UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM
|
|
- Yuliani Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM Siti Nani Nurbaeti, Sri Luliana, Desi Siska Anastasia Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak ABSTRAK Amilum buah pisang barangan diduga dapat digunakan sebagai bahan pengisi. Oleh karena itu pada penelitian ini akan menguji amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi CTM. Pada penelitian ini dibuat tiga formula menggunakan amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi yaitu formula K2, K4, K6 dan tiga formula pembanding menggunakan amprotab sebagai pengisi yaitu formula K1, K3, K5. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dimana formula K1 yang berisi amprotab dan laktosa (50:50) dibandingkan dengan K2 yang berisi amilum buah pisang barangan dan laktosa (50:50). Formula K3 yang berisi amprotab dan laktosa (80:20) dibandingkan dengan K4 yang berisi amilum buah pisang barangan dan laktosa (80:20). Formula K5 yang berisi amprotab 100% dibandingkan dengan K6 yang berisi amilum buah pisang barangan 100%. Metode pembuatan yang digunakan adalah metode granulasi basah. Tablet yang diperoleh diuji sifat fisisnya. Hasil yang diperoleh semua memenuhi persyaratan untuk uji keseragaman, waktu hancur, dan keseragaman kadar, namun tidak memenuhi persyaratan uji kekerasan dan kerapuhan. Hal ini dikarenakan pengaruh faktor tekanan pada saat pembuatan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa yang menggunakan amprotab dan amilum buah pisang barangan memiliki rata-rata yang berbeda signifikan pada seluruh uji sehingga amilum buah pisang barangan belum menunjukkan hasil yang baik sebagai bahan pengisi CTM, namun granul yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan baik sehingga amilum buah pisang barangan tetap berpotensi sebagai bahan pengisi. Kata Kunci : Amilum Buah Pisang Barangan, Bahan Pengisi, dan Tablet CTM ABSTRACT Starch from barangan banana was expected can be used as filling material. Therefore this research will testing starch from barangan banana that used as CTM filling material. For the research, there are three formulas that used starch from barangan banana K2, K4, K6 formulas and three comparative formulas that used amprotab K1, K3, K5. This research used experimental method. Where the K1 formula that filled with amprotab and lactose (50:50) compared to K2 formula that filled with starch from barangan banana and lactose (50:50). K3 formula that filled with amprotab and lactose (80:20) compared to K4 formula that filled with starch from barangan banana and lactose (80:20). K5 formula that filled with 100% amprotab compared to K6 Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
2 formula that filled with 100% starch from barangan banana. Wet granulation method was used to make the. Each s will have physical testing. The result are all of the s passed equality weight test, breaking time test, and uniformity dose. But not passed friability and hardness test. That was because when ing process, the pressure that machine give was too small. Based on the result, can be show that which use amprotab was significantly different with which use starch from barangan banana, and that means starch from barangan banana was not show a good result yet as CTM filling material, but granule that used starch from barangan banana was show a good result so starch from barangan banana can be used as filling material. Keywords : Starch from Barangan banana, Filling material, and CTM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tablet menjadi salah satu sediaan obat yang paling banyak diproduksi oleh Industri Farmasi. Sampai saat ini bahan tambahan masih banyak yang di impor luar negeri, salah satunya amilum (Rahayu, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan penelitian untuk menghasilkan bahan tambahan berkualitas yang berasal tanaman yang banyak terdapat di daerah Indonesia, dengan demikian produsen yang ada di Indonesia tidak kesulitan mendatangkan bahan baku luar Indonesia sebab di dalam negeri juga tersedia bahan tambahan yang berkualitas. Bahan pengisi sangat penting terutama untuk obat dengan zat aktif kecil. Contohnya klorfeniramin maleat (CTM) yang dosisnya hanya 4 mg sehingga tidak cukup membuat bulk atau sulit dikempa. Pada CTM kadar bahan pengisi jumlahnya lebih mendominasi. Oleh karena itu peranan bahan pengisi sangat penting untuk menghasilkan yang memenuhi syarat yang baik. Salah satu bahan pengisi yang banyak digunakan yaitu amilum. Amilum sering digunakan sebagai zat pengisi dalam pembuatan (Voight, 1994). Pada penelitian sebelumnya terlihat amilum bonggol pisang kepok dapat digunakan sebagai bahan pengisi (Arsih, 2008). Dengan demikian dapat diasumsikan amilum buah pisang jenis lain dapat digunakan sebagai bahan pengisi. Salah satu jenis pisang yang belum diteliti adalah Pisang Barangan (Musa acuminata AAA ). Pisang Barangan (Musa acuminata AAA ) adalah salah satu sumber amilum yang banyak terdapat di Indonesia. Dengan adanya pemanfaatan amilum buah pisang barangan dalam bidang pengobatan maka dapat menambah nilai komoditas pisang barangan. Berdasarkan hal hal yang telah dipaparkan maka penelitian pemanfaatan amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
3 Klorofeniramin maleat (CTM) sangat perlu dilakukan untuk mengetahui peranan amilum buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) sebagai bahan pengisi dalam menghasilkan Klorofeniramin maleat (CTM) yang baik sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia dan standar lainnya secara fisis. Tujuan Penelitian 1 Mengetahui apakah amilum buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) dapat berfungsi sebagai bahan pengisi Klorfeniramin Maleat (CTM) dan bagaimana sifat fisiknya. 2 Mengetahui apakah sifat fisik Klorfeniramin Maleat (CTM) yang dihasilkan dengan bahan pengisi amilum buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) berbeda signifikan dengan Klorfeniramin Maleat (CTM) yang dihasilkan dengan bahan pengisi amilum amprotab. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Bahan Bahan uji yang digunakan adalah Buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) serbuk CTM, Amprotab, Laktosa, Magnesium stearat, Talkum, larutan H 2 SO 4 2N, larutan HCl 0,12 N, larutan iodium 0,005 M, Aquadestilata. Cara Penelitian 1. Determinasi Tanaman Buah Pisang Barangan (Musa acuminata AAA ) yang digunakan dalam penelitian ini dideterminasi di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Bogor. 2. Isolasi Amilum buah pisang barangan Buah pisang barangan sebanyak 6 kg di kupas kulitnya dan dicuci sampai bersih lalu buah pisang mentah dipotong dalam bentuk kecil kemudian direndam dalam aquadest selama jam sampai lunak. Selanjutnya ditambah aquadest sebanyak 15 liter kemudian diblender sampai bentuk seperti bubur. Selanjutnya disaring dengan kain flannel lalu diperas sampai airnya habis. Ampasnya dicampur kembali dengan aquadest sebanyak 10 liter lalu diaduk kemudian diperas lagi sampai airnya habis. Cairan yang diperoleh diendapkan selama 24 jam. Setelah mengendap sempurna cairan diatasnya yang jernih dibuang dan diperoleh endapan amilum. Endapan disaring dengan corong Buchner agar airnya habis lalu diperoleh amilum basah. Amilum diambil lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Kemudian amilum yang berupa gumpalan dihaluskan dengan mortir dan stamper kemudian diayak dengan pengayak nomor 70 sehingga diperoleh amilum bentuk serbuk (Safitri dan Susanti, 2007). 3. Uji Amilum Uji Kualitatif Serbuk amilum ditimbang sebanyak 1 gram lalu Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
4 disuspensikan dalam 50 ml air dan dipanaskan sampai jernih. Selanjutnya direaksikan dengan larutan iodium 0,005 M (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Uji Susut Pengeringan Amilum buah pisang barangan ditimbang lalu dimasukkan ke dalam botol timbang, kemudian ditimbang. Dimasukkan ke dalam oven, dibuka sumbat dan dibiarkan sumbat tersebut di dalam oven. Dipanaskan pada suhu 105 o C selama 30 menit, setelah itu didinginkan di dalam desikator sampai mencapai suhu kamar, ditimbang. Diulangi pemanasan selama 15 menit sampai tetap (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Uji Sisa Pemijaran Amilum buah pisang barangan ditimbang lalu dimasukkan ke dalam krus yang sebelumnya telah dipijar, didinginkan dan ditimbang. Selanjutnya dipanaskan perlahan lahan hingga amilum mengarang sempurna. Dibasahi dengan 1 ml H 2 SO 4 2N, dipanaskan hati hati pada suhu 800 o C dilanjutkan pemanasan sampai arang habis terbakar dan dibiarkan dingin, kemudian ditimbang dan dipijar kembali sampai diperoleh tetap (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). 4. Pembuatan Granul Adapun rancangan formula yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Formula Tablet Bahan K1 K2 K3 K4 K5 K6 CTM sebagai zat aktif 4 mg 4 mg 4 mg 4 mg 4 mg 4 mg Amprotab sebagai bahan penghancur 5 % 5 % 5 % 5 % 5 % 5 % Musilago Amprotab 10 % sebagai bahan pengikat Talkum dan Magnesium stearat (9: 1) sebagai bahan pelincir Amilum Amprotab sebagai bahan pengisi Amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi Laktosa sebagai bahan pengisi 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 2 % 2 % 2 % 2 % 2% 2 % 50 % - 50 % - 50 % 50 % 80 % - 20 % - 80 % 20 % 100 % % - - Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
5 Keterangan : K1 = Amprotab 50% dan laktosa 50% K2 = Amilum buah pisang barangan 50% dan laktosa 50% K3 = Amprotab 80% dan laktosa 20% K4 = Amilum buah pisang barangan 80% dan laktosa 20 % K5 = Amprotab 100% K6 = Amilum buah pisang barangan 100% Bahan bahan seperti CTM, laktosa, amilum pisang, amilum amprotab, dan bahan penghancur, yaitu amprotab 5 % dicampur homogen kemudian ditambahkan musilago amprotab sedikit demi sedikit sambil diaduk dan diremas dengan tangan sampai terbentuk massa yang dapat menggumpal jika dikepal tetapi apabila dipatahkan tidak hancur berantakan yang dikenal sebagai banana breaking (seperti mematahkan buah pisang). Dilakukan pengayakan basah dengan menggunakan ayakan nomor 12 dan dikeringkan pada suhu 60 o C, setelah kering granul diayak kembali dengan nomor 14 kemudian ditambahkan bahan pelicin (talk dan magnesium stearat). 5. Uji Granul Distribusi Ukuran Granul secara Mikroskopi Pada uji mikroskopik dilakukan dengan mengamati jenis ukuran granul apakah termasuk monodispers dan polidispers kemudian sibuat grafik distribusi ukuran partikel dan ditentukan harga diameter-diameternya. Sudut Diam Sudut diam granul yang dievaluasi dihitung, kemudian ulangi percobaan. Uji Pengetapan Sejumlah granul dimasukkan dalam alat dan dihentakkan di mesin pengetap sebanyak 10 hentakkan, kemudian dicatat perubahan volume yang terjadi. Diulangi sebanyak hentakkan sampai volume tidak berubah lagi (Gusmayadi, 2000). Uji Susut Pengeringan Granul Granul masing-masing formula dlakukan uji susut pengeringan sama seperti yang dilakukan pada uji susut pengeringan pada amilum 6. Pembuatan Tablet Setelah diuji, granul tersebut kemudian dikempa menjadi dengan lebih kurang 200 mg. 7. Uji Sifat Fisik Tablet Uji Keseragaman Bobot Sejumlah 20 ditimbang dan dihitung rata ratanya. Jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dua yang nya menyimpang 7,5% dan tidak satupun nya menyimpang rata ratanya lebih besar 15% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Uji Kekerasan Tablet Satu diletakkan dengan posisi tegak lurus pada alat Hardness tester. Selanjutnya diputar penekan alat pelan pelan sampai pecah. Dibaca skala alat yang menunjukkan kekerasan dalam satuan kg (Voight, 1994). Uji Kerapuhan Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
6 Sebanyak 20 yang sudah dibebasdebukan ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam Friability tester, diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm atau 100 kali putaran. Tablet dibebasdebukan kembali fines yang menempel dan dihitung persen kehilangan nya (Voight, 1994). Uji Waktu Hancur Sejumlah 6 dimasukkan ke dalam masing-masing tabung pada alat Disintegration tester. Alat tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah diisi air bersuhu antara 36 o C 38 o C sebanyak kurang lebih 1000 ml atau sedalam kurang lebih 15 cm sehingga dapat dinaik turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat pada permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat di permukaan air. Tabung dinaik turunkan secara teratur 30 kali permenit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian yang tertinggal di atas kasa. Dicatat waktu hancur yang terakhir kali hancur dengan Stopwatch (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Uji Penetapan Kadar Dilakukan penentuan kadar CTM secara spektrofotometri yang terdiri beberapa tahap, yaitu: 1. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada panjang gelombang nm, 2. Penentuan kurva kalibrasi pada panjang gelombang maksimum, dengan 6 macam konsentrasi yang berbeda yaitu: 12,00 µg/ml; 16,00 µg/ml; 20,00 µg/ml; 24,00 µg/ml; 28,00 µg/ml; dan 32,00 µg/ml, kemudian diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV. 3. Uji ketelitian, ketepatan dan perolehan kembali, caranya ditimbang 102 mg serbuk baku CTM lalu ditambahkan laktosa 5,004 g (serbuk baku I). Dari serbuk baku I dibuat 3 macam kadar yang berbeda yaitu: 20,38 µg/ml, 30,36 µg/ml, 40,15 µg/ml, lalu diukur absorbansinya. Uji Keseragaman Kadar Dilakukan penetapan kadar 10 yang masing-masing sebanyak 100 mg, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan HCL 0,12 N sampai 100 ml. Selanjutnya diukur absorbansinya, lalu dihitung kadarnya dengan menggunakan persamaan regresi yang telah diperoleh kurva baku. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Amilum Buah Pisang Barangan Amilum buah pisang barangan yang telah diisolasi diperoleh sebesar 780 gram 6,5 kg buah pisang barangan yang masih hijau atau didapat rendemen sebesar 12 %. Secara teoritis amilum yang terkandung dalam pisang barangan yang masih hijau sebesar 7% 20 % (Siagian, 2009). Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
7 a. Hasil Uji Organoleptis dan Uji Mikroskopik Hasil uji organoleptis, amilum buah pisang barangan yang diperoleh berupa serbuk berwarna putih kecoklatan, tidak berbau, tidak berasa dan tidak larut dalam air dingin. Sedangkan hasil uji mikroskopik, bentuk amilum buah pisang barangan yang diperoleh bulat kecil agak lonjong. Pada uji mikroskopik amilum buah pisang barangan terlihat lamela yang ada pada butir amilum, bentuknya menyerupai cangkang kerang dan hilus berada ditepi. Bentuk amilum buah pisang barangan mirip dengan bentuk amilum umbi kentang. b. Hasil Uji Kualitatif Hasil uji kualitatif amilum buah pisang barangan menggunakan pereaksi iodium 0,005 M menghasilkan reaksi perubahan warna biru, selanjutnya warna tersebut hilang jika dipanaskan. Dari hasil reaksi maka dapat disimpulkan bahwa serbuk putih kecoklatan tersebut adalah amilum. c. Hasil Uji Kadar Abu dan Susut Pengeringan Hasil uji kadar abu amilum buah pisang barangan adalah 0,32% berarti memenuhi syarat Farmakope Indonesia. Hasil uji yang dilakukan menunjukkan, susut pengeringan amilum buah pisang barangan adalah 9,19%, berarti memenuhi syarat Farmakope Indonesia. 2. Hasil Uji Granul dan Tablet a. Hasil Uji Distribusi Ukuran Partikel Adapun grafik distribusi partikel granul pada masing-masing formula dapat dilihat pada gambar 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan setelah dianalisis secara statistik seluruh granul memiliki distribusi yang normal, sehingga dimungkinkan granul mempunyai waktu alir yang baik sehingga keseragaman dapat tercapai. Bentuk partikel granul yang mendekati bulat merupakan bentuk fisik yang ideal, karena dengan bentuk tersebut kontak antara permukaan bahan serta kontak dengan dinding mesin paling kecil. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
8 %Jumlah Partikel Jangkauan Ukuran Partikel (µm) Gambar 1. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Granul, K 1 (Amprotab 50% dan laktosa 50%), K 2 (Amilum buah pisang barangan 50% dan laktosa 50%), K 3 (Amprotab 80% dan laktosa 20%), K 4 (Amilum buah pisang barangan 80% dan laktosa 20 %), K 5 (Amprotab 100%), K 6 (Amilum buah pisang barangan 100%). b. Hasil Uji Sifat Alir Granul Berdasarkan hasil yang diperoleh, sudut diam yang dibentuk oleh granul pada masing-masing formula sebagai berikut: Tabel 2. Nilai Sudut Diam Granul Tablet Sudut Diam ( 0 ± SD) K1 34,050 ± 1,219 K2 32,292 ± 2,086 K3 33,553 ± 2,423 K4 31,585 ± 1,397 K5 32,720 ± 0,636 K6 34,427 ± 1,175 Terlihat pada tabel diatas, sudut diam yang dibentuk oleh granul berada pada rentang 31, , Sudut diam tersebut menunjukkan bahwa masing-masing granul memenuhi persyaratan sifat alir karena sudut diam granul berada pada rentang standar yaitu Jika sudut diam antara maka sifat alirnya sedang (Saifullah,T.N., 2007). Hasil uji pengetapan granul yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Nilai Persen (%) Pengetapan Granul Tablet % Pengetapan Granul ± SD K1 K2 K3 K4 K5 K6 6,8 ± 1,79 7 ± 1,00 5,8 ± 0,45 8 ± 1,22 6,4 ± 1,14 8,6 ± 1,52 Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
9 Terlihat pada tabel diatas, nilai persen pengetapan granul berada pada rentang 5,8 % - 8,6 %. Persen pengetapan tersebut menunjukkan bahwa masing masing granul memenuhi persyaratan sifat alir karena granul yang nilai persen pengetapan < 20 % memiliki sifat alir yang baik (Saifullah,T.N., 2007). Nilai persen kompressibilitas granul berada pada rentang 5,8 % - 8,59 % sehingga tiap-tiap granul memenuhi persyaratan sifat alir karena persen kompressibilitas antara (5 12) % akan menghasilkan sifat alir yang sangat baik (Saifullah,T.N., 2007). c. Hasil Uji Susut Pengeringan Granul Kadar air tiap-tiap formula sebagai berikut: Tabel 4. Nilai Persen (%)Susut Pengeringan Granul Tablet % Susut Pengeringan Granul ± SD K1 K2 K3 K4 K5 K6 3,77 ± 0,55 4,15 ± 0,76 3,47 ±0,48 4,29 ± 0,75 4,08 ±0,73 4,43 ±0,83 Terlihat pada tabel diatas, nilai persen susut pengeringan granul berada pada rentang 3,47% - 4,43%. Persen susut pengeringan granul tersebut menunjukkan bahwa masingmasing granul memenuhi persyaratan kandungan lembab yang baik karena nilainya berada pada rentang 2 % - 5% (Saifullah,T.N., 2007). Berdasarkan hasil uji granul yang telah dilakukan, granul yang dihasilkan memenuhi syarat granul yang baik. Hasil Uji Tablet a. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Hasil uji keseragamaan menunjukkan bahwa keseluruhan formula memenuhi persyaratan yang ditentukan Farmakope Indonesia yaitu tidak boleh lebih dua yang nya menyimpang kolom A 7,5% dan tidak satupun nya menyimpang rata ratanya lebih besar kolom B (15%). b. Hasil Uji Kekerasan Tablet Menurut Parrot, kekerasan yang baik adalah 4,0-8,0 kg. Hasil evaluasi terhadap kekerasan masing-masing formula menunjukkan kekerasan yang tidak baik yaitu < 3,04 kg jika diukur dengan diameter sedangkan jika diukur dengan ketebalan hasilnya bervariasi terlihat pada (tabel 14). Tablet yang dihasilkan dengan bahan pengisi amilum amprotab maupun amilum pisang memiliki kekerasan yang tidak memenuhi standar. Di lain sisi granul yang dihasilkan memenuhi syarat granul yang baik. Hal ini dikarenakan pada saat pembuatan, mesin tidak dapat memberikan tekanan yang cukup tinggi sehingga dengan tekanan yang rendah, yang terbentuk tidak memenuhi standar kekerasan. Tekanan yang diberikan saat pembuatan memiliki peranan penting, semakin besar tekanan maka kekerasan akan meningkat. Hasil kekerasan yang menggunakan bahan pengisi Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
10 amprotab pada formula K1,K3,K5 lebih baik jika dibandingkan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan pada formula K2,K4,K6. Nilai kekerasan tersebut terlalu rendah, dengan kata lain kekerasan dengan bahan pengisi amilum buah pisang barangan buruk. Pada kondisi tekanan yang sama dengan bahan pengisi amprotab memiliki kekerasan yang lebih baik walaupun nilai kekerasannya tidak memenuhi syarat kekerasan namun nilai kekerasannya lebih besar yaitu 23,26 44,98 kg (jika diukur dengan ketebalan). Nilai kekerasannya berbeda cukup jauh dengan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan. c. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Adapun hasil uji kerapuhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Data Kerapuhan Tablet Tablet K1 K2 K3 K4 K5 K6 Kerapuhan sebaiknya tidak melebihi 0,8% (Voight, 1994). Dari data diketahui bahwa kerapuhan cukup rendah yaitu untuk keseluruhan % kerapuhannya > 1 %, berarti kerapuhan tersebut tidak memenuhi syarat. Penyebab utama rapuh pada penelitian ini karena pada saat penabletan tekanan yang diberikan mesin terlalu kecil sehingga yang dihasilkan tidak keras dan rapuh, walaupun granul yang digunakan memenuhi syarat granul yang baik. Tekanan yang digunakan saat penabletan harus cukup tinggi agar dapat dihasilkan yang memenuhi syarat. Hasil persen kerapuhan yang menggunakan bahan pengisi amprotab pada formula K1,K3,K5 Kerapuhan (%) ± SD 1,35±0,83 27,09±3,98 2,27±1,08 76,34±0,06 11,31±3,26 96,11±5,30 lebih baik jika dibandingkan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan pada formula K2,K4,K6.. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Waktu hancur sebaiknya tidak melebihi 15 menit (Saifullah,T.N., 2007). Dari data diketahui bahwa waktu hancur untuk keseluruhan formula < 3 menit (tabel 18), berarti waktu hancur tersebut memenuhi syarat.. Tablet yang menggunakan bahan pengisi amprotab memiliki waktu hancur yang lebih cepat jika dibandingkan dengan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
11 3. Hasil Penetapan Kadar CTM Panjang gelombang maksimum serbuk baku CTM yang diperoleh adalah 264 nm, sedangkan panjang gelombang maksimum yang tertera pada Farmakope Indonesia adalah 265 nm. Toleransi untuk panjang gelombang nm adalah 1 nm (Anonim, 1995). Adapun hasil data kurva kalibrasi baku CTM mempunya nilai r yang mendekati angka 1 yaitu senilai 0, Hasil ini menunjukkan bahwa adanya korelasi yang baik antara absorbansi dengan kadar. Nilai intersep yang diperoleh juga baik karena mendekati 0 yaitu 0, Hal ini berarti kurva kalibrasi tersebut memenuhi syarat untuk digunakan dalam menentukan kadar CTM. a. Hasil Uji Akurasi dan Presisi Nilai kadar perolehan kembali (recovery) menggambarkan akurasi atau ketelitian. Suatu metode dikatakan teliti jika nilai recovery antara % (Rohman & Gholib, 2007). Hasil uji menunjukkan untuk kadar kecil perolehan kembali sebesar 101,485% dengan SD 0,0482 untuk kadar besar perolehan kembalinya sebesar 104,960% dengan SD 0,0010 sehingga dapat disimpulkan bahwa metode analisis yang digunakan teliti. Berdasarkan nilai SD dan persen CV pada tabel 20 terlihat bahwa metode analisis yang digunakan tepat sebab harga % CV dan SD kurang 5 (Rohman & Gholib, 2007). Dengan hasil tersebut berarti penetapan kadar CTM dengan spektrofotometri ini sudah cukup baik. 4. Hasil Uji Keseragaman Kadar CTM Kadar CTM dalam yang diperoleh tiap-tiap formula sebagai berikut: Tabel 6. Data keseragaman Kadar Tablet Tablet Keseragaman Kadar Tablet (%) K1 99,15-106,26 K2 94,24 105,75 K3 94,83-102,92 K4 95,30-105,97 K5 95,71-106,54 K6 99,00-105,03 Terlihat pada tabel diatas, keseluruhan formula memenuhi syarat Farmakope Indonesia yaitu tidak ada yang menyimpang batas 93,0%-107,0% yang tertera pada etiket. Dengan demikian berarti kandungan CTM dalam sesuai dengan kandungan sediaan yang dikehendaki pada saat penabletan. 5. Hasil Analisis Uji T (T-Test). Berdasarkan hasil analisis dengan Uji T (T-Test) diperoleh hasil bahwa yang menggunakan bahan pengisi amilum amprotab memiliki rata- rata yang berbeda Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
12 dengan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan hampir diseluruh uji. Dengan demikian yang menggunakan amilum amprotab dan amilum pisang berbeda signifikan. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa amilum buah pisang barangan tidak lebih baik amprotab sebagai bahan pengisi dalam Klorofeniramin Maleat (CTM), yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan berbeda siginifikan dengan yang menggunakan amprotab sebagai bahan pengisi pada setiap uji. Amilum buah pisang barangan belum menunjukkan hasil yang baik sebagai bahan pengisi CTM dimana yang dihasilkan rapuh, namun granul yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan memenuhi syarat granul yang baik. yaitu bentuk partikel mendekati bulat (spheris), partikel granul terdistribusi normal, memiliki kompressibilitas dan sifat alir yang baik, kandungan lembab granul antara 3% -5 %. Dengan demikian amilum buah pisang barangan tetap memiliki potensi sebagai bahan pengisi, walaupun yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan belum menunjukkan hasil yang lebih baik yang menggunakan amprotab sebagai bahan pengisi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan analisa data secara statistik dapat disimpulkan bahwa: a. Amilum buah pisang barangan sebagai zat pengisi yang ditambahkan ke dalam Klorfeniramin Maleat (CTM) menghasilkan yang tidak lebih baik yang menggunakan bahan pengisi Amilum amprotab sehingga Amilum pisang barangan belum menunjukkan hasil yang baik sebagai bahan pengisi CTM b. Sifat fisik Klorfeniramin Maleat (CTM) yang dihasilkan dengan menggunakan amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi yaitu rapuh dan tidak memenuhi uji kekerasan. Tablet yang menggunakan amilum amprotab dan amilum pisang memiliki rata-rata yang berbeda signifikan pada seluruh uji DAFTAR PUSTAKA Ansel, H.C. (1989). Pengantar bentuk Sediaan Farmasi. diterjemahkan oleh F. Ibrahim. edisi IV. Jakarta: UI Press, hal Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Cetakan Ke-13). (edisi revisi ke-6). Jakarta: Trineka Cipta. Arsih, R.B. (2008). Pemanfaatan Pati Bonggol Pisang Kepok Sebagai Alternatif Bahan Pengisi dalam Pembuatan Tablet Parasetamol Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
13 dengan Metode Granulasi Basah. Skripsi. Universitas Jember. Jember, hal1. Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. (2009). Produksi Buah- Buahan Menurut Kabupaten dan Kota. Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. Pontianak. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. edisi III. Jakarta. hal 6-8, , 807. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. edisi IV. Jakarta, hal 4-6, , , , Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I. (1996). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Gunawan, D.& Sri Mulyani. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Gusmayadi,I. (2000). Amilum Granulat Biji Nangka (Artocarpus integra,linn) Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tablet. Tesis. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta, hal 27-31, Hastuti, M. (2008). Pengaruh Perbedaan Suhu Dalam Metode Pembuatan Amilum Singkong Pregelatinasi Terhadap Sifat Fisik Tablet Chlorpheniramin Maleat Secara Kempa Langsung. Skripsi. UMS. Surakarta. Lachman, L., H.A. Lieberman, & J.L. Kanig. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Penerjemah Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press, hal , , Luliana,S. (2004). Penentuan Kadar Optimum Amilum Umbi Talas (Colocasia esculenta L. Schott) Sebagai Bahan Penghancur Eksternal Dalam Tablet Klorfeniramin Maleat (CTM). Skripsi. UNTAG. Jakarta, hal Poejiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, hal Priyatno, D. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom, hal 32-37, Rohman & Gholib. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal , 469. Saifullah,T.N. (2007). Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, hal 90, 95, , Sapitri & Susanti. (2007). Penggunaan Pati Pisang Sebagai Bahan Penghancur Pada Tablet Antalgin. Laporan Penelitian. UST. Surakarta, hal 1-2. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
14 Standar Nasional Indonesia. (1999). Pisang Barangan Segar. Badan Stansasi Nasional. Jakarta. Siagian, H. (2009). Penggunaan Bahan Penjerap Etilen Pada Penyimpanan Pisang Barangan Dengan kemasan Atmosfer Termodifikasi Aktif. Skripsi. USU. Medan, hal Theodorus. (1996). Penuntun Praktis Peresepan Obat. Jakarta: EGC, hal 143. Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah Soendani Noerono. edisi V. Yogyakarta: UGM Press, hal Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober
15 Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober Edisi Kedokteran
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT (CTM) DENGAN METODE GRANULASI BASAH Oleh STEPANUS RAPAEL NIM : I21109006
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong
Lebih terperinci10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;
BAB HI CARA PENELITIAN A. Bahan Dan Alat Yang Digunakan 1. Bahan-bahan yang digunakan Metampiron (kualitas farmasi); Amilum manihot (kualitas fannasi); Amilum ganyong (dibuat dari umbi Canna edulis, Ker);
Lebih terperinciFORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI
FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI Dwi Elfira Kurniati*, Mirhansyah Ardana, Rolan Rusli Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS,
Lebih terperinciFORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Sugiyono 1), Siti Komariyatun 1), Devi Nisa Hidayati 1) 1) Program S1 Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Amilum Biji Nangka Pada penelitian ini didahulu dengan membuat pati dari biji nangka. Nangka dikupas dan dicuci dengan air yang mengalir kemudian direndam larutan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E
PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E Apriani, N.P 1, Arisanti, C.I.S 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciKentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati
Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih
Lebih terperinciOctalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT
THE EFFECT OF INCREASING PREGELATINIZED TEMPERATURE OF TARO STARCH (Colocasia esculenta (L.) Schott) AS DISINTEGRANT ON DISINTEGRATION TIME OF CHLORPHENIRAMIN MALEAS WET GRANULATION TABLET PENGARUH PENINGKATAN
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), pragelatinisasi pati singkong suksinat (Laboratorium Farmasetika, Departemen Farmasi FMIPA UI),
Lebih terperinciUji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah
Jurnal Farmasi Indonesia, November 2010, hal 62-66 ISSN: 1693-8615 Vol. 7 No. 2 Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PENGARUH KONDISI RUANGAN PENYIMPANAN OBAT TERHADAP. KUALITAS KAPLET ASAM MEFENAMAT di PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK KOTA
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PENGARUH KONDISI RUANGAN PENYIMPANAN OBAT TERHADAP KUALITAS KAPLET ASAM MEFENAMAT di PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK KOTA Oleh ADE RIA AYU FARDHIANI NIM : I21109043 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciZubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet
Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 17 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Lampiran. Perhitungan Karakteristik Pati Kentang Merah Berat kentang
Lebih terperinciUJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH
UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang Kentang Putih Kentang Kuning Kentang Merah 53 Lampiran 2. Gambar Mikroskopik Pati Kentang Pati Kentang Kuning dengan perbesaran 10x10 Keterangan; Lamela tampak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco chemical),
Lebih terperinciFORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR
As-Syifaa Vol 08 (02) : Hal. 64-74, Desember 2016 ISSN : 2085-4714 FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH
NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH Oleh EVI CICILIA NIM. I 211 09 033 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Selama ini, kemajuan teknologi dalam industri farmasi, terutama dibidang sediaan solida termasuk sediaan tablet telah mengalami banyak perkembangan dalam
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL
LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL Disusun oleh : Grup E Kelompok 1 Karunia Sari (1343050050) Waliroh Komarifah (1343050108) Arie Aulia Rahman (1343050131) FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tablet Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH
PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH Lindawati Damidjan, Iskandar Soedirman, Dwi Hartanti Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan melakukan percobaan disolusi tablet floating metformin HCl dan tablet
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG
LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG LAMPIRAN B HASIL RENDEMEN AMILUM KULIT PISANG AGUNG Jenis Hasil Uji Rep. Serbuk Amilum Perhitungan A A A Rendemen (%),,0, Hasil Rendemen Serbuk Amilum
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Pragel Pati Singkong Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar berwarna putih. Rendemen pati yang dihasilkan adalah sebesar 90,0%.
Lebih terperinciJurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :
Jurnal Para Pemikir Volume 6 mor 2 Juni 2017 p-issn : 2089-5313 UJI SIFAT FISIKTABLETHISAP KOMBINASI EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff)
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciFORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH Winda M. Rori 1), Paulina V. Y.Yamlean 1), Sri Sudewi 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008
OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN NATRIUM ALGINAT SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Oleh : YENNYFARIDHA K100040034
Lebih terperinciPENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80
PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80 Ratih Hapsari Gunawi, Dhadhang Wahyu Kurniawan*, Vitis Vini Fera Ratna Utami Universitas Jenderal Soedirman-Purwokerto *korespondensi:
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA
1 Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research 2016, 01, 1-9 PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA Ahmad Ainurofiq 1* dan Nailatul Azizah
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV Vis V-530 (Jasco, Jepang), fourrier transformation infra red 8400S (Shimadzu, Jepang), moisture analyzer
Lebih terperinciTHE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES
PENGARUH PENAMBAHAN ASPARTAM DAN SUKROSA SEBAGAI BAHAN PEMANIS DAN PATI BIJI DURIAN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL 95% DAUN SIRIH (Piper Betle L.) THE EFFECT OF ASPARTAME AND
Lebih terperinciLampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid Sebagai contoh diambil tablet Isoniazid dengan konsentrasi 11.5% (Formula 4). Dibuat formula untuk 100 tablet, dengan berat tablet 50 mg dan diameter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan salah satu bentuk sediaan oral berupa sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya
Lebih terperincikurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.
PEMBAHASAN TABLET Setelah dilakukan uji granul dan granul dinyatakan layak untuk dikempa, proses yang selanjutnya dilakukan adalah pencetakan tablet sublingual famotidin. Sebelum pencetakan, yang dilakukan
Lebih terperinciGambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco
Lampiran 1. Gambar Nata de Coco dan Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Gambar Nata de Coco basah Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Lampiran. Hasil Uji Mikroskopik Selulosa Mikrokristal
Lebih terperinciFORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK
FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA Puspita, P.A.P 1, Dewantara, I.G.N.A 1, Arisanti, C.I.S 1 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirih hijau (Piper betle, L) diperoleh dari PT. Borobudur Natural Herbal Industry,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono *, Dyah Perwitosari Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1 Pemeriksaan bahan baku Hasil pemeriksan bahan baku ibuprofen, Xanthan Gum,Na CMC, sesuai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi dalam industri farmasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam meningkatkan mutu suatu obat. Tablet adalah sediaan
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.
BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Percobaan Ibuprofen, HPMC 6 cps (Shin-Etsu), PVP K-30, laktosa, acdisol, amprotab, talk, magnesium stearat, kalium dihidrogen fosfat, natrium hidroksida, natrium dihidrogen fosfat,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL
PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.
LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran
Lebih terperinciFORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101
FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101 Supomo *, Dayang Bella R.W, Hayatus Sa`adah # Akademi Farmasi Samarinda e-mail: *fahmipomo@gmail.com,
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Buah Stroberi
Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Buah Stroberi 48 Lampiran 2. Gambar tumbuhan, buah, dan simplisua buah stroberi (Fragaria vesca L. ) ( A ) ( B ) 49 Lampiran 2 (lanjutan) ( C ) ( D ) Keterangan : A
Lebih terperinciPERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG
Mikhania: Perbandingan Sifat Fisik Tablet 7 PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG Mikhania C.E. *, Dewi rashati, Dadang Putra Mardigantara Akademi Farmasi
Lebih terperinciFORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.
FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi
Lebih terperinciFORMULASI TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT DENGAN BAHAN PENGIKAT GETAH KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L) MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH
FORMULASI TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT DENGAN BAHAN PENGIKAT GETAH KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L) MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH Lemborano Nugratama Hano 1), Paulina Yamlean 1), Hamidah
Lebih terperinciFORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM Akhmad Jazuli, Yulias Ninik Windriyati, Sugiyono Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati terdiri dari butiran-butiran kecil yang disebut granula (Jane, 1995). Winarno (2002), menyatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciDITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN
Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Mengapung Verapamil HCl Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih lima formula untuk dibandingkan kualitasnya, seperti
Lebih terperincimembentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemeriksaan Kualitatif Amilum Ganyong dan Metampiron Tabel III. Hasil pemeriksaan kualitatif amilum ganyong Uji Kualitatif 1. Organoleptik a. Bentuk b. Warna c. Bau d. Rasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Singkong Gambar 2.1 Tumbuhan singkong (Prastika, 2012) Singkong Manihot esculenta Crantz merupakan tanaman tipikal daerah tropis. Tanaman singkong tumbuh pada iklim yang panas
Lebih terperinciPengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)
Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus) The enhancement effect of citric acid on the dragon fruit juice effervescent granule
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda dalam ukuran,
Lebih terperinciFORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciFORMULASI TABLET ANTALGIN DENGAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TUGAS AKHIR
FORMULASI TABLET ANTALGIN DENGAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi farmasi berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan lebih banyak lagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kemajuan teknologi dalam industri farmasi sekarang ini, terutama di bidang sediaan solida termasuk sediaan tablet yang telah mengalami banyak perkembangan dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tablet CTM digunakan sebagai antihistaminikum. Antihistaminikum adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga berguna dalam menekan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)
Lebih terperinci2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur
PEMBUATAN GRANUL 1. Cara Basah Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.setelah itu diayak menjadi granul,dan
Lebih terperinciKARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET
KARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET Mirhansyah Ardana, Hariati, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6
PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6 Agus Siswanto, Iskandar Sudirman, Santi Patrinia Feranses Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciPembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering
Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering A. Tujuan 1..Mahasiswa mampu membuat sediaan tablet naproksen dengan metode granulasi basah sesuai dengan prosedur 2. Mahasiswa mampu melakukan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciA. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%
A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Asetosal 150 mg Starch 10% PVP 5% Laktosa q.s Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% Monografi a. Asetosal Warna Bau
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66
DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan... 66 a. Ekstraksi pati ganyong... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON
PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON Sugiyono 1), Irawan Sukma 1) 1) Fakultas Farmasi Universitas Wahid
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong 41 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati Singkong 42 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA
LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA SUDUT DIAM Pengujian Formula A Formula B Formula C Formula D Replikasi 1 31,06 30,81 31,06 32,57 Replikasi 2 31,22 32,23 31,65 32,02 Replikasi 3 30,92 32,42
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,
35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, menggunakan metode kering pada kondisi khusus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Diantara buah-buahan yang terdapat
Lebih terperinciOPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN
OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN RICHARD HARTONO LEHMAN 2443005022 FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA 2010 ABSTRAK
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah
25 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah buaya (PT. Kavera Biotech, Indonesia), asam sitrat (Cina), asam tartrat (Perancis) dan natrium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciFORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM M.Fatchur Rochman 1, Yulias Ninik Windriyati 1, Sugiyono 1 1 Fakultas Farmasi
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL
PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono 1), Pipit Murdiyani 1), Yulias Ninik W. 1) 1) Fakultas
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA
BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari
Lebih terperinci