Skripsi. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN MODUL BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi oleh Mualimaturrochmah NIM JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

2 ii

3 iii

4 MOTTO Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat (Winston Churchill) PERSEMBAHAN Untuk Bapak, Ibu, Dosen Jurusan Biologi dan Guru-guru. iv

5 PRAKATA Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi dengan judul Efektivitas Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Modul Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi Strata 1 Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kemudahan administrasi dalam melaksanakan penelitian. 3. Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 4. Prof. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta dorongan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta dorongan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Sri Sukaesih, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan saran, masukan dan pengarahan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Dosen-dosen Jurusan Biologi Fakultas Matekatika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu dan bermacam pengetahuan. v

6 8. Drs. Sutrisno, M.Pd. Kepala SMA Negeri 1 Kragan yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 9. Rindarti Fathur Rohmah, M.Pd. Guru Biologi dan seluruh staf SMA Negeri 1 Kragan yang telah memberikan bantuan dan bekerjasama dalam penelitian ini. 10. Kedua orang tua, Bapak Sumadi dan Ibu Supatini tercinta yang selalu mendoakan, memberi semangat dan motivasi serta dorongan demi terselesaikannya skripsi ini. 11. Peserta didik kelas X7, X8, dan X9 SMA Negeri 1 Kragan Rembang yang telah berkenan membantu penulis dan bersedia menjadi objek dalam penelitian ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuannya demi terselesaikannya skripsi ini. Tidak ada satupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali untaian doa semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang sebaikbaiknya dan berlimpah rahmat serta hidayah-nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait. Aamiin Semarang, 27 November Penulis vi

7 ABSTRAK Mualimaturrochmah Efektivitas Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Modul Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Dr. Ir. Amin Retnoningsih, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Kata kunci: hasil belajar, materi tumbuhan, modul berbasis pendidikan karakter, STAD Berdasarkan hasil observasi di sekolah diketahui bahwa pembelajaran biologi pada materi tumbuhan masih menggunakan model ceramah dan diskusi kelas. Nilai siswa yang belum mencapai ketuntasan kriteria minimal (KKM) 75 sebesar 38,04%. Penerapan model student teams achievement divisions (STAD) berbantuan modul berbasis pendidikan karakter diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini karena pembelajaran dengan model STAD melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar sehingga siswa menjadi aktif. Pembelajaran dengan model STAD ini dibantu dengan modul berbasis pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Kragan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian One Shot Case Study. Sampel dalam penelitian adalah kelas X7, X8, dan X9 yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian meliputi hasil belajar kognitif, afektif, psikomotor, tanggapan siswa dan guru. Hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan tanggapan siswa dan guru dianalisis secara deskriptif persentase. Hasil penelitian meliputi: ketuntasan hasil belajar kognitif siswa kelas X7, X8, dan X9 sebesar 78.12%, %, 86.67%, dan 83.33%, kelas X8 dan X9 telah melebihi indikator keberhasilan sedangkan X7 belum; hasil belajar afektif (sikap) siswa semua kelas telah minimal baik; hasil belajar psikomotor (keterampilan) siswa semua kelas telah minimal terampil; semua siswa dan guru memberikan tanggapan baik terhadap model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi tumbuhan di SMA Negeri 1 Kragan. vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii PENGESAHAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv PRAKATA... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL... x HALAMAN GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penegasan Istilah... 4 BAB II TINJAUN PUSTAKA Hasil Belajar Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Modul Berbasis Pendidikan Karakter Materi Tumbuhan Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Jenis dan Desain Penelitian Variabel Penelitian viii

9 3.5 Data dan Metode Pengumpulan Data Prosedur Penelitian Metode Analisis Data Indikator Keberhasilan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Soal Koefisien Korelasi Reliabilitas Klasifikasi Daya Pembeda Soal Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Daftar Soal yang Digunakan dalam Penelitian Hasil Belajar Kognitif Siswa Hasil Belajar Afektif (Sikap) Persentase Total Sikap Siswa dengan Kriteria Baik dan Sangat Baik Hasil Belajar Psikomotor Kegiatan Mengamati Ciri-Ciri Tumbuhan Persentase Total Kegiatan Pengamatan Siswa dengan Kriteria Terampil dan Sangat Terampil Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Model STAD Berbantuan Modul x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berpikir Desain Penelitian One Shot Case Study xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Silabus Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kisi-Kisi Kuis Soal Kuis Kunci Jawaban Kuis Lembar Jawaban Kuis Analisis Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Soal Uji Coba Kisi-Kisi Soal Evaluasi Materi Tumbuhan Soal Evaluasi Akhir Kunci Jawaban Lembar Jawaban Siswa Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa Rubrik Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa Rubrik Penilaian Antar Teman Sikap Siswa Kisi-Kisi Lembar Penilaian Antar Teman Sikap Siswa Lembar Penilaian Antar Teman Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif (Sikap) Analisis Hasil Belajar Afektif (Sikap) Kisi-Kisi Lembar Rubrik Penilaian Keterampilan Mengamati Ciri-Ciri dan Klasifikasi pada Tumbuhan Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Hasil Pengamatan Siswa Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Analisis Keterampilan Mengamati Ciri-Ciri Tumbuhan Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran STAD Berbantuan Modul Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi Plantae Lembar Angket Tanggapan Siswa xii

13 28. Analisis Angket Tanggapan Siswa Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru terhadap Model Pembelajaran STAD Berbantuan Modul Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi Plantae Lembar Angket Tanggapan Guru Dokumentasi Hasil Penelitian Surat Ijin Penelitian Sk Pembimbing Skripsi Surat Keterangan Penelitian xiii

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu bidang ilmu sains yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Belajar biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta dan konsep, karena dalam biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Banyak siswa yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep-konsep biologi karena perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik. Jika biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena biologi tidak dapat menggunakan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran (Saptono, 2011: 11). Hasil observasi awal yang dilakukan di SMA N 1 Kragan diketahui bahwa pembelajaran biologi pada materi tumbuhan belum melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi kelas yang masih berjalan satu arah, serta penggunaan bahan ajar yang hanya berupa buku paket dan lembar kegiatan siswa (LKS) yang dibeli dari penerbit. LKS tersebut berisi materi dan latihan soal untuk siswa yang terdiri atas uji kompetensi dan ulangan harian. Selain itu, pada LKS juga terdapat beberapa kegiatan praktikum, tetapi kegiatan tersebut kurang mendorong siswa untuk belajar aktif. Oleh sebab itu, LKS tersebut kurang sesuai dengan fungsinya sebagai lembar kegiatan siswa. Hal ini menyebabkan siswa cenderung mendengarkan, menghafal, pasif, dan cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Djamarah & Zain (2010: 20) bahwa metode ceramah lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa, sehingga menyebabkan siswa pasif dan lebih banyak menghafal. Akibatnya, hasil belajar siswa kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 yaitu 38,04% siswa. Hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa materi biologi yang dianggap sulit adalah materi tumbuhan. Hal ini karena pada materi tumbuhan 1

15 2 terdapat banyak sub bab materi dan istilah ilmiah serta ada beberapa tumbuhan yang tidak dapat diamati secara langsung. Materi tumbuhan diajarkan di SMA kelas X semester genap dengan kompetensi dasar 3.3 (KD 3.3) mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. Berdasarkan KD 3.3 tersebut, siswa dituntut untuk dapat menggolongkan jenis tumbuhan berdasarkan ada tidaknya pembuluh pengangkut, menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri tumbuhan, menjelaskan cara reproduksi tumbuhan, serta mendata tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan dalam kehidupan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tumbuhan adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Menurut Hafid & Makkasau (2013) model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok kecil dengan membagi kemampuan akademik siswa secara heterogen untuk bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah. Menurut Marrysca et al. (2013) STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling baik digunakan untuk guru yang baru menggunakan model kooperatif. Selain itu, untuk membuat pembelajaran menjadi efektif dapat digunakan bahan ajar seperti modul. Menurut Shoimin (2014: 189) kekurangan model STAD adalah dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan model STAD perlu dipadukan dengan modul. Modul adalah suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar secara spesifik (Prastowo, 2014:106). Modul yang digunakan guru harus kreatif, menyenangkan, dan dapat memberikan nilai-nilai karakter bagi siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 1 bahwa dalam proses pembelajaran guru harus mampu memberikan nilai-nilai karakter dalam setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu, modul berbasis pendidikan karakter sangat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Modul tersebut berisi

16 3 materi yang diajarkan oleh guru, tugas individu, kinerja ilmiah dan latihan soal evaluasi. Nilai-nilai pendidikan karakter pada modul tersebut terdapat pada tugas individu dan kinerja ilmiah. Melalui tugas individu dan kinerja ilmiah diharapkan siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter yang terdapat pada modul ini adalah rasa ingin tahu, mandiri, saling menghormati, tanggung jawab, dan kerja sama. Pelaksanaan pembelajaran pada materi tumbuhan perlu dilakukan dengan kreatif dan inovatif sehingga siswa dapat berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Salah satu caranya dengan penerapan model pembelajaran STAD yang didukung dengan penggunaan modul. Hasil penelitian Marrysca et al. (2013) bahwa penerapan model STAD berbantuan LKS berkarakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui penggunaan modul tersebut siswa akan belajar secara mandiri, sehingga menuntut keaktifan siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator selama kegiatan pembelajaran. Penggunaan modul perlu dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa dan untuk membentuk karakter siswa. Melalui penggunaan modul tersebut diharapkan siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang ada di dalam modul yaitu sikap rasa ingin tahu, mandiri, saling menghormati, tanggung jawab, dan kerja sama. Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter mengutamakan kerja sama antar individu dalam kegiatan kelompok. Pengkondisian suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Selain itu, pengunaan modul pada pembelajaran akan membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan diharapkan dapat membentuk karakter siswa melalui pengimplementasian nilai-nilai karakter dalam modul. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang Efektivitas Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Modul Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa.

17 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut: apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi tumbuhan di SMA N 1 Kragan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah menguji efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa pada materi tumbuhan di SMA N 1 Kragan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Siswa Membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa, membantu siswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter, dan membantu siswa dalam meningkatkan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. 2. Bagi guru Menambah kreativitas guru biologi dalam mengadakan variasi model dan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Bagi Sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran sains khususnya biologi. 1.5 Penegasan Istilah Efektivitas Menurut Musfiqon (2014:116) efektitivitas adalah keberhasilan pembelajaran yang diukur dari tingkat ketercapaian tujuan setelah pembelajaran selesai. Pembelajaran dikatakan efektif apabila semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

18 5 Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa (aspek kognitif, afektif, dan psikomotor) pada materi tumbuhan. Hasil belajar dikatakan efektif apabila siswa mencapai ketuntasan belajar 75% secara individu dan secara keseluruhan 80% dengan KKM 75 untuk aspek kognitif, sedangkan afektif dan psikomotor secara keseluruhan 80% pada kriteria baik dan sangat baik atau terampil dan sangat terampil Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut Slavin (2010: 143) model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok kecil dengan membagi kemampuan akademik siswa secara heterogen dan setiap kelompok beranggotakan 4-5 individu untuk bekerja sama. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan demi kemajuan skor kelompok. Oleh karena itu, setiap individu berusaha memahami materi yang dipelajari agar dapat mengerjakan kuis individu dengan baik. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu 1) membentuk kelompok yang heterogen, 2) presentasi guru, 3) diskusi kelompok, 4) kuis, 5) menghitung skor kemajuan individu dan kelompok, dan 6) memberikan penghargaan Model kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran yang dalam penerapannya dilakukan dengan membagi kelas menjadi kelompok kecil dengan anggota kelompok terdiri atas 5 individu, setiap anggota kelompok terdiri atas individu yang heterogen dalam hal kemampuan akademik dan jenis kelamin. Setiap kelompok harus saling bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan pada materi tumbuhan yang diberikan oleh guru. Siswa yang sudah paham mengenai materi tumbuhan dapat membantu teman sejawatnya untuk memahami materi yang belum dipahami. Langkah-langkah dalam model pembelajaran tipe STAD ini merujuk pada langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh Slavin, tetapi pada kegiatan diskusi kelompok dilakukan modifikasi dengan adanya kegiatan presentasi hasil diskusi.

19 Modul Berbasis Pendidikan Karakter Menurut Prastowo (2014:106) modul adalah suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar secara spesifik. Menurut Parmin & Peniati (2012) modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidik. Modul berbasis pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu modul pembelajaran berbentuk buku yang di dalamnya terdapat nilai-nilai karakter untuk diaplikasikan siswa. Modul tersebut juga berisi mengenai materi pembelajaran, tugas individu, kinerja ilmiah dan soal evaluasi akhir. Nilai-nilai karakter yang ada pada modul ini terdapat pada tugas individu dan kinerja ilmiah. Nilai-nilai karakter pada modul tersebut adalah sikap rasa ingin tahu, mandiri, saling menghormati, tanggung jawab, dan kerja sama Materi Tumbuhan Materi tumbuhan merupakan materi yang diajarkan di kelas X pada semester genap dengan kompetensi dasar 3.3 yaitu mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. Materi tumbuhan yang dimaksud disini meliputi Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta. Materi tumbuhan ini mencakup ciri-ciri tumbuhan, cara reproduksi, klasifikasi dan manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia Hasil Belajar Menurut Rusman (2012:123) dan Rohwati (2012) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Rifa i & Anni (2012:69) Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku dalam pembelajaran yang harus dicapai siswa dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil akhir yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar aspek kognitif dilihat dari hasil tes siswa

20 7 dengan skor mulai dari 0-100, sedangkan untuk aspek afektif dinilai dengan lembar observasi dan penilaian antar teman, menggunakan instrumen berbentuk check list yang kemudian hasil akhirnya diakumulasikan menggunakan skala lajuan dengan kriteria penilaian menggunakan skala 4. Aspek psikomotor dinilai menggunakan rubrik penilaian bentuk skala lajuan.

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Menurut Rusman (2012:123), Rohwati (2012) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Rifa i & Anni (2012:69) Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku dalam pembelajaran yang harus dicapai siswa dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa adalah kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain kemampuan intelektual, minat, dan bakat. Siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi cenderung akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai inteligensi yang rendah. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa akan menyebabkan siswa tidak belajar dengan baik, karena tidak ada daya tarik bagi siswa. Bahan ajar yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari karena minat dapat menambah motivasi belajar siswa. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Seseorang akan berhasil dalam belajar apabila ia belajar sesuai dengan bakat yang dimiliknya. Faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa antara lain: metode mengajar dan alat pelajaran. Metode guru yang kurang baik dalam mengajar dapat menyebabkan siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, sehingga siswa malas untuk belajar. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat diperlukan agar guru dapat mengajar dengan baik, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dan mampu belajar dengan baik. 8

22 9 Penilaian hasil belajar siswa di sekolah mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Ciri-ciri hasil belajar aspek kognitif akan tampak pada hasil tes siswa. Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap. Ciri-ciri hasil belajar aspek afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku. Aspek psikomotor adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran. Keterampilan tersebut menunjukkan tingkat keahlian siswa dalam melaksanakan suatu tugas. Hasil belajar dalam aspek psikomotor tampak dalam bentuk keterampilanketerampilan dan kemampuan bertindak siswa (Widoyoko, 2014:19). Secara garis besar ada sembilan teknik penilaian yang dapat dipilih guru untuk menilai hasil pembelajaran siswa, yaitu tes, observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta, penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian projek, penilaian jurnal, dan penilaian produk. Setiap teknik ini memiliki penggunaan yang berbeda. Tes lebih cocok digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif. Observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta, dan penilaian jurnal lebih cocok digunakan untuk menilai aspek sikap/afektif siswa. Teknik portofolio dan penilaian produk lebih cocok digunakan untuk menilai aspek psikomotor, sedangkan kinerja dan penilaian projek dapat digunakan untuk menilai aspek kognitif dan psikomotor (Widoyoko, 2014:49). Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai antara siswa satu dengan siswa yang lainnya tidak selalu sama. Keberhasilan proses mengajar dibagi atas beberapa tingkatan. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut: a) Istimewa/maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. b) Baik sekali/optimal: apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. c) Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% sampai dengan 75% saja dikuasai oleh siswa

23 10 d) Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa (Djamarah dan Zain, 2013:107). 2.2 Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Menurut Rofiq (2010) pembelajaran kooperatif merupakan model belajar yang dilaksanakan dengan bekerja sama antar siswa untuk mencapai kesuksesan bersama. Menurut Suprijono (2010: 61) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keagamaan, dan pengembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif menuntut siswa untuk kerja sama dalam mencapai hasil belajar. Hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif akan maksimal apabila lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif diterapkan. Adapun lima unsur tersebut yaitu, 1) saling ketergantungan positif, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) interaksi promotif, 4) komunikasi antar anggota, dan 5) pemrosesan kelompok. Saling ketergantungan positif merupakan unsur yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu mempelajari materi yang ditugaskan dan menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari materi tersebut. Tanggung jawab individual adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Setelah mengikuti kerja sama kelompok siswa harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Interaksi promotif merupakan unsur yang penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Interaksi promotif menuntut siswa untuk saling membantu, saling memberi informasi, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. Komunikasi antar anggota atau keterampilan sosial harus dimiliki oleh setiap siswa. Hal ini karena untuk mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam mencapai tujuan siswa harus mampu berkomunikasi, saling menerima dan saling mendukung. Pemrosesan kelompok megandung arti menilai kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan belajar untuk mencapai tujuan kelompok (Suprijono, 2010: 58-61).

24 11 Menurut Slavin (2010: 143) dan Marrysca et al. (2013) model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dilakukan secara berkelompok kecil. Model STAD lebih mengutamakan kerja sama antar anggota kelompok. Model STAD merupakan model paling baik digunakan untuk guru yang baru menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang cocok diterapkan pada kelas yang mempunyai karakteristik siswa heterogen, baik dalam hal akademis, jenis kelamin, motivasi belajar dan lain-lain. STAD akan melatih sikap tanggung jawab siswa karena tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran lebih tinggi. Hal ini disebabkan siswa tidak hanya mendengarkan informasi saja tetapi siswa lebih banyak bekerja (Haloho, 2014). Model pembelajaran STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu a) kelas, b) kelompok belajar yang heterogen, c) kuis, d) menghitung skor kemajuan individu dan kelompok, dan e) penghargaan kelompok. Kelas adalah pengajaran langsung atau diskusi pelajaran yang dipimpin guru. Siswa harus fokus dalam kelas karena kegiatan ini sangat membantu dalam mengerjakan kuis. Kelompok belajar terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Kelompok berfungsi untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok sungguh-sungguh belajar dan mempersiapkan diri untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Kuis adalah evaluasi pembelajaran siswa setelah satu atau dua kali pertemuan. Siswa tidak boleh saling bekerjasama dalam mengerjakan kuis, sehinga siswa bertanggungjawab untuk memahami materi yang telah dibahas. Skor kuis tiap individu menentukan skor kelompok mereka. Skor kemajuan individu adalah skor yang diperoleh dari kenaikan skor kuis dibandingkan skor evaluasi sebelumnya. Penghargaan kelompok diberikan pada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata yang mencapai kriteria tertentu (Slavin, 2010: ). Menurut Slavin (2010: 151) langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu, 1) membentuk kelompok dengan anggota kelompok terdiri atas individu yang heterogen, 2) menyampaikan pembelajaran, 3) diskusi

25 12 kelompok, 4) siswa mengerjakan kuis-kuis individual, 5) menghitung skor kemajuan individu dan kelompok, dan 6) memberikan penghargaan. Menurut Shoimin (2014: ) model pembelajaran STAD mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang diperoleh melalui model pembelajaran STAD antaraa lain: siswa mampu bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan memberi semangat untuk berhasil bersama, siswa berperan aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, meningkatkan kecakapan individu, dan meningkatkan kecakapan kelompok. Kelemahan yang ada pada model pembelajaran STAD antara lain: membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target, siswa yang mempunyai kemampuan akademik bagus akan merasa dirugikan jika mendapatkan anggota kelompok yang kemampuan akademiknya kurang, dan apabila guru tidak bisa mengelola kelas, maka kelas akan menjadi gaduh. 2.3 Modul Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Menurut Prastowo (2014:17) bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis dan menampilkan secara utuh kompetensi yang akan dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Seorang pendidik dituntut untuk dapat secara kreatif mendesain suatu bahan ajar yang memungkinkan siswa dapat secara langsung memanfaatkan sumber belajar. Bahan ajar yang disusun secara kreatif dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini adalah modul berbasis pendidikan karakter. Menurut Daryanto (2013:9) dan Prastowo (2014:106) modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Modul memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang spesifik serta membantu siswa dalam belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing.

26 13 Menurut Prastowo (2014:108) tujuan penyusunan modul, yaitu 1) agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan dari guru, 2) agar peran pendidik tidak terlalu dominan dalam pembelajaran, 3) melatih kejujuran siswa, 4) agar siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasan materi yang telah dipelajarai, dan 5) mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa. Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi sebagai berikut: a) bahan ajar mandiri. Penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik. b) pengganti fungsi pendidik. Sebagai bahan ajar modul harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia siswa. c) sebagai alat evaluasi. Siswa dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari (Prastowo, 2014: ). Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain (Kurniawan, 2014:29). Nilai karakter yang terdapat pada modul ini yaitu rasa ingin tahu, mandiri, saling menghormati, tanggung jawab, dan kerja sama. Menurut Kurniawan (2014:41) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan luas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah. Saling menghormati adalah sikap dan tindakan seseorang untuk menghormati apa yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan. Kerja sama adalah sikap dan perilaku seseorang untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain.

27 Materi Tumbuhan Materi tumbuhan diajarkan pada kelas X semester genap. Materi tersebut diberikan berdasarkan standar kompetensi 3 (SK 3) yaitu memahami manfaat keanekaragaman hayati dengan kompetensi dasar (KD 3.3) yaitu mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. Berdasarkan KD 3.3 tersebut diharapkan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu mengetahui ciri-ciri tumbuhan, mengetahui dan menjelaskan klasifikasi tumbuhan, menjelaskan cara reproduksi tumbuhan, dan mampu menjelaskan manfaat tumbuhan bagi makhluk hidup di bumi. Bab tumbuhan berisi empat sub bab, yaitu 1) Ciri umum tumbuhan, 2) Tumbuhan lumut, 3) Tumbuhan paku, dan 4) Tumbuhan berbiji. Tumbuhan (Plantae) adalah organisme yang memiliki sel ekuariotik dan mempunyai kloroplas. Secara garis besar tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tidak berpembuluh atau non vaskuler adalah tumbuhan yang belum memiliki jaringan vaskuler/ pengangkut. Tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok tersebut adalah tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut belum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rizoid yang berfungsi untuk menempel pada subtratnya dan mengambil nutrisi. Tumbuhan lumut dikelompokkan menjadi tiga filum yaitu lumut hati (Hepatophyta), lumut tanduk (Anthocerophyta), dan lumut daun (Bryophyta) (Campbell, 2008: ). Tumbuhan berpembuluh atau tumbuhan vaskuler adalah tumbuhan yang sudah memiliki jaringan vaskuler/ pengangut. Tumbuhan vaskuler memiliki dua jenis jaringan vaskuler yaitu xilem dan floem. Tumbuhan vaskuler terdiri atas semua tumbuhan kecuali tumbuhan lumut. Tumbuhan vaskuler dibedakan menjadi dua yaitu vaskuler tak berbiji, contohnya tumbuhan paku, dan vaskuler berbiji, contohnya kelompok spermatophyta. Kebanyakan spesies tumbuhan vaskuler tak berbiji adalah homosporus yaitu tumbuhan yang memiliki jenis sporangium yang menghasilkan satu jenis spora. Tumbuhan vaskuler tak berbiji

28 15 dikelompokkan menjadi empat filum yaitu pterophyta, sphenophyta, psilophyta, dan lycophyta (Campbell, 2008: ). Tumbuhan vaskuler berbiji adalah tumbuhan yang sudah memiliki jaringan vaskuler atau pengangkut dan sudah menghasilkan biji sebagai alat perkembangbiakannya. Kelompok tumbuhan ini adalah kelompok tumbuhan dari filum spermatophyta. Spermatophyta atau tumbuhan berbiji dikelompokkan menjadi dua, yaitu gymnospermae dan angiospermae. Perbedaan dari kedua tumbuhan tersebut terletak pada bakal bijinya, dimana pada gymnospermae bakal bijinya tidak terbungkus oleh bakal buah, sedangkan pada angiospermae bakal bijinya terbungkus oleh bakal buah. Gymnospermae dibedakan manjadi empat filum yaitu cycadophyta, ginkgophyta, gnetophyta, dan coniferophyta. Angiospermae diedakan menjadi dua kelas yaitu monocotiledonae dan dicotiledonae. Materi tumbuhan adalah materi dengan cakupan materi yang sangat luas dan terdapat banyak istilah-istilah ilmiah. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam mempelajari materi tersebut. Model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi tumbuhan adalah dengan pembelajaran secara berkelompok. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model STAD berbantuan modul. Penggunaan model STAD bertujuan agar siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep penting pada materi tumbuhan dengan cara berdiskusi bersama anggota kelompoknya. Selain itu, dengan bantuan modul dapat memudahkan siswa dalam memahami istilah-istilah ilmiah dan memudahkan siswa dalam memahami materi. Menurut Haloho (2014) dan Negara (2013) penerapan model STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2.5 Hasil Penelitian yang Relevan Pembelajaran kooperatif STAD telah diteliti pada mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika. Hasil penelitian Haloho (2014) dan Negara (2013) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

29 16 mata pelajaran biologi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Purnomo et al. (2013) menyimpulkan bahwa ada pengaruh dari penggunaan modul pada materi pencemaran lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil penelitian A yun et al. (2012), Octavianti et al. (2014) dan Widiastiti et al. (2014) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan berbantuan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia dan IPA. Hasil penelitian Marrysca et al. (2013) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD berbantuan LKS berkarakter dapat meningktkan hasil belajar siswa. Berdasarkan paparan hasil penelitian terdahulu tentang model pembelajaran STAD menunjukkan bahwa model STAD memberikan pengaruh positif terhadap hasil pembelajaran. Model STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan paling baik digunakan oleh guru yang baru menggunakan model kooperatif. Model tersebut telah banyak digunakan secara luas pada mata pelajaran fisik, kimia, IPA, dan matematika. Penerapan model STAD akan lebih optimal jika didukung oleh media lain baik media cetak maupun media elektronik. Media sangat mendukung dalam penerapan model STAD. Hal ini karena dalam pelaksanaan model STAD membutuhkan waktu yang sangat lama, sehingga perlu dibantu dengan media lain agar siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan, diketahui bahwa dalam penerapan model STAD dibantu dengan berbagai media elektronik seperti media flash dan media audio visual. Selain itu, juga digunakan LKS yang berbasis karakter. Penelitian ini yaitu tentang efektivitas model pembelajaran STAD dengan berbantuan modul berbasis pendidikan karakter. Modul digunakan dalam penelitian ini karena modul memiliki fungsi sebagai bahan ajar mandiri, sehingga dengan bantuan modul tersebut siswa tetap bisa belajar walaupun tanpa bimbingan dari guru. Selain itu, dengan penggunaan modul tersebut diharapkan siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang ada di dalamnya.

30 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir pada penelitian ini disajikan pada Gambar Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi kelas yang masih berjalan satu arah serta bahan ajar yang digunakan hanya berupa buku paket dari penerbit dan lembar kegiatan siswa yang isinya kurang mengajak siswa aktif dalam belajar. 2. Metode ceramah dan minimnya bahan ajar menyebabkan siswa pasif, cepat bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran. 3. Akibatnya hasil belajar siswa rendah, yaitu sebanyak 38,04% siswa belum mencapai KKM Materi tumbuhan mencakup banyak sub bab dan istilah ilmiah yang sulit dipahami siswa. Keunggulan model STAD antara lain: 1. Siswa mampu bekerjasama dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2. Siswa berperan aktif sebagai tutor sebaya. 3. Meningkatkan kecakapan individu dan kelompok. 4. Siswa aktif membantu teman dan bekerjasama untuk berhasil bersama. Penggunaan model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter. Siswa menjadi pusat pembelajaran Pembelajaran lebih menyenangkan Model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi tumbuhan. Gambar 2.1. Kerangka berpikir efektivitas model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter terhadap hasil belajar siswa.

31 Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah penerapan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi tumbuhan di kelas X SMA N 1 Kragan.

32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Kragan, dengan alamat Jl. Pandangan-Kragan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/ Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kragan yang terdiri atas kelas X-1, X-2, X-3, X-4, X-5, X-6, X-7, X-8, dan X-9. Sampel penelitian ini adalah kelas X-7, X-8, dan kelas X-9. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu kelas yang diajar oleh guru sama. 3.3 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre experiment, dengan bentuk penelitian one shot case study. Menurut Sugiyono (2013:110) pola desain one shot case study seperti pada Gambar 3.1. X O Gambar 3.1 Pola Desain One Shot Case Study Keterangan: X = Pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD O = Hasil observasi setelah dengan model kooperatif tipe STAD 3.4 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter. Variabel terikat adalah hasil belajar siswa SMA N 1 Kragan kelas X dalam mengikuti pembelajaran dengan model STAD berbantuan modul berbasis pendidian karakter pada mata pelajaran biologi materi tumbuhan. 19

33 Data dan Metode Pengumpulan Data Hasil belajar siswa aspek kognitif Hasil belajar siswa aspek kognitif diperoleh dari nilai tes. Cara pengambilan nilai tes menggunakan instrumen tes pilihan ganda berjumlah 30 butir, dengan lima pilihan jawaban (Lampiran 9). Pengambilan nilai tes tersebut dilakukan pada akhir pertemuan dalam pembelajaran materi tumbuhan Hasil belajar siswa aspek afektif Hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh dari hasil observasi dan penilaian antar teman menggunakan instrumen lembar pengamatan sikap berbentuk check list. Skor yang diperoleh siswa diakumulasikan dan dikonversi ke dalam bentuk skala lajuan dengan skala 4. Observasi dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran, sedangkan penilaian antar teman dilakukan oleh siswa pada akhir pembelajaran Hasil belajar siswa aspek psikomotor Hasil belajar siswa aspek psikomotor diamati guru saat praktikum mengamati ciri-ciri dan mengklasifikasikan tumbuhan. Hasil belajar tersebut dinilai menggunakan instrumen lembar penilaian rubrik berbentuk skala lajuan dengan empat aspek penilaian. Penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran Tanggapan siswa dan guru Tanggapan siswa dan guru terhadap model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter dikumpulkan menggunakan instrumen angket berbentuk skala likert. Angket tanggapan siswa dan guru terdiri atas dua belas aspek. Tanggapan siswa dan guru dilakukan pada akhir pembelajaran. 3.6 Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penulisan laporan penelitian Tahap Persiapan Penelitian a. Observasi di lapangan untuk menemukan masalah b. Menyusun rumusan masalah berdasarkan hasil observasi

34 21 c. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. d. Menyusun modul pembelajaran sebagai bahan ajar untuk mendukung proses belajar. e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas: 1) Silabus kurikulum satuan pendidikan 2006 (KTSP), (Lampiran 1), 2) Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Lampiran 2), dan 3) Modul pembelajaran. f. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri atas: 1) Kisi-kisi kuis (Lampiran 3), 2) Soal kuis (Lampiran 4), 3) Kunci jawaban kuis (Lampiran 5), 4) Kisi-kisi soal evaluasi akhir (Lampiran 8), 5) Soal evaluasi akhir (Lampiran 9), 7) Kunci jawaban soal evaluasi akhir (Lampiran 10), 8) Rubrik lembar observasi guru (Lampiran 13), 9) Kisikisi lembar observasi penilaian sikap siswa (Lampiran 14), 10) Lembar observasi guru (Lampiran 15), 11) Rubrik lembar penilaian antar teman (Lampiran 16), 12) Kisi-kisi penilaian antar teman sikap siswa (Lampiran 17), 13) Lembar penilaian antar teman sikap siswa (Lampiran 18), 14) Kisi-kisi lembar rubrik penilaian keterampilan siswa (Lampiran 21), 15) Lembar Rubrik Penilaian keterampilan siswa (Lampiran 22), 16) Kisi-kisi angket tanggapan siswa (Lampiran 26), 17) Lembar angket tanggapan siswa (Lampiran 27), 18) Kisi-kisi angket tanggapan guru (Lampiran 28), dan 19) Lembar angket tanggapan guru (Lampiran 30). g. Melakukan uji coba instrumen h. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi uji: 1. Uji Validitas Soal Tes Cara menghitung validitas butir soal tes dalam penelitian ini dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment dengan simpangan sebagai berikut (Arikunto, 2013:85).

35 22 Keterangan: X : skor butir Y : skor total r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y xy : jumlah perkalian X dan Y Harga r xy yang diperoleh dari setiap item kemudian dibandingkan dengan tabel r product moment dengan taraf kepercayaan 95 %. r hitung r tabel, item soal dikatakan valid dan sebaliknya dikatakan tidak valid. Hasil analisis validitas soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Rekapitulasi hasil analisis validitas soal Kriteria Nomor Soal Valid 1, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 21, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 47, 49, 50,54, 55, 57 dan 58. Tidak valid 2, 5, 6, 9, 12, 14, 15, 19, 20, 22, 23, 27, 31, 35, 36, 37, 44, 46, 48, 51, 52, 53, 56, 59, dan 60. Data selengkapnya pada Lampiran Uji Reliabilitas Soal Tes Uji relibialitas soal dapat dihitung menggunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20) sebagai berikut (Arikunto, 2013:115). [ ] Keterangan: r 11 : reliabilitas soal secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyaknya item S : standar deviasi Berdasarkan penghitungan harga r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan r tabel taraf signifikan 5%. Koefisien korelasi reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.2.

36 23 Tabel. 3.2 Koefisien korelasi reliabilitas Koefisien Korelasi Kategori r < 0,2 Sangat rendah 0,2 r 0,4 Rendah 0,4 r 0,6 Sedang 0,6 r 0,8 Tinggi 0,8 r 1,0 Sangat tinggi Sumber: (Widoyoko, 2014: 193). Hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa harga r 11 sebesar 0,983 dengan r tabel 0,361. r 11 > r tebal sehingga soal dikatakan reliabel dengan kategori reliabilitas sangat tinggi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Uji Daya Pembeda Soal Tes Daya pembeda soal bentuk pilihan ganda dapat diketahui menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2013: 228). benar Keterangan: D : indeks diskriminasi : banyaknya peserta kelompok atas : banyaknya peserta kelompok bawah : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan Soal-soal yang digunakan diketahui berdasarkan klasifikasi daya pembeda soal pada Tabel 3.3. Tabel. 3.3 Klasifikasi daya pembeda Nilai Daya Pembeda Kategori 0,00 0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 Baik sekali Sumber: (Arikunto, 2013:232)

37 24 Hasil analisis daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda soal Kategori Nomor Soal jelek 2, 6, 9, 12, 19, 22, 27, 29, 30, 31, 35, 36, 37, 44, 46, 48, 52, 59, dan 60 Cukup 1, 4, 5, 10, 13, 14, 20, 23, 25, 28, 33, 51, 54, 56, dan 58 Baik 3, 8, 11, 16, 24, 53 Sangat 7, 15, 17, 18, 21, 26, 32, 34, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 47, 49, baik 40, dan 55 Data selengkapnya pada Lampiran Uji Kesukaran Soal Tes Tingkat kesukaran soal pilihan ganda dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2013: 223). Keterangan: P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh siswa Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel. 3.5 Klasifikasi tingkat kesukaran soal Harga Indeks Kesukaran Kategori Soal 0,00 0,30 Sukar 0,31-0, 70 Sedang 0,71-1,00 Mudah Sumber: (Arikunto, 2013:225) Hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal Kategori Nomor Soal Sukar 1, 19, 20, 27, 29, 31, 35, 36, 37, 44, 51, 58, 59, dan 60 Sedang 2, 3, 6, 7, 8, 11, 17, 21, 22, 23, 24, 26, 32, 33, 38, 39, 43, 45, 46, 47, 50, 52, dan 55

38 25 Mudah 4, 5, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 25, 28, 30, 34, 40, 41, 42, 48, 49, 53, 54, 56, dan 57 D ata selengkapnya pada Lampiran 7. Soal yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Daftar soal yang digunakan dalam penelitian i. Kategori M Digunakan e 1, 3, 4, 8, 10, 11, 13, 16, 17, 18, 21, 24, 26, 28, 30, n 32, 34, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 47, 49, 50, 54, 55, 57, dan 58 Tidak e 2, 5, 6, 9, 12, 14, 15, 19, 20, 22, 23, 27, 29, 31, 33, digunakan n 35, 36, 37, 44, 46, 48, 51, 52, 53, 56, 59, dan 60 t ukan soal-soal yang memenuhi syarat yang dijadikan tes j. Menyusun soal-soal yang memenuhi syarat yang dijadikan tes Tahap Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 10 x 45 menit. Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian yaitu: a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b. Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter. c. Observer mengamati jalannya proses pembelajaran menggunakan lembar observasi sikap. d. Guru melakukan pengamatan terhadap keterampilan siswa dalam mengamati ciri-ciri dan mengklasifikasikan tumbuhan. e. Guru memberikan soal evaluasi akhir pada akhir pembelajaran Tahap Akhir Nomor Soal Setelah selesai dilakukan penelitian, dilakukan analisis data terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor, kemudian dilakukan pembahasan untuk mengambil kesimpulan dalam penelitian ini.

39 Metode Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek kognitif Data hasil belajar kognitif dianalisis secara deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase ketuntasan klasikal. Rumus untuk menghitung ketuntasan klasikal dari setiap kelas sebagai berikut. Keterangan: nt = jumlah siswa dengan nilai tuntas N = jumlah seluruh siswa Aspek Afektif (Sikap) Data hasil penilaian sikap siswa (nilai-nilai karakter) dianalisis secara deskriptif kualitatif. Sikap siswa yang dinilai yaitu sikap rasa ingin tahu, mandiri, saling mengormati, tanggung jawab, dan kerja sama. Masing-masing dari sikap tersebut dihitung skornya kemudian ditentukan persentasenya menggunakan rumus berikut (Widoyoko, 2014: 255). 259) Cara menentukan kriteria menggunakan rumus berikut (Widoyoko, 2014: Interval kelas = Kriterianya adalah sebagi berikut: = Sangat baik (SB) = Baik (B) = Cukup (C) < 43 = Kurang (K) Aspek Psikomotor

40 27 Data hasil penilaian psikomotor dianalisis secara deskriptif kualitatif menggunakan rumus sebagai berikut. Setelah itu, dihitung persentasenya menggunakan rumus sebagai berikut. Kriterianya adalah sebagai berikut: = Sangat terampil (ST) = Terampil (T) = Cukup (C) < 43 = Kurang (K) Tanggapan Siswa dan Guru tentang Model Pembelajaran STAD Berbantuan Modul Berbasis Pendidian Karakter Data tanggapan siswa dan guru dianalisis secara deskriptif persentase dengan menghitung skor yang diperoleh pada indikator dari kuesioner tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran menggunakan rumus. Kriteria tanggapan siswa dan guru terhadap model STAD berbtuan modul berbasis pendidikan karakter sebagai berikut. 82%-100% = Sangat Baik (SB) 63% - 81% = Baik (B) 44% - 62% = Kurang (K) < 43% = Sangat Kurang (SK) 3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian ini efektif jika: 1. Minimal 80% hasil belajar kognitif siswa minimal Minimal 80% hasil belajar afektif siswa minimal baik. 3. Minimal 80% hasil belajar psikomotor siswa minimal terampil 4. Minimal 80% siswa dan guru memberikan tanggapan baik terhadap model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter.

41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dengan menerapkan pembelajaran model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter materi tumbuhan telah dilakukan. Hasil penelitian ini berupa hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, psikomotor, tanggapan siswa dan guru Hasil belajar kognitif Hasil belajar kognitif siswa dengan menerapkan model pembelajaran STAD disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil belajar kognitif siswa No. Hasil Belajar Kelas X7 X8 X9 1 Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai posttest Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Jumlah seluruh siswa Siswa yang tuntas (%) Data selengkapnya pada Lampiran 12. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada kelas X8 dan X9 telah melebihi indikator keberhasilan 80% (86.67% dan 83.33%). Ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas X7 sebesar 78.12% dan belum mencapai indikator keberhasilan. Beberapa siswa di semua kelas ada yang belum mencapai nilai KKM Hasil belajar afektif Hasil belajar siswa pada aspek afektif disajikan pada Tabel 4.2 dan sikap siswa setiap aspek pada pengukuran aspek afektif disajikan pada Tabel

42 29 Tabel 4.2 Hasil belajar afektif (Sikap) Persentase Sikap Siswa (%) Kriteria Kelas X7 Kelas X8 Kelas X9 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Baik Jumlah siswa baik dan sangat baik Data selengkapnya pada Lampiran 19. Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa persentase total sikap siswa dengan kriteria baik dan sangat baik pada semua kelas telah melebihi 80%. Semua siswa memiliki sikap yang baik, tetapi pada kelas X8 terdapat satu siswa yang masih berada pada kriteria cukup. Tabel 4.3 Persentase total sikap siswa dengan kriteria baik dan sangat baik pada setiap aspek No. Sikap Persentase total sikap siswa dengan kriteria baik dan sangat baik pada setiap aspek (%) Rata-rata sikap yang Kelas X7 Kelas X8 Kelas X9 diamati (%) 1 Rasa ingin tahu Mandiri Saling menghormati Tanggung jawab Kerja sama Data selengkapnya pada Lampiran 20. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa persentase total sikap siswa yang baik dan sangat baik untuk setiap aspek telah melebihi 80%. Sikap siswa yang baik dan sangat baik dengan persentase tertinggi adalah sikap saling menghormati.

43 Hasil belajar psikomotor Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor disajikan pada Tabel 4.4 dan kegiatan siswa pada setiap aspek pengukuran aspek psikomotor disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.4 Hasil belajar psikomotor kegiatan mengamati ciri-ciri tumbuhan Kriteria Persentase (%) Kelas X7 Kelas X8 Kelas X9 Sangat terampil Terampil Cukup terampil Kurang terampil siswa terampil dan sangat terampil Data selengkapnya pada Lampiran 24. Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa persentase kegiatan siswa yang terampil dan sangat terampil telah mencapai 80%. Tidak ada siswa yang kurang terampil pada semua kelas. Jumlah siswa yang sangat terampil dengan persentase tertinggi adalah kelas X7, sedangkan yang terendah pada kelas X8. Tabel. 4.5 Persentase total kegiatan siswa dalam melakukan pengamatan dengan kriteria terampil dan sangat terampil pada setiap aspek Persentase total kegiatan pengamatan siswa yang terampil dan sangat terampil (%) Aspek Kegiatan yang No. Rata-rata aspek Dinilai Kelas X7 Kelas X8 Kelas X9 yang diamati (%) 1 Mengamati Menuliskan data Menggambar Menuliskan kesimpulan Data selengkapnya pada Lampiran 25. Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa persentase total kegiatan siswa yang terampil dan sangat terampil untuk setiap kegiatan pada semua kelas telah melebihi 80%, kecuali untuk kegiatan menggambar pada kelas X8. Kegiatan menggambar pada kelas X8 hanya sebesar 76.7% dan belum mencapai indikator

44 31 keberhasilan 80%. Kegiatan siswa yang terampil dan sangat terampil dengan persentase tertinggi adalah kegiatan mengamati dan menuliskan data yaitu sebesar 100%, sedangkan kegiatan dengan persentase terendah yaitu pada kegiatan menggambar (81.2%) Tanggapan Siswa Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran model STAD berbantuan modul Kriteria Tanggapan Siswa Jumlah Siswa Kelas X7 Kelas X8 Kelas X9 Siswa (%) Siswa (%) Siswa (%) Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik dan Sangat Baik Data selengkapnya pada Lampiran 28. Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa semua siswa pada semua kelas memberikan tanggapan baik dan sangat baik terhadap penerapan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter Tanggapan Guru Berdasarkan hasil analisis tanggapan guru diketahui bahwa pembelajaran model STAD dengan berbantuan modul berbasis pendidikan karakter dapat membuat siswa merasa senang sehingga siswa tidak merasa bosan. Sebagian besar siswa termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga berpendapat bahwa bahan ajar yang digunakan dapat membantu siswa dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter dan dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar mandiri dalam memahami materi. Kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran ini yaitu membutuhkan waktu yang lama dalam mencapai tujuan pembelajaran. Meskipun demikian, pembelajaran tersebut dapat

45 32 berlangsung baik dengan bantuan bahan ajar berupa modul. Modul sangat membantu karena siswa dapat belajar mandiri di rumah, tanpa harus terikat dengan waktu pembelajaran seperti di kelas sehingga siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran. 4.2 Pembahasan Hasil Belajar Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar kognitif siswa di kelas X8 dan X9 telah melebihi indikator keberhasilan ( 80%) dengan KKM 75. Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa kelas X7 sebesar 78.12% dan belum mencapai indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan kurangnya peran aktif siswa dalam diskusi kelompok. Kurangnya peran aktif siswa dalam kegiatan kelompok dapat dilihat saat pembelajaran menggunakan model STAD pada langkah diskusi kelompok. Langkah diskusi kelompok memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menyampaikan pendapat dan saling membantu dalam memahami materi. Siswa melakukan pengamatan terhadap tumbuhan lumut, paku, dan berbiji yang telah dibawa dari rumah dan saling berdiskusi untuk menjawab pertanyaan. Hasil pengamatan guru di kelas menunjukkan bahwa beberapa siswa kelas X7 kurang berperan aktif dalam diskusi kelompok. Beberapa siswa dalam kelompok tidak ikut berpartisipasi penuh. Siswa hanya ikut berpartisipasi pada waktu melakukan pengamatan terhadap tumbuhan lumut dan paku saja, tetapi kurang berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya buku referensi yang digunakan oleh siswa sehingga siswa cenderung menunggu jawaban dari teman yang lainnya. Hasil pengamatan guru selama proses pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa beberapa siswa kelas X7 hanya menggunakan satu sumber belajar, sedangkan kelas X8 dan X9 menggunakan lebih dari dua sumber belajar. Kelas X8 dan X9 membawa sumber belajar yang beranekaragam seperti, LKS, buku paket biologi, modul pembelajaran, dan gadget. Kurangnya sumber belajar yang digunakan kelas X7 menyebabkan siswa kekurangan referensi untuk belajar, sehingga membuat pengetahuan siswa terbatas. Hal ini mendukung penelitian

46 33 Syahputri et al. (2013) penggunaan salah satu sumber belajar tertentu saja akan membuat pengetahuan siswa terbatas. Pengetahuan siswa yang terbatas akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu, penggunaan satu sumber belajar dalam proses pembelajaran menyebabkan hasil belajar yang didapatkan siswa kurang maksimal. Hasil penelitian Sandi (2015) menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan penerapan kolaborasi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dengan model pembelajaran inkuiri memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas X8 dan X9 telah melebihi indikator keberhasilan. Meskipun demikian, terdapat beberapa siswa yang nilainya belum mencapai KKM 75. Siswa yang belum mencapai nilai KKM di kelas X7 sebanyak 7 siswa, sedangkan di kelas X8 dan X9 sebanyak 4 dan 5 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa yang nilainya masih di bawah KKM disebabkan belum membaca lagi materi yang diujikan. Oleh sebab itu, saat siswa mengerjakan soal evaluasi akhir ada beberapa konsep yang terlupakan, sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal. Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa persentase total sikap siswa yang baik dan sangat baik di semua kelas telah melebihi indikator keberhasilan 80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter efektif terhadap hasil belajar siswa. Selama proses pembelajaran terdapat penanaman nilai-nilai karakter pada siswa. Nilai-nilai karakter tersebut terangkum dalam modul yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan bantuan model pembelajaran yang mendukung yaitu model STAD. Sikap siswa yang sangat baik dengan persentase tertinggi di kelas X7 menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter yang ada di dalam modul dapat diaplikasikan siswa dengan baik. Berdasarkan hasil analisis sikap siswa diketahui bahwa persentase sikap saling menghormati yang baik dan sangat baik pada semua kelas lebih tinggi dibandingkan dengan aspek yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap menghargai sesama siswa. Indikator sikap saling menghormati

47 34 terlihat pada waktu diskusi kelompok dan presentasi kelas, yaitu siswa mencermati pendapat dan menerima pendapat serta masukan dari teman. Diskusi kelompok yang dilakukan siswa memberikan kesempatan siswa untuk bekerjasama dengan cara saling menghormati. Menurut Harahap (2013) pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan oleh peserta didik agar dapat belajar secara bersama-sama dengan cara saling menghormati pendapat dan memberikan kesempatan orang lain untuk mengemukakan pendapat. Dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru, siswa mengadakan diskusi secara berkelompok. Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ciri-ciri tumbuhan lumut, paku dan berbiji. Siswa juga bertukar pikiran untuk menjawab pertanyaan dalam modul. Langkah diskusi ini, membantu siswa dalam mengimplementasikan nilai karakter sikap saling menghormati karena siswa melakukan interaksi sosial dengan anggota kelompoknya. Kemampuan siswa dalam melakukan interaksi sosial ini dipengaruhi oleh keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa. Menurut Rofiq (2010) keterampilan sosial merupakan keterampilan siswa berkomunikasi dalam kelompok yang meliputi kemampuan mendengarkan dan menyampaikan pendapat dengan baik. Berdasarkan hasil analisis sikap siswa maka dapat dikatakan bahwa semua siswa memiliki keterampilan sosial yang baik karena siswa dapat saling menghargai antar sesama. Sikap kerja sama siswa pada semua kelas sudah baik, tetapi beberapa siswa pada ketiga kelas kurang memiliki sikap kerja sama. Sikap kerja sama siswa dapat diamati saat pembelajaran pada langkah diskusi kelompok dan presentasi. Langkah tersebut memberikan kesempatan siswa untuk saling membantu memahami materi dan menjawab pertanyaan pada presentasi kelas. Beberapa siswa dalam kelompok terlihat kurang berkontribusi dalam menjawab pertanyaan dalam melakukan diskusi. Kontribusi setiap anggota kelompok diperlukan agar memudahkan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh siswa yang lain. Siswa yang kurang memiliki sikap kerja sama karena kurang saling membantu dalam menjawab pertanyaan saat presentasi. Hal tersebut disebabkan masing-masing siswa belum memiliki interaksi promotif yang baik. Interaksi

48 35 promotif yang baik memberikan motivasi kepada siswa untuk memperoleh keberhasilan bersama, sehingga siswa terdorong untuk saling membantu dalam menjawab soal. Kurangnya interaksi promotif antar anggota kelompok disebabkan siswa masih bersifat tertutup dan belum terbiasa bekerja dalam kelompok. Menurut Kristianingsih et al. (2010) sikap bekerjasama pada siswa akan meningkat apabila siswa sudah terbiasa bekerjasama dengan kelompoknya. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan interaksi sosial siswa maka perlu dibiasakan pembelajaran secara berkelompok. Kerja sama yang dilakukan siswa akan efektif apabila guru memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan pemrosesan kelompok atau mengevaluasi proses kelompok yang telah dilakukan. Pemrosesan kelompok yang dilakukan dapat membuat kerja sama siswa lebih efektif karena siswa dapat memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Menurut pendapat Suprijono (2010: 58-61) tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas peran anggota kelompok dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kelompok. Rata-rata persentase sikap mandiri dan tanggung jawab siswa yang baik dan sangat baik telah melebihi indikator keberhasilan. Sikap mandiri siswa dapat dilihat dari indikator yang diamati yaitu mengerjakan soal kuis sendiri atau tanpa menyontek dan pembuatan jurnal refleksi. Langkah mengerjakan kuis memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengimplementasikan nilai karakter sikap mandiri. Kuis dikerjakan secara individu dan siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu sehingga setiap siswa bertanggungjawab secara individu untuk memahami materi. Berdasarkan hasil pengamatan guru diketahui bahwa saat mengerjakan soal kuis beberapa siswa ada yang melihat jawaban dari temannya. Siswa yang menyontek dalam mengerjakan kuis disebabkan kurang memilik sikap tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Tanggung jawab individual ini merupakan tanggung jawab setiap siswa untuk memahami materi, sehingga siswa dapat mengerjakan soal kuis. Selain itu, dengan tanggung jawab tersebut dapat menumbuhkan sikap saling ketergantungan positif antar anggota kelompok, sehingga siswa akan berusaha dengan maksimal untuk mencapai tujuan kelompok. Sikap tanggung jawab individul yang dimiliki siswa

49 36 membuat siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok karena setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi skor kuis. Oleh karena itu, sikap tanggung jawab akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa juga akan maksimal. Sikap mandiri siswa juga dapat dilatih dengan mengerjakan latihan soal yang ada di dalam modul dan belajar memahami materi secara mandiri di rumah. Modul sangat membantu siswa dalam meningkatkan sikap mandiri, karena di dalam modul memuat materi yang bisa dipelajari siswa secara mandiri tanpa bimbingan dari orang lain. Belajar secara mandiri di rumah akan lebih maksimal karena siswa memiliki waktu yang lebih banyak daripada di sekolah. Oleh karena itu, penerapan model STAD dengan berbantuan modul dapat membantu siswa dalam meningkatkan sikap mandiri. Menurut pendapat Prastowo (2014: 108) salah satu fungsi modul yaitu sebagai bahan ajar mandiri. Hasil analisis sikap siswa menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab di semua kelas sudah baik. Sikap tanggung jawab siswa tersebut dapat dilihat dari partisipasi siswa dalam kegiatan kelompok dan kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas. Partisipasi siswa dalam kegiatan kelompok dilihat pada waktu kegiatan pengamatan terhadap tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Kegiatan pengamatan ini memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Oleh karena itu, tanggung jawab siswa dalam kegiatan pengamatan tumbuhan sangat diperlukan agar semua tugas dapat dikerjakan dan dikumpulkan tepat waktu. Sikap tanggung jawab siswa dalam kegiatan kelompok dapat menumbuhkan sikap saling ketergantungan positif antar anggota kelompok. Sikap saling ketergantungan positif ini mendorong siswa untuk saling membantu dalam memahami materi sehingga siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Penerapan model STAD dengan dibantu modul berbasis pendidikan karakter dapat membantu siswa dalam meningkatkan nilai karakter sikap tanggung jawab. Hasil tersebut didukung oleh penelitian Nengah et al. (2013) bahwa prinsip dasar dalam pembelajaran model STAD yaitu setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas sesuatu yang dikerjakan kelompoknya.

50 37 Berdasarkan hasil pengamatan guru diketahui bahwa beberapa siswa kurang memiliki sikap tanggung jawab. Kondisi tersebut dapat dilihat saat kegiatan kelompok dalam melakukan pengamatan tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Kegiatan kelompok tersebut memperlihatkan beberapa siswa kurang berperan aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Hal tersebut disebabkan kurangnya komunikasi antar anggota kelompok, sehingga menyebabkan siswa kurang memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menyelesaikan masalah. Komunikasi antar anggota kelompok perlu dilakukan dengan baik agar siswa mampu berkoordinasi untuk menyelesaikan tugas. Koordinasi antar anggota kelompok tersebut sangat penting karena dengan berkoordinasi siswa dapat mengetahui tugas yang diberikan dan dapat bertanggung jawab terhadap tugas tersebut. Hasil analisis sikap siswa menunjukkan bahwa sikap rasa ingin tahu siswa di semua kelas sudah baik, tetapi ada beberapa siswa yang belum memperlihatkan sikap rasa ingin tahu. Hal tersebut dapat dilihat saat presentasi kelas oleh guru dan diskusi kelompok. Presentasi kelas dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menyampaikan informasi mengenai tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Langkah presentasi ini dapat menumbuhkan sikap rasa ingin tahu siswa karena guru memberikan stimulus kepada siswa sehingga siswa merasa penasaran. Rasa penasaran tersebut menyebabkan siswa aktif bertanya kepada guru dan mencari informasi menggunakan sumber belajar baik dari buku maupun dari internet. Berdasarkan hasil analisis sikap siswa diketahui bahwa ada beberapa siswa yang belum memiliki sikap rasa ingin tahu yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang aktifnya siswa dalam bertanya kepada guru maupun teman dalam kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa yang cenderung diam karena malu untuk menyampaikan ide dan pendapatnya. Menurut Nirwana (2013) apabila anak tidak memiliki rasa percaya diri, maka anak akan merasa malu di depan kelas, sulit untuk bergaul dan tidak berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, untuk membuat siswa percaya diri maka guru hendaknya sering melakukan pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif. Selain itu, guru juga diharapkan dapat memberikan

51 38 motivasi kepada siswa agar siswa terdorong untuk belajar. Hal ini mendukung pendapat Sridarsini (2014) bahwa siswa yang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat maupun bertanya karena diberikan motivasi. Jumlah siswa yang terampil dan sangat terampil di semua kelas telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu 80% (Tabel 4.4). Oleh karena itu, model STAD dengan berbantuan modul berbasis pendidikan karakter efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa pada materi tumbuhan. Hasil belajar psikomotor siswa baik karena pada proses pembelajaran siswa melakukan pengamatan langsung terhadap tumbuhan yang dipelajari. Hasil pengamatan tersebut kemudian dikomunikasikan siswa dalam bentuk laporan. Penerapan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter memberikan pengaruh terhadap hasil belajar psikomotor siswa. Hal ini karena pada pembelajaran dengan model STAD siswa melakukan pengamatan secara bersamasama dengan teman kelompoknya, sehingga siswa lebih mudah dalam melakukan pengamatan. Selain itu, dengan bantuan modul yang memberikan petunjuk praktikum memudahkan siswa dalam melakukan praktikum dan menuliskan laporan. Oleh karena itu, hasil belajar psikomotor siswa di semua kelas sudah baik. Hasil penelitian Purnomo et al. (2013) ada pengaruh penggunaan modul terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil analisis kegiatan pengamatan siswa (Tabel 4.5) menunjukkan bahwa kegiatan pengamatan dan menuliskan data yang dilakukan siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan yang lainnya. Kegiatan pengamatan merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh siswa dalam melakukan praktikum terhadap tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan modul. Kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ciri-ciri tumbuhan lumut, paku, dan biji. Proses pembelajaran tersebut mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dalam menemukan ciriciri tumbuhan lumut, paku, dan berbiji serta mampu mengklasifikasikannya dengan bantuan berbagai sumber belajar. Proses belajar melalui pengamatan merupakan keterampilan yang penting karena dapat melatih kecermatan siswa pada suatu objek. Pengamatan juga dapat merangsang sikap rasa ingin tahu siswa,

52 39 sehingga siswa dapat bertanya mengenai materi yang dipelajari. Kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan dapat diketahui dari penulisan data hasil pengamatan. Hal ini mendukung pendapat Muhammad (2014) bahwa kemampuan siswa dalam mengamati objek dapat direalisasikan dengan kegiatan menggambar hasil pengamatan dengan baik. Kegiatan menulis data merupakan kegiatan menuliskan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Data hasil pengamatan yang dituliskan meliputi nama tumbuhan, gambar tumbuhan serta keterangan bagian organ dari tumbuhan, dan menuliskan keterangan selengkap-lengkapnya mengenai informasi terkait dengan tumbuhan yang diamati. Berdasarkan hasil analisis kegiatan siswa dalam praktikum diketahui bahwa semua siswa sudah terampil dalam menuliskan data hasil pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti petunjuk yang ada di dalam modul dengan baik. Petunjuk dalam modul disusun menggunakan kalimat perintah sehingga siswa lebih mudah memahami petunjuknya. Selain itu, untuk menuliskan nama dan informasi terkait dengan tumbuhan lumut, paku, dan berbiji siswa menggunakan buku paket dan internet, sehingga siswa dapat menuliskan data hasil pengamatan dengan baik. Kemampuan siswa dalam menuliskan data hasil pengamatan dapat dilihat dari data yang ditulis siswa dan seberapa banyak sumber belajar yang dijadikan referensi untuk mencari informasi terkait dengan tumbuhan yang diamati. Kegiatan siswa yang terampil dan sangat terampil dengan persentase terendah adalah kegiatan menggambar. Kegiatan menggambar merupakan salah satu bentuk kegiatan mengkomunikasikan hasil pengamatan. Siswa harus menggambar semua organ pada tumbuhan sesuai dengan objek yang diamati. Selain itu, siswa dituntut untuk menggambar semua objek yang diamati. Hasil analisis kegiatan praktikum siswa menunjukkan bahwa persentase kegiatan menggambar di kelas X8 sebesar 76.7% dan belum mencapai indikator keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas X8 belum terampil dalam menggambar. Beberapa siswa menggambar tidak sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Siswa menggambar dengan melihat gambar dari internet dan buku paket, sehingga gambar yang dihasilkan kurang sesuai dengan

53 40 objek aslinya. Hal ini disebabkan tidak semua siswa mempunyai kemampuan untuk menggambar objek yang diamati dengan baik. Oleh sebab itu, siswa menggunakan internet dan buku referensi untuk memudahkan dalam menggambar. Kegiatan menulis kesimpulan merupakan kegiatan mengambil kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan untuk menjawab tujuan pengamatan. Berdasarkan hasil analisis kegiatan siswa (Tabel 4.5) diketahui bahwa beberapa siswa kelas X7 dan X8 belum terampil dalam menuliskan kesimpulan. Siswa menulis kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan pengamatan, tetapi melihat dari buku atau internet. Kesimpulan yang dituliskan siswa tersebut kurang tepat, karena belum menjawab tujuan dari kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa masih kesulitan dalam menuliskan kesimpulan karena belum paham cara menulis kesimpulan dengan benar dan tepat. Meskipun demikian, beberapa siswa dalam satu kelompok sudah menuliskan kesimpulan dengan cukup baik. Siswa sudah mampu menuliskan kesimpulan dengan benar, tetapi kesimpulan yang ditulis belum lengkap. Hal ini terjadi karena dalam mencatat hasil pengamatan siswa tidak memperoleh data dengan lengkap, sehingga mempengaruhi keterampilan siswa dalam menuliskan kesimpulan. Kendala-kendala yang ditemui dalam pembelajaran, yaitu: 1. Beberapa siswa terlihat kurang percaya diri saat melakukan kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas, sehingga siswa cenderung diam dan tidak mengeluarkan pendapatnya. 2. Beberapa siswa masih bersifat individu dan tertutup, sehingga tugas kelompok yang dikerjakan kurang mendapatkan hasil maksimal. 3. Siswa belum terbiasa belajar dalam kelompok yang heterogen, sehingga siswa yang memiliki kemampuan akademik lebih tinggi mendominasi dalam kegiatan kelompok. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa setiap kelas mendapatkan hasil belajar yang berbeda pada masing-masing aspek. Kelas X8 lebih unggul pada aspek kognitif tetapi paling rendah untuk aspek afektif, sedangkan kelas X7 lebih

54 41 unggul pada aspek afektif dan psikomotor tetapi paling rendah pada aspek kognitif. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi tidak selalu memiliki sikap dan ketrampilan yang baik. Hasil tersebut berbeda dengan pendapat Widoyoko (2014: 46) bahwa terdapat hubungan antara hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif. Artinya apabila hasil belajar psikomotor siswa baik maka hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan afektf juga baik. Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa diketahui bahwa Kelas X7 lebih unggul dalam aspek afektif dan psikomotor, tetapi tidak untuk aspek kognitif. Berdasarkan hasil analisis tanggapan siswa diketahui bahwa kelas X7 memiliki motivasi belajar lebih rendah daripada kelas lainnya. Menurut Slameto (2010: 54) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar adalah faktor internal. Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh adalah motivasi siswa. Hal tersebut didukung oleh penelitian Saleh (2014) prestasi yang dapat dicapai siswa ditentukan oleh potensi dan motivasi yang dimiliki. Oleh karena itu, dengan memaksimalkan motivasi maka prestasi yang dicapai juga menjadi maksimal. Selain itu, alasan yang lain adalah adanya perbedaan cara menentukan klasifikasi maupun kualifikasi terhadap skor hasil pengukuran. Hasil belajar siswa aspek kognitif bertujuan untuk menentukan kelulusan, sedangkan aspek psikomotor bertujuan untuk menentukan tingkat keterampilan siswa Tanggapan siswa Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui semua kelas memberikan tanggapan baik dan sangat baik terhadap penerapan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter. Siswa memberikan tanggapan setuju bahwa pembelajaran dapat membuat siswa merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk lebih giat belajar dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan juga memudahkan siswa dalam memahami materi dan dapat menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa.

55 42 Tanggapan tersebut didukung oleh Siswoyo (2011), Pujianti (2008), dan Eralita et al. (2012) yang menyatakan bahwa penerapan model STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan dapat menimbulkan perasaan senang dan bangga bagi siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap modul pembelajaran menunjukkan bahwa dengan adannya modul dapat membantu siswa dalam memahami materi dan membuat siswa lebih giat belajar. Selain itu, dalam modul juga sudah mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Penggunaan modul dalam pembelajaran membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Menurut Yerita et al. (2014) penggunaan modul dapat meningkatkan motivasi, respon, aktivitas belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Modul dirancang semenarik mungkin agar siswa termotivasi dalam pembelajaran. Modul berisi materi, kegiatan pengamatan, dan soal-soal latihan untuk siswa. Modul digunakan siswa dalam menyelesaikan penugasan baik tugas individu atau kelompok. Modul juga berisi petunjuk untuk melakukan pengamatan terhadap tumbuhan dengan benar. Selain itu, di dalam modul tersebut di tampilkan gambar terkait materi yang dipelajari, sehingga siswa lebih mudah memahami materi. Guru juga menggunakan objek tumbuhan secara nyata untuk media pembelajaran, agar siswa dapat mengkonkretkan konsep yang abstrak menjadi nyata Tanggapan Guru Berdasarkan hasil analisis tanggapan guru diketahui guru memberikan tanggapan baik terhadap proses pembelajaran menggunakan model STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter pada materi tumbuhan. Siswa termotivasi untuk mencari istilah-istilah ilmiah yang belum diketahui siswa dengan cara membaca buku, mencari dari internet dan bertanya kepada guru. Motivasi siswa terlihat pada waktu guru menyampaikan informasi. Siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Akibatnya kelas menjadi ramai, dengan tanya jawab dari siswa dan guru. Oleh sebab itu, siswa menjadi aktif dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini mendukung penelitian Haloho (2014) dan Negara (2013) bahwa penerapan

56 43 model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran biologi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Guru berpendapat bahwa pembelajaran dengan model STAD berbantuan modul sangat baik. Tetapi dalam pelaksanaan model STAD membutuhkan waktu lama karena ada banyak langkah yang harus dilakukan guru. Keterbatasan waktu tersebut dapat dibantu dengan adanya bahan ajar berupa modul. Modul yang digunakan sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, karena dengan modul siswa dapat melaksanakan tugas tanpa banyak bertanya kepada guru. Hal ini mendukung penelitian A yun (2012) dan Octaviani et al. (2014) penerapan model STAD dengan bantuan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, dengan modul dapat melatih sikap mandiri siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat belajar sendiri tanpa harus menunggu penjelasan dari guru. Selain sikap mandiri, siswa juga dapat mengimplementasikan nilai karakter yang ada di dalam modul. Guru juga berharap bahwa model STAD dengan berbantuan modul diharapkan dapat diaplikasikan pada materi biologi yang sesuai.

57 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model STAD dengan berbantuan modul berbasis pendidikan karakter efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi tumbuhan di SMA Negeri 1 Kragan. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan di atas maka: 1. Model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter disarankan untuk diterapkan oleh guru biologi pada saat mengajar materi tumbuhan. 2. Pembentukan kelompok pada model STAD perlu dilakukan dengan memperhatikan latar belakang sikap siswa, sehingga dapat terbentuk kelompok kooperatif yang efektif. 44

58 45 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara A yun, D. A., T. Prihantono, & S. Wahyuni Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Multimedia Audio Visual dalam Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. 1 (2): Campbell Biologi (5 th ed). Jakarta: Erlangga. Daryanto Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media. Djamarah, H. B. & Zain, A Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.. Cipta Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Eralita, N., T. Redjeki, & B. Hastuti. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievment Division (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI) Dilengkapi LKS terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Koloid Kelas XI SMA N Kebakramat Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. 1 (1) : Hafid, H. & A. Makassu Application Cooperative Model Type STAD To Increase Mastery Of Students Learning Result Of Grade VI Elementari School. The Journal Internnasional. 02(05): Haloho, L Perbaikan Aktivitas belajar Biologi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas X-3 SMA N 12 Medan. Jurnal Saintech. 06 (02): Harahap, H. N Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS dan Membentuk Karakter Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. JURNAL TEMATIK. 03. (12) : Kristianingsih, D. D., S. E. Sukisno, & S. Khanafiyah Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle pada Pokok Bahasan Alat-Alat Optik di SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.6 ; Kurniawan, S Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

59 46 Marrysca, A. F. V., Surantoro, & E. Y. Ekawati Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan LKS Berkarakter untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kemampuan Kognitif Fisika Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. 1 (2): Muhammad Penerapan Keterampilan Proses Sains pada Praktikum Jaringan Tumbuhan di Kelas XI IPA SMA Negeri. Artikel Penelitian. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Musfiqon Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Negara, I. W. P Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi di SMPN 2 Nusa Penida. Jurnal Ilmiah Disdikpora Kabupaten Klungkung. Vol.1. No. 1. Nengah, D. N., L. Wayan, & D. Nyoman Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tehnik STAD terhadap Hasil Belajar Dilihat dari Sikap Sosial Siswa dalam Pembelajaran IPS. E-jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3: 1-8. Nirwana Konsep Diri, Pola Asuh Orang Tua Demokratis dan Kepercayaan Diri Siswa. Jurnal Psikolgi Indonesia. 2 (2): Octavianti, S., Ashadi, & T. Redjeki Studi Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Metode Stad (Student Team Achievement Division) Dan Metode Tgt (Teams Games Tournament) Berbantuan Macromedia Flash Pada Pembelajaran Materi Senyawa Hidrokarbon. Jurnal Pendidikan Kimia. 3 (1): Parmin & Peniatai Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran. Unnes Science Education Journal. 1 (1): Prastowo, A Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Pujianti, I Peningkatan Motivasi dan Ketuntasan Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD. Jurnal Ilmiah Kependidikan. 1 (1): Purnomo, D., M. Indrowati, & P. Karyanto Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber

60 47 Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi. 5 (1): Rifa i, A. & C. T. Anni Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press. Rofiq, M. N Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Falasifa. 1 (1): Rohwati, M Penggunaan Education Game untuk Meningkatkan Hasil belajar IPA Biologi Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1(1): Rusman Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfa Beta. Sandi, T Hasil Belajar Kimia Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Nalar Pendidikan. 1 (3): Saleh, M Pengaruh Motivasi, Faktor Keluarga, Lingkungan Kampus dan Aktifitas Berorganisasi terhadap Prestasi Akademik. Jurnal Phenomenon. 2 (4) : Saptono, S Strategi Belajar Mengajar Biologi. FMIPA: UNNES. Shoimin, A Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum Yogyakarta: Ar Ruzz Media. Siswoyo, B Peningkatan Hasil Belajar Sifat-Sifat Segiempat dengan Pendekatan STAD (Student Teams Achievement Divisions) di Kelas VII-1 SMP Negeri 2 Kutalimbaru. Jurnal Matematika FMIPA UNNES. 2 (2): Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. E Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sridarsini, N. L., K. Tastra, & I. G. N. Japa Penerapan Model Penugasan dengan Teknik Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD. 2 (1). Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.

61 48 Suprijono, A Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syahputri. R., M. Japar, & Y. Yasin Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Menunjang Aktivitas Belajar PKN. Jurnal PPKN UJN. 2 (1): Widiastiti, N. P. A., I. W. Darsana, & I. N. Suadnyana Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V Sd Gugus 1 Mengwi Badung. e- Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. 2 (1). Widoyoko, E. P Penilaian Hasil belajar di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yerita, H., M. Havis, & E. Rahmi Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan Ekosistem Siswa Kelas X di SMA N 1 Rambatan. Jurnal Pendidikan MIPA. 1 (1): 8-10.

62 LAMPIRAN

63 Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Kelas Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu Materi pelajaran Plantae 1. Ciri-ciri umum plantae. Organisme ekuariotik, multiseluler, autotrof, vaskuler dan non vaskuler, reproduksi secara generatif, meliputi tumbuhan lumut, paku, dan biji. 2. Tumbuhan lumut Tumbuhan yang sudah menyesuaikan dengan lingkungan darat yang lembab dan basah. Memiliki pergiliran keturunan. Belum memiliki jaringan pengangkut, dan tidak berkormus, meliputi lumut daun dan lumut hati. 3. Tumbuhan paku Tumbuhan yang hidupdi Silabus Pembelajaran : SMA N 1 Kragan : Biologi : Plantae/Tumbuhan : X/Genap : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati : 3.3 Mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. : 10 x 45 menit Kegiatan Indikator Karakter Penilaian Sumber/Bahan alat Pembelajaran Menggunakan 1. Mengidentifikasi Rasa ingin Jenis tagihan: Sumber: contoh tumbuhan ciriciri umum tahu. Tugas individu, Buku paket, internet. yang dibawa siswa plantae. Mandiri Tugas kelompok, (lum, paku, 2. Membedakan Saling kuis, dan ulangan. Bahan: tumbuhan biji) tumbuhan lumut, menghormati LKS, modul membandingkan paku, dan biji Tanggung Bentuk instrumen: pembelajaran, ciri-ciri plantae. berdasarkan ciricirinya. Kerja sama. pengamatan sikap, paku, dan biji. jawab. Unjuk kerja, tumbuhan lumut, Mengidentifikasi alat reproduksi 3. Mengklasifikasian uraian singkat, soal lumut dan paku jenis-jenis plantae. pilihan ganda, dari lingkungan 4. Menyajikan data sekitar. contoh plantae Menggunakan alat Indonesia yang reproduksi memiliki nilai tumbuhan biji ekonomi tinggi dan (Angiospermae dan untuk berbagi Gymnospermae). kebutuhan. Melakukan studi 5. Menjelaskan caracara literatur tentang perkembangbiakan, perkembangbiakan pengelompokkan, tumbuhan lumut, dan karakteristik paku, dan biji. lainnya dari 6. Menemukan peranan Lampiran 1 50

64 Materi pelajaran darat yang basah dan lembab, memiliki jaringan pengangkut, berkormus, bermetagenesis, meliputi paku homospora dan heterospora. 4. Tumbuhan berbiji Spermatophyta berkembangbiak dengan biji, meliputi Gymnospermae dan Angiospermae. Peranan plantae bagi kelangsungan hidup di bumi. Plentae amat penting bagi kelangsungan hidup di bumi. Kegiatan Pembelajaran tumbuhan lumut, paku, dan biji. Menggali informasi namanama daerah tanaman yang tumbuh di lingkungan sekitarnya, peran dan manfaatnya bagi kehidupan dan masyarakat sekitar (misal tanaman obat, peneduh, penghasil getah, bumbu masak, dl). Indikator Karakter Penilaian Sumber/Bahan alat berbagai jenis 7. plantae tertentu yang di lingkungan nya terhadap ekonomi dan lingkungan. Guru Mapel Biologi Peneliti Rindarti Fathur Rohmah, M. Pd. Mualimaturrochmah NIP NIM

65 52 Lampiran 2 Sekolah : SMA N 1 Kragan Materi : Biologi Kelas/Semester : X/Genap Alokasi Waktu : 10 x 45 menit Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A. Standart Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati. B. Kompetensi Dasar 3.3 Mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi. C. Indikator Pencapaian Pertemuan pertama 1. Siswa mengidentifikasi ciri-ciri umum tumbuhan. 2. Siswa mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan lumut. 3. Siswa mengklasifikasikan tumbuhan lumut berdasarkan kelasnya. 4. Siswa menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan lumut. 5. Siswa menemukan peranan tumbuhan lumut yang ada dilingkungannya terhadap ekonomi dan lingkungan. Pertemuan kedua 1. Siswa mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan paku. 2. Siswa mengklasifikasikan tumbuhan paku berdasarkan divisinya. 3. Siswa menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan paku. 4. Siswa menemukan peranan tumbuhan paku yang ada di lingkungannya terhadap ekonomi dan lingkungan. Pertemuan ketiga 1. Siswa mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan berbiji. 2. Siswa mengklasifikasikan tumbuhan berbiji 3. Siswa mendata jenis tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. 4. Siswa menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan berbiji. 5. Siswa menemukan peranan tumbuhan berbiji yang ada di lingkungannya terhadap ekonomi dan lingkungan. Pertemuan keempat 1. Siswa menguji pemahaman terhadap materi yang sudah dipelajari dengan mengerjakan soal ulangan harian. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melihat gambar hewan dan tumbuhan siswa dapat mengidentifikasi ciriciri umum tumbuhan yang membedakannya dengan hewan. 2. Setelah melakukan pengamatan terhadap tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji. 3. Setelah melakukan pengamatan terhadap tumbuhan lumut, paku, dan tumbuhan berbiji siswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan tersebut.

66 53 4. Setelah mencari informasi dari internet siswa dapat mendata contoh tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. 5. Setelah melihat video perkembangbiakan tumbuhan siswa dapat menjelaskan cara reproduksi tumbuhan, lumut, paku dan tumbuhan berbiji. 6. Setelah melakukan observasi siswa dapat menemukan peranan tumbuhan lumut, paku, dan berbiji yang ada di lingkungannya terhadap ekonomi dan lingkungan. E. Materi Pembelajaran 1. Tumbuhan Lumut Ciri-ciri Tumbuhan Lumut Ciri morfologi tumbuhan lumut, yaitu memiliki habitat di daerah yang lembap, tumbuhan lumut merupakan peralihan dari thallophyta ke cormophyta karena tumbuhan lumut belum memiliki akar, batang, dan daun sejati, Akar pada tumbuhan lumut masih berupa rhizoid, selain itu tumbuhan ini belum memiliki berkas pembuluh angkut xylem dan floem, tumbuhan lumut memiliki klorofil atau zat hijau daun sehingga cara hidupnya fotoautotrof, tumbuhan lumut dalam hidupnya dapat berkembangbiak secara aseksual dengan pembentukan spora haploid dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina, dalam siklus hidupnya atau metagenesis tumbuhan lumut, akan didapati fase gametofit yaitu tumbuhan lumut sendiri yang lebih dominan dari fase sporofit yaitu sporogonium. Klasifikasi Tumbuhan Lumut Tumbuhan lumut dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu: 1. Bryopsida 2. Hepaticopsida 3. Anthoceropsida Peranan Tumbuhan Lumut Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Adapaun manfaat tumbuhan lumut, antara lain: a) Dalam ekosistem yang masih alami, lumut merupakan tumbuhan perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh tumbuhan yang lain. b) Lumut dapat menyerap air yang berlebih, sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. c) Lumut jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan sebagai obat radang hati. 2. Tumbuhan Paku Ciri-ciri morfologi Tumbuhan Paku Ciri morfologi tumbuhan paku yaitu merupakan tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya, tumbuhan paku termasuk tumbuhan berkormus karena telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit, sudah memiliki pembuluh angkut berupa floem dan xilem. Klasifikasi Tumbuhan Paku Tumbuhan paku dikelompokkan dalam empat divisi, yaitu: 1. Psilophyta (paku purba)

67 54 2. Lycophyta (Paku kawat) 3. Sphenophyta (Paku Ekor Kuda) 4. Pterophyta (Paku Sejati) Peranan Tumbuhan Paku 1. Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa), Asplenium nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Selaginella wildenowii (paku rane) 2. Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum. 3. Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans. 3. Tumbuhan Berbiji Ciri morfologi tumbuhan berbiji Ciri-ciri Tumbuhan Biji yaitu Memiliki klorofil, tinggi tumbuhan bervariasi, berkembangbiak dengan biji, dan umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, dan semak. Klasifikasi tumbuhan berbiji Tumbuhan berbiji dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. 1. Gymnospermae Ciri-ciri gymnospermae yaitu tumbuhan berupa semak-semak atau pohonpohon yang batangnya keras dan berkayu, memiliki akar tunggang dan batangnya bercabang-cabang, bunga yang sesungguhnya belum ada, bakal biji/biji tidak diselubungi oleh daun buah. Gymnospermae dapat dikelompokan menjadi empat divisi, yaitu: 1. Cycadophyta 2. Ginkgophyta 3. Pinophyta 4. Gnetophyta 2. Angiospermae Ciri-ciri Angiospermae, yaitu ada bunga yang sesungguhnya, bakal biji diselubungi oleh daun buah, adanya pembuahan ganda, tumbuhan berupa tumbuhan kecil, semak-semak dan perdu. Angiosperme dikelompokkan menjadi dua kelas, yaitu: 1. Dicotyledoneae/dikotil 2. Monocotyledoneae/monokotil Peranan Tumbuhan Berbiji Peranan tumbuhan berbiji yaitu, sebagai sumber bahan makanan (karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin), sumber bahan minuman (jahe, teh, kopi), sumber bahan bangunan (mahoni, jati, meranti), dan sumber bahan industri (pinus, karet). F. Strategi pembelajaran Model pembelajaran : Student team achievement divisions (STAD).

68 55 G. Kegiatan pembelajaran 1. Pertemuan pertama (3 x 45 menit) Materi: Ciri-ciri umum plantae, ciri-ciri tumbuhan lumut, klasifikasi tumbuhan lumut, cara reproduksi tumbuhan lumut, dan peranan tumbuhan lumut terhadap ekonomi dan lingkungan. No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Pembelajaran 1. Pendahuluan Guru membuka pertemuan dengan memberi salam dan siswa menjawab salam. Apersepsi: guru menampilkan gambar hewan dan tumbuhan, kemudian siswa diminta untuk membedakan dari kedua gambar tersebut. Apersepsi: guru menayangkan PPT yang berisi tempat-tempat yang ditumbuhi lumut. Kemudian guru bertanya Gambar apakah yang kalian lihat?, Apakah yang berwarna hijau tersebut? Dimana kalian dapat menjumpai tumbuhan tersebut? dan siswa menjawab pertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan siswa memperhatikan. 2. Kegiatan Inti 1. Membentuk kelompok Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok dan siswa duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. 2. Persentasi kelas oleh guru Guru menyampaikan materi tentang ciri-ciri umum plantae, ciri-ciri tumbuhan lumut, klasifikasi tumbuhan lumut, cara perkembangbiakan tumbuhan lumut, dan peranannya bagi manusia. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya terkait materi tumbuhan lumut. 3. Diskusi kelompok Guru menugaskan siswa untuk melakukan pengamatan terhadap tumbuhan lumut. Siswa melakukan pengamatan terhadap tumbuhan lumut untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan klasifikasinya, kemudian menuliskan hasil pengamatan di lembar kertas sesuai petunjuk yang ada di modul. waktu

69 56 No. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa mempresentasikannya kemudian kelompok lain memberikan tanggapan. 4. Kuis Guru memberikan kuis dalam bentuk tes tertulis dan siswa mengerjakan soal kuis tersebut secara individu. 5. Menghitung skor kemajuan individu dan kelompok Guru mengevaluasi hasil kuis yang sudah dikerjakan oleh masing-masing siswa dan siswa mencocokkan jawaban kuis tersebut. Guru menghitung skor kemajuan individu dengan cara membandingkkan dan menghitung kenaikan skor dengan menggunakan nilai ulangan pada materi sebelumnya dengan skor kuis pada pertemuan 1. Guru menghitung skor kemajuan kelompok untuk mengetahui kelompok yang mendapatkan skor terbaik dengan cara menjumlahkan semua skor kemajuan individu. 6. Pemberian penghargaan Guru memberikan penghargaan berupa piagam penghargaan kepada tiga kelompok yang mendapatkan skor terbaik dan siswa menerima penghargaan tersebut. 3. Penutup Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari oleh siswa. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Siswa menuliskan jurnal refleksi mengenai pembelajaran pada lembar kertas kemudian beberapa siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Guru memberikan tugas siswa untuk mengerjakan tugas mandiri yang ada di dalam modul dan membawa tumbuhan paku pada pertemuan berikutnya. Guru memberikan tugas siswa untuk mencari informasi baik dari internet atau sumber belajar yang lain mengenai Alokasi waktu

70 57 No. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran peranan tumbuhan paku dan mendata tumbuhan paku yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan siswa menjawab salam dari guru. Alokasi waktu 2. Pertemuan kedua (3 x 45 menit) Materi: Ciri-ciri tumbuhan paku, klasifikasi tumbuhan paku, cara reproduksi tumbuhan paku, dan peranan tumbuhan lumut No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Pembelajaran 1. Pendahuluan Guru membuka pertemuan dengan memberi salam dan siswa menjawab salam dari guru. Apersepsi: guru memperlihatkan tumbuhan paku dan bertanya Tumbuhan apakah ini? Bisa kalian temukan dimana?, Apakah peranannya dalam kehidupan? dan siswa menjawab pertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan siswa memperhatikan. 2. Kegiatan Inti 1. Membentuk kelompok Guru menginstruksikan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan berikutnya dan siswa mulai manata meja dan kursi dan duduk sesuai dengan anggota kelompoknya. 2. Persentasi kelas oleh guru Guru menyampaikan materi mengenai ciri-ciri tumbuhan paku, klasifikasi tumbuhan paku, cara perkembangbiakan tumbuhan paku, dan peranannya dalam kehidupan dan siswa mendengarkan serta memperhatikan penjelasan guru. 3. Diskusi kelompok Guru menugaskan siswa untuk melakukan pengamatan terhadap tumbuhan paku. Siswa melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi ciri-ciri dan mengklasifikasikan tumbuhan paku, kemudian menuliskan hasil pengamatan pada lembar kertas sesuai petunjuk yang ada di dalam modul dan mendiskusikan permasalahan- waktu

71 58 No. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran permasalahan dalam modul terkait ciriciri tumbuhan paku dan klasifikasinya. Guru menayangkan video tentang perkembangbiakan tumbuhan paku. Siswa melihat video perkembangbiakan tumbuhan paku yang ditayangkan guru kemudian menuliskan isi video tersebut pada lembar kertas dan mengerjakan permasalahan-permasalahan dalam modul secara kelompok. Siswa berdiskusi tentang tugas yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya terkait peranan tumbuhan paku. Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa mempersentasikan hasil diskusi tersebut kemudian kelompok lain memberikan tangapan. 4. Kuis Guru memberikan kuis dan siswa mengerjakan kuis tersebut secara individu. Alokasi waktu Menghitung skor kemajuan individu dan kelompok Guru mengevaluasi hasil kuis yang sudah dikerjakan oleh masing-masing siswa dan siswa mencocokkan jawaban kuis tersebut. Guru menghitung skor kemajuan siswa secara individu dari kuis, dengan cara menghitung skor kuis pada pembelajaran 1 dengan skor kuis pada pertemuan 2. Guru menghitung skor kemajuan kelompok untuk mengetahui kelompok yang mendapatkan skor terbaik dengan cara menjumlahkan semua skor kemajuan individu. 6. Pemberian penghargaan Guru memberikan penghargaan berupa piagam penghargaan kepada tiga kelompok yang mendapatkan skor terbaik dan siswa menerima penghargaan tersebut. 3. Penutup Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari oleh siswa dan siswa memperhatikan

72 59 No. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami dan siswa bisa mengajukan pertanyaan. Siswa menuliskan jurnal refleksi mengenai pembelajaran dan beberapa siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan individu yang ada di dalam modul dan mengingatkan siswa untuk membawa tumbuhan berbiji seperti tumbuhan padi, bunga pukul empat dan lain-lain. Guru memberikan tugas siswa untuk mendata tumbuhan berbiji yang ada di lingkungan dan menentukan peranannya terhadap ekonomi dan lingkungan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam dan siswa menjawab salam dari guru tersebut. Alokasi waktu 3. Pertemuan ketiga (3 x 45 menit) Materi: Ciri-ciri tumbuhan berbiji, klasifikasi tumbuhan berbiji, reproduksi tumbuhan berbiji dan peranannya dalam kehidupan. No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Pembelajaran 1. Pendahuluan Guru membuka pertemuan dengan memberi salam dan siswa menjawab salam tersebut. Apersepsi: guru menampilkan bermacam-macam jenis tumbuhan seperti tumbuhan mangga, padi, dan lain-lain melalui power point, kemudian guru bertanya Apakah yang membedakan dari jenisjenis tumbuhan tersebut?, Adakah tumbuhan yang tidak memiliki biji?, Apakah fungsi biji tersebut?, Adakah manfaat tumbuhan tersebut dalam kehidupan?, dan siswa menjawab pertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajarann dan siswa mendengarkan. 2. Kegiatan Inti 1. Membentuk kelompok Guru menginstruksikan siswa untuk duduk perkelompok dan siswa duduk sesuai dengan kelompok yang sudah terbentuk. 2. Presentsi kelas oleh guru Guru menyampaikan materi mengenai ciriciri tumbuhan berbiji, klasifikasi tumbuhan waktu

73 60 No. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran berbiji, cara reproduksi dan peranan tumbuhan berbiji dan siswa mendengarkan dan memperhatikannya. 3. Diskusi kelompok Guru menugaskan siswa untuk melakukan pengamatan terhadap tumbuhan berbiji. Siswa melakukan pengamatan terhadap tumbuhan berbiji yang telah dibawa untuk mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan berbiji dan mengklasifikasikannya sesuai petunjuk dalam modul, kemudian menuliskan hasilnya pada lembar yang telah disediakan dan menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Guru menunjuk dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa mempersentasikan hasil diskusi tersbut kemudian kelompok lain memberikan tangapan. 4. Kuis Guru memberikan kuis dan siswa mengerjakan kuis tersebut secara individu. Alokasi waktu Menghitung skor kemajuan individu dan kelompok Guru mengevaluasi hasil kuis yang sudah dikerjakan oleh masing-masing siswa dan siswa mencocokkan jawaban kuis tersebut. Guru menghitung skor kemajuan individu, dengan cara membandingkan skor pada pertemuan ke 2 dan ke 3 kemudian menghitung skor kemajuannya. Guru menghitung skor kemajuan kelompok untuk mengetahui kelompok yang mendapatkan skor terbaik dengan cara menjumlahkan semua skor kemajuan individu. 6. Pemberian penghargaan Guru memberikan penghargaan berupa piagam penghargaan kepada tiga kelompok yang mendapatkan skor terbaik dan siswa menerima penghargaan tersebut. 3. Penutup Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari oleh siswa. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Siswa menuliskan jurnal refleksi mengenai pembelajaran dan beberapa siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari

74 61 No. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Guru memberikan tugas siswa untuk mendata tumbuhan berbiji yang ada di lingkungan dan menentukan peranannya terhadap ekonomi dan lingkungan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan salam. Alokasi waktu 4. Pertemuan keempat (1x45menit) Ulangan harian untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap semua materi yang telah dipelajari dengan mengerjakan soal pilihan ganda. H. Sumber belajar 1. Modul pembelajaran 2. Tumbuhan lumut, paku, dikotil dan monokotil 3. LKS 4. Buku paket mengenai kingdom plantae 5. Internet I. Penilaian a) Hasil belajar kognitif a. Teknik penilaian : 1) Soal kuis 2) Tugas mandiri 3) Soal evaluasi akhir 4) Tes ulangan harian b. Bentuk instrumen : 1) Tes essay singkat 2) Tes uraian non objektif 3) 20 pilihan ganda, 10 essay singkat, dan 5 uraian non objektif. 4) Soal pilihan ganda b) Hasil belajar afektif a. Teknik penilaian : observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman b. Bentuk instrumen : lembar observasi, lembar penilaian diri, dan lembar penilaian antar teman. c) Hasil belajar psikomotor a. Teknik penilaian : rubrik penilaian b. Bentuk instrumen : lembar rubrik penilaian dengan skala lajuan. Guru Mapel Biologi Peneliti Rindarti Fathur Rohmah, M. Pd. Mualimaturrochmah NIP NIM

75 Kisi-Kisi Kuis Sekolah : SMA N 1 Kragan Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/Genap Standart Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar : 3.3 Mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi Indikator Aspek yang Teknik Bentuk Jenjang Kemampuan No. diamati Penilaian Instrumen C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal 1. Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan lumut. kognitif Tes Essay singkat 1 Lampiran 3 2. Mengklasifikasikan tumbuhan lumut 4 3. Menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan lumut Menjelaskan peranan tumbuhan lumut Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan paku Mengklasifikasikan tumbuhan paku 7 7. Menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan paku 3 8. Menyajikan data tumbuhan paku yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan berbiji Mengkasifikasikan tumbuhan berbiji

76 Indikator 11. Menjelaskan cara perkembangbiakan tumbuhan berbiji. Aspek yang diamati Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Jenjang Kemampuan No. C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal Menjelaskan peranan tumbuhan berbiji. 7 63

77 64 Lampiran 4 Soal Kuis I Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/Genap Waktu : 10 menit Soal Tes Essay Singkat Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 1. Tumbuhan lumut termasuk tumbuhan non vaskuler karena Fase yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut adalah..., dan memiliki kromosom yang bersifat Alat kelamin pada tumbuhan lumut yang menghasilkan sel sperma dan sel telur adalah... dan Tumbuhan lumut yang mempunyai sporofit berbentuk memanjang seperti tanduk adalah tumbuhan lumut dari kelas Tumbuhan lumut mempunyai peran penting dalam bidang ekologi. Sebutkan dua peranan tumbuhan lumut dalam bidang ekologi!

78 65 Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/Genap Waktu : 15 menit Soal Kuis II Tes Essay Singkat Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 1. Tumbuhan paku disebut tumbuhan vaskuler karena Metagenesis tumbuhan paku terdiri atas dua fase, yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Sebutkan dua perbedaan antara kedua fase tersebut! 3. Perhatikan gambar berikut ini dengan seksama! Berdasarkan gambar di atas yang ditunjuk pada nomor 1 adalah..., dan nomor 2 adalah Tumbuhan paku yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau yang bersimbiosis dengan alga biru adalah Perhatikan gambar berikut ini! Berdasarkan gambar di samping nama tumbuhan tersebut adalah (a)...dan biasanya dimanfaatkan sebagai (b) Tumbuhan paku yang memiliki batang dikotom, tidak berakar, dan batang memiliki tonjolan seperti sisik yang tidak memiliki jaringan vaskuler adalah ciri tumbuhan paku dari divisi Paku ekor kuda disebut sebagai tumbuhan berbuku-buku karena...

79 66 Soal Kuis III Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/Genap Waktu : 15 menit Soal Tes Essay Singkat Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! 5. Tumbuhan Spermatophyta disebut tumbuhan Cormophyta berbiji karena Ciri utama pada tumbuhan Angiospermae yang membedakannya dengan Gymnospermae adalah Lengkapilah tabel perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil berikut ini! Tabel 1. Perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil Pembeda Monokotil Dikotil Bentuk akar (a)... (b)... (c)... Berkeping satu (d)... (e)... (f)... Menyirip 8. Divisi dari tumbuhan berbiji terbuka yang memiliki daun seperti kipas adalah Sebutkan 2 contoh tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae! 10. Pada Angiospermae dikenal dengan adanya pembuahan ganda. Pembuahan ganda terjadi antara sel sperma dengan (a)..., menghasilkan (b)..., dan antara sel sperma dengan (c)..., menghasilkan (d) Eugenia aromatica merupakan jenis tumbuhan Angiospermae yang dapat dimanfaatkan sabagai...

80 67 Lampiran 5 Kunci Jawaban Kuis 1 No. Skor Kriteria 1. 2 Tumbuhan lumut termasuk tumbuhan non vaskuler karena belum memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. 1 Tumbuhan lumut termasuk tumbuhan non vaskuler karena belum memiliki pembuluh pengangkut. 0 Jawaban salah/tidak menjawab Fase yang dominan dalam siklus hidup tumbuhan lumut adalah fase gametofit dan memiliki kromosom yang bersifat haploid 1 Hanya ada satu jawaban yang benar 0 Jawaban salah/tidak menjawab Alat kelamin pada tumbuhan lumut yang menghasilkan sel sperma adalah anteridium dan yang menghasilkan sel telur adalah arkegonium 1 Hanya salah satu jawaban yang benar 0 Tidak menjawab/jawban salah Tumbuhan lumut yang mempunyai sporofit berbentuk memanjang adalah tumbuhan lumut dari kelas Anthocerotopsida, contohnya Anthoceros leavis 0 Tidak menjawab/jawaban salah Peran penting tumbuhan lumut dalam bidang ekologi yaitu menyediakan oksigen dan menyerap air sehingga mencegah terjadinya banjir 1 Menjawab 1 poin. 0 Tidak menjawab/jawaban salah. Skor maksimal: 10

81 68 Kunci Jawaban Kuis II No. Skor Kriteria 1. 1 Tumbuhan paku disebut tumbuhan vaskuler karena sudah memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. 0 Jawaban salah/tidak menjawab Perbedaan antara fase sporofit dan gametofit pada tumbuhan paku yaitu fase sporofit bersifat diploid (2n) dan sebagai penghasil spora, sedangkan fase gametofit bersifat haploid (n) dan sebagai penghasil sel kelamin. 1 Menjawab 1 poin 0 Jawaban salah/tidak menjawab Nomor 1 adalah fase gametofit dan nomor 2 adalah fase sporofit. 1 Menjawab 1 poin. 0 Jawaban salah/tidak menjawab Azolla pinnata 0 Jawaban salah/tidak menjawab (a) Marselia crenata, (b) sebagai sayuran 1 Hanya 1 jawaban yang benar 0 Jawaban salah/tidak menjawab 6. 1 Psilophyta 0 Jawaban salah/tidak menjawab 7. 1 Paku ekor kuda disebut sebagai tumbuhan berbuku-buku karena batangnya memiliki buku-buku. 0 Jawaban salah/tidak menjawab Skor maksimal: 10

82 69 Kunci Jawaban Kuis III No. Skor Kriteria 1. 2 Spermatophyta disebut tumbuhan Cormophyta berbiji karena tumbuhan ini sudah bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun, serta dapat menghasilkan biji. 0 Jawabana salah/tidak menjawab Ciri utama yang dimiliki oleh tumbuhan Angiospermae adalah bakal biji/bijinya terbungkus oleh bakal buah. 0 Jawaban salah/tidak menjawab Perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil, yaitu Pembeda Monokotil Dikotil Bentuk akar Serabut Tunggang Jumlah kotiledon Berkeping satu Berkeping dua Bentuk tulang daun Melengkung Menyirip 2 Menjawab 4 poin 1 Menjawab 2 poin 0 Jawaban salah/tidak menjawab Divisi tumbuhan berbiji terbuka yang memiliki daun seperi kipas adalah Ginkgophyta. 0 Jawaban salah/tidak menjawab Contoh Gymnospermae: Pinus merkusii, Cycas sp, Gnetum gnemon, sedangkan contoh Angiospermae: Tectona grandis, Swetinea mahagoni, Oryza sativa dll 0 Jawaban salah/tidak menjawab (a) Sel telur (b) zigot (c) inti kandung lembaga sekunder (d) endosperm 3 Hanya menjawab 3 poin 2 Hanya menjawab 2 poin 1 Hanya menjawab 1 poin 0 Jawaban salah/tidak menjawab 7. 1 Eugenia aromatica merupakan jenis tumbuhan Angiospermae yang dapat dimanfaatkan sabagai penyegar atau penyedap. 0 Jawaban salah/tidak menjawab Skor maksimal: 15

83 70 Lampiran 6 Lembar Jawaban Kuis I

84 Lembar Jawaban Kuis II 71

85 Lembar Jawaban Kuis III 72

86 73 Lampiran 7 Analisis Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda Soal Uji Coba No. Butir soal No Kode Siswa R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Jumlah (X) Taraf Kesukaran Kategori , , , ,9 0,7667 0, ,7 0, , ,8667 0, , ,9 0, ,7333 Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Uji Validitas r(hitung)pearson 0, ,0623 0, , ,3453 0, ,7831 0, , ,3802 0, , , ,326 0,3128 r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Kategori Valid Tidak VaValid Valid Tidak VaTidak VaValid Valid Tidak ValValid Valid Tidak ValValid Tidak ValTidak Va Uji Realibilitas pq 0, , , ,0291 0,0249 0, ,0228 0, ,0249 0,0281 0, , ,0291 0, ,0238 Varian Total 0,03333 Realibilitas r11(kr 0,98309 Kategori Sangat tinggi Daya Pembeda Cukup Jelek Baik Cukup Cukup Jelek Baik sekbaik Jelek Cukup Baik Jelek Cukup Cukup Baik seka

87 74 No. Butir Soal , , ,7667 0,2 0,2333 0,7 0,4333 0,5 0,7 0,9 0,7 0, , , , Mudah Sedang Mudah Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Mudah Sukar Mudah 0, , ,6484-0,4246 0,2986 0,7831-0,1606 0,3044 0, ,2029 0, ,3359 0,498-0, ,4999 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid Valid Valid Tidak VaTidak VaValid Tidak VaTidak VaValid Tidak VaValid Tidak ValValid Tidak ValiValid 0,0249 0, ,0249 0,0066 0,0077 0,0228 0,0142 0, , ,0291 0, , , , , Baik Baik sekalbaik sekajelek Cukup Baik sekjelek Cukup Baik Cukup Baik sekajelek Cukup Jelek Jelek

88 75 No. Butir Soal ,1 0, ,7 0,7667 0,1667 0,2 0,1 0,7 0,7 0,7667 0, , ,6667 0,3 0, Sukar Sedang Sedang Mudah Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang -0,0427 0, ,3286 0,7715-0,4765-0,324 0, ,7307 0,7744 0,5631 0, , ,6344-0,215 0, ,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Tidak VaValid Tidak VaValid Tidak VaTidak VaTidak ValValid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak VaValid 0, , ,0228 0,0249 0,0055 0,0066 0, ,0228 0,0228 0,0249 0, ,0249 0,0217 0,0099 0, Jelek Baik sekacukup Baik sekjelek Jelek Jelek Baik sekbaik sek Baik sekabaik sekabaik Baik sekjelek Baik sekal

89 76 No. Butir Soal Y ,5333 0, ,7667 0, ,5667 0,3 0, ,8333 0, , , , , , ,03333 Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Sukar Sukar Sukar 0,0316 0, ,1275 0, ,4031 0, , ,326 0, ,6344 0, , , ,3554-0, ,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 Tidak VaValid Tidak VaValid Valid Tidak ValiTidak VaTidak VaValid Valid Tidak ValValid Valid Tidak VaTidak Valid 0,0175 0, ,0249 0, ,0185 0,0099 0, ,027 0,0249 0, , ,0249 0, , , , Jelek Baik sekajelek Baik sekabaik sekcukup Jelek Baik Cukup Baik sekacukup Baik Cukup Jelek Jelek

90 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Kisi-Kisi Soal Evaluasi Materi Tumbuhan : SMA N 1 Kragan : Biologi : X/Genap : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati : 3.3 Mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi Lampiran 8 Indikator Aspek yang diamati Teknik penilaian Bentuk instrumen Jenjang kemampuan No. Soal Kognitif Tes Pilihan Ganda C1 C2 C3 C4 C5 C6 1. Mengidentifikasi ciri-ciri umumplantae Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan 3 lumut Mengklasifiasikan tumbuhan lumut 4 4. Menjelaskan cara reproduksi tumbuhan 2 lumut Mendata jenis tumbuhan lumut yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan dalam kehidupan bagi manusia Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan paku

91 78 Indikator Aspek yang diamati Teknik penilaian Bentuk instrumen Jenjang kemampuan Kognitif Tes Pilihan C1 C2 C3 C4 C5 C6 Ganda 7. Mengklasifikasikan tumbuhan paku Menjelaskan cara reproduksi tumbuhan paku 9. Mendata jenis tumbuhan paku yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan dalam kehidupan 10. Mengidentifikasi ciri-ciri tumbuhan berbiji No. Soal Mengklasifiasikan tumbuhan berbiji Menjelaskan cara reproduksi tumbuhan berbiji 13. Mendata tumbuhan berbiji yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan dalam kehidupan

92 79 Lampiran 9 Soal Evaluasi Akhir Mata pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/Genap Materi : Tumbuhan/Plantae Waktu : 45 menit Petunjuk : 1. Isilah identitas dan jawaban saudara di lembar yang telah disediakan 2. Periksa dan baca semua pertanyaan sebelum saudara menjawabnya 3. Jawab dahulu pertanyaan yang menurut saudara lebih mudah SOAL PILIHAN GANDA 4. Pilih jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, d, atau e 5. Jika saudara ingin diganti, maka: Sebelumnya a b c d e Sesudahnya a b c d e 1. Berikut ini ciri-ciri tumbuhan yang tidak ditemukan pada hewan, kecuali... a. memiliki jaringan pengangkut b. memiliki dinding sel c. melakukan fotosintesis d. memiliki klorofil e. tidak memiliki selulosa 2. Berikut ini tumbuhan darat yang memiliki siklus hidup didominasi oleh fase gametofit adalah... a. lumut daun b. paku kawat c. paku ekor kuda d. paku sejati e. tumbuhan berbiji tertutup 3. Tumbuhan lumut termasuk tumbuhan yang sudah memiliki pembuluh angkut. Apakah pernyataan tersebut benar? berikan alasanya? a. Salah, tumbuhan lumut termasuk tumbuhan non vaskuler, sehingga tumbuhan lumut belum memiliki pembuluh angkut. b. Salah, tumbuhan lumut termasuk tumbuhan vaskuler, sehingga tumbuhan lumut belum memiliki pembuluh angkut. c. Benar, tumbuhan lumut termasuk tumbuhan vaskuler, sehingga sudah memiliki pembuluh angkut. d. Benar, tumbuhan lumut termasuk tumbuhan non vaskuler, sehingga belum memiliki pembuluh angkut. e. Salah, tumbuhan lumut termasuk tumbuhan vaskuler yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan daunnya. 4. Kelompok tumbuhan lumut yang memiliki tubuh berlobus-lobus seperti bentuk hati adalah tumbuhan lumut dari kelas... a. Musci b. Hepaticophyta c. Anthoceropsida d. Bryopsida e. Hepaticopsida

93 80 5. Perhatikan gambar berikut ini! A Berdasarkan gambar di atas, pernyataan di bawah ini yang benar adalah... a. Gambar A adalah lumut daun, sedangkan gambar B adalah lumut hati. b. Gambar A adalah lumut daun, sedangkan gambar B adalah lumut tanduk. c. Gambar A adalah lumut hati, sedangkan gambar B adalah lumut tanduk d. Gambar A adalah tumbuhan lumut, sedangkan gambar B adalah tumbuhan paku. e. Gambar A adalah lumut daun, sedangkan gambar B adalah lumut tanduk. 6. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang wajib dijaga kelestariannya. Bagaimana cara kita melestarikan tumbuhan? a. menebang semua pohon untuk kepentingan pribadi b. memanfaatkan tumbuhan sesuai dengan kebutuhan c. memanfaatkan tumbuhan tanpa memikirkan kelestariannya d. memanfaatkan tumbuhan secara berlebihan e. mengeksploitasi semua sumber daya alam 7. Berikut ini disajikan data ciri-ciri tumbuhan 1. Memiliki akar, batang, dan daun sejati 2. Akar masih berupa rizoid B 3. Sudah memiliki pembuluh angkut 4. Belum memiliki pembuluh angkut 5. Siklus hidup mengalami metagenesis 6. Sudah menghasilkan biji Berdasarkan data di atas ciri-ciri yang dimiliki oleh tumbuhan lumut ditunjukan nomor... a. 1, 3, dan 5 b. 1, 3, dan 6 c. 2, 4, dan 5 d. 2, 4, dan 6 e. 3, 4, dan 6 8. Perhatikan gambar berikut ini! Berdasarkan gambar di atas generasi pada tumbuhan paku yang menghasilkan gametangium (alatalat kelamin) ditunjukkan pada nomor... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e Andin menemukan tumbuhan yang hidup di sekitar sungai. Tumbuhan tersebut sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun dengan tinggi 15 cm dan menghasilkan spora. Tumbuhan yang dimaksud adalah... a. Lumut hati b. Lumut daun c. Lumut tanduk d. Alga e. Tumbuhan paku

94 Perhatikan jenis tabel berikut: Jenis tumbuhan Divisi A. Equisetum 1. Psilophyta sp. B. Rhynia sp. 2. Lycophyta C.Psiltum sp. D.Adiantum sp E.Selaginella sp. 3.Sphenophyta 4.Hepaticophyta 5.Pterophyta Berdasarkan tabel di atas, pasangan antara jenis tumbuhan dan divisi tumbuhan yang benar adalah... a. C dan 1 b. A dan 1 c. B dan 5 d. D dan 2 e. E dan Risna ingin mengelompokkan tumbuhan ke dalam kelompok Gymnospermae dan Angiospermae. Menurut kalian ciri yang dapat digunakan Risna untuk mengelompokkan tumbuhan ke dalam kelompok Gymnospermae dan Angiospermae adalah... a. habitat hidupnya b. bentuk akar c. jumlah mahkota bunga d. bentuk tubuh e. letak bakal biji 12. Berikut ini pernyataan yang benar terkait dengan hubungan antara struktur tubuh dan fungsi pada tumbuhan lumut adalah... a. Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh pengangkut sehingga tidak memungkinkan transfor air dan nutrien jarak jauh b. Tumbuhan lumut memiliki daun yang lebar sehingga memungkinkan melakukan fotosintesis c. Tumbuhan lumut memiliki struktur tubuh yang tipis sehingga mendukung untuk menopang tubuhnya yang tinggi d. Tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati sehingga dapat tumbuh tinggi e. Tumbuhan lumut memiliki batang yang sudah memiliki pembuluh pengangkut sehingg dapat tumbuh tinggi 13. Berikut ini disajikan proses metagenesis tumbuhan paku homospora sebagai berikut: 1. Spora 2. Sporofit 3. Gametofit 4. Protonema 5. Protalium 6. Sel telur 7. Sel sperma 8. Zigot Berdasarkan data tersebut urutan proses metagenesis tumbuhan paku homospora yang benar adalah... a dan b dan c dan d dan e dan Tectona grandis dapat dimanfaatkan manusia sebagai... a. Bahan bangunan b. Bahan pangan c. Bahan obat d. Bahan sandang e. Bahan pembuatan kertas 15. Pembuahan pada tumbuhan Angiospermae dikenal sebagai pembuahan... a. Pembuahan ganda b. Pembuahan tunggal c. Fertilisasi d. Penyerbukan e. Semua salah 16. Di bawah ini peranan tumbuhan paku yang benar adalah... a. Sebagai bahan sayuran Marsilea crenata

95 82 b. Sebagai bahan obat Adiantum cuneatum c. Sebagai tanaman hias Anthoceros leavis d. Sebagai pahan pupuk hijau Asplenium nidus e. Sebagai tanaman hias Equisetum sp. 17. Berikut ini yang termasuk kelompok tumbuhan berbiji yang mempunyai peranan sebagai tanaman obat adalah... a. Jahe, kunyit, temulawak b. Jahe, melinjo, pakis haji c. Kedelai, kacang tanah, jagung d. Padi, jagung, gandum e. Jahe, pakis haji, gandum 18. Tumbuhan lumut heterospora memiliki dua jenis sporangium yang menghasilkan dua jenis spora, yaitu megasporangium dan mikrospora. Secara berurutan kedua spora tersebut akan menghasilkan... a. Gametofit jantan dan gametofit betina b. Gametofit betina dan sel telur c. Gametofit betina dan spora d. Gametofit betina dan gametofit jantan e. Gametofit jantan dan sel telur 19. Alat kelamin pada tumbuhan lumut terdiri atas anteridium dan arkegonium. Secara berurutan fungsi dari kedua alat kelamin tersebut adalah... a. Penghasil sel telur dan sel sperma b. Penghasil spora dan sel telur c. Penghasil sel sperma dan spora d. Penghasil sel telur dan spora e. Penghasil sel sperma dan sel telur 20. Perhatikan ciri-ciri tumbuhan berikut: 1. akar serabut 2. akar tunggang 3. bunga kelipatan 3 4. daun sejajar 5. daun menjari 6. memiliki satu keping biji 7. memiliki dua keping biji Ciri-ciri tumbuhan monokotil ditunjukkan oleh nomor... a. 1, 3, 4 dan 6. b. 1, 3, 5 dan 7. c. 2, 3, 4, dan 6. d. 2, 3, 5, dan 6. e. 2, 3, 5, dan Di pekarangan rumah Ani terdapat tumbuhan dengan ciriciri sebagai berikut berwarna hijau, sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun, serta menghasilkan spora dibagian bawah permukaan daun. Berdasarkan ciri-cirinya, tumbuhan tersebut termasuk jenis tumbuhan... a. Lumut b. Paku c. Berbiji d. Gymnospermae e. Angiospermae 22. Perhatikan gambar berikut ini! Berdasarkan gambar tersebut, persamaan dari kedua tumbuhan tersebut adalah... a. berkembangbiak dengan biji b. memiliki pembuluh angkut c. habitat di tempat basah d. termasuk tumbuhan vaskuler e. belum memiliki akar sejati

96 Berikut ini peranan tumbuhan lumut bagi manusia, kecuali... a. menghasilkan oksigen b. dapat menyerap air c. mencegah erosi d. membuat tanah menjadi licin e. mencegah banjir 24. Spora tumbuha paku yang jatuh di tempat basah akan berkembang menjadi protalium. Adakah hubungan antara habitat tumbuhan tumbuhan paku dengan reproduksinya? a. Tidak ada, karena sel sperma dapat mencapai sel telur dengan bantuan air sehingga terjadi fertilisasi. b. Ada, karena sel sperma membutuhkan air untuk mencapai sel telur sehingga terjadi pembuahan. c. Tidak ada, karena sel sperma dapat membuahi sel telur secara langsung tanpa bantuan air. d. Ada, karena sel sperma tidak membutuhkan air air untuk mencapai sel telur. e. Tidak ada, karena sel sperma tidak membutuhkan air untuk mencapai sel telur 25. Disajikan data sebagai berikut: 1. Riccia sp. 2. Cycas sp. 3. Adiantum sp. 4. Oryza sativa 5. Marchantia polymorpha 6. Lycopodium sp. 7. Gnetum gnemon Bambang akan mengelompokkan tumbuhan tumbuhan yang memiliki biji. Tumbuhan yang dimaksud ditunjukkan oleh nomor... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 3 dan 6 d. 4 dan 7 e. 5 dan Berikut ini contoh tumbuhan dikotil yang benar adalah... a. Swetienia mahagoni, Tectona grandis, dan Solanum sp. b. Solanum sp., Oryza sativa, dan Tectona grandis c. Swetenia mahagoni, tectona grandis, dan Nepalium sp. d. Nepalium sp., Oryza sativa, dan Solanum sp. e. Tectona grandis., Oryza sativa, dan Solanum sp. 27. Andi memiliki tanaman di kebun dengan ciri-ciri sebagai berikut: akarnya serabut, bentuk tulang daunnya melengkung, dan memiliki bunga dengan kelipatan tiga. Berdasarkan ciriciri tersebut tumbuhan yang dimaksud termasuk kelompok tumbuhan... a. Gymnospermae b. Dikotil c. Monokotil d. Bryophyta e. Ginkgophyta 28. Contoh dari tumbuhan berbiji terbuka adalah melinjo. Melinjo termasuk dalam tumbuhan Gymnospermae dari kelas... a. Coniferae b. Ginkgoniae c. Cycadinae d. Gnetinae e. Angiospermae 29. Berikut ini tumbuhan Angiospermae yang merupakan sumber pangan adalah... a. Gnetum gnemon b. Pinus mercusii c. Marchantia polymorpha d. Oryza sativa e. Gossypium sp.

97 Berdasarkan skema di bawah ini, nomor (3) dan (4) secara berurutan adalah... a. Antheridium dan arkegonium b. Antheridium dan protonema c. Arkegonium dan antheridium d. Arkegonium dan protonema e. Arkegonium dan tumbuhan lumut

98 85 Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir No. Jawaban No. Jawaban No. Jawaban 1 E 11 E 21 B 2 A 12 A 22 C 3 A 13 B 23 D 4 E 14 A 24 B 5 C 15 A 25 D 6 B 16 A 26 C 7 C 17 A 27 C 8 A 18 D 28 D 9 E 19 E 29 D 10 A 20 A 30 C

99 86 Lampiran 11 Lembar Jawaban Siswa

100 Lembar jawaban Siswa 87

101 88 Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa No. Kode Kelas X7 Kelas X8 Kelas X9 Siswa Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan 1 R Tidak Tuntas 80 Tuntas 76 Tuntas 2 R Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 3 R Tidak Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 4 R Tuntas 76 Tuntas 86 Tuntas 5 R Tidak Tuntas 83 Tuntas 80 Tuntas 6 R Tidak Tuntas 80 Tuntas 60 Tidak Tuntas 7 R Tuntas 83 Tuntas 83 Tuntas 8 R Tuntas 76 Tuntas 83 Tuntas 9 R Tuntas 67 Tidak Tuntas 80 Tuntas 10 R Tuntas 90 Tuntas 93 Tuntas 11 R Tuntas 70 Tidak Tuntas 63 Tidak Tuntas 12 R Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 13 R Tidak Tuntas 73 Tidak Tuntas 53 Tidak Tuntas 14 R Tuntas 80 Tuntas 76 Tuntas 15 R Tuntas 80 Tuntas 90 Tuntas 16 R Tidak Tuntas 75 Tuntas 83 Tuntas 17 R Tidak Tuntas 83 Tuntas 76 Tuntas 18 R Tuntas 86 Tuntas 83 Tuntas 19 R Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 20 R Tuntas 83 Tuntas 76 Tuntas 21 R Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 22 R Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 23 R Tuntas 80 Tuntas 60 Tidak Tuntas 24 R Tuntas 76 Tuntas 80 Tuntas 25 R Tuntas 90 Tuntas 60 Tidak Tuntas 26 R Tuntas 67 Tidak Tuntas 76 Tuntas 27 R Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 28 R Tuntas 80 Tuntas 83 Tuntas 29 R Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 30 R Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 31 R Tuntas 32 R Tuntas Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Siswa tuntas Siswa tidak tuntas Ketuntasan klasikal (%)

102 89 Lampiran 13 Rubrik Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa yang diakumulasikan dalam Bentuk Skala Lajuan No. Nilai karakter 1. Rasa ingin tahu Aspek yang diamati 1. Siswa bertanya pada guru atau teman. 2. Siswa menggunakan 2 atau lebih sumber belajar untuk menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok. 2. Mandiri 3. Siswa mengerjakan soal kuis yang diberikan oleh guru tanpa meminta bantuan dari teman 3. Saling menghormati 4. Siswa membuat jurnal refleksi setiap akhir pertemuan. 5. Siswa mencermati pendapat yang disampaikan orang lain pada saat diskusi kelas. 6. Siswa menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas. Kriteria skor Siswa bertanya sebanyak 3x 4 Siswa bertanya sebanak 2x 3 Siswa bertanya 1x. 2 Siswa tidak pernah bertanya. 1 Siswa menggunakan 2 atau lebih 4 sumber belajar sebanyak 3x Siswa menggunakan 2 atau lebih 3 sumber belajar sebanyak 2x Siswa menggunakan 2 atau lebih 2 sumber belajar sebanyak 1x Siswa tidak pernah menggunakan 1 2 atau lebih sumber belajar Siswa tidak pernah meminta 4 bantuan dari teman dalam mengerjakan kuis. Siswa mengerjakan kuis dengan 3 meminta bantuan teman 1x Siswa mengerjakan kuis dengan 2 meminta bantuan teman 2x Siswa mengerjakan kuis dengan 1 meminta bantuan teman 3x Siswa membuat jurnal refleksi 4 sebanyak 3x Siswa membuat jurnal refleksi 3 sebanyak 2x Siswa membuat jurnal refleksi 2 sebanyak 1x Siswa tidak pernah membuat 1 jurnal refleksi. Siswa mencermati pendapat yang disampaikan orang lain sebanyak 3x Siswa mencermati pendapat yang disampaikan orang lain sebanyak 2x Siswa mencermati pendapat yang disampaikan orang lain sebanyak 1x Siswa tidak pernah mencermati pendapat orang lain Siswa menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas sebanyak 3x Siswa menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas sebanyak 2x

103 90 No. Nilai karakter 4. Tanggung jawab Aspek yang diamati 7. Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. 8. Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kegiatan kelompok 9. Mengumpulkan tugas tepat waktu 5. Kerja sama 10. Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok. 11. Siswa menjawab pertanyaan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas. Kriteria Siswa menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas sebanyak 1x Siswa tidak pernah menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebanyak 3x Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebanyak 2x Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebanyak 1x Siswa tidak pernah ikut bepartisipasi dalam kegiatan kelompok. Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok sebanyak 3x Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok sebanyak 2x Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok sebanyak 1x Siswa tidak pernah berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 3x Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 2x Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu sebanyak 1x Siswa tidak pernah mengumpulkan tugas tepat waktu Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok sebanyak 3x Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok sebanyak 2x Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok sebanyak 1 Siswa tidak pernah membantu teman dalam kegiatan kelompok Siswa menjawab pertanyaan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas sebanyak 3x Siswa menjawab pertanyaan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas sebanyak 2x Siswa menjawab pertanyaan dan 2 skor

104 91 No. Nilai karakter Aspek yang diamati Kriteria menanggapi pernyataan saat diskusi kelas sebanyak 1x Siswa tidak menjawab pertannyan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas skor 1 Lampiran 14

105 92 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa yang Nampak Selama Proses Pembelajaran No. Karakter yang diamati Deskripsi Indikator Nomor butir 1 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan luas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 2 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah. 3 Saling menghormati Sikap dan tindakan seseorang untuk menghormati apa yang dilakukan oleh orang lain. 4 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan. 5 Kerja sama Sikap dan perilaku seseorang untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain. Selalu mencari informasi untuk menambah pengetahuan dan tidak malu bertanya. Berusaha sendiri ntuk mengerjakan soal-soal dan permasalahan dalam kegiatan kelompok. Menghormati pendapat yang disampaikan oleh teman. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dan melaksanakan tugas dengan baik. Saling membantu sesama teman dalam menyelesaikan tugas kelompok. 1, 2 3, 4 5, 6 7, 8, 9 10, 11

106 93 Lampiran 15 Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa

107 Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa 94

108 Lembar Observasi Penilaian Sikap Siswa 95

109 96 Lampiran 16 Rubrik Penilaian Antar Teman Sikap Siswa yang diakumulasikan dalam Bentuk Skala Lajuan No. Nilai karakter 1. Rasa ingin tahu Aspek yang diamati Kriteria Skor 1. Siswa bertanya pada guru atau teman. 2. Siswa menggunakan 2 atau lebih sumber belajar untuk menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok. 2. Mandiri 3. Siswa mengerjakan soal kuis yang diberikan oleh guru tanpa meminta bantuan dari teman 3. Saling menghormati 4. Siswa membuat jurnal refleksi setiap akhir pertemuan. 5. Siswa mencermati pendapat orang lain pada saat diskusi kelas. Siswa bertanya sebanyak 3x 4 Siswa bertanya sebanak 2x 3 Siswa bertanya 1x. 2 Siswa tidak pernah bertanya. 1 Siswa menggunakan 2 atau lebih 4 sumber belajar dalam diskusi kelompok sebanyak 3x Siswa menggunakan 2 atau lebih 3 sumber belajar dalam diskusi kelompok sebanyak 2x. Siswa menggunakan 2 atau lebih 2 sumber belajar dalam diskusi kelompok sebanyak 1x Siswa menggunakan 1 sumber 1 belajar dalam diskusi kelompok Siswa tidak pernah meminta 4 bantuan dari teman dalam mengerjakan kuis. Siswa meminta bantuan teman 3 dalam mengerjakan kuis 1x Siswa meminta bantuan teman 2 dalam mengerjakan kuis sebanyak 2x Siswa meminta bantuan teman 1 dalam mengerjakan kuis sebanyak 3x Siswa membuat jurnal refleksi 4 sebanyak 3x Siswa membuat jurnal refleksi 3 sebanyak 2x Siswa membuat jurnal refleksi 2 sebanyak 1x Siswa tidak pernah membuat 1 jurnal refleksi. Siswa mencermati pendapat 4 orang lain sebanyak 3x Siswa mencermati pendapat 3 orang lain sebanyak 2x Siswa mencermati pendapat 2 orang lain sebanyak 1x Siswa tidak pernah mencermati 1 pendapat orang lain 6. Siswa menerima Siswa menerima pendapat dan 4

110 97 No. Nilai karakter 4. Tanggung jawab Aspek yang diamati Kriteria Skor pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas. 7. Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. 8. Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kegiatan kelompok 9. Mengumpulkan tugas tepat waktu 5. Kerja sama 10. Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok. masukan dari teman selama diskusi kelas sebanyak 3x Siswa menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas sebanyak 2x Siswa menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas sebanyak 1x Siswa tidak pernah menerima pendapat dan masukan dari teman selama diskusi kelas Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebanyak 3x Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebanyak 2x Siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok sebanyak 1x Siswa tidak pernah ikut bepartisipasi dalam kegiatan kelompok. Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok sebanyak 3x Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok sebanyak 2x Siswa berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok sebanyak 1x Siswa tidak pernah berperan aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok. Siswa mengumpulkan tugas individu tepat waktu sebanyak 3x Siswa mengumpulkan tugas individu tepat waktu sebanyak 2x Siswa mengumpulkan tugas individu tepat waktu sebanyak 1x Siswa tidak pernah mengumpulkan tugas individu tepat waktu sebanyak 3x Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok sebanyak 3x Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok sebanyak 2x Siswa membantu teman dalam kegiatan kelompok sebanyak 1x

111 98 No. Nilai karakter Aspek yang diamati Kriteria Skor 11. Siswa menjawab pertanyaan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas. Siswa tidak pernah membantu teman dalam kegiatan kelompok Siswa menjawab pertanyaan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas sebanyak 3x Siswa menjawab pertanyaan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas sebanyak 2x Siswa menjawab pertanyaan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas sebanyak 1x Siswa tidak menjawab pertannyan dan menanggapi pernyataan saat diskusi kelas

112 99 Lampiran 17 Kisi-Kisi Lembar Penilaian Antar Teman Sikap Siswa yang Nampak Selama Proses Pembelajaran No. Karakter yang diamati 1 Rasa ingin tahu Deskripsi Indikator No. butir Sikap dan tindakan yang Selalu mencari informasi 1, 2 selalu berupaya untuk untuk menambah mengetahui lebih mendalam pengetahuan dan tidak dan luas dari apa yang malu bertanya. dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 2 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah. Berusaha sendiri ntuk mengerjakan soal-soal dan permasalahan dalam kegiatan kelompok. 3, 4 3 Saling menghormati Sikap dan tindakan seseorang untuk menghormati apa yang dilakukan oleh orang lain. Menghormati pendapat yang disampaikan oleh teman. 5, 6 4 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dan melaksanakan tugas dengan baik. 7, 8, 9 5 Kerja sama Sikap dan perilaku seseorang untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain. Saling membantu sesama teman dalam menyelesaikan tugas kelompok. 10, 11

113 100 Lampiran 18 Lembar Penilaian Antar Teman

114 Lembar Penilaian Antar Teman 101

115 Lembar Penilaian Antar Teman 102

116 103

117 104 Lampiran 19 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif (Sikap) Siswa Kelas X7 Aspek Yang Diamati No. Kode Siswa Penilaian Antar Teman Penialaian Observer Skor % Keterangan R ,59 Baik 2 R ,14 Baik 3 R ,59 Baik 4 R ,36 Sangat baik 5 R ,36 Sangat baik 6 R ,36 Sangat baik 7 R ,23 Sangat baik 8 R ,09 Sangat baik 9 R ,23 Sangat baik 10 R ,36 Sangat baik 11 R ,00 Baik 12 R ,18 Sangat baik 13 R ,59 Baik 14 R ,41 Baik 15 R ,36 Sangat baik 16 R ,82 Baik 17 R ,27 Baik 18 R ,09 Sangat baik 19 R ,41 Baik 20 R ,23 Sangat baik 21 R ,64 Sangat baik 22 R ,95 Sangat baik 23 R ,95 Sangat baik 24 R ,64 Sangat baik 25 R ,23 Sangat baik 26 R ,09 Sangat baik 27 R ,23 Sangat baik 28 R ,09 Sangat baik 29 R ,36 Sangat baik 30 R ,14 Baik 31 R ,09 Sangat baik 32 R ,09 Sangat baik Sangat baik Baik Cukup Kurang 22 68, ,25 0 0,00 0 0,00

118 105 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif (Sikap) Siswa Kelas X8 Aspek Yang Diamati No. Kode Siswa Penilaian Antar Teman Observasi Skor % Keterangan R ,55 Baik 2 R ,95 Sangat Baik 3 R ,91 Sangat Baik 4 R ,41 Baik 5 R ,05 Sangat Baik 6 R ,64 Sangat Baik 7 R ,50 Sangat Baik 8 R ,23 Cukup 9 R ,14 Baik 10 R ,05 Sangat Baik 11 R ,23 Sangat Baik 12 R ,95 Sangat Baik 13 R ,45 Baik 14 R ,14 Baik 15 R ,55 Baik 16 R ,05 Sangat Baik 17 R ,95 Sangat Baik 18 R ,50 Sangat Baik 19 R ,55 Baik 20 R ,41 Baik 21 R ,95 Sangat Baik 22 R ,14 Baik 23 R ,64 Sangat Baik 24 R ,64 Sangat Baik 25 R ,09 Sangat Baik 26 R ,68 Baik 27 R ,59 Baik 28 R ,32 Baik 29 R ,64 Baik 30 R ,64 Sangat Baik Sangat Baik Baik Cukup Kurang 16 53, ,33 1 3,33 0 0,00

119 106 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif (Sikap) Siswa Kelas X9 Aspek Yang Diamati No Kode Siswa Penilaian Antar Teman Observasi Skor % Keterangan R ,14 Baik 2 R ,23 Sangat Baik 3 R ,77 Sangat Baik 4 R ,77 Baik 5 R ,00 Baik 6 R ,23 Sangat Baik 7 R ,64 Sangat Baik 8 R ,27 Baik 9 R ,86 Baik 10 R ,82 Baik 11 R ,95 Sangat Baik 12 R ,59 Sangat Baik 13 R ,09 Sangat Baik 14 R ,50 Sangat Baik 15 R ,36 Sangat Baik 16 R ,91 Sangat Baik 17 R ,73 Baik 18 R ,05 Baik 19 R ,00 Baik 20 R ,50 Sangat Baik 21 R ,68 Baik 22 R ,27 Baik 23 R ,36 Sangat Baik 24 R ,82 Baik 25 R ,95 Sangat Baik 26 R ,27 Baik 27 R ,32 Sangat Baik 28 R ,32 Sangat Baik 29 R ,23 Sangat Baik 30 R ,23 Sangat Baik Sangat Baik 17 56,67 Baik 13 43,33 Cukup 0 0,00 Kurang 0 0,00

120 No. Kode Siswa Skor Keterangan: Aspek 1 : Rasa ingin tahu Aspek 2 : Mandiri Aspek 3 : Saling menghormati Aspek 4 : Tanggung jawab Aspek 5 : Kerja sama Analisis Hasil Belajar Afektif (Sikap) Siswa (Kelas X7) 1 R ,5 68,75 Baik 5,5 68,75 Baik 6,5 81,25 Baik 9,5 79,17 Baik 4,5 56,25 Cukup 2 R ,5 Baik 6,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9 75,00 Baik 5,5 68,75 Baik 3 R ,5 56,25 Cukup 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 8 66,67 Baik 4 50 Cukup 4 R Baik 5,5 68,75 Baik Sangat Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 5 R Baik Sangat Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6,5 81,25 Baik 6 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 10 83,33 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 7 R ,5 81,25 Baik 6,5 81,25 Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 7 87,5 Sangat Baik 8 R Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6,5 81,25 Baik 9 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik 10 R ,5 81,25 Baik Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9 75,00 Baik 7 87,5 Sangat Baik 11 R ,5 68,75 Baik 6,5 81,25 Baik Sangat Baik 8,5 70,83 Baik 4,5 56,25 Cukup 12 R ,5 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik ,00 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 13 R Baik 5,5 68,75 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 7,5 62,50 Baik 5 62,5 Baik 14 R ,5 Baik 6,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6 75 Baik 15 R ,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6,5 81,25 Baik 16 R ,5 81,25 Baik 5,5 68,75 Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6,5 81,25 Baik 17 R Baik 6,5 81,25 Baik Sangat Baik 7 58,33 Cukup 6,5 81,25 Baik 18 R Baik 7 87,5 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik 19 R Cukup 6 75 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 10 83,33 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 20 R ,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 9 75,00 Baik 6,5 81,25 Baik 21 R ,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik ,00 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik 22 R ,5 93,75 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 10,5 87,50 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik 23 R Baik 6,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 10 83,33 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 24 R ,5 81,25 Baik 6,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 25 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 10 83,33 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 26 R ,5 93,75 Sangat Baik 5 62,5 Baik Sangat Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 5 62,5 Baik 27 R Sangat Baik 6,5 81,25 Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 5,5 68,75 Baik 28 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 9 75,00 Baik 6,5 81,25 Baik 29 R ,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6,5 81,25 Baik 30 R ,5 Baik 7 87,5 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 8 66,67 Baik 6 75 Baik 31 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9 75,00 Baik 7 87,5 Sangat Baik 32 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 9 75,00 Baik 6,5 81,25 Baik Sangat tinggi Tinggi Cukup tinggi Rendah Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 a b a b a b a b a b Aspek 1 % Kriteria 4 12, , , ,5 6 18, , ,9 1 3, , ,9 2 6,3 0 0,0 0 0,0 1 3,1 3 9,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 keterangan: a = penilaian antar teman b = penilaian hasil observasi Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Lampiran

121 No. Kode Siswa Aspek 1 a b a b a b a b a b Skor Keterangan: Aspek 1 : Rasa ingin tahu Aspek 2 : Mandiri Aspek 3 : Saling menghormati Aspek 4 : Tanggung jawab Aspek 5 : Kerja sama Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Analisis Hasil Belajar Afektif (Sikap) Siswa (Kelas X8) keterangan: a = penilaian antar teman b = penilaian hasil observasi Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 1 R Baik 6 75 Baik Sangat Baik 9 75,00 Baik 6 75 Baik 2 R ,5 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 10 83,33 Sangat Baik 6 75 Baik 3 R ,5 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 4 R ,5 Baik 6 75 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 10,5 87,50 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik 5 R ,5 Sangat Baik Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 6 R Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 10 83,33 Sangat Baik 6 75 Baik 7 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 10 83,33 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 8 R ,5 Sangat Baik 2,5 31,25 Kurang 5,5 68,75 Baik 7 58,33 Cukup 4,5 56,25 Cukup 9 R ,5 Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 8 66,67 Baik 5,5 68,75 Baik 10 R Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 10 83,33 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 11 R ,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 8,5 70,83 Baik 7 87,5 Sangat Baik 12 R ,5 81,25 Baik 7 87,5 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 9,5 79,17 Baik 7 87,5 Sangat Baik 13 R ,5 Baik 6 75 Baik 7 87,5 Sangat Baik 7 58,33 Cukup 6 75 Baik 14 R ,5 56,25 Cukup 6,5 81,25 Baik Sangat Baik 9 75,00 Baik 5,5 68,75 Baik 15 R Baik 6,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9 75,00 Baik 6 75 Baik 16 R Sangat Baik Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 10,5 87,50 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 17 R Baik 7 87,5 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9 75,00 Baik 7 87,5 Sangat Baik 18 R ,5 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 9 75,00 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 19 R Baik 6 75 Baik Sangat Baik 9 75,00 Baik 6 75 Baik 20 R ,5 68,75 Baik 6,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 8,5 70,83 Baik 6,5 81,25 Baik 21 R ,5 81,25 Baik 6,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6,5 81,25 Baik 22 R ,5 68,75 Baik 6,5 81,25 Baik Sangat Baik 8 66,67 Baik 5,5 68,75 Baik 23 R ,5 81,25 Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik ,00 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik 24 R Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik ,00 Sangat Baik 6 75 Baik 25 R Baik 4,5 56,25 Cukup Sangat Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 26 R Baik 6,5 81,25 Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 5,5 68,75 Baik 27 R Cukup 5,5 68,75 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9 75,00 Baik 5,5 68,75 Baik 28 R ,5 43,75 Cukup 5,5 68,75 Baik Sangat Baik 8 66,67 Baik 5,5 68,75 Baik 29 R Baik 5 62,5 Baik 5,5 68,75 Baik 6,5 54,17 Cukup 5 62,5 Baik 30 R Baik Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik ,00 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik Sangat tinggi 8 26, , , ,0 7 23,3 Tinggi 19 63, ,3 4 13, , ,3 Cukup tinggi 3 10,0 1 3,3 0 0,0 3 10,0 1 3,3 Rendah 0 0,0 1 3,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Aspek 1 % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria 108

122 No. Aspek 1 Aspek 2 a b a b a b a b a b Skor Keterangan: Aspek 1 : Rasa ingin tahu Aspek 2 : Mandiri Aspek 3 : Saling menghormati Aspek 4 : Tanggung jawab Aspek 5 : Kerja sama Aspek 3 Analisis Hasil Belajar Afektif (Sikap) Siswa (Kelas X9) Aspek 4 1 R ,5 81,25 Baik 7 87,5 Sangat Baik 6 75 Baik 8 66,67 Baik 6 75 Baik 2 R Sangat Baik 2,5 31,25 Kurang Sangat Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 3 R ,5 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 6 75 Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 4 R Sangat Baik 2 25 Kurang 5,5 68,75 Baik 7,5 62,50 Baik 5,5 68,75 Baik 5 R ,5 81,25 Baik 5,5 68,75 Baik Sangat Baik 7 58,33 Cukup 6 75 Baik 6 R Sangat Baik 4,5 56,25 Cukup Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 7 R ,5 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik 6 75 Baik 8 R ,5 Sangat Baik 6 75 Baik 5,5 68,75 Baik 9 75,00 Baik 6,5 81,25 Baik 9 R ,5 93,75 Sangat Baik 2,5 31,25 Kurang 6 75 Baik 9 75,00 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 10 R Sangat Baik 6 75 Baik 7 87,5 Sangat Baik 9 75,00 Baik 6 75 Baik 11 R Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 6 75 Baik 12 R ,5 93,75 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 11,5 95,83 Sangat Baik Sangat Baik 13 R Baik 5 62,5 Baik Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 14 R ,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 10,5 87,50 Sangat Baik 6 75 Baik 15 R ,5 Sangat Baik 5 62,5 Baik 7 87,5 Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik Sangat Baik 16 R ,5 93,75 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik Sangat Baik 17 R ,5 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 6 75 Baik 9 75,00 Baik 3,5 43,75 Cukup 18 R ,5 93,75 Sangat Baik 5,5 68,75 Baik Sangat Baik 6 50,00 Cukup 5,5 68,75 Baik 19 R ,5 81,25 Baik 7 87,5 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 9 75,00 Baik 4 50 Cukup 20 R ,5 81,25 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 10,5 87,50 Sangat Baik 6 75 Baik 21 R ,5 Sangat Baik 5 62,5 Baik 6,5 81,25 Baik 10 83,33 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 22 R Baik 7 87,5 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 9,5 79,17 Baik 5 62,5 Baik 23 R ,5 81,25 Baik 6 75 Baik Sangat Baik 9,5 79,17 Baik Sangat Baik 24 R ,5 56,25 Cukup 6 75 Baik Sangat Baik 10,5 87,50 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 25 R Sangat Baik 6 75 Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 9,5 79,17 Baik 5,5 68,75 Baik 26 R Baik 7 87,5 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 9,5 79,17 Baik 5 62,5 Baik 27 R ,5 93,75 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik Sangat Baik 11 91,67 Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik 28 R ,5 Sangat Baik Sangat Baik 7,5 93,75 Sangat Baik ,00 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik 29 R ,5 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 4 50 Cukup 30 R ,5 Sangat Baik 6,5 81,25 Baik 5,5 68,75 Baik 11,5 95,83 Sangat Baik 7 87,5 Sangat Baik Sangat tinggi 19 63, , , , ,7 Tinggi Kode Siswa Cukup tinggi Rendah Aspek 5 Aspek 1 % Kriteria Skor 10 33, , , , ,3 1 3,3 1 3,3 0 0,0 2 6,7 3 10,0 0 0,0 3 10,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 keterangan: a = penilaian antar teman b = penilaian hasil observasi % Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria 109

123 110 Lampiran 21 Kisi-Kisi Lembar Rubrik Penilaian Keterampilan Mengamati Ciri-Ciri dan Klasifikasi pada Tumbuhan No. Aspek yang diamati Skor 1. Melakukan pengamatan terhadap tumbuhan Pengamatan dilakukan secara cermat terhadap semua tumbuhan. 4 Pengamatan dilakukan secara cermat pada sebagian tumbuhan. 3 Pengamatan dilakukan kurang cermat. 2 Pengamatan dilakukan tidak cermat Menuliskan data hasil pengamatan Menuliskan semua data hasil pengamatan meliputi 3 aspek yaitu nama 4 tumbuhan, gambar beserta keterangan nama organ tumbuhan, dan memberikan keterangan informasi terkait objek pengamatan dengan benar. Menuliskan semua aspek data hasil pengamatan, tetapi tidak 3 memberikan keterangan nama organ pada tumbuhan. Menuliskan dua aspek data hasil pengamatan. 2 Hanya menuliskan satu data hasil pengamatan Menggambar hasil pengamatan Semua gambar representatif sesuai dengan yang diamati. 4 Hanya beberapa gambar yang representative. 3 Semua gambar kurang representative. 2 Tidak ada gambar yang representatif Menuliskan kesimpulan Menuliskan kesimpulan dengan lengkap dan sesuai dengan tujuan pengamatan. Menuliskan kesimpulan kurang lengkap dan sesaui dengan tujuan. 3 Menuliskan kesimpulan lengkap tetapi tidak sesuai dengan tujuan. 2 Menuliskan kesimpulan kurang lengkap dan tidak sesuai dengan tujuan. 1 4

124 111 Lampiran 22 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa

125 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa 112

126 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa 113

127 114 Lampiran 23 Hasil Pengamatan Siswa

128 115

129 Hasil Pengamatan Siswa 116

130 117

131 118 Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa (Kelas X7) No. Kode Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan Skor % Keterangan 1 R ,33 77,08 Terampil 2 R ,67 85,42 Sangat Terampil 3 R ,67 79,17 Terampil 4 R ,33 83,33 Sangat Terampil 5 R ,33 83,33 Sangat Terampil 6 R ,67 79,17 Terampil 7 R ,25 Terampil 8 R ,50 Sangat Terampil 9 R ,50 Sangat Terampil 10 R ,67 79,17 Terampil 11 R ,67 79,17 Terampil 12 R ,33 83,33 Sangat Terampil 13 R ,33 70,83 Terampil 14 R ,67 91,67 Sangat Terampil 15 R ,33 89,58 Sangat Terampil 16 R ,67 91,67 Sangat Terampil 17 R ,67 91,67 Sangat Terampil 18 R ,67 85,42 Sangat Terampil 19 R ,67 91,67 Sangat Terampil 20 R ,67 85,42 Sangat Terampil 21 R ,33 89,58 Sangat Terampil 22 R ,75 Sangat Terampil 23 R ,33 89,58 Sangat Terampil 24 R ,67 91,67 Sangat Terampil 25 R ,67 85,42 Sangat Terampil 26 R ,67 85,42 Sangat Terampil 27 R ,75 Sangat Terampil 28 R ,67 85,42 Sangat Terampil 29 R ,25 Terampil 30 R ,50 Sangat Terampil 31 R ,33 83,33 Sangat Terampil 32 R ,33 83,33 Sangat Terampil Sangat terampil 24 75,00 Terampil 8 25,00 Cukup Terampil 0 0,00 Kurang terampil 0 0,00

132 119 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa (Kelas X8) No. Kode Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan Skor % Keterangan 1 R ,33 83,33 Sangat Terampil 2 R ,67 91,67 Sangat Terampil 3 R ,50 Sangat Terampil 4 R ,50 Sangat Terampil 5 R ,33 83,33 Sangat Terampil 6 R ,25 Terampil 7 R ,25 Terampil 8 R ,25 Terampil 9 R ,33 83,33 Sangat Terampil 10 R ,67 79,17 Terampil 11 R ,33 89,58 Sangat Terampil 12 R ,25 Terampil 13 R ,33 83,33 Sangat Terampil 14 R ,50 Sangat Terampil 15 R ,33 89,58 Sangat Terampil 16 R ,67 85,42 Sangat Terampil 17 R ,67 79,17 Terampil 18 R ,00 Terampil 19 R ,67 79,17 Terampil 20 R ,33 89,58 Sangat Terampil 21 R ,33 89,58 Sangat Terampil 22 R ,33 83,33 Sangat Terampil 23 R ,33 83,33 Sangat Terampil 24 R ,33 77,08 Terampil 25 R ,33 77,08 Terampil 26 R ,00 Terampil 27 R ,67 79,17 Terampil 28 R ,33 83,33 Sangat Terampil 29 R ,33 83,33 Sangat Terampil 30 R ,67 79,17 Terampil Sangat terampil 17 56,67 Terampil 13 43,33 Cukup Terampil 0 0,00 Kurang terampil 0 0,00

133 120 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa (Kelas X9) No. Kode Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan Skor % Keterangan 1 R ,33 77,08 Terampil 2 R ,67 79,17 Terampil 3 R ,67 85,42 Sangat Terampil 4 R ,33 77,08 Terampil 5 R ,67 85,42 Sangat Terampil 6 R ,50 Sangat Terampil 7 R ,67 85,42 Sangat Terampil 8 R ,67 85,42 Sangat Terampil 9 R ,67 91,67 Sangat Terampil 10 R ,25 Terampil 11 R ,33 89,58 Sangat Terampil 12 R ,25 Terampil 13 R ,33 83,33 Sangat Terampil 14 R ,33 83,33 Sangat Terampil 15 R ,33 83,33 Sangat Terampil 16 R ,33 83,33 Sangat Terampil 17 R ,33 77,08 Terampil 18 R ,50 Sangat Terampil 19 R ,33 83,33 Sangat Terampil 20 R ,33 89,58 Sangat Terampil 21 R ,67 79,17 Terampil 22 R ,50 Sangat Terampil 23 R ,33 83,33 Sangat Terampil 24 R ,33 83,33 Sangat Terampil 25 R ,25 Terampil 26 R ,50 Sangat Terampil 27 R ,33 83,33 Sangat Terampil 28 R ,50 Sangat Terampil 29 R ,50 Sangat Terampil 30 R ,67 85,42 Sangat Terampil Sangat terampil 22 73,33 Terampil 8 26,67 Cukup Terampil 0 0,00 Kurang terampil 0 0,00

134 No. Kode Siswa Keterangan: Aspek 1 : Mengamati Aspek 2 : Menuliskan data Aspek 3 : Menggambar Aspek 4 : Menuliskan kesimpulan Analisis Keterampilan Mengamati Ciri-Ciri Tumbuhan dan Mengklasifikasikan (Kelas X7) Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Aspek 1 Aspek 2 Aspek Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria 1 R ,667 91,67 Sangat terampil 3 75 Terampil 3 75,00 Terampil 2,67 66,67 Terampil 2 R ,00 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 3 75,00 Terampil 3 R ,333 83,33 Sangat terampil 3,333 83,33 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 3 75,00 Terampil 4 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3 75,00 Terampil 2,33 58,33 Cukup terampil 5 R ,667 91,67 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 3 75,00 Terampil 6 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 2 50,00 Cukup terampil 2,67 66,67 Terampil 7 R ,667 91,67 Sangat terampil 3,333 83,33 Sangat terampil 2,67 66,67 Terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 8 R ,00 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 9 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3 75,00 Terampil 3 75,00 Terampil 10 R ,667 91,67 Sangat terampil 3,333 83,33 Sangat terampil 2,33 58,33 Cukup terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 11 R ,00 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 2 50,00 Cukup terampil 3 75,00 Terampil 12 R ,00 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 2,33 58,33 Cukup terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 13 R ,00 Terampil 3,333 83,33 Sangat terampil 2,33 58,33 Cukup terampil 2,67 66,67 Terampil 14 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3 75,00 Terampil 3,67 91,67 Sangat terampil 15 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 16 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3 75,00 Terampil 3,67 91,67 Sangat terampil 17 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 2,67 66,67 Terampil 4 100,00 Sangat terampil 18 R ,00 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 2,33 58,33 Cukup terampil 3,67 91,67 Sangat terampil 19 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 4 100,00 Sangat terampil 2,67 66,67 Terampil 20 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 2,67 66,67 Terampil 3 75,00 Terampil 21 R ,00 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 3,67 91,67 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 22 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3,67 91,67 Sangat terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 23 R ,00 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 3,67 91,67 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 24 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 25 R ,333 83,33 Sangat terampil 3,333 83,33 Sangat terampil 4 100,00 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 26 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 2,33 58,33 Cukup terampil 27 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 4 100,00 Sangat terampil 3 75,00 Terampil 28 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 3,67 91,67 Sangat terampil 2 50,00 Cukup terampil 29 R ,00 Sangat terampil 3 75 Terampil 3 75,00 Terampil 3 75,00 Terampil 30 R ,667 91,67 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 31 R ,667 91,67 Sangat terampil 3,667 91,67 Sangat terampil 2,67 66,67 Terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 32 R ,00 Sangat terampil 3 75 Terampil 3,33 83,33 Sangat terampil 3 75,00 Terampil Sangat terampil 31 96, , , ,5 Terampil 1 3,1 3 9, , ,1 Cukup Terampil 0 0,0 0 0,0 6 18,8 3 9,4 Kurang terampil 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Aspek 4 Lampiran

135 No. Kode Siswa Keterangan: Aspek 1 : Mengamati Aspek 2 : Menuliskan data Aspek 3 : Menggambar Aspek 4 : Menuliskan kesimpulan Analisis Keterampilan Mengamati Ciri-Ciri Tumbuhan dan Mengklasifikasikan (Kelas X8) Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria 1 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 2 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil ,00 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 3 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 4 R ,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 5 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 6 R ,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 7 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 6 50,00 Cukup terampil 8 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 6 50,00 Cukup terampil 9 75,00 Terampil 9 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 10 R ,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 8 66,67 Terampil 11 R ,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 12 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 8 66,67 Terampil 9 75,00 Terampil 13 R ,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 14 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 15 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 16 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 10 83,33 Sangat terampil 17 R ,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 7 58,33 Cukup terampil 18 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 5 41,67 Kurang 9 75,00 Terampil 19 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 9 75,00 Terampil 20 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 21 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 22 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 11 91,67 Sangat terampil 23 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 10 83,33 Sangat terampil 24 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 6 50,00 Cukup terampil 25 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 6 50,00 Cukup terampil 26 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 6 50,00 Cukup terampil 9 75,00 Terampil 27 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 10 83,33 Sangat terampil 28 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 8 66,67 Terampil 8 66,67 Terampil 29 R ,33 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 30 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 8 66,67 Terampil 8 66,67 Terampil Sangat terampil Terampil Cukup Terampil Kurang terampil Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek ,0 8 26, , , ,0 5 16, ,3 0 0,0 122

136 Analisis Keterampilan Mengamati Ciri-ciri Tumbuhan dan Mengklasifikasikan (Kelas X9) No. Kode Siswa Keterangan: Aspek 1 : Mengamati Aspek 2 : Menuliskan data Aspek 3 : Menggambar Aspek 4 : Menuliskan kesimpulan Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria Skor % Kriteria 1 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 2 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 8 66,67 Terampil 3 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 4 R ,00 Terampil 9 75 Terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 5 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 6 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 11 91,67 Sangat terampil 7 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 8 66,67 Terampil 9 75,00 Terampil 8 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 10 83,33 Sangat terampil 9 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 10 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 11 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 11 91,67 Sangat terampil 12 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 9 75,00 Terampil 13 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 9 75,00 Terampil 14 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 15 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 16 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 17 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 9 75,00 Terampil 18 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 11 91,67 Sangat terampil 19 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 20 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 11 91,67 Sangat terampil 21 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 7 58,33 Cukup terampil 8 66,67 Terampil 22 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 8 66,67 Terampil 11 91,67 Sangat terampil 23 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 24 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 10 83,33 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 25 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 8 66,67 Terampil 9 75,00 Terampil 26 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 10 83,33 Sangat terampil 27 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil 28 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 9 75,00 Terampil 29 R ,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 11 91,67 Sangat terampil 9 75,00 Terampil 30 R ,00 Sangat terampil Sangat terampil 9 75,00 Terampil 8 66,67 Terampil Sangat terampil Terampil Cukup Terampil Kurang terampil Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek , ,7 3 10,0 7 23,3 1 3,3 1 3, , ,7 0 0,0 0 0,0 3 10,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 123

137 124 Lampiran 26 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran STAD Berbantuan Modul Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Plantae Indikator Pernyataan No. butir Siswa memberi tanggapan terhadap model pembelajaran Saya senang dengan penerapan model STAD karakter dalam pembelajaran di 1 STAD. kelas. Saya tertarik dengan penerapan model 2 Siswa memberi tanggapan terhadap pengaruh pembelajaran STAD. Siswa memberi tanggapan mengenai pengaruh kegiatan kelompok pada pembelajaran dengan mengunakan model STAD Siswa memberi tanggapan mengenai media pembelajaran yang digunakan yaitu modul berbasis pendidikan karakter. Siswa memberi tanggapan terhadap isi modul Siswa memberi tanggapan mengenai pengaruh penggunaan modul dalam pembelajaran. STAD dalam pembelajaran di kelas. Penerapan model STAD dapat memotivasi saya untuk belajar lebih giat. Penerapan model STAD dapat meningkatkan aktivitas saya dalam belajar. Penerapan model STAD dapat meningkatkan kerja sama dalam kelompok. Penerapan model STAD dapat menumbuhkan rasa persaudaraan antar anggota kelompok. Saya senang dengan media pembelajaran yang digunakan guru. Saya ingin guru menggunakan modul pada pembelajaran selanjutnya. Materi yang ada di dalam modul sudah lengkap dan mudah dipahami. Kegiatan-kegiatan dalam modul sudah mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Dengan adanya modul saya lebih giat untuk belajar. Dengan bantuan modul dapat meningkatkan pemahaman saya terhadap materi plantae

138 125 Lampiran 27 Lembar Angket Tanggapan Siswa

139 Lembar Angket Tanggapan Siswa 126

140 Analisis Angket Tanggapan Siswa (Kelas X7) Lampiran

141 Analisis Angket Tanggapan Siswa (Kelas X8) 128

142 Analisis Angket Tanggapan Siswa (Kelas X9) 129

143 130 Lampiran 29 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru terhadap Model Pembelajaran STAD Berbantuan Modul Berbasis Pendidikan Karakter pada Materi Plantae Indikator Pernyataan No. butir Guru memberi tanggapan Penerapan model STAD sangat terhadap model pembelajaran menyenangkan. 1 STAD di kelas. Penerapan model STAD sangat menarik. 2 Guru memberi tanggapan Penerapan model STAD dapat memotivasi terhadap pengaruh siswa untuk belajar lebih giat. 3 pembelajaran STAD di kelas. Penerapan model STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. 4 Guru memberi tanggapan Penerapan model STAD dapat mengenai pengaruh kegiatan meningkatkan kerja sama dalam kelompok. 5 kelompok pada pembelajaran STAD di kelas Penerapan model STAD dapat menumbuhkan rasa persaudaraan antar 6 Guru memberi tanggapan mengenai media pembelajaran yang digunakan yaitu modul berbasis pendidikan karakter. Guru memberi tanggapan terhadap isi modul Guru memberi tanggapan mengenai pengaruh penggunaan modul dalam pembelajaran. anggota kelompok. Media pembelajaran yang digunakan sangat 7 menyenangkan. Penggunaan modul dapat diterapakan pada pembelajaran selanjutnya. 8 Materi yang ada di dalam modul sudah lengkap dan mudah dipahami. Kegiatan-kegiatan dalam modul sudah mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Dengan adanya modul siswa lebih giat untuk belajar. Dengan bantuan modul dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi plantae

144 131 Lampiran 30 Lembar Angket Tanggapan Guru

145 132 Lampiran 31 Dokumentasi Hasil Penelitian Gambar 1. Guru membentuk kelompok Gambar 2. Guru me pembela Gambar 3. Siswa melakukan pengamatan terhadap tumbuhan Gambar 4. Siswa kelom Gambar 5. Guru membimbing siswa saat diskusi kelompok Gambar 6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi Gambar 7. Siswa menanggapi hasil presentasi Gambar 8. Siswa me Gambar 9. Siswa menerima penghargaan Gambar 10. Observ

146 133 Gambar 11. Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir Lampiran 32

147 134 Surat Ijin Penelitian Lampiran 33

148 135 SK Pembimbing Skripsi Lampiran 34

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu jurnal kegiatan siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara terperinci,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara kolaboratif yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu era global, dimana manusia dituntut untuk mampu bertindak secara efisien dan efektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam rangka menghindari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan berikut ini. 1. Perubahan konsepsi siswa yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kelestarian dan kemajuan bangsa. Pada konteks ini, pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design (eksperimen semu) dimana metode penelitian eksperimen semu diartikan sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian terletak di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep siswa menggunakan kartu sortir.

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE STUDENT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien sehingga hasilnya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu,

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Surakarta kelas X MIA 4 semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung, Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, komponen yang selama ini dianggap sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian dikelompokkan menjadi lima data utama berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan

Lebih terperinci

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS VIIIC TAMAN DEWASA IBU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar tidak meluasnya beberapa pengertian dalam penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen Portofolio

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Donatus

SKRIPSI. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Donatus UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA (SAINS) MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI LEDOK 02 SEMESTER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Madiun yang beralamat di Jalan Serayu Kota Madiun. Waktu pelaksanaanya pada semester II tahun pelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan

Lebih terperinci

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN CIRI-CIRI LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT KELAS III SD

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP DAN LKS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS VIII SMP AL HADI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one group design pada kelompok-kelompok ekuivalen. Penelitian akan dilakukan pada dua

Lebih terperinci

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions) Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN SIKAP POSITIF DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DELIK 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa selama kegiatan praktikum uji makanan berlangsung yang dijaring melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 03 yang terletak di Dusun Mukus Desa Ujung-ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku

Lebih terperinci

METODE PRAKTIKUM DI DALAM PEMBELAJARAN PENGANTAR FISIKA SMA : STUDI KONSEP BESARAN DAN SATUAN TAHUN AJARAN SKRIPSI

METODE PRAKTIKUM DI DALAM PEMBELAJARAN PENGANTAR FISIKA SMA : STUDI KONSEP BESARAN DAN SATUAN TAHUN AJARAN SKRIPSI METODE PRAKTIKUM DI DALAM PEMBELAJARAN PENGANTAR FISIKA SMA : STUDI KONSEP BESARAN DAN SATUAN TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian BAB III METODE PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 07 yang terletak di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DISERTAI MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring Kecamatan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD BAGI SISWA KELAS IV SD KERTOMULYO 02 KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Skripsi Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh HERI TRI GUNTARI

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh HERI TRI GUNTARI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KONGKRIT PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 12 PURWODADI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGANSEMESTER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Mardiatul Hasanah

SKRIPSI. Oleh: Mardiatul Hasanah HUBUNGAN ANTARA STRATEGI GURU DALAM PENGEMBANGAN DISAIN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BIOLOGI DENGAN AKTIVITAS DAN CAPAIAN HASIL BELAJAR PRAKTIKUM SISWA (KELAS XI SMAN DI KABUPATEN BONDOWOSO) SKRIPSI Oleh: Mardiatul

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD NEGERI AMPEL 03 KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM

SKRIPSI. Oleh Miyas Septi Adi Asri NIM PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PENGOLAHAN DATA SISWA KELAS VI B SDN BANGSALSARI 03 SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab II Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan untuk membentuk sikap positif pada diri peserta didik terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG PENGARUH TIPE-TIPE KARAKTER DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS XI IPA SMA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SDN SLAWU 03 JEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Peneliti melakukan penelitian di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam memahami serta mendapatkan pengertian yang jelas tentang judul Kajian Penggunaan Pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL) PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL TERHUBUNG (CONNECTED MODEL) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG JEMBER SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah-Langkah Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan alasan pemilihan judul di atas, maka dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS V SDN KARANGCEGAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS V SDN KARANGCEGAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS V SDN KARANGCEGAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh. Pujik Wijayanti

SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh. Pujik Wijayanti PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KALICACING 02 KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, analisis

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 di SDN Pati Wetan 01 Kecamatan Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS INKUIRI PADA MATERI SISTEM RESPIRASI MANUSIA DI SMA NEGERI 1 LASEM KABUPATEN REMBANG

EFEKTIVITAS KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS INKUIRI PADA MATERI SISTEM RESPIRASI MANUSIA DI SMA NEGERI 1 LASEM KABUPATEN REMBANG EFEKTIVITAS KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS INKUIRI PADA MATERI SISTEM RESPIRASI MANUSIA DI SMA NEGERI LASEM KABUPATEN REMBANG skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: Sri Kurniawati NIM 090210102048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dunia pendidikan adalah untuk memajukan suatu negara dari segala bidang dan aspek, tujuan ini tidak akan tercapai tanpa adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Metode ini digunakan karena pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat. Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci