3 METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Deddy Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Gambar 3). 3.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah (Gambar 4): 1) Pengumpulan data ikan karang di Taman Nasional Karimunjawa dengan menggunakan metode underwater visual sensus untuk menghitung rata-rata biomassa ikan dan menentukan maximum sustainablity yield (MSY); 2) Pengumpulan data hasil tangkapan nelayan untuk perhitungan hasil tangkapan, upaya penangkapan, catch per unit effort (CPUE), analisis indeks musim hasil tangkapan dan alokasi penangkapan, keanekaragaman hasil tangkapan, trophic level tahunan; 3) Pengumpulan data sosial ekonomi melalui wawancara dan diskusi terarah untuk mengetahui strategi operasi penangkapan dan strategi adaptasi nelayan terhadap perubahan hasil tangkapan.
2 Gambar 3 Peta lokasi penelitian di Taman Nasional Karimunjawa. 16
3 17 Mulai Pengumpulan data ikan karang Penghitungan Biomassa Penghitungan MSY Pengumpulan data hasil tangkapan nelayan Dinamika hasil tangkapan dan upaya penangkapan Perhitungan CPUE Indeks musim Wawancara dan diskusi terarah Strategi operasi penangkapan Strategi adaptasi Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian.
4 Alat dan Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan 3 metode penelitian yaitu metode sensus visual ikan karang untuk mendapatkan data biomasa ikan karang, monitoring hasil tangkapan nelayan untuk mendapatkan data jenis ikan, jumlah trip, jenis alat tangkap, lokasi penangkapan, harga ikan dan hasil tangkapan, dan metode wawancara dan diskusi untuk mendapatkan informasi sosial ekonomi. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data, metode, alat dan bahan penelitian No. Jenis Data Metode Alat dan Bahan 1 - Jenis, jumlah dan ukuran ikan karang. 2 - Jumlah trip, lokasi penangkapan dan hasil tangkapan masing-masing alat tangkap. - Jenis ikan dan hasil tangkapan. - Harga ikan. 3 - Strategi operasi dan adaptasi: pilihan pekerjaan, jenis alat tangkap, lokasi, jumlah trip, biaya operasi, harga ikan, cuaca. Sensus visual ikan karang. Monitoring hasil tangkapan nelayan. Wawancara dan diskusi terarah Perahu, alat selam, roll meter, format isian data dan alat tulis. Form data monitoring hasil tangkapan dan alat tulis. Kuisioner dan alat tulis. 3.4 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan mulai Bulan Mei hingga Desember Tahapan yang dilakukan adalah persiapan pengambilan data pada Bulan Mei 2011, pengumpulan data ikan karang pada Juni 2011, wawancara dan diskusi terarah pada Bulan Oktober Pengumpulan data hasil tangkapan tahun pada Bulan Desember Beberapa data yang telah dikumpulkan pada penelitian pendahuluan pada tahun 2005, 2006, 2007 dan 2009 untuk data sensus visual ikan karang, sedangkan pada tahun 2008 tidak dilakukan monitoring
5 19 ekologi ikan karang, dikarenakan pada tiga tahun sebelumnya tidak ada perbedaan yang signifikan antar tahun. 3.5 Metode Pengumpulan Data Sensus visual ikan karang Sensus visual ikan karang merupakan cara untuk mengidentifikasi dan mencatat ikan karang yang diamati pada satuan luas terumbu karang. Struktur kelas ukuran ikan dan estimasi biomassa dihitung dengan mencatat ukuran dan frekuensi ikan dari tiap spesies ikan sepanjang dua transek 50 meter sepanjang terumbu karang di tiap lokasi pada 2 kedalaman yaitu antara 2-3 meter dan 7-8 meter. Transek memiliki lebar 2 meter untuk ikan dengan ukuran kurang dari 10 cm dan 5 meter untuk ikan dengan ukuran lebih besar dari 10 cm. Ukuran kelas yang dicatat menggunakan selang 5 cm untuk semua kelas dari 0-5 cm sampai dengan cm dan 40+cm (Gambar 5). 2.5 m 1 m Ukuran ikan >10cm Ukuran ikan <10cm 50 m 50 m Gambar 5 Survei biomasa ikan karang dengan menggunakan transek sabuk (modifikasi dari Marnane et al. 2004) Monitoring hasil tangkapan Data hasil tangkapan nelayan berasal dari daerah pendaratan ikan di Desa Karimunjawa, lokasi ini dipilih karena lokasi ini merupakan tempat pendaratan ikan dengan alat tangkap paling bervariasi dan lebih dari 50% hasil tangkapan ikan di Kepulauan Karimunjawa didaratakan di Desa Karimunjawa (Mukminin et al. 2006). Pengambilan data contoh (sampling) dilakukan selama 15 hari setiap bulan sepanjang tahun 2010 dan Data yang dikumpulkan berupa jumlah hasil tangkapan (kg), jenis ikan, famili, lokasi penangkapan, jenis alat tangkap, biaya operasional dan harga ikan per kilogram.
