BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 137 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perencanaan dan perancangan Museum didasarkan pada pentingnya menampilkan suatu citra atau image khusus, yang melalui suatu penampilan visual mampu membawa pengunjung kepada suatu persepsi, bahwa suasana pada ruangan yang ada mengajak pengunjung untuk berimajinasi, berfikir kreatif, inovatif dan interaktif tentang kebudayaan dan sejarah pada periode masa sejarah saat itu. Selain itu perancangan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan secara informal kepada para pengunjung. Sesuai dengan proyek perancangan desain Interior Museum kopi Indonesia. Seperti yang telah diketahui Kopi Indonesia saat ini menempati peringkat keempat terbesar di dunia dari segi hasil produksi setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang yang patut kita jaga, kopi membawa indonesia masuk ke pasar dunia dan dikenal dengan kopi yang bercita rasa spesial. Saat ini banyak orang mengkonsumsi kopi untuk menghilangkan kepenatan, stres, bahkan menjadikan sebagai gaya hidup masa kini. Sebagian besar mayarakat mengkonsumsi kopi karena kenikmatan dan aromanya yang menyegarkan jika diminum pagi hari atau malam hari ketika sedang bekerja ataupun bersantai. Dilihat dari penggunaan kopi yang sudah ada dari abad XV pada jaman kekuasaan Belanda hingga saat ini dengan memberikan ciri khas dari aroma dan cita rasa berbeda yang dihasilkan dari setiap tanah di berbagai daerah Indonesia dan dengan adanya proses perubahan cara dalam menikmati secangkir kopi dari zaman ke zaman baik itu dalam proses pengolahan kafein ataupun dalam penyajiannya. Maka dalam perancangan ini menginspirasi untuk mengabil sebuah konsep desain dengan tema The Addicting sense of Revolution, dimana kandungan kafein yang dimiliki kopi dapat membuat seseorang yang telah menikmatinya mempunyai keingin untuk menikmati lagi

2 138 rasa dari kopi itu sendiri baik dalam penyajian sejara lama ataupun dengan berbagai perubahan cara penyajian yang telah ada sekarang. cita rasa dan aroma khas kopi dapat ditimbulkan dan memperkenalkan ke seluruh masyarakat Indonesia hingga mancanegara tentang nikmatnya kopi. Dalam perancangan museum kopi Indonesia dapat mengingkatkan kembali dan memberikan informasi ke masyarakat tentang proses penting sebuah kopi dari dulu hingga menjadi terkenal dan menjadi gaya hidup saat ini. Tema dalam perancangan ini dihubungkan ke dalam konsep Industrial, dimana kopi mempunyai proses pengolahan dari buah kopi mentah menjadi biji kopi dan proses pengolahan tersebut akhirnya menjadi serbuk kopi yang dapat dinikmati oleh semua orang melalui secangkir kopi dan menikmati aroma serta rasanya. 4.2 Citra Ruang Citra ruang dalam sebuah museum merupakan bagian yang penting untuk menampilkan suasana yang mendukung konsep dan mengajak pengunjung untuk ikut merasakan pencitraan konsep yang dimaksud. Dalam perancangan museum kopi Indonesia menggunakkan konsep Industrial yang akan memberikan kesan tegas, kuat, dan suasana yang keras tetapi tetap cozy. Konsep Industrial dapat mengajak pengunjung untuk merasakkan suasana dalam proses pengolah kopi. Dengan tema The Addicting Sense of Revolution dimaksudkan agar pengunjung yang telah berpetualang di dalam museum kopi Indonesia akan mendapat tambahan ilmu dan pengetahuan dari proses penyajian dan desain di dalam museum kopi Indonesia tersebut. Sifat Addicting bertujuan untuk membangkitkan minat pengunjung agar kembali lagi ke dalam museum tersebut yang ditampilkan dalam bentuk-bentuk geometris, diagonal seperti bentuk dari kandungan zat kafein yang menjadi ciri khas utama kopi. Suasana yang menonjolkan unsur asli material tanpa finishing sperti dinding bata exposed, ceiling exposed, dll, memberikan tambahan suasana sperti di dalam tempat penyimpanan dan pengolahan kopi yang di sajikan dengan prubahan yang berbeda dapat mengajak pengunjung untuk dapat merasakan secara langsung proses perkembang kopi dari penanaman dan proses pengolahan hingga produksi kopi yang saat ini dapat dinikmati oleh semua orang.

