BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengabulkan permohonan dispensasi perkawinan tersebut. A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Wates

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengabulkan permohonan dispensasi perkawinan tersebut. A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Wates"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini hasil penelitian adalah berupa deskripsi dan pembahasan mengenai gambaran umum tempat penelitian, serta deskripsi dan pembahasan tentang pertimbangan hakim dalam memutuskan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur serta kecenderungan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi perkawinan tersebut. A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Wates Pengadilan Agama Wates merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman pada peradilan tingkat pertama yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 61 Tahun 1961 tanggal 25 Juli 1961 dan mulai berlaku efektif tanggal 1 Agustus Gedung Pengadilan Agama Wates yang berdiri di atas tanah seluas 840 m2, luas bangunan 300 m2, dan beralamatkan di Jalan Sugiman No. 25 Wates, Kulon Progo, kini menempati gedung baru yang beralamat di Jl. Raya Wates - Purworejo Km. 2,6 Wates Kulon Progo sejak 1 Januari 2013 (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). Pengadilan Agama Wates merupakan Pengadilan Tingkat Pertama yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 61 Tahun 1961 tanggal 25 Juli 1961 yang dalam pelaksanaan tugasnya berpedoman pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan terakhir diubah 76

2 77 dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP); Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung RI; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, peraturanperaturan lain yang melingkupi tugas pokok Peradilan Agama baik bidang yudisial maupun non yudisial. Gedung Pengadilan Agama Wates yang ditempati sekarang, terdiri atas dua lantai dengan beberapa ruangan meliputi : Gedung lantai satu terdiri atas : 1. Lobi tempat tunggu tamu 2. Ruang informasi perkara 3. Ruang Panitera Muda Hukum 4. Ruang Urusan Kepegawaian 5. Ruang Mediasi 6. Ruang Pembayaran Panjar 7. Mushola untuk Umum 8. Ruang tunggu pengunjung yang berperkara

3 78 9. Ruang Sidang Utama 10. Ruang Sidang I 11. Ruang Kepaniteraan 12. Ruang Wakil Panitera Sedangkan gedung lantai dua terdiri atas: 1. Ruang Ketua Pengadilan 2. Ruang Wakil Ketua Pengadilan 3. Ruang Para Hakim 4. Ruang Rapat 5. Ruang Panitera Sekretaris 6. Ruang Panitera Pengganti 7. Ruang Juru Sita 8. Ruang Arsip 9. Perpustakaan Pusat kegiatan di Pengadilan Agama bagi pelayanan untuk umum memang lebih dipusatkan di lantai satu. Ini dimaksudkan agar memudahkan para pencari keadilan untuk mengurus perkara mereka (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). 1. Visi dan Misi Pengadilan Agama Wates Dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, Pengadilan Agama Wates memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: a. Visi

4 79 Selaras dengan visi Mahkamah Agung Republik Indonesia yakni Mewujudkan Badan Peradilan Yang Agung b. Misi 1) Menjaga kemandirian dan independensi Badan Peradilan; 2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan; 3) Meningkatkan sistim pelayanan yang cepat dan berkualitas melalui peningkatan website dan SIADPA-plus; 4) Meningkatkan kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan; 5) Meningkatkan pelaksanaan pengawasan terhadap kinerja dan perilaku aparat Pengadilan Agama Wates (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). 2. Tugas, Fungsi dan Wewenang Pengadilan Agama Wates Penyusunan Alur (Tupoksi) Organisasi dan Tata Kerja Pengadilan Agama Wates telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama serta Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/004/SK/I/1993, sedangkan dalam Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan berpedoman pada Buku I dan II Mahkamah Agung

5 80 RI dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/001/SK/I/1991. Berdasar struktur organisasi dan tata kerja serta pedoman pelaksanaan tugas tersebut, Pengadilan Agama Wates dapat melaksanakan tugas-tugas pokok dan fungsi lembaga peradilan yakni memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh para pencari keadilan. Pelaksanaan tugas tersebut juga dilaksanakan dalam rangka meningkatkan citra dan wibawa Pengadilan Agama sebagai Pengadilan yang mandiri yakni dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk mencapai hasil lebih baik yang menyangkut tugas-tugas teknis dan administrasi yudisial maupun tugas-tugas administrasi umum. Pengadilan Agama Wates mempunyai fungsi, antara lain sebagai berikut : 1) Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama. 2) Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan. 3) Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas.

6 81 4) Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengakapan). 5) Fungsi Lainnya: Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan instansi lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain. Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor: 1-144/KMA/SK/I/2011 (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). 3. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Wates Struktur organisasi Pengadilan Agama Wates disusun berdasarkan atas SEMA Nomor 5 Tahun 1996 tentang Bagan Susunan Pengadilan yang susunannya antara lain sebagai berikut:

7 82 Ketua : Drs. Yusuf, SH., MSI Hakim Drs. Barwanto, SH Wakil : Drs. Faiq, M.H Ikhsanuddin, SH Siti Hanifah, S.Ag. Ahmad Rifai, S.Ag. Khaerozi, SHI.MH Panitera/Sekretaris :Suhartadi, SH Nunung I., SHI Anis N.M, SHI Wk.Panitera :Drs.Eddy Purwanto Wk.Sekretaris: Satiyah, SH Pan.Mud.Per mhnan.dra. Mardhiyah N Pan.Mud.G ugatan.sum aryati, SH Pan.Mud.Hkm Nurlistyani, SH Kaur.Kpegwaia n Rr.Arum F,SH Kaur Keuangn Debi A., SE Kaur Umum Salim Al G, S.Kom Panitera Pengganti Muinah Isyati, S.Ag. Kel. Juru sita/ Juru Sita Pengganti Hursaini Heru P., SH Drs. Fahrudin M.Nur Hasan L, SHI.,MM Syafii Ma arif Agus W., SH Dewi Y. Sri W. Gambar 1. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Wates Kelas II Sumber: Dokumen Pengadilan Agama Wates tahun 2013 Jumlah keseluruhan hakim yang ada di Pengadilan Agama Wates adalah 8 orang termasuk Ketua Pengadilan. Dari kedelapan hakim tersebut, hanya 4 orang yang bertugas menjadi hakim mediator, yakni: a. Drs. Barwanto, SH b. Ikhsanuddin, SH c. Siti Hanifah, S.Ag

8 83 d. Khaerozi, SHI, MH Untuk masing-masing bagian dari struktur organisasi Pengadilan Agama Wates tersebut tentunya memiliki tugas-tugas yang berbeda. Berikut tugastugas dari masing-masing bagian : a. Ketua Pengadilan Agama Tugas Umum: 1) Memimpin dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Wates dengan baik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2) Melaksanakan fungsi manajemen yaitu merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasikan pelaksanaan tugas baik teknis yustisial maupun administratif di lingkungan Pengadilan Agama Wates 3) Bertanggung jawab atas pembinaan karir organisasi dan administrasi Pengadilan Agama Wates 4) Melaksanakan tugas pokok Ketua Pengadilan Agama Wates sebagaimana tercantum dalam buku pedoman pelaksanaan tugas teknis administrasi dan teknis Peradilan Agama 5) Memberikan pertimbangan tentang hal - hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas-tugas pokok Peradilan Agama kepada instansi pemerintah maupun masyarakat di wilayah Pengadilan Agama Wates Tugas Teknis Peradilan:

9 84 1) Menetapkan panjar biaya perkara. 2) Membagi perkara gugatan/permohonan kepada Hakim untuk di sidangkan. 3) Menunjuk Hakim untuk mencatat gugatan/permohonan secara lisan. 4) Memerintahkan kepada jurusita/jurusita pengganti untuk melakukan teguran. 5) Menetapkan biaya eksekusi. 6) Menetapkan pelaksanaan eksekusi 7) Menetapkan biaya pelaksanaan lelang/tempat lelang. 8) Menetapkan hari sidang. 9) Menetapkan sita jaminan dan sita marital. 10) Menetapkan hari sidang. 11) Menetapkan sita jaminan. 12) Bertanggung jawab atas kebenaran berita acara sidang dan menandatanganinya. 13) Melaksanakan tugas persidangan perkara dalam tingkat pertama. 14) Mempelajari berkas perkara yang akan di sidangkan. 15) Bersama-sama dengan hakim-hakim anggota memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama.

10 85 16) Membuat konsep putusan atas perkara yang telah selesai di sidangkan baik putusan sela maupun putusan akhir. 17) Melaksanakan tugas sebagai koordinator hakim pengawas bidang 18) Menindaklanjuti laporan atas pengaduan masyarakat/publik dan melaporkan kepada ketua PTA dan ke BAWAS Mahkamah Agung RI. 19) Menerima laporan perkara dan hasil telaah dari Wakil Ketua/Hatiwasda serta menandatanganinya (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). b. Wakil Ketua Pengadilan 1) Melaksanakan tugas Ketua Pengadilan Agama Wates, apabila Ketua berhalangan. 2) Membantu Ketua Pengadilan Agama Wates dalam menyusun program kerja pelaksanaanya dan pengorganisasiannya. 3) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas serta tingkah laku Hakim para pejabat dan karyawan baik Kepaniteraan maupun Kesekretariatan pada Pengadilan Agama Wates. 4) Mengawasi pengisian register perkara oleh Panitera Muda Gugatan dan Panitera Muda Permohonan.

11 86 5) Mengawasi Panitera Muda Hukum dalam pembuatan laporan perkara. Mengawasi penataan kerja yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil dan tertib perkantoran. 6) Mengkoordinir tim penegakan disiplin pegawai c. Hakim Dalam pelaksanaan tugasnya, hakim di Pengadilan Agama Wates secara khusus dibagi menjadi: 1) Drs. Yusuf, SH., MSI sebagai Koordinator Hakim Pengawasan Bidang. 2) Drs. Barwanto, S.H. Sebagai Hakim Pengawas Bidang Keuangan Perkara. 3) Siti Hanifah, S.Ag. Sebagai Hakim Pengawas Bidang Prosedur Penyelenggaraan administrasi perkara merangkap Register Perkara Untuk tugas umum hakim di Pengadilan Agama Wates adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan hari sidang. 2) Menetapkan sita jaminan. 3) Mendampingi Hakim Ketua Majelis dalam melaksanakan tugas persidangan perkara dalam tingkat pertama. 4) Bertanggung jawab atas kebenaran berita acara sidang dan menandatanganinya.

12 87 5) Melaksanakan tugas persidangan perkara dalam tingkat pertama. 6) Mempelajari berkas perkara yang akan di sidangkan. 7) Bersama-sama dengan hakim-hakim anggota memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama. 8) Membuat konsep putusan atas perkara yang telah selesai di sidangkan baik putusan sela maupun putusan akhir atas permintaan Ketua Majelis 9) Memberi pertimbangan/pendapat kepada Pimpinan Pengadilan Agama Wates mengenai hal- hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas serta permasalahan hukum di lingkungan Pengadilan Agama Wates 10) Melakukan pengawasan dan pembinaan yang di tugaskan oleh Pimpinan Pengadilan Agama Wates mengenai penyelenggaraan administrasi peradilan serta pelaksanaan eksekusi Wilayah Pengadilan Agama Wates 11) Melaporkan hasil pembinaan dan pengawasan hakim pengawas bidang manajemen peradilan dan kinerja pelayanan publik kepada pimpinan Pengadilan Agama Wates 12) Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan/atasan (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). d. Panitera/Sekretaris

13 88 1) Memimpin pelaksanaan tugas Kepaniteraan dan Kesektretariatan sesuai ketentuan Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku. 2) Menyusun program kerja dibidang administrasi Kepaniteraan dan Kesekretariatan Pengadilan Agama Wates. 3) Mengorganisasikan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Kepaniteraan dan Kesektretariatan sesuai dengan program kerja yang sudah ditetapkan kebijaksanaan Pimpinan/Ketua Pengadilan Agama Wates 6) Membimbing dan membina dalam rangka meningkatkan disiplin dan prestasi kerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 7) Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumentasi buku register, biaya perkara dan surat-surat lain yang disimpan di Kepaniteraan. 8) Mempersiapkan dan mengolah bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka perumusan kebijaksanaan Pimpinan/Ketua Pengadilan Agama Wates. 9) Membantu Majelis Hakim dan mencatat jalannya persidangan. 10) Mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti dan melakukan pemeriksaan/pengawasan terhadap bendaharawan rutin/bensus.

14 89 11) Membuat dan menandatangani akta cerai menurut Undangundang/peraturan yang berlaku. 12) Melegalisir surat-surat yang akan dijadikan bukti dalam persidangan. 13) Bertanggung jawab terhadap pemungutan biaya-biaya pengadilan dan penyetoran ke kas negara. 14) Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan eksekusi yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan Agama Wates. 15) Melaksanakan, mengawasi dan melaporkan pelelangan yang ditugaskan/diperintahkan oleh Ketua Pengadilan Agama Wates. 16) Menyimpan uang titipan pihak ketiga dan melaporkannya kepada ketua Pengadilan Agama Wates. 17) Membantu Majelis Hakim dalam mencatat jalannya persidangan, minutasi serta menyerahkan berkas permohonan prodeo banding, kasasi kepada Ketua Majelis yang memeriksa pokok perkara pada tingkat pertama. 18) Menunjuk panitera sidang dan mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti dan menunjuk jurusita/jurusita pengganti serta melakukan pemeriksaan/pengawasan terhadap bendaharawan rutin/bensus.

15 90 e. Panitera Muda Hukum 1) Menyusun program kerja urusan kepaniteraan dibidang hukum 2) Menerima berkas perkara yang telah di BHT dari Panitera Muda Gugatan/Permohonan. 3) Membuat laporan L 1 PA 1 s/d L 1 PA 8, B 3, B 4, B 5, untuk dikirimkan ke PTA Yogyakarta dan Mahkamah Agung RI. 4) Menginventarisir, mengolah dan mengkaji data serta menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara dan menyimpan arsip berkas perkara. 5) Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada staf dibawahnya. 6) Membina dan Mengawasi jurusita pengganti dalam melaksanakan tugas-tugas kejurusitaan. 7) Membantu Panitera/ Sekretaris dalam menyampaikan salinan putusan kepada pihak-pihak yang berperkara. 8) Membantu Majelis Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan. 9) Menerima berkas perkara yang telah selesai di minutasi dari Panitera Muda Gugatan dan Panitera Muda Permohonan untuk diarsipkan. 10) Menerima, mencatat dan menggabungkan instrument pemberitahuan putusan sela, pemberitahuan upaya perdamaian dan instrumen kirim berkas ke dalam arsip bundel salinan A

16 91 dan B setelah diberi catatan tanggal pengiriman dan di paraf Petugas Meja III. 11) Menerima surat pemberitahuan pendaftaran perkara banding, kasasi, permohonan peninjauan kembali. 12) Menerima laporan dari petugas informasi terhadap pengaduan Masyarakat serta menyerahkannya kepada Ketua Pengadilan melalui Panitera dan mengarsipkan surat pengantar pengiriman pengaduan. 13) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Pimpinan/Atasan (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). f. Panitera Muda Gugatan 1) Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang pengadilan dan menyerahkan Berita Acara Persidangan selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum sidang berikutnya. 2) Membuat check list isi berkas perkara 3) Melaksanakan Administrasi Perkara Gugatan, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan pada boks tersendiri pada bagian gugatan, serta urusan lain yang berhubungan dengan gugatan. 4) Menyerahkan arsip berkas perkara gugatan kepada Panitera Muda Hukum Pengadilan untuk ditetapkan majelis hakim.

17 92 5) Mengadakan Blangko-Blangko, Instrumen kelengkapan persidangan/ menata ruang sidang sebelum persidangan di mulai. 6) Menyiapkan berkas perkara yang dimohonkan eksekusi 7) Menyusun dan melengkapi berkas yang akan diminutasi paling lambat 14 (empat belas hari) setelah putus dan menyerahkan kepada Ketua Majelis, setelah ditanda tangani oleh Majelis diserahkan kepada Meja III untuk selanjutnya diarsipkan. 8) Mencatat setiap perkara gugatan yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan singkat serta isinya. 9) Mempersiapkan Blangko instrument kedalam berkas perkara gugatan. 10) Meneliti kelengkapan berkas perkara gugatan sebelum diajukan ke Ketua Pengadilan untuk ditetapkan Majelis Hakim. 11) Menyerahkan arsip berkas perkara gugatan kepada Panitera Muda Hukum (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). g. Panitera Muda Permohonan 1) Membuat check list isi berkas perkara 2) Melaksanakan Administrasi Perkara Permohonan, menyimpan berkas perkara yang masih berjalan pada boks

18 93 tersendiri pada bagian permohonan, serta urusan lain yang berhubungan dengan permohonan 3) Menyerahkan arsip berkas perkara permohonan kepada Panitera Muda Hukum Pengadilan untuk ditetapkan majelis hakim. 4) Mengadakan Blangko-Blangko, Instrumen kelengkapan persidangan/menata ruang sidang sebelum persidangan di mulai. 5) Mencatat setiap perkara permohonan yang diterima ke dalam buku daftar disertai catatan singkat serta isinya. 6) Mempersiapkan Blangko instrument kedalam berkas perkara permohonan. 7) Meneliti kelengkapan berkas perkara permohonan sebelum diajukan ke Ketua Pengadilan untuk ditetapkan Majelis Hakim. 8) Menyerahkan arsip berkas perkara permohonan kepada Panitera Muda Hukum (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). h. Urusan kepegawaian 1) Pelaporan Absen /Daftar Hadir Pegawai 2) Pembuatan Surat Dinas; 3) Pembuatan Kartu Askes;

19 94 4) Kegiatan Olah Raga; 5) Pembuatan SK Impassing Gaji Pokok; 6) Pembuatan KGB; 7) Pembuatan Karpeg; 8) Pembuatan KARIS, KARSU; 9) Pembuatan Surat Keterangan CUTI 10) Rapat BAPERJAKAT; 11) Upacara; 12) mendokumentasikan Peraturan Kepegawaian 13) Pembuatan Usulan Kenaikan Pangkat; 14) Pemberhentian Dengan Hormat (BUP/Janda/Duda); 15) Pembuatan DP.3; 16) Penerbitan SK sesuai kewenangan Ketua PA; 17) Pengusulan CPNS menjadi PNS; 18) Prosedur Cakim menjadi Hakim; 19) Prosedur Diklat Prajabatan; 20) Pembuatan Job Discription; 21) Pemutakhiran Data SIMPEG SIMKEP; 22) Pembuatan Bezetting Formasi; 23) Pembuatan Statistik Kepegawaian; 24) Pembuatan Data Kepegawaian; 25) Rekap Data Kepegawaian; 26) Pembuatan DUK;

20 95 27) Pembuatan DUS Hakim dan Panitera 28) Pembuatan SPMT-SPMJ; 29) Pengusulan Satya Lencana Karya Satya (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). i. Urusan keuangan 1) Penyusunan Laporan SAKPA Satker; 2) Penyusunan Laporan Kegiatan PP. 39 Tahun 2006 (Triwulanan) Satker; 3) Penyusunan Laporan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Satker; 4) Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Realisasi Anggaran 5) Menurut Program dan Rekapitulasi Laporan Realisasi Anggaran; 6) Pelaksanaan Anggaran (Dana UP/ TUP); 7) Pelaksanaan Anggaran Belanja Pegawai (Gaji/ Lembur/ Honor) LS; 8) Pelaksanaan Anggaran Belanja Modal - LS; 9) Pengelolaan Tunjangan Kinerja MARI (Satker); 10) Pelaksanaan Tugas Bendahara Penerimaan; 11) Perencanaan Penyusunan Program dan Anggaran; 12) Revisi DIPA/POK;

21 96 13) Pembuatan SK Pengelola Anggaran (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). j. Urusan Umum 1) Penyusunan Laporan SIMAK-BMN; 2) Penanganan Surat masuk; 3) Penanganan Surat Keluar; 4) Pengadaan Barang dan jasa; 5) Pembuatan Daftar Inventaris Ruangan; 6) Pelayanan Permintaan Barang Persediaan; 7) Pelayanan Pengamanan Kantor/ Jaga Malam; 8) Pelayanan Kebersihan Lingkungan Kantor; 9) Pengelolaan Perpustakaan; 10) Pemeliharaan sarana dan prasarana; 11) Penghapusan Barang Inventaris; 12) Perawatan Jaringan (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). k. Panitera Pengganti Panitera Pengganti membantu hakim dalam hal: 1) Membuat/mengetik penetapan hari sidang 2) Membuat penetapan sita jaminan atas perintah ketua majelis

22 97 3) Menghubungi jurusita pengganti dalam pemanggilan dan penyitaan 4) Meneliti surat-surat panggilan/relaas atau pemberitahuan isi putusan/ teguran yang dibuat oleh jurusita pengganti yang akan disampaikan kepada pihak-pihak berperkara 5) Melaporkan kepada Majelis Hakim tentang kesiapan sidang 6) Mengikuti sidang perkara yang ditentukan 7) Membuat dan mengetik berita acara persidangan yang harus diselesaikan sebelum sidang berikutnya Membantu Panitera dalam hal: 1) Melapor kepada petugas register setiap penundaan hari sidang, dengan membawa instrumen yang telah ditandatangani oleh Ketua Majelis dan melaporkan setiap perkara yang sudah diputus berikut amarnya, dengan instrumen yang telah ditandatangani oleh Ketua Majelis 2) Melaporkan kepada penitera muda gugatan/permohonan dalam hal: Salah satu pihak berperkara tinggal diluar yuridiksi Pengadilan Agama Wates yang selanjutnya untuk dibuatkan surat permohonan bantuan panggilan/pemberitahuan. Jika putusan verstek/pihak-pihak atau salah satu pihak tidak hadir selanjutnya dibuatkan surat permohonan bantuan

23 98 penyampaian isi putusan, selambat-lambatnya 3 hari setelah diputus. 3) Menyerahkan berkas perkara yang telah diminutasi kepada Panitera/Penitera Muda Hukum (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). l. Jurusita/Jurusita Pengganti 1) Melaksanakan pemanggilan kepada para pihak berperkara atas perintah Ketua Majelis 2) Menyerahkan Relaas panggilan kepada Ketua Majelis 3) Melaksanakan bantuan pangilan dari Pengadilan Agama lain 4) Mengirimkan Relaas panggilan kepada Pengadilan Agama yang minta bantuan panggilan 5) Melaksanakan sita jaminan atas perintah Ketua Majelis 6) Melaksanakan sita eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Agama 7) Menyampaikan pemberitahuan isi putusan 8) Membuat berita acara sita jaminan/eksekusi 9) Mendaftarkan sita jaminan benda tetap kepada instantsi berwenang 10) Melaksanakan lelang (eksekusi pembayaran sejumlah uang) dalam batas yang dibolehkan (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013).

24 99 4. Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Wates Yuridiksi Pengadilan Agama Wates meliputi seluruh wilayah di Kabupaten Kulon Progo, yaitu: Tabel 2. Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Wates.No. Kecamatan Kelurahan 1. Temon Karangwuluh, Sindutan, Jangkaran, Janten, Palihan, Kebon Rejo, Temon Kulon, Temon Wetan, Glagah, Kaligintung, Kalidengen, Demen, Plumbon, Kulur, Kedundang 2. Wates Wates, Giripeni, Triharjo, Bendungan, Sogan, Kulwaru, Karangwuni 3. Panjatan Gotakan, Cerme, Krembangan, Pleret, Bugel, Tayuban, Depok, Kanoman, Bojong, Garongan, Panjatan 4. Galur Tirtorahayu, Pandowan, Brosot, Kranggan, Nomporejo, Banaran, Karangsewu 5. Girimulyo Giripurwo, Pendoworejo, Jatimulyo, Purwosari 6. Kalibawang Banjaroyo, Banjarharjo, Banjarsari, Banjararum 7. Kokap Hargotirto, Kalirejo, Hargowilis, Hargomulyo, Hargorejo 8. Lendah Ngentakrejo, Gulurejo, Sidorejo, Jatirejo, Bumirejo, Wahyuharjo 9. Nanggulan Kembang, Jatisarono, Tanjungharjo, Wijimulyo, Banyuroto, Donomulyo 10. Pengasih Pengasih, Kedungsari, Margosari, Sendangsari, Karangsari, Tawangsari, Sidomulyo 11. Samigaluh Gerbosari, Kebonharjo, Pagerharjo, Ngargosari, Banjarsari, Sidoharjo, Purwoharjo 12. Sentolo Sentolo, Banguncipto, Kaliagung, Salamrejo, Sukoreno, Demangrejo, Srikayangan, Tuksono Sumber: Dokumen Pengadilan Agama Wates tahun 201

25 Perkara yang Ditangani oleh Pengadilan Agama Wates Dalam menjalankan fungsi, wewenang dan tugasnya Pengadilan Agama Wates berpedoman pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan sekarang dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti himpun dari informasi perkara Pengadilan Agama Wates, beberapa perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama Wates adalah antara lain sebagai berikut:

26 101 Tabel 3. Jenis Perkara yang Diterima dan Ditangani oleh Pegadilan Agama Wates. No. Jenis Perkara Jumlah Perkara yang Diterima 1. Perkawinan a. Izin poligami b. Pencegahan perkawinan c. Penolakan perkawinan oleh PPN (Petugas Pencatat Nikah) d. Pembatalan Perkawinan e. Kelalaian atas kewajiban suami/ istri f. Cerai talak g. Cerai gugat h. Harta bersama i. Penguasaan anak j. Nafkah anak oleh ibu karena ayah tidak mampu k. Hak-hak bekas istri/ kewajiban bekas suami l. Pengesahan anak m. Pencabutan kekuasaan orang tua n. Perwalian o. Pencabutan kekuasaan wali p. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan q. Ganti rugi terhadap wali r. Asal usul anak s. Penolakan kawin campur t. Isbat nikah u. Izin kawin v. Dispensasi kawin w. Wali adhol 2. Kewarisan 3 3. Wasiat - 4. Hibah - 5. Wakaf - 6. Shodaqoh - 7. Lain-Lain - Sumber: Dokumen Pengadilan Agama Wates tahun Berdasarkan tabel diatas, dari sekian banyak perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama Wates, perkara perceraian merupakan perkara yang paling banyak diajukan disusul oleh perkara dispensasi perkawinan

27 Prosedur Berperkara di Pengadilan Agama Wates Pada dasarnya, setiap tata cara atau prosedur berperkara di Pengadilan Agama Wates hampir memiliki tahapan yang sama meskipun jenis perkaranya berbeda. Berikut adalah prosedur pengajuan perkara di Pengadilan Agama Wates : a. Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. b. Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan surat gugatan atau permohonan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah Tergugat. c. Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan pada pasal 182 ayat (1) HIR atau pasal 90 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor : 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. Catatan: Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara prodeo (cuma-cuma). Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa

28 103 setempat yang dilegalisasi oleh Camat. Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp. 0,00 dan ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), didasarkan pasal HIR. Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau berperkara secara prodeo. Perkara secara prodeo ini ditulis dalam surat gugatan atau permohonan bersamasama (menjadi satu) dengan gugatan perkara. Dalam posita surat gugatan atau permohonan disebutkan alasan penggugat atau pemohon untuk berperkara secara prodeo dan dalam petitumnya. d. Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau permohonan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga). e. Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). f. Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank. g. Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian

29 104 pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut. h. Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas layanan bank, pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas. i. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada pihak berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan yang bersangkutan. j. Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). k. Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau permohonan dalam register bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas. l. Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara.

30 105 Pendaftaran Selesai Pihak/pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah ditetapkan Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari sidang pemeriksaan perkaranya (Dokumen Pengadilan Agama Wates, 2013). B. Pertimbangan Hakim dalam Mengabulkan Permohonan Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur Hakim dalam menjatuhkan putusan atau menetapkan suatu perkara yang diajukan kepadanya tentunya harus berdasarkan asas-asas dan peraturan-peraturan yang sesuai dan memberikan keadilan serta kepastian hukum bagi pemohonnya. Pertimbangan hakim merupakan bagian dari isi keputusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan berupa alasan-alasan sebagai dasar putusan. Dalam hal permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur, keputusan hakim dalam penyelesaian suatu perkara berbentuk penetapan. Para pihak dalam perkara permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur hanya terdiri dari pemohon saja dan tidak ada pihak lain yang diposisikan sebagai tergugat. Tujuan dari permohonan ini adalah untuk menyatakan atau menetapkan status pemohon, bukan untuk menyelesaikan suatu sengketa. Dasar dari keputusan yang diberikan hakim dalam perkara permohonan dispensasi perkawinan mengacu pada dua hal, yakni

31 106 pertimbangan mengenai duduk perkaranya dan pertimbangan mengenai hukumnya. Sudikno Mertokusumo (2002: 213) menjelaskan bahwa, Pertimbangan dalam putusan perdata dibagi menjadi 2, yaitu pertimbangan tentang duduknya perkara atau peristiwanya dan pertimbangan tentang hukumnya. Dalam proses perdata terdapat pembagian tugas antara pihak dan hakim, yakni para pihak harus mengemukakan peristiwanya, sedangkan persoalan hukumnya adalah urusan hakim. Pendapat Sudikno Mertokusumo seperti tersebut di atas yang menyebutkan bahwa pertimbangan hakim dalam perkara perdata terdiri atas duduk perkara dan tentang hukumnya yakni mengenai peristiwa yang dikemukakan oleh para pihak dan mengenai hukum yang menjadi urusan hakim yang dalam hal ini merupakan pertimbangan hakim Pengadilan Agama Wates dalam memutuskan permohonan dispensasi di bawah umur. Ketika hakim mengambil keputusan atas suatu perkara, putusannya sebisa mungkin dapat diterima oleh masyarakat. Agar keputusannya dapat diterima oleh pihak lain serta masyarakat, maka hakim harus memutuskan suatu perkara dengan alasan-alasan atau pertimbangan-pertimbangan yang jelas. Jadi dalam setiap pertimbangan putusan yang dikeluarkan oleh hakim, hakim harus menggambarkan setiap hal mengenai fakta-fakta yang ada. Dalam permohonan dispensasi usia perkawinan di bawah umur, hakim Pengadilan Agama Wates menjelaskan bahwa hakim lebih mengedepankan asas kemanfaatan hukum. Berikut adalah pertimbangan yang digunakan oleh hakim Pengadilan Agama Wates dalam memutuskan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur yang terbagi atas pertimbangan duduk perkaranya dan pertimbangan tentang hukumnya.

32 Pertimbangan Tentang Duduk Perkaranya Pertimbangan tentang duduk perkaranya merupakan apa yang menjadi tugas para pihak dimana para pihak harus mengemukakan peristiwanya. a. Alasan Pengajuan Permohonan Dalam pengajuan permohonan, pemohon berkepentingan akan perlindungan hukum. Sehingga dia berhak untuk mengajukan permohonan kepada pihak Pengadilan Agama Wates. Tahap-tahap pengajuannya tentunya harus berdasarkan prosedur-prosedur yang berlaku. Dalam surat permohonannya harus dimuat hal-hal yang dapat diterima sebagai dasar permohonan. Hal ini sesuai dengan pendapat M.Yahya Harahap (2008: 33) yang menyatakan bahwa, fundamentum petendi atau posita permohonan pada prinsipnya didasarkan pada ketentuan pasal Undang-Undang yang menjadi alasan permohonan, dengan menghubungkan ketentuan itu dengan perstiwa yang dihadapi pemohon. Demikian pula dengan pengajuan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur di Pengadilan Agama Wates yang disertai dengan alasan-alasan sebagai dasar permohonan. Majelis Hakim dalam pertimbangannya akan memeriksa mengenai alasan pemohon dalam mengajukan permohonan dispensasi perkawinan. Alasan diajukannya permohonan penting untuk dijadikan pertimbangan oleh hakim karena hal ini menyangkut tentang bagaimana nantinya akibat yang akan terjadi apabila hakim telah memutus perkara

33 108 permohonan tersebut. Dalam wawancaranya tanggal 20 September 2013, hakim Pengadilan Agama Wates menjelaskan bahwa alasan pengajuan permohonan dijadikan pertimbangan sebgai dasar putusan karena alasan tersebut dijadikan sebagai dasar dari permohonan untuk kemudian ditentukan hukumnya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa alasan yang menjadi penyebab diajukannya dispensasi usia perkawinan. Pertimbangan hakim Pengadilan Agama Wates didasari pada: 1) Anak perempuan yang dimohonkan dispensasi sudah hamil di luar nikah Yang dimaksud dengan hamil di luar nikah adalah ketika anak perempuan yang dimohonkan dispensasi telah hamil terlebih dahulu sebelum perkawinan dilaksanakan. Berikut beberapa contoh alasan pengajuan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur karena anak permpuan yang dimohonkan dispensasi sudah hamil di luar nikah di Pengadilan Agama Wates: a) Perkara Nomor 0021/Pdt.P/2013/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon suaminya, Makmun Soleh bin Maruji dengan alasan anak Pemohon dengan calon suaminya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, bahkan saat ini anak Pemohon telah hamil 3 (tiga) bulan akibat hubungan badan diluar nikah dengan calon suaminya, sehingga untuk melindungi hak anak yang akan dilahirkan nantinya, dan juga untuk menghindarkan dari kemadharatan berkelanjutan, maka keduanya harus segera dinikahkan agar sah secara hukum; b) Perkara Nomor 0039/Pdt.P/2012/PA.Wt.

34 109 Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak pemohon tersebut dengan calon istrinya, CALON ISTRI ANAK PEMOHON dengan alasan anak pemohon dengan calon istrinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, bahkansaat ini calon istri anak pemohon telah hamil 5 bulan akibat hubungan badan di luar nikah dengan anak pemohon, sehingga untuk melindungi hak anak yang akan dilahirkan nantinya, dan juga untuk menghindarkan dari kemadharatan berkelanjutannya, maka keduanya harus dinikahkan agar sah secara hukum; c) Perkara Nomor 0007/Pdt.P/2012/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon isterinya, CALON ISTRI, dengan alasan anak Pemohon dengan calon istrinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, bahkan saat ini calon istri anak Pemohon telah hamil 7 (tujuh) bulan akibat hubungan badan diluar nikah dengan anak Pemohon, sehingga untuk melindungi hak anak yang akan dilahirkan nantinya, dan juga untuk menghindarkan dari kemadharatan berkelanjutan, maka keduanya harus segera dinikahkan agar sah secara hukum; d) Perkara Nomor 0002/Pdt.P/2013/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon istrinya, CALON MENANTU PEMOHON dengan alasan Calon istri anak Pemohon sudah hamil 6 bulan sebagaimana disebutkan dalam surat Dokter Puskesmas Nomor - tanggal 27 Desember 2012 sehingga untuk melindungi hak anak yang akan dilahirkan nantinya dan untuk menghindari dari madlarat berkelanjutan maka keduanya harus segera dinikahkan agar sah secara hukum; Alasan pemohon ini perlu dijadikan pertimbangan karena hakim melihat mendesak atau tidakkah permohonan tersebut. Pemohon menghendaki agar anaknya segera dinikahkan dengan pacarnya demi kebaikan mereka berdua kelak dan calon bayi yang dikandungnya anak perempuan tersebut. Dalam wawancara dengan hakim di Pengadilan Agama Wates pada tanggal 20 September 2013, menyebutkan bahwa dalam memutus perkara yang ditanganinya hakim tidak dapat lepas

35 110 dari nilai-nilai yang dianut dan diyakini kebenarannya, yang ada di dalam benak kepala hakim, itu pula yang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya untuk memutuskan suatu perkara. Apabila perempuan yang masih di bawah umur ketahuan hamil di luar nikah, tentunya lingkungan sekitarnya akan mencibir dan menggunjingnya. Lebih daripada itu, ia akan dikucilkan dari pergaulan. Bagaimanapun juga, kehamilan di luar nikah akan menjadi aib keluarga. Selain kondisi lingkungan sekitarnya yang tidak lagi ramah, keluarganya pun pasti akan memberikan tekanan yang lebih serius terhadap kondisinya. Secara emosi ini akan berpengaruh sekali pada kondisi perempuan yang hamil di luar nikah tersebut ditambah lagi dengan statusnya yang masih seorang anak. Menurut hukum pun dia masih belum cakap bertindak. Hal semacam ini tidak dikehendaki oleh hakim, bagaimanapun si anak pasti akan terguncang dari sisi psikologisnya. Hakim Pengadilan Agama Wates juga menjelaskan bahwa bagaimanapun juga ketika hakim sudah dihadapkan dengan perkara dispensasi yang alasannya sangat mendesak untuk dikabulkan, hakim pasti akan tetap mengabulkannya. Sebagai sesama manusia, hakim tidak tega membiarkan anak yang dimohonkan dispensasi tidak jelas nasibnya. Hakim melihat bahwa anak yang kelak akan dilahirkan pasti lebih menderita lagi di banding ibunya apabila ia dilahirkan sebagai anak haram. Hakim Pengadilan Agama Wates menambahkan bahwa sanksi

36 111 sosial akan menjadi lebih kejam mengarah kepada anak yang dilahirkan daripada sanksi yang diterima sang ibu. 2) Anak yang dimohonkan dispensasi sudah menjalin cinta sedemikian eratnya dan tidak dapat dipisahkan lagi Hakim Pengadilan Agama Wates menyebutkan bahwa kebanyakan permohonan dispensasi perkawinan yang diajukan di Pengadilan Agama Wates selain karena alasan hamil terlebih dahulu juga karena hubungan kedua calon mempelai sudah sangat erat dan tidak dapat dipisahkan lagi. Beberapa diantaranya telah melakukan hubungan layaknya suami-istri, hanya saja tidak berakibat pada kehamilan. Selain karena hal tersebut, anak yang dimohonkan dispensasi akan segera dibawa merantau untuk bekerja, oleh karena itu pemohon bermaksud untuk mengesahkan hubungan anaknya agar tidak terjadi hal-hal yang memalukan di kemudian hari di tempat perantauan. Hal inilah yang mendorong pemohon mengajukan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur. Pemohon berharap bahwa dengan menikahkan anaknya, anaknya akan terhindar dari perbuatan zina dan hubungan kedua calon mempelai tersebut dapat sah secara hukum. Berikut contoh pertimbangan hakim dalam permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur karena anak yang dimohonkan dispensasi sudah menjalin cinta sedemikian eratnya dan tidak dapat dipisahkan lagi: a) Perkara Nomor 0001/Pdt.P/2013/PA.Wt.

37 112 Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon istrinya, CALON ISTERI ANAK PEMOHON dengan alasan anak Pemohon dengan calon istrinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, bahkan saat sudah proses kesehatan di Puskesmas Nanggulan dengan Nomor: - tertanggal - sebagai persyaratan menikah di KUA Kecamatan b) Perkara Nomor 0033/Pdt.P/2013/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon isterinya, CALON MENANTU PEMOHON, dengan alasan anak Pemohon dengan calon istrinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, dan keduanya sudah sangat ingin menikah; c) Perkara Nomor 0046/Pdt.P/2013/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon isterinya CALON ISTERI ANAK PEMOHON, dengan alasan anak Pemohon dengan calon isterinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, dan keduanya sudah sangat ingin menikah; d) Perkara Nomor 0024/Pdt.P/2013/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak tersebut dengan calon suaminya, Wahyudi bin Rejo Semadi dengan alasan anak Pemohon dengan calon suaminya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, dan keduanya sudah sangat ingin menikah; karena calon isteri nantinya setelah menikah akan dibawa merantau bekerja di perkebunan kelapa sawit di Riau; e) Perkara Nomor 0055/Pdt.P/2013/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon isterinya, CALON ISTERI ANAK PEMOHON, dengan alasan anak Pemohon dengan calon istrinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, dan keduanya sudah sangat ingin menikah karena mantab ingin hidup bersama, dan pada bulan September setelah menikah akan bersama pergi ke Jakarta memenuhi tuntutan panggilan kerja. Dari beberapa contoh perkara di atas dapat kita lihat bahwa alasan diajukannya permohonan dispensasi di Pengadilan Agama Wates dilatarbelakangi oleh jalinan cinta antara anak pemohon dengan

38 113 pacarnya sudah begitu eratnya dan sudah sangat ingin menikah. Selain itu adapula yang akan segera merantau mencari pekerjaan. Hakim Pengadilan Agama Wates dalam wawancaranya tanggal 2 Oktober 2013 menyebutkan bahwa permohonan karena alasan ini menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara dilihat dari akibatnya ke depan. Jika dikabulkan akankah menghindarkan kemudharatan dan membawa manfaat ataukah sebaliknya akan mendatangkan kemudharatan yang lebih besar. Niat dan itikad baik pemohon untuk mengajukan permohonan ke Pengadilan menjadi faktor pendorong hakim mengabulkan permohonannya. Hakim Pengadilan Agama Wates mengatakan bahwa kalau datang dengan niat baik dan iktikad yang baik tentunya hakim akan memberikan keputusan yang baik pula. Mereka sudah datang jauh-jauh ke Pengadilan hanya untuk mendapat dispensasi, kebingungan mengurus persyaratan dan masih diharuskan membayar biaya perkara. Bisa saja mereka tidak perlu memohon dispensasi dengan jalan menikah siri atau ada juga yang mengakali umur dengan cara mengatrolnya, tapi mereka memilih jalan untuk menghadap ke Pengadilan. Hakim tidak menghendaki adanya penyelundupan hukum semacam itu. Untuk membangkitkan kesadaran hukum dalam masyarakat, tentunya perlu usaha yang tidak mudah. Hakim Pengadilan Agama Wates menyebutkan bahwa kesadaran hukum masyarakat Kulon Progo masih sangat kurang, namun melihat ada pemohon yang

39 114 datang meminta dispensasi kepada Pengadilan tentunya suatu hal yang baik. Ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat masih lebih memilih untuk mematuhi prosedur hukum yang ada tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika akan menikah daripada memanipulasi syaratsyarat yang tidak dapat dipenuhi. Memanipulasi yang dimaksud adalah adanya peneyelundupan hukum tersebut. Memalsu umur, memalsu identitas, atau menikah tanpa disahkan oleh Pejabat Pencatat Nikah alias nikah siri. 3) Anak yang dimohonkan dispensasi sudah pernah digropyok massa ketika berbuat mesum Alasan pengajuan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur di Pengadilan Agama memang bermacam-macam. Oleh karena itulah hakim menggunakan alasan pengajuan permohonan ini sebagai pertimbangan keputusannya. Anak yang dimohonkan dispensasi perkawinan dalam hal ini karena alasan telah digropyok berkali-kali oleh massa ketika sedang melakukan tindakan mesum. Keduanya juga telah sering melakukan hubungan layaknya suami istri di rumah. Halhal semacam ini tentunya juga menjadi perhatian masyarakat di sekitar tempat tinggal pemohon. Untuk itulah hakim Pengadilan Agama Wates perlu mempertimbangkannya. Berikut adalah contoh perkara mengenai pertimbangan hakim dalam permohonan dispensasi perkawinan di

40 115 bawah umur di Pengadilan Agama Wates karena telah digropyok massa. Perkara Nomor 0022/Pdt.P/2012/PA.Wt. Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon isterinya, CALON MANTU, dengan alasan antara anak Pemohon dengan calon istrinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya dan bahkan sudah 2 kali digrebek massa sedang berbuat mesum sehingga untuk menjaga agar anak Pemohon dengan calon istrinya dari perbuatan zina yang berkepanjangan, untuk itu keduanya harus segera dinikahkan supaya sah secara hukum; Hakim Pengadilan Agama Wates dalam wawancaranya pada tanggal 2 Oktober 2013 menjelaskan bahwa Pemohon mengajukan permohonannya karena merasa risih melihat anaknya sudah berkali-kali digropyok massa sedang berbuat mesum. Selain itu pemohon juga tidak ingin hubungan anaknya mengarah kepada dosa yang lebih besar lagi. Dalam mempertimbangkan putusannya hakim Pengadilan Agama Wates menyebutkan bahwa alasan digropyok massa adalah alasan yang dapat diterima karena hal ini sudah menyangkut kepentingan masyarakat banyak. Hakim Pengadilan Agama Wates menambahkan, niat pemohon mengajukan dispensasi perkawinan di bawah umur itu baik, ingin menikah. Dalam Agama Islam, menikah merupakan sunnah Rasul, niat untuk menikah adalah niat yang sangat mulia. Tentu saja kaitannya adalah Agama dengan perkawinan. Sedangkan hakim sendiri adalah seorang muslim. Apabila tidak ada halangan pernikahan secara agama Islam, tentu saja menikah merupakan sunnah rasul yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Seorang muslim yang lain tidak diperbolehkan menghalangi niatan baik itu. di Pengadilan, dalam

41 116 tatanan pemerintahan, hakim harus bersikap adil dan bijaksana dalam memutus sebuah perkara, namun di dalam Islam, hakim dengan pemohon adalah sesama umat muslim. 4) Anak perempuan yang dimohonkan dispensasi sudah melahirkan anak karena hubungan di luar nikah Bukan hanya hamil di luar nikah, alasan pengajuan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur di Pengadilan Agama Wates juga dikarenakan anak perempuan yang dimohonkan dispensasi sudah melahirkan anak dari hasil hubungan di luar nikah. Ini tentu saja menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan permohonan tersebut. Hakim Pengadilan Agama Wates menyebutkan bahwa alasan demikian perlu menjadi pertimbangan karena telah lahir anak di luar nikah dan itu akan berpengaruh pada masalah hukum yang lain. Berikut beberapa contoh perkara permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur di Pengadilan Agama Wates yang diajukan dengan pertimbangan hakim bahwa anak perempuan yang dimohonkan dispensasi sudah melahirkan anak hasil hubungan di luar nikah. a) Perkara Nomor 0046/Pdt.P/2012/PA.Wt. Bahwa pernikahan Pemohon dengan sangat mendesak untuk segera dilaksanakan mengingat pada tanggal 14 Februari 2012 calon istri Pemohon telah melahirkan anak hasil hubungan badan di luar nikah dengan Pemohon; Bahwa oleh sebab itu Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Wates dapat memberikan dispensasi kawin kepada Pemohon; b) Perkara Nomor 0090/Pdt.P/2012/PA.Wt.

42 117 Bahwa Pemohon bermaksud untuk segera menikahkan anak Pemohon tersebut dengan calon isterinya, CALON MENANTU PEMOHON, dengan alasan anak Pemohon dengan calon isterinya sudah menjalin cinta sedemikian eratnya, bahkan saat ini calon isteri anak Pemohon telah melahirkan seorang anak yang berumur 1 minggu akibat hubungan badan diluar nikah dengan anak Pemohon, sehingga untuk melindungi hak anak yang dilahirkannya, dan juga menghindarkan dari kemadharatan berkelanjutan, maka keduanya harus segera dinikahkan agar sah secara hukum; Alasan-alasan seperti tersebut di atas menjadi pertimbangan hakim Pengadilan Agama Wates dalam memutuskan permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur karena anak yang telah lahir tersebut tentunya membutuhkan kepastian akan kedudukannya. Hakim Pengadilan Agama Wates dalam wawancaranya pada tanggal 7 Oktober 2013 menyebutkan bahwa apabila sudah melahirkan anak, sudah pasti alasan tersebut akan menjadi pertimbangan hakim, ini dilihat dari pandangan hakim ke masa yang akan datang ketika si anak dewasa dan bagaimana jaminan hak-hak yang harus di dapatkannya. Hakim Pengadilan Agama Wates menambahkan bahwa hakim disini sifatnya ingin mencegah terjadinya hal buruk yang lebih besar, mengurangi akibat yang lebih luas dimana hal ini juga berkaitan dengan peri kemanusiaan, perkawinan, melanjutkan keturunan, membina rumah tangga merupakan hak dasar manusia. Hak asasi yang harus dilindungi oleh negara. Hak Asasi manusia adalah hak setiap orang yang berhubungan dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Sebagus-bagusnya peraturan yang ada di dalam suatu negara apabila tidak mencantumkan hak asasi manusia yang harus dilindungi tentunya

43 118 bukanlah peraturan yang bisa diterapkan untuk masyarakat. Harkat dan martabat manusia harus dihargai sepenuhnya dan tidak boleh diperalat untuk tujuan apapun. Hakim Pengadilan Agama Wates dalam wawancaranya juga menambahkan bahwa perkawinan tidak hanya diatur dalam Undang-Undang perkawinan saja, melainkan juga diatur dalam hukum Islam, dan itu artinya, hak warga negara untuk melangsungkan perkawinan dijamin dalam berbagai peraturan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Hakim harus pandai melihat dan menelaah, apakah yang diputuskan pada akhirnya tetap memenuhi rasa keadilan dan menjamin ditegakkannya hak asasi manusia ataukah tidak. Pada perkara pidana saja seorang pencuri dijamin hak asasi manusianya, ini artinya dalam perkara dispensasi perkawinan yang tidak mengandung unsur merugikan pihak lain, hak asasi manusia juga perlu untuk ditegakkan. b. Keterangan Para Pihak Keterangan para pihak menjadi suatu pertimbangan bagi hakim dalam menjatuhkan keputusan. Keterangan para pihak tersebut harus mengenai peristiwa yang ia dengar, lihat dan alami sendiri dan disampaikan dalam persidangan. Keterangan para pihak juga berupa kesaksian mengenai peristiwa yang sebenarnya. Dalam perkara dispensasi perkawinan, pemohon biasanya adalah orang tua dari anak yang akan melaksanakan perkawinan. Keterangan para pihak meliputi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 49 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ALOKASI PENYALURAN DAN PENGELOLAAN SISA BUNGA DANA CADANGAN PEMBERDAYAAN DESA

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI 2.1. Visi Misi Pembangunan Sanitasi Viisi Kabupaten Kulon Progo seperti yang tertera dalam rencana Pembangunan Jangka panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI) BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI) A. Penyusunan Alur Tupoksi Organisasi Pengadilan Agama Sukabumi sebagai berikut : Laporan Tahunan PA Sukabumi 2010 9 STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN AGAMA SUKABUMI KELAS

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95 \ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar

Lebih terperinci

Memperhatikan : I. PERSIDANGAN

Memperhatikan : I. PERSIDANGAN RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PENGADILAN AGAMA SEWILAYAH PENGADILAN TINGGI AGAMA KENDARI TANGGAL 29 S/D 31 MARET 2012 BERTEMPAT DI HOTEL PLAZA INN JL. ANTERO HAMRA NO. 57-59 KENDARI - SULAWESI

Lebih terperinci

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN

RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN PENGADILAN AGAMA LAMONGAN RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGAWASAN. Apel/upacara bendera setiap hari senin pagi setiap bulannya. Mengadakan arisan Dharma Yukti Karini cabang Kotabumi.

BAB IV PENGAWASAN. Apel/upacara bendera setiap hari senin pagi setiap bulannya. Mengadakan arisan Dharma Yukti Karini cabang Kotabumi. Pengawasan BAB IV PENGAWASAN Untuk menjaga dan meningkatan tertib pelaksanaan administrasi perkara, administrasi umum, dan kinerja pelayanan publik, Pengadilan Agama Kotabumi telah melakukan pembinaan

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN JOB DISCRIPTION ( URAIAN TUGAS ) PEJABAT DAN PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MARISA

DAFTAR LAMPIRAN JOB DISCRIPTION ( URAIAN TUGAS ) PEJABAT DAN PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MARISA DAFTAR LAMPIRAN JOB DISCRIPTION ( ) PEJABAT DAN PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MARISA : Drs. H Saerodji,SH : Ketua Pengadilan Agama Marisa Atasan Langsung : Ketua Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo Memimpin dan

Lebih terperinci

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010-

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010- Urusan Kelautan dan Perikanan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kondisi dan Potensi Perikanan 2010-2014 Kondisi Sarana dan Prasarana Kelautan 2010-2014 Produksi Ikan Tangkapan di Perairan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN TENTANG STANDAR LAYANAN KEGIATAN DI PENGADILAN AGAMA BLITAR TAHUN 2013

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN TENTANG STANDAR LAYANAN KEGIATAN DI PENGADILAN AGAMA BLITAR TAHUN 2013 LAMPIRAN Keputusan Pengadilan Agama Blitar Nomor : W11-A10/ / KP/SK/I/2013 Tanggal : 28 Januari 2013 PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN TENTANG STANDAR LAYANAN KEGIATAN DI PENGADILAN AGAMA BLITAR TAHUN 2013

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak berperkara menghadap petugas

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Lebih terperinci

Tugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Tugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Tugas Pokok dan Fungsi Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Struktur Organisasi Ketua Pengadilan Membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya

Lebih terperinci

BIDANG PENGAWASAN MELEKAT

BIDANG PENGAWASAN MELEKAT II. BIDANG PENGAWASAN MELEKAT 1. Ruang Lingkup Pengawasan a. Meliputi Penyelenggaraan, Pelaksanaan, dan Pengelolaan organisasi, administrasi dan Finansial Pengadilan; b. Sasaran Pengawasan : Aparat Pengadilan.

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA CERAI GUGAT A. Pendahuluan Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR,

Lebih terperinci

Sekitar Kejurusitaan

Sekitar Kejurusitaan Sekitar Kejurusitaan (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pengertian Juru Sita Juru sita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain hakim, panitera dan

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO No Nama Satuan Pendidikan Dasar Penerima Hibah Alamat Jumlah Siswa Alokasi Bos (Rp) Sekolah Dasar Negeri 1 SD Negeri 1 Bunder Banaran 78

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya PROSDUR BERPERKARA Penggugat atau kuasanya mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama / Mahkamah Syariah (Pasal 118 HIR, 142 Rbg jo.pasal 73

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk Standar Operasional Prosedur ( S O P ) PENERIMAAN DAN PERMOHONAN KASASI Nomor SOP : W13-A22/22/KP.01/I/2017 Tanggal Pembuatan

Lebih terperinci

EVALUASI PENETAPAN KINERJA 2016

EVALUASI PENETAPAN KINERJA 2016 PENGADILAN AGAMA WATAMPONE TAHUN ANGGARAN 2016 NO SASARAN STRATEGIS 1. Meningkatkan penyelesaian perkara 2. Peningkatan akseptabilitas putusan hakim 3. Peningkatan pengelolaan tertib administrasi perkara

Lebih terperinci

BAB IV. Agama yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil. 1. Menurut Hukum Islam, Pengertian Itsbat Nikah ini berasal dari bahasa

BAB IV. Agama yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil. 1. Menurut Hukum Islam, Pengertian Itsbat Nikah ini berasal dari bahasa 80 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Melalui penelitian di lapangan dan kepustakaan telah diperoleh data dan informasi yang menggambarkan praktek penetapan Itsbat Nikah di Pengadilan Agama yang telah disajikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 203 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2 3. Terwujudnya penyelesaian perkara yang tepat waktu, transparan dan akuntabel.a. Prosentase pendaftaran

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... ii EXECUTIVE SUMMARY... 1-4 BAB I PENDAHULUAN..... 5 A. Latar Belakang... 5 B. Kedudukan,Tugas dan Fungsi Pengadilan Tinggi Yogyakarta... 5-7 C. Organisasi

Lebih terperinci

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA ) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION PIMPINAN PENGADILAN AGAMA MAKASSAR KLAS IA. Drs. H. M. Nahiruddin Malle, SH., MH.

JOB DESCRIPTION PIMPINAN PENGADILAN AGAMA MAKASSAR KLAS IA. Drs. H. M. Nahiruddin Malle, SH., MH. PIMPINAN PENGADILAN AGAMA MAKASSAR KLAS IA Drs. H. M. Nahiruddin Malle, SH., MH. : 195808051984031004 : Ketua / Hakim Madya Utama : Pembina Utama Muda, IV/c TUGAS KETUA PENGADILAN 1. Memimpin jalannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

Secara kronologis sejarah Pengadilan Agama Jombang dapat ditelusuri. Islam yang mulai tersebar pada saat itu. Oleh karena itu sistem peradilan

Secara kronologis sejarah Pengadilan Agama Jombang dapat ditelusuri. Islam yang mulai tersebar pada saat itu. Oleh karena itu sistem peradilan BAB III PROSES BERACARA SECARA PRODEO DI PENGADILAN AGAMA JOMBANG A. Sejarah dan Perkembangan Pengadilan Agama Jombang Secara kronologis sejarah Pengadilan Agama Jombang dapat ditelusuri dari masa kemasa:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan PENDEKAR HUKUM PENDEKAR PERADILAN HAKIM Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM Lampiran: Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor : 353/DJU/SK/HM02.3/3/2015 Tanggal : 24 Maret 2015 PROSEDUR PENGGUNAAN DAN SUPERVISI APLIKASI SISTEM INFORMASI PENELUSURAN PERKARA

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013 PENGADILAN NEGERI SAROLANGUN KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG KEMBANG Telp./Fax : (0745) 91006 Website : www.pn-sarolangun.go.id PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN

BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pasal 18 Undang - Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan

Lebih terperinci

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : MUSTAQIMAH, S.Ag. N I P : : Panitera Muda Gugatan

Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG. : MUSTAQIMAH, S.Ag. N I P : : Panitera Muda Gugatan Lampiran : SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/01/KP.04.6/I/2015 Tanggal 02 Januari 2015 Tentang URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEGAWAI PENGADILAN AGAMA MAGELANG N A M A :

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA CIBADAK TAHUN Visi : Terwujudnya Pengadilan Agama Cibadak Yang Agung

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA CIBADAK TAHUN Visi : Terwujudnya Pengadilan Agama Cibadak Yang Agung RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA CIBADAK TAHUN 2015 2019 Visi : Terwujudnya Cibadak Yang Agung Misi : 1. Menjaga independensi sebagai salah satu pelaku Kekuasaan Kehakiman, baik secara kelembagaan maupun

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG TAHUN 2016 PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG TAHUN ANGGARAN 2016 i DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE TAHUN 2016

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE TAHUN 2016 REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA WATAMPONE TAHUN 2016 No Kinerja Utama Indikator Kinerja 1 Meningkatkan penyelesaian perkara Utama a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON. Nomor : W24-A/819.a/OT.01.1/VIII/2016 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON. Nomor : W24-A/819.a/OT.01.1/VIII/2016 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON Nomor W24-A/819.a/OT.01.1/VIII/2016 TENTANG PENGESAHAN HASIL RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PENGADILAN TINGGI AGAMA AMBON DAN PENGADILAN AGAMA SE-WILAYAH HUKUM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. Pengadilan Agama Tulungagung Tahun c. Prosentase pendaftaran perkara permohonan kasasi 100%

PENETAPAN KINERJA. Pengadilan Agama Tulungagung Tahun c. Prosentase pendaftaran perkara permohonan kasasi 100% PENETAPAN KINERJA Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 0 PROGRAM / 3 5. Terwujudnya penyelesaian perkara yang tepat waktu, transparan dan akuntabel.a. Prosentase pendaftaran perkara gugatan/permohonan pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN A. PENYELESAIAN PERKARA 1. Pendaftaran gugatan dan permohonan, setelah biaya perkara ditaksir oleh

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2010-2014 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI KALIANDA JL. Indra Bangsawan No. 37. Kalianda Lampung Selatan Telp / Fax : (0727) 322063 ; 322115 Website : www.pn-kalianda.go.id, Email: pnkalianda.info@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara

Lebih terperinci

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA TAHUN 2013

PENETAPAN KINERJA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA TAHUN 2013 NO 1. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Terdaftarnya perkara gugatan/permohonan yang diajukan oleh penggugat/pemohon secara tertib dan cepat : PENETAPAN KINERJA 1. Menerima pendaftaran perkara

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan perkara di lingkungan peradilan agama, khususnya di pengadilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelesaian perkara di lingkungan peradilan agama sebagaimana lingkungan peradilan lainnya tidak hanya dilakukan oleh hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.10 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN ANGGOTA, PEMBERHENTIAN ANGGOTA, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, DAN TATA

Lebih terperinci

Drs. H. Mamat Ruhimat, SH. MH NIP PANITERA Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama

Drs. H. Mamat Ruhimat, SH. MH NIP PANITERA Judul SOP Penerimaan Perkara Tingkat Pertama Nomor SOP SOP.D.01A Tanggal Pembuatan 01 Januari 2015 Tanggal Revisi Tanggal Efektif 31 Desember 2015 Disahkan Oleh Ketua DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN AGAMA BEKASI KELAS I B Drs.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

10 menit. 20 menit. 5 hari. PENGELOLA ADMINISTRASI UMUM KEPEGAWAIAN : 7. Mengetik jadi job description yang telah disetujui pimpinan.

10 menit. 20 menit. 5 hari. PENGELOLA ADMINISTRASI UMUM KEPEGAWAIAN : 7. Mengetik jadi job description yang telah disetujui pimpinan. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAGIAN KEPEGAWAIAN URAIAN KEGIATAN WAKTU KETERANGAN PENANGANAN URUSAN JOB DESCRIPTION 1. Setiap akhir bulan Desember mempersiapkan draft-job description untuk tahun anggaran

Lebih terperinci

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG 4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG I. Prosedur pendaftaran Akta Perjanjian Bersama dan Surat Keterangan Perkara - Prosedur Pendaftaran Perjanjian Bersama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1989 (AGAMA. KEHAKIMAN. PERADILAN. Perkawinan. Perceraian. Warisan. Warganegara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3400) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO. 3400 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA MANADO TAHUN

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA MANADO TAHUN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA MANADO TAHUN Visi : Terwujudnya badan Peradilan Tinggi Agama Manado yang Agung serta di hormati dan bermartabat. Misi :. Menumbuhkan kesadaran hukum terhadap masyarakat

Lebih terperinci

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN PENGGUGAT/KUASA HUKUM Mendaftarkan Gugatan di Meja I MEJA I Pendaftaran Gugatan & Meneliti Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara () MAJELIS

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA Pada Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2011

INDIKATOR KINERJA UTAMA Pada Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2011 INDIKATOR KINERJA UTAMA Pada Pengadilan Agama Tulungagung Tahun 2011 No INDIKATOR KINERJA 1 1a Prosentase pendaftaran perkara gugatan/ permohonan pada tingkat pertama b Prosentase pendaftaran perkara permohonan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem dan mekanisme

Lebih terperinci

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB VII PERADILAN PAJAK BAB VII PERADILAN PAJAK A. Peradilan Pajak 1. Pengertian Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 37 Peraturan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA MUARA TEBO Komplek Perkantoran Seentak Galah Serengkuh Dayung Kabupaten Tebo

PROGRAM KERJA TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA MUARA TEBO Komplek Perkantoran Seentak Galah Serengkuh Dayung Kabupaten Tebo PROGRAM KERJA TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA MUARA TEBO Komplek Perkantoran Seentak Galah Serengkuh Dayung Kabupaten Tebo No Bidang Program Kegiatan Waktu Tujuan Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 1 Manajemen dan Pelayanan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU 1. Penyelesaian Perkara : Penyelesaian Perkara : Pendaftaran gugatan dan permohonan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN DI PENGADILAN AGAMA TUBAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN DI PENGADILAN AGAMA TUBAN 42 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN DI PENGADILAN AGAMA TUBAN A. Gambaran Umun Pengadilan Agama Tuban 1. Status Pengadilan Agama Tuban Pengadilan agama Tuban adalah salah satu peradilan di Indonesia, sebab

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA MASOHI TAHUN 2013

PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA MASOHI TAHUN 2013 PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA MASOHI TAHUN 2013 A. Bidang Teknis Yustisial 1. Mengadakan bedah berkas dengan metode terbaru (hasil bintek) yang melibatkan Hakim, Panitera / Panitera Pengganti dan Jurusita

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 027/Pdt.G/2009/PA.Dgl

P U T U S A N Nomor : 027/Pdt.G/2009/PA.Dgl P U T U S A N Nomor : 027/Pdt.G/2009/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu

Lebih terperinci

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan

Lebih terperinci

2. Meneliti surat gugatan/ permohonan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon

2. Meneliti surat gugatan/ permohonan yang diajukan oleh Penggugat/Pemohon STANDARD OPERATING PROCEDURES DI PENGADILAN AGAMA Tgl Ditetapkan : 14 April 2011 Halaman : 1 dari 25 halaman Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesai an Ket. DISKRIPSI : Pelayanan

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016

DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016 DRAFT RANCANGAN PROGRAM KERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG DAN PENGADILAN AGAMA SE JAWA BARAT TAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pengadilan Tinggi Agama Bandung merupakan salah satu

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG No TAHAPAN PELAKSANA DASAR 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Perdata (Petugas Meja Pertama) 2.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 22 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI SUKABUMI Jalan. Bhayangkara No. 105 Telp. ( 0266 ) S U K A B U M I Website : pn-sukabumikota.go.

PENGADILAN NEGERI SUKABUMI Jalan. Bhayangkara No. 105 Telp. ( 0266 ) S U K A B U M I Website : pn-sukabumikota.go. PENGADILAN NEGERI SUKABUMI Jalan. Bhayangkara No. 105 Telp. ( 0266 ) 222850-221074. S U K A B U M I 4 3 1 2 3 Website : pn-sukabumikota.go.id KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI SUKABUMI Nomor : W11.U4/

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Lebih terperinci

RENC AN A KERJ A P E NG ADI L AN AG AM A K AB. KEDI RI T AH U N Sasaran Rencana Target

RENC AN A KERJ A P E NG ADI L AN AG AM A K AB. KEDI RI T AH U N Sasaran Rencana Target RENC AN A KERJ A P E NG ADI L AN AG AM A K AB. KEDI RI T AH U N 2 01 3 No 1. Terwujudnya manajemen peradilan yang baik untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok prosedur dan kaulitas kerja manajemen

Lebih terperinci

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara dan non Aparatur Sipil Negara di lingkungan

Lebih terperinci

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN NO. POLA BINDALMIN NO. HUKUM ACARA JURNAL KEUANGAN PERKARA 1 Tambahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA PASURUAN TAHUN 2015

PROGRAM KERJA PENGADILAN AGAMA PASURUAN TAHUN 2015 PENGADILAN AGAMA PASURUAN TAHUN 2015 No. 1 Penyusunan Program Kerja tahun 2015; 1 DOK Dr. H. Anang Setio Budi, SH, MH./Ketua 2 Penetapan Kinerja tahun 2015 1 DOK Dr. H. Anang Setio Budi, SH, MH./Ketua

Lebih terperinci