6 Wawancara dan diskusi terarah Penentuan responden menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan responden yang dilakukan secara sengaja dengan menggunakan kriteria tertentu. Responden pada penelitian ini dipilih nelayan Kepulauan Karimunjawa yang telah melaut selama 5 tahun atau lebih. Informasi yang diterima dari responden diperoleh melalui wawancara mendalam dan diskusi terarah secara individual disertai pengisian kuisioner. 3.6 Analisis Data Dinamika sumberdaya ikan Biomassa ikan karang Persamaan panjang-berat digunakan untuk mengestimasi berat ikan berdasarkan panjang ikan, titik tengah dari tiap kategori panjang (cm) ikan di tiap lokasi di konversi menjadi berat (kg) menggunakan index panjang-berat untuk masing-masing spesies dari famili yang didapat dari FISHBASE 2000 (Froese and Pauly 2000), persamaan yang dipakai dalam perhitungan berat ikan (Pauly 1984) adalah: W = a L Keterangan; b... (1) W : Berat ikan per spesies (kg), L : Panjang total per spesies (cm) a, b : Index spesifik spesies Biomassa per hektar karang (kg ha -1 ) diperoleh dengan mengkonversi luasan karang dari belt transect (250 m 2 untuk ukuran ikan > 10 cm dan 100 m 2 untuk ukuran ikan < 10cm) menjadi hektar (1 ha = m 2 ) sehingga jumlah individu ikan yang tercatat pada belt transect dikalikan dengan 40 untuk ukuran ikan > 10 cm dan dikalikan 100 untuk ukuran ikan < 10cm dan kelompok trofik ikan bersumber dari FishBase 2000 (Froese and Pauly 2000) Maximum sustainable yield Penghitungan maximum sustainable yield (MSY) didasarkan pada persamaan sebagai berikut (Garcia et al. 1989):
7 21 MSY 2 BM 2M F = (2) Keterangan; B : Biomassa rata-rata M : Kematian alamiah (natural mortality) F : Kematian akibat tangkapan (fishing mortality). Penghitungan potensi hasil tangkapan (potential yield) digunakan persamaan sebagai berikut (Samoilys 1997): Y = F B...(3) Keterangan; Y : Hasil tangkapan tahunan F : Kematian akibat penangkapan B : Biomassa rata-rata Untuk menentukan nilai mortalitas alami (M) digunakan persamaan sebagai berikut (Pauly 1980): Log (M) = log (L ) log (k) log (T)....(4) L : Panjang infinity K : Konstanta pertumbuhan von Bertalanffy T : Suhu rata-rata perairan Nilai L, dan K masing-masing ikan diperoleh dari FISHBASE (Froese and Pauly 2000). Nilai T didapatkan dari data yang dipublikasikan oleh NOAA NESDIS COASTWATCH ( Mortalitas penangkapan (F) dapat diperoleh dari persamaan tingkat eksploitasi: F E = (5) F + M Keterangan; E : Tingkat eksploitasi F : Kematian akibat tangkapan (fishing mortality) M : Kematian alamiah (natural mortality).