3 Konsep material Lantai, dinding dan ceiling Material yang akan digunakan untuk Museum kopi Indonesia ini mengikuti konsep Industrial yang menggunakan material Bata expose, concreted exposed, steel frame, plat besi, kaca, alumunium,dll. untuk menampilkan kesan tegas, kuat dan maskulin dalam konsep Industrial, dan untuk menyeimbangi material tersebut diterapkan juga material kayu dengan unfinised atau penggunaan finishing PU warna natural agar membuat ruang lebih clean, nyaman dan hangat. Dalam perancangan ini material diterapkan pada pengaplikasian, Ceiling exposed : ceiling pada museum pada museum kopi ini tidak diolah dalam bentuk yang berat melainkan di biarkan terbuka agar memberikan kesan industrial yang tidak menggunakkan banyak bentuk dan permainan ceiling, dan menampilkan kesan luas dan tinggi dalam ruangan. Terkecuali di ruangan ruangan tertentu akan menerapkan permainan drop ceiling dengan bentuk dinamis dan menggunakan ceiling gypsum Ceiling Exposed (Gambar 4.1 : Down ceiling gypsum 9mm) Dinding : Material dinding menggunakan memakai bentuk geometris, persegi dan diagonal yang di ambil dari unsur kafein dalam kopi, agar dapat merasakkan citra kafein yang semakin erat dengan kopi. batu bata exposed, beton, kayu, dan baja yang dibiarkan apa adanya membuat tampilan lebih santai dan nyaman, penggunaan kaca & cermin membuat ruang berkesan luas.

4 140 Dinding beton yang masih memperlihatkan keasliannya, akan di terapkan pada area pameran. Kaca yang akan dipakai pada dinding ruang pameran. Dinding concrete exposed dan bata exposed untuk tampilan yang Industrial. Penempatan keterangan tulisan pada dinding (Gambar 4.2 : contoh aplikasi material dinding pada museum kopi Indonesia) Lantai : pola lantai menjadi salah satu bagian yang terpenting karena berguna sebagai petunjuk dan perbedaan antar setiap ruang yang memberikan arah dan tujuan pada alur cerita didalam museum. Dengan penerapan material alami dan permainan pola lantai akan dihadirkan dalam ruangan yang ada di dalam museum agar menghadirkan ruang yang dinamis. Material lantai menggunakan yaitu lantai Homogenus tile, parquet dan lantai exposed untuk memberikkan kesan industri, selain itu juga mudah dalam perawatannya jika di tempatkkan di area public. Lantai semen Exposed yang memperlihatkan kesan asli dari Lantai kayu : memberikan suasana hangat, nyaman dan memberikan kesan alami. (Gambar 4.3 : contoh aplikasi material lantai pada museum kopi Indonesia)

5 141 Analisa Material Lantai No Kategori Finishing Lantai keramik tile Homogenus tile Kayu Marmer g Tahan gesekan / beban Mudah dibersihkan Ragam motif Kekuatan Proses plaksanaannya Estetika Ekonomis Konsep Warna Warna dalam perancangan museum ini menggunakan warna-warna yang diambil dari warna Buah & biji kopi itu sendiri seperi : Buah kopi yang belum matang Buah kopi yang sudah matang Biji kopi yang belum disangrai Biji kopi yang sudah telah disangrai (Gambar 4.4 : Aplikasi warna dari biji & tanaman kopi

6 142 Terdapat 4 warna skema warna yang diambil dari proses pembuahan sampai proses sangrai biji kopi, yaitu hijau,merah, abu-abu dan coklat. Ke empat warna tersebut menggambarkan proses dari buah kopi yang belum matang (hijau), buah kopi yang sudah matang (merah), biji kopi yang belum disangrai (abu-abu) dan biji kopi yang telah disangrai(coklat). Adapun warna-warna lain yaitu seperti kuning, dan warna-warna momochrome dari biji kopi lainnya untuk memberikan kesan hangat. Rekomendasi Warna Pada Museum Kopi : Nama Ruang Kombinasi warna pada museum Kopi Efek Saran Warna Lobby Putih, coklat, dan hijau - Memberikan kesan tidak monotonn bersih dan menyatu dengan alam. - Suasana yang ramah - Tidak menimbulkan rasa bosan - Dinding : menggunakan warna coklat atau turunannya untuk mendapatkan kesan welcoming dan diberikan aksen warna hijau sebagai kesan yang natural dan santai. - Ceiling : putih, memberikan kesan bersih dan luas. - Lantai : menggunakan warna yang tidak terlalu berat sperti kream dan coklat kayu untuk menciptakan suasana yang ramah. Area Kombinasi -Memberikan kesan -Dinding : coklat dikombinasi Pamer antara warna santai dan merasa kan dengan abu-abu dan coklat, abu-abu, kan sensasi seperti di hitam, memberikan kesan hijau, alam perkotaan perkotaan yang santai dan merah,biru dan hitam -Suasana yang tenang, santai dan tidak menimbulkan rasa bosan dan aksen merah yang didominasi hijau dan biru yang tidak terlalu berat membuat ruang teras mempunyai cerita.

7 143 -Ceiling : Putih, hitam, untuk memberikan kesan tenang dan mengikuti alur crita. -Lantai : Coklat muda, agar lebih dinamis dan tidak kaku merasa sperti berada di alam bebas. Caffe Kombinasi - Suasana yang - Dinding : coklat, hitam warna coklat tua nyaman memberikan kesan alami dan turunannya serta, hitam dan aksen warna - Cozy dan tidak membosankan yang santai dan aksen merah dan kuning memberikan kesan Hangat, luwes tapi merah dan - Memberikan rasa tidak menghilangkan kesan kuning tenang, santai untuk elegan yang modern dari berlama-lama dan perkotaan. berkumpul,dinamis dan tidak terlalu informal. - Ceiling : putih memberikan kesan luas dan bersih. - Lantai : abu-abu kehitaman memberikan kesan kuat pada lantai. Office Putih, Coklat, hijau dan cream. - Memberikan kesan tenang dan menambahkan tingkat konsentrasi -Tidak menimbulkan rasa bosan - Suasana nyaman dan menyenangkan - Dinding : coklat dan warna turunannya dikombinasikan warna hitam agar memberi kan kesan nyaman dan tidak terlalu formal, hijau menambah ketenangan dan dan meningkatkan daya fikir yang baik. Cream sebagai aksen tambahan agar ruangan menjadi terasa lembut. - Ceiling : putih membuat kesan luas dan bersih

8 - Lantai : kream, coklat kayu. 144 (Tabel 4.1 : Tabel Rekomendasi warna pada museum kopi Indonesia) 4.5 Konsep Pencahayaan Pencahayaan dalam museum menggunakan pencahayaan buatan, pencahayaan alami sangat sedikit digunakan guna untuk menjaga dan melindungi bendabenda koleksi museum terhadap sinar ultraviolet yang di pancarkan oleh sinar matahari langsung. Konsep pencahayaan pada koleksi : - Untuk area display koleksi perlu memperhatikan kualitas cahaya yang sesuai dengan kebutuhan manusia dan juga unsur estetika dalam ruangan. Pencahayaan pada ruang pamer museum menggunakkan pencahayaan yang sifatnya umum (general Ligthing) dan pencahayaan yang sifatnya pencahayaan khusus. 1. Untuk benda koleski yang dipamerkan menggunakan pencahayaan khusus, pencahayaan khusus yang digunakan adalah sebagai berikut : Recessed Down light, digunakan untuk pencahayaan benda koleksi yang tidak tertutup kaca yang diletakan pada pedestal, serta benda koleksi yang dipamerkan pada display kolom. Untuk down light menggunakan jenis lampu hallogen 20 watt dengan diameter armatur 15 cm, alumunium reflektor (Gambar 4.5 : Recessed Down Light)

9 145 Recessed Wallwasher, digunakan untuk pencahayaan benda koleksi dalam vitrin, sehingga cahaya tidak dapat dipantulkan olek kaca vitrin yang akan mengakibatkan silau mata. Menggunakan Hallogen 20 watt, alumunium reflector warm light dengan diameter armatur 10 cm. (Gambar 4.6 : Recessed Wallwasher) Spotlight/lampu sorot, digunakan untuk menyinari ruang pameran dan menyinari benda-benda tertentu yang hendak diekspos. Seperti foto dan lukisan. Jenis penyinaran, fleksibel dan dapat diarahkan kebidang yang dikehendaki. Memberikan kesan menarik pada benda yang disinari, karena fleksibel maka penyinarannya dengan mudah dapat diubah-ubah dan dapat menimbulkan akses yang khas. (Gambar 4.7 : Spotlight / lampu sorot) LED flexible Strip Light Digunakan untuk pencahayaan benda koleksi dalam vitrin, kemudian ditutupi dengan akrilik putih sehingga cahaya tidak dapat dipantulkan oleh kaca vitrin yang akan mengakibatkan silau mata.

10 146 (Gambar 4.8 : LED flexible Strip Light) LED Wall Washer dan LED flexible strip Light digunakan untuk pencahayaan yang sifatnya general. Diletakkan pada dinding dan kolom. (Gambar 4.9 : LED Wall Washer) Uplight yang mengarah dari bawah ke atas, digunakkan untuk koleksi stand on floor dengan menggunakkan lampu Light Emitting Diode (LED). Berguna sebagai flow pengunjung pada saat memasuki ruangan. Selain itu LED juga sangat ramah lingkungan karena lampu berjenis Led bebas dari merkuri. dan Lampu Led biasanya lebih awet dari pada jenis lampu lainnya. Selain Hemat Energi Lampu LED juga tidak memancarkan sinar UV. Lampu LED juga dapat memberikkan kesan nyaman pada ruangan dengan variasi warna membuat ruang menjadi dinamis. 2. Untuk Pencahayaan yang sifatnya general menggunakan pencahayaan menyebar dengan menggunakan recessed Fluorenscent : 2 x 18 watt, menggunakan reflektor warna putih natural. Penggunaan reflector ini untuk menghindari batas kesilauan dan energi yang terbuang relatif sedikit.

11 Konsep Pengawaan Penghawaan dalam museum kopi Indonesia menggunakan penghawaan buatan berupa AC central. Pemilihan sistem penghawaan dengan mempertimbangkan penggunaan dan pengaturan kondisi suhu ruang supaya sirkulasi udara dalam ruangan tetap konstan, teratur sehingga memberikan kenyamanan bagi pengunjung. AC central yang telah terintegrasi dengan dehumidifier dimaksudkan agar kelembaban ruangan selalu terjaga. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kelembaban yang berlebihan pada ruangan yang nantinya akan berpengaruh negatif pada barang-barang yang disimpan di museum. kontrol penghawaan, Suhu udara yang dianjurkan adalah 24 C sampai 26 C. dengan kelembaban %. Pengontrolan penghawaan dilakukan 2-3 kali sehari oleh bagian koleksi dan perawatan. Alat pengontrol penghawaan disebut termohidrograf, diletakan disetiap ruang pamer. 4.7 Konsep akustik ruang Untuk memperoleh derajat reduksi bising yang diinginkan maka tindakan yang dilakukan adalah memberikan lapisan akustik. Akustik dapat mengatasi masalah yang berhubungan langsung dengan desain interior, antara lain tingkat kejelasan percakapan dengan latar belakang suara, perlindungan privacy ruang, tingkat bunyi yang berlebihan dalam situasi tertentu. Dalam perancangan interior sebuah museum diciptakan suasana yang tenang agar pengunjung dapat menikmati, mempelajari, membaca dan merenungkan peninggalan kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, perlunya bahan penyerap bunyi dalam jumlah yang cukup untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan didalam ruang. Bahan-bahan penyerap bunyi dalam rancangan akustik yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang-ruang bising yaitu bahan berpori, penyerap panel atau penyerap selaput dan resonator rongga ini diterapkan pada elemen interior museum yaitu dinding dan lantai. Pada dinding menggunakan dasar semua bahan berpori yaitu terdiri dari rangka kayu, papan serap ( fiber board ), busa polyurethane. Pada lantai juga digunakan akustik penyerap bunyi dan kebisingan di udara yang ada di dalam ruang. Maka

12 148 material yang digunakan terdiri dari papan gips, batang berpegas, selimut isolasi, batang baja dan kayu lapis bantalan. Selain itu pengurangan kebisingan pada setiap area publik atau ruang pamer tetap dan temporer dapat dimanipulasikan dengan memperdengarkan musikmusik klasik yang mengalun lewat sound system tertentu. Penggunaan musik akan memberikan kenyamanan secara psikologis dan emosional, serta dapat mengurangi suasana dan keadaan yang monoton. 4.8 Konsep Keamanan dan Signage 1. Sistem keamanan yang diterapkan pada museum kopi Indonesia agar terciptanya keamanan benda koleksi museum, pengelola museum dan pengunjung, maka keamanan terbagi tiga bagian, yaitu : Sistem keamanan terhadap kebakaran - Detektor panas derajat rata-rata. - Detektor asap dengan cara ionisasi, digunakan pada ruang saluran AC, tangga dan saluran pipa. Penempatan pintu darurat yang menghubungkan ruangan dengan daerah yang diperkirakan aman. Sistem pemadam kebakaran Menggunakan fire hydrant dengan meletakannya pada area yang mudah untuk dilihat dan menggunakan jenis buih, digunakan untuk kebakaran besar didalam ruang pameran sedang untuk bagian luar digunakan spingkler otomatis. Sistem keamanan terhadap bahaya pencurian tingkah laku pengunjung, - Pengadaan pos pengawasan dalam ruang pamer - Penggunaan Closed Circuit TeleVision (CCTV), sehingga terhindarnya benda koleksi dari tindak pencurian. Sistem keamanan dari gangguan manusia, kondisi cuaca serta gangguan serangga - Penggunaan pembatasa keamanan pada media penyimpanan, ada dua jenis pembatas yaitu semu dan tidak semu. Salah satu pembatas semu

13 149 dengan menggunakan perbedaan pola dan ketinggian lantai pada area perletakkan media penyimpanan benda koleksi. - Pembatas semu menggunakan pembatas seperti kaca yang dapat terlihat jelas oleh pengunjung, dan untuk mengamankan benda koleksi lain berukuran besar menggunakan tali pembatas atau pagar untuk membatasi ruang gerak pengunjung. - Mengatasi gangguan kondisi cuaca untuk material yang bersifat organik menggunakan suhu yang sesuai dengan objek yang dipamerkan. - Menghindari dari serangan serangga yaitu dengan cara fumigasi menggunakan gas pembasmi serangga. 2. Signage : Petunjuk Informasi Uuntuk pengunjung dibuat agar pengunjung mengetahui petunjuk untuk memperoleh informasi yang jelas. Sangat pentingnya informasi dimuseum maka disetiap koleksi diberikan label keterangan. Petunjuk informasi dapat dibuat dengan penambahan lampu agar pengunjung meyadari adanya petunjuk arah dan iformasi yang mereka inginkan. Selain itu di sediakan pula lcd monitor untuk petunjuk informasi. (Gambar 4.10 : Signage)

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG 3.1 Tema Dan Gaya a. Tema Tema yang akan diterapkan pada Museum Bank Indonesia ini adalah Menemani Perjalanan Panjang Bank Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 123 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba didasarkan pada pentingnya memberikan sebuah kenyamanan bagi pasien/residen supaya dapat mempercepat

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA III.1. Konsep dan Tema Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini adalah Solid & Sturdy yang diterapkan untuk mendeskripsikan sesuatu yang solid

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring 151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. 30

BAB V KONSEP. 30 BAB V KONSEP 5.1 Konsep Desain Proyek museum yang akan dibuat ini, dikategorikan kedalam Entertainment Museum. Yang dimaksudkan dengan Entertainment Museum dalam proyek ini adalah sebuah museum yang memberikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Berdasarkan analisa yang telah dibahas pada BAB III, maka citra ruang yang akan diangkat pada Japan Foundation ini adalah citra yang dapat / mampu menopang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR DAN FURNITURE

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR DAN FURNITURE BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR DAN FURNITURE 4.1 Konsep Perancangan 1 Konsep Gaya Gaya kontemporer mulai berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh sekumpulan arsitek Bauhaus School of Design,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 189 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Penentuan konsep perancangan interior didasarkan atas analisa dan pertimbangan beberapa faktor yang telah dibahas pada bab 2 yaitu tinjauan museum

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN VI.1. Landasan Konseptual Sebagai sebuah planet kehidupan, Bumi memiliki beberapa lapisan penting yaitu: Atmosfer, Hidrosfer, Geosfer dan Biosfer. Dimana lapisanlapisan penting

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning dan Grouping 1.1.1 Zoning Alternatif 1 (Gambar 4.1 Lantai 1 Alternatif Zoning 1) Publik Semi Privat Semi Privat Privat (Gambar 4.2 Lantai 2 Alternatif Zoning 1) Publik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan, BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL 4.1. Fungsi Perancangan Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat karena mudahnya sarana transportasi baik darat maupun udara yang dapat ditempuh menuju kota

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan. optimalitas dalam mendukung perkembangan dunia

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan. optimalitas dalam mendukung perkembangan dunia BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.I. Fungsi Perancangan Muslimah Fashion center ini bertujuan untuk menghimpun aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion muslimah dan kebutuhan wanita. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA

Lebih terperinci

BAB IV Konsep dan Tema Perancangan

BAB IV Konsep dan Tema Perancangan BAB IV Konsep dan Tema Perancangan 4.1 Konsep Hybrid Setelah dipaparkan secara singkat diatas mengenai penggabungan dua unsur antara tradisional dan modern, pada bagian ini akan dibahas lebih dalam lagi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI VI.1. Konsep Dasar Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Akademi dan Galeri Fotografi adalah bagaimana wujud rancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Desain Interior Pusat Komunitas Jeep di Sentul dengan Konsep Army Look

Lebih terperinci

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah refresh yang berarti to give new freshness or brightness to;

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 49 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perencanaan Gambar 4.1 Mind Mapping Konsep Terminal 3 (Sumber : Dokumentasi Penulis) Konsep perencanaan pada interior Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta salah satunya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BANDUNG 3.1. Konsep Perancangan Museum Etnobotani Indonesia merupakan tempat untuk memamerkan benda koleksi berupa hasil pemanfaatan tumbuhan yang ada

Lebih terperinci

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy Konsep Lantai Studio Balet Lantai dengan konsep Fairy biasanya berkesan mewah. Mewah karena berdasarkan pada kehidupan putri dan pangeran di dalam kastil yang megah dan indah Aplikasi konsep fairy tale

Lebih terperinci

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DESAIN A. IDE GAGASAN PERANCANGAN Perencanaan dan perancangan Music Center ini merupakan proyek perancangan fasilitas komersial yang dapat menunjang kegemaran masyarakat terhadap band The

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING A. Permasalahan Umum Permasalahan umum ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom mobil.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta hiburan bagi masyarakat untuk memperoleh segala informasi mengenai sejarah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.I. Fungsi Perancangan Fashion center ini bertujuan untuk menghimpun aktivitas dan kegiatan yang bergerak di bidang fashion. Untuk menciptakan efisiensi,efektivitas dan optimalitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN 5.1.1 KONSEP GAYA Konsep perancangan interior museum gamelan ialah modern kontemporer, gaya ini terpilih melalui poroses analisis yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN MUSEUM BAMBU DI BANDUNG

KONSEP PERANCANGAN MUSEUM BAMBU DI BANDUNG BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM BAMBU DI BANDUNG 3.1 Tema Museum Bambu merupakan tempat untuk memamerkan benda koleksi berupa tumbuhan bambu dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, benda koleksi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN BAB III STRATEGI PERANCANGAN 3.1 Tema dan Konsep Perancangan Memahami apa yang terkandung dalam sebuah batik sungguh sangat menarik jika kita memandangnya tidak sederhana hanya sebagai sebuah kain yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis. BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dantemaperancangan 5.1.1 Tinjauan Terhadap Gaya (MODERN) Gaya dari perancangan interior Rumah Sakit Ibu Dan Anak Puri Kencana ini mengarah pada gaya modern natural. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, serta meningkatnya kemajuan akan ilmu pengetahuan menuntut manusia

Lebih terperinci

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang Studi aktifitas dan kebutuhan ruang No Pemakai Aktifitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Dimensi Perawatan rambut 1.Mencuci rambut sebeum meakukan perawatan untuk rambut 2.Perawatan rambut (cutting/creambath/hairspal/

Lebih terperinci

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN

Lebih terperinci

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS Pengolahan interior medical spa ini berdasarkan inspirasi dari kebudayaan Sunda dan unsur spa itu sendiri yaitu air. Penggabungan unsur natural dari budaya setempat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kesimpulan rancangan proyek perencenaan interior Harley Davidson Center

BAB VI KESIMPULAN. Kesimpulan rancangan proyek perencenaan interior Harley Davidson Center BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari rancangan proyek perencanaan interior Harley Davidson Center Jawa Barat adalah, permasalahan yang terdapat di dalam proyek, yaitu perbedaan yang terdapat

Lebih terperinci

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna

House Of Sampoerna. Nama Objek : Museum House Of Sampoerna. Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya. Kepemilikan : Sampoerna House Of Sampoerna Nama Objek : Museum House Of Sampoerna Lokasi : Jalan Taman Sampoerna 6,Surabaya Kepemilikan : Sampoerna Filosofi logo: Bentuk logo berawal dari kepercayaan pemilik pbahwa angka 9 dapat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep dan Tema perancangan interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandar Udara Soekarno-Hatta mempunyai Tema Beautiful of Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Zoning & Grouping Terpilih BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Zoning Gambar 4.1 Zoning lt. 1 Gambar 4.2 Zoning lt. 2 Gambar 4.3 Zoning lt. 3 Gambar 4.4 Zoning lt. 4 B. Grouping Gambar 4.5 Grouping lt. 1

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 3.1 Konsep Perancangan Rumah sakit khusus mata adalah rumah sakit yang khusus memberikan layanan, pengobatan, dan perawatan bagi penderita penyakit mata. Untuk mencapai keseimbangan

Lebih terperinci

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi 1 2 hunian lama, BERNYAWA BARU Penulis Qisthi Jihan Fotografer Lindung Soemarhadi Di tengah maraknya pembangunan rumah modern, seperti cluster atau apartemen, pemilik rumah ini malah memutuskan untuk memilih

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat,

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Konsep secara umum Konsep Bandung Art and Design College secara umum menggunakan pendekatan berdasarkan citra dan misi utama dari BADC ini. Citra

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep perancangan Dalam perancangan spa and Fitness centre ini mengambil suatu bran lifespa fitness, dan menggunakan konsep bali kontemporer, karena produk yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

Gamer s. Little Heaven. Di kafe ini, jangan berharap suasana tenang dan musik lembut mengalun. Teriakan seru yang justru kerap terdengar.

Gamer s. Little Heaven. Di kafe ini, jangan berharap suasana tenang dan musik lembut mengalun. Teriakan seru yang justru kerap terdengar. RUANG USAHA Para game master siap membantu pengunjung menjelaskan aturan permainan dan memilihkan jenis permainan yang sesuai. Di kafe ini, sewa permainan bertarif Rp 15.000 per jam per kepala. Di kafe

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. OBSERVASI 1. Stasiun Gambir Jakarta Pusat Merupakan Stasiun yang terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Dibangun pada dasawarsa

Lebih terperinci