PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI"

Transkripsi

1 PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI Disusun Oleh: Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm., Apt Imam Jayanto, M. Sc., Apt LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI PROGRAM STUDI SI FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP 2017/2018 i

2 Visi Program Studi S1 Farmasi STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Menjadi program studi sarjana farmasi islami, unggul, dan berdaya saing yang berorientasi pada produk inovatif dan pelayanan kefarmasian. Misi Program Studi S1 Farmasi STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah 1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana farmasi berdasarkan perkembangan IPTEK Kefarmasian yang dijiwai nilai-nilai keislaman. 2. Mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berbasis potensi sumber daya alam bahari dalam menciptakan produk kreatif dan inovatif. 3. Mengembangkan sumber daya yang komunikatif berbasis ICT dalam pelayanan. 4. Mengembangkan kualitas SDM yang unggul dan mampu berkompetisi di era global. ii

3 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan ijin-nya buku petunjuk praktikum Farmakognosi ini dapat diselesaikan. Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk memberikan panduan bagi para mahasiswa Program Studi SI Farmasi yang mengambil mata kuliah Farmakognosi. Buku petunjuk praktikum ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam melaksanakan praktikum dengan baik agar hasilnya akan baik pula. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga mahasiswa harus mempelajari dulu teori-teori yang ada yang dapat dibaca dari berbagai literatur. Buku petujuk praktikum ini masih dalam proses menuju kesempurnaan. Insya Allah, perbaikan akan dilakukan demi kesempurnaan buku ini dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Semoga buku petunjuk ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Cilacap, September 2017 Penyusun iii

4 JADWAL PRAKTIKUM MATERI PRAKTIKUM 1. PRA UTS MINGGU NAMA KEGIATAN I II ASISTENSI PRAKTIKUM : HAKSEL I Dengan preparat : III 1. Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci) 2. Curcumae Rhizoma (Temulawak) 3. Curcumae domesticae Rhizoma (Kunyit) 4. Curcumae aeruginosae Rhizoma (Temu hitam) 5. Curcumae heyneanae Rhizoma (Temu giring) 6. Cyperi Rhizoma (Rimpang Teki) 7. Calami Rhizoma (Dlingo) 8. Imperatae Rhizoma (Akar Alang-alang) PRAKTIKUM : HAKSEL II Dengan preparat : IV 1. Kaemferiae Rhizoma (Kencur) 2. Languatis Rhizoma (Lengkuas) 3. Zingiberis Rhizoma (Jahe) 4. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang wangi) 5. Zingiberis littolaris Rhizoma (Lempuyang pahit) 6. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle) 7. Zingiberis Zerubeti Rhizoma (Lempuyang gajah) PRAKTIKUM : HAKSEL III Dengan preparat : 1. Catharanti Radix (Akar Tapak Dara) iv

5 V 2. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi) 3. Glycyrhizae Radix (Akar manis) 4. Vetiveriae Radix (Akar Wangi) 5. Panacis Radix (Gingseng) 6. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar Pule Pandak) 7. Rhei Radix (Kelembak) PRAKTIKUM : HAKSEL IV Dengan preparat : VI 1. Alstoniae cotex (Kulit pule) 2. Alyxiae cortex (Kulit pulasari) 3. Burmani cortex (Kulit manis jangan) 4. Chinchonae cortex (Kulit kina) 5. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis) 6. Alii sativi bulbus (Bawang putih) 7. Santali lignum (Kayu cendana) PRAKTIKUM : HAKSEL V Dengan preparat : VII 1. Sappan lignum (Kayu secang) 2. Tinosporae caulis (Baratawali) 3. Usnae Thallus (Kayu angin) 4. Andrographidis folium (Daun sambiloto) 5. Centellae herba (Herba pegagan) 6. Hirtae herba (Patikan kebo) 7. Menthae piperitae (Herba peppermint) 8. Phylanthi herba (Meniran) PRAKTIKUM : HAKSEL VI Dengan preparat : 1. Orthosiphon folium (Daun Kumis kucing) 2. Pipper betle folium (Daun sirih) v

6 3. Guzumae Folium (Daun jati Belanda) 4. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 5. Parkiae semen (Biji Kedawung) 6. Melaleuca Fructus (Merica bolong) 7. Iphecacuanae (Ipeka) UTS II. POST UTS : PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK VIII PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Amilum (Pati) Dengan Preparat : 1. Amylum Oryzae (Pati beras) 2. Amylum Tritici (Pati gandum) 3. Amylum Manihot (Tapioka) 4. Amylum solani (Pati kentang) IX PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Folium (Daun) I Dengan Preparat : 1. Datura folium (Daun Kecubung) 2. Thea folium (Daun Teh) 3. Sonchi folium (Daun Tempuyung) 4. Psidii folium (Daun Jambu Biji) X PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Folium (Daun) II Dengan Preparat : vi

7 1. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda) 2. Abri Folium (Daun Saga) 3. Sericocalycis Folium (Daun Keji Beling) 4. Orthosiphon Folium (Daun kumis Kucing) XI PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Fructus (Buah/Biji) I Dengan Preparat : 1. Piperis albi Fructus (Lada putih) 2. Foeniculi Fructus (Buah Adas) 3. Parkia Semen (Biji Kedawung) 4. Myristaceae semen (Biji Pala) XII PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Fructus (Buah/Biji) II Dengan Preparat : 1. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih) 2. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 3. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar) 4. Caryophilli Flos (Bunga cengkeh) XIII PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Cortex (Kulit Batang) Dengan Preparat : 1. Cinnamomi Cortex (Kulit Kayu manis) 2. Chinae Cortex (Kulit kina) 3. Paramerian Cortex (Kulit Kayu Rapat) 4. Alstoniae Cortex (Kulit Pule) 5. Tinosporae Caulis (Batang Bratawali) 6. Sappan Lignum (Kayu Secang) vii

8 XIV PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK : Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) I Dengan Preparat : 1. Ipecacuanhae Radix (Akar ipekak) 2. Rhei Radix (Kelembak) 3. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe) 4. Curcuma Xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang Temulawak) Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) II Dengan Preparat : 1. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau) 2. Kaemferia Rhizoma (Rimpang Kencur) 3. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas) 4. Curcuma Domesticae Rhizoma (Rimpang Kunyit) 5. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci) viii

9 TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 1. Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum dimulai, setelah 15 menit keterlambatan praktikan dilarang mengikuti praktikum. 2. Setiap praktikan harus memakai jas lab setelah memasuki laoratorium. 3. Setiap praktikum harus membawa peralatan praktikum yang tidak disediakan oleh laboratorium, misal : lap/tissue, gunting kecil, cutter, pensil 2B dan penghapus. 4. Setiap praktikan harus menjaga ketenangan, ketertiban, dan kebersihan di dalam laboratorium. 5. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengikuti pretest teerhadap materi yang akan dipraktikumkan. 6. Sebelum dan sesudah praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan mikroskop dengan kain flanel untuk pembersih lensa, meja praktikum serta botol-botol pereaksi harus dikembalikan seperti keadaan semula. 7. Praktikan yang tidak mengikuti satu atau lebih materi praktikum, tidak diperkenankan mngikuti ujian akhir praktikum. 8. Praktikan yang merusakkan, memecahkan, atau menghilangkan peralatan praktikum harus melapor kepada pembimbing praktikum atau asistennya, dan berusaha membereskan penggantian alat tersebut secepat mungkin. 9. Setiap megerjakan satu materi praktikum, praktikan diharuskan untuk meminta persetujuan dari penjaga laboratorium atau dosen yang bertugas. 10. Setelah semua percobaan praktikum selesai maka akan diadakan responsi pada akhir praktikum denan catatan tidak ada tanggungan kerusakan alat. ix

10 PERCOBAAN I HAKSEL A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Sebelum melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan sudah mengetahui definisi dan ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam mengamati haksel. 2. Sesudah melakukan praktikum ini, praktikan diharapkan dapat mengidentifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam ramuan atau tersedia di apotek. B. DASAR TEORI Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat. Farmakognosi merupakan bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen, atau utuh yang biasanya didapat dalam ramuan atau persediaan. Perlu ditegaskan di sini bahwa haksel tidak berbentuk serbuk. Pemerian merupakan uraian tentang bentuk, bau, rasa, dan warna simplisia, jadi merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya). Sedangkan pertelaan atau pemerian didiskripsikan dalam praktikum ini meliputi tanaman atau tumbuhan asal, suku atau famili, bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis, ciri khas (bila ada), ukuran (bila perlu) seta gambar haksel tersebut. 1

11 C. PERCOBAAN 1. Bahan dan alat a. Haksel berupa simplisia rajangan atau irisan dari tanaman-tanaman di bawah ini b. Pensil dan kaca pembesar (loupe). D. CARA KERJA Ambil contoh yang mewakili (representatif) simplisia tersebut sebutkan tanaman asal dan suku (familia), kemudian diskripsikan ujudnya secara umum, ciri khas (jika ada), gambarlah contoh tersebut, lakukan secara organoleptik (warna, bau, dan rasa) jika perlu dirobek, dipatahkan atau diremuk. Simplisia (Tumbuhan): 1. Boesenberagiae Rhizoma (Temu Kunci) 2. Calami Rhizoma (Dlingo) 3. Curcumae Rhizoma (Temu lawak) 4. Curcumae domesticae Rhizoma (Kunir) 5. Curcumae aeruginosae Rhizoma (Temu hitam) 6. Curcumae heyneanae Rhizoma (Temu giring) 7. Cyperi Rhizoma (Rimpang teki) 8. Imperatae Rhizoma (Akar Alang-alang) 9. Kaempferiae Rhizoma (Kencur) 10. Languatis Rhizoma (Laos/Lengkuas) 11. Zingiberis Rhizoma (Jahe) 12. Zingiberis aromaticae Rhizoma (Lempuyang wangi) 13. Zingiberis Littoralis Rhizoma (Lempuyang pahit) 14. Zingiberis purpurei Rhizoma (Bengle) 15. Zingiberis Zerubeti (Lempuyang Gajah) 16. Catharanthi Radix (Akar Tapak dara) 17. Eurycomae Radix (Akar Pasak Bumi) 18. Glycyrrhizae Radix (Akar manis) 19. Panacis Radix (Gingseng) 20. Rauwolfiae serpentinae Radix (Akar pule pandak) 21. Rhei Radix (Kelembax) 22. Vetiveriae Radix (Akar Wangi) 23. Alstoniae cortex (Kulit pule) 2

12 24. Alyxiae cortex (kulit pulasari) 25. Burmani cortex (Kulit manis jangan) 26. Cinchonae cortex (kulit kina) 27. Cinnamomi cortex (Kulit kayu manis) 28. Alii sativi bulbus (Bawang putih) 29. Santali lignum (kayu cendana) 30. Sappan lignum (Kayu secang) 31. Tinosporae caulis (Bratawali) 32. Usnae Thallus (Kayu angin) 33. Andrographidis herba/folium ( Daun Sambiloto) 34. Centellae Herba (Herba pegagan) 35. Hirtae Herba (Patikan kebo) 36. Menthae piperitae herba (Herba peppermint) 37. Phylanthi Herba (Meniran) 38. Orthosiphon Folium (Daun kumis kucing) 39. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 40. Parkiae semen (biji kedawung) 41. Ghuzumae Folium (Daun jati Belanda) 42. Abri folium (Daun saga) 43. Melaleuca Fructus (Merica bolong) 44. Pipper bettle folium (Daun sirih) 45. Iphecacuanae (Ipeka) 3

13 PERCOBAAN II PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK A. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah melaksanakan praktikum ini praktikan diharapkan dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan mikroskop serta menyebutkan ciri khas simpleks yang diperiksa. B. PRASYARAT PRAKTIKUM Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus sudah mengetahui : 1. Anatomi seperti : irisan melintang dan membujur. 2. Bagian tumbuhan seperti : akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. 3. Isi sel yang memiliki bentuk tertentu. C. PENDAHULUAN Praktikum Farmakognosi I ini hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang sederhana. Metode mikroskopi merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi simplisia baik dalam keadaan tunggal maupun campuran, baik berbentuk bahan utuh/rajangan maupun serbuk. Dalam ruang lingkup praktikum ini praktikan diharapkan dapat atau mampu memahami isi dan maksud diskripsi simplisia dalam buku resmi Materia Medika Indonesia dan buku-buku lain yang terkait. Metode mikroskopi dapat dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu simpleks, tetapi terbatas pada segi kualitatif. D. CARA KERJA 1. AMILUM (Pati) a. Pembuatan sediaan : dilihat dalam air dengan perbesaran lemah (12,5 X 10) dan perbesaran kuat (12,5 X 40) b. Organoleptis : - Warna : Putih - Rasa : tidak berasa - Bau : tak berbau c. Reaksi warna : dengan larutan iodium berwarna biru sampai ungu 4

14 Beberapa jenis amilum yang diperiksa : a. Amylum oryzae (Pati beras) o Tanaman asal : Oryza sativa L o Suku/Familia : Graminae/ Poaceae) o Bentuk : Poligonal, 4,6µm o Hilus : kadang-kadang ada, letak sentris o Susunan : Menggerombol atau tunggal (poliadelphis atau monoadelphus), lamela tidak ada. b. Amylum Tritici ( Pati Gandum) o Tanaman asal : Triticum vulgare L o Suku/Familia : Graminae/ Poaceae o Bentuk : Bulat atau seperti lensa cembung, ukuran beragam, yang kecil 2-9 µm, yang besar µm o Hilus : ada, letaknya sentris, bentuk titik atau garis o Susunan : Tunggal, ciri khas adalah butiran besar dikelilingi butiran kecil, lamela tak jelas. c. Amylum Manihot (Tapioka) o Tanaman asal : Manihot utilissima Pohl. o Suku/Familia : Euphorbiaceae o Bentuk : Bulat ada yang rompang o Hilus : Sentris, berupa titik atau seperti huruf lambda (λ) o Susunan : Tunggal atau menggerombol tiga (triadelphis), lamela ada, tidak jelas. d. Amylum Solani (Pati Kentang) o Tanaman asal : Solanum tuberosum L. o Suku/Familia : Solanaceae o Bentuk : seperti elips (ellipsoidus) o Hilus : eksentris pada ujung yang menyempit, berupa titik. o Susunan : Tunggal atau menggerombol sampai tiga (triadelphis), lamela terlihat jelas 5

15 2. Folium (Daun) Pembuatan sediaan: Sedikit serbuk daun pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran kuat. a. Datura Folium (Daun Kecubung) o Tanaman asal : Datura metel L o Familia : Solanaceae o Pemerian : serbuk berwarna hijau tua, abu-abu, berbau tidak enak dan khas (memabukkan), rasa pahit, tidak enak. o Mikroskopik : Jaringan mesofil dengan berkas pengangkut bercabang, kristal kalsium oksalat roset atau bintang terdapat dalam satu lapis sel parenkim bunga karang, kecuali sel yang berbatasan dengan urat daun (tulang daun), rambut kelenjar dan rambut penutup bersel banyak (multiselular), jumlahnya tidak banyak stomata dikelilingi oleh tiga atau empat sel tetangga, yang satu lebih kecil dari yang lain (stomata tipe anisositik) b. Thea Folium (Daun Teh) o Tanaman asal : Thea sinensis L. o Familia : Theceae o Pemerian : Serbuk hijau sampai hijau kehitaman, bau agak aromatis, rasa pahit dan kelat o Mikroskopik : Epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata tipe nomositik, kristal kalsium oksalat berbentuk roset, sel batu bentuk khas (bercabang) c. Sonchi Folium (Daun Tempuyung) o Tanaman asal : Sonchus arvensis L. o Familia : Asteraceae o Pemerian : Serbuk hijau kelabu, berbau rumput, rasa agak kelat. 6

16 o Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding agak bergelombang, epidermis bawah berdinding lebih bergelombang, rambut kelenjar pendek (uniseluler), stomata tipe anisositik, ada epidermis berwarna ungu dang kadangkadang ditemukan tepi daun sangat runcing. d. Psidii Foliun (Daun Jambu biji) o Tanaman asal : Psidium guajava L. o Familia : Myrtaceae o Pemerian : Serbuk hijau keabu-abuan, berbau khas aromatik, rasa kelat. o Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel pipih, berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata dan Epidermis bawah sel lebih kecil, pipih bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, stomata tipe anomositik, rambut penutup bentuk kerucut. e. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda) o Tanaman asal : Guazumae ulmifolia o Familia : Sterculiaceae o Pemerian : Serbuk hijau tua kecoklatan, berbau khas aromatik lemah, rasa agak kelat. o Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan berambut kelenjar, berbentuk poligonal, tidak berstomata. Epidermis bawah sel lebih kecil,bergelombang, stomata tipe anosositik, rambut penutup berupa bintang. f. Abri Folium ( Daun Saga) o Tanaman asal : Abri precatorius L. o Familia : Papilonaceae o Pemerian : Serbuk hijau, berbau lemah, rasa agak manis,khas. o Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding antiklinal jelas bergelombang, tidak terdapat stomata, atau rambut penutup. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding 7

17 antiklinal dan bergelombang, ada rambut penutup berbentuk kerucut ramping. g. Sericocalycis Folium (Daun Keji beling) o Tanaman asal : Sericocalyx crispus L. Bremek. o Familia : Acathaceae o Pemerian : Serbuk hijau sampai hijau kelabu, bau lemah, rasa agak sepat dan pahit. o Mikroskopik : Epidermis atas agak besar, bentuk segi empat atau bersudut lima sampai enam, dinding samping lurus,terdapat sel litosis dan rambut kelenjar. Epidermis bawah ukuran sel lebih kecil dinding tidak lurus, stomata tipe bidiasitik, rambut kelenjar tipe Lamiaceae. h. Orthosiphonis Folium (Daun kumis kucing) o Tanaman asal : Orthosiphon aristatus BI.Miq/Orthosiphon stamineus Benth. o Familia : Lamiaceae/ Labiatae o Pemerian : Serbuk hijau kecoklatan, Bau aromatik, rasa agak asin, agak pahit dan pahit o Mikroskopik : Epidermis atas selnya berbentuk persegi empat, dinding antiklinal berombak. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding antiklinal lebih berombak, stomata tipe diastik. 3. Fructus (Buah/Biji) Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum. a. Piperis albi Fructus ( Lada Putih) o Tanaman asal : Pipper nigrum L. o Familia : Piperaceae o Pemerian : serbuk berwarna coklat muda, bau khas aromatis, berasa khas aromatis dan pedas. o Mikroskopik : Fragmen perisperm bening berisi amilum (dilihat dalam media air), dinding buah berwarna coklat 8

18 terdiri dari sel batu bentuk persegi panjang lumen, sempit endokarp terdiri dari sel batu bentuk piala atau dengan penebalan U, sel sekret berwarna kuning terletak, di perisperem. Amilum keci-kecil, kompak, berbentuk poligonal atau bulat. b. Foeniculi Fructus (Biji Adas) o Tanaman asal : Foeniculum vulgare Mill o Familia : Apiaceae/Umbelliferae o Pemerian : Serbuk coklat kuning, berbau dan berasa khas aromatik o Mikroskopik : Parenkim mesokrap dengan penebalan bentuk jala berwarna coklat, fragmen saluran minyak (vittae) berwarna kuning kecoklatan, fragmen endokrap dengan permukaan merupakan sel-sel tersusun seperti parkit, fragmen endosperm tak berwarna, poligonal tak teratur berdinding tebal berisi aleuron dan kristal kalsium oksalat berbentuk roset. c. Parkia Semen (Biji Kedawung) o Tanaman asal : Parkia roxburghii G.Don. o Familia : Mimosaceae o Pemerian : Serbuk hijau muda dengan bintik-bintik hitam (tidak disangan), bau khas, rasa khas agak pahit. o Mikroskopik : Fragmen sel lapisan sel serupa palisade, bagian luar terdiri dari dari beberapa lapis sel dengan bentuk silindris, lumen jelas,dinding sel tebal tak berlignin (kulit biji),keping biji: Epidermis berbentuk persegi empat, kecil, dinding sel tipis, berisi aleuron. Parenkim keping biji : berdinding agak tebal, tidak berlignin, bernoktah, lumen mengandung zat warna kehijauan, aleuron, dan minyak. 9

19 d. Myristacae Semen (Biji Pala) o Tanaman asal : Myristica fragrans Houtt. o Familia : Myristacae o Pemerian : Serbuk coklat muda, berbau khas aromatik, rasa agak pahit,agak pedas, dan agak menimbulkan rasa tebal di lidah. o Mikroskopik : Pada inti biji terdapat jaringan perisperm primer berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat kekuningan terletak disebelah luar, dan disebelah dalam terdapat jaringan perisperm primer sekunder dan endosperm. e. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih) o Tanaman asal : Cumini Cyminum L. o Familia : Apiaceae o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas aromatik, rasa khas. o Mikroskopik : Epikrap terdiri dari sel-sel berwarna kekuningan, ada rambut, mesokrap parenkimatik berkas pembuluh terdapat dirusuk primer (jaringan floem dan xylem), saluran minyak terdapat dirusuk sekunder (sel epitelium). f. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) o Tanaman asal : Ammomum compactum Soland.ex Maton. o Familia : Zingeberaceae o Pemerian : Serbuk kelabu kekuningan, berbau khas aromatik, rasa agak pedas. o Mikroskopik : Biji : selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih, dinding tipis.epidermis luar berdinding tebal agak berlignin, warna coklat muda, coklat kemerahahan. Dibawah epidermis terdapat sel parenkim pipih,kecil dinding tipis. 10

20 g. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar) o Tanaman asal : Coriandrum sativum L. o Familia : Apiaceae o Pemerian :Serbuk coklat muda kekuningan atau coklat kemerahan,bau khas aromatik. o Mikroskopik : Merikrap = Epikrap sel kecil, dinding agak tebal, tidak berlignin, kutikula tipis, berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma kecil, tidak terdapat rambut penutup. Mesokrap terdiri dari jaringan parenkim, sklerenkimatik. h. Caryophilli Flos (Bunga cengkeh) o Tanaman asal : Eugenia caryophillata Thunb. o Familia : Myrtaceae o Pemerian : Serbuk coklat, berbau khas aromatik kuat, rasa agak pedas. o Mikroskopik : Sel epidermis bentuk empat persegi panjang selapis sel dengan kutikula tebal, stomata bundar tipe anomositik. 4. Cortex (kulit Batang) Pembuatan sediaan : sama dengan pada daun dan dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum. a. Cinnamomi Cortex (kulit kayu manis) o Tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum o Familia : Lauranceae o Pemerian : Serbuk coklat tua, berbau khas aromatik, rasa khas manis hangat berlendir. o Mikroskopik : Amilum di, tri, dan tetraadelphis. Sel batu berdinding tebal, ada sel batu dengan penebalan huruf U, parenkim korteks dengan sel-sel lendir dan sel minyak, kristal kalsium oksalat bentuk prisma atau rapida (berkas jarum) 11

21 b. Chinae Cortex (kulit kina) o Tanaman asal : Cinchona succribra Pavon et Klotz, Chincona ledgeriana o Familia : Rubiaceae o Pemerian :Serbuk coklat muda sampai coklat merah hampir tak berbau,berasa sangat pahit dan kelat. o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat berwarna coklat atau merah,parenkim korteks dengan kristal kalsium oksalat berbentuk pasir, ciri khas berupa serabut sklerenkim bentuk bulat panjang seperti gelendong, berwarna kuning, dinding tebal, lumen sempit dengan noktah corong, noktah dan lamela jelas. c. Paramerian Cortex (Kulit kayu rapat) o Tanaman asal : Paramerian laevigata Juss.Moldenke o Familia : Apocynaceae o Pemerian :Serbuk coklat kekuningan, tercampur dengan gumpalan-gumpalan getah, bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit. o Mikroskopik : Jaringan Gabus : Terdiri dari beberapa lapis sel gabus dengan dinding tangensial luar sangat tebal dan berlapis-lapis hinggan berbentuk serupa U yang terbalik, jernih, berlignin. Sklereida : berbentuk isodiametris, persegi panjang atau berbentuk tidak tidak beraturan, sel sangat tebal berlapis-lapis, berlignnin, saluaran noktah jelas bercabang-cabang. d. Alstoniae Cortex (Kulit Pule) o Tanaman asal : Alstonia scholaris L.R.Br o Familia : Apocynaceae o Pemerian :Serbuk kelabu kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit yang tidak mudah hilang. o Mikroskopik : Jaringan Gabus terdiri dari banyak jalur sel gabus tebal, berlignin dan bernoktah, sebagian sel 12

22 mempunyai dinding yang berwarna kecoklatan, pada penampang melintang dan membujur sel gabus berbentuk persegi panjang dan poligonal. Kambium gabus terdiri dari lapis sel ber dinding sel tipis, didalam lumen kadang-kadang terdapat hablur oksalat berbentuk prisma. Korteks sekunder : lebar, parenkimatik, dinding tipis, sel parenkim korteks mengandung butir pati berbentuk bulat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.sel batu tersebar, jarang tunggal, dinding tebal berlignin, lumen agak lebar, Saluran noktah jelas. e. Tinosporae Caulis (Batang Brotowali) o Tanaman asal : Tinosporae crispa L. Miera ex hook. f. o Familia : Menispermaceae o Pemerian :Serbuk kuning kelabu, tidak berbau, rasa sangat pahit o Mikroskopik : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat memanjang, dinding tipis dengan kutikula agak tebal. Dibawah epidermis terdapat beberapa lapis sel gabus, bentuk segi empat, dinding agak tebal. Kambium gabus terdiri dari beberapa sel berdinding tipis. Korteks parenkim dengan sel membulat, mengandung butir pati, minyak atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Serabut sklerenkim berbentuk lengkungan, Empulur parenkimatik berisi butir pati, sel getah dan berkas pembuluh kolateral. f. Sappan Lignum (Kayu secang) o Tanaman asal : Caesalpinia sappan L. o Familia : Caesalpiniaceae o Pemerian :Serbuk merah jingga kecoklatan, tidak berbau, rasa agak kelat. o Mikroskopik : Xilem : Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari 1 sampai 3 baris sel yang berisi butir pati 13

23 kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau trakhea umumnya berkelompok, kadangkadang tunggal, dinding tebal, berlignin, bernoktah berbebtuk celah, lumen berisi zat yang, berwarna merah keunguan, merah kekuningan sampai merah kecoklatan. Serabut xilem : Berkelompok, tersusun radiaer, terdiri dari 5-40 serabut, dinding serabut tebal berlignin, lumen sempit. g. Liquiritae Radix (Akar Manis) o Tanaman asal : Glycyrrhiza glabra L. o Familia : Papilionaceae o Pemerian :Serbuk kuning muda, bau agak aromatik lemah, rasa sangat manis, agak sepat tetapi tidak pahit. o Mikroskopik : Hablur tunggal kalsium oksalat, yang berasal dari lapisan sel hablur, sangat banyak dan khas. Fragmen empulur dengan lapisan sel hablur dan dibawahnya terdapat serabut sklerenkim berwarna kekuningan, Fragmen serabut sklerenkim banyak kurang khas, berwarna kekuningan. Bagian pati yang berasal dari parenkim kulit dan kayu, berbentuk bulat atau bentuk kumparan sampai bentuk batang. 5. Radix dan Rhizoma (Akar dan Rimpang) Pembuatan sediaan : serupa dengan yang dikerjakan pada kulit kayu (cortex) a. Ipecacuanhae Radix (akar Ipekak) o Tanaman asal : Psychotria ipecacuancha Stokes o Familia : Rubiaceae o Pemerian :Serbuk coklat abu-abu, hampir tak berbau, pahit dan menyebabkan ingin muntah (nausea). o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna kecoklatan berdinding poligonal : trakea dan trakeida bernoktah, parenkim berdinding tipis dengan butir-butir amilum dan ada kristal kalsium oksalat bentuk rapida (berkas jarum), kristal lepas tersebar, 14

24 bentuk jarum. Amilum berbentuk bulat telur, plankonveks, mono, di- sampai oktaadelphis. b. Rhei Radix (kelembak) o Tanaman asal : Rheum palmatum var.tanguticum dan Rheum officinale. L o Familia : Polygonaceae o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas aromatis, berasa khas pahit dan kelat, bila dikunyah terasa ada pasiennya. o Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat parenkim floem, cincin, dan spiral, ciri khas adanya kristal kalsium oksalat lepas bentuk roset dan besar ( µm). Amilum berbentuk bulat telur mono, di-, triadelphis. c. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe) o Tanaman asal : Zingiberis officinale Roscoe o Familia : Zingiberis o Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, bau khas aromatis dan pedas. o Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berisi oleoresin berwarna kuning sindur sampai kuning coklat, serabut sklerenkim dengan salah satu dindingnya berombak, trakea dengan penebalan tangga. Butir-butir amilum bentuk khas, yaitu serupa elips dengan tonjolan disalah satu ujung. d. Curcuma xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang temulawak) o Tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza L. o Familia : Zingiberis o Pemerian :Serbuk kuning tua, bau khas aromatis dan berasa khas agak pahit. o Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berwarna kuning tua sampai kuning coklat, 15

25 serabut sklerenkim dengan salah satu dinding berombak, trakea penebalan tangga. Butiran amilum bentuk khas seperti pada jahe. Seluruh sediaan berwarna kuning tua karena mengandung kurkumin. e. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau) o Tanaman asal : Acorus calamus L. o Familia : Araceae o Pemerian : Serbuk coklat kekuningan, bau khas aromatik dan rasa agak pedas. o Mikroskopik : Pada lapisan terluar terdapat 1 lapis epidermis atau jaringan gabus. Pada korteks bagian luar terdapat hipo dermis yang berupa jaringan kolenkimatik, pada korteks bagian dalam terdapat parenkim erenkimatik dengan rongga udara besar dan sel berbentuk bulat penuh berisi butir pati. f. Kaempferiae Rhizoma (Rimpang Kencur) o Tanaman asal : Kaempferiae galanga L. o Familia : Zingiberis o Pemerian : Serbuk putih, putih kecoklatan sampai coklat, bau khas aromatik dan rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa tebal. o Mikroskopik : Periderm : terdiri dari 5-7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks : Terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir pati. g. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas) o Tanaman asal : Languas galanga ( L ) stuntz o Familia : Zingiberaceae o Pemerian : Serbuk, bau aromatik, rasa pedas. o Makroskopis : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih, dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Koerteks parenmatik, jaringan korteks bagian 16

26 luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan koerteks bagian dalam terdiri sel parenkim besar, dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang bernoktah halus, berisi butir pati. h. Curcuma domesticae Rhizoma (Rimpang kunyit) o Tanaman asal : Curcuma domesticae Val. o Familia : Zingeberaceae o Pemerian : Serbuk kuning sampai kuning jingga, bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa tebal. o Mikroskopis : Epidermis : 1 lapis sel, pipih berbentuk poligonal, dinding sel menggabus. Rambut penutup : berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok, dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel, dinding sel menggabus,. Periderm : terdiri dar 6-9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding menggabus. Korteks dan silinder pusat : Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati Tunggal dan berbentuk lonjong, lamela dan hilus kurang jelas. i. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci) o Tanaman asal : Boesenbergia pandurata Roxb. Schlocht. o Familia : Zingeberaceae o Pemerian : Serbuk coklat muda kekuningan, bau khas aromatik, rasa agak pahit. o Makroskopis : Epidermis : Menggabus, tidak terdapat rambut penutup. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel yang menggabus. Periderm : Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk persegi panjang, berdinding tipis. Korteks dan silinder pusat : Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati yang berbentuk bulat dan tunggal, pada parenkim terdapat idioblas 17

27 yang tersebar yang mengandung minyak dan damar minyak, warna kuning atau kehijauan. 18

28 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, jilid II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, jilid III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1990, Materia Medika Indonesia, jilid VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 19

29 Knowledgement A. Tata Nama Latin Tanaman 1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan perkataan kedua disebut petunjuk species, misalnya nama latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil.nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang memberikan nama latin tersebut. Beberapa contoh adalah sebagai berikut : Nama ahli botani Disingkat sbg Nama tanaman lengkap Linnaeus L Oryza sativa L De Candolle DC Strophanthus hispidus DC Miller Mill Foeniculum vulgare Mill Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt 2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-). Contoh : Dryopteris filix mas Strychnos nux - vomica Hibiscus rosa - sinensis 3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan uraian morfologis tersebut. B. Tata Nama Simplisia Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati. Contoh : 1. Genus + nama bagian tanaman : 2. Petunjuk species + nama bagian tanaman : 3. Genus + petunjuk species + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma Belladonnae Herba, Serpylli Herba, Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba Curcuma aeruginosae Rhizoma, Capsici frutescentis Fructus Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies Contoh : Nama spesies : Cinchona succirubra Nama genus : Cinchona Petunjuk species : succirubra 20

30 PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI A. Format laporan praktikum farmakognosi, sebagai berikut: I. Judul Percobaan II. Tujuan Percobaan III. Pendahuluan (berisi uraian latar belakang dan dasar teori secara singkat) IV. Bahan dan Alat Percobaan V. Cara Kerja VI. Hasil Percobaan VII. Pembahasan VIII. Kesimpulan IX. Daftar Pustaka (Minimal dari 2 buku referensi dan 1 jurnal). Penulisan daftar pustaka yang berasal dari blog, tidak diperbolehkan. X. Lampiran (berisi data-data pendukung atau jawaban pertanyaanpertanyaan yang terdapat di dalam buku petunjuk praktikum). B. Laporan praktikum bersifat individu dan ditulis tangan. C. Cover laporan berwarna hijau. 21

31 Format BAB. Hasil (Haksel) V. HASIL Nama Simplisia, Gambaran Haksel Uraian identifikasi Paraf Dosen Tanaman Asal, Hasil Pemeriksaan (Bentuk, Warna, Bau, Familia, Bagian Rasa) yang digunakan, Kandungan, Manfaat Terapi (Khasiat) 22

32 Format BAB. Hasil (Pemeriksaan secara Nabati) V. HASIL Nama Simplisia, Tanaman Asal, Familia, Kandungan, Manfaat (Khasiat) Gambaran Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Keterangan Gambar Uraian Mikroskopis Paraf Dosen 23

33 Contoh Halaman Depan (Cover) Laporan LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI PERCOBAAN I HAKSEL I Disusun Oleh: Nama : Dimas Djaja NIM : Gol/Kelompok : A/2 Pembimbing : Surya Dimedja, M. Farm., Apt LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

Mikroskopis Amylum Gambar Keterangan Amylum Manihot Nama lain : Nama tanaman asal : Keluarga : Mikroskopis : berbentuk lonjong atau topi baja

Mikroskopis Amylum Gambar Keterangan Amylum Manihot Nama lain : Nama tanaman asal : Keluarga : Mikroskopis : berbentuk lonjong atau topi baja Mikroskopis Amylum Amylum Manihot Nama lain : Pati singkong Nama tanaman asal : Manihot Utilissima (Pohl.) Keluarga : Euphorbiaceae Mikroskopis : Butir tunggal atau bergelombolan.butir tunggal berbentuk

Lebih terperinci

BAB IX OBAT TRADISIONAL DAN SIMPLISIA

BAB IX OBAT TRADISIONAL DAN SIMPLISIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 FARMASI/SMK BAB IX OBAT TRADISIONAL DAN SIMPLISIA Nora Susanti, M.Sc., Apt KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Lebih terperinci

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang

Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Deskripsi Anatomi Tanaman Katuk dan Patah Tulang Anatomi Batang Patah Tulang Pengamatan anatomi secara mikroskopis pada tanaman patah tulang dilakukan untuk melihat susunan sel penyusun organ tanaman.

Lebih terperinci

PENGENALAN SIMPLISIA

PENGENALAN SIMPLISIA Halaman 24 PENGENALAN SIMPLISIA Makroskopik Simplisia adalah Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI Kurikulum 2016

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI Kurikulum 2016 PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI Kurikulum 2016 Oleh : Moch. Amrun Hidayat, S.Si., M.Farm., Apt. Siti Muslichah, S.Si., M.Sc., Apt. Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm., Apt. BAGIAN BIOLOGI FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS JAMU. Pustaka. Beberapa Definisi. lanjutan. Evaluasi Organoleptik. Morfografi

ANALISIS JAMU. Pustaka. Beberapa Definisi. lanjutan. Evaluasi Organoleptik. Morfografi Pustaka ANALISIS JAMU ANALISIS SECARA MAKROSKOPIK Anonim, Materia Medika, Depkes RI Sutrisno,, R.B., 1986, Analisis Jamu, Univ.pancasila,, Jakarta Brain, K.R., Turner, T.D, 1975, The Practical Evaluation

Lebih terperinci

Panduan Praktikum. Botani. Tahun Akademik 2015/2016. Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc

Panduan Praktikum. Botani. Tahun Akademik 2015/2016. Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc Panduan Praktikum Botani Tahun Akademik 2015/2016 Oleh : Nurcahyo Widyodaru Saputro, S.Si., M.Sc PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG KARAWANG 2016 PENGAMATAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI PENEMUAN Hasil Pengamatan Makroskopis Daun Saga (Abrus precatorius L.)

BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI PENEMUAN Hasil Pengamatan Makroskopis Daun Saga (Abrus precatorius L.) BAB IV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI PENEMUAN 4.. Analisis Data 4... Hasil Pengamatan Makroskopis Daun Saga (Abrus precatorius L.) Gambar 4.. Makroskopis daun saga (Abrus precatorius L.) Tabel 4.. Hasil

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar

Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar Kegiatan Belajar 2 Jaringan Pada Akar Dikembangkan oleh: Wiwit Febriani Dr. Hadi Suwono, M.Si Dra. Sunarmi, M.Pd Jurusan Biologi FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG April 2013 Modul Jaringan Tumbuhan untuk

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 2

TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 2 TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 2 1. Praktikan wajib hadir tepat waktu dan bila berhalangan wajib ijin secara tertulis 2. Praktikan wajib mengikuti seluruh topik kegiatan praktikum 3. Selama melakukan

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN. DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGAMATAN STRUKTUR TUMBUHAN DisusunOleh: Tribuana Maharani Muria XI MIPA 3 / 23 SMA NEGERI 2 WONOSARI Jl. Ki AgengGiring 3 Telp / Fax (0274) 391158 Wonosari Gunungkidul

Lebih terperinci

MATERIA MEDIKA INDONESIA

MATERIA MEDIKA INDONESIA MATERIA MEDIKA INDONESIA MEMUAT: PERSYARATAN RESMI DAN FOTO BERWARNA SIMPLISIA YANG BANYAK DIPAKAI DALAM PERUSAHAAN OBAT TRADISIONAL. MONOGRAFI 1. SIMPLISIA YANG DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL, MENCAKUP:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013 3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN Jenis sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA : Biologi : XI / 2 (dua) Kurikulum : 2013 Kompetensi Dasar : 3.3 Menerapkan konsep tentang keterkaitan

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

STEREOM ( KOLENKIM DAN SKLERENKIM)

STEREOM ( KOLENKIM DAN SKLERENKIM) STEREOM ( KOLENKIM DAN SKLERENKIM) Judul praktikum : Stereom ( kolenkim dan sklerenkim ) Tanggal praktikum : 26 Februari 2014 Tujuan praktikum : 1. Mengidentifikasi jaringan kolenkim (kolenkim angular,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN. Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil DISUSUN OLEH : Irwin Septian F05110003 Kelompok VII PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

Setiap organisme dikenali berdasar nama

Setiap organisme dikenali berdasar nama Identifikasi Tumbuhan Ahmad Shobrun Jamil, S.Si, Si MP. Pengantar Setiap organisme dikenali berdasar nama Masing masing punya nama Masing masing punya nama spesifik... Kita biasa membayangkan satu bentuk

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR

POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR 8.1 Struktur Umum Akar Akar merupakan bagian organ tumbuhan yang terdapat di dalam tanah. Akar tumbuh dan berkembang di bawah permukaan tanah. Bentuk dan ukuran akar sangat

Lebih terperinci

BIOLOGI UMUM (MIP612112)

BIOLOGI UMUM (MIP612112) BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. overview 1. Pengertian jaringan 2. Jenis jaringan tumbuhan a. Berdasarkan penyusunnya Jaringan sederhana Jaringan kompleks b. Berdasarkan tingkat perkembangannya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK 1

IDENTIFIKASI SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas berkah, rahmat, taufik dan inayah-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Farmakognosi II ini. Terima kasih yang

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 7. ORGAN BATANG. Organ yang paling penting pada tumbuhan adalah batang, akar, daun, buga dan buah yang di dalamnya terdapat biji.

POKOK BAHASAN 7. ORGAN BATANG. Organ yang paling penting pada tumbuhan adalah batang, akar, daun, buga dan buah yang di dalamnya terdapat biji. POKOK BAHASAN 7. ORGAN BATANG Organ yang paling penting pada tumbuhan adalah batang, akar, daun, buga dan buah yang di dalamnya terdapat biji. 7.1 Struktur Umum Batang Batang merupakan bagian tumbuhan

Lebih terperinci

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan cadangan makanan Susunan anatomis akar dikotil

Lebih terperinci

PRAKTIKUM VI I. ALAT DAN BAHAN II. CARA KERJA

PRAKTIKUM VI I. ALAT DAN BAHAN II. CARA KERJA PRAKTIKUM VI Topik : Epidermis dan Derivatnya Tujuan : Untuk mengamati bentuk-bentuk epidermis, trikoma dan stoma Hari/Tanggal : Kamis, 16 April 2011 Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mawar adalah salah satu tanaman bunga yang memiliki ciri khusus yaitu dilihat dari beberapa bentuk dan karakteristik jenis tanamanya. Tanaman bunga Mawar merupakan

Lebih terperinci

Gambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil

Gambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil JARINGAN TUMBUHAN Gambar : Struktur Tubuh Tumbuhan Dikotil TUMBUHAN Organ Vegetatif : Akar, Batang, Daun Organ Generatif : Bunga, Buah, Biji Tersusun atas jaringan Sistem Jaringan Atas dasar tingkat perkembangan

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT.

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas penulis berkah, dapat rahmat, taufik menyelesaikan inayah-nya penyusunan Laporan Farmakognosi II ini. Terima kasih sebesar-besarnya

Lebih terperinci

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI KELAS: VIII E KELOMPOK TIKUS NAMA ANGGOTA : I KADEK ANGGA PRIMANTARA PUTRA ( 1 ) NI PUTU BELDA KUSUMANING SRI DEWI ( 2

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL Nama Kelompok : 1. Andaria (05) 2. Angelita Kusuma Bkis (07) 3. Dava Athallah V (12) 4. Dimas Pratama (13) 5. Nico Natanael (23) 6. Tri Indah R (32) TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Hari / Tanggal Praktikum Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 dan 1 November 2014.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Hari / Tanggal Praktikum Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 dan 1 November 2014. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Hari / Tanggal Praktikum Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 dan 1 November 2014. 1.2 Tujuan Praktikum Dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap sampel tumbuhan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM BOTANI FARMASI. Disusun Oleh : Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm., Apt Imam Jayanto, M. Sc., Apt

PETUNJUK PRAKTIKUM BOTANI FARMASI. Disusun Oleh : Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm., Apt Imam Jayanto, M. Sc., Apt PETUNJUK PRAKTIKUM BOTANI FARMASI Disusun Oleh : Melati Aprilliana Ramadhani, M. Farm., Apt Imam Jayanto, M. Sc., Apt LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI PRODI S1 FARMASI STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI ANATOMI AKAR BATANG DAN DAUN Di susun oleh ; SYAYID NURROFIK 1404020003 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

JARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM)

JARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM) LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN JARINGAN PADA TUMBUHAN (JARINGAN MERISTEM, JARINGAN PARENKIM, JARINGAN KOLENKIM, JARINGAN SKLERENKIM) Nama Dosen : Muhammad Efendi, M. Si Nama Asisten

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB VIII STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 6.1 Tumbuhan di taman. Jaringan meristem. Jaringan pada tumbuhan. Jaringan dewasa. terdiri dari. menyusun.

Bab. Peta Konsep. Gambar 6.1 Tumbuhan di taman. Jaringan meristem. Jaringan pada tumbuhan. Jaringan dewasa. terdiri dari. menyusun. Bab 6 Struktur Tumbuhan Sumber: Encarta 2005 Gambar 6.1 Tumbuhan di taman Coba kamu perhatikan tumbuhan yang ada di sekitarmu! Tentunya keadaan tumbuhan tersebut berbedabeda, seperti ada yang batangnya

Lebih terperinci

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN OLEH : Kelompok : 2 Desi Nur Indah Sari (F05109021) Saptiansyah Syafrizal (F05109018) Wari Ismanuddin (F05109032)

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan

Tabel 1. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat No Nama Tumbuhan. Bagian yang Dimanfaatkan 78 Lampiran 1. Lembar Wawancara I. IDENTITAS ANGGOTA RUMAH TANGGA 1. Nama Responden : 2. Umur : thn 3. Jenis Kelamin : 4. Tempat Lahir : di desa ini / di luar desa ini 5. Status : belum kawin/kawin/cerai

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN JARINGAN MERISTEM STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. CIRI-CIRI : 1.Dinding

Lebih terperinci

STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN L/O/G/O STRUKTUR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN Oleh : Syubbanul Wathon, S.Si., M.S.i PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2016) Struktur & Perkembangan STRUKTUR BANGUNAN/ SUSUNAN PERKEMBANGAN BERUBAH

Lebih terperinci

JARINGAN. Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem

JARINGAN. Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem JARINGAN Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem Jaringan dasar Jaringan dermal Jaringan pembuluh Meristem Meristem Primer ditemukan pada

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN

POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN POKOK BAHASAN 9. ORGAN DAUN Daun merupakan organ yang berfungsi sebagai pusat fotosintesis. Secara morfologi bentuk, ukuran serta struktur daun sangat bervariasi. Daun dapat berbentuk tunggal atau majemuk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Maserasi pada jaringan tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Maserasi pada jaringan tumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Maserasi pada jaringan tumbuhan dengan cara memisahkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II IDENTIFIKASI MIKROSKOPIK SIMPLISIA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II IDENTIFIKASI MIKROSKOPIK SIMPLISIA 1 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Farmakognosi merupakan bagian, biokimia, dan kimia sintesis sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang didefenisikan sebagai fluduger, yaitu penggunaan secara

Lebih terperinci

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa. 6 3 lintas, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Apabila koefisien korelasi antara peubah hampir sama dengan koefisien lintas (nilai pengaruh langsung) maka korelasi tersebut menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA

POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA POKOK BAHASAN 3. JARINGAN DEWASA 3.1 Pendahuluan Sel-sel yang menyusun jaringan dewasa merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel meristem. Set-sel meristem setelah membelah mengalami pendewasaan yaitu

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan

LEMBARAN SOAL. Sat. Pendidikan LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas / Program : BIOLOGI : SMA : XI IPA PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (AKAR, BATANG, DAUN, BUNGA, BUAH, DAN BIJI) I. A K A R Berdasarkan asalnya, akar ada 2 macam : 1. Akar Primer : Akar pertama yang tumbuh dari lembaga yang terkandung

Lebih terperinci

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR Ria mahardika 109016100072 No Teks Dasar Revisi Proposisi Mikro 1. Pertumbuhan Sekunder Batang Kambium Pembuluh dan Pembentukan Jaringan Pembuluh Sekunder. Kambium

Lebih terperinci

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah.

Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! Yang berlabel nomor 3 dan 5 berturut-turut adalah. 1. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.2 Perhatikan skema penampang melintang batang dikotil muda berikut! http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/ddpng

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1: Hasil identifikasi tumbuhan Sampel yang digunakan adalah daun I yaitu: jenis Melaleuca leucadendra (L). L Dari Bab III halaman 21 pada identifikasi sampel Lampiran 2. Gambar pohon kayu putih

Lebih terperinci

PENGAMATAN JARINGAN TANAMAN

PENGAMATAN JARINGAN TANAMAN Nama Anis Lucky Sistiyani NIM 135100107121011 Jurusa THP n Kelas D Kelom O9 pok 4 PRE-LAB PENGAMATAN JARINGAN TANAMAN 1. Apa yang dimaksud dengan sel eukariotik? Eukariotik berasal dari kata eu yang artinya

Lebih terperinci

PENGHALUSAN TEKS DASAR

PENGHALUSAN TEKS DASAR PENGHALUSAN TEKS DASAR Ria Mahardika 109016100072 Unit Enam Bab: Bentuk dan fungsi tumbuhan Sub Bab: Struktur dan pertumbuhan tumbuhan Sub Sub Bab: Pertumbuhan tumbuhan Sub Sub Sub Bab: Pertumbuhan sekunder:

Lebih terperinci

Struktur Anatomi Biji

Struktur Anatomi Biji Struktur Anatomi Biji BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI. DISUSUN OLEH : Emelda,M.Farm.,Apt

PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI. DISUSUN OLEH : Emelda,M.Farm.,Apt PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DISUSUN OLEH : Emelda,M.Farm.,Apt PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA 2017 0 HALAMAN PENGESAHAN Petunjuk praktikum

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN

JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN JARINGAN PEMBULUH PADA TUMBUHAN Jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari xilem yang merupakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan penangkut bahan organik (bahan makanan). Xilem dan floem

Lebih terperinci

LAPORAN PEMBUATAN EKSTRAK KERING. RIMPANG KENCUR (Kaempferia Rhizoma)

LAPORAN PEMBUATAN EKSTRAK KERING. RIMPANG KENCUR (Kaempferia Rhizoma) LAPORAN PEMBUATAN EKSTRAK KERING RIMPANG KENCUR (Kaempferia Rhizoma) SEPTIA ALFIONIKA 201210410311045 Farmasi B PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 I. Tujuan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. T A H A M A r i. o ^ a T

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. T A H A M A r i. o ^ a T T A H A M A r i o ^ a T YULI SUBIAKTO STUDI TAKSONOMI DAN ISOLASI SALAH SATU KANDUNGAN KIMIA DARI TALIINUM PANICULATUM GAERTN M 1 L I K, PtRFUSTAKAA^ UNlVtiOU AS AlKLANUGA S U R A B A Y A f t 'ivl v Pm

Lebih terperinci

JARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA ABSTRAK

JARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA ABSTRAK JARINGAN PARENKIM DAN PENYOKONGNYA NURLILAYANTI 1407025059 Program Studi Biologi, Laboratorium Anatomi dan Sistematika Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus PERTEMUAN 1 Tujuan Instruksional Umum Memahami Konsep Biologi dan Asal Mula Kehidupan Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu men jelaskan : 1. Pengertian biologi 2. Ruang lingkup biologi 3. Hubungan

Lebih terperinci

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana 1 Program Studi Pendidikan B iologi. Disusun Oleh: RAHAYU KURNIA DEWI

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana 1 Program Studi Pendidikan B iologi. Disusun Oleh: RAHAYU KURNIA DEWI PENGAMATAN INTI SEL UJUNG AKAR Allium cepa MENGGUNAKAN PEWARNA ALTERNATIF BUAH GENDULA GENDULU (Breynia sp) DAN PERASAN RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan

I. JARINGAN. A.Pengertian Jaringan I. JARINGAN A.Pengertian Jaringan Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk

Lebih terperinci

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono Famili Solanaceae Rommy A Laksono Suku terong-terongan atau Solanaceae adalah salah satu suku tumbuhan berbunga. Suku ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi bagi kepentingan manusia. Beberapa anggotanya,

Lebih terperinci

Jaringan Tumbuhan. SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny. August

Jaringan Tumbuhan. SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny. August Jaringan Tumbuhan SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Jaringan Meristem Jaringan embryonal Jaringan meristematik Jaringan inisial Ciri-ciri : 1. Ukuran kecil 2. Dinding sel tipis 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

Keanekaragaman Organisme Kehidupan Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Minyak Atsiri Minyak atsiri atau yang dikenal sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang serta minyak aromatic adalah kelompok besar minyak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Lampiran 2 Gambar 6. Tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida H.B.&K.) Lampiran 3 Gambar 7. Herba suruhan (peperomiae pellucidae herba) Lampiran 4 Gambar 8. Simplisia herba suruhan (Peperomiae

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1 1. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1 Perhatikan gambar jaringan tumbuhan berikut http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.png

Lebih terperinci

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro 68 Lampiran 1: Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi oleh Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Beluntas Asam Brotowali Pisang Pepaya Jahe Sirih Bunga sepatu Sambiloto Kunyit

Lebih terperinci

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL BAB I PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL A. Informasi Umum Sediaan Herbal Dalam buku ini yang dimaksud dengan Sediaan Herbal adalah sediaan obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana seperti infus, dekok

Lebih terperinci

sumber : Encarta Encyclopedia Photo.Inc/Walker/Science Source

sumber : Encarta Encyclopedia Photo.Inc/Walker/Science Source 1. Jaringan Meristem MACAM MACAM JARINGAN TUMBUHAN Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 2, yaitu : a. Jaringan

Lebih terperinci

Gambar 2. Meristem apeks pucuk pada Coleus

Gambar 2. Meristem apeks pucuk pada Coleus JARINGAN MERISTEM Pada awal perkembangan tumbuhan, seluruh sel memiliki kemampuan membelah, pada tahap selanjutnya pembelahan sel terjadi hanya di bagian-bagian tertentu. Jaringan yang masih memiliki kemampuan

Lebih terperinci

9/19/2011 KONSEP JARINGAN -*ALGAE (GANGGANG) KOLONI - FUNGI (JAMUR) PLECTENCHYM, PROSENCHYM, PSEUDOPARENCHYM

9/19/2011 KONSEP JARINGAN -*ALGAE (GANGGANG) KOLONI - FUNGI (JAMUR) PLECTENCHYM, PROSENCHYM, PSEUDOPARENCHYM JARINGAN DALAM TUMBUHAN KONSEP JARINGAN JARINGAN : SUATU RANGKAIAN KESATUAN (KUMPULAN) SEL-SEL YANG MEMPUNYAI BENTUK, UKURAN DAN FUNGSI YANG SAMA SEL-SEL DALAM SUATU JARINGAN TERTENTU MEMPUNYAI BENTUK,

Lebih terperinci

JARINGAN TUMBUHAN. Delayota Science Club Maret 2011

JARINGAN TUMBUHAN. Delayota Science Club Maret 2011 JARINGAN TUMBUHAN Delayota Science Club Maret 2011 Jaringan Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki asal, struktur, dan fungsi yang sama. Jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam: Jaringan embrional:

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil determinasi tanaman yang dilakukan di Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung menyatakan bahwa tanaman yang digunakan

Lebih terperinci

MODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

MODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MODUL BIOLOGI SMP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Oleh : Palupi Asti Utami Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta 1 Jaringan pada tumbuhan a. Jaringan kolenkim Kolenkim merupakan

Lebih terperinci

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN

MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN MEKANISME AIR PADA TUMBUHAN Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Air mempunyai peranan sangat penting karena air merupakan bahan pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh makhluk

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe)

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe) ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe) Irma Erika Herawati 1*, Nyi Mekar Saptarini 2, Nurussofiatur Rohmah Urip 1 1 Jurusan Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BENTUK DAN DISTRIBUSI JARINGAN PARENKHIM TANAMAN. MARGA Nymphaea

BENTUK DAN DISTRIBUSI JARINGAN PARENKHIM TANAMAN. MARGA Nymphaea BENTUK DAN DISTRIBUSI JARINGAN PARENKHIM TANAMAN MARGA Nymphaea ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada jurusan Pendidikan Biologi Oleh:

Lebih terperinci

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM Penanganan dan Pengelolaan Saat Panen Mengingat produk tanaman obat dapat berasal dari hasil budidaya dan dari hasil eksplorasi alam maka penanganan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.pengertian

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.pengertian TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Tanaman Obat Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.pengertian berkhasiat obat adalah mengandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jati Tectona grandis Linn. f. atau jati merupakan salah satu tumbuhan yang masuk dalam anggota famili Verbenaceae. Di Indonesia dikenal juga dengan nama deleg, dodolan, jate,

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN Pokok bahasan : Struktur anatomi organ, pertumbuhan primer & sekunder tumbuhan tinggi. Beberapa proses fisiologi tumbuhan : 1. Transpor air 2. Translokasi fotosintat 3. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Wawancara. I. Identifikasi Keluarga

Lampiran 1. Prosedur Wawancara. I. Identifikasi Keluarga 170 Lampiran 1. Prosedur Wawancara I. Identifikasi Keluarga 1. Nama Responden :. 2. Umur :. thn 3. Jenis Kelamin : 4. Bahasa yang dikuasai: a. Indonesia b. Madura c. lainnya 5. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu/Sdr:

Lebih terperinci

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami bumbu & rempah bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami rempah Adalah bagian tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera

Lebih terperinci

Identifikasi Bahan Kimia Obat Glibenklamid dan Dexamethasone Pada Sediaan Jamu Diabetes Serta Ditinjau Aspek Yuridis

Identifikasi Bahan Kimia Obat Glibenklamid dan Dexamethasone Pada Sediaan Jamu Diabetes Serta Ditinjau Aspek Yuridis Identifikasi Bahan Kimia Obat Glibenklamid dan Dexamethasone Pada Sediaan Jamu Diabetes Serta Ditinjau Aspek Yuridis Dwi Bagus Pambudi1 1*, Muhammad Syifaul Qulub2 2, Helfi Novita3 3 1 Prodi SI Farmasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H ) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122)

BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H ) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122) STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN BAGAN DUDUK DAUN DAN ANATOMI DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 ACICE (H41112012) HASTUTI (H411122) ANDI SITTI RAHMA (H411122) ABDI KHALIK DJ (H41112252)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH STOMATA DENGAN KECEPATAN TRANSPIRASI Oleh: Ayu Agustini Juhari 1210702007 Tanggal Praktikum : 16 April 2012 Tanggal Pengumpulan : 23 April 2012

Lebih terperinci

Ciri-ciri Spermatohyta

Ciri-ciri Spermatohyta Ciri-ciri Spermatohyta Memiliki biji Memiliki jaringan pengangkut (xylem dan Floem) Dibedakan atas Gymnospermae (berbiji terbuka), dan Angiospermae (Berbiji tertutup) Gymnospermae (berbiji terbuka) berbiji

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu : Menjelaskan ciri khas tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan

Lebih terperinci