8 22 Perhitungan mortalitas penangkapan dengan menggunakan nilai tingkat ekploitasi (E) = 0,5 untuk mewakili tingkat eksploitasi tinggi dan E = 0,1 untuk mewakili tingkat eksploitasi rendah (Samoilys 1997). Lebih lanjut Samoilys (1997) menyatakan bahwa E=0,5 terjadi ketika mortalitas alamai sama dengan mortalitas penangkapan dan dipercaya melebihi perkiraan MSY dan pada kenyataannya E optimum terjadi pada E mendekati 0, Trophic level Analisis trophic level atau jenjang rantai makanan digunakan untuk melihat dampak penangkapan terhadap komunitas ikan karang. Data trophic level untuk setiap famili diperoleh dari FISHBASE (Frose and Pauly 2000). Estimasi trophic level untuk setiap famili berdasarkan komposisi makanan, dimana trophic level setiap spesies digunakan untuk menghitung rata-rata trophic level setiap famili. Rata-rata trophic level hasil tangkapan pada setiap alat tangkap dihitung dengan rumus sebagai berikut (McClanahan and Mangi 2004): TL k = m i = 1 Y ik Y TL ik.. (6) TL k Y ik TL : Trophic level hasil tangkapan pada setiap alat tangkap : Hasil tangkapan spesies ke-i pada alat tangkap ke-k : Trophic level spesies ke-i untuk ke-m spesies ikan Dinamika upaya penangkapan Analisis catch per unit effort Untuk mengetahui hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan (catch per unit effort) menggunakan persamaan Sparre and Venema (1999) yaitu: Catch CPUE = Effort (7) CPUE : Catch per unit effort (tangkapan per satuan upaya) Catch : Jumlah hasil tangkapan (kg) Effort : Jumlah upaya penangkapan (trip)
9 Pendugaan fishing power index Perikanan di daerah tropis seperti di Indonesia dicirikan oleh keberagaman spesies (multi-spesies) dan keberagaman alat tangkap (multi-gear), maka perlu dilakukan standarisasi alat tangkap. Metode standarisasi alat tangkap yang digunakan adalah metode langsung seperti yang diusulkan oleh Robson (1966) dan Gulland (1983) yang dikutip oleh Wiyono (2001). Metode ini bekerja berdasarkan konsep daya tangkap relatif. Jika dua kapal melakukan penangkapan terhadap sumberdaya yang sama dan dalam kondisi yang sama, maka daya tangkap relatif kapal ke-i relatif terhadap kapal standard adalah: CPUEi FPI = CPUEs (8) FPI : Fishing Power Index CPUEi : CPUE alat tangkap ke-i CPUEs : CPUE alat tangkap standar Untuk membuat model surplus produksi, maka effort dan CPUE perlu distandarisasi. Formula untuk menghitung effort standar: n Estd = i = 1 FPIi * Efforti.....(9) Estd : Effort standar (gabungan dari berbagai macam alat tangkap) FPIi : Fishing power index dari alat ke-i Effort i : Upaya tangkap dari alat ke-i Sedangkan untuk menghitung CPUE standar menggunakan persamaan: CPUEstd = Catch( total ) * Estd...(10) CPUEstd : CPUE standar Catch (total) : Hasil tangkapan total pada tahun ke-i Estd : Effort standar
10 Indeks musim penangkapan Untuk mengetahui dinamika musiman digunakan indeks musim penangkapan, data yang digunakan adalah data CPUE untuk indek musim alokasi alat tangkap dan data hasil tangkapan (kg) untuk menentukan indek musim jenis ikan. Menurut Dajan (1983) dalam Chodriyah (2009) menyatakan bahwa data deret waktu terdiri dari komponen-komponen trend sekuler, variasi musim, variasi siklik dan random. Fluktuasi yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh variasi musim saja tetapi trend sekuler, variasi siklik dan variasi random juga berpengaruh terhadap data deret waktu. Untuk memperoleh gamabaran yang nyata tentang variasi musim, maka trend sekuler, variasi siklik dan variasi randon hasus diisolasi dari datat deret waktu yang bersangkutan. Metode yang digunakan untuk mengisolasi fluktuasi yang disebabkan oleh trend sekuler, variasi siklik dan variasi random tersebut adalah metode rata-rata bergerak (moving average). Dasar untuk menyususn indeks musim penangkapan (IMP) adalah dengan menggunakan rata-rata bergerak. Langkah-langkah perhitungan rasio rata-rata bergerak yang dikembangkan oleh Dajan (1983) yang dimodifikasi oleh Wiyono (2001) adalah sebagai berikut : 1) Menyusun deret waktu CPUE Bulan Januari 2010-Desember 2011 yaitu: Yi=CPUEi i : 1, 2, 3,, n; Yi : CPUE ke-i... (11) 2) Menyusun rata-rata bergerak CPUE 6 bulanan (RG) i 6 i = i 4 RGi = Yi i : 4, 5, 6,..,n-3....(12) 3) Menyusun rata-rata bergerak CPUE terpusat (RGP) i 6 i = i 4 RGPi = RGi i: 4, 5, 6,, n-3... (13) 4) Menghitung rasio rata-rata untuk tiap bulan (Rb) Yi Rb = x100 % RGPi i: bulan 1, 2, 3,, (14) 5) Menyusun nilai rata-rata dalam satu matrik berukuran j*i yang disusun untuk setiap bulan dimulai Bulan Juli-Juni, kemudian menghitung ratarata/variasi musim dan selanjutnya menghitung indeks musim penangkapan.
11 25 i. Rasio rata-rata untuk bulan ke-i (RRB) ii. 1 RRB i = n n j = 1 RBij Jumlah rasio rata-rata bulanan (JRRB) j:1, 2, 3,, (15) JRRB = 12 i= 1 RRBi i: 1, 2, 3,, (16) iii. Indeks Musim Penangkapan Karena jumlah rasio rata-rata bulanan (JRRB) tidak selalu sama dengan 1200 maka nilai rasio rata-rata bulanan harus dikoreksi dengan satu faktor koreksi (FK) 1200 FK = JRRB.....(17) Selanjutnaya indeks musim penangkapan (IMP) dihitung dengan persamaan: IMP = RRBi* FK i: 1, 2, 3,, (18) Penentuan pola musim pennagkapan dengan metode rata-rata bergerak mempunyai keuntungan yaitu dapat mengisolasi fluktuasi musiman sehingga dapat menentukan saat yang tepat untuk melakukan penangkapan ikan. Keuntungan lainnya dalah dapat menghilangkan kecenderungan yang bias dijumpai pada deret waktu (time series). Menurut Wiyono et al. (2006) menyatakan bahwa IMP dinyatakan sebagai persentase untuk perbandingan dari musim ikan dan musim penangkapan. Indeks >100% untuk bulan tertentu berarti bahwa bulan tersebut memiliki hasil tangkapan atau jumlah upaya penangkapan yang lebih tinggi dibandingkan bulan rata-rata. Panjang musim setiap jenis ikan dan alat tangkap ditentukan oleh nilai consecutive seasonal index (CSI). Jika jumlah CSI 100 mendekati 12 menunjukkan penangkapan spesies target atau alokasi alat tangkap memiliki musiman sedikit. Jika nilai dekat dengan 1 menunjukkan musim pada spesies target atau penggunaan alat tangkap Selektivitas alat tangkap Analisis selektivitas alat tangkap dijelaskan melalui indek keanekaragaman spesies hasil tangkapan dengan menggunakan indeks Shannon (H ) dan indeks dominansi Simpson (C), menurut Wiyono et al. (2006) menjelaskan bahwa indeks
12 26 Shannon merupakan indeks yang digunakan untuk menjelaskan selektivitas alat tangkap terkait dinamika musim penangkapan untuk target spesies. Nilai indeks keanekaragaman yang tinggi mengindikasikan bahwa alat tangkap memiliki tingkat selektivitas yang rendah. Sebaliknya nilai indeks keanekaragaman yang rendah mengindikasikan bahwa alat tangkap memiliki tingkat selektivitas yang tinggi sehingga hasil tangkapan yang didaratkan didominasi oleh satu atau beberapa spesies. Indeks Shannon (Maguran 1988) dalam Wiyono et al. (2006) dihitung dengan rumus sebagai berikut : H' = s i= 1 pi ln pi ni ; Pi = (19) N H : Indeks keanekaragaman Shannon Pi ni N S : Proporsi spesies yang tertangkap ke-i; i=1,2,3,,n : Jumlah individu spesies yang tertangkap ke-i; i=1,2,3,,n : Total spesies yang tertangkap : Jumlah spesies Kriteria nilai indeks keanekaragaman Shannon (Wiyono et al. 2006): H 0 : Keanekaragaman rendah; selektivitas alat tangkap tinggi H >0,1 : Keanekaragaman tinggi; selektivitas alat tangkap rendah Indeks dominansi Simpson (Odum, 1996 dalam Wiyono, 2009) dihitung dengan rumus: C = s i= 1 ni N 2...(20) C : Indeks dominansi ni : Jumlah individu spesies yang tertangkap N : Jumlah total spesies yang tertangkap Kriteria nilai indeks Dominansi Simpson : C<0,5 : Dominansi spesies hasil tangkapan rendah C 0,5 : Dominansi spesies hasil tangkapan tinggi
13 Strategi operasi penangkapan ikan Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi operasi penangkapan ikan seperti stok sumberdaya ikan, biaya operasional, harga ikan, dan kondisi cuaca. serta untuk mengetahui pola pengoperasian alat tangkap Strategi adaptasi nelayan Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan strategi adaptasi nelayan jika dihadapkan pada skenario penurunan hasil tangkapan sebesar 20% dan 50%. Respon nelayan dibagi kedalam tiga kategori yaitu tetap mencari ikan seperti biasa (continue), melakukan adaptasi cara penangkapan (adapt) dan ganti pekerjaan (exit). Kategori adaptasi terdiri dari respon nelayan seperti lebih sering melaut, mengurangi frekuensi melaut, pindah lokasi penangkapan dan ganti alat tangkap (Cinner et al. 2008) Analisis statistika Analisis ragam satu arah digunakan untuk mengetahui perbedaan biomassa ikan antar tahun pengamatan dengan bantuan software SYSTAT 10.2 dan analisis kluster digunakan untuk mengetahui kompetisi antar alat tangkap dengan menggunakan software STATISTICA 8.
3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.
3 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Juli 009 di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar - Perairan Selat Bali, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Perairan Selat Bali terletak
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN
3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dibagi dalam 2 tahapan berdasarkan waktu kegiatan, yaitu : (1) Pelaksanaan penelitian lapangan selama 2 bulan (September- Oktober
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai bulan Februari 2012 dengan interval waktu pengambilan sampel 1 bulan. Penelitian dilakukan di Pelabuhan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer
METODE PENELITIAN 108 Kerangka Pemikiran Agar pengelolaan sumber daya udang jerbung bisa dikelola secara berkelanjutan, dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah perhitungan untuk mengetahui: 1.
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
14 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April tahun 2012. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan April tahun 2012 sedangkan
Lebih terperinciGambar 5. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
3 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Weh, Kota Sabang, Nangroe Aceh Darussalam (Lampiran 1). Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah (Gambar 5): 1) Memetakan alat tangkap yang dioperasikan
Lebih terperinci3. BAHAN DAN METODE. Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian (Dinas Hidro-Oseanografi 2004)
24 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini mengikuti penelitian bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan (MSPi) dan dilaksanakan selama periode bulan Maret 2011 hingga Oktober
Lebih terperinci3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004)
3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan dari bulan Maret 2011 hingga Oktober 2011 dengan mengikuti penelitian bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
23 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Weh (Provinsi Aceh) dengan fokus utama pelaksanaan penelitian dilakukan di Desa Beurawang yang merupakan pusat kegiatan
Lebih terperinci3.1. Waktu dan Tempat
3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2008, Adapun lingkup wilayah penelitian di Bengkalis dengan mengambil beberapa desa sampel yaitu : Meskom, Pambang,
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian
21 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan dan pengumpulan data di lapangan dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan April 2009. Penelitian dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu,
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Semak Daun merupakan salah satu pulau yang berada di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Pulau ini memiliki daratan seluas 0,5 ha yang dikelilingi
Lebih terperinci3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.
31 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data untuk kebutuhan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 hingga Mei 2011 bertempat di Sibolga Propinsi Sumatera Utara (Gambar 3).
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemetaan Partisipatif Daerah Penangkapan Ikan kurisi dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring rampus. Kapal dengan alat tangkap cantrang memiliki
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai dinamika stok ikan peperek (Leiognathus spp.) dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi
Lebih terperinciFLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU
FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU Helisha Damayanti 1), Arthur Brown 2), T. Ersti Yulika Sari 3) Email : helishadamayanti@gmail.com
Lebih terperinciGambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu
24 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 yang meliputi: observasi lapang, wawancara, dan pengumpulan data sekuder dari Dinas
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan sekitar Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu. Pulau Semak Daun terletak di sebelah utara Pulau Panggang dan Pulau Karya
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Ada beberapa data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data angin serta
Lebih terperinciVII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan
VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali didasarkan atas kelompok ikan Pelagis Kecil, Pelagis Besar, Demersal
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
6 0'0"S 6 0'0"S 6 0'0"S 5 55'0"S 5 50'0"S 28 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada Maret 2011. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah perairan Kepulauan Karimunjawa. Secara geografis lokasi penelitian terletak antara 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan
Lebih terperinciAnalisis Tangkapan Lestari dan Pola Musim Penangkapan Cumi-Cumi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat-Bangka
26 D Rosalina et al. / Maspari Journal 02 (2011) 26-38 Maspari Journal 02 (2011) 26-38 http://masparijournal.blogspot.com Analisis Tangkapan Lestari dan Pola Musim Penangkapan Cumi-Cumi di Pelabuhan Perikanan
Lebih terperinciPendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production
Praktikum m.k. Daerah Penangkapan Ikan Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production Julia E. Astarini Dept. PSP FPIK IPB 2010 Stok ikan : angka yang menggambarkan suatu nilai dugaan besarnya biomas
Lebih terperinciPOTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA
Prosiding Seminar Antarabangsa Ke 8: Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Persekitaran 2015 7 POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN
Lebih terperinciGambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Wilayah Sebaran Penangkapan Nelayan Labuan termasuk nelayan kecil yang masih melakukan penangkapan ikan khususnya ikan kuniran dengan cara tradisional dan sangat tergantung pada
Lebih terperinciGambar 5 Peta daerah penangkapan ikan kurisi (Sumber: Dikutip dari Dinas Hidro Oseanografi 2004).
24 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011. Lokasi penelitian berada di Selat Sunda, sedangkan pengumpulan data dilakukan
Lebih terperinci5 HASIL 5.1 Kandungan Klorofil-a di Perairan Sibolga
29 5 HASIL 5.1 Kandungan Klorofil-a di Perairan Sibolga Kandungan klorofil-a setiap bulannya pada tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Lampiran 3, konsentrasi klorofil-a di perairan berkisar 0,26 sampai
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.
14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di PPI Labuan, Provinsi Banten. Ikan contoh yang diperoleh dari PPI Labuan merupakan hasil tangkapan nelayan disekitar perairan Selat
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE. KAWASAN TITIK STASIUN SPOT PENYELAMAN 1 Deudap * 2 Lamteng * 3 Lapeng 4 Leun Balee 1* PULAU ACEH
19 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian di laksanakan pada bulan Februari Maret 2011 yang berlokasi di perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh. Survei kondisi terumbu karang dan ikan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
25 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi umum perairan Teluk Banten Perairan Karangantu berada di sekitar Teluk Banten yang secara geografis terletak pada 5 0 49 45 LS sampai dengan 6 0 02
Lebih terperincispesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).
7 spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974). Ikan kembung lelaki terdiri atas ikan-ikan jantan dan betina, dengan
Lebih terperinci5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL
5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL 5.1 Pendahuluan Pemanfaatan yang lestari adalah pemanfaatan sumberdaya perikanan pada kondisi yang berimbang, yaitu tingkat pemanfaatannya
Lebih terperinciEx-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-
CpUE Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX- By. Ledhyane Ika Harlyan 0.400 0.350 0.300 0.250 0.200 0.150 0.100 0.050 0.000 Schaefer y = -0.000011x
Lebih terperinci3 HASIL DAN PEMBAHASAN
9 dan MSY adalah: Keterangan : a : Perpotongan (intersept) b : Kemiringan (slope) e : Exponen Ct : Jumlah tangkapan Ft : Upaya tangkap (26) Model yang akan digunakan adalah model yang memiliki nilai korelasi
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinci5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN
5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 5.1 Pendahuluan Armada penangkapan yang dioperasikan nelayan terdiri dari berbagai jenis alat tangkap,
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah perairan Selat Bali (Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Kabupaten Jembrana - Provinsi Bali dan Pelabuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan secara langsung. Perameter yang diukur dalam penelitian adalah
Lebih terperinciPENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN
PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN Edy H.P. Melmambessy Staf Pengajar Univ. Musamus-Merauke, e-mail : edymelmambessy@yahoo.co.id ABSTRAK Ikan tongkol termasuk dalam golongan
Lebih terperinciProduksi (Ton) Trip Produksi (Ton) Pukat Cincin ,
Lampiran 1. Produksi per alat tangkap per tahun Tabel 11. Produksi ikan tembang per upaya penangkapan tahun 2008-2012 Jenis Alat 2008 2009 2010 2011 2012 Tangkap Upaya Penangkapan Produksi (Ton) Upaya
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Pengumpulan Data
3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Model dan Simulasi, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai
Lebih terperinciSp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA
PENENTUAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN LAYANG (Decapterus Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA DETERMINATION OF FISHING CATCHING SEASON (Decapterus Sp.) IN EAST WATERS OF SOUTHEAST SULAWESI Eddy Hamka 1),
Lebih terperinciPENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT
PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) Irianis Lucky Latupeirissa 1) ABSTRACT Sardinella fimbriata stock assessment purposes
Lebih terperinciTUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti
TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti Sebuah lagu berjudul Nenek moyangku seorang pelaut membuat saya teringat akan kekayaan laut Indonesia. Tapi beberapa waktu lalu, beberapa nelayan Kepulauan
Lebih terperinciIII. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan
20 III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2013. Lokasi penelitian berada di Teluk Hurun dan Pulau Tegal, Lampung.
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan Cirebon yang merupakan wilayah penangkapan kerang darah. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada dua lokasi yang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber
Lebih terperinciLana Izzul Azkia, Aristi Dian Purnama Fitri *), Imam Triarso
ANALISIS HASIL TANGKAPAN PER UPAYA PENANGKAPAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) YANG DIDARATKAN DI PPN BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR Analysis of Catch Per Unit Effort
Lebih terperinciANALISIS BIOEKONOMI UNTUK PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN KUNIRAN (Upeneus spp.) YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN
ANALISIS BIOEKONOMI UNTUK PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN KUNIRAN (Upeneus spp.) YANG DIDARATKAN DI PPP LABUAN, KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN RENDRA DANANG SAPUTRA DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.
17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November 2014 di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Alat dan Bahan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di PPN Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (Gambar 2). Pengambilan data primer dilakukan selama tiga bulan dari tanggal
Lebih terperinciANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT
ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT Analysis of Fishing Season and Exploitation Rate of Hairtail Fish (Trichiurus
Lebih terperinciGambar 2. Peta Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Karang Congkak, Karang Lebar, dan Semak Daun Kepulauan Seribu (Gambar 2). Lokasi pengambilan contoh dilakukan di perairan yang
Lebih terperinciSTRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER PERTUMBUHAN HIU MACAN (Galeocerdo cuvier Peron & Lesuer, 1822) DI PERAIRAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT
STRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER PERTUMBUHAN HIU MACAN (Galeocerdo cuvier Peron & Lesuer, 1822) DI PERAIRAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT Umi Chodrijah 1, Agus Arifin Sentosa 2, dan Prihatiningsih 1 Disampaikan
Lebih terperinciPotensi Lestari Ikan Kakap di Perairan Kabupaten Sambas
Vokasi Volume 9, Nomor 1, Februari 2013 ISSN 1693 9085 hal 1-10 Potensi Lestari Ikan Kakap di Perairan Kabupaten Sambas LA BAHARUDIN Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan, Politeknik Negeri Pontianak, Jalan
Lebih terperinciPENDUGAAN STOK IKAN LAYUR
1 PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR (Trichiurus sp.) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Adnan Sharif, Silfia Syakila, Widya Dharma Lubayasari Departemen Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
30 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi perairan Teluk Jakarta Teluk Jakarta terletak di utara kota Jakarta dengan luas teluk 285 km 2, dengan garis pantai sepanjang 33 km, dan rata-rata kedalaman
Lebih terperinciOPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI
OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... Halaman xii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kajian tentang konsep kapasitas penangkapan ikan berikut metoda pengukurannya sudah menjadi isu penting pada upaya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. The Code of
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
3 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dari tanggal 17 April sampai 7 Mei 013. Peta lokasi penelitian
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan dangkal Karang Congkak, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengambilan contoh ikan dilakukan terbatas pada daerah
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi kajian untuk mendapatkan nilai konsentrasi klorofil-a dan SPL dari citra satelit terletak di perairan Laut Jawa (Gambar 4). Perairan ini
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei 2009. Penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi
Lebih terperinciStudy Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo
Studi Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus Sp) Dengan Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) Yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus
Lebih terperinciPOTENSI LESTARI DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURISI (Nemipterus sp.) YANG DIDARATKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT
AKUATIK. Jurnal Sumberdaya Perairan 49 ISSN 1978-1652 POTENSI LESTARI DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURISI (Nemipterus sp.) YANG DIDARATKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT Juandi 1). Eva Utami
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Ikan kuniran (Upeneus moluccensis).
5 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Kuniran 2.1.1 Klasifikasi Ikan Kuniran Upeneus moluccensis, Bleeker 1855 Dalam kaitan dengan keperluan pengkajian stok sumberdaya ikan, kemampuan untuk mengidentifikasi spesies
Lebih terperinci3.3 Pengumpulan Data Primer
10 pada bagian kantong, dengan panjang 200 m dan lebar 70 m. Satu trip penangkapan hanya berlangsung selama satu hari dengan penangkapan efektif sekitar 10 hingga 12 jam. Sedangkan untuk alat tangkap pancing
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR INPUT BAGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis, Cantor 1849) DI TELUK PALABUHANRATU, SUKABUMI RIZKA SARI
FAKTOR-FAKTOR INPUT BAGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis, Cantor 1849) DI TELUK PALABUHANRATU, SUKABUMI RIZKA SARI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN
Lebih terperinciLAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR DI SUSUN OLEH
LAPORAN REEF CHECK DI PERAIRAN KRUENG RAYA DAN UJONG PANCU ACEH BESAR 2009-2014 DI SUSUN OLEH ODC (Ocean Diving Club) OCEAN DIVING CLUB FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat
27 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat (Lampiran 1). Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-April 2011. Penentuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Lampiran 1). Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan alasan dan kriteria
Lebih terperinci4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun
Cacth (ton) 46 4 HASIL 4.1 Hasil Tangkapan (Catch) Ikan Lemuru Jumlah dan nilai produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru yang didaratkan di PPP Muncar dari tahun 24 28 dapat dilihat pada Gambar 4 dan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENANGKAPAN DAN PELUANG USAHA PERIKANAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI KABUPATEN BELITUNG
BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 2 Edisi Juli 2011 Hal 19-33 TEKNOLOGI PENANGKAPAN DAN PELUANG USAHA PERIKANAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI KABUPATEN BELITUNG Oleh: Zulkarnain 1*, Sugeng
Lebih terperinciAnalisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Maspari Journal 03 (2011) 24-29 http://masparijournal.blogspot.com Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Onolawe Prima Sibagariang, Fauziyah dan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TPI Cilincing, Jakarta Utara. Pengambilan data primer berupa pengukuran panjang dan bobot ikan contoh yang ditangkap
Lebih terperinciPenangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)
Penangkapan Tuna dan... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.) PENANGKAPAN TUNA DAN CAKALANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) YANG BERBASIS DI PANGKALAN PENDARATAN
Lebih terperinciANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI
ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI Analysis of CPUE (Catch Per Unit Effort) and Utilization Rates of Fishery
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Metode Pengumpulan Data
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Pulau Pasi, Kabupatenn Kepulauann Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Juni 2010. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan (Portunus pelagicus)
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rajungan (Portunus pelagicus) Menurut www.zipcodezoo.com klasifikasi dari rajungan adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostrata Ordo : Decapoda
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data primer. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan secara langsung. Perameter
Lebih terperinciPROTOKOL PEMANTAUAN PENDARATAN IKAN
PROTOKOL PEMANTAUAN PENDARATAN IKAN Tasrif Kartawijaya Shinta Trilestari Pardede Wildlife Conservation Society Indonesia Program Jl. Atletik 8, Bogor 16161 - Indonesia Ph: t: +62 251 8342135, 8306029 Fac:
Lebih terperinciMortalitas Ledhyane Ika Harlyan
MK. DINAMIKA POPULASI Mortalitas Ledhyane Ika Harlyan Dept. of Fisheries and Marine Resources Management Fisheries Faculty, Brawijaya University LAJU KEMATIAN Z = Total M = Alami F = Penangkapan Tanggung
Lebih terperinciBULETIN PSP ISSN: X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal
BULETIN PSP ISSN: 0251-286X Volume XIX No. 1 Edisi April 2011 Hal 105-113 ESTIMASI MUSIM PENANGKAPAN LAYANG (DECAPTERUS SPP) YANG DIDARATKAN DI PPN PEKALONGAN, JAWA TENGAH (Estimation Fishing Season of
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah laut Indonesia terdiri dari perairan teritorial seluas 0,3 juta km 2, perairan laut Nusantara seluas 2,8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara langsung. Perameter yang diamati dalam penelitian adalah jenis-jenis
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah pengambilan data primer dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan secara langsung.
Lebih terperinciC E =... 8 FPI =... 9 P
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yang meliputi studi literatur, pembuatan proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan. Penelitian
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara. Pertanian, Universitas Sumatera Utara
124 Potensi, Tingkat Pemanfaatan dan Keberlanjutan Ikan Sebelah (Psettodes spp.) di Perairan Selat Malaka, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Potential, Utilization Rate and Sustainability of Sebelah
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Propinsi Kepulauan Riau. Lokasi ini sengaja dipilih dengan pertimbangan
Lebih terperinci5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang
5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang Pemanfaatan sumberdaya perikanan secara lestari perlu dilakukan, guna sustainability spesies tertentu, stok yang ada harus lestari walaupun rekrutmen
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang tinggi. Hal ini menyebabkan terumbu karang memilki spesies yang amat beragam. Terumbu karang menempati areal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta pada bulan Maret 2013. Identifikasi makrozoobentos dan pengukuran
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten
16 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Madura (Gambar 6). Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura,
Lebih terperinciJURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN
JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN Vol. 4 No. 1 Hal. 1-54 Ambon, Mei 2015 ISSN. 2085-5109 POTENSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI PERAIRAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA The Potential
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan
18 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di muara arah laut dan muara arah sungai Cimaja, Citiis, Citepus dan Sukawayana yang mengalir menuju Teluk Palabuhanratu, Kabupaten
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan nilai produksi ikan lemuru Indonesia, tahun Tahun
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lemuru merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup penting. Berdasarkan data statistik perikanan Indonesia tercatat bahwa volume tangkapan produksi ikan lemuru
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
19 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada remnant forest (hutan sisa) Kawasan Konservasi Hutan Duri PT. Caltex Pacifik Indonesia dengan luas 255 hektar di dalam kawasan
Lebih terperinci