BAB I RERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SYSTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I RERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SYSTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN"

Transkripsi

1 BAB I RERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SYSTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN TUJUAN ORGANISASI Organisasi merupakan kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang berbeda beda, yang membangun saling ketergantungan di antara mereka untuk mewujudkan tujuan bersama, dengan memanfaatkan sumber daya. Pada dasarnya tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh organisasi adalah penciptaan kekayaan, oleh karena itu organisasi dapat dikatakan sebagai institusi pencipta kekayaan (wealth creating institution). Kegiatan utama untuk mewujudkan organisasi sebagai wealth creating institution Untuk menjadikan organisasi sebagai konstitusi pencipta kekayaan, organisasi harus melaksanakan tiga kegiatan utama berikut: 1. Mendesain produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan customer. 2. Memproduksi produk dan jasa tersebut dengan cost effective. 3. Memasarkan produk dan jasa tersebut secara efektif pada customer. DEFINISI SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN Sistem perencanaan dan pengendalian manajemen adalah suatu system yang digunakan untuk merncanakan sasaran masa depan yang hendak dicapai oleh organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut, terdapat tiga kesimpulan berikut ini: 1. Perencanaan sasaran masa depan yang hendak dicapai. 2. Perencanaan kegiatan untuk mencapai sasaran. 3. Pengimplementasian dan pemantauan pelaksanaan rencana.

2 RERANGKA KONSEPTUAL PERDESAINAN SPPM Di dalam pendesainan sistem pada umumnya, berbagai faktor berikut ini perlu dipertimbangkan: 1. Tidak ada desain sistem yang baik atau yang buruk, yang ada adalah apakah suatu desain sistem sesuai (fit) dengan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan. 2. Lingkungan bisnis ibarat suatu teritorial, yang untuk menjelajahinya diperlukan suatu peta. Peta yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahan disebut paradigm. 3. Setiap sistem terdiri atas dua komponen yaitu struktur dan proses. Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan satu dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Proses sistem merupakan tahap tahap yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan sistem. 4. Setiap sistem yang kita desain memerlukan kompetensi tertentu untuk menjalankan sistem tersebut. Kompetensi untuk menjalankan SPPM disebut managerial skills. Karakteristik Lingkungan Bisnis `Lingkungan bisnis sekarang dan di masa depan memiliki karakteristik: 1. Customer memegang kendali bisnis. 2. Persaingan menjadi tajam. 3. Perubahan menjadi konstan,cepat, radikal, serentak, dan pervasif. Perubahan lingkungan bisnis ini dipacu oleh empat pemacu perubahan: 1. Globalisasi ekonomi. 2. Teknologi informasi. 3. Strategyc quality management. 4. Revolusi manajemen. Paradigma Lingkungan bisnis yang telah berubah tersebut memerlukan paradigm baru untuk menghadapinya. Paradigm adalah lensa yang kita gunakan untuk memandang dunia.

3 Paradigm baru yang berkembang dalam manajemen untuk memasuki lingkungan bisnis global adalah: 1. Customer value strategi 2. Continuous improvement 3. Organizational system Struktur SPPM Struktur SPPM terdiri atas tiga komponen: 1. Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan sarana untuk mendistribusikan kekuasaan yang diperlukan dalam memanfaatkan berbagai sumberdaya organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi. 2. Jejaring informasi Jejaring informasi dirancang untuk mempersatukan berbagai komponen yang membentuk organisasi dan berbagai organisasi dalam jejaring organisasi untuk kepentingan penyediaan layanan bernilai tambah bagi customer. 3. Sistem penghargaan Sistem penghargaan merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mendistribusikan penghargaan kepada personil organisasi. Proses SPPM Proses SPPM terdiri atas enam tahap utama berikut ini: 1. Perumusan strategi 2. Perencanaan strategic 3. Penyusunan program 4. Penyusunan anggaran 5. Pengimplementasian 6. Pemantauan

4 Managerial skill Untuk menjalankan SPPm diperlukan tiga golongan managerial skill berikut ini: 1. Keterampilam dalam mengelola bisnis dan proses organisasional 2. Keterampilan dalam mengelola perubahan. 3. Keterampilan dalam mengelola sisi bayangan organisasi. Keterampilam dalam mengelola bisnis dan proses organisasional Untuk menjalankan SPPM yang telah didesain, manajer perlu kemampuan untuk: 1. Menciptakan bisnis. 2. Mendesain organisasi yang secara efektif memberikan layanan bagi bisnis pilihan. 3. Mengembangkan sekelompok manager dan pimpinan yang mengoordinasikan dan memudahkan pelaksanaan proses bisnis dan proses organisasi. Keterampilan dalam mengelola perubahan Oleh karena lingkungan bisnis senantiasa mengalami perubahan, dan globalisasi mengubah perubahan itu sendiri menjadi konstan, pesat, serentak, radikal, dan perpasif, manajer harus memiliki kemampuan untuk melakukan trendwatching dan envisioning. Keterampilan dalam mengelola sisi bayangan organisasi Sisi bayangan suatu organisasi adalah factor-faktor yang berdampak, positif atau negatif, terhadap produktifitas dan kulaitas kehidupan kerja organisasi secara substantive dan sistematik, namun tidak dapat dijumpai dalam bagan organisasi, atau di dalam pedoman organisasi, serta tidak dibicarakan di dalam forum organisasi. RERANGKA KONSEPTUAL PERDESAINAN SPPM YANG SESUAI DENGAN LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL Pemacu perubahan yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan bisnis sekarang dan di masa depan, yaitu globalisasi ekonomi, teknologi informasi, strategic quality management, dan revolusi manajemen. Kekeempat pemacu perubahan ini berdampak luar biasa terhadap karakteristik lingkungan bisnis, yang dimasuki oleh perusahan. Lingkungan bisnis baru tersebut menuntut lima paradigma baru manajemen, customer value strategy,

5 continuous improvement, opportunity, cross functional, dan employee empowerment. Kelima paradigm manajemen inilah yang menjadi landasan pendesainan SPPM, agar sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis baru. Perhatikan gambar dibawah ini. Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen Pemacu Perubahan Struktur Manegerial Skills Struktur organisasi ---- Jejaring informasi ---- System Penghargaan Paradigma Manajemen -Globalisasi Ekonomi -Strategic Quality manajement -Revolusi Manajemen -Pengelolaan bisnis dan proses organisasi -Pengelolaan perubahan -Pengelolaan sisi bayangan Proses -customer value strategy -continuous improvement -opportunity -cross functional -employee empowerment -Costomer pegang kendali -Kompetisi tajam -Perubahan menjadi konstan, pesat, radikal, serentak, dan pervasif Karakteristik Lingkungan Bisnis -Sistem perumusan strateg -Sistem Perencanaan Strategic -Sistem Penyusunan Program -Sistem Penyusunan Anggaran -Sistem Pengimplementasian -Sistem Pemantauan Rerangka Konseptual Pendesainan SPPM Yang sesuai dengan Lingkungan Bisnis Global

6 PENDEKATAN DALAM PENDESAINANDAN PENGIMPLEMENTASIAN SPPM Sppm didesain dan diimplementasikan dengan menggunakan dua pendekatan: 1. Contingency approach Contingency approach merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kondisi lingkungan bisnis yang akan diterapi suatu sistem sebagai landasan untuk mendesain system tersebut. 2. Human capital leverage approach Human capital leverage approach mengajarkan padakita bahwa didalam lingkungan bisnis kompetitif, sumberdaya yang mampu menjadikan perusahaan unggul (distinct) dalam persaingan adalah modal manusia, yaitu kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan. Keunggulan Contingency approach Penggunaan Contingency approach dalam pendesainan SPPM memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Menjadikan desain SPPM yang dihasilkan dengan persyaratan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan, sehingga meneingkatkan efektifitas SPPM untuk mewujudkan visi organisasi. 2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kemampuan pengamatan tren (trendwatching) terhadap perubahan lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan untuk melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap SPPM. 3. Memudahkan pemahaman tentang SPPM yang didesain dengan adanya hubungan sebab akibat (rationale) antara kondisi lingkungan bisnis dengan SPPM yang didesain. Keunggulan Human capital leverage approach Human capital leverage approach dalam pendesainan SPPM memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. SPPM yang didesain menjanjikan peningkatan daya saing perusahaan, karena leverage diletakkan pada sumber daya yang mampu menjadikan perusahaan unggul dalam persaingan.

7 2. SPPM yang didesain mampu melepaskan dan memfokuskan potensi seluruh personel (manajer dan karyawan) perusahaan, sehingga menjanjikan pelipatgandaan kinerja perusahaan. 3. Menempatkan paradigm personil dan keterampilan manajer dalam pengelolaan sisi bayangan organisasi sebagai faktor penentu keberhasilan SPPM untuk memfasilitasi perwujudan visi organisasi.

8 BAB 2 KARAKTERISTIK LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL PROSES GLOBALISASI EKONOMI Secara garis besar, globalisasi ekonomi ditandai dengan empat proses berikut ini : 1. Mobilitas 2. Keserentakan 3. Pencarian jalan bebas hambatan 4. Kemajemukan GAMBARAN PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DI ZAMAN GLOBALISASI EKONOMI Globalisasi ekonomi berdampak terhadap 3C yaitu : 1. Customer 2. Competition 3. Change PERUBAHAN LOGIKA PRODUSER KE LOGIKA COSTUMER Berikut ini disajikan perbedaan logika produser dan logika customer menurut Rosabeth Moss Kanter dalam bukunya yang berjudul World Class : Thriving Locally in The Global Economy. 1. Produser berpikir bahwa mereka membuat produk. Customer berpikir bahwa mereka membeli jasa. 2. Produser menginginkan untuk memaksimumkan pengembalian (return) atas sumber daya yang mereka miliki. Customer memedulikan tentang apa-kah sumber daya digunakan oleh produser untuk memberikan manfaaat bagi customer, bukan bagi pemiliknya. 3. Produser khawatir tentang kekeliruan yang terlihat. Customer meninggalkan produser karena kekeliruan yang tidak terlihat. 4. Produser berpikir bahwa teknologi mereka menciptakan produk. Customer berpikir bahwa kebutuhan merekalah yang menciptakan produk. 5. Produser mengorganisasikan kegiatan untuk kenyamanan internal mereka. Customer menginginkan kenyamanan mereka yang diutamakan.

9 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN DALAM ZAMAN GLOBALISASI EKONOMI Prinsip-prinsip manajemen dalam zaman globalisasi ekonomi ekonomi telah mengalami perubahan sebagaimana diuraikan di bawah ini. 1. Pusat tidak berkuasa penuh. Kompetesi dapat datang dari mana pun, begitu pula dengan peluang. 2. Semua perusahaan, baik besar maupun kecil, akan menjadi perusahaan global dalam operasi bisnis mereka. Pasar domestik tidak hanya dilayani oleh perusahaanperusahaan dalam negeri, namun dipenuhi kebutuhannya oleh perusahaan-perusahaan luar negeri. 3. Perusahaan akan memfokuskan semua struktur dan proses sistem manajemen mereka ke customer. 4. Oleh karena lingkungan bisnis global sangat turbulen ( sebagai akibat dari kompetesi yang semakin tajam dan perubahan yang telah berubah), posisi kompetitif perusahaan hanya dapat dicapai melalui improvement berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan value bagi customer. ZAMAN TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi informasi terdiri atas tiga komponen : 1. Komputer 2. Telekomunikasi 3. Peralatan elektronik kantor Zaman teknologi informasi ditandai oleh enam tren : 1. Tren pergeseran dari hard automation technology ke teknologi informasi (sering kali disebut pula dengan smart technology ). 2. Tren pergeseran ke knowledge- based works, 3. Tren pergeseran ke responsibility based organization. 4. Perdagangan berjalan melalui jalan raya elektronik 5. Kekayaan lebih banyak dihasilalkan dari human assets daripada financial assets. 6. Kekayaan intelektual menjadi kekayaan perusahaan yang paling berharga.

10 PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN DALAM ZAMAN TEKNOLOGI INFORMASI Prinsip- prinsip manajemen dalam zaman teknologi informasi dipengaruhi oleh dua faktor: 1. Pendayagunaan knowledge workers untuk memanfaatkan secara optimal kemampuan teknologi informasi. 2. Kemampuan teknologi informasi untuk menyediakan fasilitas information sharing, 3. Kemampuan teknologi informasi untuk menjadikan transaksi berlangsung secepat cahaya. Dampak Pendayagunaan Knowledge Workers Terhadap Prinsip Manajemen Pendayagunaan knowledge workers berdampak terhadap: 1. Organisasi 2. Pengendalian 3. Sistem wewenang Dampak Penyediaan Fasilitas Information Sharing Terhadap Prinsip Manajemen Setiap organisasi dibangun dengan empat macam batas yaitu : 1. Batas vertikal yaitu batas-batas antara tingkat atau jenjang manajer dalam organisasi, sehingga memisahkan antara pemimpin dan pengelola dengan yang dipimpin dan yang dikelola. 2. Batas horisontal yaitu batas-batas antara fungsi dan disiplin. 3. Batas external yaitu batas-batas antara organisasi dengan pemasok, customer, dan badan pengatur. 4. Batas geografis yaitu batas-batas antara bangsa, kultur, dan pasar.

11 PRINSIP- PRINSIP MANAJEMEN DALAM ZAMAN STRATEGIC QUALITY MANAGEMENT Zaman strategic quality management berdampak terhadap pada prinsip-prinsip manajemen berikut ini : 1. Penggunaan value- based strategy 2. Posisi kompetitif perusahaan dicapai melalui kinerja dan penerapan pengetahuan Value- based Strategy Oleh karena kualitas telah menjadi kepentingan manajemen puncak sampai dengan karyawan, strategi yang dipilih perusahaan tidak lagi diarahkan untuk mengalahkan pesaing, namun juga menghasilkan value terbaik bagi customer. Strategi yang dipilih bergeser penekanannya, dari generic strategy dan grand strategy ke value based strategy. Keunggulan Kompetitif Untuk menyediakan value terbaik bagi customer, perusahaan melakukan kegiatan utama sebagai berikut: a. Mendesain produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan customer. b. Memproduksi produk dan jasa secara cost effective. c. Memasarkan produk dan jasa secara efektif kepada customer. ZAMAN REVOLUSI MANAJEMEN Berikut ini disajikan sejarah tiga revolusi besar yang berkaitan dengan manajemen. Revolusi pertama terjadi pada waktu di Inggris, untuk pertama kalinya masyarakat menerapkan pengetahuan (knowledge) ke dalam alat, produk, dan proses.(the application of knowledge to tool, product and process ). Revolusi kedua terjadi di Amerika, dimulai pada waktu F. W. Taylor memperkenalkan gerakan scientific management. Revolusi ketiga terjadi sejak tahun 1945-an sampai sekarang. Di dalam pro-ses pembuatan produk terdapat tiga faktor utama : alat, pekerjaan dan manajemen.

12 Prinsip-Prinsip Manajemen dalam Zaman Revolusi Manajemen Matthew J. Kierman membuat perbandingan manajemen abad ke-20 dengan manajemen ke -21 yang dibangun berdasarkan paradigma baru yaitu sebagai berikut : - Dari lingkungan stabil ke lingkungan yang turbulen - Dari ukuran dan skala ekonomi menuju kecepatan dan kemampuan untuk merespons. - Pergeseran leadership dari puncak ke leadership dari setiap orang. - Dari kekakuan organisasi ke fleksibilitas permanen. - Dari pengendalian melalui aturan kepengendalian melalui visi dan values. - Dari informasi yang dijaga ketat ke information sharing. - Dari analisis kuantitatif ke kreatifitas dan intuisi. - Dari kebutuhan tentang kepastian ke kesediaan untuk menerima keraguan. - Dari reaktif dan penghindaran risiko ke proaktif dan keberanian menghadapi risiko. - Dari independensi perusahaan ke saling ketergantungan antarperusahaan. - Dari integrasi vertikal ke virtual intergration. - Dari fokus ke masalah internal ke ligkungan kompetitif. - Dari keunggulan kompetitif jangka panjang ke inovasi berkelanjutan keunggulan kompetitif. - Dari bersaing di pasar yang telah ada ke bersaing dalam pasar masa depan. TAHAP PERGESERAN PARADIGMA `Paradigma adalah lensa yang kita gunakan untuk memandang dunia. Paradigma menentukan sikap kita yang menentukan tindakan kita terhadap sesuatu. Paradigma bisnis adalah cara orang berpikir dan cara mereka melaksanakan bisnis. Pergeseran paradigma terjadi melalui tiga tahap : normalcy,anomali, dan penggantian. - Normalcy Dalam tahap ini, praktik-praktik manajemen benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip atau kebenaran yang diyakini oleh masyarakat. Antara pemikiran dan tindakan berjalan normal.

13 - Anomali Dalam tahap ini berdasarkan pengamatan karakteristik lingkungan bisnis yang dimaasuki oleh berbagai perusahaan, dijumpai berbagai bukti yang bertentangan dengan asumsi manajemen tentang lingkungan bisnis yang selama ini digunakan. - Penggantian Dalam tahap ini paradigma yang sebelumnya digunakan untuk running the businessdiganti dengan paradigma baru paradigma yang dibangun atas dasar karakteristik lingkungan bisnis baru yang berhasil diamati. PERGESERAN PARADIGMA MANAJEMEN YANG SEDANG BERLANGSUNG SEKARANG Lingkungan bisnis yang telah berubah tersebut di atas memerlukan paradigma baru untuk menghadapinya. Paradigma baru yang sedang berkembang (emerging paradigm) dalam manajemen untuk menghadapi lingkungan bisnis global adalah : 1. Customer value strategy 2. Continuous improvement 3. Organizational system

14 BAB 3 RERANGKA PEMBENTUKAN MINDSET KONSEP MINDSET Mindset adalah sikap mental mapan (fixed mental attitude) yang dibentuk melalui pendidikan, pengalaman dan prasangka. Mindset merupakan peta mental yang dipakai oleh orang sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak. Mindset terdiri dari tiga komponen pokok : 1. Paradigma 2. Keyakinan dasar 3. Nilai dasar Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang di dalam memandang sesuatu. Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap sesuatu. Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan karakter yang dijunjung tinggi oleh seseorang, sehingga berdasarkan nilai-nilai tersebut tindakan seseorang dipandu. APA YANG TERJADI JIKA MINDSET PERSONEL TIDAK SESUAI DENGAN MINDSET YANG DIGUNAKAN UNTUK MENDESAIN SISTEM MANAJEMEN? Di muka telah disebutkan bahwa mindset seseorang menentukan sikapnya, dan sikap seseorang menentukan tindakannya. Apa yang terjadi jika mindset personel secara individual tidak sejalan dengan mindset organisasi? Ada tigi kemungkinan yang timbul : 1. Personel melaksanakan tindakan setengah hati, atau bahkan tanpa hati. 2. Personel memerlukan pengawasan dari orang lain untuk memastikan bahwa tindakannya dilaksanakan berdasarkan mindset yang semestinya. 3. Personel dapat melakukan sabotase karena ketidaksesuaian antara mindset-nya dengan mindset yang semestinya diperlukan untuk melaksanakan tindakan.

15 RERANGKA KONSEPTUAL PERUMUSAN MINDSET Pembentukan mindset pada dasarnya sama dengan pemutakhiran peta mental, disesuaikan dengan lingkungan yang kita hadapi. Ada dua langkah pembentukan mindset : 1. Perumusan mindset 2. Pengomunikasian mindset Perumusan mindset dilaksanakan melalui empat langkah berikut : 1. Trendwatching 2. Envisioning 3. Perumusan paradigma 4. Perumusan mindset Pengomunikasian mindset yang telah dirumuskan dilakukan melalui dua cara : 1. Melalui perilaku pribadi (personal behavior) manajemen puncak 2. Melalui perilaku operasional (operational behavior) Trendwatching Dalam tahap ini manajemen puncak melakukan pengamatan berbagai tren pemacu perubahan yang akan terjadi di masa depan. Terdapat empat pemacu perubahan yang berdampak terhadap lingkungan bisnis : (1) globalisasi ekonomi, (2) teknologi informasi, (3) strategic quality management, (4) Revolusi management. Envisioning Envisioning adalah kemampuan kita untuk menggambarkan dampak perubahan dalam lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh berbagai pemacu perubahan yang telah diamati dalam trendwatching. Gambaran lingkungan bisnis masa depan sebagai akibat tren pemacu perubahan tersebut di atas adalah :

16 1. Customer memegang kendali bisnis 2. Kompetisi menjadi tajam 3. Perubahan menjadi berubah Perumusan paradigma Lingkungan bisnis digambarkan karakteristiknya sebagai lingkungan yang di dalamnya customer mengendalikan bisnis, maka paradigma yang sesuai dengan lingkungan tersebut adalah customer value strategy. Lingkungan bisnis digambarkan karakteristiknya sebagai lingkungan yang kompetensinya tajam dan perubahannya telah berubah, maka paradigma yang sesuai dengan lingkungan tersebut adalah continuous improvement suatu pandangan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dan kemampuannya untuk bertumbuh ditentukan oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk secara berkelanjutan melakukan improvement terhadap sistem dan proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Perumusan mindset Paradigma merupakan building block dasar, yang pertama kali harus diletakkan dalam membangun kultur organisasi. Blok-blok bangunan yang harus diletakkan di atas paradigma adalah keyakinan dasar (core beliefs), nilai dasar (core values), dan sistem manajemen. Mindset terdiri dari tiga komponen : - Paradigma - Keyakinan dasar - Nilai dasar Oleh karena itu, dalam merumuskan mindset, setelah paradigma dirumuskan, kemudian dirumuskan keyakinan dasar dan nilai dasar yang sesuai dengan paradigma tersebut. PENGOMUNIKASIAN MINDSET KEPADA SELURUH PERSONEL ORGANISASI Paradigma, keyakinan dan nilai dasar organisasi yang dirumuskan dengan jelas dan dikomunikasikan kepada seluruh personel organisasi, akan menjadi shared paradigm,

17 shared beliefs, dan shared values dalam diri setiap personel organisasi, sehingga organisasi akan kohesif pdalam proses menuju ke masa depan. Paradigma, keyakinan dan nilai dasar organisasi perlu dikomunikasikan oleh manajemen puncak kepada seluruh personel melalui dua pendekatan : 1. Perilaku pribadi (personal behavior) 2. Perilaku operasional (operational behavior) Perilaku pribadi Paradigma, keyakinan dan nilai dasar organisasi dikomunikasikan kepada seluruh personel melalui proses internalisasi sistematik. Perilaku operasional Paradigma, keyakinan dan nilai dasar organisasi dikomunikasikan kepada seluruh personel dengan memasukkan hal tersebut ke dalam peraturan, sistem dan prosedur, serta keputusan resmi yang dibuat.

18 BAB 4 CUSTOMER VALUE MINDSET Konsep Customer Dalam bahasa Jepang, customer disebut dengan kata okyakusama yang artinya sama maknanya dengan customer itu sendiri, dan tamu terhormat. Customer adalah siapa saja yang menggunakan hasil pekerjaan seseorang atau suatu tim. Definisi ini mengandung arti bahwa customer dapat bersifat internal maupun eksternal dipandang dari sudut organisasi. - Customer internal Konsep customer internal diperkenalkan dalam perusahaan yang manajemennya memandang bahwa proses pembuatan produk dan penyediaan jasa merupakan suatu rangkaian rantai customer (customer chain). - Customer eksternal Customer eksternal disebut pula dengan customer akhir. Kedekatan perusahaan dengan customer luar merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang menggunakan total quality management. Pandangan Perusahaan Terhadap Customer Berikut ini disajikan berbagai pernyataan yang mengungkapkan berbagai pandangan perusahaan terhadap customer mereka : 1. Customer adalah orang yang paling penting dalam kantor kami, baik ia datang sendiri maupun melalui surat. 2. Customer tidak tergantung kepada kita... kita tergantung kepadanya. 3. Customer bukan merupakan gangguan bagi pekerjaan kita...ia adalah tujuan pekerjaan kita. Kita tidak berbuat baik dalam melayaninya...ia berbuat baik kepada kita dengan memberi kesempatan kepada kita untuk melayaninya. 4. Customer bukan orang yang menjadi tumpahan bantahan kita. Tidak ada orang yang dapat memenangkan perbantahan dengan customer. 5. Customer adalah orang yang membawa keinginannya kepada kita. Tugas kita adalah menangani keinginannya secara menguntungkan, baik untuknya maupun untuk kita.

19 Peningkatan Kedekatan dengan Customer Banyak perusahaan menempuh berbagai cara berikut ini untuk meningkatkan kedekatan hubungannya dengan customer. 1. Pembentukan organisasi para pemakai produk. 2. Tim desain produk yang melibatkan customer. 3. Kelompok customer untuk pemecahan masalah. 4. Survei kepuasan customer. 5. Program percontohan (pilot program) untuk pengujian pasar produk baru. KONSEP CUSTOMER VALUE Customer value adalah selisih antara manfaat yang diperoleh customer dari produk dan jasa yang dikonsumsinya dengan pengorbanan yang dilakukan oleh customer untuk memperoleh manfaat tersebut. Oleh karena itu, formula customer value dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut : Customer value = ( Benefit sacrifice) * Relationship Dari formula customer value tersebut terlihat bahwa tanda yang digunakan untuk menunjukkan peran hubungan dalam membentuk customer value adalah tanda perkalian (*). Hubungan berkualitas (quality relationship) menjanjikan pelipatgandaan value yang dibangun oleh produsen bagi customer. PARADIGMA CUSTOMER VALUE STRATEGY Di dalam lingkungan bisnis yang di dalamnya customer memegang kendali bisnis, organisasi akan berhasil sebagai wealth creating institution bila : 1. Mendesain produk dan jasa yang menghasilkan value bagi customer. 2. Memproduksi produk dan jasa tersebut, serta mendistribusikannya ke customer dengan proses operasi yang cost effective. 3. Memasarkan dan menjual produk dan jasa tersebut secara efektif kepada customer.

20 KESELURUHAN PROSES PEMANFAATAN PRODUK Proses pemanfaatan produk dimulai dari usaha untuk mencari (find) produk yang dibutuhkan oleh customer. Produk dapat dicari melalui kehadiran customer secara fisik di pasar (market place), atau melalui teknologi informasi (cyberspace). Setelah produk ditemukan, tahap berikutnya adalah pemerolehan (acquire). Minat untuk membeli, yang telah dipicu melalui tahappertama, kemudian dilanjutkan dengan usaha untuk memperoleh produk yang dibutuhkan oleh customer. Proses pemerolehan produk oleh customer terdiri dari tiga proses berikut ini : 1. Pemesanan 2. Penerimaan barang 3. Pembayaran Ketiga proses tersebut dilayani oleh produser melalui prosedur order penjualan, prosedur pengiriman barang, dan prosedur penagihan (billing procedure). Setelah produk dibeli, umumnya produk memerlukan transportasi untuk memindahkannya dari gudang produsen ke lokasi pemakaian oleh customer. Kadangkala produk yang dibeli oleh customer memerlukan penyimpanan sebelum produk tersebut dikonsumsi oleh customer. Untuk menyediakan manfaat bagi customer pada tahap penyimpanan ini, produser dapat menyediakan pengepakan (packing) untuk menjaga kualitas dan kuantitas produk selama proses penyimpanan, atau memberikan kode yang mudah diidentifikasi selama proses penyimpanan (misalnya dengan mencantumkan label masa kadaluarsa atau informasi penting lain yang bermanfaat bagi customer). Tahap pemakaian adalah tahap inti suatu produk memberikan manfaat sesungguhnya bagi customer. PRODUK ADALAH SATU IKAT JASA Pada dasarnya produk merupakan satu ikat jasa yang disediakan untuk memuaskan kebutuhan customer. Pandangan bahwa produk merupakan satu ikat jasa berakibat pada : 1. Produser bertanggung jawab atas penyediaan value pada setiap tahap proses pemanfaatan produk, baik sendiri maupun bersama-sama dengan mitra bisnisnya. 2. Produser tidak mungkin memiliki kompetensi di dalam menyediakan keseluruhan jasa yang berkaitan dengan produknya. Produser umumnya hanya memiliki core competency tertentu untuk menyediakan jasa yang berkaitan dengan produknya.

21 3. Berdasarkan pada kenyataan pada butir 2 tersebut, produser yang menggunakan paradigma customer value akan membangun hubungan kemitraan dengan produser lain, untuk menyediakan qualityservices bagi customer. Dengan demikian, produk sebagai ikat jasa hanya dapat dihasilkan dengan kualitas yang konsisten melalui kerja sama organisasi dalam bentuk jejaring (organization network), yang diikat dengan quality relationship. CUSTOMER VALUE DALAM LINGKUNGAN KOMPETITIF Dalam lingkungan bisnis kompetitif, customer diperebutkan pilihannya oleh banyak produsen. Dengan demikian, hanya dengan menyediakan value bagi customer tidaklah cukup untuk memenangkan pilihan customer. KEYAKINAN DASAR DAN NILAI DASAR UNTUK MEWUJUDKAN PARADIGMA CUSTOMER VALUE Untuk mewujudkan paradigma customer value ke dalam perilaku, diperlukan keyakinan dasar tentang kebenaran customer value tersebut dan nilai dasar yang melandasinya. Keyakinan Dasar Untuk Mewujudkan Paradigma Customer Value Paradigma customer value strategy perlu diwujudkan ke dalam keyakinan dasar yang kuat yang harus ditanamkan kepada seluruh personel organisasi, yaitu bahwa : 1. Bisnis merupakan suatu mata rantai yang menghubungkan pemasok dengan customer. 2. Customer merupakan tujuan pekerjaan. 3. Sukses merupakan hasil penilaian terhadap suara customer. Nilai Dasar untuk Mewujudkan Paradigma Customer Value Untuk mewujudkan paradigma customer value, perlu ditanamkan personal values yang cocok dengan paradigma tersebut : 1. Integritas 2. Kerendahan hati 3. Kesediaan untuk melayani

22 Integritas adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telah dikatakan menjadi suatu realitas, dalam situasi apapun. Kesediaan untuk melayani. Jika diyakini bahwa fokus usaha perusahaan adalah customer karena tanpa customer tidak ada alasan yang menopang keberadaan suatu organisasi maka salah satu personal values yang perlu dimiliki oleh setiap anggota organisasi adalah kesediaan untuk melayani. Kerendahan Hati. Personal values kesediaan untuk melayani customer hanya dapat tercipta jika setiap anggota organisasi memiliki personal value kerendahan hati. Kerendahan hati merupakan sikap mental yang mampu menerima seseorang atau sesuatu. PERWUJUDAN CUSTOMER VALUE MINDSET KE DALAM SPPM SPPM dibangun berdasarkan mindset tertentu. SPPM yang seesuai dengan lingkungan bisnis global harus dibangun berlandaskan pada berbagai mindset yang sesuai dengan lingkungan tersebut. Customer value mindset berdampak besar terhadap SPPM. Struktur SPPM difokuskan ke customer. Proses SPPM juga difokuskan untuk memuaskan kebutuhan customers. Berikut ini disajikan beberapa contoh perwujudan customer value mindset. Perwujudan Customer Value Mindset Ke Dalam Struktur SPPM Struktur SPPM terdiri dari tiga komponen : struktur organisasi, jejaring informasi dan sistem penghargaan. Customer value mindset diwujudkan ke dalam tiga komponen struktur SPPM berikut ini : 1. Struktur organisasi difokuskan ke layanan kepada customer. 2. Jejaring informasi difokuskan untuk menyediakan layanan bagi customer. 3. Sistem penghargaan karyawan didasarkan pada kinerja organisasi dalam memuaskan kebutuhan customer. Perwujudan Customer Value Mindset Ke Dalam Proses SPPM Proses SPPM terdiri dari lima tahap : perumusan strategi, perencanaan strategi, penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian, dan pemantauan.

23 Customer value mindset diwujudkan ke dalam tahap-tahap proses SPPM berikut ini : 1. Perumusan strategi ditujukan untuk menghasilkan value bagi customer. 2. Perencanaan strategi dengan pendekatan Balanced Scorecard. 3. Penyusunan program. 4. Penyusunan anggaran berbasis aktivitas (activity- based budgeting). 5. Pengimplementasian rencana dengan activity- based management 6. Pemantauan pelaksanaan rencana dengan activity-based cost system.

24 BAB 5 CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET PARADIGMA IMPROVEMENT BERKELANJUTAN Improvement dapat dibagi menjadi dua : incremental improvement dan radical improvement. Incremental improvement berupa improvement berskala kecil dengan tetap mengandung unsur lama. Radical improvement berupa improvement berskala besar, bersifat mendasar, dan secara total meninggalkan unsur lama. Paradigma improvement berkelanjutan mencakup kedua macam improvement ini. Paradigma improvement berkelanjutan mengerahkan semua energi personel untuk melakukan improvement secara terus menerus terhadap proses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Paradigma improvement berkelanjutan menggeser pandangan manajer terhadap terjadinya improvement, respons terhadap kesalahan, peran manajer, wewenang, fokus perhatian manajer, dan pengendalian. CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET Continuous improvement mindset terdiri dari paradigma improvement berkelanjutan, keyakinan dasar terhadap improvement berkelanjutan, dan nilai-nilai dasar yang melandasi improvement berkelanjutan. Keyakinan Dasar untuk Mewujudkan Paradigma Improvement Berkelanjutan Karena dalam lingkungan bisnis dalam kompetisi global telah mengalami perubahan dramatis, yang ditandai dengan persaingan yang semakin tajam dan perubahan yang semakin pesat, konstan, radikal, serentak, dan pervasif maka diperlukan paradigma improvement berkelanjutan untuk menghadapinya.

25 Nilai Dasar untuk Mewujudkan, Paradigma Improvement Berkelanjutan Untuk mewujudkan paradigma improvement berkelanjutan, harus ditanamkan personal values yang cocok dengan paradigma tersebut : (1) kejujuran, (2) kerendahan hati, (3) kerja keras, (4) kesabaran, (5) keterbukaan, dan (6) keberanian. 1. Kejujuran adalah kemampuan orang untuk mengatakan kenyataan sebagaimana adanya. 2. Kerendahan hati. Diperlukan kerendahan hati dalam belajar, karena dalam belajar orang harus mengakui bahwa ia tidak tahu, sehingga ia perlu belajar lebih banyak. 3. Kerja keras. Continuous improvement memerlukan penghargaan tinggi terhadap kerja keras yang tidak kenal lelah. 4. Kesabaran adalah kemampuan seseorang untuk menerima kelainanyang terjadi dalam dirinya untuk jangka waktu panjang. 5. Keterbukaan terhadap hal yang baru. Keterbukaan terhadap hal yang baru merupakan nilai yang perlu dijunjung tinggi oleh seluruh personel perusahaan, untuk menjadikan mereka senantiasa mampu membaca setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis yang mereka hadapi. PERWUJUDAN CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET KE DALAM SPPM Continuous improvement mindset diwujudkan dalam dua komponen SPPM : 1. Struktur SPPM 2. Proses SPPM Perwujudan Continuous Improvement Mindset Ke Dalam Struktur SPPM Continuous improvement mindset diwujudkan dalam struktur SPPM berikut ini : 1. Organisasi sebagai destabilizer 2. Peran manajer 3. De- jobbed organization 4. Teamwork 5. Cross- functional approach.

26 Organisasi didesain sebagai destibilizer. Organisasi masa depan akan secara ekstensif memanfaatkan smart technology di dalam menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan customer. Organisasi yang mampu memenuhi tuntutan knowledge workers tersebut adalah yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Didesain dengan struktur yang fleksibel untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Struktur yang lebih datar (flatter organization) dan virtual organization merupakan struktur yang sesuai dengan lingkungan bisnis yang turbulen. 2. Dipimpin oleh leader yang memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengelola perubahan. 3. Dijalankan oleh karyawan yang berdaya (empowered employees). Peran manajer. Continuous improvement mindset mengubah peran manajer yang semula sebagai atasan yang bertanggung jawab untuk mempertahankan status quo dan mengendalikan bawahannya, menjadi bertanggung jawab untuk menantang status quo dan menjadi coach bagi personel lain untuk menjadikan pengetahuan yang dikuasai oleh personel produktif. De-jobbed organization. Continuous improvement mindset menuntut knowledge workers bekerja berdasarkan kreatifitasnya. Teamwork. Organisasi harus dikelola berdasarkan kerja tim untuk menghadapi perubahan. Perusahaan perlu membentuk dua macam tim : tim masa depan dan tim masa kini. Cross- functional approach. Pendekatan lintas fungsional ini merupakan pendekatan organisasional dalam memberikan layanan kepada customer. Perwujudan Continuous Improvement Mindset Ke Dalam Proses SPPM Continuous improvement mindset diwujudkan dalam proses SPPM berupa peningkatan kualitas, keandalan, kecepatan, efisiensi biaya.

27 BAB 6 OPPORTUNITY MINDSET OPPORTUNITY MINDSET Peluang (opportunity) adalah kondisi yang terbuka di masa depan yang belum pernah dialami seseorang atau organisasi, yang berbeda dengan yang pernah atau yang sedang dialami.dan yang mengandung ketidakpastian. Opportunity mindset adalah sikap mental mapan yang senantiasa menggunakan kondisi masa depan, atau kondisi yang belum diketahui sebelumnya sebagai suatu kondisi yang diharapkan untuk mengevaluasi kondisi yang dihadapi kini. Manfaat luar biasa yang dihasilkan dari just-in time purchasing adalah : a. Perusahaan berbisnis dengan mitra bisnis berdasarkan hubungan berbasis kepercayaan, sehingga sebagai mitra bisnis, pemasok dapat diandalkan sebagai penyedia bahan bagi perusahaan. b. Kuantitas, kualitas dan saat penyerahan bahan oleh pemasok dapat diandalkan, sehingga apa yang dijanjikan kepada end customer dapat diwujudkan. c. Perusahaan dapat menghilangkan fungsi penerimaan, sehingga kelancaran penerimaan bahan menjadi meningkat, dan biaya pengawasan dapat dihilangkan. d. Pemanfaatan EDI dan EFT memungkinkan pelaksanaan transaksi pembelian pada tingkat kecepatan, dan keandalan data yang tidak mungkin dapat dicapai melalui sistem manual, yang selama ini digunakan oleh perusahaan. e. Perusahaan dapat menurunkan tingkat sediaan bahan sampai jumlah yang sangat minimum, suatu jumlah yang belum pernah dapat dicapai dengan sistem pembelian sebelumnya. f. Proses produksi menjadi sangat lancar berkat kualitas bahan dan waktu penyerahan bahan dari pemasok yang dapat diandalkan, sehingga jumlah produk rusak menjadi berkurang ke tingkat yang belum pernah dapat dicapai dalam sistem sebelumnya. g. Pemasok dapat melakukan improvement berkelanjutan terhadap proses yang digunakan untuk menghasilkan bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Berkat trustbased relationship jangka panjang yang dibangun bersama dengan perusahaan.

28 BEDA MENCOLOK KARAKTERISTIK ORANG YANG MEMILIKI PROBLEM SOLVING MINDSET DENGAN KARAKTERISTIK ORANG YANG MEMILIKI OPPORTUNITY MINDSET Jika dibandingkan karakteristik orang yang memiliki problem solving mindset dengan karakteristik orang yang memiliki opportunity mindset, terdapat perbedaan mencolok di antara keduanya. Berikut perbedaaan karakteristik orang yang memiliki problem solving mindset dengan karateristik orang yang memiliki opportunity mindset. NO KARAKTERISTIK BUTIR PERBEDAAAN ORANG MEMILIKI PROBLEM SOLVING MINDSET 1. Pemicu tindakan Penyimpanan kondisi sekarang dari kondisi normal 2 Dasar untuk membentuk Creating the future from masa depan the past 3 Respons terhadap pemicu Reaktif Proaktif KARAKTERISTIK ORANG MEMILIKI OPPORTUNITY MINDSET Peluang masa depan Creating the future from the future 4 Sikap terhadap risiko Menghindari risiko Menantang risiko 5 Sikap terhadap aturan yang berlaku Mempertahankan aturan yang sudah ada (rule keeper) Mendobrak aturan yang sudah ada (rule breaker) BAGAIMANA DAMPAK KEDUA MINDSET TERSEBUT TERHADAP RENCANA STRATEGIK YANG DIHASILKAN? Rencana strategik yang dihasilkan oleh tim penyusun rencana strategik dengan mindset tersebut akan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Rencana strategik akan berisi proyeksi ke depan berbagai cara yang dipandang normal di masa lalu. Dalam persaingan yang tajam, setiap pesaing berusaha untuk memuaskan kebutuhan customer melalui cara-cara inovatif, penyusunan rencana strategik dengan cara ini menempatkan perusahaan pada posisi, lemah dan mediocre dalam persaingan. Dalam lingkungan bisnis seperti itu, perusahaan yang tidak melakukan improvement terhadap sistem yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa yang disediakan bagi customer akan kehilangan bisnisnya.

29 2. Rencana strategik yang berisi berbagai peluang bisnis masa lalu, bukan berbagai peluang bisnis yang terbuka di masa depan. 3. Berbagai alternatif rangkaian tindakan yang dipilih dalam proses penyusunan rencana strategik adalah alternatif tindakan yang berisiko kecil. Dan dalam bisnis, risiko kecil berarti hasil ekonomi yang kecil pula. Jika tim penyusun rencana strategik terdiri atas orang- orang yang memiliki opportuny mindset, rencana strategik yang dihasilkan akan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Rencana strategik berisi prakiraan prospek bisnis yang akan terjadi di masa depan, yang sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis yang diperkirakan akan terjadi di masa depan. Dengan demikian, rencana strategik berisi berbagai improvement berkelanjutan terhadap sistem yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan value bagi customer. 2. Rencana strategik berisi berbagai rangkaian tindakan yang digunakan untuk menyongsong peluang bisnis masa depan. 3. Rencana strategik berisi rangkaian tindakan berisiko yang diperhitungkan dengan baik (well-calculated risks) BAGAIMANA MEMBANGUN OPPORTUNITY MINDSET DALAM DIRI TIM PENYUSUN RENCANA STRATEGIK? Untuk membangun opportunity mindset dalam diri tim penyusun rencana strategik, langkah-langkah berikut ini dapat ditempuh : 1. Memahami building blocks untuk membangun opportunity mindset. 2. Mengubah mindset anggota tim ke opportunity mindset. 3. Menanamkan courage dan risk taking melalui pelatihan. 4. Melatih kemampuan tim untuk trendwatching. 5. Melatih kemampuan anggota tim untuk envisioning. Bangunan opportunity mindset terdiri atas tiga bagian, paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar. Secara kesatuan, paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar tersebut membentuk opportunity mindset, yang menjadi peta pemandu bagi pemilik mindset tersebut dalam memilih berbagai rangkaian tindakan bermasa depan.

30 Paradigma Peluang Paradigma Peluang merupakan cara pandang yang senantiasa berusaha menemukan peluang dalam setiap peristiwa. Keyakinan Dasar Terdapat enam keyakinan dasar yang melandasi opportunity mindset : 1. Hasil dan sumber daya berada di luar bisnis. 2. Hasil diperoleh dengan mengeksploitasi peluang, bukan dengan memecahkan masalah. 3. Untuk memproduksi hasil, sumber daya harus dialokasikan ke peluang, bukan ke masalah. 4. Hasil ekonomis hanya diperoleh melalui kepemimpinan. 5. Setiap posisi kepemimpinan bersifat sementara. 6. Apa yang ada menjadi tua. Nilai Dasar Nilai dasar yang melandasi opportunity mindset adalah : 1. Keberanian 2. Keterbukaan 3. Ketidakpuasan kreatif Keberanian. Keberanian adalah keteguhan hati seseorang dalam mempertahankan pendirian, keyakinan, prinsip, visinya; keteguhan hati dalam mengambil posisi. Keterbukaan. Keterbukaan terhadap sesuatu yang baru merupakan nilai yang perlu dijunjung tinggi oleh tim penyusun rencana strategik, untuk menjadikan diri mereka senantiasa mampu membaca setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang mereka hadapi. Ketidakpuasan kreatif. Untuk mempertahankan semangat improvement berkelanjutan, kepuasan merupakan perasaan yang perlu dijauhi oleh tim penyusun rencana strategik. Orang harus membedakan ketidakpuasan menjadi dua macam :

31 1. Emotional discontent 2. Creative discontent Emotional discontent adalah perasaan negatif seseorang yang timbul sebagai akibat tidak terpenuhi keinginannya. Creative discontent adalah perasaan positif seseorang dalam menghadapi keadaan tidak terpenuhi keinginannya. Membangun Opportunity Mindset Tim Penyusun Rencana Strategik Pembangunan opportunity mindset dilaksanakan melalui berbagai cara berikut ini : 1. Recruitment personel yang memiliki keyakinan dasar dan nilai dasar yang diperlukan untuk membentuk komponen opportunity mindset. 2. Memasukkan keyakinan dan nilai dasar yang menjadi komponen opportunity mindset ke dalam kriteria pemilihan personel yang akan diberi tanggung jawab pada posisi manajerial. 3. Mengomunikasikan keyakinan dasar dan nilai dasar opportunity mindset ke seluruh personel organisasi melalui personal behavior perancangan dan implementasi sistem untuk mewujudkan keyakinan dan nilai dasar tersebut. Melatih Kemampuan Tim untuk Trendwatching Manajemen puncak sering kali salah mengira bahwa setiap orang yang menduduki posisi manajerial dengan sendirinya akan memilki kemampuan untuk trendwatching. Oleh karrena itu, dalam membentuk tim ad hoc penyusun rencana strategik, anggota tim biasanya diambil dari manajemen puncak. Melatih Kemampuan Anggota Tim untuk Envisioning Envisioning adalah perumusan visi perubahan masa depan yang akan diwujudkan melalui tindakan- tindakan sekarang.

32 BAB 7 EMPLOYEE EMPOWERMENT Knowledged Workers Knowledged Workers adalah pekerja yang memiliki keterampilan tinggi : di samping itu, mereka mempunyai pengetahuan tinggi yang diperoleh dari pendidikan formal, dan kemampuan untuk belajar, serta untuk memperoleh tambahan pengetahuan. Knowledged Workers adalah orang yang memanfaatkan pengetahuannya untuk menciptakan produk dan jasa dengan menggunakan smart technology. Mereka adalah pekerja yang menjadikan pengetahuan sebagai alat produksi untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer organisasi. PARADIGMA PEMBERDAYAAN KARYAWAN Pemberdayaan berarti memampukan ( to enable), memberi kesempatan (to allow) atau mengizinkan (to permit), yang dapat diartikan baik melalui inisiatif sendiri atau dipicu oleh orang lain. Pemberdayaan karyawan berarti memampukan dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan pengimplementasian rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab kelompoknya. MINDSET PEMBERDAYAAN KARYAWAN SUDUT PANDANG MANAJER Perwujudan pemberdayaan karyawan menyangkut dua pihak : 1. Manajer yang bertanggung jawab untuk menjadikan karyawan berdaya, dalam arti karyawan dapat dipercaya, dan diandalkan oleh manajer untuk mengambil keputusan yang sebelumnya dilaksanakan oleh manajer. 2. Karyawan yang bertanggung jawab untuk menjadikan dirinya berdaya, dalam arti dapat menumbuhkan kepercayaan manajer bahwa ia dapat dipercaya untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya.

33 Mindset pemberdayaan karyawan terdiri atas paradigma pemberdayaan karyawan, keyakinan dasar, dan nilai-nilai dasar yang melandasi pemberdayaan karyawan. Keyakinan Dasar dalam Diri Manajer untuk Mewujudkan Paradigma Pemberdayaan Karyawan Tampak luar SPPM Keyakinan Dasar 1. Karyawan adalah manusia 2. Orang pada dasarnya baik 3. Birokrasi membunuh inisiatif 4. Tugas manajer menyediakan pelatihan,teknologi dan dukungbagi karyawan Employee Empowerment mindset Nilai Dasar Kejujuran dan kerendahan hati Paradigma Pemberdayaan Karyawan Gambar diatas menunjukkan building blocks kultur organisasi yang dilandasi paradigm pemberdayaan karyawan ditinjau dari sudut pandang manajer. Keyakinan dasar yang dimiliki oleh oleh para manajer untuk mewujudkan mindset pemverdayaan karyawan adalah. 1. Karyawan adalah manusia 2. Orang pada dasarnya baik 3. Birokrasi membunuh inisiatif 4. Tugas manajer menyediakan pelatihan,teknologi dan dukungbagi karyawan

34 Nilai Dasar dalam Diri Manajer untuk Mewujudkan Paradigma Pemberdayaan Karyawan Untuk mewujudkan paradigma pemberdayaan karyawan, perlu ditanamkan personal values dalam diri para manajer yang sesuai dengan paradigma tersebut : 1. Kejujuran 2. Kerendahan hati MINDSET PEMBERDAYAAN KARYAWAN SUDUT PANDANG KARYAWAN Dari sudut karyawan, pemberdayaan karyawan berkaitan dengan bagaimana karyawan dipercaya oleh manajer utnuk mengambil keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Keyakinan Dasar dalam Diri Karyawan Dua keyakinan dasar yang perlu dibangun dalam diri karyawan untuk memperoleh kepercayaan dari manajer adalah : 1. Pemberdayaan karyawan hanya terwujud berdasarkan kepercayaan yang tumbuh dalam diri manajer terhadap karyawan. 2. Kepercayaan manajer terhadap karyawan tumbuh karena kompetensi dan karakter yang dibangun dalam diri karyawan. Nilai Dasar dalam Diri Karyawan Lima nilai dasar yang perlu dijunjung tinggi oleh karyawan agar ia dapat dipercaya oleh manajer dan teman sekerja lain dalam tim kerja adalah : kejujuran, keberanian, integritas, mental berlimpah, dan kesabaran dalam mewujudkan visi. - Kejujuran adalah kemampuan orang untuk mengatakan suatu kenyataan sebagaimana adanya.

35 - Keberanian adalah keteguhan hati seseorang dalam mempertahankan pendirian, keyakinan, prinsip, dan visinya. - Integritas adalah kemampuan orang untuk mewujudkan apa yang telah diucapkan atau dijanjikan oleh orang tersebut menjadi suatu kenyataan. - Mental berlimpah adalah kemampuan jiwa seseorang dalam menerima keberhasilan, kelebihan, keberuntungan, penghargaan yang diperoleh orang lain. - Kesabaran dalam mewujudkan visi merupakan nilai yang perlu dijunjung tinggi oleh karyawan. Kesabaran adalah kekuatan hati orang untuk menerima kelainan yang terjadi terhadap dirinya dalam jangka waktu panjang. PERWUJUDAN MINDSET PEMBERDAYAAN KARYAWAN KE DALAM SPPM Mindset pemberdayaan karyawan berdampak besar terhadap SPPM. Mindset ini diwujudkan ke dalam dua komponen SPPM : 1. Struktur pengendalian manajemen 2. Proses SPPM Perwujudan mindset pemberdayaan karyawan diwujudkan dalam struktur SPPM berikut ini : 1. Organisasi masa depan 2. Pengelolaan knowledged workers. Organisasi Masa Depan Terdapat empat perubahan organisasi masa depan yang dilandasi oleh Mindset pemberdayaan karyawan : 1. Struktur organisasi menjadi datar 2. Kembalinya fungsi dasar organisasi sebagai destabilizer 3. Deskripsi jabatan menjadi tidak diperlukan 4. Berkembangnya jejaring organisasi untuk memenuhi kebutuhan customers yang semakin kompleks.

36 Perwujudan Mindset Pemberdayaan Karyawan Ke dalam Proses Sppm - Pergeseran Pengelolaan Dari Financial Assets Leverage ke Human Assets Leverage. Keunggulan organisasi tidak dapat diperoleh melalui Financial Assets Leverage, karena Financial Assets bukan merupakan faktor yang dapat menjadikan perusahaan berbeda dari pesaing. Kemampuan sumber daya manusia dalam menerapkan pengetahuanlah yang mampu menjadikan perusahaan unggul dari pesaing. Karyawan bertanggung jawab atas kinerja pengetahuan, oleh karena itu, kualitas karyawan merupakan penentu produktivitas pengetahuan untuk memproduksi produk dan jasa bagi kepuasan kebutuhan customers.

37 BAB 8 CROSS FUNCTIONAL MINDSET Cross functional approach merupakan pendekatan baru untuk membangun struktur organisasi lintas fungsional. (Cross functional organization) yang memungkinkan tim lintas fungsional (Cross functional team) memenuhi tuntutan lingkungan bisnis global. Cross functional mindset adalah sikap mental yang cocok bagi pekerja yang bekerja dalam organisasi lintas fungsional. Di samping itu, Cross functional mindset merupakan mindset yang cocok dalam mewujudkan SPPM untuk menghadapi lingkungan bisnis global. MENGAPA DIBUTUHKAN CROSS FUNCTIONAL MINDSET Ada dua faktor yang menyebabkan dibutuhkannya cross functional team : 1. Perlunya organisasi berorientasi ke sistem 2. Anggapan bahwa organisasi adalah suatu sistem TIM Definisi tim. Tim adalah kumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing yang bersifat saling melengkapi, bekerja sama untk mewujudkan tujuan tertentu bersama. Tujuan tim. Tim dibentuk untuk mewujudkan tujuan tertentu. Ada tim yang dibentuk untuk pengembangan produk, pengembangan sistem, improvement terhadap kualitas, penyelesaian masalah, atau perekayasaan kembali sistem yang digunakan untuk melayani customer. Masa kerja tim. Masa kerja tim dapat dibagi menjadi dua : sementara, dan permanen. Tim yang memiliki masa kerja permanen adalah tim yang dibangun sebagai bagian permanen dari struktur organisasi perusahaan. Tim sementara adalah tim yang dibentuk untuk mewujudkan tujuan- tujuan jangka pendek, dan akan segera dibubarkan begitu tujuan tim sudah tercapai.

EMPLOYEE EMPOWERMENT

EMPLOYEE EMPOWERMENT PEMBERDAYAAN KARYAWAN (EMPLOYEE EMPOWERMENT) DAN CROSS-FUNCTIONAL MINDSET EMPLOYEE EMPOWERMENT Pemberdayaan karyawan (employee empowerment) merupakan tren pengelolaan modal manusia di dalam organisasi

Lebih terperinci

Misi dan visi organisasi SPM merupakan sistem perencanaan kegiatan SPM merupakan sistem implementasi dan pengendalian pelaksanaan rencana kegiatan

Misi dan visi organisasi SPM merupakan sistem perencanaan kegiatan SPM merupakan sistem implementasi dan pengendalian pelaksanaan rencana kegiatan 1 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (SPM) berpikir melalui masalah bisnis (Think Through the Business Problem) dan menganalisis berdasarkan fakta/ data bisnis (analyze with business data) Suatu sistem yang

Lebih terperinci

MAKALAH KARASTERISTIK LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL DAN PERGESERAN PARADIGMA MANAJEMEN

MAKALAH KARASTERISTIK LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL DAN PERGESERAN PARADIGMA MANAJEMEN MAKALAH KARASTERISTIK LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL DAN PERGESERAN PARADIGMA MANAJEMEN Disusun Oleh: NURUDIN HANIF 09.401.031 HATIRA 09.401.097 PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Oleh Drs. Lukmanul Hakim, M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang

KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Oleh Drs. Lukmanul Hakim, M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang 65 KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Oleh Drs. Lukmanul Hakim, M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang ABSTRAK Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA

PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS Organisasi Nirbatas Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki

Lebih terperinci

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada mulyadiugm@gmail.com Jogjakarta, September 2013 2 1. Opening remark 2. Latar belakang 3. Konsep pemberdayaan karyawan 4. Paradigma pemberdayaan karyawan 5. Mindset

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN CROSS FUNCTIONAL ORGANIZATION

STRUKTUR ORGANISASI DAN CROSS FUNCTIONAL ORGANIZATION STRUKTUR ORGANISASI DAN CROSS FUNCTIONAL ORGANIZATION STRUKTUR ORGANISASI Organisasi pada hakikatnya adalah sekelompok orang yang memliki saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, yang secara bersama-sama

Lebih terperinci

Oleh: B.C. Harganto. Cara dokter asing masuk ke Indonesia dapat melalui beberapa jalan yaitu :

Oleh: B.C. Harganto. Cara dokter asing masuk ke Indonesia dapat melalui beberapa jalan yaitu : Kemampuan SIMRS Terpadu Perdhaki dalam meningkatkan posisi tawar Rumah Sakit Dalam pelayanan penderita, pemasok, dokter praktek dan karyawan rumah sakit. Pendahuluan Oleh: B.C. Harganto Globalisasi ekonomi

Lebih terperinci

RERANGKA PENDESAINAN STRUKTUR SISTEM PERENCANAAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

RERANGKA PENDESAINAN STRUKTUR SISTEM PERENCANAAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI RERANGKA PENDESAINAN STRUKTUR SISTEM PERENCANAAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI Tujuan Memperlihatkan komponen yang ada pada struktur SPPM, menjelaskan pendekatan fungsional hierarkis dan

Lebih terperinci

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada mulyadiugm@gmail.com Jogjakarta, September 2013 1. Opening remark 2. Why quantum leap? 3. Problem solving mindset 4. Konsep opportunity mindset 5. Beda karakteristik

Lebih terperinci

CROSS-FUNCTIONAL MINDSET. Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

CROSS-FUNCTIONAL MINDSET. Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada CROSS-FUNCTIONAL MINDSET Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada mulyadiugm@gmail.com Jogjakarta, September 2013 BUTIR PENTING 1. Opening remark 2. Latar belakang 3. Konsep Tim 4. Konsep tim lintas fungsional

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (MANAGEMENT CONTROL SYSTEM)

KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (MANAGEMENT CONTROL SYSTEM) Kerangka Konseptual Pendesainan Sistem Pengendalian Manajemen 209 KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (MANAGEMENT CONTROL SYSTEM) Primsa Bangun Fakultas Ekonomi Universitas Kristen

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 24 Balanced Scorecard untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Hardani Widhiastuti Kita kini berada pada ambang globalisasi dunia, yang mau tidak

Lebih terperinci

MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT 1 MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT 2 The method used to manage business process will be a major factor in determining the survival of corporation in the coming decade (Noland D. Archibald) 3 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERUMUSAN STRATEGI DALAM SISTEM MANAJEMEN STRATEGIK. Edi Purwanto STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK

PENTINGNYA PERUMUSAN STRATEGI DALAM SISTEM MANAJEMEN STRATEGIK. Edi Purwanto STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK PENTINGNYA PERUMUSAN STRATEGI DALAM SISTEM MANAJEMEN STRATEGIK Edi Purwanto STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK Lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen menyebabkan kompleksnya masa depan, menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Quality Management (TQM) 2.1.1 Definisi Total Quality Management (TQM) Menurut Gaspersz (2001) Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village). Produk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan...

Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan... BAB 1 MENGAPA LEAN? Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan... Sekarang ini banyak pemimpin perusahaan mengalami kesulitan dalam merubah budaya organisasinya, tepatnya

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya menurut Supriyono (2000:16) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ACTIVITY BASED BUDGETING

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ACTIVITY BASED BUDGETING SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ACTIVITY BASED BUDGETING Penyusunan program Penyusunan program adalah proses penentuan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1 Materi 11 STRUKTUR ORGANISASI deden08m.com 1 LIMA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL 1. Struktur Organisasi Sederhana (Simple Organizational Structure) 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perbaikan diri secara terus menerus (Continous Improvement).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perbaikan diri secara terus menerus (Continous Improvement). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian saat ini yang kurang stabil, ada kecenderungan terjadi perubahan harga dari tahun ke tahun yang memberikan dampak terhadap lingkungan

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : ) RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN BISNIS SEBAGAI ALTERNATIF STRATEGI DALAM RANGKA MEMPERKUAT IDENTITAS KOPERASI Adenk Sudarwanto Dosen Tetap STIE Semarang Abstraksi Kelangsungan hidup koperasi tergantung dari

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

Sport and Business Analogy

Sport and Business Analogy Lecture 1 and 2 Road to Achieve the Best Practice 1. Sport and Business Analogy 2. Right or Wrong Statements 3. What is World Class Company? 4. Strategies to Become WCC 5. Characteristics of Excellence

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik Makalah Akuntasi Sektor Publik Akuntansi Manajemen Sektor Publik Disusun oleh: Sinta Okta Irma (14043022) Suci Ardiryanti (14043024) UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS EKONOMI 2015 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen. Produsen. Mengubah Paradigma

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen. Produsen. Mengubah Paradigma AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen Era Pasar Global Daya Saing Customer memegang kendali Produsen Mengubah Paradigma Paradigma

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG,

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG, PENGANTAR PEMASARAN PERKEMBANGAN KONSEP PEMASARAN Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG, 2010 PERBEDAAN PEMASARAN VS PENJUALAN (Paul N Bloom & Louise

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen Era Pasar Global Daya Saing Customer memegang kendali Produsen Mengubah Paradigma Paradigma

Lebih terperinci

REVOLUSI MANAJEMEN. Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

REVOLUSI MANAJEMEN. Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada REVOLUSI MANAJEMEN Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada mulyadiugm@gmail.com Jogjakarta, September 2013 BUTIR-BUTIR PENTING 1. Opening remark 2. Berada di jaman apa kita sekarang? 3. Rerangka pembangunan

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan proses dalam organisasi 1. Strategi proses dalam organisasi 2. Keputusan proses dasar 3. Strategi

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA - 1 - MANAJEMEN BIAYA MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI Pokok Bahasan:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut mampu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut mampu untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi saat ini sering terjadi perubahan-perubahan yang sangat yang sangat cepat, konstan, pesat, serentak, dan radikal hal ini menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kinerja bursa saham secara tidak langsung mempengaruhi kemajuan perekonomian nasional. Pasar modal kini memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, baik

Lebih terperinci

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS 13 BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS II.1. Activity Based Management II.1.1. Definisi Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization) maupun organisasi nirlaba (non profit oriented organization) mempunyai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI PENDAHULUAN Model organisasi birokratis diperkenalkan pertama kali oleh Max Weber. Dia membahas peran organisasi dalam suatu masyarakat dan mencoba menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja Balanced Scorecard: Konsep, Evolusi Perkembangan dan Dampaknya Terhadap Dunia

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk strategi bisnis, tetapi merupakan penyebab

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI Pengorganisasian Pengorganisasian (organizing) adalah suatu proses mengatur SDM dan sumber daya lainnya dalam menjalankan strategi perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keadaan perekonomian dunia sudah memasuki era globalisasi, dimana sangat dirasakan persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya sangat

Lebih terperinci

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI Peran/posisi SIA dalam Proses Bisnis SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Kebijakan, Prosedur, Dokumentasi, Pengolahan/Transmisi Data, Pelaporan, Teknologi Informasi, SDM) SIA dirancang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN & LINGKUNGAN BISNIS. Prepared by Yuli Kurniawati

AKUNTANSI MANAJEMEN & LINGKUNGAN BISNIS. Prepared by Yuli Kurniawati AKUNTANSI MANAJEMEN & LINGKUNGAN BISNIS Prepared by Yuli Kurniawati TYPE AKUNTANSI Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Suatu tipe Informasi Akuntansi Manajemen Suatu tipe akuntansi DEFINISI AKUNTANSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jatuhnya nilai rupiah beberapa tahun belakangan ini menjadi hal kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang dinamis akan selalu meningkatkan produktivitasnya melalui konsistensi menghasilkan kinerja terbaik serta mempertahankan hal yang menjadi keunggulan

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi industri menuju era revolusi informasi dan komunikasi. Era revolusi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd

KEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd KEPEMIMPINAN OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd Apa itu Kepemimpinan? Suatu kemampuan untuk berproses dari seseorang untuk dapat membawakan tujuan dari kelompok yang dipimpinnya. Profil Pemimpin Tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci

TREN PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAGERIAL SKILL DAN PENDIDIKAN MANAJEMEN

TREN PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAGERIAL SKILL DAN PENDIDIKAN MANAJEMEN TREN PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAGERIAL SKILL DAN PENDIDIKAN MANAJEMEN Mulyadi Universitas Gadjah Mada mulyadiugm@gmail.com BUTIR PENTING 1. Opening remark 2. Framework pembahasan

Lebih terperinci

11. STRUKTUR ORGANISASI

11. STRUKTUR ORGANISASI 1 11. STRUKTUR ORGANISASI Dosen: Prof Ir Rudy C Tarumingkeng, PhD Fungsi organisasi adalah mengembangkan strategi pencapaian keunggulan kompetitif dengan penciptaan nilai, melalui peningkatan: efisiensi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Budaya Organisasi Organisasi telah ada sejak ratusan tahun lalu dimuka bumi, tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan asal muasal terjadinya organisasi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN AUDIT ORGANISASI PEMASARAN Pemasaran pada dasarnya adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

Minggu 3: Manajemen Modern

Minggu 3: Manajemen Modern Minggu 3: Manajemen Modern TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran Mempelajari dasar-dasar yang menjadi pemikiran manajemen moderen Mengetahui arah pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah kompetitior asing dan dalam negeri, organisasi diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan saat ini dapat dikatakan bahwa pada jaman sekarang perubahan sangat cepat terjadi, dimulai dari kemajuan teknologi, sistem perdagangan globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perubahan zaman yang begitu cepat, setiap instansi / perusahaan otomatis harus siap menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan akan sulit untuk dapat bersaing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

7 SUMBER DAYA MANUSIA

7 SUMBER DAYA MANUSIA 7 SUMBER DAYA MANUSIA Dalam implementasi manajemen sumber daya manusia, kami menerapkan budaya sharing session sebagai bentuk aktivitas mempertajam nilai organisasi Perseroan. Pencapaian positif dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci