PREPARASI GURU BAHASA JERMAN MENGHADAPI TAHAP EVALUASI DI SMA
|
|
- Hartanti Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PREPARASI GURU BAHASA JERMAN MENGHADAPI TAHAP EVALUASI DI SMA Oleh Dra. Lersianna Saragih NIP PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG 1990
2 Kata Pengantar Pembahasan dalam paper ini yang dianggap perlu berdasarkan hasil pengamatan empiris mengajar kelas mahasiswa IKIP Bandung di Goethe Institut. Persiapan (preparasi) yang bagaimana haarus dilakukan seorang guru atau calon guru yang akan praktek mengajar di SMA dalam hal evaluasi dibahas dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain: Mata kuliah yang khusus membahas GBPP/kurikulum SMA tahun 1975 dan perobahanperobahan yang kemudian terjadi juga membawa dampak pada pergantian buku pegangan siswa dan guru untuk mempelajari bahasa Jerman. Di kelas khusus bagi mahasiswa IKIP Bandung, pembicaraan secara menyeluruh tidak mungkin dilakukan tetapi buku pegangan dan latihan tetap dipakai sebagai bahan utama. Kelas tambahan ini membantu mahasiswa yang bukan berlatar belakang sekolah yang berbahasa Jerman. Perhatian yang sungguh untuk memahami metode komunikatif yang disajikan dalam buku Kontakte Deutsch masih sering dipersoalkan kemanfaatannya. Pemilihan metode ini barangkali berhubungan dengan hasil evaluasi yang diperoleh dari berbagai sekolah yang pada kenyataannya kurang memuaskan. Alas an yang dapat diterima adalah bahwa masih ada kesenjangan pengertian dan pemahaman kurikulum yang dipakai sekarang terutama jika dilihat dari segi tujuan belajar bahasa Jerman yang bagi beberapa sekolah dipakai sebagai bidang studi ekstrakurikuler pada jurusan A.1 atau A.2 dan jurusan A.3 yang sering dianggap kelas yang penuh kebijaksanaan dan jika jurusan A.4 ada (masih belum merata di setiap sekolah baik negeri atau swasta). Mempersiapkan evaluasi yang benar dan tepat adalah masukan untuk usulan revisi buku Kontakte Deutsch ini.
3 Pendahuluan Preparasi atau persiapan yang komprehensip seorang guru bahasa Jerman bukan hanya mencakup tahap evaluasi tetapi keseluruhan tahapan dasar untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar. Kesiapan yang dimulai dari diri sendiri sebelum melakukan tugas dan tanggung jawab di kelas baik mental, psikis, pemikiran, kemampuan dan integrasi harus didukung oleh kemampuan menguasai bahan. Pembenahan diri ke dalam dalam arti memeriksa kembali semua perangkat yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, buku, alat peraga, alat-alat sekolah, hasil pekerjaan siswa, catatan-catatan yang dibuat sendiri atau yang dituliskan dalam buku harian kelas (agenda kegiatan belajar mengajar) menjadi bahan utama untuk memulai memeriksa ruang lingkup evaluasi yang akan diadakan. Penilaian yang menekankan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan sejumlah pokok bahasan pada semester ganjil atrau genap dibedakan dengan evaluasi harian baik yang dilakukan secara tertulis atau lisan. Guru yang baik akan lebih dahulu mengevaluasi dirinya atas tugas dan tanggung jawabnya menyelesaikan kurikulum yang ditetapkan. GBPP dan uraiannya dalam TIK dan TIU, pokok bahasan dan sub pokok bahasan pada satuan pelajaran diperiksa ulang untuk memberikan batasn sejauh mana materi telah diberikan dan siswa mampu memahami, menerapkan, dan memantapkan bahan tersebut. Kesulitan yang timbul dapat terjadi jika jam tatap mula tidak dapat dipenuhi oleh guru sedangkan siswa diharuskan belajar sendiri. Membuat kisi-kisi menurut format yang tersedia dibatasi pada jumlah soal menurut tingkat mudah, sedang dan sukar dalam persentasi perbandingan tertentu. Untuk hal ini, bank soal yang telah ada dpat dimanfaatkan dengan memodifikasikannya disana sini atau berdasarkan hasil evaluasi target yang melampaui batas kemampuan siswa dan bukan penyelesaian kurikulum sering kabur(tidak jelas). Jika target kurikulum yang harus menjadi acuan membuat evaluasi akhir, bukan seperti test harian maka test prestasi belajar tahap akhir atau per semester juga harus dapat dipisahkan dengan jelas. Evaluasi sebagai salah satu komponen pengujian hasil proses belajar mengajar siswa selama tatap muka dan mengerjakan latihan-latihan penting dalam arti mengukur kemampuan siswa maupun mengukur kemampuan guru menerapkan didaktik, metodik dan pedagogik yang diberikannya selama waktu tertentu. Nilai harian, nilai TPB, nilai evaluasi tahap akhir pada semester 4 dan 6 (kenaikan kelas dan kelulusan) dalam praktek menjadi catatan penting bagi guru untuk membuat soal yang benarbenar memenuhi tujuan kurikulum. 1. Tempat dan keduduka evaluasi dalam proses belajar mengajar. Proses belajar dan mengajar pada tahapan tertentu haus ditinjau kembali baik oleh guru maupun oleh siswa. Siswa sebagai subjek pelaku yang mengerjakan soal-soal ujian adalah objek penilaian guru dengan memakai instrument perangkat test. Letak dan kedudukannya dalam proses didaktik dilalui dengan mempergunakan perangkat kurikulum yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dengan memakai buku pegangan yang telah ditentukan. Di dlaam proses belajar mengajar tujuan-tujuan belajar dirumuskan secara terinci, dan merupakan patokan dan orientasi pembahasan materi. Batasan yang diberikan pada sauna pokok bahasan akan dapat dicapai secara optimal jika waktu dan tempat mendukung situasi belajar mengajar. Dengan memberikan evaluasi baik guru dan siswa mengetahui sejauh mana tujuan belajar dalam
4 kurikulum tercapai. Evaluasi yang membawa dampak langsung pada TPB akhir semester genap di kelas 2 dan 3 berupa keberhasilan dan kegagalan naik kelas smama kedudukannya dengan bidang studi yang lain, walaupun dalam kenyataannya ada kebijaksanaan kepala sekolah atau tekanan langsung kepada guru yang bersangkutan bahwa kegagalan siswa ada kaitannya dengan dedikasi dn kemampuan guru mengajar. Pertimbangan yang sering memberatkan guru tanpa melihat realita kemampuan siswa rata-rata pada setiap sekoalh berbeda. Jika hal ini ditelusuri jauh ke belakang maka seorang guru tida perlu merasa bersalah akan kemampuan dan kesungguhannya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya pada sekolah dengan masukan siswa yang memiliki NEM rendah atau sama sekali membenci mata pelajaran ini oleh berbagai sebab yang tidak jelas. Guru jarang sekali dapat mengkonsultasikan pelajaran ini dengan orang tua siswa atau BP di sekolah juga kurang berperanan membantu mengatasi siswa bermasalah. Alasan kesibukan, waktu yang semoit seolah-olah menuntut kesempurnaan setiap perangkat sekolah dalam membantu siswa yang besar kemungkinannya gagal naik kelas karena mata pelajaran ini. Kurikulum, proses belajar mengajar dan diakhiri dengan evaluasi berkaitan erat dengan perobahan tingkah laku siswa dalam pemahaman, pemantapan dan penerapan merupakan yang saling berkaitan dab sebanding. Hal ini berarti bahwa kegagalan guru dalam mendidik dan mengajarkan bahasa Jerman bukan hanya terletak pada penguasaan didaktik dan metodik tetapi juga dalam menyusun soal yang tepat, sesuai dan memnuhi criteria pembuatan test. Jika dilihat kedudukannya maka evaluasi sebagai Prüfungsformen adalah control atau seleksi atas bahan pelajaran yang telah dibahas di dalam tatap muka. Latiahn-latihan harian, mingguan atau tengah senester sebagai pengecekan kurikulum dalam proses belajar mengajar bersamaan kedudukannya dengan keseluruhan jumlah latihan yang diolah pada evaluasi tahap akhir(kenaikan kelas dan kelulusan di kelas 3). Tujuan belajar mengikat pelaksanaan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada metodik dan prinsip-prinsip bentuk latihan sesuai dengan buku yang dipakai. 2. Kesalahan dalam memberikan tolak ukur yang standar. Jika guru hendak memberikan evaluasi atas suatu pengajaran yang diberikannya maka penilaian yang bersifat kuantitatip (angka-angka : 1-10 ) dan kwalitatip (bobot atau mutu) maka dalam praktek sering terjadi kesalahan yang boleh jadi karena kekhilafan, kelalaian, tidak mengerti cara membuat kisi-kisi dan bentuk soal yang diharuskan seperti tingkat mudah, sedang dan sukar. Penambahan soal bentuk essay jarang dilakukan kecuali ada perobahan ketentuan. Bobot masing-masing soal juga sering kabur atau tidak jelas batasannya sehingga ada saja soal yang dianulir. Jika hal ini terjadi maka perobahan niali kuantitatip sering berpengaruh besar untukjumlah seluruh soal yang harus dibagi menurut patokan penilaian. Angka decimal sering dipersoalkan dalam sidang dewan guru yang sedang membahas hasil TPB. Guru cenderung memperhatikan segi kwalitatip dan sikap siswa yang bersangkutan terhadap guru. Factor subjektivitas guru memegang peranan penting jika hal itu dilakukan dengan jujur dan dengan hati nurani yang benar. Objektivitas atas hasil penilaiana test secara kuantitatip merupakan pertanggungjawaban guru bahasa Jerman secara akademis. Disisni akan dapat dibedakan dengan jelas bahwa evaluasi mengandung didalamnya pengukuran kuantitatip sedangkan pengukuran kuantitatip merupakan data kegiatan evaluasi. Kesalahan mengerti pokok perbedaan ini dapat diperbaiki dengan melihat kebrhasilan siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam test. Jika dalam pelaksanaan tingkat kesukaran test disamakan antara test harian, sumatip, tengah semester, remedial test, EBTA maka yang menjadi pokok perhatian adalah [ersiapan guru membuar ragam
5 bentuk penjabara persentase tingkat mudah, sedang dan sukar secara bervariasi. Test harian lisan atau tertulis dianggap sanagat membantu, bagi siswa dapat memperoleh akumu;ai nilai, bagi guru-dia dapat membuat catatan data nilai yang pada prakteknya dijumlahkan dan dibagi secara rata-rata. Guru tidak harus keberatan memberitahukan nilai harian atau nilai semester yang diperoleh siswa dan memang hal itu harus terbuka tanpa harus mengurangi pencantuman bobot lulus atau tidak. Kecuali dalam hal khusus atas permintaan kepala sekolah pencantuman daftar nilai siswa di papan pengumuman dapat menggeliosahkan siswa. Supaya hal ini tidak menimbulkan salah paham, maka guru bahasa Jerman yang bersangkutan dapat memberikan kunci jawaban setelah ujian selesai. Siswa sendiri melakukan koreksi atas jawaban yang diberikan. Oleh sebab itu guru sudah harus mempersiapkan kunci jawaban soal-soal pertanyaan yang diberikan secara tertulis tan[pa membocorkannya. Kerahsiaan isi soal dan kunci jawaban harus dijaga ketat sehingga tidak memberikan kemungkinan kecurangan dalam menempuh test prestasi belajar. Hal yang rancu dan sering menjadi masalah adalah juga berhubungan dengan kesalahan pengertian dan pelaksanaan yang berbeda dengan pembuatan test. Metode dan didaktik yang telah digariskan dalam kurikulum dan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang menekankan didaktik dan metodik yang digariskan misalnya aspek komunikatif ternyata dalamtpb atau EBTA serign terjadi justru tekanannya pada tata bahasa dan kosa kata. Kesulitan akan timbul karena siswa tidak dipersiapkan secara matang mengatasi hal ini. Lalu apakah nilai yang diperoleh siswa dapat dianggap sebagai tolak ukur prestasi belajar untuk mendapat evaluasi yang objektif?. Evaluasi sebenarnya tidak memerlukan perasaan sentimental, apakah guru penguji itu dijuluki keras atau bermurah hati adalah di luar batas objektivitas dan kesahihan ujian yang diberikan. Berdsarkan pengalamn mengajar guru dapat membedakan juga bahan ujian yang unggul memenuhi persyaratan sesuai dengan aspek yang diharuskan. Guru dengan demikian harus banyak berlatih membuat soal-soal menurut aspek yang ditentukan dan menyeleksinya sebagai bahan bank soal. Seleksi yang dimaksudkan juga menyangkut peralihan pemakaian buku pegangan, misalnya dari buku Wir Sprechen Deutsch atau Deutschesprache für Ausländer kepada buku Kontakte Deutsch. Perobahan atau pembaharuan kurikulum dengan sisipan disana-sini tidak memungkinkan bagi guru untuk memakai bank soal sebagai sarana membuat soal yang representatip. Arti kata mampu, bisa, menguasai, sedang, belum dapat dijabarkan secara bertanggung jawab jika guru belum memperhatikan dengan sungguh apakah pertanyaan-pertanyaan yang diujikan sesuai dengan pengetahuan yang dikuasai siswa misalnya melengkapi kalimat dengan memakai kata kerja dalam bentuk kata ganti orang dan kata kerja bentuk präsens atau perfekt. Konstruksi tes yang benar yang dibuat oleh guru akan membantu untuk memperoleh jawaban yang benar dan tepat dan buakn meraguakn. Latiahn yang berulang-ulang misalnya ditempuh setiap 1 kali dalam 4 kali tatap muka sudah dapat memberikan gambaran bagi guru apakah siswa sudah menguasai materi yang diberikan pada pokok bahasan tertentu sesuai dengan urutan pokok bahasan. 3. Beberapa cara mengevaluasi
6 Latihan dalam kelompok Untuk mendapat nilai baik seorang siswa harus aktip melakukan latihan-latihan, baik yang dibimbing langsung oleh guru atau dilakukan sendiri dan berkelompok. Umumnya kerja kelompokb dapat membantu pengetahuan dan perkembangan siswa. Guru dapat membantu siswa dengan menempatkan siswa yang lebih mampu dalam satu kelompok dan kelompok dirangsang untuk aktif. Siswa yang pasif harus menjadi perhatian guru secara seriua sehingga tidak menimbulkan masalah. Guru dapat mempersiapkan diri dengan menambah pengetahuannya dengan cara membaca buku yang relevan. Upaya ini sering tidsk diperhatikan karena guru tertumpu pada tujuan : menyelesaikan kurikulum!. Bahan yang disajikan dapat diambil dari buku latihan pegangan guru. Apa yang dilakukan oleh anggota kelompok, tugas itu harus dapat selesai dalam waktu yang ditentukan bersama. Melatih keterampilan Keterampilan yang dimaksud adalah pemantapan, pemahaman, dan penerapan berbicara, menyimak, membaca, menulis. Untuk mencapai maksud ini guru mempersiapkan sendiri atau menugaskan kepada siswa alat-alat yang diperlukan. Misalnya dengan memakai audiovisual, proyektor (UHP), slides, video-rekaman. Nilai yang diberikan dapat dijabarkan dengan angka tertentu yang dapat dimodifikasikan ke dalam nilai sementara. Catatan dan data daya serap siswa dapat diukur untuk menentukan bentuk pertanyaan yang bagaimana yang sesuia pada test form,al. karena di sekolah umumnya penekanan atas nilai angka selalu berpebgaruh kepada kemajuan siswa berbahasa Jerman maka guru sudah harus dapat memisahkan siswa yang memerlukan tambahan pelajaran (remedial-teaching). Bahan untuk ini memang tidak dibicarakan dalam kurikulum secara khusus tetapi guru dapat mencatat batasan latihan dan pelajaran yang akan diulang, dengan konsekuensi penambahan waktu dan tenaga. Sekolah yang memperhatikan dari segi perkembangan pengetahuan siswa tetapi guru juga dapat diperhatikan kepentingannya. Tes lisan dan ertulis Apa saja yang harus dipersiapkan oleh guru dan siswa untuk bentuk tes ini?. Tes lisan dapat terdiri dari : pengulangan bunyi kata atau intonasi yang mirip sama misalnya (schreiben der schrank), tes melengkapi kalimat atau kosa kata, tes percakapan terarah dengan jalan memaparkan cerita pendek dalam kalimat sederhana dan memberikan kata-kata kunci yang dapat disusun oleh siswa dengan memakai kalimat sendiri, tes percakapan bebas yakni dengan mengundang orang ketiga (tamu di dalam kelas ), tes menyimak yakni mendengar cerita atau ucapan kalimat pendek dan mengulanginya secara lisan atau tertulis. Guru mempersiapkan bahan untuk tes ini dari buku latihan atau memodifikasi bahan bacaan dalam buku pegangan ( Lehrbuch ). Menguasai situasi kelas yang banyak misalnya lebih dari 20 orang siswa, guru dapat membaginya dalam kelompok sesuai dengan nomor absensi. Setiap jajaran bangku juga dapat dipergunakan melatih setiap bentuk tes ini secara bergantian. Jika siswa diminta untuk turut menilai sesamanya maka guru memberikan kategori penilaian dan apa yang harus dinilai. Cara seperti ini dapat merangsang persaingan siswa. Tes tertulis dapat berupa : melengkapi kalimat, menyusun kalimat dari beberapa kata yang tersusun acak, menjodohkan, membentuk kalimat dengan memakai kata kerja atau kata
7 benda dan artikel yang tepat, tes uraian (essay) dalam bentuk bebas atau terikat, tes benarsalah, pilihan berganda, jawaban singkat. Contoh tes ini semua dapat dipilih oleh guru dari buku pegangan siswa dan buku latihan. Bahan yang diberikan dapat diseleksi untuk persiapan ujian pada TPB atau EBTA. 4. Kesimpulan Melihat target kurikulum yang telah diselesaikan dengan baik dan konsekuen maka guru juga memeriksa kembali hasil latihan harian baik tertulis atau lisan. Pokok bahasan mana yang telah dapat dikuasai dengan baik oleh siswa dan latihan dalam bentuk apa yang menghasilkan soal-soal yang teruji dapat dimodifikasikan secara teratur menurut aturan pengisian kisi-kisi. Evaluasi bukanlah semata-mata dugaan atau kira-kira tetapi berakar dari proses belajar mengajar yang ketat dan membangkitkan minat siswa mengerjakan tes akhir yang membuahkan nilai kuantitatip (angka). Jadi pada dasarnya nilai ini tidak terlepas dari nilai kwalitatip yang diperoleh memakai semua buku yang diharuskan sebagai alat mencapai tujuan belajar.
8 Daftar Kepustakaan 1. Mohamad Ali : Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Angkasa Bandung, Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan, IKIP Bandung, Bandung Lernen und Lehren, Majalah untuk Pengajar Bahasa Jerman, 21.Jahrgang-Heft ½ Lernen und Lehren, Berita dan Makalah, Jakarta 28 November s/d 3 Desember 1988, Sonderheft S. Nainggolan, Dra, Kontakte Deutsch, Lehrbuch 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1982 Kontakte Deutsch, Lehrerhandbuch 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Bettina Bartels, Kontakte Deutsch, Űbungen + Tests, Goethe Institut Jakarta, Jakarta, Desember 1989.
SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2006-2007 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran Indikator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi tersebut sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah pengajaran merupakan sebuah proses yang tidak hanya bersifat mekanisme saja, tetapi
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN
BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting
Lebih terperinciSILABUS DAN PENILAIAN
SILABUS DAN PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2005-2006 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciKonsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika
Statistika, Vol. 7 No., 5 3 Nopember 007 Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika Yunia Mulyani Azis Tenaga Pengajar di
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki
PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004
Lebih terperinciSILABUS DAN SISTIM PENILAIAN
SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : X Semester : 2 ( dua ) Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 15 minggu x 2 JP Standar Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan belajar yang dimiliki manusia membuat manusia dapat selalu berkembang dalam hidupnya untuk mencapai kedewasaan. Belajar merupakan serangkaian kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA EVA - 5 I. PENGANTAR Tes pilihan ganda merupakan jenis tes yang paling populer, karena banyak digunakan di sekolah dan sangat sering digunakan sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan membaca mempunyai peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 berbasis kompetensi, yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2015.
Lebih terperinciPENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG METODA PENELITIAN PENDIDIKAN TATA BOGA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN SKRIPSI
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 49 PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG METODA PENELITIAN PENDIDIKAN TATA BOGA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN SKRIPSI Reni Febriani 1, Elly Lasmanawati²,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan antara lain penyempurnaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Selain itu pendidikan dapat mengubah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode
Lebih terperinciDAFTAR ISI. dalam Proses Pembelajaran... 7
DAFTAR ISI 1. Instruksi Kerja Rekruitmen Dosen... 2 2. Instruksi Kerja Rekruitmen Tenaga Asisten Luar Biasa... 3 3. Instruksi Kerja Penunjukan Dosen Pengampu Mata Kuliah... 4 4. Instruksi Kerja Penawaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan analisis hasil
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:
PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERSTRUKTUR DENGAN PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS V MIM WUMIALO KOTA GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting saat ini dimana masyarakat dituntut menjadi SDM yang berkualitas. Hal tersebut bisa didapat salah satunya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara. Semakin baik pendidikan di suatu Negara, maka Negara tersebut semakin baik pula. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) baik yang dipersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Proses
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang saat ini diberlakukan oleh pemerintah Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan bagian dari upaya peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kesatuan dari komponen-komponen pembelajaran
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kesatuan dari komponen-komponen pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lain. Komponen itu meliputi perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis konten. Menurut Barelson dalam Zuchdi 19193:1 ( dalam Firman 2007), analisis konten
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik
Lebih terperinciTEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR
I. Pendahuluan TEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR *) Oleh; D. Tiala Secara umum telah diketahui, bahwa melakukan evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
Lebih terperinciantara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali
A. Arti Penilaian Istilah pengukuran, penilaian, dan evaluasi, seringkali digunakan dalam dunia pendidikan. Ketiga kata tersebut memiliki persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya. Untuk
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA. Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, dto
PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, dto dto dto Dra. Indaryanti, M.Pd. Dra. Cecil Hiltrimartin, M.Si. Dra.Nyimas Aisyah, M.Pd. Ketua Tim Standar Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut semua orang untuk mengetahui informasi dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga mancanegara. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru profesional merupakan guru yang mempunyai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan dan mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.
Lebih terperinciIKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.
IKLAN Kami menyediakan Paket Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 lengkap untuk semua mata pelajaran tingkat SMA/Ma/SMK, SMP/MTs, dan SD/Mi lengkap Semester 1 dan 2. File bisa dikirim Via email ataupun
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Program PPL adalah program kegiatan yang memadukan antara program kegiatan Kuliah Kerja Nyata dengan program kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. Kedua
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TELAAH BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 12 SEMARANG
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TELAAH BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 12 SEMARANG Siti Umi Salamah 1 Abstrak: Seorang guru PKn harus bersungguh-sungguh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan bisa berupa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerusakan pendengaran membawa akibat dalam perkembangan bahasa. Selain itu, konsekuensi akibat gangguan pendengaran bagi penderita adalah mengalami kesulitan
Lebih terperinciMemilih Metode Pembelajaran Matematika
Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman, siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara (sprechen),
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan awal untuk studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi apabila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan salah satu perilaku dari kemampuan manusia, sama dengan kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun bersiul
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI Sukmawati 1, Eva Dwika Masni 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2, Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciPERATURAN TUGAS AKHIR
PERATURAN TUGAS AKHIR 1. Pengertian Tugas Akhir ( TA ) Tugas Akhir adalah salah satu mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas, memiliki bobot 5 Satuan Kredit Semester ( SKS
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Persiapan mengajar merupakan inti dari seluruh pengalaman belajar yang telah diperoleh pada saat perkuliahan dan pengajaran mikro. Praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama telah dan terus berupaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian, diperlukan langkah-langkah pengkajian untuk menentukan data yang valid. Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, pertumbuhan di bidang pendidikan kian meningkat. Pertumbuhan pesat ini menciptakan persaingan yang ketat antara berbagai pihak. Dengan
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029
KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni OLEH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sadar atau sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengembangkan sikap atau perilaku,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh
BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tes Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu perubahan dan keberhasilan peserta didik atau siswa. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang guru mempersiapkan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Agar proses belajar tidak ada
Lebih terperinciGagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan
ANALISIS TES BUATAN GURU KOMPETENSI GURU Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, (B) kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, (C) kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, sedangkan kualitas sumber daya manusia itu tergantung pada kualitas pendidikannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI Agar kegiatan PPL yang dilaksanakan sejak 2 Juli sampai 17 September 2014 berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan maka diperlukan adanya persiapan
Lebih terperincihitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI BISU (SILENT DEMONSTRATION) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA TELADAN SEI RAMPAH TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH Mustika Wati Siregar
Lebih terperinci2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa asing dan mampu menguasainya merupakan nilai lebih dalam bersosialisasi di dunia kerja maupun pergaulan. Bahasa Jerman merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perkembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) menuju kearah yang lebih
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara
1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara khususnya di Indonesia. Pendidikan saat ini dihadapkan pada masalah yang mendasar yaitu rendahnya
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mentalnya untuk
Lebih terperinciKegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar
Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemahiran berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di
Lebih terperinciMemilih Metode Pembelajaran Matematika
Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan
Lebih terperinciSEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17 Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp.021-6392046, Fax.021-6492322 Jakarta Barat 11150 1 KETETAPAN RAKER SMAN 17 JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018 TENTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang sangat cepat ini mengakibatkan masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan komputer sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru
Lebih terperinciBAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA
1 BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keampuan siswa dalam berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014.
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BUG1A2 BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Diyas Puspandari, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY 1 LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan
Lebih terperinciSILABUS SCHREIBEN II JR 219. Putrasulung Baginda, S.Pd.
SILABUS SCHREIBEN II JR 219 Putrasulung Baginda, S.Pd. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2011 SILABUS 1. Identitas mata kuliah Nama mata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan siswa, sebagai suatu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan siswa, sebagai suatu proses, pembelajaran melibatkan sejumlah unsur yang terkait dengan keterlaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan karena hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kualitas suatu sekolah maupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Neger 3 Kediri Program : Pilihan / Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 17 minggu x 2JP Standar Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai. Untuk itu kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan
PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan ; setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa XI IPA2 SMA Kartika
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 3414 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 38) UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci