PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PADA PASIEN TENTANG PERAWATAN KONJUNGTIVITIS DI POLIKLINIK MATA RUMAH SAKIT TK.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PADA PASIEN TENTANG PERAWATAN KONJUNGTIVITIS DI POLIKLINIK MATA RUMAH SAKIT TK."

Transkripsi

1 PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PADA PASIEN TENTANG PERAWATAN KONJUNGTIVITIS DI POLIKLINIK MATA RUMAH SAKIT TK.II DUSTIRA CIMAHI Narsih 1, Dadang Darmawan 2 Akper RS. Dustira Cimahi ddarmawan53@yahoo.co.id ABSTRAK Kejadian konjungtivitis di Indonesia dan gangguan lain pada konjungtiva total kasus meingkat yaitu sebanyak kasus dengan jumlah kasus pada laki-laki dan kasus pada perempuan. Konjungtivitis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun Konjungtivitis adalah infeksi atau inflamasi pada konjungtiva mata dan biasa dikenal sebagai pink eye. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan pada pasien tentang perawatan konjungtivitis di Poliklinik Mata Rumah Sakit Dustira Tahun Peneliti menggunakan metode eksperiment One Group Pretest Postest Design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel adalah 17 responden. Hasil penelitian dikatehui nilai mean pengetahuan responden sebelum diberikan promosi kesehatan adalah 58,59 dan setelah diberikan promosi kesehatan adalah 80,65. Terdapat perbedaan nilai meanpengetahuan responden di Poliklinik Mata Rumah Sakit Dustira Cimahi sebelum dan setelah diberikan promosi kesehatan (p value 0,0001 α (0,05)). Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan pasien tentang perawatan kinjungtivitis di Poliklinik Mata Rumah Sakit Dustira Cimahi, dengan perbedaan rata-rata mean sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan adalah -22,059 dengan standar deviasi 7,066. Masih banyaknya pasien yang berpengetahuan cukup disarankan agar poli klinik mata mempunyai program untuk melakukan promosi kesehatan secara berkelanjutan. Kata Kunci : Promosi Kesehatan, Pengetahuan, Konjungtivitis 1

2 Pendahuluan Radang konjungtiva (konjungtivitis) adalah penyakit mata paling umum di dunia pada berbagai ras, usia, jenis kelamin, dan strata sosial. Walaupun tidak ada data yang akurat mengenai insiden konjungtivitis, penyakit ini diestimasi sebagai salah satu penyakit mata yang paling umum (American Academy of Opthal-mology, 2010). Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemeria ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kentpal. (Vaughan, 2009). Patogen umum yang menyebabkan konjungtivitis adalah Streptpcoccus Pneumoniae, Haeophilus influenzae, staphylococcus aureus, Neisseria meningitidis (Vaughan, 2009). Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing yaitu sensasi tergores atau terbakar, sensasi tergores atau terbakar, sensasi penuh di sekeliling mata, gatal, dan fotofobia. Tanda-tanda penting konjungtivitis adalah hiperemia, mata berair, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papilar, kemosis, folikel, pseudomembran dan membran, granuloma, dan adenopati pre-aurikular. (Vaughan,2009). Di negara maju seperti Amerika (2005), insiden rate konjungtivitis bakteri sebesar 135 per 10 ribu penderita konjungtivitis bakteri baik pada anak-anak, dewasa maupun lansia ( Smith dan Waycaster, 2009). Konjungtivitis juga salah satu penyakit mata yang paling umum di Nigeria bagian timur dengan insiden rate yaitu 32,9 % dari 949 kunjungan di Departemen Mata Aba Metropolis, Nigeria pada tahun 2004 hingga 2006 (Amadi et al. 2009). Penelitian yang dilakukan di Philadelphia menunjukkan insidens rate konjungtivitis bakteri sebesar 54% dari semua kasus di departemen mata pada tahun 2005 tahun 2006 (Patel, 2007). Provinsi Yunnan, Cina, antara Agustus dan September tahun 2007 telah terjadi wabah konjungtivitis hemoragik akut (AHC) sebanyak kasus dengan tingkat kejadian penderita hingga mencapai 1391/ penduduk ( Yan et al, 2010). Penelitian yang dilakukan di Nepal pada Januari 2009 sampai dengan Desember 2010, dari 65 pasien dengan keluhan mata merah dan adanya sekret didapatkan hasil 90,8% sampel tidak menunjukan adanya pertumbuhan bakteri pada proses kultur, sementara itu 7,7 % sampel menunjukan pertumbuhan bakteri gram positif, sisanya menunjukan pertumbuhan gram negatif. Berdasarkan Bank Data Departemen Kesehatan Indonesia (2004), pasien rawat inap konjungtivitis dan gangguan lain konjungtivitis 12,6%, dan pasien rawat jalan konjungtivitis 2

3 28,3% (DEPKES RI, 2004). Indonesia pada tahun 2009 dari kunjungan ke poli mata, total kasus konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva 73% dan yang tersering diderita adalah konjungtivitis jenis kataralis epidemika 80%. Konjungtivitis juga termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009 (KEMENKES RI, 2010). Di Indonesia dari kunjungan ke departemen mata, total kasus konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak kasus dengan jumlah kasus pada lakilaki dan kasus pada perempuan. Konjungtivitis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009, tetapi belum ada data statistik mengenai jenis konjungtivitis yang paling banyak yang akurat (Ditjen Yanmed, Kemkes RI, 2010). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan kota Cimahi pada tahun 2013 penderita konjungtivitis dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 1278 orang dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1943 orang. Sedangkan pada tahun 2014 penderita konjungtivitis dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 1039 orang dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1668 orang. Data tersebut merupakan hasil akumulasi dari semua puskesmas dan rumah sakit di kota Cimahi. Poliklinik mata RS. Dustira terdapat 176 pasien konjungtivitis pada 3 bulan terakhir tahun 2014, penyakit konjungtivitis menempati urutan ke 4 dari 5 penyakit. Urutan pertama yaitu kelainan retraksi, katarak, pterigium, konjungtivitis dan terakhir glukoma. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konjungtivitis diantaranya faktor cuaca, pada musim kemarau banyak terdapat debu yang mengenai mata menjadi iritasi sehingga mata menjadi merah atau konjungtivitis, selain itu juga faktor lingkungan (tempat tinggal) yang sering terpapar debumenjadi penyebab konjungtivitis. bakteri, debu, virus dan jamur. Promosi Kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan prilaku seseorang. Promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan yang berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya baik lingkungan fisik-non fisik, sosial budaya ekonomi, politik dan sebagainya (Mubarak,2007). 3

4 Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di poliklinik mata RS Dustira kepada 10 orang responden didapatkan data 6 responden mampu menjawab semua pertanyaan yaitu tentang perawatan konjungtivitis dan pengertian konjungtivitis, 3 orang hanya mampu menjawab 1 pertanyaan yaitu tentang pengertian konjungtivitis, dan 1 orang tidak mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan pasien tentang perawatan konjungtivitis di poli mata RS Dustira. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode preeksperimen yaitu preeksperimen One Group Pretest Posttest Design, dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi atau perlakuan, setelah diberikan intervensi kemudian dilakukan posttest (pengamatan akhir). Pretest merupakan pengukuran pengetahuan pasien konjungtivitis sebelum dilakukan atau diberikan intervensi (pemberian promosi kesehatan tentang perawatan konjungtivis). Selanjutnya post test adalah pengukuran pengetahuan pasien konjungtivitis setelah diberikan intervensi. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah promosi kesehatan dan variabel terikat (dependent) adalah pengetahuan pasien tentang perawatan konjungtivitis di Poliklinik Mata Rumah Sakit Dustira Cimahi. Adapun Populasi y dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang mengalami konjungtivitis di poliklinik mata Rumah Sakit Dustira dengan jumlah 176 responden yang didapatkan pada periode Juli sampai September 2014 dengan sampel yang digunakan adalah sebagian pasien yang mengalami konjungtivitis di poliklinik mata Rumah Sakit Dustira dengan jumlah sampel adalah 17 responden.teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Adapun kriteria sampel adalah : a. Kriteria Inklusi : 1) Pasien Poliklinik Mata yang bersedia menjadi responden 2) Pasien dengan pendidikan terakhir SMP 3) Pasien lama yang sedang kontrol b. Kriteria eklusi 4

5 Pasien Poliklinik Mata yang mengalami gangguan jiwa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang berkunjung ke Poliklinik Mata RS Dustira Cimahi dengan menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti sehingga dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden responden dikumpulkan di ruang tunggu pasien, peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian dan penjelasan tentang informed consent, kemudian responden dijelaskan cara mengisi kuesioner. Responden yang setuju selanjutnya menandatangani lembar persetujuan dan hanya mencantumkan inisial saja. Peneliti melakukan pretest secara kelompok dengan membagikan kuesioner kepada responden setelah kuesioner selesai diisi oleh responden selama 10 menit kemudian peneliti melakukan intervensi berupa penyuluhan kepada responden selama menit menggunakan media flip chart (lembar balik) yang selanjutnya peneliti melakukan posttest dengan memberikan kuesioner yang sama. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner dengan pertanyaan yang telah disediakan jawabannya dan responden diminta memilih jawaban sesuai dengan pengetahuan dan pendapat responden. Kuesioner dibuat dalam bentuk pertanyaan multiple choice, untuk kuesioner pengetahuan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 12 soal, instrumen dibuat sendiri oleh peneliti sehingga dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Responden yang menjawab benar diberi skor 1 dan apabila salah diberikan skor 0. Didapatkan rerata sebelum promosi kesehatan yaitu 58,59 termasuk kategorik cukup dan setelah dilakukan promosi kesehatan yaitu 80,56 termasuk kategorik baik. Uji validitas dilaksanakan di Rumah Sakit Salamun TNI AU karena memiliki karakteristik yang sama dengan Rumah Sakit Dustira Cimahi, yaitu rumah sakit sama-sama milik TNI, yang melayani selain pasien umum juga melayani pasien dinas. Uji Validitas dilakukan kepada 15 orang pasien yang mengalami penyakit konjungtivitis yang datang kontrol ke Poliklinik Mata, setelah dilakukan uji validitas pada kuesioner pengetahuan didapatkan hasil dari 15 butir soal terdapat 5 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal 7 = 0,367, 8 = 0,502, 12 = 467, 13 = 430, 15 = 0,391, lebih kecil dari pada 0,514 selanjutnya peneliti melakukan uji validitas conten dengan ahli sesuai bidang kajian sehingga dari 5 butir soal tersebut ada 3 soal yang dibuang yaitu no 8,12,15 karena dianggap sudah mewakili dan 2 soal diperbaiki yaitu no 7, dan 13. 5

6 Hasil uji reliabilitas didapatkan bahwa nilai cronbach alpha 0,852> 0,6, ini berarti kuesioner dinyatakan reliable dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Data diolah dengan menggunakan analisa univariat untuk menilai distribusi dan proporsi dari masing-masing variabel dan Analisa Bivariat dengan menggunakan analisis uji t yaitu membandingkan beda dua mean kelompok atau sampel apakah berbeda atau tidak. Uji t yang digunakan adalah uji t beda dua mean dependen karena kelompok data yang dibandingkan datanya saling mempunyai ketergantungan dan subjeknya sama diukur dua kali. Setelah data dientri dan dijumlahkan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji normalitas data. Uji normalitas yang digunakan adalah nilai skewness dibagi standar error. Hasil yang diperoleh didapatkan nilai 0,9 sehingga peneliti menggunakan uji t dependen parametik. Dengan proses pengolahan data meliputi Editing, Entry Data, Cleanning,Coding. Analisis yang digunakan yaitu yang pertama adalah analisis univariat, dan yang kedua adalah bivariat dengan menggunakan uji T dependen parametrik melalui paried sample t test. Hasil Penelitian Tabel 1 Rerata pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan Deskriptif Mean/Kategorik S.D N Pengetahuan 58,59/cukup 9, Tabel. 2 Gambaran pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan Pengetahuan Jumlah Persentase Kurang 8 orang 47,1 Cukup 9 orang 52,9 Baik 0 orang 0 Total 17orang 100 6

7 Deskriptif Mean/Kategorik S.D N Pengetahuan 80,65/baik 4, Tabel 4 Gambaran pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan Pengetahuan Jumlah Persentase Kurang 0 0 Cukup 7 41,2 Baik 10 58,8 Total Tabel 5. Pengaruhpromosi kesehatan terhadap pengetahuan pada pasiententang perawatan konjungtivitis di poliklinik mata RS DustiraCimahi Variabel Mean/kate Beda Mean SD P Value N gorik Pengetahuan Sebelum dilakukan 58,59 9,368 promosi kesehatan (pre) -22, ,0001 Setelah dilakukan 80,65 4,703 promosi kesehatan (post) Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan yaitu 58,59 termasuk kategorik cukup dengan standar deviasi sebesar 9,368 sedangkan pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan yaitu 80,65 termasuk kategorik baik dengan standar deviasi sebesar 4,703. Terlihat perbedaan nilai mean antara pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan promosi kesehatan yaitu -22,059 dengan standar deviasi 7,066. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value = 0,0001 < α (0,05), berarti H0 ditolak dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi kesehatan terhadap pengetahuan pada pasien tentang perawatan konjungtivitis di poli klinik mata RS Dustira. 7

8 Pembahasan 1. Gambaran rerata pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan yaitu 58,59 termasuk kategorik cukup dengan standar deviasi sebesar 9,36. Hasil tersebut didapatkan kategori pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan dari 17 responden terdapat 8 orang (47,1 %) berpengetahuan kurang, 9 orang ( 52,9%) berpengetahuan cukup dan tidak ada yang berpengatahuan baik. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupuntidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu (Mubarak,2007). Hasil penelitian menunjukan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang cukup dengan nilai rata-rata 58,59, hal ini disebabkan responden kurang mampu untukmemahami tentang perawatan konjungtivitis karena kurangnyai informasi yang jelas dengan pendidikan mereka yang hanya SMP sehingga mereka tidak memperoleh pengetahuan banyak dan sulit untuk menerima informasi tidak seperti masyarakat yang berpendidikan lebih dari SMP.Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak,2007). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang cukup 9 orang (52,9%), kurang 8 orang (47,1%),tidak ada yang berpengetahuan baik disebabkan sebagian besar responden kurang dapat menjawab kuesioner yang diberikan oleh peneliti dengan benar tentang perawatan konjungtivitis, karena kurangnya terpapar informasi dan faktor lingkungan di poli mata yang tidak adanya media leaflat dan jarang dilakukan promosi kesehatan,hal ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dimana pasien yang dijadikan responden berpendidikan terakhir SMP, dengan pendidikan terakhir yang hanya SMP sehingga responden sulit menerima informasi dan memahami apa itu konjungtivitis dan bagaimana cara perawatan konjungtivitis. 8

9 2. Gambaran rerata pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan (postest) Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan yaitu 80,65 termasuk kategorik baik dengan standar deviasi sebesar 4,703 termasuk kategori baik. Hasil tersebut didapatkan bahwa kategorik pengetahuan setelahdilakukan promosi kesehatan yaitu dari 17 responden 7 orang (41,2 %) berpengetahuan cukup, 10 orang ( 58,8%) berpengetahuan baik dan tidak ada yang berpengatahuan kurang. Hal ini disebabkan responden telah menerima informasi tentang perawatan konjungtivitis dari peneliti dan responden menyimak dengan baik apa yang di sampaikan oleh peneliti sehingga responden banyak menjawab pertanyaan dengan benar. Promosi Kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan prilaku seseorang. Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untung membawa perbaikan yang berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya baik lingkungan fisik-non fisik, social budaya ekonomi, politik dan sebagainya. (Mubarak,2007). Hasil penelitian menunjukan bahwaresponden yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 10 orang (58,8 %), cukup 7 orang (41,2%), tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, hal ini dapat disebabkan karena responden telah diberikan promosi kesehatan oleh peneliti dan responden menyimak apa yang di sampaikan oleh peneliti, responden sangat antusias dengan adanya pemberian promosi kesehatan, responden terlihat ingin tahu apa itu konjungtivitis dan bagaimana cara perawatannyasehingga responden dapat memahami dan mengerti dengan apa yang telah di jelaskan oleh peneliti tentang perawatan konjungtivitis. 3. Pengaruh Promosi kesehatan terhadap pengetahuan pada pasien tentang perawatan konjungtivitis di poli klinik mata RS DustiraCimahi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rerata sebelum dilakukan promosi kesehatan yaitu 58,59 termasuk kategorik cukup dengan standar devisiasi sebesar 9,368, setelah dilakukan promosi kesehatan yaitu 80,65 termasuk kategorik baik dengan standar devisiasi sebesar 4,703. Hasil uji statistik diketahui bahwa beda mean -22,059 dengan standar deviasi 7,066 dengan 95% 9

10 confidence interval tingkat kepercayaan yaitu minimal -25,692 dan maksimal -18,426 dimana nilai P value = 0,0001 < 0,05 maka dapat di simpulkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan dan pengetahuan setelah dilakukan promosi kesehatan. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian bahwa rerata pengetahuan sebelum dilakukan promosi kesehatan yaitu 58,59 dengan standar deviasi sebesar 9,368 dan setelah promosi kesehatan yaitu 80,65 dengan standar deviasi sebesar 4,703. Terlihat perbedaan nilai mean antara pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan promosi kesehatan adalah -22,059 dengan perbedaan standar deviasi 7,066. Melihat hasil penelitian ini sangatlah jelas bahwa promosi kesehatan dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan dengan di berikannya promosi kesehatan kepada responden yang sebelumnya berpengetahuan cukup menjadi berpengetahuan baik itu berarti ada peningkatan pengetahuan responden tentang perawatan konjungtivitis. Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai mean pengetahuan responden sebelum diberikan promosi kesehatan adalah 58,59 dan standar deviasi 9,368, Nilai mean pengetahuan responden setelah diberikan promosi kesehatan adalah 80,65 dan standar deviasinya adalah 4,703, Terdapat pengaruh pemberian promosi kesehatan terhadap pengetahuanpasien di Poliklinik Mata Rumah Sakit Dustira Cimahi, dengan(p value 0,0001 α (0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan program penyuluhan tentang konjungtivitis, selalu berinovasi dalam penggunaan metode promosi kesehatan maupun sarana prasarana yang ada di Rumah Sakit agar mampu meningkatkan pengetahuan pasien 10

11 Daftar Pustaka Amadi et al.2009.pravelensi konjungtivitis di Negara Maju. Diunduh darihttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/3760 tanggal 04 November Aryanti, Yemi Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu Menyusui Dalam Memberikan ASI Eksklusif Di Desa MEGATI TABANAN-BALI di unduh dari tanggal 30 Juni 2015 Ditjen Yanmed, Kemkres RI.2010.Laporan Kasus Konjungtivitis di Indonesia.Diunduh darihttp:// tanggal 04 November 2014 Hidayat, A.Aziz Alimul.2013.Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisa Data.Jakarta: Salemba medika. Kemenkes RI.2010.Bank Data Departemen Kesehatan Indonesia.Diunduh darihttp://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/view/1187 tanggal 04 November 2014 Mubarak, Wahit Iqbal.2007.Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar proses Belajar Notoatmodjo, Soekidjo.2010.Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi.Jakarta : Rineka Cipta Olver, Jane dan LorrianeCassidy.2009.At a Glance Oftamologi.Jakarta: Erlangga Riyanto, Agus.2011.Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan.Yogyakarta: NuhaMedika. Sujarweni, V.Wiratna.2012.SPSS untuk Paramedis.Yogyakarta: Gava Media. Suliha, Uha.2001.Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan.Jakarta: EGC. 11

12 Vaughan dan Asbury.2009.Oftamologi Umum.Edisi 17.Jakarta: EGC 12

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Design ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized control group pretest-postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 41 BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design (Dahlan, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen (intervensi) kepada responden berupa pemberian konseling gizi, yang kemudian diukur akibat atau pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi eksperiment research) dengan rancangan pra eksperimen yang berbentuk rancangan one group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasi eksperimen yaitu dengan pendekatan one group pre test post test design. Memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi eksperiment).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitan merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 4. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen deskriptif kuantitatif dengan rancangan one group pre test post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian bersifat eksperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DEMOGRAFIS PENDERITA KONJUNGTIVITIS YANG BEROBAT

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DEMOGRAFIS PENDERITA KONJUNGTIVITIS YANG BEROBAT KARAKTERISTIK KLINIS DAN DEMOGRAFIS PENDERITA KONJUNGTIVITIS YANG BEROBAT Irana Gustia Shakira 1, dr. Mutiara Budi Azhar 2 dr. Suwandi Zainul, Sp. M 3 1 Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan 2 Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk.

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh penerapan metode pembelajaran Team Based Learning terhadap. Keperawatan STIKES Satria Bhakti Nganjuk. 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan design penelitian Quasy Experiment pre and post test with control group. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi eksperimental design, dengan rancangan yang digunakan adalah posttest only control

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian eksperimental yaitu penelitian yang observasinya dilakukan terhadap efek dari manipulasi peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pre experiment dengan pendekatan dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan pendidikan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan rancangan one-group pre-test post-test design (rancangan pra-pasca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif Jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test and Post

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, tempat an waktu penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrument

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperiment dengan rancangan pre dan post test one group design yaitu responden dilakukan pengukuran tingkat nyeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai analitik yaitu survai atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek

Lebih terperinci

.BAB III METODE PENELITIAN. intervensi, kemuadian diobservasi lagi setelah intervensi.

.BAB III METODE PENELITIAN. intervensi, kemuadian diobservasi lagi setelah intervensi. .BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan design quasy experimental dengan pre post test control group design. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif comparative, yaitu penelitian dengan mengunakan metode studi perbandingan dengan cara membandingkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Semarang, pada bulan Juni 2015.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Semarang, pada bulan Juni 2015. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ginekologi. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu Obstetri dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian pra ekspirimen dengan rancangan one group pra test post test. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan control group pretest-posttest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN PASIEN PENDERITA HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN KONSULTASI GIZI Febriyana Pratami *, Ratna Dewi **, Musiana ** *Alumni Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan true experiment dengan rancangan pre and post test with control group design. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praeksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci