UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM"

Transkripsi

1 UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM Siti Nani Nurbaeti, Sri Luliana, Desi Siska Anastasia Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak ABSTRAK Amilum buah pisang barangan diduga dapat digunakan sebagai bahan pengisi. Oleh karena itu pada penelitian ini akan menguji amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi CTM. Pada penelitian ini dibuat tiga formula menggunakan amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi yaitu formula K2, K4, K6 dan tiga formula pembanding menggunakan amprotab sebagai pengisi yaitu formula K1, K3, K5. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dimana formula K1 yang berisi amprotab dan laktosa (50:50) dibandingkan dengan K2 yang berisi amilum buah pisang barangan dan laktosa (50:50). Formula K3 yang berisi amprotab dan laktosa (80:20) dibandingkan dengan K4 yang berisi amilum buah pisang barangan dan laktosa (80:20). Formula K5 yang berisi amprotab 100% dibandingkan dengan K6 yang berisi amilum buah pisang barangan 100%. Metode pembuatan yang digunakan adalah metode granulasi basah. Tablet yang diperoleh diuji sifat fisisnya. Hasil yang diperoleh semua memenuhi persyaratan untuk uji keseragaman, waktu hancur, dan keseragaman kadar, namun tidak memenuhi persyaratan uji kekerasan dan kerapuhan. Hal ini dikarenakan pengaruh faktor tekanan pada saat pembuatan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa yang menggunakan amprotab dan amilum buah pisang barangan memiliki rata-rata yang berbeda signifikan pada seluruh uji sehingga amilum buah pisang barangan belum menunjukkan hasil yang baik sebagai bahan pengisi CTM, namun granul yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan baik sehingga amilum buah pisang barangan tetap berpotensi sebagai bahan pengisi. Kata Kunci : Amilum Buah Pisang Barangan, Bahan Pengisi, dan Tablet CTM ABSTRACT Starch from barangan banana was expected can be used as filling material. Therefore this research will testing starch from barangan banana that used as CTM filling material. For the research, there are three formulas that used starch from barangan banana K2, K4, K6 formulas and three comparative formulas that used amprotab K1, K3, K5. This research used experimental method. Where the K1 formula that filled with amprotab and lactose (50:50) compared to K2 formula that filled with starch from barangan banana and lactose (50:50). K3 formula that filled with amprotab and lactose (80:20) compared to K4 formula that filled with starch from barangan banana and lactose (80:20). K5 formula that filled with 100% amprotab compared to K6 Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

2 formula that filled with 100% starch from barangan banana. Wet granulation method was used to make the. Each s will have physical testing. The result are all of the s passed equality weight test, breaking time test, and uniformity dose. But not passed friability and hardness test. That was because when ing process, the pressure that machine give was too small. Based on the result, can be show that which use amprotab was significantly different with which use starch from barangan banana, and that means starch from barangan banana was not show a good result yet as CTM filling material, but granule that used starch from barangan banana was show a good result so starch from barangan banana can be used as filling material. Keywords : Starch from Barangan banana, Filling material, and CTM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tablet menjadi salah satu sediaan obat yang paling banyak diproduksi oleh Industri Farmasi. Sampai saat ini bahan tambahan masih banyak yang di impor luar negeri, salah satunya amilum (Rahayu, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan penelitian untuk menghasilkan bahan tambahan berkualitas yang berasal tanaman yang banyak terdapat di daerah Indonesia, dengan demikian produsen yang ada di Indonesia tidak kesulitan mendatangkan bahan baku luar Indonesia sebab di dalam negeri juga tersedia bahan tambahan yang berkualitas. Bahan pengisi sangat penting terutama untuk obat dengan zat aktif kecil. Contohnya klorfeniramin maleat (CTM) yang dosisnya hanya 4 mg sehingga tidak cukup membuat bulk atau sulit dikempa. Pada CTM kadar bahan pengisi jumlahnya lebih mendominasi. Oleh karena itu peranan bahan pengisi sangat penting untuk menghasilkan yang memenuhi syarat yang baik. Salah satu bahan pengisi yang banyak digunakan yaitu amilum. Amilum sering digunakan sebagai zat pengisi dalam pembuatan (Voight, 1994). Pada penelitian sebelumnya terlihat amilum bonggol pisang kepok dapat digunakan sebagai bahan pengisi (Arsih, 2008). Dengan demikian dapat diasumsikan amilum buah pisang jenis lain dapat digunakan sebagai bahan pengisi. Salah satu jenis pisang yang belum diteliti adalah Pisang Barangan (Musa acuminata AAA ). Pisang Barangan (Musa acuminata AAA ) adalah salah satu sumber amilum yang banyak terdapat di Indonesia. Dengan adanya pemanfaatan amilum buah pisang barangan dalam bidang pengobatan maka dapat menambah nilai komoditas pisang barangan. Berdasarkan hal hal yang telah dipaparkan maka penelitian pemanfaatan amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

3 Klorofeniramin maleat (CTM) sangat perlu dilakukan untuk mengetahui peranan amilum buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) sebagai bahan pengisi dalam menghasilkan Klorofeniramin maleat (CTM) yang baik sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia dan standar lainnya secara fisis. Tujuan Penelitian 1 Mengetahui apakah amilum buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) dapat berfungsi sebagai bahan pengisi Klorfeniramin Maleat (CTM) dan bagaimana sifat fisiknya. 2 Mengetahui apakah sifat fisik Klorfeniramin Maleat (CTM) yang dihasilkan dengan bahan pengisi amilum buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) berbeda signifikan dengan Klorfeniramin Maleat (CTM) yang dihasilkan dengan bahan pengisi amilum amprotab. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Bahan Bahan uji yang digunakan adalah Buah pisang barangan (Musa acuminata AAA ) serbuk CTM, Amprotab, Laktosa, Magnesium stearat, Talkum, larutan H 2 SO 4 2N, larutan HCl 0,12 N, larutan iodium 0,005 M, Aquadestilata. Cara Penelitian 1. Determinasi Tanaman Buah Pisang Barangan (Musa acuminata AAA ) yang digunakan dalam penelitian ini dideterminasi di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Bogor. 2. Isolasi Amilum buah pisang barangan Buah pisang barangan sebanyak 6 kg di kupas kulitnya dan dicuci sampai bersih lalu buah pisang mentah dipotong dalam bentuk kecil kemudian direndam dalam aquadest selama jam sampai lunak. Selanjutnya ditambah aquadest sebanyak 15 liter kemudian diblender sampai bentuk seperti bubur. Selanjutnya disaring dengan kain flannel lalu diperas sampai airnya habis. Ampasnya dicampur kembali dengan aquadest sebanyak 10 liter lalu diaduk kemudian diperas lagi sampai airnya habis. Cairan yang diperoleh diendapkan selama 24 jam. Setelah mengendap sempurna cairan diatasnya yang jernih dibuang dan diperoleh endapan amilum. Endapan disaring dengan corong Buchner agar airnya habis lalu diperoleh amilum basah. Amilum diambil lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 40 o C selama 24 jam. Kemudian amilum yang berupa gumpalan dihaluskan dengan mortir dan stamper kemudian diayak dengan pengayak nomor 70 sehingga diperoleh amilum bentuk serbuk (Safitri dan Susanti, 2007). 3. Uji Amilum Uji Kualitatif Serbuk amilum ditimbang sebanyak 1 gram lalu Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

4 disuspensikan dalam 50 ml air dan dipanaskan sampai jernih. Selanjutnya direaksikan dengan larutan iodium 0,005 M (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Uji Susut Pengeringan Amilum buah pisang barangan ditimbang lalu dimasukkan ke dalam botol timbang, kemudian ditimbang. Dimasukkan ke dalam oven, dibuka sumbat dan dibiarkan sumbat tersebut di dalam oven. Dipanaskan pada suhu 105 o C selama 30 menit, setelah itu didinginkan di dalam desikator sampai mencapai suhu kamar, ditimbang. Diulangi pemanasan selama 15 menit sampai tetap (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Uji Sisa Pemijaran Amilum buah pisang barangan ditimbang lalu dimasukkan ke dalam krus yang sebelumnya telah dipijar, didinginkan dan ditimbang. Selanjutnya dipanaskan perlahan lahan hingga amilum mengarang sempurna. Dibasahi dengan 1 ml H 2 SO 4 2N, dipanaskan hati hati pada suhu 800 o C dilanjutkan pemanasan sampai arang habis terbakar dan dibiarkan dingin, kemudian ditimbang dan dipijar kembali sampai diperoleh tetap (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). 4. Pembuatan Granul Adapun rancangan formula yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Formula Tablet Bahan K1 K2 K3 K4 K5 K6 CTM sebagai zat aktif 4 mg 4 mg 4 mg 4 mg 4 mg 4 mg Amprotab sebagai bahan penghancur 5 % 5 % 5 % 5 % 5 % 5 % Musilago Amprotab 10 % sebagai bahan pengikat Talkum dan Magnesium stearat (9: 1) sebagai bahan pelincir Amilum Amprotab sebagai bahan pengisi Amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi Laktosa sebagai bahan pengisi 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 9,15 mg 2 % 2 % 2 % 2 % 2% 2 % 50 % - 50 % - 50 % 50 % 80 % - 20 % - 80 % 20 % 100 % % - - Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

5 Keterangan : K1 = Amprotab 50% dan laktosa 50% K2 = Amilum buah pisang barangan 50% dan laktosa 50% K3 = Amprotab 80% dan laktosa 20% K4 = Amilum buah pisang barangan 80% dan laktosa 20 % K5 = Amprotab 100% K6 = Amilum buah pisang barangan 100% Bahan bahan seperti CTM, laktosa, amilum pisang, amilum amprotab, dan bahan penghancur, yaitu amprotab 5 % dicampur homogen kemudian ditambahkan musilago amprotab sedikit demi sedikit sambil diaduk dan diremas dengan tangan sampai terbentuk massa yang dapat menggumpal jika dikepal tetapi apabila dipatahkan tidak hancur berantakan yang dikenal sebagai banana breaking (seperti mematahkan buah pisang). Dilakukan pengayakan basah dengan menggunakan ayakan nomor 12 dan dikeringkan pada suhu 60 o C, setelah kering granul diayak kembali dengan nomor 14 kemudian ditambahkan bahan pelicin (talk dan magnesium stearat). 5. Uji Granul Distribusi Ukuran Granul secara Mikroskopi Pada uji mikroskopik dilakukan dengan mengamati jenis ukuran granul apakah termasuk monodispers dan polidispers kemudian sibuat grafik distribusi ukuran partikel dan ditentukan harga diameter-diameternya. Sudut Diam Sudut diam granul yang dievaluasi dihitung, kemudian ulangi percobaan. Uji Pengetapan Sejumlah granul dimasukkan dalam alat dan dihentakkan di mesin pengetap sebanyak 10 hentakkan, kemudian dicatat perubahan volume yang terjadi. Diulangi sebanyak hentakkan sampai volume tidak berubah lagi (Gusmayadi, 2000). Uji Susut Pengeringan Granul Granul masing-masing formula dlakukan uji susut pengeringan sama seperti yang dilakukan pada uji susut pengeringan pada amilum 6. Pembuatan Tablet Setelah diuji, granul tersebut kemudian dikempa menjadi dengan lebih kurang 200 mg. 7. Uji Sifat Fisik Tablet Uji Keseragaman Bobot Sejumlah 20 ditimbang dan dihitung rata ratanya. Jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dua yang nya menyimpang 7,5% dan tidak satupun nya menyimpang rata ratanya lebih besar 15% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Uji Kekerasan Tablet Satu diletakkan dengan posisi tegak lurus pada alat Hardness tester. Selanjutnya diputar penekan alat pelan pelan sampai pecah. Dibaca skala alat yang menunjukkan kekerasan dalam satuan kg (Voight, 1994). Uji Kerapuhan Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

6 Sebanyak 20 yang sudah dibebasdebukan ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam Friability tester, diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm atau 100 kali putaran. Tablet dibebasdebukan kembali fines yang menempel dan dihitung persen kehilangan nya (Voight, 1994). Uji Waktu Hancur Sejumlah 6 dimasukkan ke dalam masing-masing tabung pada alat Disintegration tester. Alat tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah diisi air bersuhu antara 36 o C 38 o C sebanyak kurang lebih 1000 ml atau sedalam kurang lebih 15 cm sehingga dapat dinaik turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat pada permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat di permukaan air. Tabung dinaik turunkan secara teratur 30 kali permenit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian yang tertinggal di atas kasa. Dicatat waktu hancur yang terakhir kali hancur dengan Stopwatch (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Uji Penetapan Kadar Dilakukan penentuan kadar CTM secara spektrofotometri yang terdiri beberapa tahap, yaitu: 1. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada panjang gelombang nm, 2. Penentuan kurva kalibrasi pada panjang gelombang maksimum, dengan 6 macam konsentrasi yang berbeda yaitu: 12,00 µg/ml; 16,00 µg/ml; 20,00 µg/ml; 24,00 µg/ml; 28,00 µg/ml; dan 32,00 µg/ml, kemudian diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV. 3. Uji ketelitian, ketepatan dan perolehan kembali, caranya ditimbang 102 mg serbuk baku CTM lalu ditambahkan laktosa 5,004 g (serbuk baku I). Dari serbuk baku I dibuat 3 macam kadar yang berbeda yaitu: 20,38 µg/ml, 30,36 µg/ml, 40,15 µg/ml, lalu diukur absorbansinya. Uji Keseragaman Kadar Dilakukan penetapan kadar 10 yang masing-masing sebanyak 100 mg, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan HCL 0,12 N sampai 100 ml. Selanjutnya diukur absorbansinya, lalu dihitung kadarnya dengan menggunakan persamaan regresi yang telah diperoleh kurva baku. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Amilum Buah Pisang Barangan Amilum buah pisang barangan yang telah diisolasi diperoleh sebesar 780 gram 6,5 kg buah pisang barangan yang masih hijau atau didapat rendemen sebesar 12 %. Secara teoritis amilum yang terkandung dalam pisang barangan yang masih hijau sebesar 7% 20 % (Siagian, 2009). Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

7 a. Hasil Uji Organoleptis dan Uji Mikroskopik Hasil uji organoleptis, amilum buah pisang barangan yang diperoleh berupa serbuk berwarna putih kecoklatan, tidak berbau, tidak berasa dan tidak larut dalam air dingin. Sedangkan hasil uji mikroskopik, bentuk amilum buah pisang barangan yang diperoleh bulat kecil agak lonjong. Pada uji mikroskopik amilum buah pisang barangan terlihat lamela yang ada pada butir amilum, bentuknya menyerupai cangkang kerang dan hilus berada ditepi. Bentuk amilum buah pisang barangan mirip dengan bentuk amilum umbi kentang. b. Hasil Uji Kualitatif Hasil uji kualitatif amilum buah pisang barangan menggunakan pereaksi iodium 0,005 M menghasilkan reaksi perubahan warna biru, selanjutnya warna tersebut hilang jika dipanaskan. Dari hasil reaksi maka dapat disimpulkan bahwa serbuk putih kecoklatan tersebut adalah amilum. c. Hasil Uji Kadar Abu dan Susut Pengeringan Hasil uji kadar abu amilum buah pisang barangan adalah 0,32% berarti memenuhi syarat Farmakope Indonesia. Hasil uji yang dilakukan menunjukkan, susut pengeringan amilum buah pisang barangan adalah 9,19%, berarti memenuhi syarat Farmakope Indonesia. 2. Hasil Uji Granul dan Tablet a. Hasil Uji Distribusi Ukuran Partikel Adapun grafik distribusi partikel granul pada masing-masing formula dapat dilihat pada gambar 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan setelah dianalisis secara statistik seluruh granul memiliki distribusi yang normal, sehingga dimungkinkan granul mempunyai waktu alir yang baik sehingga keseragaman dapat tercapai. Bentuk partikel granul yang mendekati bulat merupakan bentuk fisik yang ideal, karena dengan bentuk tersebut kontak antara permukaan bahan serta kontak dengan dinding mesin paling kecil. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

8 %Jumlah Partikel Jangkauan Ukuran Partikel (µm) Gambar 1. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Granul, K 1 (Amprotab 50% dan laktosa 50%), K 2 (Amilum buah pisang barangan 50% dan laktosa 50%), K 3 (Amprotab 80% dan laktosa 20%), K 4 (Amilum buah pisang barangan 80% dan laktosa 20 %), K 5 (Amprotab 100%), K 6 (Amilum buah pisang barangan 100%). b. Hasil Uji Sifat Alir Granul Berdasarkan hasil yang diperoleh, sudut diam yang dibentuk oleh granul pada masing-masing formula sebagai berikut: Tabel 2. Nilai Sudut Diam Granul Tablet Sudut Diam ( 0 ± SD) K1 34,050 ± 1,219 K2 32,292 ± 2,086 K3 33,553 ± 2,423 K4 31,585 ± 1,397 K5 32,720 ± 0,636 K6 34,427 ± 1,175 Terlihat pada tabel diatas, sudut diam yang dibentuk oleh granul berada pada rentang 31, , Sudut diam tersebut menunjukkan bahwa masing-masing granul memenuhi persyaratan sifat alir karena sudut diam granul berada pada rentang standar yaitu Jika sudut diam antara maka sifat alirnya sedang (Saifullah,T.N., 2007). Hasil uji pengetapan granul yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Nilai Persen (%) Pengetapan Granul Tablet % Pengetapan Granul ± SD K1 K2 K3 K4 K5 K6 6,8 ± 1,79 7 ± 1,00 5,8 ± 0,45 8 ± 1,22 6,4 ± 1,14 8,6 ± 1,52 Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

9 Terlihat pada tabel diatas, nilai persen pengetapan granul berada pada rentang 5,8 % - 8,6 %. Persen pengetapan tersebut menunjukkan bahwa masing masing granul memenuhi persyaratan sifat alir karena granul yang nilai persen pengetapan < 20 % memiliki sifat alir yang baik (Saifullah,T.N., 2007). Nilai persen kompressibilitas granul berada pada rentang 5,8 % - 8,59 % sehingga tiap-tiap granul memenuhi persyaratan sifat alir karena persen kompressibilitas antara (5 12) % akan menghasilkan sifat alir yang sangat baik (Saifullah,T.N., 2007). c. Hasil Uji Susut Pengeringan Granul Kadar air tiap-tiap formula sebagai berikut: Tabel 4. Nilai Persen (%)Susut Pengeringan Granul Tablet % Susut Pengeringan Granul ± SD K1 K2 K3 K4 K5 K6 3,77 ± 0,55 4,15 ± 0,76 3,47 ±0,48 4,29 ± 0,75 4,08 ±0,73 4,43 ±0,83 Terlihat pada tabel diatas, nilai persen susut pengeringan granul berada pada rentang 3,47% - 4,43%. Persen susut pengeringan granul tersebut menunjukkan bahwa masingmasing granul memenuhi persyaratan kandungan lembab yang baik karena nilainya berada pada rentang 2 % - 5% (Saifullah,T.N., 2007). Berdasarkan hasil uji granul yang telah dilakukan, granul yang dihasilkan memenuhi syarat granul yang baik. Hasil Uji Tablet a. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Hasil uji keseragamaan menunjukkan bahwa keseluruhan formula memenuhi persyaratan yang ditentukan Farmakope Indonesia yaitu tidak boleh lebih dua yang nya menyimpang kolom A 7,5% dan tidak satupun nya menyimpang rata ratanya lebih besar kolom B (15%). b. Hasil Uji Kekerasan Tablet Menurut Parrot, kekerasan yang baik adalah 4,0-8,0 kg. Hasil evaluasi terhadap kekerasan masing-masing formula menunjukkan kekerasan yang tidak baik yaitu < 3,04 kg jika diukur dengan diameter sedangkan jika diukur dengan ketebalan hasilnya bervariasi terlihat pada (tabel 14). Tablet yang dihasilkan dengan bahan pengisi amilum amprotab maupun amilum pisang memiliki kekerasan yang tidak memenuhi standar. Di lain sisi granul yang dihasilkan memenuhi syarat granul yang baik. Hal ini dikarenakan pada saat pembuatan, mesin tidak dapat memberikan tekanan yang cukup tinggi sehingga dengan tekanan yang rendah, yang terbentuk tidak memenuhi standar kekerasan. Tekanan yang diberikan saat pembuatan memiliki peranan penting, semakin besar tekanan maka kekerasan akan meningkat. Hasil kekerasan yang menggunakan bahan pengisi Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

10 amprotab pada formula K1,K3,K5 lebih baik jika dibandingkan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan pada formula K2,K4,K6. Nilai kekerasan tersebut terlalu rendah, dengan kata lain kekerasan dengan bahan pengisi amilum buah pisang barangan buruk. Pada kondisi tekanan yang sama dengan bahan pengisi amprotab memiliki kekerasan yang lebih baik walaupun nilai kekerasannya tidak memenuhi syarat kekerasan namun nilai kekerasannya lebih besar yaitu 23,26 44,98 kg (jika diukur dengan ketebalan). Nilai kekerasannya berbeda cukup jauh dengan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan. c. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Adapun hasil uji kerapuhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Data Kerapuhan Tablet Tablet K1 K2 K3 K4 K5 K6 Kerapuhan sebaiknya tidak melebihi 0,8% (Voight, 1994). Dari data diketahui bahwa kerapuhan cukup rendah yaitu untuk keseluruhan % kerapuhannya > 1 %, berarti kerapuhan tersebut tidak memenuhi syarat. Penyebab utama rapuh pada penelitian ini karena pada saat penabletan tekanan yang diberikan mesin terlalu kecil sehingga yang dihasilkan tidak keras dan rapuh, walaupun granul yang digunakan memenuhi syarat granul yang baik. Tekanan yang digunakan saat penabletan harus cukup tinggi agar dapat dihasilkan yang memenuhi syarat. Hasil persen kerapuhan yang menggunakan bahan pengisi amprotab pada formula K1,K3,K5 Kerapuhan (%) ± SD 1,35±0,83 27,09±3,98 2,27±1,08 76,34±0,06 11,31±3,26 96,11±5,30 lebih baik jika dibandingkan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan pada formula K2,K4,K6.. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Waktu hancur sebaiknya tidak melebihi 15 menit (Saifullah,T.N., 2007). Dari data diketahui bahwa waktu hancur untuk keseluruhan formula < 3 menit (tabel 18), berarti waktu hancur tersebut memenuhi syarat.. Tablet yang menggunakan bahan pengisi amprotab memiliki waktu hancur yang lebih cepat jika dibandingkan dengan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

11 3. Hasil Penetapan Kadar CTM Panjang gelombang maksimum serbuk baku CTM yang diperoleh adalah 264 nm, sedangkan panjang gelombang maksimum yang tertera pada Farmakope Indonesia adalah 265 nm. Toleransi untuk panjang gelombang nm adalah 1 nm (Anonim, 1995). Adapun hasil data kurva kalibrasi baku CTM mempunya nilai r yang mendekati angka 1 yaitu senilai 0, Hasil ini menunjukkan bahwa adanya korelasi yang baik antara absorbansi dengan kadar. Nilai intersep yang diperoleh juga baik karena mendekati 0 yaitu 0, Hal ini berarti kurva kalibrasi tersebut memenuhi syarat untuk digunakan dalam menentukan kadar CTM. a. Hasil Uji Akurasi dan Presisi Nilai kadar perolehan kembali (recovery) menggambarkan akurasi atau ketelitian. Suatu metode dikatakan teliti jika nilai recovery antara % (Rohman & Gholib, 2007). Hasil uji menunjukkan untuk kadar kecil perolehan kembali sebesar 101,485% dengan SD 0,0482 untuk kadar besar perolehan kembalinya sebesar 104,960% dengan SD 0,0010 sehingga dapat disimpulkan bahwa metode analisis yang digunakan teliti. Berdasarkan nilai SD dan persen CV pada tabel 20 terlihat bahwa metode analisis yang digunakan tepat sebab harga % CV dan SD kurang 5 (Rohman & Gholib, 2007). Dengan hasil tersebut berarti penetapan kadar CTM dengan spektrofotometri ini sudah cukup baik. 4. Hasil Uji Keseragaman Kadar CTM Kadar CTM dalam yang diperoleh tiap-tiap formula sebagai berikut: Tabel 6. Data keseragaman Kadar Tablet Tablet Keseragaman Kadar Tablet (%) K1 99,15-106,26 K2 94,24 105,75 K3 94,83-102,92 K4 95,30-105,97 K5 95,71-106,54 K6 99,00-105,03 Terlihat pada tabel diatas, keseluruhan formula memenuhi syarat Farmakope Indonesia yaitu tidak ada yang menyimpang batas 93,0%-107,0% yang tertera pada etiket. Dengan demikian berarti kandungan CTM dalam sesuai dengan kandungan sediaan yang dikehendaki pada saat penabletan. 5. Hasil Analisis Uji T (T-Test). Berdasarkan hasil analisis dengan Uji T (T-Test) diperoleh hasil bahwa yang menggunakan bahan pengisi amilum amprotab memiliki rata- rata yang berbeda Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

12 dengan yang menggunakan bahan pengisi amilum buah pisang barangan hampir diseluruh uji. Dengan demikian yang menggunakan amilum amprotab dan amilum pisang berbeda signifikan. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa amilum buah pisang barangan tidak lebih baik amprotab sebagai bahan pengisi dalam Klorofeniramin Maleat (CTM), yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan berbeda siginifikan dengan yang menggunakan amprotab sebagai bahan pengisi pada setiap uji. Amilum buah pisang barangan belum menunjukkan hasil yang baik sebagai bahan pengisi CTM dimana yang dihasilkan rapuh, namun granul yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan memenuhi syarat granul yang baik. yaitu bentuk partikel mendekati bulat (spheris), partikel granul terdistribusi normal, memiliki kompressibilitas dan sifat alir yang baik, kandungan lembab granul antara 3% -5 %. Dengan demikian amilum buah pisang barangan tetap memiliki potensi sebagai bahan pengisi, walaupun yang dihasilkan menggunakan amilum buah pisang barangan belum menunjukkan hasil yang lebih baik yang menggunakan amprotab sebagai bahan pengisi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan analisa data secara statistik dapat disimpulkan bahwa: a. Amilum buah pisang barangan sebagai zat pengisi yang ditambahkan ke dalam Klorfeniramin Maleat (CTM) menghasilkan yang tidak lebih baik yang menggunakan bahan pengisi Amilum amprotab sehingga Amilum pisang barangan belum menunjukkan hasil yang baik sebagai bahan pengisi CTM b. Sifat fisik Klorfeniramin Maleat (CTM) yang dihasilkan dengan menggunakan amilum buah pisang barangan sebagai bahan pengisi yaitu rapuh dan tidak memenuhi uji kekerasan. Tablet yang menggunakan amilum amprotab dan amilum pisang memiliki rata-rata yang berbeda signifikan pada seluruh uji DAFTAR PUSTAKA Ansel, H.C. (1989). Pengantar bentuk Sediaan Farmasi. diterjemahkan oleh F. Ibrahim. edisi IV. Jakarta: UI Press, hal Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Cetakan Ke-13). (edisi revisi ke-6). Jakarta: Trineka Cipta. Arsih, R.B. (2008). Pemanfaatan Pati Bonggol Pisang Kepok Sebagai Alternatif Bahan Pengisi dalam Pembuatan Tablet Parasetamol Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

13 dengan Metode Granulasi Basah. Skripsi. Universitas Jember. Jember, hal1. Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. (2009). Produksi Buah- Buahan Menurut Kabupaten dan Kota. Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. Pontianak. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. edisi III. Jakarta. hal 6-8, , 807. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. edisi IV. Jakarta, hal 4-6, , , , Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I. (1996). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Gunawan, D.& Sri Mulyani. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Gusmayadi,I. (2000). Amilum Granulat Biji Nangka (Artocarpus integra,linn) Sebagai Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tablet. Tesis. Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta, hal 27-31, Hastuti, M. (2008). Pengaruh Perbedaan Suhu Dalam Metode Pembuatan Amilum Singkong Pregelatinasi Terhadap Sifat Fisik Tablet Chlorpheniramin Maleat Secara Kempa Langsung. Skripsi. UMS. Surakarta. Lachman, L., H.A. Lieberman, & J.L. Kanig. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Penerjemah Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press, hal , , Luliana,S. (2004). Penentuan Kadar Optimum Amilum Umbi Talas (Colocasia esculenta L. Schott) Sebagai Bahan Penghancur Eksternal Dalam Tablet Klorfeniramin Maleat (CTM). Skripsi. UNTAG. Jakarta, hal Poejiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press, hal Priyatno, D. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom, hal 32-37, Rohman & Gholib. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal , 469. Saifullah,T.N. (2007). Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, hal 90, 95, , Sapitri & Susanti. (2007). Penggunaan Pati Pisang Sebagai Bahan Penghancur Pada Tablet Antalgin. Laporan Penelitian. UST. Surakarta, hal 1-2. Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

14 Standar Nasional Indonesia. (1999). Pisang Barangan Segar. Badan Stansasi Nasional. Jakarta. Siagian, H. (2009). Penggunaan Bahan Penjerap Etilen Pada Penyimpanan Pisang Barangan Dengan kemasan Atmosfer Termodifikasi Aktif. Skripsi. USU. Medan, hal Theodorus. (1996). Penuntun Praktis Peresepan Obat. Jakarta: EGC, hal 143. Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah Soendani Noerono. edisi V. Yogyakarta: UGM Press, hal Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober

15 Jurnal Penelitian Universitas Tanjungpura Volume XXVI Oktober Edisi Kedokteran

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI UJI AMILUM BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT (CTM) DENGAN METODE GRANULASI BASAH Oleh STEPANUS RAPAEL NIM : I21109006

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong

Lebih terperinci

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch; BAB HI CARA PENELITIAN A. Bahan Dan Alat Yang Digunakan 1. Bahan-bahan yang digunakan Metampiron (kualitas farmasi); Amilum manihot (kualitas fannasi); Amilum ganyong (dibuat dari umbi Canna edulis, Ker);

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI Dwi Elfira Kurniati*, Mirhansyah Ardana, Rolan Rusli Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS,

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Sugiyono 1), Siti Komariyatun 1), Devi Nisa Hidayati 1) 1) Program S1 Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic. 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Amilum Biji Nangka Pada penelitian ini didahulu dengan membuat pati dari biji nangka. Nangka dikupas dan dicuci dengan air yang mengalir kemudian direndam larutan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E Apriani, N.P 1, Arisanti, C.I.S 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih

Lebih terperinci

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT THE EFFECT OF INCREASING PREGELATINIZED TEMPERATURE OF TARO STARCH (Colocasia esculenta (L.) Schott) AS DISINTEGRANT ON DISINTEGRATION TIME OF CHLORPHENIRAMIN MALEAS WET GRANULATION TABLET PENGARUH PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), pragelatinisasi pati singkong suksinat (Laboratorium Farmasetika, Departemen Farmasi FMIPA UI),

Lebih terperinci

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah Jurnal Farmasi Indonesia, November 2010, hal 62-66 ISSN: 1693-8615 Vol. 7 No. 2 Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PENGARUH KONDISI RUANGAN PENYIMPANAN OBAT TERHADAP. KUALITAS KAPLET ASAM MEFENAMAT di PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK KOTA

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PENGARUH KONDISI RUANGAN PENYIMPANAN OBAT TERHADAP. KUALITAS KAPLET ASAM MEFENAMAT di PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK KOTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PENGARUH KONDISI RUANGAN PENYIMPANAN OBAT TERHADAP KUALITAS KAPLET ASAM MEFENAMAT di PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK KOTA Oleh ADE RIA AYU FARDHIANI NIM : I21109043 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 17 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Lampiran. Perhitungan Karakteristik Pati Kentang Merah Berat kentang

Lebih terperinci

UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH

UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH UJI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PADA TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang Kentang Putih Kentang Kuning Kentang Merah 53 Lampiran 2. Gambar Mikroskopik Pati Kentang Pati Kentang Kuning dengan perbesaran 10x10 Keterangan; Lamela tampak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco chemical),

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR As-Syifaa Vol 08 (02) : Hal. 64-74, Desember 2016 ISSN : 2085-4714 FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH Oleh EVI CICILIA NIM. I 211 09 033 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Selama ini, kemajuan teknologi dalam industri farmasi, terutama dibidang sediaan solida termasuk sediaan tablet telah mengalami banyak perkembangan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL Disusun oleh : Grup E Kelompok 1 Karunia Sari (1343050050) Waliroh Komarifah (1343050108) Arie Aulia Rahman (1343050131) FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tablet Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH Lindawati Damidjan, Iskandar Soedirman, Dwi Hartanti Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan melakukan percobaan disolusi tablet floating metformin HCl dan tablet

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG

LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG LAMPIRAN A HASIL DETERMINASI TANAMAN PISANG AGUNG LAMPIRAN B HASIL RENDEMEN AMILUM KULIT PISANG AGUNG Jenis Hasil Uji Rep. Serbuk Amilum Perhitungan A A A Rendemen (%),,0, Hasil Rendemen Serbuk Amilum

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Pragel Pati Singkong Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar berwarna putih. Rendemen pati yang dihasilkan adalah sebesar 90,0%.

Lebih terperinci

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn : Jurnal Para Pemikir Volume 6 mor 2 Juni 2017 p-issn : 2089-5313 UJI SIFAT FISIKTABLETHISAP KOMBINASI EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DAN BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff)

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH Winda M. Rori 1), Paulina V. Y.Yamlean 1), Sri Sudewi 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008 OPTIMASI FORMULASI SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN NATRIUM ALGINAT SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Oleh : YENNYFARIDHA K100040034

Lebih terperinci

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80 PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80 Ratih Hapsari Gunawi, Dhadhang Wahyu Kurniawan*, Vitis Vini Fera Ratna Utami Universitas Jenderal Soedirman-Purwokerto *korespondensi:

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA 1 Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research 2016, 01, 1-9 PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA Ahmad Ainurofiq 1* dan Nailatul Azizah

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV Vis V-530 (Jasco, Jepang), fourrier transformation infra red 8400S (Shimadzu, Jepang), moisture analyzer

Lebih terperinci

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES PENGARUH PENAMBAHAN ASPARTAM DAN SUKROSA SEBAGAI BAHAN PEMANIS DAN PATI BIJI DURIAN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL 95% DAUN SIRIH (Piper Betle L.) THE EFFECT OF ASPARTAME AND

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid Sebagai contoh diambil tablet Isoniazid dengan konsentrasi 11.5% (Formula 4). Dibuat formula untuk 100 tablet, dengan berat tablet 50 mg dan diameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan salah satu bentuk sediaan oral berupa sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya

Lebih terperinci

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg. PEMBAHASAN TABLET Setelah dilakukan uji granul dan granul dinyatakan layak untuk dikempa, proses yang selanjutnya dilakukan adalah pencetakan tablet sublingual famotidin. Sebelum pencetakan, yang dilakukan

Lebih terperinci

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Lampiran 1. Gambar Nata de Coco dan Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Gambar Nata de Coco basah Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco Lampiran. Hasil Uji Mikroskopik Selulosa Mikrokristal

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA Puspita, P.A.P 1, Dewantara, I.G.N.A 1, Arisanti, C.I.S 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirih hijau (Piper betle, L) diperoleh dari PT. Borobudur Natural Herbal Industry,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono *, Dyah Perwitosari Fakultas Farmasi Universitas Wahid

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1 Pemeriksaan bahan baku Hasil pemeriksan bahan baku ibuprofen, Xanthan Gum,Na CMC, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi dalam industri farmasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam meningkatkan mutu suatu obat. Tablet adalah sediaan

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Percobaan Ibuprofen, HPMC 6 cps (Shin-Etsu), PVP K-30, laktosa, acdisol, amprotab, talk, magnesium stearat, kalium dihidrogen fosfat, natrium hidroksida, natrium dihidrogen fosfat,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L. LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran

Lebih terperinci

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101 FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101 Supomo *, Dayang Bella R.W, Hayatus Sa`adah # Akademi Farmasi Samarinda e-mail: *fahmipomo@gmail.com,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Buah Stroberi

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Buah Stroberi Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Buah Stroberi 48 Lampiran 2. Gambar tumbuhan, buah, dan simplisua buah stroberi (Fragaria vesca L. ) ( A ) ( B ) 49 Lampiran 2 (lanjutan) ( C ) ( D ) Keterangan : A

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG Mikhania: Perbandingan Sifat Fisik Tablet 7 PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG Mikhania C.E. *, Dewi rashati, Dadang Putra Mardigantara Akademi Farmasi

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2. FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT DENGAN BAHAN PENGIKAT GETAH KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L) MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT DENGAN BAHAN PENGIKAT GETAH KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L) MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH FORMULASI TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT DENGAN BAHAN PENGIKAT GETAH KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L) MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH Lemborano Nugratama Hano 1), Paulina Yamlean 1), Hamidah

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM Akhmad Jazuli, Yulias Ninik Windriyati, Sugiyono Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati terdiri dari butiran-butiran kecil yang disebut granula (Jane, 1995). Winarno (2002), menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Mengapung Verapamil HCl Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih lima formula untuk dibandingkan kualitasnya, seperti

Lebih terperinci

membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung

membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemeriksaan Kualitatif Amilum Ganyong dan Metampiron Tabel III. Hasil pemeriksaan kualitatif amilum ganyong Uji Kualitatif 1. Organoleptik a. Bentuk b. Warna c. Bau d. Rasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Singkong Gambar 2.1 Tumbuhan singkong (Prastika, 2012) Singkong Manihot esculenta Crantz merupakan tanaman tipikal daerah tropis. Tanaman singkong tumbuh pada iklim yang panas

Lebih terperinci

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus) Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus) The enhancement effect of citric acid on the dragon fruit juice effervescent granule

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda dalam ukuran,

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET ANTALGIN DENGAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TUGAS AKHIR

FORMULASI TABLET ANTALGIN DENGAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TUGAS AKHIR FORMULASI TABLET ANTALGIN DENGAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi farmasi berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan lebih banyak lagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kemajuan teknologi dalam industri farmasi sekarang ini, terutama di bidang sediaan solida termasuk sediaan tablet yang telah mengalami banyak perkembangan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tablet CTM digunakan sebagai antihistaminikum. Antihistaminikum adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga berguna dalam menekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur PEMBUATAN GRANUL 1. Cara Basah Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.setelah itu diayak menjadi granul,dan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET

KARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET KARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET Mirhansyah Ardana, Hariati, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6 PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6 Agus Siswanto, Iskandar Sudirman, Santi Patrinia Feranses Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering A. Tujuan 1..Mahasiswa mampu membuat sediaan tablet naproksen dengan metode granulasi basah sesuai dengan prosedur 2. Mahasiswa mampu melakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Asetosal 150 mg Starch 10% PVP 5% Laktosa q.s Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% Monografi a. Asetosal Warna Bau

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan... 66 a. Ekstraksi pati ganyong... 66 b. Penentuan kisaran konsentrasi sorbitol untuk membuat edible film 68 c. Penentuan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON Sugiyono 1), Irawan Sukma 1) 1) Fakultas Farmasi Universitas Wahid

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong 41 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati Singkong 42 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA

LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA LAMPIRAN A HASIL UJI MUTU FISIK GRANUL PEMBAWA SUDUT DIAM Pengujian Formula A Formula B Formula C Formula D Replikasi 1 31,06 30,81 31,06 32,57 Replikasi 2 31,22 32,23 31,65 32,02 Replikasi 3 30,92 32,42

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, menggunakan metode kering pada kondisi khusus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Diantara buah-buahan yang terdapat

Lebih terperinci

OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN RICHARD HARTONO LEHMAN 2443005022 FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA 2010 ABSTRAK

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah 25 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah buaya (PT. Kavera Biotech, Indonesia), asam sitrat (Cina), asam tartrat (Perancis) dan natrium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM M.Fatchur Rochman 1, Yulias Ninik Windriyati 1, Sugiyono 1 1 Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM GARUT (Maranta arundinaceae Linn) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL Sugiyono 1), Pipit Murdiyani 1), Yulias Ninik W. 1) 1) Fakultas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci