan penertiban terhadap beberapa PETI SatPol PP melakukan penertiban terhadap PETI SatPol PP melakukan penertiban terhadap PETI
45 PELAKSANAAN PENGAWASAN PRODUKSI PERTAMBANGAN MINERBA No. Kabupaten/Kota Rencana Aksi KPK A B C D E F G H I J K L M N O P Q R 1 Kota Cilegon Kabupaten Serang Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Keterangan Keterangan : A Mengirimkan surat kepada pelaku usaha untuk melaksanakan kewajiban pelaporan secara rutin B Melakukan pendataan dan evaluasi laporan Produksi pelaku usaha pertambangan minerba C Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha terkait kewajiban pelaporan secara rutin D Mengimplementasikan system pelaporan berbasis IT E Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kewajiban pelaporan pelaku usaha F Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban pelaporan secara rutin G Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pelaporan secara rutin oleh pelaku usaha, termasuk pemberian sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajibannya H Menyampaikan pelaporan secara regular kepada Pemerintahan Provinsi/Pusat I Melakukan monitoring dan evaluasi secara regular terhadap pelaksanaan kewajiban pelaporan pemda J Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya kepada Kementerian ESDM dan Kementerian Dalam Negeri) K Mensosialisasikan good mining pratices dalam proses produksi pertambangan minerba L Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan good mining pratices dalam proses produksi M Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak menerapkan good mining pratices N Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penerapan good mining pratices, termasuk penerapan sanksi kepada pelaku usaha O Melakukan identifikasi pelaku dan lokasi PETI P Melakukan langkah-langkah hukum untuk menerbitkan PETI Q Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap langkah-langkah penertiban PETI R Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi penertiban PETI
46 Renaksi No Deskripsi 1. Menyampaikan data dan informasi terkait progress pengembangan unit pengolahan hasil pertambangan di wilayahnya 2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian Realisasi Renaksi Deskripsi Terdapat 3 (tiga) perusahaan dengan IUP Pengolahan pemurnian (IUP diterbitkan Pusat) Selebihnya merupakan penambangan tidak termasuk penambangan yang wajib memiliki pengolahan (pasir, batu, lempung, gamping) 3. Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban pengolahan/pemurnian 4. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian, termasuk sanksi yang diberikan kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban pengolahan/pemurnian
47 PELAKSANAAN KEWAJIBAN PENGOLAHAN / PEMURNIAN HASIL TAMBANG MINERBA Temuan Rekomendasi & Target Renaksi No Deskripsi No Deskripsi No Deskripsi
48 No Renaksi Deskripsi 1 Mengirimkan surat kepada pelaku usaha untuk melaksanakan kewajiban pelaporan penjualan secara rutin 2 Melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha terkait kewajiban pelaporan penjualan secara rutin 3 Mengimplementasikan sistem pelaporan berbasis IT 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kewajiban pelaporan penjualan pelaku usaha 5 Memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban pelaporan penjualan secara rutin Realisasi Renaksi Deskripsi Mengirimkan surat kepada pemegang IUP untuk menyampaikan laporan kegiatan pertambangan (termasuk laporan penjualan batuan ) secara tertib Melakukan sosialisasi tentang kewajiban pelaporan baik melalui surat maupun pertemuan dengan pemegang IUP - Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi baik secara internal maupun gabungan dalam tm pengendalian penambangan bahan galian mineral bukan logam dan batuan Memberikan sanksi berupa surat teguran kepada pemegang IUP yang tidak memberikan laporan secara rutin
49 No Renaksi Deskripsi 6 Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pelaporan secara rutin oleh pelaku usaha,termasuk pemberian sanksi kepada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajibannya 7 Menyampaikan laporan pengawasan penjualan secara reguler kepada Pemerintah Provinsi/Pusat 8 Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler terhadap pelaksanaan kewajiban pelaporan pemda 9 Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya Kementerian ESDM dan Kementerian Dalam Negeri) Realisasi Renaksi Deskripsi Sebagai tindaaklanjut dari kegiatan monitoring dan evaluasi DKPESDM mengeluarkan surat laporan hasil kegiatan atau surat teguran kepada pelaku usaha dan ditembuskan kepada Bupati Serang Menyampaikan laporan kegiatan pengelolaan pertambangan kepada PemProv. Banten sekaligus pelimpahan berkas Menyampaikan hasil kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan oleh pemegang IUP kepada PemProv. Banten
50 No Renaksi Realisasi Renaksi Deskripsi 10 Melakukan monitoring dan evaluasi secara reguler terhadap pelaksanaan kewajiban pelaporan pemda 11 Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kewajiban pelaporan kepada instansi pusat terkait (khususnya Kementerian ESDM dan Kementerian Dalam Negeri) 12 Melakukan pengkajian terhadap lokasi-lokasi pengapalan untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian dan melaporkan hasil pengkajian kepada instansi terkait 13 Meningkatkan frekuensi monitoring terhadap proses penjualan dan pengangkutan/pengapalan 14 Melakukan evaluasi terhadap monitoring proses penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil minerba Deskripsi Menyampaikan hasil kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan oleh pemegang IUP kepada PemProv. Banten Melakukan koordinasi dengan Instansi terkait dalam rangka pengkajian dan monitoring kegiatan pengapalan pasir laut dan batu split Melakukan monitoring dan pengawasan pengangkutan batu split lewat tongkang maupun pengangkutan pasir laut baik secara internal maupun tim
51 SEKIAN TERIMA KASIH
52 LANGKAH-LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMKAB. SERANG (lanjutan...) Melaksanakan Monitoring dan pengendalian kegiatan pertambangan di wilayah Kabupaten Serang. Menyampaikan surat teguran kepada pemegang IUP yang lalai atas penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Melakukan rapat-rapat konsolidasi, koordinasi dan rekonsiliasi, baik internal (antar SKPD) maupun eksternal (pemegang IUP) dalam rangka tinjut korsup KPK dan C&C.
53 (Surat PemKab. Serang kepada pemegang IUP untuk menindaklanjuti Korsup KPK)
54 (Surat undangan dalam rangka koordinasi dan rekonsiliasi antara SKPD maupun pemegang IUP guna menindaklanjuti Korsup KPK dan C&C)
55 (Surat-surat yang dikirimkan dari Distamben Kab. Lebak kepada Distamben Provinsi Banten untuk proses C&C bagi pemegang IUP/IPR)
UPAYA MEWUJUDKAN 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA DI SUMATERA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT UPAYA MEWUJUDKAN 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA DI SUMATERA BARAT OLEH: Ir. MARZUKI MAHDI, AK Disampaikan pada Acara Rapat Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Korsupwas
Lebih terperinciOleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan pada Acara : Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Usaha Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Rangka Koordinasi - Supervisi
Lebih terperinciOleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22
Lebih terperinciGerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan
Rapat Monev Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan PROVINSI JAWA TIMUR Semarang, 20 Mei 2015 GERAKAN NASIONAL - PSDA GAMBARAN UMUM JAWA TIMUR KONDISI GEOGRAFIS
Lebih terperinciPROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA
PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA Oleh : GUBERNUR SULAWESI BARAT Disampaikan Dalam Rangka Rapat Monitoring dan Evaluasi GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN
Lebih terperinciEXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG
EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG DISAMPAIKAN PADA ACARA MONITORING DAN EVALUASI KORSUPWAS KPK DAN DITJEN MINERBA PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA GUBERNUR LAMPUNG
Lebih terperinciMEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH
MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH PEMERINTAH ACEH 2015 RESUME Hasil Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Aceh Per 18 Maret 2015 adalah sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciPELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR Disampaikan dalam acara : Sosialisasi Standar EITI 2013 dlam kaitan Pelaksanaan UU 23/2014 tentang
Lebih terperinciPAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo
PAPARAN PROGRESS IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo SEKTOR KEHUTANAN KONDISI EKSISTING KAWASAN HUTAN PROVINSI GORONTALO
Lebih terperinciPaparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015
Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba 1.
Lebih terperinciOleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Semarang, 20
Lebih terperinciOleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara :
Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Gorontalo, 10 Juni 2015 Data dan
Lebih terperinciDR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur
RENCANA AKSI KEGIATAN KOORDINASI DAN SUPERVISI (KORSUP) ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TIMUR DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur
Lebih terperinciPROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta
PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta Overview 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KPK Penataan izin usaha pertambangan Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku
Lebih terperinciPROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA
PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Disampaikan oleh : GUBERNUR SUMATERA UTARA Pada Rapat
Lebih terperinciPROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015
PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 OUT LINE PAPARAN 1. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 2. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA
SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA Oleh : Direktur Pembinaan Program Minerba Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM Denpasar, 25
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT
MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT GORONTALO, 10 JUNI 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL
Lebih terperinciMISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN
SENGKARUT TAMBANG MENDULANG MALANG Disusun oleh Koalisi Anti Mafia Hutan dan Tambang. Untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten. Jakarta, 22 April 2015 MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN No Daerah Hutan Konservasi
Lebih terperinciOleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015
Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pontianak, 9 September 2015 Data dan Informasi Kawasan Hutan 2 KAWASAN HUTAN KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN SELATAN,
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEMARANG, 20 MEI 2015
MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI JAWA TENGAH, JAWA BARAT, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY), DAN JAWA TIMUR SEMARANG, 20 MEI 2015 DIREKTORAT
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT
MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT KUPANG, 4 JUNI 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI
RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI ATAS PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PADA 12 PROVINSI DI INDONESIA JAKARTA, 07 FEBRUARI 2014 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KEDEPUTIAN PENCEGAHAN AGENDA
Lebih terperinciMenggali Kehancuran di Sunda Kecil
Menggali Kehancuran di Sunda Kecil Pantauan Masyarakat Sipil atas Korsup Minerba di NTT dan NTB Koalisi Anti-Mafia Tambang, Kupang 3 Juni 2015 Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Konservasi yang Dibebani Izin
Lebih terperinciOLEH: PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA
PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI (KORSUP) ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DI MALUKU UTARA OLEH: PEMERINTAH PROVINSI MALUKU
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI JAWA TIMUR
- 1 - LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 49 TAHUN 2016 TANGGAL : 4 OKTOBER 2016 PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI JAWA TIMUR A. STANDAR PELAYANAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lebih terperinciMENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA
KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA I. Latar Belakang Sumberdaya mineral dan batubara merupakan salah satu sumber daya alam (natural
Lebih terperinciMonitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015
Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015 #1. Sektor Pertambangan Puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di Jabar,
Lebih terperinciPROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PENATAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN & PERKEBUNAN DI PROVINSI BENGKULU
PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PENATAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN & PERKEBUNAN DI PROVINSI BENGKULU Oleh : H. JUNAIDI HAMSYAH GUBERNUR BENGKULU Rabu, 22 April 2015 Auditorium Gd. Manggala
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.67, 2014 KEMEN ESDM. Dekonsentrasi. Energi dan Sumber Daya Mineral. Gubernur. TA 2014. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN,
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 14/Menhut-II/2013 TENTANG
Hasil Pemba hasan d PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 14/Menhut-II/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.18/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN PINJAM
Lebih terperinciPENGELOLAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI RIAU
PENGELOLAAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI RIAU Disampaikan dalam Rapat Monev Korsup KPK tanggal 24-25 Maret 2015 di Medan Oleh Plt. GUBERNUR RIAU 1 PETA ADMINISTRATIF PROVINSI
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat. RAPAT MONITORING DAN EVALUASI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Semarang, 20 Mei 2015
Gubernur Jawa Barat RAPAT MONITORING DAN EVALUASI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Semarang, 20 Mei 2015 SISTEMATIKA I II III IV RINGKASAN KONDISI UMUM JAWA BARAT PROGRES IMPLEMENTASI
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengusahaan mineral
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN
ANNEX II LIST OF AUDITED DOCUMENTS (IN BAHASA INDONESIA) DAFTAR DOKUMEN PERKEBUNAN Pada dasarnya, dokumen-dokumen berikut dapat diperoleh melalui perusahaan. Demi mendapatkan data yang lengkap, dianjurkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.51/Menhut-II/2014. TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PERPANJANGAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU DALAM HUTAN ALAM PADA HUTAN PRODUKSI DENGAN
Lebih terperinciLUAS KAWASAN (ha)
1 2 3 Berdasarkan Revisi Pola Ruang Substansi Kehutanan sesuai amanat UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang mengalami perubahan yang telah disetujui Menteri Kehutanan melalui Keputusan No. 936/Kpts-II/2013
Lebih terperinciPERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN
PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Disampaikan pada Acara Monev Gerakan Nasioanal Penyelamatan SDA sektor Kehutanan dan Perkebunan Tanggal 10 Juni 2015 di Gorontalo DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JENIS
Lebih terperinciPAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PEMDA RIAU HARUS MELIBATKAN PUBLIK DALAM GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (GNPSDA) KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PENGANTAR Hasil kajian Jikalahari menunjukkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:
108 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut: 1. Perlindungan Hukum dari Pemerintah Daerah terhadap Hak-Hak
Lebih terperinciOleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah
Pelaksanaan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam Tata Kelola Kegiatan Usaha Pertambangan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN. Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN Disampaikan pada Acara Sosialisasi PP Nomor 10 Tahun 2010 Di Kantor Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
Lebih terperinciKONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA
KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA (Bahan Kata Sambutan Gubernur Sumatera Utara pada Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Nomor : P. 14/VII-PKH/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PINJAM PAKAI KAWASAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN
KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN SOLUSI PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN UNTUK KEGIATAN NON KEHUTANAN Disampaikan oleh : Kementerian
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa Jawa Barat memiliki endapan pasir besi yang berpotensi
Lebih terperinciDisampaikan dalam Semiloka Refeleksi setahun nota kesepakatan bersama (NKB) Selasa, 11 November 2014 Hotel Mercure Ancol, Ancol Jakarta Baycity
Disampaikan dalam Semiloka Refeleksi setahun nota kesepakatan bersama (NKB) Selasa, 11 November 2014 Hotel Mercure Ancol, Ancol Jakarta Baycity KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Peraturan
Lebih terperinciYang Terhormat: Sulawesi Tengah
SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN MAKASSAR, 26 AGUSTUS 2015
Lebih terperinciPAPARAN LATAR BELAKANG HASIL TELAHAN YURIDIS DRAF PERMENHUT SKEMA KHDTK PETA
Dit WP3H Anyer, 13 September 2013 PAPARAN LATAR BELAKANG HASIL TELAHAN YURIDIS DRAF PERMENHUT SKEMA KHDTK PETA 1 LATAR BELAKANG Tidak ada aturan yang mengatur permohonan, penetapan dan pengelolaan KHDTK
Lebih terperinciHarmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan
Lampiran KESATU Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan Bab 1. Pendahuluan Konflik perizinan dan hak terjadi atas klaim pada areal yang sama Keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi No: 45/PUU-IX/2011
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.
No.1366, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA UTARA, Menimbang : a. bahwa mineral dan batubara merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN. Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Lebih terperinciPERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN
PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN JENIS IZIN USAHA PERKEBUNAN Izin usaha perkebunan budidaya (IUP-B) diberikan kepada pelaku usaha dengan luasan 25 hektar atau lebih; Izin usaha perkebunan pengolahan
Lebih terperinciEVALUASI DAN CAPAIAN ATAS KOORDINASI DAN SUPERVISI SEKTOR KEHUTANAN DAN REFORMASI KEBIJAKAN
EVALUASI DAN CAPAIAN ATAS KOORDINASI DAN SUPERVISI SEKTOR KEHUTANAN DAN REFORMASI KEBIJAKAN Oleh : Ketua TIM GNPSDA Kemen LHK Disampaikan Pada : Indonesia Anti Corruption Forum (IACF) V dan Konferansi
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN
MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN JAKARTA, 22 APRIL 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: SK :/5-0/ Menhut-V/ RHL/ 2013 TENTANG PENETAPAN LOKASI PENANAMAN DALAM RANGKA REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENJUALAN DAN/ATAU RENCANA PENGIRIMAN HASIL TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
S A L I N A N PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENJUALAN DAN/ATAU RENCANA PENGIRIMAN HASIL TAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA
PEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA detik.com Pemerintah Indonesia harus berhadapan dengan perusahaan tambang dari India yang bernama India Metals and Ferro Alloys Limited (IMFA) di Permanent Court
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.64/Menhut-II/2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.64/Menhut-II/2006 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.14/Menhut-II/2006 TENTANG PEDOMAN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang:
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT, BIDANG,
Lebih terperinciBIRO HUKUM DAN ORGANISASI - KEMENTERIAN KEHUTANAN 2013. 1. Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus.
POKOK POKOK PIKIRAN DRAFT PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) (LITBANG DAN DIKLAT) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI - KEMENTERIAN KEHUTANAN 2013 LATAR BELAKANG A. UU
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MOR : P.25/Menhut-II/2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2013 KEPADA 33 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.563, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. PNBP. Kegiatan Panas Bumi. Konservasi Energi. Penerimaan. Penyetoran. Pemungutan. Pengenaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
Lebih terperinciKORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA
KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA LBH Pekanbaru Yayasan Mitra Insani HaKI FWI ICW Yayasan Auriga PWYP Indonesia Yayasan HAkA MaTA YCMM Perkumpulan
Lebih terperinciTATA CARA PENETAPAN HAK GUNA USAHA KEMENTERIAN AGARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIT. PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK TANAH DAN RUANG
TATA CARA PENETAPAN HAK GUNA USAHA KEMENTERIAN AGARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL DIT. PENGATURAN DAN PENETAPAN HAK TANAH DAN RUANG 1 RUANG LINGKUP HGU SUBYEK HGU JANGKA WAKTU HGU PENGGUNAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.
No.377, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65,2012 PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa potensi
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAN MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN INPRES NO
PEDOMAN PELAKSANAN MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN INPRES NO. 6 TAHUN 2013 TENTANG PENUNDAAN IZIN BARU DAN PENYEMPURNAAN TATA KELOLA HUTAN ALAM PRIMER DAN LAHAN GAMBUT DI DAERAH 1 PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciKETIKA IJIN USAHA PERKEBUNAN (IUP) BERSINGGUNGAN KAWASAN HUTAN. Oleh : Sri Sultarini Rahayu. Auditor pada Inspektorat IV Kementerian Kehutanan
KETIKA IJIN USAHA PERKEBUNAN (IUP) BERSINGGUNGAN KAWASAN HUTAN Oleh : Sri Sultarini Rahayu Auditor pada Inspektorat IV Kementerian Kehutanan Perkebunan merupakan salah satu penghasil devisa yang sangat
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI UNTUK
PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI UNTUK PERTAMBANGAN BATUAN YANG BERSIFAT TEMPORER DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciTRANSPARANSI DAN PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR INDUSTRI PERTAMBANGAN
TRANSPARANSI DAN PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR INDUSTRI PERTAMBANGAN Jakarta, 6 September 2015 Kedeputian Pencegahan Tugas KPK (UU No.30 Tahun 2002): Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Palangka Raya, 28 April 2017 RAPAT KOORDINASI PENGENDALIAN (RAKORDAL) Triwulan I, Tahun 2017 REKAPITULASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN
Lebih terperinciPenggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK
Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Disampaikan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Badan Pemeriksa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MALANG
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Nomor : P. 4/VII-PKH/ 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 02 TAHUN 2013 TENTANG
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 02 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.9/MENHUT-II/2010 TENTANG IZIN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM BIDANG KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Jakarta, April 2015
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM RAPAT KOORDINASI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM BIDANG KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Jakarta,
Lebih terperinciTATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Hotel Novotel Yogyakarta, 27 Agustus 2015 Oleh: Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH, PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI MALUKU, PAPUA, DAN PAPUA BARAT
MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI MALUKU, PAPUA, DAN PAPUA BARAT AMBON, 13 MEI 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN
Lebih terperinciWAJAH BENGKULU HARI INI.!!! Disampaikan Oleh : Delvi Indriadi Genesis Bengkulu
WAJAH BENGKULU HARI INI.!!! Disampaikan Oleh : Delvi Indriadi Genesis Bengkulu Tata Wililayah Provinsi Bengkulu Luas Provinsi Bengkulu 1.978.870 Ha APL 1.053.639 Ha (53,5 %) Hutan (46,5) APL (53,5 %) Kawasan
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN PERTAMBANGAN RAKYAT MINERAL DAN BATUBARA
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN PERTAMBANGAN RAKYAT MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciDIY. 3. Dinas 1) 2) 3) 4) B. Permohonan 1)
1 2 4 3 KETERANGAN : 1. Pemohon mengajukan permohonan izin kepada Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (GP2T) BKPM DIY 2. Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (GP2T) BKPM DIY meminta rekomendasi teknis penerbitan
Lebih terperinciTENTANG LAHAN DENGAN. dan dan. hidup yang. memuat. dengan. pembukaan. indikator. huruf a dan. Menimbang : Tahun Swatantra. Tingkat.
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCAA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan landasan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2012 KEPADA 33 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dengan adanya
Lebih terperinciCAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut Penataan Izin Pelaksanaaan Kewajiban
Lebih terperinci