BAB III METODE PENELITIAN. tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta
|
|
- Farida Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Istilah model dapat diartikan sebagai suatu objek atau konsep berupa tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat penjelasan berikut saran yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Menurut Bock dalam Getting It Right : R&D Methods in Science and Engineering dalam bukunya Nusa Putra menjelaskan pengertian pengembangan: Development is a process that applies knowledge to create new device on effects. Model pengembangan merupakan dasar yang digunakan untuk pengembangan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan yang efektif menuntut kesesuaian antara pendekatan yang digunakan dengan produk yang akan dihasilkan. Penelitian pengembangan menurut Van Den Akker (1999) berdasarkan pada dua tujuan, yakni (1) pengembangan untuk mendapatkan prototipe produk, (2) perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut. Sedangkan tujuan dilaksanakannya penelitian ini ialah untuk mengembangkan model pembelajaran POE 2 WE. Pemikiran ini mendasari pemilihan model pengembangan yang akan memudahkan peserta didik dalam memahami mata pelajaran Fisika Konsep Gerak Lurus sehingga dihasilkan produk model pembelajaran berupa Prototype, LKS dan CD pembelajaran Fisika. 112
2 113 Model pengembangan yang akan direncanakan dalam penelitian ini mengikuti alur dari Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974. ). Model pengembangan 4-D tahap utama yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Penerapan langkah utama dalam penelitian tidak hanya merunut versi asli tetapi disesuaikan dengan karakteristik subjek dan tempat asal examinee. Di samping itu model yang akan diikuti akan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan di lapangan. Define (Pendefinisian) Design (Perancangan) Develop (Pengembangan) Disseminate (Penyebaran) Gambar 16.1 Alur model pengembangan 4D Thiagarajan
3 114 B. Prosedur Pengembangan 1. Studi Pendahuluan Menurut Borg dan Gall (1983) prosedur yang ditempuh dalam pengembangan di bidang pendidikan ini memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk dan (2) menguji keefektifan produk. Fungsi pertama merupakan pengembangan sedangkan fungsi kedua merupakan validasi. Prosedur pengembangan model Thiagarajan terdiri dari empat tahap, yaitu tahap define (pendefinisian), tahap design (perancangan), tahap develop (pengembangan), dan tahap disseminate (penyebaran). Prosedur dalam penelitian ini mengadaptasi pada pengembangan model 4-D (four D model). Penelitian pengembangan menurut Trianto (2010:93) meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan: 1. Tahap pendefinisian (define) Pendefinisian dalam hal ini diantaranya untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan di dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan observasi terhadap guru di SMA Kabupaten Ciamis melalui wawancara dan penyebaran angket. Peserta didik kelas X SMA dilibatkan sebagai informasi kunci karena paling berkompeten mengungkap kondisi nyata dampak
4 115 pembelajaran Fisika. Di samping itu, mereka calon pengguna model pembelajaran Fisika dengan model POE 2 WE secara langsung. Guru Fisika di SMA dilibatkan sebagi tim partisipatif karena menjadi calon pengguna model pembelajaran POE 2 WE secara langsung. Dalam pengembangan model pembelajaran Fisika dengan model POE 2 WE mereka tidak hanya sebagai informan, tetapi juga berperan sebagai penelaah dan penilai produk. Di samping itu, guru Fisika dilibatkan sebagai guru model yang mengimplementasikan pembelajaran Fisika dengan model POE 2 WE di lelas X SMA Ahli, dalam pengembangan produk pembelajaran Fisika, beragam ahli dilibatkan sebagai anggota tim partisipatif. Mereka terdiri dari atas: (1) ahli teknologi pembelajaran, (2) ahli pembelajaran Fisika, dan (3) ahli isi bidang studi Fisika. Sesuai keahlian masing-masing, metreka bersedia menelaah produk, lalu memberikan saran yang relevan dengan kebutuhan pengembang. Ketika pengembang mengalami kesulitan, para ahli bersedia memberikan layanan konsultasi. Dengan proses itu, produk terus disempurnakan oleh pengembang hingga siap di nilai oleh para ahli, bahkan uji coba. Dalam proses ini ahli berasal dari beragam perguruan tinggi. Pembimbing, sejak perencanaan hingga pelaksanaan penelitian, pembimbing terus memantau dan memotivasi pengembang agar tetap aktif menyelesaikan permasalahan pengembangan pembelajaran Fisika yang tgerus bermunculan. Berkat motivasi pembimbing, pengembang terus
5 116 berusaha melaksanakan koordinasi, konsultasi, dan konfirmasi dengan pembimbing Disertasi. 2. Tahap perancangan (design) Tujuan dari tahap perancangan yaitu untuk merancang perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan model pembelajaran POE 2 WE yang dilaksanakan dalam pembelajaran. Dalam tahap ini mulai disusun silabus, RPP, modul, LKS, dan instrumen evaluasi. Lingkungan pengembangan di fokuskan pada aspek: mata pelajaran yang dikembangkan, waktu yang diperlukan, sekolah yang dipersiapkan, kelas dan guru model yang dilibatkan. Berbekal kelengkapan alat dan kejelasan lingkungan pengembang, perencanaan produk dilaksanakan. Ada empat tahap yang di tempuh, yaitu: (1) perencanaan komponen produk, (2) pengorganisasian darft dasar, (3) perumusan draft halus, dan (4) penetapan draft akhir. Berdasarkan masukan yang beragam yang dinilai oleh ahli dan guru Fisika, produk model pembelajaran Fisika segera dirancang kembali. Draft dasar segera disempurnakan menjadi draft halus yang siap di sebar luaskan (uji lapangan). Pemilihan format dan media, produk penelitian pengembangan berupa media cetak, produk pengembangan terdiri atas: silabus dan RPP, bahan ajar dan modul Fisika, lembar kerja siswa dan instrumen penilaian pada saat proses pembelajaran dan instrumen pretest dan posttest.
6 117 Struktur pembelajaran Fisika terdiri dari kegiatan awal,inti dan penutup. Sehingga sintaks pembelajaran Fisika dengan model POE 2 WE terdiri dari tiga tahap (kegiatan awal, inti dan penutup). (1) kegiatan awal (pendahuluan): Prediction, (2) kegiatan inti: Observation, Explanation,Elaboration dan (3) kegiatan penutup: Write dan evaluation. Produk tambahan, sebagai pelengkap proses pembelajaran juga di hasilkan tambahan berupa rubrik penilaian selama proses pembelajaran, yaitu dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu instrumen pretest dan posttest yang digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada awal dan akhir pembelajaran. Selama proses pengembangan, produk pengembangan dievaluasi oleh ahli teknologi pembelajaran, pembelajaran Fisika, isi mata pelajaran Fisika dan praktisi. Hasil penilaian para ahli digunakan sebagai pedoman untuk memperbaiki produk. 3. Tahap pengembangan (develop) Pada tahap ini produk yang sudah dirancang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Produk yang sudah dihasilkan dievaluasi, apakah format yang dihasilkan sudah layak atau belum, dan bagaimana kesesuaian isi materi penilaian pembelajaran. Jika produk belum layak, maka produk direvisi kembali sehingga produk menjadi layak untuk diuji cobakan. Sebelum uji coba, dilakukan validasi terhadap produk oleh 3 ahli evaluasi. Dari hasil validasi tersebut produk diperbaiki sesuai dengan masukan ahli evaluasi dan kemudian produk dinilai kualitasnya oleh ahli
7 118 evaluasi. Tahap penilaian kualitas produk melibatkan 3 ahli evaluasi. Setelah produk dinilai kualitasnya oleh ahli evaluasi, kemudian produk di uji cobakan siswa dengan uji coba terbatas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk sudah layak digunakan atau belum. 4. Tahap penyebaran (disseminate) Pada tahap ini produk diujicobakan di kelas sesungguhnya pada skala yang lebih besar atau disebut dengan uji coba lapangan. Uji coba produk yang sesungguhnya dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas model POE 2 WE yang dikembangkan dengan menggunakan produk berupa perangkat pembelajaran. Bagan alur pengembangan perangkat pembelajaran 4D. Selengkapnya diilustrasikan di bagan1:
8 119 Masalah Kajian pustaka Observasi Analisis kebutuhan Pendefinisian Spesifikasi tujuan pembelajaran Penyusunan tes, pemilihan media, rancangan awal Perencanaan Ahli materi Validasi Ahli pengembangan Analisis, Evaluasi, dan Revisi I Guru Ahli materi Ahli pengembangan Analisis, Evaluasi, dan Revisi II Uji coba I Pengembangan Analisis, Evaluasi, dan Revisi III Uji coba II Analisis, Evaluasi, dan Revisi IV Produk Akhir Penyebaran Gambar 1. Bagan alur pengembangan perangkat pembelajaran 4D
9 120 C. Uji Coba Produk Kegiatan uji coba terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) uji ahli, (2) Uji Kelompok, (3) Uji lapangan. Uji ahli mencakup dua pihak, yaitu: (1) ahli teknologi pembelajaran, dan (2) ahli isi bidang studi. Ahli isi bidang studi, diharapkan dapat memberikan masukan tentang isi, kekinian dan organisasi isi mata pelajaran. Tujuan uji ahli adalah untuk mendapatkan masukan sekaligus menghilangkan kesalahan model pembelajaran yang di kembangkan. Data yang di kumpulkan dalam tahap ini, antara lain: (1) kejelasan, apakah pesan bahan pembelajaran jelas (2) dampak, apakah dampak bahan pembelajaran terhadap kemajuan unjuk kerja peserta didik dan sejauh manakah tujuan pembelajaran tercapai, dan (3) kelayaakan, seberapakah layak bahan pembelajaran yang dikembangkan sebagai sumber belajar. Setelah produk di revisi, dilakukan uji kelompok dengan melibatkan subjek uji coba sebanyak 20 orang peserta didik. Tujuan kegiatan ini juga untuk mendapatkan informasi tentang: (1) apakah isi bidang studi lebih menarik; (2) apakah kualitas tugas mampu membangun pengetahuan secara lebih bermakna; (3) apakah kuantitas latihan-latihan mencukupi; dan (4) seberapa tujuan pembelajaran tercapai. Kegiatan berikutnya mengadakan uji lapangan, tujuan uji lapangan adalah untuk mendapatkan informasi tentang proses dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran POE 2 WE. Berdasarkan hasil uji lapangan,
10 121 selanjutnya dilakukan kajian revisi produk serta rekomendasi pengembangan produk model pembelajaran lebih lanjut. 1. Desain Uji coba Uji coba produk dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: uji ahli isi, guru, dan ahli teknologi pembelajaran, uji kelompok dan uji lapangan. Desain uji coba untuk uji ahli, kelompok, dan uji lapangan menggunakan desain uji coba deskriptif. Produk model yang di uji di cobakan kepada ahli isi dan guru berupa bahan pembelajaran. Produk model yang di ujicobakan kepada teknologi pembelajaran terdiri dari dua komponen, yaitu: (1) silabus pembelajaran, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran. Produk model yang di ujicobakan kepada ahli isi adalah (1) bahan ajar dan (2) lembar kerja siswa (LKS). Proses uji kelompok dilakukan oleh peneliti dengan menjelaskan kepada peserta didik untuk memberikan penilaian terhadap produk model dengan cara: (1) mengisi angket dan memberikan komentar atau masukan dalam rangka perbaikan bahan ajar;(2) peneliti melakukan diskusi terbuka tentang bahan ajar berdasarkan hasil angket yang telah di isi dan komentar/masukan yang telah diberikan. Prosedur uji lapangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Peneliti dan guru pengampu mata pelajaran Fisika (yang selanjutnya disebut fasilitator) menyampaikan tentang model dan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam pemebalajaran Fisika
11 122 b. Fasilitator melakukan negosiasi dengan peserta didik untuk membentuk tim belajar dengan jumlah anggota tim belajar 3-5 orang c. Fasilitator membagikan alat dan bahan, LKS kepada masing-masing kelompok untuk melakukan kegiatan eksperimen/ percobaan sesuai dengan materi yang di sampaikan fasilitator. d. Fasilitator memindahkan tanggung jawab belajar kepada tim belajar dengan melakukan belajar secara berkelompok. e. Fasilitator melakukan penilaian selama proses pembelajaran, yaitu penialain kognitif, afektif dan psikomotor. f. Peserta didik secara berkelompok melakukan eksperimen. g. Tiap kelompok secara bersama-sama menjawab LKS h. Tiap kelompok secara bergiliran di beri kesempatan mempresentasikan hasil eksperimen. i. Fasilitator mengakhiri pembelajaran dengan kegiatan melakukan posttes. 2. Subjek Uji Coba Subjek uji coba adalah: (1) peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Ciamis dan SMA Negeri 2 Ciamis di Kabupaten Ciamis yang diambil secara acak (random sampling), (2) validator terdiri dari dosen, instruktur SMA dan guru Fisika SMA di Kabupaten Ciamis. Semuanya dilibatkan untuk menilai produk perangakat pembelajaran
12 123 Tabel 4 Konfigurasi validator No Nama Kompetensi Jabatan 1 Prof. Dr. Abdul Gafur D, M.Sc Rancangan Pembelajaran Guru Besar Ahli Teknologi Pembelajaran UNY Ahli Ilmu Pendidikan UNIGAL Ciamis 2 Prof. Dr. Suherli, M.Pd Rancangan Pembelajaran 3 Prof. Dr. Widha Sunarno, Isi materi Fisika Guru Besar Ahli M.Pd Pendidikan Fisika UNS 4 Sukarmin, S.Pd,M.Si, Isi materi Fisika Ahli Pendidikan Fisika Ph.D UNS 5 Dr. Toto M.Pd Rancangan Ahli pendidikan Fisika Pembelajaran, Isi dan Ahli Desain Fisika materi Fisika dan UNIGAL Desain 6 Dr. Syaripudin Husni, M.Pd Isi materi Fisika dan Desain Instruktur Fisika Jawa Barat 7 Dr Asep Rahmat S Isi Sampul dan desain Ahli Seni Rupa UNSAP Bandung 8 Drs Undang Komar, Isi materi Fisika Guru Fisika SMAN 1 M.Pd Ciamis 9 Wenny Anggraeni, M.Pd Isi materi Fisika Guru Fisika SMAN 2 Ciamis 3. Jenis data Ada dua jenis data yang di himpun dalam penelitian pengembangan ini, yaitu: data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa keritikan dan saran para ahli (teknologi pembelajaran dan ahli isi materi Fisika), peserta didik, dan guru yang di peroleh melalui konsultasi, diskusi, wawancara dan penilaian uji ahli, kelompok kecil dan uji lapangan. Data ini digunakan untuk menelaah, merevisi, menyempurnakan produk. Data kualitatif digunakan untuk menelaah, merevisi, menyempurnakan perangkat pembelajaran yang berupa: silabus, RPP, LKS dan bahan ajar.
13 124 Data kuantitatif diperoleh melalui kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung yang berupa: nilai kemampuan ketrampilan, dan sikap peserta didik. Selain itu data kuantitatif diperoleh melalui tes awal dan tes akhir pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data tes awal dan tes akhir digunakan untuk mengetahui keefektifan kemampuan peserta didik yang mendapatkan perlakuan pembelajaran Fisika dengan model POE 2 WE dan kelompok yang tidak mendapat model POE 2 WE. 4. Instrumen pengumpulan data Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data kelayakan dan keefektifan produk penelitian pengembangan ini berupa angket penilaian yang di isi oleh ahli teknologi pembelajaran, ahli isi Fisika, kelompok kecil dan instrumen berupa soal tes awal dan tes akhir untuk mengukur tingkat keefektifan pembelajaran dengan model POE 2 WE. Angket kelayakan memuat pertanyaan atau pernyataan yang mengarah kepada kelayakan sasaran produk yaitu: ketepatan, kejelasan, kemenarikan, dan saran dari penilai apabila ditemukan struktur produktif yang belum mencapai tingkat kelayakan. Adapun soal tes awal dan tes akhir dikerjakan oleh peserta didik yang dijadikan sebagi subjek penelitian dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrumen pengumpul data dalam penelitian pengembangan ini meliputi: a. Kuesener dengan metode angket tanggapan /penilaian oleh ahli teknologi pembelajaran. Angket ini ditujukan kepada teknolog
14 125 pembelajaran sebagai sarana untuk mendapatkan tanggapan/penilaian serta saran mengenai silabus dan RPP. b. Kuesener dengan metode angket tanggapan/penilaian ahli isi. Angket ini ti tujukan kepada ahli isi/materi pembelajaran sebagai sarana untuk mendapatkan tanggapan/penilaian serta saran mengenai isi/materi bahan ajar Fisika, LKS pada materi gerak lurus kelas X semester 1. c. Kuesener dengan metode angket tanggapan/penilaian guru. Angket ini ditujukan kepada praktisi (guru) sebagai sarana untuk mendapatkan tanggapan /penilaian serta saran mengenai silabus, RPP, bahan ajar dan LKS yang telah di revisi berdasarkan masukan ahli teknologi pembelajaran dan ahli isi. d. Kuesener dengan metode angket tanggapan/penilaian subjek uji coba kelompok. Angket ini ditujukan kepada subjek uji coba kelompok sebagai sarana untuk mendapatkan penilaian serta saran terhadap isi bahan ajar yang telah di revisi berdasarkan masukan para ahli isi. e. Instrumen pengumpulan data untuk uji lapangan. Instrumen respon peserta didik diadaptasi dari instrumen yang dikembangkan oleh Zainal Arifin (2011), yaitu: (1) respon peserta didik terhadap proses pembelajaran, respon peserta didik terhadap materi pembelajaran dan LKS, respon peserta didik terhadap guru; (2) instrumen untuk memperoleh nilai selama berlangsungnya proses pembelajaran pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor; (3) instrumen untuk mendapatkan data tentang nilai kemampuan awal sebelum mempelajari
15 126 produk pembelajaran yang di kembangkan dan nilai kemampuan akhir sesudah memperoleh produk pembelajaran yang di kembangkan. 5. Teknik analisis data a. Analisis Data Lembar uji kelayakan dan keterbacaan perangkat berupa skala likert yakni meliputi uji kelayakan perangkat dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: F P x100% (Sunu Priyawan 2007:15) N P = persentase penilaian F = nilai yang diperoleh subjek penelitian N = nilai ideal Dengan intepretasi sebagai berikut: 0% - 20% : sangat tidak layak 21% - 40% : tidak layak 41% - 60% : cukup layak 61% - 80% : layak 81% - 100% : sangat layak b. Analisis perangkat pembelajaran berupa tes: 1) Tingkat validitas soal Suatu alat evaluasi yang di katakana valid jika alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi apabila jangka pada skor memiliki kesejajaran dengan skor total. Menurut Arikunto (2010:72) kesejajaran ini
16 127 dapat diartikan dengan korelasi product moment sebagai berikut: r xy n xy x. y Dengan : n. x ( x ). n. y.( y ). x = butir soal y = skor total r xy = koefisien korelasi antar skor butir soal dan skor total n = banyak siswa Berdasarkan Arikunto (2010:75) interpretasi yang dimungkinkan dari data tersebut ada pada interval di bawah ini: 0,8 1,0 = sangat tinggi 0,6 0,8 = tinggi 0,4 0,6 = cukup 0,2 0,4 = rendah 0,0 0,2 = sangat rnudah Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu : a) Dengan melihat harga r dan di interpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup,rendah. b) Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Menurut Lia Yuliati (2005:3) validasi produk pembelajaran adalah prosedur pengecekan produk yang mencakup pengecekan
17 128 ketepatan isi pesan (materi pembelajaran) oleh ahli materi, silabus dan rancangan pembelajaran oleh ahli rancangan pembelajaran. Lia Yuliati (2003:3) mempertegas bahwa validasi adalah proses menentukan apakah suatu program pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang di rencanakan. Pendapat lain Sunu Priyawan (2007:99), tujuan diadakan pengujian validitas terhadap produk pengembangan adalah untuk: (1) mengetahui kualitas produk yang dibuat; (2) mengetahui apakah produk tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan; (3) merevisi produk sebelum dipakai untuk umum atau diproduksi; dan (4) uji coba apakah produk tersebut benar-benar layak dan cocok sebgai sarana pembelajaran. Sesuai dengan tujuan di atas, data hasil penilaian para ahli dan subjek uji coba akan dianalisis dengan menggunakan analisis validitas. Sebelum dianalisis data hasil penilaian responden dipisahkan menurut jenis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan jenis komponen pertanyaan dalam angket. Analisis data kuantitatif dihitung dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: ( nx1) ( nx2) ( nx3) ( nx4) P x100% Nx4 Dimana, P = Persentase jawaban n = jumlah pilihan N = jumlah jawaban 1,2,3,4 = bobot yang diberikan pada pilihan jawaban (Sunu Priyawan, 2007:99)
18 129 Skor penilaian produk pengembangan Skor Keterangan 4 Sangat tepat/sangat sesuai/sangat lengkap/sangat baik 3 Tepat/sesuai/lengkap/baik 2 Kurang tepat/kurang sesuai/kurang lengkap/kurang baik 1 Tidak tepat/tidak sesuai/tidak lengkap/tidak baik Kriteria kelayakan dan revisi produk pengembangan No Skala Penilaian Tingkat kelayakan Revisi produk 1 80% - 100% Sangat layak Tidak perlu revisi 2 66% - 79% Layak Tidak perlu revisi 3 56% - 65% Kurang layak Perlu revisi 4 0% - 55 % Sangat tidak layak Perlu revisi 2) Reliabilitas Instrumen Suatu tes dikatakan mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Hasil pengukuran relatif serupa jika pengukuranya dilakukan pada subyek yang sama walaupun dilaksanakan pihak yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:93) reliabilitas pengujian instrumen adalah: r 11 2xr 1 r xy xy Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara yaitu : a) Dengan melihat harga r dan di interpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup dan sebagainya. b) Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r
19 130 lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti sebaliknya. 3) Analisis tingkat ketuntasan hasil belajar siswa Teknik yang digunakan yaitu dari penilaian hasil belajar siswa. a) Analisis ketuntasan pre tes dan posttes Untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menjawab soal pre tes dan pos tes digunakan rumus sebagai berikut: Ketuntasan Individual Jumlah jawaban yang benar x100% Jumlah seluruh soal b) Ketuntasan klasikal Ketuntasan klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan Klaksikal Jumlah siswa yang tuntas x100% Jumlah seluruh siswa Jika ketuntasan klaksikal 70% maka secara klaksikal di anggap tuntas. 4) Analisis efektivitas bahan ajar. Teknik analisis statistika deskriptif juga digunakan untuk mengolah data berupa hasil pretes dan posttes, sehingga diketahui tingkat keefektifan produk pengembangan yang dihasilkan sebagai konsekuensi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tentang materi.analisis satistik deskriptif adalah menggunakan uji t sebagai berikut: (Budiyono, 2009:151)
20 131 Dengan keterangan: = mean dari perbedaan pre tes dengan post tes sd= standar deviasi n = subjek dalam sampel. c. Perencanaan Desain Produk Uji coba lapangan, jumlah siswa yang menjadi sampel dalam uji coba lapangan ini lebih besar dari jumlah yang berpartisipasi dalam evaluasi kelompok kecil. Jumlah sekitar orang siswa. Maksud uji coba lapangan ini adalah untuk mengidentifikasi kekurangan produk instruksional tersebut bila digunakan dalam kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam dunia sebenarnya.uji coba produk dilakukan dengan desain uji coba dan dapat dilihat pada bagan berikut ini:
21 132 Langkah-langkah uji coba produk Draft I Analisis dan revisi draft I Instrumen penelitian 1. Angket ahli perancang pembelajaran 2. Angket ahli materi bidang studi Subjek uji coba 1. Ahli perancang pembelajaran 2. Ahli materi bidang studi Draft II Analisis dan revisi draft II Angket uji coba perorangan 5 orang Draft III Analisis dan revisi draft III Angket uji coba Kelompok kecil 20 siswa Draft IV Analisis dan revisi draft IV Angket uji coba Lapangan 30 siswa PRODUK AKHIR Perangkat pembelajaran dan buku panduan model POE2WE Gambar 17: Desain Uji Coba Produk Validasi Desain Jenis data pengembangan ini berupa data kuantitaif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa informasi yang diperoleh dengan menggunakan angket dan tes. Angket terdiri atas angket uji coba produk yang diisi dan siswa dalam menilai produk pengembangan. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum penerapan model POE 2 WE dan tes akhir setelah menggunakannya pada uji coba kelas. Data kualitatif berupa masukan,
22 133 tanggapan, dan saran perbaikan berdasarkan hasil penilaian diperoleh melalui angket/konsultasi dengan ahli perancangan pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif berupa informasi yang diperoleh dari angket diubah dalam bentuk prosentase dan dijelaskan secara diskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis praktikum pada pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Model pengembangan yang direncanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, diseminasi dan sosialisasi pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik
69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.
JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali
III. METODE PENELITIAN A. Rencana Pelaksanaan Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar
62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki(kamus Umum Bahasa Indonesia). Metode
Lebih terperinciPengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Metode ini digunakan karena pada penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.
66 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian pengembangan. Karena peneliti ingin mengembangkan model pembelajaran pembelajaran koooperatif tipe
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian pengembangan Penilaian kinerja pada pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing subtema Keberagaman makhluk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel
69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan pertanyaan yang dikemukakan, maka penelitian ini dapat digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan buku siswa dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan analisis terhadap beberapa permasalahan dalam mata pelajaran IPA di SMK sebagai kelompok mata pelajaran adaptif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok perbandingan dengan pendekatan RME Setting
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian
BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, kedua dan ketiga, digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis masalah mengaplikasikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri 3 Ciamis yang beralamat di Jalan Jl. Jendral Sudirman No. 32, Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan
A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2010 di SMA AL-Azhar 4. Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 010 di SMA AL-Azhar 4 Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode dan desain penelitian, alur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and Gall (1989) dalam
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang
Lebih terperinciIII. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan
III. METODE PENGEMBANGAN Bab III ini berisi paparan tentang tiga hal, yakni (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan pengembangan, dan (c)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). R&D merupakan metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tahap pengembangan dan tahap validasi produk awal dilakukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Uji coba terbatas dan uji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
87 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan (Development). Dalam hal ini peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada
A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah suatu jenis penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Secara umum penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang di dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. Penelitian pengembangan didasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).
48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan. Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Research
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment. Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan peneliti yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen pengetahuan ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Subjek penelitian adalah siswa-siswi dalam satu kelas XI IPA dengan jumlah 28
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan karena dalam penelitian ini dikembangkan perangkat pembelajaran dengan media pembelajaran visual basic.net
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga komponen utama, yaitu:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (penelitian dan
31 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (penelitian dan pengembangan), sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 297) bahwa metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
67 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian pengembangan. Atau yang dikenal dengan istilah Reseach and Development ( R & D ) Metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design (Nazir, 2003)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. Menurut Sugiono (010:109) bahwa penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.
85 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development Research). Dalam hal ini peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kuasi eksperimen yang menurut Panggabean (1996) merupakan eksperimen dimana variabel-variabel yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian kemitraan yang dilakukan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep siswa menggunakan kartu sortir.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II
59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil
Lebih terperinciO X O Pretest Perlakuan Posttest
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan
73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development
81 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan
Lebih terperinci: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan
Lebih terperinci