BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG HARAJUKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG HARAJUKU"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG HARAJUKU 2.1 Sejarah Harajuku Jepang adalah tempat dimana setiap orang bersifat individu tapi suka berada dalam kelompok. Jika kita mengunjungi taman pada jam tertentu di setiap hari sabtu, kita akan melihat ratusan anak laki-laki berpakaian seperti penyanyi rock dan skater, menari dengan alunan musik rock and roll, mereka sangat serius. Jadi tidak mengherankan juga jika anak perempuan ingin menampilkan mode inovatif yang tidak ada atau belum pernah terlihat sebelumnya, mereka ingin melakukannya di tempat yang sama, pada waktu yang sama dan tempat itu adalah distrik. Ada sebuah tempat yang sangat populer di sekitar stasiun JR, Distrik Shibuya Tokyo. Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita, department store Laforet dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Sekitar tahun 1980-an, merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku yaitu lokasi dimana anak-anak muda berdandan atau berbusana aneh dan menari-nari di jalanan. Kelompok remaja ataupun anak muda berbusana bisa dijumpai di kawasan ini. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering menjadikan sebagai tujuan studi wisata saat berkunjung ke Tokyo.

2 Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan bagi orang yang bepergian melalui rute jalan utama Kamakura. Tokugawa leyasu menghadiahkan sebuah tanah kosong kepada ninja yang membantu melarikan diri dari Sakai setelah terjadi insiden Honji. Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di tanah itu untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis yaitu di bagian selatan jalan utama Keshi. Di zaman Meiji, tanah kosong itu dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906 stasiun JR dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api, setelah itu OMOTESANDO (jalan utama menuju ke kuil) di bangun pada tahun 1919, setelah kuil Meiji didirikan dibuka beberapa department store pada tahun 1970 dan menjadi terkenal diseluruh Jepang setelah diliput majalah fashion ANAN dan NON-NO. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut anon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan dan gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah anan dan non-no. Setelah makin ramai banyak butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal dan mulai berkembang di OMOTESANDO tahun 1990-an, Omotesando adalah jalan yang sangat panjang dengan kafe dan butik fashion kelas atas dan sangat populer bagi penduduk sekitar dan turis. Berjalan kaki di hari minggu dan merupakan tempat yang sempurna untuk bertemu, memutar musik dan memamerkan diri.

3 2.2 Perkembangan Gaya Busana Harajuku Street Fashion di Jepang Fashion selalu menarik untuk dijadikan topik pembicaraan, karena fashion selalu bersifat dinamis merepresentasikan suatu zaman dan masyarakat yang hidup di masa tersebut. Fashion juga bisa merepresentasikan identitas seseorang; hal pertama yang dinilai oleh orang lain sebelum mengenal kita lebih jauh, mau tak mau, adalah gaya penampilan kita. Fashion dapat kita bedakan menjadi high fashion dan street fashion. High fashion pola penyebarannya dari atas ke bawah, atau dari desainer fashion profesional ke media lalu ke masyarakat; sedangkan street fashion justru kebalikannya, polanya dari bawah ke atas; artinya yang memperkenalkan idenya adalah orang awam (masyarakat), diangkat oleh media lalu disempurnakan idenya oleh desainer fashion profesional. Beberapa negara lebih dikenal akan high fashionnya, sebut saja Inggris, Perancis ataupun Itali. Ada juga yang dikenal akan high fashion maupun street fashionnya seperti Amerika, namun di Jepang uniknya masyarakat dunia justru lebih familiar dengan gaya street fashionnya ketimbang high fashionnya, terutama gaya atau style. Hal ini bisa terjadi karena ruang publik di Jepang sudah sangat baik dan dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat khususnya anak muda untuk memanfaatkan ruang publik sebagai wadah yang menampung kreatifitas mereka, jalanan pun dapat dijadikan sebagai catwalk atau panggung eksplorasi hobi bersama komunitas masing-masing. Jadilah Tokyo sebagai pusatnya street style, tidak hanya untuk Jepang, tapi juga untuk dunia. Surga street style di Tokyo sebenarnya tidak hanya,tapi Shibuya dan Akihabara pun menawarkan keunikan gaya tersendiri.

4 Gaya, Shibuya, dan Akihabara adalah nama sebuah area distrik di Tokyo, lokasinya berada di antara Shibuya, Aoyama, dan Shinjuku. Sejak tahun 1960-an, telah menjadi pusat fashion di Jepang. Area tersebut terkenal akan banyaknya tokotoko yang menjual pakaian, tas, alat make-up dan aksesoris dan toko-toko keren lainnya. Style sangat beragam dan banyak gaya yang berbeda secara ekstrim, mulai dari gaya inosen Lolita, gaya cool-casual Ura-Hara Kei hingga penampilan dark-punk-androginy Visual Kei. menjadi lebih terkenal lagi di era 1980-an, hal ini dikarenakan maraknya aksi street performance dan kostum yang menarik hasil imajinasi para anak muda Jepang yang berkumpul bersama disana setiap hari minggu, saat jalanan dengan butik fashion dan kafe-kafe papan atas di Omotesando ditutup dari lalu lintas kendaraan. Salah satu ciri style yang paling menonjol adalah merancang dan/atau re-modifikasi pakaian sesuai karakter diri si pemakainya. Mereka bisa memodifikasi pakaian lama dengan sesuatu yang unik sehingga menjadi gaya baru, misalnya dengan menambahkan aksesoris atau mendekorasi pakaian sesuka imajinasi dan kreatifitas mereka. Dari segi dandanan, jika dibandingkan dengan Shibuya, riasan wajah anak muda di biasanya lebih natural, kawaii (manis) dan tidak berkesan seksi. Shibuya merupakan lokasi street style terkenal di Tokyo setelah. Jika lebih didominasi oleh remaja berusia belasan tahun, Shibuya lebih didominasi oleh wanita dan pria muda berusia 20-an. Kelompok wanita muda yang eksis di Shibuya dengan evolusi gaya dan penampilannya disebut Gals atau Gyaru sedangkan yang prianya disebut Gyaruo. Dari zaman ke zaman para Gyaru berevolusi dengan gaya busana yang ekstrim berbeda.

5 Di tahun1990-an gaya Gyaru yang fenomenal adalah Kogyaru yang inosen namunseksi dengan seragam sekolahnya, namun di tahun 2000-an gaya Gyaru yang fenomenal justru gaya slebornya Ganguro gals yang melabrak konsep cantik di masyarakat Jepang, sedangkan untuk saat ini gaya Gyaru yang sedang trend adalahonee Gyaru yang terkesan dewasa dan mempesona dengan keglamorannya. Ciri khas gaya Shibuya yang paling menonjol adalah riasan wajah dan tubuh mereka yang nyaris sempurna dari ujung rambut hingga ujung kaki, mereka tak segan menggunakan wig, bulu mata palsu, nail arts atau kuku palsu hias, dan alat kosmetik yang selalu lengkap di dalam tas mereka. Akihabara telah lama dikenal sebagai daerah pusat elektronik berkelas dunia yang berada di Tokyo, Jepang. Dari barang elektronik baru hingga bekas pakai dengan kualitas yang masih baik, ada disini. Tak heran jika para pecinta anime dan video game pun kerap berkumpul dan berburu koleksiannya disini. Budaya manga tidak hanya menghadirkan budaya turunan anime dan video games saja, sejak tahun 1983 sebenarnya sudah terbentuk budaya turunan lainnya yang disebut dengan Kosupure atau Cosplay singkatan dari kata Costume dan Roleplay. Cosplay baru dikenal dunia internasional sebagai salah satu budaya populer Jepang sekitar tahun 2000-an seiring perkembangan internet dan gambar digital. Cosplay memang bukan nama sebuah fashion style, namun di dalam budaya tersebut ada kombinasi antara unsur bermain peran (penjiwaan peran sebagai karakter dari manga/anime/videogames) dengan proses kreatifitas mendesain, menciptakan dan mengenakan sebuah kostum yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai karakter yang terdapat di dunia dua dimensi tersebut. Seiring

6 bertambah banyaknya komunitas Cosplayer maupun Otaku, Akihabara pun menjadi salah satu kawasan street style yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri yaitu berkarakter dan memberikan kesan utopia baik itu dalam kostum Uniform-Cosplay (Uni-Cos), Character Cosplay (Chara-Cos) maupun Cosplay Doller (Animegao). Tokyo Street Fashion dan Cosplay di Indonesia Konsep kawaii-fashion yang diusung oleh gaya street fashion Jepang pada umumnya, sudah mulai memberikan pengaruh yang cukup kuat pada gaya berdandan dan berbusana anak muda di Indonesia. Terbukti dengan makin menjamurnya beberapa toko aksesoris yang kawaii seperti yang terdapat di dan Shibuya juga toko-toko kostum bergaya Jepang seperti yang terdapat di Akihabara yang kini dapat ditemui di kota-kota besar di Indonesia seperti di Bandung dan Jakarta, bahkan di kota pinggiran Jakarta seperti Depok. Komunitas pecinta street fashion Jepang dan juga Cosplay pun kini tidak hanya ada di Jakarta, Bandung, atau Jogja. Di salah satu acara kreatifitas kampus di daerah Sulawesi juga pernah terlihat booth Cosplayers meramaikan suasana. Saat acara peluncuran buku HARA- SHIBU-BARA, Tokyo Street Fashion Paradise di toko buku Gramedia Depok 12 Mei 2012 bersama Gramedia Publishers, Gramedia Depok dan Japan Foundation, saya dibantu oleh teman-teman dari komunitas Makumuro yang berasal dari Bogor. Enam orang dari mereka yaitu Yudha Aditya (Kaoren), Dimas Denica (Hiroyuki), M.Agum (Sora), Serena Celline, Eka Priyanti (Igocha), dan Vincentius Handry Winata, masing-masing menunjukkan penampilan kostum yang menarik; Uni-cos, Chara-cos, juga gaya Visual Kei yang merepresentasikan gaya di dan Akihabara, sedangkan saya sendiri mengenakan dandanan ala Moru

7 (Mori Gyaru) yang merepresentasikan gayayang sudah diadopsi oleh komunitas Gyaru di Shibuya. Anak-anak Makumuro tersebut melakukan performance yang membuat para pengunjung merasakan sensasi utopia dunia fantasi Jepang yang biasanya hanya mereka saksikan dalam dunia dua dimensi. Salah satu perwakilan mereka yang juga seorang magician, yaitu Vincent, ikut bersama saya dan Ms. Hashimoto Ayumi dari Japan Foundation di dalam talk show untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kami mengenai budaya pop Jepang khususnya tentang street fashion Jepang baik di Jepang maupun di Indonesia. Di Indonesia, gaya street fashion Jepang yang paling sering di tampilkan saat ada acara-acara bertemakan budaya Jepang adalah gaya Lolita khususnya Gosurori, Visual Kei, Decora, dan kostum Cosplay baik Uni-cos maupun Characos. Sejauh ini saya belum pernah melihat ada Cosplay Doller di Indonesia. Sedangkan dalam kesehariannya, anak muda Indonesia kebanyakan bergaya street fashion Jepang yang cenderung kasual misalnya dengan memakai topi fedora, kaca mata berbingkai tebal ataupun sunglasses, T-shirt dipadu dengan vest atau jaket, jeans dan aksesoris yang sederhana namun tetap gaya seperti pashmina atau scarf berlogo merk-merk terkenal (Gucci, Fendi, LV, dan sebagainya) mirip dengan gaya di Ura-atau Ura-Hara Kei. Ada juga remaja putri yang berani berpenampilan kawaii,terlebih yang mengidolakan girlband Indonesia seperti Cherrybelle dan JKT48, sehari-hari mereka bisa berdandan kasual yang manis dengan paduan rok pendek mengembang atau celana pendek yang dipadukan dengan legging atau kaus kaki panjang selutut, menggunakan baju berenda atau berpita dan menghias rambut dengan bandana warna-warna pastel seperti ungu

8 muda dan baby pink mirip gaya-gaya Fairy Kei di. Saat ditanya oleh pengunjung mengenai perbedaan Cosplay di Jepang dan di Indonesia, Vincent sepakat dengan saya bahwa Cosplay di Jepang dan di Indonesia hampir sama, namun tidak seperti di kompetisi Cosplay di Jepang yang membatasi karakter cosplay (hanya boleh dari manga/anime/games Jepang), di Indonesia kreatifitas Cosplayers lebih memiliki ruang gerak yang luas dalam berimajinasi dan mengkreasikan karakter baru yang orisinal, di dalam kompetisi Cosplay, kreasi ini dimasukkan ke dalam kategori Original Characters. Vincent memberikan contoh karakter Wayangbliz Legends yang dikreasikan oleh komunitas Skoater Akademi, karakter imajinasi tersebut memadukan ciri khas wayang Indonesia dengan gaya robot ala Jepang; sedangkan saya sendiri pernah bertemu cosplay tokusatsu dengan karakter Gatot- Gundam (paduan robot Gundam dan wayang Gatot Kaca) di sebuah festival budaya Jepang di salah satu mall di Depok, inilah yang membuat cosplay di Indonesia semakin berwarna dan dapat menjadi wadah kreatifitas anak muda Indonesia. Tidak semua komunitas cosplayer merupakan komunitas yang berorientasi mengikuti berbagai kompetisi, ada komunitas yang dibentuk hanya untuk bersenang-senang dengan hobi yang sama yaitu berkreasi dan bereksplorasi dengan kostum bernuansa Jepang. Menurut Adit, Makumuro --berasal dari kata Makmur Jaya yang diplesetkan menjadi ke-jepang-jepang-an--merupakan komunitas cosplayers/pecinta budaya pop Jepang yang dibentuk untuk bergaul dan bersenang-senang. Mereka rata-rata sudah familiar dengan budaya pop Jepang sejak masih SD lewat manga dan anime, lalu mulai tertarik untuk terlibat aktif di

9 acara-acara yang bertemakan Jepang saat SMU, seperti Eka yang awal ketertarikannya bercosplay karena punya teman yang kenalannya seorang cosplay costume-maker, atau Serena yang dikenalkan oleh Vincent ke komunitas Makumuro, dan mengaku baru mencoba bercosplay saat di acara peluncuran buku HARA-SHIBU-BARA, dan langsung merasa ketagihan. Vincent sendiri tergabung juga di komunitas Cosplayer yang lebih serius mengikuti kejuaraankejuaraan Cosplay bernama Machipot Indonesia. Gaya Gyaru Shibuya masih sulit ditemukan di Indonesia, namun beberapa artis di Indonesia ada yang gayanya menyerupai gaya gyaru terkini yang berkesan glamour, manis dan seksi, misalnya Pinkan Mambo dandanannya mirip gaya Agejo yang seksi dengan rambut panjang berwarna pirang, atau Syahrini yang selalu bermake-up sempurna dengan bulu mata palsu, rambut ikal panjang, dan aksesoris yang blink-blink mirip gaya Onee-gyaru di Shibuya

GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG

GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H Nama : Elisa Simanjuntak NIM : 112203022 DEPARTEMEN D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 i GAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, sebagai salah satu negara maju di Asia, telah mampu memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, sebagai salah satu negara maju di Asia, telah mampu memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang, sebagai salah satu negara maju di Asia, telah mampu memberikan dampak positif bagi negara-negara lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kaum remaja Jepang merupakan bagian populasi yang sangat diperhitungkan oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki kebutuhan untuk berinteraksi

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STREET FASHION DI KALANGAN ANAK MUDA JEPANG SEBAGAI BAGIAN BUDAYA POPULER

PERKEMBANGAN STREET FASHION DI KALANGAN ANAK MUDA JEPANG SEBAGAI BAGIAN BUDAYA POPULER PERKEMBANGAN STREET FASHION DI KALANGAN ANAK MUDA JEPANG SEBAGAI BAGIAN BUDAYA POPULER Indun Roosiani, Dila Rismayanti, Kun Permatasari Fakultas Sastra. Progrm Studi Bahasa dan Sastra Jepang iroosiani@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi BAB 3 ANALISIS DATA Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi pada mode busana Gothic Lolita yang didasarkan pada jenis-jenis busana Gothic Lolita modern. 3.1 Westernisasi

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama Bab 5 Ringkasan Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap komunitas Harajuku Style Skoater Akademi, peneliti mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu pada kajian penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini budaya Jepang sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di Indonesia khususnya para remaja. Sebagai contoh : komik manga (komik Jepang) yang laris

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM STREET FASHION DI TOKYO

BAB II GAMBARAN UMUM STREET FASHION DI TOKYO BAB II GAMBARAN UMUM STREET FASHION DI TOKYO 2.1 Kebudayaan Dalam Berpakaian Maraknya pop culture dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang sangat erat kaitannya dengan masuknya budaya Barat dan modernisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara maju yang terkenal dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, namun tidak begitu saja meninggalkan budaya lama yang sudah lama melekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan di mana segala sistem kemasyarakatan yang bersifat tradisional dilepaskan menjadi tatanan yang mengimplikasikan

Lebih terperinci

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan)

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan) HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan) Oleh : FAROUK BADRI AL BAEHAKI 100904029 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique 1 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan bahwa pakaian bekas merupakan suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi dikalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah realita kehidupan pada era globalisasi seperti sekarang ini masih terbilang cukup unik. Karena dengan menawarkan begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kota memberikan dampak tersendiri, dimana perkembangan kota secara alamiah melahirkan kegembiraan untuk menjadi daya tarik dan pusat pendidikan, ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan masalah pada desain

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan masalah pada desain BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan masalah pada desain saya adalah: Teori Desain Buku Menurut Kamus Besar Indonesia ( KBBI ), buku mempunyai arti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari budaya. Berbagai sisi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari budaya. Berbagai sisi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari budaya. Berbagai sisi manusia seperti bahasa, pola pikir, kebiasaan dan juga pola hidup, bergantung pada budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis salon perawatan rambut dan tata rias wajah Korean Beauty. Salon ini merupakan salon perawatan rambut dan tata rias wajah yang mengusung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Benni Yohanes, S. Sen., M. Hum. dalam bukunya berjudul Seni Tata Rias dalam Dimensi Sosial, pada dasarnya tata rias adalah sebuah seni dalam menciptakan keindahan

Lebih terperinci

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY Disusun oleh: ARIF WICAKSONO NIM : 10.12.4365 S1 SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstrak COSPLAY Cosplay ( コスプレ, Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA AMERIKAMURA DI OSAKA. sebagai Ame-mura. Amerika Mura dapat didentifikasi dengan reproduksi kecilkecilan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA AMERIKAMURA DI OSAKA. sebagai Ame-mura. Amerika Mura dapat didentifikasi dengan reproduksi kecilkecilan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA AMERIKAMURA DI OSAKA 2.1 Asal Usul Amerika Mura di Osaka Amerika Mura juga America mura; アメリカ村, merupakan Desa Amerika adalah area ritel dan hiburan yang cukup besar di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memprediksikan perilaku pembelian konsumen terhadap suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena pilihan, kesukaan dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fashion, model busana, rancangan pakaian, gaya kostum dan lain-lain di Indonesia sudah sampai dititik yang mengesankan. Ini bisa dilihat dengan begitu

Lebih terperinci

yang diturunkan dan generasi ke generasi, semua adat istiadat s e k e l o m p o k m a n u s i a. D e n g a n demikian sebuah

yang diturunkan dan generasi ke generasi, semua adat istiadat s e k e l o m p o k m a n u s i a. D e n g a n demikian sebuah yang diturunkan dan generasi ke generasi, semua adat istiadat yang melatarbelakangi s e k e l o m p o k m a n u s i a. D e n g a n demikian sebuah komunitas atau kebudayaan dimana manusia itu tinggal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari yang namanya gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin factio,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan Informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan Informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Data dan Informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 1. Literatur : Majalah FRUiTS Japan (2009-2012) Majalah Harper

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Dunia fesyen merupakan salah satu gaya hidup manusia dan tidak dipungkiri menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan

Lebih terperinci

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari Bab 2 Data dan Analisa 2.1 Sumber Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari berbagai sumber, dantara lain: a. Literatur: artikel elektronik maupun non elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam kostum dan aksesoris, properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, bahkan menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai ladang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenagwenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo UNKL347

Gambar 1.1 Logo UNKL347 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 UNKL347 UNKL347 adalah sebuah bisnis ritel pakaian yang berdiri sekitar tahun 1996. UNKL347 didirikan oleh empat orang pemuda yang memiliki latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gaya berbusana atau sering disebut fashion adalah istilah untuk menggambarkan gaya yang dianggap lazim pada satu periode tertentu (sumber: http://digilib.its.ac.id/).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam perangkat elektronik, hardware komputer dan mesin-mesin yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam perangkat elektronik, hardware komputer dan mesin-mesin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 秋葉原 (Akihabara) adalah salah satu distrik yang terdapat di 東京 (Tōkyō). Distrik 秋葉原 (Akihabara) merupakan kawasan yang banyak menjual berbagai macam perangkat

Lebih terperinci

BUDAYA POPULER DAN PESAN PERSUASIF MAJALAH PEREMPUAN. dalam Rubrik Rupa-rupa, Majalah Femina edisi Januari Desember 2012)

BUDAYA POPULER DAN PESAN PERSUASIF MAJALAH PEREMPUAN. dalam Rubrik Rupa-rupa, Majalah Femina edisi Januari Desember 2012) BUDAYA POPULER DAN PESAN PERSUASIF MAJALAH PEREMPUAN (Analisis Isi Kualitatif Pesan Persuasif Ditinjau dari Konsep Budaya Populer dalam Rubrik Rupa-rupa, Majalah Femina edisi Januari Desember 2012) Maria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produk produk fashion pada masa sekarang ini memiliki banyak model dan menarik perhatian para pembeli. Mulai dari jenis pakaian, tas, sepatu, alat make up, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Perancangan karaoke ini di latar belakangi karena masyarakat membutuhkan hiburan dan refreshing, sehingga keberadaan tempat hiburan sangat dibutuhkan. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Wonder Woman merupakan karakter komik yang diciptakan oleh William Moulton Marston dan diterbitkan oleh DC Comics di Amerika. Tokoh Wonder Woman pertama kali muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA 4. 1 Karya Mirror-mirror on the wall who s the prettiest of them all Gambar 4.1 (Sumber : dokumentasi pribadi) Judul : Mirror- mirror on the wall who s the prettiest of them all Tehnik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ide baru untuk menemukan cara-cara baru untuk melihat masalah dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Zimmerer, Scarborough, & Wilson dalam Wijatno (2009: 42) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide baru untuk menemukan cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 4 tahun yang lalu, industri musik Jepang tengah mengalami pergeseran kekuasaan dan kejayaan dari para penyanyi solo bersuara merdu dan juga band beraliran Japanese-Rock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion negara Jepang semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion negara Jepang semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia fashion negara Jepang semakin berkembang seiring dengan modernisasi yang terjadi di negara tersebut. Masuknya berbagai informasi secara bebas melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi 1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG Dunia anak muda selalu membawa hal-hal yang unik, dan menarik untuk ditelaah lebih lanjut. Salah satunya adalah permainan atau olahraga skateboard (papan luncur). Papan luncur, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita hidup di zaman modern yang menuntut setiap individu untuk meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang dianggap kuno dan memperbaharui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Masa remaja

Lebih terperinci

Penerapan Graf dan Algoritma Prim dalam Perancangan Rute Wisata di Kota Tokyo yang Efisien

Penerapan Graf dan Algoritma Prim dalam Perancangan Rute Wisata di Kota Tokyo yang Efisien Penerapan Graf dan Algoritma Prim dalam Perancangan Rute Wisata di Kota Tokyo yang Efisien Abner Adhiwijna 13516033 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia saat ini berpengaruh pada berbagai lapisan masyarakat. Fenomenanya terlihat pada gaya hidup yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FASHION GYARU. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FASHION GYARU. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FASHION GYARU 2.1 Pengertian Trend Pada Umumnya Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Secara etimologi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

DESAIN INTERIOR J-POP CENTER DI JAKARTA DENGAN KONSEP HARAJUKU

DESAIN INTERIOR J-POP CENTER DI JAKARTA DENGAN KONSEP HARAJUKU DESAIN INTERIOR J-POP CENTER DI JAKARTA DENGAN KONSEP HARAJUKU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Program studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Usaha Kecil Menengah ( UKM ) mempunyai peranan dan strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan pangan, hal tersebut sangat penting bagi manusia untuk menutup bagian bagian tubuh manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

Namaa Nim Kelas : SI.S1.2D

Namaa Nim Kelas : SI.S1.2D KARYA ILMIAH PENGETAHUAN BISNI IS BISNIS BAJU DISTRO Disusun Oleh : Namaa Nim Kelas : Fatriya Bima Ahadyan Nur : 10.12.6300 : SI.S1.2D STMIK AMIKOM YOGY YAKARTA ABSTRAK Bisnis Distro ini sangat menggiurkan,karena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mengindikasikan bahwa seorang pengecer dalam mengelola Department Store dapat memperhatikan beberapa hal yang telah peneliti temukan berikut ini

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional. Identitas dan Kearifan Masyarakat dalam Bahasa dan Sastra

Prosiding Seminar Nasional. Identitas dan Kearifan Masyarakat dalam Bahasa dan Sastra Prosiding Seminar Nasional Identitas dan Kearifan Masyarakat dalam Bahasa dan Sastra Prosiding Seminar Nasional Identitas dan Kearifan Masyarakat dalam Bahasa dan Sastra Editor: Novi Anoegrajekti & Sudartomo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat mengatur kehidupan dunia dengan memanfaatkan teknologi sebagai. sarana meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

I. PENDAHULUAN. dapat mengatur kehidupan dunia dengan memanfaatkan teknologi sebagai. sarana meningkatkan kesejahteraan hidupnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna bila dibandingkan mahluk ciptaan lainnya. Perbedaan mendasar yang dapat dilihat adalah terletak pada akal dan

Lebih terperinci

Ringkasan Novel Grotesque

Ringkasan Novel Grotesque Ringkasan Novel Grotesque Sekolah Q merupakan sekolah elit yang diperuntukkan bagi siswa-siswi yang pandai. Ketika seorang anak berhasil menjadi murid sekolah Q, orang tua anak tersebut akan merasa sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan disini mengacu pada penampilan secara keadaan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan disini mengacu pada penampilan secara keadaan fisik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penampilan adalah suatu hal yang menjadi sebuah prioritas bagi banyak orang, khususnya penampilan luar. Setiap manusia menginginkan penampilan terbaik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik

BAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Opini publik merupakan salah satu kekuatan sosial yang secara langsung maupun tidak langsung, dapat menentukan kehidupan sehari-hari suatu bangsa. Opini publik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota tujuan wisata belanja orang-orang dari luar daerah. Banyak pengunjung didominasi oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap era dalam perkembangan mode, ada tren dan tema yang mendasari perubahannya, mulai dari warna hingga siluet dan potongan busana. Tren untuk tahun 2015 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia industri kreatif saat ini semakin berkembang setiap tahunnya. Dalam perkembangan tersebut fashion menjadi salah satu bagian industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1. Peranan Praktikan Membuat grafis sesuai dengan kebutuhan serta mengatur tampilan halaman cetak yang dibuat dengan tujuan menarik minat pembaca dan mengoptimalkan penyampaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil, mudah dijumpai penawaran produk film-film kartun Jepang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kecil, mudah dijumpai penawaran produk film-film kartun Jepang. Umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah komik, kini film-film kartun Jepang membanjir dan digemari anak-anak muda di Indonesia. Di berbagai toko buku, baik toko besar maupun kecil, mudah dijumpai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia fashion semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi fashion semakin berkembang diikuti dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. harus diperoleh dari jalur formal di bangku sekolah. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. harus diperoleh dari jalur formal di bangku sekolah. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini banyak hal yang bisa dilakukan oleh setiap anak untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Bahkan ada beberapa cara yang tidak harus diperoleh

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DIRI COSPLAYER KOMUNITAS COSPLAY JAICO

BAB V KONSEP DIRI COSPLAYER KOMUNITAS COSPLAY JAICO BAB V KONSEP DIRI COSPLAYER KOMUNITAS COSPLAY JAICO Pada bagian ini peneliti telah menganalisa hasil dari penelitian yang dilakukan. Setelah melihat permasalahan yang ada, mencari teori yang sesuai dengan

Lebih terperinci