LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI FISIOLOGI KERJA Disusun oleh: 1. Rizki Akbar Rismawan ( ) 2. Gina Andini ( ) 3. Alfian Kello ( ) 4. Puput Puspitasari ( ) Kelompok 3 Asisten : Rizki Munandar (Erg ) LABORATORIUM REKAYASA SISTEM KERJA & ERGONOMI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2013

2 LEMBAR PENGESAHAN Setelah diperiksa secara seksama dan telah menyelesaikan dengan baik maka laporan modul Fisiologi Kerja (sudah / belum) memenuhi syarat untuk Laporan Praktikum Rekayasa Sistem kerja & Ergonomi (RSK&E) yang telah ACC dan dapat disajikan dan dikumpulkan dan dinilai. ` Nama : 1. Rizki Akbar Rismawan ( ) 2. Gina Andini ( ) 3. Alfian Kello ( ) 4. Puput Puspitasari ( ) Kelompok : 3 Menyetujui, Asisten Pembimbing (Rizki Munandar) NPM ii

3 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I Perumusan Masalah... I Tujuan Penelitian... I Batasan Penelitian... I Sistematika Penulisan... I-3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fisiologi... II Konsumsi Oksigen dan Konsumsi Energi... II Penilaian Beban Kerja Fisik... II Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori... II Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja... II Pengukuran Kerja Dengan Metode Fisiologi... II Kelelahan Kerja... II Cardiovascular Load %CVL... II Skala Borg... II-12 BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Flow Chart... III Deskripsi Pemecahan Masalah... III-2 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data... IV Data Responden... IV Data Fisiologi... IV-1 iii

4 4.1.3 Skala Borg... IV Tekanan Darah... IV Data Hand Grip... IV Pengolahan Data... IV Perhitungan Rata-Rata Fisiologi Berdasarkan Beban Operator... IV Perhitungan Fisiologi Berdasarkan Konsumsi Oksigen (Vo 2max ), Konsumsi Energi (Ke) dan %CVL... IV Rata-Rata Konsumsi Oksigen... IV Rata-rata Konsumsi Energi... IV Rata-rata %CVL... IV Grafik Skala... IV-8 BAB V ANALISA 5.1 Analisa Denyut Nadi... V- 5.2 Analisa Konsumsi Oksigen... V- 5.3 Analisa Konsumsi Energi... V- 5.4 Analisa Beban Kerja... V- 5.5 Analisa %CVL (Cardiovasculair Load)... V- 5.6 Analisa Skala Borg... V- 5.7 Analisa Hand Grip... V- 5.8 Analisa Tekanan Darah... V- BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan... IV Saran... IV-1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Blangko 2. Progress Bimbingan iv

5 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 3.1 Flow Chart Fisiologi Kerja... III-1 Gambar 4.1 Grafik Skala Borg... IV-8 Gambar 4.2 Grafik Heart Rate... IV-8 Gambar 4.3 Grafik Hand Grip Sebelum dan sesudah berkativitas... IV-9 Gambar 4.4 Tekanan Darah Sistolik... IV-9 Gambar 4.5 Tekanan Darah Diastolik... IV-10 v

6 DAFTAR TABEL halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis... II-3 Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Konsumsi Oksigen dan Denyut Jantung... II-3 Tabel 2.3 Kebutuhan Kalori Berdasarkan Kategori Beban Kerja... II-5 Tabel 2.4 Klasifikasi %CVL... II-12 Tabel 2.5 Skala Borg... II-12 Tabel 4.1 Data Responden... IV-1 Tabel 4.2 Data Fisiologi... IV-1 Tabel 4.3 Data Skala Borg... IV-1 Tabel 4.4 Data Tekanan Darah... IV-2 Tabel 4.5 Data Hand Grip... IV-2 Tabel 4.6 Data Rata-rata Responden... IV-3 Tabel 4.7 Data Denyut Nadi Istirahat... IV-3 Tabel 4.8 Data Denyu Pembebanan Pertama... IV-3 Tabel 4.9 Data Denyu Pembebanan Kedu... IV-4 Tabel 4.10 Data Denyu Nadi Bekerja... IV-4 Tabel 4.11 Data Konsumsi (VO 2max ), Konsumsi Energi (KE) dan %CVL Masing-masing Operator... IV-5 Tabel 4.12 Data Rata-rata Konsumsi Oksigen... IV-6 Tabel 4.13 Data Rata-rata Konsumsi Energi... IV-7 Tabel 4.13 Data Rata-rata Konsumsi Energi... IV-7 vi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia bekerja dan beraktivitas setiap harinya untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun seiring kebutuhan manusia yang tak pernah ada habisnya, terkadang memaksa manusia untuk selalu bekerja tanpa mempedulikan kondisinya. Akan tetapi manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan aktivitas itu. Salah satu dari keterbatasan manusia adalah pasti akan mengalami kelelahan dan kejenuhan pada saat bekerja yang kemudian dapat berakibat pada menurunnya produktivitas dalam bekerja. Besarnya penggunaan tenaga pada saat melakukan aktivitas juga akan berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan tubuh untuk melaksanakan aktivitas tersebut, pekerjaan dengan menggunakan tenaga yang lebih besar dan lebih cepat akan menimbulkan kelelahan dibandingkan dengan tenaga yang lebih kecil, selain itu sikap pekerja dalam melakukan pekerjaannya juga merupakan faktor yang mempengaruhi terh adap pengeluaran energi. Fisiologi merupakan salah satu ilmu ergonomi yang dapat membantu kita dalam memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi kelelahan kerja pada suatu aktivitas kerja. Dengan menggunakan ilmu fisiologi, dapat diukur konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan untuk setiap pekerjaan, kecepatan denyut jantung awal sebelum beraktivitas, suhu tubuh awal sebelum beraktivitas, kecepatan denyut jantung saat beraktivitas, kecepatan denyut jantung setelah beraktivitas, dan suhu tubuh setelah beraktivitas. Berhubungan dengan hal tersebut, untuk memperbaiki sistem kerja yang yang sudah berlaku, kali ini PT. RSK&E akan melakukan penelitian mengenai pengukuran beban kerja fisik dengan metode fisiologi. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data fisiologis responden seperti umur, berat badan, tinggi badan, handgrip, skala borg, serta denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan pengangkatan beban,

8 I-2 Dengan melakukan penelitian tersebut nantinya data yang diperoleh akan diolah digunakan untuk mengetahui Heart rate (%HR) dan Cardiovascular load (%CVL) saat bekerja dan beristirahat, nilai konsumsi oksigen dan konsumsi energi serta mengklasifikasikan beban kerja. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan nilai konsumsi oksigen, konsumsi energi dan %CVL operator material handling? 2. Apasaja klasifikasi beban kerja material handling berdasarkan %CVL dan konsumsi oksigen? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung nilai konsumsi oksigen, konsumsi energi dan %CVL operator material handling. 2. Mengklasifikasi beban kerja material handling berdasarkan %CVL dan konsumsi oksigen. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Beban kerja untuk operator wanita adalah 2,5 kg dan 5 kg. sedangkan beban kerja operator pria adalah 5 kg dan 10 kg. 2. Jarak antara satu stasiun ke stasiun yang lain adalah 3 m. 3. Jumlah responden yang diteliti pada penelitian ini sebanyak 4 orang. 4. Jenis pekerjaan termasauk repetitif dengan skenario skema mesin. 5. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan manual. 6. Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan software Microsoft Excel. 7. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kerja fisik operator. 8. Penelitian ini dilakukan pada saat operator dalam keadaan normal.

9 I Sistematika Penulisan Untuk menyusun laporan ini secara sistematis, maka penulis menyusun sistematika laporan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan praktikum, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan fisiologi kerja. BAB III METODOLOGI PENELTIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai urutan langkah-langkah dan deskripsi pemecahan masalah dari pelaksanaan penelitian hingga penyusunan laporan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini menjelaskan mengenai pengumpulan data responden, data hand grip dan data fisiologi dan juga pengolahannya yang menghasilkan konsumsi oksigen (VO 2 ), konsumsi energi, (KE) dan %CVL. BAB V ANALISA Pada bab ini menjelaskan mengenai analisa dari data responden, data hand grip, data fisiologi, konsumsi oksigen (VO 2 ), konsumsi energi, (KE) dan %CVL yang sebelumnya sudah dilakukan perhitungan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan hasil dari pengolahan data praktikum, dan juga saran untuk menunjang mutu dan kualitas praktikum dimasa yang akan datang.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian fisiologi Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Fisiologi berasal dari kata Yunani physis = alam dan logos = cerita, adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel). Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel manusia (Sritomo, 1993). Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga tingkat organisme itu sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup (Sritomo, 1993). Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Misalnya, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan pada sel manusia. Fisiologi hewan bermula dari metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Fisiologi tumbuhan banyak menggunakan teknik dari kedua bidang ini. Cakupan subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup.

11 II-2 Banyaknya subjek menyebabkan penelitian di bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada pemahaman bagaimana ciri fisiologis berubah sepanjang sejarah evolusi hewan. Cabang ilmu lain yang berkembang dari fisiologi adalah biokimia, biofisika, biomekanika, dan farmakologi. 2.2 Konsumsi Oksigen dan Konsumsi Energi Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru-paru. Dalam penentuan konsumsi energi biasa digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat. Untuk merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan kecepatan heart rate (denyut jantung), dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energy expediture dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisa regresi. Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut: Dimana : KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit) Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit) Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit) Kerja disebut aerobik bila suply oksigen pada otot sempurna, sistem akan kekurangan oksigen dan kerja menjadi anaerobik. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologis terlihat pada tabel berikut:

12 II-3 Tingkat Pekerjaan Tabel 2.1 Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi Energi Kkal / menit Kkal / 8jam Detak / menit Liter / menit Undully Heavy >12.5 >6000 >175 >2.5 Very Heavy Heavy Moderate Light Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5 Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Konsumsi Oksigen dan Denyut Jantung Konsumsi oksigen Denyut jantung Kategori beban kerja (liter/menit) (denyut/menit) Ringan < 0.5 < 90 Sedang Berat Sangat Berat Sangat berat sekali > Konsumsi oksigen diberi simbol VO 2 dan diukur dalam satuan liter/menit. R Passmore dan J.V.G Durnin dalam penelitiannya memberikan 5,0 kkal/menit sebagai batasan maksimum yang dapat dilaksanakan tanpa meningkatnya akumulasi asam laktat temperature dalam tubuh. 2.3 Penilaian Beban Kerja Fisik Menurut Sutalaksana (2006), bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi dalam kaitannya dengan kerja manusia sebagai dalam hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya. Salah satu tolak ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara sudah dirancang baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan energi kerja yang harus dilakukan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Berat ringannya kerja yang dilakukan oleh seorang pekerja akan dapat ditentukan oleh

13 II-4 gejala-gejala perubahan yang tampak dapat diukur lewat pengukuran anggota tubuh/fisik manusia antara lain: 1. Laju detak jantung. 2. Tekanan darah. 3. Temperatur badan. 4. Konsumsi oksigen yang dihirup. 5. Kandungan kimiawi dalam tubuh. Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga manual operation dimana performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung. Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolak ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar, kegiatankegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui: 1. Konsumsi oksigen. 2. Denyut jantung. 3. Peredaran udara dalam paru-paru. 4. Temperatur tubuh. 5. Konsentrasi asam laktat dalam darah. 6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni. 7. Tingkat penguapan. 8. Faktor lainnya Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan

14 II-5 cara yang tidak langsung, yaitu dengan cara pengukuran, pengukuran tersebut meliputi: 1. Kecepatan denyut jantung. 2. Konsumsi Oksigen Penilaian beban kerja berdasarkan jumlah kebutuhan kalori Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Berdasarkan hal tersebut mentri tenaga kerja, melalui keputusan no 51 tahun 1999 menetapkan kebutuhan kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan. Tabel 2.3 Kebutuhan Kalori Berdasarkan Kategori Beban Kerja Kategori beban kerja Kebutuhan Kalori Beban kerja ringan Beban kerja sedang Beban kerja berat kkal/jam kkal/jam kkal/jam Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen sebanyak 1 liter akan memberikan 4.8 kilo kalori (Suma mun, 1989)Sebagai dasar perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya. Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal : 1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia. 2. Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan dengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan. 3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.

15 II Penilaian beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain. Derajat beban kerja hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relative terhadap sejumlah besar otot. Beberapa hal yang berkaitan dengen pengukuran denyut jantung adalah sebagai berikut : 1. Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat denyut jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara keduanya. Tingkat pulsa dan denyut jantung permenit dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran energi. 2. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan, atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan pengaruh yang sama besar. Pengukuran berdasarkan criteria fisiologis ini bisa digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi kegiatan dalam keadaan normal. Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : 1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan. 2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope. 3. Menggunakan ECG ( Electrocardiograph ), yaitu mengukur signal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada. Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroardioGraph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

16 II-7 Selain metode denyut jantung tersebut, dapat juga dilakuakan penghitungan denyut nadi dengan menggunakan metode 15 atau 30 detik. Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringanya beban kerja memiliki beberapa keuntungam. Selain mudah, cepat, dan murah juga tidak memerlukan peralatan yang mahal, tidak menggangu aktivitas pekerja yang dilakukan pengukuran. Kepekaan denyut nadi akan segera berubah dengan perubahan pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisika, maupun kimiawi. Denyut nadi untuk mengestimasi index beban kerja terdiri dari beberapa jenis, Muller ( 1962 ) Memberikan definisi sebagai berikut : 1. Denyut jantung pada saat istirahat ( resting pulse ) adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai. 2. Denyut jantung selama bekerja ( working pulse ) adalah rata-rata denyut jantung pada saat seseorang bekerja. 3. Denyut jantung untuk bekerja ( work pulse ) adalah selisish antara denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat. 4. Denyut jantung selama istirahat total ( recovery cost or recovery cost ) adalah jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada suatu pekerjaan selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya. 5. Denyut kerja total ( Total work pulse or cardiac cost ) adalah jumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan samapi dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya (resting level).( Nurmianto, 1998 ) Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimum, peningkatan tersebut oleh Rodahl (1989) didefinikan sebagai heart rate reserve (HR reserve). HR reserve tersebut diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan menggunakan rumus :

17 II Pengukuran kerja dengan metode fisiologi Dalam suatu kerja fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart Rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller: 1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot biasanya melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh. 2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karena otot yang digunakanlebih sedikit. 3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja membutuhkan kontraksi sebagian otot. Tiffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu: Kriteria Faali, kriteria kejiwaan dan kriteria hasil kerja. 1. Kriteria Faali meliputi: Kecepatan denyut jantung, konsumsi Oksigen, Tekanan darah, Tingkat penguapan, Temperatur tubuh, komposisi kimiawi dalam darah dan air seni. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh. 2. Kriteria Kejiwaan meliputi: pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan lain-lain. Kriteria kejiwaan digunakan untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja. 3. Kriteria Hasil Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari seluruh kondisi kerja dengan cara melihat hasil kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut Kelelahan kerja Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan

18 II-9 kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis seorang operator. Kelelahan mempunyai empat cakupan yaitu penurunan dalam performasi kerja, maksudnya adalah pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang terjadi bila melewati suatu periode tertentu (fatique industry). Cakupan kelelahan yang kedua adalah pengurangan dalam kapasitas kerja, maksudnya adalah perusakkan otot atau ketidakseimbangan susunan syaraf untuk memberikan stimulus (fatique fisiologi). Cakupan kelelahan yang ketiga adalah laporanlaporan subyektif dari pekerja, berhubungan dengan perasaan gelisah dan bosan (fatique fisiologi). Cakupan yang terakhir adalah perubahan-perubahan dalam aktivitas dan kapasitas kerja, maksudnya adalah perubahan fungsi fisologi atau perubahan dalam kemampuan dalam melakukan aktivitas fisiologi (fatique fungsional). Ralph M Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan tergantung dari mana hal ini dilihat yaitu: 1) Merasa lelah, 2) Kelelahan karena perubahan fisiologi dalam tubuh, dan 3) Menurunkan kemampuan kerja. Ketiga tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila otot tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna). Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu tingkat kelelahan pada pekerja disaat menjalankan operasi atau melakukan pekerjaannya, adalah sebagai berikut: 1. Penentuan dan lamanya waktu kerja. 2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat. 3. Sikap mental pekerja. 4. Besarnya beban tetap. 5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap. 6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan. 7. Lingkungan fisik kerja. 8. Kecapaian kerja.

19 II Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan. 10. Jenis kelamin. 11. Umur. 12. Sikap kerja. Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini adalah cara untuk mengukur tingkat kelelahan: 1. Mengukur kecepatan denyut jantung. 2. Mengukur kecepatan pernafasan. 3. Mengukur tekanan darah 4. Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh. 5. Perubahan temperatur tubuh. 6. Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin. 7. Menggunakan alat uji kelelahan, yaitu Riken Fatique Indicator Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot, dengan adanya aktivitas kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas otot oleh Ryan dalam Work & Effort adalah: 1. Pengeluaran sejumlah energi secara cepat. 2. Pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus. 3. Pekerjaan setempat atau lokal yang terus-menerus berulang dengan pengeluaran energi setempat yang besar. 4. Sikap yang dibatasi (kerja statis). Saran-saran untuk mengurangi kelelahan otot (Brouha Physiology in Industry) dalam keadaan kerja sehari-hari adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi beban kerja dengan melakukan perancangan kerja. 2. Mengatur perioda istirahat yang cukup didasarkan atas pertimbangan fisiologi. 3. Mengatur regu-regu kerja dengan baik dan menyeimbangkan tekanan fisiologi diantara anggota pekerja. 4. Menyediakan air dan garam yang cukup bagi pekerja yang bekerja dalam lingkungan kerja yang panas.

20 II Menyeleksi pekerja yang didasarkan atas kemampuan fisik mereka dan tingkat pelatihan atau training untuk aktivitas-aktivitas tertentu atau khusus yang membutuhkan energi yang banyak atau berat. Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang dari mulai keluhan ringan hingga keluhan yang terasa sangat sakit. Apabila otot statis menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Hal inilah yang menyebabkan rasa sakit, keluhan ini disebut keluhan Musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem Musculoskeletal. (grandjean, 1993, Lemasters,1996) Secara garis besar keluhan otot dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan di hentikan. 2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada oto terus berlanjut. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi oto yang terlalu berlebihan akibat pembebanan kerja yang terlalu panjang dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot berkisar antara % dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot. 2.4 Cardiovascular Load %CVL Cardiovascular Load adalah suatu estimasi untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum. Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang

21 II-12 dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasiculair = %CVL) yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini : Di mana denyut nadi maskimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200- umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut : Tabel 2.4 Klasifikasi %CVL % CVL Klasifikasi < 30 % Tidak terjadi kelelahan 30 s/d 60% Diperlukan perbaikan 60 s/d 80% Kerja dalam waktu singkat 80 s/d 100% Diperlukan tindakan segera > 100% Tidak diperbolehkan beraktivitas 2.5 Skala Borg Gunner Borg yang mula-mula menemukan suatu pengukuran untuk mengukur pengerahan tenaga yang dirasakan (perceived exertion). Pertama kali dipublikasikan di Swedia kemudian tahun diperkenalkan di United States. Skala Borg dikaitkan sebagai skala RPE (rating of perceived exertion). Penilaian skala Borg juga digunakan untuk control intensitas latihan selama sesi latihan dipakai untuk menolong mengontrol target denyut jantung. Tabel 2.5 Skala Borg Skala Tingkat kelelahan 0 Tidak merasa apa-apa 0.5 Sangat, Sangat ringan (cukup terasa) 1 Sangat ringan 2 Ringan 3 Sedang 4 Agak Berat 5 Berat 6 7 Sangat berat Sangat, sangat berat (hampir maksimal) maksimal

22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flow Chart Dalam penelitian kali ini membahas tentang fisiologi kerja, berikut ini adalah flow chart metodologi penelitiannya. Mulai Studi Pendahuluan Perumusan Masalah Tujuan Penelitian & Batasan Masalah Pengumpulan Data : 1. Denyut Jantung 2. Hand grip 3. Skala Borg 4. Tekanan darah Pengolahan Data : 1. VO 2 Maksimum 2. Konsumsi Energi 3. % CVL Analisa Hasil Pengolahan Data Simpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Flow Chart Fisiologi Kerja

23 III Deskripsi Pemecahan Masalah 1. Mulai Memulai penelitian. 2. Studi Pendahuluan Mencari referensi dan materi-materi yang berhubungan dalam pembahasan kali ini. 3. Perumusan Masalah Merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dalam penelitian. 4. Tujuan Penelitian dan Batasan Masalah Tujuan penelitian adalah jawaban dari perumusan masalah dan akan dibahas dalam kesimpulan. Sedangkan batasan masalah adalah pembatasan satu atau lebih masalah yang telah dipaparkan di latar belakang masalah yang akan diselesaikan di penelitian ini. 5. Pengumpulan Data Mengumpulkan data denyut jantung sebelum dan setelah pengangkatan beban, data handgrip sebelum dan setelah pengangkatan beban, skala Borg saat pengangkatan beban dan tekanan darah sebelum dan setelah pengangkatan beban. 6. Pengolahan Data Mengolah data dengan cara perhitungan manual untuk mencari konsumsi energi maksimal, konsumsi energi, % CVL dan klasifikasi beban kerja. 7. Analisa Hasil Pengolahan Data Menganalisis hasil pengolahan data yang telah didapatkan. 8. Simpulan dan Saran Simpulan adalah jawaban dari tujuan, dan saran agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik. 9. Selesai Selesai penelitian.

24 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Setelah melakukan simulasi berupa pengangkatan beban kerja terhadap 4 orang responden yang telah dilakukan dalam penelitian, maka didapatlah hasil data responden, fisiologi, skor borg, tekanan darah dan hand grip Data responden Setelah melakukan pengamatan didapatkan data sebagai berikut ini: No Nama Berat Badan Tabel 4.1 Data Responden Tinggi Umur Badan Keluhan 1 tahun Terakhir Merokok/ Tidak 1 Gina A. 56,8 157,5 19 Susah Tidur Tidak 2 Puput P. 91, Tidak 3 Rizki A. R. 68, Tidak 4 Alfian K. 50, Tidak Data fisiologi Setelah melakukan penelitian didapatkan data sebagai berikut ini: Tabel 4.2 Data Fisiologi Denyut Nadi (per menit) No Operator Menit Menit Menit Menit Sebelum Setelah ke-3 ke-6 ke-9 ke-12 1 Gina A Skala borg 2 Puput P Rizki A. R Alfian K Setelah melakukan penelitian didapatkan data sebagai berikut ini: No Operator Tabel 4.3 Data Skala Borg Skala Borg ( menit ke- ) Gina A Puput P

25 IV-2 Tabel 4.3 Data Skala Borg (lanjutan) No Operator Skala Borg ( menit ke- ) Rizki A. R. 0, Alfian K Tekanan darah Setelah melakukan pengamatan didapatkan data sebagai berikut ini: Tabel 4.4 Data Tekanan Darah No Operator Tekanan Darah (per menit) Sebelum Sesudah 1 Gina A. 127/86 122/74 2 Puput P. 121/86 132/98 3 Rizki A. R. 118/80 126/85 4 Alfian K. 128/87 117/ Data hand grip Setelah melakukan pengamatan didapatkan data sebagai berikut ini: Tabel 4.5 Data Hand Grip No Nama Hand Grip Sebelum Seseudah 1 Gina A ,3 2 Puput P. 13,8 11,9 3 Rizki A. R. 33, Alfian K. 36,6 34,6 4.2 Pengolahan Data Dari data yang telah diperoleh, berikut ini adalah pengolahan data yang dikalakukan dalam perhitungan fisiologi untuk indentifikasi tipe kelelahan operator Perhitungan rata-rata fisiologi berdasarkan beban operator 1. Perhitungan rata-rata data responden

26 IV-3 Tabel 4.6 Data Rata-rata Responden Rata-rata Rata-rata Rata-rata No Nama Berat Badan Tinggi Badan Umur 1 Gina A. 66,95 162,625 18,5 2 Puput P. 66,95 162,625 18,5 3 Rizki A. R. 66,95 162,625 18,5 4 Alfian K. 66,95 162,625 18,5 Contoh Perhitungan : Rata-rata berat badan(bb) = 2. Denyut nadi istirahat Contoh Perhitungan: Rata-rata Gina A. = = = 66,95 Tabel 4.7 Data Denyut Nadi Istirahat No Operator Sebelum Setelah Rata-rata 1 Gina A Puput P Rizki A. R Alfian K = Rata-rata Wanita = 3. Denyut nadi bekerja = a. Pembebana pertama ( 2,5 kg wanita dan 5 kg pria ) Tabel 4.8 Data Denyu Pembebanan Pertama No Operator Menit ke-3 Menit ke-6 Rata-rata 1 Gina A Puput P ,5 3 Rizki A. R Alfian K ,5 Contoh Perhitungan: Rata-rata Alfian k. =

27 IV-4 = Rata-rata Pria = = b. Pembebana kedua ( 5 kg wanita dan 10 kg pria ) Tabel 4.9 Data Denyu Pembebanan Kedua No Operator Menit ke-9 Menit ke-12 Rata-rata 1 Gina A ,5 2 Puput P ,5 3 Rizki A. R ,5 4 Alfian K ,5 Contoh Perhitungan: Rata-rata Puput P. = Rata-rata Wanita = c. Rata-rata denyut nadi bekerja = = Tabel 4.10 Data Denyu Nadi Bekerja No Operator Pembebanan ke-1 Pembabanan ke-2 Rata-rata 1 Gina A ,5 76,75 2 Puput P. 58,5 61, Rizki A. R ,5 79,75 4 Alfian K. 71,5 79,5 75,5 Contoh Perhitungan: Rata-rata Rizki A. R. = Rata-rata Pria = = =

28 IV Perhitungan fisiologi berdasarkan konsumsi oksigen (VO 2max ), konsumsi energi (KE) dan %CVL Tabel 4.11 Data Konsumsi(VO 2max ), Konsumsi Energi (KE) dan %CVL Masingmasing Operator Saat Istirahat Saat Aktivitas No Operator KE %CVL HR VO 2 HR VO 2 1 Gina A. 91 0,534 76,75 0,334-0,998-15,8 2 Puput P. 82 1, ,693-1, Rizki A. R. 98 1,150 79,75 0,803-1,734-17,5 4 Alfian K. 67 0,083 75,5 0,244 0,808 6,343 Contoh Perhitungan: a. Operator Pria HR istirahat = = = 98 denyut/menit VO 2istirahat = 0,019HR 0,024h + 0,016w + 0,045α + 1,15 = 0,019(98) 0,024(157) + 0,016(68,5) + 0,045(18) + 1,15 = 1,15 liter/menit Ei = 1,15 x 5 kkal/menit = 5,75 kkal/menit HR aktivitas = = = 79,75 denyut/menit VO 2aktivitas = 0,019HR 0,024h + 0,016w + 0,045α + 1,15 = 0,019(79,75) 0,024(157) + 0,016(68,5) + 0,045(18) + 1,15 = 0,803 liter/menit Et = 0,083 x 5 kkal/menit = -1,734 kkal/menit KE = Et Ei = 4,016 5,75= 1,734 kkal/menit %CVL= = ( ) ( ) = -17,5 %

29 IV-6 b. Operator Wanita HR istirahat = = = 82 denyut/menit VO 2istirahat = 0,014HR + 0,017w 1,706 = 0,014(82) + 0,017(91,7) 1,706 = 1,001 liter/menit Ei = 0,693 x 5 kkal/menit = 5,0045 kkal/menit HR aktivitas = = = 60 denyut/menit VO 2aktivitas = 0,014HR + 0,017w 1,706 = 0,014(60) + 0,017(91,7) 1,706 = 0,693 liter/menit Et = 0,693 x 5 kkal/menit = 3,4645 kkal/menit KE = Et Ei = 3,4645 5,0045= -1,540 kkal/menit %CVL= ( ) = ( ) = -22 % Rata-rata konsumsi oksigen Tabel 4.12 Data Rata-rata Konsumsi Oksigen Saat Istirahat Saat Aktivitas Ratarata No Operator HR VO 2 HR VO 2 1 Pria 83 0, ,44 0,53 Contoh Perhitungan : a. Pria 2 Wanita 87 0, ,48 0,63 VO 2istirahat = 0,019HR 0,024h + 0,016w + 0,045α + 1,15 = 0,019(83) 0,024(162) + 0,016(59,65) + 0,045(18,5) + 1,15 = 0,63 liter/menit

30 IV-7 b. Wanita VO 2istirahat = 0,014HR + 0,017w 1,706 = 0,014(87) + 0,017(73,24) 1,706 = 0,77 liter/menit Rata-rata VO 2 Pria Rata-rata = = = 0,53 liter/menit Rata-rata konsumsi energi Tabel 4.13 Data Rata-rata Konsumsi Energi VO No Operator 2 VO 2 ratarata KE Istirahat Aktivitas 1 Pria 0,63 0,44-0,95 2 Wanita 0,77 0,48-1,47 Contoh perhitungan : Ei = 0,63 5 = 3,13 Et = 0,44 5 = 2,18 KE = Et Ei = -0,95 kkal/.menit Rata-rata %CVL Rata-rata = = -1,21 = -1,21 kkal/menit Tabel 4.13 Data Rata-rata Konsumsi Energi No Operator HR Istirahat HR Aktivitas %CVL Rata-rata 1 Pria ,439 2 Wanita ,222 Contoh perhitungan : %CVL = ( ) -15,3 = ( ) = -8,439 Rata-rata = = = -15,3

31 Heart Rate Skala IV Grafik skala Skala Borg Waktu (menit) Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Gambar 4.1 Grafik Skala Borg Pada grafik di atas, menunjukkan nilai kelelahan yang dilihat secara subjektif menggunakan skala Borg dari masing-masing operator. Grafik tersebut menunjukkan bahwa tingkat kelelahan masing-masing operator mengalami kenaikan. Pada menit pertama sampat ke tujuh, operator 1 dan operator 2 mengalami tingkat kelelahan yang sama yaitu bernilai 2. Selain itu pada menit pertama, operator ketiga mengalami tingkat kelelahan yang bernilai 0,5. Dan tingkat kelelahan bernilai 1 untuk operator ke empat. Skala Borg tertinggi dialami oleh operator 3, dengan skala Borg 6 pada menit ke 12. Heart Rate Sebelum Setelah Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Gambar 4.2 Grafik Heart Rate Pada grafik di atas, menunjukkan hasil pengukuran heart rate dari keempat operator. Pada masing-masing operator terjadi perbedaan, ada yang mengalami

32 Tekanan Darah Sistolik Skala IV-9 kenaikan ada juga yang mengalami penurunan setelah melakukan aktivitas. Kenaikan heart rate menunjukkan bahwa operator mengalami kelelahan, sedangkan penurunan heart rate menunjukkan bahwa operator sudah tidak terlalu lelah karena telah mengistirahatkan tubuh Sebelum Hand Grip Seseudah Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Gambar 4.3 Grafik Hand Grip Sebelum dan sesudah berkativitas Pada grafik di atas menunjukkan Hand Grip Sebelum dan sesudah beraktivitas. Dimana terjadi penurunan nilai hand grip pada masing-masing operator. Penurunan tersebut menunjukkan bahwa terjadi kelelahan yang dialami oleh semua operator setelah melakukan pengangkatan beban. 135 Tekanan Darah Sistolik Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator Sebelum Sesudah Gambar 4.4 Tekanan Darah Sistolik

33 Tekanan Darah Diastolik IV Tekanan Darah Diastolik Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 0 Sebelum Sesudah Gambar 4.5 Tekanan Darah Diastolik Kedua grafik diatas, berupa grafik tekanan darah Sistolik, yang merupakan tekanan darah yang diukur saat jantung berkontraksi. dan gambar kedua yang berupa grafik tekanan darah Diastolik yang merupakan tekanan darah yang diukur saat jantung berelaksasi. Grafik tersebut menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik yang dialami oleh masing-masing operator pada saat sebelum dan sesudah beraktivitas. Operator 2 dan 3 mengalami kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik. Sedangkan operator 1 dan 4 mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. Kenaikan tekanan darah terjadi karena adanya peningkatan secara emosional, sedangkan penurunan tekanan darah terjadi karena adanya kelelahan dari operator.

34 BAB V ANALISA 5.1 Analisa Denyut Nadi Pengamatan denyut nadi yang dilakukan kepada empat operator diklasifikasikan tiga urutan pengukuran denyut nadi, yaitu sebelum melakukan pekerjaan, ketika melakukan pekerjaan (menit ke-3, menit ke-6, menit ke-9, dan menit ke-12), dan setelah melakukan pekerjaan atau beristirahat selama lima menit. Hasil pengamatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, setelah dilakukan pengukuran menggunakan tensi meter diperoleh nilai rata-rata denyut nadi sebelum melakukan pekerjaan sebesar 84,5 denyut/menit. Pada saat melakukan pekerjaan diperoleh nilai rata-rata denyut nadi yang dilakukan secara manual sebesar 73 denyut/menit berdasarkan tabel 2.2 Klasifikasi beban kerja berdasarkan konsumsi oksigen dan denyut jantung, nilai tersebut berada pada tingkatan pekerjaan ringan. Apabila diuraikan menjadi (menit ke-3 sebesar 70 denyut/menit; menit ke-6 sebesar 68,5 denyut/menit; menit ke-9 sebesar 76,75 denyut/menit; menit ke-12 sebesar 76,75 denyut/menit) dari pengukuran menit ke-6 dan menit ke-9 mengalami peningkatan dikarenakan pada menit ke-6 sampai menit-12 operator mengangkat beban barang dua kali lipat dari beban barang sebelumnya. Setelah melakukan pekerjaan atau beristirahat selama lima menit nilai rata-rata denyut nadi yang diperoleh dari hasil data pengukuran menggunakan tensi meter sebesar 84,5 denyut/menit. Menurut Muller (1962) peningkatan denyut nadi sebanding dengan tingkat aktivitas yang dilakukan, namun pada pengamatan yang dilakukan oleh PT. RSK&E terjadi keanehan data dimana denyut nadi sebelum pekerjaan dan setelah pekerjaan menurun. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pengambilan data denyut nadi dilakukan dengan cara manual, sehingga data yang diperoleh tidak seakurat alat pengukur denyut nadi dikarenakan keterbatasan indra manusia dalam merasakan getaran kecil, dan dalam keadaan operator sedang bergerak melakukan

35 V-2 pekerjaan. setelah melakukan pekerjaan atau beristirahat selama lima menit denyut nadi operator kembali seperti sebelum melakukan pekerjaan, hal tersebut menunjukan bahwa dengan beristirahat selama lima menit kelelahan operator yang ditandai dengan meningkatnya denyut nadi mulai menghilang. 5.2 Analisa Konsumsi Oksigen Perhitungan konsumsi oksigen dilakukan pada istirahat maupun pada saat aktivitas. Nilai konsumsi oksigen dilakukan menggunakan data denyut nadi, tinggi badan, berat badan, usia, dan satu variabel tetap. Untuk menghitung nilai konsumsi oksigen pada istirahat maupun pada saat aktivitas menggunakan data yang sama, kecuali data denyut nadi. Hasil perhitungan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, nilai rata-rata konsumsi oksigen saat istirahat sebesar 0,7 liter/menit, dan rata-rata konsumsi oksigen saat aktivitas sebesar 0,46 liter/menit berdasarkan tabel 2.2 Klasifikasi beban kerja berdasarkan konsumsi oksigen dan denyut jantung, nilai tersebut berada pada tingkatan pekerjaan ringan. Sama dengan hasil denyut nadi pada hasil konsumsi oksigen pun mengalami keanehan, nilai konsumsi oksigen saat istirahat lebih besar dibanding saat aktivitas. Hal tersebut dikarenakan nilai konsumsi oksigen bergantung pada nilai denyut nadi, sehingga apabila nilai denyut nadinya tidak akurat maka begitu pula dengan nilai konsumsi oksigen. 5.3 Analisa Konsumsi Energi Konsumsi energi diperoleh dari pengeluaran energi pada saat waktu kerja (E t ) dikurangi pengeluaran energi pada saat istirahat (E i ). E t dan E i diperoleh dari nilai VO 2 aktivitas dan VO 2 istirahat dikali dengan 5 kkal/menit. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai KE rata-rata sebesar -3,464 kkal/menit berdasarkan tabel Kategori kerja berdasarkan pengeluaran energi, nilai tersebut berada pada tingkayan pekerjaan ringan. Hal tersebut menunjukan tidak terjadinya konsumsi energi saat aktivitas, bahkan nilai negatif tersebut menunjukan bahwa saat aktivitas operator menghasilkan energi. Seharusnya pada saat aktivitas

36 V-3 operator mengkonsumsi energi atau nilai konsumsi energi bernilai positif. Hal tersebut dapat terjadi karena data denyut nadi yang diperoleh pada saat aktivitas tidak akurat, sehingga menyebabkan nilai VO 2 pun tidak akurat yang kemudian berdampak pada perhitungan nilai KE. 5.4 Analisa Beban Kerja Berdasarkan pengukuran denyut nadi saat melakukan pekerjaan sebesar 73 denyut/menit, perhitungan konsumsi oksigen sebesar 0,46 liter/menit dan perhitungan konsumsi energi sebesar -3,434 kkal/menit beban kerja yang diterima operator termasuk beban kerja ringan. Berdasarkan perhitungan %CVL sebesar % klasifikasi pekerjaan yang dilakukan operator yaitu operator tidak terjadi kelelahan. 5.5 Analisa %CVL (Cardiovasculair Load) %CVL dihitung dari nilai selisih antara denyut nadi kerja dikurang denyut nadi istirahat dikali seratus, kemudian dibagi dengan selisih antara denyut nadi maksimum dikurang denyut nadi istirahat. Dimana denyut nadi maksimum adalah (220-umur), perhitungan tersebut didapat kecepatan denyut nadi bergantung pada tingkatan usia, semakin tinggi usia semakin berkurang kecepatan denyut nadi seseorang. Sehingga faktor usia menjadi pengurang pada denyut nadi maksimum. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari empat operator nilai %CVL masing-masing operator adalah, operator 1 sebesar -15,8%; operator 2 sebesar - 22%; operator 3 sebesar -17,5 %; operator 4 sebesar 6,343%; nilai rata-rata sebesar -12,23%; berdasarkan tabel 2.4 Klasifikasi %CVL terhadap beban kerja, nilia tersebut berada pada rentang <30% yaitu tidak terjadi kelelahan. 5.6 Analisa Skala Borg Dari hasil penilaian empat operator secara subjektif terhadap beban kerja yang diterima berupa mengangkat beban 2,5 kg untuk operator wanita dan 5 kg untuk operator pria pada enam menit pertama, kemudian 5 kg untuk operator wanita dan 10 kg untuk operator pria pada enam menit kedua. Operator membawa

37 V-4 benda tersebut bulak-balik sejauh tiga meter secara berkala setiap 10 detik sekali selama dua belas menit diperoleh data yang bervariatif mulai dari nilai 0,5 sampai 6, berdasarkan tabel 2.5 Skala borg, nilai tersebut berada pada rentang sangat, sangat ringan (cukup terasa) sampai pada tingkat berat. Berdasarkan gambar 4.1 grafik skala borg terlihat jelas tingkat kelelahan operator semakin lama semakin meningkat. 5.7 Analisa Hand Grip PT. RSK&E melakukan pengukuran kekuatan otot cengkram (hand grip) kepada empat operator yang berfungsi untuk mengetahui kelelahan pada otot operator. Pengukuran tersebut dilakukan pada saat sebelum melakukan pekerjaan dan setelah melakukan pekerjaan atau setelah beristirahat selama lima menit. Data hand grip sebelum melakukan pekerjaan pada masing-masing operator adalah, operator 1 sebesar 18 kg; operator 2 sebesar 13,8 kg; operator 3 sebesar 33,3 kg; operator 4 sebesar 36,6 kg; data rata-rata sebesar 25,425 kg. Sedangkan data hand grip setelah beristirahat selama lima menit pada masing-masing operator adalah, operator 1 sebesar 17,3 kg; operator 2 sebesar 11,9 kg; operator 3 sebesar 31 kg, operator 4 sebesar 34,6 kg; data rata-rata sebesar 23,7 kg. Apabila data hand grip sebelum melakukan pekerjaan dan setelah melakukan pekerjaan dibandingkan, maka terlihat jelas bahwa data hand grip masing-masing operator maupun ratarata mengalami penurunan. Hal tersebut menandakan bahwa terjadi kelelahan otot pada keempat operator. 5.8 Analisa Tekanan Darah Pengukuran tekanan darah dilakukan kepada empat operator pada saat sebelum melakukan pekerjaan dan setelah melakukan pekerjaan atau setelah istirahat selama lima menit. Pada saat sebelum melakukan pekerjaan diperoleh nilai tekanan darah pada masing-masing operator adalah, operator 1 sebesar 127/86 mmhg, operator 2 sebesar 121/86 mmhg, operator 3 sebesar 118/80 mmhg, operator 4 sebesar 128/87 mmhg, nilai rata-rata sebesar 123,5/84,75 mmhg. Sedangkan pada saat setelah melakukan pekerjaan atau istirahat selama

38 V-5 lima menit diperoleh nilai tekanan darah pada masing-masing operator adalah, operator 1 sebesar 122/74 mmhg, operator 2 sebesar 132/98 mmhg, operator 3 sebesar 126/85 mmhg, operator 4 sebesar 117/78 mmhg, nilai rata-rata sebesar 124,25/83,75 mmhg. Menurut Muller (1962) Tekanan darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Jika nilai tekanan darah sebelum melakukn pekerjaan dibandingkan dengan tekanan darah setelah melakukan pekerjaan atau setelah istirahat selama lima menit, maka dapat dilihat operator 1 dan operator 2 mengalami penurunan tekanan darah sedangkan operator 3 dan operator 4 mengalami peningkatan tekanan darah. Berdasarkan teori nilai tekanan darah meningkat setelah melakukan pekerjaan, namun karena pengukuran dilakukan setelah istirahat selama lima menit maka tekanan darah operator ada yang meningkat dan ada pula yang menurun, hal itu disebabkan oleh faktor fisiologis maupun patologis dari operator yang berbeda-beda. Namun jika dilihat dari nilai rata-rata operator, maka nilai tekanan darah tersebut mengalami sedikit peningkatan pada sistolik dan sedikit penurunan pada diastolik. Tekanan darah sebelum melakukan pekerjaan dan setelah istirahat lima menit hampir memiliki nilai yang sama, hal tersebut menunjukan bahwa dengan beristirahat selama lima menit kelelahan operator yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah mulai menghilang.

39 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan fisiologi operator material handling adalah sebagai berikut : 1. Nilai rata-rata konsumsi oksigen operator material handling dengan menggunakan metode perhitungan manual saat istirahat sebesar 0,7 liter/menit dan saat aktivitas sebesar 0,46 liter/menit. Nilai rata-rata konsumsi energi operator material handling adalah -1,21 kkal/menit berdasarkan tabel Kategori kerja berdasarkan pengeluaran energi, nilai tersebut berada pada tingkayan pekerjaan ringan. Kemudian nilai rata-rata % CVL operator material handling adalah -15,3% berdasarkan tabel 2.4 Klasifikasi %CVL terhadap beban kerja, nilia tersebut berada pada rentang <30% yaitu tidak terjadi kelelahan. 2. Berdasarkan perhitungan manual diperoleh nilai rata-rata % CVL operator material handling sebesar -15,3%, berdasarkan tabel 2.4 Klasifikasi %CVL terhadap beban kerja, nilia tersebut berada pada rentang <30% yaitu tidak terjadi kelelahan. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan oleh PT. RSK&E untuk pengamatan fisiologi operator material handling adalah sebagai berikut : 1. Dalam menghitung denyut nadi saat operator beraktivitas sebaiknya tidak menggunakan perhitungan manual karena menyebabkan denyut nadi tidak akurat, lebih akurat dengan menggunakan alat. 2. Sebaiknya kuisioner lebih diperlengkap disesuaikan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah. Contohnya intensitas tidur sebelum melakukan aktivitas, rutinitas berolah raga, keadaan kesehatan pada saat itu dan kondisi psikis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut

Lebih terperinci

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan

Lebih terperinci

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai

Lebih terperinci

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA LOGO Pengukuran konsumsi energi Kemampuan manusia utk melaksanakan kegiatan tergantung

Lebih terperinci

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA 1. Prosedur Praktikum Dalam menjalankan kegiatan praktikum ini, terdapat beberapa prosedur berikut: a. Alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan. b. Sebelum memulai

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar Kegiatan Belajar -6 Modul 4: Konsumsi Energi Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-4, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-4, data M Arief Latar 2 Pengantar Jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot

Lebih terperinci

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. 1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 3 BEBAN KERJA FISIK Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com BEBAN KERJA FISIK Beban

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja statis. Pengukuran ini dilakukan pada anggota badan yaitu tangan dan kaki yang diberi

Lebih terperinci

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015

FISIOLOGI KERJA (II) Teknik industri 2015 FISIOLOGI KERJA (II) hanna.udinus@gmail.com Teknik industri 2015 Proses Metabolisme Proses metabolisme menghasilkan panas & energi untuk kerja lewat sistem otot manusia. Unit/satuan yang digunakan : 1

Lebih terperinci

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Des 2012 ISSN 1412-6869 ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT Andriyanto 1 dan Choirul

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS TUGAS AKHIR ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS DITINJAU DARI ASPEK BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI (Studi Kasus di PT. Bahama Lasakka, Batur, Ceper, Klaten) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE 2.1. Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan : a. Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA AN ERGONOMI PENGUKURAN KINERJA FISIOLOGI Font 16, bol, center isusun Oleh: Font 12, bold, center Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelas : Kelompok : (Romawi)

Lebih terperinci

. II. TINJAUAN PUSTAKA

. II. TINJAUAN PUSTAKA . II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga memudahkan akar

Lebih terperinci

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA)

Pengukuran Energi Fisik. Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolok Ukur Perbaikan Tata Cara Kerja (FISIOLOGI KERJA) In order that people maybe happy in their work these three things are needed: they must be fit for it, they must

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo) TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S-1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI (Studi Kasus: Proses Perontokan Padi Di KUD Desa Jatirejo Sawit, Boyolali) Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adapun massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dimana melakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja dinamis. Pengukuran dilakukan seluruh anggota badan seperti pergerakan anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 2 FISIOLOGI KERJA 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Melalui praktikum ini, praktikan diharapkan: 1. Mampu memahami dan mengetahui kekuatan otot anggota tubuh manusia 2. Mampu memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan

Lebih terperinci

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model

Lebih terperinci

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc MUSCULOSKELETAL DISORDERS dr.fauziah Elytha,MSc Muskuloskeletal disorder gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2 BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2 BEBAN KERJA Tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa otot beratnya hampir ½ berat badan, memungkinkan dpt menggerakan tubuh Setiap beban kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri pada masa kini telah berada pada masa perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya perusahaan ataupun industri-industri

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan dan antropometri. 6.1.1 Umur Umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan

Lebih terperinci

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi perkembangan teknologi semakin pesat maka dengan berkembangnya teknologi manusia berusaha untuk membuat peralatan yang bisa membantu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p ROWING PHYSIOLOGY PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Pada saat latihan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISA PENENTUAN WAKTU ISTIRAHAT BERDASARKAN BEBAN KERJA BIDANG KEGIATAN: PKM-AI Diusulkan oleh: Chalos Vem Pangela (08173001) Angkatan 2008 Endo Febriy (11173038) Angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi yang pada tanggal 2 Oktober 2009 ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CVL DAN NASA-TLX DI PT. ABC Renty Anugerah Mahaji Puteri, Zafira Nur Kamilah Sukarna Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi : BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK OLEH WAHYU PURWANTO LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku

Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar menguku Sistem Energi Dalam Olahraga Definisi Energi pada makhluk hidup (manusia) mampu ditimbulkan dengan cara tanpa O2 (cepat) maupun dengan O2 (lama). Di lapangan pelatih sukar mengukur seberapa besar energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ergonomi merupakan studi kompleks menghubungkan antara orang, aspek fisik dan aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode pekerjaan (WHO-EM, 2002). Dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL Otong Andi Juhandi (30402785) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Kontak Person : Otong Andi

Lebih terperinci

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) (Studi Kasus: Pabrik Roti CV. Aji Kurnia, Boyolali) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI Ade Putri Kinanthi 1, Nur Azizah Rahmadani 2, Rahmaniyah Dwi Astuti 3 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing

Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.139-144 ISSN 2302-495X Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing Andhika Kurniawan 1, Yayan Harry Yadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental

Lebih terperinci

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Latihan endurance (endurance training) merupakan model latihan yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musculoskeletal disorders merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja :

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Postur Kerja Postur atau sikap kerja merupakan suatu tindakan yang diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma Jl.A Yani NO.12 Palembang. Abstrak

Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma Jl.A Yani NO.12 Palembang. Abstrak Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Managemen Palernbang-Indonesia. 23 Agustus 2014 ANALISIS AKTIVITAS FISIK LARI MEMINDAHKAN CONE TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DENGAN PENDEKATAN FISIOLOGI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011 di Areal Pesawahan di Desa Cibeureum, Kecamatan Darmaga,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 5, No. 2, Maret 2014 pp. 11-16 ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK Ernitua Purba 1, A. Jabbar M. Rambe 2, Anizar 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pekerjaan yang sering dilakukan oleh tenaga kerja yang bekerja di industri atau pabrik adalah pekerjaan mengangkat beban atau sering disebut dengan manual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia

Lebih terperinci

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID05

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID05 PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) 1. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan display! (min 6) 2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari analog display dan digital display! 3. Apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan tubuh kita tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang kita konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. Dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga bulan Oktober 2010 yang berlokasi di areal persawahan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN: Organisasi Kerja Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Organisasi Kerja Organisasi kerja terutama menyangkut waktu kerja; waktu istirahat;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi Kerja Terlepas dari pesatnya kemajuan teknologi yang banyak membantu manusia menyelesaikan pekerjaannya, sejumlah pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik masih dapat

Lebih terperinci

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT Tri Wibawa Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta, 55281 Telp. 0274-485363 Fax. 0274-486256

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI Rudi Aman 1*, Dutho Suh Utomo 2, Lina Dianati Fathimahhayati 3* 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i PEDOMAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv AYAT AL-QURAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia tidak bisa terlepas dari suatu peradaban dunia dari waktu-kewaktu yang semakin berkembang. Perubahan tersebut tentunya menuju kearah yang

Lebih terperinci

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatannya. Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melaksanakan sebuah pekerjaan dapat membuat seseorang berisiko mengalami gangguan atau cedera. Kebanyakan cedera akibat kerja biasanya mengenai sistem muskuloskeletal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan melalui pembelajaran, penyempurnaan, atau temuan baru secara interaktif, berkolaborasi dengan berbagai kajian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluhan Muskuloskeletal Menurut Tarwaka (2004), keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan

Lebih terperinci

Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting

Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting Studi Awal Interaksi Man-Machine Pada Mesin Cetak Genteng Sistem Banting Suryadiwansa Harun, Achmad Yahya, dan Arinal Hamni Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lampung Jln.Prof,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH UMUR, KONSUMSI ROKOK DAN KONSUMSI ENERGI TERHADAP KELELAHAN FISIK OPERATOR PRODUKSI PANEL LISTRIK DIVISI METAL WORK DI PT. HIMALAYA TRANSMEKA Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri di Indonesia dimulai dari teknologi sederhana sampai teknologi modern. Semakin canggih teknologi yang digunakan semakin tinggi pula pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di lahan kering Leuwikopo, Bogor. Pengambilan data penelitian dimulai tanggal 29 April 2009 sampai 10 Juni 2009. B. Peralatan

Lebih terperinci