PEKERJAAN : RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PEMBANGUNAN PRIORITAS (RPKPP) KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEKERJAAN : RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PEMBANGUNAN PRIORITAS (RPKPP) KAB. TANJUNG JABUNG BARAT"

Transkripsi

1 K E M E N T R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A D I N A S P E K E R J A A N U M U M P R O V I N S I J A M B I B I D A N G C I P T A K A R Y A K E L O M P O K K E R J A S A T U A N K E R J A P E N G E M B A N G A N K A W A S A N P E R M U K I M A N J A M B I JL. H. AGUS SALIM NO. 02 KOTA BARU, TELP / JAMBI PEKERJAAN : RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PEMBANGUNAN PRIORITAS (RPKPP) KAB. TANJUNG JABUNG BARAT Laporan Akhir

2 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT K a t a P e n g a n t a r Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kami Konsultan yang ditunjuk sebagai konsultan pelaksana Pekerjaan Rencana Pengembangan Kawasan Pembangunan Prioritas (RPKPP) Kabupaten Tanjung Jabung Barat, telah berhasil menyelesaikan Laporan Akhir ini dengan baik. Penyusunan Laporan Akhir ini adalah dimaksudkan untuk memberikan laporan kedua kepada pihak pemberi pekerjaan dan sebagai pemenuhan salah satu tugas awal pekerjaan konsultan yang diisyaratkan dalam kontrak kerja konsultan dengan pemberi pekerjaan. Laporan Akhir ini pada intinya berisi tentang latar belakang, kajian kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur, potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, konsep dan rencana penanganan, rencana DED pembangunan tahap 1 di kawasan kampung nelayan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, organisasi pelaksanaan pekerjaan dan rencana pelaksanaan pekerjaan dan pelaporan yang akan melaksanakan pekerjaan ini. Semoga Laporan Akhir dapat memberikan arahan yang tepat pada konsultan sehingga dalam melaksanakan kegiatan bisa mencapai hasil yang baik yang diharapkan oleh pemberi pekerjaan. Jambi, Desember 2013 PT. Bennanta Jasindo Eko Yunianto, ST Direktur Laporan Akhir i

3 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT D a f t a r I s i KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vii BAB.1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Pekerjaan I Tujuan I Sasaran I Ruang Lingkup I Kedudukan RPKPP I Rangkuman Proses Penyusunan RPKPP I Penyajian Dokumen I - 14 BAB.2. GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN DAN KAWASAN PRIORITAS SPPIP 2.1. Gambaran umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat II kawasan prioritas menurut SPPIP II Kawasan Prioritas 1 (Kampung Nelayan) II Kawasan Prioritas 2 (Manunggal) II Kawasan Prioritas 3 (Pembengis) II Kajian Mikro kawasan prioritas II Pembagian blok kawasan Prioritas II Potensi dan Permasalahan blok II Potensi dan Permasalahan blok II Potensi dan Permasalahan blok II Potensi dan Permasalahan blok II Potensi dan Permasalahan blok II Potensi dan Permasalahan blok II 40 Laporan Akhir ii

4 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Potensi dan Permasalahan blok II Potensi dan Permasalahan blok II 48 BAB.3. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 3.1. Arahan dan Kebijakan Strategi Pembangunan III Rencana Tata Ruang Kota Kuala Tungkal III Rencana Pembangunan dan pengembangan Perumahan dan Permukiman Kabupaten Tanjung Jabung Barat III Arah Pengembangan Pembangunan Perkotaan III Rencana Program Jangka Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Barat III Rencana Program Investasi Jangka Menengah III Profil Permukiman Perkotaan III Kondisi permukiman III Pertumbuhan Permukiman Kota III Pola Permukiman Kota III Permasalahan Permukiman Kota dan Kebutuhan Rumah III Pembangunan Permukiman Perkotaan III Air Bersih III Jalan Lingkungan permukiman III Drainase III Persampahan III Air Limbah III 40 BAB.4. KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN 4.1.Kebutuhan penyedian permukiman dan infrastruktur permukiman berdasarkan daya dukung lingkungan IV Kebutuhan rumah IV Kebutuhan air bersih IV Kebutuhan Jalan Lingkungan IV Timbulan sampah IV 3 Laporan Akhir iii

5 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Limbah IV Drainase IV Kebutuhan Infrastruktur penunjang perikanan IV Kebutuhan Infrastruktur penunjang pariwisata IV Matrik Kebutuhan Penanganan IV Konsep Penanganan Kawasan IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Penanganan Kawasan Prioritas Blok IV Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan Permukiman Tahap IV Penyusunan Tahapan Pelaksanaan Penanganan Pembangunan Permukiman IV Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap IV Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap IV Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 IV - 61 Laporan Akhir iv

6 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT D a f t a r T a b e l Tabel 1.1 Luas dan Jumlah Penduduk Kelurahan di Kawasan Kampung Nelayan... I - 7 Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kab. Tanjung Jabung Barat -- II 2 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II 24 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II - 27 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II - 30 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II - 34 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II - 37 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II - 40 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II - 44 Matrik Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas Blok II - 48 Tabel 3.1 Matrik Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan III 17 Tabel 3.2 Kebutuhan Jumlah Rumah di Wilayah Perkotaan Kuala Tungkal Sampai Tahun III 31 Tabel 3.3 Kebutuhan sarana Air Minum di wilayah Perkotaan Kuala Tungkal III 32 Tabel 3.4 Analisis Timbunan sampah dan Kebutuhan sarana Persampahan Pada wilayah Perkotaan Kuala Tungkal III 37 Tabel 3.5 Penggunaan jenis Jamban oleh Penduduk di Perkotaan Kuala Tungkal - III 41 Tabel 4.1 kebutuhan Jumlah Rumah di Kawasan Prioritas I Kampung Nelayan Sampai Tahun IV 2 Tabel 4.2 kebutuhan Sarana Air Minum di Kawasan Prioritas I Kampung Nelayan Sampai Laporan Akhir v

7 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Tabel 4.3 Tahun IV 2 Prakiraan timbulan sampah dan Kebutuhan Sarana Persampahan Pada Kawasan Prioritas I Kampung Nelayan Sampai Tahun IV 3 Tabel 4.4 Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman Kampung Nelayan IV - 8 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 1) IV 10 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 2) IV -15 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 3) IV -20 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 4) IV -26 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 5) IV -32 Tabel 4.10 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 6) IV -38 Tabel 4.11 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 7) IV -43 Tabel 4.12 Kebutuhan Penanganan permukiman dan infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (Blok 8) IV -49 Tabel 4.13 Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap IV -56 Laporan Akhir vi

8 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT D a f t a r G a m b a r Gambar 1.1 Orientasi wilayah I 8 Gambar 1.2 Delinasi Perencanaan I - 9 Gambar 1.3 Gambar 1.4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP dlm kerangka Kebijakan Pembangunan Kota I 11 Keterkaitan Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan RPKPP I 12 Gambar 1.5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan RPKPP I 13 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kab. Tanjung jabung Barat II 4 Gambar 2.2 Peta Curah Hujan Kab. Tanjung jabung Barat II 5 Gambar 2.3 Peta Hidrologi Kab. Tanjung jabung Barat II 9 Gambar 2.4 Peta Kawasan Rawan Bencana Kab. Tanjung jabung Barat II 10 Gambar 2.5 Peta Kesesuaian Lahan Kab. Tanjung jabung Barat II 12 Gambar 2.6 Peta Pembagian Blok II 23 Gambar 2.7 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 26 Gambar 2.8 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 29 Gambar 2.9 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 33 Gambar 2.10 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 36 Gambar 2.11 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 39 Gambar 2.12 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 43 Gambar 2.13 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 47 Gambar 2.14 Peta Potensi dan permasalahan Blok II - 51 Gambar 3.1 Peta arah Perkembangan Permukiman Perkotaan Kuala Tungkal III - 15 Gambar 3.2 Peta Potensi dan Permasalahan Permukiman di Kawasan Prioritas Permukiman Kampung Nelayan III - 10 Gambar 3.3 Prasarana jaringan jalan di Kampung Nelayan III - 34 Gambar 4.1 Perspektif Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Lingkungan Kawasan Prioritas IV - 7 Gambar 4.2 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 14 Gambar 4.3 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 19 Laporan Akhir vii

9 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Gambar 4.4 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 25 Gambar 4.5 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 31 Gambar 4.6 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 37 Gambar 4.7 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 42 Gambar 4.8 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 48 Gambar 4.9 Konsep Penanganan Kawasan Blok IV 53 Gambar 4.10 Peta Blok IV -59 Gambar 4.11 Peta Konsep Blok IV -60 Gambar 4.12 Akses Menuju Lokasi Penanganan IV -62 Laporan Akhir viii

10 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Bab PENDAHULUAN 01 Laporan Akhir I -1

11 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (PP No. 26 Tahun 2008). Kawasan permukiman mendominasi kawasan perkotaan yang membangkitkan kegiatan dan terus mengikuti, bahkan mengarahkan pengembangan kawasan lainnya dan akan mempengaruhi arah pengembangan kota yang bersangkutan. Setiap kawasan fungsional yang dikembangkan akan membutuhkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi pertumbuhan penduduk yang berkualitas di dalam kawasan tersebut. Pertumbuhan kawasan permukiman dapat dikelompokan sebagai kawasan yang direncanakan dan tertata dengan baik, serta kawasan permukiman yang merupakan cikal bakal (alamiah) tumbuhnya kawasan perkotaan dan terus berkembang mengikuti pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatannya, berkenaan dengan kedua jenis kawasan tersebut, maka perkembangan dari kawasan permukimanlah yang sangat rentan terhadap adanya perkembangan yang tidak terkendali yang dapat menyebabkan munculnya permukiman kumuh, yang seringkali berdampak lebih lanjut pada meningkatnya kesenjangan masyarakat serta angka kriminalitas, dan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Dalam rangka mengatasi permasalahan permukiman tersebut, pemerintah daerah bersama dengan semua pemangku kepentingan pembangunan permukiman perlu menentukan kawasan permukiman yang akan mendapatkan penanganan prioritas sesuai dengan potensi dan tantangan yang dihadapi kawasan tersebut. Adapun kawasan permukiman prioritas ditentukan berdasarkan hasil penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), yaitu kawasan prioritas Kampung Nelayan sebagai contoh dari kawasan permukiman yang tumbuh secara alamiah, kawasan Manunggal sebagai kawasan permukiman yang direncanakan Laporan Akhir I -2

12 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dan kawasan Pembengis Bram Itam sebagai kawasan permukiman untuk pengembangan kota. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka setiap kota perlu melakukan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas yang dilakukan berdasarkan dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan. Untuk itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum, melalui Direktorat Pembangunan Permukiman memberikan Bantuan Teknis berupa pendampingan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) TUJUAN Kegiatan ini bertujuan memberikan pendampingan kepada pemangku kepentingan untuk dapat menghasilkan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas dengan muatan rencana program investasi jangka menengah infrastruktur bidang Cipta Karya, serta rencana pembiayaan dan dilengkapi dengan detail desain pada tahun pertama SASARAN Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran dari Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini adalah : Terwujudnya peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kabupaten dalam penyusunan RPKPP sebagai dokumen acuan dalam pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman prioritas dikabupaten. Terwujudnya interaksi dan keterlibatan masyarakat dalam proses rencana pembangunan kawasan permukiman melalui community participatory approach (CPA). Laporan Akhir I -3

13 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Tersedianya instrument penanganan persoalan pembangunan yang bersifat operasional pada kawasan permukiman prioritas yang dapat diacu oleh seluruh pemangku kepentingan dikabupaten RUANG LINGKUP a. Lingkup Kegiatan. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan rangkaian lingkup kegiatan sebagai berikut : 1) Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat. 2) Melakukan kajian mikro kawasan permukiman prioritas sesuai arahan dalam SPPIP melalui penyusunan profil rinci eksisting kawasan. 3) Bersama dengan pemangku kepentingan kota melakukan analisis mendalam tentang potensi dan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas. 4) Melakukan penyusunan konsep dan rencana penangannan pada kawasan permukiman prioritas. 5) Bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan menghasilkan : Rencana aksi programpembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun dengan pendekatan perencanaan partisipatif. Pemilihan kawasan didalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahun pertama (dilakukan penyusunan rencana penangannan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000). Kebutuhan infrastruktur dan skala prioritas penangannan. Laporan Akhir I -4

14 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 6) Bersama dengan tim penyusunan SPPIP mengikuti kegiatan kolokium pemangku kepentingan kota menghasilkan : Strategi, program strategi dan pendetailan program pada kawasan prioritas. Pemilihan kawasan didalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000) 7) Bersama dengan tim penyusun SPPIP mengikuti kegiatan kolokium yang akan dikoordinasikan oleh tim pusat untuk memberikan pemaparan dan pembahasan capaian kegiatan. 8) Penyelenggaraan konsultasi public untuk menjaring masukan terhadap strategi, program strategi dan pendetailan program pada kawasan prioritas serta rencana aksi programpembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun. 9) Penyusunan Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design / DED) untuk pelaksanaan tahun pertama didalam kawasan yang meliputi infrastruktur bidang Cipta Karya. 10) Melakukan desiminasi hasil penyusunan RPKPP kepada dinas/instansi terkait di kota bersangkutan. b. Lingkup Wilayah. Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukimnan Prioritas (RPKPP) dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang mengacu pada arahan yang terdapat dalam dokumen SPPIP pada wilayah Kota Kuala Tungkal Kabupaten Tanjungjabung Barat. Laporan Akhir I -5

15 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Berdasarkan hasil kajian dari penyusunan SPPIP telah ditentukan kawasan prioritas pertama di Kampung Nelayan sesuai SK Bupati no. 393 yang selanjutnya dapat di tindaklanjuti dengan kajian dan penyusunan RPPKP. Penentuan kawasan prioritas dengan pertimbangan antara lain sebagai berikut : Kampung Nelayan merupakan cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Kota Kuala Tungkal Kampung Nelayan terletak di kawasan CBD, berdampingan atau diapit oleh Pelabuhan barang Tangga Rajo, Pelabuhan ASDP yang melayani Kuala Tungkal- Batam PP, Pelabuhan Rakyat yang melayani daerah hinterland, Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) dan Pelabuhan Roro. Kampung Nelayan merupakan sentra perdagangan ikan skala regional. Kampung nelayan mempunyai kawasan kumuh yang masif. Mempunyai kebutuhan penangan infrastruktur yang mendesak, jaringan jalan, air minum, hidran kebakaran, persampahan, sanitasi, drainase dan penerangan. Penanganan drainase di kawasan tersebut karena menjadi bagian dari penyebab banjir selain pasang surut air sungai. Penanganan sampah juga merupakan bagian dari penyebab banjir karena masih ada warga masyarakat yang membuang sampahnya di sungai dan saluran drainase skunder. Penanganan air limbah, karena di kawasan sepanjang Sungai masih terdapat pembuangan air limbah secara langsung ke sungai tersebut. Penanganan kawasan kumuh, karena di sepanjang sungai di kawasan tersebut terdapat beberapa bangunan yang langsung dibangun di sebelah dinding sungai tanpa memperhatikan sempadan sungai. Berdasarkan luas, jumlah penduduk dan jumlah KK pada kelurahan Kampung Nelayan adalah sebagai berikut : Laporan Akhir I -6

16 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Tabel 1.1 Luas dan Jumlah PendudukKelurahan di Kawasan Kampung Nelayan NO KAMPUNG NELAYAN ha 1 Luas Kelurahan 78,5 2 Luas kawasan prioritas 51 3 Jumlah KK Jumlah rumah Rata rata hunian existing 9 6 Rata rata hunian standar 6 Laporan Akhir I -7

17 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) TIM POKJANIS RPKPP PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Laporan Akhir I -8

18 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Laporan Akhir I -9

19 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 1.5. KEDUDUKAN RPKPP Dalam penyelenggaraannya, SPPIP dan RPKPP ini merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pengembangan dan pembangunan kota secara keseluruhan. SPPIP dan RPKPP menjadi alat sinkronisasi berbagai perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang ada terutama dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.berdasarkan hal tersebut, maka dapat dilihat bahwa SPPIP merupakan acuan bagi kebijakan dan strategi pembangunan sektoral yang terkait dengan permukiman dan infrastruktur perkotaan, seperti sistem sanitasi, persampahan, jalan, dan perumahan. Selain itu, dalamkaitannya dengan rencana makro pembangunan kota, SPPIP ini didudukan sebagai penterjemah arahpengembangan dan pembangunan kota yang terdapat dalam RPJP, RPJM, maupun RTRW untukpembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Adapun untuk RPKPP, lebih didudukansebagai alat operasionalisasi dari SPPIP dalam skala kawasan permukiman prioritas. SPPIP ini merupakan terjemahan arahan pengembangan dan pembangunan kota untukpembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan selama jangka waktu 20 tahun sebagaimanaarahan dalam RTRW dan RPJPD. Adapun untuk lima tahun pertama didasarkan pada arahan dalamrpjmd dan KSPD. Sedangkanlima tahun pertama dalam SPPIP akan menjadi acuan bagi penyusunanrpkpp dan RPIJM. Ilustrasi kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunankota terdapat pada Gambar 1.1. Selain itu, secara khusus, dalam kaitannya dengan RPIJM yang dikeluarkan oleh Direktorat JenderalCipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, SPPIP dan RPKPP ini juga akan menjadi penjembatandengan RPIJM bidang cipta karya. SPPIP akan menjadi acuan kebijakan dan program investasibidang cipta karya yang tertuang dalam RPIJM, sedangkan RPKPP akan menjadi alatoperasionalisasi RPIJM sebagaimana yang ditampilkan dalam Gambar 1-2. Dalamhal ini, program lima tahunan yang dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalampenyusunan program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaannya di dalam RPIJM. Adapunprogram, indikasi Laporan Akhir I -10

20 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM tersebut akan dirinci dalamprogram dan kegiatan yang terukur dari sisi volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritasrpkpp. Gambar 1-3 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan KotaJM Laporan Akhir I -11

21 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Gambar 1-4 Keterkaitan Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan RPKPP Laporan Akhir I -12

22 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 1.6. RANGKUMAN PROSES PENYUSUNAN RPKPP Gambar 1-5 Rangkaian Kegiatan Penyusunan RPKPP Laporan Akhir I -13

23 IRPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 1.7. PENYAJIAN DOKUMEN BAGIAN 1. PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan tentanglatar Belakang, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup serta Kedudukan RPKPP dan sistimatika Penyajian Dokumen. BAGIAN 2.GAMBARAN UMUMWILAYAH KABUPATEN DAN KAWASAN PRIORITAS SPPIP Bagian ini menjelaskan tentanggambaran Umum Kabupaten Tanjung JAbung Barat, Profil Kawasan, Profil Infrastruktur Kawasan, Potensi dan Persoalan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Kawasan. BAGIAN 3.KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Bagian ini menjelaskan mengenaibeberapa kebijakan Pemrintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang dijadikan dasar Penyusunan SPPIP dan RPKPP, sehingga priduk yang dihasilkan nantinya sesuai dengan arahan kebijakan pemerintah daerah. BAGIAN 4. KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN Bagian ini menjelaskan mengenaikonsep Pembangunan danrencana Pembangunan. BAGIAN 5. RENCANA DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PEMBANGUNAN TAHAP 1 Bagian ini berisikan tentangrencana kegiatan pembangunan tahap 1 dan DED. Laporan Akhir I -14

24 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN DAN Bab 02 KAWASAN PRIORITAS SPPIP Laporan Akhir II -1

25 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat Kondisi Geografis Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Jambi, dengan Ibukotanya Kuala Tungkal. Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 1.485,36 km 2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Jambi. Kota Kuala Tungkal terletak di sebelah timur laut kota Jambi (Ibukota Propinsi Jambi), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa, dengan pembagian administrasi seperti Tabel 2.1. berikut di bawah ini. Tabel 2.1. Pembagian Administrasi dan luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Jumlah Kelurahan Jumlah Desa 1 Tungkal Ilir Seberang Kota Bram Itam Tungkal Ulu Tebing Tinggi Batang Asam Merlung Renah Mendaluh Muara Papalik Betara Kuala Betara Pengabuan Senyerang Jumlah 9 61 Tanjung Jabung Barat adalah salah satu kabupaten yang terletak di Pantai Timur Provinsi Jambi, tepatnya antara 0 O 53' O 41' 00 Lintang Selatan dan 103 O 23' O 21' 00 Bujur Timur. Batas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat : Sebelah Utara : Provinsi Riau dan Laut Cina Selatan; Laporan Akhir II -2

26 Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Batang Hari; : Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tebo; : Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Selat Berhala. Secara lebih rinci dapat terlihat seperti pada Peta 2.1. berikut di bawah ini Curah Hujan Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak jauh berbedadengan keadaan iklim di wilayah Provinsi Jambi.Berdasarkan klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson, iklim di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah Type Afa, yaitu type iklim hujan tropis. Suhu udara rata-rata 29,9º C, suhu udara maksimum mencapai 32º C dan suhu udara minimum 21º C. Curah hujan tahunan rata - rata berkisar antara mm pertahun. Berdasarkan data tahun 2009, curah hujan bulanan rata-rata adalah 186,54 mm dan rata-rata hujan bulanan 9,7 hari. Distribusi curah hujan bulanan secara umum merata sepanjang tahun dengan bulan basah terjadi pada bulan Nopember-Januari sedangkan bulan kering umumnya jatuh pada bulan Mei-Juni Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 kecamatan, 56 desa dan 14 Kelurahan. Kecamatan yang ada di Tanjung Jabung Barat antara lain : Kecamatan Tungkal Ilir, Seberang Kota, Bram Itam, Tungkal Ulu, Tebing Tinggi, Batang Asam, Merlung, Renah Mendaluh, Muara Papalik, Betara, Kuala Betara, Pengabuan dan Senyerang. Laporan Akhir II -3

27 Peta 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Laporan Akhir II -4

28 Peta 2.2. Peta Curah Hujan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Laporan Akhir II -5

29 Hidrologi Kondisi hidrologi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sangat beragam baik itudari sungai dan DAS maupun air permukaan dan air tawar. a. Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sebagian wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan bagian darikawasan pantai Timur Sumatera yang ditunjukan dengan ciriciritenggelamnya dataran rendah dibawah permukaan pada zaman Kuarter Tua.Oleh sebab itu daerah ini agak datar dan keadaan tata airnya dikendalikanoleh gradien sungai sehingga drainase terhambat dengan akibatpenggenangan yang luas dan bersifat permanen. Beberapa sungai yang relatif besar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat semuanya bermuara ke Selat Berhala yaitu: Sungai Pengabuan, Sungai Pangkal Duri, Sungai Betara, dan beberapa sungai kecil lainya. Sesuai dengan karakteristik wilayah dan letak Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berbatasan langsung dengan laut, maka masing-masing sungai mempunyai sistem yang khas baik ditinjau dari daerah asal, pola drainase maupun kualitas airnya. Masing-masing sistem sungai tersebut adalah sebagai berikut: Sistem perairan hulu, terbentuk dari sungai-sungai yang berasal dari daerah perbukitan berlitologi kompleks. Sungai utama pada sistem ini adalah Sungai Pengabuan dan Sungai Pangkal Duri yang merupakan berdasarkan sistem sungai tersebut maka di Kabupaten Tanjung Barat terdapat tiga sistem daerah aliran sungai (DAS) yaitu : DAS Sungai Pengabuan, DAS Sungai Pangkal Duri dan DAS Sungai Betara. Terdapatnya beberapa sistem aliran sungai di daerah ini menyebabkan perbedaan terhadap potensi wilayah terdapat pada DAS.Pada daerah yang dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhulu pada daerah perbukitan dan pegunungan mempunyai potensi yang baik bagi pengembangan pertanian, hal ini karena sungai-sungai mengangkut sedimen aluvial yang berasal dari erosi formasi batuan tersier dibagian atas. Sementara daerah yang berbeda Daerah Aliran Sungai (DAS) kecil yang berasal dari daerah bergambut dimana kondisi tanah sangat miskin unsur hara akan kurang berpotensi bagi pengembangan pertanian. Sedang daerah yang berada diantara ketiga sistem tersebut memiliki potensi sedang bagi pengembangan pertanian.penyebaran masing-masing Daerah Aliran Sungai. Laporan Akhir II -6

30 b. Air Permukaan dan Air Tawar Kondisi air permukaan dan air tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Bara dipengaruhi oleh musim dan fluktuasi pasang surut. Pada saat musim penghujan fluktuasi air tanah dan permukaan akan tinggi sehingga menyebabkan dibeberapa tempat terjadi genangan atau banjir sedangkan pada saat kemarau dimana air sungai rendah dan terjadi penyusupan air laut jatuh ke wilayah pedalaman Kerawanan bencana Kabupaten Tanjung Jabung Barat mempunyai 2 jenis kerawanan bencana, yaitu rawan banjir dan rawan kebakaran.daerah kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat mempunyai kerawanan terhadap banjir serta kebakaran.peta kerawanan bencana seperti pada Peta 2.4.berikut ini Potensi Kabupaten Tanjung Jabung Barat mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Pertanian yang dimiliki Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan.lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Untuk membangun Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berbasis pertanian dengan orientasi Agribisnis dan Agroindustri yang bermuara pada Ekonomi Kerakyatan, maka kabupaten ini dibagi dalam 3 (tiga) wilayah berdasarkan ketersediaan sumberdaya air sebagai berikut: 1. Wilayah Basah, di wilayah ini dikembangkan padi, sayur-sayuran, palawijaya tambak/kolam keramba dan pengembangan peternakan unggas, terutama bebek. Kebijakan yang diambil program Sejuta Bebek. 2. Wilayah Basah/Kering, pengembangan padi, palawijaya termasuk sayursayuran dan ternak seperti kambing dan ayam. Kebijakan yang diambil adalah meningkatkan produksi yang dihasilkan menjadi penyanggah daerah yang kita sebut juga Wilayah Penyanggah Ketahanan Pangan. Laporan Akhir II -7

31 3. Wilayah Kering, pengembangan ternak besar dan perkebunan. Kebijakan yang diambil untuk pengembangan usaha Agro Ekonomi dan sekaligus Agroindustri yang kita sebut juga wilayah Agro Ekonomi dan Agroindustri. Laporan Akhir II -8

32 Peta 2.3. Peta Hidrologi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Laporan Akhir II -9

33 Peta 2.4. Peta Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Tanjung Jabung Barat Laporan Akhir II -10

34 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan hutan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, mencakup jenispenggunaan kawasan hutan produksi, hutan produksi terbatas, hutan lindunggambut, cagar alam dan Taman Nasional.Dalam pengelolaannya kawasan hutan yang ada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat termasuk dalam hutan Negara. Untuk kawasan hutan, Hutan produksi mempunyai areal terluas yaitu ,70 Ha atau 36,78 % dari luas Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sedangkan untuk Kawasan yang Terbangun meliputi penggunaan lahan sektor pertanian antara lain Kebun Kelapa dalam seluas Ha (6.86 %), Kebun Kelapa Sawit seluas Ha (7,21%), Kebun Karet seluas 22,755 Ha 4,54%).dan Sawah seluas Ha (6,23%). Dari data yang diperoleh jenis penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2009, dapat dibedakan kedalam Kawasan Hutan dan Kawasan Terbangun Sosial Budaya Pada tahun 2009 jumlah sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Tanjung Jabung Barat meliputi Rumah Sakit Umum sebanyak 1 Unit, puskesmas sebanyak 16 Unit, dan Pukesmas Pembantu sebanyak 70 Unit, Disamping penyediaan sarana kesehatan terdapat tenaga medis yaitu 49 orang dokter yang terdiri dari 35 dokter umum, 7 orang dokter gigi, dokter spesialis kandungan dan anak 2 orang. Dan 152 orang bidan serta 83 tenaga medis lainnya. Untuk sektor budaya, Kondisi kehidupan dan aktivitas budaya dan kesenian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat secara umum masih berjalan baik, terlihat dari upaya dan kegiatan masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan budaya dan kesenian yang ada. Bahkan juga tampak adanya upaya untuk menggali kembali budaya dan kesenian yang hampir punah, serta upaya kaderisasi kepada generasi muda. Sarana peribadatan dikabupaten Tanjung JabungBarat sangat beragamjenisnya, mayoritas penduduk dikabupaten Tanjung JabungBarat merupakan penganutagama islam sebesar 98,69%, kemudian agamakristen Laporan Akhir II -11

35 (Protestan dan Katolik) sebesar 0,99% sedangkan sebagian kecilpenganut agama Hindu dan Budha. Peta 2.5. Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Laporan Akhir II -12

36 2.1.9.Kependudukan Jumlah penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan namun jumlahpenduduk yang besar jika tidak diikuti dengan peningkatan kualitasnya justrudapat menjadi beban pembangunan.oleh karena itu masalah kependudukan harus mendapat perhatian yang serius, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai modal pembangunan. Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat (angka sementara) adalah jiwa yang terdiri dari orang penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Kecamatan Tungkal Ilir merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu berjumlah orang diikuti dengan Kecamatan Tebing Tinggi sebanyak orang.kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Seberang Kota yaitu sebanyak orang.perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan atau sex ratio di kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah sebesar 108, yang artinya dari 108 penduduk laki-laki terdapat 100 penduduk perempuan.dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tidak ada sex ratio-nya di bawah 100.Sehingga di setiap kecamatan tersebut jumlah perempuan selalu lebih rendah dari jumlah laki-laki.sex ratio tertinggi terdapat di kecamatan Muara Papalik yaitu sebesar 108, dan yang terendah di Kecamatan Tungkal Ilir sebesar 102. Dengan luas wilayah 5.009,82 Km2 yang didiami orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah 56 jiwa/km2. kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatannya adalah kecamatan Tungkal Ilir yaitu 675 jiwa/km2, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Batang Asam yakni 23 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan hasil SP2010 adalah sebesar rumah tangga. Dengan jumlah penduduk sebesar jiwa, maka rata-rata banyaknya anggota rumah tangga dalam satu rumah tangga adalah sebesar 3,91 orang. Laporan Akhir II -13

37 2.2 Kawasan Prioritas Menurut SPPIP Didalam Dokumen SPPIP, bahwa kawasan prioritas di perkotaan Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah sebanyak 3 kawasan prioritas yaitu: 1. Prioritas I (Kampung Nelayan di Kelurahan Tungkal II), 2. Prioritas 2 (Manunggal di Kelurahan Tungkal II). 3. Prioritas 3 (Desa Pembengis di Kecamatan Bram Itam). Untuk melihat kondisi (profile) masing-masing kawasan prioritas, akan diuraikan pada sub bab berikut Kawasan Prioritas I (Kampung Nelayan) Pada sub bab ini akan membahas kondisi (profile) kawasan prioritas 1Kampung Nelayan yang akan dijabarkan sebagai berikut : Kawasan Prioritas I ( Kampung Nelayan), memiliki luas wilayah sebesar lebih Kurang 58 ha. Dengan batas-batas Wilayah sebagai berikut : Batas sebelah utara : Sungai Pangabuan Batas sebelah Selatan: Kelurahan Tungkal II Batas sebelah Barat: Desa Tungkal I Batas sebelah Timur: Kelurahan Tungkal III Adapun batas-batas secara lebih jelas akan disajikan pada Gambar 2.1 Kawasan prioritas I Kampung nelayan Kota Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat, merupakan kawasan yang mempunyai historis yang sangat menarik untuk diungkap, adapun pembahasan ini akan meliputi beberapa aspek antara lain adalah : 1. Aspek Historis Dilihat dari historis perkampungan nelayan merupakan cikal bakal terjadinya permukiman yang terdapat di Kota Kuala Tungkal, hal ini dikarenakan kampung ini merupakan tempat persinggahan para nelayan dari berbagai tempat yang berprofesi sebagai nelayan. Mengingat lokasinya terdapat di pinggiran Sungai Pangabuan dan diatas air sehingga bentuk bangunan/rumah berkonstruksi panggung. Laporan Akhir II -14

38 Gambar 2.1 Batas Kawasan Prioritas I Kampung Nelayan Laporan Akhir II -15

39 Selain itu masyarakat kampung nelayan pada awalnya menggunakan sungai yang ada sebagai prasarana transportasi. 2. Aspek Fisik dan Geografi Berdasarkan kajian lapangan, aspek fisik dan geografi kawasan ini merupakan kawasan pasang-surut dari Sungai Pangabuan yang dipengaruhi oleh pasangsurut air laut pada muara sungai tersebut. Dengan kondisi demikian, maka perlu adanya pembangunan yang bersifat khususyang dapat diterapkan pada kawasan perkampungan nelayan ini. Daya dukung tanah kawasan ini sangat rendah mengingat tanah yang terdapat dibawah perkampungan ini merupakan tanah liat, yang mempunyai erosi sangat tinggi, serta kekerasannyapun sangat rendah (lembek). Namun jika dilihat dari Laporan Akhir II -16

40 nilai strategis kawasan ini dapat dikatakan sangat strategis karena berada pada muara sungai pangabuan yang langsung berinteraksi dengan laut lepas. Dari kondisi lokasi yang ada, kawasan ini merupakan tempat pembudidayaan hutan mangroove, dimana hasil dari pada budidaya ini disamping memberikan manfaatuntuk lingkungan juga bermanfaat sebagai salah satu peningkatan ekonomi melalui industri kecil (home Industri) yang menghasilkan sirup magroove. 3. Aspek Ekonomi Kawasan Prioritas I Kampung nelayan dilihat dari segi perekonomian merupakan pusat kegiatan pasar ikan yang jangkauan pelayanannya sekabupaten Tanjung Jabung Barat, terutama dalam koomoditi perikanan laut, selain itu kawasan ini sebagai sentra industri pengolahan ikan dan home industri pengolahan sirup dari buah mangroove yang terkenal dengan sebutan Sirup Pedade. Perdagangan Jasa yang terdapat dikawasan ini jika dilihat dari lokasinya dapat diakses dari darat dan laut, sehingga pertumbuhan kawasan ini sangat cepat. 4. Aspek Budaya Perrmukiman Kampung Nelayan pada awalnya dihuni oleh komunitas Suku Duano, suku ini merupakan komunitas yang tinggal di atas air (hidup di air), dimana dominan interaksinya melalui air dan bermata pencaharian dari laut dan sungai. Suku Duano ini memiliki budaya tarian yang sering dipertunjukkan pada ajang festifal daerah dan ini perlu adanya upaya dari pemerintah untuk melestarikan budaya yang ada. Laporan Akhir II -17

41 5. Aspek Pemerintahan Kelurahan Kampung Nelayan (prioritas I) merupakan kelurahan hasil pemekaran dari kelurahan induk Kelurahan Tungkal II, secara adminiatrasi kelurahan ini sudah jelas batas-batasnya namun secara legalitas masih dalam proses oleh pemerintah setempat. 6. Aspek Keciptakaryaan a. Perumahan Kondisi perumahan pada kawasan ini sangat rapat dan banyak yang tidak mengindahkan sempadan sungat/parit yang terdapat dilingkungan ini, dampak dari kondisi tersebut akan memberikan kesan kumuh dan menimbulkan rawan kebakaran. Perumahan yang ada banyak dihuni oleh Suku Duano yang memiliki pola hidup tersendiri (sebagian besar sebagai nelayan antar pulau). b. Jalan Kondisi jalan pada kawasan ini pada umumnya kurang baik, dilihat dari segi fisik (terbuat dari Kayu) maupun dari segi dimensinya yang sangat sempit (1 sampai 1,5 meter), sehingga menyulitkan bila ada kendaraan yang saling perpapasan. c. Drainase Kawasan Kampung Nelayan ini belum memiliki sistem drainase, baik yang terdapat dibantaran sungai pangabuan ataupun yang terdapat di atas permukaan tanah. d. Air Minum Kebutuhan akan air minum pada kawasan ini msyarakat masih menggunakan air isi ulang, hal ini disebabkan belum adanya layanan air minum yang berasal PDAM. Untuk kebutuhan air bersihnya masyarakat masih mengandalkan PAH (Penampungan Air Hujan). e. Sanitasi Pada sektor sanitasi, kawasan ini masih belum ada sistem sanitasi yang baik. Saat ini masyarakat membuang limbah domestiknya langsung ke sungai ataupun ke daerah genangan yang terdapat di bawah bangunan rumah. f. Persampahan Laporan Akhir II -18

42 Untuk sistem persampahan dikawasan ini masih belum ada, dan masarakat untuk membuang sampah dilakukan langsung dibuang kesungai, sehingga pada kawasan ini menimbulkan aroma bau yang tidak sedap Kawasan Prioritas 2 (Manunggal) Kawasan prioritas 2 merupakan kawasan yang telah tertata dan perumahannya adalah landed (tidak diatas air) berbeda dengan kampung nelayan. Kondisi fisik dasar Kawasan ini adalah landai, sehingga memudahkan untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman. Untuk sarana dan prasarana penunjang yang telah ada dikawasan ini akan diuraikan sebagai berikut. a. Perumahan Lokasi Perumahan yang terdapat di kawasan prioritas 2 mempunyai akses yang tinggi terhadap pusat kegiatan ekonomi (pusat Kota), kawasan ini merupakan permukiman yang sudah tertata dan sebagian besar warga merupakan PNS. b. Jalan Kawasan permukiman di prioritas 2 ini telah memiliki jaringan jalan yang cukup baik dan membentuk pola grid, namun pada beberapa ruas jalan masih terlihat adanya jalan yang kondisi perkerasannya rusak. Hal ini dapat mengurangi nilai akses yang ada. c. Drainase Kawasan ini sebagian besar belum memiliki sistem jaringan drainase yang baik, hal ini terlihat dengan masih adanya beberapa ruas jalan yang tidak memiliki jaringan drainase, bahkan ada jaringan drainase yang tidak terintergrasi. d. Air Minum Kawasan prioritas 2 manunggal sebagian besar telah terlayani oleh jaringan Air Minum yang berasal dari PDAM, namun layanan PDAM ini masih belum mengalir selama 24 jam, sehingga perlu adanya peningkatan pelayanan baik dari segi kapasitas debit maupun dari perluasan jaringan. e. Sanitasi Laporan Akhir II -19

43 Terkait dengan sanitasi lingkungan yang terdapat di kawasan permukiman prioritas 2 (manunggal), sebagian besar telah miliki sanitasi, hal ini karena lingkungan permukiman yang ada merupakan kawasan permukiman yang telah tertata dan dibangun oleh developer (BTN). Sehingga untuk sanitasi lingkungan pada kawasan ini tidak meimbulkan permasalahan lingkungan. f. Persampahan Sistem persampahan yang terdapat pada kawasan manunggal sampai dengan saat ini dapat dikatakan masih kurang memadai, hal ini karena masih ada penduduk yang membuang sampah sembarangan karena pelayanan sampah yang dikelola oleh dinas kebersihan belum optimal Kawasan Prioritas 3 (Pembengis) Kawasan prioritas 3 adalah Desa Pembengis termasuk dalam wilayah Kecamatan Bram Itam, luas wilayah ini adalah 18,17 km2. Kawasan ini memiliki ketinggian berkisar 1 1,5 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 3 %. Jumlah Rumah yang ada di desa ini adalah sebanyak 649 unit dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa, sehingga kepadatan penduduknya mencapai 153 jiwa/km2. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan prioritas 3 (pembengis) memiliki kepadatan sangat rendah. Profil kawasan prioritas 3 ini merupakan kawasan pengembangan perkantoran baru, kawasan terbangun terdapat disepanjang jalan utama (linier) dan kawasan ini diarahkan untuk pengembangan permukiman perkotaan Kuala Tungkal. Dari segi prasarana transportasi, kawasan ini dilalui oleh jalan Nasional dan jalan-jalan lingkungan yang ada masih kurang memadai karena dimensinya masih belum memenuhi peraturan perundangan. Selain itu jalan-jalan lingkungan yang ada tidak dilengkapi dengan drainase. Laporan Akhir II -20

44 Untuk layanan air minum, dikawasan ini belum terlayani oleh PDAM, sehingga masyarakat masing menggunakan air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Persampahan dan sanitasi lingkungan pada kawasan ini masih belum tersedia, sehingga dalam pengelolaanya masih menggunakan sistem konvensional. Laporan Akhir II -21

45 2.3 KAJIAN MIKRO KAWASAN PRIORITAS Pembagian Blok Kawasan Prioritas 1 Berdasarkan karakteristik dan tipologi Kawasan Prioritas 1 diindikasikan terdapat beberapa blok kawasan yang memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga memiliki potensi dan permasalahan yang berbeda pula. Berdasarkan pengamatan lapangan dan hasil analisis, maka ditetapkan bahwa pada Kawasan Prioritas 1 akan dibagi menjadi 8 blok kawasan. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian blok di kawasan Prioritas 1 dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. Laporan Akhir II -22

46 Laporan Akhir II -23

47 2.3.2 Potensi dan Permasalahan Blok 1 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada KawasanPrioritas (BLOK 1) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Terdapat kawasan yang dihuni oleh suku Duano yang kehidupan sehari-harinya berprofesi sebagai nelayan. Terdapat bangunan pemecah gelombang yang dapat mengurangi dampak akibat gelombang. Bisa menggunakan transportasi sungai dan jalan (darat) 2 Sungai Sungai Pangabuan dimanfaatkan penduduk sebagai akses menuju kawasan lain dan juga akses menuju laut Memiliki potensi perikanan yang dapat menunjang perekonomian penduduk dan juga untuk konsumsi Sebagai sarana transportasi dan dermaga perahu dan kapal 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan konstruksi beton dan kayu, dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua Jalan lingkungan pada telah terhubung dengan jalan utama Ada 67 unit bangunan rumah di bantaran sungai Pangabuan Seluruh bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Bagian belakang rumah menghadap sungai, sehingga limbah rumah tangga sebagian besar dibuang ke sungai Kondisi sanitasi yang kurang baik, mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Lahan pengembangan permukiman sangat terbatas Air sungai tidak dapat dikonsumsi Menyulitkan dalam penyediaan sarana dan prasarana permukiman. Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Laporan Akhir II -24

48 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum pada Kampung Nelayan cukup tinggi 5 Drainase Air sungai dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan air 6 Air Limbah Sebagian penduduk mamanfaatkan saluran alami untuk membuang limbah cair 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Potensi timbulan sampah meningkat seiring dengan semakin tingginya kegiatan perkeonomian penduduk 8 Penataan Bangunan Tingkat pertumbuhan penduduk dan bangunan cukup tinggi Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Kawasan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM. Tidak ada saluran drainase Semua bangunan rumah tangga tidak memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Kondisi perumahan belum tertata dengan baik Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Kerapatan bangunan di sekitar sempadan sungai sangat rapat Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Laporan Akhir II -25

49 Laporan Akhir II -26

50 2.3.3 Potensi dan Permasalahan Blok 2 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada KawasanPrioritas (BLOK 2) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Orientasi permukiman kearah jalan Bisa menggunakan transportasi sungai dan jalan (darat) Sedikit perumahan yang berada ditepi sungai/parit 2 Sungai Sungai Pangabuan dimanfaatkan penduduk sebagai akses menuju kawasan lain dan juga akses menuju laut Memiliki potensi perikanan yang dapat menunjang perekonomian penduduk dan juga untuk konsumsi Sebagai sarana transportasi dan dermaga perahu dan kapal 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan konstruksi aspal, dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua Terdapat jalan utama kawasan (jalan kolektor). Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Lahan pengembangan permukiman sangat terbatas Air sungai tidak dapat dikonsumsi Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Sebagian jalan lingkungan kondisinya kurang baik Terdapat penyempitan jalan kolektor menuju kawasan pelabuhan 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum cukup tinggi Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Kawasan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM. 5 Drainase Air sungai dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan air Saluran drainase masih tercampur dengan air limbah rumah tangga. Laporan Akhir II -27

51 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN Drainase jalan kolektor cukup baik 6 Air Limbah Sebagian penduduk mamanfaatkan saluran alami dan saluran drainase yang ada untuk membuang limbah cair 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Potensi timbulan sampah meningkat seiring dengan semakin tingginya kegiatan perkeonomian penduduk 8 Penataan Bangunan Tingkat pertumbuhan penduduk dan bangunan cukup tinggi Penataan bangunan dan lingkungan sangat mungkin dilakukan karena masih terdapat lahan kosong Penataan kawasan wisata (Ancol) ditunjang dengan hasil perikanan, Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Belum ada penataan kawasan, perlu dilakukan lebih awal untuk menjaga kawasan agar tidak berkembang tanpa penataan. Laporan Akhir II -28

52 Laporan Akhir II -29

53 2.3.4 Potensi dan Permasalahan Blok 3 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada KawasanPrioritas (BLOK 3) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Bisa menggunakan transportasi sungai dan jalan (darat) Lahan pengembangan perumahan masih cukup tersedia Lokasi ini berdekatan dengan pusat kegiatan perdagangan yang memiliki akses yang cukup tinggi. Sebagian rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Kondisi sanitasi yang kurang baik, mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi 2 Sungai Sungai Pangabuan dimanfaatkan penduduk sebagai akses menuju kawasan lain dan juga akses menuju laut Sebagai sarana transportasi dan dermaga perahu dan kapal 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan konstruksi beton dan kayu, dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua Jalan lingkungan pada telah terhubung dengan jalan utama Air sungai tidak dapat dikonsumsi Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap sebagian wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga Laporan Akhir II -30

54 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum pada Kampung Nelayan cukup tinggi 5 Drainase Air sungai/parit dapat dijadikan sebagai tempat pembuangan air 6 Air Limbah Sebagian penduduk mamanfaatkan alami untuk membuang limbah cair 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Potensi timbulan sampah meningkat seiring dengan semakin tingginya kegiatan perkeonomian penduduk 8 Penataan Bangunan Tingkat pertumbuhan penduduk dan bangunan cukup tinggi menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan lingkungan Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Kawasan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM. Tidak ada saluran drainase Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Pembuangan air hujan dan limbah rumah tangga ke daerah genangan. Semua bangunan rumah tangga tidak memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai dan daerah genangan Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai/parit Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Kondisi perumahan belum tertata dengan baik Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki Laporan Akhir II -31

55 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN Ciri khas bangunan permukiman nelayan sebagai daya tarik kawasan Penataan kawasan dapat meningkatkan daya tarik kawasan menjadi kawasan wisata izin bangunan Kerapatan bangunan di sekitar sempadan sungai sangat rapat Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Laporan Akhir II -32

56 Laporan Akhir II -33

57 2.3.5 Potensi dan Permasalahan Blok 4 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada Kawasan Prioritas (BLOK 4) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Lokasi ini berdekatan dengan pusat kegiatan perdagangan yang memiliki akses yang cukup tinggi. Berada pada jalur parit (sungai), memudahkan transportasi sungai. Ada 22 unit bangunan rumah di bantaran Parit A Ada 18 unit bangunan rumah di bantaran Parit B Seluruh bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. 2 Sungai Sebagai sarana transportasi dan dermaga perahu dan kapal 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan perkerasan beton dan hanya dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua Jalan lingkungan pada Kampung Nelayan telah terhubung dengan jalan utama 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum pada Kampung Nelayan cukup tinggi Air sungai tidak dapat dikonsumsi Menyulitkan dalam penyediaan sarana dan prasarana permukiman. Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan lingkungan Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Kawasan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM. Laporan Akhir II -34

58 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 5 Drainase Terdapat saluran drainase alami (parit) yang dapat dipergunakan sebagai outlet 6 Air Limbah Sebagian penduduk menggunakan salurain drainase alami (sungai) untuk membuang limbah cair Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Jalan lingkungan yang kondisinya banyak yang rusak dan sempit dan tidak memiliki drainase. Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai (parit) 8 Penataan Bangunan Tingkat pertumbuhan penduduk dan bangunan di Kampung Nelayan cukup tinggi Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Kerapatan bangunan di sekitar sempadan sungai sangat rapat Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan mengguunakan bahan dari kayu Laporan Akhir II -35

59 Laporan Akhir II -36

60 2.3.6 Potensi dan Permasalahan Blok 5 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada KawasanPrioritas (BLOK 5) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Letak permukiman dekat dengan pusat kegiatan Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Lokasi ini berdekatan dengan pusat kegiatan perdagangan yang memiliki akses yang cukup tinggi. Terdapat lahan yang masih kosong untuk pengembangan perumahan 2 Sungai Sebagian kecil penduduk memanfaatkan Sungai Pangabuan sebagai akses menuju kawasan lain dan juga akses menuju laut 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan perkerasan beton dan hanya dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua Jalan lingkungan telah terhubung dengan jalan utama Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Air sungai tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap sebagian wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga oleh sebagian penduduk Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan lingkungan Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Lebar jalan lingkungan relatif kurang memenuhi standar dan sulit dilalui bila kendaraan roda dua berpapasan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum cukup tinggi Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Laporan Akhir II -37

61 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 5 Drainase Sungai/parit dapat dijadikan sebagai saluran drainase untuk air hujan maupun pembuangan air limbah rumah tangga 6 Air Limbah Sebagian penduduk menggunakan salurain drainase alami (sungai) untuk membuang limbah cair Belum seluruhnya terjangkau oleh pelayanan PDAM. Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Belum ada saluran drainase, pembuangan air ke lahan kosong yang lebih rendah Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai 8 Penataan Bangunan Ciri khas bangunan permukiman nelayan sebagai daya tarik kawasan Penataan kawasan dapat meningkatkan daya tarik kawasan menjadi kawasan wisata Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan mengguunakan bahan dari kayu Laporan Akhir II -38

62 Laporan Akhir II -39

63 2.3.7 Potensi dan Permasalahan Blok 6 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada KawasanPrioritas (BLOK 6) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Masih terdapat lahan untuk pengembangan permukiman 2 Sungai Kawasan berada pada pertemuan parit dengan Sungai Pengabuan sebagai sarana transportasi air Memiliki potensi perikanan yang dapat menunjang perekonomian penduduk dan juga untuk konsumsi Terdapat kawasan PPI dan juga processing hasil perikanan Sungai Pangabuan dimanfaatkan penduduk sebagai akses menuju kawasan lain dan juga akses menuju laut 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan perkerasan beton dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua dan juga mobil Jalan lingkungan telah terhubung dengan jalan utama Dilalui oleh Jalan Kolektor sekunder dan berdekatan Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Seluruh bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Fisik wilayah sebagian besar ± 60% merupakan rawa dan genangan, sedangkan sisanya 40% berupa lahan kering Air sungai tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Kondisi jalan rusak, bergelombang, sebagian tergenang pada lokasi tertentu pada saat air laut/sungai pasang Laporan Akhir II -40

64 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN dengan kawasan pelabuhan. Dilengkapi dengan adanya jembatan menuju pelabuhan 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum pada kawasan cukup tinggi Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. 5 Drainase Terdapat saluran drainase alami (sungai/parit) yang dapat dipergunakan sebagai outlet Terdapat saluran drainase pada jalan utama 6 Air Limbah Sebagian penduduk menggunakan salurain drainase alami (sungai) untuk membuang limbah cair Belum seluruhnya terjangkau oleh pelayanan PDAM. Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Sebagian kecil kawasan memiliki saluran drainase namun tidak terintegrasi Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Kondisi drainase di jalan utama tidak baik, sering terjadi genangan di badan jalan pada saat air laut/sungai pasang Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan Laporan Akhir II -41

65 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 8 Penataan Bangunan Tingkat pertumbuhan penduduk dan bangunan di Kampung Nelayan cukup tinggi Kerapatan bangunan disekitar jalan utama masih belum terlalu rapat sampah Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Laporan Akhir II -42

66 Laporan Akhir II -43

67 2.3.8 Potensi dan Permasalahan Blok 7 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada KawasanPrioritas (BLOK 7) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Masih terdapat lahan untuk pengembangan permukiman 2 Sungai Sungai/parit dapat dijadikan sebagai sarana transportasi air Sebagai outlet pembuangan air hujan/drainase kawasan 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan perkerasan beton dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua dan juga mobil. Selain itu terdapat juga jalan lingkungan dengan konstruksi kayu, hanya dapat dilalui kendaraan roda dua Jalan lingkungan telah terhubung dengan jalan utama Dilalui oleh Jalan Kolektor sekunder dan berdekatan dengan kawasan pelabuhan. Fisik wilayah sebagian besar ± 60% merupakan rawa dan genangan, sedangkan sisanya 40% berupa lahan kering Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Air sungai/parit tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Kondisi jalan rusak, bergelombang, sebagian tergenang pada lokasi tertentu pada saat air laut/sungai pasang Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan Laporan Akhir II -44

68 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN Dilengkapi dengan adanya jembatan menuju pelabuhan lingkungan 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum pada kawasan cukup tinggi Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. 5 Drainase Terdapat saluran drainase alami (sungai/parit) yang dapat dipergunakan sebagai outlet Terdapat saluran drainase pada jalan utama 6 Air Limbah Sebagian penduduk menggunakan salurain drainase alami (sungai) untuk membuang limbah cair Belum seluruhnya terjangkau oleh pelayanan PDAM. Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Sebagian kecil kawasan memiliki saluran drainase namun tidak terintegrasi Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Kondisi drainase di jalan utama tidak baik, sering terjadi genangan di badan jalan pada saat air laut/sungai pasang Kawasan yang berair/genangan dijadikan sebagai pembuangan drainase. Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai/parit dan daerah genangan Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Laporan Akhir II -45

69 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang 8 Penataan Bangunan Tingkat pertumbuhan penduduk dan bangunan di Kampung Nelayan cukup tinggi Kerapatan bangunan secara umum masih belum terlalu rapat Masih memungkinkan dilakukan penataan bangunan khususnya pada kawasan kepadatan rendah. Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Laporan Akhir II -46

70 Laporan Akhir II -47

71 2.3.9 Potensi dan Permasalahan Blok 8 Matriks Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pada KawasanPrioritas (BLOK 8) NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 1 Permukiman Aksesibilitas permukiman cukup mudah untuk di jangkau. Masih terdapat lahan untuk pengembangan permukiman 2 Sungai Kawasan berada pada pertemuan parit dengan Sungai Pengabuan sebagai sarana transportasi air Berdekatan dengan kawasan PPI dan juga processing hasil perikanan Sungai Pangabuan dimanfaatkan penduduk sebagai akses menuju kawasan lain dan juga akses menuju laut 3 Jalan Lingkungan Telah tedapat jalan lingkungan pada kawasan permukiman dengan perkerasan beton dapat dipergunakan oleh kendaraan roda dua dan juga mobil Jalan lingkungan telah terhubung dengan jalan utama Dilalui oleh Jalan Kolektor sekunder dan berdekatan dengan kawasan pelabuhan. Dilengkapi dengan adanya jembatan menuju kawasan Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Fisik wilayah sebagian besar ± 50% merupakan rawa dan genangan, sedangkan sisanya 50% berupa lahan kering Air sungai tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Kondisi jalan rusak, bergelombang, sebagian tergenang pada lokasi tertentu pada saat air laut/sungai pasang Laporan Akhir II -48

72 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN lain didalam kawasan prioritas 4 Air Minum Potensi pelanggan air minum pada kawasan cukup tinggi Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. 5 Drainase Terdapat saluran drainase alami (sungai/parit) yang dapat dipergunakan sebagai outlet Terdapat saluran drainase pada jalan utama 6 Air Limbah Sebagian penduduk menggunakan salurain drainase alami (sungai) untuk membuang limbah cair Belum seluruhnya terjangkau oleh pelayanan PDAM. Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Sebagian kecil kawasan memiliki saluran drainase namun tidak terintegrasi Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Kondisi drainase di jalan utama tidak baik, sering terjadi genangan di badan jalan pada saat air laut/sungai pasang Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik 7 Sampah Telah tersedia sarana TPS sederhana Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Laporan Akhir II -49

73 NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN 8 Penataan Bangunan Tingkat pertumbuhan penduduk dan bangunan di Kampung Nelayan cukup tinggi Kerapatan bangunan disekitar jalan utama masih belum terlalu rapat Penataan bangunan masih tidak terlalu sulit, khususnya pada kawasan kepadatan rendah/sedang Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Laporan Akhir II -50

74 Laporan Akhir II -51

75 POTENSI YANG ADA DI KAWASAN PERENCANAAN Saluran pembuangan dari mck C Hasil perikanan yang berlimpah, baik yang dapat langsung di jual, ataupun di proses untuk di jadikan produk makanan lainnya. B Sudah adanya sarana mck berasama, hanya saja kondisi bangunan dan saluran pembuangan yang masih langsung ke area sungai C A A Sudah adanya air bersih, hanya saja masih dikelola oleh perorangan dan distribusi yang masih terbatas. B HASIL OBSERVASI LAPANGAN POTENSI YANG ADA DI KAWASAN PERENCANAAN A B Sudah adanya hydrant disekitar kawasan perencanaan, yang disebarkan di beberapa titik rawan kebakaran. B A HASIL OBSERVASI LAPANGAN Laporan Akhir II -52

76 PERMASALAHAN YANG ADA DI KAWASAN PERENCANAAN Kondisi jalan rusak memperlambat pergerakan masyarakat dalam melakukan setiap kegiatan di area sekitar kampung nelayan. A Selain jalan yang rusak, saluran drainase juga belum tersedia. Sehingga air yang seharusnya dialirkan pada saluran drainase masih mengumpul di beberapa titik terendah area kampung nelayan. B C Jalan utama kondisi rusak berat, matrial jalan tanah berlubang Bangunan yang cukup padat, sehingga akses menuju ke bagian sungai utama terhalangi. A C B Jalan utama kondisi sangat baik, matrial jalan aspal HASIL OBSERVASI LAPANGAN PERMASALAHAN YANG ADA DI KAWASAN PERENCANAAN B Banyaknya pembangunan bangunan baru di atas sungai A A Membuang sampah belum pada tempatnya adalah salah satu masalah yang harus segera di tangani, B HASIL OBSERVASI LAPANGAN Laporan Akhir II -53

77 Laporan Akhir II -54

78 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KAJIAN KEBIJAKAN Bab PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN 03 INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Laporan Akhir III - 1

79 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 3.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN Dalam penataan ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat tujuan perencanaan ruang yaitu Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Untuk Mewujudkan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, Perikananm Pertanian dan Pertambangan yang berwawasan lingkungan. Sedangkan kebijakan dalam penataan ruang wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat meliputi: a. Perwujudan pembangunan yang merata dan berimbang dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah; b. Pemantapan sistem perekonomian perkotaan yang bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa; c. Perwujudan sistem perkotaan dan pusat distribusi yang mampu memacu pertumbuhan wilayah; d. Perwujudan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian kabupaten; e. Pengembangan dan pemanfaatan potensi perikanan secara optimal; f. Perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup; g. Perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten; h. Peningkatan dan pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan; dan i. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara. Strategi terkait dalam pembangunan perumahan dan infrastruktur perkotaan yang merupakan penjabaran dari kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu sebagai berikut : a. Strategi perwujudan pembangunan yang merata dan berimbang dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah yaitu mengembangkan pusat pusat kegiatan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dam keseimbangan perkembangan antar wilayah, memantapkan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah sekitarnya dan mendorong perkembangan kawasan agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah terutama dalam membuka daerah yang terisolir dan mencukupi kebutuhan wilayah yang bertetangga; Laporan Akhir III - 2

80 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT b. Strategi perwujudan sistem perkotaan dan pusat distribusi yang mampu memacu pertumbuhan wilayah yaitu mengembangkan Kota Kuala Tungkal sebagai kota modern untuk memicu pertumbuhan beberapa kawasan perkotaan lainnya, menjamin kawasan kawasan fungsional kota yang akan dikembangkan dengan sarana dan prasarana yang handal, menyiapkan dukungan prasarana dan sarana yang memadai dalam mendiring tumbuhnya kawasan perkotaan, menyiapkan dukungan prasarana dan sarana yang memadai dalam mendorong tumbuhnya kawasan perkotaan dan mempersiapkan sistem penyediaan perumahan dan permukiman yang handal guna mengantisipasi pertumbuhan kawasan perkotaan; c. Strategi perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten yaitu menata sistem transportasi yang membentuk sistem jaringan pergerakan antar pusat kegiatan dan wilayah pelayanannya, mengembangkan terminal angkutan penumpang, menata sistem transportasi kabupaten dengan simpul-simpul transportasi regional dan nasional, mengembangkan sistem transportasi kawasan perdesaan perkotaan, mengembangkan sistem irigasi yang menjamin tersediannya air sepanjang tahun, terutama untuk mengairi pertanian lahan basah, mengembangkan kawasan permukiman yang memiliki askesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang memadai dan mengoptimalkan fungsi prasarana lainnya berupa sistem energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem pengelolaan lingkungan hingga keseluruh wiayah Kabupaten. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, terdapat hirarki pusat pelayanan. Dalam hirarki pusat pelayanan wilayah, perkotaan Kuala Tungkal termasuk dalam Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan kawasan perkotaan fungsi sebagai pusat pertumbuhan utama dengan orientasi kegiatan berupa pemerintahan, perdagangan, transportasi dan pelayanan masyarakat serta sebagai pintu gerbang perdagangan ke luar wilayah Kabupaten dengan kelengkapan sarana dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Perkotaan Kuala Tungkal berfungsi sebagai pusat pemerintahan skala kabupaten, perdagangan da jasa skala regional, pusat kesehatan, pusat pemerintahan skala regional, pusat rekresi, pusat olahraga, pusat wisata dan simpul pelayanan transportasi. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanjung Jabung Barat perkotaan Kuala Tungkal berada pada Kecamatan Tungkal Ilir dan desa desa yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Wilayah yaitu Desa Tungkal IV Kota, Desa Tungkal II, Desa Tungkal III dan Desa Tungkal Harapan. Laporan Akhir III - 3

81 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten Tanjung Jabung Barat berfungsi : sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten; memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan Mengarahkan fungsi ruang agar dapat berlangsung harmonis dalam pemanfaatan ruangnya Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten; Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan Ketentuan peraturan perundang-undangan. Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dirumuskan dengan kriteria Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang; Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi; Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif; Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah: 1) perwujudan pembangunan yang merata dan berimbang dalam rangka mengurangi kesenjangan antar wilayah; a) mengembangkan pusat-pusat kegiatan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah; Laporan Akhir III - 4

82 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT b) memantapkan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan memantapkan c) PPK dan PPL dengan penyediaan sarana dan prasarana wilayah; d) mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar dapat kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya; dan e) mendorong perkembangan kawasan agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekomoni wilayah terutama dalam membuka daerah yang terisolir dan mencukupi kebutuhan wilayah yang bertetangga. 2) Strategi pemantapan sistem perekonomian perkotaan yang bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa meliputi: a) meningkatkan dan mengembangkan pusat pusat perdagangan dan jasa kawasan perkotaan; b) meningkatkan kualitas pasar tradisional yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pusat perdagangan dan jasa; c) meningkatkan dan mengembangkan kawasan strategis secara ekonomi sebagai pusat kegiatan wilayah penggerak kegiatan perdagangan dan jasa pada skala regional/wilayah; dan d) menciptakan iklim usaha dan peluang investasi yang kondusif. 3) Strategi perwujudkan sistem perkotaan dan pusat distribusi yang mampu memacu pertumbuhan wilayah meliputi: a) mengembangkan Kota Kuala Tungkal sebagai Kota Modern untuk memicu pertumbuhan beberapa kawasan perkotaan lainnya; b) menjamin kawasan-kawasan fungsional kota yang akan dikembangkan dengan sarana dan prasarana yang handal; c) menyiapkan dukungan prasarana dan sarana yang memadai dalam mendorong tumbuhnya kawasan perkotaan;dan d) mempersiapkan sistem penyediaan perumahan dan permukiman yang handal guna mengantisipasi pertumbuhan kawasan perkotaan. 4) Strategi perwujudan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian kabupaten meliputi: Laporan Akhir III - 5

83 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT a) meningkatkan produktivitas hasil pertanian melalui intensifikasi lahan; b) mengintegrasikan pengembangan kawasan kawasan pertanian dengan mengoptimalkan fungsi kawasan agropolitan; c) melakukan penguatan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan; d) meningkatkan kemampuan pelayanan prasarana dan sarana yang mampu mendorong investasi pada kegiatan industri;dan e) menjamin kelancaran aksesibilitas antara kawasan sentra dan pendukungnya dengan penyediaan sistem prasarana yang handal mendukung kegiatan pertanian, dan perikanan 5) Strategi pengembangan pemanfaatan potensi perikanan secara optimal, meliputi: a) Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap, budidaya laut, air payau dan tawar; b) Memanfaatkan pembangunan sarana dan prasarana perikanan;dan c) mendorong tumbuhnya sektor sektor sekunder dan tersier yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan minapolitan; d) Mengembangkan industri pengolaan ikan 6) Peningkatan potensi sumberdaya alam secara berkelanjutan yang berbasis Pelestarian Lingkungan Hidup dan mitigasi bencana sebagai sektor penggerak perekonomian wilayah meliputi: a) mengembalikan fungsi kawasan lindung yang rusak dan mengalami penurunan kualitas; b) mengendalikan dan pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsi masingmasing, baik untuk melindungi kawasan bawahannya, melindungi kawasan perlindungan setempat, memberi perlindungan terhadap keanekaragaman flora dan fauna dan ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang rawan bencana alam; c) melakukan pengendalian, pengawasan, pengelolaan, dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berkelanjutan dan berbasis pelestarian lingkungan hidup; dan Laporan Akhir III - 6

84 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT d) memantapkan dan mempertahankan kawasan lindung serta meningkatkan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu dan berkesinambungan. 7) Strategi perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten meliputi: a) menata sistem transportasi yang membentuk sistem jaringan pergerakan antar pusat kegiatan dan wilayah pelayanannya; b) mengembangkan terminal angkutan penumpang; c) menata sistem transportasi kabupaten dengan simpul-simpul transportasi regional dan nasional; d) mengembangkan sistem transportasi kawasan perdesaan perkotaan; e) mengembangkan sistem irigasi yang menjamin tersediannya air sepanjang tahun, terutama untuk mengairi pertanian lahan basah; f) mengembangkan kawasan permukiman yang memiliki askesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang memadai; dan g) mengoptimakan fungsi prasarana lainnya berupa sistem energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem pengelolaan lingkungan hingga keseluruh wiayah Kabupaten. 8) Strategi peningkatan dan pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan meliputi: a) mengoptimalkan pemanfaatan potensi pertambangan dan penggalian yang tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. b) memanfaatkan pembangunan sarana dan prasarana pendukung potensi pertambangan dan penggalian. c) mengembangkan industri pengolahan hasil tambang dan pengalian mengembangkan pusat-pusat energi berbasis pertambangan. 9) Strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf i, meliputi: a) meningkatkan pelayanan pendidikan; b) meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan; c) memberdayaan masyarakat perkotaan dan perdesaan; d) mengatur dan mengendalikan pertumbuhan serta distribusi penduduk secara merata dan sesuai daya dukung lingkungan; dan Laporan Akhir III - 7

85 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT e) mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan pendidikan dan pelayanan kesehatan secara merata dan sesuai skala pelayanan kegiatan 10) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara meliputi: a) mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b) mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar Kawasan Strategis Nasional untuk menjaga fungsi Pertahanan dan Keamanan; c) mengembangkan Kawasan Lindung dan/atau Kawasan Budidaya tidak terbangun di sekitar Kawasan Strategis Nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan d) menjaga dan memelihara aset-aset Pertahanan/TNI Rencana Tata Ruang Kota Kuala Tungkal Di dalam Rencana Tata Ruang Kota Kuala Tungkal merupakan Ibukota Kabupaten Tanjung Barat Tahun , Kota Kuala Tungkal diarahkan berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (eksternal), dan terbentuknya pusat-pusat kegiatan kota yang terintegrasi yaitu pusat kota, pusat perdagangan dan jasa, industri, pusat pelayanan sosial, terminal dan permukiman (fungsi internal). Unsur-unsur utama rencana pemanfaatan ruang Kota Kuala Tungkal dirinci sebagai berikut : 1. Pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman tersebar di seluruh wilayah kota dengan pola linier mengikuti jaringan jalan, dan mengelompok pada pusat-pusat kegiatan atau pada pusat kota, bagian wilayah kota, atau pada unit-unit lingkungan terkecil di bawahnya; 2. Pemanfaatan ruang untuk fasilitas pendidikan dialokasikan sesuai dengan skala pelayanannya, baik untuk tingkat SD, SLTP maupun SLTA, namun demikian dalam penerapan pengembangannya lebih menekankan pada pemanfaatan fasilitas yang ada; 3. Pemanfaatan ruang fasilitas kesehatan skala kota dan regional diarahkan disekitar pusat kota; 4. Pemanfaatan ruang untuk fasilitas peribadatan seperti halnya fasilitas pendidikan dialokasikan sesuai dengan skala pelayanannya; Laporan Akhir III - 8

86 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 5. Pemanfaatan ruang untuk pusat perdagangan dan jasa skala kota (Central Bussiness Districk) pengembangan lokasinya pada kawasan pusat kota, sedangkan kegiatan perdagangan untuk skala bagian wilayah kota dan lingkungan permukiman alokasinya disebar sesuai dengan skala pelayannya masing-masing di setiap bagian wilayah kota; 6. Pemanfaatan ruang untuk terminal regional diarahkan disekitar pusat kegiatan kota; 7. Untuk pelayanan yang bersifat khusus seperti SPBU, TPA, Instalasi PDAM dan Instalasi PLN ditempatkan pada lokasi yang sesuai dengan karakteristik masing-masing fasilitas tersebut. SPBU lokasinya diarahkan dijalan arteri primer dekat dengan terminal regional, TPA dialokasikan di Kecamatan Batara; 8. Penggunaan lahan untuk konservasi atau jalur hijau menempati lahan pada sekiatr daerah aliran sungai dan daerah berawa/lahan gambut. Sedangkan untuk penempatan taman lebih diarahkan pada estetika lingkungan kota. Lokasi taman ini dialokasikan sesuai dengan tingkat pelayannya mulai dari taman kota, taman tingkat BWK dan taman lingkungan; 9. Untuk kawasan militer pengembangnnya diarahkan disekitar jalan arteri primer; 10. Untuk jaringan jalan pemanfaatanya lebih ditujukan pada upaya untuk meningkatkan aksesibiltas penduduk kota serta meningkatkan pelayanan transportasi agar dapat memberikan tingkat pelayanan yang optimal; 11. Pemanfaatan ruang untuk lahan cadangan pengembangan kota pada dasarnya merupakan lahan-lahan potensial bagi pengembangan fisik kota yang hingga akir tahun perencanaan belum akan dimanfaatkan, oleh sebab itu untuk sementara lahan-lahan tersebut dapat difungsikan sebagai lahan kebun campuran atau kegiatan pertanian Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Tanjung Jabung Barat akan diselaraskan dengan situasi dan kondisi yang akan dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun yang akan datang. Visi pembangunan dan pengembangan permukiman Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun yaitu Setiap Rumah Tangga Menghuni Rumah Yang Layak dan Berkelanjutan. Rumah yang layak dan berkelanjutan dapat dilihat dari perkembangan ekonomi dan layak diukur dari kemajuan, kemandirian, keadilan dan kesejahteraan keluarga yang maju juga ditandai oleh peran serta mereka secara nyata dan efektif dalam segala aspek kehidupan. Untuk membangun kemandirian maka secara mutlak harus Laporan Akhir III - 9

87 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dibangun pula kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Dalam mewujudkan visi pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat ditempuh dengan beberapa misi diantaranya yaitu : a. Mewujudkan ekonomi kerakyatan sehingga masyarakat berpenghasilan rendah memiliki kemampuan membangun ekonomi keluarga dan mandiri; b. Mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan membangun daerah yang tertinggal, mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, menanggulangi kemiskinan secara bertahap, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial ekonomi serta sarana dan prasarana ekonomi dan menghapuskan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan; c. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara pemanfaatan SDA, keberlanjutan SDA serta lingkungan hidup. Tetap menjaga fungsi lahan di kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan, daya dukung dan pemanfaatan ruang untuk perumahan dan permukiman sebagai modal dasar pembangunan; d. Mewujudkan pembangunan perumahan dan permukiman dengan kepadatan rendah di kawasan yang memiliki fungsi konservasi (hutan lindung, hutan produksi dan hutan kota) guna mempertahankan fungsi resapan air, fungsi penyangga dan fungsi ruang terbuka hijau. Untuk itu diperlukan perangkat kebijakan berupa peraturan pengedalian peruntukan yang ketat; e. Mewujudkan pembangunan perumahan dan permukiman di luar sempadan kawasan koridor sepanjang sungai yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan melaksanakan perbaikan lingkungan dan reorientasi agar selalu menjaga kebersihan dari limbah serta keindahan lingkungan sepanjang bantaran sungai secara terpadau dan selaras denga tata bangunan perumahan dam permukiman asri; f. Mewujudkan pembangunan perumahan dan permukiman di luar sempada kawasan koridor sepanjang pantai sehingga perlu ditingkatkan dan diperketat pengawasannya agar tidak mempengaruhi kerusakan lingkungan alam sepanjang pantai dan mengganggu aliran sungai di hilir terutama bila dilakukan reklamasi pantai. Laporan Akhir III - 10

88 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman Kabupaten Tanjung Jabung Barat akan dijabarkan dalam kebijakan sebagai berikut : a. Melembagakan sistem penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman dengan melibatan masyarakat sebagai pelaku utama. b. Mewujudkan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. c. Mewujudkan permukiman yang berkelanjutan, responsif, yang mendukung pengembangan jati diri, produktivitas dan kemandirian masyarakat. Strategi untuk melaksanakan kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman Kabupaten Tanjung Jabung Barat perlu ditindak lanjut dengan melakukan: Pengembangan peraturan perundang undangan dan pemantapan kelembagaan di bidang perumahan dan permukiman serta fasilitasi pelaksanaan, penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif yang meliputi penyusunan bebagai peraturan daerah dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman, pemantapan kelembagaan dengan mendorong terbentuknya lembaga perumahan dan permukiman yang handal, responsif serta peningkatan kapasitas pelaku di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan perumahan dan permukiman. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan menitik beratkan pada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah dalam bentuk pengembangan sistem pembiayaan dan pemberdayaan pasar perumahan (pasar primer dan pasar sekunder), pengembangan perumahan swadaya, pengembangan berbagai jenis dan mekanisme subsidi perumahan, pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin, pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman akibat dampak bencana alam dan kerusuhan, pengelolaan aset gedung dan rumah negara. Perwujudan kondisi lingkungan yang sehat, harmonis dan berkelanjutan berupa peningkatan kualitas lingkungan permukiman, pengembangan penyediaan prasarana sarana lingkungan permukiman dan penerapan tata lingkungan permukiman. Laporan Akhir III - 11

89 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Mendorong pengembangan perumahan di Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Pola Kasiba - Lisiba BS pada kawasan pusat pengembangan orde I dan sub pusat pengembangan Orde II, II dan IV. Mengembangkan perumahan secara vertikal pada wilayah kecamatan yang padat penduduk dengan memperhatika ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Meremajakan dan merehabilitasi lingkungan yang menurun kualitasnya dan diupayakan dikembangkan menjadi Rumah Susun Sederhana yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungannya. Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter khusus antara lain yang termasuk kawasan lindung cagar budaya dan alih fungsi dan perubahan fisik bangunan. 3.2 ARAH PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN Rencana Program Jangka Panjang Kabupaten Jabung Barat Dengan memperhatikan kondisi serta situasi Kabupaten Tanjug Jabung Barat, tantangan yang harus dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang serta dengan memperhatikan modal dasar yang dimiliki dan diamanatkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jambi dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional maka visi Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu Tanjung Jabung Barat Maju, Berdaya Saing, Adil dan Sejahtera. Visi Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Visi Pembangunan Nasional Provinsi Jambi dan Visi Pembangunan Nasional yang kesemuanya secara sistemik dan sinergis diarahkan pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD Berdasarkan visi tersebut maka telah disusun misi sebagai bentuk penjabaran dari visi yang akan dilaksanakan. Bentuk pewujudan visi terdiri dari 5 (lima) misi yaitu sebagai berikut : 1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berahlak mulia dengan mengedepankan pembangunan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan Laporan Akhir III - 12

90 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT berkeadilan, pengendalian jumlah penduduk, meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek, meningkatnya kualitas kehidupan beragama, mengembangkan budaya yang berbasis iptek dan kearifan lokal. 2. Mewujudkan pemenuuhan kebutuhan infrastruktur yang berkualitas melalui pembangunan transportasi jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, pengairan, listrik, telepon, infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi yang maju serta mampu mendukung kegiatan perekonomian dan pengembangan wilayah secara terpadu. 3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas yang berbasis pada agroindustri dan sumber daya alam, dengan memperkuat perekonomian daerah berbasis keunggulan komperatif masing masing wilayah mennuju keunggulan kompetitif dengan membangun ketertarikan sistem produksi, distribusi dan pelayanan serta memperkuat ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis. 4. Mewujudkan masyarakat dan pemerintahan yanng baik dan menjunjung tinggi supremasi hukum melalui peningkatan kelembagaan dan budaya demokrasi yang lebih kokoh, memperkuat peran masyarakat sipil, memperkuat otonomi daerah, menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat, melakukan pembenahan substansi hukum, struktur hukum dan membudayakan hukum serta menegakan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif dan memihak rakyat kecil dan dengan menjamin keamanan dan ketentraman. 5. Mewujudkan pembangunan daerah yang merata, berkeadilan dan berwawasan lingkungan dengan mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan pada masyarakat, kelompok dan wilayah yang tertinggal, menanggulangi kemiskinan secara bertahap, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi dan menghapuskan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk diskriminasi gender. Menjaga keseimbangan antarapemanfaatab dab keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan kenyamanan dalan kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang, melalui pemanfaatan ruang yang serasi anatara penggunaan pemukiman, kegiatan sosial dan ekonomi, dan upaya konservasi; pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan, memberikan Laporan Akhir III - 13

91 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT keindahan dan kenyamanan kehidupan; pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Strategi yang berkaitan dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur berdasarkan rencana pembangunan jangka panjang yaitu sebagai berikut : Pembangunan transportasi secara umum sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah. Pembangunan perumahan adalah pemenuhan kebutuhan hunian masyarakat melalui terciptanya pasar primer yang sehat, efisien, akuntabel, tidak diskriminatif dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Penanganan permasalahan persampahan dalam menciptakan hidup yang sehat akibat meningkatnya pencemaran lingkungan oleh meningkatnya jumlah sampah yang berasal dari rumah tangga (domestik) dan non rumah tangga yang dibuang ke sungai. Transportasi jalan merupakan moda transportasi utama yang berperan dalam mendukung pembanguna daerah serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditi perdagangan dan industri. Transportasi laut mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian untuk meningkatkan peran dan pangsa pasar pelayaran nasional baik pada angkutan dalam negeri maupun kegiatan ekspor impor. Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam melangsungkan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan sehingga mampu hidup sehat, bersih dan produktif. Pembangunan kelistrikan untuk pengembangan kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik daerah dan peningkatan kemampuan pelayanannya. Pembangunan sarana dan prasarana berdasarkan konsep pengembangan rencana tata ruang. Laporan Akhir III - 14

92 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) TIM POKJANIS RPKPP PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Laporan Akhir III - 15

93 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Rencana Program Investasi Jangka Menengah Dalam rencana pembangunan jangka menengah Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah ditetapkan visi pembangunan yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Maju, Aman,Adil dan Merata Berlandaskan Iman dan Taqwa. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut maka telah ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas dan ketersediaan infrastruktur pelayanan umum 2. Peningkatan kesejahteraan melalui pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan. 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama dan berbudaya. 4. Meningkatkan perekonomian derah dan pendapatan masyarakat berbasis sumber daya alam, agrobisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan, kepastian hukum dan HAM serta kesetaraan gender. Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka ditetapkan kebijakan dalam pembangunan yang difokuskan pada upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka percepatan pembangunan maka diperlukan grand strategi daerah yang akan ditetapkan menjadi kebijakan pembangunan selama 4 (empat) tahun mulai dari 2011 hingga Kebijakan umum pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun adalah sebagai berikut: Kebijakan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tercermin dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh pengurangan angka kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran. Kebijakan umum untuk menjaga kestabilan ekonomi makro yang ditandai dengan eningkatnya daya beli masyarakat, kestabilan harga kebutuhan pokok masyarakat yang didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif. Kebijakan umum untuk memperkuat dimensi pembangunan yang berkeadilan termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan ketimpangan pembangunan antar kecamatan dan desa serta memperkuat sektor pertanian sebagai basis ekonomi desa. Laporan Akhir III - 16

94 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Kebijakan umum untuk tata kelola pemerintahan yang baik yang berorientasi pada peningkatan pelayanan pada masyarakat dengan penerapan prinsip prinsip antara lain transparasi, akuntabilitas, efektifitas dan efesiensi, supremasi hukum, keadilan dan partisipasi masyarakat. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka disusun beberap strategi dalam pelaksanaannya. Strategi yang berkaitan dengan pembangunan perumahan dan infrastruktur perkotaan yaitu sebagai berikut : Pemenuhan fasilitas infrastruktur pelayanan umum jalan dan jembatan Penyelenggaraan pembangunan layanan transportasi daerah Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi dan kelistrikan Ketersediaan air bersih dan jaringan irigasi yang merata Penyelenggaraan kebutuhan umum perumahan dan permukiman yang layak huni. Secara keseluruhan arah kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dapat dilihat pada tabel 3.1 Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan sebagai berikut : No Tabel 3.1 Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sumber Dokumen Kebijakan Muatan Strategi Dokumen Perencanaan Pembangunan 1 RPJP Visi adalah Tanjung Jabung Barat Maju, Berdaya Saing, Adil dan Sejahtera 5 (lima) misi yaitu sebagai berikut : 1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berahlak mulia dengan mengedepankan pembangunan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan berkeadilan, pengendalian jumlah penduduk, meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek, meningkatnyakualitas kehidupan beragama, mengembangkan budaya yang berbasis iptek dan kearifan lokal. 2. Mewujudkan pemenuuhan kebutuhan infrastruktur yang berkualitas melalui pembangunan Pembangunan transportasi secara umum sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah. Pembangunan perumahan adalah pemenuhan kebutuhan hunian masyarakat melalui terciptanya pasar primer yang sehat, efisienm akuntabel, tidak diskriminatif dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Penanganan permasalahan persamapahan dalam menciptakan hidup yang sehat akibat meningkatnya pencemaran lingkunga oleh meningkatnya jumlah sampah yang berasal dari rumah tangga (domestik) dan non rumah Laporan Akhir III - 17

95 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Kebijakan transportasi jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, pengairan, listrik, telepon, infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi yang maju serta mampu mendukung kegiatan perekonomian dan pengembangan wilayah secara terpadu. 3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas yang berbasis pada agroindustri dan sumber daya alam, dengan memperkuat perekonomian daerah berbasis keunggulan komperatif masing masing wilayah mennuju keunggulan kompetitif dengan membangun ketertarikan sistem produksi, distribusi dan pelayanan serta memperkuat ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis. 4. Mewujudkan masyarakat dan pemerintahan yanng baik dan menjunjung tinggi supremasi hukum melalui peningkatan kelembagaan dan budaya demokrasi yang lebih kokoh, memperkuat peran masyarakat sipil, memperkuat otonomi daerah, menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasi kepentingan masyarakat, melakukan pembenahan substansi hukum, struktur hukum dan membudayakan hukum serta menegakan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif dan memihak rakyat kecil dan dengan menjamin keamanan dan ketentraman. Muatan Strategi tangga yang dibuang ke sungai. Transportasi jalan merupakan moda transportasi utama yang berperan dalam mendukung pembanguna daerah serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditi perdagangan dan industri. Transportasi laut mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian untuk meningkatkan peran dan pangsa pasar pelayaran nasional baik pada angkutan dalam negeri maupun kegiatan ekspor impor. Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam melangsungkan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan sehingga mampu hidup sehat, bersih dan produktif. Pembangunan kelistrikan untuk pengembangan kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik daerah dan peningkatan kemampuan pelayanannya. Pembangunan telematika untuk meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan, memanfaatkan dan mengolah informasi mutlak harus dimiliki untuk memicu pertumbuhan perekonomian sekaligus meningkatkan daya saing daerah. 5. Mewujudkan pembangunan daerah yang merata, berkeadilan dan berwawasan lingkungan dengan mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan pada masyarakat, kelompok dan wilayah yang tertinggal, menanggulangi kemiskinan secara bertahap, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi dan menghapuskan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk diskriminasi gender. Menjaga keseimbangan antarapemanfaatab dab keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan kenyamanan dalan kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang, melalui pemanfaatan ruang yang serasi anatara Pembangunan sarana dan prasarana berdasarkan konsep pengembangan rencana tata ruang Pembangunan jaringan drinase yang terintegrasi sebagai prasarana dalam meningkatkan kualitas lingkungan Penyelenggaraan pengelolaan sampah untuk mencegah pencemaran lingkungan Laporan Akhir III - 18

96 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Kebijakan Muatan Strategi penggunaan pemukiman, kegiatan sosial dan ekonomi, dan upaya konservasi; pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayato sebagai modal dasar pembangunan. 2. RPJM Visi adalah Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Maju, Aman,Adil dan Merata Berlandaskan Iman dan Taqwa 1. Peningkatan kualitas dan ketersediaan infrastruktur pelayanan umum 2. Peningkatan kesejahteraan melalui pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan. 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama dan berbudaya. 1. Pemenuhan fasilitas inftrastruktur pelayanan umum jalan dan jembatan. 2. Ketersediaan air bersih dan jaringan irigasi yang merata. 3. Menyelenggrakan kebutuhan umum perumahan dan permukiman layak huni. 4. Meningkatkan perekonomian derah dan pendapatan masyarakat berbasis sumber daya alam, agrobisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan, kepastian hukum dan HAM serta kesetaraan gender. Tujuan Pembangunan : Kebiajakn Mewujudkan ketersediaan Infrastruktur pelayamam uimum yang berkualitas dan lebih baik. 3 RPIJM Visi adalah Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Maju, Aman,Adil dan Merata Berlandaskan Iman dan Taqwa 1. Peningkatan kualitas dan ketersediaan infrastruktur pelayanan umum 2. Peningkatan kesejahteraan melalui pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan 1. Pemenuhan fasilitas infrastruktur pelayanan umum jalan dan jembatan 2. Penyelenggaraan pembangunan layanan transportasi daerah 3. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi dan kelistrikan 4. Ketersediaan air bersih dan Laporan Akhir III - 19

97 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Kebijakan Muatan Strategi pemerataan pendapatan. jaringan irigasi yang merata 3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama dan berbudaya. 5. Penyelenggaraan kebutuhan umum perumahan dan permukiman yang layak huni 4. Meningkatkan perekonomian derah dan pendapatan masyarakat berbasis sumber daya alam, agrobisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan, kepastian hukum dan HAM serta kesetaraan gender. 6. Jaringan drinase yang terintegrasi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas lingkungan 7. Penyelenggaraan pengelolaan sampah dalam upaya mencegah pencemaran lingkungan Kebijakan umum dalam RPIJM yaitu : 1. Kebijakan umum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tercermin dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh pengurangan angka kemiskinan, pengurangan tingkat pengangguran. 2. Kebijakan umum untuk menjaga kestabilan ekonomi makro yang ditandai dengan eningkatnya daya beli masyarakat, kestabilan harga kebutuhan pokok masyarakat yang didukung oleh kondisi keamanan yang kondusif. 3. Kebijakan umum untuk memperkuat dimensi pembangunan yang berkeadilan termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan ketimpangan pembangunan antar kecamatan dan desa serta memperkuat sektor pertanian sebagai basis ekonomi desa. 4. Kebijakan umum untuk tata kelola pemerintahan yang baik yang berorientasi pada peningkatan pelayanan pada masyarakat dengan penerapan prinsip prinsip antara lain transparasi, akuntabilitas, efektifitas dan efesiensi, supremasi hukum, keadilan dan partisipasi masyarakat. Dokumen Penataan Ruang 1 RTRW Kabupaten a. perwujudan pembangunan yang merata dan berimbang dalam rangka mengurangi kesenjangan a. Strategi perwujudan pembangunan yang merata dan berimbang dalam rangka Laporan Akhir III - 20

98 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Tanjung Jabung Barat antar wilayah; Kebijakan b. Pemantapan sistem perekonomian perkotaan yang bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa; c. Perwujudkan sistem perkotaan dan pusat distribusi yang mampu memacu pertumbuhan wilayah; d. Perwujudan pertanian untuk mendukung pengembangan perekonomian kabupaten; e. Pengembangan dan pemanfaatan potensi perikanan secara optimal; f. Perwujudan pembangunan yang berkelanjutan serta memelihara kelestarian lingkungan hidup; g. Perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten; h. Peningkatan dan pengembangan potensi pertambangan yang berwawasan lingkungan; dan i. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara. Muatan Strategi mengurangi kesenjangan antar wilayah yaitu mengembangkan pusat pusat kegiatan untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dam keseimbangan perkembangan antar wilayah, memantapkan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah sekitarnya dan mendorong perkembangan kawasan agar lebih mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah terutama dalam membuka daerah yang terisolir dan mencukupi kebutuhan wilayah yang bertetangga; b. Strategi perwujudan sistem perkotaan dan pusat distribusi yang mampu memacu pertumbuhan wilayah yaitu mengembangkan Kota Kuala Tungkal sebagai kota modern untuk memicu pertumbuhan beberapa kawasan perkotaan lainnya, menjamin kawasan kawasan fungsional kota yang akan dikembangkan dengan sarana dan prasarana yang handal, menyiapkan dukungan prasarana dan sarana yang memadai dalam mendiring tumbuhnya kawasan perkotaan, menyiapkan dukungan prasarana dan sarana yang memadai dalam mendorong tumbuhnya kawasan perkotaa dan mempersiapkan sistem penyediaan perumahan dan permukimian yang handal guna mengantisipasi pertumbuhan kawasan perkotaan; c. Strategi perwujudan sistem jaringan prasarana seluruh wilayah kabupaten yaitu menata sistem transportasi yang membentuk sistem jaringan pergerakan antar pusat kegiatan dan wilayah pelayanannya, mengembangkan terminal angkutan penumpang, menata sistem transportasi kabupaten dengan simpul-simpul transportasi regional dan nasional, mengembangkan sistem transportasi kawasan perdesaan perkotaan, mengembangkan sistem irigasi yang menjamin tersediannya air sepanjang tahun, terutama untuk mengairi pertanian lahan basah, Laporan Akhir III - 21

99 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Kebijakan Muatan Strategi mengembangkan kawasan permukiman yang memiliki askesibilitas dan pelayanan infrastruktur yang memadai dan mengoptimakan fungsi prasarana lainnya berupa sistem energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem pengelolaan lingkungan hingga keseluruh wiayah Kabupaten 2 RTRK Kuala Tungkal Kota Kuala Tungkal berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (eksternal), dan terbentuknya pusat-pusat kegiatan kota yang terintegrasi yaitu pusat kota, pusat perdagangan dan jasa, industri, pusat pelayanan sosial, terminal dan permukiman. (fungsi internal) 1. Pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman tersebar di seluruh wilayah kota dengan pola linier mengikuti jaringan jalan, dan mengelompok pada pusat-pusat kegiatan atau pada pusat kota, bagian wilayah kota, atau pada unit-unit lingkungan terkecil di bawahnya; 2. Pemanfaatan ruang untuk fasilitas pendidikan dialokasikan sesuai dengan skala pelayanannya, baik untuk tingkat SD, SLTP maupun SLTA, namun demikian dalam penerapan pengembangannya lebih menekankan pada pemanfaatan fasilitas yang ada; 3. Pemanfaatan ruang fasilitas kesehatan skala kota dan regional diarahkan disekitar pusat kota; 4. Pemanfaatan ruang untuk fasilitas peribadatan seperti halnya fasilitas pendidikan dialokasikan sesuai dengan skala pelayanannya; 5. Pemanfaatan ruang untuk pusat perdagangan dan jasa skala kota (Central Bussiness Districk) pengembangan lokasinya pada kawasan pusat kota, sedangkan kegiatan perdagangan untuk skala bagian wilayah kota dan lingkungan permukiman alokasinya disebar sesuai dengan skala pelayannya masing-masing di setiap bagian wilayah kota; 6. Pemanfaatan ruang untuk terminal regional diarahkan disekitar pusat kegiatan kota; 7. Untuk pelayanan yang bersifat khusus seperti SPBU, TPA, Instalasi PDAM dan Instalasi PLN ditempatkan pada lokasi yang sesuai dengan karakteristik massing-masing fasilitas Laporan Akhir III - 22

100 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Kebijakan Muatan Strategi tersebut. SPBU lokasinya diarahkan dijalan arteri primer dekat dengan terminal regional, TPA dialokasikan di Kecamatan Batara; 8. Penggunaan lahan untuk konservasi atau jalur hijau menempati lahan pada sekiatr daerah aliran sungai dan daerah berawa/lahan gambut. Sedangkan untuk penempatan taman lebih diarahkan pada estetika lingkungan kota. Lokasi taman ini dialokasikan sesuai dengan tingkat pelayannya mulai dariu taman kota, taman tingkat BWK dan taman lingkungan; 9. Untuk kawasan militer pengembangnnya diarahkan disekitar jalan arteri primer; 10. Untuk jaringan jalan pemanfaatanya lebih ditujukan pada upaya untuk meningkatkan aksesibiltas penduduk kota serta meningkatkan pelayanan transportasi agar dapat memberikan tingkat pelayanan yang optimal; Pemanfaatan ruang untuk lahan cadangan pengembangan kota pada dasarnya merupakan lahanlahan potensial bagi pengembangan fisik kota yang hingga akir tahun perencanaan belum akan dimanfaatkan, oleh sebab itu untuk semnetara lahanlahan tersebut dapat difungsikan sebagai lahan kebun campuran atau kegiatan pertanian 3 RP4D Visi adalah Setiap Rumah Tangga Menghuni Rumah Yang Layak dan Berkelanjutan Misi terdiri dari 5 (lima) yaitu : a. Mewujudkan ekonomi kerakyatan sehingga masyarakat berpenghasilan rendah memiliki kemampuan membangun ekonomi keluarga dan mandiri; b. Mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan membangun daerah yang tertinggal, Pengembangan peraturan perundang undangan dan pemantapan kelembagaan di bidang perumahan dan permukiman serta fasilitasi pelaksanaan, penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif yang meliputi penyusunan bebagai peraturan daerah dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman, pemantapan kelembagaan dengan mendorong terbentuknya lembaga perumahan dan permukiman yang handal, responsif serta peningkatan kapasitas pelaku di Kabupaten Tanjung Jabung Laporan Akhir III - 23

101 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Kebijakan mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, menanggulangi kemiskinan secara bertahap, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial ekonomi serta sarana dan prasarana ekonomi dan menghapuskan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan; c. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara pemanfaatan SDA, keberlanjutan SDA serta lingkungan hidup. Tetap menjaga fungsi lahan di kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan, daya dukung dan pemanfaatan ruang untuk perumahan dan permukiman sebagai modal dasar pembangunan; d. Mewujudkan pembangunan perumahan dan permukiman dengan kepadatan rendah di kawasan yang memiliki fungsi konservasi (hutan lindung, hutan produksi dan hutan kota) guna mempertahankan fungsi resapan air, fungsi penyangga dan fungsi ruang terbuka hijau. Untuk itu diperlukan perangkat kebijakan berupa peraturan pengedalian peruntukan yang ketat; Muatan Strategi Barat, pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan perumahan dan permukiman. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan menitik beratkan pada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah dalam bentuk pengembangan sistem pembiayaan dan pemberdayaan pasar perumahan (pasar primer dan pasar sekunder), pengembangan perumaha swadaya, pengembangan berbagai jenis dan mekanisme subsidi perumahan, pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin, pemenuha kebutuhan peruahan dan permukiman akibat dampak bencana alam dan kerusuhan, pengelolaan aset gedung dan rumah negara. Perwujudan kondisi lingkungan yang sehat, harmonis dan berkelanjutan berupa peningkatan kualitas lingkungan permukiman, pengembangan penyediaan prasarana sarana lingkungan permukiman dan penerapan tata lingkungan permukiman. e. Mewujudkan pembangunan perumahan dan permukiman di luar sempadan kawasan koridor sepanjang sungai yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan melaksanakan perbaikan lingkungan dan reorientasi agar selalu menjaga kebersihan dari limbah serta keindahan lingkungan sepanjang bantaran sungai secara terpadau dan selaras denga tata bangunan perumahan dam permukiman asri; f. Mewujudkan pembangunan perumahan dan permukiman di luar sempada kawasan koridor sepanjang pantai sehingga perlu ditingkatkan dan diperketat pengawasannya agar tidak mempengaruhi kerusakan lingkungan alam sepanjang pantai dan mengganggu aliran sungai di hilir terutama bila dilakukan reklamasi pantai. Kebijakan terkait dalam RP4D yaitu : a. Melembagakan sistem pemyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman dengan melibatan masyarakat Mendorong pengembangan perumahan di Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Pola kasiba Lisba BS pada kawasan pusat pengembangan orde I dan sub pusat pengembangan Orde II, II dan IV. Mengembangkan perumahan secara vertikal pada wilayah kecamatan yang padat penduduk dengan memperhatika ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Meremajakan dan merehabilitasi lingkungan yang menurun kualitasnya dan diupayakan dikembangkan menjadi Rumah Susun Sederhana yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungannya. Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter khusus antara lain yang termasuk kawasan lindung cagar budaya dan alih fungsi dan perubahan fisik bangunan Laporan Akhir III - 24

102 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT No Sumber Dokumen Kebijakan Muatan Strategi sebagai pelaku utama. b. Mewujudkan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia. c. Mewujudkan permukiman yang berkelanjutan, responsif, yang mendukung pengembangan jati diri, produktivitas dan kemandirian masyarakat Laporan Akhir III - 25

103 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 3.3 PROFIL PERMUKIMAN PERKOTAAN Kondisi Permukiman Rumah-rumah penduduk Kota Kuala Tungkal masih banyak yang berdinding papan dengan atap seng dan berbentuk panggung dengan lantai keramik atau papan. Dari jumlah rumah yang ada 60 % lebih merupakan bangunan permanen dengan sebaran terbanyak berada di daerah pusat kota seperti Tungkal I, Tungkal II dan Tungkal III, Tungkal Harapan, dan selebihnya merupakan bangunan rumah semi permanen dan bangunan yang terbuat dari papan. Umumnya bentuk rumah merupakan bangunan panggung memanjang kebelakang dengan lebar antara 5 6 m dan panjang antara m atau lebih. Bangunan rumah semi modern dan modern berdinding batu bata dengan lebar depan lebih besar ( 8 10 m) menggunakan pondasi lantai lebih tinggi dari permukaan tanah melalui pengurugan Pertumbuhan Permukiman Kota Pertumbuhan permukiman di suatu kota umumnya berorientasi terhadap prasarana transportasi, pusat-pusat kegiatan ekonomi, dekat dengan keberadaan fasilitas fungsional dan pelayanan umum, serta dipengaruhi oleh kondisi bentang alam yang ada. Begitu halnya dengan pertumbuhan dan perkembangan permukiman di Kota Kuala Tungkal, perkembangan permukiman kota tidak terlepas dari perkembangan jaringan jalan serta tidak berjauhan dengan pusat kegiatan ekonomi dan sosial. Tumbuhnya permukiman kota dimulai dengan berkembangnya kegiatan ekonomi di sisi Sungai Pengabuan linier dengan pola sungai yang ada, sedangkan permukiman tumbuh dibelakang areal kegiatan ekonomi mengikuti pembangunan jaringan kota hingga berkembang ke arah bagian tenggara (Manunggal) dan selatan dari wilayah kota atau wilayah timur (Pembengis). Pertumbuhan perumahan penduduk ini berjalan secra alamiah sesuai perkembangan jumlah penduduk yang dibangun secara swadaya, disamping perkembangan perumahan yang dibangun secara terencana seperti halnya yang terdapat di Kawasan Manunggal (perumahan Perumnas dan BTN). Laporan Akhir III - 26

104 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Pola Permukiman Kota Pola permukiman kota yang terbentuk diawali dengan tumbuhnya perumahan nelayan pada bantara sungai Pengabuan yang bersifat linier dan mengelompok sesuai kesukuan (banjar, bugis dan sebagainya). Bersamaan dengan perkembangan kegiatan ekonomi yang dicirikan oleh terbangunnya pertokoan Di tungkal IV dan Tungkal II serta Tungkal III dengan pola grid. Perkembangan pertokoan/perdagangan tersebut diikuti pula dengan berkembangnya perumahan penduduk mengikuti pola jaringan jalan yang terbangun, seperti terbangun di kelurahan Tungkal II, Tungkal III, Tungkal Harapan dan Tungkal IV, hingga mencapai kepadatan bangunan yang relatif tinggi. Pertumbuhan permukiman kota saat ini sudah bersifat melebar kebagian timur kota yang didukung pembangunan jalan akses dan jalan lingkungan seperti di Manunggal I dan Manunggal II. Pada bagian wilayah lainnya perrtumbuhan permukiman akan cenderung mengikuti pembangunan jaringan jalan kota seperti yang mengarah ke Desa Pembangis yang secara fisik lebih mendukung bila dibandingkan dengan kondisi bagian wilayah kota lainnya Permasalahan Permukiman Kota dan Kebutuhan Rumah A. Permasalahan Permasalahan utama permukiman kota di Kuala Tungkal adalah 1. Adanya titik permukiman kumuh dengan kepadatan bangunan rumah yang cukup tinggi, terutama di lingkungan permukiman nelayan. Umumnya perumahan nelayan ini berada pada daerah sempadan sungai, tidak mempunyai batas sempadan bangunan terhadap jalan lingkungan, tidak dilengkapi dengan sanitasi Laporan Akhir III - 27

105 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 2. Sanitasi lingkungan kurang memadai seperti tidak adanya tempat buangan air limbah, tidak adanya pengaturan kepadatan dan kerapatan bangunan yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran. Lokasi permukiman kumuh ini berada di Kelurahan Tungkal II (Kampung Nelayan). Permukiman Nelayan di Bantaran Sungai Pengabuan, kumuh dan tidak didukung dengan infrstruktur lingkungan. 3. Tata letak bangunan rumah disepanjang parit-parit dalam kota tidak mempertimbangkan sempadan terhadap sungai (parit), bagian bangunan rumah berada diatas bantaran parit dengan maksud memanfaatkan badan parit sebagai tempat pembuangan air limbah rumah tangga. 4. Masalah air genangan di lingkungan permukiman, kondisi ini dikarenakan pengaruh lokasi kota yang dekat dengan muara sungai dan tepian laut yang memberikan kiriman air sebagai proses pasang surut air laut setiap hari maupun yang berlaku secara periodik dengan intensitas yang cukup tinggi (bulan November April) atau waktu hujan. Disamping itu lingkungan permukiman banyak yang tidak dilengkapi dengan saluran drainase. Spot-spot air genangan pada lokasi tertentu di bagian wilayah kota menimbulkan permasalahan seperti kondisi lingkungan kurang sehat dan baik, persoalan sanitasi lingkungan yang kurang memadai. antara lain berada di daerah : Spot-spot genangan air tersebut Laporan Akhir III - 28

106 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT a. Kawasan Pelabuhan b. Kawasan Jl. Kemakmuran c. Kawasan Simpang Lima d. Kawasan Jl. Syarif Hidayatullah e. Kawasan Jl. Kapten Dahlan f. Kawasan Pasar BJ g. Kawasan Jl. Catatan Sipil Penyebab terjadinya genangan antara lain : a. Adanya beberapa daerah sekitar muara sungai yang permukaan tanahnya lebih rendah dari muka air sungai. b. Belum tersedianya jaringan drainase/saluran air sekunder di beberapa lokasi yang mengakibatkan air tertahan tidak mengalir. c. Adanya beberapa saluran yang kapasitasnya kurang memadai dan sistem jaringan saluran kurang tertata dengan baik. a. Profil saluran alam belum teratur. Keadaan topografi Kota Kuala Tungkal relatif datar, sehingga proses aliran air hujan cenderung lambat, bahkan terhambat karena pesatnya pembangunan fisik di kawasan pusat kota yang merupakan kawasan potensial untuk pelimpahan air kota ke sungai/laut, disamping bangunan-bangunan yang ada di pusat kota umumnya bersifat kedap air, maka aliran air kota yang seharusnya lepas ke laut berbalik arah lagi ke pusat kota yang membentuk daerah cekungan karena menurunnya permukaan tanah sebagai akibat dari penumpukan bangunan di kawasan perkotaan. Laporan Akhir III - 29

107 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Laporan Akhir III - 30

108 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT B. Analisis Kebutuhan Rumah Kota Kuala Tungkal Kebutuhan rumah akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan penduduk pada masa mendatang. Untuk melihat kebutuhan rumah ( backlog) serta kebutuhan sesuai dengan perkembangan penduduk perkotaan Kuala Tungkal sampai dengan tahun 2032 dilakukan perhitungan analisis sebagaimana disajikan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kebutuhan Jumlah Rumah Di Wilayah Perkotaan Kuala Tungkal sampai Tahun 2032 No. Variabel Satuan Jumlah Penduduk (Jiwa) Eksisting Penduduk Jiwa Jumlah KK KK Tingkat Pelayanan % 49,0 100,0 100,0 100,0 100,0 4 Jumlah Rumah Unit Rata-rata Hunian Eksisting Jiwa 9 6 Rata-rata Hunian Standar Jiwa Rencana Pengembangan Perumahan a. Pembangunan Backlog unit b. Pembangunan Rumah Unit Sumber : Hasil Perhitungan tahun PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Air Bersih Sistem Penyediaan air bersih di Kota Kuala Tungkal di bedakan atas sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan melalui jaringan pipa rumah tangga dikelola oleh PDAM Tirta Pengabuan, sedangkan air bersih non perpipaan dikelola oleh masyarakat dengan sumber air berasal dari air tanah dan hasil penampungan air hujan. Pelayanan PDAM masih belum mencapai keseluruh pelosok kota antara lain di wilayah bagian utara Kota seperti kawasan perdagangan, kawasan pelabuhan, permukiman kampung Nelayan. Untuk mengatasi kesulitan dalam mendapatkan air baku pada daerah-daerah yang tidak terjangkau pelayanan air minum, PDAM Tirta Pengabuan atau masyarakat telah melakukan berbagai usaha diantaranya dengan membangun penampungan air hujan (PAH), Laporan Akhir III - 31

109 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT sumur pompa dalam, sumur gali, pemanfaatan air permukaan seperti air sungai, rawarawa, serta penyediaan air minum dengan menggunakan Truk Tangki air minum PDAM. Jumlah rumah tangga pelanggan air minum PDAM di Perkotaan Kuala Tungkal sebesar rumah tangga yang tersebar di Kelurahan Tungkal Harapan (645 rt), Kelurahan Tungkal IV Kota (1.342 rt), Kelurahan Tungkal III (1.931 rt) dan Kelurahan Tungkal II (951 rt), serta Desa Pembengis Kebutuhan air minum pada wilayah perkotaan Kuala Tungkal dan Kawasan Prioritas sampai dengan tahun 2032 diperkirakan sebagai berikut: Tabel 3.3 Kebutuhan Sarana Air Minum Di Wilayah Perkotaan Kuala Tungkal No. Variabel Satuan Eksisting Penduduk Jiwa Jumlah KK KK Jumlah Rumah Unit Rata-rata Hunian Jiwa Kebutuhan Air Bersih Liter/hari - Kebutuhan Air Domestik Liter/hari Kebutuhan Air Non Domestik Liter/hari Kebutuhan Air Domestik + Non Domestik Liter/hari Kebocoran (20%) Liter/hari ,9 TOTAL KEBUTUHAN (Liter) Liter/hari TOTAL KEBUTUHAN (M3) m3/hari 9.470, , , ,6 Kapasitas yang dibutuhkan Liter/detik 109,6 123,7 137,8 152,0 Sumber : Hasil Perhitungan tahun Laporan Akhir III - 32

110 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Jalan Lingkungan Permukiman Jalan lingkungan permukiman di perkotaan Kuala Tungkal umumnya merupakan jalan lokal sekunder dan jalan lingkungan permukiman. Jalan lingkungan permukiman umumnya mempunyai lebar antara 1,5 4 meter dengan kondisi buruk sedang hingga baik. Pada lingkungan permukiman tertentu jalan lingkungan perumahan terbuat dari pekerasan aspal, dan sebagian masih ada yang mempunyai perkerasan tanah, seperti halnya di Manunggal I dan Manunggal II, sedangkan pada daerah pusat perkotaan umumnya sudah beraspal dengan kondisi sedang hingga baik dengan lebar jalan antar 4 6 m. Jaringan jalan pada daerah permukiman ini umumnya tidak dilengkapi dengan saluran drainase, sehingga pada masa surut atau hujan badan jalan tergenang oleh air yang mengakibatkan cepat rusak. Didalam Kawasan permukiman nelayan jaringan jalan merupakan Jalan rabat dan jalan semen beton dengan kondisi buruk hingga sedang, serta jalan yang masih terbuat dari tanah. Banyak badan rabat dan jalan semen yang sudah rusak dan memerlukan perbaikan. Laporan Akhir III - 33

111 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Gambar 3-3 Prasarana jaringan jalan di Kampung Nelayan POTENSI YANG ADA DI KAWASAN PERENCANAAN Saluran pembuangan dari mck C Hasil perikanan yang berlimpah, baik yang dapat langsung di jual, ataupun di proses untuk di jadikan produk makanan lainnya. B Sudah adanya sarana mck berasama, hanya saja kondisi bangunan dan saluran pembuangan yang masih langsung ke area sungai C A A Sudah adanya air bersih, hanya saja masih dikelola oleh perorangan dan distribusi yang masih terbatas. B HASIL OBSERVASI LAPANGAN Laporan Akhir III - 34

112 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERMASALAHAN YANG ADA DI KAWASAN PERENCANAAN Kondisi jalan rusak memperlambat pergerakan masyarakat dalam melakukan setiap kegiatan di area sekitar kampung nelayan. A Selain jalan yang rusak, saluran drainase juga belum tersedia. Sehingga air yang seharusnya dialirkan pada saluran drainase masih mengumpul di beberapa titik terendah area kampung nelayan. B A B C C HASIL OBSERVASI LAPANGAN Laporan Akhir III - 35

113 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Drainase Drainase di Kota Kuala Tungkal dikelompokkan atas 3 bagian, baik yang sifatnya saluran terbuka ataupun saluran tertutup yaitu jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tertier. Sedangkan pola aliran pembuangan saluran mengarah kepada badanbadan sungai atau parit yang berada di dalam wilayah kota dengan fungsi sebagai penampung akhir yang diarahkan untuk menetralisir air buangan. Parit-parit didalam kota terhubung dengan sungai besar yaitu Sungai Pengabuan dan muara sungai yang berhadapan langsung dengan laut. Untuk pelayanan sistem drainase sendiri dibedakan atas drainase alamiah dan drainase buatan yang berada disepanjang tepi jalan yang merupakan saluran sekunder dan tersier. Drainase primer ; adalah drainase utama yang berfungsi sebagai daerah tumpahan air dari drainase sekunder dan drainase tersier sebelum ke sungai/laut. Drainase primer merupakan aliran-aliran utama berupa sungai dan beberapa parit yang ada di kota Kuala Tungkal, yaitu Sungai Pengabuan, Sungai Betara, Sungai Bram Itam dan Parit 1, Parit 2, Parit 3 dan Parit 4. Drainase Sekunder adalah wadah pengaliran dari drainase tersier sebelum ke drainase primer yang berupa saluran drainase di sepanjang jaringan jalan. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada di lingkungan permukiman maupun perkotaan. Sistem drainase di Kota Kuala Tungkal pada umumnya masih belum baik dan belum merata ke seluruh kawasan kota. Dearah yang telah memiliki saluran drainase antara lain sepanjang jalan utama kota, kawasan perdagangan dan jasa serta sekitar pelabuhan. Akan tetapi kondisi drainase di daerah tersebut sudah banyak yang rusak dan buntu akibat dari pengaturan jaringan yang tidak tertata dengan baik. Penyebab utama kerusakan dan kebuntuan dari saluran drainase adalah karena tingginya laju sedimentasi yaitu apabila air pasang masuk akan membawa lumpur dan apabila surut lumpur tersebut tinggal didalam saluran, dan banyaknya sampah yang terdapat didalam saluran. Saluran drainase di jalan-jalan utama Kota Kuala Tungkal memiliki jenis tertutup, dengan sistim lubang kontrol, hal ini dimaksudkan berfungsi sebagai sarana saluran dan sebagai trotoar. Laporan Akhir III - 36

114 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Sedangkan daerah perumahan pada umumnya belum memiliki saluran drainase, dan yang ada terisi oleh sampah. Saluran drainase system tertutup konstruksi beton/batu bata disisi jaringan jalan kota Saluran drainase system terbuka alam pada daerah pinggiran kota, kurang terawat Saluran drainase system tertutup konstruksi beton/batu bata di kawasan perdagangan Saluran drainase system terbuka alam pada daerah permukiman kota, dimanfaatkan juga untuk pembuangan air limbah keluarga. Parit, yang dapat berfungsi sebagai drainase primer kota, mengalami sedimentasi Laporan Akhir III - 37

115 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Gambaran prasarana drainase kampung Nelayan Persampahan A. Kondisi Persampahan. Sistem penanganan sampah di Kota Kuala Tungkal dilakukan dengan pengangkutan ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang berasal dari lingkungan perumahan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Rata-rata jumlah produksi sampah per hari di Kota Kuala Tungkal mencapai 21 m3/hari. Sarana pembuangan sampah yang dipergunakan oleh penduduk berupa tong dengan bak terbuka, tong dengan bak tertutup, serta membuat lubang/galian dan menutupnya. Disamping itu masih banyak penduduk yang membuang secara sembarang dipekarangan atau dibadan parit. Pengelolaan sampah dilakukan oleh Kantor PPKTB yang saat ini loaksi TPS nya berada di Desa Tungkal II, yang didukung dengan 4 armada truk sampah dengan kapasitas 6 m3/truk dengan frekwensi pengangkutan 1 kali per hari. Penanganan sampah perkotaan kedepan perlu ditingkatkan baik dalam hal cakupan daerah pelayanan maupun kualitas dan frekwensi pelayannya, Penanganan sampah seperti di kawasan permukiman nelayan membutuhkan pendekatan khusus untuk mencegah pencemaran air sungai atau parit. Kondisi lingkungan perumahan yang buruk, karena adanya tempat pembuangan sampah disekitar perumahan penduduk Lahan kosong yang dijadikan tempat pembuangan sampah, lokasi didekat PPI Tungkal II Laporan Akhir III - 38

116 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Saat ini tempat pembuangan akhir (TPA) sampah berada di Desa Pematang Lumut, namun kemudian Lokasi TPA tersebut terlalu dekat dengan sungai, sehingga dapat mencemari air di hilirnya. Pemerintah Kabupaten Tanjab Barat telah menjajagi untuk memindahkan ke lokasi baru yaitu di Simpang Abadi Kecamatan Betara dengan luas + 21 ha, menggunakan sistem Sanitary landfill. Permasalahan khusus persampahan yang berlaku di Perkotaan Kuala tungkal dapat diuraikan sebagai berikut : a. Masih rendahnya tingkat pelayanan dari cakupan pelayanan, yaitu sebesar 49,15 % b. Kurang memadainya prasarana dan sarana penunjang kegiatan pegelolaan sampah seperti tong sampah, gerobak sampah, TPS, Truck sampah dan lainnya. c. Terbatasnya ketersediaan anggaran untuk pengelolaan persampahan. d. Retribusi tidak dipungut oleh institusi pengelola persampahan dan bukan menjadi sumber pendapatan yang dapat digunakan secara langsung untuk biaya pengelolaan sampah. e. Masih relatif rendahnya sumber daya manusia pengelolaan persampahan, baik ditingkat manajemen maupaun ditingkat petugas lapangan. f. Belum maksimalnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yang diperlihatkan dari kondisi lingkungan permukiman yang masih banyak tercemar dengan masalah pembuangan sampah. g. Masih relatif rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sarana persampahan yang disediakan. B. Analisis Timbulan Sampah Kota Kuala Tungkal dan Kawasan Prioritas Analisis timbulan sampah pada wilayah perkotaan Kuala Tungkal dan Kawasan Prioritas di pengaruhi oleh perkembangan penduduk yang diperkirakan sampai dengan tahun Untuk melihat jumlah timbulan sampah yang terjadi dapat dilihat pada tabel berikut: Laporan Akhir III - 39

117 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Tabel 3.4 Analisis Timbulan sampah dan Kebutuhan Sarana Persampahan Pada Wilayah Perkotaan Kuala Tungkal No. Variabel Satuan Eksisting Penduduk Jiwa Jumlah KK KK Jumlah Rumah Unit Rata-rata Hunian Jiwa Produk Sampah - Domestik Liter/hari , , Non Domestik Liter/hari , , Jumlah Sampah Harian m3/hari 273,08 308,25 343,42 378,59 7 Pengelolaan Sampah - Transfer Depo Buah Gerobak Sampah (1000 L) Buah TPA Buah - 1, Rencana Pengembangan - Pembinaan Pengelolaan Sampah Sumber : Hasil Perhitungan. Keterangan: - Produksi sampah rumah tangga 2,5 liter/orang/hari - Luas Transfer Depo 100 m² - Kapasitas Gerobak Sampah 1000 liter - Kapasitas Bak/Tong Sampah 12,5 liter Paket Air Limbah Pola pembuangan air limbah rumah tangga oleh penduduk kota dikelompokan dalam sistem : 1. Pembuangan Langsung Pola pembungan air limbah ini dengan cara membuang limbah secara langsung tanpa mempergunakan pengendapan pada tempat penampungan, seperti pembuangan air limbah dan jamban ke permukaan tanah (cemplung dan plengsengan). Sebagian besar penduduk perkotaan masih menggunakan pola pembuangan ini, namun dilengkapi cubluk atau langsung dibuang dibawah rumah. Dampak yang ditimbulkan dari Laporan Akhir III - 40

118 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT cara tersebut diatas adalah rendahnya tingkat kesehatan lingkungan serta tingginya gangguan penyakit terutama infeksi bakteri pada kulit. Rumah-rumah yang menempati badan parit atau sungai menggunakan saluran parit/sungai untuk pembuangan langsung limbah, sehingga mencemari air yang ada dan menimbulkan penyakit dilingkungan permukiman tersebut. 2. Pembuangan Limbah dengan Tangki Septik Penduduk kota Kuala Tungkal yang menggunakan pola pembuangan air limbah dengan Tangki Septik ini baru mencapai 54 % dengan sistem sanitasi individu, kelompok atau golongan yang menggunakan pola ini dipergunakan pada perumahan permanen, perkantoran, hotel, ruko dan restoran. Laporan Akhir III - 41

119 I RPKPP KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Sanitasi untuk air buangan rumah tangga belum banyak yang menggunakan saluran tersier atau saluran lingkungan, dimana pola pembuangan air buangan adalah dengan menggunakan tanah rawa sebagai daerah tangkap yang nantinya secara alami akan mengalir mengikuti kemiringan lahan yang ada. Pola ini dikemudian hari akan banyak menimbulkan berbagai masalah seperti penyakit terutama bila perkembangan daerah permukiman cukup pesat oleh karena daerah terbuka sudah berkurang. Pada tabel berikut dijabarkan mengenai sitem pembuangan air limbah keluarga yang berlaku di perkotaan Kuala tungkal. Rumah penduduk yang dibangun pada badan parit/sungai, No. Tabel : 3.5 Penggunaan Jenis Jamban Oleh Penduduk di Perkotaan Kuala Tungkal Jenis Jamban Yang Dipergunakan Penduduk (rumah) LeherAngsa Kelurahan/Desa Cemplung dng Leher Leher Angsa Dng Cemplung Dng Plengsengan Angsa Septic tank Peresapan Tungkal I Tungkal II Tungjkal III Tungkal IV Kota Tungkal Harapan Teluk Sialang Pembengis Jumlah Sumber : Kantor PKKTB, lokasi didekat PPI Tungkal II Kesehatan Ka. Tanjab Barat, Tahun Laporan Akhir III - 42

120 KONSEP DAN Bab 04 RENCANA PENANGANAN KAWASAN Laporan Akhir IV - 1

121 4.1 Kebutuhan Penyediaan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan Kebutuhan Rumah Kebutuhan rumah akan terus meningkat sejalan dengan dimasa mendatang. perkembangan penduduk Untuk melihat kebutuhan rumah (backlog) serta kebutuhan sesuai dengan perkembangan penduduk Kawasan Prioritas I Kampung Nelayan sampai dengan tahun 2032 sebagaimana disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Kebutuhan Jumlah Rumah Di Kawasan Prioritas I Kampung Nelayan sampai Tahun 2032 No. Variabel Satuan Jumlah Penduduk (Jiwa) Eksisting Penduduk Jiwa Jumlah KK KK Tingkat Pelayanan % 68,7 100,0 100,0 100,0 100,0 4 Jumlah Rumah Unit Rata-rata Hunian Eksisting Jiwa 6 6 Rata-rata Hunian Standar Jiwa Pencana Pengembangan 7 Perumahan a. Pembangunan Backlog unit 21 b. Pembangunan Rumah Unit Sumber : Hasil Perhitungan tahun Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air minum pada Kawasan prioritas 1 (kampung Nelayan) sampai dengan tahun 2032 diperkirakan sebagai berikut: Tabel 4.2 Kebutuhan Sarana Air Minum Di Kawasan Prioritas I Kampung Nelayan sampai Tahun 2032 No. Variabel Satuan Eksisting Penduduk Jiwa Jumlah KK KK Jumlah Rumah Unit Rata-rata Hunian Jiwa Kebutuhan Air Bersih Liter/hari - Kebutuhan Air Domestik Liter/hari Kebutuhan Air Non Domestik (20%) Liter/hari Kebutuhan Air Domestik Liter/hari Laporan Akhir IV - 2

122 + Non Domestik - Kebocoran (20%) Liter/hari 33351, , , ,92 TOTAL KEBUTUHAN (Liter) Liter/hari TOTAL KEBUTUHAN (M3) m3/hari 1700,9 2045,9 2391,0 2736,0 Kapasitas yang dibutuhkan Liter/detik 19,7 23,7 27,7 31,7 Sumber : Hasil Perhitungan tahun Kebutuhan Jalan Lingkungan Didalam Kawasan permukiman nelayan jaringan jalan merupakan Jalan rabat dan jalan semen beton dengan kondisi buruk hingga sedang, serta jalan yang masih terbuat dari tanah. Banyak badan rabat dan jalan semen yang sudah rusak dan memerlukan perbaikan, dimensi jalan yang ada berkisar antara 1 1,5 meter Timbulan Persampahan Timbulan sampah pada kawasan prioritas 1 Kampung Nelayan di pengaruhi oleh perkembangan penduduk yang diperkirakan sampai dengan tahun 2032, hal ini perlu diketahui timbulan sampah yang terjadi sehingga dapat diperkirakan program/kegiatan yang akan dibuat pada kawasan tersebut. Untuk melihat jumlah timbulan sampah yang terjadi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Prakiraan Timbulan Sampah dan Kebutuhan Sarana Persampahan Pada Kawasan Prioritas 1 Kampung Nelayan sampai tahun No. Variabel Satuan Eksisting Penduduk Jiwa Jumlah KK KK Jumlah Rumah Unit Rata-rata Hunian Jiwa Produk Sampah - Domestik Liter/hari 40872, , Non Domestik Liter/hari 8174,5 9832, Jumlah Sampah Harian m3/hari 49,05 59,00 68,95 78,89 7 Pengelolaan Sampah - Transfer Depo Buah Gerobak Sampah (1000 L) Buah Rencana Pengembangan - Pembinaan Pengelolaan Sampah Paket Sumber : Hasil Perhitungan. Keterangan: Laporan Akhir IV - 3

123 - Produksi sampah rumah tangga 2,5 liter/orang/hari - Luas Transfer Depo 100 m² - Kapasitas Gerobak Sampah 1000 liter - Kapasitas Bak/Tong Sampah 12,5 liter Limbah Pola pembungan air limbah ini dengan cara membuang limbah secara langsung tanpa mempergunakan pengendapan pada tempat penampungan, seperti pembuangan air limbah dan jamban ke permukaan tanah (cemplung dan plengsengan). Sebagian besar penduduk masih menggunakan pola pembuangan ini, namun dilengkapi cubluk atau langsung dibuang dibawah rumah. Dampak yang ditimbulkan dari cara tersebut diatas adalah rendahnya tingkat kesehatan lingkungan serta tingginya gangguan penyakit terutama infeksi bakteri pada kulit. Rumah-rumah yang menempati badan parit atau sungai menggunakan saluran parit/sungai untuk pembuangan langsung limbah, sehingga mencemari air yang ada dan menimbulkan penyakit dilingkungan permukiman tersebut. Sanitasi untuk air buangan rumah tangga belum banyak yang menggunakan saluran tersier atau saluran lingkungan, dimana pola pembuangan air buangan adalah dengan menggunakan tanah rawa sebagai daerah tangkap yang nantinya secara alami akan mengalir mengikuti kemiringan lahan yang ada. Pola ini dikemudian hari akan banyak menimbulkan berbagai masalah seperti penyakit terutama bila perkembangan daerah permukiman cukup pesat oleh karena daerah terbuka sudah berkurang. Laporan Akhir IV - 4

124 4.1.6 Drainase Pola aliran pembuangan saluran mengarah kepada badanparit-parit terhubung dengan sungai besar yaitu Sungai Pengabuan dan muara sungai yang berhadapan langsung dengan laut. Untuk pelayanan sistem drainase sendiri dibedakan atas drainase alamiah dan drainase buatan yang berada disepanjang tepi jalan yang merupakan saluran sekunder dan tersier. Drainase primer ; adalah drainase utama yang berfungsi sebagai daerah tumpahan air dari drainase sekunder dan drainasetersier sebelum ke sungai/laut. Drainase primer merupakan aliran-aliran utama berupa sungai dan beberapa parit yang ada, yaitu Sungai Pengabuan, Sungai Betara, Sungai Bram Itam dan Parit 1, Parit 2, Parit 3 dan Parit 4. Drainase Tersier adalah drainase yang merupakan wadah pengaliran yang umumnya merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang berada di lingkungan permukiman maupun perkotaan( diluar Kawasan Prioritas 1 Kampung Nelayan) Kebutuhan Infrastruktur Penunjang Perikanan Sesuai dengan karakteristik kawasan prioritas 1 yaitu Kampung Nelayan, maka untuk menujang kegiatan utama (perikanan) yang terdapat di kawasan ini perlu dipersiapkan infrastruktur penunjang yang terkait dengan pengembangan kawasan ini. Adapun infrastruktur penunjang kawasan ini antara lain : - Cold storage (Tempatpendingin) - Pabrikes mini - Pusat workshop pengolahanikan - Tempatpenjualanhasilolahan/home industriperikanan - TempatPengelolaanIkan - TempatPelelanganIkan - Pasarikandankuliner sea food Dengandemikianinfrastrukturpenunjangbagikegiatanperikananinidapatmemberikandampak positifterhadapperekonomiankhususnyabagimayarakat yang bergerakpadabidangperikanan. Laporan Akhir IV - 5

125 4.1.8 Kebutuhan Infrastruktur Penunjang Pariwisata Salah satu ciri khas dari suatu kawasan wisata adalah menonjolkan (mengexpose) kegiatan apa yang akan dikembangkan pada kawasan tersebut, sehingga dapat menarik para wisatawan yang akan datang kelokasi ini. Perkampungan nelayan merupakan daya tarik tersendiri untuk dijadikan objek wisata karena didalamnya terdapat beberapa objek dan kegiatan nelayan yang cukup menarik untuk diamati. Beberapa kegiatan wisata yang dapat dikembangkan di Kawasan Permukiman Prioritas Kampung Nelayan Kuala Tungkal adalah sebagai berikut : 1. Berperahumenyusursungaimengelilingiperkampungannelayanmelaluijalur air. 2. Observasidanmengamatikehidupansosialnelayan, kegiatanekonomisejaknelayanmelautsampaidenganpengolahanhasilproduksiperikananne layan. 3. Kawasanwisata ANCOL sebagaisalahsatudayatarikkawasanprioritas, merupakankawasanterbukadenganpemandangan/view yang cukupluaskearahlaut. Padakawasaninijugaterdapatpanggung dapatdijadikansaranahiburandankegiatanlainnya. yang Untuk kawasan wisata yang terdapat di Kampung Nelayan ini adalah kegiatan dasarnya adalah terkait dengan kelautan/perikanan, sehingga kebutuhan Infrastruktur untuk menunjang pariwisata ini adalah : - Landmark (terkaitdenganhasillaut/sungai) - Plaza ( Panggung Terbuka) - TempatPemancingandan - TempatKuliner Laporan Akhir IV - 6

126 Gambar4.1 PerspektifKonsepPengembanganKawasanWisata LingkunganKawasanPrioritas KONSEP DASAR Dermaga sarana rekreasi Permukiman nelayan Dapat dikembangkan untuk pariwisata, yaitu dengan mengelilingi sepanjang sungai yang melintasi permukiman nelayan. Oleh hal tersebut, penataan permukiman nelayan adalah hal yang sangat diutamakan untuk menuju sarana rekreasi/pariwisata Permukiman nelayan Matrik Kebutuhan Penanganan Berdasarkan pada potensi dan permasalahan yang dihadapi di kawasan prioritas Kampung Nelayan serta berpedoman pada tujuan kebijakan dari pada pembangunan daerah, maka kebutuhan penanganan kawasan permukiman prioritas dalam hal ini Kampung Nelayan, secara spesifik akan menjadi prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Untuk lebih jelasnya Kebutuhan Penanganan di kawasan prioritas Kampung Nelayan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Laporan Akhir IV - 7

127 Tabel 4.4 Kebutuhan Penanganan Kawasan Permukiman Kampung Nelayan No Infrastruktur Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan 1 Permukiman Melakukan penanganan secara khusus pada kawasan yang tergenang oleh air Penataan bangunan permukiman agar lebih teratur Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang layak dan sehat Peningkatan kualitas bangunan 2 Air Bersih Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan air bersih serta didukung oleh jaringan air bersih yang terintegrasi Peningkatan layanan air bersih yang berasal dari PDAM 3 Persampahan Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Sosialisasi terhadap msayarakat mengenai tata cara penanganan sampah 4 Jalan Lingkungan Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembanguna pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan lingkungan di kawasan perkotaan 5 Drainase Pembangunan jaringan drainase yang saling terintegrasi untuk mengurangi genangan air yang terjadi Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air 6 Sanitasi/ Air Limbah Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Laporan Akhir IV - 8

128 7 PenataanBangunan dan Lingkungan Melakukan pembuatan dan rencana penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan yang masih banyak terdapat lahan kosong Diperlukan pembuatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan prioritas. 4.2 Konsep Penanganan Kawasan Setelah memperhatikan beberapa potensi dan permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya serta setelah dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada tersebut, maka pada sub bab ini akan dijelaskan beberapa langkah penanganan yang akan dilakukan dalam menangani permasalahan yang ada. Langkah penanganan Ini dilakukan sebagai dasar dalam peentuan rencana aksi program yang akan ditentukan pada bab berikutnya.konsep penangana kawasan pada masing-masing blok pada kawasan prioritas 1 akan disajikan dalam bentuk matriks table penanganan Penanganan Kawasan Prioritas Blok 1 Laporan Akhir IV - 9

129 Tabel 4.5 Kebutuhan Penanganan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (BLOK 1) No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Ada 67 unit bangunan rumah di bantaran Sungai Pangabuan Seluruh bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Bagian belakang rumah menghadap sungai, sehingga limbah rumah tangga sebagian besar dibuang ke sungai 1. Pengamanan bantaran sungai dari berdirinya bangunan perumahan 2. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 3. Pengamanan Kawasan dari kemungkinan bahaya kebakaran 4. Peningkatan kesehatan lingkungan perumahan 1. Kompensasi pengadaan bahan bangunan, untuk 67 unit bangunan rumah 2. Relokasi perumahan tepi sungai 3. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 4. Bangunan perumahan ditepi sungai tidak membelakangi sungai, Muka rumah menghadap sungai 1. Modul rumah contoh 2. Pengadaan bahan bangunan 3. Pembuatan film penerangan, media cetak (Koran, leaflet dll) 4. Penyediaan fasilitas penanganan bahaya kebakaran 5. Pembuatan prototype dan rumah contoh rumah menghadap sungai Kondisi sanitasi yang kurang baik, mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Lahan pengembangan permukiman sangat terbatas 5. Pengarahan pembanguan ke kawasan kepadatan rendah 5. Perda Bangunan dan Gedung 6. Menyiapkan kajian (naskahakademis)bangunan gedung 7. Legalisasi Ranperda Bangunan gedung. Laporan Akhir IV - 10

130 2 Sungai Air sungai tidak dapat dikonsumsi Menyulitkan dalam penyediaan sarana dan prasarana permukiman. Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Penataan kawasan sempadan sungai Pendataan jumlah rumah tepi sungai Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Pembuatan pengumuman kebersihan sungai papan tentang Pembuatan prototype rumah dan rumah contoh untuk rumah tepi sungai 3 Jalan Lingkungan Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pembuatan jalan lingkungan baru pada kawasan prioritas sehingga dapat saling terintegrasi Peningkatan keamanan jalan lingkungan bagi penduduk Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan kelompok (organisasi dalam dan jalan Penyusunan DED Jalan dan pelengkap keamanan jalan 4 Air Bersih Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Kawasan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM. Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh pendudk kawasan Blok 1 Peningkatan layanan air bersih yang berasal dari PDAM Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 1 Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air bersih Pembangunan perpipaan jaringan didalam Laporan Akhir IV - 11

131 kawasan Pembangunan Umum (HU) Hidran 5 Drainase Tidak ada saluran drainase Inventarisasi kebutuhan jaringan drainase kawasan Pemanfaatan drainase alam Menjaga agar saluran drainase alam (sungai/parit) tidak tersumbat sehingga aliran air dari permukiman dapat berjalan lancar Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Penyusunan DED Drainase Kawasan Blok 1 6 Sanitasi/ Air Limbah Semua bangunan rumah tangga tidak memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Pengelolaan air limbah (jamban) keluarga Peningkatan kesehatan penduduk dan kesehatan lingkungan Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) untuk sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan Pembangunan septic tank komunal Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem Pengembangan pengangkutan sampah di kawasan Blok 1 Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dapat masuk kepelosok Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) sosialisasi dan penyuluhan tentang Laporan Akhir IV - 12

132 pengelolaan sampah. kawasan diminimalisasi persampahan Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi Membentuk kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) dalam pengelolaan persampahan Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah Penyediaan tong sampah untuk sampah organic dan sampah an organik 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Kondisi perumahan belum tertata dengan baik Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Kerapatan bangunan di sekitar sempadan sungai sangat rapat Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas bangunan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Sosialisasi tentang keamanan bangunan perumahan Pembuatan contoh/ prototype rumah sederhana, sehat dan layak huni Pembuatan papan pengumuman, leaflet dan media informasi untuk penyuluhan dan sosialisasi keamanan bangunan dan lingkungan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan mengguunakan bahan dari kayu Laporan Akhir IV - 13

133 Relokasiperumahantepisungai Sosialisai/penyuluhantentangrum ah yang layakhuni, amandannyaman Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan airapabila terjadi genangan di jalan lingkungan Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 1 Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritassehingga meminimalisasi pencemaranlingkungan Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman Laporan Akhir IV - 14

134 4.2.2 Penanganan Kawasan Prioritas Blok 2 Tabel 4.6 Kebutuhan Penanganan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Prioritas BLOK 2 No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Lahan pengembangan permukiman sangat terbatas 1. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 2. Pengarahan pengembangan permukiman kawasan Blok 2 3. Pengamanan bantaran sungai dari berdirinya bangunan perumahan 1. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 2. Penataan lingkungan perumahan di Blok 2 3. Penataan kawasan bantaran sungai 1. Pembuatan film, media cetak (Koran, leaflet dll) 2. Penerapan peraturan pendirian bangunan didalam lingkungan permukiman Blok 2 2 Sungai Air sungai tidak dapat dikonsumsi Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Penataan kawasan sempadan sungai Pendataan jumlah rumah tepi sungai Penyediaan tempat pembuangan sampah di lingkungan permukiman Penyediaan papan Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Pembuatan pengumuman kebersihan sungai papan tentang Pembuatan prototype rumah dan rumah contoh untuk rumah tepi sungai Laporan Akhir IV - 15

135 pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai 3 Jalan Lingkungan Sebagian jalan lingkungan kondisinya kurang baik Terdapat penyempitan jalan kolektor menuju kawasan pelabuhan Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan lingkungan dan jalan kolektor sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk meningkatkan akses menuju pelabuhan Pelebaran jalan kolektor menuju pelabuhan Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan lingkungan di kawasan perkotaan Penyusunan Pengembangan jalan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan DED kelompok (organisasi dalam dan jalan 4 Air Bersih Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Kawasan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM. Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh rumah rumah penduduk di Kawasan Blok 2 Peningkatan kualitas dan jaringan layanan air bersih yang berasal dari PDAM Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air bersih Pembangunan perpipaan kawasan Pembangunan Umum jaringan didalam Hidran 5 Drainase Saluran drainase masih tercampur dengan air limbah Melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap Pembangunan jaringan drainase yang saling terintegrasi untuk Melakukan perbaikan terhadap jaringan drainase Laporan Akhir IV - 16

136 rumah tangga. Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. jaringan drainase yang telah ada. Pendataan daerah genangan air terutama pada saat musim hujan Pemanfaatan jaringan drainase yang ada saat ini mengurangi genangan air yang terjadi Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas untuk menghidari terjadinya genangan yang fungsinya tidak maksimal 6 Sanitasi/ Air Limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Pembuatan septic tank bagi limbah padat secara komunal Peningkatan jaringan drainase sebagai pembuangan limbah cair Pengolahan air limbah (jamban) keluarga Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan Pembangunan septic tank komunal dengan teknologi tepat guna 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dapat masuk kepelosok kawasan Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Membentuk masyarakat masyarakat) kelompok (organisasi dalam Laporan Akhir IV - 17

137 penerapan pola 3 R masih kurang Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Sosialisasi terhadap msayarakat mengenai tata cara penanganan sampah Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi pengelolaan persampahan Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Belum ada penataan kawasan, perlu dilakukan lebih awal untuk menjaga kawasan agar tidak berkembang tanpa penataan. Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas bangunan Diperlukan pembuatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan prioritas. Penyusunan/Perencanaan Kawasan wisata Pengembangan fasilitas penunjang wisata seperti plaza, gazebo, panggung terbuka, kuliner, lampu taman/kawasan, pembuatan landmark kawasan dan lainnya. Laporan Akhir IV - 18

138 Penataanlingkunganperumahan di Blok 2 Penataankawasanbantaransungai Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai Pelebaran jalan kolektor menuju pelabuhan Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas untuk menghidari terjadinya genangan Sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat di kawasan prioritas Pengembanganteknologi septic tank yang cocokpadakawasan Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Rencana TataBangunan danlingkungan pada kawasanprioritas. Laporan Akhir IV - 19

139 4.2.3 Penanganan Kawasan Prioritas Blok 3 Tabel 4.7 Kebutuhan Penanganan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Prioritas BLOK 3 No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Sebagian rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Kondisi sanitasi yang kurang baik, mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi 1. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 2. Penataan bangunan dan lingkungan permukiman yang sehat 3. Kajian struktur bangunan daerah rawa. 4. Pengembangan teknologi konstruksi bangunan 1. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 2. Peraturan Penataan bangunan dan lingkungan 3. Desain Inovasi/ model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 4. Pembangunan model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 1. Pembuatanmedia komunikasi cetak (Koran, leaflet dll) tentang rumah layak huni dan sehat dan juga peraturan tentang rumah layak huni, nyaman dan sehat 2. Pembuatan bangunan contoh dengan konstruksi khusus di kawasan Blok 3 5. Bantuan dana dan teknik konstruksi bangunan perumahan pada kawasan dengan tekstur tanah khusus. 2 Sungai Air sungai tidak dapat dikonsumsi Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah Penataan kawasan sempadan sungai Pendataan jumlah rumah tepi Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pengembangan konsep muka Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Laporan Akhir IV - 20

140 tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap sebagian wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) sungai Penyediaan tempat pembuangan sampah di lingkungan permukiman Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai bangunan rumah menghadap sungai Pembuatan pengumuman kebersihan sungai papan tentang Pembuatan prototype rumah dan rumah contoh untuk rumah tepi sungai 3 Jalan Lingkungan Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan lingkungan Peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pemeliharaan dan perbaikan jalan lingkungan yang telah ada di kawasan perkotaan Perlengkapan keamanan jalan lingkungan bagi pengguna jalan. Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan lingkungan di kawasan perkotaan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan kelompok (organisasi dalam dan jalan Pembuatan pagar pengaman tepi jalan pada daerah yang dirasakan memerlukan. Penyusunan DED Jalan 4 Air Bersih Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh Pembangunan jaringan air bersih Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air Laporan Akhir IV - 21

141 hujan. penduduk di kawasan Blok 3 (PDAM) di dalam kawasan bersih Kawasan belum terjangkau oleh pelayanan PDAM. Peningkatan jaringan pelayanan dan kualitas air bersih yang berasal dari PDAM Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pembangunan perpipaan kawasan jaringan didalam Pembuatan Hidran Umum 5 Drainase Tidak ada saluran drainase Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Pembuangan air hujan dan limbah rumah tangga ke daerah genangan. Inventarisasi kebutuhan jaringan drainase kawasan Melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap jaringan drainase yang telah ada. Pembangunan jaringan drainase yang saling terintegrasi untuk mengurangi genangan air yang terjadi Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Penyusunan DED Drainase Pembangunan saluran drainase terintegrasi dengan kawasan lain. 6 Sanitasi/ Air Limbah Semua bangunan rumah tangga tidak memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai dan daerah genangan Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem Pembuatan septic tank bagi limbah padat secara komunal Peningkatan jaringan drainase sebagai pembuangan limbah cair Pengolahan air limbah (jamban) keluarga Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pengembangan teknologi septic Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) tentang kesehatan lingkungan dan peraturan kesehatan lingkungan. Pembangunan septic tank komunal dengan teknologi yang cocok diterapkan di kawasan Blok 3 Laporan Akhir IV - 22

142 sanitasi yang baik tank yang cocok diterapkan pada kawasan 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai/parit Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dapat masuk kepelosok kawasan Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Membentuk kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) dalam pengelolaan persampahan Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah Sosialisasi terhadap msayarakat mengenai tata cara penanganan sampah Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Kondisi perumahan belum tertata dengan baik Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Kerapatan bangunan di sekitar sempadan sungai Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas bangunan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Diperlukan pembuatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan prioritas. Penyusunan RTBL Kawasan Penarapan peraturan penataan bangunan dan lingkungan Pembuatan prototype contoh/ rumah Laporan Akhir IV - 23

143 sangat rapat Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu sederhana, sehat dan layak huni Laporan Akhir IV - 24

144 DesainInovasi/ model strukturbangunanuntuklingkunga npasangsurutataurawa Sosialisasidanpenyuluhantentang kebersihanlingkungandankebersi hansungai Pengembangankonsepmukabang unanrumahmenghadapsungai Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Pengelolaan limbah secara komunal sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaranlingkungan dapat diminimalisasi Melakukan penataanbangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Laporan Akhir IV - 25

145 4.2.4 Penanganan Kawasan Prioritas Blok 4 Tabel 4.8 Kebutuhan Penanganan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Prioritas BLOK 4 No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Ada 22 unit bangunan rumah di bantaran Parit A Ada 18 unit bangunan rumah di bantaran Parit B Seluruh bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. 1. Pengamanan bantaran sungai dari berdirinya bangunan perumahan 2. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 3. Pengamanan Kawasan dari kemungkinan bahaya kebakaran 4. Peningkatan kesehatan lingkungan perumahan 5. Pengarahan pembanguan ke kawasan kepadatan rendah 1. Kompensasi pengadaan bahan bangunan, untuk 40unit bangunan rumah 2. Relokasi perumahan tepi sungai 3. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 4. Bangunan perumahan ditepi sungai tidak membelakangi sungai, Muka rumah menghadap sungai 5. Penataan kawasan bantaran sungai 1. Modul rumah contoh 2. Pengadaan bahan bangunan 3. Pembuatan film penerangan, media cetak (Koran, leaflet dll) 4. Penyediaan fasilitas penanganan bahaya kebakaran 5. Pembuatan prototype dan rumah contoh rumah menghadap sungai 6. Menyiapkan kajian (naskahakademis)banguna n gedung 7. Legalisasi Ranperda Bangunan gedung. Laporan Akhir IV - 26

146 2 Sungai Air sungai tidak dapat dikonsumsi Menyulitkan dalam penyediaan sarana dan prasarana permukiman. Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk Penataan kawasan sempadan sungai Pendataan jumlah rumah tepi sungai Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Pembuatan pengumuman kebersihan sungai papan tentang Pembuatan prototype rumah dan rumah contoh untuk rumah tepi sungai 3 Jalan Lingkungan Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan lingkungan Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pembuatan jalan lingkungan baru pada kawasan prioritas sehingga dapat saling terintegrasi Peningkatan keamanan jalan lingkungan bagi penduduk Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan lingkungan di kawasan perkotaan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan kelompok (organisasi dalam dan jalan Penyusunan DED Jalan dan pelengkap keamanan jalan Laporan Akhir IV - 27

147 4 Air Bersih Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh pendudk kawasan Blok 4 Peningkatan layanan air bersih yang berasal dari PDAM Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 4 Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air bersih Pembangunan perpipaan kawasan Pembangunan Umum (HU) jaringan didalam Hidran Belum memiliki sistem sanitasi yang baik 5 Drainase Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Jalan lingkungan yang kondisinya banyak yang rusak dan sempit dan tidak memiliki drainase. Inventarisasi kebutuhan jaringan drainase kawasan Pemanfaatan drainase alam Melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap jaringan drainase yang telah ada. Menjaga agar saluran drainase alam (sungai/parit) tidak tersumbat sehingga aliran air dari permukiman dapat berjalan lancar Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Penyusunan DED Drainase Kawasan Blok 4 Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase alam (sungai/parit) agar tidak tersumbat 6 Sanitasi/ Air Limbah Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan Pengelolaan air limbah (jamban) keluarga Peningkatan kesehatan penduduk dan kesehatan lingkungan Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) untuk sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan Laporan Akhir IV - 28

148 cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pembangunan septic tank komunal Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai (parit) Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Pengembangan pengangkutan sampah di kawasan Blok 1 Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dapat masuk kepelosok kawasan Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) sosialisasi dan penyuluhan tentang persampahan Membentuk kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) dalam pengelolaan persampahan Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah Penyediaan tong sampah untuk sampah organic dan sampah an organik 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Sosialisasi tentang keamanan bangunan perumahan Pembuatan contoh/ prototype rumah sederhana, sehat dan layak huni Pembuatan papan pengumuman, leaflet dan media informasi untuk Laporan Akhir IV - 29

149 memiliki izin bangunan Kerapatan bangunan di sekitar sempadan sungai sangat rapat Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan mengguunakan bahan dari kayu bangunan penyuluhan dan sosialisasi keamanan bangunan dan lingkungan Penyusunan RTBL Kawasan Blok 4 Koridor Sungai/Parit Laporan Akhir IV - 30

150 Relokasiperumahantepisungai Pengembangankonsepmukabang unanrumahmenghadapsungai Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 4 Menjaga agar saluran drainase alam (sungai/parit) tidak tersumbat sehingga aliran air dari permukiman dapat berjalan lancar Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaranlingkungan dapat diminimalisasi Melakukan penataanbangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Laporan Akhir IV - 31

151 4.2.5 Penanganan Kawasan Prioritas Blok 5 Tabel 4.9 Kebutuhan Penanganan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Prioritas BLOK 5 No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. 1. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 2. Kajian struktur bangunan daerah rawa. 3. Pengembangan teknologi konstruksi bangunan 1. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 2. Peraturan Penataan bangunan dan lingkungan 3. Desain Inovasi/ model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 4. Pembangunan model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 1. Pembuatanmedia komunikasi cetak (Koran, leaflet dll) tentang rumah layak huni dan sehat dan juga peraturan tentang rumah layak huni, nyaman dan sehat 2. Pembuatan bangunan contoh dengan konstruksi khusus di kawasan Blok 3 3. Bantuan dana dan teknik konstruksi bangunan perumahan pada kawasan dengan tekstur tanah khusus. 2 Sungai Air sungai tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap sebagian wilayah daratan Penyediaan tempat pembuangan sampah di lingkungan permukiman Penyediaan pengumuman papan tentang Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Pembuatan pengumuman papan tentang Laporan Akhir IV - 32

152 (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga oleh sebagian penduduk kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai kebersihan sungai 3 Jalan Lingkungan Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan lingkungan Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Lebar jalan lingkungan relatif kurang memenuhi standar dan sulit dilalui bila kendaraan roda dua berpapasan Perlengkapan dan fasilitas jalan lingkungan belum tersedia dengan baik Peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pemeliharaan dan perbaikan jalan lingkungan yang telah ada di kawasan permukiman kawasan Blok 5 Perlengkapan keamanan jalan lingkungan bagi pengguna jalan. Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan lingkungan di kawasan perkotaan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan Penyusunan DED Jalan kelompok (organisasi dalam dan jalan 4 Air Bersih Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Belum seluruhnya terjangkau Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh penduduk kawasan prioritas Blok 5 Peningkatan layanan air bersih Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air bersih Pembangunan jaringan Laporan Akhir IV - 33

153 oleh pelayanan PDAM. yang berasal dari PDAM perpipaan didalam kawasan Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Peningkatan kualitas SDMpengelolaan air bersih 5 Drainase Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Belum ada saluran drainase, pembuangan air ke lahan kosong yang lebih rendah Inventarisasi kebutuhan jaringan drainase kawasan Melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap jaringan drainase yang telah ada. Pembangunan jaringan drainase yang saling terintegrasi untuk mengurangi genangan air yang terjadi Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Penyusunan DED Drainase Kawasan Blok 5 Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase alam (sungai/parit) agar tidak tersumbat 6 Sanitasi/ Air Limbah Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Pembuatan septic tank bagi limbah padat secara komunal Peningkatan jaringan drainase sebagai pembuangan limbah cair Pengolahan air limbah (jamban) keluarga Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Pembangunan septic tank komunal Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan Laporan Akhir IV - 34

154 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dapat masuk kepelosok kawasan Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Membentuk kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi terhadap msayarakat mengenai tata cara penanganan sampah Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan mengguunakan bahan dari kayu Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas bangunan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Diperlukan pembuatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan prioritas. Pembuatan contoh/ prototype rumah sederhana, sehat dan layak huni Pembuatan papan pengumuman, leaflet dan media informasi untuk penyuluhan dan sosialisasi keamanan bangunan dan lingkungan Sebagian besar bangunan Laporan Akhir IV - 35

155 merupakan bangunan semi permanen dengan mengguunakan bahan dari kayu Laporan Akhir IV - 36

156 DesainInovasi/ model strukturbangunanuntuklingkunga npasangsurutataurawa Sosialisasidanpenyuluhantentang kebersihanlingkungandankebersi hansungai Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalamkawasan Pembangunan jaringan drainase yang saling terintegrasi untuk mengurangi genangan air yang terjadi Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman Laporan Akhir IV - 37

157 4.2.6 Penanganan Kawasan Prioritas Blok 6 Tabel 4.10 Kebutuhan Penanganan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (BLOK 6) No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Seluruh bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Fisik wilayah sebagian besar ± 60% merupakan rawa dan genangan, sedangkan sisanya 40% berupa lahan kering 1. Kajian struktur bangunan daerah rawa. 2. Pengamanan bantaran sungai dari berdirinya bangunan perumahan 3. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 4. Pengamanan Kawasan dari kemungkinan bahaya kebakaran 5. Peningkatan kesehatan lingkungan perumahan 1. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 2. Bangunan perumahan ditepi sungai tidak membelakangi sungai, Muka rumah menghadap sungai 3. Pembangunan model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 1. Pembuatan film penerangan, media cetak (Koran, leaflet dll) 2. Penyediaan fasilitas penanganan bahaya kebakaran 3. Pembuatan prototype dan rumah contoh rumah menghadap sungai 4. Desain Inovasi/ model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 2 Sungai Air sungai tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut Penataan kawasan sempadan sungai Pendataan jumlah rumah tepi Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet Laporan Akhir IV - 38

158 dapat berpengaruh terhadap wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk sungai Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai dll) Pembuatan pengumuman kebersihan sungai papan tentang Pembuatan prototype rumah dan rumah contoh untuk rumah tepi sungai 3 Jalan Lingkungan Kondisi jalan rusak, bergelombang, sebagian tergenang pada lokasi tertentu pada saat air laut/sungai pasang Peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan kelompok (organisasi dalam dan jalan Penyusunan DED Jalan dan pelengkap keamanan jalan 4 Air Bersih Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Belum seluruhnya terjangkau oleh pelayanan PDAM. Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh pendudk kawasan Blok 6 Peningkatan layanan air bersih yang berasal dari PDAM Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 6 Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air bersih Pembangunan perpipaan kawasan Pembangunan Umum (HU) jaringan didalam Hidran Laporan Akhir IV - 39

159 5 Drainase Sebagian kecil kawasan memiliki saluran drainase namun tidak terintegrasi Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Kondisi drainase di jalan utama tidak baik, sering terjadi genangan di badan jalan pada saat air laut/sungai pasang Inventarisasi kebutuhan jaringan drainase kawasan Pemanfaatan drainase alam Melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap jaringan drainase yang telah ada. Menjaga agar saluran drainase alam (sungai/parit) tidak tersumbat sehingga aliran air dari permukiman dapat berjalan lancar Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Blok 6 Penyusunan DED Drainase Kawasan Blok 6 Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase alam (sungai/parit) agar tidak tersumbat 6 Sanitasi/ Air Limbah Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Pembuatan septic tank bagi limbah padat secara komunal Peningkatan jaringan drainase sebagai pembuangan limbah cair Pengolahan air limbah (jamban) keluarga Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) untuk sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan Pembangunan septic tank komunal Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Pengembangan pengangkutan sampah di kawasan Blok 6 Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) sosialisasi dan penyuluhan tentang Laporan Akhir IV - 40

160 Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah dapat masuk kepelosok kawasan Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi persampahan Membentuk kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) dalam pengelolaan persampahan Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah Penyediaan tong sampah untuk sampah organic dan sampah an organik 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas bangunan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Sosialisasi tentang keamanan bangunan perumahan Pembuatan contoh/ prototype rumah sederhana, sehat dan layak huni Pembuatan papan pengumuman, leaflet dan media informasi untuk penyuluhan dan sosialisasi keamanan bangunan dan lingkungan Laporan Akhir IV - 41

161 Pembangunan model strukturbangunanuntuklingkunga npasangsurutataurawa Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 6 Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Blok 6 Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Melakukan penataan bangunan padakawasan padatpermukiman, bangunan dan penduduk Laporan Akhir IV - 42

162 4.2.7 Penanganan Kawasan Prioritas Blok 7 Tabel 4.11 Kebutuhan Penanganan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Prioritas BLOK 7 No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Fisik wilayah sebagian besar ± 60% merupakan rawa dan genangan, sedangkan sisanya 40% berupa lahan kering Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. 1. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 2. Penataan bangunan dan lingkungan permukiman yang sehat 3. Kajian struktur bangunan daerah rawa. 4. Pengembangan teknologi konstruksi bangunan 1. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 2. Peraturan Penataan bangunan dan lingkungan 3. Desain Inovasi/ model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 4. Pembangunan model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 3. Pembuatanmedia komunikasi cetak (Koran, leaflet dll) tentang rumah layak huni dan sehat dan juga peraturan tentang rumah layak huni, nyaman dan sehat 4. Pembuatan bangunan contoh dengan konstruksi khusus di kawasan Blok 3 5. Bantuan dana dan teknik konstruksi bangunan perumahan pada kawasan dengan tekstur tanah khusus. 2 Sungai Air sungai/parit tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut dapat berpengaruh terhadap Penataan kawasan sempadan sungai Pendataan jumlah rumah tepi Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pengembangan konsep muka Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Laporan Akhir IV - 43

163 wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk sungai Penyediaan tempat pembuangan sampah di lingkungan permukiman Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai bangunan rumah menghadap sungai Pembuatan pengumuman kebersihan sungai papan tentang Pembuatan prototype rumah dan rumah contoh untuk rumah tepi sungai 3 Jalan Lingkungan Kondisi jalan rusak, bergelombang, sebagian tergenang pada lokasi tertentu pada saat air laut/sungai pasang Jalan lingkungan sangat sulit untuk dilakukan pelebaran dan peningkatan karena keterbatasan lahan Tidak ada pembatas antara Jalan lingkungan dengan perumahan, sehingga beresiko terhadap penghuni perumahan Belum memiliki saluran drainase pada sisi jalan sehingga menimbulkan genangan air yang dapat merusak kualitas jalan lingkungan Peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pemeliharaan dan perbaikan jalan lingkungan yang telah ada di kawasan perkotaan Perlengkapan keamanan jalan lingkungan bagi pengguna jalan. Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan lingkungan di kawasan perkotaan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan kelompok (organisasi dalam dan jalan Pembuatan pagar pengaman tepi jalan pada daerah yang dirasakan memerlukan. Penyusunan DED Jalan Laporan Akhir IV - 44

164 4 Air Bersih Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Belum seluruhnya terjangkau oleh pelayanan PDAM. Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh penduduk di kawasan Blok 7 Peningkatan jaringan pelayanan dan kualitas air bersih yang berasal dari PDAM Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air bersih Pembangunan perpipaan kawasan jaringan didalam Pembuatan Hidran Umum 5 Drainase Sebagian kecil kawasan memiliki saluran drainase namun tidak terintegrasi Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Kondisi drainase di jalan utama tidak baik, sering terjadi genangan di badan jalan pada saat air laut/sungai pasang Inventarisasi kebutuhan jaringan drainase kawasan Melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap jaringan drainase yang telah ada. Pembangunan jaringan drainase yang saling terintegrasi untuk mengurangi genangan air yang terjadi Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Penyusunan DED Drainase Pembangunan saluran drainase terintegrasi dengan kawasan lain. Kawasan yang berair/genangan dijadikan sebagai pembuangan drainase. 6 Sanitasi/ Air Limbah Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air Pembuatan septic tank bagi limbah padat secara komunal Peningkatan jaringan drainase Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) tentang kesehatan Laporan Akhir IV - 45

165 limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik sebagai pembuangan limbah cair Pengolahan air limbah (jamban) keluarga Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan lingkungan dan peraturan kesehatan lingkungan. Pembangunan septic tank komunal dengan teknologi yang cocok diterapkan di kawasan Blok 7 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai/parit Tidak memiliki sistem pengelolaan sampah. Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dapat masuk kepelosok kawasan Penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) Membentuk kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) dalam pengelolaan persampahan Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah Sosialisasi terhadap msayarakat mengenai tata cara penanganan sampah Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan Laporan Akhir IV - 46

166 kebersihan sungai 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas bangunan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Diperlukan pembuatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan prioritas. Penarapan peraturan penataan bangunan dan lingkungan Pembuatan contoh/ prototype rumah sederhana, sehat dan layak huni Laporan Akhir IV - 47

167 DesainInovasi/ model strukturbangunanuntuklingkunga npasangsurutataurawa Pengembangankonsepbangunan menghadapsungai Perbaikandanpemeliharaanjalanli ngkungan Pembangunan saluransampingjalanuntukmenga ilrkan air Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Pembangunan jaringan drainase yang saling terintegrasi Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Diperlukan pembuatan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasanprioritas. Laporan Akhir IV - 48

168 4.2.8 Penanganan Kawasan Prioritas Blok 8 Tabel 4.12 Kebutuhan Penanganan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kampung Nelayan (BLOK 8) No Infrastruktur Permasalahan Kebutuhan Penanganan Kawasan Prioritas Kampung Nelayan Konsep Penanganan Komponen Penanganan 1 Permukiman Tekstur tanah berupa tanah liat menyebabkan pembangunan kawasan permukiman memerlukan konstruksi khusus dengan biaya yang cukup tinggi Sebagian bangunan rumah merupakan bangunan semi permanen dengan bahan bangunan dari kayu, sehingga mudah mengalami kebakaran. Fisik wilayah sebagian besar ± 50% merupakan rawa dan genangan, sedangkan sisanya 50% berupa lahan kering 1. Kajian struktur bangunan daerah rawa. 2. Pengamanan bantaran sungai dari berdirinya bangunan perumahan 3. Pengamanan bangunan perumahan agar penghuni dapat tinggal dengan aman dan nyaman 4. Pengamanan Kawasan dari kemungkinan bahaya kebakaran 5. Peningkatan kesehatan lingkungan perumahan 1. Sosialisai/penyuluhan tentang rumah yang layak huni, aman dan nyaman 2. Bangunan perumahan ditepi sungai tidak membelakangi sungai, Muka rumah menghadap sungai 3. Pembangunan model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 1. Pembuatan film penerangan, media cetak (Koran, leaflet dll) 2. Penyediaan fasilitas penanganan bahaya kebakaran 3. Pembuatan prototype dan rumah contoh rumah menghadap sungai 4. Desain Inovasi/ model struktur bangunan untuk lingkungan pasang surut atau rawa 2 Sungai Air sungai tidak dapat dikonsumsi Akibat pasang surut air laut Penataan kawasan sempadan sungai Pendataan jumlah rumah tepi Sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet Laporan Akhir IV - 49

169 dapat berpengaruh terhadap wilayah daratan (menjadikan banjir sesaat) Sungai dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan tempat pembuangan sampah penduduk sungai Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai dll) Pembuatan pengumuman kebersihan sungai papan tentang Pembuatan prototype rumah dan rumah contoh untuk rumah tepi sungai 3 Jalan Lingkungan Kondisi jalan rusak, bergelombang, sebagian tergenang pada lokasi tertentu pada saat air laut/sungai pasang Peningkatan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Penanganan jalan lingkungan yang rusak disertai dengan pembangunan pondasi yang kuat Pembangunan saluran samping jalan untuk mengailrkan air apabila terjadi genangan di jalan lingkungan Membentuk masyarakat masyarakat) pengelolaan pemeliharaan lingkungan kelompok (organisasi dalam dan jalan Penyusunan DED Jalan dan pelengkap keamanan jalan 4 Air Bersih Kebutuhan Air minum berasal dari Isi ulang dan air hujan. Belum seluruhnya terjangkau oleh pelayanan PDAM. Kualitas air minum yang berasal dari PDAM belum baik. Pemenuhan kebutuhan air bersih kepada seluruh pendudk kawasan Blok 8 Peningkatan layanan air bersih yang berasal dari PDAM Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 8 Peningkatan kualitas air bersih PDAM agar layak untuk dikonsumsi Pengembangan IPA untuk meningkatkan kualitas air bersih Pembangunan perpipaan kawasan Pembangunan Umum (HU) jaringan didalam Hidran Laporan Akhir IV - 50

170 5 Drainase Sebagian kecil kawasan memiliki saluran drainase namun tidak terintegrasi Topografi kawasan yang relatif datar menyulitkan air untuk mengalir. Kondisi drainase di jalan utama tidak baik, sering terjadi genangan di badan jalan pada saat air laut/sungai pasang Inventarisasi kebutuhan jaringan drainase kawasan Pemanfaatan drainase alam Melakukan penataan dan pemeliharaan terhadap jaringan drainase yang telah ada. Menjaga agar saluran drainase alam (sungai/parit) tidak tersumbat sehingga aliran air dari permukiman dapat berjalan lancar Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkan genangan air Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Blok 8 Penyusunan DED Drainase Kawasan Blok 8 Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase alam (sungai/parit) agar tidak tersumbat 6 Sanitasi/ Air Limbah Tidak semua bangunan rumah tangga memiliki prasarana dan sarana air limbah Sebagian masyarakat membuang limbah padat dan cair langsung ke sungai Kesadaran warga dalam menjaga kebersihan masih kurang Belum memiliki sistem sanitasi yang baik Pembuatan septic tank bagi limbah padat secara komunal Peningkatan jaringan drainase sebagai pembuangan limbah cair Pengolahan air limbah (jamban) keluarga Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan Penerapan peraturan tentang pembuangan air limbah rumah tangga Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Melakukan sosialisai dan penyuluhan mengenai pola hidup yang sehat terhadap masyarakat di kawasan prioritas Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) untuk sosialisasi dan penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan Pembangunan septic tank komunal Pengembangan teknologi septic tank yang cocok diterapkan pada kawasan 7 Persampahan Sebagian besar warga membuang sampah di tempat terbuka dan langsung ke sungai Tidak memiliki sistem Pengembangan pengangkutan sampah di kawasan Blok 8 Penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dapat masuk kepelosok Peningkatan sarana dan prasarana persampahan yang telah ada Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat Pembuatan media informasi penyuluhan (surat kabar, poster, leaflet dll) sosialisasi dan penyuluhan tentang Laporan Akhir IV - 51

171 pengelolaan sampah. kawasan diminimalisasi persampahan Minat warga dalam penerapan pola 3 R masih kurang Genangan air yang terjadi menyebabkan timbulnya timbunan sampah Penyediaan tong sampah pada setiap rumah Pemisahan sampah organic dan an organic sejak dari rumah tangga Penyediaan papan pengumuman tentang kebersihan lingkungan dan kebersihan sungai Pelibatan peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah Pengembangan pengelolaan sampah teknologi Membentuk kelompok masyarakat (organisasi masyarakat) dalam pengelolaan persampahan Penyediaan Gerobak/ motor pengangkut sampah Penyediaan tong sampah untuk sampah organic dan sampah an organik 8 Penataan Bangunan dan Lingkungan Pertumbuhan bangunan yang cukup tinggi di kawasan yang belum terencana dan belum tertata Sebagian besar bangunan yang telah berdiri belum memiliki izin bangunan Sebagian besar bangunan merupakan bangunan semi permanen dengan menggunakan bahan dari kayu Pembatasan jumlah bangunan pada kawasan Mempermudah IMB pengurusan Bantuan peningkatan kualitas bangunan Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman, bangunan dan penduduk Sosialisasi tentang keamanan bangunan perumahan Pembuatan contoh/ prototype rumah sederhana, sehat dan layak huni Pembuatan papan pengumuman, leaflet dan media informasi untuk penyuluhan dan sosialisasi keamanan bangunan dan lingkungan Laporan Akhir IV - 52

172 Pembangunan model strukturbangunanuntuklingkunga npasangsurutataurawa Pengembangan konsep muka bangunan rumah menghadap sungai Perbaikan dan pemeliharaan jalan lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku Pembangunan jaringan air bersih (PDAM) di dalam kawasan Blok 8 Merencanakan dan membangun jaringan drainase yang dapat mengalirkangenangan air Revitalisasi jaringan drainase yang terdapat di kawasan prioritas Blok 8 Pembangunan pengelolaan limbah secara komunal pada kawasan prioritas sehingga meminimalisasi pencemaran lingkungan Penanganan pengelolaan pelayanan persampahan sehingga pencemaran lingkungan dapat diminimalisasi Pengembangan pengelolaan sampah teknologi Melakukan penataan bangunan pada kawasan padat permukiman Laporan Akhir IV - 53

173 Laporan Akhir IV - 54

174 4.3 PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TAHAP Penyusunan Tahapan Pelaksanaan Penanganan Pembangunan Permukiman Rencana aksi program yang telah disusun perlu diidentifikasi prioritas dan tahapan penanganannya sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Hasil dari pentahapan ini akan menjadi input bagi peyusunan rencana penanaganan kawasan pengembangan tahap 1. Tahapan dalam perumusan tahapan pelaksanaan program pembangunan permukiman tahap 1 adalah sebagai berikut : Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1 Melakukan pemilihan dan penetapan kawasan pembangunan tahap 1 Melakukan perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada kebutuhan kawasan yang telah disepakati bersama oleh pemangku kepentingan kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang melibatkan semua pihak terkait Bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan melakukan penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dengan tingkat kedalaman informasi skala 1:1.000 dan menyepakatinya dalam suatu Focus Group Discussion (FGD) Melakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan pembangunan tahap 1 yang meliputi infrastruktur bidang Cipta Karya. Rencana detail desain tersebut juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Pengembangn Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberikan pemaparan dan Laporan Akhir IV - 54

175 pembahasan capaian kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Menyelenggarakan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk jangka waktu 1 tahun pertama Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap kriteria dan indikator yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kebijakan dan strategi yang terkait serta kesepakatan pemangku kepentingan. Kriteria dan indikator yang dirumuskan ini nantinya menjadi dasar dalam proses penentuan kawasan pembangunan tahap 1. Laporan Akhir IV - 55

176 TABEL 4.13 KRITERIA DAN INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 No KRITERIA INDIKATOR PENJELASAN Urgenitas terhadap penanganan akar permasalahan kawasan. Mempunyai korelasi positif terhadap penanganan akar permasalahan setiap tahun Mempunyai implikasi positif terhadap lokasi lainnya Sesuai tujuan yaitu membangun citra kota sebagai kawasan pariwisata Meningkatkan kualitas lingkungan Membentuk sikap dan perilaku (kebiasaan) untuk menjaga sanitasi lingkungan Memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat setempat Penanganan banjir setiap tahun akibat hujan dan pasang air laut. Meningkatkan akses dari permukiman ke pusat bisnis (jasa perdagangan) atau kawasan penting lainnya Kota akan menjadi bersih, indah, nyaman dan aman sehingga akan mendorong aktivitas masyarakat untuk mewujudkan kota pariwisata (1) Penataan lingkungan sehingga tidak kumuh, (2) Terbangunnya sarana septic tank komunal (3) Peningkatan pelayanan air bersih melalui penyediaan tanki air bersih untuk umum. Penanganan persampahan, Penyediaan MCK komunal. Kegiatan industry perikanan rumah tangga dapat tetap berjalan tanpa tergannggu oleh genangan banjir pada saat hujan maupun air laut pasang. 2. Jaminan keberlanjutan program dan penuntasan masalah. Potensi konflik rendah (konflik lahan, sosial dll) Dukungan kelembagaan masyarakat Historikal kawasan Keluwesan dalam penyusunan rencana aksi Dapat memanfaatkan badan jalan untuk pelebaran jalan Dukungan dapat ditingkatkan melalui pembentukkan kelembagaan di tingkat masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan lingkungan termasuk pemeliharaan lingkungan Kawasan Kampung Nelayan merupakan cikal bakal berdirinya Kota Kuala tungkal Dapat dilakukan secara bertahap melalui pembagian area penanganan yaitu : Bagian hilir Bagian tengah Laporan Akhir IV - 56

177 3. Berpotensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan kota. Dapat melibatkan masyarakat ikut memelihara lingkungan Keragaman penanganan infrastruktur bidang Cipta Karya Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik, sosial, ekonomi) Model penanganan dapat direplikasikan pada lokasi lain (best practice) Bagian hulu Dapat dilakukan pembentukan kelompok yang bertanggung jawab atas kualitas lingkungan melalui keputusan Bupati. Permasalahan yang ditangani : (1) Jalan Lingkungan (2) Penanganan drainase (3) Peningkatan kualitas lingkungan (4) Membangun sikap masyarakat menjadi lebih tertib dan peduli dengan lingkungan (1) Peningkatan kualitas lingkungan menjadi daerah yang bersih, indah, nyaman dan aman. (2) Menumbuhkan sikap dan kebiasaan hidup tertib, bersih dan peduli dengan lingkungan. (3) Mendorong kegiatan ekonomi masyarakat dan usaha pengembangan hasil perikanan Kawasan prioritas merupakan kawasan pantai yang sangat dipengaruhi pasang surut air laut, sehingga seluruh blok kawasan prioritas memiliki tipologi fisik kawasan yang sama. Oleh karena itu desain penanganan masalah dapat diterapkan di lokasi-lokasi tersebut. Laporan Akhir IV - 57

178 4.3.3 Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Pemilihan kawasan pembangunan tahap 1 di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP didasarkan pada proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan penetapan skala prioritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas RPKPP. Pada kawasan pengembangan tahap pertama ini dilakukan penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan 1 : Tahapan dalam penentuan kawasan pembangunan tahap 1 adalah sebagai berikut : Menentukan zona-zona perencanaan dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP, untuk pentahapan pembangunan; Menentukan tahapan pembangunan per zona, penentuan tahapan pembangunan per zona ini dapat didasarkan pada : - Skala prioritas kebutuhan penanganan berdasarkan kriteria dan indikator yang ditetapkan sebelumnya - Aspek fisik terkait dengan teknis pembangunan - Aspek pembiayaan - Aspek sosial yaitu kesiapan masyarakat pada kawasan yang akan direncanakan Menentukan lokasi kawasan pengembangan tahap pertama untuk direncanakan secara lebih rinci dan operasional; Menyelenggarakan diskusi partisipatif dengan pemangku kepentingan kawasan dalam penentuan kawasan pengembangan tahap 1; Berdasarkan beberapa proses yang telah dilakukan dalam penetapan lokasi kawasan pembangunan tahan pertama, maka dapat disimpulkan bahwa kawasan prioritas pembangunan tahap pertama adalah pada Sub Kawasan 4 (Blok 4). Laporan Akhir IV - 58

179 Laporan Akhir IV - 59

180 Gambar 4.4 Peta Pembagian Blok Kawasan Prioritas Laporan Akhir IV - 60

181 4.4 PENYUSUNAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1 Penerjemahan konsep penanganan kawasan ke dalam rencana penanganan yang lebih terukur baik lokasi, besaran/volume, maupun pembiayaannya sehingga dapat operasional pada saat penerapannya. Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED kawasan. Tahapan dalam penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 adalah sebagai berikut : Menerjemahkan konsep penanganan ke dalam rencana penanganan; Melakukan pengecekan lapangan terkait dengan rencana penanganan; Menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk pembahasan dan penyepakatan rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1; dan Menyelenggarakan konsultasi kepada calon penerima manfaat penyusunan RPKPP untuk penjaringan masukan terhadap muatan RPKPP Berdasarkan tahapan tersebut diatas, maka rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 pada kawasan prioritas Kampung Nelayan berupa peningkatan dan pembangunan jalan terletak pada Sub Kawasan 4 (RT 12 dan RT 14) terdiri dari : 1. Jl. Masdar (RT 12) 2. Jl. Sipot (RT 14) 3. Jl. Muhtar (RT 14) 4. Jl. Linmas (RT 14) 5. Jl. Hidayah (RT 14) 6. Jl. Bahari Ujung (RT 14) Laporan Akhir IV - 61

182 RT 13 I RPKPPKABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Gambar 4.12 Akses menuju lokasi penanganan KONDISI JALAN DI AREA KAWASAN PERENCANAAN B A D E F D A E F B C C KEY MAP JL. MASDAR a. Lebar jalan m. b. Panjang Jalan 94 m. c. Matrial terbuat dari kayu. d. Perlu diadakannya sondir. e. Kondisi jalan yang ada sudah tidak memadai, hanya bisa di lalui oleh pejalan kaki. LOKASI PRIORITAS PENANGANAN A Rencana Pengembangan A LOKASI PENANGANAN Laporan Akhir IV - 62

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5. IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0 0 45 sampai 2 0 45 lintang selatan dan antara 101 0 10

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

01 PENDAHULUAN. bab. 1.1 Latar Belakang

01 PENDAHULUAN. bab. 1.1 Latar Belakang KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM bab 01 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

PEKERJAAN : STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) KOTA KUALA TUNGKAL

PEKERJAAN : STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) KOTA KUALA TUNGKAL K E M E N T R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A D I N A S P E K E R J A A N U M U M P R O V I N S I J A M B I B I D A N G C I P T A K A R Y A K E L

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya dalam musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir. Permasalahan banjir

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah sudah dilaksanakan sejak tahun 2001. Keadaan ini telah memberi kesadaran baru bagi kalangan pemerintah maupun masyarakat, bahwa pelaksanaan otonomi tidak bisa

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU Oleh NUR ANITA SETYAWATI, 0706265705 Gambaran Umum DAS SIAK Sungai Siak adalah sungai yang paling dalam di Indonesia, yaitu dengan kedalaman sekitar 20-30 meter. Dengan Panjang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih. Kata Pengantar Buku laporan interim ini merupakan laporan dalam pelaksanaan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU Ciptakarya Kabupaten Asahan yang merupakan kerja sama

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Keadaan Umum Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang terletak di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 52 TAHUN 2001 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN

BAB 1 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) KOTA TERNATE BAB PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Latar Belakang Aspek Sanitasi adalah sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian Bab 3 Deskripsi Daerah Penelitian 25 III.1. Pengantar Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dengan mengambil studi kasus praktik pendidikan dan pembelajaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Kajian Rencana Zonasi Kawasan Industri ini dapat diselesaikan. Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

yeliyunita PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

yeliyunita PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAMPIRAN PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2016 yeliyunita PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir. 37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. air. Karena alasan tersebut maka pemerintah daerah setempat biasanya giat

I. PENDAHULUAN. air. Karena alasan tersebut maka pemerintah daerah setempat biasanya giat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) dikenal sebagai tanaman serbaguna. Bagi Indonesia, tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang bukan impor kolonialis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Umum Wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Siak Hulu Kabupaten Kampar mempunyai luas wilayah ± 1.000,33 KM 2. Yang terdiri dari 12 (Dua Belas ) Desa,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang 1.1. Latar Belakang yang terletak sekitar 120 km sebelah selatan Kota Surabaya merupakan dataran alluvial Kali Brantas. Penduduk di Kabupaten ini berjumlah sekitar 1.101.853 juta jiwa pada tahun 2001 yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang selain merupakan sumber alam yang penting artinya bagi

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG

PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG PROCEEDING KEGIATAN PENYELENGGARAN PRA FOCUS GROUP DISCUSSION (PRA FGD 2) RPKPP KABUPATEN JOMBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) merupakan

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini.

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Akhir Sementara untuk kegiatan Kota Kediri terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Buku Laporan Akhir Sementara ini

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerj

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerj BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1557, 2017 KEMENPU-PR. Penyediaan Rumah Khusus. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0 1.266 m di atas permukaan laut serta terletak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pesisir merupakan kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN SERTIFIKAT GRATIS BAGI MASYARAKAT MISKIN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di dataran pantai Utara Jawa. Secara topografi mempunyai keunikan yaitu bagian Selatan berupa pegunungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota menurut Alan S. Burger The City yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008) dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Geografis Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tanggal 21 Juni 2001, Kota Tanjungpinang membawahi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 32 TAHUN 1990 (32/1990) Tanggal : 25 JULI 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan... 4 D. Manfaat...

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim 27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Kota Palembang Kota Palembang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Kota Palembang terletak antara 2 52' - 3 5' Lintang Selatan dan 104 37'

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci