Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang"

Transkripsi

1 Bab Satu Pendahuluan Latar Belakang Kemajemukan masyarakat pada suatu daerah merupakan penyebab dari perkembangan penduduk pada satu wilayah negara. Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang berbeda akan memberikan peluang terjadinya arus migrasi antar wilayah dalam satu negara. Perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain menjadi bagian dari proses yang terjadi secara terencana dan tidak terencana. Dua bentuk proses ini umum terjadi dan dikenal dalam istilah perpindahan penduduk di Indonesia, selain secara natural dua pola migrasi ini pun merupakan faktor utama penyebab pertum-buhan penduduk pada satu daerah. Perpindahan penduduk dengan pola ini tentu terdorong oleh kondisi antar daerah asal dan daerah tujuan, sehingga kekurangan dan kelebihan merupakan peluang yang menjadi pertimbangan utama seseorang memilih dan melakukan migrasi, dan proses ini pun terjadi secara pribadi maupun kelompok. Migrasi yang dilakukan secara pribadi maupun kelompok prosesnya bersamaan atau tidak bersamaan, namun kehadiran para migran ada yang berbaur dan juga terlokalisasi pada daerah-daerah tertentu, dengan pola matapencahariannya yang berbeda-beda. Berbagai pola matapencaharian yang ditekuni merupakan bagian dari proses mempertahankan hidup, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat para migran menekuni matapencahariannya masing-masing. 1

2 Migran Bugis Makassar pada umumnya lebih menekuni bisnis, nelayan dan hanya sedikit yang memilih pertanian, peternakan dan pegawai pemerintah. Dengan pola mata pencaharian bisnis tersebut menempatkan mereka pada daerah dan tempat-tempat tertentu, dan terutama di ruang-ruang dengan kesibukan kegiatan ekonomi yang hidup. Dengan naluri ekonomi itulah para migran Bugis Makassar lebih memilih berada di kota dan pusat-pusat kegiatan ekonomi masyarakat lainnya agar dapat menunjang proses pola mata pencahariannya. Dengan demikian migran Bugis Makassar dalam kehidupan bermasyarakat cenderung berkumpul atau terlokalisasi pada tempat tertentu. Mereka cenderung tertutup sehingga kurang terjadi ruang relasi secara terbuka dengan penduduk lokal (Papua). Kondisi relasi semacam ini kurang memberikan ruang kerja sama yang dapat memberikan manfaat bagi penduduk lokal secara luas. Migran Jawa pada umumnya menekuni pertanian, dan peternakan serta ketrampilan lainnya, dan sedikit yang memilih menekuni bidang swasta ataupun sektor publik pegawai pemerintah. Dengan mayoritas pola matapencaharian tersebut menempatkan mereka pada daerah-daerah tertentu yang mendukung mereka dalam beraktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat, migran Jawa lebih fleksibel dalam memba-ngun relasi dengan penduduk lokal ataupun migran lainnya. Selain itu didukung dengan pola matapencaharian yang lebih mengandalkan pertanian turut memberi ruang terjadinya hubungan yang terbuka dan intens, antar migran Jawa dan penduduk lokal, adanya kesadaran hidup bersama dalam kehidupan migran Jawa didasarkan atas prinsip kerjasama yang saling bermanfaat dalam menunjang hidup secara bersama. Kemudian migran NTT pun menekuni pertanian, peternakan, dan pegawai pemerintahan, dengan berbagai kegiatan matapencaharian ini pun menempatkan migran NTT di semua ruang relasi dengan penduduk lokal, sehingga relasi yang terbangun antar migran NTT dan penduduk lokal lebih dekat dan kuat karena relasi yang terjadi lebih menonjolkan relasi kekeluargaan. Dengan prinsip relasi itulah secara kehidupan bermasyarakat migran NTT merasa bagian dari penduduk 2

3 lokal, dan terlibat secara langsung dalam hal memberikan pemahaman yang positif tentang perkembangan dan kemajuan yang dialami oleh penduduk lokal kedepan yang lebih baik. Relasi di tunjang dengan saling memahami, menghargai, dan saling membantu dalam hal kerja sama untuk menunjang kehidupan secara bersama. Bantuan yang sering dilakukan secara bersama cenderung berkaitan dengan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja lebih, tradisi saling membantu merupakan bagian dari prilaku migran NTT dalam kehidupan bermasyarakat secara khusus maupun umum. Ketiga etnis migran ini hadir dengan segala sisi positif dan negatif serta seluruh perbedaanya masing-masing.perbedaan suku dan berbagai latarbelakang menjadi bagian dari kehidupan bersama dengan penduduk lokal (orang Papua). Kehidupan dengan berbagai perbedaan ini memunculkan kondisi baru bagi penduduk lokal Papua, kondisi baru yang dibawa dan ditampilkan oleh para migran lewat relasi yang terjadi dalam kehidupan bersama orang Papua. Fenomena ini menimbul-kan asumsi yang berbeda di antara pemerintah dan masyarakat lokal dengan kehadiran migran dalam kehidupan bermasyarakat. Asumsi merupakan pemikiran yang mempunyai sisi positif dan negatif, dua sisi pemikiran ini dilatarbelakangi dengan sudut pandang yang berbeda terhadap migrasi dalam kehidupan penduduk lokal orang Papua. Asumsi optimis memandang migrasi akan membawa perubahan positif bagi sesama di daerah tujuan, baik bagi pelaku migrasi itu sendiri maupun penduduk lokal dan bahkan secara luas dalam kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan, asumsi ini pun tidak di pungkiri karena benar adanya Sedangkan pada sisi lain masyarakat dengan asumsi pesimisnya memadang kehadiran migran akan menimbulkan peramasalahan bagi penduduk lokal, asumsi pesimis ini pun ada dan terjadi dalam kehidupan penduduk lokal. 3

4 Dua asumsi ini pun mempunyai alasan masing-masing yang lebih melihat pada sisi positif dan negatifnya sedangkan tidak semua migran mempunyai porsi yang sama dalam hal berkonstribusi negatif maupun positif terhadap penduduk lokal. Dua aspek konstribusi itulah yang selalu menjadi tolok ukur dalam setiap perubahan yang diakibatkan oleh fenomena kehidupan bermasyarakat. Sehingga penelitian ini lebih melihat pada relasi migran bersama penduduk lokal dalam kehidupan masyarakat, berdasarkan identifikasi dari latar belakang maka yang menjadi masalah penelitian adalah Apa Manfaat yang diperoleh Orang Papua dengan kehadiran Migran di Distrik Nabire Barat. Untuk menjawab masalah penelitian tersebut maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: Menggambarkan kegiatan Ekonomi para Migran di Distrik Nabire Barat. Menggambarkan Relasi antara Migran dengan Orang Papua di Distrik Nabire Barat. Strategi mendapatkan Sebuah Impian Akademik Berawal dari sebuah impian untuk mendapatkan pemahaman yang bernilai beda dalam tataran logika berpikir akademik yang terstruktur dan sensitif terhadap fenomena kehidupan. Impian itu pun membuat peneliti selalu memilih dan melihat di setiap kesempatan terhadap perkembangan pendidikan secara teliti dan berbeda pada setiap lembaga pendidikan tinggi yang ada di tanah air. Impian itu pun terjawab dengan kesempatan yang diberikan oleh Sang Penguasa impian lewat tangan pemikir Dinas Pendidikan Provinsi Papua yang memberikan kesempatan pada peneliti untuk melanjutkan pendidikan Program Pascasarjana (S2). Kesempatan itu pun menjadi peluang dan sekaligus sebagai tantangan bagi peneliti, peluang dan tantangan merupakan dua sisi situasi yang ada dalam benak peneliti. Sisi peluang adalah suatu kesempatan untuk mendapatkan hal-hal baru yang berkaitan dengan informasi pengetahuan dan kondisi proses pendidikannya yang menjadi sebuah perubahan bagi peneliti. Sedangkan pada sisi tantangan adalah pertimbangan berbagai kekurangan yang ada pada peneliti dari segi kesiapan untuk memenuhi tuntutan proses pada 4

5 pendidikan Pasca Sarjana. Namun impian itu menjadi sebuah kekuatan komitmen untuk tetap melangkah maju dan meraih keinginan dan harapan dengan tidak melihat dan merasakan kekurangan sebagai sebuah pertimbangan atau hambatan dalam mendapatkan impian itu. Suatu pandangan yang tersirat dalam impian itu adalah bukan mengejar sebuah gelar akademik yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan dalam pekerjaan dan profesi secara tepat dan benar. Dengan pandangan tersirat itulah pada bulan Juni 2011 peneliti mencoba mencari informasi tentang peluang dan kriteria perguruan tinggi dengan tidak melihat nama besar lembaganya, tetapi peneliti lebih melihat orientasi program studi dan gelar akademik yang dimiliki oleh tenaga dosennya yang berstandar internasional atau gelar pendidikan luar negri (Ph.D). Gelar akademik ini menjadi pilihan dan pertimbangan pribadi peneliti dengan tidak mengurangi rasa hormat pada pihak lain. Pilihan dan pertimbangan peneliti pun jatuh pada UKSW dan Studi Pembangunannya, sehingga pada bulan Juli 2011 peneliti memulai perjalanan awal untuk mencari dan menemukan pilihan impian tersebut. Pencarian impian itu pun melalui sebuah proses yang cukup berat dan penuh konsentrasi dengan menggunakan segala kemampuan yang peneliti miliki untuk beradaptasi terhadap proses akademik yang begitu berbobot dan bernilai tinggi untuk peniliti. Sekitar sembilan bulan merupakan waktu proses mengenal dan belajar tentang infomasi pengetahuan yang disampaikan oleh dosen yang kredibel secara keilmuan dan kepiawaiannya dalam mengolah dan mentransfer ilmu pengetahuan pada peneliti dan rekan-rekan lainnya. Hasil proses sembilan bulan akan teruji dan terukur pada sebuah puncak kematangan untuk memposisikan seorang magister pada porsi berbeda dan berpotensi terhadap pengusaan dan pemahaman tentang dunia penelitian. Untuk sampai ke sana Sang Pemilik impian mempertemukan peneliti dengan seorang dosen pembimbing yang sangat tepat untuk mengantarkan peneliti ke jalan menuju impian termahal bagi peneliti. Untuk mendapatkan impian itu peneliti melalui 5

6 sebuah proses cukup panjang dan membutuhkan kesiapan penuh. Proses awal pun terbangun lewat diskusi bersama pembimbing untuk menentukan sebuah topik penelitian. Lewat diskusi tersebut menghasilkan sebuah topik yang cukup menarik untuk diteliti yaitu tentang kehidupan migran bersama orang Papua. Topik ini pun tergarap dalam satu tulisan awal berbentuk proposal, sehingga untuk memantapkan jalan menuju impian tersebut harus dilalui dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap persiapan yang berhubungan dengan sebuah proses perancangan penelitian usualan pedoman dalam melakukan penelitian lapangan. Pada bagian ini dalam tatacara penelitian disebut informasi teoritis dari kampus yang akan dibawa ke lapangan (penelitian). Pada tahap ini pun pembimbing mengarahkan dan mengatakan bahwa proposal penelitian yang baik akan menghasilkan penulisan akhir yang baik pula. Arahan dan bimbingan ke arah itupun terwujud dengan kunci utamanya membuat pedoman pertanyaan penelitian yang baik, dan terarah untuk menyaring informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian di lapangan. Proses bimbingan pada bagian ini peneliti lalui secara serius dan selalu mengikuti petunjuk maupun arahan pembimbing dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian. Prosesnya pun tidak satu kali tetapi bertahap dan beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Proses proposal itu pun telah selesai dan diujikan dengan dua dosen penguji yang masing-masing dengan kemampuan akademiknya. Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil Untuk memudahkan peneliti dalam menemukan informan yang menjadi sumber informasi dalam penelitia. Selama dua minggu peneliti melakukan pengamatan di lokasi penelitian yaitu pada minggu kedua dan awal minggu ketiga bulan Desember Proses pengamatan awal ini peneliti lakukan dengan tujuan untuk memastikan posisiposisi informan dan waktu luangnya. Dalam memastikan posisi informan dan waktu luangnya peneliti memperoleh informasi dari 6

7 rekan kerja yang bermukim di daerah penelitian. Dua minggu di bulan Desember 2012 menjadi awal bagi peneliti untuk mengenal dan memasuki wilayah dari penelitian. Informasi awal ini nantinya akan memfokuskan peneliti dalam melakukan proses penelitian yang berkaitan dengan informasi-informasi yang diperlukan oleh peneliti. Selain itu suasana di lokasi penelitian secara umum bukan menjadi hal baru bagi peneliti, karena lokasi penelitian ini juga sering peneliti lalui di saat bertugas sebagai guru dan dosen pada satu lembaga pendidikan gabungan antara SMA dan PGSD FKIP Uncen kelas Nabire dalam satu lingkungan yang sama. Dengan bermodal informasi awal tersebut memberikan gambaran pada peneliti tentang penyiapanpenyiapan yang harus dilakukan oleh peneliti. Persiapan yang berhubungan dengan alat tulis, rekaman, kamera, dan laptop mempunyai fungsi masing-masing dalam mendukung tujuan penelitian, sehingga dengan dukungan alat-alat tersebut mempermudah peneliti dalam menyimpan, dan mendokumentasikan secara baik dan lengkap tentang informasi yang diperoleh saat penelitian. Informasi yang lengkap dan jelas dari informan akan memudahkan peneliti dalam proses pengolahan dan penulisan selanjutnya. Dengan gambaran tradisi penelitian kualitatif tersebut memantapkan peneliti untuk memulai penelitian, sehingga pada awal minggu ketiga bulan Januari 2013 peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan. Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan pendekatan dengan cara trianggulasi untuk membandingkan informasi atau data yang berkaitan dengan bagaimana migran dalam bingkai orang Papua di lokasi penelitian. Untuk mendalami fenomena kehidupan antara migran dan orang Papua di distrik Nabire Barat peneliti dipandu oleh pertanyaan penelitian yang telah disiapkan. Dengan pertanyaan itulah peneliti akan menelusuri jawabannya melalui wawancara bersama beberapa informan maupun infroman kunci secara terarah dan teliti dengan menggu-nakan pedoman wawancara, pengamatan, dokumentasi dan data skunder lainnya. Hasil wawancara tersebut menjadi bagian dari informasi pendukung terhadap data-data yang dikumpulkan untuk menjawab dan melengkapi tujuan dari pertanyaan-pertanyaan 7

8 penelitian. Pemilihan informan kunci dilakukan untuk mendapatkan informasi sejauh mana pengetahuan dan pemahaman mereka terkait dengan fenomena aktivitas ekonomi dan relasi antara migran dan orang Papua dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Karena itu migran dengan kegiatan ekonominya merupakan informan kunci yang paling tepat untuk memberikan data dan informasi seputar masalah penelitian. Data dan informasi dari informan kunci akan menjadi ukuran sejauh mana ritme relasi antara migran dan orang Papua dalam kehidupan sosial ekonomi di masyarakat. Untuk menegaskan suasana relasi tersebut peneliti mengcrosscheck infromasi pada orang Papua dengan kegiatan ekonominya. Selain itu pengamatan natural peneliti dengan pengha-yatan tentang fenomena kehidupan migran dalam kehidupan orang Papua menjadi bagian dari kehidupan peneliti, karena peneliti sebagai orang Papua lahir dan besar dalam lingkungan dan suasana fenomena itu. Oleh sebab itu untuk mengenal dan membedakan migran dalam kehidupan bersama orang Papua bukan sesuatu yang sulit bagi peneliti. Selama proses penelitian, kendala yang peneliti rasakan adalah sulitnya memperoleh data terbaru dan akurat tentang komposisi penduduk antara migran dan orang Papua, sehingga peneliti menggunakan beberapa sumber data yang menjadi data proxy untuk membandingkan komposisi penduduk antara orang Papua dan migran. Sumber data yang peniliti gunakan adalah data Distrik Nabire Barat dalam Angka 2011, 2012, dan 2013 dengan informasi data penduduk pada Jumlah data tempat Ibadah 2012, dan data jumlah penduduk menurut agama distrik Nabire Barat 2013 dan data Kab. Nabire dalam Angka Sebagian migran tidak begitu terbuka untuk memberikan informasi tentang modal usaha yang digunakan serta jumlah pendapatan yang diperoleh selama satu bulan produksi atau hasil kerja. Keterangan alasan yang disampaikan pada peneliti adalah rahasia bisnis. Bagi peneliti, alasan ini mungkin tepat dan juga tidak. Dengan ketidakpuasan, peneliti mencoba mencari informasi pada konsumen 8

9 atau rekan kerja dan atau pada kegiatan ekonomi yang sama tentang informasi tersebut. Informasi yang peneliti peroleh dari konsumen atau rekan kerja dan pada kegiatan ekonomi yang sama menjadi gambaran jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Sekalipun jawaban yang peneliti peroleh tidak persis sama, namun paling tidak membantu memudahkan peneliti dalam memahami dan menjelaskan fenomena tersebut. Data penelitian diperoleh berupa informasi empiris dilakukan selama penelitian dan setelah penelitian. Dua tahap ini menjadi fase yang memerlukan konsentrasi dan keseriusan peneliti bersama pembimbing untuk mendapatkan arahan dan masukan mengenai informasi cara penelitian, penulisan laporan lapangan serta berbagai ilmu lain yang sangat membantu peneliti dalam proses penulisan dan penyelesaian tesis ini. Penulisan dan penyelesaian tulisan ini melalui hasil-hasil wawancara dan data penelitian dengan para informan yang diolah dalam bentuk matrix atau transkrip. Dari transkrip tersebut peneliti menentukan pengkategorian tema (matrix tema), kemudian membuat outline. Semua proses dan hasil itu kemudian diperiksa secara teliti dan terstruktur oleh pembimbing. Selain itu peneliti juga diarahkan oleh pembimbing untuk menggunakan dan memilih referensi-referensi yang terkait dengan permasalahan atau fenomena yang diteliti. Memasuki tahap akhir penulisan laporan hasil penelitian, tidak terlepas dari keseluruhan unsur-unsur atau bagian-bagian dari penelitian. Kemampuan menulis dan melaporkan hasil penelitian merupakan suatu tuntutan dan keharusan mutlak bagi seorang peneliti, sehingga dalam penulisan penelitian ini, penulis mengawali dari bab mengenai fenomena empiris (bab 4, dan 5). Setelah analisis dilakukan terhadap kedua bab empiris tersebut, ditambahkan bab tiga tentang konteks penelitian. Peneliti kemudian membuat sintesis dari kedua bab empiris tersebut. Setelah itu mengkaji tentang teori-teori atau review literature yang terkait dengan fenomena empiris, sebagai dasar penulisan bab 2 (tinjauan pustaka). Dengan demikian dalam prosesnya peneliti terus dan harus menerima setiap masukan dan koreksi secara 9

10 terus menerus dari pembimbing sebelum sampai pada laporan akhir dari penelitian ini. Lewat proses tahap demi tahap yang dilakukan peneliti bersama pembimbing merupakan bagian dari proses penulisan laporan penelitian yang teliti dan terarah untuk sampai pada hasil akhir laporan penelitian yang memuaskan bagi peneliti. 10

Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil

Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil Bab Tiga Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil Pengalaman saat Penelitian Pada awal bulan Agustus 2013, peneliti datang ke Pasar Remu melakukan pengamatan untuk mengenal lokasi penelitian. Pengamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam proses kegiatan penelitian ini, ada beberapa langkah-langkah dalam melakukan proses penelitian berdasarkan prosedur yang dilaksanakan di lapangan: Tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pemilihan metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan masalah penelitian yang diteliti akan membuahkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk memaparkan bagaimana supervisi kunjungan kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk memaparkan bagaimana supervisi kunjungan kelas yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berangkat dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bagaimana supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh Kepala

Lebih terperinci

BAB IV DISKUSI TEORITIK

BAB IV DISKUSI TEORITIK BAB IV DISKUSI TEORITIK Teori yang digunakan dalam analisa ini bermaksud untuk memahami apakah yang menjadi alasan para buruh petani garam luar Kecamatan Pakalmelakukan migrasi ke Kecamatan Pakal, Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Deskriptif

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tinggi tingkatan usaha pedagang barang bekas maka memiliki relasi kerja yang semakin

BAB V PENUTUP. tinggi tingkatan usaha pedagang barang bekas maka memiliki relasi kerja yang semakin BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Relasi kerja antar pedagang barang bekas dibedakan berdasar pada tingkatan usahanya, yaitu pedagang keliling, pemilik lapak kecil, dan pemilik lapak besar. Semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Poerwandari (1998) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif memiliki dasar yang berbeda, tidak menekankan pada upaya generalisasi (jumlah) melalui perolehan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan agar terarah dan terfokus pada tujuan yang diinginkan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan menguraikan lokasi penelitian, bentuk penelitian, teknik pengumpulan data, validasi data, analisis data dan prosedur penelitian. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitaan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Margaluyu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, peneliti memilih lokasi ini dikarenakan pertimbangan tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam bentuk deskriptif dengan pendekatan metode penelitian kualitatif (Qualitative reaseacrh). Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif komparatif. Penelitian kualitatif komparatif adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Remaja merupakan generasi penerus bangsa. Remaja memiliki tugas untuk melaksanakan pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas dari suatu bangsa. Kualitas bangsa dapat diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masa remaja merupakan suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Sejalan dengan meningkatnya usia mereka terdapat beberapa penyesuaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TNW Kabupaten Merauke Provinsi Papua (Lampiran 1). Kegiatan penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan, diawali

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis data pada bab empat (Bab IV) adalah sebagai berikut: 1. Sejarah terbentuknya migran wirausaha palenan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagaimana kontribusi matakuliah matematika dan matakuliah yang menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagaimana kontribusi matakuliah matematika dan matakuliah yang menggunakan 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya yang bertujuan untuk mencapai tujuan penelitian berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang begitu pesat, baik secara fisik, psikologis, dan sosial. Secara sosial, perkembangan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada zaman sekarang, perkembangan teknologi informasi khususnya di bidang komputer memberikan dampak yang sangat besar bagi seluruh aspek kehidupan. Dengan adanya teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field reseach) dengan metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh : SUTADI NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Sistem Pendidikan

T E S I S. Oleh : SUTADI NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Sistem Pendidikan PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, HUBUNGAN ANTAR GURU, DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG T E S I S Oleh : SUTADI NIM : Q 100

Lebih terperinci

KUISIONER ANALISIS RESPON & PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP SISTEM PEMASARAN BERBASISKAN MULTI LEVEL MARKETING

KUISIONER ANALISIS RESPON & PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP SISTEM PEMASARAN BERBASISKAN MULTI LEVEL MARKETING L-1 KUISIONER ANALISIS RESPON & PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP SISTEM PEMASARAN BERBASISKAN MULTI LEVEL MARKETING Nama : Alamat : Tanggal : Dalam rangka menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis Respon

Lebih terperinci

juga kelebihan yang dimiliki

juga kelebihan yang dimiliki 47 1. Pengertian Optimisme Seligman (2005) menjelaskan bahwa optimisme adalah suatu keadaan yang selalu berpengharapan baik. Optimisme merupakan hasil berpikir seseorang dalam menghadapi suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

AS ADI NIM. Q

AS ADI NIM. Q KOTRIBUSI AKREDITASI SEKOLAH DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS SEKOLAH DI SMP SE KABUPATEN JAPARA TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Pengantar Pada bab ini, penulis akan menggambarkan seluruh proses pengalaman penelitian yang dijalani oleh peneliti selama berada di lokasi penelitian. Berawal dari tugas mata

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Munculnya pesaing-pesaing

Lebih terperinci

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat terutama dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa. Pemerintah pun

BAB I PENDAHULUAN. ketat terutama dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa. Pemerintah pun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin bertambahnya universitas-universitas baik negeri ataupun swasta di Indonesia khususnya di Bandung, menyebabkan persaingan mereka semakin ketat terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang multikultur, yakni bangsa yang memiliki aneka ragam budaya yang dapat memperkaya budaya nasional sekaligus sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratifika Dewi Irianto, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratifika Dewi Irianto, 2014 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal keberadaanya, seorang individu akan memiliki sebuah relasi yang mutlak dengan satuan sosialnya. Satuan sosial tersebut adalah keluarga yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Kualitatif Setiap penelitian yang dilakukan baik itu menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif, selalu akan berangkat dari sebuah masalah. Masalah

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pendidikan di indonesia sangat berkembang dengan pesat. Diantara beberapa tingkat pendidikan dengan kemajuan yang cukup drastis adalah banyak

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari prosedur dan pola yang ditempuh oleh peneliti, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya berbagai masalah dalam pelayanan pemerintah kepada rakyat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. munculnya berbagai masalah dalam pelayanan pemerintah kepada rakyat, seperti 56 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perhatian terhadap eksistensi pelayanan semakin berkembang seiring dengan munculnya berbagai masalah dalam pelayanan pemerintah kepada rakyat, seperti pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG 54 BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG A. Analisis Strategi Pemasaran 1. Analisis Diferensiasi Menurut peneliti berdasarakan wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini, semakin banyak individu yang menempuh pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi (www.freelists.org). Perguruan tinggi (PT) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia, oleh karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan perkumpulan sekelompok manusia yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Akibat interaksi dan karakteristik masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar dan memberatkan di sebagian besar anggota masyarakat. Tingginya biaya

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar dan memberatkan di sebagian besar anggota masyarakat. Tingginya biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi krisis multidimensi yang berkepanjangan, pendidikan telah menarik perhatian berbagai pihak setelah bergeser menjadi salah satu pos pengeluaran yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan kalau etika sebagai perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan kalau etika sebagai perangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam hal pengupahan, Islam memberikan ketentuan dasar mengenai Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan kalau etika sebagai perangkat prinsip moral yang membedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk 14 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yakni metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Penelitian yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mampu menghasilkan output yang unggul. Mengutip pendapat Gorton. tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mampu menghasilkan output yang unggul. Mengutip pendapat Gorton. tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sekolah adalah salah satu dari tripusat pendidikan yang dituntut untuk mampu menghasilkan output yang unggul. Mengutip pendapat Gorton tentang sekolah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah yang merupakan sisa akhir pembuangan manusia, merupakan kumpulan benda yang sudah tidak terpakai oleh manusia, baik dalam bentuk padat, cair maupun gas.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian dan Pendekatan Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini lebih menekankan pada proses penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha begitu pesatnya menyebabkan persaingan perusahaan yang satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha begitu pesatnya menyebabkan persaingan perusahaan yang satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha begitu pesatnya menyebabkan persaingan perusahaan yang satu dengan yang lainnya semakin ketat sehingga perusahaan dituntut lebih kompetitif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar paradigma naturalistik. Sugiyono (2007) menegaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah pendekatan kualitatif. Nasution (2003: 9) menjelaskan bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian implementasi pembelajaran Pendidikan Antikorupsi sebagai faktor pendukung Pendidikan Kewarganegaraan seyogyanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Tinggi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan krusial. Dikatakan demikian, sebab majunya sebuah bangsa atau negara dapat diukur dengan bagaimana kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi modern menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi peningkatan harkat dan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik, BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di beberapa lokasi di Kota Bandung. Pemilihan lokasi berdasarkan pada tempat pelaksanaan pendampingan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk kualitatif deskriptif dengan pendekatan case study (studi kasus). Studi kasus adalah penelitian tentang status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (verstehen). Sedangkan yang dimaksud penelitian kualitatif menurut

BAB III METODE PENELITIAN. (verstehen). Sedangkan yang dimaksud penelitian kualitatif menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian. Penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan (verstehen).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Inggris pada era ini merupakan bahasa pemersatu dunia. Literatur-literatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Inggris pada era ini merupakan bahasa pemersatu dunia. Literatur-literatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Inggris pada era ini merupakan bahasa pemersatu dunia. Literatur-literatur yang digunakan skala internasional dapat dipastikan menggunakan Bahasa Inggris. Sudah

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Manfaat Yang Diperoleh Dari Kerja Praktik Dalam pelaksanaan di dunia kerja yang sebenarnya, sebagai desainer kita tidak bisa terlalu idealis seperti pada masa kuliah. Desainer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek, Subjek, dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah kegiatan tambang emas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis dengan didukung metode penelitian kualitatif. Alasan mengapa dipilihnya metode

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009) 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009) mengatakan bahwa penelitian kualitatif deskriptif merupakan jenis penelitian

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN TINGKAT STRES MAHASISWA DENGAN HASIL INDEKS PRESTASI AKADEMIK

2016 HUBUNGAN TINGKAT STRES MAHASISWA DENGAN HASIL INDEKS PRESTASI AKADEMIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia yang hidup pasti akan mengalami suatu fenomena dalam keseharianya berupa tuntutan terhadap sesuatu hal yang harus dipenuhi. Bagi sebagian orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin. berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin. berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angkaangka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Nggela. Bentuk permukiman adat di Desa Nggela yang berbentuk linear namun,

BAB III METODE PENELITIAN. Nggela. Bentuk permukiman adat di Desa Nggela yang berbentuk linear namun, 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, sebagai awalnya dilihat fenomena yang terjadi di Desa Nggela. Bentuk permukiman adat di Desa Nggela yang berbentuk linear namun,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode analisis yang peneliti pakai pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia informasi juga menyebabkan cepatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia informasi juga menyebabkan cepatnya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia informasi dari bidang teknologi sangat berpengaruh terhadap manusia, organisasi dan perusahaan serta penyebaran informasi. Dari perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai satu lembaga pendidikan tinggi, memberikan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para penggunanya dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah makna hidup mantan pecandu alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan penelitian adalah SDN Cibeureum 2 Kota Tasikmalaya. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Kualitatif Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, teknik

penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, teknik BAB III PROSEDUR PENELITIAN Pada bagian bab III menyajikan prosedur penelitian yang memuat tentang data-data yang diperlukan antara lain : lokasi, subjek, metode penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh Sutrisna Wibawa (FBS UNY) Bahan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Mata Pelajaran Bahasa Daerah/ Jawa 1. Pengantar Salah satu tugas guru adalah harus selalu berupaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Mengingat penelitian ini merupakan suatu kajian, mempelajari dan menganalisis kebijakan-kebijakan terkait pendidikan Dayah, maka peneliti dapat menjelaskan

Lebih terperinci