DISSENTING OPINION DALAM PERKARA Nomor 36/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DISSENTING OPINION DALAM PERKARA Nomor 36/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst."

Transkripsi

1 DISSENTING OPINION DALAM PERKARA Nomor 36/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. ANTARA CANON KABUSHIKI KAISHA, suatu perseroan menurut UU Negara Jepang, berkantor pusat di 30-2, Shimomaruko 3-chome, Ohtaku, Tokyo, Japan I dalam hal ini memilih kedudukan hukum pada Kantor Pengacara George ~idjojo, S.H. & Partners, JI. Kali Besar Barat No.5, Jakarta Kota, berdasarkan Sural Kuasa Khusus tertanggal 12 Juni Selanjutnya disebut: PENGGUGA T. Melawan 1. SAPTO HANDOYO, b.d.n. ARTHA PHOTO beralamat di JI. Kranggan No. 34 Yogyakarta 55233, selanjutnya disebut: TERGUGAT I. 2. PEMERINTAH R.I. q.q Departemen Kehakiman q.q. Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek, JI. Daan Mogot KM. 24 Tangerang, selanjutnya disebut: TERGUGAT II. DALAM KONVENSI DALAM EKSEPSI Tentang Hukumnya, Menimbang, bahwa eksepsi Tergugat pad a pokoknya adalah bahwa gugatan pembatalan pendaftaran merek yang diajukan oleh Penggugat kadaluarsa, karena gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah melebihi tenggang waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal terdaftarnya merek sengketa dalam Oaf tar Umum Merek, yaitu gugatan Penggugat diajukan dan didaftarkan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 13 Mei 2003, sedang merek CANNONMA TE & Lukisan Meriam yang dijadikan sebagai objek sengketa sudah terdaftar sejak tanggal 2 September Putusan Nomor 36/Merek/2003/PN. Niaga.Jkt. Pst. > 427

2 Menimbang, bahwa terhadap eksepsi ini Hakim Ketua Majelis berpendapat sebagai berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 69 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2001 gugatan pembatalan pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran merek, dalam hal ini adalah merek Tergugat I; Menimbang, bahwa Sural Gugatan Penggugat ini didaftarkan di Pengadilan Niaga Jkt Pst. pad a tanggal 13 Mei 2003, sedangkan Merek T ergugat terdaftar di Direktorat Merek pada tanggal 2 f.september 1996, dengan demikian gugatan pembatalan merek ini diajukan telah melebihi tenggang waktu 5 (lima) tahun. Menimbang, bahwa namun demikian Pasal 69 ayat (2) UU No. 15 Tahun 2001 menyebutkan, gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas apabila merek yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum; Bahwa Penjelasan Pasal 69 ayat (2) menyebutkan bahwa pengertian bertentangan dengan moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum adalah sarna dengan pengertian sebagaimana terdapat dalam penjelasan Pasal 5 huruf a. Termasuk pula dalam pengertian yang bertentangan dengan ketertiban umum adalah adanya itikad tidak baik; Menimbang, bahwa dalam posita gugatannya Penggugat mendalilkan: -Bahwa pemakaian Merek Dagang CANNONMA TE & Gambar Meriam milik Tergugat I yang dalam ucapan kala maupun suara sarna pad a pokoknya dengan Merek Penggugat yang telah terdaftar di Dunia, dapat menimbulkan kesan pada khalayak ramai seakan-akan Merek serta hasil-hasil Tergugat I berasal dari Penggugat, atau mempunyai hubungan erat dengan Penggugat. -Bahwa maksud Tergugat I mendaftarkan Mereknya tersebut adalah untuk membonceng pada ketenaran Merek Dagang Penggugat yang telah dipupuk selama bertahun-tahun dengan biaya yang tidak sedikit. 428 < Himpunan Putusan-putusan Pengadilan Niaga: MEREK (5)

3 Menimbang, bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 4 UU No. 15 Tahun 2001 Pemohon pendaftaran Merek yang beritikad baik adalah Pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa ada niat apapun untuk membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek pihak lain, sehingga berdasarkan dalil gugatan walaupun tidak tegas dinyatakan bahwa Tergugat mempunyai itikad tidak baik dan berdasarkan penafsiran secara a contrario terhadap penjelasan Pasal 4 tersebut Ketua Majelis memandang bahwa dasar gugatan Penggugat adalah adanya itikad tidak baik dari Tergugat I; Menimbang, bahwa apakah Tergugat terbukti mempunyai itikad tidak baik akan dipertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa di dalam posita gugatannya Penggugat tidak menyatakan secara tegas apakah Merek CAN NOMA TE milik Penggugat adalah merek terkenal, namun dari dalil-dalilnya yang menyatakan: bahwa merek Penggugat telah didaftar selain di Indonesia juga di dunia, bahwa Tergugat I mempunyai niat untuk membonceng pada ketenaran Merek Dagang Penggugat yang telah dipupuk selama bertahun-tahun dengan biaya yang tidak sedikit, dimana hal-hal tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian Merek terkenal, sehingga Ketua Majelis berpendapat bahwa mengenai Merek terkenal ini juga didalilkan oleh Penggugat dalam gugatannya. Menimbang, bahwa pada dalil posita gugatannya Penggugat tidak mendalilkan adanya persamaan pad a pokoknya dengan Merek terkenal CANON milik Penggugat, namun dalam replik, kesimpulan dan pembuktian hal tersebut didalilkan. Bahwa suatu gugatan dan segala jawab-jinawab dalam perkara ini temlasuk replik, kesimpulan dan pembuktian adalah suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dan tidak boleh diterjemahkan secara parsial, maka Ketua Majelis berpendapat dalam perkara aquo Penggugat juga mendalilkan adanya persamaan pada pokoknya dengan Merek terkenal CANON miliknya. Menimbang, bahwa dalam Posita penggugat pada pokoknya mendalilkan bahwa Merek CANNONMA TE & gambar Meriam milik Tergugat I yang terdaftar di ba~vah nomor tertanggal 2 September 1996 untuk melindungi: flashbulb, tripod (kaki tiga Putusan Nomor 36/Merek/2003/PN. Niaga.Jkt. Pst. > 429

4 430 penyangga kamera) dan kamera mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek terkenal CANNONMA TE milik Penggugat yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal HAKI dibawah No tanggal 6 September 1993 melindungi sebagaimana tersebut dalam Surat gugatan. Menimbang, bahwa berdasarkan dalil pokok Penggugat tersebut maka perlu dipertimbangkan lebih lanjut hal-hal sebagai berikut: 1. Apakah benar Merek CANNONMA TE milik Penggugat adalah merek yang sudah terkenal; 2. Apakah Merek CANNONMATE & Gambar Meriam milik Tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek terkenal CANNONMATE MILIK Penggugat dan mengandung bahagian essential dari kata CANON milik Penggugat; 3 Apakah pendaftaran merek CANNONMATE oleh Tergugat didasari adanya itikad buruk/itikad tidak baik; Ad.1 Apakah Merek CANNONMATE milik Penggugat adalah Merek yang sudah Terkenal. Menimbang, bahwa untuk dapat dikatagorikan bahwa suatu merek sebagai merek yang sudah terkenal, penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf b menyebutkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Ad.1.a. a. Pengetahuan umum masyarakat mengenai merek tersebut di bidang usaha yang bersangkutan; b. Reputasi merek terkenal yang diperoleh karena promosi yang gencar dan besar-besaran; c. Investasi di beberapa negara di dunia yang dilakukan oleh pemiliknya; d. Bukti pendaftaran merek tersebut di beberapa negara; Pengetahuan Umum Masyarakat Mengenai Merek tersebut di Bidang Usaha Yang Bersangkutan Menimbang, bahwa UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek tidak menyebutkan secara tegas dengan apa yang dimaksud 4 Himpunan Putusan-putusan Pengadilan Niaga.. MEREK (5)

5 "pengetahuan umum masyarakat" atau "tingkat masyarakat manakah yang dimaksud". Dengan tidak disebutkan mengenai hal tersebut maka dapat diartikan bahwa UU No. 15 Tahun 2001 ini tidak mempersoalkan apakah keterkenalan suatu merek itu harus meliputi pengetahuan umum masyarakat untuk tingkatan tertentu, atau keterkenalan suatu merek digantljngkan pad a adanya fakta yang dibuktikan oleh si pemilik merek bahwa mereknya itu dikenal oleh masyarakat umum/luas. Bahwa pengetahuan umum masyarakat tersebut tentunya diperoleh dari hasil adanya promosi yang gencar dan besar-besaran yang dilakukan oleh Penggugat sebelum Tergugat I mendaftarkan Merek CANNONMATE nya; Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Bukti P-9 brosur Iklan berwarna produksi-produksi Penggugat dengan merek CANON telah beredar dan dijual di taka Gunung Agung seluruh Indonesia, dan berdasarkan Surat Bukti P-10 ternyata Penggugat telah mengiklankan hasil produksi CANON yang termuat dalam Majalah Fotografi Pouler Fotomedia no. 1 tahun X-Januari Menimbang, bahwa walaupun iklan-iklan P-9 tidak jelas kapan dipromosikannya dan P-10 dipromosikan pad a Januari 2002, namun terlepas dari surat-surat bukti tersebut adalah sudah merupakan pengetahuan umum bahwa Merek CANON milik Penggugat telah dikenal melalui promosi-promosinya sejak tahun 1970-an hal ini juga berkaitan dengan produk-produk CANON milik Penggugat yang telah didaftarkan di Indonesia sejak tahun 1979 sesuai dengan Surat bukti P-7. Ad.1.b. Reputasi Merek Terkenal Yang Diperoleh Karena Promosi yang Gencar dan Besar-besaran. Bahwa Reputasi atau itikad baik dalam dunia bisnis dipandang sebagai kunci sukses atau kegagalan dari sebuah perusahaan. Para pelaku usaha berjuang untuk mendapatkan dan menjaga reputasi mereka dengan mempertahankan kualitas produk kepada para konsumen. Kalangan pelaku usaha mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar untuk keperluan periklanan dan membangun reputasi produk baru atau mempertahankan reputasi dari produk yang telah ada; Putusan Nomor 36/Merek/2003/PN. Niaga.Jkt. Pst. > 431

6 Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Bukti P-9 dan P-10, seperti telah dipertimbangkan di muka, Penggugat dapat dipandang telah melakukan kegiatan promosi dan publikasi yang meluas, gencar dan besar-besaran, serta terus-menerus di seluruh dunia. Ad.1.c. Investasi di Beberapa Negara di Dunia yang Dilakukan oleh Pemiliknya. Menimbang, bahwa mengenai investasi di beberapa negara di dunia, Penggugat tidak mengajukan bukti mengenai hal ini, namun karena unsur ini tidak bersifat imperatif maka keterkaitannya akan dipertimbangkan pad a unsur-unsur lainnya. Ad.1.d. Bukti Pendaftaran Merek Tersebut di Beberapa Negara Menimbang, bahwa berdasarkan Surat bukti P-3 Merek dagang Penggugat CANON terdaftar antara lain di bawah No tanggal 23 Januari 1989 dan diperbaharui di bawah No tanggal 23 Januari 1999 untuk melindungi barang-barang yang termasuk dalam kelas 09. Bahwa berdasarkan Surat bukti P-7 ternyata Merek-merek milik Penggugat CANON, CONNONMATE dan CANNONMATIC telah terdaftar di Indonesia sejak tahun 1979, walaupun surat bukti ini tidak jelas siapa yang menerbitkannya namun dapatlah dipakai sebagai bukti persangkaan. Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Bukti P-8 merek CANON milik Penggugat selain telah terdaftar di Indonesia juga telah terdaftar di beberapa negara di dunia sejak tahun Menimbang, bahwa mengenai keterkenalan Merek CANON milik Penggugat dan bahwa penggugat adalah pendaftar Merek pertama di Indonesia ini juga diperkuat dengan adanya Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 462/PDT.G/1989/PN.JKT. PST. vide surat bukti P-5. Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas, dapat dipandang Merek CANON, CANNONMATE dan merek-merek yang mengandung kata CANNON milik Penggugat telah memenuhi kriteria-kriteria untuk disebut sebagai merek terkenal berdasarkan penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf b UU Merek No. 15 Tahun 2001 dan oleh karenanya berdasarkan Pasal 6 ayat < Himpunan Putusan-putusan Pengadi/an Niaga: MEREK (5)

7 (2) Merek milik Penggugat tersebut harus dilindungi baik terhadap barang-barang sejenis maupun tidak sejenis; Ad.2. Apakah Merek CANNONMATE milik Tergugat I mempunyai persamaan pad a pokoknya dengan Merek terkenal CANNONMATE milik Penggugat dan bahagian essential dari kata CANON Merek Penggugat. Menimbang, bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 6 UU Merek No. 15 Tahun 2001, yang dimaksud dengan adanya persamaan pada pokoknya adalah kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu dengan merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur-unsur ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merek tersebut; Bahwa dengan demikian, dengan adanya kemiripan suatu Merek menimbulkan kesan yang dapat membingungkan/mengecoh konsumen serta mengingatkan pada Merek lain yang sudah dikenal luas dalam masyarakat; Bahwa suatu Merek harus mengandung daya pembeda yang dapat membedakan barang atau jasa dari pelaku usaha terse but dengan barang atau jasa pelaku usaha lain yang sejenis; Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Bukti P-1, P-1A dan membandingkannya dengan Surat Bukti P-2 Ketua Majelis berpendapat bahwa ternyata terdapat persamaan pada pokoknya antara Merek CANNONMATE & Gambar meriam milik Tergugat I dengan Merek CANNONMA TE milik Penggugat, baik mengenai bentuk huruf, uraian warna, cara penempatan, cara penulisan ataupun kombinasi antara unsur-unsur dan persamaan bunyi ucapan dan merupakan Merek yang mengandung bahagian essential dari kata CANON; Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Bukti P-1 dan P-2ternyata pendaftaran Merek CANNONMATE daftar no danno tanggal 6 September 1993 untuk melindungi jenis barang yang termasuk kelas 09, sedangkan berdasarkan Surat Bukti P-2 ternyata bahwa pendaftaran merek CANNONMA TE & Gambar Meriam mijik Tergugat I daftar no tanggal : 20 Maret 1993 Putusan NomoI' 36/Mel'ek/2003/PN. Niaga.Jkt. Pst. > 433

8 untuk melindungi jenis barang dalam kelas 09 pula. Begitu pula Merek CANON milik penggugat telah terdaftar di Indonesia no tanggal 1989 dan diperpanjang dengan no tanggal 29 Maret 1999 untuk barang no. 9. Menimbang, bahwa penggunaan kata CANNONMA TE pad a Merek CANNONMA TE & Gambar Meriam milik T ergugat I dapat mengecoh konsumen, karena kata CANNONMA TE telah digunakan oleh Penggugat di Indonesia sejak tahun 1993 sedangkan CANON sejak tahun 1979 (vide Surat Bukti P-1, P-1 A, P-3 dan P- 7), sebelum digunakan oleh Tergugat I, sehingga adanya kata CANNONMA TE & Gambar Meriam menimbulkan kesan bahwa produk dengan Merek CANNONMA TE adalah prod uk dari perusahaan yang sam a atau perusahaan yang berada dalam Grup CANON KABUSHIKI KAISA ; Ad.3. Apakah pendaftaran Merek Cannonmate & Gambar Meriam oleh Tergugat I didasari adanya itikad burukl itikad tidak baik. Menimbang, bahwa berdasarkan penjelasan Pasal 4 UU Merek No. 15 Tahun 2001, Pemohon yang beritikad baik adalah Pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa ada niat apapun untuk membonceng, meniru atau menjiplak ketenaran merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau menyesatkan konsumen; Menimbang, bahwa dari penjelasan Pasal 4 tersebut berdasarkan penafsiran a contrario, terdapat 2 elemen penting untuk menentukan adanya itikad tidak baik, yaitu: -Adanya niat untuk menguntungkan usaha pendaftar sekaligus merugikan pihak lain; -Melalui cera penyesatan konsumen atau perbuatan persaingan curang, atau menjiplak atau menumpang ketenaran merek orang lain. Menimbang, bahwa untuk membuktikan adanya suatu niat harus dibuktikan dengan adanya suatu perbuatan permulaan yang 434 < Himpunan Putusan-putusan Pengadi/an Niaga: MEREK (5)

9 dalam kasus merek harus nyata dengan adanya pendaftaran dan atau penggunaan suatu merek. Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Bukti P-2 telah ternyata bahwa Tergugat telah mendaftarkan merek CANNONMATE & Gambar Meriam sehingga yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut adalah apakah pendaftaran Merek CANNONMA TE & Gambar Meriam oleh Tergugat I tersebut dimaksudkan agar usaha Tergugat I dapat memperoleh keuntungan sekaligus merugikan usaha Penggugat. Menimbang, bahwa untuk mengetahui apakah pendaftaran Merek CANNONMATE & Gambar Meriam oleh Tergugat I dapat menguntungkan Tergugat I serta merugikan b'!lik Penggugat sebagai pemilik merek yang mengandung kata CANON dan Merek CANNONMA TE maupun konsumen, sangat erat kaitannya dengan apakah masyarakat konsumen produk dengan merek yang mengandung kata CANON dan Merek CANNONMA TE dapat disesatkan atau terkecoh oleh produk dengan merek CANNONMA TE & Gambar Meriam. Menimbang, bahwa penyesatan konsumen dapat terjadi karena: -Penyesatan tentang asal usul suatu produk. Hal ini bisa terjadi karena merek dari suatu produk menggunakan merek luar negeri atau ciri khas suatu daerah yang sebenarnya merek tersebut bukan berasal dari luar negeri atau dari suatu daerah yang mempunyai ciri khusus tersebut. -Penyesatan karena produsen Penyesatan dalam bentuk ini dapat terjadi karena masyarakat konsumen yang telah mengetahui dengan baik mutu suatu produk, kemudian dipasaran menemukan suatu produk dengan merek yang mirip atau menyerupai merek yang ia sudah kenai sebelumnya.-penyesatan melalui penglihatan. Penyesatan ini dapat terjadi karena kesamaan atau kemiripan dari merek yang bersangkutan.-penyesatan melalui pendengaran. Hal ini sering terjadi bagi konsumen yang hanya mendengar atau mengetahui suatu produk dari pemberitahuan orang lain. Putusan Nomor 36/Mt'rt'k/2003/PN. Niaga.Jkt. Pst. > 435

10 Menimbang, bahwa sejak tahun 1936 untuk jenis barang kelas 18 Penggugat telah menggunakan merek CANON di negaranya, Jepang dan untuk kelas barang 9 di beberapa negara antara lain Australia sejak tahun 1954 dan di Indonesia sejak tahun 1955 (vide Sural Bukti P-8) yang merupakan produk dari perusahaan CANON KABUSHIKI KAISHA milik Penggugat yang didirikan di Tokyo, Jepang. Bahwa berdasarkan Sural Bukti P-5 memperkuat kedudukan Penggugat sebagai pemakai merek dagang CANON pertama di Indonesia. Bahwa berdasarkan Sural Bukti P-2, Tergugat I mendaftarkan merek CANNONMA TE & Gambar Meriam pada tanggal 20 Maret 1993 yang merupakan produk dari perusahaan Tergugat yang didirikan di Indonesia dengan nama PT. ARTHA PHOTO. Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I tanggal 16 Desember 1986 No. 220/PK/Perd/1986 (Perkara Merek NIKE), Warga negara Indonesia yang memproduksi barang-barang buatan Indonesia wajib menggunakan nama-nama merek yang jelas menampakkan identitas nasional Indonesia dan sejauh mungkin menghindari menggunakan nama merek yang mirip apalagi menjiplak nama merek asing; Bahwa pendaftaran merek yang mernpunyai persamaan secara keseluruhan atau persamaan pad a pokoknya dengan merek orang lain yang lebih dahulu jelas merupakan perbuatan yang beritikad buruk dengan tujuan membonceng pada ketenaran nama perniagaan dan nama merek dagang yang telah terkenal tersebut. Bahwa lagipula kata CANON atau CANNONMA TE bukanlah kala Indonesia dan tidak terdapat dalam kamus Indonesia ataupun perbendaharaan kata-kata Indonesia, sedangkan Tergugat I adalah seorang usahawan Indonesia yang seharusnya mengindentitaskan produk nasional dengan memilih kata Indonesia sebagai mereknya. Menimbang, bahwa CANNONMATE merupakan suatu merek yang mengandung bahagian essential kala CANON yang sudah diterima dan dikenal oleh masyarakat, bahkan sudah dikenal secara internasional, sehingga merek dagang bentuk kata CANNONMA TE 436 < Himpunan Putusan-putusan Pengadi/an Niaga: MEREK (5)

11 maupun yang mengandung kata CANON tidak dapat dipakai tanpa izin Penggugat selaku pemilik. Bahwa pengenalan dan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap merek-merek CANON sudah lama menembus batas-batas nasional dan regional, sehingga merek tersebut sudah berwawasan globalisasi dan dapat disebut sebagai merek yang 'tidak mengenal batas dunia; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Majelis berpendapat bahwa pendaftaran merek CANNONMA TE & Gambar Meriam oleh Tergugat I didasari adanya itikad buruk/itikad tidak baik yang tidak lain dimaksudkan untuk mengecoh konsumen produk bermerek CANON dan oleh karena itu pendaftaran merek CANNONMA TE & Gambar Meriam tersebut beralasan hukum untuk dibatalkan. Menimbang, bahwa adanya itikad tidak baik atas pendaftaran Merek milik Tergugat I tersebut, maka Pasal 69 ayat (2) jo Pasal 4 UU No. 15 Tahun 2001 telah terpenuhi, yaitu gugatan pembatalan dapat diajukan tanpa batas. Menimbang, berdasarkan pertimbangan yang terurai di atas, Majelis berpendapat eksepsi Tergugat I tidak beralasan hukum dan karenanya harus ditolak. DALAM POKOK PERKARA Menimbang, bahwa mengambil alih semua pertimbangan tersebut pada eksepsi diatas, dan secara mutatis mutandis dianggap termuat pula dalam mempertimbangkan Pokok Perkara, maka Ketua Majelis berpendapat seluruh Petitum Gugatan Penggugat dapat dikabulkan seluruhnya. DALAM REKONVENSI Menimbang, bahwa dalam petitum Gugatan Rekonvensinya, Penggugat dalam Rekonvensi menghendaki penghapusan Merek CANNONMA TE milik Penggugat dengan alasan tidak dipakai selama tiga tahun berturut-turut. Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pula seluruh' pertimbangan dalam eksepsi tersebut diatas, dan secara mutatis mutandis termuat pula dalam pertimbangan ini, maka terhadap Putusan Nomor 36/Merek/2003/PN. Niaga.Jkt. Pst. > 437

12 pendaftaran Merek Tergugat I yang tidak beritikad baik tidak akan mendapat perlindungan hukum dari negara. Menimbang, bahwa tanpa perlu mempertimbangkan buktibukti Penggugat Rekonvensi lebih lanjut, Ketua Majelis berpendapat gugatan Rekonvensi tidak beralasan hukum dan karenanya harus ditolak. Mengetahui, KETUA PENGADILAN NEGERI/NIAGA/HAM JAKARTA PUSAT ttd. MUHAMMAD SALEH, S.H.MH. Hakim Ketua ttd. ANDRIANI NURDIN, S.H.MH. 438 < Himpunan Putusan-putusan Pengadilan Niaga: MEREK (5)

PUTUSAN Nomor 37/Merek/2004/PN. N iaga.jkt. Pst.

PUTUSAN Nomor 37/Merek/2004/PN. N iaga.jkt. Pst. PUTUSAN Nomor 37/Merek/2004/PN. N iaga.jkt. Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam

P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam P U T U S A N No: 666 K / Pdt / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa pekara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 19/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 19/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 19/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara merek pad a peradilan tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN 66/MEREK/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.

PUTUSAN 66/MEREK/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. Nomor PUTUSAN 66/MEREK/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara merek, menjatuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan

I. PENDAHULUAN. yang hari ini diproduksi di suatu negara, di saat berikutnya telah dapat dihadirkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) juga berkembang dengan sangat pesat. Suatu barang atau jasa yang hari ini

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK I. UMUM Salah satu perkembangan yang aktual dan memperoleh perhatian saksama dalam masa sepuluh tahun terakhir ini dan kecenderungan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 38/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 38/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 38/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili gugatan pembatalan merek

Lebih terperinci

PUTUSAN. 70/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. 70/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 2. Nomor PUTUSAN 70/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara permohonan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan teori dan analisis terhadap Putusan Pengadilan Dalam Perkara

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan teori dan analisis terhadap Putusan Pengadilan Dalam Perkara BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan teori dan analisis terhadap Putusan Pengadilan Dalam Perkara Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya menyangkut merek HONGTASHAN yang dipermasalahkan oleh

Lebih terperinci

Nomor 29/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Nomor 29/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. PUTUSAN Nomor 29/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara merek dalam peradilan

Lebih terperinci

PUTUSAN 72/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. MELAWAN

PUTUSAN 72/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. MELAWAN PUTUSAN Nomor 72/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pad a Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili gugatan pembatalan merek

Lebih terperinci

PUTUSAN. 76/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. 76/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Nomor PUTUSAN 76/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Merek pad a peradilan tingkat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensikonvensi

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK

PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK PENTINGNYA PERLINDUNGAN MEREK Tingkat pertumbuhan ekonomi sangat tinggi : terbukanya arus perdagangan bebas Perkembangan dan kemajuan teknologi, transportasi, telekomunikasi, maupun bidang komunikasi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini Hak atas Kekayaan Intelektual (yang biasa disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI sendiri cukup

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaturan Perlindungan Merek Terkenal Terhadap Tindakan Passing Off dan Dilution Dalam Hukum Positif Indonesia (Ius Constitutum) Dalam hukum positif Indonesia,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

Nomor 10/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Nomor 10/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. 161 PUTUSAN Nomor 10/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara Merek menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 131 PK/Pdt.Sus-HKI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus hak atas kekayaan intelektual

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan. pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan. pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Mahkamah Agung dalam memutus perkara Peninjauan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 06/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 06/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 06/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri/Niaga Jakarta Pusat, yang memeriksa dan mengadili perkara Merek pad

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 PENJELASAN ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 MEREK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 PENJELASAN ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 MEREK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik. kesimpulan: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Perlindungan terhadap merek terkenal ini diatur di dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b UU Merek

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi-konvensi

Lebih terperinci

PUTUSAN 73/Merek/2003/PN.Niaga/Jkt.Pst. OEM I KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN 73/Merek/2003/PN.Niaga/Jkt.Pst. OEM I KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Nomor PUTUSAN 73/Merek/2003/PN.Niaga/Jkt.Pst. OEM I KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pad a Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN 12/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN 12/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Nomor PUTUSAN 12/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOILAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara merek, menjatuhkan

Lebih terperinci

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN PERMOHONAN PENDAFTARAN MEREK TIDAK BERITIKAD BAIK DALAM TEORI DAN PRAKTEK DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia meratifikasi Perjanjian Wold Trade Organization (WTO)

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 32/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOllAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 32/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOllAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 32/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. OEMI KEAOllAN BEROASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara Merek telah menjatuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha dalam perdagangan barang dan jasa pada zaman modern ini sudah tidak dapat dihindarkan. Persaingan usaha bukan merupakan hal yang dilarang, tetapi

Lebih terperinci

AKT A PERDAMAIAN Nomor 75/Merek/2003/PN.Nia~a.Jkt.Pst.

AKT A PERDAMAIAN Nomor 75/Merek/2003/PN.Nia~a.Jkt.Pst. AKT A PERDAMAIAN Nomor 75/Merek/2003/PN.Nia~a.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pada hari ini, Rabu, tanggal 10 Oesember 2003 telah datang menghadap ke muka persidangan Pengadilan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, suatu produk barang atau jasa yang dibuat pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, suatu produk barang atau jasa yang dibuat pelaku usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, suatu produk barang atau jasa yang dibuat pelaku usaha diberi suatu tanda tertentu, yang berfungsi sebagai pembeda dengan produk barang dan jasa lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sebagai isu internasional, HKI (Hak Kekayaan Intelektual) berkembang dengan pesat. HKI dari masyarakat tradisional, termasuk ekspresinya, cenderung dijadikan pembicaraan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 450 K/Pdt.Sus-HKI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus hak atas kekayaan intelektual

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa di dalam era perdagangan

Lebih terperinci

BAB III KASUS KEMIRIPAN MEREK PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN

BAB III KASUS KEMIRIPAN MEREK PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN BAB III KASUS KEMIRIPAN MEREK PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN A. Produk Makanan dan Minuman yang Mempunyai Kemiripan Merek dengan Produk Lain Globalisasi pasar ditandai dengan adanya perdagangan bebas

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5541) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pem No.2134, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pendaftaran Merek. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN MEREK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran yang ada, termasuk dalam bidang hak atas kekayaan intelektual.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran yang ada, termasuk dalam bidang hak atas kekayaan intelektual. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menuntut negara-negara maju memiliki keunggulan dalam persaingan di bidang teknologi. Implikasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya perdagangan internasional dan adanya gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya perdagangan internasional dan adanya gerakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan internasional dan adanya gerakan perdagangan bebas mengakibatkan makin terasa kebutuhan perlindungan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.252, 2016 HUKUM. Merek. Indikasi Geografis. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5953). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dapat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dapat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa salah satu faktor yang menyebabkan batalnya suatu

Lebih terperinci

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK 5.1 Peraturan Perundang Undangan Tentang Merek PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PENDAFTARAN MEREK PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita ketahui bersama bahwa manusia itu tidak mungkin hidup sendiri oleh karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu. Pengelompokkan

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n 2 000 Tentang Desain Industri DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG MEREK DONA PRAWISUDA, SH KANTOR WILAYAH JAWA BARAT KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG MEREK DONA PRAWISUDA, SH KANTOR WILAYAH JAWA BARAT KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG MEREK DONA PRAWISUDA, SH KANTOR WILAYAH JAWA BARAT KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 1 POKOK BAHASAN I. PENDAHULUAN II. PENGERTIAN MEREK III. PROSEDUR PENDAFTARAN IV.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting. Oleh sebab itu banyak pengusaha asing yang berlomba BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat kita pungkiri bahwa merek merupakan suatu aset yang sangat berharga dalam dunia perdagangan sehingga memegang peranan yang sangat penting. Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN NOMOR 012 K/N/HAKI/2002

ANALISIS PUTUSAN NOMOR 012 K/N/HAKI/2002 ANALISIS PUTUSAN NOMOR 012 K/N/HAKI/2002 Dwi Anggoro Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang A. Pendahuluan Makalah ini akan menganalisis putusan dalam perkara Haki antara IGN Herry

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS MEREK TERKENAL YANG MEREKNYA DIDAFTARKAN OLEH PIHAK LAIN PADA KELAS BARANG DAN/ ATAU JASA TIDAK SEJENIS

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS MEREK TERKENAL YANG MEREKNYA DIDAFTARKAN OLEH PIHAK LAIN PADA KELAS BARANG DAN/ ATAU JASA TIDAK SEJENIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS MEREK TERKENAL YANG MEREKNYA DIDAFTARKAN OLEH PIHAK LAIN PADA KELAS BARANG DAN/ ATAU JASA TIDAK SEJENIS Sebastian Putra Gunawan Fakultas Hukum Universitas Surabaya

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kekayaan budaya dan etnis bangsa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa di dalam era perdagangan global,

Lebih terperinci

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu?

E M. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Apakah Merek itu? E R E M K Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Apakah Merek itu? Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna

Lebih terperinci

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 32/2000, DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU *12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS Halaman 1

UNDANG-UNDANG TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS Halaman 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa di dalam era perdagangan global,

Lebih terperinci

PUTUSAN 58/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.

PUTUSAN 58/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. Nomor PUTUSAN 58/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BI:RDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pad a Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 122 K/Pdt.Sus-HKI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus hak atas kekayaan intelektual

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 243, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N. Nomor : 004/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

SALINAN P U T U S A N. Nomor : 004/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. SALINAN P U T U S A N Nomor : 004/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA. Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

P U T U S A N. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA. Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA. Bdg. الرحيم الرحمن الله بسم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam sidang majelis tingkat banding telah memeriksa,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 38/Merek/2004/PN.Niaga.Jkt. Pst.

PUTUSAN Nomor 38/Merek/2004/PN.Niaga.Jkt. Pst. PUTUSAN Nomor 38/Merek/2004/PN.Niaga.Jkt. Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili gugatan Pembatalan MEREK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas Kekayaan Intelektual (HAKI) juga berkembang pesat. Suatu barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. atas Kekayaan Intelektual (HAKI) juga berkembang pesat. Suatu barang atau jasa A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) juga berkembang pesat. Suatu barang atau jasa yang hari ini diproduksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlindungan Dan Pengaturan Tentang Hak Merek Di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlindungan Dan Pengaturan Tentang Hak Merek Di Indonesia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perlindungan Dan Pengaturan Tentang Hak Merek Di Indonesia. Perlindungan hak merek dilaksanakan oleh negara, dan negara sebagai penanggungjawab atas perlindungan

Lebih terperinci

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999). RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XIII/2015 Kepastian Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Kewajiban Pelaku Usaha Atas Informasi Badan Hukum Secara Lengkap I. PEMOHON 1. Capt. Samuel Bonaparte,

Lebih terperinci

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu?

MEREK. Umum. 1. Apakah merek itu? MEREK Umum 1. Apakah merek itu? Yang dimaksud dengan merek adalah suatu "tanda" yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memliki

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 50/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 50/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : 50/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang telah memeriksa dan mengadili perkaraperkara

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 ayat (9) Undang-Undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN 158 BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan pokok permasalahan dan pembahasan atas Perlindungan terhadap Pemboncengan Ketenaran Merek Asing Terkenal untuk Barang yang Tidak Sejenis seperti telah dibahas

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (perkara Nomor: 305/Pdt.G/BANI/ 2014/PNJkt.Utr) adalah sebagai berikut:

BAB IV PENUTUP. (perkara Nomor: 305/Pdt.G/BANI/ 2014/PNJkt.Utr) adalah sebagai berikut: BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses pembatalan putusan arbitrase oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara (perkara Nomor: 305/Pdt.G/BANI/ 2014/PNJkt.Utr) adalah sebagai berikut: tahap pertama Pemohon mengajukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab III, maka dapat

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab III, maka dapat BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab III, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Pengaturan perlindungan merek terkenal terhadap tindakan passing

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung telah memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum 1 PERBEDAAN PENERAPAN SYARAT PEMBATALAN MEREK TERKENAL ANTARA PENGADILAN NIAGA DAN MAHKAMAH AGUNG DALAM KASUS PIAGET DAN PIAGET POLO (Studi Kasus Putusan Pengadilan Niaga Nomor 18/Merek/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst

Lebih terperinci

PUTUSAN 13/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN 13/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ~ Nomor PUTUSAN 13/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara gugatan Merek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perkembangan yang aktual dan memperoleh perhatian seksama dalam masa sepuluh tahun terakhir ini adalah semakin meluasnya globalisasi di bidang teknologi

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 116 / PDT / 2012 / PT-MDN.

P U T U S A N NOMOR : 116 / PDT / 2012 / PT-MDN. P U T U S A N NOMOR : 116 / PDT / 2012 / PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -----PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang mengadili perkara Perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 23/Pdt.G/2007/PTA Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 90/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 90/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 90/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 244, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4046) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun; DESAIN INDUSTRI SEBAGAI BAGIAN PERLINDUNGAN HUKUM DI BIDANG HAKI Oleh: Widowati ABSTRAKSI Tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh profit. Agar profit dapat diraih biasanya perusahaan melakukan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 39/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 39/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 39/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili gugatan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding dalam

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 40/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 40/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 40/Merek/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili gugatan Pembatalan MEREK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2007 TENTANG INDIKASI-GEOGRAFIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999). RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XIII/2015 Kepastian Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Kewajiban Pelaku Usaha Atas Informasi Badan Hukum Secara Lengkap I. PEMOHON 1. Capt. Samuel

Lebih terperinci

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

ANALISA YURIDIS TERHADAP PEMBONCENGAN KETENARAN MEREK ASING TERKENAL UNTUK BARANG YANG TIDAK SEJENIS (KASUS MEREK INTEL CORPORATION LAWAN INTEL JEANS)

ANALISA YURIDIS TERHADAP PEMBONCENGAN KETENARAN MEREK ASING TERKENAL UNTUK BARANG YANG TIDAK SEJENIS (KASUS MEREK INTEL CORPORATION LAWAN INTEL JEANS) 1 ANALISA YURIDIS TERHADAP PEMBONCENGAN KETENARAN MEREK ASING TERKENAL UNTUK BARANG YANG TIDAK SEJENIS (KASUS MEREK INTEL CORPORATION LAWAN INTEL JEANS) SKRIPSI OLEH: RANDO PURBA 0505002085 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian internasional, perkembangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI

BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI BAB 3 ANALISA PUTUSAN 3.1. DUDUK PERKARA PT AYUNDA PRIMA MITRA MELAWAN PT ADI KARYA VISI Awal permasalahan ini muncul ketika pembayaran dana senilai US$ 16.185.264 kepada Tergugat IX (Adi Karya Visi),

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks

P U T U S A N. Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks P U T U S A N Nomor 92/Pdt.G/2015/PTA Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam sidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG MEREK TERHADAP PELANGGARAN MEREK MENURUT UU MEREK INDONESIA. R. Eddy Haryadi ABSTRACT

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG MEREK TERHADAP PELANGGARAN MEREK MENURUT UU MEREK INDONESIA. R. Eddy Haryadi ABSTRACT 124 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG MEREK TERHADAP PELANGGARAN MEREK MENURUT UU MEREK INDONESIA R. Eddy Haryadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda ABSTRACT Brand laws is an

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri

Lebih terperinci