KATEGORISASI DALAM TEORI ARSITEKTUR (Suatu Kajian Kepustakaan)
|
|
- Lanny Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KATEGORISASI DALAM TEORI ARSITEKTUR (Suatu Kajian Kepustakaan) I Made Artha Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dwijendra ABSTRAK Menyadari bahwa arsitekur adalah sebuah masalah yang kompleks, untuk itu kita perlu melihatnya sebagai sebuah jaringan dari berbagai konsep yang saling terkait, saling menyilang dan saling mengikat ke dalam aliran-aliran pemikiran. Teori arsitektur tidak dapat dianggap cukup tanpa rujukan terhadap perkembangan gagasan kategori yang dapat ditemukan pada karya-karya arsitektur pada zamannya, demikian juga berbagai ragam konsep yang berkaitan dengan arsitektur. Kata kunci : Arsitektur - masalah yang komplek. ABSTRACT Realizing that an architecture is a complex problem, for that we need seeing it as a networking of some inter-related, inter-crossed and inter-tied concept in to the thinking currents. The architectural theory can not be enough considered without some references to the progress of the categorical ideas those can be found at the current time architectural products and also some variant concepts related to the architecture. Keyword : An architecture - a complex problem I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan modern berkembang dengan nama Post-Modernisme dan seterusnya Neo/Late Modern, sebuah kumpulan yang terpencar, yang seolah-olah memberikan tempat bagi kompleksitas teori-teori arsitektur. Berkembang pemikiran dalam memunculkan konsep tentang Makna ke suatu taraf, dimana konsep tentang bentuk dan fungsi telah diterima, sebagai usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual. Dimana bangunan yang interiornya dirancang secara fungsional, sementara eksteriornya diberi hiasan (ragam hias) menjadikan dasar pendekatan arsitektur Post-Modern. Bersamaan dengan meningkatkan kompleksitas ruang/bangunan, maka pengetahuan arsitektur menjadi lebih multi disiplin dari pada sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu sebagai berikut : 1
2 1. bagaimanakah cara memahami kompleksitas permasalahan arsitektur itu? 2. bagaimana caranya untuk melakukan kategorisasi terhadap berbagai konsep yang berbeda? 1.3 Batasan Pembahasan Karena permasalahan arsitektur sangat luas/kompleks, maka dalam hal ini dibahas sehubungan dengan kategori-kategori pokok dalam teori arsitektur yaitu keterkaitan antara kategori bentuk, fungsi dan makna 1.4 Metodologi Tulisan ini merupakan studi literatur yang dipaparkan secara deskriptif, untuk membahas beberapa kategori pada teori arsitektur berdasarkan pandangan atau pemikiranpemikiran kritisme. II. PEMBAHASAN 2.1 Kategorisasi (Pengelompokan) Mulai dari mempertimbangkan gambaran serupa yang ada dalam pemikiranpemikiran kritisme, Abramas (0000) dalam bukunya The Mirror and The Lamp, memberikan sebuah gambaran tentang konsep karya seni sebagai gagasan terpusat yang di kelilingi oleh lingkaran imajinasi dengan tiga hal pokok yaitu seperti diagram atau bagan di bawah ini : 2. Pengamat/Pemirsa KARYA SENI 1. Seniman 3. Alam Semesta Melalui contoh hubungan ketiga elemen tersebut selalu diperhitungkan walaupun masingmasing teori berorientasi ke arah salah satu elemen. Teori-teori ekspresi dini lebih berorientasi kearah seniman. Teori pragmatis ke arah pengamat dan teori mimetik ke arah alam semesta. Dari contoh bagan tersebut di atas, kita dapat dihubungkan dengan konsep arsitektur, terhadap beberapa bangunan tertentu, sebagai gagasan sentral yang berdiri di tengahtengah lingkungannya dimana tanpa menetapkan hubungan-hubungan itu, maka tidaklah berarti apa-apa. Setiap pertimbangan kategori dalam arsitektur selalu melibatkan tiga kategori Vitruvius seperti yang diungkapkan oleh Sir Henry Wotton yaitu bangunan yang baik mempunyai tiga kondisi : kokoh, kebutuhan dan kesenangan, atau yang lebih dikenal kategori Vitruvian tentang : Firnitas, Utilitas, dan Venustas. 2
3 Dari sisi lain terhadap pemikiran Aristoteles yang mengikuti Plato, menamakan tiga jenis pengetahuan yaitu sebagai ; pengetahuan praktis, teoritis dan produktif. Gagasan ini dikembangkan oleh Augustine dan para filsuf skolastik, sampai kemudan oleh Kant gagasan-gagasan ini menemukan berbagai bentuk ungkapan, salah satu diantaranya klasifikasi perilaku menjadi seperti bagan di bawah ini : Praktis Bangunan Estetis Teoritis Penggantian kategori produktif menjadi kategori estetis masih tetap mengikuti pemikiran Yunani yang menempatkan kerja produktif sebagai jenis seni dan kerajinan. Konsep tentang kesatuan (unity), sangat penting bagi pemikrian estetik, juga menjadi penting bagi para strukturalis dalam keinginan mereka untuk menganalisis dunia ke dalam berbagai relasi, dibandingkan dengan membiarkan tiap elemen sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Jadi pemahaman tentang kesatuan apapun akan menuju pada konsep tentang kuantitas, keteraturan dan bentuk yang stabil. Hal ini menyerupai tindakan para ahli sturktur yang mencoba memenuhi kondisikondisi vitruvian tentang kekokohan ; untuk mencari bentuk sturktur yang paling efisien untuk menahan kemungkinan pemenuhan bentuk bangunan melalui hubungan-hubungan struktur dengan segala kekuatan dan momen keseimbangannya. Demikian beberapa kelompok konsep dimana didalamnya terdapat konsep-konsep tentang teori estetika obyektif serta intelektualitas yang diungkapkan oleh Abrams dan Carrit yaitu konsep tentang : bentuk, ruang, pola, warna, kuantitas dan struktur. Kategori kausalitas (hubungan) dan fungsi, yaitu kelompok dimana mereka yang sikapnya secara dominan didasarkan pada hubungan sebab dan akibat. Contoh dengan melibatkan para pemakai bangunan yaitu kelompok yang secara tipikal tertuju pada persoalan-persoalan : apakah gedung/bangunan ini benar-benar berguna dan berapa biayanya. Beralih dari sebab akibat, kita menjumpai pihak-pihak yang menilai sebuah bangunan/gedung, hanya dari konsekuensi praktisnya, yaitu sebagai salah satu pendekatan pragmatis. Karena pragmatisme adalah merupakan kategori kesesuaian, tetapi melalui pendekatan etis yang melibatkan tujuan utama dari arah dan kegiatan manusia. Kategori kesesuaian Aristoteles adalah menyangkut pengetahuan praktis, sesuatu kategori yang menurutnya meliputi masalah ekonomi dan juga etika. Sudut pandang dimana seseorang melihat sebuah bangunan/gedung sebagai sesuatu komoditi ekonomi, dapat kita temukan dalam kerangka hubungan kausalitas atau yang dikenal sebagai konsep tentang pertukaran. Efisiensi ekonomi serta penghematan sumber daya dan energi 3
4 dikombinasikan dengan kebutuhan manusia dan kemampuan membentuk jaringan kausal yang kompleks, (teori tentang sistem totaliter). Dengan demikian, kategori kausalitas merupakan sekelompok konsep yang didalamnya terdapat konsep-konsep : fungsi, aktivitas, kenyamanan, kepuasan, kesenangan dan efisiensi. Jadi secara umum konsepkonsep yang termasuk di dalamnya adalah teori sistem,dalam estetika terdapat teori pragmatis dan teori-teori moralis yang diungkapkan oleh Abrams dan Carrit, yang dalam teori Arsitektur dikenal dengan aliran rasionalisme yang berkembang menjadi fungsionalisme. Kategori sifat inti dan makna yaitu memasukkan pandangan atau pendapat orangorang atau pengguna bangunan sebagai masalah kualitas dan selera serta mereka yang melihat seperti apa tampak bangunan tersebut dan bagaimana asosiasi yang ditimbulkannya. Sebuah teori yang sederhana sebagai suatu analogi; yaitu dengan melihat kemiripan antara sebuah gedung dan model teori umum dalam rangka menggambarkan, membandingkan dan menilai sifat-sifat sebuah bangunan tertentu. Pemberian istilah gaya/style untuk konsep suatu bangunan yang mempunyai ciri-ciri khusus/istimewa, bukan hanya merupakan dasar bagi klasifikasi akademis, tetapi juga memperkenalkan mengenai konsep tentang makna arsitektur. Makna dalam hal ini serupa dengan upaya identifikasi, tentu saja untuk tujuan tertentu yakni, menghindari kemiripan dengan masalah sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam simbol tentang kemakmuran dan prestise, selera dan kebiasaan. Membandingkan klasifikasi perilaku ke dalam estetik, secara praktis maupun teoritis yaitu dengan melakukan penyederhanaan klasifikasi dari kategori estetik yang ada menjadi : 1. keindahan (beauty) dengan menampilkan relasi-relasi formal antara harmoni dan proporsi. 2. kesenangan/kegembiraan (pleasure) yaitu relasi-relasi fungsional antara efisien dan kenyamanan. 3. kesukaan (delight) adalah relasi-relasi penuh makna antara asosiasi dan selera. III. PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai pengelompokan berbagai konsep untuk dijadikan modalitas dalam perkembangan teori arsitektur. Konsep-konsep yang dapat diungkapkan yaitu antara lain : 1. konsep mengenai estetika obyektif sehubungan dengan kategori bentuk yang terdiri dari : a. keterpaduan, keterpisahan. b. unity/kesatuan c. dimensi kaitannya dengan proporsi d. tipologi kaitannya dengan klasifikasi e. kekuatan/kekokohan struktur dan konstruksi 2. konsep tentang kategori fungsi yang terdiri dari : a. kausalitas/hubungan b. sebab dan akibat c. gerak/aktivitas 4
5 d. praktis dan pragmatis e. fungsionalisme 3. kategori konsep makna yang terdiri dari : a. sifat inti b. kemiripan, kesamaan c. peniruan, historisme d. kualitas dan kesenangan 3.2 Saran-Saran/Rekomendasi. Beberapa saran untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam hal ini sebagai berikut : 1. sebelum membuat rancangan/desain maka perlu mengetahui dan memahami hubungan atau keterikatan konsep-konsep tersebut di atas. 2. sehubungan dengan arsitektur yang semakin kompleks, yaitu bersamaan dengan meningkatkan kompleksitas fungsi bangunan, maka di dalam membuat/proses perencanaan dan rancangan diperlukan jaringan kerja (Net-work) menjadi lebih multidisiplin dari sebelumnya. 3. sejalan dengan perkembangan dan problematika kehidupan manusia, maka teori arsitektur sebaiknya tidak hanya besifat spekulatif, subyektif dan prediktif, melainkan juga perlu dilandasi dengan nilai-nilai etis (etika profesi) dan logis. DAFTAR PUSTAKA Agus Sachari, 1987, Seni Desain antara Teknologi Konflik dan Harmoni, Penerbit Nova, Bandung Abrams, MH., 1983, The Mirror and The Lamp : Romantic Theory and the Critical Tradition, Oxford University Press, London A. Benyamin Hander, Alih Bahasa oleh H.K. Ishar, 1992, Pendekatahn Sistim Menuju Arsitektur, Departemen Arsitektur dan Tata Kota Universitas Michigan, Am Arbor Michigan. Charles Jenck, 1977, What is Post Modernism. Academy Edition, London Kant. I., 1988, Critique of Pure Reason Trans. Kemp. N, Smith Macmillan, London Talbot Hamlin, 1982, Prinsip-Prinsip Komposisi, edisi terjemahan dari buku Forms and Function of the 20 th Architecture, Volume I & II New York : Columbia University Press. 5
ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3
ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3 ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR Hingga kini masih banyak ragam pandangan yang berbeda-beda tentang arsitektur. Keragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciFungsi Teknologi Estetika 6/1/2010
Unsur Pembentuk Arsitektur Fungsi Teknologi Estetika Fungsi, Teknologi dan Estetika disepakati sebagai prasarat dasar dan tujuan dalam pembentukan Arsitektur Fungsi berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan
PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan Mashuri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako Abstrak Salah satu
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU ARSITEKTUR. Pengertian Arsitektur ( ) Peran Arsitektur Pendidikan Arsitektur 6/1/2010
PENGANTAR ILMU ARSITEKTUR Pengertian Arsitektur ( ) Peran Arsitektur Pendidikan Arsitektur Pengantar Ilmu Arsitektur Sebagai Cabang Seni Rupa Seni Arsitektur sering dipakai sebagai ukuran dan kriteria
Lebih terperinciGEDUNG KEDUTAAN BERPALING DARI JALAN UTAMA. Tidak lazim bagi bangunan di koridor Thamrin, Jakarta, memalingkan wajahnya dari jalan.
GEDUNG KEDUTAAN BERPALING DARI JALAN UTAMA Tri Harso Karyono Majalah Konstruksi, Desember-Januari 2007 Tidak lazim bagi bangunan di koridor Thamrin, Jakarta, memalingkan wajahnya dari jalan protokol termewah
Lebih terperinciTEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat
Lebih terperinciV. MANUSIA DAN KEINDAHAN
V. MANUSIA DAN KEINDAHAN Keindahan Kata keindahan berasal dan kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan
Lebih terperinciMODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR
MODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR Perancangan Arsitektur dan Aspek-aspek Perancangannya (Bagian-2) Sub-Topik-1 : Struktur dalam Perencanaan & Perancangan Arsitektur Dr. Cut Nuraini, ST., MT. Architecture
Lebih terperinciKEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR. Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur
KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur Abstrak Disain adalah ungkapan imajinasi seseorang akan sesuatu yang dituangkan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK. : Bandung Technological Park. : Jl. Rancanumpang, Gedebage. Luas Lahan Perancangan
33 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum Nama Proyek Status Proyek Lokasi Luas Lahan Perancangan : Bandung Technological Park : fiktif : Jl. Rancanumpang, Gedebage : 1,95 Ha Batas Lahan : Utara Timur
Lebih terperinciTengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang membutuhkan informasi sebagai suatu hal yang hakiki. Karena tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi sumber ilmu pengetahuan, penelitian dan rekreasi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan perpustakaan dalam sejarah
Lebih terperinciEstetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen
Estetika Desain Oleh: Wisnu Adisukma Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen inilah yang seringkali muncul ketika seseorang melihat sebuah karya seni. Mungkin karena tidak memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan
533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.
Lebih terperinciManusia dan Keindahan
Manusia dan Keindahan 5 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang keindahan, renungan, keserasian serta kaitannya dengan manusia didalam kehidupan sehari-hari Tujuan Instruksional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu kehidupan, bentuk materi maupun non-materi mengalami sebuah siklus perubahan yang natural terjadi dalam segala aspek kehidupan yang mencakup mulai dari
Lebih terperincihttps://id.pinterest.com/pin/ /
https://id.pinterest.com/pin/460141286910090002/ Pengantar Arsitektur, tentang apa? Arsitektur tidak terlepas dari kebutuhan manusia akan wadah untuk memfasilitasi beragam aktivitasnya sehari-hari. Sejarah
Lebih terperinciBAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pemilihan tema Ekspresi Struktur dalam penulisan skripsi ini berdasarkan kebutuhan akan sebuah bangunan yang mempunyai bentangan yang lebar sehingga membutuhkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA SK.No.92 / Dikti /Kep /1996 Fakultas Ekonomi, Ilmu Komputer, Psikologi, Sastra Teknik Sipil dan Perencanaan dan Teknologi Industri Soal UTS Semester PTA 2013/2014 Mata kuliah : Pengantar
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG
SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG Satuan Pendidikan : SMK/MAK Kelas : XII Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek
BAB I PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Seni adalah bagian yang sangat penting dari sebuah kebudayaan yang mana memiliki suatu peran terhadap kondisi mental dan spiritual manusia. Salah satu bentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah : Desain Kriya Kode Mata Kuliah : MKK06103 Jurusan/ Fakultas : Kriya/ Seni Rupa dan Desain Pengajar : Drs. Kusmadi, M.Sn., Semester : III ( tiga ) Hari Pertemuan/Jam
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS
SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS Pertemuan Ke Sub dan TIK 1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 2 Mahasiswa dapat menguraikan materi
Lebih terperincipendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Institut Seni Malang ini menggunakan metode perancangan yang berisi penjelasan secara deskriptif mengenai langkah-langkah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata Desain merupakan hal yang sangat lumrah dikalangan para graphic desainer. dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin (designare) yang artinya merencanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan
1 A. Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN Sebuah evolusi alamiah dari perkembangan teknologi adalah makin fleksibelnya orang bergerak. Dunia menjadi datar, tanpa batasan fisik dan segala sesuatu
Lebih terperinci14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan.
Teori Seni 3 Part 5 1. Bagian utama dari ilmu-ilmu seni adalah filsafat seni. Pada mulanya, ilmu ini memang merupakan bagian dari kajian filsafat yang spekulatif. Tetapi dalam perkembangannya, kedudukannya
Lebih terperinci4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer
Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Fungsionalisme Versus Konflik Teori Konflik Analitis (Non-Marxist) Perbedaan Teori Konflik Marxist dan Non- Marxist Warisan
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinci2. Sejarah Desain Interior
1. Pengertian Interior Menurut Francis D. K. Ching (Chng & Binggeli, 2012) interior desain adalah Interior design is the planning, layout, and design of the interior spaces within buildings. These physical
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 4 Fakultas FDSK Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk Grafis Dan Multimedia www.mercubuana.ac.id Fungsi Bentuk fungsi dapat dikategorikan sebagai
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan
I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang
ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga
15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler (2006) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran
Lebih terperinciKEGAGALAN SEBUAH KARYA ARSITEKTUR; Dapatkah diukur? 1
KEGAGALAN SEBUAH KARYA ARSITEKTUR; Dapatkah diukur? 1 Budi A.Sukada, IAI 2 Abstrak UU Bangunan Gedung telah resmi berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan faktor Kegagalan Bangunan merupakan
Lebih terperinciAPLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR
APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seni menyediakan bentuk-bentuk yang sangat penting bagi manusia untuk mengekspresikan diri. Seni Musik memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengekspresikan dan
Lebih terperinciPERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR
638 PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR Heru Pradana Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain InterStudi Jl. Kapten Tendean No. 2 Kebayoran Baru Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tema mengenai parodi sebagai bentuk sindiran terhadap situasi zaman, banyak ditemukan sepanjang sejarah dunia seni, dalam hal ini khususnya seni lukis, contohnya Richard
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1 Alasan Pemilihan Tema Rencana pengembangan suatu bangunan atau suatu site, tentu tidak akan dengan begitu saja merubah secara keseluruhan baik fisik bangunan atau keadaan
Lebih terperinciTEORI VITRUVIUS : 3. FIRMITAS KEKUATAN
PENGANTAR ARSITEKTUR TEORI VITRUVIUS : 1. VENUSTAS KEINDAHAN 2. UTILITAS FUNGSIONAL 3. FIRMITAS KEKUATAN oleh : Ririn Dina Mutfianti PEMAHAMAN VENUSTAS DALAM DESAIN PADA DASARNYA DESAIN DAPAT DIPAHAMI
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Kembali Taman Krida Budaya Sebagai Pusat Kreativitas Seni dan Budaya menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini mempunyai nilai keindahan. Nilai keindahan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang menjadi
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn
DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. a. Langer terkesan dengan pengembangan filsafat ilmu yang berangkat
226 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan atas hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, sampailah pada akhir penelitian ini dengan menarik beberapa kesimpulan sebagai
Lebih terperinciKONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:
KONSEP KARYA Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: 19750525 200112 1002 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2013 0 A. Kajian Sumber
Lebih terperinciAspek-Aspek Karya Seni Rupa
Aspek-Aspek Karya Seni Rupa~ Aspek-Aspek Karya Seni Rupa Hi teman-teman disini saya akan membahas tentang Aspek-aspek Karya Seni Rupa, baik mari kita simak sebagai berikut : A. Aspek-aspek Karya Seni Rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut pendidik atau guru, mendidik peserta didik untuk menuju perkembangan peserta didik
Lebih terperinciFasilitas Olah Raga dan Rekreasi di Jakarta BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK
BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 Tema Sebagaimana kita ketahui struktur merupakan suatu bagian dalam bangunan yang memiliki fungsi penahan beban vertical dan horizontal tetapi bersamaan dengan berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melalui perjalanan panjang sejarah, seni sebagai bidang khusus dalam pemahamannya telah mengalami banyak perubahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Memahami Seni Melalui perjalanan panjang sejarah, seni sebagai bidang khusus dalam pemahamannya telah mengalami banyak perubahan. Pada awalnya seni dipandang
Lebih terperinciGeometri: Aturan-aturan yang Mengikat
Geometri: Aturan-aturan yang Mengikat Hardyanthony Wiratama Geometri secara Makro Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI DAN SUBYEK POPULASI PENELITIAN. terdokumentasikan di sekretariat lomba, Kantor Bidang Pendidikan Dasar Dinas
75 BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI DAN SUBYEK POPULASI PENELITIAN Karya-karya peserta lomba lukis sebagai subyek penelitian terdokumentasikan di sekretariat lomba, Kantor Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Lebih terperinciTINJAUAN ARSITEKTUR: BAGAIMANA MERANCANG ARSITEKTUR DAN MENKAJI METODE RANCANG ARSITEK NIGEL CROSS
TINJAUAN ARSITEKTUR: BAGAIMANA MERANCANG ARSITEKTUR DAN MENKAJI METODE RANCANG ARSITEK NIGEL CROSS Oleh : Cynthia E.V. Wuisang (Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Projek 1.1.1. Gagasan Awal Pengertian Pendidikan TInggi lebih jelas dan lengkap tertulis dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 2. Pemilihan Kasus Dalam proses pendewasaan dirinya, setiap manusia pasti mengalami sebuah masa yang disebut dengan masa remaja. Remaja berarti mulai dewasa,
Lebih terperinciMemahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar
Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Klara Puspa Indrawati Tulisan mengenai batik sebagai sebuah produk geometri ini muncul dari ketertarikan saya terhadap keindahan pada detail. Dalam ilmu arsitektur
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA
BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinciBentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 70 Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur Laksmi Dewayani dan Nur Endah Nuffida Departemen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yopi Samsul Arifin, 2016 Kajian Visual Pada Desain Uang Kertas Rupiah Semua Pecahan Emisi Terakhir
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tidak bisa dipungkiri jika kehidupan manusia saat ini memang tidak dapat terlepas dari apa yang disebut dengan desain. Manusia menciptakan produk desain
Lebih terperinciEstetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan.
Estetika Seni Arti kata estetis mengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan sastra) http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.ph p concerned with beauty or the appreciation of beauty
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Tema Tema yang diambil menyagkut hal yang berkaitan dengan bentuk mengikuti fungsi, tema ini menjadi dasar ekspresi bentuk yang informatif dan disesuaikan kepada fungsi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arsitektur dan musik merupakan media dimana kreatifitas diekspresikan. Musik didefinisikan sebagai seni suara dalam waktu yang mengekspresikan ideide dan emosi dalam
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu menggunakan literature dan juga pengumpulan data dari masyarakat maupun pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 memuat peran penting bahasa sebagai wahana untuk
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kurikulum 2013 memuat peran penting bahasa sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara estetis dan logis. Pada satu sisi, bahasa tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kerusakan lingkungan yang dihadapi manusia di zaman modern ini semakin serius. Kita sering mendengar istilah global warming dan rumah kaca. Isu lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.
Lebih terperinciStruktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.2, No.2 (Juli,2013) ISSN:2301-928X 1 Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya Faranita Dwi Hapsari dan I Gusti Ngurah Antaryama Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis
BAB II Kaidah Estetika Dan Etika Seni Grafis A. Estetika Dalam Grafis Kata estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera perasaan atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 / 3 SKS
SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3 / 3 SKS Pertemuan Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Pembelajaran 1 Pengantar perkuliahan. a. Materi pokok Studio PA III
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, dalam Permendiknas tahun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Olahraga Di Magetan Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi penerus yang dikemudian hari akan membawa nama harum bangsa pada tingkat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Musik Blues menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari masyarakat maupun
Lebih terperinciKRITIK DAN TINJAUAN KARYA DESAIN Pokok Bahasan - II
BAHAN AJAR II : Kritik dan Tinjauan Karya Nama Mata Kuliah : Tinjauan Desain Program Studi DKV FSRD UNTAR Desain Komunikasi Visual. FSRD UNIVERSITAS TARUMANAGARA Tahun Akademik : Agustus-Desember/Ganjil
Lebih terperincis i g n a g e (rambu-rambu); bisa diartikan sebagai salah satu jenis produk komunikasi visual yang berfungsi sebagai petunjuk arah, penunjuk tempat /
DKVudinus s i g n a g e (rambu-rambu); bisa diartikan sebagai salah satu jenis produk komunikasi visual yang berfungsi sebagai petunjuk arah, penunjuk tempat / lokasi, larangan larangan, dan aturan-aturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola asuh orang tua terhadap anak ternyata berbeda-beda sesuai latar belakang wilayah, status sosial, etnis dan agama. Menurut Singgih D. Gunarso (200:55), pola asuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebahagiaan merupakan salah satu kajian dalam psikologi positif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan merupakan salah satu kajian dalam psikologi positif. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dicari dalam hidup dan merupakan dambaan dalam hidup seseorang.
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI, PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT INFORMASI, PROMOSI DAN PERDAGANGAN KERAJINAN BATIK SURAKARTA DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperincijuga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kelom Geulis merupakan produk kerajinan masyarakat Tasikmalaya hasil kreatifitas yang memiliki nilai fungsi sekaligus memiliki nilai estetis. Kelom diambil
Lebih terperinciMUSIK BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisme mendorong segala aspek kehidupan manusia diukur melalui angka-angka, rasionalitas, efektifitas. Pemikiran ini juga hadir dalam bidang arsitektur. Sejak
Lebih terperinciPerancangan Furniture Fungsional Home Office Untuk Desainer Interior
JURNAL INTRA Vol. 5, No. 2, (2017) 400-404 400 Perancangan Furniture Fungsional Home Office Untuk Desainer Interior Christianto Ciabrata A dan Adi Santosa, M Taufan Rizqy. Program Studi Desain Interior,
Lebih terperinciPENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN KASONGAN DI BANTUL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : BOGI DWI CAHYANTO
Lebih terperinciBAHAN PERKULIAHAN DASAR SENI DAN DESAIN (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds
BAHAN PERKULIAHAN DASAR SENI DAN DESAIN (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Mila Karmila, S.Pd, M.Ds PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciMENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING
MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD
Lebih terperinci